• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (Klhs) Terhadap Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Rencana Tata Ruang Pulau Jawa - Bali

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kajian Lingkungan Hidup Strategis (Klhs) Terhadap Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Rencana Tata Ruang Pulau Jawa - Bali"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Kajian Lingkungan Hidup Strategis

(KLHS)

(KLHS) terhadap

terhadap RPP Rencana

RPP Rencana T

Tata

ata

Ruang Pulau Jawa - Bali

Ruang Pulau Jawa - Bali

Kementerian Lingkungan Hidup

Kementerian Lingkungan Hidup

2009

(2)

Daftar Isi

Daftar Isi

1. Pendahuluan

1. Pendahuluan

2.

2.

P

P

en

en

de

de

k

k

at

at

an & Me

an & Me

to

to

de

de

3.

3.

Ke

Ke

pen

pen

dud

dud

uk

uk

an, &

an, &

Sose

Sose

kbu

kbu

d

d

4.

4.

Sumbe

Sumbe

rda

rda

ya

ya

Alam

Alam

& Lin

& Lin

gkun

gkun

gan

gan

Hidup

Hidup

5.

5.

Isu-is

Isu-is

u Str

u Str

ate

ate

gis Li

gis Li

ngk

ngk

unga

unga

n Hidup Pu

n Hidup Pu

lau Ja

lau Ja

wa

wa

6.

6.

Dam

Dam

pak R

pak R

TR Pul

TR Pul

au Ja

au Ja

wa t

wa t

erh

erh

ada

ada

p

p

Lingkung

Lingkung

an Hidup

an Hidup

& Keberlanjutan

& Keberlanjutan

7.

(3)

TUJUAN KAJIAN

TUJUAN KAJIAN

Kajian ini dimaksudkan untuk membahas,

Kajian ini dimaksudkan untuk membahas,

memberi tanggapan dan masukan perbaikan

memberi tanggapan dan masukan perbaikan

untuk Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP)

untuk Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP)

Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau Jawa dan Bali

Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau Jawa dan Bali

dengan menggunakan instrumen

dengan menggunakan instrumen

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

(4)

Pendeka

Pendeka

tan &

tan &

Metode

Metode

Momen Aplikasi KLHS

Momen Aplikasi KLHS

Proses RTR Pulau

Proses RTR Pulau

Proses KLHS

Proses KLHS

Partidario (2008) Partidario (2008)

Dokumen KLHS

(5)

Pendekatan & Metode

Pendekatan & Metode

Semi detailed appraisal (base line

Semi detailed appraisal (base line

studies available)

studies available)

Secondary data collections

Secondary data collections

Spatial analysis

Spatial analysis

(6)

ISU-ISU STRATEGIS

ISU-ISU STRATEGIS

LINGKUNGAN HIDUP PULAU JAWA

LINGKUNGAN HIDUP PULAU JAWA

Gambar 5.1.

Gambar 5.1. Hubungan Tekanan Penduduk dengan Persoalan Pangan dan EnergiHubungan Tekanan Penduduk dengan Persoalan Pangan dan Energi

KEPENDUDUKAN KEPENDUDUKAN PANGAN PANGAN ENERGI ENERGI AIR

AIR LAHANLAHAN HUTANHUTAN

BENCANA BENCANA

(7)

1.

1.

T

T

ek

ek

an

an

an

an

P

P

en

en

du

du

du

du

k

k

Pu

Pu

la

la

u

u

Ja

Ja

w

w

a

a

2.

2.

Me

Me

mp

mp

er

er

t

t

ah

ah

an

an

k

k

an S

an S

aw

aw

ah

ah

, K

, K

on

on

v

v

er

er

si

si

La

La

ha

ha

n,

n,

dan Pangan

dan Pangan

3.

3.

Me

Me

lu

lu

as

as

n

n

y

y

a J

a J

um

um

la

la

h La

h La

ha

ha

n K

n K

ri

ri

ti

ti

s,

s,

De

De

gr

gr

ad

ad

as

as

i

i

dan Deforestasi Hutan

dan Deforestasi Hutan

4.

4.

Da

Da

y

y

a Du

a Du

k

k

un

un

g Li

g Li

ng

ng

k

k

un

un

g

g

an Hi

an Hi

du

du

p T

p T

er

er

la

la

mp

mp

au

au

i

i

Isu-isu Strategis

Isu-isu Strategis

Lingkungan Hidup Pulau Jawa

(8)

DAMP

DAMP

AK

AK

RTR PU

RTR PU

LAU JA

LAU JA

W

W

A-BA

A-BA

LI

LI

TERH

TERH

ADAP

ADAP

LH & KEBERLANJUTAN

LH & KEBERLANJUTAN

Untuk mengetahui seberapa jauh kebijakan dan strategi

Untuk mengetahui seberapa jauh kebijakan dan strategi

operasionalisasi struktur dan pola ruang RTR Pulau

operasionalisasi struktur dan pola ruang RTR Pulau

Jawa-

Jawa-Bali (sebagaimana tertuang di dalam RPP RTR Pulau

Bali (sebagaimana tertuang di dalam RPP RTR Pulau

Jawa-

Jawa-Bali), berdampak terhadap deforestasi di masa

Bali), berdampak terhadap deforestasi di masa

mendatang;

mendatang;

Dianalisis melalui

(9)

Asumsi tingkat pertumbuhan 2% per

Asumsi tingkat pertumbuhan 2% per

tahun (

tahun (

business

business

as usual 

as usual 

), atau skenario

), atau skenario

tanpa

tanpa

 kebijakan RTR P. Jawa-

 kebijakan RTR P.

Jawa-Bali

Bali

Asumsi tingkat pertumbuhan 6% per

Asumsi tingkat pertumbuhan 6% per

tahun, atau

tahun, atau

skenario

skenario

dengan

dengan

 kebijakan RTR P. Jawa-Bali

 kebijakan RTR P. Jawa-Bali

Tingkat deforestasi tahun 2010, 2015, 2020, dan

Tingkat deforestasi tahun 2010, 2015, 2020, dan

2025 dianalisis dengan membanding with & without

2025 dianalisis dengan membanding with & without

RTR P Jawa Bali,

(10)

Prediksi deforestasi tahun 2010 tanpa dan dengan

Prediksi deforestasi tahun 2010 tanpa dan dengan

Kebijakan Struktur & Pola Ruang RTR P. Jawa-Bali

Kebijakan Struktur & Pola Ruang RTR P. Jawa-Bali

Gambar 1.

Gambar 1. Prediksi deforestasi tahun 2010 tanpa KebijakanPrediksi deforestasi tahun 2010 tanpa Kebijakan Struktur & Pola Ruang RTR P. Jawa

Struktur & Pola Ruang RTR P. Jawa -Bali-Bali

Gambar 2.

Gambar 2. Prediksi deforestasi tahun 2010 dengan KebijakanPrediksi deforestasi tahun 2010 dengan Kebijakan Struktur & Pola Ruang RTR Pulau Jawa-Bali

(11)

Prediksi deforestasi tahun 2015 tanpa dan dengan

Prediksi deforestasi tahun 2015 tanpa dan dengan

Kebijakan Struktur & Pola Ruang RTR P. Jawa-Bali

Kebijakan Struktur & Pola Ruang RTR P. Jawa-Bali

Gambar 3.

Gambar 3. Prediksi deforestasi tahun 2015 tanpa KebijakanPrediksi deforestasi tahun 2015 tanpa Kebijakan Struktur & Pola Ruang RTR P. Jawa

Struktur & Pola Ruang RTR P. Jawa -Bali-Bali

Gambar 4.

Gambar 4. Prediksi deforestasi tahun 2015 dengan KebijakanPrediksi deforestasi tahun 2015 dengan Kebijakan Struktur & Pola Ruang RTR Pulau Jawa-Bali

(12)

Prediksi deforestasi tahun 2020 tanpa dan dengan

Prediksi deforestasi tahun 2020 tanpa dan dengan

Kebijakan Struktur & Pola Ruang RTR P. Jawa-Bali

Kebijakan Struktur & Pola Ruang RTR P. Jawa-Bali

Gambar 5 .

Gambar 5 . Prediksi deforestasi tahun 2020 tanpa KebijakanPrediksi deforestasi tahun 2020 tanpa Kebijakan Struktur & Pola Ruang RTR P. Jawa

Struktur & Pola Ruang RTR P. Jawa -Bali-Bali

Gambar 6.

Gambar 6. Prediksi deforestasi tahun 2020 dengan KebijakanPrediksi deforestasi tahun 2020 dengan Kebijakan Struktur & Pola Ruang RTR Pulau Jawa-Bali

(13)

Prediksi deforestasi tahun 2025 tanpa dan dengan

Prediksi deforestasi tahun 2025 tanpa dan dengan

Kebijakan Struktur & Pola Ruang RTR P. Jawa-Bali

Kebijakan Struktur & Pola Ruang RTR P. Jawa-Bali

Gambar 7 .

Gambar 7 . Prediksi deforestasi tahun 2025 tanpa KebijakanPrediksi deforestasi tahun 2025 tanpa Kebijakan Struktur & Pola Ruang RTR P. Jawa

Struktur & Pola Ruang RTR P. Jawa -Bali-Bali

Gambar 8.

Gambar 8. Prediksi deforestasi tahun 2025 dengan KebijakanPrediksi deforestasi tahun 2025 dengan Kebijakan Struktur & Pola Ruang RTR Pulau Jawa-Bali

(14)

Prediksi Dampak RTR Pulau

Prediksi Dampak RTR Pulau

Jawa-Bali terhadap

Jawa-Bali terhadap

Deforestasi di Kabupaten dan Kota se Pulau Jawa, Tahun

Deforestasi di Kabupaten dan Kota se Pulau Jawa, Tahun

2010 - 2025

2010 - 2025

Contoh: Provinsi Jawa Barat

Contoh: Provinsi Jawa Barat

Tahun

Tahun

Prediksi Dampak

Prediksi Dampak terhadap Deforestasi terhadap Deforestasi di Jabar di Jabar  Prediksi Dampak Prediksi Dampak terhadap Deforestasi terhadap Deforestasi di Jabar di Jabar 

Tanpa RTR Pulau

Tanpa RTR Pulau

Jawa-Bali

Jawa-Bali

Dengan RTR Pulau

Dengan RTR Pulau

Jawa-Bali Bali Tanpa RTR Pulau Tanpa RTR Pulau Jawa-Bali Jawa-Bali

Dengan RTR Pulau

Dengan RTR Pulau

Jawa-Bali

Bali

2010-2015

2010-2015 Kota Sukabumi,Kota Sukabumi, Majalengka Majalengka

Kota Sukabumi, Kota Sukabumi, Majalengka,

Majalengka, Cilacap,Cilacap,

Banjar, Garut, Indramayu,

Banjar, Garut, Indramayu,

Bogor, Bandung, Bogor, Bandung, Kota Sukabumi, Kota Sukabumi, Purbalingga, Kota Purbalingga, Kota Banjar, Majalengka Banjar, Majalengka

Kota Sukabumi, Kota

Kota Sukabumi, Kota Banjar,Banjar, Majalengka,

Majalengka, Cilacap,Cilacap,

T

Tasikmalaya, asikmalaya, Sumedang,Sumedang,

Garut, Purwakarta, Ciamis,

Garut, Purwakarta, Ciamis,

Bandung, Subang, Kuningan,

Bandung, Subang, Kuningan,

2020-2025 2020-2025

Kota Banjar, Kota Kota Banjar, Kota Sukabumi, Sukabumi, Majalengka,, Majalengka,, Indramayu, Garut, Indramayu, Garut, Bogor, Bandung Bogor, Bandung Garut Garut Majalengka Majalengka Cilacap, Tasikmalaya Cilacap, Tasikmalaya Sumedang, Subang Sumedang, Subang Ciamis, Purwakarta Ciamis, Purwakarta Kuningan, Sukabumi Kuningan, Sukabumi Cianjur  Cianjur 

Kota Banjar, Kota Kota Banjar, Kota Sukabumi,

Sukabumi,

Sumedang, Subang, Sumedang, Subang, Garut,

Garut, TTasikmalaya,asikmalaya, Bandung, Bogor, Bandung, Bogor, Purwakarta Purwakarta

Sumedang, Subang, Garut, Sumedang, Subang, Garut, T

Tasikmalaya, asikmalaya, PurwakartaPurwakarta Ciamis, Cilacap Ciamis, Cilacap Sukabumi, Sukabumi, Cianjur, Cianjur, Karawang, Karawang, Kuningan, Kuningan, Majalengka, Majalengka,

(15)

Jumlah DAS/Sub-DAS yang akan Mengalami Deforestasi

Jumlah DAS/Sub-DAS yang akan Mengalami Deforestasi

akibat

akibat

Kebijakan

Kebijakan

RTR

RTR

Pulau

Pulau

Jawa-Bali menurut

Jawa-Bali menurut

Periode

Periode

Analisis

Analisis

Tahun Tahun

Jumlah DAS/Sub-DAS yang akan Jumlah DAS/Sub-DAS yang akan

Mengalami Deforestasi Mengalami Deforestasi Jumlah Jumlah DAS/Sub-DAS DAS/Sub-DAS yang yang mengalami mengalami Deforestasi Deforestasi akibat RTR akibat RTR Pulau Jawa-Bali Pulau Jawa-Bali Tanpa Kebijakan Tanpa Kebijakan RTR Pulau RTR Pulau Jawa-Bali Bali Dengan Kebijakan Dengan Kebijakan RTR Pulau RTR Pulau Jawa-Bali Bali 2010 2010 00 5555 5555 2015 2015 6262 120120 5858 2020 2020 4747 123123 7676 2025 2025 4646 126126 8080

(16)

REKOMENDASI

REKOMENDASI

1.

1. KebiKebijakajakan strn struktur uktur dan pdan pola ruaola ruang Rng RTR PTR P. Jaw. Jawa-Bala-Bali harui harus mes membermberii

perhatian yang seimbang

perhatian yang seimbang pada kepentingan non-ekonompada kepentingan non-ekonomi, yaknii, yakni

kepen

kepentingan sosial tingan sosial dan dan kepenkepentingan lingkungan hiduptingan lingkungan hidup..  Pasal 6Pasal 6

RaperPres RTR Pulau

RaperPres RTR Pulau Jawa-Bali masih bias Jawa-Bali masih bias pada kepentingan ekpada kepentingan ekonomionomi.. 2.

2. PemPemicu semicu semakin teakin terpururpuruknyknya daya daya dukua dukung ling lingkunngkungan gan PP. Jaw. Jawa di maa di masasa

mendatang adalah karena strategi operasionalisasi perwujudan

mendatang adalah karena strategi operasionalisasi perwujudan strukturstruktur

ruang nasional di P. Jawa akan ditekankan pada pengembangan jaringan

ruang nasional di P. Jawa akan ditekankan pada pengembangan jaringan

 jalan bebas hambatan, pengembang

 jalan bebas hambatan, pengembangan jaringan jalan Linan jaringan jalan Lintas Selatan Pulautas Selatan Pulau

Jawa, serta pengembangan jaringan jalan

Jawa, serta pengembangan jaringan jalan pengumpan yang meningkatkanpengumpan yang meningkatkan

keterkaitan antara kawasan di Pantai Selatan dengan kawasan atau

keterkaitan antara kawasan di Pantai Selatan dengan kawasan atau

perkotaan di Bagian Tengah dan Pantai Utara Pulau Jawa

perkotaan di Bagian Tengah dan Pantai Utara Pulau Jawa Pasal 9 danPasal 9 dan

Pasal 10 RaperPres RTR Pulau Jawa-Bali

Pasal 10 RaperPres RTR Pulau Jawa-Bali.. 3.

3. MengiMengingangat tat tahun 20hun 2025 se25 sekitar kitar 46 D46 DAS di AS di JawJawa akan a akan mengmengalami alami defdeforesorestasitasi

dan diduga akan meningkat menjadi 126 DAS dgn adanya RTR P. Jawa-Bali;

dan diduga akan meningkat menjadi 126 DAS dgn adanya RTR P. Jawa-Bali;

maka menjadi penting di dalam RaperPres RTR P. Jawa-Bali dimuat

maka menjadi penting di dalam RaperPres RTR P. Jawa-Bali dimuat

nama-nama Kabupaten/Kota dan DAS yang prioritas

nama Kabupaten/Kota dan DAS yang prioritas untuk dikendalikan tingkatuntuk dikendalikan tingkat

deforestasinya sejak tahun 2010

(17)

REKOMENDASI

REKOMENDASI

4.

4. DefDeforesorestasi itasi intentensitnsitas tinggi beas tinggi berlangsrlangsung di arung di areal pengguneal penggunaan laiaan lain (APL),n (APL),

hutan produksi (HP), hutan produksi terbatas (HPT), hutan lindung (HL),

hutan produksi (HP), hutan produksi terbatas (HPT), hutan lindung (HL),

dan hutan konservasi (HK).

dan hutan konservasi (HK).

Sementara di dalam RaperPres RTR P. Jawa-Bali perhatian justru dicurahkan

Sementara di dalam RaperPres RTR P. Jawa-Bali perhatian justru dicurahkan

pada kawasan hutan

pada kawasan hutan konservkonservasi (Tasi (Taman Nasional, aman Nasional, Cagar Alam, SuakaCagar Alam, Suaka

Margasa

Margasatwa) dan twa) dan kawasan hutan lindung. Deforestasi yang berlangsung dikawasan hutan lindung. Deforestasi yang berlangsung di

Areal Penggunaan Lain (APL), Hutan Produksi (HP) dan Hutan

Areal Penggunaan Lain (APL), Hutan Produksi (HP) dan Hutan ProduksiProduksi

Terbatas (HPT) justru luput dari perhatian.

Terbatas (HPT) justru luput dari perhatian.

Mengingat hal ini maka revisi perlu

Mengingat hal ini maka revisi perlu dilakukan khususnya terhadap Pasal 20dilakukan khususnya terhadap Pasal 20

dan Pasal 21 RaperPres RTR P. Jawa. Revisi dilakukan dengan menunjuk

dan Pasal 21 RaperPres RTR P. Jawa. Revisi dilakukan dengan menunjuk

pada kawasan hutan yang terletak di DAS tertentu yang memerlukan

pada kawasan hutan yang terletak di DAS tertentu yang memerlukan

interve

intervensi kebijakan yang berupa pencegahan, pengendalian, nsi kebijakan yang berupa pencegahan, pengendalian, dandan

pemulihan kondisi hutan

(18)

TERIMA KASIH

TERIMA KASIH

(19)



60% pend

60% penduduk Indo

uduk Indonesia

nesia di P

di P. Jawa

. Jawa

 luas P.

 luas P.

Jawa hanya 7% dari total luas Indonesia

Jawa hanya 7% dari total luas Indonesia



Kepadatan agraris dan kepadatan geografis

Kepadatan agraris dan kepadatan geografis

menunjukkan tingkat kepadatan yang tinggi.

menunjukkan tingkat kepadatan yang tinggi.



Perk

Perkembangan pe

embangan penduduk

nduduk P

P. Jawa

. Jawa dalam

dalam periode

periode

1930-2008 mengalami peningkatan hingga lebih

1930-2008 mengalami peningkatan hingga lebih

dari tiga kali lipat, yakni dari sekitar 41.7 juta jiwa

dari tiga kali lipat, yakni dari sekitar 41.7 juta jiwa

(1930) menjadi 134.4 juta jiwa (2008).

(1930) menjadi 134.4 juta jiwa (2008).

ISU-ISU STRATEGIS

ISU-ISU STRATEGIS

LINGKUNG

LINGKUNGAN H

AN HIDUP

IDUP PULAU JA

PULAU JAW

WA

A

1.

(20)



55,80% P. Jawa adalah lahan pertanian tanaman pangan,

55,80% P. Jawa adalah lahan pertanian tanaman pangan,

terutama sawah

terutama sawah



P. Jawa tumpuan produksi beras nasional (56,1%)

P. Jawa tumpuan produksi beras nasional (56,1%)



1979-1999:

1979-1999: kon

konversi sawah di

versi sawah di P

P. Jawa s

. Jawa sangat tingg

angat tinggi (55,

i (55,78%).

78%).



1999-2008: laju konversi sawah 0.21% per tahun

1999-2008: laju konversi sawah 0.21% per tahun



62% penduduk P. Jawa bekerja di sektor pertanian (1971)

62% penduduk P. Jawa bekerja di sektor pertanian (1971)

bergeser menjadi 33,59% (2007)

bergeser menjadi 33,59% (2007)



2008: kemiskinan terb

2008: kemiskinan terbesar di

esar di P

P. Jawa

. Jawa berada di ped

berada di pedesaan

esaan

(11,42 juta jiwa), akibat rendahnya akses petani terhadap

(11,42 juta jiwa), akibat rendahnya akses petani terhadap

lahan, fragmentasi lahan, dan meningkatnya jumlah buruh

lahan, fragmentasi lahan, dan meningkatnya jumlah buruh

tani

tani

..

ISU-ISU STRATEGIS

ISU-ISU STRATEGIS

LINGKUNG

LINGKUNGAN H

AN HIDUP

IDUP PULAU JA

PULAU JAW

WA

A

2. Mempertahankan Sawah, Konversi Lahan, dan Pangan

2. Mempertahankan Sawah, Konversi Lahan, dan Pangan

(21)

ISU-ISU STRATEGIS

ISU-ISU STRATEGIS

LINGKUNG

LINGKUNGAN H

AN HIDUP

IDUP PULAU JA

PULAU JAW

WA

A

3. Meluasny

3. Meluasny

a Jumlah

a Jumlah

Lahan Kritis, Degradasi dan

Lahan Kritis, Degradasi dan

Deforestasi Hutan

Deforestasi Hutan



Proses deforestasi terutama akibat kegiatan pembalakan komersial

Proses deforestasi terutama akibat kegiatan pembalakan komersial

(legal maupun ilegal),

(legal maupun ilegal), pertambangan, pertanian dan perkebunan,

pertambangan, pertanian dan perkebunan,

serta berbagai proyek pembangunan infrastruktur dan sektor

serta berbagai proyek pembangunan infrastruktur dan sektor

pariwisata.

pariwisata.



Kerusakan hutan terjadi di kawasan hutan produksi dan hutan

Kerusakan hutan terjadi di kawasan hutan produksi dan hutan

lindung.

lindung.



Di perkotaan, ekspansi aktifitas urban (suburbanisasi) merupakan

Di perkotaan, ekspansi aktifitas urban (suburbanisasi) merupakan

faktor utama terjadinya konversi lahan pertanian ke aktivitas urban.

faktor utama terjadinya konversi lahan pertanian ke aktivitas urban.

Dengan demikian sebagian besar

Dengan demikian sebagian besar

magnitudemagnitude

 proses konversi lahan

 proses konversi lahan

berlangsung di kawasan perdesaan, khususnya pada

berlangsung di kawasan perdesaan, khususnya pada

kawasan-kawasan perbatasan kota-desa dan perbatasan kawasan-kawasan

kawasan perbatasan kota-desa dan perbatasan kawasan

budidaya-non budidaya.

(22)



Laju pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi, tekanan

Laju pertumbuhan penduduk yang relatif tinggi, tekanan

kepadatan penduduk, meningkatnya jumlah pengangguran, dan

kepadatan penduduk, meningkatnya jumlah pengangguran, dan

semakin tingginya tingkat kemiskinan dalam satu dekade

semakin tingginya tingkat kemiskinan dalam satu dekade

terakhir ini telah menyebabkan perubahan-perubahan seperti

terakhir ini telah menyebabkan perubahan-perubahan seperti

peningkatan kebutuhan lahan, peningkatan kebutuhan pangan,

peningkatan kebutuhan lahan, peningkatan kebutuhan pangan,

konsumsi energi yang cenderung meningkat, dan konsumsi air

konsumsi energi yang cenderung meningkat, dan konsumsi air

yang semakin tinggi.

yang semakin tinggi.



Kejadian bencana banjir dan longsor di P. Jawa menunjukkan

Kejadian bencana banjir dan longsor di P. Jawa menunjukkan

kecenderungan frekuensi kejadian dan lokasi sebaran yang

kecenderungan frekuensi kejadian dan lokasi sebaran yang

semakin meluas.

semakin meluas.



Kondisi daya dukung ekologis

Kondisi daya dukung ekologis P

P. Jawa tel

. Jawa telah terlapa

ah terlapaui

ui

Kajian Daya Dukung

Kajian Daya Dukung P

P. Jawa

. Jawa (Menko Ekuin 2006

(Menko Ekuin 2006 & 2007)

& 2007) dan

dan

Studi Tata Lingkungan P. Jawa (KLH 2007)

Studi Tata Lingkungan P. Jawa (KLH 2007)

ISU-ISU STRATEGIS

ISU-ISU STRATEGIS

LINGKUNG

LINGKUNGAN H

AN HIDUP

IDUP PULAU JA

PULAU JAW

WA

A

4.

Referensi

Dokumen terkait

Pertama, calon Presiden dan Wakil Presiden peserta pemilu ialah calon Presiden dan Wakil Presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta

Yosowilangun merupakan kecamatan yang terletak di pojok tenggara Lumajang yang berbatasan dengan Kabupaten Jember di sebelah timur, Kecamatan Kunir di sebelah

Berdasarkan uraian di atas maka tujuan dari penelitian adalah: mengetahui diversitas ikan yang terdapat di Segara Anakan Cilacap, mengetahui distribusi spasial

Penutup Siswa melakukan perenungan tentang kegiatan pembelajaran hari ini. Siswa menuliskan hal-hal yang telah mereka pelajari, kesulitan yang mereka alami, serta hal lain apa

Tujuan CRM menurut Kalakota, Robinson (2001): Meningkatkan hubungan antara perusahaan dengan pelanggan yang sudah ada untuk meningkatkan pendapatan

Kenaikan terbesar terjadi di Kabupaten Banyuwangi yang mengalami kenaikan indeks yang dibayar nelayan sebesar 0,99 persen, kemudian diikuti Kabupaten Situbondo 0,61

Pola pengobatan pada terapi pasien hepatitis B non-komplikasi yang dirawat di R.S Panti Rapih Yogyakarta periode Januari – Juni 2007 berdasarkan kelas terapi,

Dalam Laporan tidak harus ada rekomendasi, akan tetapi dapat memuat rekomendasi yang berisi usulan perbaikan atau mengungkap kinerja auditee yang memuaskan Auditor memberikan