• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKHLAK TERHADAP TINGKAH LAKU PROSOSIAL SISWA KELAS IX DI SMP MUHAMMADIYAH CILONGOK TAHUN AJARAN 2017/2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKHLAK TERHADAP TINGKAH LAKU PROSOSIAL SISWA KELAS IX DI SMP MUHAMMADIYAH CILONGOK TAHUN AJARAN 2017/2018"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKHLAK TERHADAP TINGKAH LAKU PROSOSIAL SISWA KELAS IX DI SMP

MUHAMMADIYAH CILONGOK TAHUN AJARAN 2017/2018

Rizky Nazia Muhandis1

nmuhandis@gmail.com

Received:

20/03/2018 08/04/2018 Revised: 10/05/2018 Aproved:

Abstract

This scientific journal entitled "The Influence Of Learning Achievement Of Subject Of Morals To The Behavior Of Prosocial Students Of Class IX In SMP Muhammadiyah Cilongok Academic Year 2017/2018". The purpose of this study is to determine whether there is influence of learning achievement subjects morals to the behavior of students in the class IX prosedur SMP Muhammadiyah Cilongok academic year 2017/2018.

Samples were taken using purposive sampling technique. Namely by taking students in class IX D and class IX G which amounted to 50 respondents. This research is a quantitative research with data collection tool in the form of questionnaire (questionnaire) scale and documentation. After the data collected then done the analysis by using the formula Product moment.

The result shows that rxy is 0,344 and r table with significance

level 5% (N = 50) equal to 0,273. It shows rxy> r table at 5%

significance. While at 1% significance is rxy <r tabel is 0,344 <0,354.

Thus the hypothesis that the researcher proposed that there is influence between the learning achievement of morals subjects with the behavior of prosocial class IX students in SMP Muhammadiyah Cilongok academic year 2017/2018 accepted and null hypothesis was rejected. While the results of these calculations (rxy) is between 0.20 -

0.40 interval which means the correlation between variables X with variable Y is a weak and low correlation.

Keywords: morals, prosocial behavior, correlation

1 IAIN Purwokerto

(2)

As-Salam I Vol. VII No.1, Th. 2018 P-ISSN: 2089-6638 E-ISSN: 2461-0232

Edisi: Januari-Juni 2018

22

A. Pendahuluan

Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya insan kamil yang di dalamnya memiliki wawasan kaffah agar mampu menjalankan tugas-tugas kehambaan, kekhalifahan, dan pewaris nabi. Sedangkan menurut Zakiah Daradjat (1996: 30) tujuan pendidikan Islam meliputi seluruh aspek kemanusiaan berupa sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan, dan pandangan. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah terbentuknya manusia yang seutuhnya (insan kamil) dalam kehidupan sehari-hari berupa sikap, tingkah laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan.

Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 BAB II pasal 3 berbunyi “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Salah satu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Muhammadiyah Cilongok adalah mata pelajaran akhlak, dalam hal ini mata pelajaran akhlak menjadi terfokus untuk masalah-masalah yang berkaitan dengan budi pekerti, sopan santun, adab, dan tingkah laku sebagai seorang muslim dan muslimah. Dalam Al-Qur’an juga telah disebutkan mengenai akhlak terpuji yakni dalam Al-Qur’an Surat Al- Imran : 133-134 :





















































(3)

Rizki Nazia Muhandis / PENGARUH PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN…

23 Artinya : dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa (133), (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan (134). Mata pelajaran akhlak menjadi penting ketika dikaitkan dengan tujuan pendidikan nasional, yakni mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berakhlak mulia. Untuk dapat mengetahui sejauh mana siswa berakhlak mulia maka harus dilakukan penilaian yang mencakup tiga aspek, yakni aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Namun, kenyataan penilaian yang dilakukan hanya diambil dari kognitif (pengetahuan) melalui tes. Menurut BSNP, penilaian mata pelajaran keagamaan yang dalam hal ini adalah mata pelajaran akhlak tidak hanya sebatas penilaian kognitif, namun juga ditambah dengan penilaian afektif (sikap), di sisi lain, adanya kecenderungan atau indikasi penerapan kurikulum 2013 secara nasional, yang mana perbedaan antara Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dengan kurikulum 2013 salah satuya pada sistem penilaian yang mencakup 3 aspek tersebut.

Pada dasarnya, manusia Indonesia sudah memiliki budi pekerti, sopan santun, adab dan tingkah laku yang baik. Terbukti ketika dalam sebuah desa akan membangun fasilitas umum seperti masjid, maka masyarakat sekitar tak terkecuali remaja akan bergotong royong dan bekerja sama untuk membangun sebuah fasilitas umum tersebut. Gotong royong dan bekerja sama itu termasuk ke dalam tingkah laku prososial. Tingkah laku prososial adalah tingkah laku yang menguntungkan atau mensejahterakan orang/ sekelompok orang.

Remaja merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, baik sebagai anggota keluarga, anggota kelompok, maupun anggota lingkungan sekolah. Salah satu perkembangan jiwa keagamaan remaja adalah bahwa remaja akan mengalami pertumbuhan pikiran dan mental yakni sikap kritis terhadap ajaran agama mulai timbul, selain itu mereka pun sudah tertarik pada masalah kebudayaan, sosial, ekonomi, dan norma-norma kehidupan lainnya (Jalaluddin,

(4)

As-Salam I Vol. VII No.1, Th. 2018 P-ISSN: 2089-6638 E-ISSN: 2461-0232

Edisi: Januari-Juni 2018

24

2012: 74)

Penulis telah melakukan observasi mengenai akhlak siswa- siswi kelas IX selama tiga bulan dibantu oleh guru mata pelajaran akhlaq. Berdasarkan hasil observasi tersebut didapatkan gambaran bahwa siswa yang prestasi mata pelajaran akhlaknya tinggi, kadangkala tingkah lakunya kurang baik, sedangkan siswa yang prestasi belajar mata pelajaran akhlaknya sedang/rendah justru kadangkala tingkah lakunya baik. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian “Pengaruh Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akhlak Terhadap Tingkah Laku Prososial Siswa Kelas IX di SMP Muhammadiyah Cilongok Tahun Ajaran 2017/2018”

B. Pembahasan

1. Pengertian Prestasi belajar

Menurut Syah (2008: 141) “Prestasi belajar adalah pengungkapan hasil belajar atau tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran, baik secara kualitas maupun kuantitas”. Prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie, sedangkan dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”.

Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan antara lain kesenian, olahraga, dan pendidikan, khususnya pembelajaran (Arifin, 2013: 12). Prestasi merupakan buah hasil dari usaha atau kerja yang dilakukan seseorang. Bagi siswa, prestasi berkaitan dengan hasil dari usaha jerih payahnya dalam belajar yang telah dilakukan.

Abdilah dalam Aunurrahman (2011: 35) mengatakan belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukuan oleh individu dalam perubahan tingkah laku, baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu. Skinner dalam Sagala (2010: 14) berpendapat belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan individu yang mengakibatkan

(5)

Rizki Nazia Muhandis / PENGARUH PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN…

25 tingkah laku sebagai hasil pengalamannya untuk dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa di sekolah sedikit banyak akan memberikan pengalaman dan pengetahuan baru bagi mereka. Siswa melakukan sebuah usaha yaitu belajar, maka siswa akan mendapatkan hasil dari kegiatan belajarnya itu berupa ilmu pengetahuan dan nilai. Nilai yang diperoleh siswa dari kegiatan belajar tersebut seringkali disebut sebagai sebuah prestasi belajar.

Istilah prestasi belajar (achievement) berbeda dengan hasil belajar (learning outcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak siswa (Arifin, 2013: 12). Cronbach dalam Arifin (2013: 13) mengemukakan bahwa kegunaan pretasi belajar banyak ragamnya, antara lain sebagai: umpan balik bagi guru dalam mengajar, untuk keperluan diagnostik, untuk keperluan penempatan atau penjurusan, untuk menentukan isi kurikulum, dan untuk menentukan kebijakan sekolah.

Instrumen prestasi belajar mata pelajaran akhlak berdasarkan pengembangan silabus dan sistem penilaian terdiri dari: tes pengetahuan (kognitif) berupa tes tertulis, tes lisan, tes sikap (afektif) berupa penilaian perilaku, serta tes psikomotor berupa unjuk kerja. Dalam penelitian ini, prestasi belajar yang dimaksud adalah nilai ulangan harian mata pelajaran akhlak semester genap sebanyak 3 (tiga) kali tahun ajaran 2017/2018. Ulangan harian dipilih karena nilai ulangan harian adalah nilai murni kemampuan siswa dalam pembelajaran akhlak. Ulangan harian dilaksanakan tiap kompetensi dasar, yaitu KD. 11.1., KD. 11.2., KD. 11.3. Perkembangan jiwa keagamaan pada siswa SMP masih dalam masa-masa keraguan antara mana yang baik yang harus dilakukan dan mana yang buruk yang harus ditinggalkan, hal ini sejalan dengan Jalaluddin (2012: 80) yang berpendapat bahwa “keragu-raguan akan menjurus ke arah munculnya konflik dalam diri para remaja, sehingga mereka dihadapkan kepada pemilihan antara mana yang baik dan yang buruk, serta antara yang benar dan yang salah”. Akhlak yang ada pada diri siswa SMP dapat dikatakan

(6)

As-Salam I Vol. VII No.1, Th. 2018 P-ISSN: 2089-6638 E-ISSN: 2461-0232

Edisi: Januari-Juni 2018

26

masih harus ada dorongan dari luar berupa pemberian motivasi tentang pentingnya berakhlak mulia.

Ruang lingkup akhlak sangatlah luas, mencakup seluruh aspek kehidupan, baik secara vertikal dengan Allah SWT maupun secara horizontal sesama makhluk-Nya (Yunahar, 2012: 6). Beliau membagi pembahasan akhlak menjadi : akhlak terhadap Allah SWT, akhlak terhadap Rasulullah saw, akhlak pribadi, akhlak dalam keluarga, akhlak bermasyarakat, akhlak bernegara.

2. Pengertian Perilaku Prososial

Menurut Desmita (2011: 237) tingkah laku prososial adalah “tingkah laku positif yang menguntungkan atau membuat kondisi fisik atau psikis orang lain lebih baik, yang dilakukan atas dasar sukarela tanpa mengharapkan reward eksternal”. Menurut Muzakir (2009) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa “perilaku prososial adalah semua bentuk tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain, tanpa memedulikan motif-motif si penolong, kesukarelaan atau kepedulian sosial terhadap orang-orang yang memerlukan pertolongan. Dengan kata lain, perilaku yang berorientasi pada tindakan-tindakan positif terhadap orang lain, baik bantuan berupa materi, fisik, maupun psikologis termasuk altruisme, empati, dan simpati, bahkan pengendalian diri dari marah serta kesediaan memaafkan orang yang melakukan kesalahan kepadanya dengan prinsip bahwa perkataan yang ma’ruf lebih baik daripada sedekah yang menyakitkan hati”.

Sedangkan menurut Khotim (2013) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa “perilaku prososial adalah tindakan sukarela yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang untuk menolong, bekerjasama, berbagi perasaan, bersikap jujur, dan bertindak dermawan terhadap orang lain”. Menurutnya, bentuk perilaku prososial adalah sebagai berikut: a. Tindakan itu berakhir pada dirinya dan tidak menuntut keuntungan pada

pihak perilaku, seperti: bersikap sopan, bertindak jujur, peduli terhadap orang lain, bertanggung jawab.

(7)

Rizki Nazia Muhandis / PENGARUH PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN…

27 b. Tindakan itu dilahirkan secara sukarela, seperti: menyumbang, menurut

atau patuh, berbagi, pengorbanan, menolong, memuji.

c. Tindakan itu menghasilkan kebaikan,

seperti:bekerjasama,mempertimbangkan hak dan kesejahteraan orang lain, persahabatan, menasehati.

Dari beberapa pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa tingkah laku prososial adalah perilaku positif yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dengan sukarela (cuma-cuma) dengan melakukan tindakan menolong, bekerjasama, berbagi, berlaku jujur, mempertimbangkan hak dan kesejahteraan orang lain. Aspek-aspek tersebut yang nantinya akan dimodifikasi dan penulis buat menjadi indikator tingkah laku prososial.

Perilaku prososial merupakan hal penting yang harus ada dalam kehidupan, hal ini sejalan dengan pendapat Nashori (2008: 39) yang menyatakan bahwa “dalam mekanisme kehidupan bersama tetap diperlukan adanya perilaku prososial”. Pada prinsipnya tingkah laku prososial terjadi karena ada yang memberi dan ada yang menerima. Menurut Desmita (2011: 240) “terdapat saling ketergantungan antara yang menolong dengan yang ditolong. Pemberian pertolongan memerlukan situasi khusus, yaitu situasi ketergantungan, di mana seseorang yang membutuhkan pertolongan tergantung pada orang lain yang memberikan pertolongan.Al-Qur’an sudah menjelaskan bahwa kebaikan itu adalah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang miskin, musafir yang memerlukan pertolongan dan orang yang meminta-minta yakni dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 177 yang berbunyi :









































(8)

As-Salam I Vol. VII No.1, Th. 2018 P-ISSN: 2089-6638 E-ISSN: 2461-0232 Edisi: Januari-Juni 2018 28

































































Artinya : Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.

Pada ayat tersebut menjelaskan bagaimana manusia harus memiliki jiwa sosial yang tinggi, karena manusia merupakan makhluk sosial yang berarti tidak bisa hidup sendiri, pasti butuh orang lain untuk berinteraksi dan meneruskan kehidupannya. Meskipun orang itu dikatakan mandiri, tetap saja seseorang butuh bersosialisasi dengan orang lain. Itulah mengapa tingkah laku prososial menjadi penting di kalangan manusia.

Selanjutnya, Desmita (2011: 240-243) menjabarkan tahapan perkembangan tingkah laku prososial, antara lain sebagai berikut :

a. Compliance & concrete, Defined reinforcement. Pada tahap ini individu melakukan tingkah laku menolong karena permintaan atau perintah yang disertai terlebih dahulu dengan reward atau punishment.

b. Compliance. Pada tingkat ini individu melakukan tingkah laku menolong karena tunduk pada otoritas. Individu tidak berinisiatif melakukan pertolongan, tapi tunduk pada permintaan dan perintah dari orang lain yang lebih berkuasa.

(9)

Rizki Nazia Muhandis / PENGARUH PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN…

29 c. Internal initiative & concrete reward. Pada tahap ini individu menolong

karena tergantung pada penerimaan reward yang diterima.

d. Normative behavior. Pada tahap ini individu menolong orang lain untuk memenuhi tuntutan masyarakat. Individu mengetahui berbagai macam tingkah laku yang sesuai dengan norma-norma masyarakat yang diikuti sanksi positif, serta pelanggaran norma yang diikuti sanksi negatif.

e. Generalized reciprocity. Pada tahap ini tingkah laku menolong didasari oleh prinsip-prinsip universal dari pertukaran. Seseorang memberikan pertolongan karena percaya ia kelak bila membutuhkan bantuan akan mendapat pertolongan.

f. Altruistic behavior. Pada tahap ini individu melakukan tindakan menolong secara sukarela. Tindakannya semata-mata hanya bertujuan menolong dan menguntungkan orang lain tanpa mengharapkan hadiah dari luar. Tindakan menolong dilakukan adalah karena pilihannya sendiri dan didasarkan pada prinsip-prinsip moral.

Setiap tahapan perkembangan tingkah laku tersebut harus dilatih dan dikembangkan melalui proses pembelajaran dan pembiasaan khususnya di lingkungan sekolah tempat siswa belajar. Sebagai contoh ketika siswa membantu menolong masih harus diperintah, maka siswa tersebut seyogyanya terus dilatih sampai dengan siswa itu terbiasa melakukan tindakan menolong tanpa disuruh apalagi dipaksa. Menurut Desmita (2011: 253-256) ada beberapa faktor agen sosialisasi yang dapat memengaruhi perkembangan tingkah laku prososial, diantaranya :

a. Orang tua.

Orang tua memengaruhi secara signifikan hasil sosialisasi anak mereka. Perkembangan tingkah laku menolong anak juga dipengaruhi oleh pengamatan terhadap tingkah laku menolong orang tua. Orang tua yang menginginkan anak-anaknya bertingkah laku menolong seharusnya memulai dari diri sendiri bertingkah laku tersebut. Selanjutnya menggunakan arahan verbal untuk membentuk tindakan

(10)

As-Salam I Vol. VII No.1, Th. 2018 P-ISSN: 2089-6638 E-ISSN: 2461-0232

Edisi: Januari-Juni 2018

30

menolong dan penjelasan seperti mengapa individu harus menolong adalah teknik penting yang dapat digunakan orang tua untuk mengajarkan anak-anaknya bertingkah laku menolong dengan kualitas yang tinggi.

Menurut hemat penulis, orang tua adalah sekolah yang pertama dan utama bagi perkembangan tingkah laku prososial anak, karena awal anak mengetahui kebiasaan baik adalah dari orang tuanya sendiri. Anak akan terbiasa melaksanakan tingkah laku prososial jika orang tuanya biasa menerapkannya di rumah.

b. Guru.

Guru mempunyai kesempatan mengarahkan anak-anak dengan cerita-cerita tentang bagaimana menolong sesama manusia itu penting. Dengan pendekatan tersebut, anak mungkin belajar bertingkah laku prososial dengan pemodelan simbolik. Isi cerita tentang tingkah laku prososial dapat mendesak anak untuk melakukan tindakan menolong, atau penjelasan pentingnya melakukan tindakan menolong, seperti bagaimana peduli terhadap orang lain.

Guru merupakan orang tua kedua di sekolah, setelah memasuki usia sekolah, anak akan memasuki dunia baru dimana lingkungan yang ada akan lebih luas dan lebih beragam. Guru mempunyai tugas untuk mengarahkan anak untuk membiasakan perilaku baik yang sudah dibawa dari rumah atau kebiasaan baik dari orang tua. Apabila sekiranya lingkungan rumah ada yang kurang baik, maka guru bisa memberikan pengertian serta mengarahkan peserta didiknya untuk melakukan sikap dan tingkah laku yang baik.

c. Teman sebaya.

Ketika anak tumbuh dewasa, kelompok sosial menjadi sumber utama dalam perolehan informasi, termasuk tingkah laku yang diinginkan. Meskipun kelompok teman sebaya jarang merasakan tujuan mereka sebagai pengajaran aktif tingkah laku menolong, mereka dapat

(11)

Rizki Nazia Muhandis / PENGARUH PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN…

31 memudahkan perkembangan tingkah laku tersebut melalui penggunaan penguatan, pemodelan, pengarahan.

Teman sebaya merupakan lingkungan yang paling berpengaruh terhadap perkembangan tingkah laku prososial. Jika ingin melihat bagaimana tingkah laku anak, maka lihatlah teman sebayanya yang sering bersama anak tersebut.

d. Televisi.

Melalui penggunaan muatan prososial, televisi memengaruhi pemirsa sebagai modeling. Anak-anak mungkin meniru tingkah laku menolong dengan mengidentifikasi karakter yang dilihat di televisi. Dengan melihat program televisi, anak-anak juga dapat mempelajari tingkah laku yang tepat dalam situasi tertentu.

Tayangan di televisi bisa menjadikan siswa memiliki tingkah laku prososial juga bisa menjadikan siswa memiliki tingkah laku antisosial apabila siswa tersebut tidak dapat mengidentifikasi karakter/ tingkah laku yang baik ataupun tingkah laku yang buruk. Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk bisa mengidentifikasi mana perilaku yang baik untuk ditiru dan mana perilaku yang buruk yang harus ditinggalkan.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IX SMP Muhammadiyah Cilongok, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas pada Semester Genap Tahun Ajaran 2017/ 2018. Dalam penelitian ini populasinya adalah siswa kelas IX SMP Muhammadiyah Cilongok tahun ajaran 2017/2018. Sampel secara sederhana adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut (Yusuf, 2014: 150). Karena jumlah seluruh siswa kelas IX SMP Muhammadiyah Cilongok tahun ajaran 2017/2018 berjumlah 102 siswa maka digunakan teknik sampling yakni sampling purposive. Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013: 124). Pertimbangan tersebut melihat karakteristik dari

(12)

As-Salam I Vol. VII No.1, Th. 2018 P-ISSN: 2089-6638 E-ISSN: 2461-0232

Edisi: Januari-Juni 2018

32

masing-masing kelas. Peneliti mengambil dua kelas yang mempunyai karakteristik yang menonjol dalam pembelajaran akhlak. Dengan teknik tersebut, maka akan diambil dua kelas yaitu kelas IX E dan kelas IX G yang berjumlah 50 siswa. Kelas IX E mempunyai karakteristik siswa yang unik yaitu mayoritas anggota kelas tidak tanggap terhadap mata pelajaran akhlak begitu juga dengan aplikasi sikapnya, sedangkan kelas IX G mayoritas siswa di kelas tersebut tanggap terhadap mata pelajaran akhlak begitu juga dengan aplikasi sikapnya.

Metode pengumpulan data ibarat sebuah alat ukur, jika kita ingin mengukur panjang harus menggunakan mistar atau penggaris, tidak bisa mengukur panjang dengan menggunakan termometer. Begitu juga dengan metode pengumpulan data untuk variabel harus tepat agar memperoleh data dan informasi yang objektif. Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dokumentasi dan angket.

Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data prestasi belajar siswa kelas IX di SMP Muhammadiyah Cilongok tahun ajaran 2017/2018. Kuesioner (angket) dalam bentuk skala Likert digunakan untuk mendapatkan data tentang tingkah laku prososial siswa kelas IX di SMP Muhammadiyah Cilongok tahun ajaran 2017/2018. Menurut Sugiyono (2009: 38) variabel dapat didefinisikan sebagai “atribut seseorang atau objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek lain”. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut berupa sifat atau nilai atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Pada penelitian ini, ada dua jenis variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Sebagai variabel bebas (variabel X) adalah prestasi belajar mata pelajaran akhlak, sedangkan variabel terikatnya (variabel Y) adalah tingkah laku prososial siswa. Pengambilan nilai prestasi belajar mata pelajaran akhlak dari nilai ulangan tiga kali semester genap tahun ajaran 2015/ 2016.

(13)

Rizki Nazia Muhandis / PENGARUH PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN…

33 Kemudian diambil rata-ratanya. Sedangkan untuk menentukan nilai tingkah laku prososial siswa diambil dari angket yang telah diisi oleh siswa.

1. Tahap Persiapan

a. Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini, yaitu dengan menggunakan rumus purposive sampling. Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013: 124). Pertimbangan tersebut melihat karakteristik dari masing-masing kelas. Peneliti mengambil dua kelas yang mempunyai karakteristik yang menonjol dalam pembelajaran akhlak. Dengan teknik tersebut, maka akan diambil dua kelas yaitu kelas IX E dan kelas IX G yang berjumlah 50 siswa.

b. Mempersiapkan Kuesioner

Kuesioner (Sugiyono, 2014: 199) sebagai teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Sebelum kuesioner itu digunakan untuk penelitian maka terlebih dahulu divalidasikan kepada sampel diluar tempat penelitian yang mempunyai kriteria yang sama. Kemudian dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas agar kuesioner yang digunakan bisa memenuhi kriteria dan menghasilkan data yang valid.

2. Analisis Data

a. Analisis Product Moment

Menurut Yusuf (2014: 255) Analisis data merupakan salah satu langkah dalam kegiatan penelitian yang sangat menentukan ketepatan dan keshahihan hasil. Dalam penelitian ini, untuk menguji hipotesis menggunakan teknik product moment correlation.

(14)

As-Salam I Vol. VII No.1, Th. 2018 P-ISSN: 2089-6638 E-ISSN: 2461-0232

Edisi: Januari-Juni 2018

34

Di mana :

= koefisien korelasi antara variabel X dan Y N = Jumlah responden

= Jumlah perkalian deviasi x dan y

= Jumlah kuadrat deviasi masing-masing skor x dari rata-rata X

= Jumlah kuadrat deviasi masing-masing skor y dari rata-rata Y

b. Konsultasi dengan pedoman interpretasi nilai product moment (rxy)

dengan nilai r pada tabel (rt)

D. Hasil Dan Pembahasan

1. Prestasi belajar Mata Pelajaran Akhlaq

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah Cilongok. Responden untuk penelitian ini mengambil dua kelas sebagai sampel yakni kelas IX E dan IX G yang terdiri dari 25 siswa dan 25 siswi. Adapun penyajian data yang berupa prestasi belajar mata pelajaran akhlak diambil dari nilai ulangan harian sebanyak tiga kali yaitu sebagai berikut:

Tabel Data Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akhlak Responden Nilai I Nilai II Nilai III jumlah Rata-rata

1 86 90 81,7 257,7 85 2 92 95 76,7 263,7 87 3 90 95 91,7 276,7 92 4 72 84 78,3 234,3 78 5 76 83 68,3 227,3 75 6 85 86 88,3 259,3 86 7 96 90 85 271 90 8 85 100 90 275 91

(15)

Rizki Nazia Muhandis / PENGARUH PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN… 35 9 93 91 81,7 265,7 88 10 97 92 85 274 91 11 91 96 93,3 280,3 93 12 93 83 91,7 267,7 89 13 97 95 91,7 283,7 94 14 68 91 65 224 74 15 100 95 95 290 96 16 89 86 80 255 85 17 63 57 61,7 181,7 60 18 71 76 73,3 220,3 73 19 82 92 76,7 250,7 83 20 93 81 81,7 255,7 85 21 80 82 78,3 240,3 80 22 93 98 81,7 272,7 90 23 76 78 83,3 237,3 79 24 80 91 81,7 252,7 84 28 97 94 88,3 279,3 93 29 88 66 81,7 235,7 78 30 83 89 88,3 260,3 86 31 70 85 78,3 233,3 77 32 92 89 85 266 88 33 64 81 66,7 211,7 70 34 77 73 81,7 231,7 77 35 81 95 83,3 259,3 86 36 72 100 91,7 263,7 87 37 75 98 76,7 249,7 83 38 65 88 73,3 226,3 75 39 91 95 88,3 274,3 91 40 83 88 85 256 85 41 44 88 60 192 64 42 73 88 73,3 234,3 78

(16)

As-Salam I Vol. VII No.1, Th. 2018 P-ISSN: 2089-6638 E-ISSN: 2461-0232 Edisi: Januari-Juni 2018 36 43 67 83 70 220 73 44 88 75 85 248 82 45 65 68 60 193 64 46 60 90 66,7 216,7 72 47 80 80 70 230 76 48 86 100 90 276 92 49 49 88 63,3 200,3 66 50 91 98 90 279 93

(Sumber : Buku daftar nilai guru pengampu mata pelajaran akhlak SMP Muhammadiyah Cilongok)

2. Tingkah laku Prososial

Data tentang tingkah laku prososial siswa kelas IX di SMP Muhammadiyah Cilongok tahun ajaran 2017/2018 didapat dengan menggunakan instrumen angket. Instrumen tersebut sudah dapat dikatakan baik karena sudah diuji validitas serta reliabilitasnya dengan menggunakan aplikasi spss versi 16 (uji normalitas terlampir). Penyajian data tingkah laku prososial siswa adalah sebagai berikut:

Tabel Data skor tingkah laku prososial siswa Responden Nilai tingkah laku prososial

1 82 2 70 3 66 4 103 5 94 6 101 7 99 8 100 9 75 10 77 11 105

(17)

Rizki Nazia Muhandis / PENGARUH PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN… 37 12 82 13 83 14 87 15 84 16 72 17 43 18 87 19 103 20 70 21 67 22 95 23 78 24 84 25 82 26 64 27 58 28 101 29 79 30 89 31 93 32 84 33 67 34 78 35 95 36 93 37 68 38 76 39 89 40 78 41 72 42 87

(18)

As-Salam I Vol. VII No.1, Th. 2018 P-ISSN: 2089-6638 E-ISSN: 2461-0232 Edisi: Januari-Juni 2018 38 43 68 44 101 45 83 46 88 47 73 48 84 49 63 50 75

Data tingkah laku Prososial dari 50 responden diambil dari kuesioner (angket) berskala. Tabulasi data tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel Tabulasi Data Tingkah Laku Prososial

No Pernyataan Frekuensi

SS % S % TS % STS %

1. Teman saya memberikan sebagian uang saku untuk shadaqah.

8 16 24 48 14 28 4 8

2. Jika ada orang yang sedang kesusahan, teman saya bergegas memberikan bantuan.

10 20 25 50 11 22 4 8

3. Teman saya hanya mau menolong orang yang sudah dikenalinya.

7 14 16 32 22 44 5 10

4. Membantu orang yang sedang kesusahan dilakukan teman saya secara refleks.

6 12 20 40 22 44 2 4

(19)

Rizki Nazia Muhandis / PENGARUH PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN…

39 setelah ada perintah.

6. Saya tidak pernah melihat teman saya membantu orang lain.

3 6 8 16 17 34 22 44

7. Saat ada konflik, teman saya selalu memberikan solusi.

9 18 21 42 19 38 1 2 8. Konflik yang terjadi

dihadapi teman saya dengan bijaksana.

8 16 30 60 11 22 1 2

9. Jika ada konfik, Teman saya menghadapinya dengan emosi.

7 14 9 18 23 46 11 22

10. Teman saya selalu mengingatkan saya untuk sholat dhuhur berjama’ah di masjid sekolah.

2 4 20 40 17 34 11 22

11. Dalam diskusi, teman saya ingin menang sendiri/ pendapatnya yang dinilai selalu benar.

6 12 6 12 22 44 16 32

12. Saya sering diberi jajan oleh teman saya.

8 16 15 30 24 48 3 6 13. Saya tidak pernah melihat

teman saya memberikan jajan kepada orang lain.

11 22 24 48 9 18 6 12

14. Teman saya mengajak saya untuk mengerjakan PR bersama.

8 16 15 30 23 46 4 8

15. Teman saya tidak mau mengajariku tentang mata

(20)

As-Salam I Vol. VII No.1, Th. 2018 P-ISSN: 2089-6638 E-ISSN: 2461-0232

Edisi: Januari-Juni 2018

40

pelajaran yang dia kuasai. 16. Teman saya mengerjakan

ulangan dengan kemampuan dirinya sendiri.

8 16 29 58 10 20 3 6

17. Saya tidak pernah mendengar teman saya berbohong.

2 4 13 26 27 54 8 16

18. Teman saya menyontek pada saat ulangan/ ujian.

6 12 17 34 18 36 9 18 19. Dalam diskusi kelompok,

teman saya menghargai pendapat anggota kelompok yang lain.

17 34 28 56 4 8 1 2

20. Saya pernah dibohongi oleh teman saya.

19 38 16 32 10 20 5 10 21. Teman saya lebih memilih

berbohong kepada guru daripada dimarahi.

8 16 14 28 15 30 13 26

22. Teman saya bertanya kepada saya jika saya sedang sedih.

16 32 18 36 12 24 4 8

23. Teman saya adalah orang yang tidak peduli kepada teman-temannya.

4 8 3 6 24 48 19 38

24. Teman saya curhat kepada saya tentang berita duka yang dia alami.

15 30 23 46 8 16 4 8

25. Teman saya bercerita tentang kebahagiaannya.

25 50 16 32 6 12 3 6 26. Teman saya adalah orang 4 8 13 26 20 40 13 26

(21)

Rizki Nazia Muhandis / PENGARUH PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN…

41 yang memendam masalah,

tanpa minta solusi kepada teman.

27. Saat senang, teman saya

tidak membagi kesenangannya.

6 12 10 20 19 38 15 30

28. Teman saya berbagi makanan kepada saya jika saya lupa tidak membawa uang saku.

10 20 20 40 16 32 4 8

29. Jika ada teman yang sakit, teman saya segera menengok, meskipun dirinya juga sedang kurang rnak badan.

10 20 17 34 18 36 5 10

30. Saya melihat teman saya membantu orang lain jika dia sedang sibuk sendiri.

10 20 16 32 18 36 6 12

Keterangan: SS= Sangat setuju, S= setuju, TS= Tidaksetuju, STS= sangat tidak setuju

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai prestasi belajar mata pelajaran akhlak tertinggi adalah 96 dan terendah adalah 60. Sedangkan nilai tingkah laku prososial tertinggi adalah 105 dan terendah adalah 43. Pengolahan data tentang pengaruh prestasi belajar mata pelajaran akhlak terhadap tingkah laku prososial siswa kelas IX di SMP Muhammadiyah Cilongok tahun ajaran 2017/2018 dengan menggunakan rumus manual.

Kategori nilai :

> 80 = Sangat baik 70 - 79 = Baik

60 – 69 = Cukup

(22)

As-Salam I Vol. VII No.1, Th. 2018 P-ISSN: 2089-6638 E-ISSN: 2461-0232

Edisi: Januari-Juni 2018

42

Data prestasi belajar mata pelajaran akhlak dari jumlah 50 siswa dapat dikategorikan sebagai berikut :

Tabel Prosentase prestasi belajar mata pelajaran akhlak Kategori Jumlah siswa Persentase

Sangat baik 32 64 %

Baik 14 28 %

Cukup 4 8 %

Kurang 0 0 %

Sedangkan data prestasi tingkah laku prososial siswa dari jumlah 50 siswa dapat dikategorikan sebagai berikut :

Tabel Persentase tingkah laku prososial siswa Kategori Jumlah siswa Persentase

Sangat baik 28 56 %

Baik 13 26 %

Cukup 7 14 %

Kurang 2 4 %

Setelah data dari kedua variabel dalam penelitian ini terkumpul maka dapat ditabulasikan sebagai berikut:

Tabel Pengaruh prestasi beajar mata pelajaran akhlak (x) terhadap tingkah laku prososial siswa (y)

Responden X Y XY X² Y² 1 85 82 6970 7225 6724 2 87 70 6090 7569 4900 3 92 66 6072 8464 4356 4 78 103 8034 6084 10609 5 75 94 7050 5625 8836 6 86 101 8686 7396 10201

(23)

Rizki Nazia Muhandis / PENGARUH PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN… 43 7 90 99 8910 8100 9801 8 91 100 9100 8281 10000 9 88 75 6600 7744 5625 10 91 77 7007 8281 5929 11 93 105 9765 8649 11025 12 89 82 7298 7921 6724 13 94 83 7802 8836 6889 14 74 87 6438 5476 7569 15 96 84 8064 9216 7056 16 85 72 6120 7225 5184 17 60 43 2580 3600 1849 18 73 87 6351 5329 7569 19 83 103 8549 6889 10609 20 85 70 5950 7225 4900 21 80 67 5360 6400 4489 22 90 95 8550 8100 9025 23 79 78 6162 6241 6084 24 84 84 7056 7056 7056 25 89 82 7298 7921 6724 26 83 64 5312 6889 4096 27 90 58 5220 8100 3364 28 93 101 9393 8649 10201 29 78 79 6162 6084 6241 30 86 89 7654 7396 7921 31 77 93 7161 5929 8649 32 88 84 7392 7744 7056 33 70 67 4690 4900 4489 34 77 78 6006 5929 6084 35 86 95 8170 7396 9025 36 87 93 8091 7569 8649 37 83 68 5644 6889 4624

(24)

As-Salam I Vol. VII No.1, Th. 2018 P-ISSN: 2089-6638 E-ISSN: 2461-0232 Edisi: Januari-Juni 2018 44 38 75 76 5700 5625 5776 39 91 89 8099 8281 7921 40 85 78 6630 7225 6084 41 64 72 4608 4096 5184 42 78 87 6786 6084 7569 43 73 68 4964 5329 4624 44 82 101 8282 6724 10201 45 64 83 5312 4096 6889 46 72 88 6336 5184 7744 47 76 73 5548 5776 5329 48 92 84 7728 8464 7056 49 66 63 4158 4356 3969 50 93 75 6975 8649 5625

Ket : X = Prestasi belajar mata pelajaran akhlak, Y = Tingkah laku prososial

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui sebagai berikut : N = 50 = 4126 = 4095 = 339883 = 344216 = 344103

Setelah jumlah perhitungan dari kedua variabel diketahui, selanjutnya untuk mencari rxy atau koefisien korelasi dengan menggunakan rumus “r” product moment sebagai berikut :

(25)

Rizki Nazia Muhandis / PENGARUH PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN…

45 Jadi koefisien korelasi r product moment adalah sebesar

jika dibulatkan menjadi 0,344. Menurut Anas Sudijono (2008 : 195) “Jika rxy sama dengan atau lebih besar daripada rt maka hipotesis alternatif (Ha)

disetujui atau diterima atau terbukti kebenarannya. Berarti memang benar antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi positif (atau korelasi negatif) yang signifikan. Sebaliknya, Hipotesis Nihil (Ho) tidak dapat disetujui atau tidak dapat diterima atau tidak terbukti kebenarannya. Ini berarti bahwa Hipotesis Nihil yang menyatakan tidak adanya korelasi antara variabel X dan variabel Y itu salah. Dengan demikian peneliti selanjutnya mengkonsultasikan ke dalam tabel “r product moment” (terlampir).

 Pada taraf signifikasi 5 %  rxy = 0,344 > 0,273

Berarti Ha (hipotesis kerja) diterima dan Ho (Hipotesis nihil) ditolak  Pada taraf signifikasi 1 %  rxy = 0,344< 0,354

Berarti Ha (hipotesis kerja) ditolak dan Ho (Hipotesis nihil) diterima Dari hasil analisis data diatas diketahui bahwa nilai rxy > rtabel

pada taraf signifikasi 5 %, sedangkan pada taraf signifikasi 1 % rxy <

rtabel.

Hasil perhitungan di atas dibandingkan dengan pedoman interpretasi korelasi product moment pada buku pengantar statistik pendidikan yang dikemukakan oleh Anas Sudijono (2008:193). Adapun tabel yang dimaksud adalah sebagai berikut :

(26)

As-Salam I Vol. VII No.1, Th. 2018 P-ISSN: 2089-6638 E-ISSN: 2461-0232

Edisi: Januari-Juni 2018

46

Tabel 8. Pedoman Interpretasi korelasi Product moment Besarnya Product moment Interpretasi

0,00 – 0,20 Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi, tetapi korelasi sangat lemah dan

sangat rendah, sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada koreasi) 0,20 – 0,40 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi

yang lemah dan rendah

0,40 – 0,70 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup

0,70 – 0,90 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang kuat dan tinggi

0,90 – 1,00 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi Sumber : buku pengantar statistik Anas Sudijono (2008 : 193)

Langkah selanjutnya dalam uji hipotesis adalah menguji hipotesis yang penulis ajukan. Prosedur yang ditempuh adalah mengkonsultasikan nilai product moment (rxy) dengan nilai r pada tabel (rt). Adakah Pengaruh

antara prestasi belajar mata pelajaran akhlak dengan tingkah laku prososial siswa kelas IX SMP Muhammadiyah Cilongok tahun ajaran 2017/2018. Dari hasil analisis data di atas diketahui bahwa nilai rxy > rtabel pada taraf 5

% sedangkan pada taraf 1% rxy < rtabel . Dengan demikian dapat penulis

simpulkan bahwa ada pengaruh antara prestasi belajar mata pelajaran akhlak dengan tingkah laku prososial siswa kelas IX SMP Muhammadiyah Cilongok tahun ajaran 2017/2018 namun pengaruh itu relatif kecil / lemah. E. Penutup

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh prestasi belajar mata pelajaran akhlak terhadap tingkah laku prososial siswa kelas IX di SMP Muhammadiyah Cilongok tahun ajaran 2017/ 2018 penelitian mengambil kesimpulan sebagai berikut :

(27)

Rizki Nazia Muhandis / PENGARUH PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN…

47 1. Adanya pengaruh prestasi belajar mata pelajaran akhlak terhadap tingkah laku prososial siswa kelas IX di SMP Muhammadiyah Cilongok tahun ajaran 2017/ 2018. Hal ini terbukti dari analisis statistik bahwa lebih besar dari rtabel pada taraf signifikasi 5%. Namun tidak ada pengaruh

antara prestasi belajar mata pelajaran akhlak terhadap tingkah laku prososial siswa kelas IX di SMP Muhammadiyah Cilongok tahun ajaran 2017/ 2018. Hal ini dikarenakan analisis statistik bahwa lebih kecil dari rtabel pada taraf signifikasi1%.

2. Prestasi belajar mata pelajaran akhlak siswa kelas IX di SMP Muhammadiyah Cilongok tahun ajaran 2017/ 2018 dapat dikategorikan tinggi, karena dari 50 siswa yang menjadi sampel penelitian ini 64% siswa masuk ke dalam kategori sangat baik, sedangkan sisanya 28% masuk kedalam kategori baik, dan 8% masuk kedalam kategori cukup.

3. Tingkah laku prososial siswa kelas IX di SMP Muhammadiyah Cilongok tahun ajaran 2017/ 2018 masuk kedalam kategori tinggi. Hal ini dibuktikan dari 50 responden yang menjawab angket yang penulis buat, yakni sebesar 56% siswa masuk kedalam kategori sangat baik, 26% siswa masuk kedalam kategori baik, 14% siswa masuk kedalam kategori cukup dan 4% siswa menjawab kurang.

(28)

As-Salam I Vol. VII No.1, Th. 2018 P-ISSN: 2089-6638 E-ISSN: 2461-0232

Edisi: Januari-Juni 2018

48

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2010, Penelitian Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya. ___________ . 2013, Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Rremaja Rosdakarya. Aunurrahman. 2011, Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Daradjat, Zakiah. 1996, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Depdiknas. 2006, Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta.

Desmita. 2011, Psikologi Perkembangan Peserta didik, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Djamarah, S.B. 2008, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta.

Ilyas, Yunahar. 2009. Kuliah Akhlaq. Yogyakarta : Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI)

____________. 2001. Kuliah Akhlaq. Yogyakarta : Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI)

Jalaluddin. 2012, Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Khotim, N. 2013, Penerapan Bimbingan Kelompok teknik Sosiodrama Untuk Meningkatkan Perilaku Prososial Siswa Kelas X TKJ-1 SMK Raden Rahmat Mojosari Mojokerto (skripsi).

Muzakkir. Hubungan Religiusitas dengan Perilaku Prososial Mahasiswa Angkatan 2009/2010 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar (jurnal).

Sagala, Syaiful. 2010, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta. Sudijono, Anas. 2008, Pengantar Statisitk Pendidikan, Jakarta: PT. RajaGrafindo

Persada.

Sugiyono. 2013, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta.

_________. 2014, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta.

(29)

Rizki Nazia Muhandis / PENGARUH PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN…

49 Mujib, Abdul. 2008, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Prenada media Group. Syah, Muhibbin. 2008, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Thoha, Chabib, dkk. 1999, Metodologi Pengajaran Agama, Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang bekerjasama dengan Pustaka Pelajar. Yusuf, A.M. 2014, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian

(30)

As-Salam I Vol. VII No.1, Th. 2018 P-ISSN: 2089-6638 E-ISSN: 2461-0232

Edisi: Januari-Juni 2018

Gambar

Tabel    Data Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akhlak  Responden  Nilai I  Nilai II  Nilai III  jumlah  Rata-rata
Tabel  Data skor tingkah laku prososial siswa  Responden  Nilai tingkah laku prososial
Tabel    Tabulasi Data Tingkah Laku Prososial
Tabel    Prosentase prestasi belajar mata pelajaran akhlak  Kategori  Jumlah siswa  Persentase

Referensi

Dokumen terkait

Lokasi : Dusun Rejosari, Desa Jatimulyo, Dlingo, Bantul. Membimbing belajar IPA dan Fisika untuk siswa SMP dan SD di Dusun Rejosari, Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Dlingo,

Kemudian nilai tersebut dijadikan base data untuk model sistem inferensi dalam pengambilan keputusan untuk memberikan butir soal tes yang tepat sesuai dengan kemampuan

2) Tulang rusuk palsu berjumlah 3 pasang. Tulang rusuk ini memiliki ukuran lebih pendek dibandingkan tulang rusuk sejati. Pada bagian belakang berhubungan dengan

News Feature adalah sisi lain dari suatu berita straight news yang lebih. menekankan pada sisi human interest dari

Upaya yang dilakukan untuk Mengatasi Kendala dalam Pengendalian Sosial Terhadap Pelanggaran Lalu Lintas oleh Peserta didik SMA di Kota Tasikmalaya.. Upaya dari

Penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model Open Ended Learning dengan media muatan yang dilaksanakan secara tepat dapat meningkatkan kemandirian dan hasil belajar

Biaya pengeluaran untuk kehidupan sehari-hari berkisar 30-50 persen dari pendapatan

Pada masa Orde Baru eksistensi dan orientasi ideologi partai politik menjadi kabur, ketika rezim memaksa melakukan penyeragaman ideologi terhadap organisasi