• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR MEKANISME TABUNGAN PENDIDIKAN DENGAN AKAD WADI AH PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) KOTABUMI. Disusun Oleh:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS AKHIR MEKANISME TABUNGAN PENDIDIKAN DENGAN AKAD WADI AH PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) KOTABUMI. Disusun Oleh:"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

(1)

WADI’AH PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

(BPRS) KOTABUMI

Disusun Oleh:

SHOLEKHAH

NPM. 13110888

Jurusan Diploma Tiga (D-III) Perbankan Syariah

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

1439 H/2018 M

(2)

ii Oleh: SHOLEKHAH NPM: 13110888

Dosen Pembimbing I : Dr. Hj. Tobibatussaadah, M. Ag Dosen Pembimbing II: Zumaroh, M. E. Sy

JURUSAN : DIPLOMA TIGA (D-III) PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS : EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO 1439 H/ 2018 M

(3)
(4)
(5)
(6)

vi Sholekhah NPM. 13110888

Tabungan pendidikan dengan prinsip wadi’ah adalah jenis tabungan pendidikan untuk anak sekolah, khususnya pada PT. BPRS Kotabumi. Tabungan pendidikan merupakan produk penghimpunan dana untuk perencanaan pendidikan dimasa yang akan datang. Masyarakat banyak yang menanyakan tabungan tersebut dan bagaimana mekanismenya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme tabungan pendidikan dengan akad wadi’ah pada PT. BPRS Kotabumi. Jenis penelitian ini dilihat dari objeknya termasuk penelitian lapangan (field research) yang dilakukan di PT. BPRS Kotabumi Lampung Utara. Untuk mendapatkan data yang valid, peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data yaitu wawancara dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini ada dua yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Setelah data-data terkumpul maka peneliti menganalisis dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif dengan menggunakan metode induktif.

Berdasarkan hasil penelitian peneliti menyimpulkan mekanisme tabungan pendidikan dengan akad wadi’ah adalah melalui tahapan-tahapan yang telah ditetapkan oleh PT. BPRS Kotabumi. Mekanismenya adalah nasabah datang langsung mendaftarkan diri menjadi nasabah dengan memilih tabungan pendidikan dengan mengisi aplikasi/formulir permohonan pembukaan rekening. Pada tabungan pendidikan ini syarat yang harus dilengkapi yaitu jika orang tua yang menabung untuk anaknya maka harus menyerahkan fotocopy KTP dan jika anak sekolah sendiri yang ingin menabung untuk tabungan pendidikan maka menggunakan kartu pelajar, dalam aplikasi/formulir pembukaan rekening tabungan, data nasabah harus diisi lengkap sesuai peraturan yang ada. Kemudian memilih tujuan simpanan dan memilih produk yaitu tabungan pendidikan. Tabungan pendidikan dengan setoran awal Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah), dan setoran selanjutnya minimal Rp. 25.000,- atau kelipatannya dan untuk biaya administrasi bebas atau tidak dikenakan biaya tiap bulannya. Nasabah mendapatkan bonus tiap bulannya dari pihak bank sebesar 3% dengan ketentuan saldo tabungan nasabah minimal RP. 300.000,-. Untuk tabungan pendidikan dapat diambil sewaktu-waktu saat membutuhkan dan tidak ada jangka waktunya.

(7)
(8)

viii

























Artinya :“ Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.” (Q.S An-Nissa : 58)

(9)

ix

terselesaikan. Ku persembahkan bagi mereka yang selalu setia mendukung dan mendoakanku, khususnya buat:

1. Ayahanda dan ibunda (Bpk. Ba’i dan Ibu Rohati), sebagai tanda bukti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada ayah dan ibu yang telah memberikan segala dukungan dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat ku balas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat ayah dan ibu bahagia karena ku sadar selama ini belum bisa berbuat yang lebih. Terima kasih ayah dan ibu yang selalu membuatku termotivasi dan selalu menyirami kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu menasehatiku menjadi pribadi yang lebih baik, I love you.

2. Buat kakak dan adikku tersayang (Subardi dan Alifah), tiada yang paling mengharukan saat kumpul bersama kalian, walaupun sering bertengkar tetapi hal itu menjadi satu hal yang tak akan tergantikan. Terima kasih atas do’a kalian selama ini. Maaf belum bisa menjadi panutan seutuhnya, tapi aku akan berusaha menjadi yang terbaik untuk kalian.

3. Sahabat-sahabat terbaikku, terima kasih atas bantuan, nasehat, do’a, motivasi, hiburan dan kasih sayang kalian. Aku tak akan melupakan candaan dan semangat kalian. Semoga kelak kita semua bisa sukses.

(10)

x

tugas akhir ini dengan baik. Penulisan tugas akhir ini adalah salah satu bagian dari persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma Tiga (D-III) Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Metro guna memperoleh gelar Amd.

Peneliti telah menerima banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak selama penyelesaian tugas akhir ini. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan terima kasih kepada:

1. Ibu prof. Dr. Hj. Enizar, M. Ag., selaku Rektor IAIN Metro

2. Ibu Widya Ninsiana, M. Hum selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

3. Ibu Zumaroh M. E. Sy, selaku ketua Jurusan Diploma Tiga (D-III) Perbankan Syariah

4. Dr. Hj. Tobibatussaadah, M. Ag., selaku Pembimbing I, yang telah

memberikan bimbingan yang sangat berharga dalam mengarahkan dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

5. Ibu Zumaroh M. E. Sy, selaku Pembimbing II yang selalu sabar dalam memberikan pengarahan dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

(11)

xi

8. Bapak Tommy Adriansyah selaku Manager Marketing di PT. BPR Syariah Kotabumi Kantor Pusat Kotabumi Lampung Utara

9. Seluruh rekan-rekan pegawai PT. BPR Syariah Kotabumi Kantor Pusat Kotabumi Lampung Utara

10. Bapak/Ibu Dosen/Karyawan Institut Agama Islam Negeri Metro yang selalu menyediakan waktu dan fasilitas guna menyelesaikan Tugas Akhir ini.

11. Kedua orang tua saya Bapak Ba’i dan Ibu Rohati yang selalu menyayangi, mendidik, mendoakan, dan mendukung keberhasilan saya.

12. Sahabat-sahabat seperjuangan yang menimba ilmu di kampus IAIN Metro, Kritik dan saran demi perbaikan Tugas Akhir ini sangat diharapkan dan akan diterima dengan kelapangan dada, dan akhirnya semoga hasil penelitian yang telah dilakukan kiranya dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan Perbankan Syariah.

Metro, Januari 2018 Penulis

Sholekhah 13110888

(12)

xii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv ABSTRAK ... v ORISINILITAS PENELITIAN ... vi MOTTO ... vii PERSEMBAHAN ... viii KATA PENGANTAR ... ix DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pertanyaan Penelitian ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

D. Metode Penelitian ... 9

E. Sistematika Pembahasan ... 14

BAB II LANDASAN TEORI A. Tabungan ... 16

1. Pengertian Tabungan ... 16

2. Fungsi Tabungan ... 17

3. Akad Tabungan ... 19

4. Manfaat Tabungan ... 22

5. Alat-alat Penarikan Tabungan ... 23

B. Akad Wadi’ah ... 25

1. Pengertian Wadi’ah ... 25

2. Dasar Hukum Wadi’ah ... 27

3. Rukun dan Syarat Wadi’ah ... 28

(13)

xiii

1. Sejarah berdirinya BPRS Kotabumi ... 39

2. Visi dan Misi BPRS Kotabumi... 40

3. Struktur Organisasi BPRS Kotabumi ... 41

4. Produk-produk BPRS Kotabumi ... 42

B. Mekanisme Tabungan Pendidikan dengan Akad Wadi’ah Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kotabumi ... 43

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 51

B. Saran ... 52 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(14)
(15)

xv 2. Aplikasi Pembukaan Rekening 3. Brosur

4. Formulir Konsultasi Bimbingan 5. Nota Dinas

6. Outline

7. Perubahan Redaksi Judul/Lokasi Penelitian 8. Surat Izin Research

(16)

A. Latar Belakang Masalah

Menabung adalah tindakan yang dianjurkan oleh Islam, karena dengan menabung berarti seorang muslim mempersiapkan diri untuk melaksanakan perencanaan masa depan sekaligus untuk menghadapi hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan menabung kita menyisihkan pendapatan/uang saku kita dengan jumlah tergantung kemampuan kita, dan sewaktu-waktu dapat diambil ketika dalam keadaan mendesak.Dalam Al-Qur’an terdapat ayat yang secara tidak langsung telah memerintahkan kaum muslimin untuk menabung demi mempersiapkan hari esok secara

lebih baik, seperti dalam QS. Al Isra' (17) ayat 29:1



Artinya: Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada

lehermu (pelit) dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya (boros)

karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.2

Pada satu dekade terakhir ini perbankan konvensional di Indonesia mulai tersaingi oleh kehadiran perbankan Syariah. Hal itu dikarenakan pada bank konvensional mekanismenya dianggap tidak sesuai dengan ajaran syariat Islam. Pertimbangan praktis pelarangannya adalah karena

1 QS. Al-Isra' (17): 29 2

(17)

sistem berbasis bunga dipandang mengandung beberapa kelemahan, seperti di antaranya melanggar nilai keadilan dan kewajaran bisnis.

Bank Syariah menawarkan alternatif jasa perbankan dengan sistem imbalan berupa bagi hasil (profit loss sharing principle) dan mark up atau

profit margin yaitu keuntungan yang diharapkan oleh bank syariah. Bank

syariah merupakan lembaga keuangan yang berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi disektor riil melalui aktivitas kegiatan usaha (investasi, jual beli, atau lainnya) berdasarkan prinsip Syariah, yaitu perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan nilai-nilai Syariah yang bersifat makro

maupun mikro.3

Menurut Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan Syariah, bank umum Syariah di dalam usaha untuk menghimpun dana dapat melakukan usaha dengan bentuk simpanan berupa tabungan, giro, atau bentuk lainnya baik berdasarkan akad wadiah,

mudharabah, atau akad lainnya yang tidak bertentangan. Sedangkan dari

sisi pembiayaan, perbankan syariah dapat menyalurkan pembiayaan berdasarkan mudharabah, musyarakah, murabahah, salam, istishna, qard,

atau akad lain yang sesuai dengan syariah4.

Bank dan lembaga keuangan syariah menawarkan berbagai macam produk-produk baik berupa penghimpunan dana maupun penyaluran dana.

3 Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 30 4

(18)

Semua produk-produk tersebut harus sesuai dengan fatwa yang telah disepakati oleh Dewan Syariah Nasional (DSN). Termasuk produk-produk yang ditawarkan baik berupa penghimpunan dana maupun penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan kepada masyarakat sekitar. Produk pengimpunan dana untuk perencanaan keuangan diwujudkan pada berbagai macam produk salah satunya adalah tabungan. Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro,

dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.5Tabungan (saving

deposit) merupakan jenis simpanan yang sangat populer di lapisan

masyarakat Indonesia mulai dari masyarakat kota sampai pedesaan. Dalam perkembangan zaman, masyarakat saat ini justru membutuhkan bank sebagai tempat menyimpan uangnya. Hal ini disebabkan karena keamanan uangnya yang dibutuhkan oleh masyarakat, serta merupakan jenis simpanan yang dapat dibuka dengan persyaratan yang sangat mudah dan sederhana.

Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional No. 02/DSN-MUI/IV/200, tabungan ada dua jenis, yaitu: pertama, tabungan yang tidak dibenarkan secara prinsip syariah yang berupa tabungan dengan berdasarkan perhitungan bunga. Kedua, tabungan yang dibenarkan secara prinsip syariah yaitu mudharabhah dan wadi’ah.Tabungan dengan akad wadi’ah adalah titipan murni dari pihak penitip (muwaddi’) yang mempunyai

5

(19)

barang/aset kepada pihak penyimpan (mustawda’) yang diberi

amanah/kepercayaan, baik individu maupun badan hukum.6 Barang yang

dititipkan adalah sesuatu yang berharga yang dapat berupa uang, barang, dokumen, surat berharga, atau barang berharga lainnya. Akad berpola titipan (Wadi’ah) ada dua, yaitu Wadi’ah yad Amanah dan Wadi’ah yad

Dhamanah.7 Akad Wadi’ah yad Dhamanah ini banyak dipergunakan

dalam aplikasi perbankan syariah dalam produk pendanaan. Dengan prinsip ini, penyimpan boleh mencampur aset penitip dengan aset penyimpan atau aset penitip yang lain, dan kemudian digunakan untuk tujuan produktif mencari keuntungan. Pihak penyimpan berhak atas keuntungan yang diperoleh dari pemanfaatan aset titipan dan bertanggung jawab penuh atas risiko kerugian yang mungkin timbul.

Tabungan wadi’ah adalah produk pendanaan bank syariah berupa simpanan dari nasabah dalam bentuk rekening tabungan (savings account)

untuk keamanan dan kemudahan pemakainya.8 Karakteristik tabungan

wadi’ah ini yaitu nasabah penyimpan diberi garansi untuk dapat menarik

dananya sewaktu-waktu dengan menggunakan berbagai fasilitas yang disediakan bank, sepertu kartu ATM dan sebagainya tanpa biaya. Akad

wadi’ah digunakan pada berbagai jenis tabungan salah satunya adalah

tabungan pendidikan. Tabungan pendidikan merupakan produk tabungan berjangka yang biasanya hanya memiliki jangka waktu 2 tahun ke atas

6

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 42

7 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, (Yogyakarta: Ekonisia, 2012), h. 67

8

(20)

untuk anak sekolah. Tabungan pendidikan merupakan produk tabungan dari bank dengan tujuan menjamin masa depan pendidikan dan menyediakan dana untuk pendidikan masa depan khususnya anak sekolah, dengan menabung sejumlah uang dengan jumlah tertentu secara rutin. Besar bulanan tabungan nasabah dihitung dari target dana pendidikan yang akan diambil nantinya.

Banyak sekali lembaga keuangan atau perbankan yang menawarkan produk-produknya kepada masyarakat, salah satunya adalah lembaga keuangan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) yang dapat dijangkau oleh seluruh kalangan masyarakat bagi para pengusaha kecil, menengah dan keatas.Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah sebuah bank yang memberikan jasa di dalam lalu lintas pembayaran yang di dalam pelaksanaan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah. BPRS menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka,

tabungan, dan atau bentuk lainnya.9

Masyarakat menabung di BPRS kotabumi lampung utara karena masyarakat berkeinginan untuk menabung di bank tersebut, menabung di BPRS kotabumi lampung utara di jamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan),serta bank melayani nasabah dengan baik, disiplin, sopan, ramah, juga melayani nasabah dengan sistem jemput bola untuk

memberikan pelayanan yang maksimal.10

9Data Profil BPRS Kotabumi 10

(21)

Tabungan pendidikan dengan prinsip wadi’ah, khususnya pada PT. BPRS Kotabumi lampung utara merupakan produk penghimpun dana yang bermanfaat dalam perencanaan pendidikan di masa yang akan datang. Pada PT. BPRS kotabumi menyediakan tabungan pendidikan yang memiliki manfaat dan keuntungan. Manfaatnya ialah biaya pendidikan sekolah dapat terpenuhi karena ada jaminan/simpanan dan kelebihannya adalah selain keuntungan dari over booking bonus juga bebas biaya administrasi, dan terjangkau oleh nasabah untuk setoran awal yaitu Rp. 50.000’- dan angsuran selanjutnya adalah minimal Rp. 25.000,- atau

kelipatan Rp. 25.000,-.11

Tabungan pendidikan lebih tepat untuk masa depan anak karena disamping mahalnya biaya pendidikan setiap tahunnya dan banyak anak yang hanya sampai pada jenjang pendidikan SLTP atau SLTA. Serta dikarenakan orang tua kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan anaknya sampai ke jenjang yang lebih tinggi, seperti melanjutkan ke perguruan tinggi. Kebanyakan masyarakat meyakini bahwa pendidikan tinggi belum tentu akan membuat masa depan anaknya cerah sehingga anaknya lebih senang bekerja daripada melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Menurut data dari PT. BPRS Kotabumi jumlah nasabah tabungan pendidikan lebih sedikit daripada nasabah tabungan lainnya. Hal ini membuktikan bahwa banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang

11 Wawancara dengan Rahmi Nanda (customer service), PT. BPRS Kotabumi, pada tanggal 24 Mei 2017, pukul 11.00

(22)

tabungan pendidikan dengan akad wadi’ah khususnya masyarakat pedesaan, salah satunya adalah Bapak Imaddudin yang ingin merencanakan pendidikan untuk anaknya namun ia belum mengetahui bagaimana mekanisme (cara/prosedurnya) tentang tabungan pendidikan khususnya yang ada pada PT. BPRS Kotabumi Lampung Utara, pertanyaan ini juga ingin saya ketahui dari PT. BPRS Kotabumi Lampung Utara, jadi alasan tersebut membuat saya ingin meneliti tentang

mekanisme tabungan pendidikan di PT. BPRS Kotabumi Lampung utara.12

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas oleh peneliti, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih dalam mengenai bagaimana Mekanisme Tabungan Pendidikan dengan Akad Wadi’ah pada BPRS Kotabumi Lampung Utara? Dengan alasan tersebut, maka penulis berkeinginan untuk melakukan penelitian ini dengan judul:

“MEKANISME TABUNGAN PENDIDIKAN DENGAN AKAD

WADI’AH PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS)

KOTABUMI”

B. Pertanyaan Penelitian

Adapun pertanyaan untuk penelitian ini yaitu, bagaimana mekanisme Tabungan Pendidikan dengan akad wadi’ah pada BPRS Kotabumi Lampung Utara?

12

(23)

C. Tujuan dan manfaat 1. Tujuan Penelitian

Kegiatan ini mempunyai tujuan tertentu yang ingin sekali dicapai, demikian dengan tugas akhir ini penulis mempunyai tujuan untuk

mengetahui mekanisme Tabungan pendidikan dengan akad

wadi’ahpada BPRS Kotabumi Lampung Utara.

2. Manfaat Penelitian a. Secara teoritis

1) Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan Tabungan Pendidikan dengan Akad Wadi’ah.

2) Menambah konsep baru yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan penelitian lebih lanjut tentangMekanisme Tabungan Pendidikan dengan Akad Wadi’ah.

b. Secara praktis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi PT. BPRS kotabumi Lampung Utara di dalam menentukan kebijakan yang berhubungan dengan Mekanisme Tabungan Pendidikan dengan Akad Wadi’ahpada BPRS Kotabumi Lampung Utara.

(24)

D. Metode Penelitian

1. Jenis dan Sifat Penelitian a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research).Penelitian lapangan dilakukan dalam kehidupan yang sebenarnya. Penelitian ini pada hakikatnya merupakan metode untuk menemukan secara spesifik dan realis tentang apa yang sedang terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Pada prinsipnya penelitian lapangan ini bertujuan untuk

memecahkan masalah-masalah praktis dalam masyarakat.13

Sehubungan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu tentang Mekanisme Tabungan pendidikan dengan Akad

Wadi’ah pada PT. BPRS Kotabumi, penulis mengumpulkan data yang

diperoleh dengan melakukan penelitian langsung di PT. BPRS Kotabumi, Jl. Jenderal Sudirman No.8 Kotabumi Lampung Utara.

b. Sifat Penelitian

Dalam penelitian ini penulis memilih jenis penelitian deskriptif dan kualitatif karena jenis penelitian ini berupa pengungkapan fakta yang ada yaitu suatu penelitian yang terfokus pada usaha yang akan mengungkapkan suatu masalah dan keadaan sebagaimana mestinya dan dipelajari sebagai suatu yang utuh.

13 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 28.

(25)

Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti suatu status kelompok manusia, suatu objek, suatu sistem pemikiran, atau

juga peristiwa yang terjadi sekarang.14

Penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang berupa tampilan kata-kata lisan atau tertulis yang dicermati oleh peneliti, dan benda-benda yang diamatinya sampai detailnya agar dapat dianggap

makna yang tersirat dalam dokumen atau bendanya.15

Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan tentang mekanisme tabungan pendidikan dengan akad wadi’ah pada PT. BPRS Kotabumi Lampung Utara.

2. Sumber data

Sumber data adalah subjek penelitian dimana data menempel pada sumber data berupa benda, gerak, manusia, tempat, dan sebagainya. Untuk memperoleh infrmasi yang berkaitan dengan penelitian ini maka sumber data diperoleh dari dua sumber.

a. Sumber data primer

Sumber data primer adalahsumber data yang diperoleh oleh

peneliti langsung dari sumber asli.16Sumber data dapat berupa

opini subjek (orang) secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau kegiatan, dan hasil pengujian.Dalam hal ini sebagai sumber data primer adalah

14

Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 54.

15Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta.2010), h. 22

16

(26)

customer service, dan Marketing pada PT. BPRS Kotabumi. Data

yang dibutuhkan peneliti adalah data atau informasi mengenai tabungan Wadi’ah untuk pendidikan anak sekolah dan bagaimana mekanisme tabungan pendidikan dengan prinsip Wadi’ah.

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder disini adalah sumber data yang

diperoleh dan digali dari sumber kedua.17Sumber data penelitian

yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Dapat juga dikatakan bahwa sumber data sekunder adalah bahan-bahan atau data yang menjadi pelengkap dari sumber primer. Adapaun data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti buku-buku antara lain: Kasmir (Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya), M. Nur Rianto (Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah), Abdul Ghofur Ansyori (Perbankan Syariah di Indonesia), H. Hendi Shuhendi (Fiqh Muamalah),Muhammad Syafi’i Antonio (Bank

Syariah dari Teori ke Praktik), Ascarya (Akad dan Produk Bank

Syariah), Malayu S.P. Hasibuan (Dasar-Dasar Perbankan). Selain

dari buku-buku, sumber data sekunder yang bersumber dari brosur, dan informasi baik lisan ataupun data-data yang berkaitan dengan penelitian tentang tabungan pendidikan dengan akad wadi’ah pada PT. BPRS Kotabumi.

17

(27)

3. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data atau informasi. Peneliti menggunakan beberapa teknik untuk mengumpulkan data, teknik pengumpulan data tersebut adalah:

a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.Peneliti menggunakan jenis wawancara bebas terpimpin. Dalam wawancara bebas terpimpin, pewawancara mengombinasikan wawancara bebas dengan wawancara terpimpin, dimana dalam melaksanakan wawancara, pewawancara (peneliti) membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan

ditanyakan..18

Wawancara disini digunakan untuk menggali informasi mengenai hal-hal yang akan diteliti. Dengan melakukan wawancara, peneliti dapat memperoleh data yang lebih banyak sehingga peneliti dapat memahami budaya melalui bahasa dan ekspresi pihak yang diwawancarai. Wawancara disini ditujukan kepada customer service dan marketing untuk menggali informasi

18 Lexy j, Moeleong, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014), h. 186

(28)

mengenai Mekanisme Tabungan Pendidikan dengan Akad

Wadi’ah.

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk memperoleh informasi dari sumber tertulis atau

dokumen-dokumen, baik berupa buku-buku, catatan harian, dan

sebagainya.19 Seperti Company Profil dan Brosur yang berkaitan

dengan penelitian tentang tabungan pendidikan dengan akad

wadi’ahpada PT. BPRS Kotabumi.

4. Teknik analisis data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif. Kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yang dimaksud adalah sumber data yang diperoleh itu tertulis atau ungkapan dan tingkah laku yang diobservasikan dari manusia. Untuk menganalisa data yang diperoleh dari hasil penelitian, penulis menggunakan analisa deskriptif kualitatif, deskriptif kualitatif adalah analisis yang diwujudkan bukan dalam bentuk angka melainkan dalam bentuk lapangan dan uraian deskriptif.

Dalam meningkatkan pemahaman penelitian tentang kasus yang diteliti, maka peneliti mencari dan menata secara sistematis catatan hasil wawancara, dokumen-dokumen dan yang lainnya. Adapun cara

19

(29)

pembahasan yang digunakan untuk menganalisa data dalam hal ini, menggunakan pola pikir induktif, analisis seperti ini akan mengetahui mekanisme tabungan pendidikan yang menggunakan prinsip akad

wadi’ah.

Data yang diperoleh dengan menggunakan metode wawancara terlebih dahulu diolah dan dianalisis dengan metode kualitatif. Sedangkan hasil observasi dan dokumentasi adalah untuk menunjang hasil wawancara. Sedangkan pengambilan kesimpulan menggunakan metode analisis yang bersifat induktif yaitu berawal dari pengertian akad wadi’ah, informasi tentang tabungan pendidikan yang berprinsip akad wadi’ah, syarat-syarat dan ketentuan tabungan pendidikan. Kemudian dapat ditarik kesimpulan mengenai mekanisme tabungan pendidikan dengan akad wadi’ah pada PT. BPRS Kotabumi.

E. Sistematika pembahasan

Secara keseluruhan, sistematika yang digunakan dalam

pembahasan tugas akhir ini akan dibagi menjadi empat pokok bahasan diantaranya adalah:

Bab I adalah bab pendahuluan akan memaparkan latar belakang masalah. Didalamnya akan diulas tentang latar belakang masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab II adalah landasan teori, dimana pada bab ini akan memaparkan teori tentang tabungan pendidikan dengan akad wadi’ah,yang

(30)

terdiri dari pengertian akad wadi’ah, dasar hukum akad wadi’ah, rukun dan syarat akad Wadi’ah, macam-macam akad wadi’ah, wadi’ah dalam praktik Lembaga Keuangan Syariah dan pengertian tabungan pendidikan, syarat dan ketentuan serta manfaatnya.

Bab III adalah pembahasan penelitian untuk menjelaskan mekanisme tabungan pendidikan dengan akad wadi’ah pada BPRS Kotabumi.

Bab IV adalah penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Didalamnya, disajikan ulang secara singkat dan ringkas berupa jawaban atas permasalahan dalam penelitian ini.

(31)

A. Tabungan

1. Pengertian Tabungan

Tabungan adalah simpanan uang yang berasal dari pendapatan yang tidak dibelanjakan dan bisa dilakukan oleh perorangan maupun instansi tertentu. Tabungan bisa diambil kapan saja tanpa terikat oleh waktu bahkan bisa ditarik tunai secara mandiri melalui fasilitas ATM ( Anjungan

Tunai Mandiri) yang diberikan oleh berbagai bank.20

Menurut Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan

cek, bilyet giro, dan /atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.21

Tabungan adalah bentuk simpanan nasabah yang bersifat likuid, hal ini memberikan arti produk ini dapat diambil sewaktu waktu apabila nasabah membutuhkan, namun bagi hasil yang ditawarkan kepada nasabah penabung kecil. Akan tetapi jenis penghimpunan dana tabungan merupakan produk penghimpunan yang lebih minimal biaya bagi pihak bank karena bagi hasil yang ditawarkannya pun kecill namun biasanya

20Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Prenada Media Group, 2010), h. 74 21

(32)

jumlah nasabah yang menggunakan tabungan lebih banyak daripada

produk penghimpun dana yang lain.22

Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa tabungan adalah suatu simpanan yang berupa uang dari perorangan atau suatu badan usaha pada bank yang dimana penarikan uangnya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan media tertentu kecuali tidak dapat menggunakan bilyet giro, cek maupun alat-alat lainnya yang sama.

Tabungan pendidikan atau disebut juga dengan tabungan rencana termasuk kedalam tabungan berjangka yang merupakan produk keuangan yang dikeluarkan oleh bank. Oleh karena itu, tabungan pendidikan dijamin oleh lembaga penjamin simpanan atau LPS, yang artinya jika nanti terjadi kasus di bank tempat anda menabung mengalami kebangkrutan, nilai

tabungan anda akan tetap aman.23

Tabungan pendidikan merupakan kontrak atau kerjasama antara bank dengan nasabah sebagai orang tua yang setuju bank mendebet sejumlah dana secara rutin dari rekening nasabah untuk disetorkan kedalam rekening tabungan pendidikan anak. Dana hasil dari investasi setoran rutin tabungan tersebut baru bisa diambil pada saat anak memasuki usia sekolah

sesuai dengan jenjang pendidikannya.24

Jadi, tabungan pendidikan adalah produk tabungan dari bank dengan tujuan menjamin masa depan pendidikan dan menyediakan dana untuk

22 M. Nur Rianto, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (bandung: Alfabeta, 2012), h. 35

23 https://www.cermati.com/artikel/tabungan-pendidikan-vs-asuransi-pendidikan-mana-yang-lebih-unggul diunduh pada 24 Mei 2017

24 Ibid,.

(33)

pendidikan masa depannya, dengan menabung sejumlah uang dengan jumlah tertentu secara rutin. Besar bulanan tabungan nasabah dihitung dari

target dana pendidikan yang akan diambil nantinya. Dalam

mempersiapkan dana pendidikan itu tidaklah mudah. Tetapi akan lebih baik apabila kita mempersiapkannya semuanya sedini mungkin dapat menyediakan dan memberikan pendidikan yang lebih baik untuk kehidupan di masa depan.

2. Fungsi Tabungan

Menurut Pasal 1 undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan undang-undang no. 7 tahun 1992 tentang perbankan, bank didefinisikan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dengan demikian jelas bahwa bank mempunyai fungsi sebagai mediasi antara masyarakat yang memiliki dana lebih (deposan) dengan masyarakat yang membutuhkan dana (kreditur). Dalam fungsinya sebagai intermediasi antara deposan dengan kreditur, maka bank harus melakukan kegiatan penghimpunan dana dari pihak deposan yang nantinya akan disalurkan

kepada kreditur.25

Berdasarkan fatwa Dewan Syariah Nasional prinsip yang digunakan bank syariah ada dua yaitu: prinsip wadi’ah dan prinsip mudharabah. Prinsip wadi’ah dalam perbankan syariah dapat diterapkan pada kegiatan

25https://izzanizza.wordpress.com/2012/03/21/penghimpunan-dana-di-bank-syariah/ diunduh pada 07/02/2018

(34)

penghimpunan dana berupa giro dan tabungan.26 Disini dapat dipahami bahwa secara tidak langsung tabungan mempunyai fungsi sebagai penghimpunan dana bagi masyarakat yang mempunyai kelebihan dana untuk disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan dana.

Terdapat beberapa tujuan tabungan antara lain:

a. Membuat masyarakat meminati untuk menjadi nasabah bank dengan mempercayakan bank untuk mengelola dananya.

b. Meningkatkan pelayanan kepada para nasabah bank dengan fasilitas transaksi yang sering dilakukan seperti penarikan, penyetoran dan lain-lain.

c. Sebagai alat untuk memudahkan transaksi bisnis atau usaha individu. d. Uang yang disisihkan nasabah dari hasil pendapatannya di bank dapat

digunakan untuk cadangan di masa yang akan datang.27

3. Akad Tabungan

Menurut Undang-undang Perbankan Syariah nomor 21 tahun 2008, tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau investasi dana berdasarkan mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek,

bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.28

26 Ibid,. 27http://www.sepengetahuan.com/2015/09/manfaat-tabungan-dan-tujuannya-lengkap.html diunduh pada 06/02/2018 28

(35)

Salah satu sumber rujukan hukum tentang perbankan syariah adalah fatwa MUI yang biasanya digodok dan dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional MUI (DSN MUI). Sebagai lembaga yang menghimpun semua organisasi Islam yang ada di Indonesia, fatwa MUI dapat menjadi rujukan

semua masyarakat muslim di Indonesia.29 Fatwa MUI sebagaimana juga

fatwa organisasi massa Islam lainnya dalam sistem ketatanegaraan Indonesia bukan merupakan hukum positif sehingga hanya mengikat masyarakat muslim secara personal saja. Selain itu, negara tidak berhak

mengeluarkan sanksi terhadap pihak-pihak yang melanggar fatwa tadi.30

Dalam fatwa Dewan Syariah Nasional No. 02/DSN-MUI/IV/2000, tabungan ada dua jenis, yaitu: pertama, tabungan yang tidak dibenarkan secara prinsip syariah yang berupa tabungan dengan berdasarkan perhitungan bunga. Kedua, tabungan yang dibenarkan secara prinsip

mudharabhah dan wadi’ah.31Perbedaan utama dengan tabungan

diperbankan konvensioal adalah tidak dikenalnya suku bunga tertentu yang diperjanjikan, yang ada adalah nisbah atau presentase bagi hasil pada

tabungan mudharabah dan bonus pada tabugan wadi’ah.32

Dalam hal ini dapat dipahami bahwa terdapat dua prinsip perjanjian Islam yang sesuai diimplementasikan dalam produk perbankan berupa tabungan yaitu wadi’ah dan mudharabah. Hampir sama dengan giro,

29 Zubairi Hasan, Titik Temu Hukum Islam dan hukum Nasional, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h. 25

30

Ibid, h. 25-26

31M. Nur Rianto, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, h. 35

32 Abdul Ghofur Ansyori, Perbankan Syariah di Dindonesia, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, anggota IKAPI, 2009, h. 29

(36)

pilihan produk ini tergantung motif dari nasabah. Jika motifnya hanya menyimpan saja maka bisa dipakai produk tabungan dengan akad wadi’ah, sedangkan untuk memenuhi nasabah yang bermotif investasi atau mencari keuntungan maka memilih tabungan dengan akad mudharabah yang paling sesuai. Secara teknis mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shohibul mal/nasabah) menyediakan seluruh modal sedangkan pihak lainnya mejadi pengelola

dana (mudharib/bank) untuk kegiatan produktif.33

Tabungan wadi’ah adalah produk pendanaan bank syariah berupa simpanan dari nasabah dalam bentuk rekening tabungan (savings account) untuk keamanan dan kemudahan pemakainya, seperti giro wadi’ah, tetapi tidak sefleksibel giro wadiah karena nasabah tidak dapat menarik dananya dengan cek. Karakteristik tabungan wadi’ah ini juga mirip dengan tabungan pada bank konvensional ketika nasabah penyimpan diberi

garansi untuk dapat menarik dananya sewaktu-waktu dengan

menggunakan berbagai fasilitas yang disediakan bank, seperti kartu ATM dan sebagainya tanpa biaya. Seperti halnya pada giro wadi’ah, bank juga boleh menggunakan dana nasabah yang terhimpun untuk tujuan mencari keuntungan dalam kegiatan yang berjangka pendek atau untuk memenuhi

kebutuhan likuiditas bank, selama dana tersebut tidak ditarik.34

Berdasarkan pemaparan diatas dapat dipahami bahwa dana pada tabungan wadi’ah lebih leluasa dibandingkan dana dari giro wadi’ah,

33M. Nur Rianto, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, h. 36 34

(37)

karena sifat penarikannya yang tidak sefleksible giro wadi’ah, sehingga bank mempunyai kesempatan lebih besar dari bonus yang diberikan oleh bank kepada nasabah tabungan wadi’ah lebih besar dari pada bonus yang diberikan oleh bank kepada nasabah giro wadi’ah. Besarnya bonus juga tidak dipersyaratkan dan tidak ditetapkan di muka.

4. Manfaat Tabungan

Tabungan pendidikan memiliki banyak manfaat bagi semua nasabah. Salah satu manfaat menabung di Bank adalah kemudahan akses dan transaksi yang dilakukan. Nasabah melakukan transaksi melalui bank maka pasti transaksi yang nasabah lakukan aman. Manfaat bagi nasabah yang berkeinginan untuk pendidikan masa depan yang baik untuk anak mereka ada beberapa manfaat diantaranya

adalah:35

a. Penyimpanan di bank lebih aman dan terjamin

b. Tabungan pendidikan bagi hasilnya lebih besar dari tabungan biasa c. Dengan tabungan pendidikan ini terjamin pendidikan untuk masa

depan yang lebih baik.

d. Tabungan pendidikan memberikan masa depan untuk pendidikan yang tinggi sesuai dengan yang diinginkan.

e. Memudhkan masyarkat untuk menabung demi generasi muda yang berpendidikan

35

(38)

5. Alat Penarikan Tabungan

Tabungan merupakan simpanan yang dikenal oleh masyarakat semenjak dini, masyarakat sudah diajarkan untuk hidup hemat dengan menabung baik di rumah maupun di Bank. Apabila menabung di rumah resiko kehilangan lebih tinggi dan tidak pernah berbunga namun apabila menabung di bank uang tabungan akan ditambahkan dengan bunga walaupun kita tidak melakukan penyetoran yang

disesuaikan dengan aturan di setiap bank.36Begitu pula dengan

penarikan uang dari bank harus melalui tata aturan penarikan.

Dalam praktiknya terdapat beberapa sarana penarikan yang digunakan tergantung aturan bank masing-masing. Cara penarikan rekening tabungan yang paling banyak digunakan saat ini adalah buku tabungan, cash card atau ATM, dan debet card. Persaingan ketat dalam penghimpunan dana melalui tabungan antar bank telah banyak memunculkan cara baru untuk menarik nasabah tabungan. Cara-cara tersebut antara lain hadiah atas tabungan, fasilitas asuransi atas

tabungan, fasilitas kartu ATM dan fasilitas debet card.37

Pendapat lain mengatakan bahwa alat yang digunakan dalam

penarikan tabungan dapat berupa:38

a. Buku tabungan

Buku tabungan adalah buku yang dipegang oleh nasabah yang berisi catatan saldo tabungan, penarikan, penyetoran dan

36 Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h. 85 37Ibid.

38 Ibid.

(39)

pembebanan-pembebanan yang mungkin terjadi. Buku ini dapat digunakan saat penarikan langsung mengurangi saldo yang ada dibuku tabungan tersebut.

b. Slip penarikan

Formulir penarikan dimana nasabah cukup menulis nama, nomor rekening, jumlah uang serta tanda tangan nasabah untuk menarik sejumlah uang.

c. Kwitansi

Kwitansi merupakan bukti penarikan yang dikeluarkan oleh bank yang fungsinya sama dengan slip penarikan. Dimana tertulis nama penarik, nomor rekening penarik, jumlah uang, dan tanda tangan penarik.

d. Kartu yang terbuat dari plastik

Kartu yang terbuat dari plastik adalah kartu yang terbuat dari plastik yang dapat digunakan untuk menarik sejumlah uang dari tabungan, baik bank maupun mesin Anjungan Tunai Mandiri

(ATM).39

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dipahami bahwa terdapat beberapa alat yang digunakan dalam penarikan tabungan yang dilakukan oleh nasabah atau pengguna buku tabungan tersebut antara lain: buku tabungan, slip penarikan, ATM, dan sarana lainnya yang menunjang proses penarikan sesuai dengan ketentuan bank tersebut. Alat penarikan

39 Ibid.

(40)

merupakan suatu prosedur kelengkapan dalam melakukan transaksi perbankan dan merupakan dokumen yang digunakan dalam aktivitas operasional perbankan.

B. Akad Wadi’ah 1. Pengertian wadi’ah

Barang titipan dikenal dalam bahasa figh dengan al-wadi’ah, menurut bahasa al-wadi’ah ialah seuatu yang ditempatkan bukan pada pemiliknya supaya dijaganya (ma wudi’a ‘inda ghair malikihi layahfadzahu), berarti bahwa al-wadi’ah ialah memberikan. Makna yang kedua al-wadi’ah dari segi bahasa ialah menerima, seperti seseorang berkata, “awdatuhu” artinya aku menerima harta tersebut darinya (Qabiltu Minhu Dzalika al-Mal

Liyakuna Wadi’ah ‘indi). Secara bahasa al-wadi’ah memiliki dua makna,

yaitu memberikan harta untuk dijaganya dan pada penerimaannya (i’tha’u

al-Mal Liyahfadzahu wa fi Qobulihi).40

Menurut istilah al-wadi’ah dijelaskan oleh para ulama sebagai

berikut:41

1) Menurut Malikiyah al-Wadi’ah memiliki dua arti, arti yang pertama ialah: “ibarah perwakilan untuk pemeliharaan harta secara mujarad.”

40 Abdurrahman Al-Jaziri, Al-Fiqh ‘Ala Mazahib al-‘Arabah, tahun 1969, h. 248 41

(41)

Arti yang kedua ialah: “ibarah pemindahan pemeliharaan sesuatu yang dimiliki secara mujarad yang sah dipindahkan kepada penerima titipan.”

2) Menurut Hanafiyah bahwa al-wadi’ah ialah berati al-ida’ yaitu: “ibarah seseorang menyempurnakan harta kepada yang lain untuk dijaga secara jelas atau dilala.”

Makna yang kedua al-wadi’ah ialah sesuatu yang dititipkan

(al-Syar’i al-maudi’), yaitu: “sesuatu yang ditinggalkan pada orang

terpercaya supaya dijaganya.”

3) Menurut Syafi’iyah yang dimaksud dengan al-Wadi’ah ialah: “akad yang dilaksanakan untuk menjaga sesuatu yang dititpkan” 4) Menurut hanabilah yang dimaksud dengan al-wadi’ah ialah:

“titipan, perwakilan dalam pemeliharaan sesuatu secara bebas (tabaru).”

5) Menurut hasbi Ash-Shidiqie al-wadi’ah ialah: “benda yang diletakkan pada orang lain untuk dipeliharanya.”

6) Syaikh Ibrahim Bajuri berpendapat bahwa yang dimaksud

al-wadi’ah ialah: “akad yang dilakukan untuk penjagaan”42

7) Menurut Syaikh Syihab Din Qalyubi wa Syaikh ‘Umairah al-wadi’ah ialah: “ benda yang diletakkan pada orang lain untuk dipeliharanya.”

42 Ibid.

(42)

8) Menurut idris Ahmad bahwa titipan artinya barang yang diserahkan (diamanahkan) kepada seseorang supaya barang itu

dijaga baik-baik.43

Setelah diketahui definisi-definisi al-wadi’ah yang

dijelaskan oleh para ahlinya, maka kiranya dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan al-wadiah adalah penitipan, yaitu akad seseorang kepada yang lain dengan menitipkan suatu benda untuk dijaganya secara layak (sebagaimana halnya kebiasaan). Apabila ada kerusakan pada benda titipan, padahal benda tersebut sudah dijaga sebagaimana layaknya, maka penerima titipan tidak wajib menggantikannya, tetapi bila kerusakan itu disebabkan oleh

kelalaiannya, maka ia wajib menggantinya.44

2. Dasar Hukum Wadi’ah

Al-wadi’ah adalah amanat bagi orang yang menerima titipan dan ia

wajib mengembalikannya pada waktu pemilik meminta kembali, firman

allah SWT:45

......

Artinya:”....jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain,

maka hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanatnya dan

bertakwalah kepada Allah sebagai Tuhannya...”(Al-Baqarah: 283)46

43 Ibid., h. 181 44Ibid. 45 Q.S. Al-Baqarah: 283 46

(43)

Orang yang menerima barang titipan tidak berkewajiban menjamin, kecuali bila ia tidak melakukan kerja dengan sebagaimana mestinya atau melakukan junayah terhadap barang titipan. Berdasarkan sabda nabi yang diriwayatkan oleh Imam Dar al-Quthni dan riwayat Arar bin Syu’aib dari bapaknya, dari kakeknya bahwa Nabi Saw bersabda:

َعَدؤَا ْنَم

دِ ْ َ َ َا َ َ َ َ ةً َ ْيْ دِد

Artinya:”siapa saja yang dititipi, ia tidak berkewajiban menjamin” (Riwayat Daruquthni).

دِنََ ْ مُم َ َ َا َ َ َ

Artinya:”tidak ada kewajiban menjamin untuk orang yang diberi

amanat” (Riwayat al-Baihaqi)

Menurut undang-undang perbankan syariah nomor 21 tahun 2008, tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadi’ah atau investasi dana berdasarkan mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet

giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.47

3. Rukun dan Syarat Wadi’ah

Menurut hanafiyah rukun al-wadi’ah ada satu, yaitu ijab dan qabul, sedangkan yang lainnya termasuk syarat dan tidak termasuk rukun. Menurut hanafiyah dalam sighat ijab dianggap sah apabila ijab tersebut

47

(44)

dikukan dengan perkataan samaran (kinayah). Hal ini berlaku juga untuk kabul, disyaratkan bagi yang menitipkan dan yang dititipi barang dengan mukalaf. Tidak sah apabila yang menitipkan dan yang menerima benda

titipan adalah orang gila atau anak yang belum dewasa (shabiy).48

Menurut Syafi’iyah al-wadi’ah memiliki tiga rukun, yaitu:

a. Barang yang dititipkan, syarat barang yang dititipkan adalah barang atau benda itu merupakan sesuatu yang dapat dimiliki menurut syara’. b. Orang yang menitipkan dan yang menerima titipan, disyaratkan bagi

penitip dan penerima titipan sudah baligh, berakal, serta syarat-syarat lain yang sesuai dengan syarat-syarat berwakil.

c. Shigat ijab dan kabul al-wadi’ah, disyaratkan pada ijab kabul ini dimengerti oleh kedua belah pihak, baik dengan jelas maupun samar. Sementara syarat wadi’ah yang harus dipenuhi adalah syarat bonus sebaai berikut:

a. Bonus merupakan kebijakan penyimpan b. Bonus tidak disyaratkan sebelumnya

Karena wadi’ah termasuk akad yang tidak lazim, maka kedua belah pihak dapat membatalkan perjanjian akad ini kapan saja, karena dalam wadiah terdapat unsure permintaan tolong maka memberikan pertolongan itu adalah hak dari wadi’ah. Kalau ia tidak mau maka tidak ada keharusan

untuk menjaga titipan.49

48Ibid., h. 183 49

(45)

Namun kalau wadi’ah mengharuskan pembayaran semacam biaya administrasi maka akad wadi’ah ini berubah menjadi akad sewa “ijaroh” dan mengandung unsur kelaziman. Artinya wadi’ah harus menjaga dan bertanggung jawab terhadap barang yang dititipkan. Pada saat itu wadi’ah

tidak dapat membatalkan akad ini secara sepihak kerena sudah dibayar.50

4. Macam-macam Wadi’ah

Dilihat dari segi akadnya ada beberapa bentuk wadi’ah antara lain:

a. Wadi’ah Yad Amanah adalah titipan murni dari pihak penitip (muwwadi’) yang mempunyai barang/aset kepada pihak penyimpan (mustawda’) yang diberi amanah/kepercayaan, baik individu maupun badan hukum, tempat barang yang dititipkan harus dijaga dari kerusakan, kerugian, keamanan, dan keutuhannya dan dikembalikan kapan saja penyimpan menghendaki. Dalam arti penerima kepercayaan tidak diharuskan bertanggung jawab jika sewaktu dalam penitipan terjadi kehilangan atau kerusakan pada barang aet/titipan. Selama hal ini bukan akibat dari kelalaian yang bersangkutan dalam memelihara

barang/aset titipan.51

Karakteristik dari al-wadiah yad amanah adalah52

1) Produk wadi’ah yad amanah tidak ada di lembaga BMT

2) Jika barang hilang/rusak bukan karena kelalaian atau alasan-alasan syar’i lainnya 50Ibid. 51Ibid., 52 Ibid., h.44

(46)

3) Maka mustawda’ tidak bertanggung jawab

Ciri-ciri wadi’ah yad amanah:53

1) Penerima titipan adalah yang memperoleh kepercayaan

2) Harta/modal/barang yang berada dalam titipan harus dipisahkan 3) Harta dalam titipan tidak dapat digunakan

4) Penerima titipan tidak mempunyai hak untukmemanfaatkan simpanan

5) Penerima titipan tidak diharuskan mengganti segala resiko kehilangan atau kerusakan harta yang dititipkan kesuali bila kehilangan atau kerusakan itu karena kelalaian penerima titipan tau bila status titipan telah berubah menjadi wadi’ah yad damanah

Wadi’ah yad amanah dapat berubah menjadi wadi’ah yad dhamanah oleh sebab-sebab berikut:54

1) Barang titipan tidak dipelihara oleh orang yang dititipi

2) Barang titipan itu dititipkan oleh pihak kedua kepada orang lain (pihak ketiga) yang bukan keluargnya atau tanggung jawabnya 3) Barang titipan dimanfaatkan oleh orang yang dititipi

4) Orang yang dititipi wadi’ah mengingkari wadi’ah itu

5) Orang yang dititipi mencampurkan barang titipan dengan harta pribadinya sehingga sulit dipisahkan

6) Orang yang dititipi melanggar syarat-syarat yang telah ditentukan 7) Barang titipan dibawa bepergian

53Ibid. 54

(47)

b. Wadi’ah Yad Damanah adalah pihak penyimpan bertanggung jawab atas segala kerusakan atau kehilangan yang terjadi pada barang/aset

titipan.55Pihak penyimpan telah mendapatkn izin dari pihak penitip

untuk mempergunakan barang/aset yang dititipkan tersebut sebagai untuk aktivitas perekonomian tertentu namun pihak penyimpan akan mengembalikan barang/aset yang dititipkan secara utuh pada saat

penyimpan menghendaki.56

Ciri-ciri wadi’ah yad damanah adalah:57

1) Penerima titipan adalah dipercaya dan penjamin keamanan barang yang dititipkan

2) Harta dalam titipan tidak harus dipisahkan

3) Harta/modal/barang dalam titipan dapat digunakan untuk perdagangan

4) Penerima titipan berhak atas pendapatan yang diperoleh dari pemanfaatan harta titipan dalam perdagangan

5) Pemilik harta/modal/barang dapat menarik kembali titipannya sewaktu-waktu.

Prinsip wadi’ah yad dhamanah inilah yang secara luas kemudian diaplikasikan dalam dunia perbankan Islam dalam bentuk

produk-produk pendanaan yaitu:58

55 Ascarya, Akad dan produk Bank Syariah, (Jakarta:Rajawali Pers, 2013), h. 43 56Ibid.

57 Ibid.

58Agus saripudin, “Wadiah Dan Aplikasi Dalam Perbankan” dalam

http://newblogmuamalah.blogspot.co.id/2016/06/wadiah-dan-aplikasi-dalam-perbankan.html diunduh pada 06 juni 2017

(48)

1) Giro (current account) Wadi’ah 2) Tabungan (savings account) Wadi’ah

5. Wadi’ah dalam Praktik Lembaga Keuangan Syariah (LKS)

Dalam penerapannya, produk bank Syariah dengan akad wadi’ah menerapkan prinsip wadi’ah yad amanah dan wadi’ah yad dhamanah. Terkait dengan kedua produk tersebut, dalam pelaksanaannya perbankkan Syariah lebih menerapkan prinsip wadi’ah yad dhamanah. Padahal, akad

wadi’ah yad dhamanah secara nama tidak ditemukan dalam literatur fikih

klasik dan apabila dibedah prinsip ini ditemukan dua akad yang sifatnya

bertentangan namun dipaksakan.59

Dalam perbankan syariah wadi’ah yad amanah di aplikasikan untuk penitipan barang-barang berharga dan membebankan fee atas penitipan barang tersebut. Adapun beberapa barang yang bisa dititipkan antara lain:

a. Harta benda, yaitu biasanya harta yang bergerak, dalam bank

konvensional tempat penyimpanannya dikenal dengan Safety Box suatu tempat/kotak dimana nasabah bisa menyimpan barang apa saja ke dalam kotak tersebut.

b. Dokumen (Saham, Obligasi, Bilyetgiro, Surat perjanjian

Mudhorobah, dll)

c. Barang berharga lainnya (surat tanah, surat wasiat, dll yang

dianggap berharga mempunyai nilai uang)

59 Ibid.

(49)

Dalam perbankan syariah akad wadiah yad dhamanah di aplikasikan kedalam dua jenis produk, yaitu:

a. Giro Wadi’ah

Yang dimaksud dengan giro wadiah adalah giro yang dijalankan berdasar akad wadiah, yakni titipan murni yang setiap saat dapat diambil

jika pemiliknya menghendaki.60Dalam kaitannya dengan produk giro.

Bank syariah menerapkan prinsip wadi’ah yad dhamanah, yakni nasabah bertindak sebagai penitip yang memeberikan hak kepada bank syariah untuk menggunakan dan memenfaatkan uang atau barang titipannya, sedangkan bank syariah bertindak sebagai pihak yang dititipi yang disertai hak untuk mengelola dana titipan dengan tanpa mempunyai kewajiban memberikan bagi hasil dari keuntungan pengelolaan dana tersebut. Namun demikian, bank syariah diperkenankan memberikan insensif berupa bonus

dengan catatan tidak disyaratkan sebelumnya.61

Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa giro wadiah mempunyai beberapa ketentuan sebagai berikut:

1) Bersifat titipan,

2) Titipan bisa diambil kapan saja (on call), dan

3) Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian bonus yang bersifat suka rela dari pihak bank.

60Ibid. 61

(50)

b. Tabungan Wadiah

Tabungan wadi’ah merupakan tabungan yang dijalankan berdasarkan akad wadi’ah, yakni titipan murni yang harus dijaga dan

dikembalikan setiap saat jika pemiliknya menghendaki.62 Dalam hal ini,

setiap nasabah bertindak sebagai penitip yang memberikan hak kepada bank syariah untuk menggunakan atau memanfaatkan uang atau barang titipannya, sedangkan bank syariah bertindak sebagai pihak yang dititipi dana atau barang yang disertai hak untuk menggunakan dan memanfaatkan dana atau barang tersebut, sebagai konsekuensinya, bank bertanggung jawab terhadap keutuhan harta titipan tersebut serta mengembalikannya kapan saja pemiliknya menhendaki, di sisi lain, bank juga berhak sepenuhnya atas keuntungan dari hasil penggunaan atau pemanfaatan dana

atau barang tersebut63.

Wadi’ah yang sering dipraktikkan Perbankan Syariah di Indonesia

adalah wadi’ah Yad dhamanah (titipan dengan resiko ganti rugi). Artinya, Perbankan Syariah mengelola uang titipan nasabah jika dalam pengelolaan dana itu perbankan Syariah mengalami kerugian, maka perbankan syariah harus mengganti uang nasabah. Sebaliknya jika mendapatkan keuntungan, maka keuntungan itu menjadi milik perbankan Syariah. hanya saja, biasanya Perbankan Syariah di Indonesia membagikan sebagian keuntungan itu kepada nasabah sebagai bonus. Besarnya pembagian bonus

62 Adiwarman, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada), h. 345

63 Ibid.

(51)

itu tergantung pada Perbankan Syariah, namun Biasanya berjumlah 25%

dari keuntungan sebelum pajak.64

Dari pembahasan di atas dapat dinyatakan beberapa ketentuan umum dari tabungan wadi’ah tersebut sebagai berikut:

1) Bersifat simpanan,

2) Simpanan bisa diambil kapan saja (on call) atau berdasarkan kesepakatan, 3) Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk pemberian

bonus yang bersifat sukarela dari pihak bank.

Wadi’ah pada prinsipnya adalah membantu pihak penitip, dan

pihak yang dititipi posisisnya sebagai pihak penolong. Dalam menjalankan praktek wadiah, dana nasabah yang dititipkan di bank syariah mendapat jaminan aman, dan perbankan syari’ah wajib menanggung segala resiko yang tejadi pada dana nasabah. Selanjutnya bukan hanya menjamin, namun lebih jauh lagi, perbankan syari’ah memberi keuntungan yang kemudian disebut dengan bagi hasil. Jika kita bandingkan antara menitipkan di perbankan syariah dan menabung di bank konvensional, menabung di perbankan konvensional, paling sedikit kita mendapatkan dua ‘keuntungan': Pertama, dana aman dan kedua, bunga tabungan yang didapatkan setiap bulan. Sedangkan besaran bunga yang ada didapatkan setiap bulan, sesuai dengan suku bunga yang ditetapkan bank. Dengan memahami dua konsep transaksi ini, secara sederhana kita bisa menangkap adanya kemiripan antara konsep wadiah bank syariah dengan tabungan

64

(52)

konvensional, jika mengacu bahwa menitipkan uang harus mendapat

kelebihan.65

Skema tabungan wadi’ah seperti skema simpanan wadi’ah yad

damanah, pihak penitip adalah nasabah deposan, pihak penyimpan adalah

bank, dan barang/aset yang dititipkan adalah uang. Berikut ini adalah

skema wadiah yad dhamanah:66

Gambar 1.1

Skema Wadi’ah Yad Dhamanah

Dapat dicermati lebih lanjut, bahwa dalam dunia perbankan prinsip

wadi’ah yad dhamanah biasa diterapkan untuk produk giro serta tabungan,

karena bagi produk giro dalam bank tidak menjanjikan adanya bagi hasil kepada nasabah di awal, namun bank diperkenankan untuk memberikan bonus kepada nasabah yang besarannya tidak ditentukan di awal, tergantung kepada kebijaksanaan dan keputusan dari bank dalam menentukan besaran bonusnya. Nasabah dalam hal ini bertindak sebagai

65Ibid.

66Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), h. 149 Users of fund (penggunaan dana) Nasabah Muwaddi’ (penitip) Bank Mustawda’ (penyimpan)

(53)

yang meminjamkan uang dan bank bertindak sebagai yang dipinjami. Dalam dunia perbankan modern yang penuh dengan kompetisi, insentif berupa bonus ini dapat dijadikan sebagai banking policy dalam upaya merangsang masyarakat dalam menabung. Hal ini karena semakin besar nilai keuntungan yang diberikan kepada penabung dalam bentuk bonus,

semakin efisien pula pemanfaatan dana tersebut.67

67

(54)

1. Sejarah Berdirinya PT. BPRS Kotabumi

PT. BPR Syariah Kotabumi adalah merupakan bentuk Investasi penanaman modal oleh Pemerintah Kabupaten Lampung Utara dalam bentuk Badan Usaha Milik Daerah di bidang jasa perbankan, BUMD ini mulai beroperasi pada tanggal 29 Juli 2008 diresmikan oleh Gubernur Lampung yang pada saat itu dijabat oleh Bpk. Drs. Syamsurya Ryacudu dengan modal dasar Rp. 15.000.000.000,- (Lima belas milyar Rupiah) dari jumlah modal dasar tersebut, modal yang sudah disetor kepada PT. BPR Syariah Kotabumi per desember 2015 adalah sebesar Rp. 10.525.000.000,- (Sepuluh milyar lima ratus dua puluh lima juta Rupiah) berdasarkan persentase kepemilikan saham, maka Pemerintah Kabupaten Lampung Utara merupakan Pemilik Saham Pengendali (PSP) karena memiliki 99,76 % dari koperasi Serai Serumpun memiliki saham 0,24%

dari total seluruh saham PT. BPR Syariah Kotabumi.68

Setelah delapan tahun beroperasi, PT. BPR Syariah Kotabumi semakin maju dan berkembang. Berdasarkan data yang ada bahwa perseroan berhasil menghimpun dana masyarakat dari berbagai kalangan masyarakat yang berada di Propinsi Lampung, Sumatra Barat, Sumatra Selatan, Bangka Belitung. Produk yang menjadi andalan untuk

68Dokumentasi PT. BPR Syariah Kotabumi, JL Jendral Sudirman no. 8 Kabupaten Lampung Utarat, diakses pada 19-08-2016.

(55)

menghimpun dana adalah produk Deposito dengan bagi hasil yang sangat tinggi.69

2. Visi Dan Misi PT. BPR Syariah Kotabumi a. Visi

Menjadi Bank Syariah yang dapat berdaya saing serta berpartisipasi dalam membangun daerah untuk menuju kemakmuran dan kesejahteraan

Umat.70

b. Misi

1. Berpartisipasi dalam membangun daerah, memberikan pelayanan dan jasa perbankan dengan menggunakan prinsip-prinsip Syariah sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.

2. Mengajak seluruh masyarakat untuk menghindari praktik pelepas uang (rentenir).

3. Mengajak masyarakat untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan (Ukhuwwah Islamiah) Meningkatkan taraf ekonomi serta mengajak mereka untuk bersama mengembangkan sistem ekonomi Islam untuk mewujudkan masyarakat yang makmur dan sejahtera.

69Ibid 70

(56)

3. Struktur Organisai PT. BPR Syariah Kotabumi

Struktur Organisasi ini dibuat untuk mencapai tujuan organisasi

yang sehat sesuai ketentuan dan peraturan Perundang-undangan yang berlaku

RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

KOMISARIS UTAMA KOMISARIS

SPI/Audit Internal

Kepala Kantor cabang

Teller Manajer.Operasional

REMEDIAL

Account Officer

Funding Officer

Legal Officer/ ADM

Customer service

Satpam

PenataRuang

Manajer Marketing Manajer Operasional Rosaa Account Officer Legal Officer Administrasi Funding officer Teller Customer Service Accounting

Informasi & Teknologi

Bag. Umum/ Sekretariat

Satpam PenataRuang DEWAN PENGAWASSYARIAH Ketua Anggota ……… Remedial

Kepala Kantor Kas

Teller Customer Service Funding Officer PenataRuang Satpam Driver Direktur Utama Direktur

40

(57)

4. PRODUK-PRODUK

Saat inisebagai lembaga yang befungsi menjadi intermediasi antara masyarakat yang memiliki kelebihan dana (shahibul maal) dengan masyarakat yang membutuhkan dana (mudharib), dalam menjalankan operasional perbankan syariah, produk – produk BPR SyariahKotabumi

adalah sebagai berikut:71

a. Produk Penghimpunan Dana 1) Tabungan wadi’ah 2) Tabungan Qurban 3) Tabungan Haji 4) Tabungan Pendidikan

5) Deposito Investasi Mudharabah

b. Produk Pembiayaan

1) Pembiayaan Murabahah 2) Pembiayaan Ijarah

3) Pembiayaan Ijarah Multijasa 4) Pembiayaan mudharabah 5) Pembiayaan Musyarakah

71

(58)

B. Mekanisme Tabungan Pendidikan dengan Akad Wadiah pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Kotabumi.

Pada bagian ini, penulis membahas tentang mekanisme produk tabungan pendidikan di PT. BPRS Kotabumi, maka penulis mengumpulkan data dengan melakukan wawancara dengan customer service dan Marketing. Dalam mekanisme mengenalkan produknya pihak bank akan melakukan pelayanan dengan baik dengan sistem jemput bola. Sistem jemput bola adalah sistem dimana pihak bank (marketing) yang akan menghampiri dan menawarkan produk bank secara langsung kepada nasabah. Keuntungan dari sistem ini adalah nasabah akan semakin dimudahkan mendapatkan informasi

dan penawaran terkait produk yang mungkin mereka butuhkan72. Maka

dengan demikian seseorang marketing mendatangi lokasi nasabah langsung yang berkeinginan untuk menabung dengan tabungan pendidikan dan mengambil setoran bulanan tersebut atau melakukan setoran langsung ke bank.Jumlah produk tabungan pendidikan PT. BPRS Kotabumi ada dua jenis,

yaitu:73

1. Tabungan pendidikan dengan akad wadi’ah 2. Tabungan pendidikan dengan akad mudharabah

Tabungan Pendidikan adalah produk tabungan dari bank dengan tujuan menjamin masa depan pendidikan dan menyediakan dana untuk pendidikan masa depannya, dengan menabung sejumlah uang dengan jumlah tertentu

72Wawancara dengan Tommy Adriansyah (marketing), PT. BPRS Kotabumi, pada tanggal 6 Desember 2017, pukul 13.00

73Wawancara dengan Rahmi nanda (customer service), PT. BPRS Kotabumi, pada tanggal 6 Desember 2017, pukul 11.00

Referensi

Dokumen terkait

Pertumbuhan pada tanaman jagung manis akibat perlakuan tingkat pemberian air pada perlakuan K100 dengan tingkat pemberian air 100% kapasitas lapang mempunyai hasil tinggi tanaman,

Ciri – ciri dari air sumur didesa simolawang sendiri dapat disimpulkan secara fisik yaitu memiliki fisik air yang cenderung keruh warna air kuning kecoklatan,

Misalnya Adat ritual Mappakatau Ri Ta Marajae (penghormatan terhadap Raja) dilakukan karena masyarakat Pakalu khususnya keturunan asli dari Orang besar/Raja sering kali di hantui

Resultatene viser at for de tjenesteytende industriene fører en ett prosents vekst i andelen fagorganiserte arbeidere til en 0,94 prosents reduksjon i differansen mellom lønnsvekst og

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah meliputi kegiatan monitoring operasional perkuliahan seperti yang diawali dengan kegiatan input data diantaranya data dosen, data

Salah satunya adalah dengan penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul PERAN ETNOSENTRISME DALAM MEMPENGARUHI NIAT BELI PRODUK ASING (Studi Pada Produk

hoax , sehingga pemerintah mengajak masyarakat dan komunitas mencoba menyaring hoax dan mengembalikan roh media mainstream yang telah diambil media

Memang terlihat ganjal antara Pengungsi dan Pencari Suaka sebab berdasarkan Pasal 1 poin A(2), Pengungsi yaitu “Orang-orang yang mengungsi diakibatkan oleh ketakutan yang beralasan