• Tidak ada hasil yang ditemukan

Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI Ind p

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI Ind p"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI

616.979 2

Ind

p

Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat

Jenderal Bina Kesehatan Ibu dan Anak

Kesehatan RI. 2015

ISBN 978-602-235-869-5

1. Judul

PREVENTION AND CONTROL II. SYPHILIS CONGENITAL

PREVENTION AND CONTROL III. SPREADING FACTOR

Pedoman manajemen program pencegahan penularan

HIV dan Sifilis dari ibu ke Anak .

Jakarta : Kementerian

(3)

Pedoman Manajemen

Program Pencegahan

Penularan HIV dan Sifilis dari

Ibu ke Anak

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

616.979 2

Ind

p

(4)

ii

Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 2015

iv

Daftar Isi

Kata Pengantar ii

Sambutan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak iii

Daftar Isi iv

Daftar Singkatan v

Definisi vii

BAB I Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Kebijakan dan Strategi 1

1.2.1 Kebijakan 2

1.2.2 Strategi 2

1.3 Tujuan 3

1.4 Sasaran 3

BAB II Upaya Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak 4

2.1 Epidemiologi HIV dan Sifilis 4

2.1.1 Epidemiologi HIV dan AIDS 4

2.1.2 Epidemiologi Sifilis 5

2.2 Perkembangan Program PPIA 7

2.3 Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak 9

2.3.1 Prong 1 : Pencegahan Penularan HIV pada Perempuan Usia Reproduksi 9

2.3.2 Prong 2 : Pencegahan Kehamilan Tidak Terencana pada Perempuan dengan HIV 9

2.3.3 Prong 3 : Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 10

2.3.4 Prong 4 : Pemberian Dukungan Psikologis, Sosial, Medis dan Perawatan 10

BAB III Pengelolaan Program PPIA 12

3.1 Perencanaan 12

3.2 Pelaksanaan 13

3.3 Pemantauan dan Evaluasi 17

3.3.1 Kegiatan 17

3.3.2 Indikator 19

3.4 Pencatatan dan Pelaporan 20

3.4.1 Pencatatan 20

3.4.2 Pelaporan 20

3.5 Pengorganisasian 21

3.5.1 Pihak yang Terkait 22

3.5.2 Peran Pemangku Kepentingan Utama 23

3.6 Jejaring PPIA/LKB 24

BAB IV Penutup 26

Daftar Pustaka 27 Lampiran

Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 2015

v

Daftar Singkatan

AIDS : Acquired immune-deficiency syndrome

ARV : Anti retroviral drugs

BOK : Bantuan Operasional Puskesmas

BPM : Bidan Praktek Mandiri

FKRTL : Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan FKTP : Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

HIV : Human immunodeficiency virus

IBBS : Integrated Bio-Behavioural Surveillance

IBI : Ikatan Bidan Indonesia

IDAI : Ikatan Dokter Anak Indonesia

IDI : Ikatan Dokter Indonesia

IDU : Injecting drug use

IMS-ISR : Infeksi Menular Seksual-Infeksi Saluran Reproduksi KDS : Kelompok Dukungan Sebaya

KIE : Komunikasi Informasi Edukasi KPAD : Komisi Penanggulangan AIDS Daerah KTS : Konseling dan Tes Sukarela LBT : Laki-laki Berisiko Tinggi

LKB : Layanan Komprehensif Berkesinambungan LSL : Lelaki yang Berhubungan Seks dengan Lelaki ODHA : Orang Dengan HIV-AIDS

PAPELKI : Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia PDP : Perawatan, Dukungan dan Pengobatan Lebih Lanjut PDS Patklin : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik

PERDOSKI : Persatuan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia PERSAGI : Persatuan Ahli Gizi Indonesia

PKPR : Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja PKRT : Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu PMTCT : Prevention of mother-to-child transmission

POGI : Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia Polindes : Pondok Bersalin Desa

Poskesdes : Pos Kesehatan Desa

Posyandu : Pos Pelayanan Kesehatan Terpadu PPIA : Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak PPNI : Persatuan Perawat Nasional Indonesia

PPPKMI : Perkumpulan Promosi dan Pendidikan Kesehatan Masyarakat Indonesia PUS : Pasangan Usia Subur

Pusling : Puskesmas Keliling

Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 2015

ii

Kata Pengantar

(5)

iii

Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 2015

iv

Daftar Isi

Kata Pengantar ii

Sambutan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak iii

Daftar Isi iv

Daftar Singkatan v

Definisi vii

BAB I Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Kebijakan dan Strategi 1

1.2.1 Kebijakan 2

1.2.2 Strategi 2

1.3 Tujuan 3

1.4 Sasaran 3

BAB II Upaya Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak 4

2.1 Epidemiologi HIV dan Sifilis 4

2.1.1 Epidemiologi HIV dan AIDS 4

2.1.2 Epidemiologi Sifilis 5

2.2 Perkembangan Program PPIA 7

2.3 Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak 9

2.3.1 Prong 1 : Pencegahan Penularan HIV pada Perempuan Usia Reproduksi 9

2.3.2 Prong 2 : Pencegahan Kehamilan Tidak Terencana pada Perempuan dengan HIV 9

2.3.3 Prong 3 : Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 10

2.3.4 Prong 4 : Pemberian Dukungan Psikologis, Sosial, Medis dan Perawatan 10

BAB III Pengelolaan Program PPIA 12

3.1 Perencanaan 12

3.2 Pelaksanaan 13

3.3 Pemantauan dan Evaluasi 17

3.3.1 Kegiatan 17

3.3.2 Indikator 19

3.4 Pencatatan dan Pelaporan 20

3.4.1 Pencatatan 20

3.4.2 Pelaporan 20

3.5 Pengorganisasian 21

3.5.1 Pihak yang Terkait 22

3.5.2 Peran Pemangku Kepentingan Utama 23

3.6 Jejaring PPIA/LKB 24

BAB IV Penutup 26

Daftar Pustaka 27 Lampiran

Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 2015

v

Daftar Singkatan

AIDS : Acquired immune-deficiency syndrome

ARV : Anti retroviral drugs

BOK : Bantuan Operasional Puskesmas

BPM : Bidan Praktek Mandiri

FKRTL : Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan FKTP : Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

HIV : Human immunodeficiency virus

IBBS : Integrated Bio-Behavioural Surveillance

IBI : Ikatan Bidan Indonesia

IDAI : Ikatan Dokter Anak Indonesia

IDI : Ikatan Dokter Indonesia

IDU : Injecting drug use

IMS-ISR : Infeksi Menular Seksual-Infeksi Saluran Reproduksi KDS : Kelompok Dukungan Sebaya

KIE : Komunikasi Informasi Edukasi KPAD : Komisi Penanggulangan AIDS Daerah KTS : Konseling dan Tes Sukarela LBT : Laki-laki Berisiko Tinggi

LKB : Layanan Komprehensif Berkesinambungan LSL : Lelaki yang Berhubungan Seks dengan Lelaki ODHA : Orang Dengan HIV-AIDS

PAPELKI : Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia PDP : Perawatan, Dukungan dan Pengobatan Lebih Lanjut PDS Patklin : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik

PERDOSKI : Persatuan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia PERSAGI : Persatuan Ahli Gizi Indonesia

PKPR : Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja PKRT : Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu PMTCT : Prevention of mother-to-child transmission

POGI : Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia Polindes : Pondok Bersalin Desa

Poskesdes : Pos Kesehatan Desa

Posyandu : Pos Pelayanan Kesehatan Terpadu PPIA : Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak PPNI : Persatuan Perawat Nasional Indonesia

PPPKMI : Perkumpulan Promosi dan Pendidikan Kesehatan Masyarakat Indonesia PUS : Pasangan Usia Subur

Pusling : Puskesmas Keliling

Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 2015

ii

Kata Pengantar

Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Undang-Undang

Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) serta Undang Undang Nomor

23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ditetapkan bahwa kesejahteraan merupakan

urusan pemerintahan yang didaerahkan. Sementara itu, Penyakit menular masih menjadi masalah

kesehatan masyarakat yang menimbulkan kesakitan, kematian dan kecacatan yang tinggi sehingga

perlu dilakukan upaya pencegahan, pengendalian dan pemberantasan yang efektif dan efisien,

secara komperehensif berkesinambungan sejak tingkat fasilitas pelayanan kesehatan primer

(puskesmas) ke atas. HIV dan Sifilis merupakan penyakit menular langsung yang dapat menginfeksi

ibu dan ditularkan ke bayi sejak dalam kandungan, persalinan maupun menyusui.

Setiap Puskesmas, baik di kawasan perkotaan, kawasan perdesaan maupun kawasan terpencil/sangat

terpencil, sebagai penanggung jawab kesehatan wilayah setempat berkewajiban melaksanakan

upaya kesehatan masyarakat (UKM) essensial berupa promosi kesehatan atau penyuluhan

peningkatan pengetahuan komprehensif masyarakat tentang pencegahan penularan HIV-AIDS dan

IMS serta pencegahan dan pengendalian penyakit menular melalui deteksi atau penemuan dini

HIV/AIDS dan IMS. Dengan demikian pemerintah daerah kabupaten/kota dan provinsi memiliki

peran dan tanggung jawab penting untuk pelaksanaan operasionalnya sebagai standar pelayanan

minimal kesehatan dasar masyarakat. Buku Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan

HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak ini merupakan panduan standar dan kriteria penilaian akreditasi

fasyankes primer maupun lanjutan disamping untuk menentukan situasi epidemi dan intervensinya

di masing-masing wilayah kabupaten/kota atau provinsi.

Tujuannya dari penyusunan buku Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan

Sifilis dari Ibu ke Anak adalah untuk memenuhi hak rakyat di seluruh Indonesia dalam bidang

kesehatan dan kebutuhan kesehatan masyarakat yang merata serta menjamin generasi masa depan

yang berkualitas serta bebas dari penyakit menular langsung, khususnya HIV dan Sifilis dan membuka

akses kesehatan yang layak dalam pembangunan kesehatan secara menyeluruh yang mantap,

memiliki keunggulan kompetitif sesuai struktur budaya dan sosial serta dilayani oleh sumber daya

manusia (SDM) kesehatan yang berkualitas. Oleh karena itu buku ini dilaksanakan terintegrasi dalam

kegiatan

Anternal Care

terpadu yang lengkap dan berkualitas.

Buku Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak ini

diharapkan dapat mewujudkan pemerataan akses layanan kesehatan seluruh masyakarat, khususnya

ibu hamil dan pemerataan pemahaman bagi penyelenggara dan pelaksana dalam memenuhi hak

dan kewajiban rakyat di bidang kesehatan dengan baik dan benar maupun pihak pihak yang terkait

lainnya.

penghargaan dan terima kasih kami sampaikan pada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan

buku ini dan bila mana perlu dapat di sempurnakan atau di revisi di kemudian hari, sesuai dinamika

managemen program dan pelayanan menurut situasi dan kondisi di layanan serta perubahan

kebijakan dan regulasi kesehatan yang berlaku.

(6)

iv

Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 2015

iv

Daftar Isi

Kata Pengantar ii

Sambutan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak iii

Daftar Isi iv

Daftar Singkatan v

Definisi vii

BAB I Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Kebijakan dan Strategi 1

1.2.1 Kebijakan 2

1.2.2 Strategi 2

1.3 Tujuan 3

1.4 Sasaran 3

BAB II Upaya Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak 4

2.1 Epidemiologi HIV dan Sifilis 4

2.1.1 Epidemiologi HIV dan AIDS 4

2.1.2 Epidemiologi Sifilis 5

2.2 Perkembangan Program PPIA 7

2.3 Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak 9

2.3.1 Prong 1 : Pencegahan Penularan HIV pada Perempuan Usia Reproduksi 9

2.3.2 Prong 2 : Pencegahan Kehamilan Tidak Terencana pada Perempuan dengan HIV 9

2.3.3 Prong 3 : Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 10

2.3.4 Prong 4 : Pemberian Dukungan Psikologis, Sosial, Medis dan Perawatan 10

BAB III Pengelolaan Program PPIA 12

3.1 Perencanaan 12

3.2 Pelaksanaan 13

3.3 Pemantauan dan Evaluasi 17

3.3.1 Kegiatan 17

3.3.2 Indikator 19

3.4 Pencatatan dan Pelaporan 20

3.4.1 Pencatatan 20

3.4.2 Pelaporan 20

3.5 Pengorganisasian 21

3.5.1 Pihak yang Terkait 22

3.5.2 Peran Pemangku Kepentingan Utama 23

3.6 Jejaring PPIA/LKB 24

BAB IV Penutup 26

Daftar Pustaka 27

Lampiran Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 2015 v

Daftar Singkatan

AIDS : Acquired immune-deficiency syndrome ARV : Anti retroviral drugs BOK : Bantuan Operasional Puskesmas BPM : Bidan Praktek Mandiri FKRTL : Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan FKTP : Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama HIV : Human immunodeficiency virus IBBS : Integrated Bio-Behavioural Surveillance IBI : Ikatan Bidan Indonesia IDAI : Ikatan Dokter Anak Indonesia IDI : Ikatan Dokter Indonesia IDU : Injecting drug use IMS-ISR : Infeksi Menular Seksual-Infeksi Saluran Reproduksi KDS : Kelompok Dukungan Sebaya KIE : Komunikasi Informasi Edukasi KPAD : Komisi Penanggulangan AIDS Daerah KTS : Konseling dan Tes Sukarela LBT : Laki-laki Berisiko Tinggi LKB : Layanan Komprehensif Berkesinambungan LSL : Lelaki yang Berhubungan Seks dengan Lelaki ODHA : Orang Dengan HIV-AIDS PAPELKI : Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia PDP : Perawatan, Dukungan dan Pengobatan Lebih Lanjut PDS Patklin : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik PERDOSKI : Persatuan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia PERSAGI : Persatuan Ahli Gizi Indonesia PKPR : Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja PKRT : Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu PMTCT : Prevention of mother-to-child transmission POGI : Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia Polindes : Pondok Bersalin Desa Poskesdes : Pos Kesehatan Desa Posyandu : Pos Pelayanan Kesehatan Terpadu PPIA : Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak PPNI : Persatuan Perawat Nasional Indonesia PPPKMI : Perkumpulan Promosi dan Pendidikan Kesehatan Masyarakat Indonesia PUS : Pasangan Usia Subur Pusling : Puskesmas Keliling Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 2015 iii

Sambutan

Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

Pelayanan antenatal yang baik dan berkualitas merupakan pelayanan yang dapat memberikan

perlindungan kesehatan selama ibu menjalankan kehamilannya. Saat ini cakupan pelayanan

antenatal kunjungan pertama (akses K1) sudah cukup tinggi, yaitu 81,6% (Riskesdas 2013).

Namun cakupan pelayanan antenatal K4 (kualitas) baru mencapai 70,4%.

Tujuan pelayanan antenatal berkualitas diantaranya adalah mencegah dan mendeteksi dini masalah

atau penyakit yang diderita ibu hamil dan janinnya. Keadaan yang dapat berdampak negatif tersebut

antara lain dapat disebabkan oleh infeksi HIV dan sifilis pada ibu hamil. Lebih dari 90% kasus anak

yang terinfeksi HIV tertular penyakit melalui proses penularan dari ibu ke anak.

Virus HIV dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi HIV kepada anaknya selama kehamilan, saat

persalianan dan saat menyusui. Sifilis, seperti infeksi menular seksual lainnya, meningkatkan risiko

penularan HIV sebesar 3-5 kali. Bila ibu hamil yang terinfeksi sifilis tidak diobati dengan adekuat,

maka 67% kehamilan akan berakhir dengan abortus, lahir mati atau sifilis kongenital. Kajian WHO

di beberapa negara Asia Pasifik menunjukkan bahwa skrining HIV dan sifilis pada ibu hamil yang

dilaksanakan bersamaan dalam pelayanan antenatal sangat

cost-effective

untuk mencegah

penularan HIV dari ibu ke anak dan upaya

eliminasi sifilis kongenital.

Dalam upaya meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan pencegahan penularan HIV dari ibu ke

anak, Kementerian Kesehatan telah menyusun Pedoman Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke

Anak. Dengan diintegrasikannya pemeriksaan tes sifilis pada ibu hamil dalam upaya tersebut,

maka pedoman itu disesuaikan menjadi Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan

HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak. Pedoman yang telah direvisi ini ditujukan untuk meningkatkan

kemampuan manajemen bagi pengelola program di tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota

sampai ke Puskesmas. Untuk peningkatan kemampuan klinis petugas kesehatan telah disusun

pula Pedoman Pelaksanaan Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak Bagi Petugas

Kesehatan.

Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak ini

diharapkan dapat menjadi acuan penyelenggaraan pelayanan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu

ke Anak (PPIA) dan sifilis untuk ibu hamil. Pedoman ini selain ditujukan untuk para pengelola

program juga dapat digunakan sebagai acuan bagi pemberi pelayanan kesehatan di tingkat

provinsi, kabupaten/kota dan fasilitas kesehatan tingkat pertama serta rujukan tingkat lanjutan.

Kesamaan persepsi antara pengelola program dan pelaksana pelayanan diperlukan dalam

mendukung upaya Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak serta upaya eliminasi sifilis

kongenital.

Jakarta, Januari 2015

Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA

Dr Anung Sugihantono, MKes

R

E

PU

BL

IK I

ND

O

N

ES

IA

K

E

M

E

N

TER

I

A

N

KE

S

EH

AT

A

N

Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 2015 v

Daftar Isi

Kata Pengantar

iii

Sambutan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

iv

Daftar Isi

v

Daftar Singkatan

vi

Definisi

viii

BAB I Pendahuluan

1

1.1 Latar Belakang

1

1.2 Kebijakan dan Strategi

1

1.2.1 Kebijakan

2

1.2.2 Strategi

2

1.3 Tujuan

3

1.4 Sasaran

3

BAB II Upaya Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak

4

2.1 Epidemiologi HIV dan Sifilis

4

2.1.1 Epidemiologi HIV dan AIDS

4

2.1.2 Epidemiologi Sifilis

5

2.2 Perkembangan Program PPIA

7

2.3 Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak

9

2.3.1 Prong 1 : Pencegahan Penularan HIV pada Perempuan Usia Reproduksi 9

2.3.2 Prong 2 : Pencegahan Kehamilan Tidak Terencana pada Perempuan

dengan HIV

9

2.3.3 Prong 3 : Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak

10

2.3.4 Prong 4 : Pemberian Dukungan Psikologis, Sosial, Medis dan Perawatan 10

BAB III Pengelolaan Program PPIA

12

3.1 Perencanaan

12

3.2 Pelaksanaan

13

3.3 Pemantauan dan Evaluasi

17

3.3.1 Kegiatan

17

3.3.2 Indikator

19

3.4 Pencatatan dan Pelaporan

20

3.4.1 Pencatatan

20

3.4.2 Pelaporan

20

3.5 Pengorganisasian

21

3.5.1 Pihak yang Terkait

22

3.5.2 Peran Pemangku Kepentingan Utama

23

3.6 Jejaring PPIA/LKB

24

BAB IV Penutup

26

Daftar Pustaka

27

Lampiran

(7)

v

Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 2015

iv

Daftar Isi

Kata Pengantar ii

Sambutan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak iii

Daftar Isi iv

Daftar Singkatan v

Definisi vii

BAB I Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Kebijakan dan Strategi 1

1.2.1 Kebijakan 2

1.2.2 Strategi 2

1.3 Tujuan 3

1.4 Sasaran 3

BAB II Upaya Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak 4

2.1 Epidemiologi HIV dan Sifilis 4

2.1.1 Epidemiologi HIV dan AIDS 4

2.1.2 Epidemiologi Sifilis 5

2.2 Perkembangan Program PPIA 7

2.3 Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak 9

2.3.1 Prong 1 : Pencegahan Penularan HIV pada Perempuan Usia Reproduksi 9

2.3.2 Prong 2 : Pencegahan Kehamilan Tidak Terencana pada Perempuan dengan HIV 9

2.3.3 Prong 3 : Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 10

2.3.4 Prong 4 : Pemberian Dukungan Psikologis, Sosial, Medis dan Perawatan 10

BAB III Pengelolaan Program PPIA 12

3.1 Perencanaan 12

3.2 Pelaksanaan 13

3.3 Pemantauan dan Evaluasi 17

3.3.1 Kegiatan 17

3.3.2 Indikator 19

3.4 Pencatatan dan Pelaporan 20

3.4.1 Pencatatan 20

3.4.2 Pelaporan 20

3.5 Pengorganisasian 21

3.5.1 Pihak yang Terkait 22

3.5.2 Peran Pemangku Kepentingan Utama 23

3.6 Jejaring PPIA/LKB 24

BAB IV Penutup 26

Daftar Pustaka 27

Lampiran Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 2015 v

Daftar Singkatan

AIDS : Acquired immune-deficiency syndrome ARV : Anti retroviral drugs BOK : Bantuan Operasional Puskesmas BPM : Bidan Praktek Mandiri FKRTL : Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan FKTP : Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama HIV : Human immunodeficiency virus IBBS : Integrated Bio-Behavioural Surveillance IBI : Ikatan Bidan Indonesia IDAI : Ikatan Dokter Anak Indonesia IDI : Ikatan Dokter Indonesia IDU : Injecting drug use IMS-ISR : Infeksi Menular Seksual-Infeksi Saluran Reproduksi KDS : Kelompok Dukungan Sebaya KIE : Komunikasi Informasi Edukasi KPAD : Komisi Penanggulangan AIDS Daerah KTS : Konseling dan Tes Sukarela LBT : Laki-laki Berisiko Tinggi LKB : Layanan Komprehensif Berkesinambungan LSL : Lelaki yang Berhubungan Seks dengan Lelaki ODHA : Orang Dengan HIV-AIDS PAPELKI : Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia PDP : Perawatan, Dukungan dan Pengobatan Lebih Lanjut PDS Patklin : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik PERDOSKI : Persatuan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia PERSAGI : Persatuan Ahli Gizi Indonesia PKPR : Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja PKRT : Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu PMTCT : Prevention of mother-to-child transmission POGI : Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia Polindes : Pondok Bersalin Desa Poskesdes : Pos Kesehatan Desa Posyandu : Pos Pelayanan Kesehatan Terpadu PPIA : Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak PPNI : Persatuan Perawat Nasional Indonesia PPPKMI : Perkumpulan Promosi dan Pendidikan Kesehatan Masyarakat Indonesia PUS : Pasangan Usia Subur Pusling : Puskesmas Keliling Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 2015 iii

Sambutan

Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

Pelayanan antenatal yang baik dan berkualitas merupakan pelayanan yang dapat memberikan

perlindungan kesehatan selama ibu menjalankan kehamilannya. Saat ini cakupan pelayanan

antenatal kunjungan pertama (akses K1) sudah cukup tinggi, yaitu 81,6% (Riskesdas 2013).

Namun cakupan pelayanan antenatal K4 (kualitas) baru mencapai 70,4%.

Tujuan pelayanan antenatal berkualitas diantaranya adalah mencegah dan mendeteksi dini masalah

atau penyakit yang diderita ibu hamil dan janinnya. Keadaan yang dapat berdampak negatif tersebut

antara lain dapat disebabkan oleh infeksi HIV dan sifilis pada ibu hamil. Lebih dari 90% kasus anak

yang terinfeksi HIV tertular penyakit melalui proses penularan dari ibu ke anak.

Virus HIV dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi HIV kepada anaknya selama kehamilan, saat

persalianan dan saat menyusui. Sifilis, seperti infeksi menular seksual lainnya, meningkatkan risiko

penularan HIV sebesar 3-5 kali. Bila ibu hamil yang terinfeksi sifilis tidak diobati dengan adekuat,

maka 67% kehamilan akan berakhir dengan abortus, lahir mati atau sifilis kongenital. Kajian WHO

di beberapa negara Asia Pasifik menunjukkan bahwa skrining HIV dan sifilis pada ibu hamil yang

dilaksanakan bersamaan dalam pelayanan antenatal sangat

cost-effective

untuk mencegah

penularan HIV dari ibu ke anak dan upaya

eliminasi sifilis kongenital.

Dalam upaya meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan pencegahan penularan HIV dari ibu ke

anak, Kementerian Kesehatan telah menyusun Pedoman Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke

Anak. Dengan diintegrasikannya pemeriksaan tes sifilis pada ibu hamil dalam upaya tersebut,

maka pedoman itu disesuaikan menjadi Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan

HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak. Pedoman yang telah direvisi ini ditujukan untuk meningkatkan

kemampuan manajemen bagi pengelola program di tingkat Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota

sampai ke Puskesmas. Untuk peningkatan kemampuan klinis petugas kesehatan telah disusun

pula Pedoman Pelaksanaan Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak Bagi Petugas

Kesehatan.

Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak ini

diharapkan dapat menjadi acuan penyelenggaraan pelayanan Pencegahan Penularan HIV dari Ibu

ke Anak (PPIA) dan sifilis untuk ibu hamil. Pedoman ini selain ditujukan untuk para pengelola

program juga dapat digunakan sebagai acuan bagi pemberi pelayanan kesehatan di tingkat

provinsi, kabupaten/kota dan fasilitas kesehatan tingkat pertama serta rujukan tingkat lanjutan.

Kesamaan persepsi antara pengelola program dan pelaksana pelayanan diperlukan dalam

mendukung upaya Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak serta upaya eliminasi sifilis

kongenital.

Jakarta, Januari 2015

Direktur Jenderal Bina Gizi dan KIA

Dr Anung Sugihantono, MKes

Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 2015 v

Daftar Isi

Kata Pengantar

iii

Sambutan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak

iv

Daftar Isi

v

Daftar Singkatan

vi

Definisi

viii

BAB I Pendahuluan

1

1.1 Latar Belakang

1

1.2 Kebijakan dan Strategi

1

1.2.1 Kebijakan

2

1.2.2 Strategi

2

1.3 Tujuan

3

1.4 Sasaran

3

BAB II Upaya Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak

4

2.1 Epidemiologi HIV dan Sifilis

4

2.1.1 Epidemiologi HIV dan AIDS

4

2.1.2 Epidemiologi Sifilis

5

2.2 Perkembangan Program PPIA

7

2.3 Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak

9

2.3.1 Prong 1 : Pencegahan Penularan HIV pada Perempuan Usia Reproduksi 9

2.3.2 Prong 2 : Pencegahan Kehamilan Tidak Terencana pada Perempuan

dengan HIV

9

2.3.3 Prong 3 : Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak

10

2.3.4 Prong 4 : Pemberian Dukungan Psikologis, Sosial, Medis dan Perawatan 10

BAB III Pengelolaan Program PPIA

12

3.1 Perencanaan

12

3.2 Pelaksanaan

13

3.3 Pemantauan dan Evaluasi

17

3.3.1 Kegiatan

17

3.3.2 Indikator

19

3.4 Pencatatan dan Pelaporan

20

3.4.1 Pencatatan

20

3.4.2 Pelaporan

20

3.5 Pengorganisasian

21

3.5.1 Pihak yang Terkait

22

3.5.2 Peran Pemangku Kepentingan Utama

23

3.6 Jejaring PPIA/LKB

24

BAB IV Penutup

26

Daftar Pustaka

27

Lampiran

(8)

vi

Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 2015

iv

Daftar Isi

Kata Pengantar ii

Sambutan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak iii

Daftar Isi iv

Daftar Singkatan v

Definisi vii

BAB I Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Kebijakan dan Strategi 1

1.2.1 Kebijakan 2

1.2.2 Strategi 2

1.3 Tujuan 3

1.4 Sasaran 3

BAB II Upaya Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak 4

2.1 Epidemiologi HIV dan Sifilis 4

2.1.1 Epidemiologi HIV dan AIDS 4

2.1.2 Epidemiologi Sifilis 5

2.2 Perkembangan Program PPIA 7

2.3 Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak 9

2.3.1 Prong 1 : Pencegahan Penularan HIV pada Perempuan Usia Reproduksi 9

2.3.2 Prong 2 : Pencegahan Kehamilan Tidak Terencana pada Perempuan dengan HIV 9

2.3.3 Prong 3 : Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 10

2.3.4 Prong 4 : Pemberian Dukungan Psikologis, Sosial, Medis dan Perawatan 10

BAB III Pengelolaan Program PPIA 12

3.1 Perencanaan 12

3.2 Pelaksanaan 13

3.3 Pemantauan dan Evaluasi 17

3.3.1 Kegiatan 17

3.3.2 Indikator 19

3.4 Pencatatan dan Pelaporan 20

3.4.1 Pencatatan 20

3.4.2 Pelaporan 20

3.5 Pengorganisasian 21

3.5.1 Pihak yang Terkait 22

3.5.2 Peran Pemangku Kepentingan Utama 23

3.6 Jejaring PPIA/LKB 24

BAB IV Penutup 26

Daftar Pustaka 27 Lampiran

Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 2015

v

Daftar Singkatan

AIDS : Acquired immune-deficiency syndrome

ARV : Anti retroviral drugs

BOK : Bantuan Operasional Puskesmas

BPM : Bidan Praktek Mandiri

FKRTL : Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan FKTP : Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

HIV : Human immunodeficiency virus

IBBS : Integrated Bio-Behavioural Surveillance

IBI : Ikatan Bidan Indonesia

IDAI : Ikatan Dokter Anak Indonesia

IDI : Ikatan Dokter Indonesia

IDU : Injecting drug use

IMS-ISR : Infeksi Menular Seksual-Infeksi Saluran Reproduksi KDS : Kelompok Dukungan Sebaya

KIE : Komunikasi Informasi Edukasi KPAD : Komisi Penanggulangan AIDS Daerah KTS : Konseling dan Tes Sukarela LBT : Laki-laki Berisiko Tinggi

LKB : Layanan Komprehensif Berkesinambungan LSL : Lelaki yang Berhubungan Seks dengan Lelaki ODHA : Orang Dengan HIV-AIDS

PAPELKI : Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia PDP : Perawatan, Dukungan dan Pengobatan Lebih Lanjut PDS Patklin : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik

PERDOSKI : Persatuan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia PERSAGI : Persatuan Ahli Gizi Indonesia

PKPR : Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja PKRT : Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu PMTCT : Prevention of mother-to-child transmission

POGI : Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia Polindes : Pondok Bersalin Desa

Poskesdes : Pos Kesehatan Desa

Posyandu : Pos Pelayanan Kesehatan Terpadu PPIA : Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak PPNI : Persatuan Perawat Nasional Indonesia

PPPKMI : Perkumpulan Promosi dan Pendidikan Kesehatan Masyarakat Indonesia PUS : Pasangan Usia Subur

Pusling : Puskesmas Keliling Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 2015

v

Daftar Singkatan

AIDS

:

Acquired immune-deficiency syndrome

ARV

:

Anti retroviral drugs

BOK

: Bantuan Operasional Puskesmas

BPM

: Bidan Praktek Mandiri

FKRTL

: Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan

FKTP

: Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

HIV

:

Human immunodeficiency virus

IBBS

:

Integrated Bio-Behavioural Surveillance

IBI

: Ikatan Bidan Indonesia

IDAI

: Ikatan Dokter Anak Indonesia

IDI

: Ikatan Dokter Indonesia

IDU

:

Injecting drug use

IMS-ISR

: Infeksi Menular Seksual-Infeksi Saluran Reproduksi

KDS

: Kelompok Dukungan Sebaya

KIE

: Komunikasi Informasi Edukasi

KPAD

: Komisi Penanggulangan AIDS Daerah

KTS

: Konseling dan Tes Sukarela

LBT

: Laki-laki Berisiko Tinggi

LKB

: Layanan Komprehensif Berkesinambungan

LSL

: Lelaki yang Berhubungan Seks dengan Lelaki

ODHA

: Orang Dengan HIV-AIDS

PAPELKI

: Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia

PDP

: Perawatan, Dukungan dan Pengobatan Lebih Lanjut

PDS Patklin

: Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik

PERDOSKI

: Persatuan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia

PERSAGI

: Persatuan Ahli Gizi Indonesia

PKPR

: Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja

PKRT

: Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu

PMTCT

:

Prevention of mother-to-child transmission

POGI

: Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia

Polindes

: Pondok Bersalin Desa

Poskesdes

: Pos Kesehatan Desa

Posyandu

: Pos Pelayanan Kesehatan Terpadu

PPIA

: Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak

PPNI

: Persatuan Perawat Nasional Indonesia

PPPKMI

: Perkumpulan Promosi dan Pendidikan Kesehatan Masyarakat Indonesia

PUS

: Pasangan Usia Subur

Pusling

: Puskesmas Keliling

Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 2015

vi

Pustu

: Puskesmas Pembantu

SIHA

: Sistem Informasi HIV dan AIDS

SKPDKB

: Satuan Kerja Perangkat Daerah Keluarga Berencana

STBP

: Survei Terpadu Biologi dan Perilaku

TB

: Tuberkulosis

TIPK

: Tes HIV atas Inisiatif Pemberi Layanan Kesehatan dan Konseling

UNAIDS

:

United Nations Programme on HIV and AIDS

UPF

: Unit Pelayanan Fungsional

WPS

: Wanita Pekerja Seks

(9)

vii

Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 2015

iv

Daftar Isi

Kata Pengantar ii

Sambutan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak iii

Daftar Isi iv

Daftar Singkatan v

Definisi vii

BAB I Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Kebijakan dan Strategi 1

1.2.1 Kebijakan 2

1.2.2 Strategi 2

1.3 Tujuan 3

1.4 Sasaran 3

BAB II Upaya Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak 4

2.1 Epidemiologi HIV dan Sifilis 4

2.1.1 Epidemiologi HIV dan AIDS 4

2.1.2 Epidemiologi Sifilis 5

2.2 Perkembangan Program PPIA 7

2.3 Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak 9

2.3.1 Prong 1 : Pencegahan Penularan HIV pada Perempuan Usia Reproduksi 9

2.3.2 Prong 2 : Pencegahan Kehamilan Tidak Terencana pada Perempuan dengan HIV 9

2.3.3 Prong 3 : Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 10

2.3.4 Prong 4 : Pemberian Dukungan Psikologis, Sosial, Medis dan Perawatan 10

BAB III Pengelolaan Program PPIA 12

3.1 Perencanaan 12

3.2 Pelaksanaan 13

3.3 Pemantauan dan Evaluasi 17

3.3.1 Kegiatan 17

3.3.2 Indikator 19

3.4 Pencatatan dan Pelaporan 20

3.4.1 Pencatatan 20

3.4.2 Pelaporan 20

3.5 Pengorganisasian 21

3.5.1 Pihak yang Terkait 22

3.5.2 Peran Pemangku Kepentingan Utama 23

3.6 Jejaring PPIA/LKB 24

BAB IV Penutup 26

Daftar Pustaka 27 Lampiran

Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 2015

v

Daftar Singkatan

AIDS : Acquired immune-deficiency syndrome

ARV : Anti retroviral drugs

BOK : Bantuan Operasional Puskesmas

BPM : Bidan Praktek Mandiri

FKRTL : Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan FKTP : Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

HIV : Human immunodeficiency virus

IBBS : Integrated Bio-Behavioural Surveillance

IBI : Ikatan Bidan Indonesia

IDAI : Ikatan Dokter Anak Indonesia

IDI : Ikatan Dokter Indonesia

IDU : Injecting drug use

IMS-ISR : Infeksi Menular Seksual-Infeksi Saluran Reproduksi KDS : Kelompok Dukungan Sebaya

KIE : Komunikasi Informasi Edukasi KPAD : Komisi Penanggulangan AIDS Daerah KTS : Konseling dan Tes Sukarela LBT : Laki-laki Berisiko Tinggi

LKB : Layanan Komprehensif Berkesinambungan LSL : Lelaki yang Berhubungan Seks dengan Lelaki ODHA : Orang Dengan HIV-AIDS

PAPELKI : Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia PDP : Perawatan, Dukungan dan Pengobatan Lebih Lanjut PDS Patklin : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik

PERDOSKI : Persatuan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia PERSAGI : Persatuan Ahli Gizi Indonesia

PKPR : Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja PKRT : Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu PMTCT : Prevention of mother-to-child transmission

POGI : Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia Polindes : Pondok Bersalin Desa

Poskesdes : Pos Kesehatan Desa

Posyandu : Pos Pelayanan Kesehatan Terpadu PPIA : Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak PPNI : Persatuan Perawat Nasional Indonesia

PPPKMI : Perkumpulan Promosi dan Pendidikan Kesehatan Masyarakat Indonesia PUS : Pasangan Usia Subur

Pusling : Puskesmas Keliling Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 2015

v

Daftar Singkatan

AIDS

:

Acquired immune-deficiency syndrome

ARV

:

Anti retroviral drugs

BOK

: Bantuan Operasional Puskesmas

BPM

: Bidan Praktek Mandiri

FKRTL

: Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan

FKTP

: Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

HIV

:

Human immunodeficiency virus

IBBS

:

Integrated Bio-Behavioural Surveillance

IBI

: Ikatan Bidan Indonesia

IDAI

: Ikatan Dokter Anak Indonesia

IDI

: Ikatan Dokter Indonesia

IDU

:

Injecting drug use

IMS-ISR

: Infeksi Menular Seksual-Infeksi Saluran Reproduksi

KDS

: Kelompok Dukungan Sebaya

KIE

: Komunikasi Informasi Edukasi

KPAD

: Komisi Penanggulangan AIDS Daerah

KTS

: Konseling dan Tes Sukarela

LBT

: Laki-laki Berisiko Tinggi

LKB

: Layanan Komprehensif Berkesinambungan

LSL

: Lelaki yang Berhubungan Seks dengan Lelaki

ODHA

: Orang Dengan HIV-AIDS

PAPELKI

: Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia

PDP

: Perawatan, Dukungan dan Pengobatan Lebih Lanjut

PDS Patklin

: Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik

PERDOSKI

: Persatuan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia

PERSAGI

: Persatuan Ahli Gizi Indonesia

PKPR

: Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja

PKRT

: Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu

PMTCT

:

Prevention of mother-to-child transmission

POGI

: Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia

Polindes

: Pondok Bersalin Desa

Poskesdes

: Pos Kesehatan Desa

Posyandu

: Pos Pelayanan Kesehatan Terpadu

PPIA

: Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak

PPNI

: Persatuan Perawat Nasional Indonesia

PPPKMI

: Perkumpulan Promosi dan Pendidikan Kesehatan Masyarakat Indonesia

PUS

: Pasangan Usia Subur

Pusling

: Puskesmas Keliling

Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 2015

vi

Pustu

: Puskesmas Pembantu

SIHA

: Sistem Informasi HIV dan AIDS

SKPDKB

: Satuan Kerja Perangkat Daerah Keluarga Berencana

STBP

: Survei Terpadu Biologi dan Perilaku

TB

: Tuberkulosis

TIPK

: Tes HIV atas Inisiatif Pemberi Layanan Kesehatan dan Konseling

UNAIDS

:

United Nations Programme on HIV and AIDS

UPF

: Unit Pelayanan Fungsional

WPS

: Wanita Pekerja Seks

(10)

viii

Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 2015

iv

Daftar Isi

Kata Pengantar ii

Sambutan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak iii

Daftar Isi iv

Daftar Singkatan v

Definisi vii

BAB I Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Kebijakan dan Strategi 1

1.2.1 Kebijakan 2

1.2.2 Strategi 2

1.3 Tujuan 3

1.4 Sasaran 3

BAB II Upaya Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak 4

2.1 Epidemiologi HIV dan Sifilis 4

2.1.1 Epidemiologi HIV dan AIDS 4

2.1.2 Epidemiologi Sifilis 5

2.2 Perkembangan Program PPIA 7

2.3 Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak 9

2.3.1 Prong 1 : Pencegahan Penularan HIV pada Perempuan Usia Reproduksi 9

2.3.2 Prong 2 : Pencegahan Kehamilan Tidak Terencana pada Perempuan dengan HIV 9

2.3.3 Prong 3 : Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 10

2.3.4 Prong 4 : Pemberian Dukungan Psikologis, Sosial, Medis dan Perawatan 10

BAB III Pengelolaan Program PPIA 12

3.1 Perencanaan 12

3.2 Pelaksanaan 13

3.3 Pemantauan dan Evaluasi 17

3.3.1 Kegiatan 17

3.3.2 Indikator 19

3.4 Pencatatan dan Pelaporan 20

3.4.1 Pencatatan 20

3.4.2 Pelaporan 20

3.5 Pengorganisasian 21

3.5.1 Pihak yang Terkait 22

3.5.2 Peran Pemangku Kepentingan Utama 23

3.6 Jejaring PPIA/LKB 24

BAB IV Penutup 26

Daftar Pustaka 27 Lampiran

Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 2015

v

Daftar Singkatan

AIDS : Acquired immune-deficiency syndrome

ARV : Anti retroviral drugs

BOK : Bantuan Operasional Puskesmas

BPM : Bidan Praktek Mandiri

FKRTL : Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan FKTP : Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

HIV : Human immunodeficiency virus

IBBS : Integrated Bio-Behavioural Surveillance

IBI : Ikatan Bidan Indonesia

IDAI : Ikatan Dokter Anak Indonesia

IDI : Ikatan Dokter Indonesia

IDU : Injecting drug use

IMS-ISR : Infeksi Menular Seksual-Infeksi Saluran Reproduksi KDS : Kelompok Dukungan Sebaya

KIE : Komunikasi Informasi Edukasi KPAD : Komisi Penanggulangan AIDS Daerah KTS : Konseling dan Tes Sukarela LBT : Laki-laki Berisiko Tinggi

LKB : Layanan Komprehensif Berkesinambungan LSL : Lelaki yang Berhubungan Seks dengan Lelaki ODHA : Orang Dengan HIV-AIDS

PAPELKI : Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia PDP : Perawatan, Dukungan dan Pengobatan Lebih Lanjut PDS Patklin : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik

PERDOSKI : Persatuan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia PERSAGI : Persatuan Ahli Gizi Indonesia

PKPR : Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja PKRT : Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu PMTCT : Prevention of mother-to-child transmission

POGI : Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia Polindes : Pondok Bersalin Desa

Poskesdes : Pos Kesehatan Desa

Posyandu : Pos Pelayanan Kesehatan Terpadu PPIA : Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak PPNI : Persatuan Perawat Nasional Indonesia

PPPKMI : Perkumpulan Promosi dan Pendidikan Kesehatan Masyarakat Indonesia PUS : Pasangan Usia Subur

Pusling : Puskesmas Keliling

1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Laporan Epidemi HIV Global UNAIDS 2012 menunjukkan bahwa jumlah penderita HIVdi dunia mencapai

34 juta orang. Sekitar 50% di antaranya adalah perempuan dan 2,1 juta anak berusia kurang dari 15 tahun.

Di wilayah Asia Selatan dan Tenggara terdapat sekitar 4 juta orang dengan HIV dan AIDS. Menurut Laporan

Kemajuan Program HIV dan AIDS WHO/SEARO 2011, di wilayah Asia Tenggara terdapat sekitar 1,3 juta

orang (37%) perempuan terinfeksi HIV. Jumlah perempuan yang terinfeksi HIV dari tahun ke tahun semakin

meningkat, seiring dengan meningkatnya jumlah laki-laki yang melakukan hubungan seksual tidak aman,

yang selanjutnya mereka menularkan pada pasangan seksualnya yang lain. Data estimasi UNAIDS/WHO

(2009) juga memperkirakan 22.000 anak di wilayah Asia-Pasifik terinfeksi HIV dan tanpa pengobatan,

setengah dari anak yang terinfeksi tersebut meninggal sebelum ulang tahun kedua.

Sampai dengan tahun 2013, kasus HIV dan AIDS di Indonesia telah tersebar di 368 dari 497

kabupa-ten/kota (72 %) di seluruh propinsi. Jumlah kasus HIV baru setiap tahunnya mencapai sekitar 20.000

kasus. Pada tahun 2013 tercatat 29.037 kasus baru, dengan 26.527 (90,9%) berada pada usia

reproduksi (15-49 tahun) dan 12.279 orang di antaranya adalah perempuan. Kasus AIDS baru pada

kelompok ibu rumah tangga sebesar 429 (15%), yang bila hamil berpotensi menularkan infeksi HIV ke

bayinya.

Lebih dari 90% bayi terinfeksi HIV tertular dari ibu HIV positif. Penularan tersebut dapat terjadi pada

masa kehamilan, saat persalinan dan selama menyusui. Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak

(PPIA) atau

Prevention of Mother-to-Child HIV Transmission

(PMTCT) merupakan intervensi yang

sangat efektif untuk mencegah penularan tersebut. Upaya ini diintegrasikan dengan upaya eliminasi

sifilis kongenital, karena sifilis meningkatkan risiko penularan HIV di samping mengakibatkan

berbagai gangguan kesehatan pada ibu dan juga ditularkan kepada bayi seperti pada infeksi HIV.

Dalam upaya pencegahan penularan HIV dan sifilis dari ibu ke anak, layanan PPIA dan pencegahan

sifilis kongenital diintegrasikan dengan layanan kesehatan ibu dan anak (KIA). Hal ini dilakukan

melalui pelayanan antenatal terpadu baik di fasilitas kesehatan tingkat pertama maupun rujukan.

Untuk meningkatkan cakupan dan pelayanan PPIA, Kementerian Kesehatan telah melakukan beberapa

kegiatan, antara lain: i) pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat memberikan pelayanan

PPIA; ii) penigkatan kemampuan klinis melalui TOT fasilitator dan pelatihan bagi petugas kesehatan; dan iii)

penyusunan buku pedoman petunjuk pelaksanaan pencegahan penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak

bagi petugas kesehatan di fasilitas kesehatan pemerintah dan non-pemerintah.

Untuk meningkatkan kemampuan manajemen bagi pengelola program PPA telah disusun

Pedoman

Nasional PPIA

. Dengan adanya berbagai perubahan kebijakan dan perlunya pemutakhiran data

program PPIA, maka dilakukan revisi terhadap Pedoman tersebut. Dengan diintegrasikannya

pemeriksaan tes sifilis pada ibu hamil dalam upaya PPIA, maka pedoman itu disesuaikan menjadi

Pedoman Pencegahan Penularan HIV

dan Sifilis

dari Ibu ke Anak

. Pedoman yang telah direvisi ini

ditujukan untuk meningkatkan kemampuan manajemen bagi pengelola program di tingkat Pusat,

Provinsi, Kabupaten/Kota sampai ke Puskesmas.

1.2 Kebijakan dan Strategi

Kebijakan dan strategi Program PPIA pada dasarnya mengacu kepada Sistem Kesehatan Nasional,

kebijakan Program Nasional Pengendalian HIV-AIDS dan Infeksi Menular Seksual, kebijakan Program

Kesehatan Ibu serta kebijakan nasional yang terkait lainnya.

Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 2015

vii

Definisi

Pusat Informasi dan Konseling

Remaja (PIK Remaja)

: Suatu wadah kegiatan program PKBR yang dikelola dari, oleh dan

untuk remaja guna memberikan pelayanan

Ekspansi

: Perluasan

Epidemi

: Mewabahnya penyakit dalam komunitas/daerah tertentu dalam

jumlah yang melebihi batas jumlah normal atau yang biasa

Epidemiologi

: Ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan dari peristiwa

kesehatan dan peristiwa lainnya yang berhubungan dengan

kesehatan yang menimpa sekelompok masyarakat dan

menerapkan ilmu tersebut untuk memecahkan masalah-masalah

tersebut

Infeksi oportunistik

: Penyakit yang jarang terjadi pada orang sehat, tetapi

menyebab-kan infeksi pada individu yang sistem kekebalannya terganggu,

termasuk infeksi HIV

Inflamasi

: Proses peradangan karena cedera fisik, kimiawi, infeksi, atau

reaksi alergi yang ditandai oleh bengkak kemerahan, panas, dan

nyeri pada jaringan

Morbiditas

: Derajat sakit, cedera atau gangguan pada suatu populasi

Mortalitas

: Angka rata-rata kematian penduduk di suatu daerah atau

wilayah; proporsi kematian akibat penyakit tertentu

Prevalensi

: Jumlah keseluruhan kasus penyakit yang terjadi pada suatu waktu

tertentu di suatu wilayah

(11)

1

Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 2015

iv

Daftar Isi

Kata Pengantar ii

Sambutan Direktur Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak iii

Daftar Isi iv

Daftar Singkatan v

Definisi vii

BAB I Pendahuluan 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Kebijakan dan Strategi 1

1.2.1 Kebijakan 2

1.2.2 Strategi 2

1.3 Tujuan 3

1.4 Sasaran 3

BAB II Upaya Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak 4

2.1 Epidemiologi HIV dan Sifilis 4

2.1.1 Epidemiologi HIV dan AIDS 4

2.1.2 Epidemiologi Sifilis 5

2.2 Perkembangan Program PPIA 7

2.3 Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak 9

2.3.1 Prong 1 : Pencegahan Penularan HIV pada Perempuan Usia Reproduksi 9

2.3.2 Prong 2 : Pencegahan Kehamilan Tidak Terencana pada Perempuan dengan HIV 9

2.3.3 Prong 3 : Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 10

2.3.4 Prong 4 : Pemberian Dukungan Psikologis, Sosial, Medis dan Perawatan 10

BAB III Pengelolaan Program PPIA 12

3.1 Perencanaan 12

3.2 Pelaksanaan 13

3.3 Pemantauan dan Evaluasi 17

3.3.1 Kegiatan 17

3.3.2 Indikator 19

3.4 Pencatatan dan Pelaporan 20

3.4.1 Pencatatan 20

3.4.2 Pelaporan 20

3.5 Pengorganisasian 21

3.5.1 Pihak yang Terkait 22

3.5.2 Peran Pemangku Kepentingan Utama 23

3.6 Jejaring PPIA/LKB 24

BAB IV Penutup 26

Daftar Pustaka 27 Lampiran

Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 2015

v

Daftar Singkatan

AIDS : Acquired immune-deficiency syndrome

ARV : Anti retroviral drugs

BOK : Bantuan Operasional Puskesmas

BPM : Bidan Praktek Mandiri

FKRTL : Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan FKTP : Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama

HIV : Human immunodeficiency virus

IBBS : Integrated Bio-Behavioural Surveillance

IBI : Ikatan Bidan Indonesia

IDAI : Ikatan Dokter Anak Indonesia

IDI : Ikatan Dokter Indonesia

IDU : Injecting drug use

IMS-ISR : Infeksi Menular Seksual-Infeksi Saluran Reproduksi KDS : Kelompok Dukungan Sebaya

KIE : Komunikasi Informasi Edukasi KPAD : Komisi Penanggulangan AIDS Daerah KTS : Konseling dan Tes Sukarela LBT : Laki-laki Berisiko Tinggi

LKB : Layanan Komprehensif Berkesinambungan LSL : Lelaki yang Berhubungan Seks dengan Lelaki ODHA : Orang Dengan HIV-AIDS

PAPELKI : Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan Indonesia PDP : Perawatan, Dukungan dan Pengobatan Lebih Lanjut PDS Patklin : Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik

PERDOSKI : Persatuan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia PERSAGI : Persatuan Ahli Gizi Indonesia

PKPR : Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja PKRT : Pelayanan Kesehatan Reproduksi Terpadu PMTCT : Prevention of mother-to-child transmission

POGI : Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia Polindes : Pondok Bersalin Desa

Poskesdes : Pos Kesehatan Desa

Posyandu : Pos Pelayanan Kesehatan Terpadu PPIA : Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak PPNI : Persatuan Perawat Nasional Indonesia

PPPKMI : Perkumpulan Promosi dan Pendidikan Kesehatan Masyarakat Indonesia PUS : Pasangan Usia Subur

Pusling : Puskesmas Keliling

1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Laporan Epidemi HIV Global UNAIDS 2012 menunjukkan bahwa jumlah penderita HIVdi dunia mencapai

34 juta orang. Sekitar 50% di antaranya adalah perempuan dan 2,1 juta anak berusia kurang dari 15 tahun.

Di wilayah Asia Selatan dan Tenggara terdapat sekitar 4 juta orang dengan HIV dan AIDS. Menurut Laporan

Kemajuan Program HIV dan AIDS WHO/SEARO 2011, di wilayah Asia Tenggara terdapat sekitar 1,3 juta

orang (37%) perempuan terinfeksi HIV. Jumlah perempuan yang terinfeksi HIV dari tahun ke tahun semakin

meningkat, seiring dengan meningkatnya jumlah laki-laki yang melakukan hubungan seksual tidak aman,

yang selanjutnya mereka menularkan pada pasangan seksualnya yang lain. Data estimasi UNAIDS/WHO

(2009) juga memperkirakan 22.000 anak di wilayah Asia-Pasifik terinfeksi HIV dan tanpa pengobatan,

setengah dari anak yang terinfeksi tersebut meninggal sebelum ulang tahun kedua.

Sampai dengan tahun 2013, kasus HIV dan AIDS di Indonesia telah tersebar di 368 dari 497

kabupa-ten/kota (72 %) di seluruh propinsi. Jumlah kasus HIV baru setiap tahunnya mencapai sekitar 20.000

kasus. Pada tahun 2013 tercatat 29.037 kasus baru, dengan 26.527 (90,9%) berada pada usia

reproduksi (15-49 tahun) dan 12.279 orang di antaranya adalah perempuan. Kasus AIDS baru pada

kelompok ibu rumah tangga sebesar 429 (15%), yang bila hamil berpotensi menularkan infeksi HIV ke

bayinya.

Lebih dari 90% bayi terinfeksi HIV tertular dari ibu HIV positif. Penularan tersebut dapat terjadi pada

masa kehamilan, saat persalinan dan selama menyusui. Pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak

(PPIA) atau

Prevention of Mother-to-Child HIV Transmission

(PMTCT) merupakan intervensi yang

sangat efektif untuk mencegah penularan tersebut. Upaya ini diintegrasikan dengan upaya eliminasi

sifilis kongenital, karena sifilis meningkatkan risiko penularan HIV di samping mengakibatkan

berbagai gangguan kesehatan pada ibu dan juga ditularkan kepada bayi seperti pada infeksi HIV.

Dalam upaya pencegahan penularan HIV dan sifilis dari ibu ke anak, layanan PPIA dan pencegahan

sifilis kongenital diintegrasikan dengan layanan kesehatan ibu dan anak (KIA). Hal ini dilakukan

melalui pelayanan antenatal terpadu baik di fasilitas kesehatan tingkat pertama maupun rujukan.

Untuk meningkatkan cakupan dan pelayanan PPIA, Kementerian Kesehatan telah melakukan beberapa

kegiatan, antara lain: i) pengembangan fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat memberikan pelayanan

PPIA; ii) penigkatan kemampuan klinis melalui TOT fasilitator dan pelatihan bagi petugas kesehatan; dan iii)

penyusunan buku pedoman petunjuk pelaksanaan pencegahan penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak

bagi petugas kesehatan di fasilitas kesehatan pemerintah dan non-pemerintah.

Untuk meningkatkan kemampuan manajemen bagi pengelola program PPA telah disusun

Pedoman

Nasional PPIA

. Dengan adanya berbagai perubahan kebijakan dan perlunya pemutakhiran data

program PPIA, maka dilakukan revisi terhadap Pedoman tersebut. Dengan diintegrasikannya

pemeriksaan tes sifilis pada ibu hamil dalam upaya PPIA, maka pedoman itu disesuaikan menjadi

Pedoman Pencegahan Penularan HIV

dan Sifilis

dari Ibu ke Anak

. Pedoman yang telah direvisi ini

ditujukan untuk meningkatkan kemampuan manajemen bagi pengelola program di tingkat Pusat,

Provinsi, Kabupaten/Kota sampai ke Puskesmas.

1.2 Kebijakan dan Strategi

Kebijakan dan strategi Program PPIA pada dasarnya mengacu kepada Sistem Kesehatan Nasional,

kebijakan Program Nasional Pengendalian HIV-AIDS dan Infeksi Menular Seksual, kebijakan Program

Kesehatan Ibu serta kebijakan nasional yang terkait lainnya.

Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu ke Anak 2015

vii

Definisi

Pusat Informasi dan Konseling

Remaja (PIK Remaja)

: Suatu wadah kegiatan program PKBR yang dikelola dari, oleh dan

untuk remaja guna memberikan pelayanan

Ekspansi

: Perluasan

Epidemi

: Mewabahnya penyakit dalam komunitas/daerah tertentu dalam

jumlah yang melebihi batas jumlah normal atau yang biasa

Epidemiologi

: Ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan dari peristiwa

kesehatan dan peristiwa lainnya yang berhubungan dengan

kesehatan yang menimpa sekelompok masyarakat dan

menerapkan ilmu tersebut untuk memecahkan masalah-masalah

tersebut

Infeksi oportunistik

: Penyakit yang jarang terjadi pada orang sehat, tetapi

menyebab-kan infeksi pada individu yang sistem kekebalannya terganggu,

termasuk infeksi HIV

Inflamasi

: Proses peradangan karena cedera fisik, kimiawi, infeksi, atau

reaksi alergi yang ditandai oleh bengkak kemerahan, panas, dan

nyeri pada jaringan

Morbiditas

: Derajat sakit, cedera atau gangguan pada suatu populasi

Mortalitas

: Angka rata-rata kematian penduduk di suatu daerah atau

wilayah; proporsi kematian akibat penyakit tertentu

Prevalensi

: Jumlah keseluruhan kasus penyakit yang terjadi pada suatu waktu

tertentu di suatu wilayah

Referensi

Dokumen terkait

Penetapan Pejabat Pengelola Keuangan Satuan Kerja dan Tim Pengelola TP BOK dilakukan setelah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menerima Surat Keputusan Menteri Kesehatan

Tanggap darurat krisis kesehatan: merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat kejadian akibat bencana untuk menangani dampak kesehatan yang ditimbulkan,

35 Panduan Pelayanan Keluarga Berencana (KB) pada Masa Pandemi Covid-19 dan Adaptasi Kebiasaan Baru disusun untuk membantu petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan

Berkoordinasi dengan petugas surveilans PD3I provinsi untuk pengiriman spesimen serum ke laboratorium nasional campak- rubella (jika belum diperiksa di laboratorium RS) dan

Dalam 2 hari setelah memulai KPP atau 7 hari setelah memulai kontrasepsi hormonal kombinasi (KPK, KHKT, CVKK atau KSK) atau kontrasepsi progestin lainnya (DMPA

Dengan melalui tahapan darilangkah langkah asesmen – diagnosis D – I – Dengan melalui tahapan PAGT, PAGT, dari asesmen A – A diagnosis D – intervensi intervensi I – dan

Disebut dengan kelainan kepribadian yang besar (Psychosis Mayor) karena seluruh kepribadian orang yang bersangkutan terkena dan orang tersebut tidak dapat lagi hidup dan

Merupakan metode kajian farmakoekonomi paling sederhana, analisis minimalisasi-biaya (AMiB) hanya dapat digunakan untuk membandingkan dua atau lebih intervensi kesehatan,