BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Deskripsi Responden
2. SMAK Frateran
SMA Katolik Frateran Maumere, berdiri atas inisiatif anggota
Komunitas Frater Bunda Hati Kudus Maumere atau di kenal dengan
nama Komunitas Santo Yosef Maumere. Niat mereka mendirikan
sekolah ini mendapat dukungan dari masyarakat dan Pemerintah
Kabupaten Sikka. Berbekalkan dukungan informal ini anggota komunitas
mengajukan permohonan kepada Ketua Yayasan Mardi Wiyata, Dewan
Propinsi Frater Bunda Hati Kudus di Malang, Dewan Pusat Frater Bunda
Hati Kudus di Belanda. Namun karena wewenang mendirikan satu unit
kerja baru adalah berada di tangan Dewan Propinsis, maka Dewan Pusat
mengembalikan urusan ini kepada Dewan Propinsi Indonesia.
Dewan Propinsi Indonesia bersama Yayasan Mardi Wiyata
mengadakan rapat untuk membicarakan syarat-syarat mendirikan sebuah
sekolah. Dewan Propinsi meyerahkan tugas ini kepada Yayasan Mardi
serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mendirikan
SMA Katolik Frateran di Maumere.
Setelah Yayasan menjalankan tugas ini, dan memenuhi persyaratan
untuk mendirikan sebuah sekolah, maka Dewan Propinsi Indonesia
menyetujui permohonan anggota komunitas St. Yosef dan mengajukan
permohonan kepada Dewan Pusat Kongregasi Frater Bunda Hati Kudus
untuk mendapatkan pengukuhan. Dewan Pusat memberikan pengukuhan
atas keputusan Dewan Propinsi Indonesia tahun 2004.
Bulan Oktober tahun 2004, dimulainya pembangunan gedung tahap
1, dengan kontraktor Ir. Herman Riyadi. Sekolah ini resmi didirikan pada
tanggal 22 Juli 2005, bertepatan dengan pengresmian pemakaian gedung
ini dalam Perayaan Ekaristi yang dipimpin langsung oleh Uskup Agung
Ende Mgr. Abdon Longginus.Pr. Pengresmian dilakukan oleh Uskup Agung Ende dan Bupati Sikka Drs. Alex Longginus, melalui wakil Bupati Drs. Yos Ansa Rera.
Sekolah ini didirikan dengan mengusung cita-cita yang tinggi yaitu
lahirnya sebuah sekolah Menengah Atas bertaraf Internasional di Kota
Maumere. Cita-cita ini tidak disertai dengan upaya permohonan izin
untuk mendirikan Sekolah Menengah bertaraf Internasional, juga
keterbatasan dana dan Sumber Daya Manusia yang masih jauh dari
Visi dan Misi
a. Visi Sekolah
Terwujudnya warga sekolah yang berkualitas secara
Intelekatual, Cerdas, Terampil, Kompetitif, Disiplin, Berwawasan
IPTEK dan Berkepribadian yang dijiwai oleh Semangat Hati
Yang Merasul.
b. Misi Sekolah
1) Mewujudkan pencapaian nilai ujian nasional dan ujian sekolah
yang sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan
2) Mewujudkan lulusan yang cerdas, terampil dan berbudi pekerti
luhur
3) Mewujudkan sumber daya pendidikan dan tenaga kependidikan
yang bertanggung jawab
4) Mewujudkan sistem pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,
efektif, menyenangkan, gembira, berbobot, dan produktif
5) Mewujudkan sarana prasarana yang memadahi sesuai dengan
standar pelayanan minimal
6) Mewujudkan prestasi akademik dan non akademik
7) Mewujudkan perangkat dan dokumen kurikulum yang lengkap
8) Mewujudkan sistem penilaian yang terstandar
c. Tujuan dan Target
1) Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut
2) Menghasilkan pencapaian standar kelulusan rata-rata 8,0
3) Menghasilkan peserta didik yang bebas dari rokok, miras,
Napza, perkelahian, vandalisme, tindakan asusila dan tindakan
asocial
4) Menghasilkan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan yan
profesional sesuai dengan bidangnya, yang berkualitas S1 dan
mengikuti pelatihan serta mampu mengoperasikan komputer,
mampu berbahasa inggris, dan tersertifikasi
5) Menghasilkan 80% model pembelajaran yang berorientasi pada
CTL dan berbasis PTK
6) Melengkapi media pembelajaran sesuai kebutuhan setiap mata
pelajaran
d. Sarana dan Prasarana
SMA Katolik Frateran, terus berupaya semakin melengkapi
berbagai sarana dan prasarana guna menunjang kegiatan belajar
mengajar baik untuk para guru maupun siswa-siswinya. SMA
Katolik Frateran termasuk salah satu sekolah menengah atas yang
mempunyai sarana dan prasarana yang cukup lengkap diantara nya
Bahasa, ruang Kesenian, ruang Komputer, ruang UKS, ruang
OSIS, ruang Multi media, dan ruang Internet. Oleh sebab itu, SMA
Frateran ini menjadi sekolah pilihan atau sekolah favorit di Kota
Maumere Kabupaten Sikka.
e. Kondisi Siswa No Kelas L P Jumlah 1 2 3 4 5 Kelas X Kelas XI IPA Kelas XI IPS
Kelas XII IPA
Kelas XII IPS
130 35 63 35 48 143 53 52 69 86 273 88 115 104 1 34 Total 311 403 714 f. Ekstrakulikuler
Kualitas tamatan sekolah dituntut untuk memenuhi standar
kompetensi dunia kerja. Salah satunya, selain mampu menguasai
materi pelajaran, siswa harus dapat berinteraksi dan aktif dalam
hubungan sosial.
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu alat
Di dalamnya terdapat pendidikan pengenalan diri dan
pengembangan kemampuan selain pemahaman materi pelajaran.
Berangkat dari pemikiran tersebut, SMAK Frateran
menyelenggarakan berbagai kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan ektrakurikuler lainnya adalah:
1. Sepak Bola, dengan pendamping Bapak Alexander Emanuel
2. Bolla Volly, dengan pendamping Bapak Yosef Don Bosco
3. Bola Basket, dengan pendamping Bapak Yosef C. Bau Laban
4. Drum Band, dengan pendamping Bapak Tiger Bissinglasi
5. Bulu Tangkis, dengan pendamping Frater M. Paskalis BHK
6.Pramuka, dengan pendamping Bapak Kosmas L. Moat Abong
7.Boxing, dengan pendamping Bapak Fransiskus dan Frederikus
B. Deskripsi Responden
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2013 dengan
responden dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1
dan SMAK Frateran Maumere. Koesioner yang disebarkan sebanyak 88
eksemplar kepada 44 siswa kelas X SMA Negeri 1 dan 44 siswa SMAK
Frateran.Kuesioner tersebut dapat dikatakan reprosentase 100%.Berdasarkan
Berdasarkan koesioner yang disebar, diperoleh data mengenai
beberapa karakteristik yaitu kelengkapan fasilitas sekolah, tingkat absensi
siswa, kinerja guru dan prestasi belajar siswa yang dilihat dari nilai raport mid
semester.
1. SMA Negeri 1
a. Deskripsi Data Tentang Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan terhadap mata
pelajaran ekonomi, yang di wujudkan dengan nilai hasil ujian.Dengan
indikator hasil ulangan mid semester.
Hasil perhitungan dengan bantuan komputer SPSS versi 16
menunjukan bahwa distribusi frekuensi dan penilaian variabel prestasi
belajar dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel IV.1
Sumber: data primer, diolah, 2014
Berdasarkan tabel IV.1, sebagian besar responden memiliki
nilai prestasi belajar sedang. Hal tersebut ditunjukkan dengan jumlah
responden yang memiliki prestasi belajar sedang berjumlah 327
responden atau setara dengan 61,4% dari total responden. Sedangkan Distribusi Frekuensi Prestasi belajar
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid Sedang 27 61.4 61.4 61.4
Tinggi 17 38.6 38.6 100.0 Total 44 100.0 100.0
responden yang memiliki nilai input rendah tidak ada. responden yang
memiliki nilai input tinggi berjumlah 17 atau setara dengan 38,6%.
Melihat data tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Maumere sedang atau
tidak terlalu buruk dan tidak terlalu baik. Dengan prestasi siswa yang
masih dalam taraf sedang, harusnya dapat mendorong guru atau pun
siswa untuk memperbaiki prestasi belajar yang sedang ini menjadi
lebih baik dan maksimal. Banyak cara dapat dilakukan salah satunya
guru memperbaiki cara mengajar menjadi lebih menarik agar materi
dapat sampai kepada murid sedangkan siswa juga harus lebih giat
dalam belajar untuk mencapai cita-citanya.
b. Deskripsi Data Tentang Fasilitas Sekolah
Fasilitas sekolah merupakan fasilitas yang disediakan oleh
sekolah untuk mendukung proses pembelajaran siswa. tentu banyak
membutuhkan buku pelajaran, alat-alat tulis dan laptop.
Indikator dalam fasilitas sekolah meliputi: buku pelajaran, laptop atau
komputer.
Hasil perhitungan dengan bantuan komputer SPSS versi 16
menunjukan bahwa distribusi frekuensi dan penilaian variabel fasilitas
Tabel IV.2
Distribusi Frekuensi Fasilitas Sekolah
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid Rendah 12 27.3 27.3 27.3 Sedang 20 45.5 45.5 72.7 Tinggi 12 27.3 27.3 100.0 Total 44 100.0 100.0
Sumber: data primer, diolah, 2014
Berdasarkan tabel IV.2 diatas, sebagian besar responden
menyatakan fasilitas sekolah sedang. Hal tersebut ditunjukkan dengan
jumlah responden yang memiliki sedang berjumlah 20 responden atau
setara dengan 45,5% dari total responden. Sedangkan responden yang
menyatakan fasilitas sekolah rendah berjumlah 12 responden atau setara
dengan 27,3% dari total keseluruhan responden dan responden yang
menyatakan fasilitas sekolah tinggi berjumlah 12 atau setara dengan
27,3%.
Melihat data tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
siswa kelas X SMA Negeri 1 Maumere menyatakan fasilitas sekolah
yaitu sedang atau tidak terlalu buruk dan tidak terlalu baik.Namun hal
tersebut hanya berjumlah kecil sebab kurang dari setengah total
responden.
Sebagian besar siswa kelas X SMA Negeri 1 Maumere, masih
fasilitas sekolah ini dapat berubah sampai dengan menyatakan fasilitas
sekolah tinggi atau sangat baik. Usaha yang dapat ditempuh dengan cara,
sekolah sebaiknya menyediakan bahan, alat atau media yang digunakan
dalam belajar mengajar baik didalam kelas maupun luar kelas sesuai
kebutuhan agar proses kegiatan pembelajaran berjalan dengan lancar dan
tepat guna.
Dengan persepsi siswa yang berubah terhadap fasilitas sekolah
menjadi lebih baik, maka persepsi siswa ini diharapkan dapat
mempengaruhi semangat siswa untuk giat belajar sehingga mencapai
hasil belajar yang maksimal.
c. Deskripsi Data Tentang Tingkat absensi Siswa
Kedisiplinan adalah suatu keadaan tertib dimana orang-orang
yang tergabung dalam suatu sistem tunduk pada peraturan-peraturan
yang ada dengan senang hati. Konsep disiplin berkaitan dengan tata
tertib, aturan, atau norma dalam kehidupan bersama.
Indikator dalam tingkat absensi siswa meliputi: tingkat presensi siswa
dan mengumpulkan tugas-tugas.
Hasil perhitungan dengan bantuan komputer SPSS versi 16
menunjukan bahwa distribusi frekuensi dan penilaian variabel tingkat
Tabel IV.3
Distribusi Frekuensi Tingkat Absensi Siswa
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid rendah 5 11.4 11.4 11.4 sedang 14 31.8 31.8 43.2 tinggi 25 56.8 56.8 100.0 Total 44 100.0 100.0
Sumber: data primer, diolah, 2014
Berdasarkan tabel IV.3 diatas, sebagian besar responden
menyatakan tingkat absensi siswa tinggi. Hal tersebut ditunjukkan
dengan jumlah responden yang memiliki tinggi berjumlah 25
responden atau setara dengan 56,8% dari total responden. Sedangkan
responden yang menyatakan tingkat absensi siswa sedang berjumlah
14 responden atau setara dengan 31,8% dari total keseluruhan
responden, dan responden yang menyatakan tingkat absensi siswa
rendah berjumlah 5 atau setara dengan 11,4%.
Melihat data tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar siswa kelas X SMA Negeri 1 Maumere menyatakan tingkat
d. Deskripsi Data Tentang Kinerja Guru
Kinerja merupakan kegiatan yang dijalankan oleh tiap-tiap
individu dalam kaitannya untuk mencapai tujuan yang sudah
direncanakan. Kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu
proses. Indikator dalam kinerja guru meliputi: penguasaan materi
guru, cara guru menyampaikan materi kepada siswa, kehadiran guru
sesuai jadwal.
Hasil perhitungan dengan bantuan komputer SPSS versi 16
menunjukan bahwa distribusi frekuensi dan penilaian variabel kinerja
guru dapat dilihat dalamtabel sebagai berikut :
Tabel IV.4
Distribusi Frekuensi Kinerja Guru
S u m b e
sumber: data primer, diolah, 2014
Berdasarkan tabel IV.4 diatas, sebagian besar responden
menyatakan kinerja guru sedang. Hal tersebut ditunjukkan dengan
jumlah responden yang memilikisedang berjumlah 25 responden atau
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid Rendah 9 20.5 20.5 20.5 Sedang 25 56.8 56.8 77.3 Tinggi 10 22.7 22.7 100.0 Total 44 100.0 100.0
setara dengan 56,8% dari total responden. Sedangkan responden yang
menyatakan kinerja guru rendah berjumlah 9 responden atau setara
dengan 20,5% dari total keseluruhan responden dan responden yang
menyatakan kinerja guru tinggi berjumlah 10 atau setara dengan
22,7%.
Melihat data tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
siswa kelas X SMA Negeri Maumere menyatakan kinerja guru yaitu
sedang. Kinerja merupakan kegiatan yang dijalankan oleh tiap-tiap
individu dalam kaitannya untuk mencapai tujuan yang sudah
direncanakan. Kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu
proses.
Dalam hal ini, kinerja seorang guru dapat didlihat atau dinilai
melalui penguasaan materi guru, cara guru menyampaikan materi
kepada siswa, kehadiran guru sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Beberapa responden juga menyatakan bahwa kinerja guru
tinggi. Namun hal tersebut hanya berjumlah kecil sebab kurang dari
setengah total responden. Responden yang masuk dalam kategori
tersebut dapat dideskripsikan sebagai responden yang menyatakan
kinerja guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar baik, dan
sesuai dengan peraturan yang telah di tentukan.
Beberapa responden lainnya juga menyatakan kinerja guru
rendah. Tentu saja persepsi siswa tentang kinerja guru ini dapat
atau sangat baik. Usaha yang dapat ditempuh dengan cara guru harus
menguasai materi yang akan diajarkan, bagaimana cara guru
menyampaikan materi kepada siswa yan baik dan sopan, serta
kehadiran guru sesuai jadwal. Dengan persepsi siswa yang berubah
terhadap kompetensi sosial guru menjadi lebih baik, maka persepsi
siswa ini diharapkan dapat mempengaruhi semangat siswa untuk giat
belajar sehingga mencapai hasil belajar yang maksimal.
2. SMAK Frateran
a. Deskripsi Data Tentang Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan terhadap
mata pelajaran ekonomi, yang di wujudkan dengan nilai hasil
ujian.Dengan indikator hasil ulangan mid semester.
Hasil perhitungan dengan bantuan komputer SPSS versi 16
menunjukan bahwa distribusi frekuensi dan penilaian variabel
prestasi belajar dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel IV.5
Distribusi Frekuensi Prestasi belajar
Sumber: data primer, diolah, 2014
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid sedang 13 29.5 29.5 29.5
tinggi 31 70.5 70.5 100.0 Total 44 100.0 100.0
Berdasarkan tabel IV.5 sebagian besar responden
memiliki nilai prestasi belajar tinggi. Hal tersebut ditunjukkan
dengan jumlah responden yang memiliki prestasi belajar
sedang berjumlah 31 responden atau setara dengan 71,5% dari
total responden. Sedangkan responden yang memiliki prestasi
belajar sedang berjumlah 13 responden atau setara dengan
29,5% dari total keseluruhan responden. Melihat data tersebut,
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar prestasi belajar siswa
kelas X SMAK Frateran Maumere tinggi atau baik.
b. Deskripsi Data Tentang Fasilitas Sekolah
Fasilitas belajar siswa merupakan bahan, alat atau media yang
digunakan dalam belajar mengajar baik didalam kelas maupun luar
kelas agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar dan tepat
guna.
Indikator dalam fasilitas sekolah meliputi: buku pelajaran, laptop
atau komputer.
Hasil perhitungan dengan bantuan komputer SPSS versi 16
menunjukan bahwa distribusi frekuensi dan penilaian variabel
Tabel IV.6
Distribusi Frekuensi Fasilitas Sekolah S u m b e r : s
umber data primer, diolah, 2014
Berdasarkan tabel IV.6 diatas, sebagian besar responden
menyatakan fasilitas sekolah sedang. Hal tersebut ditunjukkan
dengan jumlah responden yang memiliki sedang berjumlah 20
responden atau setara dengan 45,5% dari total responden.
Sedangkan responden yang menyatakan fasilitas sekolah siswa
rendah berjumlah 12 responden atau setara dengan 27,3% dari total
keseluruhan responden dan responden yang menyatakan fasilitas
sekolah siswa tinggi berjumlah 12 atau setara dengan 27,3%.
Melihat data tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar siswa kelas X SMAK Frateran Maumere menyatakan fasilitas
sekolah siswa yaitu sedang atau tidak terlalu buruk dan tidak terlalu
baik. Namun hal tersebut hanya berjumlah kecil sebab kurang dari
setengah total responden.
Sebagian besar siswa kelas X SMAK Frateran Maumere,
masih menyatakan fasilitas belajar sedang. Tentu saja persepsi
siswa tentang fasilitas belajar ini dapat berubah sampai dengan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid Rendah 12 27.3 27.3 27.3 Sedang 20 45.5 45.5 72.7 Tinggi 12 27.3 27.3 100.0 Total 44 100.0 100.0
menyatakan fasilitas belajar tinggi atau sangat baik. Usaha yang
dapat ditempuh dengan cara, sekolah sebaiknya menyediakan
bahan, alat atau media yang digunakan dalam belajar mengajar baik
didalam kelas maupun luar kelas sesuai kebutuhan agar proses
kegiatan pembelajaran berjalan dengan lancar dan tepat guna.
Dengan persepsi siswa yang berubah terhadap fasilitas
belajar menjadi lebih baik, maka persepsi siswa ini diharapkan
dapat mempengaruhi semangat siswa untuk giat belajar sehingga
mencapai hasil belajar yang maksimal.
c. Deskripsi Data Tentang Tingkat Absensi Siswa
Kedisiplinan adalah suatu keadaan tertib dimana orang-orang
yang tergabung dalam suatu sistem tunduk pada
peraturan-peraturan yang ada dengan senang hati. Konsep disiplin berkaitan
dengan tata tertib, aturan, atau norma dalam kehidupan bersama.
Indikator dalam tingkat absensi siswa meliputi: tingkat presensi
siswa dan mengumpulkan tugas-tugas.
Hasil perhitungan dengan bantuan komputer SPSS versi 16
menunjukan bahwa distribusi frekuensi dan penilaian variabel
Tabel IV.7
Distribusi Frekuensi Tingkat Absensi Siswa
Sumber: data primer, diolah, 2014
Berdasarkan tabel IV.7 diatas, sebagian besar responden
menyatakan tingkat absensi siswa sedang. Hal tersebut ditunjukkan
dengan jumlah responden yang memiliki sedang berjumlah 28
responden atau setara dengan 6365% dari total responden.
Sedangkan responden yang menyatakan tingkat absensi siswa
rendah berjumlah 4 responden atau setara dengan 9,1% dari total
keseluruhan responden dan responden yang menyatakan tingkat
absensi siswa tinggi berjumlah 12 atau setara dengan 27,3%.
Melihat data tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar siswa kelas X SMAK Frateran Maumere menyatakan tingkat
absensi siswa yaitu sedang.
Tentu saja persepsi siswa tentang tingkat absensi ini dapat
berubah sampai dengan menyatakan tingkat absensi siswa tinggi Tingkat Absensi Siswa
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid rendah 4 9.1 9.1 9.1 sedang 28 63.6 63.6 72.7 tinggi 12 27.3 27.3 100.0 Total 44 100.0 100.0
atau sangat baik. Usaha yang dapat ditempuh dengan membuat
suatu tata tertib dimana siswa-siswi kelas X SMAK Frateran dapat
mematuhi atau tunduk pada peraturan-peraturan yang ada dengan
senang hati. Selain itu juga, hal yang paling penting yaitu dengan
membuat peraturan yang ketat pada presensi siswa, kedisiplinan
dalam mengumpulkan tugas-tugas.
Dengan persepsi siswa yang berubah terhadap tingkat
absensi siswa menjadi lebih baik, maka persepsi siswa ini
diharapkan dapat mempengaruhi semangat siswa untuk giat belajar
sehingga mencapai hasil belajar yang maksimal.
d. Deskripsi Data Tentang Kinerja Guru
Kinerja merupakan kegiatan yang dijalankan oleh tiap-tiap
individu dalam kaitannya untuk mencapai tujuan yang
sudahdirencanakan. Kinerja merupakan hasil atau keluaran dari
suatu proses.
Indikator dalam kinerja guru meliputi: penguasaan materi guru,
cara guru menyampaikan materi kepada siswa, kehadiran guru
sesuai jadwal.
Hasil perhitungan dengan bantuan komputer SPSS versi 16
menunjukan bahwa distribusi frekuensi dan penilaian variabel
Tabel IV.8
Distribusi Frekuensi Kinerja Guru
Sumber: data primer, diolah, 2014
Berdasarkan tabel IV.8 diatas, sebagian besar responden
menyatakan kinerja guru sedang. Hal tersebut ditunjukkan dengan
jumlah responden yang memilikisedang berjumlah 25 responden
atau setara dengan 56,8% dari total responden. Sedangkan
responden yang menyatakan kinerja guru rendah berjumlah 13
responden atau setara dengan 29,5% dari total keseluruhan
responden dan responden yang menyatakan kinerja guru tinggi
berjumlah 6 atau setara dengan 13,6%.
Melihat data tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar siswa kelas X SMAK Frateran Maumere menyatakan kinerja
guru yaitu sedang. Kinerja merupakan kegiatan yang dijalankan
oleh tiap-tiap individu dalam kaitannya untuk mencapai tujuan
yang sudah direncanakan. Kinerja merupakan hasil atau keluaran
dari suatu proses. Dalam hal ini, kinerja seorang guru dapat didlihat
atau dinilai melalui penguasaan materi guru, cara guru
menyampaikan materi kepada siswa, kehadiran guru sesuai jadwal
yang telah ditentukan.
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid Rendah 13 29.5 29.5 29.5 Sedang 25 56.8 56.8 86.4 Tinggi 6 13.6 13.6 100.0 Total 44 100.0 100.0
Beberapa responden juga menyatakan bahwa kinerja guru
tinggi. Namun hal tersebut hanya berjumlah kecil sebab kurang dari
setengah total responden. Responden yang masuk dalam kategori
tersebut dapat dideskripsikan sebagai responden yang menyatakan
kierja guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar baik, dan
sesuai dengan peraturan yang telah di tentukan.
Beberapa responden lainnya juga menyatakan kinerja guru
rendah. Tentu saja persepsi siswa tentang kinerja guru ini dapat
berubah sampai dengan menyatakan kompetensi sosial guru tinggi
atau sangat baik. Usaha yang dapat ditempuh dengan cara guru
harus menguasai materi yang akan diajarkan, bagaimana cara
gurumenyampaikan materi kepada siswa yan baik dan sopan, serta
kehadiran guru sesuai jadwal. Dengan persepsi siswa yang berubah
terhadap kompetensi sosial guru menjadi lebih baik, maka persepsi
siswa ini diharapkan dapat mempengaruhi semangat siswa untuk