• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PENELITIAN

Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2014. Penelitian ini dilakukan di kawasan Cagar Alam Dolok Sibual-buali (Studi Kasus: Desa Bulu Mario, Aek Nabara dan Huraba), Tapanuli Selatan, Sumatera Utara (Gambar 1).

Gambar 1. Peta lokasi penelitian di Kawasan Cagar Alam Dolok Sibual-buali, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara

Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah pita ukur, abney level, tali rafia, binokuler, GPS (Global Positioning System), komputer, software ArcView GIS 3.3, software ArcGis 10.1, software Erdas Imagine 8.5, kalkulator, kamera, dan alat tulis.

(2)

 

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini berupa tally sheet, peta jalan,sungai, kontur, dan administrasi Cagar Alam Dolok Sibual-buali Kabupaten Tapanuli Selatan tahun 2013, data citra Kabupaten Tapanuli Selatan tahun 2013, serta data sekunder tentang pohon pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) yang diperoleh dari pengelola Cagar Alam Dolok Sibual-buali.

Pengumpulan Data di Lapangan Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan di lapangan. Data primer yang akan dikumpulkan, yaitu :

− Data jumlah individu tingkat semai dan pancang, serta data jumlah individu, tinggi dan diameter tingkat tiang dan pohon,

− Data sebaran titik vegetasi pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) di Cagar Alam Dolok Sibual-buali, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. − Data citra Landsat 8 Mei 2013, tutupan awan 10%, path/row 129/59

(Kecamatan Sipirok).

Data sekunder

Data sekunder yang mendukung penelitian ini diperoleh dari Balai Pemantapan Kawasan Hutan (BPKH) Wilayah I Sumatera Utara, yaitu: peta

kontur, administrasi, tutupan lahan, jalan dan sungai di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Selain itu, data vegetasi pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) yang diperoleh melalui sumber-sumber literatur dan data pohon pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) dari pengelola Cagar Alam Dolok Sibual-buali.

(3)

Prosedur Penelitian a. Survei Lapangan

Kegiatan survei lapangan ini berupa peninjauan langsung ke Cagar Alam Dolok Sibual-buali dan desa-desa yang berdekatan dengan kawasan Cagar Alam Dolok Sibual-buali untuk melihat keberadaan sebaran vegetasi pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) dari tingkat semai, pancang, tiang dan pohon. Selain itu, pada kegiatan ini juga diambil data primer dan sekunder.

b. Pembuatan Kurva Spesies Area dan Analisis Vegetasi

Menurut Munthe (2013) Kurva Spesies Area berguna untuk menunjukkan sistem keterwakilan dari hutan terwakili sehingga analisis vegetasi yang dilakukan dapat mewakili hutan yang diteliti. Langkah-langkah pembuatan Kurva Spesies Area adalah :

1. Pembuatan plot awal dimana plot ini terletak secara sengaja di daerah penelitian yang menurut peneliti mewakili seluruh jenis yang ada. Menurut Wihyawari (2013), luas ukuran plot Kurva Spesies Area tergantung pada peneliti, yang penting adalah konsistensi plot selanjutnya dibuat berukuran dua kali luas plot awal.

2. Dihitung jumlah spesies tumbuhan yang terdapat dalam plot 1,2,3,…dan seterusnya.

3. Dibuat Kurva Spesies Area dengan menghubungkan antara ukuran plot dengan jumlah spesies (Gambar 2).

4. Dari Kurva Spesies Area tersebut dapat ditentukan luas plot minimal atau minimal area yang digunakan. Bila dengan penambahan luas plot tidak lagi

(4)

 

menyebabkan kenaikan jumlah jenis lebih dari 5 %, maka ukuran petak yang digunakan adalah seluas tersebut.

Gambar 2. Kurva Spesies Area (Wihyawari, 2013)

Perhitungan analisis vegetasi ini dilakukan dengan metode jalur berpetak lanjut (continuous plot sampling) dengan setiap jalur berukuran 20 meter x 100 meter. Menurut Soerianegara dan Indrawan (1988) pengumpulan data primer kondisi dengan melakukan inventarisasi vegetasi dengan metode jalur berpetak pada tiga formasi hutan yaitu hutan gambut, hutan peralihan (ecoton) dan hutan Dipterocarpaceae atas. Pada setiap formasi hutan dibuat jalur dengan luas 0,2 ha, yaitu lebar 20 m dan panjang 100 m. Jumlah plot yang dibuat adalah lima plot untuk setiap jalur analisis vegetasi. Inventarisasi vegetasi dilakukan untuk mengetahui struktur dan komposisi vegetasi habitat Orangutan Sumatera. Desain petak jalur tertera pada Gambar 3.

Juml

ah Spesi

es

Luas Petak (Ha)

Ukuran Minimum Petak Pengamatan Wilayah Penambahan < 5%

(5)

Gambar 3. Desain Metode Jalur Berpetak Lanjut (Continuous Plot Sampling) Keterangan:

A. Semai berukuran 2 m x 2 m.

Semai adalah anakan pohon mulai kecambah sampai setinggi <1,5 m. B. Pancang berukuran 5 m x 5 m.

Pancang adalah anakan pohon yang tingginya ≥ 1,5 m sampai diameter < 10 cm

C. Tiang berukuran 10 m x 10 m.

Tiang adalah pohon muda yang diameternya mulai 10 cm sampai < 20 cm. D. Pohon berukuran 20 m x 20 m.

Pohon adalah pohon dewasa berdiameter ≥ 20 cm.

Menghitung Kerapatan Jenis a. Kerapatan (K)

K = Jumlah individu Luas Petak Contoh b. Kerapatan Relatif (KR)

KR = Jumlah individu

Luas Petak Contoh

x 100% c. Frekuensi (F)

F = Jumlah petak ditemukan 1 individu Jumlah seluruh petak D C     B     A 2 m 10m 5 m

(6)

 

d. Frekuensi Relatif (FR)

FR = Jumlah petak ditemukan 1 individu

Jumlah seluruh petak

x 100%

e. Dominansi (D)

D = LBDS satu spesies Luas petak contoh f. Dominansi Relatif (DR)

DR = Dominansi satu spesies

Dominansi total

x 100%

g. Indeks Nilai Penting (INP)

INP digunakan untuk menetapkan dominasi suatu jenis terhadap jenis lainnya atau dengan kata lain nilai penting menggambarkan kedudukan ekologis suatu jenis dalam komunitas (Latifah, 2005).

INP = KR + FR (untuk tingkat semai dan pancang) INP = KR + FR + DR (untuk tingkat tiang dan pohon) h. Indeks Shannon-Wiener

Untuk menghitung dan mengetahui keanekaragaman vegetasi di areal habitat H' = - ∑s Pi ln Pi

I=1

Keterangan:

H' = Indeks Shannon-Wiener

Pi = Kelimpahan Relatif dari species ke -1 Pi = (Ni/Nt)

Ni = Jumlah individu spesies ke-1 Nt = Jumlah total untuk semua individu

(7)

c. Pemetaan Sebaran Vegetasi Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii)

Pemetaan keanekaragaman vegetasi pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) dilakukan dengan Sistem Informasi Geografis (SIG) menggunakan software ArcView GIS 3.3 dan ArcGis 10.1. Pengambilan titik plot vegetasi pakan (semai, pancang, tiang dan pohon) dilakukan dengan menggunakan GPS (Global Positioning System) untuk mengetahui sebaran vegetasi pakan yang ada di kawasan Cagar Alam Dolok Sibual-buali, Desa Bulu Mario, Aek Nabara dan Huraba. Citra Landsat 8 diolah menggunakan software Erdas Imagine 8.5 untuk menggabungkan band 2 (biru), band 3 (hijau), band 4 (merah), dan band 5 (inframerah). Pemetaan NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) menggunakan band 4 (merah), dan band 5 (inframerah). Pada pemetaan vegetasi pakan Orangutan ini diperoleh peta ketinggian dari titik lapangan, peta kelerengan dari kontur dan peta tutupan lahan dengan NDVI (Normalized Difference Vegetation Index). Bagan alir pemetaan ketinggian, kelerengan, NDVI dan tutupan lahan tertera pada Gambar 4, 5, 6 dan 7. Sedangkan bagan alir penelitian tertera pada Gambar 8.

(8)

 

Gambar 4. Bagan alir sebaran vegetasi pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) berdasarkan kelas ketinggian

Overlay Peta Kelas Ketinggian

Data Lapangan Berupa Titik Koordinat

Titik Koordinat Vegetasi Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii)

DNR

Ubah ke *shp ArcView GIS 3.3

Peta Titik Koordinat Vegetasi Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii)

Sebaran Vegetasi Pakan Orangutan Sumatera (Pongo

abelii) Berdasarkan Kelas Ketinggian

(9)

Gambar 5. Bagan alir sebaran vegetasi pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) berdasarkan kelas kelerengan

Gambar 6. Bagan alir sebaran vegetasi pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) berdasarkan NDVI

Overlay

Peta Kelas Kelerengan

Data Lapangan Berupa Titik Koordinat Titik Koordinat Vegetasi Pakan Orangutan

Sumatera (Pongo abelii)

DNR Garmin

Ubah ke *shp ArcView GIS 3.3

Peta Titik Koordinat Vegetasi Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii)

Sebaran Vegetasi Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Berdasarkan

Kelas Kelerengan

Overlay

Ubah dalam format *shp Citra dengan format *TIFF

Layer Stack

Ubah ke *img Erdas Imagine 8.5 Citra dibuka di Software ArcView GIS 3.3

Vegetation Index

Sebaran Vegetasi Pakan Berdasarkan NDVI Citra NDVI

Peta NDVI Peta Titik Koordinat Vegetasi Pakan

(10)

 

Gambar 7. Bagan alir sebaran vegetasi pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) berdasarkan tutupan lahan

Gambar 8. Bagan Alir Penelitian Survei Lapangan

Pembuatan Kurva Spesies Area

Data Analisis Vegetasi

Tally

Titik koordinat sebaran vegetasi pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii)

Sebaran vegetasi pakan berdasarkan kelas Ketinggian, Kelerengan, NDVI dan tutupan lahan

Analisis Vegetasi Overlay Peta Tutupan Lahan

Data Lapangan Berupa Titik Koordinat Titik Koordinat Vegetasi Pakan Orangutan

Sumatera (Pongo abelii) DNR Garmin Ubah ke *shp

Peta Titik Koordinat Vegetasi Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii)

Sebaran Vegetasi Pakan Orangutan Sumatera (Pongo abelii) Berdasarkan

Gambar

Gambar 1. Peta lokasi penelitian di Kawasan Cagar Alam Dolok Sibual-buali,  Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara
Gambar 2. Kurva Spesies Area (Wihyawari, 2013)
Gambar 4. Bagan alir sebaran vegetasi  pakan  Orangutan  Sumatera                   (Pongo abelii) berdasarkan kelas ketinggian
Gambar 5. Bagan alir sebaran vegetasi  pakan  Orangutan  Sumatera                   (Pongo abelii) berdasarkan kelas kelerengan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Strategi mengenai bagaimana sebuah produk lebih menarik konsumen dari segi harga dibandingkan pesaing. Umumnya konsumen lebih tertarik kepada produk dengan harga yang lebih

 Fosil Fosil Clossopteris  Clossopteris  , , suatu tanaman yang hidup 260 juta tahun suatu tanaman yang hidup 260 juta tahun yang lalu, dijumpai di benua benua Afrika, Amerika

Permasalahan yang dihadapi Badan Pengawas XYZ yaitu usulan rekomendasi mulai dari penyusunan dokumen- dokumen tata pamong dan rencana strategis TI, rencana pengembangan aplikasi

Sementara pada tahun 2010 dan 2013 terjadi peningkatan belanja daerah namun tidak dibarengi dengan penurunan persentase kemiskinan, justru terjadi kenaikan terhadap

Ikhtisar Aspek Keberlanjutan Tata Kelola Keberlanjutan Tantangan Pandemi Bersama Melewati Inspirasi dalam Perbankan Berkelanjutan Inspirasi Budaya Keberlanjutan Inspirasi

Kajian ini membuktikan bahawa bukan sahaja faktor mudah dan penjimatan masa yang menyebabkan pembeli tertarik untuk melakukan pembelian secara atas talian, malah situasi atau

Implementasi merupakan tampilan hasil dari sebuah perancangan aplikasi pembelajaran membaca huruf hijaiyah yang telah dibuat. Sebelum melihat huruf hijaiyah bisa

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa metode neural network memberikan hasil klasifikasi terbaik dengan menggunakan nilai parameter