• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Perencanaan. & Peppard, 2002, p.69). mengkoordinasikan pekerjaan organisasi Pengertian Strategis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Perencanaan. & Peppard, 2002, p.69). mengkoordinasikan pekerjaan organisasi Pengertian Strategis"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kerangka Teori 2.1.1. Teori Dasar 2.1.1.1. Pengertian Perencanaan

Perencanaan merupakan sebuah analisis yang menyeluruh dan sistematis dalam mengembangkan sebuah rencana kegiatan (Ward & Peppard, 2002, p.69).

Menurut Robbins dan Coulter (2009, p.192), perencanaan mencakup mendefinisikan sasaran organisasi, menetapkan strategi menyeluruh untuk mencapai sasaran itu, dan menyusun serangkaian rencana yang menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan pekerjaan organisasi.

Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah suatu strategi yang dilakukan perusahaan dalam mencapai sasaran untuk mengembangkan kinerja organisasi yang telah dilakukan. 2.1.1.2. Pengertian Strategis

Menurut Rangkuti (2004, p.3), strategi adalah alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya.

Berdasarkan prinsip strategi dapat dibagi dalam tiga tipe, (Rangkuti, 2004, p.6), yakni :

1. Strategi manajemen : meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi

(2)

secara makro misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga dan sebagainya.

2. Strategi investasi : merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan agresif, strategi bertahan, dan sebagainya.

3. Strategi bisnis : strategi yang berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen misalnya strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, dan strategi yang berhubungan dengan keuangan.

2.1.1.3. Pengertian Sistem

Pengertian sistem menurut Satzinger, Jackson, Burd (2010, p.6) merupakan suatu kumpulan dari seluruh komponen yang saling berkaitan antara fungsi satu dan fungsi lainnya untuk menghasilkan suatu output.

Mathiassen, Munk-Madsen, Nielsen, Stage (2000, p.9) mengungkapkan bahwa sistem adalah kumpulan dari komponen yang mengimplementasikan modelling requirement, function, interface.

Sistem merupakan sekelompok komponen yang saling berhubungan dan bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama dengan menerima input dan menghasilkan output dalam proses perpindahan yang diatur (O’Brien, 2005, p.29).

(3)

Kemudian kesimpulan yang dapat diambil dari pengertian diatas, sistem adalah kumpulan komponen yang saling bekerja sama untuk mencapai suatu output yang telah di tentukan.

2.1.1.4. Pengertian Teknologi

Menurut O’Brien (2005, p.28), teknologi adalah sistem dari berbagai komponen pemrosesan informasi yang menggunakan berbagai jenis hardware, software, manajemen data, dan teknologi jaringan telekomunikasi.

2.1.1.5. Pengertian Informasi

Menurut O’Brien (2005, p.38), informasi sebagai data yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi para pemakai akhir tertentu.

Menurut Whitten, Bentley, Dittman (2004, p.23), informasi adalah data yang telah diproses atau diorganisasi ulang menjadi bentuk yang berarti. Informasi dibentuk dari kombinasi data yang diharapkan memiliki arti ke penerima.

Dan dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah diolah dan memiliki arti dan dapat membantu para pengguna dalam pengambilan keputusan.

2.1.1.6. Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi menurut Satzinger, Jackson, Burd (2010, p.7)

merupakan kumpulan komponen yang berkaitan dalam

pengumpulan, pemrosesan, penyimpanan yang berguna sebagai output yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas bisnis.

(4)

Sistem informasi menurut Turban, Rainer, Potter (2006, p.36) yaitu mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan tertentu.

Sedangkan Whitten, Bentley, Dittman (2004, p.10) sistem informasi dapat diartikan sebagai pengaturan orang, data, proses, dan teknologi informasi yang berinteraksi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan sebagai output informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah organisasi.

Berdasarkan pengertian sistem informasi yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah kumpulan dari komponen yang saling berinteraksi dalam mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi yang berguna sebagai output untuk mendukung tujuan tertentu.

2.1.1.7. Pengertian Teknologi Informasi

Menurut O’Brien (2005, p.9) teknologi informasi meliputi konsep – konsep utama, pengembangan, dan berbagai isu manajemen teknologi informasi yaitu hardware, software, jaringan manajemen data dan banyak teknologi barbasis internet.

2.1.1.8. Pengertian Perencanaan Strategis

Menurut Rangkuti (2004, p.3) perencanaan strategis adalah suatu proses analisis, perumusan dan evaluasi strategi - strategi yang ada di perusahaan. Tujuannya adalah agar perusahaan dapat melihat secara objektif kondisi-kondisi internal dan eksternal.

(5)

Sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perubahaan lingkungan eksternal.

2.1.1.9. Pengertian Strategis Sistem Informasi

Menurut O’Brien (2005, p.20), strategi sistem informasi mendukung operasi dan proses manajemen yang memberi perusahaan produk, layanan, dan kemampuan strategi sebagai keunggulan kompetitif.

Menurut Kridanto Surendro (2007, p.2), Tujuan utama perencanaan strategis informasi adalah mempersiapkan rencana bagi pengelolaan analisis, perancangan dan pengembangan sistem berbasis komputer.

2.1.1.10. Pengertian Strategis Teknologi Informasi

Menurut Ward dan Peppard (2002, p.44), strategi teknologi informasi adalah strategi yang berfokus pada penetapan visi tentang bagaimana teknologi dapat mendukung dalam memenuhi kebutuhan informasi dan sistem dari sebuah informasi.

2.1.2. Teori Khusus

2.1.2.1. Pengertian Pelayanan

Pelayanan adalah suatu kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik dan menyediakan kepuasan pelanggan. Kasmir (2005, p.15) mengemukakan bahwa pelayanan diberikan sebagai tindakan atau perbuatan seseorang atau organisasi untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan.

(6)

2.1.2.2. Pengertian Pemasaran

Pemasaran adalah suatu proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya (Kotler, Armstrong, 2008, p.6).

Menurut Natalisa (2005, p.1), pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang, dan mendapatkan laba. Arti pemasaran sering disamakan dengan pengertian penjualan, perdagangan, dan distribusi. Padahal istilah tersebut hanya merupakan bagian dari kegiatan pemasaran secara keseluruhan. Proses pemasaran itu sudah dimulai jauh sebelum barang-barang diproduksi dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus juga dapat memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usaha berjalan terus agar konsumen mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan.

Dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah sebuah proses perolehan produk atau jasa yang dimiliki perusahaan untuk di perkenalkan kepada konsumen yang memiliki nilai pertukaran timbal balik.

2.1.2.2.1. Pengertian E-Marketing

Menurut Strauss dan Frost (2009, p.6), E-Marketing adalah penggunaan teknologi informasi dalam proses menciptakan, mengkomunikasikan, dan

(7)

memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan pelanggan cara menguntungkan organisasi dan para pemangku kepentingan.

2.1.2.2.2. Pengertian E-Commerce

Menurut Wang, S. dan Wang, H. (2005, p.15-17), E-Commerce adalah proses pembelian, penjualan, bertukar produk, jasa, dan informasi melalui jaringan komputer.”

2.1.2.3. Pengertian Jasa

Menurut Pudjo Karsono (2009, p.29), Jasa merupakan suatu kinerja penampilan berupa aktifitas atau manfaat, yang dapat diidentifikasi sebagai suatu yang tidak terwujud dan cepat hilang, ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan, dimana pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam mengkonsumsi jasa tersebut.

2.1.3. Analisis Lingkungan Bisnis Eksternal

Menurut Rangkuti (2004, p.22), sebelum membuat matrik faktor strategis eksternal, terlebih dahulu kita perlu mengetahui faktor strategis eksternal (EFAS).

Tabel 2.1 EFAS (Rangkuti, 2004, p.24)

F ak to r st ra te g is ek st e rn al B o b o t R at in g B o b o t X R at in g K o m en ta r Peluang Total peluang Ancaman Total ancaman Total EFAS

(8)

Berikut ini adalah penjelasan dari tabel 2.1 mengenai cara-cara penentuan Faktor Strategis Eksternal (EFAS) :

1. Susunan dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman).

2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.

3. Hitung rating (dalam kolom tiga) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat (peluang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil, diberi ratin +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya. Misalnya, jika nilai ancamannya sangat besar, rating adalah 1. Sebaliknya, jika nilai ancamannya sedikit ratingnya 4.

4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom a. Untuk memperoleh faktor pembobotan dalam

kolom.

b. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).

(9)

5. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya dihitung. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategiss eksternalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan kelompok industri yang sama. 2.1.3.1. Analisis 5 Daya Saingan Menurut Porter

Porter Compertitive Model digunakan untuk menganalisa dan memahami faktor eksternal dari organisasi pada organisasi atau organisaasi, yaitu ancaman serta peluangnya (Callon,1996). Model ini digunakan untuk mengetahui dan mengevaluasi struktur lingkungan industri bisnis serta ancaman persaingan.

(10)

1. Pesaing

Pesaing dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan, tingkat persaingan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

1. Jumlah kompetitor.

2. Tingkat pertumbuhan industri. 3. Karakteristik produk.

4. Biaya tetap yang besar. 5. Kapasitas.

6. Hambatan keluar. 2. Pendatang Baru

Pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada, misalnya kapasitas menjadi bertambah, terjadinya perebutan pangsa pasar, serta perebutan sumber daya produksi bagi perusahaan yang telah ada. Ada beberapa faktor penghambat pendatang baru untuk masuk ke dalam suatu industri yaitu:

1. Skala ekonomi. 2. Diferensasi produk. 3. Kecukupan modal. 4. Biaya peralihan.

5. Akses ke saluran distribusi. 6. Peraturan pemerintah.

(11)

3. Pemasok

Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat

kemampuan mereka menaiki harga atau mengurangi kualitas produk dan jasa. Pemasok menjadi kuat apabila beberapa kondisi berikut terpengaruhi :

1. Jumlah pemasok sedikit. 2. Produk/jasa yang unik.

3. Tidak tersedianya produk pengganti.

4. Pemasok mampu mengintegrasi ke depan dan mengolah produk yang menghasilkan suatu produk yang sama.

4. Pembeli

Para pembeli dengan kekuatan yang mereka punya mampu mempengaruhi perusahaan untuk menurunkan harga produk, meningkatkan kualitas dan mutu produk atau layanan. Kekuatan tawar-menawar pembeli akan kuat apabila perusahaan dihadapkan pada kondisi sebagai berikut :

1. Mampu memproduksi sendiri produk sesuai keperluan atau kebutuhan.

2. Tidak terdiferensiasi.

3. Switching cost pemasok yang rendah. 4. Pembeli memiliki pendapatan rendah.

5. Produk yang dihasilkan perusahaan bukan merupakan kebutuhan mereka atau tidak terlalu penting.

(12)

5. Produk Pengganti

Produk pengganti adalah produk yang muncul untuk berbeda tetapi dapat memuaskan kebutuhan seperti produk lain.

2.1.3.2. Analisis PEST

PEST adalah kajian mengenai Politik, Ekonomi, Sosial, dan Teknologi umum dapat mempengaruhi produk, jasa, pasar dan organisasi didunia. Menurut Ward dan Peppard (2002, p.70-72), mengemukakan bahwa PEST adalah analisis terhadap lingkungan eksternal bisnis yang meliputi bidang politik, ekonomi, sosial dan teknologi.

Berikut adalah penjelasan faktor- faktor yang terdapat dalam PEST:

1. Politik

Faktor politik meliputi berbagai tindakan dan kebijakan yang di lakukan oleh pemerintah yang dapat mempengaruhi bisnis perusahaan, masalah mengenai hukum serta mencakup aturan – aturan formal dan informal dari lingkungan tempat perusahaan melakukan kegiatan proses bisnis. Misalnya kebijakan pajakm peraturan daerah. 2. Ekonomi

Faktor ekonomi meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi daya beli dari pelanggan dan mempengaruhi tingkat daya perusahaan. Misalnya kebutuhan ekonomi, standar nilai tukar dan tingkat inflasi.

(13)

3. Sosial

Faktor sosial meliputi semua faktor yang mempengaruhi kebutuhan dari pelanggan dan mempengaruhi ukutan dari besarnya pangsa pasar yang ada. Misalnya, tingkat pendidikan masyarakat, tingkat pertumbuhan penduduk, kondisi lingkungan sosial masyarakat, dan kesejahteraan lingkungan.

4. Teknologi

Faktor teknologi meliputi semua hal yang dapat membantu dalam menghadapi tantangan bisnis dan mendukung efisien proses bisnis.

2.1.4. Analisis Lingkungan Bisnis Internal

Menurut Rangkuti (2004, p.24), setelah faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan diidentifikasi, suatu tabel IFAS (Internal Strategisc Factor Analysis Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategiss internal tersebut dalam kerangka Strength and Weakness perusahaan.

Tabel 2.2 IFAS (Rangkuti, 2004, p.25)

F a k to r st ra te g is ek st er n a l B o b o t R at in g B o b o t X R at in g K o m en ta r Kekuatan Total Kekuatan Kelemahan Total Kelemahan Total IFAS

(14)

Berikut ini adalah penjelsan tabel 2.3 mengenai tahap-tahap penentuan Faktor Strategis Internal (IFAS) :

1. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam kolom 1.

2. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategiss perusahaan. (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).

3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4(sangat baik) dengan membandingkannya dengan rata-rata industri atau dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya, jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan dibawah rata-rata industri, nilainya adalah 4.

(15)

2.1.4.1. Value Chain

Gambar 2.2 Value Chain (Kridanto Surendro, 2007, p.7)

Menurut Cheryl (2005, p.38-39) value chain adalah suatu set bisnis proses yang mengalir berdasarkan sumber daya – sumber daya, dengan asumsi bahwa suatu nilai dapat ditambah ke dalam setiap proses – proses bisnis yang ada.

Ada dua tipe aktivitas dari value chain ini, Primary value activities dan support value activities. Primary value activities mengandung kumpulan – kumpulan kejadian yang menciptakan nilai pelanggan dan menyediakan keunggulan perusahaan di pasar. Sedangkan support value activities adalah alat untuk memfasisiltasi aktivitas bisnis di primary activities.

Aktivitas yang termasuk pada primary value activities meliputi:

1. Inbound adalah aktifitas yang berhubungan dengan menerima menyimpan memisahkan input.

2. Operation adalah aktifitas berhubungan dengan merubah input ke produk akhir.

S U P P O R T P R IM A R Y M A R G IN

(16)

3. Outbound adalah aktifitas mengumpulkan menyimpan distribusi produk atau jasa.

4. Marketing sales adalah aktifitas yg berhubungan dengan menyediakan layanan kepada customer agar mereka dapat melakukan transaksi pembelian barang atau jasa perusahaan.

5. Service adalah aktifitas berhubungan dengan menyediakan layanan untuk memperkuat dan menjaga hubungan dengan para pelanggan / customer.

Aktivitas yang termasuk pada support value activities meliputi:

1. Procurement adalah proses membeli input untuk

dimasukan ke value chain perusahaan.

2. Technology development adalah teknologi masa kini yang

diharapkan dapat membantu perusahaan dalam

menciptakan barang dengan efektif dan efisien.

3. Human resource management adalah rekrut, menyewa, training, pengembangan, compensating seluruh pegawai. 4. Firm Infrastructure adalah aktifitas mensupport seluruh

kegiatan value chain (seperti : general management, planning, planning, finance, accounting, legal, government affairs, and quality management ).

(17)

2.1.5. Enterprise Architecture

Gambar 2.3 The Basic Elements of EA Documentation (Bernard, 2005 , p.82)

2.1.5.1. Pengertian Enterprise

Entreprise adalah suatu area tempat segala aktivitas dan tujuan – tujuannya dalam suatu organisasi atau antara beberapa organisasi dimana informasi dana sumber daya lainnya saling bertukar dan berinteraksi (Bernard, 2005, p.31).

2.1.5.2. Pengertian Enterprise Architecture

Entreprise Architecture adalah suatu profesi dan praktek menegemnt yang didedikasi untuk meningkatkan kinerja suatu enterprise dengan cara membuat perusahaan tersebut mampu secara keseluruhan mengintegrasikan strategi praktek bisnisnya, alur – alur informasinya, dan sumber daya teknologinya (Bernard, 2005, p.31).

EA = Strategic + Business + Technology

Sebagai praktek, EA adalah sebuah management program dan documentation method yang mengkoordinasikan tindakan dalam pandangan ke arah enterprise’s strategic, businnes service,

(18)

information flows, dan menggunakan sumber daya. Tujuan dari buku ini akan berfokus pada penggunaan sumber daya IT, tetapi juga berlaku untuk jenis lain dari sumber daya di seluruh konsep perusahaan (Bernard, 2005, p.33).

Enterprise Architecture (EA) manajemen adalah suatu bentuk tugas yang menantang, yang harus dihadapi perusahaan modern. Tugas ini sering ditujukan melalui metodologi organisasi yang spesifik, yang dilaksanakan atau berasal dari alat manajemen EA, atau setidaknya sebagai penyelaras dan didukung oleh alat (tools) tersebut. Namun, terutama ketika memulai usaha EA manajemen, dokumentasi dari EA ini sering tidak mungkin untuk memenuhi tingkat formalisasi, yang diperlukan untuk menggunakan alat manajemen EA. Hal ini membawa isu dalam memulai EA manajemen, lebih tepatnya lagi EA documentation dan analisis, dengan memanfaatkan pendekatan berbasis wiki. Dari sana, kita akan membahas mana fungsi umum yang dilaksanakan di sistem dapat digunakan dalam konteks ini, yang dimana penambahan dan ekstensi akan diperlukan, dan hambatan potensial yang ada. (Buck, Matthes, Neubert, Schweda, 2009, p.2)

EA bukan hanya menciptakan artifak dokumentasi yang baik. Artifak yang baik tidak ada gunanya jika tidak dimanfaatkan. Itu sebenarnya merupakan suatu kerugian EA saat ini. EA adalah tentang penataan yang baik dan pendekatan yang disiplin. Sejauh artefak yang bersangkutan, ada baik nya perusahaan mengambil dan memanfaatkan apa yang sudah dilakukan atau dihasilkan (Bernard, Saha, Gotze, Doutce, 2008, p.1).

(19)

2.1.5.2.1. Pengertian Current Architecture

Current architecture adalah arsitektur yang ada pada saat sekarang, gambaran ini digunakan sebagai dasar untuk perbandingan dengan rancangan masa depan (Bernard, 2005, p.135).

2.1.5.2.2. Pengertian Future Architecture

Future architecture adalah EA komponen sekarang yang sudah di perbaiki atau dimodifikasi agar dapat menutupi kekurangan yang di miliki sistem saat ini ataupun ingin kebutuhan operasional ataupun solusi teknik baru (Bernard, 2005, p.158). 2.1.5.3. Goal and Initiatives

2.1.5.3.1. Strategic Plan

Menurut Bernard (2005, p.292), Strategic Plan adalah dokumen kebijakan dan perencanaan tingkat tinggi yang digunakan oleh enterprise untuk mendokumentasikan arah perusahaan, strategi kompetitif, tujuan yang paling penting, dan mendukung program dan proyek (inisiatif strategik). Perencanaan strategik mencakup periode masa depan, biasanya 3 - 5 tahun.

2.1.5.3.2. SWOT Analysis

Analisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman (SWOT) mengambil sudut pandang holistik pada enterprise dengan mengidentifikasikan faktor – faktor internal dan eksternal dimana pada saat dipetakan dapat menampakkan area – area untuk pengembangan dan focus (Bernard, 2005, p.293).

(20)

Gambar 2.4 Contoh Analisis SWOT (Bernard, 2005 , p.118)

Dari identifikasi kekuatan internal (S), kelemahan internal (W), peluang eksternal (O), dan ancaman eksternal (T) untuk enterprise, pengaturan matriks seperti contoh di atas dapat membantu menunjukkan area – area internal dan eksternal yang harus difokuskan. Analisis SWOT ini juga digunakan untuk membantu arsitek enterprise dan perencana strategik untuk mengembangkan skenario Concept of Operation (CONOPS) yang mendetailkan lingkungan operasi saat ini dan masa yang akan datang.

2.1.5.3.2.1. Diagram Analisis SWOT

Setelah didapat hasil tabel bobot skor dari masing-masing IFAS dan EFAS, langkah selanjutnya adalah memasukan angka total boot skor tersebut ke dalam diagram analisis SWOT berikut ini :

(21)

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT (Rangkuti, 2004, p.19)

1. Kuadran 1 : merupakan situasi yang sangat menguntungkan perusahaan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan agresif.

2. Kuadran 2 : meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk atau pasar).

3. Kuadran 3 : perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak perusahaan menghadapi kendala atau kelemahan internal. Fokus

(22)

strategi perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang yang lebih baik.

4. Kuadran 4 : merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan perusahaan. Perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. 2.1.5.3.3. Concepts of Operations Scenario

Concepts of Operations Scenario (CONOPS) adalah dokumen naratif yang mendeskripsikan bagaimana enterprise beroperasi pada saat ini atau akan beroperasi beberapa tahun ke depan dalam keadaan faktor – faktor internal dan eksternal tertentu yang diidentifikasikan dalam analisis SWOT. Skenario ini adalah catatan kaki dengan asumsi perencanaan (Bernard, 2005, p.294).

2.1.5.3.4. Diagram Concept Of Operation

Diagram Concept of Diagram (CONOD) adalah

penggambaran secara grafis tingkat tinggi mengenai bagaimana fungsi – fungsi enterprise, juga secara keseluruhan, atau dalam area tertentu yang diinginkan (Bernard, 2005, p.295).

2.1.5.4. Products and Services Level 2.1.5.4.1. Business Plan

Business Plan menyediakan deskripsi tingkat tinggi dari fungsi – fungsi lini bisnis kunci, dan strategi finansial yang akan mewujudkan tujuan dan inisiatif strategik (Bernard, 2005, p.297). Berikut ini adalah beberapa hal yang biasanya ditemukan dalam Rencana Bisnis :

(23)

1. Gambaran luas bisnis.

2. Profil tim eksekutif.

3. Hubungan aktivitas bisnis kepada tujuan strategic.

4. Struktur organisasional.

5. Pandangan pasar dan strategi kompetitif.

6. Siklus bisnis.

7. Ringkasan kapitalisasi.

8. Strategi financial.

9. Ringkasan status finansial saat ini 10. Rekan dan aliansi bisnis.

2.1.5.4.2. Swim Lane Process Diagram

Swim lane process diagram adalah diagram yang

menggambarkan aktivitas setiap stakeholder yang terlibat di dalam kegiatan bisnis perusahaan (Bernard, 2005, p.299).

Diagram Stakeholder Activity menunjukkan stakeholder (orang yang secara pribadi berminat dalam enterprise) yang terlibat dalam proses lini bisnis, dan ketepatan dari interaksi. Diagram menggunakan format swim lane untuk mengatur stakeholder dengan baris, dan kerangka waktu dengan kolom, kemudian menggambarkan aktivitas menggunakan simbol bagan alir.

(24)

Gambar 2.6 Contoh Swimlane process diagram (Bernard, 2005 , p.141) 2.1.5.4.3. Use Case Narrative and Diagram

Use Case Narrative and Diagram adalah diagram yang menggambarkan interaksi antara actor (stakeholder), peraturan bisnis, sistem dan layanan, dan aplikasi yang diidentifikasikan sebagai solusi teknologi yang membutuhkan pengembangan (Bernard, 2005, p.306).

(25)

2.1.5.5. Data and Information

2.1.5.5.1. Object State – Transition Diagram

State Transition Diagram menggunakan notasi dari Unified Modelling Language (UML) untuk menunjukkan bagaimana siklus hidup dari data objek spesifik. Diagram ini menunjukkan perubahan pada atribut, hubungan, dan/atau perilaku dari objek “On-Line Order” yang menghasilkan kejadian sistem internal atau eksternal yang memicu perubahan dalam keadaan.

Gambar 2.8 Contoh UML (Bernard, 2005 , p.306) 2.1.5.5.2. Logical Data Model

Model data semantik dapat dikembangkan menggunakan metode dan simbologi (Entity Relationship Diagram) tradisional yang terstruktur, atau juga dapat menggunakan metode dan simbologi berorientasi objek dari Unified Modelling Language, yang menghasilkan Class Diagram dan / atau Object Diagram.

(26)

Gambar 2.9 Logical Data Model (Bernard, 2005 , p.308) 2.1.5.5.3. Physical Data Model

Physical Data Model digunakan untuk mendeskripsikan bagaimana informasi digambarkan dalam data model logical yang seharusnya diimplementasikan dalam sistem informasi terotomatisasi.

2.1.5.5.4. Activity / Entity (CRUD) Matrix

Activity / Entity (CRUD) Matrix dikembangkan dengan pemetaan dimana entitas data dipengaruhi oleh aktivitas lini bisnis yang berkaitan. Biasa disebut sebagai matriks CRUD, karena matriks ini mengidentifikasikan tipe transformasi dasar yang dilakukan oleh data (Create, Read, Update, Delete) melalui proses bisnis.

(27)

Gambar 2.10 Contoh Activity / Entity Matrix (Bernard, 2005, p.310) 2.1.5.6. System and Aplication

2.1.5.6.1. System Communication Description

Artifak S-2 merupakan pelengkap dari diagram antar muka sistem S-1 dengan menyediakan deskripsi mengenai bagaimana data dikomunikasikan antar sistem dalam enterprise, dan mencakup spesifikasi mengenai hubungan, jalur, jaringan, dan media.

(28)

2.1.5.6.2. System Data Flow Diagram

System Data Flow Diagram lebih dikenal dengan sebagai “Data Flow Diagram” dan ditujukan untuk menunjukkan proses dalam sistem yang bertukaran data, dan bagaimana pertukaran tersebut muncul. Artifak SA-4 merupakan pelengkap Diagram Proses Bisnis B-4, dan dapat didekomposisi untuk menunjukkan detail tambahan.

Gambar 2.12 Contoh System Data Flow Diagram (Bernard, 2005 , p.315) 2.1.5.6.3. Web Aplication Diagram

Web Aplication Diagram menunjukkan hubungan secara logis antara layanan informasi berbasiskan web, dalam kasus ini menunjukkan diagram yang didetailkan dari layanan yang berinteraksi melalui protokol dan antarmuka standar yang mendukung pertukaran data platform independen.

(29)

Gambar 2.13 Contoh Web Application Diagram (Bernard, 2005 , p.320) 2.1.5.7. Network and Infrastruktur

2.1.5.7.1. Network Connectivity Diagram

Network Connectivity Diagram menunjukkan hubungan secara fisik antara jaringan suara, data, dan video enterprise, mencakup Wide Area Network (WAN) dan Local Area Network (LAN) eksternal, yang disebut juga sebagai ekstranet dan intranet.

Gambar 2.14 Contoh Network Design Diagram (Bernard, 2005 , p.155) 2.1.5.7.2. Building Blueprint

Sekumpulan cetak biru elektronik yang lengkap untuk semua bangunan dan ruangan secara fisik dalam enterprise. Cetak biru

(30)

membantu dalam perencanaan dan pembuatan keputusan yang memperhatikan penempatan tempat kerja, fasilitas produksi, gudang, jaringan dan fungsi bisnis lainnya.

2.1.5.8. Security

2.1.5.8.1. Security and Privacy Plan

Security and Privacy Plan anan menyediakan deskripsi tingkat tinggi dan detail mengenai program keamanan yang berdampak dalam enterprise.Hal ini mencakup secara fisik, data, personel, dan elemen – elemen dan prosedur keamanan operasional.Bab 11 menyediakan detail tambahan pada Perencanaan Keamanan. 2.1.5.8.2. Security Solution Description

Security Solution Description menyediakan sudut pandang tingkat tinggi mengenai bagaimana keamanan disediakan untuk sumber daya yang terpilih dalam enterprise. Solusi – solusi ini mencakup 4 dimensi dari keamanan : secara fisik, data, personel, dan operasi, dan mungkin mencakup diagram – diagram dan metriks – metriks.

2.1.5.9. Standards

2.1.5.9.1. Technical Standards Profile

Profil Standar Teknologi adalah daftar dari layanan bisnis dan teknologi yang terasosasi yang diterima oleh enterprise sebagai standar utama atau kedua. Detail selanjutnya daoat ditambahkan menurut tipe – tipe standar yang khusus (misalnya data, telekomunikasi) dan produk vendor.

(31)

2.1.5.9.2. Technology Forecast

Peramalan Teknologi mendukung dan berhubungan dengan Profil Standar Teknologi. Peramalan Teknologi mendokumentasikan perubahan yang telah diperkirakan dalam berbagai standar yang dicatat dalam artifak, dimana perubahan masa depan mulai terjadi atau akan terjadi.

2.1.5.10. Workforce

2.1.5.10.1. Knowledge and Skills Profile

Profil Pengetahuan dan Keterampilan menyediakan pendataan detail mengenai orang seperti apa yang harus mengetahui dan dapat lakukan dalam posisi khusus dalam enterprise. Contoh yang disediakan adalah daftar pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan untuk Enterprise Architect.

2.2. Kerangka Pikir

Gambar

Tabel 2.1 EFAS (Rangkuti, 2004, p.24)
Gambar 2.1 Porter Competitive Model (Turban, 2005, p.16)
Tabel 2.2 IFAS (Rangkuti, 2004, p.25)
Gambar 2.2 Value Chain (Kridanto Surendro, 2007, p.7)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Produksi enzim kitinolitik dengan fermentasi yaitu sebanyak 2 ose isolat bakteri berusia 24 jam diinokulasi ke dalam 10 ml medium produksi (sebagai starter), kemudian diinkubasi

Tidak hanya masyarakat dan Pemerintah Indonesia saja, melainkan juga masyarakat internasional, regional dan berbagai organisasi-organisasi kemanusiaan turut terkejut dengan

Permasalahan yang dibahas dalam tugas akhir ini adalah mendapatkan waktu pemutus kritis atau CCT dari suatu sistem tenaga satu generator ke bus infinite dengan menggunakan

Berdasarkan jawaban dari responden dapat diinterpretasikan bahwa pihak- pihak yang terlibat lansung dalam program Soft Skills siswa yakni kepala sekolah, guru, semua stakeholder

Evaluasi kebijakan yang dilihat dari segi Proses implementasi kebijakan Tamba- han Penghasilan Pegawai (TPP) dilingkun- gan Dinas Kesehatan Provinsi Riau dimak- sudkan untuk

dapat melatih siswa untuk berfikir logis dan sistematis. Selain kelebihan yang dimiliki oleh metode picture and Picture, ada juga faktor lain yang mendukung

Tercatat produksi benih yang dapat dihasilkan oleh penangkar sebesar 50 ton (BPSB 2009). Kondisi dan adanya kesenjangan antara produksi dengan kebutuhan benih kedelai ber-

Sedangkan Lipperman-Kreda & Grube (Chotdijah. 2012) menemukan bahwa perilaku merokok pada remaja sebagian besar merupakan hasil dari proses kognitif bahwa mereka