• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ekologi administrasi publik. Modul Series FIA UNIRA Oleh : RINA NUR AZIZAH, S.AP, M.AP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ekologi administrasi publik. Modul Series FIA UNIRA Oleh : RINA NUR AZIZAH, S.AP, M.AP"

Copied!
285
0
0

Teks penuh

(1)

Ekologi administrasi publik

Modul Series FIA UNIRA

Oleh :

RINA NUR AZIZAH, S.AP, M.AP

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

UNIVERSITAS MADURA

PAMEKASAN

2016

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah Rahmad dan HidayahNya, bahan kuliah Organisasi dan Manajemen ini bisa tersaji sesuai rencana.

Secara sederhana kata ekologi pertama kali di perkenalkan oleh Ernest Hackel, seorang biologis Jerman pada tahun 1869. Kata Ekologi terdiri dari kata Oikos dan Logos, Oikos = Rumah atau tempat tinggal, sedangkan Logos = telaah atau studi. Jadi Ekologi adalah ilmu tentang rumah atau tempat tinggal mahluk, biasanya ekologi didefinisikan sebagai berikut : “Ilmu yang mempelajari

hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan lingkungan”.

Modul Ekologi Administrasi Negara ini mengungkapkan pengaruh timbal balik antara administrasi negara dengan lingkungannnya, sehingga dapat dipahami latar belakang suatu sistem administrasi negara baik aspek struktur maupun aspek kulturnya atau perilakunya. Manusia sebagai mahkluk hidup merupakan salah satu komponen yang terpenting dalam proses saling pengaruh mempengaruhi antar manusia dan antara manusia dengan lingkungan.

Dengan demikian masalah-masalah administratif yang timbul dapat dipecahkan dengan sebaik-baiknya dan sebaliknya pembangunan suatu sistem administrasi negara yang mampu mengadministrasikan lingkungannya dapat dilaksanakan dengan setepat-tepatnya. Lain dari pada itu, laporan ini sekaligus menjawab pertanyaan yang seringkali timbul dalam setiap studi, yaitu : apakan yang dimaksud dengan administrasi negara, dan seberapa luas ruang lingkupnya serta dapat mengetahui pengaruh ekologi administrasi public terhadap lingkungan sekitarnya.

Sumbangan saran penyempurnaan tulisan ini sangat diharapkan oleh penulisnya untuk memperkaya khasanah Organisasi dan Manajemenini.

Pamekasan, 05 September 2016

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...i

DAFTAR ISI... ... ii

BAB I DEFINISI EKOLOGI ADMINISTRASI NEGARA ... 1

A. Definisi Ekologi ……... 1

B. Definisi Administrasi Publik……... ... 2

C. Definisi Ekologi Administrasi Negara ………... 2

BAB II ANEKA WAJAH ADMINISTASI NEGARA ... 3

A. Definisi Administrasi Negara ………...………… 3

B. Beberapa cara pendekatan ……… 4

C. Administrasi Daerah ………. 8

D. Sistem Administrasi Negara ... 8

BAB III PERTUMBUHAN EKOLOGI ADMINISTRASI NEGARA... 10

BAB IV KONTEKS ORGANISASI ADMINISTRASI PUBLIK ... 14

A. Faktor-faktor ekologis bersifat ilmiah, yang terdiri dari ………. 14

B. Faktor Ekologis berdasarkan Aspek kemasyarakatan (IPOLEKSOSBUDMIL)………. 15

BAB V PENGARUH LINGKUNGAN ALAM …………... 19

A. Pengaruh SDA ………... 19

B. Pengaruh SDM ………... 20

C. Pengaruh Geografis………. 22

BAB VI PENGARUH SOSIO KEMASYARAKATAN ……… 25

(4)

B. Sosial Politik ……… 29

C. Sosial Ekonomi ……… 31

BAB VII PENGARUH SOSIO KEAGAMAAN………... 35

A. Pengertian Agama ……… 35 B. Pengaruh Islam ……… 35 C. Pengaruh Kristen ………. 36 D. Pengaruh Yahudi ………. 38 E. Pengaruh Budha ………... 39 F. Pengaruh Hindu ………... 40

BAB VIII PENGARUH SOSIAL BUDAYA ……… 42

A. Pengaruh Budaya Daerah ……… 42

B. Pengertian Budaya ………... 43

C. Pengaruh Budaya Asing ……… 121

BAB IX EKOLOGI ADMINISTRASI NEGARA AMERIKA SERIKAT 139 A. Kondisi Geografis Amerika Serikat ……….. 139

B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekologi Administrasi Negara Amerika Serikat ……….142

BAB X EKOLOGI ADMINISTRASI NEGARA THAILAND…………. 154

A. Sistem Administrasi Negara Thailand ………... 154

B. Faktor – Faktor Ekologis yang Mempengaruhi Administrasi Negara Thailand ... 155

C. Sistem Administrasi Negara Indonesia ………...………...158

D. Kekurangan dan Kelebihan Sistem Administrasi Negara Thailand dan Indonesia ……….158

E. Pengaruh Faktor-Faktor Ekologis Terhadap Administrasi Publik.… 159 F. Modernisasi Administrasi Publik di Thailand ……….. 162

(5)

BAB XI SISTEM PEMERINTAHAN ... 169

A. Pengertian Sistem Pemerintahan ………... 169

B. Sistem Pemerintahan Indonesia ………. 172

C. Pelaksanaan Sistem Pemerintahan di Indonesia ……… 177

D. Asas Sistem Pemerintahan ………. 180

E. Etika Pemerintahan di Indonesia ………..……… 184

(6)

BAB I

DEFINISI EKOLOGI ADMINISTRASI NEGARA

A. Definisi Ekologi

Kata ekologi pertama kali di perkenalkan oleh Ernest Hackel, seorang biologis Jerman pada tahun 1869. Kata Ekologi terdiri dari kata Oikos dan Logos, Oikos = Rumah atau tempat tinggal, sedangkan Logos = telaah atau studi. Jadi Ekologi adalah ilmu tentang rumah

atau tempat tinggal mahluk, biasanya ekologi didefinisikan sebagai berikut : “Ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan lingkungan”.

Menurut Webster Dictionary, ekologi adalah cabang biologi yang berhubungan dengan hubungan anatara organisme hidup dan lingkungannya; dalam sosiologi, hubungan antara distribusi kelompok manusa dengan mengacu pada sumber daya material, dan pola sosial dan budaya konsekuen.

Menurut Fuad Amsyari, Ekologi ialah suatu ilmu yang mempelajari hubungan antara satu organisme dengan yang lainnya dan antara organism – organism tersebut dengan lingkungannya.

Menurut Prajudi Atmosudirjo, Ekologi adalah tata hubungan total (menyeluruh) dan mutual (timbal-balik) antar satu orgaisme dengan lingkungan sekelilingya.

Menurut H. Sitanggang, Ekologi ialah ilmu yang mempelajari saling hubungan antara lingkungan dengan faktor- faktornya, saling hubungan antar faktor – faktor lingkungan sendiri dan saling hubungan antar unsur sesuatu faktor dengan selamanya, serta saling hubungan dengan lingkungannya.

Dari pengertian-pengertian di atas maka dapatlah ditarik kesimpulan bahwa lingkungan mempunyai batas tertentu dan ísi tertentu. Secara praktis ruang lingkungan itu dapat ditentukan oleh faktor alam, faktor sosial dan sebagainya. Sedangkan secara teoritis batas lingkungan sulit untuk ditentukan.

Manusia sebagai mahkluk hidup merupakan salah satu komponen yang terpenting dalam proses saling pengaruh mempengaruhi antar manusia dan antara manusia dengan lingkungan. Agar mudah di pahami, maka untuk selanjutnya lingkungan ini dapat dibagi dalam tiga kelompok dasar yang sangat menonjol, yakni :

1. Lingkungan fisik (physical environment); 2. Lingkungan biologi (biological environment): 3. Lingkungan sosial (social environment).

(7)

B. Definisi Administrasi Publik

Administrasi dalam arti sempit adalah kegiatan-kegiatan yang bersifat tulis-menulis, jadi merupakan kegiatan tata usaha seperti mengetik, mengirim surat dan menyimpan arsip.

Definisi dalam arti luas menurut Herbert A. Simon, administrasi dapat dirumuskan sebagai kegiatan-kegiatan kerja sama untuk mencapai tujuan-tujuan bersama.

Definisi Administrasi Publik, Menurut Chandler dan Planoadalah proses dimana sumberdaya dan personel publik diorganisasikan dan dikoordinasikan untuk memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengelola (manage) keputusan-keputusan dalam kebijakan publik

C. Definisi Ekologi Administrasi Negara

Ekologi Administrasi Negara adalah Serangkaian proses yang terorganisir dari suatu aktivitas publik atau kenegaraan yang bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah publik melalui perbaikan-perbaikan terutama di bidang organisasi, sumber dan manusia dan keuangan (Fred. W. Riggs).

Dengan kata lain ekologi Administrasi Negara yaitu suatu ilmu yang mempelajari adanya proses saling mempengaruhi sebagai akibat adanya hubungan normatif secara total dan timbal balik antara pemerintah dengan lembaga-lembaga tertinggi negara maupun antar pemerintah, vertikal-horisontal, dan dengan masyarakatnya.

Menurut Prof. F.W. Riggs menyebutkan ada 5 hal yang mempengaruhi bekerja suatu sistem dalam ekologi pemerintahan :

1. keadaan penduduk, 2. struktur social, 3. sistem ekonomi, 4. ideologi negara, dan 5. sistem politik

Sedangkan menurut Farrel Weady yang mempengaruhi bekerja suatu sistem dalam ekologi pemerintahan yaitu :

1. keadaan penduduk, 2. wilayah,

3. teknologi,

(8)

BAB II

ANEKA WAJAH ADMINISTASI NEGARA

Administrasi Negara adalah suatu spesies dalam lingkungan genus administrasi yang bermakna sebagai kegiatan manusia yang koperatif. Spesies lainnya mungkin dapat disebutkan administrasi niaga atau perusahaan (bussiness administration) dan administrasi privat non perusahaan niaga. Administrasi Negara dan administrasi Niaga / perusahaan telah dikembangkan sebagai cabang-cabang ilmu yang diajarkan dalam dunia pendidikan tinggi

bahkan jadi suatu fakultas dengan nama “School of Public and Business Administration” dan

di Indonesia Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan. Walaupun demikian dewasa ini dirasa masih terdapat kesulitan untuk menjelaskan dengan kata-kata yang singkat tentang apa yang dimaksud dengan administrasi, khususnya adaministrasi Negara. Oleh karena itu setiap usaha menyusun definis yang ringkas selalu gagal. Diakui administrasi Negara memang memiliki aneka wajah, tergantung dari cara pendekatannya.

A. Definisi Administrasi Negara

Pada tahun 1955 Dwight Waldo telah memperingatkan agar kita berhati-hati dalam menyusun suatu definisi, apalagi definisi tentang administrasi publik. Dikatakan olehnya

bahwa “sesungguhnya tidak ada definisi yang tepat tentang administrasi publik. Mungkin ada

definisi yang ringkas tetapi tidak dapat memberikan penjelasan yang memuaskan. Perumusan administrasi publik yang hanya terdiri dari satu kalimat atau satu paragrap saja, tidak akan

membuka tabir persoalan”. Dari ungkapan tersebut jelaslah bahwa memang tidak mungkin

mengajukan definisi yang ringkas, paling tidak diperlukan suatu deskripsi. Dengan mengingat akan hal ini, maka diajukan dua buah definisi sebagai pangkal pembahasan selanjutnya:

1. Administrasi Publik adalah organisasi dan managemen dari manusia dan benda guna mencapai tujuan-tujuan pemerintah.

2. Administrasi Publik adalah suatu seni dan Ilmu tentang managemen yang diperlukan untuk mengatur urusan-urusan Negara.

Menurut Felix A, menyebutkan beberapa definisi administrasi publik, diantaranya adalah :

1. Administrasi Publik adalah suatu kerja sama kelompok dalam lingkungan pemerintahan.

2. Administrasi Publik adalah merupakan ketiga cabang pemerintahan eksekutif, legislatif, dan yudikatif serta hubungan dengan mereka.

(9)

3. Administrasi Publik mempunyai peran penting dalam perumusan kebijakan umum/Negara dan oleh karenanya merupakan sebagian dari proses politik.

4. Administrasi Publik merupakan beberapa hal yang berbeda dengan administrasi private.

Dengan mengemukakan beberapa macam pendapat para ahli di atas semakin jelas bahwa bagi kita betapa sulitnya membuat rumusan (definisi) yang singkat tentang administrasi Negara. Memang di negara-negara industri dunia Barat, dimana administrasi Negara telah berkembang sangat jauh, ternyata administrasi Negara itu meliputi demikian banyak kegiatan-kegiatan Pemerintahan atau Negara. Subyeknya telah berkembang luas dan sangat kompleks sehingga dianggap perlu untuk membagi-baginya kedalam lapangan-lapangan yang khusus. Misalnya saja dalam administrasi Kepegawaian Negara, administrasi Keuangan Negara, administrasi Perkantoran Pemerintahan, administrasi Perbekalan dan Kebendaharaan Negara, administrasi Perpajakan dan sebagainya.

B. Beberapa cara pendekatan

Keanekaragaman definisi administrasi publik akan semakin meningkat apabila dikaitkan dengan latar belakang keahlian penyusun definisiatau para penulis buku administrasi Negara, yang selalu ingin menjawab pertanyaan pokok : apakah yang dimaksud dengan administrasi Negara. Ahli ilmu politik, ilmu hukum, ilmu sejarah, ilmu keinsinyuran, ahli ekonomi dan akhir-akhir ini juga para ahli dalam ilmu tingkah laku manusia seperti ahli sosiologi, psikologi, antropologi dan lain sebagainya memberikan definisi-definisi yang sedikit banyak diwarnai oleh latar belakang keahliannya tersebut.

Di bawah ini disebutkan beberapa macam pendekatan yang menghasilkan aneka wajah administrasi Negara, antara lain ;

1. Administrasi Negara sebagai salah satu dari kedua fungsi Pemerintahan yang penting W. Wilson dalam tulisannya “The Study of Administration” dan J. Goodnow dalam

“Politics and Administration”, keduanya mengkritik dengan adanya pemisah doktrin

(pemisah kekuasaan menjadi tiga), eksekutif, legislatif dan yudikatif, dan setiap pemerintah mempunyai dua fungsi pokok yaitu :

a. Politik, segala sesuatu yang berhubungan dengan pernyataan kehendak daripada negara; b. Administrasi, segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan kehendak tersebut.

Dari kedua fungsi pokok tersebut telah mempunyai pengaruh yang sangat besar sekali terhadap studi administrasi Negara, pengaruh dari dikotomi ini mempunyai keuntungan-keuntungan dan kerugian-kerugiannya. Di satu pihak memberikan tekanan

(10)

betapa pentingnya administrasi Negara, dan dengan demikian memberikan dorongan untuk menyelidikinya dan kemudian mengembangkannya.

Dilain pihak menyebabkan beberapa orang berpikir bahwa politik dan administrasi dapat dan harus dipisahkan satu dengan yang lain, hal mana telah mempertajam salah pengertian dan pertentangan antara para politis dan administrator. Beberapa administrator mulai berpikir bahwa setiap campur tangan kaum politisi atau legislator terhadap soal-soal administrasi, adalah jelek. Sebaliknya golongan politisi (legislator) selalu curiga terhadap golongan administrator, dan cenderung untuk menuduh bahwa mereka selalu berusaha memperluas kekuasaannya dan membebaskan diri dari pengawasan golongan politisi (legislator).

Salah paham dan pertentangan demikian ini tetap ada, tetapi administrator dan politisi yang lebih bijaksana pada waktu sekarang telah memahami bahwa antara politik adan administrasi Negara tak dapat dipisahkan satu sama lain. Kedua-duanya merupakan bagian-bagian yang intregal dan interdependen (saling bergantung sama lain) dari pada proses pemerintahan.

Jadi jelas bahwa administrasi Negara mempunyai wajah sebagai fungsi, terdiri daari kegiatan dan tindakan-tindakan untuk melaksanakan kehendak dari pada negara, kehendak mana tercantum dalam kebijakan umum yang telah dirumuskan sebagai hasil dari fungsi politik.

2. Administrasi Negara sebagai salah satu cabang dari Pemerintahan

Banyak orang cenderung untuk mengenal administrasi Negara dengan menyamakannya dengan cabang eksekutif dari Pemerintah, dan dalam hal ini ialah departemen-departemen eksekutif atau departemen pemerintahan. Departemen pemerintahan itu lama kelamaan berkembang dan bertambah banyak, oleh karena itu wajarlah apabila departemen-departemen pemerintahan tadi dianggapsebagai kelanjutan atau sambungan dari pada cabang eksekutif, akan tetapi bagaimanapun wajarnya, anggapan sedemikian ini mengabaikan kenyataan bahwa cabang legislatiflah yang menciptaka, memelihara dan pada batas tertentu mengawasi departemen pemerintahan tersebut. Aparatur departemen, biro, jawatan dan dinas-dinas yang menelan biaya bermilyar dollar setiap tahunnya, jelaslah merupakan suatu organisasi administratif yang lain daripada cabang eksekutif dan sudah selayaknya mendapat tempat dalam konstitusi suatu negara. Organisasi administrasi ini akan terdiri dari gabungan jabatan-jabatan dimana di dalamnyaa berhimpun sekelompok orang-orang yang secara kesatuan

(11)

melakukan kegiatan atau tindakan untuk mencapai tujuan Negara. Dalam hal ini administrasi Negara mempunyai wajah sebagai suatu institusi.

Mereka bertanggung jawab kepada Presiden baik sebagai kepala eksekutif maupun sebagai administrator tertinggi, di beberapa Negara juga kepala Badan Perwakilan Rakyat dan bahkan kepada Badan Pengadilan. Karena sifat yang istimewa maka administrasi kadang-kadang dikatakan sebagai cabang keempat dari pemerintah Negara di samping cabang-cabang legislatif, eksekutif dan yudikatif.

3. Administrasi Negara beraspek Yuridis

Pada umumnya, dinas-dinas, jawatan-jawatan dan organisasi administratif diciptakan oleh hukum, dan mereka itu diadakan untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum. Hukum undang-undang menetapkan kekuasaan, memerinci tugas-tugas dan membatasi wewenang mereka, serta menyediakan alat hukum bagi warga negara untuk menyanggah/menentang penyalahgunaan kekuasaan administrasi dan penggunaan kekuasaan yang melampaui batas.

Administrasi Negara mengandung banyak unsur-unsur yuridis, dan menarik perhatian untuk diselidiki mengapa aspek yuridis ini begitu sangat penting bagi sistem administrasi di Negara-Negara Eropa kontinental dan Asia, dibandingkan dengan sistem administrasi di Negara Anglo Amerika.

4. Administrasi Negara sebagai profesi

Politik bagi tempat petualangan (amatir), administrasi Negara adalah tempat untuk mempraktekkan keahlian. Pertanggungan jawab yang pokok bagi seorang politisi adalah mewakili orang yang memilihnya. Untuk melaksanakan tugas ini ia harus memiliki kecakapan-kecakapan tertentu, akan tetapi tidak diperlukan adanya pendidikan dan latihan formal yang mendalam. Para politisi berasal dari berbagai macam pekerjaan, mereka akan tetap memegang jabatan hanya selama mereka memperoleh kepercayaan dan dukungan dari pemilih-pemilih mereka, dan biasanya akan kembali lagi ke lapangan pekerjaan mereka semula. Administrator adalah seorang profesional dalam arti bahwa ini dia adalah seorang spesialis yang telah dididik dan dilatih dalam lapangannya yang khusus untuk itu. 5. Administrasi Negara sebagai managemen

Menurut Dwight Waldo managemen adalah tindakan dengan maksud untuk mencapai hubungan kerjasama yang rasional dalam suatu sistem administrasi. Perkataan rasional merupakan kunci dalam memperoleh pengertian falsafah managemen pada umumnya. Tindakan rasional itu adalah tindakan yang diperhitungkan dengan hati-hati sekali untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

(12)

6. Administrasi Negara sebagai seni dan ilmu

C. Waldo menunjukkan bahwa sumber dari kesalah pahaman yang berhubungan dengan kesimpang siuran tentang apakah administrasi Negara itu, seni atau ilmu adalah suatu kenyataan bahwa istilah administrasi Negara mempunyai 2 macam arti, yaitu suatu lapangan penyelidikan ilmu atau suatu dissiplin dan suatu proses atau kegiatan mengenai urusan-urusan publik.

suatu praktek administrasi Negara, kebanyakan masih merupakan suatu seni untuk menggunakan institusi, keputusan-keputusan yang sifatnya subyektif dan kecakapan-kecakapan yang tidak dapat diajarkan atau dilimpahkan kepada pihak lain. Sebaliknya suatu studi administrasi sebagai ilmu yang eksak seperti halnya ilmu alam, kimia, biologi, melainkan sebagai lapangan studi yang dapat mempergunakan metode ilmiah.

7. Administrasi Negara sebagai suatu proses

Menurut Dimock Administrasi Negara sebagai proses meliputi semua langkah yang diambil di antara saat satu badan pelaksanaan menerima kewenangan. Dengan demikian jelaslah bahwa administrasi Negara sebagai proses akan meliputi seluruh kegiatan gerak gerik manusia mulai saat menentukan tujuan apa yang akan dicapai sampai kepada penyelenggaraan mencapai tujuan itu.

Terdapat tiga kelompok, atau tiga sektor, yang terlibat di dalam proses administrasi Negara adalah :

a. Rakyat

Sumber daripada kebutuhan-kebutuhan atau tuntutan untuk diadakannya dinas publik.

Pihak yang menerima, menggunakan, menikmati dan menilai dinas-dinas publik. Pengawas daripada proses administrasi, melalui hak pilih mereka untuk membuat politik.

b. Pembuat Politik

Terdiri dari anggota-anggota eksekutif yang dipilih dan anggota legislatif, yang kesemuanya menerima dan menafsirkan bahan-bahan keterangan dari rakyat, menilai kepentingan rakyat, menimbang-nimbang kepentingan yang saling bertentangan.

Menentukan mana yang mungkin dan dapat dilaksanakan, meneruskan kebijakan-kebijakan umum.

Menciptakan badan-badan administratif dan melimpahkan yugas dan bertanggung jawab kepada mereka.

(13)

c. Pelaksana

Terdiri dari pegawai-pegawai dan pekerja-pekerja yang terorganisir.

Mereka bersama-sama sebagai kelompok atau sendiri-sendiri menafsirkan kebijakan umum

Merumuskan rencana-rencana dan menyusun organisasi dan prosedur (tata kerja) untuk melaksanakan kebijakan umum dan menjalankan dinas publik.

C. Administrasi Daerah

Sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, maka di Negara kita dikenal beberapa tingkat pemerintahan, baik ditelusur melalui asas dekonsentrasi maupun desenttralisasi. Melalui asas dekonsentrasi ditemui tingkat-tingkat Pemerintahan Wilayah sebagai berikut :

1. Tingkat Pemerintah Propinsi dan Ibukota Negara 2. Tingkat Pemerintahan Kabupaten dan Kotamadya

3. Tingkat Pemerintah Kota administratif (dibeberapa wilayah Kabupaten) 4. Tingkat Pemerintah Kecamatan

Melalui asas desentralisasi ditemui tingkat-tingkat Pemerintahan Daerah sebagai berikut :

1. Daerah Tingkat I, yang daerah itu wilayahnnya jatuh bertepatan dengan Propinsi dan Ibu kota Negara

2. Daerah Tingkat II, yang daerah atau wilayahnya jatuh bertepatan dengan kota madya (Kabupaten)

D. Sistem Administrasi Negara

Sebagai suatu rangka dasar sistem, Administrasi Negara mempunyai lingkungan (environment), masukan-masukan (inputs), proses konversil (conversion process), keluaran-keluaran (output) dan umpan balik (feedback) yang saling berhubungan dengan berinteraksi satu dengan yang lain.

Lingkungan atau environmentberfungsi sebagai perangsang para administrator untuk berusaha dan sekaligus sebagai penerima hasil-hasil kerja mereka. Lingkungan ini merupakan lingkungan hidup administrasi Negara, mempunyai faktor-faktor yang bersifat ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan hamkam yang menimbulkan masalah-masalah yang harus dipecahkan oleh pembuat kebijakan dan sebaliknya juga meembantu mengatasi

(14)

masalah-masalah tersebut. Dalam lingkungan hiudp juga terdapat subyek-subyek yang secara nyata dan langsung memberikan masukan, yaitu :

a. Penduduk yang menjadi langganan yang menikmati suatu kebijakan.

b. Pasar yang menentukan harga barang – barang dan jasa-jasa yang diperlukan oleh penentu kebijakan.

c. Kelompok-kelompok kepentingan, anggota-anggota masyarakat dan juga pejabat-pejabat dari cabang-cabang pemerintah di luat administrasi Negara, yang secara politik mendukung atau menantang suatu kebijakan atau program.

Secara umum dapat dinyatakan bahwa dalam lingkungan ini terdapat faktor-faktor yang menunjang pemecahan masalah disamping terdapat faktor-faktor yang menghambat.

Memasukkan atau inputs berfungsi penyampaian (transmission) kebijakan-kebijakan yang dikirim dari lingkungan kepada konversi, masukkan ini terdiri dari :

1. Tuntutan-tuntutan dan keinginan-keinginan; yaitu : Pembagian barang-barang dan jasa

Pengaturan prilaku yaitu ketentua-ketentuan tentang ketertiban umum, pengendalian harga, ketentuan-ketentuan tentang perkawinan, kesehatan dan sebagainya.

Komunikasi dan informasi.

2. Sumber-sumber daya dan dana, meliputi :

Tenaga pegawai, dengan berbagai macam keahlian. Teknologi.

Penyediaan kekayaan. Bahan-bahan material. 3. Dukungan :

Ketaatan terhadap undang-undang dan peraturan-peraturan pemerintah.

Perhatian kepada pemberitahuan pemerintah menghormati lambang-lambang dan sebagainya.

Pernyataan-pertnyataan dari bentuk partisipasi lain. 4. Oposisi :

Tidak setuju, tidak berpartisipasi yang mempengaruhi tingkah lakunya yang dapat menghambat proses konversi.

Tidak jarang oposisi ini bahkan merubah dan menghentikan sama sekali proses konversi.

(15)

BAB III

PERTUMBUHAN EKOLOGI ADMINISTRASI NEGARA

Pada tahun 1950-an sekelompok ilmuan politik dan administrasi Negara mulai menyadari bahwa memindahkan begitu saja sistem dan lembaga-lembaga atau pranata politik dan administrasi Negara dari suatu lingkungan masyarakat, bangsa dan Negara tertentu ke lingkungan masyarakat, bangsa dan Negara yang lain tidaklah tepat. Hasil-hasil analisa ilmu-ilmu sosial lainnya seperti misannya sosiologi, antropologi, ekonomi dan lain-lain memperkuat pendapat bahwa apa yang baik dalam suatu lingkungan masyarakat, bangsa dan Negara lain bahkan dapat terjadi sebaliknya.

Pengalaman membuktikan pula bahwa bantuan teknis dari Negara-negara maju kepada Negara-negara yang sedang berkembang dengan menerapkan asas, dalil dan bahkan teori administrasi Negara yang telah terbukti berhasil baik di Negara-negara maju, ternyata tidak demikian halnya di Negara–negara sedang berkembang. Hal ini, sekali lagi, menjadi faktor pendorong untuk mempelajari hubungan pengaruh timbal balik antara sistem dan pranata-pranata administrasi negara dengan lingkungannya, dalam hal ini lingkungan masyarakat, bangsa dan Negara maju dan lingkungan masyarakat bangsa dan negara sedang berkembang.

Sementara itu, pada segi lain, dalam rangka usaha penyempurnaan sistem dan pranata administrasi Negara dari Negara-negara sedang berkembang perlu didukung oleh suatu perbandingan, khususnya yang memusatkan perhatian kepada faktor-faktor persamaan dan perbedaan kondisi yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi berhasil tidaknya usaha-usaha penyempurnaan tadi.

Dalam studi perbandingan ini, dipakai pendekatan secara ekologi (ecological

approach). Dengan demikian jelaslah adanya suatu keinginan yang kuat untuk memahami

latar belakang berbagai macam sistem administrasi Negara yang ada di dunia ini. Maka mulailah dikembangkan suatu cabang baru dari Ilmu Administrasi Negara, yaitu Ekologi Administrasi Negara.

Prof. Fred W. Riggs menjadi pendorong utama bagi perkembangan ekologi Administrasi Negara itu yang pada tahun 1950-an telah memberikan ceramah-ceramah di berbagai lingkungan masyarakat ilmiah, yang hasilnya kemudian dibukukan dengan judul

The Ecology Of Public Administration.

Kini ekologi administrasi Negara semakin menarik banyak perhatian para ilmuwan dan mahasiswa, khususnya yang bergerak dalam ilmu-ilmu politik, pemerintahan dan

(16)

administrasi Negara. Dengan mempelajari ekologi administrasi Negara dapat diketahui ciri-ciri suatu sistem administrasi Negara dari suatu masyarakat, bangsa dan Negara tertentu dan selanjutnya dapat dipahami pula mengapa dalam suatu masyarakat, bangsa dan Negara itu telah tumbuh dan berkembang suatu sistem administrasi Negara tertentu. Lain daripada itu, dengan memahami suatu kondisi masyarakat, bangsa dan Negara kita dapat menyusun dan mengembangkan suatu sistem administrasi Negara yang cocok dengan kondisi masyarakat, bangsa dan Negara yang bersangkutan.Yang menjadi masalah ialah karena suatu lingkuangan

(environment) mempunyai beberapa macam aspek maka perlu ditetapkan aspek yang mana

yang relevan bagi suatu sistem administrasi Negara.

Hal ini dianggap sebagai masalah karena sering terjadi kegagalan dalam menentukan aspek yang relevan itu sehingga kesimpulan-kesimpulan yang ditarik tentang lingkungan administrasi Negara salah dan oleh karenanya pemecahan masalahnya pun tidak mengenai sasaran. Misalnya membanjirnya anggota masyarakat untuk masuk administrasi Negara (dinas pemerintahan), apakah karena faktor ekonomi, yaitu sempitnya lapangan kerja ataukah karena faktor sosial, yaitu prestise, status sosial yang tinggi dari dinas pemerintahan tersebut di dalam masyarakat yang bersangkutan. Atas dasar ini diperingatkan agar ilmuwan dan mahasisiwa yang bergerak dibidang ekologi administrasi Negara memperjeli pengelihatan dan mempertajam analisa-analisa mereka.

Kesulitan akan semakin bertambah oleh karena demikian banyak faktor-faktor lingkungan (environment) yang mempengaruhi administrasi Negara, sehingga perlu dilakukan penentuan faktor-faktor mana yang esensial dan penting serta mana yang tidak esensian dan tidak penting. Penentuan demikian itu tidak selamannya mudah dilakuakan. Di sinilah letaknya salah satu sumber kegagalan untuk mengembangkan suatu teori ekologi

administrative. Untuk mengatasi hal ini biasanya lalu di ciptakan suatu model sebagai alat

analisa. Dalam perkembangan selanjutnya model ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana dalam perbandingan berbagai sisitem administrasi Negara, guna menemukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaannya. Dengan demikian jelaslah bahwa ada kaitan antara ekologi administrasi Negara dengan perbandingan administrasi Negara, yang merupakan pendekatan terbaru, yaitu pendekatan ekologik (ecological approach).

Berdasarkan perkembangannya, Negara di seluruh belahan dunia mempunyai identitas masing-masing. Identitas itu dikategorikan menjadi dua yakni: Developed Country

Center Country (dominan daerah kutub. Ex: Eropa) Developed Country adalah istilah untuk

kategori Negara maju yang merupakan Negara pusat. Negara ini dikatakan sebagai Negara maju karena dalam segala aspek kehidupannya baik itu dari segi Politik, ekonomi, budaya,

(17)

tekhnologi, security dan natural resource mereka telah mandiri. Mandiri di sini artinya bahwa mereka telah mampu menyediakan sendiri kebutuhan Negara. Negara maju memiliki Sumber Daya Manusia dengan skill yang tinggi sehingga mampu menciptakan tenaga ahli di berbagai bidang. Mereka para tenaga ahli juga dapat menciptakan tekhnologi maju dan innovasi terbaru bagi perkembangan yang berkelanjutan dengan lebih baik dan lebih baik lagi. Selain itu, Negara maju bisa mengolah sumber daya alamnya sendiri.

Walaupun beberapa Negara maju di belahan dunia ada yang masih mengimpor bahan mentah dari Negara berkembang seperti Indonesia. Akan tetapi, bagi mereka Negara maju tidak ada masalah karena bahan jadi akan lebih memberikan keuntungan yang besar.

Developing Country Satellite Country (Biasanya berada di daerah Tropis. Developing Country adalah istilah yang digunakan untuk Negara satellite (Negara pinggiran) yang

memproduksi hasil-hasil pertanian. Pada umumnya, Negara pinggiran ini adalah Negara yang tergolong dalam kategori Negara berkembang, contohnya adalah Negara Indonesia. Adapun ciri dari Negara berkembang adalah sebagai berikut: Jumlah penduduknya banyak dan padat perkilo meter perseginya dan tingkat pendidikan rakyatnya rendah dengan tingkat buta aksara tinggi. Sebagian rakyatnya bekerja disektor pertanian pangan secara tak produktif,sementara hanya sebagian kecil rakyatnya bekerja disektor industri sehingga produktifitas kerjanya rendah.

Kuantitas sumber-sumber alamnya sedikit serta kualitasnya rendah. Kalau mempunyai sumber-sumber alam yang memadai namun belum diolah atau belum dimanfaatkan. Mesin-mesin produksi serta barang-barang kapital yang dimiliki dan digunakan hanya kecil atau sedikit jumlahnya. Sebagian besar dari mereka merupakan negara-negara baru diproklamasikan kemerdekaannya dari penjajahan kira-kira satu atau dua dekade. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak pernah dapat hidup seorang diri. Di manapun, bilamanapun dan dalam keadaan bagaimanapun, manusia senantiasa memerlukan kerjasama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang tidak mengenal batas karena fitrahnya sebagai makhluk yang tertinggi derajatnya di muka bumi. Untuk mempertahankan hidupnya sebagai makhluk yang tertinggi derajatnya, manusia harus mampu memenuhi kebutuhan hidup yang mendasar (basic needs) maupun kebutuhan hidup sampingan (derived needs) yang justru lebih banyak dan lebih beragam. Selain kebutuhan biologis, manusia menghadapi kebutuhan sosial dan integritas yang tidak mudah dipenuhi tanpa kerjasama dengan sesamanya.

Oleh karena itulah manusia senantiasa mengembangkan persekutuan sosial (social

group) dan pengendaliannya (social organization) demi ketertiban bermasyarakat. Tanpa

(18)

(hidup) sosial yang menuntut para anggotanya untuk menyesuaikan diri, sebagaimana mereka menyesuaikan diri terhadap lingkungan hidup alamnya Kemampuan akal manusia untuk mempersatukan (to assimilate) khasanah alam ke dalam ranah kebudayaan dan melihat diri dan orang lain sebagai bagian dari lingkungannya itulah pangkal perwujudan lingkungan sosial. Dengan secara lebih lugas Bennett (1976) menyatakan bahwa manusia hidup dalam lingkungan yang mereka manfaatkan, bukan untuk disalah gunakan, bersama orang lain yang membentuk suatu lingkungan (humam ecology) yang merupakan bagian dari lingkungan hidup yang lebih luas (natural ecology) sebagai kenyataan. Oleh karena itu manusia lebih banyak dituntut untuk beradaptasi terhadap lingkungan sosial yang mereka ciptakan berdasarkan pemahaman kebudayaannya daripada menyesuaikan diri terhadap lingkungan alam semata-mata.

(19)

BAB IV

FAKTOR EKOLOGI ADMINISTRASI NEGARA

Sondang P. Siagian, MPA. Ph.D, membagi faktor-faktor ekologis sebagai berikut : 1. Faktor geografis

2. Faktor penduduk 3. Faktor kekayaan alam 4. Faktor ideologi 5. Faktor politik 6. Faktor ekonomi 7. Faktor sosial budaya 8. Faktor kekuatan militer

Selain itu, dalam bukunyaProf. Drs. S. Pamudji, MPA. tentang Ekologi Administrasi Negara disebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi administrasi negara, yakni sebagai berikut :

1. Faktor-faktor ekologis bersifat ilmiah, yang terdiri dari : a. Lokasi dan posisi geografis

Posisi geografis suatu Negara menunjukan ketentuan tentang lokasi suatu Negara dalam rangka ruang/tempat dan waktu sehingga menjadi jelas batas-batas wilayah Negara pada suatu saat tertentu. Lokasi, dengan demikian menunjuk kepada tempat atau letak sesuatu secara tepat dan jelas, sehingga dalam kaitannya dengan Negara akan terlihat bentuk wujudnya kedalam dan keluar. Lokasi dan posisi geografi ini jelas mempunyai dampak/pengaruh terhadap struktur dan perilaku administrasi Negara. Contohnya, untuk melihat pengaruh lokasi dan posisi geografi terhadap administrasi Negara, perlu disebutkan bentuk wujudnya Negara Indonesia yang terdiri dari kepulauan, letak astronomiknya antara 95° dan 141° BT, diantara 6° LU dan 11° LS, yang berada didaerah tropic, posisi silang antara 2 benua dan 2 samudera. Jelas memerlukan suatu administrasi Negara yang mampu menghubungkan pulau-pulau tersebut satu dengan yang lainsehingga pulau-pulau tadi tidak terisolasi, dan bangsa Indonesia yang mendiami pulau-pulau tersebut merupakan bangsa yang terintegrasi.

(20)

b. Keadaan dan kekayaan alam

Negara Indonesia memiliki potensi kekayaan alam yang cukup besar, sumber-sumber kekayaan alam yang beraneka ragam. Kekayaan alam ini dapat berupa tanah yang subur, lautan yang kaya akan ikan, bahan-bahan tambang dan sebagainya. Pengaruh keadaan dan kekayaan alam ini terhadap administrasi Negara ialah pada usaha-usaha untuk memanfaatkan sumber-sumber alam bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Contohnya pada lautan yang mengandung kekayaan laut yang bermacam-macam, ikan, kerang dan sebagainya perlu dibudidayakan sehingga memberikan manfaat yang lebih bagi penduduk. Untuk keperluan ini telah terbentuk seperangkat administrasi Negara yang terhimpun dalam departemen pertanian dengan komponen-komponennya.

c. Keadaan dan kemampuan penduduk

Dalam melihat pengaruh faktor keadaan dan kemampuan penduduk ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu; jumlah penduduk, distribusi spasial, komposisi (umur), penghasilan penduduk, tingkat pendidikan, dan kesehatan penduduk.

2. Faktor Ekologis berdasarkan Aspek kemasyarakatan (IPOLEKSOSBUDMIL), meliputi :

a. Ideologi

Ideologi adalah suatu komlpeks atau jalinan ide-ide tentang manusia dan dunia, yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup. Bagi Indonesia, ideologi yang dimaksud adalah Pancasila. Dalam mempelajari pengaruh ideologi terhadap administrasi Negara Indonesia hendaknya dilihat Pancasila sebagai dasar/ideologi Negara yang telah dirumuskan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan yang selanjutnya telah terjabarkan dalam pasal-pasal UUD 1945.

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa; Adanya pembangunan tempat-tempat ibadah, penyediaan fasilitas-fasilitas penunaian ibadat oleh administrasi Negara merupakan petunjuk-petunjuk pengaruh sila Ketuhanan Yang Maha Esa terhadap adminstrasi Negara.

Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab; Untuk mewujudkan sila ini adminstarsi Negara mengambil langkah-langkah menghapuskan penindasan, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Departemen Luar Negeri memelihara hubungan antar Negara atas dasar saling menghormati dan saling menghargai satu sama lain.

Sila Persatuan Indonesia; Perlu diingat bahwa kebinekaan masyarakat Indonesia juga perlu diperhatikan dengan membentuk satuan-satuan pemenrintahan di daerah-daerah yang

(21)

bersifat otonom dengan administrasi daerahnya masing-masing. Dengan demikian cita Negara kesatuan dilengkapi dengan asas desentralisasi dengan maksud untuk mencapai efisiensi dan evektifitas pemerintahan.

Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan; Sila keempat ini mengandung nilai cita demokrasi. Sebagai Negara demokrasi pemerintah dan adminstrasi negaranya harus bertanggung jawab kepada rakyat, dikontrol oleh rakyat, dan memberikan pelayanan kepada rakyat, hanya saja system dan mekanismenyta berbeda-beda. Di Indonesia pertanggungan jawab administrasi Negara diberikan kepada rakyat melalui presiden sebagai administrator pemerintah.

Sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia; Pada dasarnya sila ini menghendaki adanya kemakmuran yang merata diantara seluruh rakyat. Sila ini berwujud ke dalam norma-norma yang mengatur kesejahteraan social yaitu pasal 33 dan 34 UUD 1945. Departemen-departemen pemerintahan telah diciptakan untuk mewujudkan norma-norma tersebut serta peraturan-peraturan disiapkan dan dilaksanakan untuk memberikan perlindungan kepada yang lemah.

Pada ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 telah memetapkan suatu pedoman penghayatan dan pengamalan pancasila yang merupakan penuntun dan pegangan hidup dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara bagi setiap warga Negara Indonesia. Dalam rangka melaksanakan ketetapan tersebut presiden sebagai administrator pemerintahan membentuk tim penasehat presiden tentang Pelaksanaan Pedoman Penhayatan dan Pengamalan Pancasila.

b. Politik

Oleh karena administrasi Negara ada dibawah pimpinan pejabat-pejabat politis yang berorientasi kepada partai politik tetentu, maka sering terjadi pembentukan suatu badan/lembaga baru atau unit-unit baru dalam kementrian, walaupun secara terselubung dilatar belakangi kepentingan untuk menempatkan orang-orang partai pada jabatan dalam badan/lembaga yang baru tersebut.

Pada era Orde Baru mulai diambil langkah-langkah untuk membenahi administrasi Negara menuju kearah administrasi Negara yang sehat, dengan mengurangi pengaruh partai-partai politik. Usaha-usaha tersebut seperti:

 Bidang Organisasi, antara lain meliputi refungsionalisasi, restrukturisasi, dan penempatan.  Bidang struktur dan prosedur kerja, antara lain meliputi hubungan-hubungan,

(22)

 Di bidang perusahaan Negara, telah dilakukan pengelompokan perusahaan-perusahaan

milik Negara kedalam tiga bentuk perusahaan yaitu: Perusahaan Jawatan (PERJAN), Perusahaan Umum (PERUM) dan Perusahaan Perseroan (PERSERO).

Pengaruh administrasi Negara terhadap sistem politik dapat ditelusuri bertolak pada maklumat Pemerintah tentang pembentukan partai-partai politik 3 Nopember 1945 yang berisi anjuran pemerintah tentang pembentukan partai-partai politik.

c. Ekonomi

Ekonomi Indonesia tidak berdasarkan pada ekonomi bebas, tidak pula berdasakan ekonomi sentral yang bercorak etatisma, melainkan berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Landasan ekonomi tersebut mampunyai dampak terhadap administrasi Negara, yaitu bahwa dalam rangka mewujudkan “usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan” atau secara tegas disebut sebagai usaha koperasi, maka pemerintah sejak semula sudah mempersiapkan seperangkat administrasi Negara untuk membina koperasi.

Dalam mempelajari pengaruh administrasi Negara terhadap ekonomi dapat dikemukakan beberapa hal saja yaitu :

 Anggaran belanja dan pendapatan Negara,

 Kebijakan penanaman modal,

 Kebijakan proteksi (perlindungan) dan

 Kebijakan di bidang ekspor. d. Sosial budaya

Pembahasan pengaruh faktor sosbud terhadap administrasi Negara Indonesia sengaja dilakukan secara garis besar saja, dengan maksud untuk dibahas lebih lanjut secara terperinci dan intensif dalam laporan atau tulisan sendiri.

 Tradisional versus modern

 Teknologi social dan fisik

 Rovolusi komunikasi

Pengaruh administrasi Negara terhadap sosial budaya dapat ditelusuri melalui program-program pembangunan sosial budaya yang dilancarkan oleh pemerintah yang diimplementasikan oleh administrasi Negara. GBHN telah memberikan pengarahan-pengarahan program pembangunan dibidang social budaya yang dapat dijadikan acuan dalam membahas pengaruh administrasi Negara terhadap social budaya. Beberapa pengaruh yang dimaksud adalah :

(23)

 Program moderenisasi desa,

 Program-program di bidang seni budaya,

 Program di bidang pendidikan,

 Program di bidang kesehatan dan keluarga berencana. e. Militer

Militer di Indonesia mempunyai kedudukan, peranan dan fungsi yang khas, sesuai dengan jiwa dan semangat pengabdiannya, yaitu mempunyai fungsi ganda atau dwi fungsi = sebagai kekuatan pertahanan-keamanan dan sebagai kekuatan sosial.

Peranan militer (ABRI) sebagai kekuatan sosial meliputi : ikut menentukan haluan Negara, bertinak sebagai pelopor, stabilisator dan dinamisator, ikut serta dalam pembangunan nasional. Diciptakan suasana hubungan kerjasama yang harmonis di antara sesama kekuatan-kekuatan sosial.hal ini memperkokoh integritas bangsa, yang siap menunaikan tugas-tugas pembangunan di samping selalu siap juga dalam menghadapi bahaya dari dalam dan dari luar.

Pengaruh militer terhadap administrasi Negara dapat ditelusuri melalui dwifungsi ABRI dengan system kekaryaannya. Praktek-praktek dan kebiasaan administrasi militer sampai tingkat tertentu mewarnai system dan prosedur serta praktek-praktek dan kebiasaan administrasi lembaga-lembaga tadi.

 Pemantapan prinsip-prinsip organisasi

 Asisten sekretaris wilayah/daerah

 Tata upacara

Pengaruh administrasi Negara terhadap militer (hankam) paling tidak Nampak dalam 2 hal.Pertama, karena anggota militer sewaktu-waktu harus siap ditugaskan di luar jajaran departemen hamkan, maka mereka harus memiliki kualifikasi yang sedemikian krupa sehingga cocok dengan tuntutan persyaratan jabatan-jabatan di luar jajaran hankam dimaksud.

Kedua, pelaksanaan sishankamrata memerlukan pengerahan kekuatan rakyat.rakyat perlu dipersipakan dengan latihan-latihan, diorganisir dalam kelompok-kelompok yang sewaktu-waktu dapat digerakan untuk menghadapai tugas-tugas nyata dalam kankamrata.

(24)

BAB V

PENGARUH LINGKUNGAN ALAM A. Pengaruh Geografis

Faktor-faktor yang berdasarkan geografis, seperti pembatasan strategis, desakan penduduk, daerah kepulauan dan lain-lain sangat mempengaruhi pemerintahan. Kendati seluruh faktor-faktor tersebut di atas adalah faktor-faktor yang terdapat dalam geografi. Karenanya terdapat hubungan yang erat pula antara ilmu pemerintahan dengan ilmu bumi karena pengaruh dimaksud ditunjukan pada keberadaan suatu pemerintahan terutama ekologinya.

Sebagai contoh dari pengaruh-pengaruh tersebut yaitu untuk menentukan apakah suatu pemerintahan itu harus diciptakan sentralisasi yang kaku terpusat, atau desentralisasi yang berlebihan dengan pemberian pendemokrasian yang besar kepada daerah, sampai tampak bukan lagi sub sistem tapi seperti negara yang berdiri sendiri. Daerah kepulauan karena terpisah-pisah maka untuk efisiensi kerja, dalam pemerintahannya sebaiknya dilaksanakan desentralisasi. Daerah kontinental mudah dilaksanakan pengawasan dan relatif lebih mudah pula transportasi maka dalam pemerintahannya sebaiknya dilaksanakan sentralisasi. Daerah yang penduduknya homogen cenderung untuk melaksanakan sentralisasi, sedangkan yang penduduknya heterogen cenderung untuk melaksanakan desentralisasi. Jadi bagaimana para Kybernolog (ilmuwan pemerintahan) melihat hubungan antara lingkungan sekitar bumi tempat para aparat pemerintah berpijak dengan pemerintahan itu sendiri akan meliputi sumber daya manusia, sumber daya alam, geografis, disatu sisi sedangkan disisi lain meliputi ideologi, sosial politik, sosial ekonomi, sosial agama, sosial budaya, dan pertahanan keamanan dan lain-lain akan menjadi Ekologi Pemerintahan itu sendiri karena Ekologi Pemerintahan adalah hubungan ilmu pemerintahan dengan alam lingkungan sekitarnya baik fisik maupun sosial kemasyarakatan.

Wilayah geografis memang sangat penting bagi tegaknya negara, rakyat Palestina sepanjang hidupnya menuntut haknya kepada dunia, bahwa tanah yang dikangkangi istrael adalah wilayah milik mereka, India dan Pakistan juga mempersoalkan Kashmir. Rusia bagaimanapun berbeda agam dengan negara-negara Islam yang diinjaknya, terus menerus mengintimidasi negara-negara tersebut, artinya wilayah memang sangat perlu bahkan mempunyai potensi yang handal untuk dikembangkan.

Semua aspek potensi wilayah harus dapat diidentifikasikan terutama faktor-faktor dominannya, pembahasan yang bersifat menyeluruh tetapi cukup menyatu dalam usaha mengtansformasikan potensi wilayah harus dikaji secara mendalam. Letak strategis geografis

(25)

dapat dirinci lebih lanjut dalam sejumlah faktor yang cukup dominan, seperti untuk menguasai perdagangan, lalu lintas laut, darat dan udara. Serta daya tarik kepariwisataan, sehingga dengan demikian dapat diperhitungkan kondisi morfologi dan topografinya serta peruntukan tata ruang yang lain.

Kekayaan alam yang terkandung dalam suatu wilayah negara terutama dilihat dari klarisifikasinya yaitu mineral, energi yang dimiliki, kekayaan laut serta sumber daya buatan, kemudian perlu pula diperhitungkan beberapa deposit tersedianya sumber kekayaan alam tersebut, tingkat pengelolaannya, pola konsumsi dalam negeri dan kemungkinan ekspor ke luar negeri, tingkat peranan pemerintah setempat dalam manajemen pemasaran dan pengelolaannya.

Dari uraian ini dapat didefinisikan bahwa yang dimaksud dengan wilayah itu adalah lokasi atau arena tertentu dengan segala kandungan potensi wilayah dan semua kekuatan yang dapat dimafaatkan (darat, laut, dan udara), baik yang sifatnya fisik maupun non fisik, secara kompleks menyangkut keseluruhan tata ruang dan sumber kekayaan alam dalam tempat tersebut.

B. Pengaruh SDM

SDM adalah sumber daya manusia, yang dapat membuat suatu pemerintah maju karena kepakaran, moralitas dan budaya penduduk suatu negari, tetapi bisa pula hancur karena pemerintah yang memimpin tidak disukai oleh rakyatnya akibat kedzaliman pemimpinnya, untuk pertama perlu dibedakan antara rakyat, warga negara, masyarakat, dan penduduk yaitu sebagai berikut :

Rakyat adalah suatu syarat negara, yaitu keseluruhan orang-orang yang berada dalam negeri maupun luar negeri dan mempunyai hak pilihnya untuk waktu tertentu, atau belum mempunyai hak pilih karena persyaratan tertentu. Warganegara adalah mereka mereka yang dinyatakan sebagai warga suatu negara berdasarkan peraturan perundang-undangan negara tersebut. Masyarakat adalah mereka yang bersama-sama menjadi anggota suatu yang negara harus dibina dan dilayani oleh administrasi pemerintah setempat. Penduduk adalah mereka yang menjadi penghuni dari suatu negara tertentu yang harus diinventarisir.

Dari keterangan tersebut di atas tampak bahwa hanya rakyat yang sama dengan warganegara, sedangkan penduduk terdiri dari WNI dan WNA yang sama-sama tinggal ditempat tersebut. Menurut hukum internasional tiap negara berhak untuk menentukan siapa yang menjadi warganegaranya, jadi ada dua azas yang menjadi penentuan yaitu azas ius soli dan azas ius sanguinis.

(26)

Azas Ius Soli menentukan kewarganegaraan berdasarkan tempat, maka yang bersangkutan dinyatakan sebagai warganegara tempat tersebut sudah barang tentu termasuk yang dilahirkan di daerah itu. Sedangkan Azas ius Sanguinis menentukan kewarganegaraan berdasarkan berdasarkan pertalian darah keturunan, sudah barang tentu siapapun yang merupakan anak kandung dilahirkan seorang warga negara maka anak tersebut juga dianggap warga negara yang bersangkutan.

Dengan demikian dapat muncul dua persoalan yaitumereka yang memperoleh dua kewarganegaraan (bipatride), sedangkan anak yang lahir bertempat tinggaldilokasi negara yang menganut azas Ius Sanguinis sedangkan daerah asal orang tuanya menganut azas Ius Soli, mengakibatkan anak tersebut tidak satupun memperoleh kewarganegaraan.

Oleh karena itu di wilayah negara Republik Indonesia keberadaan warganegara asing dan warga negara Indonesia ditentukan oleh Undang-Undang Dasar 1945 pasal 26 Ayat 1 dan 2 sebagai berikut :

Yang menjadi warga negara adalah orang bangsa Indonesia asli dan bangsa asing yang di syahkan dengan Undang-Undang sebagai warga negara (pasal 1) syarat-syarat mengenai kewarganegaraan ditetapkan oleh Undang-Undang (pasal 2).

Berdasarkan Pasal 26 ayat 2 UUD 1945 tersebut diatas maka dibuatlah UU No 62 Thn 58 tentang kewarganegaraan Indonesia. Namun demikian walaupun terdapat perbedaan antara rakyat, warganegara, masyarakat dan penduduk kesemuanya itu adalah obyek

materiakybernology.

Ketika suatu negara maupun suatu tempat sedang terjangkit nepotisme yang tidak peduli dengan apapun yang terjadi dengan resiko spolit system, maka rekrutmen adalah sasaran empuk nepotisme tersebut, penerimaan pegawai-pegawai baru dan karyawan perusahaan tidak berdasarkan seleksi kemampuan tetapi bagaimana kedekatan pihak yang berwenang dengan tenaga baru yang akan diterima.

Dari sekian banyak penduduk yang berada di suatu tempat atau negara atau daerah sudah barang tentu tidak semua dapat dipekerjakan sebagai karyawan, ketika suatu negara mewajibkan untuk para karyawan minimal harus sudah lulus sekolah menengah atas atau sederajatnya maka tentu sudah berumur 18 tahun, sebaliknya pada suatu negara bila batas usia kerja produktif harus berada dibawah 55 tahun maka dengan begitu batas usia kerja adalah antara 18 tahun sampai dengan 55 tahun. Namun demikian tidak sedikit perusahaan memanfaatkan anak-anak dibawah umur sebagai karyawannya, dengan begitu terjadi eksploitasi tenaga anak-anak yang seharusnya akan menjadi perhatian utama komisi perlindungan anak.

(27)

C. Pengaruh SDA

SDA adalah Sumber Daya Alam, mulai dari flora dan fauna dan dimiliki sampai pada hasil tambang, keindahan alam pariwisata, serta sawah ladang yang mereka miliki. Akan halnya SDA, dua negara saling bertempur mati-matian karena persoalan SDA ini, lihatlah Inggris dan Argentina berebut pulau Malvinas, bahkan Indonesia dan Malaysia sempat menimbulkan ketegangan persoalan pulau Sipadan dan Ligitan yang kemudian lepas ke negara Jiran tersebut, terlepas dari benar atau salah maka lepasnya Timor Tumur menjadi Negara Timur Leste, juga menjadi hujatan orang kepada Presiden habibie karena memberikan dua opsi. Bahkan karena keterikatan harta kekayaan sebagai pemimpin Indonesia bangsa ini bertekuk lutut dengan Malaysia walaupun negeri Jiran ini mencuri ikan sebagai kekayaan Sumber Daya Alam Indonesia.

Banyak kota-kota di tanah air kita ini yang salah satu pendapatan daerahnya bersumber pada obyek-obyek pariwisata. Sebagaimana kita ketahui selagi manusia itu hidup ia akan membutuhkan hiburan. Apalagi pada jaman sekarang ini, semakin banyaknya keinginan untuk memperoleh hiburan. Dahulu orang tidak mengenal berbagai macam permainan di atas air, di lereng gunung bahkan di atas salju bagi tempat-tempat yang diliputi salju, sampai kita beranggapan bahwa manusia terlau mencari-cari pekerjaan untuk menghibur dirinya. Gunung yang dahulunya dianggap tempat yang tabu untuk didekati, sekarang menjadi suatu kegemaran untuk di daki. Laut yang dahulu merupakan penghalang dalam perjalanan sekarang dijadikan tempat bermain dengan segala macam alat peluncur sky di atasnya. Bekas kuil-kuil pemujaan dulu atau senjata-senjata peninggalan yang sekian tahun dibiarkan begitu saja, kini malah dijadikan salah satu obyek pariwisata yang banyak dikunjungi oleh mereka yang sengaja mengunjunginya untuk mempelajari kembali bekas-bekas peninggalan sejarah ataupun mereka yang datang hanya untuk berhibur diri atau karena keingin tahuan.

Kota-kota atau tempat – tempat seperti Parapat, Ngarai Sianok, Kebun Raya Bogor, Pelabuhan Ratu, Istana Kesultanan Yogyakarta, pemakaman pada dinding tebing batu di Tanah Toraja, Pura-Pura Persembahyangan di Bali, Museum Asmat dan lain-lain dikenal karena banyak pengunjungnya. Bahkan bagian dari suatu negara seperti Monaco, Las Vegas dan Juga Hawaii dengan pantai Waikikinya hidupnya tergantung pada turis-turis. Jadi ada tiga unsur-unsur yang menjadi penarik dan obyek pariwisata yaitu segi kehidupan alam (strategis), segi sejarah (historis) dan segi budaya (kultural).

Jadi selama ini memang sebagian besar orang menganggap bahwa daya tarik pariwisata hanya bersifat hedonistik dan materialistik sehingga kemudian menjadi

(28)

sekularistik, seperti 5 (lima) S yaitu See (melihat pemandangan indah), Sun (matahari yang tampak indah ketika tenggelam dan terbit), Sand (pasir di laut), Smile (senyum yang menimbulkan keramahan suatu daerah kunjungan) dan akhirnya Sex (penyediaan hiburan seperti pelacuran dan perjudian).

Negara Indonesia memiliki potensi kekayaan alam yang cukup besar, sumber-sumber kekayaan alam beraneka macam. Kekayaan alam ini dapat berupa tanah yang subur, lautan yang kaya akan ikan dan kehidupan laut lainnya, bahan-bahan tambang dan sebagainya. Daratan yang mempunyai gunung berapi memang dapat menyuburkan tanah dan juga mengandung potensi sebagai sumber energi yang dapat dimanfaatkan dikemudian, disamping dapat juga mendatangkan bencana alam (gunung meletus).

a. Pengaruh keadaan kekayaan alam terhadap ekologi administrasi publik

Pengaruh keadaan kekayaan alam ini terhadap administrasi publik nampak pada usaha-usaha untuk memanfaatkan sumber-sumber alam tadi bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Tanah yang subur perlu dibudidayakan baik untuk berocock tanam, maupun maupun untuk aquakultur (perikanan darat). Lautan yang mengandung kekayaan laut yang bermacam-macam, ikan, kerang dan sebagainya perlu dibudidayakan sehingga memberikan manfaat yang lebih besar bagi penduduk. Untuk keperluan ini telah terbentuk seperangkat administrasi publik yang terhimpun dalam Departemen Pertanian dengan komponen-komponennya.

Berbagai macam tambang yang perlu digali agar dapat dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat demikian pula sumber panas bumi perlu dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dan energi. Sungai-sungai yang banyak dibuat bendungan baik untuk keperluan pengendalian banjir, untuk keperluan pengendalian banjir, untuk keperluan pengairan pertanian, maupun untuk pembangkit tenaga listrik. Demikian pula air terjun yang banyak dapat juga dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik. Departemen Pertambangan dan Energi, Departemen Pekerja Umum dengan komponen-komponennya merupakan administrasi publik yang berusaha mengembangkan sumber-sumber alamini, dan tentu saja Departemen Pertambangan dan Energi tersebut tidak akan ada seandainya Negara Indonesia tidak kaya bahan-bahan tambang ini. Khusus mengenai minyak dan gas bumi keadaannya sedemikian rupa sehingga memegang peranan penting dalam pembangunan Nasional. Untuk mengusahakan sumber-sumber alam, terutama bahan tambang, karena menguasai hajat hidup orang banyak didirikan perusahaan-perusahaan Negara.

(29)

Negara sedang berkembang pada umumnya belum mampu menggali sumber-sumber kekayaan alam secara maksimal, oleh karena itu bantuan asing, baik berupa modal dan tenaga ahli tidak dapat dihindarkan. Demikian pula Indonesia, untuk menggali sumber-sumber minyak dilepas pantai pada akhir-akhir ini diperlukan kerjasama dengan puhak asing, demikian pula pengusahaan bahan tambang lainnya seperti nikkel, aluminium dan sebagainya.

b. Pengaruh ekologi administrasi publik terhadap keadaan dan kekayaan alam

Pengaruh ekologi administrasi publik terhadap keadaan dan kekayaan alam sangat terbatas, karena kekayaan alam ini merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa. Pengaruhnya kalau ada, terbatas pada merubah sumber-sumber dari potensi menjadi kemampuan real. Misalnya air terjun merupakan potensi tenaga diubah untuk benar-benar menjadi tenaga, tanah yang subur merupakan potensi untuk tanaman padi diubah agar benar-benar menghasilkan padi, dan seterusnya.

(30)

BAB VI

PENGARUH SOSIO KEMASYARAKATAN

A. Ideologi

Perbandingan Politik disebut juga dengan Muqdranatul Siyasyah dalam Bahasa Arab atau Comparative of Politics dalam Bahasa Inggris, yaitu membandingkan berbagai perbedaan dan persamaan dalam hal – hal yang berkenaan dengan perebutan kekuasaan dalam berbagai negara. Hal tersebut antara lain biasanya berbicara tentang pergolakan pemerintahannya, sejarah kelahirannya, serta pencaturan perebutan kekuasaan.

Pada BAB ini memberikan corak pembanding adalah adalah keberadaan Islam yang bukan saja sebagai Agama tetapi juga sebagai ideologi dan paradigma berpikir, terlepas apakah suatu negara akan memakainya secara kaffah atau tidak. Hai ini karena di dunia ada tiga kutub paradigma yaitu paradigma sosialisme komunis, paradigma liberalisme kapitalis, dan paradigma Islam.

Ideologi itu sendiri diterjemahkan sebagai sistem pedoman hidup yang menjadi cita-cita untuk dicapai oleh sebagian besar individu dalam masyarakat yang bersifat khusus, disusun secara sadar oleh para tokoh pemikir negara serta kemudian menyebarluaskan secara resmi sebagai dasar negara.

Ideologi adalah suatu kompleks atau jalinan ide-ide asasi tentang manusia dan dunia, yang dijadikan pedoman dan cita-cita hidup. Dalam sejarah ternyata bahwa ideologi dianut bukan karena manfaatnya dan efisiensinya saja, tetapi juga karena berdasarkan keyakinan bahwa ideologi itu benar. Kecuali tentang manusia dan dunia, ideologi juga mencakup pandangan tentang Tuhan, tentang manusia sesama, tentang hidup dan mati, tentang masyarakat dan negara dan sebagainya.

Fanatisme buta atau hanya ikut-ikutannya para pemimpin pemerintahan suatu negara, bagaimanapun sistem politik, sistem pemerintahan, sistem hukum, sistem perekonomian, sistem administrasi dan sistem sosial lainnya, akan cenderung sedikit banyaknya dipengaruhi dan berkiblat pada salah satu paradigma besar tersebut.

Dalam perkembangan selanjutnya, ideologi berarti ilmu pengetahuan tentang pandangan hidup (cita-cita) mengenai kenegaraan dan kemasyarakatan. Ilmu ini mengandung suatu cita-cita perjuangan yang ingin dicapai, tentang cara bagaimana negara dan masyarakat akan diatur menurut pandangan hidup tadi, bagaimana cara untuk mewujudkan suatu negara dan masyarakat berdasarkan ideologi tersebut. Dalam hubungan ini ideologi berarti juga

(31)

sebagai suatu gagasan yang berdasarkan suatu idea tertentu, yang menjadi pedoman perjuangan untuk mewujudkan idea tersebut.

Bagi Indonesi, ideologi yang dimaksud adalah Pancasila, sesuai dengan penegasan

Presiden Soeharto bahwa “Pancasila adalah sumber dari segala gagasan kita mengenai wujud

masyarakat yang kita anggap baik, yang menjamin kesentosaan kita semua, yang mampu memberikan kesejahteraan lahir dan batin bagi kita semua. Sebagai sumber dari segala gagasan kita jelaslah Pancasila merupakan suatu ideologi dan oleh karenanya sekaligus merupakan pendangan hidup bangsa Indonesia serta jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia. Dalam kaitannya dengan hidup kenegaraan maka Pancasila dijadikan dasar Negara yang dirumuskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alenia 4.

Sebagai pandangan hidup, Pancasila menjadi pegangan dan pedoman bangsa Indonesia memecahkan masalah-masalah politik, ekonomi, sosial dan budaya yang timbul dalam gerak masyarakat yang semakin maju. Pancasila dijadikan ukuran dalam menanggapi dan menyelesaikan masalah-masalah kemasyarakatan dan kenegaraan. Pancasila merupakan kristalisasi kesadaran dan cita-cita moral yang meliputi kejiwaan dan watak yang sudah berurat berakar di dalam kebudayaan bangsa Indonesia. Kebudayaan tersebut mengajarkan bahwa hidup manusia akan mencapai kebahagiaan jika dapat dikembangkan keselarasan dan keseimbangan, baik dalam hidup manusia sebagai pribadi, dalam hubungan manusia dengan masyarakat, dalam hubungan manusia dengan alam, dan hubungan manusia dengan Tuhannya, maupun dalam mengerjakan kemajuan lahiriah dan kebahagiaan rokhaniah.

Sebagai dasar Negara yang telah dirumuskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, Pancasila telah tertanam dalam kalbunya rakyat dan dikehendaki oleh seluruh rakyat untuk dijadikan dasar Negara, telah mampu mempersatukan seluruh rakyat Indonesia. Dengan dirumuskannya dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, maka dasar Negara tersebut menjadi sumber dari segala sumber hukum yang berlaku di negara kita dan mengikat semua orang.

Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa ideologi Pancasila merupakan suatu kompleks nilai-nilai dijunjung tinggi oleh bangsa Indonesi dan dijadikan pedoman atau pegangan dalam menanggapi dan memecahkan masalah–masalah kenegaraan dan kemasyarakatan. Ideologi Pancasila tidak hanya menjadi dasar Negara, tetapi lebih daripada itu, Pancasila juga merupakan pandangan hidup, jiwa dan kepribadian, cita-cita dan tujuan bangsa serta merupakan perjanjian luhur yang dijunjung tinggi.

(32)

a. Pengaruh ideologi Pancasila terhadap ekologi administrasi publik

Dalam mempelajari pengaruh ideologi terhadap ekologi administrasi publik Negara Indonesia hendaknya dilihat Pancasila sebagai dasar Ideologi Negara yang telah dirumuskan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan yang selanjutnya telah terjabarkan dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945. Ketentuan-ketentuan dalam Undang-Undang Dasar ini kemudian dijabarkan lebih lanjut ke dalam Kebijakan Umum Nasional yang ditetapkan oleh MPR sebagai wakil-wakil rakyat berupa Garis-Garis Besar Haluan Negara dan Ketetapan-Ketetapan lainnya. Tahap selanjutnya Kebijakan Umum Nasional tersebut diperinci dan diatur dalam Undang-Undang yang dibuat oleh Pemerintah bersama-sama DPR.Sampai pada fase ini kita bicara tentang penentuan Kebijakan Umum Negara sesuai dengan pendapat dari Frang J. Goodnow dan Woodrow Wilson. Fase berikutnya adalah fase implementasi atau pelaksanaan kebijakan umum tersebut yaitu Administrasi Negara. Dalam kerangka pemikiran yang demikian inilah dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem administrasi Negara Indonesia, baik aspek struktural maupun behavioralnya, pada dasarnya merupakan refleksi perwujudan nilai-nilai dan cita-cita yang terkandung dalam Ideologi Nasional Pancasila.

Berbagai Departemen Pemerintahan dan Lembaga-Lembaga Non Departemen lainnya, masing-masing dengan susunan organisasi internal dan program-programnya, pada dasarnya mencerminkan perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam ruang lingkup administrasi Negara. Departemen Agama misalnya, mempunyai tugas pokok dan fungsi membina kehidupan beragama yang diperlengkapi dengan seperangkat administrasi Negara merupakan perwujudan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan mungkin juga sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, demikian pula adanya Departemen Sosial dan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi kiranya tidak dapat dilepaskan kaitannya dengan sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

b. Pengaruh ekologi administrasi publik terhadap ideologi Pancasila

Majelis Permusyawaratan Rakyat dengan ketetapannya Nomor II/MPR/1978 telah menetapkan suatu Pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasila (Ekaprasetia Pancakarsa) yang merupakan penuntun dan pegangan hidup dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara bagi setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara Negara serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik dipusat maupun di Daerah dan dilaksanakan secara bulat dan utuh (pasal 4). Selanjutnya MPR menugaskan kepada Presiden sebagai mandataris atau Presiden bersama-sama DPR untuk mengusahakan agar

(33)

Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dapat dilaksanakan sebaik-baiknya dengan tetap berlandaskan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam rangka melaksanakan TAP No. II/MPR/1978 Presiden sebagai Administrator Pemerintahan membentuk Team Penasehat Presiden tentang Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Team P-7). Langkah selanjutnya dilakukan Penataran para calon manggala, disusul dengan instruksi Presiden No. 10 Tahun 1978 mengenai Penataran P4 bagi Pegawai Negeri Sipil secara bertingkat : Tingkat Nasional, Tipe A, Tipe B, dan Tipe C demikian pula Tingkat Daerah. Dengan ditatarnya semua Pegawai Negeri (Sipil dan ABRI) diharapkan Ideologi Pancasila dapat memasyarakatkan dikalangan pegawai negeri yang akan mempengaruhi sikap dan perilakunya baik dalam kehidupan sehari-hari (pribadinya) maupun dalam kedinasan. Hal ini akan mempunyai dampak berantai dan akhirnya meluas dalam perilaku administrasi Negara yang membentuk Budaya Administrasi yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila, di samping perilaku anggota masyarakat yang membentuk budaya masyarakat yang mengandung nilai-nilai Pancasila.

Langkah berikutnya oleh Presiden dibentuk Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP-7) dengan keputusan Presiden No. 10 Tahun 1979. BP-7 ini merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen, dengan sendirinya juga merupakan badan Administrasi Negara, berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden serta mempunyai tugas : melaksanakan pembinaan pendidikan pelaksanaan P4 di kalangan masyarakat berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Presiden (pasal 2 Keppres). BP-7 mempunyai susunan vertikal sesuai dengan tingkatan Pemerintah Daerah, sehingga terdapat BP-7 Daerah TK II. Dengan gerak usaha BP-7 ini diharapkan anggota masyarakat lebih dapat mengerti, memahami dan menghayati nilai-nilai Pancasila serta kemudian mengamalkannya dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian akan terbentuk suatu budaya Pancasila yang lestari, ditunjang oleh jiwa dan semangat administrasi Negara yang berbudaya Pancasila tersebut.

Usaha-usaha administrasi Negara lainnya melalui pelajaran Pendidikan Moral Pancasila di sekolah-sekolah (Dasar, Menengah, dan Perguruan Tinggi) juga merupakan langkah-langkah untuk melestarikan nilai-nilai Pancasila di kalangan tunas-tunas muda (anak didik) yang diharapkan dapat berkembangn dalam masyarakat pada saatnya mereka terjun ke kehidupan masyarakat. Usaha-usaha pencegahan yang dilakukan oleh administrasi Negara berupa kursus kewaspadaan Nasional dan tindakan-tindakan. Pencegahan lainnya yang bertujuan mencegah polusi ideologi asing terhadap ideologi

(34)

Nasional Pancasila, dapat menjamin kelangsungan dan kelestarian nilai-nilai Pancasila. Secara ringkas dapat dinyatakan bahwa melalui kebijakan dan tindakan-tindakan administrasi Negara ideologi Nasional Pancasila dapat membudaya di kalangan masyarakat dan nilai-nilainya dapat dilestarikan, hal ini berarti ideologi tersebut dapat berkembang dan bertahan terhadap rongrongan ideologi lain. Sebaliknya dapat pula terjadi, apabila administrasi Negara tidak mengambil langkah-langkah yang tepat dapat saja ideologi Pancasila luntur dan terdesak oleh ideologi lain.

B. Sosial Politik

Sebelum membahas pengaruh politik terhadap ekologi administrasi publik terlebih dahulu perlu dijelaskan arti politik. Fungsi politik merupakan usaha-usaha perumusan kehendak/kemauan daripada Negara. Dengan demikian politik itu bersangkut paut dengan Negara dan dengan sendirinya juga bersangkut paut dengan pemerintah dan kekuasaan. Sebaliknya sebagai fungsi administrasi Negara merupakan usaha-usaha melaksanakan kehendak daripada Negara. Jadi dengan demikian dapat disimpulkan bahwa politik dan administrasi Negara sangat erat kaitannya. Politik merupakan pangkalan otak administrasi Negara dan Administrasi Negara merupakan kelanjutan dari Politik.

Sebagai perbandingan bersama ini disajikan pengertian politik dari segi lain. Secara etimologis politik berasal dari bahasa Yunani “Polis” yang artinya kira-kira sama dengan kota atau negara kota. Dari kata polis tadi timbullah istilah lain yaitu polite artinya warga negara, politikos artinya kewarganegaraan, politike techne artinya kemahiran politik, dan selanjutnya orang Romawi mengambil istilah tersebut dan menamakan pengetahuan tentang Negara itu sebagai arspolitica (kemahiran tentang masalah-masalah kenegaraan). Dengan demikian jelas bahwa politik adalah suatu istilah yang bersangkut paut dengan soal-soal Negara pemerintahannya. Mempelajari Negara dan pemerintahannya berarti mempelajari kekuatan dan kekuasaan yang dalam bahasa asing sering disebut “power”, Hans J. Morgenthau, dalam bukunya“Politics among Nations”, menyatakan “Politiekist nich anders

als der Kamf un die Macht”, dan orang Belanda menyebutkannya “Strijd om macht”. Jadi

pada hakekatnya politik adalah perjuangan untuk memperoleh kekuasaan (power), teknik menjalankan kekuasaan atau masalah-masalah pelaksanaan dan kontrol atas kekuasaan. Oleh karena itu wajarlah apabila politik kadang-kadang mengejawantah dalam usaha-usaha menguasai Negara dan Pemerintah.

Dalam meninjau pengaruh politik terhadap administrasi Negara perlu diperhatikan sistem politik. Yang dimaksud dengan sistem politik adalah sistem hubungan kekuasaan

Referensi

Dokumen terkait