• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan, keterbelakangan dan ketidakberdayaan manusia. Meskipun demikian hal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan, keterbelakangan dan ketidakberdayaan manusia. Meskipun demikian hal"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kemiskinan di Indonesia merupakan suatu permasalahan yang terus membayangi pelaksanaan pembangunan yang ada. Kemiskinan dapat ditandai dengan meningkatnya angka pengangguran yang diakibatkan kurangnya lapangan pekerjaan, keterbelakangan dan ketidakberdayaan manusia. Meskipun demikian hal ini akan tetap berdampak terhadap perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

Kemiskinan juga bukan masalah pribadi, golongan, bahkan pemerintah saja, tetapi merupakan masalah seluruh komponen bangsa sehingga perlu ditingkatkan kembali kepedulian, kesadaran, dan kerjasama seluruh warga agar dapat membantu menekan tingkat kemiskinan di Indonesia.

Kemiskinan merupakan isu yang telah berkembang di Indonesia, dimana kemiskinan merupakan suatu kondisi yang ditolak oleh manusia, melainkan hal tersebut sulit diterima oleh manusia. Terbukti pad jumlah 900 juta penduduk yang ada dunia menyandang miskin, mereka menggantungkan hidup dengasn kurang darri 1$ setiap hari, yang tinggal di Asia dan Afrika. Kondisi kemiskinan sebagaimana dijelaskan oleh data tersebut cukup menggelisahkann (Sulistiyani, 2004, hal. 3).

Pemerintah sudah melakukan berbagai macam upaya dengan program penanggulangan kemiskinan, namun upaya tersebut hingga saat ini masih di nilai belum terealisasikan dengan baik. Upaya pemerintah dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat yaitu berupa bantuan yang bersifat praktis untuk

(2)

2 memenuhi kebutuhan pokok saja. Bentuk bantuan yang telah diberikan oleh pemerintah bersifat sementara, sehingga untuk jangka panjang bantuan tersebut tidak dapat menolong bahkan dapat membuat masyarakat akan terus bergantung terhadap pemerintah.

Salah satu upaya untuk mengatasi persoalan kemiskinan ialah dengan melakukan pemberdayaan. Pemberdayaan merupakan suatu upaya mempersiapkan masyarakat seiring dengan upaya memperkuat kelembagaan masyarakat, agar mampu mewujudkan kemandirian, kemajuan, dan kesejahteraan.

Pemberdayaan juga tidak mempunyai pengertian model tunggal. Pemberdayaan dipahami sangat berbeda menurut cara pandang orang maupun konteks kelembagaan, politik, dan sosial budaya. Ada yang memahami pemberdayaan sebagai proses mengembangkan, memandirikan, menswadayakan, memperkuat posisi tawar menawar masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan-kekuatan penekan di segala bidang dan sektor kehidupan.

Sunyoto Usman mengatakan bahwa salah satu strategi penting dalam pembangunan adalah pentingnya pemberdayaan pada masyarakat. Pemberdayaan pada masyarakat adalah satu kekuatan yang sangat vital. Kekuatan yang dimaksud dapat dilihat dari aspek fisik, material, aspek ekonomi dan pendapatan, aspek kelembagaan (tumbuhnya kekuatan individu dalam bentuk wadah/kelompok), kekuatan kerjasama, kekuatan intelektual dan kekuatan komitmen bersama untuk mematuhi dan menerapkan prinsip-prinsip pemberdayaan. Arti pentingnya pemberdayaan masyarakat adalah menciptakan kemandirian, agar masyarakat

(3)

3 mampu berbuat, memahami serta mengaplikasikan dalam berbagai kegiatan pembangunan (Usman, 2004, hal. 39).

Upaya mengurangi bentuk kesenjangan, dapat dilakukan dengan memulai suatu prrogram pembangunan daeraah. Dimana nantinya progam ini memiliki tujuan dalam mengurangi kemiskinan dan mencipytakan pemerataan pertumbuhan antar daerah yang laju, telah disesuaikan dengan kemampuan pada masing-masing ddaerah. Ruang lingku pembangunan daerah meliputi kegiatan pembangunan pada tahap sektoral, tahap regional, dan tahap khusus yang berlangsung pada daerah, baik yang telah pemerintah maupun masyarakat lakukan. Tujuan dalam menggalakan prakasa dan peran masyarakat, guna meningkatkan daya dari potensi daerah, meningkatkan laju pertumbuhan daerah, serta mempercepat pertumbuhan daeraah terbelakang. Hadirnya industri kecil atau Home Industry di wilayah perdesaaan dipandang mampu memajukan produksi pangan atau barang-baaang serta dapat mengatasi masalah lapangan kerja yang semakin sempitt.

Model pemberdayaan masyarakat melalui Home Industry ialah bentuk yang memberikan keuntungan bagi masyarakat. Masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini yakni pemuda yang baru saja lulus dari sekolah SMA/SMK yang tidak memiliki pekerjaan dan tidak melanjutkan keperguruan tinggi yang tinggal sebagai pengangguran. Melalui Home Industry tersebut masyarakat ini dapat meningkatkan perekonomian dan dapat hidup sejahtera.

Home Industry merupakan pengertian dari rumah usaha produk barang atau juga perusahaan kecil. Disebut sebagai perusahaan kecil karena macam-macam kegiatan ekonomi ini lokasinya dipusatkan di rumah. Pengertian dari usaha kecil

(4)

4 telah dicantumkan dalam UU No.9 Tahun 1995 yang menjelaskan bahwa usaha kecil merupakan suatu usaha dengan kekayaan bersih palingg Rp 200 juta (tidsak termasuk lokasi lahan dan bangunan usaha) dimana hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000 (Satria, 2015).

Home Industry cukup digeluti dan dibesarkan di berbagai daewrah, bahkan banyak di temui di berbagai kota/desa. Indonesia memiliki jumlah Home Industry sekitar 19,3% dari jumlsah total penduduk dewasa. Home Industry di wilayah Lampung Tengah dijadikan sebagai upaya pemberdayaan ekonomi masyarakaat. Pemerintah Lampung Tengah membantu kehidupan ekonomi masyarakat dengan memberikan daya kepada masyarakatnya, dengan melibatkan masyarakat dalam sektor pembangunan ekoenomi (Compass.com, 2015). Maka, Home Industry sudah tidak asing lagi untuk dikenal, karena Home Industry tersebut membawa dampak positif terhadap masyarakat yaitu dapat meningkatkan perekonomian.

Dalam hal ini, pelakiu kegiatan ekonomi yang berbasis di rumah ialah keluargaa itu sendiri, atau salah satu keluarga yang menetap ditempat tinggal itu dengan mengajak beberapsa orang sebagai karyawannya. Pelaksana dari kegiatan Home Industry dapat menyatukan antara sumber daya manusia (SDM) dan sumber daya alam (SDA) untuk dapat memberikan manfaat. Meskipun kegiatan ekonomi ini tidak terlallu besar, tetapi dapat memberikan pengaruh pada peningkatan ekonomi keluarga dan secaara tidak langsung dapat memberikan lapangan pekerjaan untuk saudara ataupun orang-orang yang berada kampung halamannya. Sehingga pelaku usaha perusahaan kecil ini otomatis dapat membantu kegiatan pprogram pemerintah dalam upaya mengurangi jumlah pengangguran, karena

(5)

5 terciptanyaa lapangan pekerjaan yang dapat membantu ekonomi masyarakat sehingga jumlah penduduk miskin pun dapat menurun.

Penelitian ini berkaitan pada rumah industri (Home Industry) yang menjadi objek di dalam penelitian usaha Vulkanisir Ban yang dilakukan oleh pelaku usaha kecil rumah tangga dengan keeadaan yang terbatas terletak di Desa Brudu, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang. Desa Brudu merupakan desa padat akan jumlah penduduk sehingga penduduk di Desa Brudu memiliki banyak pemuda yang berstatus sebagai pengangguran yang diakibatkan karena ekonomi masyarakatnya yang masih terbatas yang menyebabkan pemuda masyarakat di Desa Brudu tidak dapat melanjutkan pendidikan ataupun mereka yang melanjutkan pendidikan setelah lulus sekolah SMA mereka juga kesusahan mencari pekerjaan dikarenakan tidak memiliki modal untuk pergi merantau juga sulit untuk mendapatkan pekerjaan dikarenakan hanya sebagai lulusan SMA dan tempat bekerja juga yang masih terbatas.

Berdirinya Home Industry Vulkanisir Ban sejak 2005 hingga saat ini masih berperoses dalam menjalankan usaha ban tersebut. Subagiono selaku pemilik home indusrty vulkanisir ban tersebut memiliki keterampilan dan keahlian dalam mengerjakan ban, melatih karyawan - karyawannya untuk membuat ban bekas menjadi ban baru lagi. Sehingga masyarakat yang menjadi karyawan di home indusrty vulkanisir ban yang dimana sebelumnyaa sama sekali tidak mempunyai keahlian dalamm membuat ban menjdadi memiliki keahlisan tersebutt. Dimana tujuannya dalam memberikan keterampilan dan keahlian ini guna untuk dapat membantu kebutuhan masyaraksat atau konssumen pada bahan baku dan

(6)

6 memberikan sarana untuk dapat meningkatksn ekonomi masyarakat di Desa Brudu sehingga daerah tersebut dijuluki dengan desa “Ban-ban-an”.

Masyarakat yang diberdayakan yang telah diberikan keterampilan juga keahlian yang telah memeiliki modal dibebaskan untuk membuat usahan ban vulkanisir secara mandiri. Namun seiringg berjalannaya waktu awalnya Subagiono selaku pemilik Home Industry vulkanisir ban dengan 12 individu / karyawann, setelah pelaku usaha melatih dan membebaskan untuk membuka usahanya sendiri, sekarang 2 karyawan yang memiliki Home Industry vulkanisir ban sendiri.

Hal tersebut menjadi suatu keunikan tersendiri karenas Subagiono yang menjadi pemilik usaha ban selain memberikan pelatihan, Subagiono jugaa menginiasi dan memberikan motivasi kepada ,karyawannya untuk membuat usaha vulkanisir ban secara mandiri sehingga, jarang ditemukan di daerah daerah lain. Sesuatu yang telah dilakukan oleh Subagiono tersebut menjadi suatu upaya opemberdayaan dalam memberikan suatu upaya dalam keeahlian, pgotensi, dan daya sehidngga masyarakat dapat berdayaa karena dengan adanya pelaku usaha yang baru maka terdapat juga lapangan kerja untuk masyarakatt yang lain, sehingga kesejahteraan masyarakatf dapat tercipta.

Industri vulkanisir ban ialah objek peluang bisnis yang digunakan industri-industri rumahan untuk angkutanf yang digunakan truk atau bus di daalam mengatasi pembaruan ban tidak layak untuk truk dan bbus mereka. Dalam kegiatannya ini biasanya masyarakat yang menyediakan jadssa angkut yang menrggunakan truk/bus untuk dapat vulkanisir, para supir jasa angkut iini mengatakanbahwa mereka lebih memilih untukm membeli vulkanisir ban

(7)

7 dibandingkan dengan harus membeli ban bermerk baru untuk angkgutan mereka. Hal ini dikaarenakan denganmelakukan vulkanisir mereka dapat menghemaat biaya penggantian ban untuk truk / bus yang dhimiliki masyarakat.

Seperti yang kita ketahui bahwa peroses pengolahan vulkanisir ban dilakukan dengan berbagai tahapan dimana ban bekas diperoleh dari pihak pengepul yang mesengumpulkan ban bekass dari konsumen itu sendiri dan dilanjutkan dengan menegantarkan ke rumah produksi. Proses pengolahan fvulkanisir diolah sesuai dengan pesanannkonsumen.

Pemberdayaan ini dianggap penting dalam meningkatkan taraf hidup, tingkat kesejahteraan, serta pengembangan ekonomi masyarakat. Permasalahan yang dapat diungkapkan dalam penelitian ini berdasarkan pengamatann peneliti melalui tahapan observrasi pertama, maka peneliti merasa tertariik untuk dapat mengangkat penelitian ini lebih lanjut tentang bagaimana Pemberdayaan Masyarakat Melalui Home Industry Vulkanisir Ban dii Desa Brudu Kabupaten Jombang.

Dari beberapa penjelasan di atas, maka perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui gambaran terhadap adanya pemberdayaan masyarakat di Desa Brudu, Kecamatan Sumobito. Sehingga peneliti tertarik untuk mengkaji dan menjadikan bentuk skripsi dengan judul “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Home Industry Vulkanisir Ban (Studi di Desa Brudu, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang”.

(8)

8 1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka yang dapat diajukan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana Pemberdayaan Masyarakat Melalui Home Industry Vulkanisir Ban di Desa Brudu, Kecamatan Sumobito?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pemberdayaan masyarakat melalui home industry vulkanisir ban di Desa Brudu, Kecamatan Sumobito

2. Untuk mendeskripsikan dan memahami hasil dari pemberdayaan masyarakat tersebut melalui home industry vulkanisir ban di Desa Brudu, Kecamatan Sumobito

1.4. Manfaat Penelitian

Tentu dalam setiap penelitian memiliki manfaaat tersendiri yang di harapkan mampu memberikan manfaat bagi setiap pembaca. Maka manfaat dari penelitian ini ialah:

1.4.1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah diharapkan dapat sebuah masukan bagi pengembangan kajian sosiologi, khususnya mengenai kajian Pemberdayaan masyarakat dan juga memberikan pengembangan terkait teori tindakan sosial oleh Max Webber.

(9)

9 1.4.2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada : 1. Bagi Prodi Sosiologi

Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan sumbangan referensi baru bagi dosen atau mahasiswa terkait dengan pemberdayan masyarakat. Sehingga mampu membuka pemikiran baru dalam melihat suatu pemberdayaan yang dapat mengangkat kesejahteraan masyarakat.

2. Bagi Masyarakat

Diharapkan hasil penelitian ini dapat mengubah pola pikir masyarakat khususnya pemuda yang baru saja lulus dari sekolah dan belum memiliki pekerjaan, melainkan dapat mengoptimalkan kemampuan dirinya sehingga dapat meningatkan perekonomian keluarganya.

1.5. Definisi Konseptual

Definisi konsep ialah gambaran secara umum dan menyeluruh yang menyiratkan maksud dan konsep atau istilah-istilah tertentu yang bersifat konstruktif, formal, dan mempunyai pengertian secara abstrak.

1.5.1. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan adalah suatu proses, suatu mekanisme, dalam hal ini, individu, organisasi dan masyarakatnya menjadi ahli akan masalah yang mereka hadapi (Wrihatnolo, 2017, hal. 177). Pemberdayaan bermakna membantu komunitas dengan sumber daya, kesempatan, keahlian, dan

(10)

10 pengetahuan agar kapasitas komunitas meningkat sehingga dapat berpartisipasi untuk menentukan masa depan mereka. Prijono dan Pranarka menempatkan pemberdayaan sebagai to give power or authority dan togive ability to or enable. Sulistiyani menyatakan pemberdayaan merujuk pada suatu tindakan nyata bertahap dalam mengubah Knowledge, Attitude maupun Practice (KAP) menuju penguasaan pengetahuan, sikap-perilaku sadar, dan kecakapan-keterampilan yang baik (Sulistiyani, 2004, hal. 77-78).

Pemberdayaan masyarakat merupakan pendekatan dalam pembangunan berbasis pada manusia atau pembangunan dengan perspektif people centered development dimana pengembangan kapasitas sebagai unsur penting di dalamnya. Perspektif people centered development tersebut muncul akibat kesenjangan dalam masyarakat atashasil pembangunan yang kurang menyentuh kepentingan masyarakat bawah (Soetomo, 2005, hal. 417). Pemberdayaan dimaksudkan agar masyarakat memiliki kewenangan dalam proses pembangunan, dan dapat mengelola pembangunannya secara mandiri. Adapun tiga aspek yang diutamakan dalam pembangunan berorientasi pada manusia, yaitu aspek kehidupan (Human Life), pengetahuan, dan tingkat hidup yang memadai (Suparjan, 2003, hal. 97).

Pemberdayaan masyarakat ialah sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. konsep ini mencerminkan pemahaman baru dalam pembangunan, yaitu people centered, participatories, empowering, and suistainable. Konsep ini sebenarnya lebih luas dan tidak hanya semata-mata memenuhi kebutuhan dasar atau menyediakan

(11)

11 mekanisme untuk mencegah proses kemiskinan lebih lanjut (safety net) (Kartasasmita, 1997).

1.5.2. Pengertian Home Industry

Home berarti rumah, tempat tinggal, atapun kampung halaman.” Sedangkan industry adalah suatu usaha atau kegiatan”pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi” yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan.”

Home industry adalah mampu memanfaatkan setiap situasi untuk menciptakan nilai guna atau manfaat baru dari barang, jasa, mengadakan inovasi untuk melakukan penganekaragaman nilai guna atau manfaat barang/jasa baru, tetapi juga menemukan sumber-sumber bahan mentah yang baru (yang semula tidak bermanfaat menjadi sangat bermanfaat) menemukan proses produksi baru, dan akhirnya menemukan peluang usaha dan pemasaran (Jamiko, 2004).

1.5.3. Pengertian Vulkanisir Ban

Vulkanisir ban adalah suatu proses perbaikan (daur ulang) ban yang sudah aus terpakai menjadi baru dengan cara memberi telapak/tread pada permukaan ban (crown) tanpa merubah bentuk ataupun merk pada ban dasar dengan hrga yang relatif murah.

Istilah Vulkanisir di Indonesia”tidak bisa di pisahkan dengan perkembangan penggunaan ban kendaraan,” terutama mobil.” Usaha vulkanisir marak sejak pertengahan dekade 1970” seiring dengan semakin banyaknya jumlah kendaraan angkutan yang beroperasi.” Sebenarnya

(12)

12 Vulkanisir bukanlah istilah baku dalam bahasa indonesia, istilah yang tepat adalah vulkanisasi.”Vulkanisasi dalam bahasa belanda (Vulkanisatie).” Berarti suatu pekerjaan yang mempergunakan karet dan belerang (sulfur)”untuk perekat sebagai bahan dasarnya dengan temperatur tertentu dan waktu yang di tentukan serta tekan udara” yang diatur sesuai“dengan ukuran ban”(Manaf, 2015, hal. 12).

1.6. Metode Penelitian

Pengertian dari metode penelitian ialah merupakan cara ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang dapat diperhatikan, ialah salah satunya dengan cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah merupakan kegiatan penelitian yang didasari pada ciri-ciri keilmuan, secara rasional, empiris, dan sistematis. Rasional ialah kegiatan penelitian yang dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga dapat terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris ialah cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang telah digunakan. Sistematis ialah suatu proses yang digunakan dalam penelitian dengan menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis (Sugiyono, 2011, hal. 2).

Pengertian dari metode penelitian yang lain ialah suatu cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan kegiatan guna memperoleh tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, cara-cara yang dapat digunakan bersifat operasional dari kegiatan yang akan dilaksanakan oleh seseorang untuk merealisasikan tujuannya. Sehingga pengertian lain menurut Sutrisno mengatakan bahwa Metode research

(13)

13 yang diketahui sekarang ialah memberikan garis-garis yang sangat keras, maksud lain adalah agar dapat menjaga pengetahuan yang ingin dicapai dari suatu research mempunyai karya ilmiah yang setinggi-tingginya (Hadi, 1986, hal. 4).

1.6.1. Pendekatan Penelitian

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat interpretatif dengan menggunakan penafsiran peneliti. Metode yang digunakan untuk menelaah masalah penelitiannya agar mendapatkan data yang kongkrit dikenal dalam penelitian kualitatif sebagai triangulasi data (Idrus, 2012).

Pendekatan ini sering disebut penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi alamnya, ada juga yang menyebut sebagai penelitian etnografi karena pada awalnya pendekatan ini lebih banyak digunakan untuk penelitian antropologi. Penelitian kualitatif sebagaimana dikemukakan oleh Nasution yakni penelitian kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya (Nasution, 2003, hal. 5).

Penelitian kualitatif juga dikemukakan oleh Lexy J. Moleong dimana kualitatif secara fundamental bergantung kepada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri juga berhubungan dengan orang-orang dalam bahasa dan peristilahannya (Moleong, 1996, hal. 3).

(14)

14 Penelitian “kualitatif, peneliti melakukan penelitian dalam skala kecil, kelompok”yang memiliki kekhususan, keunggulan, inovasi, atau”bisa juga bermasalah. Kelompok yang diteliti”merupakan satuan sosial budaya yang bersifat alamiah dan saling berinteraksi secara individual ataupun kelompok (Sukmadinata, 2011, hal. 99).”

Peneliti mengambil pendekatan kualitatif dikarenakan peneliti ingin melihat dan memahami, mengeksplor, mendeskripsikan, menggambarkan dan menjelaskan pelaksanaan dari pemberdayaan masyarakat melalui Home Industry vulkanisir ban di Desa Brudu, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang yang terjadi di lapangan secara mendalam.

1.6.2. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara terperinci dan komperhensif mengenai suatu fenomena sosial tetentu. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dapat menggambarkan situasi, peristiwa, orang, interaksi, dan perilaku yang terobservasi mendetail, yang meliputi tentang pertanyaan-pertanyaan, tentang pengalaman, sikap, kepercayaan, dan pikiran, serta kutipan atau seluruh bagian dari dokumen korespondensi, dan sejarah suatu kasus (Ahmadi, 2014, hal. 110).

Metode penelitian deskriptif tersebut sejalan dengan pendapat Suharsimi Arikunto yang menyatakan bahwa apabila peneliti bermaksud mengetahui keadaan sesuatu mengenai apa dan bagaimana, berupa banyak, sejauh mana dan sebagainya maka penelitian ini bersifat deskriptif yaitu

(15)

15 menjelaskan”atau menerangkan”suatu peristiwa (Arikunto S. , 1998, hal. 25).”

Metode penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak, atau sebagaimana adanya (Nawawi, 1983, hal. 67).

Sesuai dengan permasalahan yang menjadi fokus dalam penelitian ini yaitu gambaran deskriptif mengenai pemberdayaan masyarakat melalui home industry vulkanisir ban maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dikarenakan peneliti telah melakukan kegiatan dengan mengeksplor, menggambarkan, mendeskripsikan pelaksanaan situasi sosial di lapangan secara mendalam dan menemukan pola dari fenomena”pemberdayaan”masyarakat”melalui”Home Industry”vulkanisir ban”di”Desa”Brudu,”Kecamatan”Sumobito, Kabupaten Jombang yang terjadi di lapangan secara mendalam.

1.6.3. Unit analisis

Unit analisis adalah sesuatu yang berkaitan dengan fokus yang diteliti. Unit analisis merupakan suatu penelitian yang dapat berupa benda, individu, kelompok, wilayah dan waktu tertentu sesuai dengan fokus penelitian yang akan dilaksanakan. Penelitian ini menggunakan analisis messo yang terjadi dalam skala menengah yang melibatkan lingkungan dan kelompok-kelompok kecil yang difokuskan terhadap pemberdayaan masyarakat melalui home

(16)

16 industry. Cara yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu mengamati secara mendalam, dan melihat realitas yang terjadi sebelum dan sesudah berdirinya home industry tersebut.

1.6.4. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Brudu, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Lokasi ini dipilih karena merupakan salah satu lokasi berdirinya beberapa Home Industry vulkanisir ban dan juga merupakan salah satu lokasi terjadinya pemberdayaan masyarakat sekitar.

1.6.5. Teknik Penentuan Subyek

Penelitian kualitatif memerlukan data-data atau informasi dari berbagai sumber yang dapat memberikan informasi sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk itu harus ditentukan subyek penelitian yang dapat dijadikan sumber informasi tersebut. Seperti yang dikemukakan oleh Nasution bahwa dalam penelitian kualitatif, yang dijadikan subyek hanyalah sumber yang dapat dijadikan informasi. Subyek berupa peristiwa, manusia, situasi yang di observasi. Subyek dipilih secara purposive bertalian dengan purpose atau tujuan tertentu. Jadi subyek penelitian dalam penelitian kualitatif adalah pihak-pihak yang menjadi sasaran penelitian atau sumber yang dapat memberikan informasi dipilih secara purposive bertalian dengan tujuan tertentu (Nasution, 2003, hal. 23).

Berdasarkan uraian di atas, maka yang dijadikan subyek peneliti dalam penelitian ini adalah Informan atau subyek yang dipilih untuk diwawancarai sesuai dengan tujuan. Subyek yang diambil dalam penelitian ini ditentukan

(17)

17 dengan sengaja (purposive), sesuai dengan judul dari penelitian ini yaitu pemberdayaan masyarakat melalui Home Industry vulkanisir ban di Desa Brudu, Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang. Penulis dalam mencari informan terkait dengan masalah yang akan diteliti memiliki kriteria antara lain :

a. Pemilik Home Industry vulkanisir ban

b. Masyarakat yang diberdayakan di Home Industry vulkanisir ban c. Pemasok ban bekas di Home Industry vulkanisir ban

Berdasarkan kriteria subyek yang dipilih untuk diwawancarai selama proses penelitian ini peneliti mengambil 7 subyek penelitian untuk mendapatkan informasi terkait dengan pemberdayaan masyarakat melalui home industry vulkanisir ban. Subyek tersebut adalah Bapak Subagiono selaku pemilik home industry vulkanisir ban. Muhammad Hengky Kurniawan, Muhammad Arif, Firman, Saiful ke empat subyek ini merupakan karyawan yang diberdayakan di home industry vulkanisir ban. Terakhir, Bapak Samsul dan Bapak Nawir yang juga merupakan subyek penelitian yang dipilih oleh peneliti sebagai pemasok ban bekas/pengepul yang turut berpartisipasi di dalam proses kegiatan home industry vulkanisir ban.

1.6.6. Sumber Data

Sumber data yang digunakan peneliti dalam penelitian pemberdayaan masyarakat melalui home industry vulkanisir ban ini terdiri dari 2 kategori yaitu :

(18)

18 a. Data Primer

Data yang didapatkan melalui subyek langsung dari pemilik usaha home industry vulkanisir ban, masyarakat yang di berdayakan (Karyawan), masyarakat yang terlibat sebagai pemasok ban bekas (penyuplai) di dalam home industry vulkanisir ban, intansi Desa Brudu dan hasil observasi dari pihak-pihak yang mendukung penelitian.

b. Data Sekunder

Data sekunder didapatkan dari pustaka baik berupa dokumen, buku, situs internet yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Kedua data tersebut berguna untuk mengukur pemberdayaan masyarakat melalui home industry vulkanisir ban yang dilihat berdasarkan temuan lapangan yang didapatkan oleh peneliti.

1.6.7. Teknik Pengumpulan Data

Goetz & Le Compte (1984) berbagai strategi pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara umum dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis cara, yaitu metode atau teknik pengumpulan data yang bersifat interaktif dan noninteraktif. Data interaktif berarti ada kemungkinan terjadi saling mempengaruhi antara peneliti dengan sumber datanya. Teknik noninteraktif sama sekali tak ada pengaruh antara peneliti dengan sumber datanya, karena sumber data berupa benda, atau sumber datanya manusia atau yang lainnya (Sutopo, 2006, hal. 66).

(19)

19 Teknik penelitian kualitatif pada dasarnya merupakan proses penyidikan, maksudnya kita dapat membuat pengertian fenomena sosial secara bertahap, kemudian melaksanakannya, sebagian besar dengan cara mempertentangkan, membandingkan, merepleksi, menyusun katalog,dan mengklasifikasi objek suatu kajian. Semua kegiatan itu merupakan penarikan sampel, untuk menemukan keseragaman dan sifat umum dunia sosial, dan kegiatan dilakukan terus dan berulang oleh peneliti lapangan kualitatif (Huberman, 2007, hal. 47).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi yang dijabarkan sebagai berikut :

1) Observasi

Observasi adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah (Nazir, 1998, hal. 5). Observasi merupakan salah satu cara pengumpulan data melalui terjun langsung ke lapangan. Data yang didapatkan melalui melihat realita yang ada tersebut akan mencatat bukti-bukti empiris pada sebuah obyek penelitian. Sebagai upaya untuk memahami kondisi di sekitar, teknik observasi memiliki kecenderungan untuk mendapatkan data dari mana saja ketika berada ditempat penelitian sehingga peneliti harus tetap berada dalam konteks yang akan diteliti. Observasi ini digunakan untuk mengamati secara langsung dan tidak langsung.

(20)

20 Suharsimi Arikunto Teknik observasi digunakan agar memperoleh data yang diinginkan dengan cara mengamati secara langsung objek yang akan diteliti menurut Suharsimi Arikunto, observasi adalah Hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk menyadari adanya sesuatu rangsangan tertentu yang diinginkan atau studi disengaja dan sistematis tentang keadaan atau fenomena sosial dan gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat (Arikunto S. , 1989, hal. 63).

Pengertian observasi Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, bahwa : Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Observasi menjadi salah satu teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian, direncanakan dan dicatat secara sistematis, serta dapat dikontrol keandalan (reliabilitas) dan kesasihannya (validitasnya) (Akbar, 2009, hal. 52).

Observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu peneliti terjun langsung ke lapangan yakni di Desa Brudu, Kecamatan Sumobito dengan melihat proses dari awal pembuatan vulkanisir ban tersebut. Mulai dari awal mula pembuatan hingga sampai pemasaran yang dilakukan oleh pengusaha vulkanisir ban kepada pelanggannya. Observasi ini bertujuan untuk mendapatkan data yang lebih lengkap mengenai pemberdayaan masyarakat melalui home industry vulkanisir ban di Desa Brudu, Kecamatan Sumobito. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini lebih ditekankan kepada yang pertama yaitu pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui home industry vulkanisir ban. Kedua yaitu kondisi sosial masyarakat setelah diberdayakan dalam usaha vulkanisir ban.

(21)

21 Observasi awal dilakukan oleh peneliti pada hari Kamis tanggal 25 Juni 2020 sampai 28 Juni 2020. Peneliti melakukan observasi ke home industry vulkanisir ban untuk meminta izin mengenai pelaksanaan wawancara dan menentukan subyek yang dapat dimintai wawancara. Observasi ini juga dilaksanakan oleh peneliti dengan melihat pelaksanaan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan vulkanisir ban dan peneliti juga mengetahui kondisi sosial karyawan sebelum dan sesudah diberdayakan ketika mengikuti pemberdayaan melalui home industry vulkanisir ban.

2) Wawancara

Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau Tanya jawab.Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin mengeksplorasi informasi secara holistic dan jelas dari informan. Menurut Sudjana (2000:234) wawancara adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka antara pihak penanya (interviewer) dengan pihak yang ditanya atau penjawab (interviewe) (Sukmadinata, 2011, hal. 130).

Pengertian wawancara lainnya menurut Lexy J. Moleong Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara interviewer yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2010, hal. 186).

(22)

22 Data di peroleh secara langsung dan melakukan tanya jawab dengan subyek sesuai dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat. Setiap subyek akan mendapatkan pertanyaan yang sama. Percakapan secara intensif dengan masing informan agar dapat menggali informasi penting seputar home industry vulkanisir ban yang dapat memperdayakan pemuda desa di Desa Brudu, Kecamatan Sumobito.

Wawancara yanng digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara terbuka dan terstruktur. Wawancara terbuka memungkinkan subyek dalam memberikan jawaban atau informasi secara lentur dan terbuka sehingga membuat peneliti mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya yang berhubungan dengan penelitian mengenai pemberdayaan masyarakat melalui home industry vulkanisir ban. Selama proses wawancara, penulis mendengarkan dan mencatat berbagai informasi penting yang dapat menunjang hasil penelitian.

Wawancara yang dilakukan terhadap subyek yang telah ditentukan oleh peneliti, yaitu pemilik usaha vulkanisir ban, masyarakat yang diberdayakan di dalam home industry vulkanisir ban, dan juga masyarakat yang bergabung dalam kegiatan pemasok ban atau biasa disebut dengan pengepul. Dengan melakukan teknik wawancara, peneliti akan mendapatkan informasi seperti strategi pemberdayaan masyarakat dalam home industry vulkanisir ban, pelaksanaan pemberdayaan masyarakat, faktor pendorong dan penghambat pelaksanaan pemberdayaan masyarakat, dan dampak yang ditimbulkan dengan

(23)

23 adanya kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui home industry vulkanisir ban.

Wawancara pertama dilakukan oleh peneliti pada hari Senin tanggal 6 Juli 2020 pukul 10.00 – 12.00 kepada pemilik home industry vulkanisir ban. Selanjutnya wawncara dilakukan pada hari Selasa tanggal 7 Juli 2020 pukul 10.50 – 12.00 kepada karyawan yang diberdayakan oleh home industry vulkanisir ban yaitu Muhammad Hengky Kurniawan. Selanjutnya wawancara dilakukan pada hari Rabu tanggal 8 Juli 2020 pukul 15.00 – 16.00 kepada kepada karyawan yang diberdayakan oleh home industry vulkanisir ban yaitu Muhammad Arif. Selanjutnya wawancara dilakukan pada hari Jumat tanggal 10 Juli 2020 pukul 10.30 -11.30 kepada karyawan yang diberdayakan oleh home industry vulkanisir ban yaitu Firman. Selanjutnya pada hari Minggu tanggal 12 Juli 2020 pukul 15.00-16.00 kepada karyawan yang diberdayakan oleh home industry vulkanisir ban yaitu Saiful. Setelah wawancara dengan masyarakat yang diberdayakan dirasa cukup oleh peneliti wawancara dilanjutkan kepada pemasok ban bekas atau pengepul yang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 14 Juli 2020 pukul 15.20 – 16.30 kepada Bapak Samsul dan dilanjutkan pada hari hari Rabu tanggal 15 Juli 2020 pukul 17.00 – 18.00 kepada subyek lainnya yaitu Bapak Nawir.

(24)

24 Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Dokumetasi dalam penelitian ini berupa dokumen-dokumen yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara berupa foto, catatan, buku, agenda dan sebagainya (Hamidi, 2004, hal. 72).

Dokumentasi juga sangat penting dalam penelitian ini, sebab dapat memberikan informasi tambahan lebih kepada peneliti dengan kongkret. Sehingga dengan hal ini dokumentasi yang diperlukan ialah yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama proses pemberdayaan di masing-masing industri vulkanisir ban tesebut.

Dokumentasi yang diambil yaitu beberapa pengambilan gambar dari sudut industri vulkanisir mulai dari proses awal sampai tahap finishing (ban yang akan dipasarkan) dan bentuk pemberdayaan masyarakat. Rekaman suara juga termasuk dokumentasi yang perlu diambil saat penelitian berlangsung.

Dalam penelitian ini menggunakan dokumentasi ketika penelitian berlangsung bisa berupa foto, dokumen resmi atan catatan maupun berupa rekaman audio. Dalam melaksanakan metode dokumenrasi peneliti memperoleh data melalui benda-benda tertulis, dokumentasi juga bisa berupa foto dan rekaman ketika melakukan wawancara dengan subyek penelitian. Dokumentasi dalam penelitian ini dapat berupa data-data yang diperoleh dari pemilik home industry vulkanisir ban, mengabadikan foto sewaktu melakukan kegiatan wawancara dan proses

(25)

25 pelaksanaan atau tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pengolahan vulkanisir ban.

Dalam hasil penelitian, peneliti memperoleh dokumentasi berupa berkas-berkas profil Desa Brudu dari Desa, dokumentasi ketika berada di home industry vulkanisir ban, dan dokumentasi ketika melakukan wawancara kepada subyek berupa foto dan rekaman. Namun dalam dokumentasi rekaman ada beberapa kendala yang terjadi yaitu dimana beberapa subyek tidak menginginkan untuk di rekam dengan alasan malu dan ingin berbicara dengan tenang.

1.6.8. Teknik Analisa data

Teknik analisa data adalah untuk mengungkap data apa yang perlu di cari,hipotesis apa yang perlu di uji,pertanyaan apa yang perlu di jawab, metode apa yang harus di gunakan untuk mendapatkan informasi baru, dan kesalahan apa yang harus segera diperbaiki (Purnomo, 2006, hal. 83). Analisis data dilakukan terhadap data dari hasil studi pendahuluan ataupun data sekunder. Hal ini untuk mendapatkan fokus penelitian sebelum peneliti masuk ke lapangan.

1) Reduksi Data

Reduksi data berarti proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data dilakukan secara terusmenerus selama penelitian berlangsung (Emzir, 2012, hal. 129). Dalam penelitian ini misalnya, ketika peneliti melakukan pengumpulan data terhadap informan, mereka sangat banyak

(26)

26 memberikan informasi mengenai dampak yang mereka rasakan semenjak adanya pemberdayaan masyarakat. Maka dari berbagai dampak yang mereka rasakan peneliti hanya memfokuskan pada dampak yang terlihat secara fisik di lapangan dan yang dirasa penting untuk diteliti lebih lanjut. Proses analisis yang dilakukan oleh peneliti yaitu reduksi data, proses ini meliputi seleksi atau penyederhanaan, mempelajari data dan gagasan dalam data dengan mempelajari kata kunci dengan harapan menemukan tema yang sesuai dari data penelitian.

Proses reduksi data terus berlangsung selama penelitian, bahkan proses ini sudah berlangsung sebelum peneliti melakukan pengumpulan data dan proses ini terus berlangsung sampai pada penelitian ini selesai. Peneliti haru melakukan rekapan data pada saat menggali informasi mendalam dengan cara mencatat atau merekam suatu kegiatan yang sedang berlangsung dan diperoleh melalui observasi wawancara dengan subyek atau hal-hal yang berkaitan dengan kajian yang di teliti.

2) Menyajikan Data (Data Display)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data biasa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Yang sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks dan bersifat naratif. Dengan mendisplay data, maka memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut (Sugiyono, 2011, hal. 249). Penyajian data merupakan proses lanjutan dari reduksi data.

(27)

27 3) Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan

Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel (Sugiyono, 2011, hal. 252). Dalam penelitian ini penarikan kesimpulan sudah dilakukan pada saat observasi awal. Peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal pokok pada pemberdayaan masyarakat. Namun kesimpulan tersebut masih bersifat sementara karena belum adanya bukti-bukti yang mendukung. Namun pada saat melakukan penelitian, peneliti sudah mendapatkan data-data ataupun dokumen yang diberikan oleh berbagai pihak yang terlibat. Maka dari itu kesimpulannya dari penelitian ini sudah bersifat kredibel.

Peneliti akan menyusun kesimpulan dari hasil penelitian. Peneliti melakukan koreksi data untuk kemudian dapat dilakukan cek data di lapangan atau jika kekurangan data agar dapat menarik kesimpulan dari permasalahan yang sesuai dengan rumusan masalah.

1.6.9. Validitas Data

Validitas data merupakan keakuratan dan ketepatan anatara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Untuk memeriksa validitas data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi. Dimana menurut (Sugiyono, 2014, hal. 214) triangulasi

(28)

28 diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi berupaya untuk mengecek kebenaran data dan membandingkan dengan data yang diperoleh dengan sumber lainnya. Menurut William Wiersma (1986) Trianggulasi dalam pengujian keabsahan data dari berbagai sumber dengan berbagai waktu, dengan demikian terdapat trianggulasi sumber, trianggulasi teknik penggumpulan data dan trianggulasi waktu.

Peneliti menggunkan teknik trianggulasi sumber (data) karena peneliti membandingkan informasi yang diperoleh dari satu sumber yang sama dengan teknik yang berbeda dan menentukan waktu yang berbeda. Tujuan dari triangulasi bukan mencari kebenaran dari beberapa fenomena, melainkan lebih kepada peningkatan pemahaman peneliti mengenai apa yang telah ditemukan. Dari kedua teknik tersebut tentunya akan menghasilkan sebuah kesimpulan terkait pemberdayaan masyarakat melalui home industry vulkanisir ban.

Referensi

Dokumen terkait

Sejak panahnya tertancap di tubuh Gajah Putih dan terbawa. lari entah ke mana, keadaan kesehatan Amungsari memburuk dan makin memburuk. Karena takut kakaknya mati dengan

- OTONOMI DAERAH, PEMERINTAHAN UMUM, ADMINISTRASI KEUANGAN DAERAH,

Karakterisasi difraksi sinar-x diperlukan untuk mengetahui fasa yang terdapat pada sampel, menentukan ukuran kristal dan kristalinitas.. Karakterisasi sinar-x dilakukan

Analisis komponen utama (AKU) terhadap rataan spektrum inframerah yang dihasilkan dari kombinasi segitiga kisi 6 ekstrak SDSBL menghasilkan jumlah proporsi kumulatif KU 1 dan KU

Minimal terdari dari lima bagian (divisi) yaitu divisi produksi, divisi pemnasaran, divisi personalia, divisi pembelajaan, dan divisi umum. Struktur organisasi matriks

Nilai R Square atau koefisien determinasi memiliki nilai sebesar 0,281 artinya pengaruh kompensasi dan kepuasan kerja terhadap turnover intention karyawan pizza hut Palu

Asupan protein total, protein nabati, dan zink yang kurang serta usia ≥60 tahun merupakan faktor risiko kepadatan tulang rendah pada wanita pascamenopause

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut maka dapat diperoleh rumusan masalah yaitu bagaimana pengaruh perbedaan konsentrasi polivinil alkohol sebagai surfaktan