• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kholid A.Harras METODOLOGI PENGAJARAN BAHASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kholid A.Harras METODOLOGI PENGAJARAN BAHASA"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

METODOLOGI PENGAJARAN

BAHASA

(2)

Metodologi dan Metode

Pengajaran Bahasa

Teori pembelajaran (mengajar dan belajar) bahasa pada umumnya

didasarkan kepada empat konsep kunci: bahasa, belajar, mengajar bahasa, dan konteks;

1. Pembelajaran bahasa membutuhkan suatu konsep tentang hakikat bahasa.

2. Pembelajaran bahasa membutuhkan pandangan dan wawasan tentang pelajar dan hakikat belajar bahasa.

3. Pembelajaran bahasa mengimplikasikan pandangan tentang pengajar bahasa dan pengajaran bahasa.

4. Pembelajaran bahasa terjadi pada konteks tertentu. Penafsiran

konteks amat penting dalam teori ini. Bahasa, belajar, dan mengajar pasti selalu dipandang dari satu konteks, latar, dan latar belakang.

(3)

Metodologi:

Metodologi secara ringkas dapat diartikan sebagai “ilmu

mengenai metode”. Pengkajian metodologi pengajaran

bahasa bersumber dari;

(a)

pemerian bahasa yang dihasilkan oleh linguistik umum;

(b)

(b) teori pembelajaran yang dikaji oleh psikologi;

(c)

(c) teori pembelajaran bahasa yang disumbangkan oleh

psikolinguistik; dan

(d)

(d) teori pemakaian bahasa dalam masyarakat yang

diambil dari sosiolinguistik.

(4)

Anthony (1963):

Anthony (1963) yang melahirkan istilah approach (pendekatan),

method (metode) dan technique (teknik):

Approach adalah “seperangkat asumsi yang berhubungan dengan

hakikat bahasa, belajar, dan mengajar.”

Method ialah “suatu rencana menyeluruh mengenai panyajian

bahasa yang sistematis berdasarkan pendekatan tertentu.

” Technique ialah “kegiatan-kegiatan khusus yang diwujudkan di

dalam kelas yang konsisten dengan metode, dan olehnya itu juga sejalan dengan pendekatan.

(5)

Richards, dkk. (1985:177):

Memberikan batasan mengenai metodologi pengajaran bahasa

sebagai kajian praktik dan prosedur yang digunakan dalam

pengajaran, dan prinsip-prinsip dan keyakinan yang melandasinya. Metodologi meliputi:

Kajian tentang hakikat keterampilan berbahasa (yaitu listening,

speaking, reading dan writing) dan prosedur pengajarannya

Kajian tentang penyiapan rencana pembelajaran, materi ajar, buku teks untuk pengajaran keterampilan berbahasa;

Evaluasi dan perbandingan metode pengajaran bahasa (misalnya

(6)

Richards, dkk. (1985:177):

Metode dalam pengajaran bahasa menurut Richards, dkk. (1985:176)

adalah cara mengajarkan suatu bahasa yang didasarkan kepada prinsip dan prosedur yang sistematis, yakni penerapan pandangan tentang cara bahasa diajarkan dan dipelajari.

Metode pengajaran bahasa yang berbeda seperti Direct method,

audio-lingual method, grammar translation method, the silent way

dan communicative approach merupakan hasil dari pandangan yang berbeda tentang; (a) hakikat bahasa; (b) hakikat belajar bahasa; (c) tujuan pengajaran; (d) jenis silabus yang digunakan; (e) peran guru, pelajar, dan materi pembelajaran; dan (f) teknik dan prosedur yang digunakan.

(7)

Richards & Rodgers (1982,

1986):

Mengajukan hasil kajian mereka yang merumuskan kembali konsep

metode. Istilah Anthony approach, method dan technique dilabel menjadi approach, design dan procedure secara berturut-turut dengan payung istilah method yang menjelaskan proses tiga-langkah ini.

 Menurut Richards & Rodgers (1982:154), metode adalah “istilah yang memayungi spesifikasi dan hubungan antara teori dan

praktik.” Approach adalah asumsi, keyakinan, dan teori mengenai hakikat bahasa dan belajar bahasa.

Procedures merupakan teknik dan praktik yang diturunkan dari approach dan design.

(8)

Hakikat Bahasa

Hakikat bahasa dalam kaitannya dengan pengajaran

bahasa menurut aliran linguistik strukturalisme adalah:

1. language is speech, not writing¸

2. a language is what its native speakers say, not what

someone thinks they ought to say;

3. languages are different;

4. a language is a set of habit; dan

(9)

Aliran linguistik transformational

mengemukakan bahwa:

1. A living language is characterized by rule-giverned

creativity.

2.

the rules of grammar are psychologically real.

3.

Man is specially equipped to learn languages. Secara

biologis manusia lahir dengan suatu kemampuan belajar

bahasa sehingga bahasa dapat dipelajari kapan saja

sepanjang hidup manusia dalam situasi pemakaian yang

bermakna.

4.

A living language is a language in which we can think.

Bahasa mengikat makna dan pikiran.

(10)

Beberapa pandangan tentang hakikat

bahasa :

Bahasa bersifat lisan yang telah tertata dalam sistem

simbol pandang dan dengar.

Anak belajar menggunakan simbol ini secara kumulatif,

pertama dalam mendengar (menyimak) dan berbicara,

kemudian membaca dan menulis.

Oleh karena itu, program pembelajaran bahasa mulai

dengan kegiatan komunikasi lisan.

Setelah anak menguasai keterampilan dalam aspek

mendengar dan berbicara, barulah instruktur memulai

kegiatan komunikasi tertulis.

(11)

Bahasa mencerminkan lingkungan sosial tempat yang

ditinggali anak, baik dari segi linguistik maupun

tingkatan budaya serta pengaruh berbagai macam dialek

dan geografis.

Oleh karena itu, pembelajaran disesuaikan dengan

kebutuhan pribadi, sosial, dan komunikasi siswa, serta

mempertimbangkan pengaruh regional terhadap wicara,

kosakata, dan penggunaan.

(12)

Bahasa mengalami proses perubahan yang tetap, seperti

pembentukan kata baru untuk memenuhi tuntutan

komunikasi, tekanan sosial yang mengakibatkan

perubahan terhadap keberterimaan item pemakaian

khusus dan konstruksi bahasa.

Oleh karena itu, bahasa diajarkan untuk mencerminkan

penggunaan dan struktur kontemporer; alfabet, tulisan,

kata dan ejaannya digunakan untuk merangsang minat

siswa terhadap bahasa.

(13)

Setiap bahasa memiliki struktur sendiri.

Hubungan antara kata, urutan kata, pola kalimat

dipelajari melalui pengalaman praktis dan kajian khusus.

Oleh karena itu, program pembelajaran harus mencakup

pembelajaran penggunaan bahasa dan struktur bahasa

baku melalui pengalaman dalam percakapan, diskusi,

laporan, wawancara, dan karangan.

Pembelajaran itu meliputi konstruksi kalimat dan

paragraf, dan secara bertahap memperkenalkan prinsip

dan terminologi tata bahasa.

(14)

Penggunaan Bahasa:

 Bahasa merupakan suatu bentuk perilaku, perlambang konsep diri dan sikap sosial seseorang yang menyimbolkan pikiran, keinginan, dan kepercayaannya.

 Kemampuan mempelajari bahasa sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan pribadi dan perkembangan

pemahaman dasar manusia.

Oleh karena itu, program pembelajaran bahasa menekankan penciptaan iklim yang hangat dan bersahabat yang mendorong setiap siswa berpartisipasi dalam kegiatan berbahasa lisan dan tulisan.

(15)

Bahasa merupakan alat berpikir yang membantu

siswa berasionalisasi dan tumbuh melalui

pengalaman mereka.

Oleh karena itu, kegiatan berbahasa dikembangkan

untuk membantu setiap siswa melihat hubungan,

membuat klasifikasi, menarik kesimpulan,

menanggung resiko penebakan, memprakirakan

hasil, merumuskan kesimpulan, dan membuat

generalisasi.

(16)

Bahasa merupakan media pengembangan dan

pertukaran gagasan.

Pengalaman itu harus mendorong interaksi antara siswa

dan orang lain, yang tentunya menekankan tujuan

komunikasi, penataan gagasan yang logis, dan

kesensitifan terhadap reaksi pendengar atau pembaca.

Bahasa merupakan alat kekuasaan dan kekuatan sosial

yang mempengaruhi kepercayaan, sikap, dan tingkah

laku.

(17)

Bahasa merupakan alat kekuasaan dan

kekuatan sosial yang mempengaruhi

kepercayaan, sikap, dan tingkah laku.

Oleh karena itu, siswa diajarkan pentingnya

tanggung jawab sosial dan integritas pribadi

dalam penggunaan bahasa.

(18)

Bahasa dalam bentuk tertulis merupakan catatan

pikiran manusia sepanjang zaman yang dapat

memperkenalkan setiap anak kepada karya-karya sastra

sehingga dapat menumbuhkan apresiasi keindahan

bahasa sebagai media komunikasi.

Oleh karena itu, program pengajaran bahasa melengkapi

siswa dengan pengalaman dalam prosa dan puisi untuk

menumbuhkembangkan pemahamannya terhadap

(19)

Prinsip Pembelajaran (Belajar &

Mengajar) Bahasa

Prinsip Kognitif

Otomatisitas

Pembelajaran bahasa kedua melibatkan pemindahan

kendali beberapa bentuk pada saat yang tepat ke dalam

pemrosesan otomatis sejumlah bentuk bahasa yang

relatif tidak terbatas. Menganalisis bahasa secara

berlebihan, terlalu memikirkan bentuk-bentuk bahasa,

dan secara sadar berlama-lama pada kaidah dan

aturan-aturan bahasa cenderung menghambat peningkatan ke

arah otomatisitas.

(20)

Pembelajaran Bermakna

Pembelajaran bermakna akan menuntun kepada retensi jangka

panjang yang lebih baik dibandingkan dengan rote learning

Beberapa kemungkinan penerapan prinsip di atas di dalam kelas

sebagai berikut ini.

1. Gunakan kekuatan pembelajaran bermakna dengan menarik minat pelajar, tujuan akademik, dan tujuan karir pelajar;

2. Apabila topik atau konsep baru diperkenalkan, upayakan untuk menanamkannya dengan mempertimbangkan pengetahuan dan latar belakang pelajar sehingga topik baru itu dapat dikaitkan dengan apa yang diketahuinya;

(21)

Antisipasi Penghargaan

Manusia secara umum terdorong untuk

bertindak atau bertingkah-laku dengan

mengharapkan semacam penghargaan

nyata atau tidak nyata, jangka pendek atau

jangka panjang yang akan terjadi sebagai

akibat perilaku itu.

(22)

Prinsip Motivasi Intrinsik

Penghargaan yang paling kuat adalah penghargaan yang

secara intrinsik termotivasi dalam diri pelajar.

Karena perilaku ini bersumber dari kebutuhan, keinginan,

dan hasrat dalam diri seseorang.

Perilaku itu sendiri dapat memberikan penghargaan

terhadap diri sendiri; karena itu, tidak perlu sama sekali

adanya penghargaan yang diberikan secara eksternal.

(23)

Investasi Strategis

Penguasaan bahasa kedua yang sukses

sebagian besar disebabkan oleh investasi

perorangan pelajar sendiri dari aspek waktu,

upaya, dan perhatian kepada bahasa kedua

dalam bentuk deretan strategi perorangan

guna memahami dan memproduksi bahasa.

(24)

Prinsip Afektif

Ego Bahasa

Sementara manusia belajar menggunakan bahasa

kedua, mereka juga mengembangkan suatu modus baru

berpikir, berperasaan dan bertindak—identitas kedua.

Ego bahasa kedua yang bergandeng dengan bahasa

kedua dengan mudah dapat menciptakan dalam diri

pelajar suatu perasaan kerapuhan, kedefensivan, dan

peningkatan hambatan.

(25)

Kepercayaan Diri

Keberhasilan yang dicapai pelajar dalam

suatu tugas sebahagiannya merupakan

faktor keyakinannya bahwa mereka

benar-benar mampu menyelesaikan tugas itu.

(26)

Pengambilan Resiko

Pelajar bahasa yang sukses saat menilai diri

mereka sendiri secara realistik merupakan

orang yang rentan namun mampu

menyelesaikan tugas harus sudi menjadi

“penjudi” dalam permainan bahasa,

mencoba menghasilkan dan menafsirkan

bahasa sedikit di luar batas keyakinan

(27)

Hubungan Bahasa-budaya

Kapanpun mengajarkan suatu bahasa, anda juga

mengajarkan sistem budaya yang rumit, tata krama,

nilai, dan cara berpikir, merasa, dan bertindak.

Khusus dalam konteks pembelajaran bahasa kedua,

keberhasilan yang pelajar biasakan terhadap lingkungan

budaya yang baru akan mempengaruhi keberhasilan

(28)

Prinsip Linguistik

Efek Bahasa Ibu

Antarbahasa

(29)

Beberapa Metode Pengajaran Bahasa:

Ciri dan Prinsipnya

Grammar Translation method (Metode

Terjemahan Tata bahasa)

Direct Method (Metode Langsung)

Reading Method (Metode Membaca)

Audiolingual method (Medote audiolingual)

Community Language Learning (CLL)

(30)

Cognitive Approach (Pendekatan Kognitif)

Total Physical Response (Respons Fisik

Total)

The Silent Way (Metode Diam)

Functional-Notional Approach

Communicative Approach (Pendekatan

Komunikatif)

(31)

Communicative Approach (Pendekatan

Komunikatif)

Berbagai teori mengenai Pendekatan

Komunikatif mengasumsikan bahwa bahasa

adalah alat komunikasi. Menurut Ellis &

Beattie (1986), penggunaan bahasa manusia

dapat dipahami dengan baik jika dipandang

dari konteks alaminya sebagai seperangkat

saluran yang tersedia bagi manusia untuk

mengirimkan dan menerima informasi

(32)

Canale (1987) memberikan karakteristik

komunikasi melalui bahasa berikut ini:

Bahasa adalah suatu bentuk interaksi sosial dan oleh karena itu

secara normal diperoleh dan digunakan dalam interaksi sosial;

 Bahasa melibatkan tingkat ketidak-teramalan dan kreativitas yang tinggi dalam bentuk dan pesan;

 Bahasa berlangsung dalam diskors dan konteks sosial budaya yang memberikan batasan tentang penggunaan bahasa yang baik dan sesuai dan sebagai penanda untuk mengoreksi interpretasi

ungkapan;

Bahasa selalu memiliki tujuan (misalnya untuk membangun

hubungan sosial, membujuk atau berjanji);

 Bahasa melibatkan bahasa otentik dan dipertentangkan dengan bahasa yang dibuat seperti buku teks.

(33)

Richards & Rodgers (1989) menemukan butir-butir

penting berikut yang merupakan teori yang melandasi

pengajaran bahasa.

Bahasa adalah suatu sistem pengungkapan gagasan;

Fungsi utama bahasa adalah untuk interaksi dan

komunikasi;

Unit utama bahasa bukanlah semata-mata butir-butir

tata bahasa dan strukturnya, melainkan kategori makna

fungsi dan makna komunikatif.

(34)

Nunan (1991:279) menawarkan 5 ciri khas utama

Pembelajaran Bahasa Komunikatif, yaitu:

Penekanan pada pembelajaran untuk berkomunikasi

melalui interaksi dalam bahasa sasaran;

Pengenalan teks otentik dalam situasi pembelajaran;

Pemberian kesempatan bagi pelajar untuk berfokus

bukan saja pada bahasa tetapi juga pada proses belajar

itu sendiri;

Peningkatan pengalaman pribadi pelajar sendiri sebagai

unsur yang memberikan sumbangan terhadap hasil

belajar di kelas; dan

Upaya menghubungkan pembelajaran bahasa di kelas

dengan pengaktifan bahasa di luar kelas.

(35)

prinsip-prinsip yang dapat dipertimbangkan dalam

kegiatan pengajaran bahasa di kelas, antara

lain:

 Kegiatan yang melibatkan komunikasi nyata mendorong hasil belajar

 Kegiatan yang di dalamnya adalah penggunaan bahasa untuk

melakukan tugas-tugas yang bermakna meningkatkan hasil belajar

 Bahasa yang bermakna bagi pelajar mendukung proses pembelajaran (prinsip kebermaknaan);

 Penggunaan bahasa yang otentik menentukan tingkat kecepatan terbaik terhadap keberhasilan pembelajaran bahasa kedua/asing;

Penggunaan kerja pasangan atau kerja kelompok dalam situasi

komunikatif interaktif;

Eksplorasi berdasarkan task-based exploration, negosiasi dan

pemecahan masalah;

Penekanan pada inisiatif dan interaksi pelajar, arahan petunjuk

(36)

Communicative Activities:

1. Using drawing to assess listening

comprehension:

Memberikan instruksi secara lisan kepada

peserta untuk menggambar, misalnya:

rumah, pemandangan

Kalau siswa mengerti instruksi yang diberikan

secara lisan tersebut, maka menghasislkan

gambar yang benar

(37)

2. Getting to know the

partner

Dilakukan secara berkelompok,berpasangan,

bertiga atau berempat dg berbahasa Inggris

Masing-masing siswa bertanya kepada

temannya tentang sesuatu yang

berhubungan dengan keluarga, hobby, dll.

Kemudian setiap siswa diminta melaporkan

di depan kelas apa perbedaan dan persamaan

antara ia dan temannya

(38)

3.Two vocabulary review

Kegiatan berkelompok, dimana sebuah kata

diberikan kepada masing-masing kelompok,

misalnya: “BRIGHT”

Peserta berikutnya harus menyebutkan pula

kata yang berakhiran dengan T, seperti

TENDENCY,

(39)

4. Using Mime

Setiap kelompok mencari suatu cerita.

Cerita itu tidak boleh dideskripsikan secara

lisan, harus dengan gerakan seperti orang

berpantomin

Kelompok lain memberi komentar dan

menebak cerita itu tentang apa yang

dipantominkan tadi

(40)

5. A trip to Fantasy Island

Siswa diberikan sebuah peta buta

Kemudian guru membacakan text descriptive

Siswa berusaha menemukan tempat di peta

(41)

6. How good is your memory

Guru memberikan gambar, siswa diberikan

beberapa menit untuk mengamati gambar

tersebut

Kemudian siswa harus menjawab pertanyaan

(42)

7. Creating sentences from a word

box

Siswa diberikan abjad secara acak

Kemudian siswa harus membuat kata

(43)

8. Interview role play

Seorang siswa berdiri, kemudian

menyebutkan profesinya yang akan

dipilihnya

Siswa yang lain bertanya dengan beragam

pertanyaan

kemudian menjelaskan mengapa ia

(44)

10. What can you remember

Mengingat apa saja yang dapat diingat dari

gambar yang sudah diberikan

Kemudian mengungkapkan dalam bahasa

(45)

10. Text completion

Diberikan sebuah teks, siswa melengkapi teks

(46)

11. Expanding headlines

Sama dengan kegiatan 10, siswa

mengembangkan sebuah headline yang

sudah diberikan

(47)

12. Writing haikus

Menulis sajak ala jepang yang terdiri dari tiga

baris

Baris pertama terdiri dari 5 suku kata, baris

kedua 7 suku kata, dan baris ke ke 3 juga lima

suku kata

(48)

13. Pictures based writing

Diberikan sebuah gambar

Berdasar gambar tersebut, peserta harus

(49)

14. Writing E-mail or post card to

friends and family

Latihan membuat berita singkat

Menulis e-mail atau postcard

(50)

15. Co-operative narrative

writing

Sama dengan chain story, atau cerita

berantai

Seseorang membuat kalimat, yang lain

melanjutkan dengan satu kalimat lagi dan

seterusnya hingga menjadi suatu cerita yang

berarti

(51)

16. Helping students to develop

their own narrative

Ini merupakan kegiatan guided writing yang

(52)

17. Jokes which use present

progressive

Membuat cerita-cerita lucu dengan

(53)

18. Body language

Bercerita dengan hanya menggunakan

bahasa tubuh, kemudian siswa lain mencoba

mendeskripsikan

(54)

19. Reading text to stimulate

discussion

Siswa diberikan sebuah teks

Berdasarka teks tersebut, siswa

(55)

20. The activities with text type

recount

Terdiri dari dua bagian, pertama guru

membacakan tiga buah teks secara acak

Kemudian mencoba menyusun teks itu sesuai

dengan urutan yang benar

Kemudian membuat teks dengan

berpedoman kepada teks yang sudah

diberikan

(56)

21. Running dictation

22. Jigsaw

23. Empty chair

24. Hot chair

Referensi

Dokumen terkait

ABSTRAK Latar Belakang Penelitian ini : 1). Dampak psikologis, moralitas dan sosial yang ditimbulkan dari menjamurnya praktek prostitusi yang terjadi diberbagai kota besar,

Berdasarkan informasi yang sudah dijelaskan diatas, maka penulis akan merancang sebuah penelitian yang berjudul Penerapan Metode Logika Fuzzy Untuk Alat Kontrol

Pada proses pembelajaran langsung, pendekatan saintifk disesuaikan dengan materi yang ada pada mata pelajaran matematika dimana peserta didik

Setelah dilakukan perencanaan DRP maka dilakukan perhitungan Savings Matrix untuk meminimalkan jarak tempuh kendaraan dan menghindari perjalanan bolak-balik serta

Model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan salah satu metode yang digunakan dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang memfokuskan guru dalam upaya

“ Jika terjadi penurunan skor kemarahan yang dialami oleh siswa, maka semakin efektif konseling ego state dalam mengelola kemarahan siswa ”. Struktur Organisasi

Sesungguhnya pendekatan pembelajaran yang menyenangkan dalam perspektif pendidikan Islam bukanlah merupakan hal yang baru.. Tetapi sudah ada dan sudah dipratekkan sejak zaman

in terms which go beyond the common perception of tourism as being limited to holiday activity only, as people traveling to and staying in places outside their usual environment