• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Medium karya sastra adalah bahasa. Membicarakan puisi berarti. membicarakan kebahasaan dalam puisi. Setiap pengarang menulis puisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Medium karya sastra adalah bahasa. Membicarakan puisi berarti. membicarakan kebahasaan dalam puisi. Setiap pengarang menulis puisi"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Medium karya sastra adalah bahasa. Membicarakan puisi berarti membicarakan kebahasaan dalam puisi. Setiap pengarang menulis puisi berdasarkan ekspresi perasaannya sehingga bahasa yang digunakan bisa dimaknai berbeda. Menurut Riffaterre puisi dari waktu ke waktu selalu berubah disebabkan oleh perbedaan konsep dan evolusi selera (dalam Pradopo, 2009:1). Puisi sebagai salah satu karya sastra dapat dianalisis dari bermacam-macam aspeknya. Dianalisis diantaranya dengan menggunakan pendekatan semiotik dengan tujuan memahami makna yang terkandung dalam puisi. Menganalisis puisi adalah usaha menangkap dan memberi makna kepada teks puisi.

Bahasa puisi memiliki konvensi tambahan, yang merupakan arti bahasa di luar konvensi bahasa itu sendiri. Arti tambahan dalam karya sastra (puisi) berupa kiasan bahasa, persajakan, pembagian bait, persajakan, enjambemen, dan tifografi (Pradopo, 2009:209-210). Bahasa kiasan sebagai konvensi tambahan adalah bahasa yang ditimbulkan arti lain, dan bisa ditafsirkan berbeda sesuai dengan pemahaman pembacanya. Ada satu hal yang tidak berubah pada puisi, yaitu bahwa puisi menyatakan sesuatu hal dengan arti lain, yang disebut ketidaklangsungan ekspresi menurut Riffaterre (Pradopo 2009:12). Puisi dikatakan analogi dengan memggunakan konvensi-konvensi kesusastraan yang dianalogikan dengan bahasa lain dalam puisinya. Akan tetapi struktur, alur cerita,

(2)

teknik penyajian, dan karakter memiliki kesamaan dengan bahasa lain. Sebagaimana anggapan intertekstual bahwa memahami puisi yang baik adalah memahami semua konvensinya, maka dalam analisis puisi yang utama dicari tanda-tanda kebahasaan sesudah itu dianalisis tanda-tanda tambahan yang lain yang merupakan konvensi tambahan dalam puisi.

Keadilan sebagai salah satu prinsip moral merupakan konsep publik yang membentuk kontrak fundamental manusia yang tertata dengan baik (Rawls, 2006:5). Akan tetapi, jarang masyarakat yang ada tertata dengan baik sehingga keadilan banyak dibicarakan. Masalah keadilan selalu menjadi topik yang relevan untuk dibicarakan jika terjadi kesenjangan yang semakin jauh antara lapisan atas dan lapisan bawah. Hal ini yang memotivasi manusia dan kelompoknya berusaha untuk melawan dengan berbagai cara. Ada orang yang bersedia mempertaruhkan nyawanya atau rela meninggalkan kedudukannya, bahkan mengorbankan harta bendanya untuk menegakkan keadilan.

Dalam konteks masyarakat di lndonesia dari zaman pejajahan sampai sekarang, tuntutan keadilan terus dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa wujud ketidakadilan masih ada. Berbagai bentuk penindasan, korupsi, penyalahgunaan jabatan, penyalahgunaan kekuasaan, dan kecurangan pemilu adalah wujud ketidakadilan. Menurut Nurcholis Majid, bangsa ini sekian lama terkungkung dalam ketidakadilan dan memarjinalkan kaum mayoritas (Majid, 2008:24).

Peran sastrawan tidak bisa dianggap kecil dalam menyuarakan keadilan karena para sastrawan pada setiap peristiwa politik ikut berperan aktif sebagai kelompok yang membangun kesadaran masyarakat supaya tidak tinggal diam

(3)

menyaksikan berbagai ketidakadilan. Kebebasan kreatif sastrawan diejawantahkan dalam bentuk karya sastra yang menggambarkan penidasan, kebobrokan moral, atau kritik sosial sebagai wujud tanggung jawab sosial satrawan (Mahayana, 2005:48).

Hubungan manusia masyarakat, dan keadilan banyak menarik perhatian para penyair untuk menuangkannya dalam puisi (Pradopo,2007:147). Pemihakan terhadap kaum lemah merupakan aspirasi yang sering menjadi tema puisi para penyair. Pemberontakan Chairil Anwar terhadap ketidakadilan penjajah diungkapkan dalam puisinya yang berjudul "Kerawang Bekasi". Begitu juga yang dilakukan oleh Taufik Ismail dalam puisinya "Tirani dan Benteng". Ia menulis dan membacakan puisi-puisinya yang berisi protes dan kritik terhadap ketidakadilan pada zaman pemerintahan Sukarno.

Taufik Ismail adalah penyair yang sangat peka dengan sejarah, karena riwayat hidup pribadinya memang sarat dengan pengalaman sejarah dan menunjukkan keterlibatan penuh di dalamnya. Ia ikut menandatangani Manifes Kebudayaan pada tahun 1963, dan sesudah Manifes dilarang pada tahun1964, izin untuk melanjutkan sekolahnya ke Amerika Serikat dibatalkan, lalu ia dikeluarkan dari pekerjaannya di Institut Pertanian Bogor. Karenanya ia tumbuh sebagi sosok yang menentang segala bentuk penindasan. Kumpulan puisinya Tirani dan Benteng yang ditulis pada tahun1966 adalah protes terhadap Orde Lama, gugatan pada keangkuhan kekuasaan politik. Adapun dalam kumpulan puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia adalah protes kepada Orde Baru, gugagatan kepada kebobrokan akhlak yang lebih luas dari sekedar kekuasaan politik. Katanya,

(4)

Langit akhlak rubuh, di atas negeriku berserak-serak/ Hukum tak tegak, doyong berderak-derak (2005:xi)

Kesusastraan Indonesia masa reformasi pada tahun 1998, memunculkan kembali penyair pelopor Angkatan '66, yaitu Taufik Ismail. Kumpulan Puisi yang berjudul Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia adalah karya Taufik Ismail yang mendapat sambutan dari para sastrawan, pelajar dan mahasiswa. Kumpulan puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia mengungkapkan topik hutang lndonesia, korupsi, suap, keserakahan penguasa indoktrinasi, kecurangan pemilu, pengingkaran terhadap Undang-Undang Dasar dan lain sebagainya Kuntowijoyo (Ismail,2004). Masalah-masalah yang diungkapkan dalam kumpulan puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia berkaitan dengan masalah keadilan.

Kumpulan puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia mengandung pesan tertentu yang disampaikan pengarang kepada para pembacanya. Hal ini diungkapkan Taufik Ismail, "dalam merebut komunikasi, puisinya harus ada substansinya sebagai kabar, mesti cerdas, dan musikal sedap didengar" (Ismail, 2005:22).

Kumpulan puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia adalah kumpulan puisi yang mengandung tanda-tanda. Untuk memaknai tanda-tanda di dalamnya, digunakan teori semiotik. Teori semiotik digunakan untuk memaknai segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda pada kumpulan puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia. Tanda-tanda yang dimaknai adalah tanda-tanda yang bermakna dan berkaitan dengan konvensi puisi. Menurut Pradopo, menganalisis karya sastra dengan semiotik adalah menganalisis sastra sebagai suatu sistem tanda-tanda dan

(5)

menentukan konvensi-konvensi apa yang memungkinkan karya sastra mempunyai arti (Pradopo, 2009:123).

Tanda-tanda merupakan fenomena dalam gejala semiotik. Untuk mencari makna karya sastra, dilakukan pembacaan terhadap fenornena-fenomena di dalamnya, baik fenomena yang berhubungan dengan teks maupun fenornena yang berhubungan dengan pembaca. sebagai gejala semiotik, karya sastra merupakan fenomena dialektika antara teks dengan pembaca (Pradopo,2007:l19). Dengan demikian, analisis terhadap teks puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia adalah memaknai struktur tanda dan memaknai fenomena antara teks dan pembaca.

Menganalisis puisi dalam kumpulan puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia dengan semiotik berkaitan dengan analisis struktur karena bahasa sebagai medium puisi adalah sebuah struktur. Menganalisis struktur puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia berarti menganalisis unsur-unsur bahasa berkaitan dengan seluruh unsur dan konvensi sastra yang ada di dalamnya. Menganalisis struktur puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia bertujuan membongkar keterkaitan semua unsur untuk mengungkapkan makna di dalamnya. Menurut Teeuw, Analisis struktur bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, dan semendalam mungkin keterkaitan semua anasir dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh (1984: 135).

Puisi merupakan aktivitas penggunaan bahasa yang berbeda dengan bahasa pada umumnya Menurut Riffaterre, puisi adalah ekspresi tidak langsung karena menyatakan sesuatu dengan maksud lain (1978:2). Di dalam puisi ada tanda-tanda yang disembunyikan. Karena itu, untuk menemukan keadilan dalam

(6)

kumpulan puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia dilakukan permaknaan dengan cara rnembongkar tanda-tanda di dalam teksnya. Keadilan belum dapat diungkapkan secara jelas kalau ketidaklangsungan ekspresi yang disebabkan oleh penggantian arti, penyimpangan arti, dan penciptaan arti diungkapkan. Ketidaklangsungan ekspresi dalam kumpulan puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia disebabkan oleh metonimi, metafora, ambiguitas, kontradiksi, enjambemen, dan homologi.

Mencari keadilan dalam kumpulan puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia adalah memaknai berbagai hal yang berkaitan dengan keadilan di dalam kumpulan puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia. Pemaknaan terhadap kumpulan puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia dilakukan dengan mencari matriks (kata kunci) puisi dan pembacaan semiotik. Langkah-langkah tersebut adalah memaknai puisi-puisi dengan menggunakan teori semiotik.

Penelitian yang relevan yang diketahui penulis yaitu diantaranya penelitian yang berjudul Telaah Semiotis Naskah Drama Putu Wijaya Sebagai Alternatif Bahan Ajar dalam Pembelajaran Drama di Lembaga Pendidikan Tinggi (LPT) oleh R.Yudi Permadi (2005) dengan menggunakan dua metode penelaahan yakni metode semiotik yang bertugas mengkaji sastra (drama) Putu Wijaya sehingga menghasilkan telaahan yang jelas dan komprehensip. Kedua, metode pembelajaran drama dengan bahan ajarnya adalah hasil telaahan drama tersebut. Penelitian yang berjudul Analisis Struktur dan Semiotik terhadap Hikayat Bachtiar sebagai Alternatif Bahan Pembelajaran Sastra di SMA oleh H.M. Idris Suryana (2005) Struktur dan semiotik digunakan sebagai bahan pembelajaran

(7)

sastra di SMA, kemudian masalahnya dianalisis dengan menggunakan metode penelitian dokumen (content analysis) dilingkapi dengan metode deskriptif melalui struktur dan semiotik pembelajaran hikayat. Penelitian yang berjudul Kajian Semiotik terhadap Puisi pada “Cermin Kaki Langit” Majalah Horison untuk Penyususnan Bahan Ajar Sastra di MTs. Oleh Aria (2004) Hal yang dianalisis dalam puisi tersebut dengan menggunakan semiotik yakni berupa unsur pemaknaan. Unsur puisi berkisar pada makna kata, citraan, gaya bahasa retoris, dan bahasa kiasan sedangkan pemaknaan puisi dilakukan dengan cara penentuan matriks, pembacaan semiotik yakni pembacaan heuristik dan retroaktif. Metode penelitian yang digunakan untuk mengkaji permasalahan tersebut adalah metode deskriptif analitis.

Menganalisis puisi yang sarat dengan nilai-nilai positif yang perlu diteladani oleh siswa tentunya sangat positif untuk disosialisasikan kepada generasi muda. Dalam Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA/MA memuat kompetensi dasar yang mengamanatkan siswa untuk terampil dalam menganalisis puisi. Pada standar kompetensi 5 pada kompetensi dasar 5.1 dan 5.2, standar kompetensi 7 pada kompetensi dasar 7.1, standar kompetensi 8 pada kompetensi dasar 8.1 dan 8.2, standar kompetensi 14 pada kompetensi dasar 14.1 dan 14.2. Ini untuk materi kelas X (sepuluh) semester 1 dan 2. Untuk kelas XI (sebelas) tidak ada standar kompetensi dan kompetensi dasar tentang puisi. Di kelas XII (duabelas) standar kompetensi 6 pada kompetensi dasar 6.1 dan 6.2, standar kompetensi 7 pada standar kompetensi 7.1,

(8)

standar kompetensi 14 pada kompetensi dasar 14.1 dan 14.2, stabdar kompetensi 15 pada kompetensi dasar 15 pada kompetensi dasar 15.1.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut. “Bagaimanakah makna keadilan dalam kurnpulan puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia karya Taufik Ismail yang dianalisis dengan menggunakan pendekatan semiotik dan alternatif model pembelajarannya di Madrasah Aliyah?”. Rumusan masalah ini dikemukakan dengan pertanyaan penelitian seperti di bawah ini.

1. Bagaimanakah makna keadilan dalam kumpulan puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia karya Taufik Ismail yang dianalisis dengan menggunakan pendekatan semiotik?

2. Bagaimanakah alternatif model pembelajaran hasil analisis puisi yang menggunakan pendekatan semiotik dan model pembelajaran di Madrasah Aliyah?

1.3 Tujuan Penelitian

Secara umum rencana penelitian ini ingin mendeskrifsikan keadilan dalam kumpulan puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia karya Taufik Ismail dengan menggunakan pendekatan semiotik dan pemanfaatannya dalam pembelajaran sastra di Madrasah Aliyah. Secara khusus tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

(9)

1. Peneliti ingin mendeskripsikan konsep-konsep teoretis tentang keadilan dalam kumpulan puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia dengan menggunakan pendekatan semiotik.

2. Peneliti ingin mendeskripsikan dan menemukan hasil penelitian yang dapat disumbangkan dari analisis kumpulan puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia dan alternatif model pembelajarannya di Madrasah Aliyah.

1.4 Manfaat Penelitian

Sejalan dengan tujuan penelitian, diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai kepentingan baik secara teoretis maupun praktis. Manfaat teoretis penelitian ini adalah :

1) Memberikan informasi mengenai konsep-konsep tentang keadilan dalam kumpulan puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia dengan menggunakan pendekatan semiotik.

2) Memberikan informasi mengenai hasil analisis kumpulan puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia dan alternatif model pembelajarannya di sekolah. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara praktis. Adapun manfaat praktis yang diharapkan adalah :

1) Bagi Pendidikan

dapat dijadikan sumber pembelajaran bagi anak didik karena ada relevansinya dengan berbagai standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam silabus.

(10)

2) Bagi Guru

dapat dimanfaatkan sebagai alternatif bahan pembelajaran apresiasi puisi di sekolah juga menambah wawasan guru dalam menafsirkan dan menganalisis puisi.

3) Bagi Siswa

dapat dimanfaatkan siswa sebagai sumber belajar. Hasil penelitian ini dapat digunakan siswa untuk mengayakan perbendaharaan materi puisi yang telah diberikan guru.

4) Bagi Peneliti Lain

dapat menjadi tambahan literatur dan dapat menjadi pancingan untuk melahirkan penelitian-penelitian lain yang terkait dengan puisi.

1.5 Definisi Operasional

Untuk lebih memahami peristilahan yang digunakan dalam penelitian, berikut ini uraian beberapa definisi operasioanal yang berkaitan dengan penelitian.

1. Keadilan adalah suatu kualitas hasil perbuatan manusia yang menuntut perlakuan yang sama terhadap semua orang dalam situasi yang sama. Dasar perlakuan tersebut karena manusia memiliki kedudukan yang sama di hadapan Tuhan. Makna keadilan dalam kumpulan puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia yang ingin penulis temukan melalui analisis atau kajian semiotik.

2. Puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia

merupakan seratus puisi karya Taufik Ismail yang terdiri dari tiga bagian, yaitu Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia (46 puisi), ditulis antara Mei –

(11)

Oktober 1998, Kembalikan Indonesia Padaku (44 puisi) ditulis 1966 – 1997 dan Sejarum Peniti, Sepunggung Gunung (10 puisi), ditulis antara 1986 -1995.

3. Semiotik

merupakan pendekatan yang digunakan untuk menganalisis makna keadilan dalam kumpulan puisi Malu (Aku) Jadi Orang Indonesia karya Taufik Ismail.

4. Model Pembelajaran

Pengertian model pembelajaran menurut Dewey, pengajaran merupakan gambaran suatu lingkungan pembelajaran, yang juga meliputi perilaku kita sebagai guru saat model tersebut diterapkan. Model-model ini memiliki banyak kegunaan yang menjangkau segala bidang pendidikan, mulai dari materi perencanaan dan kurikulum hingga materi perencanaan instruksional (Joyce, 2009. Terj: 30).

Sedangkan menurut Kemp (dalam Rusman, 2010: 138) suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Dick and Carey juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah suatu perangkat materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada peserta didik atau siswa (dalam Rusman, 2010:138).

Jadi model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum atau rencana pembelajaran jangka

(12)

panjang, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. Model pembelajaran ini dapat dijadikan pola pilihan, artinya guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efesien untuk mencapai tujuan pendidikannya.

5. Madrasah Aliyah (MA)

merupakan lembaga sederajat Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ada di lingkungan Departemen Agama.

1.6 Anggapan Dasar

Penelitian ini dilakukan berdasarkan beberapa anggapan dasar sebagai berikut:

1. Makna puisi dapat dikenali, ditafsirkan dan dianalisis lewat baris bait, serta totalitas puisi.

2. Puisi sebagaimana genre sastra yang lain mempunyai struktur fisik dan struktur batin.

3. Di dalam standar isi KTSP bahasa Indonesia ada standar kompetensi pembelajaran puisi.

4. Siswa Madrasah Aliayah (MA) sudah memahami unsur-unsur puisi.

1.7 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, anggapan dasar, sistematika penelitian, dan paradigm penelitian.

(13)

Bab II Kajian Pustaka berisi Semiotik, langkah kerja dan aspek kajian semiotik, , puisi, makna keadilan dan alternatif model pembelajaran.

Bab III Metode Penelitian berisi metode penelitian, tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data,data dan sumber data, pengelolaan analisis data, dan tahapan analisis.

Bab IV Hasil penelitian dan Pembahasan berisi pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan dan pembahasan atau analisis temuan. Pembahasan atau analisis temuan tersebut dikaitkan dengan dasar teoretik yang telah dibahas dalam bab II.

Bab V Kesimpulan dan saran berisi penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil analisis data.

Pada bagian akhir dilengkapi dengan daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan riwayat hidup

(14)

1.8 Paradigma Penelitian

Karya Sastra

Puisi

Kajian Semiotik

Pembacaan Semiotik  Matrik (Kata kunci)  Pembacaan Heuristik  Pembacaan Heurmeneutik Unsur-unsur Puisi  Penggantian Arti  Penyimpangan Arti  Penciptaan Arti

Makna Keadilan dalam kumpulan puisi Malu

(Aku) Jadi Orang Indonesia Alternatif Model Pembelajaran Sastra di Madrasah Aliyah 1. Keadilan Komutatif 2. Keadilan Distributif 3. Keadilan Vindikatif 4. Keadilan Kreatif 5. Keadilan Protektif 6. Keadilan Legal

Referensi

Dokumen terkait

“ Pengaruh Pengendalian Internal dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan SPBU Yogyakarta (Studi Kasus Pada SPB U Anak Cabang Perusahaan RB.. “Pengaruh Audir

P ENGGUNAAN METODE BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER PEDULI SOSIAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPSA. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media bahasa

 Dengan mengamati media gambar berbagai pilihan kegiatan Siti, siswa dapat menunjukkanbeberapa contoh perilaku yang bertentangan dengan aturan yang berlaku dalam

Ini disebabkan karena pemberian makanan tambahan yaitu dari hasil fermentasi dedak dan ampas tahu yang memiliki gizi yang seimbang dan kandungan nutrisi yang sesuai untuk

Intervensi yang harus dilakukan pada dusun dan sektor prioritas (Dusun Melati pada sektor pertanian) adalah penanganan prasarana transportasi berupa peningkatan jaringan jalan

Tanggung jawab ini diwujudkan dengan di berikannya kepercayaan kepada Wajib Pajak untuk menghitung, membayar dan melaporkan sendiri pajak terutangnya, sedangkan

Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel bebas yakni variabel pendidikan keuangan di keluarga (X1), pengalaman bekerja (X2), dan