• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI NENAS DI KABUPATEN SUBANG DENGAN PENDEKATAN KEMITRAAN SETARA PETANI-PENGUSAHA INDUSTRI PENGOLAHAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODEL PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI NENAS DI KABUPATEN SUBANG DENGAN PENDEKATAN KEMITRAAN SETARA PETANI-PENGUSAHA INDUSTRI PENGOLAHAN."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI NENAS

DI KABUPATEN SUBANG DENGAN PENDEKATAN KEMITRAAN SETARA PETANI-PENGUSAHA INDUSTRI PENGOLAHAN

Oleh: AGUS MAULANA

975092/TIP

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

MODEL PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI NENAS

DI KABUPATEN SUBANG DENGAN PENDEKATAN KEMITRAAN SETARA PETANI-PENGUSAHA INDUSTRI PENGOLAHAN

Oleh: AGUS MAULANA

975092/TIP

Disertasi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada

Program Studi Teknologi Industri Pertanian

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2005

Formatted: Swedish (Sweden)

(3)

Judul disertasi : Model Pengembangan Agroindustri Nenas

Di Kabupaten Subang Dengan Pendekatan Kemitraan Setara Petani-Pengusaha Industri Pengolahan

Nama : Agus Maulana NRP : 975092

Program Studi : Teknologi Industri Pertanian

Menyetujui,

1. Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Irawadi Jamaran Ketua

Prof. Dr. Ir. E. Gumbira Said, MA Dev. Prof. Dr. Ir. M. Syamsul Maarif, M Eng. Anggota Anggota

Dr. Ir. Ani Suryani, DEA Prof. Dr. Martani Huseini, MBA Anggota Anggota

Mengetahui,

2. Ketua Program Studi 3. Dekan Sekolah Pascasarjana Teknologi Industri Pertanian

Dr. Ir. Irawadi Jamaran Prof. Dr. Ir. Syafrida Manuwoto, MSc.

Tanggal ujian: 27 Juni 2005 Tanggal lulus:

(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 5 Agustus 1952 sebagai putra dari pasangan H. Mohamad Noerdin (alm.) dan Hj. Nyi Ayu Djuariah. Penulis memperoleh gelar Sarjana Teknik Kimia dari Institut Teknologi Bandung dan Master of Science in Management (MSM) dari Arthur D’Little Management Education Institute, Cambridge, Massachussets, Amerika Serikat. Pada tahun 1997 penulis mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke pogram doktor pada Program Studi Teknologi Industri Pertanian di Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Pada saat ini penulis menjadi pengajar tidak tetap di berbagai perguruan tinggi di Indonesia pada jenjang S1 dan S2. Penulis juga telah menerjemahkan sekitar 100 buku teks manajemen yang digunakan sebagai buku pegangan di berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Penulis menikah dengan Irawati Dewi Diah Puspitawati Suprabasari Sri Hasta Palupi, SS dan telah dikaruniai tiga orang anak, yaitu Yudhistira Adiwijaya, SE, Raditya Wisnuwardhana, S. Sos, dan Chairunisa Diah Kemala Puspitasari.

(5)

A Model for Developing Pineapple Agroindustry at Kabupaten Subang based on Equal Partnership Farmer- Processing Industry1)

Agus Maulana2), Irawadi Jamaran, E. Gumbira Sa ’id, Syamsul Maarif, Ani Suryani, and Martani Huseini3)

ABSTRACT .

In order to empower and to increase the welfare of small farmers, the equal partnership between farmers and processing industry in pineapple agroindustry needs to be developed. This kind of partnership should be well managed through integrated system. The Decision Support System (DSS) model named AINI-MS (Agroindustri Nenas Indonesia Mitra Setara) Model was designed to support the effective planning and implementation of this equal partnership.

The AINI-MS Model was developed by using system techniques including Exponential Comparative Method (ECM) and Interpretative Structural Modeling (ISM) and also a technique for analyzing financial feasibility . This model includes submodel for selecting processed pineapple products suitable to be developed, submodel for selecting the best location of pineapple agroindustry, submodel for analyzing the feasibility of pineapple plantation and pineapple processing industry , submodel for identifying aspects that must be considered in planning and implementing equal partnership program in pineapple agroindustry, and submodel for determining selling price s of fresh pineapple that equalize Benefit/Cost Ratio for pineapple plantation and pineapple processing industry.

Verification of the AINI-MS Model was conducted through a case study at Kecamatan Jalancagak, Subang, West Java. Kecamatan Jalancagak was selected as research location because it has been a production center of pineapple in Jawa Barat, and in 1990’s there was pineapple agroindustry at Subang that did not live long. It was found that AINI-MS DSS Model could be used to select kinds of pineapple products that suitable to be developed, to select best location of pineapple agroindustry, and to analyze the feasibility of pineapple agroindustry. The AINI-MS Model was also useful to identify aspects that must be considered in planning and implementing equal partnership program in pineapple agroindustry, and to determine selling price of fresh pineapple that equalize s the value of Benefit-Cost Ratio (BCR) for pineapple plantation and pineapple processing industry.

The result of the study also proposed institutional form and three-phase implementation plan that would be effective in implementing equal partnership program. The equal partnership program that was resulted from this study is expected to give benefits for small farmers, pineapple processing industry, and county government. Key words: equal partnership, pineapple farmers, pineapple canned industry bu sinessmen, benefit-cost ratio.

1) Disertasi Program Doktor, Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. 2) Mahasiswa Program Doktor, Program Studi Teknologi Industri Pertanian. 3) Masing-masing sebagai Ketua dan Anggota Komisi Pembimbing.

(6)

AGUS MAULANA. Model Strategi Pengembangan Agroindustri Nenas di Kabupaten Subang dengan Pendekatan Kemitraan Setara Petani-Pengusaha Industri Pengolahan. Di bawah bimbingan Irawadi Jamaran sebagai ketua, E. Gumbira Sa’id, Syamsul Maarif, Ani Suryani, dan Martani Huseini sebagai anggota.

ABSTRAK

Dalam rangka memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan petani nenas, perlu dikembangkan kemitraan yang melibatkan petani dan pengusaha industri pengolahan nenas dalam usaha agroindustri nenas. Kemitraan tersebut perlu dikelola dengan baik melalui suatu sistem pengelolaan yang terpadu yang menyetarakan kedudukan petani dan industri pengolahan nenas. Model kemitraan yang diusulkan dinamakan model kemitraan setara. Model Sistem Penunjang Keputusan (SPK) yang diberi nama Model AINI-MS (singkatan dari Agroindustri Nenas Indonesia Mitra Setara) dirancang untuk mendukung perencanaan dan implementasi yang efektif dari usaha kemitraan setara tersebut.

Model AINI-MS dikembangkan dengan menggunakan teknik-teknik sistem yang meliputi Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) dan Permodelan Struktural Interpretatif (Interpretative Structural Modeling, ISM), serta teknik analisis kelayakan usaha. Model ini meliputi (1) submodel pemilihan produk nenas olahan yang dapat membantu pemilihan produk-produk nenas olahan yang layak dikembangkan, (2) submodel pemilihan lokasi usaha agroindustri nenas yang dapat membantu pemilihan lokasi usaha agroindustri nenas yang sesuai , (3) submodel analisis kelayakan usaha perkebunan dan pengolahan nenas untuk mengetahui kelayakan usaha kebun dan usaha pengolahan nenas, (4) submodel untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan dan implementasi program kemitraan setara dalam usaha agroindustri nenas, serta (5) submodel untuk menentukan harga jual nenas segar dari kebun ke industri pengolahan nenas yang menyamakan rasio biaya-manfaat (benefit/cost ratio) usaha perkebunan nenas dan usaha pengolahan nenas.

Verifikasi Model AINI-MS dilakukan melalui studi kasus di Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Kecamatan Jalancagak dipilih sebagai lokasi penelitian karena kecamatan tersebut merupakan pusat penghasil nenas di Jawa Barat, khususnya Kabupaten Subang, dan Kabupaten Subang pernah menjadi lokasi agroindustri nenas dengan pola kemitraan di tahun 1990-an tetapi mengalami kegagalan. Dihasilkan kesimpulan bahwa Model SPK AINI-MS dapat digunakan untuk memilih jenis produk nenas olahan yang tepat untuk dikembangkan, untuk memilih lokasi usaha agroindustri nenas, dan untuk menganalisis kelayakan usaha agroindustri nenas. Model AINI-MS juga bermanfaat untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan dan implementasi program kemitraan setara dalam usaha agroindustri nenas, serta untuk menentukan harga jual nenas segar dari kebun ke industri pengolahan nenas yang menyamakan nilai rasio BCR kebun dan industri.

Penelitian juga menghasilkan usulan bentuk kelembagaan dan rencana implementasi tiga tahap yang diyakini efektif dalam mengimplementasikan program kemitraan setara. Program kemitraan setara yang dihasilkan dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi petani nenas, pengusaha industri pengolahan nenas, dan pemerintah daerah tempat usaha agroindustri nenas berada.

Kata-kata kunci: kemitraan setara, petani nenas, pengusaha industri pengolahan nenas, rasio biaya-manfaat.

Formatted: Swedish (Sweden)

Formatted: Spanish (Venezuela)

Formatted: Swedish (Sweden)

Formatted: Swedish (Sweden)

(7)

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam disertasi saya berjudul:

MODEL PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI NENAS DI KABUPATEN SUBANG DENGAN PENDEKATAN KEMITRAAN SETARA

PETANI-PENGUSAHA INDUSTRI PENGOLAHAN

Merupakan gagasan atau hasil disertasi saya sendiri, dengan pembimbingan Komisi Pembimbing, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan rujukannya. Disertasi ini belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar pada program sejenis di perguruan tinggi lain. Semua data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, Juni 2005

AGUS MAULANA 975092

(8)

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii DAFTAR TABEL ... v DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

I. PENDAHULUAN... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Tujuan Penelitian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

1. Nenas dan Agroindustri Nenas di In donesia... 7

a. Tanaman Nenas... 7

b. Agroindustri Nenas di Indonesia... 11

2. Model Berbasis Pasar dan Model Berbasis Sumber Daya dalam Pengembangan Industri... 14

3. Kemitraan Strategik ... 27

4. Pendekatan Sistem ... 39

5. Penelitian Terdahulu ... 42

III. LANDASAN TEORETIS ... 44

1. Pemodelan Deskriptif dengan Metode ISM (Interpretative Structural Modeling)... 44

a. Penyusunan hirarki... 45

b. Klasifikasi subelemen ... 47

2. Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) ... 49

3. Analisis Kelayakan Usaha ... 50

4. Analisis Harga Kesetaraan ... 56

IV. METODE PENELITIAN ... 58

1. Kerangka Pemikiran ... 58

2. Tahap-tahap Penelitian ... 60

3. Pelaksanaan Penelitian ... 62

a. Waktu dan Tempat ... 62

b. Teknik Pengumpulan Data... 63

c. Analisis Data... 64

V. ANALISIS SISTEM AGROINDUSTRI NENAS ... 66

1. Analisis Kebutuhan dalam Sistem Usaha Agroindustri Nenas ... 67

2. Perumusan Masalah dalam Sistem Usaha Agroindustri Nenas ... 68

3. Identifikasi Sistem Usaha Agroindustri Nenas ... 70

VI. PEMODELAN SISTEM AGROINDUSTRI NENAS ... 72

1. Konfigurasi Model Kemitraan Setara Usaha Agroindustri Nenas ... 74

2. Sistem Manajemen Basis Data dalam Model AINI-MS ... 74

(9)

iii

b. Basis Data Pemilihan Produk Nenas Olahan ... 76

c. Basis Data Kelayakan Usaha Perkebunan Nenas ... 76

d. Basis Data Kelayakan Usaha Pengolahan Nenas ... 77

e. Basis Data Kelembagaan Kemitraan Setara Usaha Agroindustri Nenas . 77 3. Sistem Manajemen Basis Model dalam Model AINI-MS ... 78

a. Submodel Pemilihan Lokasi Usaha Agroindustri Nenas ... 78

b. Submodel Pemilihan Produk Nenas Olahan ... 80

c. Submodel Kelayakan Usaha Perkebunan Nenas ... 81

d. Submodel Kelayakan Usaha Pengolahan Nenas... 82

e. Submodel Kelembagaan Kemitraan Setara... 83

4. Sistem Manajemen Dialog... 84

VII. ANALISIS SITUASI USAHA PERKEBUNAN DAN AGROINDUSTRI NENAS DI KABUPATEN SUBANG DAN KARAWANG... 86

1. Lokasi Penelitian Lapang ... 86

2. Perkebunan dan Agroindustri Nenas di Subang dan Karawang ... 88

a. Perkebunan Nenas Rakyat di Kecamatan Jalancagak ... 89

b. Industri Pengalengan Nenas di Karawang ... 92

c. Industri Dodol Nenas di Subang ... 92

VIII. VERIFIKASI MODEL AINI-MS... 95

1. Submodel Pemilihan Lokasi Usaha Agroindustri Nenas ... 95

2. Submodel Pemilihan Produk Nenas Olahan ... 98

3. Submodel Kelayakan Usaha Perkebunan Nenas ... 100

4. Submodel Kelayakan Usaha Pengolahan Nenas... 102

5. Submodel Kelembagaan Kemitraan Usaha Agroindustri Nenas ... 105

Elemen Kebutuhan Program Kemitraan Setara Agroindustri Nenas ... 106

Elemen Kendala Utama Program Kemitraan Setara Agroindustri Nenas ... 109

Elemen Tujuan Program Kemitraan Setara Agroindustri Nenas ... 112

Elemen Indikator Pencap aian Tujuan Program Kemitraan Setara Agroindustri Nenas ... 115

Elemen Aktivitas Program Kemitraan Setara Agroindustri Nenas... 118

Elemen Pelaku Program Kemitraan Setara Agroindustri Nenas ... 121

6. Submodel Harga Kesetaraan ... 124

IX. MODEL KEMITRAAN SETARA AINI-MS... 126

1. Konsep Dasar Kemitraan Usaha AINI-MS... 127

2. Manajemen Usaha Kebun Nenas ... 131

a. Manajer Umum ... 133

b. Manajer Administrasi dan Keuangan. ... 133

c. Manajer Pemasaran ... 134

d. Manajer Operasional. ... 134

3. Lembaga Pengembangan Usaha ... 134

4. Layanan Teknis ... 135

5. Rancangan Implementasi Kemitraan Setara dalam Agroindustri Nenas ... 135

6. Hak dan Kewajiban Pihak-pihak dalam Kemitraan Setara... 139

X. KESIMPULAN DAN SARAN ... 145

A. Kesimpulan ... 145

(10)

iv DAFTAR PUSTAKA ... 151 LAMPIRAN ... 155

(11)

v DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1. Kandungan gizi buah nenas segar tiap 100 gram bahan ... 10 Tabel 2.2. Produksi nenas di Indonesia tahun 2003 (BPS, 2004)... 10 Tabel 2.3. Produsen nenas olahan di Indonesia dan kapasitas terpasangnya (CIC,

2000) ... 11 Tabel 2.4. Ekspor nenas olahan dari Indonesia, 2000 -2004 (BPS, 2003 dan 2005,

diolah penulis)... 13 Tabel 2.5. Impor nenas olahan Indonesia, 2000-2004 (BPS, 2003 dan 2005, diolah

penulis)... 13 Tabel 3.1. Keterkaitan antar-subelemen dalam teknik ISM (Marimin, 2004) ... 46 Tabel 3.2. Matriks keputusan dengan teknik MPE (Eriyatno, 1999)... 50 Tabel 5.1. Kebutuhan pelaku yang terlibat dalam kemitraan usaha agroindustri

nenas ... 68 Tabel 8.1. Matriks keputusan pemilihan lokasi usaha agroindustri n enas di

Kabupaten Subang ... 98 Tabel 8.2. Matriks pemilihan produk nenas olahan di Kabupaten Subang... 100 Tabel 8.3. Hasil analisis kelayakan usaha kebun nenas dengan luas 1.500 hektar

untuk kurun waktu 20 tahun. ... 101 Tabel 8.4. Hasil analisis kelayakan usaha pengalengan nenas dengan kapasitas

40.000 ton nenas kaleng/tahun untuk kurun waktu 20 tahun... 103 Tabel 8.5. Hasil analisis kelayakan usaha dodol nenas untuk kurun waktu 20 tahun . 104 Tabel 8.6. Matriks reachability untuk elemen Kebutuhan Program Kemitraan

Setara... 107 Tabel 8.7. Matriks reachibility untuk elemen Kendala Program Kemitraan Setara ... 110 Tabel 8.8. Matriks reachibility untuk elemen Tuju an Program Kemitraan Setara ... 113 Tabel 8.9. Matriks reachibility untuk elemen Indikator Pencapaian Tuju an Program

Kemitraan Setara... 116 Tabel 8.10. Matriks reachability untuk elemen Aktivitas Program Kemitraan Setara . 119 Tabel 8.11. Matriks reachability untuk elemen Pelaku Program Kemitraan Setara ... 122 Tabel 8.12. Hasil Perhitungan Harga Kesetaraan ... 124

(12)

viii DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Model Identifikasi Faktor (Jumlah, Skala, Pakar, dan Objek)... 156

Lampiran 2. Model Identifikasi Faktor (Inisialisasi Skala Penilaian)... 156

Lampiran 3. Model Identifikasi Faktor (Inisialisasi Pakar)... 157

Lampiran 4. Model Identifikasi Faktor (Inis ialisasi Item yang Dinilai)... 157

Lampiran 5. Model Identifikasi Faktor (Matriks Pendapat Pakar)... 158

Lampiran 6. Model Identifikasi Faktor (Hasil Agregasi Pendapat) ... 158

Lampiran 7. Model Identifikasi Faktor (Hasil Agregasi Pendapat yang Sudah Difilter) ... 159

Lampiran 8. Model Pemilihan Produk (Registrasi Objek)... 159

Lampiran 9. Model Pemilihan Produk (Registrasi Faktor/Kriteria)... 160

Lampiran 10. Model Pemilihan Produk (Registrasi Pakar/Pengambil Keputusan) ... 160

Lampiran 11. Model Pemilihan Produk (Matriks Pendapat dan Resume Agregat) ... 161

Lampiran 12. Model Pemilihan Lokasi (Registrasi Objek)... 161

Lampiran 13. Model Pemilihan Lokasi (Registrasi Faktor/Kriteria) ... 162

Lampiran 14. Model Pemilihan Lokasi (R egistrasi Pakar/Pengambil Keputusan)... 162

Lampiran 15. Model Pemilihan Lokasi (Matriks Pendapat dan Resume Agregat)... 163

Lampiran 16. Model Kelayakan Finansial Integrasi ... 163

Lampiran 17. Hasil Analisis Break Even ... 164

Lampiran 18. Model Kelembagaan (Halaman Utama) ... 165

Lampiran 19. Model Kelembagaan (Detail Sub Elemen) ... 165

Lampiran 20. Model Kelembagaan (Detail Pakar/Pengambil Keputusan) ... 166

Lampiran 21. Model Kelembagaan (Matriks Pendapat Individu)... 166

Lampiran 22. Model Kelembagaan (Matriks Pendapat Agregat) ... 167

Lampiran 23. Model Kelembagaan (Matriks Reachibility Pendapat Agregat) ... 167

Lampiran 24. Model Kelembagaan (Matriks Revisi Pendapat Agregat) ... 168

Lampiran 25. Model Kelembagaan (Elemen Kunci Pendapat Agregat) ... 168

Lampiran 26. Model Kelembagaan (Grafik Driver Power – Dependency Pendapat Agregat) ... 169

Lampiran 27. Model Kelembagaan (Struktur Sub Elemen Pendapat Agregat) ... 169

Lampiran 28. Proyeksi Rugi / Laba dan Arus Kas Kebun Nenas ... 170

Lampiran 29. Proyeksi Rugi / Laba dan Arus Kas Pabrik Peng alengan Nenas ... 172

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan berbicara formal antara lain, diskusi, ceramah, pidato, wawancara, dan bercerita (dalam situasi formal). Pembagian atau klasifikasi seperti ini bersifat

PERANCANGAN DESAIN Sequence sd Interaction Pengguna (from Actors) Halaman Bantuan Halaman Menu Utama Halaman Peta 3D. Masuk Halaman

pembungaan dan pembijian bawang merah.Pada umumnya bawang merah dapat berbunga dan menghasilkan biji di dataran tinggi, namun tidak semua bawang merah dapat

Dalam pengelolaan risiko supply chain , kepentingan dari berbagai stakeholder yang terlibat dalam supply chain harus diperhatikan untuk keberlangsungan dari

menitikberatkan pada pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa( learner centered learning ). Media pembelajaran berbasis online dalam bentuk media e-learning adalah

Pihak ketiga (pihak yang tidak memiliki hubungan hukum dalam pemberian hak tanggungan) dapat mengajukan permohonan sita jaminan ke Pengadilan atas objek tanah terperkara dengan

Hasil kajian perpustakaan menunjukkan, belum ada penyelidikan yang mendalam serta komprehensif berkaitan dengan teori Isti ha lah ini dianalisis dan diaplikasikan

verifikasidibutuhkan untuk mengetahuikebenaran sebuah data.46 verifikasi pada penelitian ini dilakukan dengan cara bertemu langsung dengan subjek di tempat penelitian Padepokan