• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Pemeliharaan Fasilitas Rumah Sakit 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pedoman Pemeliharaan Fasilitas Rumah Sakit 2016"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PEDOMAN PEMELIHARAAN FASILITAS

RUMAH SAKIT

Penyusun UPSRS

Tanggal 11 Februari 2016

(2)

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH DIPONEGORO DUA SATU KLATEN

NOMOR: 8/PER/DIR/DDS/II/2016

TENTANG

PEDOMAN PEMELIHARAAN FASILITAS RUMAH SAKIT

DIREKTUR RUMAH SAKIT KHUSUS BEDAH DIPONEGORO DUA SATU Menimbang : a. Bahwa dalam rangka untuk pelayanan pemeliharaan sarana

Rumah Sakit Khusus Bedah Diponegoro Dua Satu

b. Bahwa untuk maksud tersebut dalam butir a diatas perlu diberlakukan dengan surat keputusan Direktur RSKB Diponegoro Dua Satu Klaten

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan 3. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit 4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan lingkungan Rumah Sakit

5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 351/Menkes/SK/III/2003 tentang Komite Kesehatan dan Keselamatan Kerja Sektor Kesehatan

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR TENTANG PEDOMAN PEMELIHARAAN FASILITAS RUMAH SAKIT.

KESATU : Pedoman Pemeliharaan Fasilitas Rumah Sakit untuk dapat dilaksanakan dan digunakan sebagai acuan pelayanan.

(3)

ini dibebankan pada Anggaran Biaya Rumah Sakit Khusus Bedah Diponegoro Dua Satu.

KETIGA Surat keputusan ini berlaku terhitung mulai diditetapkannya surat keputusan ini dengan ketentuan apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapannya, akan dilakukan perbaikan kembali sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Klaten Pada tanggal 11 Februari 2016

Direktur,

dr.

Endah Prasetyowati NIP 2008 09 51

(4)

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Tujuan... 1

BAB II TATA LAKSANA A. Kegiatan Pemeliharaan... 2

B. Lingkup Pemeliharaan... 3

C. Lingkup Perawatan... 6

D. Pelaksanaan Pemeliharaan dan Perawatan... 7

E. Komponen Mekanikal Gedung... 9

F. Komponen Tata Udara... 11

G. Komponen Transportasi Vertikal... 13

H. Komponen Proteksi Kebakaran... 14

I. Komponen Elektrikal Bangunan Gedung... 16

J. Perlengkapan Dan Peralatan Untuk Pekerjaan Pemeliharaan Dan Perawatan Gedung... ... 17 K. Standar Kebersihan... 18

L. Standar Mutu Ruangan... 19

(5)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Fasilitas rumah sakit yang diketahui dengan padat modal dan padat tekhnologi sangat diperlukan untuk kelangsungan proses pelayanan rumah sakit. Peralatan yang modern, canggih dan siap digunakan merupakan syarat mutlak untuk menambah nilai promosi atau daya tarik bagi masyarakat pengguna jasa kesehatan untuk memanfaatkan fasilitas rumah sakit tersebut. Pengadaan fasilitas kesehatan yang padat modal dan tehnologi ini akan merupakan suatu hal yang sia-sia jika perawatan ataupun pemeliharaan dari sarana tersebut tidak dijalankan dengan baik. Untuk menjaga agar proses pemeliharaan sarana dan prasarana dapat dilaksanakan dengan baik. Fasilitas merupakan Segala sesuatu hal yang menyangkut Sarana, Prasarana maupun Alat (baik alat medik maupun alat non medik) yang dibutuhkan oleh RS dalam memberikan pelayanan yang sebaik - baiknya bagi pasiennya.

B. TUJUAN

1. Pedoman ini bertujuan untuk dapat terwujudnya sarana dan prasarana rumah sakit sesuai fungsi yang ditetapkan dan yang memenuhi persyaratan teknis: keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan serta kelestarian lingkungan.

2. Sebagai acuan dalam mengatur pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit.

(6)

BAB II TATA LAKSANA A. KEGIATAN PEMELIHARAAN

1. Perencanaan

a. Menyusun rencana kerja dan kegiatan tahunan, bulanan, mingguan dan harian.

b. Menyusun petunjuk teknis dan petunjuk operasional dari pemakaian sarana dan peralatan.

c. Menyusun peraturan kelaikan operasional sarana, prasarana dan peralatan yang menunjang pelayanan kesehatan.

2. Pelaksanaan

a. Melakukan penilaian uji fungsi dan uji coba sarana, prasarana dan peralatan baik yang baru maupun yang selesai diperbaiki.

b. Melakukan pemeliharaan.

c. Melakukan kegiatan teknis dalam kegiatan medis, yaitu:

 Mempersiapkan pelayanan teknis dalam tim medis.

 Melakukan pelayanan medis teknisi dalam tim medis.

 Melakukan tindakan dalam keadaan darurat terhadap peralatan medis dan penunjangnya.

d. Melakukan penilaian terhadap sarana, prasarana dan peralatan, yaitu:

 Dalam rangka pengadaan.

 Dalam rangka pemeliharaan dan perbaikan.

 Dalam rangka pengukuran dalam kalibrasi.

 Dalam rangka pendayagunaan dan penghapusan. e. Menyusun laporan, yaitu:

 Menyusun data keadaan atau inventarisasi.

 Menyusun laporan kegiatan. f. Melakukan pengelolaan teknis, yaitu:

(7)

 Mengelola kegiatan teknis dalam jam kerja 24 jam.

 Bertugas dalam tim penerimaan barang dan pengujian teknis. g. Melakukan rapat.

 Rapat internal UPSRS.

 Rapat koordinasi dengan kepala unit terkait 3. Pengawasan

Melaksanakan pengawasan dalam kegiatan pembangunan, pemasangan, pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana maupun peralatan yang dilaksanakan oleh pihak ke-III.

4. Pelatihan

Dilaksanakan secara terjadwal berlaku bagi operator maupun petugas teknik sehingga program pelayanan pemeliharaan dan perbaikan berjalan lancar. Dalam waktu tertentu mendatangkan tenaga ahli untuk menjabarkan perkembangan dan sistem peralatan yang lama dan akan datang.

B. LINGKUP PEMELIHARAAN

Pekerjaan permeliharaan meliputi jenis pembersihan, perapihan, pemeriksaan, pengujian, perbaikan dan atau penggantian bahan atau perlengkapan, dan kegiatan sejenis lainnya berdasarkan pedoman pengoperasian dan pemeliharaan sarana prasarana.

1. Lingkup Pemeliharaan Arsitektural Gedung

a. Memelihara secara baik dan teratur jalan keluar sebagai sarana penyelamat bagi seluruh pengguna gedung.

b. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur tampak luar gedung sehingga tetap rapih dan bersih.

c. Memelihara secara baik dan teratur unsur-unsur dalam ruang serta perlengkapannya.

(8)

d. Menyediakan sistem dan sarana pemeliharaan yang memadai dan berfungsi secara baik, berupa perlengkapan atau peralatan tetap atau alat bantu kerja (tools).

2. Lingkup Pemeliharaan Struktural Gedung

a. Memelihara secara baik dan teratur unsur struktur gedung dari pengaruh korosi, cuaca, kelembaban, dan pembebanan di luar batas kemampuan struktur, serta pencemaran lainnya.

b. Memelihara secara baik dan teratur unsur pelindung struktur.

c. Melakukan pemeriksaan secara berkala sebagai bagian dari perawatan preventif (preventive maintenance).

d. Mencegah dilakukan perubahan dan atau penambahan fungsi kegiatan yang menyebabkan meningkatnya beban yang berkerja pada gedung di luar batas beban yang direncanakan.

e. Melakukan cara pemeliharaan dan perbaikan struktur gedung dengan benar serta mengfungsikannya agar sesuai dengan penggunaan yang direncanakan.

f. Memelihara dan melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap sistem tata udara, agar mutu udara dalam ruangan tetap memenuhi persyaratan teknis dan kesehatan yang disyaratkan meliputi pemeliharaan peralatan utama dan saluran udara.

3. Lingkup Pemeliharaan Tata Ruang Luar Gedung

a. Memelihara secara baik dan teratur kondisi dan permukaan tanah dan halaman luar bangunan gedung.

b. Memelihara secara baik dan teratur unsur pertamanan di luar dan di dalam bangunan gedung, seperti saluran pembuangan, pagar dan pintu gerbang, lampu penerangan luar, serta pos atau gardu jaga.

c. Menjaga kebersihan di luar bangunan gedung, pekarangan dan lingkungannya.

d. Melakukan cara pemeliharaan taman dengan benar oleh petugas yang mempunyai keahlian atau kompetensi di bidangnya.

(9)

a. Memelihara dan melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap sistem distribusi air yang meliputi penyediaan air bersih, sistem instalasi air kotor, sprinkler dan septik tank, serta sistem pengolahan air limbah.

b. Memelihara dan melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap sistem pengelolaan sampah, baik sampah medis maupun sampah non medis.

5. Lingkup Pemeliharaan Elektrikal

a. Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara pada perlengkapan pembangkit daya listrik cadangan.

b. Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara pada perlengkapan penangkal petir.

c. Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara sistem instalasi listrik, baik untuk pasokan daya listrik maupun untuk penerangan ruangan.

d. Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara jaringan instalasi tata suara dan komunikasi.

e. Melakukan pemeriksaan periodik dan memelihara jaringan sistem tanda bahaya dan alarm.

f. Memelihara dan melakukan pemeriksaan berkala sistem transportasi elektrikal dalam gedung, baik berupa lift dan peralatan transportasi elektrikal lainnya.

6. Lingkup Pemeliharaan Tata Graha (House Keeping)

Meliputi seluruh kegiatan Housekeeping yang terkait dengan pemeliharaan dan perawatan sarana - prasarana, di antaranya : mengenai Cleaning Service, Landscape, Pest Control, General Cleaning mulai dari persiapan pekerjaan, proses operasional sampai hasil kerja akhir.

a. Pemeliharaan Kebersihan (Cleaning Service)

Program kerja pemeliharaan kerja gedung meliputi program kerja harian, mingguan, bulanan dan tahunan yang bertujuan untuk

(10)

memelihara kebersihan gedung yang meliputi kebersihan Public Area, Office Area dan Toilet Area serta kelengkapannya.

b. Pemeliharaan dan Perawatan Hygiene Service

Program kerja Hygiene Service meliputi program pemeliharaan dan perawatan untuk pengharum ruangan dan anti septik yang memberikan kesan bersih, harum, sehat meliputi ruang kantor, lobby, lift, ruang rapat maupun toilet yang disesuaikan dengan fungsi dan keadaan ruangan.

c. Pemeliharaan Pest Control

Program kerja pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan Pest Control bisa dilakukan setiap sebulan sekali dan enam bulan sekali dengan pola kerja bersifat umum, berdasarkan volume gedung secara keseluruhan dengan tujuan untuk menghilangkan hama tikus, serangga dan rayap dengan cara penggunaan pestisida, penyemprotan, pengasapan (fogging) atau fumigasi, baik indoor maupun outdoor untuk memberikan kenyamanan kepada pengguna gedung.

d. Program General Cleaning

Program pemeliharaan kebersihan yang dilakukan secara umum untuk sebuah gedung dilakukan untuk tetap menjaga keindahan, kenyamanan maupun performance gedung yang dikerjakan pada hari hari tertentu atau pada hari libur yang bertujuan untuk mengangkat atau mengupas kotoran pada suatu objek tertentu, misalnya lantai, kaca bagian dalam, dinding, toilet dan perlengkapan kantor.

C. LINGKUP PERAWATAN

Pekerjaan perawatan meliputi perbaikan dan atau penggantian sarana prasarana berdasarkan pertimbangan tertentu.

1. Rehabilitasi

Memperbaiki sarana prasana yang telah rusak sebagian dengan maksud menggunakannya kembali sesuai dengan fungsi yang telah ditentukan. 2. Renovasi

(11)

Memperbaiki sarana prasana yang telah rusak berat sebagian dengan maksud menggunakan sesuai fungsi tertentu yang dapat tetap atau berubah dari yang telah ditentukan.

3. Restorasi

Memperbaiki sarana prasana yang telah rusak berat sebagian dengan maksud menggunakan untuk fungsi tertentu yang dapat tetap atau berubah dari yang telah ditentukan dengan tetap mempertahankan bentuk dan strukturnya.

D. PELAKSANAAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN

1. Sistem Pelaksanaan

Persyaratan Pelaksanaan :

a. Tidak mengganggu aktivitas kantor

b. Hasil perbaikan atau penggantian seperti kondisi semula atau aslinya (mutu dan jumlahnya)

c. Memenuhi spesifikasi teknis pelaksanaan sesuai dengan material yang diperbaiki

d. Menjaga kebersihan dalam pelaksanaan

pekerjaan

e. Petugas berseragam, memakai tanda

pengenal, dan bila diperlukan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).

2. Peralatan dan Bahan yang Digunakan

a. Jenis bahan pengganti harus disesuaikan terhadap bahan yang terpasang sebelumnya

b. Pelaksana pekerjaan harus mengikuti perkembangan teknologi dalam hal:

 Bahan bangunan dan metoda pemasangannya

(12)

c. Pelaksana pekerjaan harus mengajukan contoh bahan, rencana kerja perbaikan kepada Ketua Yayasan selaku pemberi tugas sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan.

3. Waktu Kegiatan

a. Untuk kerusakan yang terdapat di

area yang bisa mengganggu aktivitas kantor, maka perbaikan harus dilaksanakan di luar jam kerja atau pada saat ruangan tidak dipakai untuk kerja dengan seizin Ketua Yayasan selaku pemberi tugas.

b. Untuk kerusakan yang terdapat di

luar area yang ditempati karyawan atau area yang tidak mengganggu aktivitas kantor, maka perbaikan boleh dilaksanakan pada jam kerja kantor dengan seijin Ketua Yayasan selaku pemberi tugas.

4. Tenaga Kerja

a. Diperlukan satu orang

supervisor yang memahami aspek-aspek yang terkait dengan pemeliharaan dan perawatan gedung.

b. Tenaga seperti: tukang batu,

tukang kayu, dsb dengan pengalaman yang cukup, serta dengan jumlah yang disesuaikan dengan luasan volume pekerjaan.

5. Tujuan Perbaikan

Memelihara penampilan gedung agar selalu dalam keadaan terbebas dari kerusakan akibat pemakaian, cuaca dan pudar karena kondisi waktu.

6. Standar Teknis

a. Mendata semua komponen yang ada pada gedung

b. Pemeriksaan dan memasukan ke dalam Check List kondisi komponen gedung

c. Menyusun program pemeliharaan komponen gedung d. Menentukan jadwal pemeliharaan komponen gedung e. Menentukan skala prioritas pelaksanaan perbaikan

(13)

g. Membuat rencana anggaran biaya pelaksanaan pekerjaan perawatan

h. Mengajukan rencana anggaran biaya perawatan disertai jadwal pelaksanaan untuk mendapat persetujuan

i. Menginformasikan jadwal pelaksanaan pekerjaan kepada jajaran terkait

j. Melakukan pengawasan pada saat pelaksanaan pekerjaan k. Menyiapkan berita acara pemeriksaan pekerjaan

l. Menyiapkan berita acara penyelesaian pekerjaan E. KOMPONEN MEKANIKAL GEDUNG

1. Saluran Air Kotor

Pemeliharaan :

a. Periksa saluran tegak air kotor pada gedung, terutama saluran yang menggunakan bahan PVC, periksa pada setiap sambungan yang menggunakan lem sebagai penyambungnya. Bila ditemui terdapat kebocoran segera tutup kembali. Cara perbaikannya :

 Ampelas atau buat kasar permukaan yang retak atau pada ujung sambungan

 Beri lem PVC pada daerah yang ingin disambung

 Sambungkan kembali bagian tersebut.

b. Bersihkan saluran terbuka air kotor pada sekitar gedung dari barang-barang yang dapat menggangu aliran air dalam saluran, sekurang-kurangnya 1 ( satu ) bulan sekali

c. Pada saluran tertutup air kotor, periksa melalui bak kontrol saluran, beri jeruji dari batang besi sebagai penghalang sampah agar saluran tidak tersumbat.

2. Saluran Air Bersih

(14)

a. Saluran air bersih yang memerlukan pengamatan adalah saluran PVC yang tidak terlindung dari panas matahari

b. Tambahkan penggantung pada dinding untuk menopang atau menyanggah pipa PVC bila ada sebagian penggantung yang lepas c. Bila terjadi kebocoran pada sambungan pipa PVC, maka lakukan

hal-hal:

 Matikan aliran air dari stop kran yang ada

 Lem kembali dengan lem PVC sejenis dengan pipa atau balut dengan karet bekas ban dalam motor untuk kondisi darurat (bersifat sementara) sehingga kebocoran dapat dihentikan

 Jalankan kembali aliran air bersih yang ada.

3. Peralatan Sanitair

Pemeliharaan :

a. Peralatan sanitair adalah washtafel, bath tub, shower, kloset duduk dan kloset jongkok

b. Bersihkan setiap hari dengan cairan sabun atau bahan pembersih lain yang tidak menyebabkan terjadinya korosi pada alat-alat yang terbuat dari metal

c. Gosok dengan spon plastik atau sikat yang lembut

d. Bilas dengan air bersihKeringkan dengan kain lap yang bersih

4. Pemanas Air

Pemeliharaan:

a. Matikan aliran listrik atau gas

b. Alirkan dari kran air panas, air selama 10 (sepuluh) menit agar kotoran yang ada dalam tangki water heater menjadi bersih

c. Lakukan pembersihan atau service sesuai dengan petunjuk pemasangan setiap 4 tahun sekali

d. Usahakan pembersihan lebih sering bila menggunakan air sumur yang tidak diolah terlebih dahulu.

5. Kran Air

(15)

a. Kencangkan baut pengikat putaran kran

b. Ganti bila perlu, seal atau karet pada batang putar ulir kran.

6. Bak Cuci Piring

Pemeliharan :

a. Bersihkan setiap kali sesudah dipergunakan atau sekurang-kurangnya setiap hari

b. Gunakan plastik spon yang halus dan cairan pembersih, sabun atau deterjen

c. Jangan menggunakan ampelas untuk membersihkan permukaan bak cuci.

F. KOMPONEN TATA UDARA

Pemeliharaan dan perawatan tata udara harus memperhatikan mutu udara dalam bangunan agar tidak menimbulkan dampak pada kesehatan dan kenyamanan manusia.

Pemeliharaan dan perawatan tata udara yang baik tidak terlepas dari peralatan-peralatan tata udara yang digunakan. Dengan pemeliharaan yang baik, maka diharapkan life time dari suatu peralatan akan menjadi lebih panjang, dan dapat dioperasikan setiap saat.

1. Chiller

Pemeriksaan atau pemeliharaan secara rutin terhadap item menjadi penentu beroperasinya peralatan chiller tersebut dengan baik.

a. Compressor

Merupakan jantung dari unit chiller yang hampir semua bagian dalamnya bergerak. Oleh sebab itu pemeriksaan kompresinya secara berkala adalah suatu keharusan. Kompresi dari compressor diukur di sisi tekanan tinggi (disharge) dan di sisi tekanan rendah (suction), dan tekanan diukur dengan menggunakan pressure gauge. Demikian juga dengan motor compressor sebagai penggerak, arus yang masuk dan tegangannya diukur dengan menggunakan Tang Ampere dan harus diukur secara berkala, dan juga harus di - Megger apabila diperlukan.

(16)

bagian yang bergerak dalam kompresor diukur secara periodik. Sedangkan level oli yang dapat dilihat pada Sight Glass secara visual harus diperhatikan dan tidak boleh lebih rendah dari yang diisyaratkan oleh pabrik.

b. Condenser atau Cooler

Apabila perpindahan panas pada kedua heat exchanger ini tidak baik, maka temperatur yang diinginkan tidak akan tercapai. Untuk mengetahui perpindahan panas baik atau tidak maka tekanan refrigerant pada condensor dan cooler harus diukur secara rutin. Khusus untuk condensor, motor fan yang berfungsi untuk menggerakkan udara pendingin harus diperiksa. Untuk Cooler, temperatur air yang masuk dan keluar diukur secara rutin.

c. Metering Device

Apabila metering device terganggu, maka aliran refrigerant terganggu, sehingga alat ini harus diperiksa rutin dan diset ulang apabila terjadi perubahan pada aliran refrigerant. Masalah yang bisa timbul adalah tersumbatnya orifice pada alat ini.

d. Panel Control atau Power

Komponen pada panel power diperiksa secara rutin terutama contact shoe dari kontaktor apakah baik atau sudah tidak baik. Demikian juga terminal kabel apakah ada yang kendor atau tidak. Sedang untuk panel control, semua setting point harus diperiksa dan di readjust secara berkala. Terutama komponen yang berhubungan dengan safety device.

2. AC (Air Conditioner)

Pemeriksaan rutin, dilakukan pada: a. Mesin AC

Mesin AC harus dibersihakn secara rutin minimal 6 bulan sekali. AC harus dipelihara dan di cuci dengan bahan desinfektan. Kandongan Freon harus dipantau secara periodik mengikuti jadwal service.

(17)

Instalasi pipa AC harus diperiksa secara rutin apakah pipanya bocor dan isolasinya masih cukup baik atau tidak. Kegiatan pemeliharaan berupa inspeksi, service, dan penggantian suku cadang terhadap peralatan disesuaikan dengan jadwal.

c. Panel Control atau Power

Komponen pada panel power diperiksa secara rutin apakah baik atau sudah tidak baik. Demikian juga terminal kabel apakah ada yang kendor atau tidak.

G. KOMPONEN TRANSPORTASI VERTIKAL

Pada dasarnya pemeliharaan dan perawatan transportasi dalam gedung mengikuti standar pemeliharaan yang ditetapkan oleh pabrik pembuat peralatan yang terpasang. Untuk lift yang ada di rumah sakit kita melakukan kerjasama untuk pemeliharaannya. Pemeliharaan dan perawatan transportasi dalam gedung, meliputi peralatan atau perlengkapan dari lift (Penumpang dan Barang). Setiap lift perlu dipelihara dan diperiksa:

1. Kamar mesin, ruang luncur dan pit harus dijaga kebersihannya dan bebas dari sampah, debu, dan cecaran minyak

2. Rel pemandu, governor, pesawat pengaman, kereta, pintu-pintu, mesin, penyangga (buffer) dan peralatannya harus dirawat dan dilumasi secara teratur, dengan jenis pelumas yang sesuai dengan jenis dan merknya.

3. Tali baja yang memperlihatkan tanda retak, putus, atau patah pada beberapa komponen kawat ataupun berkarat harus segera diganti dengan yang baru.

4. Tali baja yang kering atau menunjukkan adanya tanda-tanda korosi, harus dilumasi dengan minyak pelumas khusus.

5. Atap Kereta ( Top of Car )

6. Kamar Mesin

(18)

a. Kondisi pintu lantai ( hoistway entrance )

b. Tidak berbunyi

c. Tidak bergetar

d. Posisi tidak miring

e. Pertemuan daun pintu

f. Fungsi tombol-tombol

g. Fungsi lampu- lampu indikator tiap lantai

h. Fungsi emergency key device

H. KOMPONEN PROTEKSI KEBAKARAN

Pemeliharaan dan perawatan proteksi kebakaran termasuk menjaga berfungsinya semua peralatan atau perlengkapan pencegahan api (fire stop): 1. Kontrol bahaya elektrikal

Program inspeksi atau pemeriksaan secara berkala harus ada untuk mengidentifikasi sirkuit listrik yang kelebihan beban, sambungan pengawatan peralatan yang ditumpuk terlalu banyak, pengawatan peralatan yang rusak, tutup kontak atau stop kontak yang hilang, dan sebagainya.

2. Penyimpanan cairan mudah terbakar

Cairan mudah terbakar harus disimpan di ruang terpisah. Praktek kerumahtanggaan yang baik menjamin bahwa hanya jumlah terbatas cairan mudah menyala dan terbakar yang boleh disimpan di daerah kerja atau produksi, di dalam tempat yang terproteksi dan aman. Penyimpanan cairan mudah terbakar harus mengikuti ketentuan yang berlaku.

3. Lingkungan dalam gedung

a. Tidak ada sampah yang terakumulasi atau menumpuk b. Penyimpanan material mudah menyala yang aman c. Koridor bebas tidak ada halangan

d. Sprinkler tidak terhalang

(19)

f. Tidak ada kebocoran atau tetesan dari cairan mudah menyala dan genangan di lantai

g. Pintu tahan api bebas dioperasikan 4. Lingkungan luar gedung

Lingkungan luar gedung yang tidak memenuhi syarat dapat mengancam keamanan struktur bagian luar bangunan dan barang-barang yang disimpan di halaman. Akumulasi barang bekas dan sampah dan tumbuhnya rumput, ilalang dan belukar yang tinggi bersebelahan dengan bangunan atau barang yang disimpan adalah bahaya yang biasa ditemui. Penting adanya sebuah program berkala untuk mengawasi halaman. Lingkungan luar gedung meliputi :

 Pengendalian atau kontrol

rumput dan ilalang

 Peyimpanan barang di halaman

secara aman

 Pembuangan sampah di halaman

secara aman

5. Peralatan Pemadam Api Ringan a. Jenis yang sesuai

b. Dalam kondisi siap dioperasikan c. Di lokasi yang benar

d. Tanggal pemeliharaan masih berlaku e. Akses tidak terhalang

f. Personil terlatih untuk menggunakannya g. Ditandai dengan jelas

6. Sarana evakuasi

Inspeksi harus dilakukan secara berkala setiap 3 bulan atau lebih sering tergantung kondisi, untuk pintu :

(20)

b. Terdapatnya ganjal atau ikatan yang membiarkan pintu tertutup, pada pintu yang harus selalu pada keadaan tertutup

c. Halangan benda dan lain-lain di depan pintu exit.

Untuk tangga kebakaran :

a. Bersih, dan tidak digunakan untuk tempat istirahat, serta tidak digunakan untuk gudang

b. Tidak boleh dipakai untuk tempat peralatan seperti panel, unit AC dan sejenisnya

c. Terdapat pegangan tangga. 7. Sistem Alarm Kebakaran

Frekuensi inspeksi atau pemeriksaan berkala pada Sistem Alarm Kebakaran

a. Peralatan notifikasi alarm b. Batere sistem Fire Alarm

c. Peralatan komunikasi suara atau alarm darurat d. Sambungan kabel fiber optik

I. KOMPONEN ELEKTRIKAL BANGUNAN GEDUNG

Untuk bangunan dengan kegiatan yang padat harus dilengkapi dengan tiga sumber catu daya: pasokan dari Perusahan Listrik Negara (PLN), Pembangkit Listrik Cadangan (Genset) dan Daya Pasokan Sementara (UPS – Uninterupted Power Supply) dibeberapa unit peralatan. Pemeliharaan untuk genset rumah sakit memiliki kerja sama dengan vendor penyedia genset. 1. Pemeliharaan dan Perawatan Sistem Elektrikal

Pekerjaan perawatan, pemeliharaan instalasi listrik pada bangunan gedung meliputi pekerjaan :

a. Pemeliharaan dan perawatan instalasi listrik dan penerangan perlu memperhatikan penghematan energi listrik

b. Pemeliharaan panel distribusi tegangan listrik c. Pemeliharaan panel panel listrik di tiap-tiap lantai

(21)

d. Pemeliharaan genset beserta kelengkapannya

e. Memeriksa kondisi operasi peralatan listrik dengan menggunakan alat

2. Sistem Penerangan

Dilakukan inspeksi dan perbaikan : a. Pengamatan setiap titik lampu

b. Kondisi pada lampu emergency jika ada

c. Penggantian bola lampu bila terjadi kerusakan atau telah melampaui batas usia pakai

d. Penggantian pada lampu emergency

e. Penggantian fitting lampu yang sudah rusak 3. Saluran Televisi dan Close Circuit Television ( CCTV )

Layanan tayangan telivisi pada bangunan gedung dilakukan melalui jaringan kabel, parabola, dan antena. Saat ini layanan televisi kabel juga dapat dipadukan dengan jaringan internet dan dapat juga dihubungkan dengan jaringan sirkuit tertutup (CCTV) yang digunakan untuk keperluan sistem pengaman bangunan gedung. Pemeliharaan CCTV dilakukan oleh vendor pemasang CCTV. Ruang operator berada di Rumah Dinas Direktur Rumah Sakit Khusus Bedah Diponegoro Dua Satu.

4. Genset

a. Memeriksa indikasi status genset b. Memeriksa indikasi tegangan genset c. Memeriksa indikasi arus genset d. Memeriksa indikasi trouble genset. e. Memeriksa indikasi alarm high fuel tank f. Memeriksa alarm low fuel tank

g. Memeriksa mesin penggerak diesel

J. PERLENGKAPAN DAN PERALATAN UNTUK PEKERJAAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN GEDUNG

1. Perlengkapan dan Peralatan Sesuai Kondisi Pekerjaan Perlenglapan dan peralatan kerja yang digunakan:

(22)

b. Memindahkan benda berat: papan beroda, dongkrak, rantai

c. Kabel, saluran & penggantung listrik: pembengkok pipa, pemotong pipa.

d. Sambungan las: mesin las, tabung oksigen atau gas, alat las, pelindung mata, pelindung api, sarung tangan, pengukur tekanan gas, gergaji besi.

2. Peralatan Mekanikal & Elektrikal

Peralatan umum dan peralatan khusus sesuai fungsi perlengkapan dan peralatan bangunan gedung.

3. Peralatan Tata Graha a. B l o w e r

Kipas udara digunakan untuk mengeringkan yang basah. b. Tangga aluminium

K. STANDAR KEBERSIHAN 1. Plafond

Bebas dari kotor, tidak bernoda, tidak ada sarang laba- laba, tidak berdebu. 2. Kaca

Bersih, jelas, bening, tidak bernoda, tidak ada kotoran, tidak berdebu, frame kaca bersih.

3. Saklar dan stop kontak

Bersih, tidak bernoda, tidak berdebu. 4. Furniture

Bersih, tidak berdebu, tidak bernoda, bila diusap tidak membekas, tidak ada sampah, tidak ada sarang laba-laba.

5. Lantai

Bersih, tidak berdebu, tidak bernoda, tidak buram, tidak basah, tidak bau. 6. Karpet

Bersih, tidak berdebu, tidak bernoda, tidak bau, tidak basah, tersisir rapi 7. Toilet

(23)

Tidak berbau, tidak pesing dan anyir b. Closed

Mengalir lancar, tidak bernoda, tidak ada bercak air di sekelilingnya, tidak bau

c. Kran

Tidak berkarat, tidak basah, tidak kusam d. Lantai

Bersih, kering, tidak ada noda, tidak ada sampah e. Pintu atau handle

Bersih, tidak ada noda. 8. Tangga

a. Railing

Tidak berdebu, tidak bernoda, bila diusap tidak membekas b. Bordes

Tidak berdebu, tidak ada sampah, tidak basah, tidak bau c. Handle

Tidak berdebu, tidak bernoda, tidak ada bercak 9. Taman

Subur, bersih, rapi, indah 10. Halaman

Bersih, tidak ada sampah, tidak banjir, tidak kotor tanah L. STANDAR MUTU RUANGAN

Untuk menentukan mutu suatu ruangan digunakan standar yang tercantum dalam peraturan yang berlaku mengenai persyaratan mutu ruangan (suhu, kelembaban, penerangan atau pencahayaan, kebisingan, kapasitas atau ukuran, pemanfaatan, dll ) khususnya pada: ruang kerja, ruang rapat, ruang pendaftaran, ruang arsip, ruang auditorium, ruang sholat, toilet, pantry, gudang, ruang tunggu, ruang lift, tangga, ruang luar dll.

(24)
(25)

BAB III PENUTUP

Pedoman Pemeliharaan Fasilitas Rumah Sakit penting artinya untuk pekerjaan permeliharaan meliputi jenis pembersihan, perapihan, pemeriksaan, pengujian, perbaikan dan atau penggantian bahan atau perlengkapan, dan kegiatan sejenis lainnya berdasarkan pedoman pengoperasian dan pemeliharaan sarana prasarana. Pedoman ini diharapkan mampu menekan timbulnya cedera, penderitaan, dan kematian yang diakibatkan dari sarana dan prasarana yang ada di rumah sakit dan memberikan pelayanan berkualitas berkesinambungan bagi pasien rumah sakit. Pelaksanaan pedoman pemeliharaan sarana rumah sakit dapat berjalan dengan baik, bila pimpinan atau direktur rumah sakit punya komitmen yang tinggi terhadap jalannya pedoman tersebut. Selain itu perlu juga pemahaman, kesadaran dan perhatian yang penuh dari segala pihak yang terlibat di rumah sakit.

Referensi

Dokumen terkait

[2.2] Menimbang bahwa terhadap Putusan Sela Nomor 47-81/PHPU.A-VII/2009, tanggal 9 Juni 2009, Termohon (Komisi Pemilihan Umum), Turut Termohon I (Komisi Pemilihan Umum

Kolesistitis Akut adalah peradangan dari dinding kandung empedu, biasanya merupakan akibat dari adanya batu empedu di dalam duktus sistikus, yang secara tiba-tiba menyebabkan

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau memberi gambaran dari data yang telah terkumpul, dalam hal ini

language (bahasa), thought (pemikiran). Teori ini menggali bagaimana manusia bertindak terhadap manusia lainnya berdasarkan makna yang diberikan orang lain pada mereka,

Umumnya setiap perusahaan bertujuan mendapatkan keuntungan yang optimal, maka kegagalan dalam melaksanakan kegiatan pemasaran akan membawa dampak yang cukup fatal

Rumah Potong Hewan adalah tempat yang mudah untuk melihat tingkat prevalensi Fasciolosis Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat prevalensi

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

Dalam hal ini upaya penanggulannya secara nyata yaitu dengan hukum pidana.Hukum pidana sebagai alat untuk mengatur tindakan-tindakan atau perbuatan yang hidup di masyarakat