• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi komparasi fasilitas sekolah, tingkat absensi siswa, kinerja guru dan prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 dan SMAK Frateran di Kabupaten Sikka, Flores-NTT - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Studi komparasi fasilitas sekolah, tingkat absensi siswa, kinerja guru dan prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 dan SMAK Frateran di Kabupaten Sikka, Flores-NTT - USD Repository"

Copied!
199
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KOMPARASI FASILITAS SEKOLAH, TINGKAT ABSENSI SISWA, KINERJA GURU DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 DAN SMAK

FRATERAN DI KABUPATEN SIKKA, FLORES-NTT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh : Yunus Serilus Sine

NIM : 091324030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

STUDI KOMPARASI FASILITAS SEKOLAH, TINGKAT ABSENSI SISWA, KINERJA GURU DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 DAN SMAK

FRATERAN DI KABUPATEN SIKKA, FLORES-NTT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh : Yunus Serilus Sine

NIM : 091324030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

Karya Kecilku ini ku persembahkan untuk :

Jesus Christus Sang Juru Selamatku

dan Bunda Maria yang penuh kasih

Bapak Isak Sine ( Alm.) dan Mama

Fransiska Rimba yang sangat ku

sayang

Rm. Emanuel Mansuetus Mali

Kakak dan adik ku tercinta Erny,

Charles, Itho, Nardhy Dan Alfred

Karmaley

(6)

v

Bersama Tuhan,

Kita Menentukan Masa Depan

Apa Saja Yang Kamu Minta Dalam Doa Dengan

Penuh Kepercayaan, Kamu Akan Menerimannya

Aku Percaya Janjimu Tuhan Di Setiap Rencanamu

Aku Tau Itu Yang Terbaik Bagiku

(7)
(8)
(9)

viii

ABSTRAK

STUDI KOMPARASI FASILITAS SEKOLAH, TINGKAT ABSENSI SISWA, KINERJA GURU DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 DAN SMAK

FRATERAN DI KABUPATEN SIKKA, FLORES-NTT Yunus Serilus Sine

091324030

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2014

Penelitian ini bertujuan untuk : mengetahui apakah ada perbedaan fasilitas sekolah, tingkat absensi siswa, kinerja guru dan prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 dan SMAK Frateran.

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Maumere, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka Flores-Nusa Tenggara Timur pada bulan Desember 2013. Jenis data penelitian adalah kuantitatif. Penelitian ini merupakan penelitian komparatif. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 709 siswa. Sampel yang diambil sebanyak 88 responden. Teknik pengambilan sampel yaitu random sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Selanjutnya uji prasyarat yaitu uji normalitas. Data dianalisis menggunakan Uji Mann-Whitney U serta pengolahan data menggunakan SPSS versi 16.00 for windows.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) tidak ada perbedaan fasilitas sekolah siswa kelas X SMA Negeri 1 dan SMAK Frateran Maumere (nilai sig.

0,923 > α=0,05); karena kedua sekolah tersebut sudah memiliki fasilitas sekolah yang menunjang untuk proses pembelajaran. (2) tidak ada perbedaan tingkat absensi siswa kelas X SMA Negeri 1 dan SMAK Frateran Maumere (nilai sig.

0,432 > α=0,05); karena kedua sekolah sama-sama memiliki kedisiplinan dan aturan-aturan yang ketat. (3) tidak ada perbedaan kinerja guru mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 dan SMAK Frateran Maumere (nilai sig.

0,694 > α=0,05); karena kedua sekolah memiliki standar kinerja guru yang berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar. (4) ada perbedaan prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA Negeri 1 dan SMAK Frateran Maumere (nilai sig. 0,000 <α=0,05) karena siswa SMAK Frateran memiliki prestasi belajar mata pelajaran ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa SMAN 1 Maumere.

(10)

ix

ABSTRACT

THE COMPARISON STUDY OF SCHOOL FACILITIES, THE STUDENT ATTENDANCE RATE, TEACHER PERFORMANCE AND LEARNING ACHIEVEMENT IN STUDYING ECONOMIC OF THE TENTH GRADE

STUDENTS OF SMA STATE 1 AND SMAK FRATERAN IN SIKKA, FLORES, EAST NUSA TENGGARA facilities, student attendance rates, teacher performance and learning achievement in economics of the tenth grade students of SMA Negeri 1 and SMAK Frateran.

The research was conducted in Maumere, Alok District, Sikka, Flores - East Nusa Tenggara in December 2013. This research is quantitative. This study is a comparative study. The population in this research were 709 students with the samples 88 respondents. The sampling technique was random sampling. Data were collected by using a questionnaire that had been tested for their validity and reliability. Prerequisite test was a test of normality. Data were analyzed by using the Mann - Whitney U test and data processing used SPSS version 16.00 for Windows.

The results show that: (1) there is no difference in school facilities between the tenth grade students in SMA Negeri 1 and SMAK Frateran Maumere (the value of sig. 0,923 > α=0,05); Both schools already have school facilities that support the learning process activities. (2) there is no difference in attendance rates between students of the tenth grade in SMA Negeri 1 and SMAK Frateran Maumere (the value of sig. 0,432 > α=0,05); Both schools apply discipline and strict rules. (3) there is no difference in the performance of teachers between SMA Negeri 1 and SMAK Frateran Maumere (sig value. 0,694 > α=0,05); Both schools have performance standards of the teacher related to the quality of teachers in carrying out their duties as teachers. (4) there are differences in learning achievements of studying economics between the students of the tenth grade of SMA Negeri 1 and SMAK Frateran Maumere (the value of sig. 0,000 <α = 0,05). The students of SMAK Frateran have higher learning achievement in studying economics than students of SMAN 1 Maumere.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia yang

telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

yang berjudul “Studi Komparasi Fasilitas Sekolah, Tingkat Absensi Siswa, Kinerja Guru dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X SMA

Negeri 1 dan SMAK Frateran di Kabupaten Sikka, Flores-NTT. Skripsi ini

disusun untuk memenuhi persyaratan akhir mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan,

semangat dan doa dari berbagai pihak yang mendukung penulis dalam

penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati penulis ingin

meyampaikan rasa syukur dan terimakasih sebesar-besar nya kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Indra Darmawan, S.E.,M.Si , selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Dr. C. Teguh Dalyono, M.S., selaku Dosen Pembimbing I yang

telah meluangkan banyak waktu dan tenaga untuk mendampingi di setiap

proses serta memberikan bimbingan, pengarahan, masukan, dan saran

(12)

xi

4. Bapak Y.M.V. Mudayen, S.Pd., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing II yang

telah memberikan bimbingan, pengarahan, masukan, dan saran yang

membangun kepada penulis dari awal hinga akhir penulisan.

5. Semua Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi yang

telah memberikan ilmunya dan setia mendampingi di setiap proses

perkuliahan.

6. Mba’ Titin yang telah melayani dan membantu dalam segala urusan administrasi penulis dengan penuh kesabaran.

7. Kedua orangtua ku tersayang Bapak Isak Sine (Alm.) dan Mama Fransiska

Rimba yang telah merawat, membimbing, menasehati, memberikan

perhatian, dukungan dan pengorbanan dan selalu menyebut nama ku

dalam doanya. Terimakasih sudah menjadi orangtua yang terbaik bagiku.

8. Romo Emanuel Mansuetus Mali yang selalu membantu dan memberikan

motivasi selama saya menjalankan studi dan menyelesaikan skripsi ini.

9. Ibu Tanti Sek. dan Pakde yang selalu setia menemani dan membimbing

saya selama di Yogyakarta.

10.Kakak dan adik-adik ku tercinta Erny, Charles, Itho dan Nardhy dan

Alfred yang selalu mendukung dan setia memberikan motivasi kepada

saya selama menempuh studi.

11.Siswa kelas X SMA Negeri 1 dan SMAK Frateran Maumere sebagai

responden yang bersedia meluangkan waktu untuk membantu dan

(13)
(14)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xx

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

(15)

xiv

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II.TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Deskripsi Teori ... 9

1. Fasilitas Sekolah ... 9

2. Tingkat Absensi Siswa ... 14

3. Kinerja Guru... 18

4. Prestasi Belajar ... 26

B. Kajian Hasil Penelitian Yang Relevan ... 40

C. Kerangka Teoritik ... 41

D. Hipotesis ... 42

BAB III. METODE PENELITIAN ... 43

A. Jenis Penelitian ... 43

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 43

C. Populasi dan Sampel ... 44

1. Populasi ... 44

2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 45

D. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 45

1. Prestasi Belajar ... 45

2. Fasilitas Sekolah ... 46

3. Tingkat Absensi Siswa ... 46

(16)

xv

E. Data yang Dicari ... 49

F. Teknik Pengumpulan Data ... 49

G. Instrumen Penelitian... 49

H. Teknik Analisis Data ... 60

1. Analisis Deskriptif ... 60

a. Deskripsi Data Prestasi Belajar ... 60

b. Deskripsi Data Fasilitas Sekolah ... 66

c. Deskripsi Data Tingkat Absensi Siswa ... 72

d. Deskripsi Data Kinerja Guru ... 78

I. Pengujian Prasyarat Analisis ... 84

1. Uji Normalitas ... 84

2. Uji Hipotesisi ... 86

3. Ujia Mann-Whitney U... 88

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 89

A. Deskripsi Sekolah ... 89

1. SMA Negeri 1 Maumere ... 89

2. SMAK Frateran Maumere... 94

B. Deskripsi Responden ... 99

1. SMA Negeri 1 ... 100

a. Deskripsi Data Prestasi Belajar ... 100

b. Deskripsi Data Fasilitas Sekolah ... 101

c. Deskripsi Data Tingkat Absensi Siswa ... 103

(17)

xvi

2. SMAK Frateran ... 107

a. Deskripsi Data Prestasi Belajar ... 107

b. Deskripsi Data Fasilitas Sekolah ... 108

c. Deskripsi Data Tingkat Absensi Siswa ... 110

d. Deskripsi Data Kinerja Guru ... 112

C. Analisis Data ... 115

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 127

BAB V. KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 133

A. Kesimpulan ... 133

B. Keterbatasan Penelitian ... 134

C. Saran ... 134

DAFTAR PUSTAKA ... 135

(18)

xvii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel III. 1. Skoring Berdasarkan Skala Likert ... 47

Tabel III. 2. Kisi-kisi Instrumen Variabel Penelitian ... 48

Tabel III. 3. Hasil Uji Variabel Fasilitas Sekolah ... 52

Tabel III. 4. Hasil Uji Variabel Tingkat Absensi Siswa ... 53

Tabel III. 5. Hasil Uji Variabel Kinerja Guru ... 53

Tabel III. 6. Hasil Uji Reliabelitas SMA Negeri 1 ... 55

Tabel III. 7. Hasil Uji Reliabelitas SMAK Frateran ... 57

Tabel III. 8. Variabel Prestasi SMA Negeri 1 ... 61

Tabel III. 9. Variabel Fasilitas Sekolah SMA Negeri 1 ... 67

Tabel III. 10. Variabel Fasilitas Sekolah SMAK Frateran ... 70

Tabel III. 11. Variabel Tingkat Absensi Siswa SMAN 1 ... 73

Tabel III. 12. Variabel Tingkat Absensi Siswa SMAK Frateran... 76

Tabel III. 13. Variabel Kinerja Guru SMA Negeri 1 ... 79

(19)

xviii

Tabel IV. 1. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar SMA Negeri 1...100

Tabel IV. 2. Distribusi Frekuensi Fasilitas Sekolahn SMA Negeri 1...102

Tabel IV. 3. Distribusi Frekuensi Tingkat Absensi Siswa

Siswa SMA Negeri 1 ... 104

Tabel IV. 4. Distribusi Frekuensi Kinerja Guru

SMA Negeri 1 ... 105

Tabel IV. 5. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar

SMAK Frateran ... 107

Tabel IV. 6. Distribusi Frekuensi Fasilitas Sekolah

SMAK Frateran ... 109

Tabel IV. 7. Distribusi Frekuensi Tingkat Absensi

Siswa SMAK Frateran ... 111

Tabel IV. 8. Distribusi Frekuensi Kinerja Guru

(20)

xix

Tabel IV. 9. Hasil Uji Normalitas SMA Negeri 1 ... 115

Tabel IV. 10. Hasil Uji Normalitas SMAK Frateran ... 116

Tabel IV. 11. Deskriptif Fasilitas Sekolah Seluruh Sampel ... 118

Tabel IV. 12. Hasil Uji Mann-Whitney U Fasilitas Sekolah ... 118

Tabel IV. 13. Deskriptif Tingkat Absensi Siswa Seluruh Sampel .... .. 120

Tabel IV. 14. Hasil Uji Mann-Whitney U Tingkat Absensi Siswa.... 121

Tabel IV. 15. Deskriptif Kinerja Guru Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X Seluruh Sampel ... 123

Tabel IV. 16. Hasil Uji Mann-Whitney U Kinerja Guru ... 123

Tabel IV. 17. Deskriptif Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X Seluruh Sampel ... 125

(21)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Koesioner

Lampiran 2.Distribusi Frekuensi

Lampiran 3. Deskriptif Variabel

Lampiran 4. Hasil Uji Mann-Whitney U

Lampiran 5. Hasil Uji Validitas dan Reliabelitas

Lampiran 6. Hasil Uji Normalitas

Lampiran 7. Nilai Rapor

Lampiran 8. Jawaban Koesioner

Lampiran 9. Surat Ijin Penelitian

(22)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan wadah bagi siswa untuk bisa meningkatkan

pengetahuan mereka. Dengan adanya pendidikan diharapkan kualitas peserta

didik dapat dikembangkan sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal

setelah adanya penyelenggaraan pendidikan tersebut. Siswa juga harus

berusaha dalam mengikuti proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh

sekolah. Hasil dari proses belajar itulah yang kita harapkan yaitu berupa

prestasi belajar yang baik. Baik siswa, orang tua, ataupun sekolah

menginginkan prestasi belajar yang optimal agar dapat meningkatkan mutu

pendidikan melalui kualitas diri siswa.

Namun banyak hal yang tentunya bisa menghambat siswa dalam

mencapai prestasi belajar yang optimal. Banyak faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Entah itu faktor dari intern atau eksternal siswa itu

sendiri. Faktor intern dari siswa mencakup motivasi siswa, minat siswa,

fasilitas belajar siswa dan intensitas belajar siswa. Sedangkan faktor eksternal

siswa mencakup lingkungan keluarga siswa, lingkungan pergaulan siswa dan

(23)

Di Kabupaten Sikka (Flores – NTT), banyak siswa yang kurang

menyadari betapa pentingnya pendidikan bagi mereka. Hal ini

disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :

1. Dari lingkungan keluarga adalah kurangnya pengetahuan orang tua.

Dalam hal ini sumber daya manusia (SDM) masih sedikit kurang

dan pola pikir yang kurang maju. Orang tua cenderung berpikir

bahwa tidak perlu mengenyam pendidikan yang tinggi untuk

memenuhi kehidupan mereka. Karena mereka melihat dari

pengalaman hidup mereka bahwa hanya dengan bekerja di kebun

(Petani) mereka sudah bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga

mereka sehingga bagi mereka pendidikan tidak terlalu penting

sehingga mereka kurang memotivasi anak-anak mereka untuk

sekolah.

2. Dari lingkungan pergaulan siswa misalnya siswa tersebut lebih

terpengaruh untuk bermain, nongkrong di jalanan atau

bersenang-senang dengan teman-teman mereka yang tidak mengenyam

pendidikan sehingga mereka kurang menggunakan waktu untuk

belajar. Hal ini menyebabkan prestasi belajar mereka kurang bagus.

3. Dari lingkungan sekolah misalnya di daerah Kabupaten Sikka

hanya beberapa sekolah atau sekolah-sekolah tertentu saja yang

menerapkan kedisiplinan yang tinggi dan aturan yang ketat

sedangkan sekolah-sekolah lain kurang menerapkan kedisiplinan

(24)

memperdulikan pendidikan bagi diri mereka. Mereka menganggap

bahwa ke sekolah hanya sekedar formalitas bukan untuk mencari

ilmu sehingga prestasi belajar mereka kurang bagus.

Di Kabupaten Sikka, banyak SMA yang didirikan untuk

membantu pendidikan siswa. SMA Negeri dan Swasta memiliki peranan

yang sama-sama penting dalam memajukan pendidikan. Siswa bebas

memilih ingin bersekolah di SMA Negeri atau Swasta. Baik tidaknya

prestasi siswa, tidak harus ditentukan oleh sekolah apakah SMA Negeri

lebih bagus dari pada Swasta. Begitupun sebaliknya. namun, banyak

peserta didik yang lebih memilih untuk bersekolah di SMA Swasta

daripada di SMA Negeri. Alasannya karena SMA swasta kualitas atau

mutu pendidikannya lebih bagus dan fasilitasnya juga lebih menunjang

serta menerapkan kedisiplinan dan aturan yang ketat. Contohnya saja

SMA Swasta di Kabupaten Sikka yaitu SMA Katolik Frateran Maumere.

Menurut Badan Akreditasi Sekolah/Madrasah Propinsi Nusa

Tenggara Timur, menetapkan bahwa SMA Katolik Frateran Maumere

memiliki akreditasi sekolah A dengan tanggal penetapan 5 November

2011. Sekolah swasta ini merupakan sekolah satu-satunya di Kabupaten

Sikka yang mendapat akreditasi A dibandingkan dengan sekolah-sekolah

negeri maupun sekolah swasta lainnya. Komponen yang menjadi

penilaian dalam akreditasi adalah standar isi, standar proses, standar

kompetensi kelulusan, standar tenaga pendidik dan kependidikan, standar

(25)

Standar penilaian pendidikan (sumber:http://www.bansm.or.id/

provinsi/nusa-tenggara timur akreditasi /view /245262) . Hal ini dapat

menjadi acuan bahwa akreditasi mencerminkan mutu sekolah tersebut.

Pendidikan dapat dikatakan bermutu apabila seluruh komponen

pendidikan memiliki persyaratan dan ketentuan yang diinginkan

pelanggan dan menimbulkan kepuasan. Mutu pendidikan dikatakan baik,

bila pendidikan tersebut dapat menyajikan jasa yang sesuai dengan

kebutuhan para pelanggannya. Baik tidaknya mutu pendidikan dapat

dilihat dari prestasi belajar siswa di sekolah. Prestasi belajar siswa

disekolah didukung oleh beberapa aspek yang juga dapat menjamin mutu

pendidikan di sekolah tersebut. Beberapa aspek tersebut diantaranya

yaitu fasilitas sekolah, kedisiplinan dan kinerja guru.

Semua faktor tersebut mempengaruhi prestasi belajar siswa.

Sehingga peneliti dapat menetapkan 3 variabel penelitian, yaitu fasilitas

sekolah, tingkat absensi siswa, kinerja guru.

Fasilitas sekolah merupakan fasilitas yang disediakan oleh

sekolah untuk mendukung proses pembelajaran siswa. tentu banyak

membutuhkan buku pelajaran, alat-alat tulis, laptop. Fasilitas tersebut

dapat diharapkan menunjang proses belajar mengajar sehingga dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa. Faktor lainnya yaitu tingkat absensi

(26)

Masalah kedisiplinan siswa menjadi sangat berarti bagi kemajuan

sekolah (Nursisto, 2002:78). Sekolah yang tertib akan selalu menciptakan

proses pembelajaran yang baik. Sebaliknya, pada sekolah yang tidak

tertib kondisinya akan jauh berbeda. Ketidakdisiplinan siswa juga

menjadi penghambat prestasi belajar siswa. Kedisiplinan siswa dapat

dilihat dari tingkat absensi siswa. Faktor lainnya yaitu kinerja guru.

Kinerja guru adalah hasil dari keberhasilan guru secara

keseluruhan selama periode tertentu sesuai standar kompetensi dan

kriteria yang telah ditetapkan untuk pekerjaan tersebut. Kinerja seorang

guru tidak terlepas dari kompetensi yang melekat dan harus dikuasai.

Kompetensi guru merupakan bagian penting yang dapat menentukan

tingkat kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai seorang

pengajar.

Tentu banyak hal yang dipertimbangkan baik siswa maupun

orangtua murid untuk bersekolah di SMA Negeri atau Swasta. Tujuan

dari memilih SMA Negeri atau Swasta agar prestasi belajar siswa bagus

sesuai yang diharapkan oleh orangtua maupun siswa sendiri. Sekali lagi

yang perlu diingat bahwa banyak faktor-faktor yang mempengaruhi

prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui

apakah ada perbedaan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

siswa SMA Negeri dan Swasta. Berdasarkan latar belakang masalah

(27)

tingkat absensi siswa, kinerja guru dan prestasi belajar mata pelajaran

ekonomi siswa pada sekolah SMA Negeri 1 dan SMAK Frateran.

B.Rumusan Masalah

Dari uraian di atas, maka penulis dapat merumuskan beberapa permasalahan

sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan fasilitas sekolah siswa kelas X SMA Negeri 1 dan

SMAK Frateran Maumere ?

2. Apakah ada perbedaan tingkat absensi siswa kelas X SMA Negeri 1 dan

SMAK Frateran Maumere ?

3. Apakah ada perbedaan kinerja guru siswa kelas X SMA Negeri 1 dan

SMAK Frateran Maumere ?

4. Apakah ada perbedaan prestasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas

(28)

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1) Fasilitas Sekolah (X1)

Fasilitas sekolah adalah fasilitas yang disediakan oleh sekolah unuk

mendukung proses pembelajaran siswa. Indikator Fasilitas sekolah adalah

Buku pelajaran, laptop atau komputer yang disediakan oleh sekolah.

2) Tingkat Absensi Siswa (X2)

Tingkat absensi siswa adalah tingkat kehadiran siswa pada saat

menguikuti pembelajaran mata pelajaran ekonomi. Indikator tingkat

absensi siswa adalah jumlah ketidakhadiran siswa dalam mengikuti mata

pelajaran ekonomi

3) Kinerja guru (X3)

Kinerja guru adalah proses pembelajaran yang dilakukan guru dalam

menjalankan tugasnya sebagai pengajar. Indikator: penguasaan materi

guru, cara guru menyampaikan materi kepada siswa, kehadiran guru sesuai

jadwal.

4) Prestasi belajar (Y)

Prestasi belajar yang di maksudkan dalam penelitian adalah penguasaan

pengetahuan siswa mata pelajaran ekonomi yang diwujudkan dengan nilai

rapor. Indikator: nilai mata pelajaran ekonomi mid semester kelas X

(29)

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perbedaan fasilitas sekolah siswa kelas X SMA

Negeri 1 dan SMAK Frateran Maumere.

2. Untuk mengetahui perbedaan tingkat absensi siswa kelas X SMA Negeri

1 dan SMAK Frateran Maumere

3. Untuk mengetahui perbedaan kinerja guru siswa kelas X SMA Negeri 1

dan SMAK Frateran Maumere.

4. Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar mata pelajaran ekonomi

siswa kelas X SMA Negeri 1 dan SMAK Frateran Maumere.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa

Sebagai bahan pertimbangan bagi siswa agar lebih meningkatkan prestasi

belajar mereka.

2. Bagi pembaca

Untuk menambah pengetahuan para pembaca di bidang pendidikan

khususnya di SMA Negeri dan Swasta.

3. Bagi peneliti

Untuk mengembangkan wawasan peneliti dalam rangka meningkatkan

(30)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori 1. Fasilitas Sekolah

a. Pengertian fasilitas sekolah

Sekolah adalah tempat dimana kita sebagai seorang pelajar

mendapatkan ilmu pengetahuan, dari ilmu pengetahuan maka kita dapat

meraih cita-cita yang di inginkan tentu saja dalam proses belajar

mengajar membutuhkan seorang guru untuk menjadi pembimbing

dalam mengajar.

Kata sekolah berasal dari bahasa latin yaitu skhole atau scola,

artinya waktu luang, dimana pada zaman dahulu, proses belajar

mengajar adalah sebuah kegiatan untuk mengisi waktu luang, pada saat

itu anak kecil hingga remaja mengisi waktu luang untuk belajar

membaca, berhitung, belajar mengenal pelajaran moral, seni. Namun

seiringnya waktu berjalan ditambah dengan kecanggihan teknologi, arti

kata sekolah berubah menjadi sebuah bangunan dimana seorang pelajar

memperoleh pengetahuan.

Fasilitas sekolah adalah fasilitas yang diberikan untuk murid

sebagai kebutuhan untuk memudahkan dalam kegiatan belajar di

(31)

memudahkan peserta didik dalam belajar dengan maksimal dan

hasilnya memuaskan.

Fasilitas sekolah sebaiknya memberikan fasilitas yang memadai

dan baik agar siswa merasa nyaman dalam belajar dan juga bisa melatih

kemandirian siswa dalam mencari bahan ajar tambahan dan mencari

data-data untuk membantu menyelesaikan tugas mereka (Internet)

dengan baik.

Fasilitas sekolah yang dimaksudkan yaitu fasilitas belajar yang

disediakan oleh sekolah untuk mendukung proses pembelajaran.

Fasilitas belajar merupakan sarana dan prasarana pembelajaran.

Prasarana meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olahraga,

ruang ibadah, ruang kesenian dan peralatan olah raga. Sarana

pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas

laboraturium sekolah dan berbagai media pembelajaran yang lain.

fasilitas yang terdiri dari sarana dan prasarana belajar, bahwa

sarana belajar adalah alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan,

misalnya lokasi/tempat, bangunan dan lain-lain, sedangkan prasarana

adalah alat yang tidak langsung untuk mencapai tujuan pendidikan,

misalnya ruang, buku, perpustakaan, laboraturium. Berdasarkan

pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa fasilitas belajar adalah

sarana dan prasarana yang digunakan untuk menunjang kegiatan belajar

(32)

b. Macam-macam Fasilitas Belajar

Fasilitas belajar merupakan sarana dan prasarana yang dapat

menunjang kelancaran proses belajar baik di rumah maupun di sekolah.

Dengan adanya fasilitas belajar yang memadai maka kelancaran dalam

belajar akan dapat terwujud. Kaitannya dengan fasilitas belajar, Slameto

(2003: 63) mengemukakan bahwa: Anak yang sedang belajar selain

harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian,

perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas

belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-menulis,

buku-buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika

keluarga mempunyai cukup uang.

Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa fasilitas

belajar erat kaitannya dengan kondisi ekonomi orang tua siswa. Dengan

kondisi ekonomi orang tua yang baik, maka orang tua akan lebih

mempunyai kemampuan untuk mencukupi kebutuhan anaknya

termasuk dalam hal penyediaan fasilitas belajar di rumah yang

memadai. Untuk memperbaiki mutu pengajaran harus di dukung oleh

berbagai fasilitas, sumber belajar dan tenaga pembantu antara lain

diperlukan sumber-sumber dan alat-alat yang cukup untuk

memungkinkan murid belajar secara individual. Antara lain diperlukan

sumber-sumber dan alat-alat yang cukup untuk memungkinkan murid

(33)

Dengan demikian, adanya fasilitas belajar yang lengkap diharapkan

akan terjadi perubahan, misalnya dengan sekolah menyediakan fasilitas

belajar yang lengkap, siswa akan lebih bersemangat dalam belajar,

siswa tidak perlu meminjam ataupun menggantungkan tugasnya pada

teman, karena ia dapat mengerjakan tugasnya sendiri dengan bantuan

fasilitas yang telah disediakan.

Ketersediaan fasilitas belajar di sekolah yang lengkap dan

memadai juga merupakan indikasi atau syarat menjadi sekolah yang

efektif. Sekolah yang efektif dapat diartikan sebagai sekolah yang

menunjukkan tingkat kinerja yang diharapkan dalam menyelenggarakan

proses belajarnya, dengan menunjukkan hasil belajar yang bermutu

pada peserta didik sesuai dengan tugas pokoknya. Fasilitas belajar yang

dimaksudkan dalam pernyataan tersebut adalah menyangkut

ketersediaan hal-hal yang dapat memberikan kemudahan bagi perolehan

pengalaman belajar yang efektif dan efisien. Fasilitas belajar yang

sangat penting adalah laboratorium yang memenuhi syarat bengkel

kerja, perpustakaan, komputer, dan kondisi fisik lainnya yang secara

langsung mempengaruhi kenyamanan belajar.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

adanya fasilitas belajar yang lengkap dan memadai merupakan salah

satu faktor dari mutu kinerja sekolah yang efektif. Sekolah akan

menjadi sekolah yang mempunyai mutu baik jika dalam

(34)

siswa, kemampuan guru dalam mengajar ataupun oleh lingkungan

sekolah, akan tetapi juga harus didukung adanya kelengkapan fasilitas

belajar siswa yang memadai sehingga penggunaannya akan menunjang

kemudahan siswa dalam kegiatan belajarnya.

Dalam Keputusan Menteri P dan K No. 079/1975, fasilitas belajar

terdiri dari 3 kelompok besar yaitu:

1. Bangunan dan perabot sekolah

Bangunan di sekolah pada dasarnya harus sesuai dengan kebutuhan

pendidikan dan harus layak untuk ditempati siswa pada proses

kegiatan belajar mengajar di sekolah. Bangunan sekolah terdiri atas

berbagai macam ruangan. Secara umum jenis ruangan ditinjau dari

fungsinya dapat dikelompokkan dalam ruang pendidikan untuk

menampung proses kegiatan belajar mengajar baik teori maupun

praktek, ruang administrasi untuk proses administrasi sekolah dan

berbagai kegiatan kantor, dan ruang penunjang untuk kegiatan yang

mendukung proses belajar mengajar. Sedangkan perabot sekolah

yang pada umumnya terdiri dari berbagai jenis mebel, harus dapat

mendukung semua semua kegiatan yang berlangsung di sekolah,

baik kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan administrasi

(35)

2. Alat pelajaran

Alat pelajaran yang dimaksudkan disini adalah alat peraga dan

buku-buku bahan ajar. Alat peraga berfungsi untuk memperlancar

dan memperjelas komunikasi dalam proses belajar mengajar antara

guru dan siswa. Buku-buku pelajaran yang digunakan dalam

kegiatan belajar mengajar, biasanya terdiri dari buku pegangan,

buku pelengkap, dan buku bacaan.

3. Media pendidikan

Media pengajaran merupakan sarana non personal yang digunakan

atau disediakan oleh tenaga pengajar yang memegang peranan

dalam proses belajar untuk mencapai tujuan instruksional. Media

pengajaran dapat dikategorikan dalam media visual yang

menggunakan proyeksi, media auditif, dan media kombinasi.

2. Tingkat Absensi Siswa

Absensi adalah pola kebiasaan ketidakhadiran dari tugas atau

kewajiban. kehadiran siswa di sekolah (school attandence) adalah

kehadiran dan keikutsertaan siswa secara fisik dan mental terhadap

aktivitas sekolah pada jam-jam efektif di sekolah. Sedangkan

ketidakhadiran adalah ketiadaan partisipasi secara fisik siswa terhadap

kegiatan-kegiatan sekolah. Pada jam-jam efektif sekolah, siswa memang

(36)

memberikan keterangan yang sah serta diketahui oleh orang tua atau

walinya.

Pengertian kehadiran seringkali dipertanyakan, terutama pada saat

teknologi pendidikan dan pengajaran telah berkembang pesat seperti

sekarang ini. Kalau misalnya saja, aktivitas-aktivitas sekolah dapat

dipancarkan melalui TV dan bisa sampai ke rumah, apakah kehadiran

siswa secara fisik di sekolah masih dipandang mutlak? Jika pendidikan

atau pengajaran dipandang sebagai sekedar penyampaian pengetahuan,

sedangkan para siswa dapat menyerap pesan-pesan pendidikan melalui

layar kacanya di rumah, ketidakhadiran siswa di sekolah secara fisik

mungkin tidak menjadi persoalan. Sebaliknya, jika pendidikan bukan

sekadar penyerapan ilmu pengetahuan, melainkan lebih jauh

membutuhkan keterlibatan aktif secara fisik dan mental dalam prosesnya,

maka kehadiran secara fisik di sekolah tetap penting apapun alasannya,

dan bagaimanapun canggihnya teknologi yang dipergunakan. Pendidikan

telah lama dipandang sebagai suatu aktivitas yang harus melibatkan siswa

secara aktif, dan tidak sekedar sebagai penyampaian informasi belaka.

Siswa yang hadir di sekolah hendaknya dicatat oleh guru dalam

buku presensi. Sementara siswa yang tidak hadir di sekolah dicatat dalam

buku absensi. Dengan perkataan lain, presensi adalah daftar kehadiran

siswa, sementara absensi adalah buku daftar ketidakhadiran siswa. Begitu

jam pertama dinyatakan masuk, serta para siswa masuk ke kelas, guru

(37)

siswanya yang masuk sekolah dan yang tidak masuk sekolah. Demikian

juga pada jam-jam berikutnya setelah istirahat, guru perlu mempresensi

kembali, barangkali ada siswanya yang pulang sebelum waktunya. Tidak

jarang, siswa pulang sebelum waktunya, hanya karena sudah dinyatakan

masuk melalui presensi pada jam pertama.

Pada umumnya ketidakhadiran siswa dapat dibagi kedalam tiga

bagian: (1) alpa, yaitu ketidakhadiran tanpa keterangan yang

jelas, dengan alasan yang tidak bisa dipertanggungjawabkan; (2) ijin, ketidakhadiran dengan keterangan dan alasan tertentu yang bisa

dipertanggungjawabkan, biasanya disertai surat pemberitahuan dari orang

tua; dan (3) sakit, ketidakhadiran dengan alasan gangguan kesehatan,

biasanya disertai surat pemberitahuan dari orang tua atau surat

keterangan sakit dari dokter.

Secara administratif, pengelolaan kehadiran dan ketidakhadiran siswa pada tingkat kelas menjadi tanggung jawab wali kelas. Oleh karena

itu, wali kelas seyogyanya dapat mendata secara akurat tingkat kehadiran

dan ketidakhadiran siswa di kelas yang menjadi tanggung jawabnya

sekaligus dapat menganalisis dan menyajikannya dalam bentuk grafik

atau tabel (diusahakan tersedia catatan harian dan tabel/grafik bulanan).

Sementara untuk tingkat sekolah, petugas yang tepat mengelola

kehadiran dan ketidakhadiran siswa adalah wakasek kesiswaan. Sama

halnya dengan wali kelas, wakasek kesiswaan pun seyogyanya dapat

(38)

keseluruhan serta dapat menganalisis dan menyajikannya dalam bentuk

grafik/tabel.

Informasi tingkat kehadiran dan ketidakhadiran siswa ini sangat

berguna untuk pengambilan kebijakan, baik pada tingkat kelas maupun

sekolah serta dapat digunakan untuk kepentingan pemberian bimbingan

kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam menunaikan kewajiban

kehadirannya di sekolah.

Ada banyak sumber penyebab ketidakhadiran siswa di sekolah,

baik yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri (faktor internal), –

misalnya karena disiplin diri dan motivasi belajar yang rendah-

maupun dari luar diri siswa (faktor eksternal), –misalnya lingkungan

sekolah dan pergaulan yang kurang kondusif. Lingkungan keluarga

merupakan salah satu faktor eksternal yang mungkin bisa menyebabkan

(39)

3. Kinerja Guru

a. Pengertian Kinerja

Kinerja merupakan kegiatan yang dijalankan oleh tiap-tiap

individu dalam kaitannya untuk mencapai tujuan yang sudah

direncanakan. Berkaitan dengan hal tersebut terdapat beberapa

definisi mengenai kinerja. Smith dalam (Mulyasa, 2005: 136)

menyatakan bahwa kinerja adalah “…..output drive from processes,

human orotherwise”. Kinerja merupakan hasil atau keluaran dari

suatu proses. Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa bahwa kinerja atau

performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja,

pencapaian kerja, hasil-hasil kerja atau unjuk kerja. Kinerja

merupakan suatu konsep yang bersifat universal yang merupakan

efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan

karyawannya berdasarkan standar dan kriteria yang telah ditetapkan

sebelumnya. Karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh

manusia maka kinerja sesungguhnya merupakan perilaku manusia

dalam menjalankan perannya dalam suatu organisasi untuk memenuhi

standar perilaku yang telah ditetapkan agar membuahkan tindakan

serta hasil yang diinginkan. Menurut Prawirasentono (1999:

2):“Performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang

atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya

(40)

melanggar hukum dan sesuai dengan moral ataupun etika”. Dessler

(1997: 513) menyatakan pengertian kinerja hampir sama dengan

prestasi kerja ialah perbandingan antara hasil kerja aktual dengan

standar kerja yang ditetapkan. Dalam hal ini kinerja lebih

memfokuskan pada hasil kerja. Dari beberapa pengertian tentang

kinerja tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah

prestasi kerja yang telah dicapai oleh seseorang. Kinerja atau prestasi

kerja merupakan hasil akhir dari suatu aktifitas yang telah dilakukan

seseorang untuk meraih suatu tujuan. Pencapaian hasil kerja ini juga

sebagai bentuk perbandingan hasil kerja seseorang dengan standar

yang telah ditetapkan. Apabila hasil kerja yang dilakukan oleh

seseorang sesuai dengan standar kerja atau bahkan melebihi standar

maka dapat dikatakan kinerja itu mencapai prestasi yang baik. Kinerja

yang dimaksudkan diharapkan memiliki atau menghasilkan mutu

yang baik dan tetap melihat jumlah yang akan diraihnya. Suatu

pekerjaan harus dapat dilihat secara mutu terpenuhi maupun dari segi

jumlah yang akan diraih dapat sesuai dengan yang direncanakan.

b. Pengertian Kinerja Guru

Kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu. Kinerja guru dapat

dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi

yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru,

wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses

(41)

sebagaimana dikutip Kusmianto (1997: 49) dalam buku panduan

penilaian kinerja guru oleh pengawas menjelaskan bahwa: “Standar

kinerja guru itu berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan

tugasnya seperti: bekerja dengan siswa secara individual, persiapan

dan perencanaan pembelajaran, pendayagunaan media pembelajaran,

melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar,dan

kepemimpinan yang aktif dari guru”. Pendidik merupakan tenaga

profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan

dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada

masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Tugas

pokok guru yang diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar

merupakan bentuk kinerja guru. Pendapat lain diutarakan Soedijarto

(1993) menyatakan ada empat tugas gugusan kemampuan yang harus

dikuasai oleh seorang guru. Kemampuan yang harus dikuasai oleh

seorang guru, yaitu: merencanakan program belajar mengajar,

melaksanakan dan memimpin proses belajar mengajar,menilai

kemajuan proses belajar mengajar, membina hubungan dengan peserta

didik. Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Menengah dijabarkan

beban kerja guru mencakup kegiatan pokok: merencanakan

pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil

pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, melaksanakan

(42)

interaksi belajar mengajar di kelas termasuk persiapannya baik dalam

bentuk program semester maupun persiapan mengajar.

Berkenaan dengan kepentingan penilaian terhadap kinerja guru,

Georgia Departemen of Education telah mengembangkan teacher

performance assessmentinstrument yang kemudian dimodifikasi oleh

Depdiknas menjadi Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG).

Alat penilaian kemampuan guru, meliputi: (1) rencana pembelajaran

(teaching plans andmaterials) atau disebut dengan RPP (Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran); (2) prosedur pembelajaran (classroom

procedure); dan (3) hubungan antar pribadi (interpersonal

skill).Proses belajar mengajar tidak sesederhana seperti yang terlihat

pada saat guru menyampaikan materi pelajaran di kelas, tetapi dalam

melaksanakan pembelajaran yang baik seorang guru harus

mengadakan persiapan yang baik agar pada saat melaksanakan

pembelajaran dapat terarah sesuai tujuan pembelajaran yang

terdapatpada indikator keberhasilan pembelajaran. Proses

pembelajaran adalahrangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang

guru mulai dari persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran

sampai pada tahap akhir pembelajaran yaitu pelaksanaan evaluasi dan

perbaikan untuk siswa yang belum berhasil pada saat dilakukan

evaluasi. Dari berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan

definisi konsep kinerja guru merupakan hasil pekerjaan atau prestasi

(43)

mengelola kegiatan belajar mengajar, yang meliputi perencanaan

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan

membina hubungan antar pribadi (interpersonal) dengan siswanya.

c. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Kinerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Malthis

dan Jackson (2001: 82), ada beberapa faktor yang mempengaruhi

kinerja. “Faktor-faktor yang memengaruhi kinerja individu tenaga

kerja, yaitu: Kemampuan mereka, Motivasi, Dukungan yang diterima,

Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan dan Hubungan mereka

dengan organisasi”.

Sedangkan menurut Menurut Gibson (1987) menjelaskan ada 3

faktor yang berpengaruh terhadap kinerja. “Tiga faktor tersebut

adalah: 1) Faktor individu (kemampuan, keterampilan, latar belakang

keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial). 2) Faktor psikologis

(persepsi, peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja).

3) Faktor organisasi (struktur organisasi, desain pekerjaan,

kepemimpinan, sistem penghargaan atau reward system)”. Penjelasan

lain mengenai faktor yang berpengaruh terhadap kinerja dijelaskan

oleh Mulyasa. Menurut Mulyasa (2007: 227) sedikitnya terdapat

delapan faktor yang dapat meningkatkan kinerja guru, baik faktor

internal maupun eksternal: “Kedelapan faktor tersebut adalah:

dorongan untuk bekerja, tanggung jawab terhadap tugas, minat

(44)

berkembang, perhatian dari kepala sekolah,hubungan interpersonal

dengan sesama guru, layanan perpustakaan”. Selanjutnya pendapat

lain juga dikemukakan oleh Surya (2004:10) tentang faktor yang

mempengaruhi kinerja guru. “Faktor mendasar yang terkait erat

dengan kinerja profesional guru adalah kepuasan kerja yang berkaitan

erat dengan kesejahteraan guru. Kepuasan ini di latarbelakangi oleh

faktor-faktor: imbalan jasa, rasa aman, hubungan antar pribadi,

kondisi lingkungan kerja, kesempatan untuk pengembangan dan

peningkatan diri”. Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan diatas,

faktor-faktor yang menentukan tingkat kinerja guru dapat disimpulkan

antara lain: tingkat kesejahteraan (reward system), lingkungan atau

iklim kerja guru, desain karir dan jabatan guru, kesempatan untuk

berkembang dan meningkatkan diri, motivasi atau semangat kerja,

pengetahuan, keterampilan dan karakter pribadi guru.

d. Penilaian Kinerja Guru

Penilaian kinerja guru merupakan suatu proses yang bertujuan

untuk mengetahui atau memahami tingkat kinerja guru satu dengan

tingkat kinerja guru yang lainnya atau dibandingkan dengan standar

yang telah ditetapkan. Terdapat berbagai model instrumen yang dapat

dipakai dalam penilaian kinerja guru. Namun demikian, ada dua

model yang paling sesuai dan dapat digunakan sebagai instrumen

utama, yaitu skala penilaian dan lembar observasi atau penilaian.

(45)

melalui pernyataan perilaku dalam suatu kontinum atau kategori yang

memiliki makna atau nilai. Observasi merupakan cara mengumpulkan

data yang biasa digunakan untuk mengukur tingkah laku individu

ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik

dalam situasi yang alami sebenarnya maupun situasi buatan. Tingkah

laku guru dalam mengajar, merupakan hal yang paling cocok dinilai

dengan observasi. Menilai kinerja guru adalah suatu proses

menentukan tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan

tugas-tugas pokok mengajar dengan menggunakan patokan-patokan

tertentu. Bagi para guru, penilaian kinerja berperan sebagai umpan

balik tentang berbagai hal seperti kemampuan, kelebihan, kekurangan

dan potensinya. Bagi sekolah hasil penilaian para guru sangat penting

arti dan perannyadalam pengambilan keputusan.

e. Manfaat Penilaian Kinerja Guru

Penilaian kinerja guru memiliki manfaat bagi sebuah sekolah

karena dengan penilaian ini akan memberikan tingkat pencapaian dari

standar, ukuran atau kriteria yang telah ditetapkan sekolah. Sehingga

kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam seorang guru dapat diatasi

serta akan memberikan umpan balik kepada guru tersebut. Menurut

Mangkupawira (2001: 224), manfaat dari penilaian kinerja karyawan

adalah: perbaikan kinerja, penyesuaian kompensasi, keputusan

penetapan, kebutuhan pelatihan dan pengembangan, perencanaan dan

(46)

ketidakakuratan informasi, kesalahan rancangan pekerjaan,

kesempatan kerja yang sama, tantangan-tantangan eksternal, umpan

balik pada SDM. Sedangkan Mulyasa (2007: 157) menjelaskan

tentang manfaat penilaian tenaga pendidikan: “Penilaian tenaga

pendidikan biasanya difokuskan pada prestasi individu, dan peran

sertanya dalam kegiatan sekolah. Penilaian ini tidak hanya penting

bagi sekolah, tetapi juga penting bagi tenaga kependidikan yang

bersangkutan. Bagi para tenaga kependidikan, penilaian berguna

sebagai umpan balik terhadap berbagai hal, kemampuan, ketelitian,

kekurangan dan potensi yang pada gilirannya bermanfaat untuk

menentukan tujuan, jalur, rencana, dan pengembangan karir. Bagi

sekolah, hasil penilaian prestasi tenaga kependidikan sangat penting

dalam mengambil keputusan berbagai hal, seperti identifikasi

kebutuhan program sekolah, penerimaan, pemilihan, pengenalan,

penempatan, promosi, sistem imbalan dan aspek lain dari keseluruhan

proses pengembangan sumber daya manusia secara keseluruhan”.

Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa penilaian kinerja

penting dilakukan oleh suatu sekolah untuk perbaikan kinerja guru itu

sendiri maupun untuk sekolah dalam hal menyusun kembali rencana

atau strategi baru untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Penilaian yang dilakukan dapat menjadi masukan bagi guru dalam

memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya. Selain itu penilaian

(47)

lebih baik sehingga guru dapat menjalankan pembelajaran seefektif

mungkin untuk kemajuan peserta didik dan kemajuan guru sendiri

menuju guru yang profesional. Penilaian kinerja guru tidak

dimaksudkan untuk mengkritik dan mencari kesalahan, melainkan

sebagai dorongan bagi guru dalam pengertian konstruktif guna

mengembangkan diri menjadi lebih profesional dan pada akhirnya

nanti akan meningkatkan kualitas pendidikan peserta didik.

4. Prestasi Belajar

a. Pengertian prestasi belajar

Penilaian merupakan bagian terpenting dalam proses belajar

mengajar. Penilaian berguna bagi para pengajar, sebab dapat

membantu menjawab masalah-masalah penting siswa-siswanya.

Selain itu juga untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa. Penilaian

hasil belajar selalu ada dalam proses pembelajaran yang dinilai dari

hasil belajar siswa seperti tugas-tugas dan nilai-ulangan.

Menurut para penulis psikologi belajar, mereka mendefinisikan

belajar sebagai suatu perubahan tingkah laku dalam diri seseorang

yang relatif menetap sebagai hasil sebuah pengalaman (Imron,

1996:3). Prestasi belajar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

adalah penguasaan pengertian yang dikembangkan oleh mata

pelajaran lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka yang di

(48)

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya

tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor

intern dan faktor ekstern.

Faktor intern adalah faktor yang ada di dalam diri individu yang

sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar

individu (Slameto, 2010:54).

1) Faktor intern

a) Faktor jasmaniah

(1) Faktor kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan

beserta bagian-bagianya atau bebas dari penyakit.

Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya.

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan

seseorang terganggu, selain itu juga ia akan cepat lelah,

kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika badanya

lemah atau ada gangguan-gangguan fungsi alat inderanya

serta tubuhnya. Agar seseorang dapat belajar dengan baik

haruslah mengusahakan kesehatan badanya tetap terjamin

dengan cara selalu mengindahkan ketentuan-ketentuan

tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga,

rekreasi, dan ibadah.

(49)

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan

kurang baik atau kurang sempurna mengenal tubuh atau

badan (Slameto, 2010:55). Keadaan cacat tubuh dapat

mempengaruhi belajar seseorang.

b) Faktor psikologis

(1) Intelegensi

Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga

jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan

ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif,

mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak

secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya

dengan cepat (Slameto, 2010:56). Intelegensi besar

pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang

sama, siswa mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi

akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat

intelegensi yang rendah.

(2) Perhatian

Untuk menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa

harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang

dipelajariya, jika bahan pelajaran yang tidak menjadi

perhatian, maka timbulah kebosanan, sehingga siswa

(50)

baik, usahakan bahan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau

bakatnya.

(3) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk

memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan

(Slameto, 2010:57). Kegiatan yang diminati seseorang,

diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa

senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian

sifatnya sementara dan belum tentu diikuti dengan perasaan

senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan

senang dan dari situ diperoleh kesenangan. Minat besar

pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran

yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak

akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya

tarik baginya.

(4) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar (Slameto,

2010:57). Kemampuan itu baru akan terealisasi menjadi

kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih. Bakat

mempengaruhi belajar seseorang. Jika bahan pelajaran yang

dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil

belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah

(51)

(5) Motif

Motif erat sekali hubunganya dengan tujuan yang

akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan itu dapat

disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu

perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat

adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak atau

pendorong.

(6) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat atau fase dalam

pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah

siap untuk melaksanakan kecakapan baru (Slameto,

2010:58).

(7) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response

atau bereaksi (Slameto, 2010:59). Kesediaan itu timbul dari

dalam diri seseorang dan juga berhubungan dengan

kematangan, karena kematangan berarti kesiapan untuk

melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini perlu diperhatikan

dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya

(52)

(8) Faktor kelelahan

Kelelahan pada seseorang walaupun sulit dipisahkan

tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu, kelelahan

jasmani dan kelelahan rohani.

2) Faktor-faktor ekstern

a) Faktor keluarga

(1) Cara orang tua mendidik

Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya

terhadap belajar anaknya. Keluarga adalah lembaga pendidikan

yang pertama dan utama. Orang tua yang kurang atau tidak

memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh

tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama

sekali akan kepentingan-kepentingan dan

kebutuhan-kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu

belajarnya, tidak menyediakan alat belajarnya, tidak

memperhatikan apakah anak belajar atau tidak, tidak mau tahu

bagaimanakah kemajuan belajar anaknya dan lain-lain,dapat

menyebabkan anak kurang atau tidak berhasil dalam

belajarnya. Mendidik anak dengan cara memanjakanya adalah

cara mendidik yang tidak baik. Mendidik anak dengan cara

memperlakukanya terlalu keras, memaksa, mengejar-ngejar

anaknya untuk belajar adalah cara mendidik anak yang juga

(53)

peranan yang sangat penting. Anak yang mengalami

kesukaran-kesukaran dalam belajar dapat ditolong dengan

memberikan bimbingan belajar yang sebaik-baiknya. Tentu

saja keterlibatan orang tua akan sangat mempengaruhi

keberhasilan bimbingan tersebut.

(2) Relasi antar anggota keluarga

Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah

relasi orang tua dengan anaknya. Selain relasi anak dengan

saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain pun turut

mempengaruhi belajar anak. Sebetulnya relasi antar anggota ii

erat vhubunganya dengan cara orang tua mendidik. Demi

kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan

relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut. Hubungan

yang baik adalah hubungan yang penuh dengan pengertian dan

kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu

hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anak sendiri.

(3) Suasana rumah

Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau

kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga

dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah juga

merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk faktor

yang disengaja. Suasana rumah yang gaduh atau ramai tidak

(54)

dengan suasana rumah yang tegang, ribut, sering terjadi cekcok

menyebabkan anak menjadi bosan dirumah,suka keluar rumah,

akibatnya belajarnya kacau. Perlu diciptakan suasana rumah

yang tenang dan tentram agar anak dapat belajar dengan baik.

(4) Keadaan ekonomi keluarga

Keadaan ekonomi keluarga erat hubunganya dengan

belajar anak. Anak yang sedang belajar harus terpenuhi

kebutuhan pokoknya misalnya makan, pakaian, perlindungan

kesehatan dan lain-lain. Selain itu juga membutuhkan fasilitas

belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis,

uku-buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat

terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang. Jika anak

hidup dalam keluarga miskin, kebutuhan pokok anakkurang

terpenuhi, akibatnya kesehatan anak terganggu, sehingga

belajar anak juga akan terganggu. Akibat yang lain anak selalu

dirundung kesedihan sehingga anak merasa minder hal ini pasti

akan mengganggu belajar anak. Walaupun tidak dipungkiri

tentang adanya kemungkinan anak yang serba kekurangan dan

selalu menderita akibat ekonomi keluarga yang lemah, justru

keadaan yang seperti itu menjadi cambug baginya untuk

belajar lebuh giat dan akhirnya sukses.

(55)

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua.

Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas

rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat,

orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya,

membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di

sekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya, untuk

mengetahui perkembanganya.

(6) Latar belakang kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga

mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak

ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong

semangat anak untuk belajar.

b) Faktor sekolah

(1) Metode mengajar

Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang

harus dilalui dalam mengajar (Slameto, 2010:65). Metode

mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar

siswa yang tidak baik pula. Metode mengajar yang kurang baik

itu misalnya karena guru kurang persiapan dan kurang

menguasai bahan pelajaran sehingga guru tersebut

menyajikanya tidak jelas atau sikap guru terhadap siswa atau

terhadap mata pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa

(56)

siswa malas untuk belajar. Guru bisa mengajar dengan

progresif berani mencoba metode-metode yang baru, yang

dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar-mengajar, dan

meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Agar siswa dapat

belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan

setepat, efisien, dan efektif mungkin.

(2) Kurikulum

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang

diberikan kepada siswa (Slameto, 2010:65). Kegiatan itu

sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa

menerima, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran

itu. Jelaslah bahwa bahan pelajaran itu mempengaruhi belajar

siswa. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik

terhadap belajar. Kurikulum yang tidak baik itu misalnya

kurikulum yang terlalu padat, diatas kemampuan siswa, tidak

sesuai dengan bakat, minat dan perhatian siswa. Perlu diingat

bahwa sistem instruksional sekarang menghendaki proses

belajar mengajar yang mementingkan kebutuhan siswa.

(3) Relasi guru dengan siswa

Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan

siswa. Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada

dalam proses sendiri. Jadi cara belajar siswa juga dipengaruhi

(57)

baik, siswa akan menyukai gurunya, juga akan menyukai mata

pelajaran yang diberikanya sehingga siswa berusaha

mempelajari sebaik-baiknya. Hal itu juga terjadi sebaliknya,

jika siswa membenci gurunya. Ia segan mempelajari mata

pelajaran yang diberikanya, akibatnya pelajaranya tidak maju.

Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab

menyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancar dan

siswa segan berpartisipasi secara aktif dalam belajar.

(4) Relasi siswa dengan siswa

Menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu

agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar

siswa.

(5) Disiplin sekolah

Kedisiplinan sekolah erat hubunganya dengan

kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar.

Kedisiplinan sekolah mencangkup kedisiplinan guru dalam

mengajar dalam melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai

atau karyawan dalam pekerjaan administrasi, keteraturan kelas,

kebersihan gedung sekolah, dan lain-lain. Kepala sekolah

dalam mengelola seluruh staf beserta siswa-siswanya, dan

kedisiplinan tim BP dalam pelayananya kepada siswa. Agar

(58)

(6) Alat pengajaran

Alat pengajaran erat hubunganya dengan cara belajar

siswa, karena alat pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu

mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang

diajarkan itu, alat pengajaran yang lengkap dan tepat akan

memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan

kepada siswa. Mengusahakan alat pengajaran yang baik dan

lengkap adalah perlu agar guru dapat mengajar dengan baik

sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan baik serta

dapat belajar dengan baik pula.

(7) Waktu sekolah

Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar

mengajar disekolah, waktu itu dapat pagi hari, siang, sore atau

malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi belajar siswa.

Sekolah diharpakan mampu memilih waktu sekolah yang tepat

sehingga akan memberi pengaruh yang positif terhadap belajar.

(8) Standar pelajaran di atas ukuran

Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya,

perlu memberi pelajaran di atas ukuran standar. Akibatnya

siswa kurang mampu dan takut kepada guru, bila banyak siswa

yang tidak berhasil dalam mempelajari mata pelajaranya, guru

(59)

materi harus sesuai dengan kemampuan siswa masing-masing.

Yang penting tujuan yang telah dirumuskan dapat dicapai.

(9) Keadaan gedung

Dengan jumlah siswa yang banyak serta variasi

karakteristik mereka masing-masing menuntut keadaan gedung

dewasa ini harus memadai di dalam setiap kelas.

(10) Metode belajar

Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam

hal ini perlu pembinaan dari guru. dengan cara belajar yang

tepat akan efektif pula hasil belajar siswa itu. Belajar secara

teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik,

memilih cara belajar yang tepat dan istirahat cukup akan

meningkatkan hasil belajar.

(11) Tugas rumah

Tugas rumah terutama adalah di sekolah, di samping

untuk belajar waktu di rumah biarlah digunakan untuk

kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu

banyak memberi tugas yang harus dikerjakan di rumah,

sehingga anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan

(60)

c) Faktor masyarakat

(1) Kegiatan siswa dalam masyarakat

Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan

terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil

bagian dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak

misalnya berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial, keagamaan

dan lain-lain, belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika tidak

bijaksana dalam mengatur waktunya.

(2) Media Massa

Yang termasuk media massa adalah bioskop, radio, TV,

surat kabar, majalah, buku-buku, komik dan lain-lain.

Semuanya itu ada dan beredar dimasyarakat. Media massa

yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan

juga terhadap belajarnya. Sebaliknya media massa yang jelek

juga berpengaruh jelek terhadap siswa. Maka perlulah kiranya

siswa mendapatkan bimbingan dan kontrol yang cukup

bijaksana dari pihak orang tua dan pendidik, baik di dalam

keluarga, sekolah dan masyarakat.

(3) Teman bergaul

Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat

masuk dalam jiwanya dari pada yang kita duga. Teman bergaul

Gambar

Tabel IV. 2.  Distribusi Frekuensi Fasilitas Sekolahn SMA Negeri 1.....102
Tabel III.1
Tabel III.2
Tabel III.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

X1 - Y 0,268 0,396 0,195 Tidak Signifikan Koefisien korelasi yang dihasilkan adalah 0,268 dan lebih kecil dari r-tabel = 0.396, berarti dinyatakan bahwa ada hubungan

Ketika direaksikan dengan asam kolorida, tidak bereaksi, dengan asam sulfida, tidak bereaksi, dengan Amonium hidroksida dan Amonium klorida, tidak bereaksi,

Berdasarkan ketentuan yang berlaku kepada BUMN dan BUMD dapat diberikan Hak Guna Bangunan selama maksimum 30 tahun atau bagi BUMN/BUMD tertentu dimungkinkan

Secara umum sika`p mahasiswa FPEB terhadap aspek pendidikan perkoperasian berada pada kategori positif, yang diartikan sebagai sikap positif.. Hal ini menunjukan

Adanya faktor-faktor atau dapat disebut variabel yang terdapat pada masalah di atas akan dianalisis menggunakan analisis faktor untuk menyelidiki faktor-faktor

Penulisan Ilmiah ini berisikan mengenai pembuatan website untuk rumah sakit mom yang bertujuan membantu rumah sakit tersebut dalam menyampaikan informasi mengenai fasilitas

Aturan yang di dalamnya berisikan norma yang berpangkal pada asas hukumlah yang kemudian memiliki predikat sebagai hukum, sehingga di dalamnya dimuat adanya

Berdasarkan Berita Acara Pembukaan Penawaran 01.113/POKJA V/2015 tertanggal 18 September 2015, dan setelah kami laksanakan evaluasi teknis terdapat beberapa hal yang akan