• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Tinjauan Umum

Pada bagian ini akan dianalisis dan dibahas mengenai metode kerja alat Hydraulic Static Pile Driver, kemudian analisis perhitungan produksi Hydraulic Static Pile Driver dengan output durasi yang diperlukan untuk melakukan pemancangan sesuai dengan faktor-faktor yang berlaku. Kamudian akan dibuktikan dengan menganalisis dan memberi solusi pada kasus yang terjadi pada proyek apartment Victoria Square Tower B.

4.2. Metode Kerja Alat Hydraulic Static Pile Driver

Alat ini terdiri dari beberapa sub mesin yang memiliki fungsi kerja masing-masing berbeda. Sehingga setiap sub-mesin memiliki metode kerja masing-masing-masing-masing yang digabungkan kemudian menjadi kesatuan metode kerja pemancangan. Jenis-jenis pekerjaannya adalah Move To The Point, Lifting Pile, Clamping & Piling, Joint Pile (Welding), doli, dan Cutting Pile. Jenis-jenis pekerjaan tersebut memiliki durasi pekerjaan yang berbeda sehingga perlu dianalisis bagaimana metodenya agar mendapatkan durasi 1 siklus pemancangan 1 titik pancang pada suatu proyek. Berikut adalah bagan alir metode kerja alat hydraulic static pile driver untuk memancang 1 unit tiang pancang pada proyek tersebut:

(2)

Mulai

Moving To The Piling Point

Lifting the Pile

Clamping

Piling

Syarat Daya Tekan < Syarat Daya Dukng Tanah Joint Pile to Pile? Joint? Kedalaman Tiang Pancang & Panjang Sisa tiang Pancang

Selesai Cutting/Bobok NO YES YES NO Welding YES NO Doli

Gambar 4.1 Bagan Alir Proses 1 Titik Pemancangan

4.2.1. Moving To The Point

Moving to the point adalah proses bergeraknya alat hydraulic static pile driver ke titik yang telah ditentukan. Alat ini bergerak menggunakan kaki rel yang disebut Long Boat untuk bergerak arah depan –belakang dan menggunakan kaki rel yang disebut Short Boat untuk bergerak arah kanan-kiri. Lihat gambar 4.2.

(3)

Gambar 4.2 Titik Pancang Yang Telah Ditentukan

4.2.2. Lifting Pile

Lifting Pile adalah pekerjaan mengangkat tiang pancang yang sudah siap untuk diletakkan pada clamping box untuk dipancang. Tiang pancang yang sudah dilansir dan siap untuk dipancang, dipasangkan kabel dari mesin crane untuk kemudian diangkat dan dipasangkan pada mesin clamp box. Pekerjaan ini dilakukan setelah move to the point dan juga pada saat proses pemancangan, yaitu untuk tiang pancang sambungan. Lihat gambar 4.3 & lampiran video 4.1.

(4)

4.2.3. Clamping & Piling

Clamping (jepit) adalah sistem pegangan yang digunakan oleh alat ini, menggunakan elemen alat bernama clamping box (lihat gambar 4.4). Setelah tiang dijepit maka tiang ditekan dengan mesin hydraulic yang dikendalikan oleh operator. Kecepatan proses tekan tiang pancang ini bervariasi tergantung kapasitas mesin pancang dan jenis tanah yang dipancang.

Gambar 4.4 Clamping & Piling

4.2.4. Joint (Welding)

Welding (pengelasan) dilakukan untuk menyambung tiang pancang yang membutuhkan kedalaman yang tidak bisa dijangkau menggunakan tiang pancang tunggal (single). Karena produksi tiang pancang terbatas oleh kapasitas panjang kendaraan angkut tiang pancang tersebut.

Jenis sambungan berupa lapisan plat baja diujung tiang pancang yang membutuhkan sambungan, (lihat gambar 4.5, gambar detail pada lampiran 4.1, Video Lampiran 4.2).

(5)

Gambar 4.5. Sambungan dan Pengelasan

4.2.5. Dolly

Sub-pekerjaan ini adalah bagian dari pemancangan yang berfungsi sebagai penambah kedalaman tiang pancang apabila tiang pancang yang tertanam belum sampai dengan kuat tekan yang diinginkan, pada proyek ini kekerasan yang diinginkan adalah 17 Mpa, rata-rata dolly adalah dengan kedalaman 4 meter. Kedalaman tiang pancang ditambahkan dengan dibantu dengan tiang pancang yang tidak lagi digunakan yang kemudian dicabut kembali sehingga akan menyisakan lubang pada tanah yang ditanam tiang pancang, lihat gambar 4.6 Perhitungan durasi proses ini sama saja dengan durasi pemancangan (clamp & piling).

(6)

4.2.6. Cutting Pile (Bobok Beton)

Pekerjaan ini timbul jika kedalaman tiang pancang, kekerasan tanah maupun kuat tekan yang tertera pada manometer di ruang operator sudah tercapai namun tiang pancang masih tersisa diatas tanah, maka sisa tiang pancang tersebut harus dipotong untuk mempermudah pergerakan alat tersebut sendiri. Untuk hydraulic static pile driver type ZYC 320B – B tidak tersedia alat potong yang bergabung dengan elemen clamp, sehingga pemotongan/cutting/bobok beton dilakukan secara manual dengan pahat beton, palu besi, dan las listrik untuk memotong strand yang dipasang didalam tiang pancang. Lihat gambar 4.7.

Gambar 4.7 Pemotongan Sisa Beton Tiang Pancang

(7)

4.3. Analisis Produksi Per-Siklus Pemancangan Alat Hydraulic Static Pile

Driver

Untuk memilih kapasitas alat yang sesuai, gunakan rumus perbandingan tekanan zat padat yaitu:

P =

Jika diketahui P sebagai daya dukung tanah keras terluar dan A sebagai luas ujung tiang pancang rencana, maka rumus menjadi sebagai berikut:

…persamaan 4.1 Dengan syarat F>P

Dimana: P = Daya Dukung Tanah Keras Terluar (Mpa) F = Gaya / Kapasitas Alat (Kg x 10 m s-2) (N) A = Luas Ujung Tiang Pancang (m2)

Berikut adalah perhitungan produksi kerja per-siklus alat tersebut berdasarkan data profil alat pancang dan video yang telah dibuat (lihat lampiran video):

4.3.1. Analisis Rumus Perhitungan Total Durasi Pemancangan dengan Alat Hydraulic Static Pile Driver

Rumus perhitungan total durasi pemancangan menyesuaikan dengan rumus durasi pada bab II yaitu ( )

( ). Dari rumus tersebut, kata durasi berarti waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pemancangan dari tiang pancang yang tersedia. Volume berarti total panjang tiang pancang yang kan dipancang ditambah dengan estimasi kedalaman pekerjaan dolly sesuai dengan jenis tiang pancang yang tersedia. Analisis rumusnya adalah sebagai berikut:

(8)

( ) ( ) ( ( ))

TD

( )

…persamaan 4.2

Dimana: TD = Total Durasi (Menit) Q = Produksi (meter/menit) s = Panjang Tiang (meter)

cm = Durasi Move To The Point (menit)

4.3.2. Analisis Rumus Moving To The Point

Dari rumus gerak lurus beraturan dikataan bahwa rumus untuk mendapatkan waktu tempuh adalah , dimana s merupakan jarak gerak dan v adalah kecepatan gerak. Pada alat hydraulic static pile driver, pergerakannya adalah kanan-kiri dan maju-mundur dengan masing-masing memiliki satuan kecepatan sesuai dengan profil alat tersebut. Dikarenakan kondisi alat tersebut berbeda dalam segi perawatan dan kondisi lapangan maka dibuat faktor pembagi untuk menanggulangi ketepatan kerja sesuai dengan kondisi alat.

Rumus perhitungan siklus move to the point adalah sebagai berikut:

Cm =

(

)

…persamaan 4.3

Dimana:

Cm = Siklus Moving (menit)

D1, D2 = jarak Gerak (meter)

F = kecepatan maju-mundur (m/min) R = kecepatan gerak kanan-kiri (m/min) E = Efisiensi

(9)

Efisiensi disesuaikan dengan Ir. Rochmanhadi (1995) yang memiliki koefisien efisiensi kerja seperti table 2.1.

4.3.3. Rumus Kapasitas Produksi Pemancangan Alat Hydraulic Static Pile

Driver

Sesuai dengan yang telah diketahui bahwa rumus produktivitas secara umum adalah , maka:

Q =

persamaan 4.4

Dimana: Q = Produksi Pemancangan (meter/menit) s = Panjang Tiang (meter)

CTP = Durasi Pemancangan per-siklus (menit)

4.3.4. Rumus Perhitungan Durasi Pemancangan Per-Siklus

1 siklus pemancangan pada alat hydraulic static pile driver adalah saat alat mengangkat tiang pancang kemudian dipancang, setelah itu ditambahkan waktu jika ada sambungan tiang pancang dan dipotong jika ada sisa tiang pancang yang tidak masuk ke dalam tanah. Untuk waktu moving to the point, ditambahkan pada saat telah dihitung waktu pengerajaan total tiang pancang. Rumus durasi pemancangan dengan alat hydraulic static pile driver adalah sebagai berikut:

CTP = LT + PT + WT + CpT ...persamaan 4.5

Dimana: CTP = Durasi Pemancangan per-siklus (menit) LT = Durasi Lifting Pile (menit)

PT = Durasi Piling (menit) WT = Durasi Welding (menit) CpT = Durasi Cutting Pile (menit)

(10)

4.3.5. Analisis Rumus Lifting Pile (LT)

Berdasarkan dengan yang telah dijelaskan pada sub-bab 4.2.2., untuk mengetahui durasi dari pekerjaan ini dibutuhkan data berupa produktivitas tukang yang memasangkan kabel untuk mengangkat tiang pancang, kemudian kapasitas angkut berupa waktu siklus pada saat alat crane mengangkat tiang pancang yang dapat diperoleh dari video sesuai pada lapangan. Jika diketahui data-data tersebut, sesuai dengan rumus produktivitas yaitu

( )

( )

( )

LT

( )

…persamaan 4.6

Dimana:

LT = Durasi Lifting Pile (menit)

Qlp = Produktivitas Lifting Pile (cm/menit) s = Panjang Tiang Pancang(cm)

4.3.6. Analisis Rumus Clamping & Piling (PT)

Seperti pada bab tinjauan pustaka sub-bab 2.9 dengan contoh soal tersebut, menganalogikan bahwa faktor lapisan kekerasan tanah mempengaruhi kecepatan piling sehingga memiliki perlambatan sampai ke tanah keras terluar yang terjadi kemudian semakin dalam pemancangan maka kecepatan pemancangan akan berkurang sampai ke titik berhenti 0 (m/min).

Jika diketahui kecepatan awal mesin pancang atau disebut Vo dan panjang tiang yang akan dipancang (s). Maka, pertama-tama dicari perlambatannya terlebih

dahulu dengan rumus , dimana Vt = 0 karena kondisi

(11)

Setelah perlambatan didapatkan, maka cari waktu pemancangan dengan rumus , dimana Vt = 0 karena kondisi terakhir adalah berhenti, maka: ( ) ( ( ) ) ( ( ) )

Dengan adanya faktor efisiensi alat maka rumus perhitungan produksi Piling adalah sebagai berikut.

...persamaan 4.7

Dimana: PT = Durasi Pemancangan (menit) Vo = Kecepatan Mesin Pancang (m/s) s = Panjang Tiang (m)

E = Efisiensi

4.3.7. Analisis Rumus Joint (Welding) (WT)

Untuk mendapatkan durasi pekerjaan joint atau sambungan tiang pancang, dibutuhkan data berupa volume pengelasan dan produktivitas pengelasan. Volume pengelasan didapat dari gambar detail, sedangkan produktivitas pengelasan dapat diperoleh dari video pengelasan sambungan tiang pancang oleh pekerja di lapangan, dari video harus diketahui volume pengelasan dibagi dengan durasi yang didapat. Simulasi rumus dapat menyesuaikan dengan sub-bab 4.3.3. seperti berikut:

( ) ( ) ( )

(12)

WT

( ) …persamaan 4.8 Dimana:

WT = Durasi Welding (menit)

Qwl = Produktivitas Pengelasan Tiang Pancang (cm/menit) wl = Panjang Keliling Tiang Pancang (cm)

4.3.8. Analisis Rumus Cutting Pile (bobok Beton) (CpT)

Durasi pekerjaan cutting pile membutuhkan data berupa volume panjang keliling tiang pancang dan produktivitas pekerjaan pembobokan. Volume panjang keliling tiang panjang didapat dari gambar detail, sedangkan produktivitas pekerjaan bobok dapat diperoleh dari video cutting pile tiang pancang oleh pekerja di lapangan, dari video harus diketahui volume panjang keliling tiang pancang dibagi dengan durasi yang didapat. Simulasi rumusnya adalah sebagai berikut: ( ) ( ) ( )

CpT

( ) …persamaan 4.9 Dimana:

CpT = Durasi bobok beton atau cutting pile (menit) Qcp = Produktivitas Cutting Pile (cm/menit) CpL = Volume Bobok (cm)

(13)

4.4.Studi Kasus

4.4.1. Data Pekerjaan

Nama Paket Pekerjaan : Pekerjaan Pemancangan Tiang Pancang Square 40x40 & 45x45 Untuk Pondasi Tower B, Proyek Victoria Square.

Luas Area : 4097 m2

4.4.2. Profil Alat

Nama alat : Hydraulic Static Pile Driver

Produsen : Tianwei Engineering Machinery Manufacuring Co.Ltd. China

Tahun : 2012

No Seri : 201208320386

Type : ZYC 320B – B

Kapasitas Angkut : 320.000 Kg Piling Speed : Fast :7.10 m/min

Low: 1.90 m/min Jarak Pindah : Depan-Belakang : 3.60 m Kanan-Kiri : 0.70 m Kecepatan Pindah : Depan-Belakang :1.20 m/min Kanan-Kiri : 0.35 m/min Max Square Pile : 500x500mm

Max Circle Pile : 500mm

Lifting Weight : 16 Ton

Lifting Pile Lengh : 15.0 m

Rise Stroke : 1.0 m

(14)

4.4.3. Profil Tiang Pancang

a. Tiang Pancang Indikator : Bottom Segmen 450mm x 450mm x 6000mm Upper Segmen 450mm x 450mm x 12000mm Bottom Segmen 400mm x 400mm x 6000mm Upper Segmen 400mm x 400mm x 12000mm (lihat detail lampiran 4.1 )

b. Tiang Pancang : Bottom Segmen 450mm x 450mm x 8000mm

Upper Segmen 450mm x 450mm x 9000mm Single Segmen 450mm x 450mm x 11000mm Bottom Segmen 400mm x 400mm x 8000mm Upper Segmen 400mm x 400mm x 9000mm Bottom Segmen 400mm x 400mm x 12000mm Upper Segmen 400mm x 400mm x 9000mm Single Segmen 400mm x 400mm x 11000mm (lihat detail lampiran 4.1 )

(15)

4.4.4. Sisa Tiang Pancang

Data tiang pancang yang sudah tertanam per-tanggal 22 April 2015 adalah seperti tabel 4.7, (lihat lampiran 4.2). Berdasarkan data tersebut, maka volume tiang pancang yang harus ditanam mulai tanggal 23 April 2015 adalah :

Tabel 4.1 Sisa Tiang Pancang Yang Belum Tertanam No Jenis Tiang Pancang Panjang (meter) Jumlah (unit)

1 Indicator Pile 40x40 0 2 Indicator Pile 45x45 0 3 Pile 40x40 Single 11 29 4 Pile 40x40 Sambungan 17 156 5 Pile 40x40 Sambungan 21 13 6 Pile 45x45 Single 11 238 7 Pile 45x45 Sambungan 17 103

Tabel 4.2 Nomer Tiang Pancang Yang Sudah Tertanam

Nomer Tiang Pancang Indicator Pile 40x40 Indicator Pile 45x45 Pile 40x40 Pile 45x45 1 IP 01 IP 03 418 647 427 467 505 543 661 2 IP 02 IP 06 419 652 428 468 506 544 3 IP 04 IP 08 420 653 429 469 507 551 4 IP 05 IP 09 421 655 430 470 508 552 5 IP 07 IP 10 422 656 431 471 509 553 6 IP 11 IP 12 423 657 432 472 510 554 7 IP 13 IP 14 424 658 433 473 511 555 8 IP 16 IP 15 425 663 434 474 512 557 9 IP 18 IP 17 426 664 435 475 513 559 10 IP 21 IP 19 493 665 437 476 514 561 11 IP 22 IP 20 547 666 439 477 515 603 12 IP 24 IP 23 548 671 441 478 516 605 13 IP 25 IP 34 550 673 443 479 517 636 14 IP 26 IP 36 598 675 459 480 536 637 15 IP 27 599 679 460 498 537 638 16 IP 28 600 683 461 499 538 639 17 IP 29 643 462 500 539 640 18 IP 30 644 463 501 540 641 19 IP 33 645 464 503 541 659 20 IP 35 646 465 504 542 660

(16)

Gambar 4.10 Berita Acara Progress tanggal 22 April 2015

(17)

4.4.5. Data Tanah

Pada laporan soil investigation oleh Testana Indoteknika (lihat lampiran 4.3), dikatakan bahwa berdasarkan tes pemboran dan uji SPT, area B menunjukkan bahwa dipermukaan tanah hingga kedalaman 3.0 m terdiri dari lempung dan lanau dengan konsiteni sangat lunak hingga sedang. Disekitar kedalaman 3.0m hingga 8.0m terdapat lensa pasir dengan kepadatan sedang hingga padat. Dari kedalaman 8.0m hingga 18.0m terdiri dari lanau dengan konsistensi teguh hingga sangat teguh. Mulai dari kedalaman 18.0m hingga 40.0m terdiri dari lanau dengan konsistensi keras dan pasir yang sangat padat. Tekanan puncak pada pekerjaan tiap 1 titik pancangnya adalah 17 Mpa untuk daerah Tower dan 20 Mpa untuk daerah Podium. (lihat lampiran 4.3).

Cara mendapatkan produktivitas pemancangan pada proyek ini yaitu menyesuaikan profil alat hydraulic static pile driver, profil tiang pancang, jenis tanah, dan rencana kedalaman tanah. Rumus yang digunakan untuk tiap-tiap sub-pekerjaan menggunakan bahasan sub-bab 4.3.1 sampai 4.3.7. Jika diketahui tiang pancang yang ditanam adalah dimensi 45x45 cm maka diketahui panajng pengelasannya adalah 520 cm seperti pada gambar detail 4.9. Untuk Pekerjaan Dolly, kedalaman maksimal pekerjaan dolly adalah 4 meter dengan maksud menghemat jumlah tiang pancang asalkan top of pile tiang pancang tercapai sehingga pemotongan tiang pancang menjadi lebih sedikit. Untuk sub-pekerjaan Cutting Pile atau bobok tiang pancang, diasumsikan tiang pancang yang tersisa adalah 1 meter diatas tanah. Volume panjang cutting pile untuk jenis tiang 40x40cm adalah 160 cm dan volume panjang cutting pile 45x45 cm adalah 180 cm. Jika satuan yang dianalisis adalah menit maka diganti kesatuan detik terlebih dahulu agar penjumlahan waktu didapat dengan mudah.

(18)

per-tiang pancang sampai ujung tiang pancang dimasukkan pada alat clamping, (lihat lampiran video 4.1 ). Didalam video tersebut, tiang pancang yang diangkat merupakan tiang pancang dengan panjang 11 meter. Dengan mengetahui durasi dan panjang tiang pancang, maka perhitungan produktivitasnya adalah sebagai berikut: Diketahui :

Durasi Lifting : 3 menit 25 detik = 205 detik Panjang Tiang : 11 m ( ) ( ) ( )

Setelah didapatkan produktivitas pekerjaan lifting pile pada proyek tersebut, maka nilai produktivitas dimasukkan pada rumus (persamaan 4.6) agar didapatkan durasi lifting pile sesuai dengan jenis tiang pancang yang tersedia.

4.4.7. Perhitungan Produktivitas Pekerjaan Welding

Pekerjaan ini dilakukan oleh 2 orang dengan waktu yang dibutuhkan selama

12 menit 30 detik, (lihat lampiran video 4.2 ). Pada video tersebut, tiang pancang

yang digunakan adalah dimensi 45x45 cm dengan detail sambungan seperti gambar 4.9.

(19)

Gambar 4.12 Detail Sambungan Tiang Pancang

Dari gambar tersebut, didapat panjang pengelasan sepanjang 130cm x 4 sisi = 520cm. Dengan begitu, produktivitas pengelasan dihitung seperti berikut.

Diketahui:

Durasi Pengelasan : 12 menit 30 detik = 750 detik

Jumlah Tukang : 2 Orang

Panjang Pengelasan : 520 cm ( ) ( ) ( ) ( )

Setelah didapatkan produktivitas pekerjaan welding pada proyek tersebut, maka nilai produktivitas dimasukkan pada rumus (persamaan 4.8) agar didapatkan durasi welding sesuai dengan jenis tiang pancang yang tersedia.

(20)

Durasi yang dibutuhkan untuk pemotongan/cutting/bobok beton tiang pancang dimensi 45x45 cm dengan alat martil dan dilakukan oleh 2 orang adalah

17 menit (lihat lampiran video 4.3). Setelah pemotongan selesai maka tiang

pancang yang telah dipotong dicabut dengan cara ditarik oleh crane, lihat gambar 4.13 Pencabutan tiang sisa ini membutuhkan waktu selama 3 menit. Jadi total pekerjaan ini adalah 20 menit. (lihat lampiran video 4.3). Dari data tersebut, perhitungan produktivitasnya adalah sebagai berikut.

Diketahui:

Panjang Dimensi : 45cm x 4 = 180cm

Jumlah Tukang : 2 Orang

Durasi : 17 menit ( ) ( ) ( ) ( )

Setelah didapatkan produktivitas pekerjaan cutting pile pada proyek tersebut, maka nilai produktivitas dimasukkan pada rumus (persamaan 4.9) agar didapatkan durasi cutting pile sesuai dengan jenis tiang pancang yang tersedia.

Dari hasil produktivitas pekerjaan lifting pile, welding, dan cutting pile adalah mencari durasi produksi berdasarkan jenis tiang pancang yang ada dan hasilnya diakumulasikan untuk mengetahui kapasitas produktivitas pada proyek tersebut.

(21)

4.4.9. Perhitungan Produksi Pemancangan Tanpa Sambungan (Single) Tanpa Cutting (dengan Dolly 4 meter) per-Siklus: Tabel 4.3 Perhitungan Durasi Pemancangan Tanpa Sambungan dan Tanpa Cutting (dengan Dolly 4 meter) per-Siklus

4.4.10. Perhitungan Produksi Pemancangan Tanpa Sambungan (Single) Dengan Cutting (tanpa Dolly) per-Siklus: Tabel 4.4 Perhitungan Durasi Pemancangan Tanpa Sambungan dan Dengan Cutting (Tanpa Dolly) per-Siklus

Panjang Tiang Pancang (meter) Dolly (meter) Panjang Sambungan (WL) (cm) Volume Bobok (cm) Lifting Pile (detik) (LT ) Clamping & Piling (PT) (detik) Joint (welding) (detik) (WT) Cutting Pile (detik) (CpT) 1 Single Segmen 450mm x 450mm x 11000mm 11 4 0 0 280 342.8551837 0 0 622.8551837 11 2 Single Segmen 400mm x 400mm x 11000mm 11 4 0 0 280 342.8551837 0 0 622.8551837 11 Hasil Siklus Pemancangan (CTP) (menit)

No Jenis Tiang Pancang

Hasil Siklus Pemancangan CTP = LT + PT + WT + CpT (detik) Siklus sub-pekerjaan Panjang Tiang Pancang (meter) Dolly (meter) Panjan g Sambu ngan (WL) (cm) Volume Bobok (cm) Lifting Pile (detik) (LT ) Clamping & Piling (PT) (detik) Joint (welding ) (detik) (WT) Cutting Pile (detik) (CpT) 1 Single Segmen 450mm x 450mm x 11000mm 10 0 0 180 187 228.5701225 0 2041.59 2457.158024 41 2 Single Segmen 400mm x 400mm x 11000mm 10 0 0 160 187 228.5701225 0 1814.74 2230.314924 38

No Jenis Tiang Pancang

Siklus sub-pekerjaan

Hasil Siklus Pemancangan CTP = LT + PT + WT + CpT

(detik)

Hasil Siklus Pemancangan

(22)

4.4.11. Perhitungan Produksi Pemancangan Dengan Sambungan Tanpa Cutting (dengan Dolly 4 meter) per-Siklus:

Tabel 4.5 Perhitungan Durasi Pemancangan Dengan Sambungan dan Tanpa Cutting (dengan Dolly 4 meter) per-Siklus

Panjang Tiang Pancang (meter) Dolly (meter) Panjan g Sambu ngan (WL) (cm) Volume Bobok (cm) Lifting Pile (detik) (LT ) Clamping & Piling (PT) (detik) Joint (welding) (detik) (WT) Cutting Pile (detik) (CpT) 1

Tiang Indikator Bottom Segmen 450mm x 450mm x 6000mm Upper Segmen 450mm x 450mm x 12000mm 18 4 520 0 410 502.8542694 1529.412 0 2442.266034 41 2

Tiang Pancang Indikator Bottom Segmen 400mm x 400mm x 6000mm Upper Segmen 400mm x 400mm x 12000mm 18 4 500 0 410 502.8542694 1470.588 0 2383.442505 40 3 Bottom Segmen 450mm x 450mm x 8000mm Upper Segmen 450mm x 450mm x 9000mm 17 4 520 0 392 479.9972572 1529.412 0 2401.409022 41 4 Bottom Segmen 400mm x 400mm x 8000mm Upper Segmen 400mm x 400mm x 9000mm 17 4 500 0 392 479.9972572 1470.588 0 2342.585492 40 5 Bottom Segmen 400mm x 400mm x 12000mm Upper Segmen 400mm x 400mm x 9000mm 21 4 500 0 466 571.4253061 1470.588 0 2508.013541 42

No Jenis Tiang Pancang

Siklus sub-pekerjaan Hasil Siklus Pemancangan CTP = LT + PT + WT + CpT (detik) Hasil Siklus Pemancangan (CTP) (menit)

(23)

Tabel 4.6 Perhitungan Durasi Pemancangan Dengan Sambungan dan Dengan Cutting (Tanpa Dolly) per-Siklus Panjang Tiang Pancang (meter) Dolly (meter) Panjan g Sambu ngan (WL) (cm) Volume Bobok (cm) Lifting Pile (detik) (LT ) Clamping & Piling (PT) (detik) Joint (welding ) (detik) (WT) Cutting Pile (detik) (CpT) 1

Tiang Indikator Bottom Segmen 450mm x 450mm x 6000mm Upper Segmen 450mm x 450mm x 12000mm 17 0 520 180 317 388.5692082 1529.412 2041.588 4276.568875 72 2

Tiang Pancang Indikator Bottom Segmen 400mm x 400mm x 6000mm Upper Segmen 400mm x 400mm x 12000mm 17 0 500 160 317 388.5692082 1470.588 1814.745 3990.902245 67 3 Bottom Segmen 450mm x 450mm x 8000mm Upper Segmen 450mm x 450mm x 9000mm 16 0 520 180 299 365.7121959 1529.412 2041.588 4235.711862 71 4 Bottom Segmen 400mm x 400mm x 8000mm Upper Segmen 400mm x 400mm x 9000mm 16 0 500 160 299 365.7121959 1470.588 1814.745 3950.045233 66 5 Bottom Segmen 400mm x 400mm x 12000mm Upper Segmen 400mm x 400mm x 9000mm 20 0 500 160 373 457.1402449 1470.588 1814.745 4115.473282 69

No Jenis Tiang Pancang

Siklus sub-pekerjaan Hasil Siklus Pemancangan CTP = LT + PT + WT + CpT (detik) Hasil Siklus Pemancangan (CTP) (menit)

(24)

4.4.13. Rekapitulasi Produksi alat Hydraulic Static Pile Driver per-Siklus

Dari hitungan sebelumnya dibuat rekapitulasi produksi pemancangan berdasarkan profil tiang pancang dan dihitung Produktivitasnya seperti rumus (4.4) seperti di bawah ini:

Tabel 4.7 Rekapitulasi Produksi Alat Hydraulic Static Pile Driver

Dari rekapitulasi tersebut, didapat nilai produksi terendah adalah 0.225 meter per-menit atau setara 13.5 meter per-Jam atau dibulatkan menjadi 14 meter per-Jam dan nilai produksi tertinggi adalah 1.364 meter per-menit atau setara 82 meter per-jam. Karena mempertimbangkan adanya faktor-faktor yang mempenngaruhi keterlambatan pekerjaan, maka nilai produksi yang digunakan No Jenis Tiang Pancang

Panjang Tiang Pancang (meter) Dolly (meter) Hasil Siklus Pemancangan (CTP ) (menit) Produktivitas Q (m/min) 1 Single Segmen 450mm x 450mm x 11000mm 11 4 11 1.364 2 Single Segmen 400mm x 400mm x 11000mm 11 4 11 1.364 3 Single Segmen 450mm x 450mm x 11000mm 10 0 41 0.244 4 Single Segmen 400mm x 400mm x 11000mm 10 0 38 0.263 5 Tiang Indikator Bottom Segmen 450mm x 450mm x 6000mm Upper Segmen 450mm x 450mm x 12000mm 18 4 41 0.537 6

Tiang Pancang Indikator Bottom Segmen 400mm x 400mm x 6000mm Upper Segmen 400mm x 400mm x 12000mm 18 4 40 0.550 7 Bottom Segmen 450mm x 450mm x 8000mm Upper Segmen 450mm x 450mm x 9000mm 17 4 41 0.512 8 Bottom Segmen 400mm x 400mm x 8000mm Upper Segmen 400mm x 400mm x 9000mm 17 4 40 0.525 9 Bottom Segmen 400mm x 400mm x 12000mm Upper Segmen 400mm x 400mm x 9000mm 21 4 42 0.595 10 Tiang Indikator Bottom Segmen 450mm x 450mm x 6000mm Upper Segmen 450mm x 450mm x 12000mm 17 0 72 0.236 11

Tiang Pancang Indikator Bottom Segmen 400mm x 400mm x 6000mm Upper Segmen 400mm x 400mm x 12000mm 17 0 67 0.254 12 Bottom Segmen 450mm x 450mm x 8000mm Upper Segmen 450mm x 450mm x 9000mm 16 0 71 0.225 13 Bottom Segmen 400mm x 400mm x 8000mm Upper Segmen 400mm x 400mm x 9000mm 16 0 66 0.242 14 Bottom Segmen 400mm x 400mm x 12000mm Upper Segmen 400mm x 400mm x 9000mm 20 0 69 0.290 T S D S D S T C D S D C

(25)

adalah produksi terendah yaitu 14 meter per-jam. Nilai produksi tersebut dipakai untuk perhitungan durasi pemancangan keseluruhan baik profil tiang pancang 11 meter maupun 21 meter.

4.4.14. Perhitungan Produksi Metoda Kerja Eksisting

Metode kerja eksisting yang dilakukan adalah dengan menggunakan 1 alat hydraulic static pile driver, dengan bagan alir sebagai berikut:

Mulai

Persiapan Lahan, Prasarana dan Penunjang

Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Pancang

Pemancangan Area Tower Tiang 450x450 mm

Pemancangan Area Podium Tiang 400x400 mm

Selesai Serah Terima Pemancangan Indicator Pile Tiang 450x450 mm & 400x400 mm

Gambar 4.13 Metode Eksisting Pekerjaan Pemancangan a. Pemetaan

Pemetaan tiang pancang yang sudah tertanam per-tanggal 22 April 2014 dapat dilihat pada lampiran 4.4. Dengan merujuk peta tersebut, maka dibuat

(26)

rencana jalur pemancangan dengan membagi area tower dan podium. Pemetaan metode kerja yang terbaru dapat dilihat pada lampiran 4.5.

b. Perhitungan Siklus Produksi Move ToThe Point

Dari pemetaan pada lampiran 4.5. didapat total pindah jarak antar titik depan-belakang (D1) adalah 482 meter dan total pindah jarak antar tiang arah kanan-kiri (D2) adalah 116 meter pada area tower. Sedangkan pada area podium, total pindah jarak antar tiang arah depan-belakang (D1) adalah 766 meter dan total pindah jarak antar tiang arah kanan-kiri (D2) adalah 71 meter. Merujuk pada rumus waktu siklus (4.3), maka diketahui:

Cm =

(

)

Area Tower : D1 = 482 meter D2 = 116 meter Area Podium: D1 = 766 meter D2 = 71 meter F = 120 ( ) R = 35 ( )

Tabel 4.8 Waktu siklus move to the point dari sisa tiang pancang yang belum tertanam

c. Perhitungan Durasi Pemancangan (Metode Eksisting)

Sesuai dengan analisis pada sub-bab 4.4.13, bahwa nilai produksi tiang pancang yang digunakan adalah 14 meter/jam. Maka, untuk menghitung durasi pekerjaan pemancangan, nilai produksi tersebut dikalkulasikan dengan sisa tiang

D1 (m) D2 (m) F (cm/menit) F (m/menit) R (cm/menit) R (m/menit) E cm (menit) Area Tower 482 116 120 1.2 35 0.35 0.75 977 Area Podium 766 71 120 1.2 35 0.35 0.75 1122

(27)

pancang yang harus ditanam sebagaimana seperti tabel 4.9. Merujuk pada rumus persamaan 4.2. (

)maka p

erhitungannya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9 Perhitungan Durasi Pekerjaan Pemancangan No Jenis Tiang Pancang Panjang (m)

(a) Jumlah (unit) (b) s (a)x(b) (meter) Q (meter/jam) Durasi (jam) (axb): (Q) 1 Indicator Pile 40x40 0 2 Indicator Pile 45x45 0 3 Pile 40x40 Single 11 29 319 14 23 4 Pile 40x40 Sambungan 17 156 2652 14 190 5 Pile 40x40 Sambungan 21 13 273 14 20 6 Pile 45x45 Single 11 238 2618 14 187 7 Pile 45x45 Sambungan 17 103 1751 14 126

Total tipe 40x40 (podium) (jam) 233 Total tipe 45x45 (Tower) (jam) 313

d. Perhitungan Total Durasi (TD) Pekerjaan Pemancangan dan Siklus Move To

The Point (Metode Eksisting)

Setelah mengetahui total durasi pekerjaan pemancangan dari sisa tiang pancang yang belum tertanam. Maka dapat dijumlahkan dengan total waktu siklus move to the point yang telah dihitung sebelumnya pada point b. (lihat tabel 4.8).

Tabel 4.10 Rekapitulasi Durasi Pekerjaan Pemancangan

Durasi Pemancangan ( )

(jam)

Siklus move to the point (menit) (cm) Total durasi (jam) ( TD ) Area Tower 313 977 329 Area Podium 233 1122 252

Dari tabel diatas didapatkan untuk area tower membutuhkan waktu selama 329 jam sampai titik pancang terakhir dan untuk area podium membutuhkan waktu selama 252 jam sampai titik pancang terakhir.

(28)

e. Jam Kerja

Jam kerja pelaksanaan pemancangan ini adalah dari pukul 08.00 s.d. 17.00 dengan 2 jam tambahan sebagai jam lembur dari jam 18.30 s.d. 20.30. Jam istirahat di jam 12.01 s.d. 13.00 dan 17.01 s.d. 18.30. Pemancangan dilakukan pada jam 09.00 karena dibutuhkan 1 jam pertama untuk persiapan alat pancang. Pemancangan dilakukan setiap hari senin sampai minggu. Jadi dalam 1 hari

tersedia 9 jam kerja produktif.

Berdasarkan jumlah jam kerja produktif dalam 1 hari adalah 9 jam kerja. Maka waktu pelaksanaan pemancangan area tower adalah:

37 hari Waktu pelaksanaan pemancangan area podium adalah:

28 hari

f. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Pemancangan (Metode Eksisting)

Berdasarkan waktu pelaksanaan pemancangan area tower dan podium yang telah didapat, jumlah hari tersebut menjadi patokan untuk membagi jumlah tiang pancang yang harus ditanam per—hari. Untuk melihat jadwal pelaksanaannya dapat dilihat pada lampiran 4.6. Dari jadwal pelaksanaan didapat waktu pelaksanaan berada pada tanggal 23 April 2015 sampai dengan 7 Juli 2015.

(29)

4.4.15. Perhitungan Produksi Metode Solusi

Mulai

Persiapan Lahan, Prasarana dan Penunjang

Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Pancang

Pemancangan Area Tower Tiang 450x450 mm

Pemancangan Area Podium Tiang 400x400 mm

Selesai Serah Terima Pemancangan Indicator Pile Tiang 450x450 mm & 400x400 mm

Gambar 4.14 Solusi Metode Pekerjaan Pemancangan

Perbedaan metode kerja solusi dengan metode kerja eksisting adalah dengan menambahkan 1 unit alat hydraulic static pile driver dan membagi waktu pemancangan yaitu area tower dibarengi pelaksanaannya dengan area podium, ilustrasi pekerjaan dapat dilihat pada gambar 4.14.

Berdasarkan waktu pelaksanaan pemancangan area tower dan podium yang telah didapat pada sub-bab 4.4.10, yaitu jumlah waktu pelaskanaan pada area tower adalah 37 hari dan jumlah pelaksanaan pemancangan pada are podium adalah 28 hari. Jumlah hari tersebut menjadi patokan untuk membagi jumlah tiang pancang yang harus ditanam per—hari. Dari jadwal pelaksanaan didapat waktu pelaksanaan berada

(30)

pada tanggal 23 April 2015 sampai dengan 3 Juni 2015. Untuk melihat jadwal pelaksanaannya dapat dilihat pada lampiran 4.7.

4.5. Analisis Pembahasan

Dari hasil pembahasan didapat metode kerja alat hydraulic static pile driver, dimulai dari sub-pekerjaan move to the point, lifting pile, clamping and piling, joint, dan cutting. Tiap-tiap sub-pekerjaan memiliki durasi sehingga rumus pemancangan dengan menambakan seluruh durasi tiap sub-pekerjaan yang dilambangkan pada persamaan 4.2. Sub-pekerjaan move to the point memiliki rumus seperti persamaan 4.3 dengan membutuhkan data lapangan berupa total jarak pindah antar tiang pancang dan kecepatan pindah alat tersebut yang didapat dari data profil alat.

Pada sub-pekerjaan lifting pile, dapat diketahui durasi pengangkatan tiang pancang melalui video (lampiran video 4.1) dengan satuan selama 205 detik untuk sekali pengangkatan. Pada sub-pekerjaan clamping and piling, digunakan analisis rumus gerak lurus berubah beratuan dengan mengambil kasus perhitungan pencarian perlambatan gerak tiang pancang sampai ke tanah keras, kemudian dihitung waktu proses pemancangan setelah adanya perlambatan sampai ke titik pada kecepatan 0 m/s.

Untuk sub-pekerjaan joint, didapat produktivitas yang diambil dari video pengelasan joint tiang pancang sesuai di lapangan, dengan memiliki data sambungan tiang pancang dan durasi dari video yang diambil, maka produktivitas dapat dianalisis kemudian dibuatkan rumus untuk menghitung durasi pekerjaan sambungan tiang pancang. Prinsip analisis ini pun berlaku sama pada analisis sub-pekerjaan cutting tiang pancang.

(31)

Untuk membuktikan analisis rumus yang didapatkan adalah benar, maka rumus yang didapat diuji coba pada kasus di lapangan. Hasil yang didapat adalah durasi pekerjaan area tower 37 hari kalender dengan produktivitas bersih 9 jam per-hari. Sedangkan untuk area podium, durasi pekerjaan yang didapat adalah 28 hari kalender dengan produktivitas bersih 9 jam per-hari. Setelah dibuat schedule pelaksanaannya dengan menyesuaikan metode eksisting, waktu pelaksanaan akan selesai pada 7 Juli 2015. Waktu tersebut jauh lebih lama dibandingkan dengan batasan yang diberikan owner 8 Juni 2015. Karena permasalahan tersebut maka dibuat solusi yaitu menambahkan 1 unit alat hydraulic static pile driver. Dengan hasil pekerjaan dapat selesai pada tanggal 3 Juni 2016.

Dari hasil tersebut, maka waktu pelaksanaan yang diajukan ke pihak owner adalah 36 hari kalender. Durasi tersebut digunakan karena yang paling lama dari 2 pekerjaan yang dikerjakan dengan waktu mulai yang sama. Terhitung tanggal 23 April 2015 maka pekerjaan pemancangan akan selesai tanggal 3 Juni 2015. Sisa waktu sampai proses serah terima yang dijadwalkan tanggal 8 Juni 2015 dapat digunakan untuk pembersihan lahan dan demobilisasi peralatan. Dalam rentan waktu tersebut musim hujan sudah selesai sehingga diharapkan pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu. Karena hasil yang didapatkan dapat dijadikan solusi yang benar maka, rumus perhitungan siklus pemancangan dan produktivitas pemancangan yang dibuat kurang lebih dapat diemplementasikan dengan kondisi di lapangan. Kondisi ini diperkuat dengan laporan hasil pemancangan yang terjadi di lapangan setelah adanya penambahan 1 alat pada paket proyek tersebut(lihat lampiran 4-8).

Gambar

Gambar 4.1 Bagan Alir Proses 1 Titik Pemancangan
Gambar 4.2  Titik Pancang Yang Telah Ditentukan
Gambar 4.4 Clamping &amp; Piling
Gambar 4.6  Lubang Akibat Proses Dolly
+7

Referensi

Dokumen terkait

pendeteksi/detektor, yang bekerja secara fisikokimia, pendeteksi/detektor, yang bekerja secara fisikokimia, piezoelektronik, optik, elektrokimia, dll., yang mengubah sinyal

Mahasiswa mampu menjelaskan penyakit jaringan keras gigi (karies) dan kelainan jaringan keras gigi serta perawatannya baik pada gigi sulung/desidui maupun gigi

Data yang diambil meliputi jumlah daun per pohon; pengukuran luas daun per sampel 30 gram; jumlah, gambar, dan kerapatan stomata bawah daun per jenis pohon; massa karbohidrat daun

Berdasarkan hasil yang diperoleh di atas dari pertanyaan kuesioner nomor 8, di dapat bahwa sebagian besar responden-responden yang merupakan mahasiswa/i dari Bina

Zahir Accounting versi 5.1 adalah software akuntansi yang digunakan untuk membuat laporan keuangan, dengan bahasa yangmudah dipahami dan dimengerti.. Penggunaan Zahir

Apabila Orang tua calon siswi tidak dapat hadir wawancara pada waktu yang sudah ditentukan, mohon konfirmasi ke SMA Stella Duce 2 di No Telp 0274 513129 atau ke Bapak Y.. Himawan

Tabung berisi media pengayaan selektif dengan konsentrasi ganda [5.2.1 a] atau konsentrasi tunggal [5.2.1 b] yang diinkubasikan sesuai 9.2.2, dianggap positif, jika tabung

Pengambilan sampel pada penelitian ini berdasarkan pendapat Supranto (2001) bahwa untuk memperoleh hasil baik dari suatu analisis faktor, maka jumlah responden yang diambil