• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor Ekologi Gizi Kesmas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Faktor Ekologi Gizi Kesmas"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Pendidikan S1

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana

Analisis Faktor Ekologi Gizi Kesmas

Kode: GKP605

Oleh

Ni Ketut Sutiari

Bagian Gizi Kesmas, PSKM, Fak.Kedokteran

(2)

Kurikulum Program Pasca Sarjana Universitas Udayana – PS MIKM Page i

Daftar Isi

Daftar Isi ... i

Kata Pengantar ... ii

Deskripsi singkat mata kuliah ... 1

Beban Kredit ... 1 Prasyarat ... 1 Kompetensi ... 1 Tujuan Instruksional ... 2 Staf Pengajar ... 2 Situasi Pembelajaran ... 3 Penilaian ... 3 Daftar Pustaka ... 4 Jadwal Perkuliahan ... 6 Rencana Pembelajaran ... 8 Lampiran ...Error! Bookmark not defined.

(3)

Kurikulum Program Pasca Sarjana Universitas Udayana – PS MIKM Page ii

Kata Pengantar

Mata kuliah ini disusun untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa di dalam mengidentifikasi dan menganalisis faktor ekologi yang berpengaruh terhadap terjadinya kasus malnutrition (masalah gizi) di tingkat masyarakat. Kurikulum materi yang dikembangkan atau yang diberikankepada mahasiswa berupa konsep dasar ekologi gizi kesehatan masyarakat, yang dapat memberikan pengertian ekologi gizi kesmas dan tujuan mempelajari ekologi gizi. Selanjutnya akan diberikan penjelasan mengenai pernanan pangan dan gizi dalam pembangunan dan kesehatan, identifikasi masalah gizi kesehatan masyarakat yang dialami oleh Indonesia, hubungan antara masalah gizi dengan produktifias kerja manusia, membahas faktor ekologi yang berpengaruh terhadap masalah gizi di Indonesia yang selanjutnya pada akhir perkuliahan membahas mengenai peranan pemerintah (kebijakan) terhadap penanganan masalah gizi.

Study guide ini dibuat sebagai pedoman mahasiswa dalam mengikuti

semua kegiatan pembelajaran dari mata kuliah ini. Pada study guide ini disajikan mengenai beban kredit, prasyarat, kompetensi, tujuan pembelajaran, staf pengajar, cara penilaian, daftar pustaka, jadwal perkuliahan dan rencana perkuliahan. Dalam rencana perkuliahan dirinci kegiatan pembelajaran dalam setiap minggu, sehingga mahasiswa dapat mempersiapkan diri agar proses pembelajaran dapat terlaksana sesuai dengan harapan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap mahasiswa. Pada akhir kata kami ucapkan semoga study guide ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Denpasar, Agustus 2017

(4)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 1

Deskripsi singkat mata kuliah

Masalah gizi yang dialami oleh individu atau pun masyarakat sangat erat

hubungannya dengan berbagai masalah lingkungan yang menjamin penyediaan

pangan yang aman dan bergizi di masyarakat/keluarga. Pada mata kuliah ini akan

membahas konsep dasar ekologi gizi dan kesehatan, peranan pangan dan gizi

dalam pembangunan, permasalahan gizi di Indonesia, gizi dan produktivitas kerja,

hubungan berbagai faktor ekologi yang dapat menjadi faktor risiko terjadinya

masalah gizi, seperti faktor konsumsi dan keadaan infeksi, dan faktor tidak

langsung (pelayanan kesehatan: akses dan ketersediaan pelayanan kesehatan, pola

asuh gizi, sosial-budaya, konomi, kondisi geografi/iklim dan faktor politik). Pada

akhir perkuliahan akan membahas program pangan dan gizi di Indonesia terkait

dengan upaya penanggulangan masalah gizi, dan melakukan survei ke lapangan

untuk melihat situasi pangan dan gizi di masyarakat.

Beban Kredit

Mata kuliah Ekologi Gizi Kesehatan Masyarakat (G001) memberikan beban kredit yaitu 2 SKS yang setara dengan 100 menit pertemuan dalam kelas, 100 menit kegiatan terstruktur dan 100 menit belajar mandiri.

Prasyarat

Tidak ada kuliah prasyarat yang harus diikuti sebelum mengikuti kuliah ini. Mata kuliah ini merupakan mata kuliah wajib untuk mahasiswa PS. Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) pada semester 4 reguler

(5)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 2

Kompetensi

Mampu menganalisis faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan terjadinya masalah gizi

Tujuan Instruksional

Untuk mencapai kompetensi di atas, setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa mampu:

1. Menjelaskan konsep dasar ekologi gizi dan ruang lingkup yang dipelajari 2. Menjelaskan peranan pangan dan gizi dalam pembangunan dan

kesehatan

3. Menjelaskan Masalah Gizi di Indonesia

4. Menjelaskan hubungan kejadian malnutrisi dengan produktivitas kerja

5. Menjelaskan keterkaitan faktor konsumsi pangan dan keadaan infeksi

dengan masalah gizi: undernutrition

6. Menjelaskan Kerawanan Pangan dan Keamanan Pangan sebagai masalah gizi masyarakat

7. Menjelaskan keterkaitan faktor pelayanan kesehatan dengan masalah gizi 8. Menjelaskan hubungan faktor social budaya dengan masalah gizi

9. Menjelaskan faktor geografi dan iklim dengan masalah gizi

10. Menjelaskan faktor social-ekonomi sebagai akar permasalahan gizi 11. Menggambarkan program pangan dan gizi di Indonesia

12. Menjelaskan pengukuran faktor ekologi

13. Mengidentifikasi masalah pangan dan gizi di masyarakat dan menguraikan faktor ekologi sebagai faktor risiko masalah gizi: bentuk praktek di lapangan.

Staf Pengajar

(6)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 3 Koordinator Tim Pengampu Email Telp/HP Ni Ketut Sutiari, S.KM, M.Si k_sutiari@yahoo.com 081338718750 Kadek Tresna Adhi, S.KM, MKes kadek_adhi@yahoo.com 081236288867 Dr. dr. Indraguna P, M.Sc., SpGK gnip_04@yahoo.com 08123816424 I.A Eka Padmiari, S.KM, MKes eka_padmiari@yahoo.co.id 081337190822

Situasi Pembelajaran

Metode pembelajaran yang diterapkan pada mata kuliah ini adalah metode pembelajaran orang dewasa dan terpusat pada mahasiswa (student centered

learning) dimana mahasiswa menjadi subjek dan dosen berfungsi sebagai nara

sumber dan sebagai fasilitator. Situasi pembelajaran yang akan diterapkan adalah:

1. Perkuliahan tatap muka dan tanya jawab

2. Belajar mandiri dengan membaca dan mereview bahan bacaan yang disediakan sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran selanjutnya.

3. Diskusi kelompok

4. Seminar/presentasi mahasiswa 5. Penugasan

(7)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 4

Penilaian

Hasil belajar mahasiswa akan dinilai pada tahap proses dan output, sebagai berikut:

1. Kuis (10%)

2. Seminar/presentasi (30%) 3. Diskusi kelompok (20%) 4. Ujian Tengah Semester (20%) 5. Ujian Akhir Semester (20%) 6. Kehadiran minimal 75%

Daftar Pustaka

Buku Acuan

1. Derrick B Jellife and E. F Patrice Jellife. 1989. Community Nutritional

Assessment. New York. Oford University Press

2. Gibney, M,J, et al.2004 Publich Health Nutrition

3. Edelstein, S. 2006. Nutrition in Public Health. A Handbook for Developing Programs and Services.

4.

World Bank. 2006. Repositioning Nutrition as Central to Development, A

Strategy for Large-Scale

Action. The World Bank. Washington.

5. Direktorat Jenderal Binkesmas. 2010. Rencana Aksi Pembinaan Gizi Masyarakat 2010-2014. Kemenkes RI.

6. Depkes RI. 2008. Riskesdas 2007 dan Riskesdas 2010

7. Nutrition Throughout The Life Cycle; Bonnie S Worthington – Roberts And Sue Rodwell Williams; Fourth Edition; Mc Gra.w Hill, 2000

8. Prinsip Dasar Ilmu Gizi; Sunita Almatsier; Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2009

9. Bappenas, Rencana Aksi Naional Pangan dan Gizi (RANPG) 2006-2010 dan

2011-2015

10. Derrick B Jelliffe. 1966. The Assessment of the Nutritional Status of the Community. Geneva. Worl Health Organization

(8)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 5 11. Yayuk Farida, dkk. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta : Penebar

Swadaya.

12. Ahmad Djaeni Sediaoetomo. 2000. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi. Jakarta : Dian Rakyat.

13. Laura J. Harper. 1986. Pangan, Gizi dan Pertanian(Penerjemah : Suhardjo). Jakarta : UI Press.

14. Derrick B Jellife and E. F Patrice Jellife. 1989. Community Nutritional

Assessment. New York. Oford University Press

15. Kebijakan Umum Ketahanan Pangan 2006-2009. Jakarta. Dewan Katahanan Pangan

16. Pedoman Penyusunan Neraca Bahan Makanan

17. G. Kartasapoetra. 2002. Ilmu Gizi (Korelasi Gizi, Kesehatan dan

Produktivitas Kerja). Jakarta: PT Rineka Cipta

Sumber/link tambahan untuk Ekologi Gizi Kesmas

1. World Health Organization: http://www.who.int/topics/nutrition/en/

2. Food and Agriculture Organization

3. Indonesian Nutrition Network (Jaringan Gizi Indonesia): http://www.gizi.net

4. Soekirman, Paradigma Penanggulangan Masalah Gizi Makro di Indonesia,

(9)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 6

Jadwal Perkuliahan

Sesi

Topik*

PBM

Pengajar

Sesi 1 Pengantar Ekologi Gizi Kesehatan Masyarakat

Ceramah dan Diskusi

Ni Ketut Sutiari Sesi 2 Pangan, Gizi dan Kesehatan Ceramah, dan

Diskusi

Eka Padmiari Sesi 3 Masalah Gizi di Indonesia Ceramah, dan

Diskusi

Kadek Tresna Adhi

Sesi 4 Masalah Gizi dan Produktifitas Kerja

Ceramah, dan Diskusi

Kadek Tresna Adhi

Sesi 5 Faktor Konsumsi Pangan dan Keadaan Infeksi terhadap Undernutrition Ceramah, dan Small Group Discussion (SGD) Ni Ketut Sutiari

Sesi 6 Ketahanan Pangan dan Keamanan Pangan di Indonesia

Ceramah, Diskusi dan Tanya jawab

Ni Ketut Sutiari

Sesi 7 Faktor kesehatan (Akses Yankes, Pola Asuh: Gizi dan Kesehatan) dengan Masalah Gizi

Ceramah dan Tanya jawab

Eka Padmiari

Ujian Tengah Semester (UTS)

TIM PENGAMPU Sesi 8 Faktor Sosial-Budaya

terhadap masalah gizi

Ceramah, dan diskusi

Indraguna Sesi 9 Faktor Kondisi Geografi dan

Iklim terhadap Masalah Gizi

Ceramah dan diskusi

Indraguna Sesi 10 Faktor Sosial-Ekonomi

terhadap Masalah Gizi

Ceramah dan diskusi

Kadek Tresna Adhi

Sesi 11 Program Pangan dan Gizi di Indonesia

Ceramah dan diskusi

Eka Padmiari Sesi 12 Pengukuran Faktor Ekologi

Gizi Kesmas

Ceramah dan diskusi

Ni Ketut Sutiari Sesi 13&14 - Analisis Faktor Ekologi

terkait dengan Masalah Gizi di masyarakat:survey Ceramah Tugas Lapangan (Survei) Ni Ketut Sutiari & Team

(10)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 7 - Presentasi dan diskusi klp Presentasi/Diskusi

Ujian Akhir Semester (UAS) TIM PENGAMPU

* topik utama tanpa sub topik

(11)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 8

Rencana Pembelajaran

Pengampu Mata Kuliah

Ni Ketut Sutiari, S.KM., M.Si

Tujuan Pembelajaran

Pada sesi topic kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan pengertian ekologi gizi

2. Menjelaskan konsep dasar ekologi gizi kesmas 3. Menyebutkan ruang lingkup ekologi gizi kesmas

Ringkasan

Pertemuan kuliah mengenai topic “Pengantar Ekologi Gizi Kesmas” adalah pertemuan kuliah yang akan membahas pengertian ekologi gizi melalui suatu siklus atau rantai makanan, yang menunjukkan bahwa ekologi gizi itu merupakan suatu system antara faktor-faktor ekologi yang nantinya berpengaruh terhadap terjadinya masalah gizi. Selanjutnya akan dibahas mengenai ruang lingkup yang dipelajari di dalam kuliah ekologi gizi kesmas yang dihubungkan dengan isu masalah gizi kesmas di Indonesia.

Aktivitas Pembelajaran

(diisi sesuai dengan aktivitas pembelajaran setiap sesi)

1. Pelajari mengenai bagan penyebab status gizi menurut UNICEF tahun 1990

2. Kuliah pengantar 3. Tutorial/Diskusi

Topik diskusi:

(12)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 9 - siklus rantai makanan (menunjukkan beberapa gambar rantai makanan dan mengajak mahasiswa dikusi mengenai keterkaitan dan pelaku pada gambar tersebut)

- Faktor ekologi sebagai system yang terkait satu dengan faktor lainnya yang berpengaruh terhadap timbulnya masalah gizi (Bagan Status Gizi menurut UNICEF, 1990)

Evaluasi Diri

1. Apa yang dimaksud dengan ekologi gizi kesmas? 2. Mengapa mempelajari ekologi gizi kesmas?

3. Apa saja ruang lingkup yang dipelajari dalam ekologi gizi kesmas?

4. Sebutkan faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya masalah gizi menurut UNICEF (1990)!

(13)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 10

Rencana Pembelajaran

Pengampu Mata Kuliah

Ida Ayu Eka Padmiari, S.KM., MKes

Tujuan Pembelajaran

Pada sesi ini diharapkan mahasiswa mampu: 1. Menguraikan masalah pangan dan gizi

2. Menjelaskan pangan sebagai kebutuhan dan modal dasar pembangunan 3. Menjelaskan pangan dan gizi sebagai indikator pembangunan

4. Menjelaskan keterkaitan pangan –gizi dengan kesehatan

Ringkasan

Pertemuan kuliah ini akan membahas mengenai hubungan atau keterkaitan antara pangan, gizi dan kesehatan. Masyarakat Indonesia (khususnya) tidak akan mencapai status gizi yang optimal tanpa kehadiran adanya pangan yang cukup dari segi gizinya, serasi dan beragam dalam hal jenis pangan yang dikonsumsi. Dari gizi yang terpenuhi dan seimbang maka diharapkan kesehatan yang optimal akan tercapai ditandai dengan indeks pembangunan manusia di Indonesia meningkat dan pendidikan serta perekonomian bagus. Berdasarkan hal ini maka dapat dikatakan bahwa gizi adalah modal dasar pembangunan bangsa.

Pada sesi ini akan membahas pula mengenai pangan dan gizi (status gizi) sebagai indicator dan modal dasar pembangunan.

Aktivitas Pembelajaran

1. Kuliah pengantar 2. Tutorial/Diskusi Kasus untuk didiskusikan:

(14)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 11

Pangan dan Gizi memberikan kontribusi dalam mewujudkan sumberdaya

manusia yg berkualitas,sebagai kebutuhan dan modal dasar pembangunan dan

sebagai indicator keberhasilan pembangunan.

a. Darimana kita harus memulai agar pangan dan gizi dapat mewujudkan

sumber daya manusia yang berkualitas agar pembangunan bangsa dapat

disebut berhasil?

b. Sektor apa saja yang perlu dilibatkan untuk mencapai tujuan tersebut?

Evaluasi Diri

1. Jelaskan mengapa masalah pangan dan gizi penting untuk dibahas? 2. Mengapa pangan dan gizi dikatakan sebagai modal dasar pembangunan? 3. Apa saja indicator pembangunan? Sebutkan!

4. Jelaskan keterkaitan pangan, gizi dan kesehatan?

Lampiran

Mahasiswa diharapkan membanca mengenai lampiran berikut ini:

Lampiran Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN) 2011-2015 Indonesia (diprint)

(15)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 12

Rencana Pembelajaran

Pengampu Mata Kuliah

Kadek Tresna Adhi, S.KM., MKes

Tujuan Pembelajaran

Pada sesi topic kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu:

1. Menyebutkan dan menjelaskan masalah gizi di Indoesia (masalah gizi kurang dan Lebih)

2. Menjelaskan perjalanan ilmiah terjadinya masalah gizi (Malnutrition)

Ringkasan

Kuliah mengenai masalah gizi di Indonesia ini akan membahas masalah bidang gizi yang dialami oleh Negara Indonesia sampai saat ini, yaitu di satu sisi masih bergulat dengan permasalahan kekurangan gizi dan di sisi lain menghadapi masalah kelebihan gizi yang kasusnya kemungkinan terus meningkat.

Kedua masalah gizi tersebut sering dikenal sebagai istilah double-bourdon dan terjadinya masalah gizi ini bisa dijelaskan melalui perjalanan ilmiah hingga terjadinya masalah gizi. Penjelasannya tersebut diberikan melalui gambar.

Aktivitas Pembelajaran

(diisi sesuai dengan aktivitas pembelajaran setiap sesi)

1. Kuliah pengantar 2. Tutorial/Diskusi Bahan diskusi:

Bagaimana perkembangan permasalahan gizi di Indonesia saat ini? a. Masalah status „pendek‟ yang dialami oleh anak Indonesia

(16)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 13 b. Masalah gizi kurang dan buruk di Indonesia dan di Bali (Lihat angka prevalensi kasusnya pada Laporan Riskesdas 2007 dan 2010)

Evaluasi Diri

1. Sebutkan dan jelaskan masalah gizi yang dialami oleh Indonesia! 2. Jelaskan perjalanan ilmiah terjadinya masalah gizi (malnutrition) 5. Apa beda antara masalah gizi dengan status gizi? Jelaskan

Lampiran

- Laporan Riskesdas Nasional 2007 - Laporan Riskesdas Nasional 2010

(17)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 14 BAGAN FAKTOR PENYEBAB GIZI BURUK

(18)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 15

Rencana Pembelajaran

Pengampu Mata Kuliah

Kadek Tresna Adhi, S.KM., MKes

Tujuan Pembelajaran

Pada sesi topic kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu:

1. Menjelaskan hubungan undernutrition: Anemia Gizi Besi dengan produktivitas kerja

2. Menjelaskan hubungan overnutrition (obes dan Overweight) dengan produktivitas kerja

Ringkasan

Kaitan antara status gizi dengan produktivitas kerja manusia akan dibahas melalui perkuliahan sesi ke-4. Hubungan atau keterkaitan kedua faktor tersebut dijelaskan melalui penjelasan masalah anemia gizi besi (Iron deficiency anemia) dengan produktivitas kerja, melalui pembahasan beberapa hasil penelitian yang dilakukan terhadap para tenaga kerja wanita (Nakerwan) yang mengarah masalah ini. Dan dijelaskan pula mengenai hubungan masalah obes (overweight) terhadap produktivitas kerja.

Aktivitas Pembelajaran

(diisi sesuai dengan aktivitas pembelajaran setiap sesi)

1. Baca penelitian mengenai gizi dengan produktivitas kerja (Browse di internet jurnal gizi yang relevan dengan topic)

2. Kuliah pengantar 3. Tutorial/Diskusi

Topik diskusi:

Sesi 4: Hubungan Masalah Gizi (undernutrition and obese)

dengan produktivitas kerja

(19)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 16 dengan gizi dengan produktivitas kerja

- Jelaskan mengapa konsumsi vitamin C diperlukan bagi mereka tenaga kerja yang bekerja pada perusahaan besar (perusahaan konveksi)

Evaluasi Diri

1. Mengapa anemia gizi besi berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja? Jelaskan!

2. Apa hubungan antara masalah obesitas dengan produktivitas sesorang? Jelaskan!

(20)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 17

Rencana Pembelajaran

Pengampu Mata Kuliah

Ni Ketut Sutiari, S.KM., M.Si

Tujuan Pembelajaran

Pada sesi topic kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu:

1. Menjelaskan faktor ekologi gizi terkait dengan masalah gizi 2. Menjelaskan faktor konsumsi pangan dengan masalah gizi

3. Menjelaskan faktor keadaan infeksi : sanitasi dan hygiene dengan masalah gizi

Ringkasan

Faktor ekologi merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya masalah gizi yang didasarkan pada kerangka piker menurut UNICEF (1990). Faktor ekologi pada mata kuliah ini yang dibahas akan dimulai pada sesi ke-5, yaitu faktor penyebab langsung (konsumsi pangan dan keadaan infeksi).

Pada faktor konsumsi pangan yang dibahas di sini adalah ketersediaan pangan di tingkat RT sampai bisa dikonsumsi oleh individu, hingga bagaimana proses penyerapan pangan/makanan tersebut di dalam tubuh manusia atau utilisasi dan berakhir pada tingkat kecukupan (kebutuhan) dalam tubuh. Konsumsi pangan bisa terserap dengan baik apaibila kondisi seseorang dalam kondisi baik (tidak mengalami infeksi penyakit tertentu). Oleh karena itu keadaan infeksi juga sebagai faktor penyebab langsung masalah gizi. Penjelasan mengenai faktor konsumsi dan keadaan infeksi terhadap timbulnya masalah gizi akan dijelaskan melalui kasus Status Gizi Kurang (Undernutrition).

Sesi 5: Faktor konsumsi pangan dan keadan infeksi

terhadap maslah gizi (undernutrition)

(21)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 18

Aktivitas Pembelajaran

(diisi sesuai dengan aktivitas pembelajaran setiap sesi)

1. Mahasiswa dibagi ke dalam 10 kelompok (masing-masing 6-7 mahasiswa).

2. Lima (5) kelompok mencari makalah atau artikel mengenai faktor konsumsi pangan terhadap masalah gizi dan Lima (5) kelompok mencari makalah/artikel mengenai faktor keadaan infeksi dengan masalah gizi. Cari melalui browse internet.

3. Pelajari mengenai bagan penyebab status gizi menurut UNICEF tahun 1990

4. Kuliah pengantar

5. Tutorial/Diskusi melalui SGD Topik diskusi:

- Bagaimana keterkaitan faktor konsumsi dengan masalah gizi - Bagaimana keterkaitan faktor keadaan infeksi dengan masalah gizi (Sampaikan hasil diskusi 5-10 menit)

Evaluasi Diri

1. Jelaskan faktor konsumsi pangan berpengaruh terhadap masalah gizi (undernutrition)

2. Jelaskan faktor kondisi infeksi berpengaruh terhadap masalah gizi (undernutrition)

(22)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 19

Rencana Pembelajaran

Pengampu Mata Kuliah

Ni Ketut Sutiari, S.KM., M.Si

Tujuan Pembelajaran

Pada sesi topic kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu:

1. Menjelaskan isu kerawanan pangan yang dialami penduduk Indonesia 2. Menjelaskan Isu keamanan pangan sebagai faktor yang terkait dengan

masalah gizi dan kesehatan masyarakat

Ringkasan

Masalah gizi sangat dekat dengan adanya masalah pangan itu sendiri. Dan penduduk Indonesia sampai saat ini masih mengalami masalah kerawanan pangan dan bahkan makanan yang dikonsumsi pun bermasalah pada keamanannya (food safety). Seperti pada sesi enam kali ini akan membahas mengenai Masalah Kerawanan dan keamanan Pangan yang dialami oleh bangsa Indonesia yaitu melihat fenomena kondisi penduduknya dengan memberikan contoh kasus di daerah yang mengalami kerawanan pangan dan daerah yang mengalami masalah keamanan pangan.

Setting daerah yang diambil rawan pangan misalnya daerah NTT atau Lombok (yang pernah mengalami rawan pangan) kemudian setting keamanan pangan diambil dari hasil penelitian terkait dengan produk pangan/makanan yang beredar di pasaran yang tidak aman untuk dikonsumsi, dari segi hygiene dan pemakaian bahan tambahan pangan (BTP) yang berbahaya.

Aktivitas Pembelajaran

(diisi sesuai dengan aktivitas pembelajaran setiap sesi)

Sesi 6: Ketahanan Pangan dan Keamanan Pangan di

Indonesia: Isu terkini

(23)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 20 Kebijakan Ketahanan Pangan) dan Baca pada RAN 2011-2015.

2. Kuliah pengantar

Ketahanan Pangan

Persyaratan kecukupan (sufficiency condition) untuk mencapai keberlanjutan

konsumsi pangan adalah adanya aksesibilitas fisik dan ekonomi terhadap pangan.

Aksesibilitas ini tercermin dari jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi oleh

rumah tangga, dengan demikian data konsumsi pangan secara riil dapat

menunjukkan kemampuan rumah tangga dalam mengakses pangan dan

menggambarkan tingkat kecukupan pangan dalam rumah tangga. Perkembangan

tingkat konsumsi pangan tersebut secara implisit juga merefleksikan tingkat

pendapatan atau daya beli masyarakat terhadap pangan.

Gambar 1 Rata-rata Konsumsi Energi (kkal/kap/hr) dan Protein (g/kap/hr)

Penduduk Indonesia di wilayah Desa, Kota dan Desa+Kota

(24)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 21

perkembangan konsumsi energi dan protein penduduk Indonesia menunjukkan

trend meningkat (Gambar 1). Untuk energi, peningkatan yang lebih nyata terjadi

di wilayah pedesaan dibandingkan dengan di perkotaan, sedangkan gambaran

sebaliknya ditemukan untuk trend konsumsi protein, terutama pada periode

2005-2007. Secara umum konsumsi energi rata-rata semakin mendekati kebutuhan

sebesar 2000 kkal/kap/hari, dan pada tahun 2007 bahkan telah memenuhi angka

kecukupan dengan rata-rata konsumsi energi sebesar 2015 kkal/kap atau 100.7%

dari angka kecukupan energi. Pada tahun 2007, konsumsi energi di wilayah

pedesaan 2067 kkal/kap/hari (103.3% AKE), sementara di kota 1996 kkal/kap/hr (

99.8 % AKE). Akan halnya protein, konsumsi per kapita per hari umumnya sudah

tercukupi meski harus disadari bahwa sebagian besar sumber protein yang

dikonsumsi berasal dari pangan nabati, khususnya padi -padian. Beras, khususnya

tidak hanya penyumbang energi terbesar tetapi juga merupakan penyumbang

protein yang terbesar. Adanya peningkatan konsumsi energi dan protein pada

masyarakat Indonesia seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi

Indonesia.

Penduduk dikatakan rawan konsumsi energi apablia rataan konsumsi

energinya kurang dari jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh untuk hidup aktif dan

sehat. Pada umumnya penduduk rawan konsumsi pangan (energi) dibagi atas dua

kelompok, yaitu sangat rawan (tingkat konsumsi energi < 70% AKE) dan mereka

yang memiliki kerawanan ringan sampai sedang (tingkat konsumsi energi 70-90%

AKE).

Kemanan Pangan

WHO (2000) mengungkapkan bahwa penyakit karena pangan ( foodborne

disease) merupakan penyebab 70 persen dari sekitar 1,5 milyar kejadian penyakit

diare, dan setiap tahunnya menyebabkan 3 juta kematian anak berusia dibawah 5

tahun. Parameter utama yang paling mudah dilihat untuk menunjukan tingkat

keamanan pangan di suatu negara adalah jumlah kasus keracunan yang terjadi

akibat pangan. Data yang diperoleh berdasarkan pelaporan yang diterima

(25)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 22

mencakup jumlah Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan pangan, jumlah orang

yang sakit dan jumlah orang yang meninggal.

Ada beberapa penyebab keracunan makanan, yaitu akibat cemaran mikrobiologi dan cemaran kimia. Penyebab keracunan pangan mikrobiologi yang sering timbul antara lain Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Salmonella sp, dan E.coli

patogen. Sementara penyebab keracunan pangan kimia antara lain nitrit, histamin, formalin, sianida, methanol, serta tetradotoksin. Sumber pangan penyebab keracunan

pangan pada umumnya adalah pangan yang disiapkan di rumah tangga, diikuti oleh pangan olahan, pangan jasa boga, pang an jajanan. Untuk menekan terjadinya penyakit karena pangan dilakukan pengawasan terhadap keamanan pangan antara lain melalui pengawasan produk pangan terdaftar, pemeriksaan produk pangan beredar, dan pemeriksaan produk pangan yang tidak memenuhi syarat. Hal ini sejalan dengan pembangunan keamanan pangan sebagaimana diamanatkan dalam Undang - Undang No.7 tahun 1996 tentang Pangan dan Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi pangan.

3. Tanya Jawab di kelas

4. Makalah individu (resume atau kesimpulan terhadap makalah/artikel) yang dibuat sebanyak setengah halaman dengan singkat dan jelas serta memakai bahasa sendiri

Evaluasi Diri

1. Apa yang dimaksud dengan rawan pangan?

2. Sejauh mana isu rawan pangan tersebut di Indonesia? Jelaskan 3. Apa yang diamaksud dengan makanan yang aman dikonsumsi? 4. Bagaimana kondisi makanan yang beredar di pasaran di Indonesia? 6. Sektor apa saja yang bertanggung jawab terhadap masalah rawan

(26)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 23

Rencana Pembelajaran

Pengampu Mata Kuliah

Ida Ayu Eka Padmiari, S.KM., MKes

Tujuan Pembelajaran

Pada sesi topic kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu:

1. Menjelaskan hubungan akses pelayanan kesehatan: adanya puskesmas dan posyandu thd masalah gizi

2. Menjelaskan hubungan pola asuh gizi dan kesehatan dengan masalah gizi anak

Ringkasan

Pada sesi ini akan dibahas mengenai keterkaitan faktor pelayanan kesehatan (yankes) terhadap masalah gizi.

Akses terhadap pelayanan kesehatan dan adanya pemberian pelayanan kesehatan yang bagus dapat berpengaruh terhadap masalah gizi. Pelayanan kesehatan yang dimaksud dapat berupa pola pengasuhan terhadap anak (pola asuh gizi dan kesehatan) dan pelayanan gizi dan kesehatan melalui pmeriksaaan di Posyandu, dan akses layanan kesehatan yang lainnya. Dan pada sesi ini juga akan dijelaskan mengenai keberadaan posyandu dan puskesmas terkait dengan permasalahan gizi di Indonesia.

Aktivitas Pembelajaran

(diisi sesuai dengan aktivitas pembelajaran setiap sesi) 1. Kuliah pengantar

2. Tanya-jawab di kelas 3. Tutorial/Diskusi

Topik diskusi:

- Bagaimana situasi dan kondisi di masyarakat terhadap keberadaan Posyandu? Bagaimana partisipasinya?

(27)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 24

Evaluasi Diri

(28)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 25

Rencana Pembelajaran

Pengampu Mata Kuliah

Dr. dr. G. Indraguna P., M.Sc

Tujuan Pembelajaran

Pada sesi topic kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan pendidikan dan kepadatan penduduk

2. Menjelaskan variabel keadaan sosial- budaya sebagai proksi indikator keadaan gizi masyarakat

Ringkasan

Pada sesi ini sebelumnya akan membahas budaya dengan makanan. Dan berbicara mengenai budaya dengan makanan, sangat erat akibat pengaruh pendidikan ibu. Budaya sengat dekat juga dengan kebiasaan makan individu yang dimulai dari tingkat RT yaitu mulai dari memproduksi, mengolah dan mengkonsumsi makanan tersebut. Pada sesi ini akan dibahas juga pola penyakit di Bali dan nasional (Indonesia) dan bagaimana budaya Bali (makanan tradisional Bali: Lawar) terhadap masalah gizi.

Aktivitas Pembelajaran

(diisi sesuai dengan aktivitas pembelajaran setiap sesi) 1. Kuliah pengantar

2. Tutorial/Diskusi Topik diskusi:

- Bagaimana social budaya dapat mempengaruhi status gizi seseorang

Evaluasi Diri

1. Jelaskan hubungan social-budaya dengan masalah gizi!

(29)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 26 2. Sebutkan contoh suatu budaya sebagai kekayaan bangsa Indonesia yang

(30)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 27

Rencana Pembelajaran

Pengampu Mata Kuliah

Dr. dr. G. Indraguna P., M.Sc

Tujuan Pembelajaran

Pada sesi ini diharapkan mahasiswa mampu:

1. Menjelaskan hubungan faktor geografi dengan masalah gizi di Indonesia 2. Menjelaskan hubungan factor iklim dengan masalah gizi di Indonesia:

implikasi climate change thd masalah gizi dan pertanian

Ringkasan

Pertemuan kuliah ini akan membahas mengenai hubungan atau keterkaitan antara kondisi iklim (perubahan iklim) dan kondisi geografi dengan terjadinya masalah gizi. Pembahasan tersebut dimulai dengan menjelaskan ketersediaan pangan sebagai indicator suatu wilayah atau daerah/penduduknya mengalami masalah gizi. Dan selanjutnya menjelaskan bagaimana pengaruh iklim dan kondisi geografi terhadap kondisi pertanian di Indonesia yang nantinya berpengaruh terhadap ketersediaan pangan dan masalah gizi.

Kondisi geografi akan dibahas sangat jelas dengan memberikan contoh terjadinya masalah gizi kurang (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium/ GAKY) yang umumnya dialami oleh penduduk Indonesia yang tinggal di daerah pegunungan/perbukitan.

(31)
(32)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 29

Aktivitas Pembelajaran

1. Kuliah pengantar 2. Tutorial/Diskusi

Kasus untuk didiskusikan:

Bagaimana menyikapi kondisi iklim dan kondisi geografis untuk mencegah

terjadinya masalah gizi di Indonesia.

Evaluasi Diri

1. Jelaskan mengapa perubahan iklim dan kondisi geografis berpengaruh terhadap maslah gizi berikut dengan bagannya!

(33)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 30

Rencana Pembelajaran

Pengampu Mata Kuliah

Kadek Tresna Adhi, SKM, M.Kes

Tujuan Pembelajaran

Pada sesi topic kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan kondisi perekonomian di Indonesia

2. Menguraikan kebijakan di bidang ekonomi untuk meningkatkan status gizi di Indonesia

3. Menjelaskan keterkaitan faktor social-ekonomi terhadap masalah gizi di Indonesia

Ringkasan

Pada sesi ini akan membahas mengenai bagaimana implementasi Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi (RAN) dengan menampilkan kerangka konsep implementasinya. Kemudian membahas bagaimana kondisi social-ekonomi di Indonesia sehingga nantinya berpengaruh terhadap timbulnya masalah gizi. Pada sesi ini akan menamilkan beberapa data yeng terkait dengan kondisi social-ekonomi terhadap masalah gizi.

Faktor sosial ekonomi meliputi pendidikan, pekerjaan, teknologi, budaya,

dan pendapatan keluarga ikut mempengaruhi pertumbuhan anak. Faktor ini akan

berinteraksi satu dengan yang lain sehingga mempengaruhi masukan

zat gizi. Keadaan ekonomi keluarga yang baik dapat menjamin terpenuhinya

kebutuhan pokok setiap anggota keluarga. Kekurangan gizi pada anak anak

merupakan masalah kesehatan masyarakat karena sumber daya negara yang

miskin

(34)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 31

Aktivitas Pembelajaran

(diisi sesuai dengan aktivitas pembelajaran setiap sesi) 1. Baca RAN Indonesia (2006-2010) dan (2011-2015) 2. Kuliah pengantar

3. Tanya-jawab 4. Diskusi

Bahan diskusi:

- Masalah kemiskinan (social dan ekonomi) dan lapangan pekerjaan adalah masalah dasar terjadinya masalah gizi. Mengapa?

- Pemberian bantuan social dan beberapa jaminan kesehatan kepada masyarakat (yang memerlukannya). Bagaimana dengan hal ini terkait dengan peningkatan status gizi! Mohon tanggapan dalam diskusinya..

Evaluasi Diri

(35)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 32

Rencana Pembelajaran

Pengampu Mata Kuliah

Ida Ayu Eka Padmiari, SKM, M.Kes

Tujuan Pembelajaran

Pada sesi topic kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu: 1. Menjelaskan program-program pangan dan gizi 2. Menjelaskan tujuan program pangan dan gizi

3. Program SKPG (Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi)

Ringkasan

Sesi ini akan membahas mengenai program pangan dan gizi untuk mencegah dan mengatasi permasalahan gizi yang terjadi di masyarakat. Salah satunya program pangan dan gizi yang ada adalah Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG). Pada sesi ini akan dibahas pula mengenai faktor politik (kebijakan atau peraturan pemerintah) terhadap masalah gizi di Indonesia dengan melihat secara langsung kondisi di Provinsi Bali (local area).

Perkuliahan ini akan diisi oleh pemegang kebijakan di tingkat daerah Bali. Kasus Stunting dan program gizi di Indonesia

Stunting merupakan masalah yang masih berat di Indonesia. Perbedaan prevalensi

stunting (pendek) sangat beragam di Indonesia.

(36)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 33 Masalah Kurang Gizi di Indonesia

Prevalensi pendek secara nasional tahun 2013 adalah 37,2 persen, yang

berarti terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2010 (35,6%) dan 2007 (36,8%).

Masalah kesehatan masyarakat dianggap berat bila prevalensi pendek sebesar 30 –

39 persen dan serius bila prevalensi pendek ≥40 persen (WHO 2010).

Prevalensi wasting pada balita pada tahun 2013 (12,1%) tergolong

masalah yang serius (10-14%) walaupun tahun 2013 sudah menujukkan

penurunan dari tahun 2010 (13,3%). Prevalensi underweight pada balita

mengalami peningkatan pada tahun 2013 dan jika dibandingkan dengan cut off

WHO maka prevalensi underweight pada balita pada tahun 2013 tergolong tinggi

(20-29%). Status gizi balita masih merupakan masalah serius yang harus ditangani

bersama. Kekurangan energi yang cukup lama berdampak KEK pada saat hamil.

Dilihat dari gambar di atas proporsi KEK pada saat hamil lebih banyak daripada

saat tidak hamil. Kekurangan energi akan berdampak pada berat bayi lahir rendah

(BBLR) dan dapat berdampak stunting pada anak.

(37)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 34

Gamabar 3 Prevalensi wanita remaja dan WUS yang mengalami KEK

Program-program yang sesuai dengan tujuan peningkatan asupan makan

balita asupan makan balita dari segi kualitas dan kuantitas, adalah:

1. Pemberian makanan tambahan pada balita

2. Penyuluhan gizi tentang ASI Eksklusif dan MP-ASI

3. Pemberian konseling ASI dan MP ASI

4. Penyuluhan gizi tentang pemilihan makanan dengan tepat sesuai dengan usia

balita.

5. Memberikan motivator ibu balita dengan perantara kader

6. Kebun gizi di rumah dan diversifikasi pangan

7. Penyediaan tenaga/petugas lapangan seperti penyuluh

8. Peningkatan pendidikan perempuan

Program gizi dengan tujuan penurunan angka infeksi pada balita dapat dilakukan

dengan cara peningkatan pelayanan kesehatan dan higiene sanitas, kegiatannya

meliputi:

1. Pengadaan sanitasi air bersih

2. Kegiatan, Informasi, dan Edukasi (KIE) sanitasi dan cuci tangan pakai sabun

3. KIE tentang pembasmian nyamuk

4. Pemberian Jamkesmas dan Jampersal

5. Peningkatan pelayan kesehatan seperti peningkatan jumlah Puskesmas dan

Rumah sakit

6. Suplementasi Zn untuk manajemen diare

7. Suplementasi vitamin A pada balita

(38)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 35

8. Pemberian obat cacing pada balita

Aktivitas Pembelajaran

(diisi sesuai dengan aktivitas pembelajaran setiap sesi) 1. Kuliah pengantar

2. Tanya-jawab

Evaluasi Diri

(39)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 36

Rencana Pembelajaran

Pengampu Mata Kuliah

Ni Ketut Sutiari

Tujuan Pembelajaran

Pada sesi topic kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu: 1. Menyebutkan tujuan pengukuran faktor ekologi 2. Mengidentifikasi data pengukuran faktor ekologi

Ringkasan

Pada pertemuan ini akan membahas mengenai metode pengukuran faktor ekologi termasuk data-data yang diperlukan dalam pengukuran tersebut.

Pada bahasan tersebut tentunya akan dijelaskan tujuan pengukuran faktor ekologi.

Aktivitas Pembelajaran

(diisi sesuai dengan aktivitas pembelajaran setiap sesi)

Perkuliahan pada sesi pengukuran faktor ekologi tersebut akan diisi dengan: 1. Kuliah pengantar

2. Tanya-jawab 3. Diskusi Bahan diskusi:

Kendala di dalam melakukan pengukuran faktor ekologi dan kesesuaian data yang akan dikumpulkan dengan faktor ekologi yang akan diukur.

Diskusikan dengan membentuk Small group (kelompok kecil) ke dalam 10 kelompok (@ terdiri dari 6-7 anggota mahasiswa). Buat Hasil diskusi dan dibahas di dalam kelas.

(40)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 37

Evaluasi Diri

1. Mengapa perlu dilakukan pengukuran faktor ekologi?

2. Sebutkan contoh data yang akan dikumpulkan terkait dengan pengukuran faktor ekologi

3. Berikan pendapat adik-adik mengenai gambar berikut ini!

(41)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 38 Model ekologi dalam bidang gizi (sumber: caliendo. 1979. Nutrition and the world

(42)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 39

Rencana Pembelajaran

Pengampu Mata Kuliah

Ni Ketut Sutiari, S.KM., M.Si dan Team

Tujuan Pembelajaran

Pada sesi topic kuliah ini diharapkan mahasiswa mampu:

1. Mengidentifikasi masalah gizi di masyarakat (praktek ke lapangan) 2. Menyebutkan Faktor ekologi sebagai faktor penyebab masalah gizi 3. Menjelaskan faktor ekologi terkait dengan masalah gizi

Ringkasan

Pada topik ini akan dibahas dalam dua kali pertemuan.

Pada pertemuan 1 (sesi 13) akan membahas mengenai cara mengidentifikasi masalah gizi yang terjadi di masyarakat termasuk data-data pendukung dalam mengidentifikasi. Sesi ini adalah penjelasan secara umum dari pertemuan – pertemuan yang lainnya. Dan sesi ini merupakan sesi persiapan turun ke lapangan untuk melakukan survey (pengumpulan data faktor ekologi) guna menganalisis masalah gizi. Dan pada akhir semesteran, akan diisi dengan presentasi kelompok berdasarkan data yang telah dikumpulkan.

Target Millenium Development Goals (MDGs) Indonesia tahun 1990-2015

adalah me- nurunkan proporsi penduduk yang menderita kelaparan menjadi

setengahnya antara tahun 1990 sampai tahun 2015. Indikator yang dipa- kai dalam

pencapaian target tersebut adalah persentase anak-anak berusia di bawah 5 ta- hun

yang mengalami gizi kurang (moderate underweight) mencapai 18.5% (Bappenas,

2007). Target Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Indonesia tahun

2015 untuk program perbaikan gizi adalah 20%.

Sesi 13 & 14: Analisis Faktor Ekologi Masalah Gizi di

masayarakat

(43)

Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Page 40

Aktivitas Pembelajaran

(diisi sesuai dengan aktivitas pembelajaran setiap sesi) 1. Pelajari Faktor-faktor ekologi kesmas

2. Baca mengenai “Laporan Studi Pengkajian daerah NTT” 3. Kuliah pengantar

4. Tanya Jawab di kelas

5. Presentasi Laporan Survei (Power Point)

Evaluasi Diri

Bagaimana hasil analisa situasi di lapangan?

Sebutkan data faktor ekologi yang telah dikumpulkan!

Apa yang dapat ditarik kesimpulan terhadap data-data faktor ekologi yang dikumpulkan selama di lapangan?

Gambar

Gambar 1 Rata-rata Konsumsi Energi (kkal/kap/hr) dan Protein (g/kap/hr)  Penduduk Indonesia di wilayah Desa, Kota dan Desa+Kota
Gambar faktor ekologi manusia
Gambar Faktor yang berpengaruh terhadap status gizi

Referensi

Dokumen terkait

Mata kuliah ini terdiri dari teori yang membahas tentang pengetahuan di bidang ilmu gizi yang meliputi pengertian dan istilah, zat-zat gizi, pencernaan dan

Mata kuliah ini membahas mengenai kimia makanan dan minuman, air dalam bahan pangan, zat gizi dan bahan tambahan pangan yang terkandung dalam bahan pangan dan teknik analisis zat

Penilaian Organoleptik : Handout Mata Kuliah Regulasi Pangan Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.. Kimia Pangan

Mata Ajar keperawatan jiwa termasuk dalam mata kuliah keahlian (MKK) tahap akademik yang membahas tentang konsep kesehatan jiwa, konsep keperawatan jiwa, konsep kesehatan

Mata kuliah ini terdiri dari teori yang membahas tentang pengetahuan di bidang ilmu gizi yang meliputi pengertian dan istilah, zat-zat gizi, pencernaan dan

Mata kuliah ini membahas konsep pembiayaan dan penganggaran di bidang kesehatan meliputi aspek khusus pembiayaan kesehatan di pelayanan kesehatan, konsep

Deskripsi Singkat MK Mata kuliah ini menjelaskan tentang berbagai cara evaluasi nilai gizi pangan, faktor-faktor yang mempengaruhi kandungan nilai gizi pangan, dan berbagai

Mata kuliah ini membahas tentang konsep komunitas dan keperawatan komunitas, konsep epidemiologi, konsep biostatistik, konsep demografi, konsep kesehatan lingkungan, konsep