Unsur-unsur subsistem agribisnis (usaha
tani)
Unsur-unsur yang terlibat dalam subsistem produksi (usaha Tani)
1. Tanah (Hamparan Tanah) Lahan Usaha
(Land)
2. Tenaga Kerja (Labour) 3. Modal (Capital)
4. Manajemen (Management)
5. Lingkungan (Fisik, Ekonomi, Sosial Budaya) 6. Petani
7. Komoditi yang diusahakan (Tanaman, Ternak, Ikan,
A.
Lahan ekosistem basah (sawah,
kolam, tambak, danau, waduk,
sungai)
Sawah dibedakan atas :
1.Sawah pengairan teknis
2.
Sawah pengairan setengah teknis
3.Sawah pengairan pedesaan
4.
Sawah Rawa
5.
Sawah Rawa Pasang Surut
B. Lahan ekosistem lahan kering.
dibedakan atas :
1.Ladang
2.Tegalan
3.Pekarangan
4.Steva
5.Savana/Sabana
6.Hutan
C. Kolam, dibedakan atas :
Kolam air tenang (fish fond)
D. Tambak, dibedakan atas :
•Tambak air payau
•
Tambak air biasa
E. Danau, dibedakan atas :
•
Danau alam (danau toba dll)
•
Danau buatan (Jatiluhur, saguling,
gajah mungkur)
F. Sungai, dibedakan atas :
•Sungai alam
A.
Jenis tenaga kerja yang
dipergunakan dalam subsistem
produksi (usaha tani) dibedakan
atas :
1.
Tenaga Kerja Manusia
2.Tenaga Kerja Ternak
3.Tenaga Kerja Mesin
B. Sumber tenaga kerja dalam usaha
tani :
Sumber tenaga kerja dalam usaha
tani dibedakan atas :
1.
Tenaga kerja dalam keluarga (family
labour)
2.
Tenaga Kerja luar keluarga (hired
labour)
C. Sistem kerja dalam usaha tani,
dibedakan atas :
1.
Sistem upah kerja harian tidak
tetap (upah harian lepas)
2.
Sistem upah harian tetap
3.Sistem upah borongan
4.
Sistem upah kontrak
5.
Sistem upah “ceblokan” identik
D. Bentuk upah dalam usaha tani
Upah yang diberikan dalam usaha tani
dibedakan atas :
1.
Uang dan Makanan (Natura)
2.
Uang saja (In-Natura), biasanya
dilaksanakan pada sistem upah
borongan.
3.
Bentuk lain seperti dengan bagian
E. Satuan tenaga kerja dalam usaha tani. Satuan tenaga kerja dalam usaha tani
dibedakan atas :
Hari Kerja Pria (HKP)
Hari Kerja Wanita (HKW) Hari Kerja Ternak (HKT) Hari Kerja Mesin (HKM) Hari Kerja Anak (HKA)
Konversi antar tenaga kerja sbb : 1 HKW = 0.8 HKP
1 HKP = 1.25 HKW 1 HKT = 5 HKP
1 HKM = 25 HKP 1 HKA = 0.5 HKP
Konversi didasarkan pada upah per hari kerja (6 jam per hari)
A.
Jenis Modal dalam usaha tani
Modal dalam subsistem produksi
agribisnis/usaha tani, dilihat dari
sifatnya dibedakan atas :
1.
Modal tetap (fixed capital), contoh :
traktor, alat-alat pertanian
2.
Modal tidak tetap (variabel capital),
contoh : nilai untuk membeli pupuk,
bibit, pestisida.
B. Sumber modal dalam usaha
tani, dibedakan atas :
1.
Modal sendiri
2.
Modal pinjaman (kredit)
3.
Modal bantuan tidak mengikat
dan bantuan yang mengikat
(bantuan, pemerintah, swasta
atau luar negeri).
C. Tingkat bunga (kredit) dalam
usaha tani ;
1.
Dari sumber lembaga kredit formal
(BRI, BPR, Koperasi) berkisar antara
1-1.5 % per bulan.
2.
Dari sumber lembaga kredit non
formal (Pelepas uang) berkisar
antara 5-20 % per bulan.
D. Bentuk jaminan kredit dalam
usaha tani (agribisnis) dapat : lahan
usaha tani, tanaman, ternak atau
benda lain yang berharga (emas,
alat-alat produksi)
E. Jangka waktu kredit dapat dibedakan
atas :
•
Kredit jangka pendek : 3 – 7 bulan
•
Kredit jangka menengah : 8 bulan – 2
tahun
Manajemen dalam subsistem produksi
agribisnis (usaha tani) dapat dibedakan atas
:
1.
Manajemen keluarga (dalam manajemen ini
tidak ada pembagian yang jelas antar
bagian (kegiatan usaha).
2.
Manajemen tradisional ( dalam manajemen
ini sudah ada pembagian tugas tetapi tidak
mutlak)
3.
Manajemen modern (sudah ada pembagian
tugas dan tanggung jawab yang jelas antar
bagian), misalnya dalam usaha agribisnis
skala besar (manajemen perkebunan)
Lingkungan usaha tani dapat dibedakan atas :
1. Lingkungan fisik ( jenis tanah, iklim,
topografi, kemiringan lahan).
2. Lingkungan ekonomi (antara lain pemilikan
modal petani, daya beli petani dan pendapatan petani, sewa lahan dll)
3. Lingkungan sosial (antara lain budaya
4. Lingkungan-lingkungan lain yang ada diluar usaha tani (faktor ekstern) antara lain :
Kebijakan-kebijakan pemerintah dalam
ekonomi di dalam negeri.
Kebijakan-kebijakan yang ada di pasar
internasional, misalnya : tarif ekspor dan
impor komoditi pertanian,dan aturan-aturan internasional lainnya.
Semua lingkungan tersebut langsung dan
tidak langsung akan mempengaruhi kepada petani (pelaku agribisnis lainnya) dalam
mengelola usaha agribisnis skala kecil, skala menengah maupun skala besar, yang
akhirnya akan mempengaruhi pada besar dan kecilnya resiko usaha agribisnis yang dipilihnya.
Petani dalam usaha agribisnis mempunyai
dua peranan ganda yaitu :
1.
Sebagai produsen komoditas agribisnis.
Dalam hal ini ia berfungsi sebagai
penghasil produk agribisnis yang berupa :
tanaman, ikan, ternak, serat-seratan dan
kayu untuk memenuhi keluarganya
maupun untuk pasar (domestik dan pasar
ekspor)
2.
Sebagai Konsumen. Dalam hal ini ia akan
membutuhkan komoditas yang tidak
dihasilkankannya terutama hasil
industri-manufaktur yang bahan bakunya dari
produk pertanian dan juga dari hasil
pertanian sendiri
Dalam subsistem produksi agribisnis
(usaha tani) petani berfungsi sebagai
“manajer” yang harus mampu :
1.
Menjalankan fungsi-fungsi manajemen,
memilih berbagai alternatif (pilihan)
usaha agribisnis yang akan dikelolanya.
2.
Menerima resiko akibat adanya ketidak
pastian usaha (risk and uncertainly)
3.
Menerima penghargaan dari siapapun
atas prestasi yang ia peroleh dari
kesuksesan hasil pengelolaan usaha
taninya.
4. Penanggung jawab atas
kesejahteraan semua anggota
keluarga yang ada di bawah tanggung
jawabnya.
5. Sebagai warga negara yang harus
mentaati aturan formal yang dibuat
pemerintah, antara lain membayar
pajak, dan kepentingan kelompok
masyarakat lain disekitarnya.
•
Dilihat dari tujuan usahatani petani dapat di
bedakan atas dua kelompok yaitu:
(1) Petani Subsistem (subsitece farmer)
Ciri-cirinya:
a) Tujuan utamanya adalah menjaga keamanan keluarga yang makasimal security maximization b) Produk usahatani yang dihasilkan
bermacam-macam bahan makanan (difersifikasi food products) c) Status lahan yang diusahakan milik sendiri atau
keluarga
d) Sumber tenag kerja yang utama adalah keluarga dan tenaga gorong royong (family labour and
e)
Investasi mengutamakan dalam tenaga
kerja (intensive labour), input usahatani
umumnya rendah
f)
Hasil usahatani tentunya untuk memenuhi
konsumsi keluarga
g)
Pendapatan umumnya rendah tetapi relatif
stabil
(2) Petani Komersial (Commercial
farmer), Ciri-cirinya:
a) Memaksimumkan keuntungan dengan
memanfaatkan kendala yang terbatas (profit
maximization)
b) Specialisasi pada produk-produk pertamanan
untuk dijual (Specialised sale product)
c) Status lahan yang diusahakan berstatus
bebas (sewa, bagi hasil atau hak guna usaha)
d) Sumber tenaga kerja utama adalah tenaga
sewa (hired labour)
e) Investasi terutama pada bangunan, alat-alat
pertanian, dan pemakaian input usahatani yang terus meningkat (intensive capital)
Dewasa ini mungkin tidak ada lagi
petani yang subsistem penuh atau
komersial penuh, sekarang sebagian
besar kelompok tani pada tahap: “
semi
Komoditi agribisnis yang diusahakan dapat
dikelompokkan atas :
a) Tanaman pangan (padi, ubikayu, ubi jalar dan
ubi-ubi lainnya).
b) Tanaman hortikultura (sayuran, buah-buahan
bunga-bungaan atau tanaman hias)
c) Tanaman industri (karet, kelapa sawit, dan
lain-lain)
d) Ternak (besar, kecil dan unggas dan ternak
untuk hiburan)
e) Ikan (ikan air tawar, ikan tambak, dan lain-lain)
f) Hasil hutan (kayu-kayuan, serat-seratan dan
a)
Lahan usahatani (sempit, terpencar, sewa
lahan makin mahal, adanya polusi air dan
lain-lain)
b)
Modal yang dimiliki rendah sehingga sulit
mengolah cara produksi dengan teknologi
modren
c)
SDM kualitasnya rendah (sebagian besar
pendidikan SD dan tidak sekolah)
d)
Daya beli rendah, sehingga tingkat
kesejahteraan keluarga rendah pula
e)
Sulit mengakses pada fasilitas yang
f)
Daya saing produknya rendah karena belum
mengenal manfaat adanya standar produk
usahatani
g)
Diversitas produk usahatani antar daerah
sangat beragam
h)
Daya tawar menawar petani rendah sehingga
nilai tukar produk usahatani umumnya rendah
i)
Kebijakan-kebijakan pemerintah dalam sektor
pertanian (usahatani) baru menyentuh
sebagian kecil petani terutama
“petani
Dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam subsistem produksi agribisnis (usahatani) khususnya usahatani skala kecil/gurem, diperlukan adanya hal-hal berikut:
a)Kerjasama antar petani dalam menyediakan input dan memasarkan output usahatani, dalam hal ini koperasi pertanian (KUD) perlu diberi peranan yang besar
b)Adanya kerjasama (kemitraan) antara pengusaha agribisnis skala besar, menengah dan kecil yang saling menguntungkan, sudah dilakukan tetapi hasilnya belum optimal
c)Adanya pemberian kredit usahatani jangka panjang khususnya dalam membantu petani mempertahankan lahan usahataninya dari jeratan utang; (sistem dari pihak kreditan non-formal)
d)
Adanya pembatasan operasional pengusaha
agribisnis skala besar, untuk tidak masuk
pada lahan petani kecil (gurem)
e)
Adanya usaha pengenalan teknologi
produksi (sistem budidaya) pertanian yang
sesuai dengan kondisi lokal petani di
masing-masing lingkungan ekosistem lahan
usahataninya.
f)
Kebijakan pemerintah yang memihak petani
Semua langkah tersebut perlu dievaluasi lagi
secara cermat, agar semua bentuk
kerjasama (kemitraan) antara pelaku usaha
agribisnis dapat mencapai hasil yang
optimal.
Salah satu indikatornya adalah:
Kesenjangan
pendapatan/kesejahteraan
, antara pelaku
•
Buat analisis potensi lahan pertanian,
produksi dan SDM pertanian di kabupaten”
berikut:
a) Kabupaten bandung (Barat)
b) Kabupaten Garut c) Kabupaten Tasikmalaya d) Kabupaten Ciamis e) Kabupaten Majalengka f) Kabupaten Cirebon g) Kabupaten Kuningan h) Kabupaten Indramayu i) Kabupaten Subang