• Tidak ada hasil yang ditemukan

menghasilkan penaksiran kuantitatif yang kokoh. atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2011).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "menghasilkan penaksiran kuantitatif yang kokoh. atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2011)."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

Metode Penelitian

3.1

Metode yang digunakan

Jenis penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan deskriptif/kausal

Penelitian Kuantitatif lebih berdasarkan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penaksiran kuantitatif yang kokoh.

Penelitian deskriptif, bertujuan untuk menguraikan sifat atau karakteristik dari suatu fenomena tertentu. Sedangkan desain kausal berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2011).

Terdapat dua macam time horizon yaitu Cross-Sectional dan Longitudinal. Cross-Sectional adalah studi yang dapat dilakukan dengan data yang hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama periode harian, mingguan, atau bulanan, dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian, studi ini disebut juga dengan one-shot atau cross-sectional. Sedangkan studi longitudinal adalah data yang dikumpulkan pada dua batas waktu yang berbeda, dan membutuhkan periode waktu tertentu. Studi semacam ini, data variabel terkait dikumpulkan pada dua atau lebih batas waktu untuk menjawab pertanyaan penelitian (Sekaran & Uma, 2006). Namun penelitian ini menggunakan time horizon Cross Sectional karena studi yang digunakan dengan data yang hanya sekali dikumpulkan, mungkin selama periode harian, mingguan atau bulanan dalam rangka menjawab pertanyaan penelitian.

(2)

Dengan variabel independen ERP CSF yang terdiri di beberapa dimensi pengukuran adalah top management support, team work and composition, Enterprise-wide communicatiom, dan Project management program. Serta moderatornya ialah Organization culture dan variabel dependen nya yaitu succes of ERP implementation.

Skala likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Dalam menanggapi pertanyaan dalam skala likert, responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Sumber : Peneliti

Keterangan:

T-1 : ERP critical factor mempengaruhi terhadap keberhasilan ERP success. T-2 : Organization culture dapat memoderisasi hubungan critical success factor dengan ERP success.

Tujuan Penelitian

Desain Penelitian

Jenis Penelitian Horizon Waktu

T-1 Kuantitatif, Kualitatif, Deskriptif/Kausal Cross Sectional T-2 Kuantitatif, Kualitatif Deskriptif/Kausal Cross Sectional

(3)

3.2

Model Penelitian

Gambar 3.1 Model Penelitian

Sumber : (Nah, Islam, & Tan, 2007; Delone & Mclean, 2003; Sedera & Gable, Knowledge Management Competence for Enterprise System Success, 2010)

Top management support, teamwork, entrprise-wide communication, project management program adalah dimensi-dimensi yang mempengaruhi terhadap ERP Critical Success Factor, dan ERP Critical Success Factor terhadap ERP Success di moderisasi oleh Organization Culture. Dimana System Quality, Information Quality, Individual Impact, dan Organizational Impact adalah faktor-faktor yang mempengaruhi ERP Success.

(4)

3.3

Operasionalisasi Variabel

Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel

Variabel Indikator

Top management

support a. Insentif yang diberikan oleh Top Management cukup untuk impl mentasi ERP

b. Implementasi ERP dipandang sebagai keputusan strategis oleh Top Management

c. Top Management memiliki komitmen di dalam implementasi ERP d. Top Management (CEO, CIO, COO) secara aktif mendukung

implementasi ERP

e. Top Management dapat menerima secara explisit bahwa Implementasi ERP sebagai prioritas utama

Team work a. Karyawan yang direkrut untuk tim implementasi ERP memiliki pengetahuan yang terbaik di bisnis dan teknis

b. Berbagai lintas fungsional karyawan dipilih untuk proyek implementasi ERP

c. Karyawan yang di pilih bekerja full time untuk proyek implementasi ERP d. Karyawan yang terlibat di proyek implementasi ERP diberikan

insentif/kompensasi

e. Karyawan yang masuk di proyek ERP, ditempatkan dalam satu ruangan Enterprise-wide

communicatiom

a. Tim proyek ERP selalu berkomunikasi secara efektif dengan user b. Karyawan yang terlibat di proyek ERP pasti memahami sasaran dan

tujuan pelaksanaannya

c. Adanya saluran komunikasi yang cukup untuk menginformasikan user perkembangan proyek ERP dan membantu user menyelesaikan masalah d. Review terhadap Sistem ERP selalu dilakukan, untuk memastikan

kepuasaan user

e. Evaluasi berkala selalu dilakukan terhadap Sistem ERP Project

management program

a. Setiap ketercapaian dari implementasi ERP selalu diukur b. Ada komitmen untuk mempromosikan dan mengelola proyek

implementasi ERP

c. Selama proses implementasi ERP, komunikasi yang intensif dan pelatihan selalu diberikan

d. Pekerjaan diselesaikan dengan baik selama implementasi ERP

e. Kustomisasi dari sistem ERP ini dikelola dengan baik oleh tim proyek Sistem ERP

Organization culture

a. Semua Karyawan mendukung dan membantu didalam pengembangan perusahaan

(5)

b. Karyawan memiliki inisiatif untuk kolaborasi di seluruh unit organisasi c. Karyawan didorong oleh atasan mereka untuk mengekspresikan dan

bertukar pendapat mereka dan ide mengenai pekerjaan

d. Kesempatan untuk mengembangkan diri selalu diberikan oleh Perusahaan e. Karyawan didorong untuk menganalisis kesalahan yang telah dibuat dan

saling belajar

System Quality a. Data dari ERP sering membutuhkan koreksi b. ERP fleksibel

c. ERP mudah digunakan dan mudah untuk dipelajari d. ERP dapat diandalkan

e. Sulit mendapatkan informasi yang ada di sistem ERP f. ERP mencakup fitur dan fungsi yang diperlukan g. Tampilan dari ERP mudah diadaptasi semua user. h. Sistem ERP berjalan seperti yang diperlukan i. Sistem ERP memberikan respon yang cepat j. Semua data dalam ERP terintegrasi dan konsisten k. ERP memiliki data yang akurat

l. ERP menyediakan integrasi dengan sistem TI lainnya m. Sistem ERP memenuhi kebutuhan user

n. Database ERP selalu up to date Information

quality

a. Informasi yang tersedia dalam ERP penting b. ERP menyediakan output apa yang dibutuhkan c. Informasi yang dibutuhkan dari ERP selalu tersedia d. Informasi ERP dalam bentuk yang mudah digunakan e. Informasi ERP mudah dimengerti

f. Informasi dari ERP yang muncul jelas, diformat dengan baik g. Data dari ERP mungkin akurat, tetapi output kadang – kadang tidak h. Informasi dari ERP singkat

i. Informasi dari ERP selalu tepat waktu

j. Informasi dari ERP tidak tersedia di tempat lain k. Informasi tentang ERP mudah dimengerti l. Informasi tentang ERP relevan

Individual impact a. Saya telah banyak belajar melalui penggunaan ERP

b. ERP meningkatkan kesadaran saya dan mengingat informasi pekerjaan terkait

c. ERP meningkatkan efektivitas saya dalam pekerjaan d. ERP meningkatkan kreativitas individu

e. ERP meningkatkan pembelajaran organisasi dan mendukung untuk pekerja individu

f. ERP meningkatkan produktivitas individu g. ERP menguntungkan untuk tugas individu

h. ERP meningkatkan kualitas yang tinggi untuk pengambilan keputusan i. ERP menghemat waktu dalam pengerjaan tugas

Organizational Impact

a. ERP mengakibatkan pengurangan biaya karyawan

b. ERP menghasilkan pengurangan biaya(misalnya, biaya administrasi, biaya perhitungan persediaan)

c. ERP telah menghasilkan peningkatan produktivitas secara keseluruhan d. ERP telah menghasilkan hasil yang lebih baik atau output

(6)

e. ERP menghasilkan peningkatan kapasitas untuk mengelola pertumbuhan volume aktivitas

f. ERP mengakibatkan peningkatan proses bisnis

g. ERP membantu untuk meningkatkan partisipasi pekerja dalam organisasi h. ERP meningkatkan Organization-wide communication

i. ERP meningkatkan koordinasi antar departemen j. ERP menciptakan rasa tanggung jawab

k. ERP meningkatkan efisiensi sub-unit dalam organisasi l. ERP meningkatkan efektivitas solusi

m. ERP menyediakan kita dengan keunggulan kompetitif n. ERP meningkatkan layanan pelayanan/kepuasan o. ERP memfasilitasi perubahan proses bisnis p. ERP mendukung pengambilan keputusan

q. ERP memungkinkan untuk lebih baik menggunakan sumber data organisasi

Sumber : (Delone & Mclean, 2003; Ifinedo, Extending The Gable Et Al Enterprise Systems Success Measurement Model: A Preliminary Study Extending, 2006; Gable, Sedera, & Chan, 2003; Sedera & Gable, Knowledge Management Competence for Enterprise System Success, 2010)

3.4

Jenis dan Sumber Data

Untuk memperoleh data yang valid dalam penelitian, yang pertama perlu diketahui adalah mengenai jenis-jenis data. Data dikelompokan sebagai berikut (Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, 2008):

1.Menurut sifat :

a. Data kualitatif, yaitu data yang tidak berbentuk angka (non numerik). b.Data kuantitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka. 2.Menurut sumber :

a. Data internal, yaitu data yang bersumber dari keadaan atau kegiatan suatu perusahaan.

b.Data eksternal, yaitu data yang bersumber dari luar perusahaan. 3.Menurut cara memperoleh :

(7)

a. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu perusahaan atau per-orangan langsung dari objeknya.

b.Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk jadi dan telah diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dipublikasi.

Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder yang bersifat kuantitatif. Karena data berupa informasi yang diperoleh dari hasil wawancara kepada deputy head IT division dan obsevasi untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam penelitian dan data primer dikumpulkan dari hasil riset survey dengan instrumen berupa kuesioner mengenai top management support, teamwork&compsition, enterprise wide communication, project management program, system quality, information quality, individual impact, organization impact.

Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh melalui data yang telah diteliti dan dikumpulkan oleh pihak lain yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Data sekunder diperoleh melalui internet, artikel, jurnal penelitian yang berkaitan dengan permasalahan yang ada dan data internal perusahaan mengenai struktur organisasi.

3.5

Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang valid dalam penelitian, yang pertama perlu diketahui adalah mengenai jenis-jenis data. Data dikelompokan sebagai berikut (Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, 2008) :

(8)

1. Riset Kepustakaan (Library Research)

Adalah cara pengumpulan data yang bersifat teoritis dengan cara teknik pengumpulan data dan mempelajari buku bacaan yang diperoleh dari:

Buku wajib (text book) yang berkaitan dengan penulisan skripsi

• Buku pelengkap (reference book) yang berkaitan dengan objek yang diteliti

Jurnal dengan menelusuri Proquest, Sciencedirect. 2. Riset Lapangan

Adalah pengumpulan data dengan cara melakukan penelitian secara langsung dengan mengunjungi perusahaan yang menjadi objek penelitian untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penulisan skripsi. Adapun pengumpulan data dengan beberapa cara, penulis melakukan penelitian dengan cara sebagai berikut:

Metode Wawancara (Interview)

Suatu teknik pengumpulan data dengan tanya jawab secara langsung dengan bagian-bagian terkait khususnya kepada general manager dan beberapa pengguna sistem untuk mendapatkan informasi tentang bagaimana jalannya implementasi sistem ERP pada PT. HD Finance.

(9)

Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari si peneliti baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadap objek penelitiannya. Penelitian ini dilakukan secara langsung ke PT HD Finance umtuk memperoleh informasi yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti (Umar, 2011)

• Jelajah Situs

Selain melakukan studi kepusatakaan, peneliti melakukan jelajah situs untuk menambah dan melengkapi berbagai informasi yanf diperlukan dalam penelitian

• Kuesioner (Angket)

Teknik kuesioner(angket) merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan atau pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respons atau daftar pertanyaan tersebut. Daftar pertanyaan bersifat terbuka jika jawaban tidak ditentukan sebelumnya sedangkan bersifat tertutup jika alternatif-alternatif jawaban telah disediakan (Umar, 2011)

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan memberikan daftar pernyataan secara tertulis kepada responden PT. HD Finance Tbk untuk mereka jawab dan diukur dengan skala likert . Kuesioner tersebut membantu penulis untuk memperoleh informasi mengenai penelitian yang akan dibuat.

(10)

3.6

Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling yang digunakan adalah dengan purposive sampling. Metode purposive sampling merupakan pemilihan sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Dengan kriteria adalah user yang menggunakan ERP sistem dengan total 75 responen. Dimana pihak-pihak yang terlibat dalam pengisian kuesioner ini terdiri dari staff, senioir staff, supervisor, manager, dan general manager. Alasan menggunakan metode purposive sampling yaitu pemilihan sampel didasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai hubungan dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya

3.7

Metode Analisis

Dalam penelitian ini menggunakan alat analisa Structural Equation Modeling (SEM) dengan menggunakan program partial least square (PLS).

3.7.1 Structural Equation Modeling (SEM)

SEM merupakan kombinasi metodologi dua disiplin ilmu, yaitu model analisis faktor konfimatori (confirmatory factor analysis model) yang diambil dari psychometric dan model persamaan struktural (structural equation model) yang diambil dari econometrics (Latan & Ghozali, 2012).

SEM adalah teknik statistik untuk menguji secara simultan dan memperkirakan hubungan kausal antara bebeerapa independen dan dependen

(11)

konstruksi atau antar variabel. Pengertian lainnya yaitu teknik statistik untuk pengujian dan memperkirakan hubungan-hubungan kausal berdasarkan data statistik dan kualitatif kausal (Urbach & Ahlemann, 2010).

Dengan demikian, SEM menjawab serangkaian pertanyaan penelitian yang terkait dalam satu kesatuan, sistematis, dan analisis yang komprehesif. Alasan menggunakan SEM yaitu dikarenakan SEM mempunyai keunggulan dibanding teknik multivariate biasa (analisis faktor, analisis diskriminant, regresi linear berganda dan sebagainya) yang memungkinkan peneliti untuk menghubungkan antara teori dengan data penelitian. SEM lebih spesifik yang memampukan peneliti untuk (Latan & Ghozali, 2012).

3.7.2 Beberapa karakteristik dari SEM :

Kemampuan untuk mengatasi LVs (laten variables) yang tidak dapat diukur langsung tetapi yang membutuhkan pengukuran model yang terdiri dari satu atau

banyak indikator (Urbach & Ahlemann, 2010). Evaluasi model dalam PLS-SEM menggunakan program WarpPLS dapat

dilakukan dengan menilai hasil pengukuran model (measurement model).

Untuk variabel laten dengan indikator reflective yaitu melalui analisis faktor konfirmatori atau confirmatory factor analysis (CFA) dengan menguji validitas dan reabilitas konstruk laten sedangkan untuk variabel laten dengan indikator formative melihat nilai signifikan t statistiknya. Kemudian dilanjutkan dengan pengujian signifikan untuk menguji pengaruh antar konstruk atau variabel dan nilai R2 (Latan & Ghozali, 2012).

(12)

3.7.3 Partial least squares (PLS)

Merupakan pendekatan berbasis komponen untuk pengujian model persamaan struktural atau biasa disebut SEM. PLS didasarkan pada gagasan yang memiliki dua prosedur iteratif yang menggunakan estimasi kuadrat terkecil untuk model tunggal dan multi-komponen. Dengan menerapkan prosedur, algoritma ini bertujuan untuk meminimalkan varians dari sermua variabel dependen, oleh karena itu penyebab-dan arah antara semua variabel perlu didefinisikan secara jelas (Lee, Petter, Fayard, & Robinson, 2011)

PLS terbagi atas model pengukuran dan model struktural.

3.7.3.1 Mesurement model atau pengukuran model

Mesurement model merupakan pengukuran model yang bersifat reflective atau outer model reflective menunjukkan bagaimana variabel manifest atau observed variabel merepresentasi konstruk laten untuk diukur yaitu dengan menguji validitas dan reabilitas dari idikator-indikator pembentuk konstruk laten tersebut melalui analisis faktor konfirmatori (Latan & Ghozali, 2012).

Mesurement model yaitu yang menentukan hubungan antara variabel laten dan indikator-indikator. Evaluasi mesurement model memberikan penilaian konfirmasi dari konvergen dan diskriminan validitas (Lee, Petter, Fayard, & Robinson, 2011).

Cross Loading :

Korelasi antara nilai komponen LV dan indikator lainnya. Setiap item harus memuat lebih tinggi diatasnya yang ditugaskan membangun dari konstruksi

(13)

lain. Item loading, menyiratkan varians bersama lebih antara membangun dan tindakan itu dari pada varians error (Lee, Petter, Fayard, & Robinson, 2011). Untuk laporan penelitian biasanya menggunakan tabel loadings and cross loadings yang disediakan oleh software ini saat menjelaskan validitas konvergen dari pengukuran mereka.

Pengukuran memiliki validitas konvergen baik pertanyaan yang terikat dengan setiap LV yang dipahami oleh responden dengan cara yang sama seperti yang dimaksudkan oleh para perancang laporan pertanyaan. Dalam hal ini dua kriteria yang direkomendasikan sebagai dasar untuk menyimpulkan bahwa model measurement memiliki validitas konvergen yang diterima P nilai-nilai terkait dengan beban lebih rendah dari 0,05 (Kock, Using WarpPLS in e-Collaboration Studies: Descriptive Statisctics, Settings, and Key Analysis Results, 2011).

a. Validitas

Validitas terdiri atas dua jenis yaitu validitas eksternal dan validitas internal. Validitas eksternal (external validity) menunjukkan bahwa hasil dari suatu penelitian adalah valid sehingga dapat digeneralisir ke semua objek, situasi dan waktu yang berbeda. Sedangkan validitas internal (internal validity) menunjukkan kemampuan dari instrumen penelitian untuk mengukur apa yang seharusnya diukur dari suatu konsep. Jadi dapat disimpulkan bahwa uji validitas yang dilakukan dalam SEM adalah uji validitas internal.

Pengukuran model melalui analisis faktor konfirmatori adalah dengan menggunakan pendekatan MTMM (Multi Trait-Multi Method) dengan menguji validitas convergent dan discriminant (Latan & Ghozali, 2012) :

(14)

• Validitas Convergent : Berhubungan dengan prinsip bahwa pengukur-pengukur (manifest variabel) dari suatu konstruk seharusnya berkorelasi tinggi. Uji validitas convergent dapat dilihat dari nilai loading factor untuk tiap konstruk.

• Validitas Discriminant : Dengan membandingkan akar kuadrat dari AVE untuk setiap konstruk dengan nilai korelsi antar konstruk dalam model.

Untuk variabel laten dengan indikator reflective yaitu melalui analisis faktor konfirmatori atau confirmatory factor analysis (CFA) dengan menguji validitas dan reliabilitas konstruk laten sedangkan untuk variabel laten dengan indikator formative melihat nilai signifikan t statistiknya. Kemudian dilanjutkan dengan pengujian signifikan untuk menguji pengaruh antar konstruk atau variabel dan nilai R2.

Latent Variable Coefficients : Average variances extracted (AVE) adalah disediakan untuk semua LVs, dan digunakan dalam penilaian validitas diskriminan.

a. Reabilitas adalah mengukur kualitas dari pengukuran instrumen. Instrumen itu biasanya satu set pertanyaan-pertanyaan, instrumen pengukuran memiliki keandalan yang baik jika pernyataan (atau tindakan lainnya) terikat dengan setiap LV dipahami dengan cara yang sama oleh responden yang berbeda (Kock, Using WarpPLS in e-Collaboration Studies: Descriptive Statisctics, Settings, and Key Analysis Results, 2011).

(15)

Berikut tabel Ringkasan rule if thumb uji validitas dan uji reabilitas menurut (Latan & Ghozali, 2012)

Tabel 3.3 Evaluasi Mesurement model

Validitas dan Reabilitas Parameter Rule of Thumb Validitas Convergent Loading Factor • > 0,7 untuk confirmatory

research dapat dikatakan valid sebagai indikator

yang mengukur

konstrak. Namun rule of thumbs interpretasi nilai faktor loading > 0.55 dapat dikatakan valid (Kock, WarpPLS 3.0 User Manual, 2012) Average Variance Extracted (AVE) • >0.5 untuk confirmatory maupun exploratory research

Validitas Discriminant Cross Loading • Korelasi konstrak dengan pokok pengukuran (setiap indikatornya) lebih besar daripada ukuran konstrak lainnya, maka konstrak laten memprediksi indikatornya lebih baik dari kontrak lainnya.

• Dan direkomendasikan >0,50

Akar kuadrat AVE dan korelasi antar

konstruk Laten

Akar kuadrat AVE > Korelasi antar Konstruk Laten

Reabilitas Cronbach’s Alpha • >0,7 untuk Confirmatory Research

(16)

• >0,6 masih dapat diterima untuk Exploratory Research Composite Reability • >0,7 untuk Confirmatory

Research

• 0,6 – 0,7 masih dapat diterima untuk Exploratory Research

Sumber : (Latan & Ghozali, 2012)

3.7.3.2 Structural Model

Tiga indeks model yang disediakan, path coefficient (APC), average R-squared (ARS), dan average variance inflation factor (VIF). Untuk APC dan ARS , nilai P juga disediakan. Nilai-nilai P dihitung melalui proses yang kompleks yang melibatkan estimasi re-sampling ditambah dengan bonfferoni seperti corection. Hal ini diperlukan karena kedua indeks fit yang dihitung sebagai rata-rata dari parameter lainnya. (Kock, Using WarpPLS in e-Collaboration Studies: Descriptive Statisctics, Settings, and Key Analysis Results, 2011). Interpretasi indeks model fit tergantung pada tujuan dari analisis SEM. Jika tujuannya adalah unuk menguji hipotesis, maka indeks model fit adalah berguna mengatur langkah-langkah yang terkait untuk model quality (Kock, Using WarpPLS in e-Collaboration Studies: Descriptive Statisctics, Settings, and Key Analysis Results, 2011).

PLS model struktural dan hipotesis yang dinilai dengan memeriksa pentingnya koefisien dan varians yang dicatat oleh konstruksi (R2), karena proses estimasi PLS ini tidak didasarkan pada fit dari matriks kovarians, statistik tidak cocok digunakan untuk menilai model struktural. Mirip dengan analisis regresi

(17)

standar, R2 mewakili proporsi dependen(endogen). Merekomendasikan R2 untuk variabel endogen menjadi ≥ .10. Sebuah R2 ≥ .10 memastikan bahwa varians

dijelaskan oleh variabel endogen memiliki praktis, serta statistik, dan signifikan. Variabel endogen artinya variabel yang dianggap dipengaruhi oleh variabel lain dalam model (Hasmy, 2008). Dalam structural model dikenal juga dengan istilah multikolinieritas yang artinya suatu kondisi dimana terjadi korelasi yang kuat antara variabel-variabel bebas (X) yang diikutsertakan dalam pembentukan model regresi linier (Kurniawan, 2008)

Dalam penyajian hasil PLS, sangat ideal untuk menggambarkan model dalam grafik dengan pengukuran model estimsi, path estimasi, dan signifikan statistik dari perkiraan (Lee, Petter, Fayard, & Robinson, 2011).

3.8

Rancangan Uji Hipotesis

Pada penelitian ini ditetapkan 2 uji hipotesis yang dapat dilakukan dalam penelitiani ini adalah sebagai berikut :

T-1 : Apakah ERP critical success factor mempengaruhi terhadap ERP

success

Ho : Tidak ada pengaruh ERP critical success factor yang mempengaruhi terhadap ERP success

Ha : Terdapat pengaruh ERP critical success factor yang mempengaruhi terhadap ERP success

T-2 : Apakah organization culture dapat memoderisasai hubungan ERP

(18)

Ho : Tidak ada pengaruh organization culture dapat memoderisasai hubungan ERP critical success dengan ERP success

Ha : Terdapat pengaruh pengaruh organization culture dapat memoderisasai hubungan ERP critical success dengan ERP success.

(19)

3.9

Perbedaan Penelitian Terdahulu dan Sekarang

Tabel 3.4 Penelitian Terdahulu dan Sekarang

Penelitian Keterangan Variabel Independen Variabel

Dependen

Metode

Penelitian Sample Lokasi Industri (Nah, Islam,

& Tan, 2007)

Menyelidiki faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi ERP Top management Support, teamwork composition, enterprise-wide communication, project management program Success of ERP implementation Kuantitatif Manajerial dan non-manajerial Malaysia Manufacturing (Sedera & Gable, Knowledge Managemen t Competence for Enterprise System Success, 2010) Mengkonseptualisasikan, operationalises dan memvalidasi konsep Manajemen Pengetahuan Kompetensi sebagai indeks formatif empat fase

multidimensi. Knowledge management competence: Knowledge Creation, Knowledge Transfer, Knowledge Retention, KnowledgeApplication ES-Success: System Quality InformationQuality IndividualImpact OrganizationImpact

Kuantitatif user Australia Lembaga Pemerintahan

Sekarang Critical success factor

implementasi ERP

ERP critical success factor: Top management Support, teamwork composition, enterprise-wide communication, project management program ERP Success: System Quality InformationQuality IndividualImpact OrganizationImpact Kuantitatif dan kualitatif Manajerial dan non manajerial Indonesia Multifinance/ lembaga Sumber : Peneliti

(20)

Dalam penelitian terdahulu (Nah, Islam, & Tan, 2007) melakukan penelitian kesuksesan ERP (enterprise resource planning) pada perusahaan multinasional dan perusahaan manufaktur yang ada di perdagangan bebas di Malaysia. Cara penyebaran kuesioner nya dilakukan secara online dan disebarkan sebanyak dua ratus eksemplar kuesioner, sample yang disebarkan pada level manajerial dan non-manajerial.

Sedangkan jika dibandingkan dengan penelitian sekarang dilakukan kesuksesan implementasi ERP (enterprise resource planning) pada perusahaan yang bergerak dibidang pembiayaan kredit sepeda motor di Indonesia khususnya Jakarta. Dan cara penyebaran kuesionernya dilakukan secara manual dengan menggunakan media cetak dan diberikan ke user sistem ERP didalam satu perusahaan. Dalam penelitian sekarang dilakukan perkembangan dalam model penelitian pada variabel dependen diambil tolak ukur beberapa dimensi yang mendukung terjadinya keberhasilan implementasi ERP, antara lainService Quality, Information Quality, Information Quality, Individual Impacts, Organization Impacts yang diadaptasi dari (Delone & Mclean, 2003; Ifinedo, Extending The Gable Et Al Enterprise Systems Success Measurement Model: A Preliminary Study Extending, 2006; Gable, Sedera, & Chan, 2003; Sedera & Gable, Knowledge Management Competence for Enterprise System Success, 2010).

Gambar

Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.3 Evaluasi Mesurement model
Tabel 3.4 Penelitian Terdahulu dan Sekarang

Referensi

Dokumen terkait

2. 13 Tahun 2006 berbunyi, “dalam melaksanakan pemberian perlindungan dan bantuan LPSK dapat bekerjasama dengan instansi terkait yang berwenang”. Hal ini menjelaskan

12 Pemetaan Potensi dan Peluang Investasi Daerah The Mapping Potential and Local Investment Opportunities Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)

Daerah Aliran Sungai Citarum Hulu merupakan suatu DAS besar yang berada pada wilayah CAT Bandung-Soreang dengan luas wilayah DAS mencapai 1812 Km2. Wilayah DAS Citarum

Yaitu daftar nama server yang memiliki otorisasi untuk zone tersebut atau dengan kata lain merupakan penunjuk arah pencarian terhadap nama server (host) yang akan

Pengaruh Padat Penebaran terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Gurame (Osphronemus gouramy) Sistem Resirkulasi.. Fakultas Perikanan dan

Indonesia memiliki komitmen yang serius untuk menurunkan emisi GRK di tingkat nasional, dengan sendirinya isu kehutanan, secara langsung maupun tidak langsung, menjadi isu

Puji dan syukur saya panjatkan yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih karunia-Nya yang dilimpahkan pada saya sehingga saya akhirnya dapat

Pokok Bahasan : Ruang lingkup, Sistem, Peran Dan Fungsi Manajemen SDM Dalam Organisasi Sub Pokok Bahasan : Ruang Lingkup dan Sistem Manajemen SDM (Sesi 2)1. Kegiatan Pembelajaran