• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPERLUAN SISTEM ANALISIS STEM BAB II. 2.1 Penentuan Keperluan Sistem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEPERLUAN SISTEM ANALISIS STEM BAB II. 2.1 Penentuan Keperluan Sistem"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

13

BAB

BAB

BAB

BAB IIIIIIII

A

A

A

ANALISIS

NALISIS

NALISIS

NALISIS

KEPERLUAN

KEPERLUAN

KEPERLUAN

KEPERLUAN

SI

SI

SI

SISTEM

STEM

STEM

STEM

2.1 Penentuan Keperluan Sistem

Perangkat lunak perespon tumpahan minyak dikembangkan karena tumpahan minyak merupakan hal yang serius bagi negara-negara di sekitar selat Malaka dan Singapura (Indonesia, Malaysia dan Singapura). Jika terjadi tumpahan minyak, ada tiga masalah utama yang perlu dijawab. Ketiga masalah utama dan tantangan simulasi inilah yang menjadi dasar keperluan sistem.

2.1.1 Keperluan MLTM

Satu MLTM di dalam lingkungan Multimedia GIS akan menjawab masalah pertama dalam menangani tumpahan minyak. Masalah tersebut adalah:

(i) Kearah mana lapisan minyak bergerak? dan

(ii) Bagaimana dampaknya terhadap sumber-sumber di lingkungan laut dan pantai?

MLTM haruslah mempunyai kemampuan untuk menentukan: (i) Arah pergerakan lapisan minyak,

(ii) Kecepatan gerak dari lapisan minyak, (iii) Sifat-sifat tersebar minyak di lautan dan

(iv) Sumber-sumber di lingkungan laut dan pantai yang terancam oleh tumpahan minyak.

MLTM harus juga dapat menjawab tantangan simulasi di dalam

GIScience. Dari kajian perangkat lunak sejenis didapati beberapa hal

yang diperlukan oleh pemakai dari MLTM, yaitu: (1) Penentuan lokasi tumpahan,

(2)

Bab 2- Analisis Keperluan Sistem

14

(2) Mengidentifikasikan makhluk hidup atau sumber yang terancam secara on-the-fly,

(3) Pertanyaan biologi, (4) Manajemen kejadian, (5) Rujukan dokumen dan (6) Menghasilkan peta.

Keperluan satu MLTM ini selanjutnya dikembangkan menjadi fungsi MLTM. Selain itu, diperlukan penggunaan peta kawasan yang peka terhadap tumpahan minyak. Peta kawasan yang digunakan dapat dilihat pada gambar 2.1. Keperluan-keperluan itu erat hubungannya dengan peta dan MLTM. Keperluan-keperluan yang terkait erat dengan peta dikelompokkan ke dalam fungsi Peta.

Gambar 2.1 : Peta kawasan Selat Malaka.

Atas dasar perlunya rujukan dokumen yang menggambarkan catatan visual dari sumber yang terancam, sebaiknya MLTM yang diperlukan itu berada di dalam lingkungan Multimedia. Seterusnya diperlukan peta kawasan peka terhadap tumpahan minyak, maka MLTM itu perlu dibangun di dalam lingkungan Multimedia GIS. Dengan demikian diperlukan juga satu fungsi yang menangani elemen-elemen Multimedia, yaitu fungsi Browser.

(3)

Bab 2- Analisis Keperluan Sistem

15

2.1.2 Keperluan MPKPO

Keperluan terhadap satu Model Pohon Keputusan Perespon Oil Spill (MPKPO) akan menjawab masalah kedua dalam menangani tumpahan minyak . Ada lima pilihan Oil Spill Response (OSR). Untuk itu perlu dibuatkan satu MPKPO yang memperhatikan batasan pemakaian boom, skimmer, dispersant, in situ burning dan pembersihan pantai. Kemudian MPKPO itu perlu diintegrasikan secara langsung dengan MLTM di dalam lingkungan Multimedia GIS, supaya responden sebelum mengambil keputusan dapat melihat paparan lintasan lapisan minyak terlebih dahulu dan paparannya lebih bermakna. Keperluan MPKPO ini dikembangkan menjadi fungsi MPKPO.

2.1.3 Keperluan Database E-mail Domino

Perangkat lunak database e-mail Domino dalam lingkungan Internet adalah satu jawaban bagi masalah ketiga dalam menangani tumpahan minyak. Domino dengan berbagai fasilitas untuk berkomunikasi dan kerjasama kelompok adalah perangkat lunak yang sesuai dengan cara kerja OSR. Dengan kemampuan komunikasi dan kerjasama ini, Domino dapat digunakan untuk memantau operasi OSR. Selanjutnya Domino ini diintegrasikan dengan dua keperluan lain untuk membentuk fungsi Pemantau OSR (POSR), yaitu keperluan (i) satu MLTM dan (ii) satu MPKPO.

2.1.4 Keperluan Perangkat Lunak dan Keras

Tujuh perangkat lunak dan satu komputer Compaq disarankan untuk digunakan dalam membangun perespon tumpahan minyak. Ketujuh perangkat lunak tersebut adalah:

(1) Ms Windows 98,

(2) Ms Visual Basic versi 6.0,

(3) MapObjects digunakan sebagai komponen ActiveX GIS, (4) MapInfo dan ArcView,

(5) Ms HTML, dan (6) Domino.

IntelPentium II, RAM 128 MB, Monitor digital Compaq V75, ATI 3D RAGE PRO, Intel 82371AB/EB PCI Bus Master IDE Controller dan

(4)

Bab 2- Analisis Keperluan Sistem

16

3Com Etherlink III ISA adalah spesifikasi komputer Compaq yang

digunakan.

2.2 Skenario Sistem

Sesuai dengan ketiga keperluan sistem perespon tumpahan minyak, dibuatlah context model dan skenario pemakaian sistem yang merupakan cara pandang pemakai terhadap sistem yang dibangun.

Context model dan skenario ini merupakan hasil dari Conceptual Design sistem yang akan dibangun (Pressman, 2001). Pressman

(2001) menyatakan “the scenarios, often called use-cases, provide a

description of how the system will be used”. Untuk sistem ini, ada tiga

pelaku atau actor yang berhubungan dengan sistem, yaitu: (i) Penentu lintasan,

(ii) Penentu respon dan (iii) Pemantau respon.

Context model sistem dapat dilihat pada gambar 2.2, sedangkan

interaksi antara pelaku dengan sistem dapat dilihat pada tabel 2.1, 2.2 dan 2.3. Use-case pemakaian sistem dapat dilihat pada gambar 2.3, 2.4 dan 2.5.

Gambar 2.2 : Context model Sistem Sistem perespon tumpahan minyak Pemantauan kegiatan-kegiatan dalam merespon tumpahan minyak dengan menggunakan Domino Penentuan lintasan dan pantai yang terancam

Penentuan pilihan respon

terhadap tumpahan minyak

Penentu Lintasan Penentu Respon Pemantau Respon Interaksi pelaku

dengan Sistem Server Domino

(5)

Bab 2- Analisis Keperluan Sistem

17

Tabel 2.1 : Interaksi pelaku penentu lintasan dengan sistem

Skenario Keterangan

Input MLTM Masukkan data parameter MLTM. Input lokasi Masukkan lokasi tumpahan minyak. Paparkan

lintasan

Paparkan lintasan tumpahan minyak. Nyalakan

pantai

Nyalakan pantai yang terancam. Lihat

lingkungan

Lihat lingkungan laut yang terancam oleh tumpahan minyak.

Lihat informasi Lihat informasi lingkungan laut.

Tabel 2.2 : Interaksi pelaku penentu respon dengan sistem

Skenario Keterangan

Input MLTM Masukkan data parameter MLTM. Input lokasi Masukkan lokasi tumpahan minyak. Input tempo Masukkan data tempo pergerakan

lapisan minyak. Paparkan

lintasan

Paparkan lintasan tumpahan minyak sesuai tempo pergerakan.

Input pilihan Masukkan data pilihan respons terhadap tumpahan minyak. Lihat

lingkungan

Lihat lingkungan laut yang terancam oleh tumpahan minyak.

(6)

Bab 2- Analisis Keperluan Sistem

18

Tabel 2.3 : Interaksi pelaku pemantau respon dengan sistem

Skenario Keterangan

Input keyboard Masuk ke dalam Domino.

Input MLTM Masukkan data parameter MLTM. Input lokasi Masukkan lokasi tumpahan minyak. Input e-mail Tentukan database e-mail yang akan

diaktifkan.

Input kegiatan Tentukan kegiatan yang akan dipantau.

Lihat kegiatan Lihat kegiatan yang dipantau. Paparkan

lintasan

Paparkan lintasan tumpahan minyak dengan tempo pergerakan yang diambil dari kegiatan yang dipantau. Input pilihan Masukkan data pilihan respon

terhadap tumpahan minyak. Lihat

lingkungan

Lihat lingkungan laut yang terancam oleh tumpahan minyak.

Lihat informasi Lihat informasi lingkungan laut.

Gambar 2.3 : Use-Case penentu lintasan Lihat lingkungan Nyalakan pantai Input MLTM Input lokasi Paparkan lintasan Lihat informasi Depands on

(7)

Bab 2- Analisis Keperluan Sistem

19

Gambar 2.4 : Use-Case penentu respon

Gambar 2.5 : Use-Case pemantau kegiatan respon Lihat lingkungan Input pilihan Input MLTM Input lokasi Paparkan lintasan Lihat informasi Input tempo Depands on Lihat lingkungan Input pilihan Input MLTM Input lokasi Paparkan lintasan Lihat informasi Input e-mail Depands on Input keyboard Input kegiatan Lihat kegiatan

(8)

Bab 2- Analisis Keperluan Sistem

20

Pada skenario interaksi pertama (input MLTM), pelaku mengisikan data, berupa:

(i) Waktu terjadinya tumpahan minyak, (ii) Besar parameter angin dan arus, (iii) Berat jenis minyak dan air,

(iv) Volume minyak yang tertumpah dan (v) Selang masa pergerakan lapisan minyak.

Pada skenario interaksi kedua (input lokasi), pelaku dapat memasukkan lokasi terjadinya tumpahan minyak dengan dua cara, yaitu:(i) Pemasukan koordinat x,y berupa angka pada textbox atau

(ii) Menekan kiri mouse pada satu lokasi di dalam peta.

Pada skenario interaksi ketiga (lihat lingkungan), pelaku mengatur aktif / tidaknya lapisan-lapisan lingkungan laut untuk melihat kedekatannya dengan lintasan tumpahan minyak dengan menggunakan checkbox. Pada skenario interaksi keempat (lihat informasi), pelaku melihat informasi lingkungan laut dengan mengaktifkan satu lapisan menggunakan optionbotton dan menunjuk satu feature di dalam lapisan peta tersebut.

Selain empat interaksi yang sama-sama dilakukan oleh ketiga pelaku, ketiga pelaku ini juga melakukan interaksi-interaksi lain dengan sistem. Skenario lain untuk pelaku penentu lintasan itu adalah memaparkan lintasan tumpahan minyak dengan cara menekan satu tombol dan sistem membalasnya dengan menggerakkan lapisan minyak serta menyalakan pantai yang terancam oleh tumpahan minyak (paparkan lintasan). Jika pelaku ini ingin melihat kembali pantai yang terancam, pelaku dapat menekan satu tombol lain lagi untuk menyalakan pantai yang terancam itu (nyalakan pantai).

Skenario lain untuk pelaku penentu respon adalah memasukkan data tempo pergerakan lapisan minyak pada textbox (input tempo). Data tempo pergerakan lapisan minyak ini menentukan lamanya lapisan minyak digerakkan oleh sistem. Kemudian dengan menekan satu tombol, pelaku penentu respon meminta sistem untuk memaparkan lintasan tumpahan minyak (paparkan lintasan) dan pelaku memasukkan jawaban-jawaban pertanyaan yang diajukan oleh sistem untuk menentukan pilihan respon terhadap tumpahan minyak dengan menggunakan dialogbox (input pilihan).

Skenario lain pelaku pemantau respon adalah memulai interaksinya dengan memasukkan data dari keyboard ke dalam sistem (input keyboard). Kemudian pelaku ini menentukan database e-mail yang akan diaktifkan dengan menggunakan combobox (input e-mail) dan kegiatan yang akan dipantau dengan menggunakan mouse (input kegiatan). Dengan menekan satu tombol, pelaku membaca informasi

(9)

Bab 2- Analisis Keperluan Sistem

21

lengkap kegiatan yang akan dipantau (lihat kegiatan). Dengan menekan satu tombol yang lain, pelaku ini meminta sistem untuk memaparkan lintasan tumpahan dengan tempo pergerakan yang diambil dari kegiatan yang dipantau (paparkan lintasan). Setelah lintasan tumpahan minyak dipaparkan, pelaku memasukkan jawaban-jawaban pertanyaan yang diajukan oleh sistem untuk menentukan pilihan respon terhadap tumpahan minyak

2.3 Kefungsian dan Pemodelan Sistem

Berdasarkan pendalaman persoalan dan pengembangan keperluan sistem, kefungsian dan pemodelan sistem dibuat. Gambar 2.6, 2.7 dan 2.8 adalah gambar dari pemodelan dan kefungsian sistem yang dibangun. Sistem Perespon tumpahan minyak menerima masukan dari data engineer serta masukan dan luaran untuk penentu lintasan, penentu respon dan pemantau respon. Dari data engineer, sistem menerima masukan berupa data spasial dan data kegiatan respon. Penentu lintasan memberikan data tentang tumpahan minyak kepada sistem. Penentu respon memberikan data tumpahan minyak, tempo pergerakan tumpahan minyak dan arahan pilihan respon kepada sistem. Pemantau respon memberikan data tumpahan minyak dan arahan pilihan respon kepada sistem. Luaran yang diberikan oleh sistem kepada Penentu lintasan adalah lintasan tumpahan minyak dan rujukan dokumen. Luaran yang diberikan oleh sistem kepada Penentu respon adalah lintasan tumpahan minyak dan rencana respon. Luaran yang diberikan oleh sistem kepada Pemantau respon adalah lintasan tumpahan minyak, rencana respon dan kesesuaian kegiatan respon dengan posisi lapisan minyak saat itu.

Gambar 2.6 : Context diagram sistem P1/data engineer P2/penentu lintasan P3/penentu respon P4/pemantau respon lintasan Perespon Tumpahan Minyak P2 P3 P4

(10)

Bab 2- Analisis Keperluan Sistem

22

Gambar 2.7 : Fungsi-fungsi utama sistem dan sistem pendukungnya Sistem Lain Sistem Meteorologi Sistem Model Peredaran Laut

Sistem Perespon Tumpahan Minyak

Database Domino Database spatial Data minyak tertumpah Nilai parameter MLTM Data angin

Data arus dan gelombang Peta selat malaka Peta pendukung Fungsi MLTM Fungsi MPKPO Fungsi POSR

(11)

Bab 2- Analisis Keperluan Sistem

23

Data spasial Data Sistem

Data spasial

Lintasan dan Lintasan, rencana respon alamat rujukan

Lintasan, rencana respon dan kesesuaian kegiatan

rencana

respon rujukan dokumen rencana respon

dan kesesuaian kegiatan

Gambar 2.8 : Data Flow Diagram sistem Database P1 MLTM MPKPO POSR P3 Peta P2 P3 P4 P2 P4

(12)

Bab 2- Analisis Keperluan Sistem

24

Sistem Meteorologi akan memberikan data kecepatan angin ke sistem. Sistem Model Peredaran Laut akan memberikan data kecepatan arus dan tinggi gelombang ke sistem. Kefungsian sistem ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian proses dan bagian pemasukan data. Bagian proses terdiri dari fungsi MLTM, MPKPO dan POSR. Bagian pemasukan data terdiri dari database Domino, data spasial sistem serta data minyak tertumpah dan nilai parameter MLTM.

2.3.1 Fungsi MLTM

2.3.1.1 Analisis Matematis MLTM

Dengan memperhatikan model matematis lintasan tumpahan minyak dan The Ekman Effect, maka ada empat hal yang diperlukan dalam membangun proses advection, yaitu:

(i) Vw : vektor kecepatan angin di bawah 10 m dengan sudut

tiupan angin φ.

(ii) Vc : vektor kecepatan arus permukaan dengan sudut arus Ω.

(iii) α, β: fungsi yang berhubungan dengan parameter angin dan arus.

(iv) pembelokan The Ekman Effect.

Sudut φ dan Ω adalah sudut yang terbentuk oleh kecepatan angin dan arus yang digunakan untuk menentukan besarnya kecepatan arah sumbu x dan y. Keempat hal tersebut di atas dijumlahkan dengan teknik a simplified linear superposition untuk membentuk model matematis proses advection (lihat gambar 2.9).

Dari gambar 2.9, diketahui bahwa rumus pergerakan vertikal lapisan minyak arah sumbu horizontal dan vertikal untuk setiap jamnya adalah:

X = Xew + Xc (3)

Y = Yew + Yc (4)

dimana X menyatakan besar perpindahan lapisan minyak per 60 menit dengan arah sumbu x, sedangkan Y menyatakan besar perpindahan lapisan minyak per 60 menit dengan arah sumbu y. Xew =( αVew Cos

Φ) T; Xc = ( βVc Cos Ω) T; Yew = (αVew Sin Φ) T; Yc =( βVcSin Ω) T. T menyatakan besaran waktu dalam 60 menit.

(13)

Bab 2- Analisis Keperluan Sistem

25

Gambar 2.9 : Model penjumlahan vektor untuk proses advection

2.3.1.2 Input Output

Adapun yang menjadi luaran utama dari MLTM adalah lintasan lapisan minyak, garis pantai yang tercemar olehnya dan rujukan cara membersihkan pantai tersebut, sedangkan luaran tambahannya bersama fungsi Peta dan Browser adalah luaran untuk memenuhi keperluan pemakai yang lainnya. Untuk input data, berdasarkan rumus (3) dan (4) diperlukan data : Xew , Xc , Yew dan Yc yang bersifat spasial

dan tergantung waktu. Dari rumus luas tumpahan minyak diperlukan input data:

- Perbandingan selisih berat jenis air laut dan minyak dengan berat jenis minyak,

- Volume minyak yang tertumpah,

- Selang waktu pergerakan lapisan minyak serta kecepatan angin dan arus.

Selain itu juga diperlukan informasi tentang minyak yang tertumpah, seperti (i) Lokasi dan (ii) Tanggal dan waktu minyak tertumpah.

φ Vew β ββ β Vc µ µ µ µ V Y VX ββββ Vc α α α α Vew

The Ekman Effect

Vc

Vw setelah diberi

The Ekman Effect

Vw

(14)

Bab 2- Analisis Keperluan Sistem

26

2.3.1.3 Database

Untuk mendukung pemaparan pergerakan lapisan minyak yang dinamis diperlukan beberapa data spasial, yaitu:

(i) Grid,

(ii) Garis Pantai dan (iii) Daratan.

Lihat gambar 2.10 database spasial fungsi MLTM. Pada lapisan Grid dikaitkan atribut Xew , Xc, Yew dan Yc sebanyak 12 medan. Setiap satu

medan menyimpan perkiraan angin atau arus setiap dua jam jika digunakan untuk 24 jam. Pada lapisan Garis Pantai dikaitkan data atribut jenis pantai dan berkas html. Berkas html ini menyimpan usulan untuk membersihkan pantai jika tumpahan minyak mengenai pantai tersebut. Lapisan daratan berguna untuk membatasi pergerakan lapisan minyak. Selanjutnya sejumlah lapisan data spasial dimasukkan ke dalam database untuk memenuhi keperluan lain pemakai.

Gambar 2.10 : Database spasial fungsi MLTM

2.3.1.4 Proses MLTM

Untuk dapat menggerakkan lapisan minyak yang dinamis secara langsung di dalam lingkungan Multimedia GIS perlu dilakukan:

(i) Penyusunan data spasial ke dalam sistem perespon tumpahan minyak (lihat gambar 2.11) dan

(ii) Pemograman MLTM dengan memperhatikan beberapa aturan umum yang ada di dalam tabel 2.4.

(15)

Bab 2- Analisis Keperluan Sistem

27

Penyusunan data spasial dan aturan umum itu merupakan langkah awal untuk mewujudkan simulasi pergerakan lintasan lapisan minyak yang dinamis secara langsung di dalam GIS. Sistem dapat menggunakan ActiveX MapObjects sebagai komponen GIS. Jika MapObjects digunakan, sistem yang dibangunkan ini akan berbeda dengan sistem-sistem lainnya. Pemakai tidak perlu memasukkan berkas hasil analisis lintasan ke dalam sistem. Pemakai tidak memerlukan satu ekstensi ArcView untuk memaparkan pergerakan lapisan minyak. Pemakai tidak menggunakan komponen GIS yang khusus. DFD proses ini dapat dilihat pada gambar 2.12.

(16)

Bab 2- Analisis Keperluan Sistem

28

Tabel 2.4 : Aturan umum dalam memprogram MLTM

No Aturan yang perlu diperhatikan

1 Pembentukan lintasan tumpahan minyak berawal dari pembuatan objek point, kemudian ditentukan objek point selanjutnya. Dari objek-objek point selanjutnya yang memenuhi syarat, dibentuk objek line untuk pergerakan vertikal lapisan minyak dan objek ellipse untuk pergerakan horizontal lapisan minyak.

2 Objek point, line dan ellipse yang dibuat untuk membentuk lintasan lapisan minyak hendaknya menggunakan : objek Trackinglayer atau kejadian TrackingLayerDraw.

3 Objek point dibentuk berdasarkan selang waktu tertentu. Selang waktu pembuatan objek point dibuat kecil, supaya pergerakan lapisan minyak menggunakan data angin dan arus yang benar. Kedua data ini bersifat spasial dan tergantung waktu.

4 Lintasan vertikal lapisan minyak pada satu Grid adalah satu objek line, sedangkan lintasan horizontal lapisan minyak pada satu Grid adalah kumpulan dari objek ellipse. 5 Proses pergerakan lapisan minyak dilakukan jika posisi

minyak dan posisi minyak selanjutnya berada di dalam satu Grid dan tidak berada di dalam lapisan Daratan (lihat

gambar 2.13).

6 Jika garis yang dibentuk bersilang dengan Grid, maka garis yang terbentuk di dalam Grid adalah garis yang benar, sedangkan garis di luar Grid adalah garis yang salah (lihat gambar 2.14). Proses berikutnya adalah lapisan minyak dipindahkan ke dalam Grid selanjutnya dan pembuatan lintasan menggunakan data atribut Grid yang baru.

7 Jika lokasi lapisan minyak berikutnya berada di dalam lapisan Daratan, maka dicari titik silang garis dengan lapisan Garis Pantai dan titik silang tersebut dijadikan titik ujung lintasan vertikal tumpahan minyak (lihat gambar 2.15).

8 Jika lokasi lapisan minyak berikutnya berada di luar Grid atau di dalam Daratan, maka pergerakan lapisan minyak dihentikan (lihat gambar 2.16).

(17)

Bab 2- Analisis Keperluan Sistem

29 Data sistem

Data tumpahan minyak

Data spasial dan tumpahan minyak

Lintasan tumpahan minyak

Pantai terancam dan alamat rujukan

Gambar 2.12 : DFD MLTM Data Tumpahan Minyak P2 Lintasan Pantai

(18)

Bab 2- Analisis Keperluan Sistem

30

Gambar 2.13 : Pembentukan garis yang berada di dalam satu Grid

(19)

Bab 2- Analisis Keperluan Sistem

31

Gambar 2.15 : Titik berikutnya berada di dalam lapisan Daratan

(20)

Bab 2- Analisis Keperluan Sistem

32

2.3.2 Fungsi MPKPO

2.3.2.1 Pembuatan Diagram Alir Pilihan OSR

Dari kajian literatur tentang OSR, dibuat satu diagram alir pilihan OSR. Langkah pertama dalam membangun diagram alir pilihan OSR adalah memperhatikan jenis minyak, perkiraan lintasan lapisan minyak dan sumber-sumber pantai atau laut yang terancam. Jika tumpahan minyak tersebut tidak mengancam sumber-sumber yang ada, maka tumpahan minyak itu dibiarkan dan terus dipantau. Jika tumpahan mengancam sumber-sumber yang ada, maka dilakukan persiapan pembersihan minyak.

Selanjutnya, dihitung perkiraan posisi lapisan minyak setelah selang waktu tertentu. Dari perkiraan posisi lapisan minyak tadi, diperiksa besarnya arus dan tinggi gelombang. Jika pada posisi tersebut besar arus < 1 knot/jam atau tinggi gelombang < 1 meter, maka diusulkan pemakaian boom. Jika tidak, maka pemakaian

dispersant atau in situ burning ataupun pembersihan pantai diusulkan.

Jika lapisan minyak tersebut tebal dan jauh dari pantai, maka pemakaian respons in situ burning yang diusulkan. Jika lapisan minyak tersebut tipis, maka diusulkan pemakaian dispersant.

2.3.2.2 Input Output

Luaran MPKPO adalah lintasan lapisan minyak, posisi lapisan minyak dan usulan respon, sedangkan input datanya adalah data tumpahan minyak, tempo pergerakan lapisan minyak dan dialog dengan pemakai sesuai dengan lingkungan tempat lapisan minyak berada.

2.3.2.3 Database

Ada empat lapisan data spasial yang diperlukan oleh fungsi MPKPO ini, yaitu lapisan:

(i) Grid,

(ii) Garis Pantai, (iii) Daratan dan

(iv) Hidrografi (lihat gambar 2.18).

Pada lapisan Grid, selain atribut yang telah ada, perlu ditambahkan lagi satu atribut, yaitu tinggi gelombang. Untuk lapisan Garis Pantai dan Daratan keperluan data atributnya sama dengan keperluan data

(21)

Bab 2- Analisis Keperluan Sistem

33

atribut fungsi MLTM. Lapisan terakhir fungsi MPKPO adalah lapisan Hidrografi. Lapisan ini diperlukan untuk mendapatkan data kedalaman laut dimana lapisan minyak berada.

Gambar 2.18 : Database spasial fungsi MPKPO

2.3.2.4 Proses MPKPO

Penyusunan empat lapisan data spasial ke dalam ActiveX MapObjects melalui Ms Visual Basic adalah kegiatan pertama di dalam fungsi MPKPO (lihat gambar 2.19). Kegiatan kedua adalah input data tempo pergerakan (T menit) untuk menjalankan MLTM. Setelah itu dilakukan pengambilan data atribut pada posisi lapisan minyak T menit tersebut. Data yang diambil itu meliputi : tinggi gelombang, kecepatan angin, arus dan kedalaman laut. Selanjutnya fungsi respon MPKPO yang diimplementasikan dengan menggunakan perintah Ms Visual Basic : IF … Then… Else… End If dan MSGBOX diaktifkan. Fungsi respon ini berisikan dialog dengan pemakai dalam bentuk pilihan yes/no dan juga implementasi dari diagram alir pilihan OSR. Dialog yang dilakukan oleh fungsi respon MPKPO ini diakhiri dengan usulan respon untuk menangani tumpahan minyak. DFD dari proses ini dapat dilihat pada gambar 2.20.

(22)

Bab 2- Analisis Keperluan Sistem

34

(23)

Bab 2- Analisis Keperluan Sistem

35 Data sistem

Data tumpahan minyak

Data spasial dan tumpahan minyak

Tempo pergerakan minyak

Data tumpahan minyak Tempo pergerakan minyak

Lintasan tumpahan minyak Posisi terakhir lapisan minyak

Jawaban pilihan respon

Lintasan dan rencana respon Gambar 2.20 : DFD MPKPO Data Tumpahan Minyak P3 Lintasan Dialog Data OSR P3 P3

(24)

Bab 2- Analisis Keperluan Sistem

36

2.3.3 Fungsi POSR 2.3.3.1 Input Output

Luaran dari fungsi POSR adalah lintasan lapisan minyak dan usulan respon berdasarkan rencana kegiatan kelompok dalam menangani tumpahan minyak. Untuk dapat menghasilkan luaran tersebut, fungsi POSR memerlukan input data yang hampir sama dengan input data yang diperlukan oleh fungsi MPKPO. Bedanya hanya pada tempo pergerakan lapisan minyak. Tempo pergerakan lapisan minyak untuk fungsi MPKPO diambil dari pemakai, sedangkan untuk fungsi POSR diambil langsung dari database Domino, yaitu pengurangan isi medan date dan time dari dokumen dengan tanggal dan waktu terjadinya tumpahan minyak. Ke dalam database Domino e-mail : Calender, Reminder Lotus Notes dimasukkan data latihan BP 1998 Alaska SONS.

2.3.3.2 Database

Database Domino berupa e-mail adalah database yang disarankan untuk digunakan oleh fungsi POSR, disamping empat lapisan yang digunakan oleh fungsi MPKPO. Database itu meliputi field tentang tanggal dan waktu e-mail (Calendar jenis dokumen Reminder) dibuat serta isi pesannya. Lihat gambar 2.21 database spasial yang diperlukan fungsi ini.

(25)

Bab 2- Analisis Keperluan Sistem

37

2.3.3.3 Proses POSR

Kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan di dalam fungsi POSR adalah sebagai berikut:

(i) Penyusunan empat lapisan data spasial, meliputi lapisan: (a) Grid, (b) Garis Pantai, (c) Daratan dan (d) Hidrografi ke dalam sistem,

(ii) Mendaftarkan database Domino ke dalam lingkungan pemograman (lihat gambar 2.22),

(iii) Pengambilan tanggal dan waktu dari kegiatan kerjasama kelompok,

(iv) Menjalankan MLTM yang telah diperbaiki untuk MPKPO berdasarkan tanggal dan waktu dari kegiatan kerjasama kelompok yang telah dikurangi dengan tanggal dan waktu terjadi tumpahan minyak,

(v) Pengambilan data atribut angin, arus, tinggi gelombang dan kedalaman laut dimana lapisan minyak berada dan

(vi) Berdialog dengan pemakai untuk mendapatkan usulan OSR. DFD proses ini dapat dilihat pada gambar 2.23.

(26)

Bab 2- Analisis Keperluan Sistem

38 Data sistem

Data tumpahan minyak

Data spasial dan tumpahan minyak

Pemilihan database domino

Data spasial, domino dan tumpahan minyak

Pemilihan kegiatan yang akan dipantau

Data spasial, waktu kegiatan dan

tumpahan minyak

Lintasan tumpahan minyak Posisi terakhir lapisan minyak

Jawaban pilihan respon

Lintasan, rencana respon dan kesesuaian kegiatan Gambar 2.23 : DFD POSR Data Tumpahan Minyak P3 Lintasan Dialog Pilihan DB Domino P3 P3 Kegiatan Domino P3

Gambar

Gambar 2.1 : Peta kawasan Selat Malaka.
Gambar 2.2 : Context model Sistem  Sistem perespon  tumpahan minyak  Pemantauan  kegiatan-kegiatan dalam merespon tumpahan minyak dengan menggunakan Domino Penentuan lintasan dan pantai yang terancam
Tabel 2.1 : Interaksi pelaku penentu lintasan dengan sistem
Gambar 2.3 : Use-Case penentu lintasan Lihat  lingkungan Nyalakan pantai Input MLTM Input lokasi  Paparkan lintasan Lihat informasi Depands on
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah pampasan yang perlu dibayar di bawah Sijil ini berkenaan dengan mana-mana satu atau lebih Kemalangan ke atas Orang yang dilindungi semuanya tidak boleh melebihi jumlah terbesar

untuk mengetahui seseorang itu lesbian atau tidak, mereka dapat mengetahuinya dari tatapan mata, tingkah laku atau gerak geriknya yang menurut orang lain itu hal biasa

Jika diinginkan perhitungan kebutuhan air bersih rata rata yang lebih mendekati kenyataan, maka bisa dilakukan dengan metode analogi kebutuhan air bersih dengan pemakaian

Fundamentals of Islamic Economic, Banking and Finance Core Values and Principles of Islamic Economics and Finance.. Islamic Banking and Finance: Theory and Practices Islamic Banking

Dari beberapa definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa industrialisasi adalah suatu proses atau strategi dalam pembangunan ekonomi dimana dalam proses tersebut

Terdapat faktor luaran lain yang turut menyumbang kepada terjadinya kejadian jenayah ini iaitu sikap tidak kisah sesetengah masyarakat terhadap kes-kes yang

Kelebihan dari metode simple additive weighting dibanding dengan model pengambil keputusan lainnya terletak pada kemampuannya untuk melakukan penilaian secara lebih