• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Virus H5N1 Kel 8

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Virus H5N1 Kel 8"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1 MAKALAH

Virus H5N1 Penyebab Penyakit Flu Burung Pada Ternak Unggas

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi

Dosen : Ir.Wowon Juanda, MP

Oleh : Kelas : E Kelompok: 8

CHINTIA NINDA NUR F 200110140098

ANDHIKA M RIZKI 200110140282 IHWANNUDIN FAIZAL 200110140287 NADYA R ADDAWIYYAH 200110140295 SYAMIL SYABIMA R 200110140296 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2015

(2)

2

KATA PENGANTAR

Assalam mualaikum wr.wb

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah yang maha kuasa karena berkat Dia-lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang virus yang diberikan oleh Bapak Ir.Wowon Juanda,MP selaku dosen mata kuliah mikrobiologi. Kami akan menyajikan makalah yang berjudul Virus H5N1 secara sederhana agar dapat mudah di pahami. Di karenakan waktu yang sangat singkat dan pengetahuan tentang virus H5N1 sangat sedikit sehingga kami tidak dapat menyajikan makalah ini dengan secara sangat lengkap akan tetapi kami menyajikan makalah ini dengan maksimal.

Kami menyadari walaupun bagaimana kami berusaha menyajikan makalah ini dengan maksimal akan tetapi pasti ada kekurangan. Jadi kami harapkan kritik dan saran dari dari Bapak, teman-teman, dan siapapun yang membaca makalah ini, sehingga dengan saran dan kritiknya kami dapat menjadi lebih baik dalam pembuatan makalah selanjutnya dan dalam kehidupan agar tetap terus barusaha untuk lebih baik.

Sekian kata pengantar dari kami apabila ada kata yang salah mohon maaf. Sekali lagi kami mengatakan sangat berharap saran dan kritik agar kami dapat menjadi lebih baik lagi.

Wasalam mualaikum wr.wb

Jatinangor, 7 April 2015

(3)

3 DAFTAR ISI Kata Pengantar 2 Daftar isi 3 Daftar gambar 4 Bab 1 Pendahuluan 5 1.1 latar belakang 5 1.2 Identifikasi masalah 6

1.3 Maksud dan tujuan 6

Bab 2 Pembahasan 7

2.1 Pengertian Virus H5N1 7

2.2 Morfologi Virus H5NI 8

2.3 Patogenesis 9

2.4 Gejala infeksi virus H5N1 9

2.5 Cara Pencegahan Virus H5N1 11

2.6 Penanggulangan virus H5N1 12

2.7 Dampak negatif yang ditimbulkan virus flu burung 13

Bab 3 Kesimpulan 15

(4)

4

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1Virus H5N1 7

Gambar 2. Struktur virus H5N1 8

Gambar 3 9

Gambar 4. Gejala virus H5N1 9

Gambar 5. Vaksinasi sebagai upaya pencegahan virus H5N1 11

Gambar 6. Pembakaran unggas terinfeksi 12

(5)

5 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan inangnya menjadi tak berdaya. Virus mengandung DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya yang diselubungi semacam kapsul sebagai bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau kombinasi ketiganya. Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.

Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal).Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristiknya tersebut virus selalu dihubungkan dengan penyakit tertentu, salah satunya adalah virus flu burung yang menyerang hewan unggas dan dapat menular kepada manusia.

Virus flu burung adalah virus sejenis influenza yang menyebabkan penyakit flu burung pada hewan unggas. Virus yang pertama menyebar di Indonesia pada tahun 2003 ini sangat meresahkan karena unggas adalah hewan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat dan apabila hewan unggas tersebut terinfeksi virus flu burung akan menular kedalam tubuh manusia dan fatal akibatnya hingga meninggal dunia. Selain itu, juga merugikan di bidang perekonomian terutama pada industry peternakan unggas dan dapat berpengaruh pada pendapatan negara.

Virus flu burung dikategorikan sebagai virus ganas dan berbahaya karena mudah dan cepat menyebar.Diperlukan penanganan dan pencegahan yang tepat terhadap virus ini agar tidak menyebabkan kerugian besar.Oleh karena itu, kita sebagai mahasiswa peternakan perlu mengenal dan belajar mengenai virus flu burung yang menyerang ternak unggas. Karena dengan begitu kita bias mengetahui cara penanganan dan pencegahan kepada ternak unggas sebagai objek dari bidang peternakan ini.

(6)

6 1.2 IDENTIFIKASI MASALAH

a. Apa pengertian virus flu burung b. Bagaimana morfologi virus flu burung

c. Bagaimana cara pencegahan dan penanggulangan virus flu burung d. Dampak yang diakibatkan oleh virus flu burng

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, berdsarkan rumusan yang diambil dari latar belakang alasan mengapa dilakukan penelitian, yaitu: mengetahui dampak negatif dari virus H5N1, dengan mengetahui cara Evolusi perkembangbiakannya serta cara penularan terhadap unggas maupun manusia selain itu disini juga akan mengupas tentang gejala-gejala yang timbul, pencegahan dan pengobatan nya.

(7)

7 BAB II

PEMBAHASAN MATERI 2.1 Pengertian Virus H5N1

Gambar 1.Virus H5N1

Virus H5N1 adalah virus yang dikenal sebagai penyebab penyakit flu burung. Virus yang dalam bahasa inggris dikenal sebagai Avian Influenza Virus dengan tipe A subtype H5N1. Virus ini termasuk famili Orthomyxoviridae dan memiliki diameter 90-120 nanometer.Virus ini dikenal sebagai virus yang paling membahayakan yang dapat menginfeksi manusia atau hewan, namun tak jarang dapat menginfeksi hewan lainnya.Virus yang juga dikenal dengan A(H5N1) ini merupakan virus epizootic (penyebab epidemik di mahluk non manusia) dan juga panzootic (yang dapat menginfeksi binatang dari berbagai spesies dari area yang sangat luas.

Virus HPAI A (H5N1) pertama kali diketahui membunuh sekawanan ayam di Skotlandia pada tahun 1959, namun virus yang muncul pada saat itu sangat berbeda dengan virus H5N1 pada saat ini. Jenis dominan dari virus H5N1 yang muncul pada tahun 2004 berevolusi dari virus yang muncul pada tahun 2002 yang menciptakan gen tipe Z.

Virus H5N1 dibagi menjadi 2 jenis turunan, turunan yang pertama adalah virus yang menginfeksi manusia dan burung, sedangkan yang turunan jenis kedua dikenali dari burung, Virus jenis turunan kedua ini adalah virus yang menjadi penyebab infeksi ke manusia yang terjadi dalam kurun waktu 2005-2006 di berbagai Negara.

H5N1 sebenarnya adalah jenis virus yang menyerang reseptor galactose yang ada pada hidung hingga ke paru-paru pada unggas yang tidak ditemukan pada manusia, dan serangan hanya terjadi disekitar alveoli yaitu daerah daerah di paru-paru dimana oksigen disebarkan melalui darah.

(8)

8 2.2 Morfologi Virus H5NI

Gambar 2.Struktur virus H5N1

Virus Influenza pertama kali dideskripsikan oleh Hipocrates.Virus ini dikenal sebagai salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas utama di seluruh dunia.Selain itu virus ini dikenal dapat menginfeksi beberapa jenis hewan.

Virus Influenza tergabung ke dalam famili Orthomyxoviridae.Ciri khas famili ini adalah memiliki genom RNA untai tunggal negatif bersegmen.Famili ini terdiri dari 5 genus, yaitu virus Influenza A, virus Influenza B, virus Influenza C,

Thogotovirus, dan Isavirus. Kita tidak akan membahas Thogotovirus dan Isavirus,

karena sejauh ini diketahui tidak menginfeksi manusia. Dari ketiga genus virus Influenza, hanya virus Influenza A dan B yang mempunyai arti klinis penting pada manusia. Dan dari kedua genus tersebut, kita hanya akan membahas virus Influenza A.Virus ini memiliki selubung dengan diameter 80-120 nm, mengandung genom RNA, beruntai tunggal, dan memiliki envelope berupa lipid bilayer yang permukaannya terdapat protein transmembran glikoprotein yaitu haemagglutinin (HA) dan neuraminidase (NA). Kedua protein ini digunakan sebagai identifikasi kode subtipe flu burung yang banyak jenisnya. Virus influenza tipe A memiliki 15 antigen H yaitu H1-H15 dan 9 antigen N yaitu N1-N9. Kombinasi antigen H dan N menghasilkan lebih dari 135 kombinasi subtipe virus influensa pada manusia antara lain: H1N1, H2N2, H3N3, H5N1, H9N2, H1N2, H7N7 dan kombinasi lainnya. Di luar membran terdapat protein M1 yang berfungsi memberikan bentuk virus dan enkapsid kompleks ribonukleoprotein (RNP).Komplek ribonukleoprotein terdiri dari RNA yang terikat pada nukleoprotein (NP) dan enzim polimerase PA, PB1 dan PB2.Tiga enzim polimerase ini nantinya bertanggung jawab dalam replikasi dan transkripsi RNA.Sedangkan protein M2 sebagai protein matriks.

(9)

9 2.3 Patogenesis

Mutasi genetic virus avian influenza seringkali terjadi sesuai denga kondisi dan lingkungan replikasinya. Mutasi gen ini tidak saja untuk mempertahankan diri tapi juga dapat meningkatkan sifat patogenesisnya. Infeksi virus H5N1 terjadi saat virus memasuki sel hospes setelah terjadi penampilan spikes virion dengan reseptor spesifik yang ada dipermukaan sel hospesnya. Kemudian virion akan masuk ke sitoplasma sel dan akan mengintegrasikan materi genetiknya didalam inti sel hospesnya,dan dengan menggunakan mesin genetic dari sel hospesnya. Virus juga dapat bereplikasi dengan viron-virion baru dan virion tersebut menginfeksi kembali ke sel-sel disekitarnya. Fase penempelan merupakan fase yang paling menentukan virus bisamasuk atau tidak ke dalam sel hospesnya untuk melanjutkan replikasi.virus H5N1 melalui spikes HA akan berikatan dengan reseptor yang mengandung sialidacid(SA) yang ada pada permukaan sel hospesnya.

2.4 Gejala infeksi virus H5N1

Gambar 4. Gejala virus H5N1 a. kematian mendadak;b.cangkang lembek;c.kepala terkulai;d.Bulu leher berdiri, muncul bisul pada

jengger;e.Sulit berdiri dan berjalan

Penyakit flu burung ditularkan baik ke sesama unggas ataupun spesies lainnya dan manusia melalui kotoran burung.Satu tetesan sekresi dari burung yang terinfeksi mengandung virus yang dapat membunuh 1 juta burung.Virus ini kemudian

(10)

10

menempel pada berbagai media seperti sarana transportasi ternak, peralatan kandang yang tercemar, pakan dan minuman unggas yang tercemar, pekerja di peternakan dan burung-burung liar.

Untuk mengenali unggas yang terinfeksi flu burung, dapat mengenali dari gejala klinis yang ditemukan pada unggas tersebut yaitu :

1. Jengger dan pial yang bengkak dan berwarna kebiruan

2. Pendarahan yang rata pada kaki unggas berupa bintik-bintik merah (ptekhi) biasa disebut dengan kaki kerokan

3. Adanya cairan di mata dan hidung serta timbul gangguan pernafasan 4. Keluarnya cairan jernih hingga kental dari rongga mulut

5. Timbulnya diare berlebih 6. Cangkang telur lembek

7. Tingkat Kematian yang tinggi mendekati 100% dalam 2 hari hingga 1 minggu

Sedangkan, gejala yang timbul pada manusia yang terinfeksi virus flu burung adalah :

1. Demam dimana suhu badan sekitar atau di atas 38°C 2. Sesak nafas

3. Batuk dan nyeri tenggorokan 4. Radang paru

5. Infeksi mata 6. Pusing

7. Mual dan nyeri perut 8. Muntah

9. Diare

10. Keluar lendir dari hidung 11. Tidak ada nafsu makan

(11)

11 2.5 Cara Pencegahan Virus H5N1

Gambar 5.Vaksinasi sebagai upaya pencegahan virus H5N1

Dalam hal ini perlu pencegahan atau tindakan untuk menghindari terjadinya penyebaran virus flu burung. Berikut beberapa cara mencegah flu burung:

1. Jagalah kebersihan makanan dan kandang unggas atau. Jika mengetahui unggas yang mati mendadak akibat terinfeksi penyakit flu burung maka segera bakar atau kubur unggas tersebut. Laporkan kejadian itu pada aparat pemerintahan setempat, agar mendapat tindak lanjut dari petugas pencegahan penyakit flu

burung dari pemerintah.

2. Menjaga kesehatan tubuh dengan tidak mengkonsumsi makanan seperti daging ayam dan telur dalam keadaan yang setengah matang. Virus flu burung akan mati apabila dimasak dengan menggunakan suhu 80°C ke atas.

3. Usahakan memakai masker jika anda sedang terserang flu atau batuk 4. Biasakan cuci tangan anda dengan sabun sebelum makan

5. dilakukan dengan vaksinasi, baik untuk unggas peliharaan dan manusia yang berada di sekitar unggas. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap virus H5N1.

(12)

12 2.6 Penanggulangan virus H5N1

Gambar 6.Pembakaran unggas terinfeksi Penanggulangan flu burung pada ternak

Virus flu burung yang dapat menyerang pada hewan saat ini belum diketahui obat maupun vaksin yang tepat untuk mengobatinya. Pemberian obat maupun vaksin dilakukan lebih ke arah pencegahan supaya tidak menular kepada hewan lain maupun manusia di sekitarnya. Beberapa langkah yang dapat ditempuh dalam penanggulangan flu burung antara lain sebagai berikut:

1. Biosekuriti

Disebut juga keamanan hayati, yaitu perlakuan yang ditujukan untuk menjaga keamanan hayati demi pemeliharaan kesehatan dan memperkecil ancaman terhadap individu yang dilindungi.

Usaha ini antara lain:

a. Membatasi secara ketat lalu lintas unggas atau ternak, produk unggas, pakan, kotoran, bulu, dan alas kandang.

b. Membatasi lalu lintas pekerja atau orang dan kendaraan keluar masuk peternakan.

c. Peternak dan orang yang hendak masuk peternakan harus memakai pakaian pelindung seperti masker, kaca mata plastik, kaos tangan, dan sepatu.

d. Mencegah kontak antara unggas dengan burung liar. 2. Depopulasi

Depopulasi adalah tindakan pemusnahan unggas secara selektif di peternakan yang tertular virus flu burung. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit lebih luas.Cara pemusnahan unggas yang terinfeksi virus flu burung adalah menyembelih semua unggas yang sakit dan yang sehat dalam satu kandang (peternakan). Selain itu, dapat juga dilakukan dengan cara disposal, yaitu

(13)

13

membakar dan mengubur unggas mati, sekam dan pakan yang tercemar, serta bahan dan peralatan yang terkontaminasi.

3. Vaksinasi

Dilakukan pada semua jenis unggas yang sehat di daerah yang telah diketahui ada virus flu burung. Vaksin yang digunakan adalah vaksin inaktif (killed vaccine) yang resmi dari pemerintah.

Penanggulangan flu burung pada manusia

Flu burung pada manusia belum ada obatnya. Meskipun tidak semua penderita mengalami kematian, flu burung tetap harus diwaspadai karena dikhawatirkan virus ini akan mengalami mutasi menjadi lebih ganas. Berikut ini beberapa tindakan untuk mewaspadai flu burung:

1. Berolahraga secara teratur, sehingga fisik sehat.

2. Makan makanan yang bergizi, agar dapat menyuplai energi untuk pembentukan kekebalan tubuh yang optimal.

3. Mengkonsumsi produk unggas yang benar-benar sudah matang. 4. hindari berkunjung ke peternakan.

5. Seringlah mencuci tangan dan hindari meletakkan tangan di hidung dan mulut. 6. Membiasakan hidup bersih dan menjaga kebersihan lingkungan.

7. Cukup istirahat.

2.7 Dampak negatif yang ditimbulkan virus flu burung

Gambar 7.Kematian unggas membuat peternak merugi

a. Dampak Ekonomi

Dampak ekonomi mikro antara lain ;

 Hilangnya peluang bisnis industri peternakan unggas baik skala besar atau kecil dan industri serta pedagang olahan hasil ternak unggas.

(14)

14  Kerugian bisnis yang berhubungan dengan bisnis unggas, seperti industri makanan ternak unggas, pemasok bahan baku industri makanan unggas, dan transportasi unggas.

 Tambahan beban biaya perawatan kesehatan (cost of healthcare) atau biaya yang berhubungan dengan perawatan yang dibayar oleh keluarga penderita.

Dampak ekonomi makroantara lain :

 Kerugian dan penurunan pendapatan pemerintah akibat gagal memperoleh keuntungan dari bisnis industri peternakan unggas.

 Pengeluaran pemerintahuntuk pembiayaan pencegahan, perawatan dan penyembuhan penderita.

 Peningkatan pengangguran dan kemiskinan sebagai akibat pemutusan hubungan kerja di Industri peternakan dan industri pendukungnya. Pemutusan hubungan kerja selanjutnya akan meningkatkan kemiskinan dan penurunan daya beli agregat serta penurunan kualitas SDM.

 Pelambatan pertumbuhan ekonomi, karena adanya penurunan kontribusi nilai tambah sektor peternakan dan industri pendukungnya terhadap PDB maupun PDRB.

b. Dampak Kesehatan

Sangat jelas dampak negatif akibat Avian Influenza karena penyakit ini bersifat zoonosis sehingga diperlukan kewaspadaan yang cukup tinggi. Hal ini karena banyak terbukti bahwa kasus Avian Influenza di Indonesia yang menyerang pada manusia dan merupakan cluster terbanyak di dunia. Begitu juga penyakit tropis yang dapat ditularkan melalui vektor dan kontak langsung, serta makanan dan minuman maka manajemen kesehatan keluarga menjadi sangat penting dalam menyikapi kasus penyakit yang muncul kembali.Oleh karena itu masyarakat dituntut untuk waspada terhadap penyakit ini karena sangat dimungkinkan untuk terjadi pandemi jika frekuensi kejadian kasus Avian Influenza semakin pendek.Hal ini berarti ada suatu tanda bahwa virus Avian Influenza mengalami kinetik molekul yang semakin cepat, dengan demikian kemungkinan menular dari manusia ke manusia bisa terjadi dalam waktu yang relatif singkat.Begitu juga penyakit tropis tentunya banyak yang menjadi resisten jika masyarakat tidak waspada.

(15)

15 BAB III

KESIMPULAN

Virus adalah mikroorganisme yang berparasit pada organism hidup, salah satunya adalah virus H5N1 yang menyebabkan virus flu burung.Pada awalnya virus ini hanya menginfeksi hewan unggas dan mudah menular apalagi jika unggas diternakan maka penyebarannya lebih cepat, namun virus tersebut dapat menular kepada manusia jika mengkonsumsi unggas yang telah terinfeksi ataupun yang berinteraksi langsung dengan unggas terinfeksi.

Virus ini menyerang sistem pernafasan yang kemudian menyebar ke sistem imunitas.penyakit dengan gejala yang hampir sama dengan gejala influenza pada umumnya perlu dicermati dengan baik. Penularan yang cepat mengharuskan untuk melakukan tidakan pencegahan secara tepat salah satunya dengan vaksinasi dan begitupula penanggulangan hewan yang telah terinfeksi dengan membakarnya dan melakukan pembersihan kandang hingga steril.Virus H5N1 ini memberikan banyak dampak negatif, diantaranya adalah terganggunya kawasan lingkungan yang sehat, terganggunya kesehatan unggas, kemudian permasalahan berantai ke bidang ekonomi yang mengalami kerugian besar.Tindakan yang tepat perlu dilakukan oleh masyarakat, pihak industri, dan pemerintah untuk memberhentikan penyebaran virus H5N1 ini.

(16)

16 DAFTAR PUSTAKA

Amalia,Rana. 2009. Karya Ilmiah Mengenai Penyakit Flu. Diakses melalui

http://ranamalia.blogspot.com/2009/12/karya-ilmiah-mengenai-penyakit-flu.html pada tanggal 5 April 2015

Public Health Science. 2015. Makalah Tentang Virus Flu Burung. Diakses melalui

http://makala-kesehatan.blogspot.com/2015/02/makalah-tentang-virus-flu-burung.html pada tanggal 5 April 2015

Radji, M. 2006. Avian Influenza A (H5N1) : Patogenesis, pencegahan, dan

Penyebaran pada Manusia. Majalah Ilmu Kefarmasian. Edisi Bulan

Gambar

Gambar 1.Virus H5N1
Gambar 2.Struktur virus H5N1
Gambar 4. Gejala virus H5N1  a. kematian mendadak;b.cangkang  lembek;c.kepala terkulai;d.Bulu leher  berdiri, muncul bisul pada
Gambar 5.Vaksinasi sebagai upaya pencegahan  virus H5N1
+3

Referensi

Dokumen terkait

Para Pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor, pada awal pembangunan Pondok Gontor Baru telah mengkaji berbagai lembaga pendidikan terkenal dan maju di luar negeri, khususnya yang

Tujuan ekstraksi adalah untuk menarik komponen – komponen kimia yang terdapat dalam bahan alam baik dari tumbuhan, hewan dengan pelarut organik tertentu.. Proses

BMT Dana Mulya Syariah juga menggunakan sistem jemput bola yaitu petugas atau karyawan langsung mendatangi nasabah di rumah- rumah atau di tempat mereka melakukan

Un totale di 65 pazienti sono stati suddivisi in tre gruppi: Gruppo 1- terapia SIT in due fasi di cui prima fase effettuata con il programma terapia di

Penulis mengkhawatirkan pesaing yang akan berinovasi atau melakukan pengembangan dengan metode cuci yang digunakan oleh Hot Steam Carwash serta memberikan layanan

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri dan memerlukan bantuan dari orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia sangat

Penggunakan RP dianggap lebih murah dibandingkan dengan pupuk superfosfat (SP 36) yang merupakan pupuk pabrik. 3) Pupuk Kalium (K), sumber hara yang banyak digunakan adalah pupuk MOP

Peraturan Bupati Batang Nomor 7 Tahun 2010 tentang Pengelolaan Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Taman Pesisir Ujungnegoro Kabupaten Batang sebagaimana telah diubah