T
T
P U S
P U S
A
A
T
T
P E N G
P E N G
E M B
E M B
A
A
N G
N G
A
A
N
N
K
K
A W
A W
A
A
S
S
A
A
N
N
P E R K
P E R K
O T
O T
A
A
A
A
B
B
A
A
D
D
A
A
N
N
P E N G
P E N G
E M B
E M B
A
A
N G
N G
A N
A N
I N F R
I N F R
A
A
S T R U K
S T R U K
T U R
T U R
W I L
W I L
A
A
Y A
Y A
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Rencana
Rencana
Pen
Pen
gembangan
gembangan
Kaw
Kaw
asan
asan
Perkotaan
Perkotaan
Y
Y
ogyakarta
ogyakarta
PENDAHULUAN
A. DASAR HUKUM
1. Undang- undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
2. Undang- undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2004-2025;
3. Undang- undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
5. Peraturan Daerah Provinsi D.I Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) D.I
Yogyakarta
6. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Yogyakarta
B. ISU STRATEGIS
1. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) dan Perda RTRW Provinsi
D.I Yogyakarta telah menetapkan Kawasan Perkotaan Yogyakarta (Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta) sebagai Pusat
Kegiatan Nasional (PKN).
2. Jumlah penduduk di Kawasan Perkotaan Yogyakarta pada tahun 2012 tercatat kurang lebih 3,5 juta jiwa, jumlah ini
mengalami peningkatan sebesar 4,6%. Sementara itu, di sektor pariwisata terjadi peningkatan kunjungan wisata sebesar
34%. Adapun jumlah mahasiswa meningkat sebesar 63,5%. Pertumbuhan penduduk yang tinggi serta peningkatan
jumlah wisatawan dan mahasiswa yang sangat pesat ini membutuhkan dukungan infrastruktur wilayah yang
terpadu.
3. Tingginya laju urbanisasi, pembangunan yang tidak terarah (urban sprawl) yang seringkali diikuti oleh kurang
terpadunya dukungan infrastruktur yang pada akhirnya berdampak peningkatan angka kemacetan lalu lintas, banjir,
masalah persampahan dan sanitasi serta kurangnya penyediaan air bersih.
4. Konsep pengembangan wilayah di Kawasan Perkotaan Yogyakarta perlu dilakukan secara komprehensif dari level makro
hingga mikro, terutama pada kawasan-kawasan strategis.
PENYUSUNAN RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN YOGYAKARTA
Kawasan Perkotaan Yogyakarta
Bagian Utara (Kab. Sleman)
Kawasan Perkotaan Yogyakarta Bagian Selatan
(Kab. Bantul)
O V E R L A Y
1. Merupakan Kawasan Perkotaan yang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN);
2. Diarahkan sebagai Kawasan Permukiman Perkotaan; 3. Merupakan Kawasan
Strategis Provinsi (KSP) dari Sudut Kepentingan
Pertumbuhan Ekonomi
1. Merupakan Kawasan Perkotaan yang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional
2. Diarahkan sebagai Kawasan Permukiman Perkotaan;
3. Merupakan Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi
Kawasan Strategis Perkotaan Yogyakarta
Kawasan Strategis Bantul Kota Mandiri (BKM)
Kawasan Strategis Industri Piyungan
Kawasan Strategis Desa Wisata dan Kerajinan Gabusan– Manding– Tembi (GMT) dan Kasongan– Jipangan–
Gendeng– Lemahdadi (Kajigelem).
Kota Yogyakarta
Provinsi D.I Yogyakarta
1. Kawasan Perkotaan Yogyakarta ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional
2. Kawasan Strategis Pelestarian Sosial Budaya: Keraton Yogyakarta, Kota Lama, Kota Gede, Makam Imogiri, Kawasan Malioboro, Puro Pakualam
Kawasan Inti Dalam Kawasan Perkotaan Yogyakarta
NO KAB/KOTA/KEC LUAS (HA) A KOTA YOGYAKARTA 3.421,75
1 Danurejan 93,90 2 Gedongtengen 91,58 3 Gondokusuman 415,02 4 Gondomanan 102,32 5 Jetis 247,34 6 Kotagede 317,68 7 Kraton 157,90 8 Mantrijeron 278,26 9 Mergangsan 246,88 10 Ngampilan 75,03 11 Pakualaman 79,27 12 Tegalrejo 317,38 13 Umbulharjo 816,33 14 Wirobrajan 182,86 B KABUPATEN SLEMAN 11.696,32 1 Godean 279,44 2 Gamping 1.660,09 3 Mlati 2.259,79 4 Depok 3.239,04 5 Ngemplak 331,48 6 Ngaglik 1.609,68 7 Berbah 749,90 8 Seyegan 0,41 9 Kalasan 404,34 10 Sleman 1.155,92 11 Tempel 6,23 C KABUPATEN BANTUL 12.789,45 1 Banguntapan 2.764,21 2 Sewon 2.755,49 3 Kasihan 3.086,26 4 Bambang lipuro 2,90 5 Bantul 1.699,00 6 Pajangan 1.493,36 7 Piyungan 225,22 8 Pleret 761,50 9 Sedayu 1,51 TOTAL 27.907,52
KAWASAN PERKOTAAN
YOGYAKARTA
Kota Inti (Kota Yogyakarta)
Kawasan Perkotaan Yogyakarta Bagian Utara (Kab. Sleman)
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)
Rencana Pengembangan Kawasan Perkotaan Yogyakarta
FAKTA & PERMASALAHAN POKOK
WILAYAH STUDI
A. Konsepsi Pengembangan Wilayah Pulau Jawa
Kawasan Perkotaan Yogyakarta Dalam WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS (WPS)
WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu
Yogyakarta-Solo-Semarang
WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang
Yogyakarta-Prigi-Blitar-Malang
WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu
Yogyakarta-Solo-Semarang
WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang
Yogyakarta-Prigi-Blitar-Malang
B. Program Pengembangan Terkait Kawasan Perkotaan Yogyakarta
B. Kawasan Semarang
–
Solo
–
Yogyakarta
1. Infrastruktur Jalan
Pembangunan Jalan Tol Solo – Semarang
- Yogyakarta
Kawasan Perkotaan Yogyakarta Dalam WILAYAH PENGEMBANGAN STRATEGIS (WPS)
A. Wilayah Pengembangan Strategis
Pusat Yogyakarta-Malang
1. Infrastruktur Jalan
Pengembangan Akses Jalan Yogya
– Malang
B. Kawasan Perkotaan Yogyakarta
1. Infrastruktur Jalan
Pembangunan Jalan Legundi
-Kanigoro – Planjan 2 km; Jalan
Poncosari – Greges1,5 km
Pembangunan jalur evakuasi
Gunung Merapi
Pembanguan
Underpass
Kaliurang (Lingkungan UGM)
Pembangunan Akses Jalan RS
Dr. Sardjito
2. Infrastruktur Sumber Daya Air
Pembangunan/Peningkatan Bendung DI. Karangtalun
Peningkatan kapasitas dan perkuatan tebing Sungai
Progo dan anak sungainya 50 Ha; Sungai Opak dan
anak sungainya 25 Ha
Rekonstruksi Bangunan Sabo DAM Merapi
Pembangunan Penyediaan AIr BakuSPAM Bantar
Pembangunan Embung Langensari 18.000 m
33. Infrastruktur Permukiman
Pembangunan SPAM Regional Kartamantul
Peningkatan infrastruktur permukiman perkotaan di
Kartamantul
Peningkatan infrastruktur air limbah di Kab Sleman
dan Kab Bantul
Peningkatan infrastruktur drainase perkotaan di Kota
Yogyakarta dan Kab Sleman
Potensi Pengembangan Kawasan Perkotaan Yogyakarta
KSPN
KSPN
KSPN
KSPN
Borobudur dsk
Parangtritis dsk
Prambanan dsk
Karst Gunungkidul dsk
S P Kawasan Industri Sedayu Kawasan Industri PiyunganKawasan Strategis Pariwisata Nasional
Kawasan Pendidikan Kampus UGM
Kawasan Wisata Budaya & Belanja, Sentra Kerajinan Perak Kotagede
Kawasan Desa Wisata dan Sentra Kerajinan Gabusan
Kawasan Industri Sedayu & Piyungan
Kota Inti (PKN)
Kota Satelit (PKW)
Kota Satelit (PKL)
Kota Yogyakarta 1. Pusat Perdagangan & Jasa 2. Pusat Pendidikan Tinggi
3. Pusat Pariwisata Budaya & Pendidikan 4. Simpul Transportasi Regional & Lokal
KSPN
Kabupaten Sleman 1. Pusat Pendidikan Tinggi 2. Perluasan Kawasan Permukiman
Perkotaan
3. Kawasan Resapan Air 4. Pusat Pengembangan Sarana &
Prasarana Regional
Kabupaten Bantul 1. Pusat Pengembangan Industri
Kerajinan dan UKM 2. Pusat Perluasan Kawasan
Permukiman Perkotaan
3. Pusat Pariwsata Budaya dan Sejarah 4. Pusat Pengembangan Sarana &
Prasarana Regional
Sumber:
1. RTRW Nasional, Provinsi, Kabupaten, Kota
2. Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 3.Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional (RIPARNAS) Sleman Bantul Wates Wonosari
Yogyakarta dsk
Kondisi Perekonomian Regional
Kota Yogyakarta PDRB: Rp. 6,49 Trilyun
Sektor:
Perdagangan, Hotel & Restoran (25,38%)
Pengangkutan dan Komunikasi (21,03%)
Jasa-Jasa (20,29%) Kabupaten Sleman
PDRB: Rp. 7,47 Trilyun Sektor:
Perdagangan, Hotel & Restoran (23,33%)
Jasa-jasa (18,05%) Industri Pengolahan (14,13%) Kabupaten Kulonprogo PDRB: Rp. 2,06 Trilyun Sektor: Pertanian (25,54%) Jasa-jasa (19,90%)
Perdagangan, Hotel, Restoran (17,81%)
Kabupaten Bantul PDRB: Rp. 4,64 Trilyun Sektor:
Pertanian (20,81%)
Perdagangan, Hotel, Restoran (20,68%)
Industri Pengolahan (15,70)
Kabupaten Gunungkidul PDRB: Rp. 3,79 Trilyun
Sektor:
Pertanian (35,79%)
Perdagangan, Hotel, Restoran (14,92%)
Jasa-jasa (14,35%)
Kondisi Perekonomian Regional
0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00Yogyakarta Sleman Bantul Kulonprogo Gunungkidul 2009/2010 2010/2011 2011/2012 2012/2013 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
YOGYAKARTA SLEMAN BANTUL KULONPROGO GUNUNGKIDUL 16
8
7
5 5
Kota Yogyakarta memiliki pendapatan perkapita lebih
tinggi dibandingkan dengan wilayah kabupaten lainnya
di Provinsi DIY
Rata-rata Laju Pertumbuhan PDRB Kota
Yogyakarta (5,51%) paling tinggi diantara
kabupaten lainnya di Provinsi DIY
Rata-rata Laju Pertumbuhan PDRB
Kota Yogyakarta
: 5,51%
Kabupaten Bantul
: 5,29%
Kabupaten Sleman
: 5,21%
Kabupaten Gunungkidul
: 4,60%
Kabupaten Kulonprogo
: 4,52%
Perbandingan Pendapatan Perkapita
Kabupaten/Kota (Juta/Tahun)
KEISTIMEWAAN DIY (UNDANG-UNDANG RI NOMOR 13 TAHUN 2012)
Keistimewaan adalah keistimewaan kedudukan hukum yang dimiliki oleh Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan sejarah dan hak asal usul
menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 untuk mengatur dan mengurus kewenangan istimewa.
Penyelenggaraan kewenangan dalam urusan
Keistimewaan didasarkan pada
Nilai-nilai Kearifan Lokal dan
Keberpihakan pada Rakyat
KEWENANGAN
ISTIMEWA
1.
Tata cara pengisian
2.
Kelembagaan Pemda
3.
Kebudayaan
4.
Pertanahan
5.
Tata Ruang
Tujuan Penataan Ruang Keistimewaan DIY
1. Mengembalikan;
2. Memperbaiki;
3. Menguatkan; dan
4. Mengembangkan Nilai dan Fungsi Ruang Keistimewaan DIY
dengan filosofi
Hamemayu Hayuning
Bawana, Sangkan Paraning
Dumadi, Manunggaling
Kawula lan Gusti
Pasca terbitnya UU Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY YOGYAKARTA MENYONGSONG PERADABAN BARU
AMONG TANI ke DAGANG LAYAR
---Laut selatan menjadi halaman depan DIY, dengan pintu dan sumber daya ekonomi berada di wilayah selatan
Visi Jangka Panjang DIY (2009-2029)
DIY sebagai Pusat Pendidikan, Budaya dan Daerah Tujuan Wisata Terkemuka di Asia Tenggara dalam lingkungan masyarakat yang
maju, mandiri dan sejahtera
Menjaga Keseimbangan
Kehidupan dan Keselarasan
Dunia, Lepasnya Ruh dari Jasad,
Menyatunya Fisik (Zat) Antara
Kawulo (Hamba) dengan Gusti
LANJUTAN….. KEISTIMEWAAN DIY
1.
Kawasan Kraton;
2.
Kawasan Pakualaman;
3.
Kawasan Kotagede;
4.
Kawasan Kotabaru;
5.
Kawasan Malioboro;
6.
Kawasan Imogiri;
7.
Perkotaan Wates;
8.
Kawasan Gunung
Merapi;
9.
Kawasan
Parangkusumo;
10. Kawasan Pleret;
11. Kawasan Prambanan;
12. Kawasan Gunung Api
Purba;
13. Kawasan Sokoliman;
14. Koridor Sumbu
Filosofi;
15. Kawasan Kampus UGM;
16. Kawasan Pathok Negara;
17. Kawasan Jetis;
18. Kawasan Sagan;
19. Kawasan Baciro;
20. Kawasan Pengok;
21. Kawasan Nitiprayan;
22. Koridor Sungai Code;
23. Koridor S. Winongo;
24. Koridor S.Gajah Wong;
25. Koridor Sungai
Tambakbayan;
26. Kawasan Ekologis
Budaya Utara;
27. Kawasan Ekologis
Budaya Timur;
28. Kawasan Ekologis
Budaya Selatan;
29. Kawasan Ekologis
Budaya Barat;
30. Kawasan Petilasan
Ambarketawang;
31. Kawasan Dalem
Tegalrejo;
32. Kawasan Glagah;
33. Kawasan Gumuk Pasir
Parangtritis;
34. Kawasan Candi
–
Candi;
35. Kawasan Dalem
Pangeran;
36. Kawasan
Pesanggrahan
Ambarukmo; dan
37. Kawasan Pasareyan
Girigondo.
Kawasan Strategis Keistimewaaan:
YOGYAKARTA MERUPAKAN KAWASAN PARIWISATA BERBASIS BUDAYA (CULTURE CITY)
Ciri khas yang paling utama dari Kota Yogyakarta sebagai Kota Budaya adalah adanya Keraton Yogyakarta
Hadiningrat. Hampir setiap kejadian penting yang diselenggarakan oleh Keraton Yogyakarta dianggap sebagai ritual
yang selalu diiringi dengan pertunjukan seni. Keraton sebagai pusat dari kebudayaan yang ada. Selain itu juga Kota
Yogyakarta merupakan Kota Kerajaan Terakhir di Pulau Jawa.
1. Keunggulan Ekologis
2. Keunggulan Filosofis - Kota Kerajaan
terakhir di Jawa
3. Keunggulan Keragaman Budaya Dunia
4. Keunggulan Revolusi
5. Keunggulan Pendidikan
6. Keunggulan Seni budaya dan Kerajinan
tradisi
–
kontemporer
–
ekonomi kreatif
7. Keunggulan Komunitas Kampung
Yogyakarta
LANJUTAN.... PARIWISATA BERBASIS BUDAYA
2008 2009 2010 2011 2012 2013 110.709 123.374 140.648 148.756 148.496 207.278 2.516.204 2.981.630 2.850.994 3.057.578 3.397.835 3.603.366 Asing DomestikSumber: BPS DI Yogyakarta
Statistik Perkembangan Kunjungan Wisatawan
di Yogyakarta
Peningkatan jumlah wisatawan dari 2008 ke 2013, dibarengi
Peningkatan
sub sektor Hotel & Restoran.
2012
2013
Sub Sektor Hotel (Juta Rp)
1.262.869
1.465.009
Sub Sektor Restoran (Juta Rp)
5.309.500
6.176.982
total PDRB
57.031.755
63.690.318
Persen kontribusi Sub Sektor Hotel
(%)
2,21
2,30
Persen kontribusi Sub Sektor
Restoran (%)
9,31
9,70
: Wisata Budaya
1 : Kompleks Keraton
2 : Kota Gede
1 : Kawasan Pariwisata Malioboro
2 : Tugu Yogyakarta
3 : Desa Wisata Etnik Sleman
: Wisata Minat Khusus
Potensi Wisata
di Kawasan Perkotaan Yogyakarta
No
Kawasan Perkotaan
Yogyakarta
Bintang
Non-Bintang
1 Sleman
21
368
2 Yogyakarta
38
364
3 Bantul
1
286
Total
60
1.018
Jumlah Hotel Bintang & Non Bintang
di Kawasan Perkotaan Yogyakarta
LANJUTAN.... PARIWISATA BERBASIS BUDAYA
2 3 4: Wisata Budaya
1 : Kompleks Keraton 2 : Kota Gede3 : Kompleks Candi Prambanan &Ratu Boko 4 : Makam Imogiri
1
2
7
1 : Kawasan Pariwisata Pantai Selatan (Glagah)
2 : Kawasan Pariwisata Pantai Selatan (Parangtritis)
3 : Klaster Pantai Selatan (Krakal-Sundak) 4 : Klaster Pantai Selatan (Siung)
5 : Goa Selarong
6 : Klaster Wonosari-Bribin 7 : Kompleks Wisata Kaliurang
3 5 6
: Wisata Alam
1 2 3 4 1 5Candi Borobudur
Kluster wisata
Yogyakarta-
Borobudur-
Prambanan-Bromo
Kab. Purworejo
Kab. Magelang
Kab. Klaten
Kab. Wonogiri
Samudera Hindia
Jaringan Jalan Lintas Selatan
Peta Sebaran Potensi Wisata
Kawasan Perkotaan Yogyakarta
dsk
Kawasan Perkotaan Yogyakarta
Pengembangan atraksi wisata pantai dan bahari, pegunungan, danau dan hutan, rekreasi dan outdoor.
Pengembangan Atraksi wisata diarahkan pada pengembangan atraksi wisata berbasis budaya, heritage dan sejarah.
1 : Kawasan Pariwisata Malioboro 2 : Kasongan
3 : Suroloyo 4 : Sendang Sono 5 : Laboratorium Karst
: Wisata Minat Khusus
Pengembangan atraksi wisata belanja, pendidikan dan penelitian kawasan karst.
NO
Tahun
PT Negeri
PT Swasta
Jumlah Mahasiswa
1
2011
10
49
42.596
2
2012
10
66
69.680
3
2013
10
170
184.602
Jumlah Perguruan Tinggi Negeri/Swasta & Mahasiswa di Yogyakarta
Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda & Olahraga D.I Yogyakarta & BPS D.I Yogyakarta
Kota Yogyakarta
Kabupaten Bantul
Kabupaten Sleman
UGM & RUSP Dr.
Sardjito
Permasalahan Utama Lingkungan:
1.
Pencemaran Sungai (Kualitas air), limbah rumah tangga
masyarakat masih terbuang ke sungai;
2.
Ekologi Sungai, sungai berubah menjadi saluran/selokan
bertalud - menurunnya biodiversity;
3.
Banjir, Disebabkan meningkatnya run off dan berkurangnya
kapasitas sungai
LANJUTAN
…
KOTA PENDIDIKAN
Peta Sebaran Perguruan
Tinggi Utama / Besar di
Yogyakarta
Universitas
Gadjah Mada
Universitas
Negeri Yogyakarta
(UNY)
Universitas
Islam Indonesia
(UII)
Universitas
Ahmad Dahlan
(UAD)
Universitas
Muhammadiyah
STMIK
AMIKOM
Universitas
Islam Negeri
Sunan Kalijaga
Institut Sains &
Teknologi Akprind
Universitas Kristen
Duta Wacana
Universitas
Pembangunan
Nasional Veteran
Yogyakarta
Universitas
Atmajaya
ADANYA ANCAMAN DEGRADASI LINGKUNGAN
No Waktu Kejadian Dampak
A GEMPA BUMI
1 14 Maret 1981 Gempa Bumi (6-6,5 Skala Richter) tidak ada kerusakan dan korban yang dilaporkan 2 9 Juni 1992 Gempa Bumi (6-6,5 Skala Richter) tidak ada kerusakan dan korban yang dilaporkan 3 19 Agustus 2004 Gempa Bumi (6-6,5 Skala Richter) tidak ada kerusakan dan korban yang dilaporkan 4 19 Juli 2005 Gempa Bumi (5,5 Skala Richter) tidak ada kerusakan dan korban yang dilaporkan 5 27 Mei 2006 Gempa Bumi (6,3 Skala Richter) Korban tewas 5.744 orang
Korban Luka 45.000 orang
Rumah Hancur 350.000 unit
Rumah Rusak 278.000 unit
6 25 Mei 2011 Gempa Bumi (6-6,5 Skala Richter) tidak ada kerusakan dan korban yang dilaporkan B ERUPSI GUNUNGAPI
22 November 1994
Erupsi Gunung Merapi Menghancurkan wilayah Dusun Turgo di Sleman, D.I. Yogyakarta dan mengakibatkan tewasnya 66 orang warga
April - Juni 2006 Erupsi Gunung Merapi Lebih dari 22.000 orang dievakuasi dan menewaskan dua orang relawan.
Oktober - Erupsi Gunung Merapi 353 orang tewas akibat aw as. Lebih dari 350.000 orang diungsikan dari wilayah
LANJUTAN.... RESIKO BENCANA
Kota Yogyakarta
LANJUTAN.... RESIKO BENCANA
Peta Sebaran Lokasi Sesar / Patahan
Lokasi Sesar / Patahan
LANJUTAN.... DEGRADASI LINGKUNGAN
B. Pencemaran Sungai Winongo, Code dan Gajahwong
1.
Tingkat pencemaran air di wilayah sungai Kota Yogyakarta meningkat melebihi ambang batas baku mutu yang ditetapkan. Empat sungai itu
yakni Kali Code, Winongo, Gajah Wong.
“Pencemaran meningkat akibat pengaruh limbah sampah domestik yang kian tak terkontrol
”.
2.
Buangan limbah rumah tangga/industri rumah tangga ke sungai, timbunan sampah di sempadan sungai.
3.
Adanya
“TPA”liar di sempadan sungai berdampak pada aspek kimiawi dan fisik, karena secara kimiawi lindi yang dihasilkan akan
mencemari perairan sungai.
4.
Kawasan sempadan sungai yang merupakan kawasan lindung berubah fungsi menjadi kawasan permukiman padat.
5.
Terjadi pendangkalan dan penyempitan badan sungai pada beberapa titik yang disebabkan material lahar dingin dari Gunung Merapi.
6.
Sungai Code merupakan media aliran lahar Gunung Merapi sehingga perlu adanya pengendalian kawasan permukiman padat di sepanjang
bantaran sungai.
7.
Terjadi luapan air sungai ke kawasan permukiman penduduk ketika intensitas hujan tinggi.
PERKEMBANGAN KAWASAN PINGGIRAN (SUBURBANISASI)
NO WILAYAH ADMINISTRASI
JUMLAH PENDUDUK / TAHUN (JIWA) Rata-Rata LPP
(%) 2009 2010 2011 2012 2013
A KOTA YOGYAKARTA 460.366 388.627 390.554 394.012 402.679 1,19 1 Danurejan 20.696 18342,00 18.433 18.433 18.764 0,76 2 Gedongtengen 20.664 17185,00 17.270 17.273 17.583 0,77 3 Gondokusuman 56.364 45293,00 45.517 45.526 46.335 0,76 4 Gondomanan 16.189 13029,00 13.093 13.097 13.327 0,76 5 Jetis 30.993 23454,00 23.570 23.570 23.992 0,76 6 Kotagede 32.826 31152,00 31.308 32.052 32.986 1,93 7 Kraton 22.794 17471,00 17.557 17.561 17.874 0,77 8 Mantrijeron 37.934 31267,00 31.421 31.695 32.383 1,18 9 Mergangsan 36.261 29292,00 29.437 29.448 29.965 0,76 10 Ngampilan 20.343 16320,00 16.401 16.402 16.696 0,76 11 Pakualaman 11.558 9316,00 9.362 9.366 9.533 0,77 12 Tegalrejo 41.756 34923,00 35.096 35.789 36.757 1,72 13 Umbulharjo 80.312 76743,00 77.127 78.831 81.073 1,85 14 Wirobrajan 31.676 24840,00 24.962 24.969 25.411 0,76 B KABUPATEN SLEMAN 854.777 890.136 903.015 909.403 933.284 1,59 1 Godean 74.434 65890,00 66.765 67.237 68.908 1,51 2 Gamping 91.760 96820,00 98.486 99.178 102.125 1,80 3 Mlati 96.175 101031,00 102.812 103.536 106.654 1,83 4 Depok 129.090 181490,00 182.705 184.014 187.008 1,00 5 Ngemplak 60.304 58950,00 59.936 60.356 62.124 1,77 6 Ngaglik 96.718 101887,00 104.430 105.155 109.278 2,37 7 Berbah 49.617 50787,00 51.889 52.263 54.114 2,14 8 Seyegan 52.909 45049,00 45.360 45.681 46.452 1,03 9 Kalasan 70.153 76158,00 77.625 78.171 80.681 1,95 10 Sleman 67.985 62762,00 63.492 63.943 65.391 1,38 11 Tempel 65.632 49312,00 49.515 49.869 50.549 0,83 C KABUPATEN BANTUL 538.726 601.092 612.325 616.945 638.366 2,03 1 Banguntapan 91.355 120015,00 125.510 124.838 131.584 3,15 2 Sewon 82.064 104368,00 105.701 106.929 110.355 1,88 3 Kasihan 92.677 110871,00 112.708 114.412 119.271 2,47 4 Bambang lipuro 44.993 37330,00 37.480 37.617 37.921 0,53 5 Bantul 62.415 59277,00 59.754 60.192 61.344 1,15 6 Pajangan 33.436 32852,00 33.216 33.549 34.467 1,62 7 Piyungan 42.163 48660,00 49.427 50.137 52.156 2,35 8 Pleret 42.403 43269,00 43.731 44.155 45.316 1,56 9 Sedayu 47.220 44450,00 44.798 45.116 45.952 1,12 TOTAL 1.853.869 1.879.855 1.905.894 1.920.360 1.974.329 1,65 1.856.255 1.879.855 1.905.894 1.920.360 1.974.329 2009 2010 2011 2012 2013
Perkembangan Jumlah Penduduk di Kawasan Perkotaan Yogyakarta
Tahun 2009-2013
Memenuhi Syarat Sebagai
Kawasan
Metropolitan
Jumlah Penduduk di
Kawasan Perkotaan
Yogyakarta mencapai
1,9
Juta Jiwa
NO WILAYAH ADMINISTRASI
LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK (%) 2010/2011 2011/2012 2012/2013 Rata-rata A KOTA YOGYAKARTA 0,50 0,89 2,20 1,19
1 Danurejan 0,50 0,00 1,80 0,76 2 Gedongtengen 0,49 0,02 1,79 0,77 3 Gondokusuman 0,49 0,02 1,78 0,76 4 Gondomanan 0,49 0,03 1,76 0,76 5 Jetis 0,49 0,00 1,79 0,76 6 Kotagede 0,50 2,38 2,91 1,93 7 Kraton 0,49 0,02 1,78 0,77 8 Mantrijeron 0,49 0,87 2,17 1,18 9 Mergangsan 0,50 0,04 1,76 0,76 10 Ngampilan 0,50 0,01 1,79 0,76 11 Pakualaman 0,49 0,04 1,78 0,77 12 Tegalrejo 0,50 1,97 2,70 1,72 13 Umbulharjo 0,50 2,21 2,84 1,85 14 Wirobrajan 0,49 0,03 1,77 0,76 B KABUPATEN SLEMAN 1,45 0,71 2,63 1,59 1 Godean 1,33 0,71 2,49 1,51 2 Gamping 1,72 0,70 2,97 1,80 3 Mlati 1,76 0,70 3,01 1,83 4 Depok 0,67 0,72 1,63 1,00 5 Ngemplak 1,67 0,70 2,93 1,77 6 Ngaglik 2,50 0,69 3,92 2,37 7 Berbah 2,17 0,72 3,54 2,14 8 Seyegan 0,69 0,71 1,69 1,03 9 Kalasan 1,93 0,70 3,21 1,95 10 Sleman 1,16 0,71 2,26 1,38 11 Tempel 0,41 0,71 1,36 0,83 C KABUPATEN BANTUL 1,87 0,75 3,47 2,03 1 Banguntapan 4,58 -0,54 5,40 3,15 2 Sewon 1,28 1,16 3,20 1,88 3 Kasihan 1,66 1,51 4,25 2,47 4 Bambang lipuro 0,40 0,37 0,81 0,53 5 Bantul 0,80 0,73 1,91 1,15 6 Pajangan 1,11 1,00 2,74 1,62 7 Piyungan 1,58 1,44 4,03 2,35 8 Pleret 1,07 0,97 2,63 1,56 9 Sedayu 0,78 0,71 1,85 1,12 TOTAL 1,39 0,76 2,81 1,65
PERKEMBANGAN KAWASAN PINGGIRAN (SUBURBANISASI)
Rata-rata Laju Pertumbuhan Penduduk
di Kawasan Perkotaan Yogyakarta
SAMBUNGAN…KEPENDUDUKAN
Perbandingan Kepadatan Penduduk Menurut Luas Wilayah & Built Up Area
di Kawasan Perkotaan Yogyakarta Tahun 2009-2013
< 150 Rendah 151 - 200 Sedang 201 - 400 Padat
Kepadatan Penduduk Berdasarkan Luas Wilayah
Urban Sprawl
Ribbon Development
(Pengaruh dari
pengembangan
jaringan jalan)
Dampak :
Kemacetan di jalur utama
menuju kota inti dan
objek-objek wisata
Urban Extensification
Dampak :
Inefisiensi infrastruktur
Konversi lahan pertanian
produktif
Kemacetan di jalur utama
menuju kota inti
Ribbon Development
(Pengaruh dari
pengembangan
jaringan jalan)
Dampak :
Kemacetan di jalur utama
menuju kota inti dan
objek-objek wisata
“Perluasan perkembangan kota yang tidak terkendali
mengakibatkan meningkatnya eksploitasi ruang, inefisiensi
infrastruktur yang ditandai dengan kemacetan lalu lintas
dan penurunan kualitas lingkungan akibat berkurangnya
ADANYA KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH
Sungai
Permukiman Kumuh
Sumber: SK Walikota Yogyakata tentang
Peta Sebaran Sungai & Kawasan
Permukiman Kumuh di Kawasan
LANJUTAN
…
KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH
SK WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 393
TAHUN 2014 TENTANG
KEMACETAN LALU LINTAS
Peta Sebaran Lokasi Titik Kemacetan Lalu Lintas
Di Kawasan Perkotaan Yogyakarta
a b c i e f g h i j k d m n o
1.
KABUPATEN SLEMAN
a. Jalan Solo depan Ambarukmo Plaza
b. Simpang Empat Kentungan di Ringroad Utara
c. Simpang Empat Gejayan di Ringroad Utara
d. Simpang Monjali di Ringroad Utara
e. Lampu Merah Depan Bandara Adi Sucipto
f. Jalan Kaliurang.
2.
KOTA YOGYAKARTA
g. Jalan Malioboro,
h. Jalan P. Mangkubumi,
i. Jalan Laksda Adisucipto Km 1,
j. Jalan AM. Sangaji Km. 1,
k. Jalan P. Diponegoro,
l. Jalan Magelang Km 1.
3. KABUPATEN BANTUL
m. Simpang Empat Gondowulung (antara mako Brimob
Gondowulung dengan Terminal Giwangan),
n. Srandakan,
o. Jalan Parangtritis.
S P
KSPN
KSPN
KSPN
KSPN
Borobudur dsk
Parangtritis dsk
Prambanan dsk
Karst Gunungkidul dsk
1. Pola pergerakan dipengaruhi oleh kegiatan perdagangan & jasa, pariwisata,
pendidikan.
2. Pergerakan dari Kota Satelit maupun dari Kawasan Wisata menuju Kota Inti sangat
kuat, mengingat fungsi kota inti sebagai Simpul Transportasi Regional dan Lokal.
3. Pergerakan antar pusat kegiatan di wilayah Bagian Selatan masih sangat rendah, hal
ini disebabkan konektifitas yang masih belum memadai.
4. Terjadi pergeseran pergerakan wisatawan ke arah Kulonprogo & Gunungkidul
KSPN
Sleman Bantul Wates WonosariPergerakan Tinggi
Pergerakan Sedang
Pergerakan Rendah
POLA PERGERAKAN
Untuk JORR, meskipun terlalu jauh dari
kota Jogjakartanya sendiri, tp lokasi
ruasnya tetap karena dapat mengcover
kabupaten
lain
yang
juga
membutuhkan jalan akses.
Dpt dibantu dengan jalur bypass ke
Ring Road Jogjakarta langsung sehingga
dapat terhubung.
Perlu diperhatikan utk rute alternatif 2,
lokasi titik-titik patahan. Sehingga jika
nanti patahan bergerak, jalan tidak
langsung rusak dan tidak dpt dilewati.
LHR rata-rata dr Jogja ke Bandara Adi
WILAYAH UTARA YOGYAKARTA MERUPAKAN KAWASAN RESAPAN AIR
Kws Industri
Bandara baru
Kws Perkotaan
Yogyakarta
Kws Pantai Selatan
Pariwisata,
Perikanan
Kws rawan bencana
G.Merapi
Kawasan
Resapan Air
Kws bentang
alam karst
Kws pertanian
(LP2B : 35.911,59
Ha)
Kws gumuk pasir
Air Minum
PERMASALAHAN PENYEDIAAN AIR MINUM
1. Belum meratanya pelayanan air bersih ke seluruh daerah dan masih sedikitnya penduduk yang terlayani;
2. tingkat kebocoran dan pencurian air masih besar; 3. Kualitas yang masihterbatas;
4. Kapasitas produksi masih belum mencukupi kebutuhan; 5. Sumber air baku belum dikembangkan dan relatif jauh dari
instalasi pengolahan air;
KABUPATEN BANTUL 1. Jumlah Penduduk:
Tahun 2020 : 779.069 Jiwa
Tahun 2030 : 847.542 Jiwa 2. Kebutuhan Air Minum:
Tahun 2020 : 196,30 Liter/Detik KOTA YOGYAKARTA
1. Jumlah Penduduk:
Tahun 2020 : 457.573 Jiwa
Tahun 2030 : 488.386 Jiwa 2. Kebutuhan Air Minum:
Tahun 2020 : 551,84 Liter/Detik Tahun 2030 : 1.127 Liter/Detik KABUPATEN SLEMAN 1. Jumlah Penduduk: Tahun 2020 : 1.016.580 Jiwa Tahun 2030 : 1.092.253 Jiwa 2. Kebutuhan Air Minum:
Tahun 2020 : 890 Liter/Detik
Tahun 2030 : 1.647 Liter/Detik
KEBUTUHAN AIR BERSIH
1.638,14
Liter/Detik pada Tahun 2020
3.385,05
Liter/Detik pada Tahun 2030
Kota/ Kabupaten
Satuan
Bendung Karang Talun &
Bendung Bantar
Kota Yogyakarta
l/d
400
Kabupaten Sleman
l/d
150
Kabupaten Bantul
l/d
150
RENCANA PENAMBAHAN KAPASITAS
NoKabupaten/ Kota Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Terlayani Jumlah Sambungan Rumah Cakupan Pelayanan (%) Produksi (Liter/Detik 1 Sleman 868.383 134.958 17.368 15,54 194,65 2 Bantul 638.366 49.671 - 7,78 88,00 3 Yogyakart a 402.679 126.150 33.533 31,33 441,83 Total 1.909.428 310.779 50.901 16,28 724,48
TINGKAT PELAYANAN EKSISTING
Persampahan
SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
1. Pengelolaan persampahan Kawasan Perkotaan
Yogyakarta sebesar
52%
dilakukan dengan
pengangkutan menuju TPA Piyungan (Regional).
2. Sisa sampah yang dihasilkan Kawasan Perkotaan
Yogyakarta sebesar
42%
diolah dengan cara dibakar
ataupun pengolahan lain melalui mekanisme 3R
(Reuse, reduce, recycle).
TahunProduksi Sampah (Ton / hari) Volume Sampah Terangkut (Ton / hari) Persentase Terangkut (%) 2007 351,00 298,10 85 2008 312,00 249,70 80 2009 244,70 226,70 75 2010 179,00 344,70 52
Volume Sampah Terangkut yang masuk
ke TPA Piyungan mengalami penurunan.
Dikembangkanya pengolahan sampah
mandiri dengan metode pemilahan
berbagai jenis sampah yang dilakukan,
khususnya di Kota Yogyakarta melalui
teknik 4R (Reuse, Reduse, Recycle,
Replace) jumlah sampah yang diangkut
menuju TPA Piyungan menjadi berkurang
dengan drastis.
1. Instalasi Pengolah Sampah Terpadu
(IPST) Nitikan.
2. Instalasi Pengolah Sampah Terpadu
(IPST) Karangmiri.
3. Instalasi Pengolah Sampah Terpadu
(IPST) Karangwaru.
4. Instalasi Pengolah Sampah Terpadu
(IPST) KUB Giwang Barokah.
TPA Piyungan
Instalasi Pengolah Sampah Terpadu (IPST)
ARAHAN PENGEMBANGAN
PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
1. Perluasan cakupan layanan bidang
persampahan;
2. Pengembangan Tempat Pemrosesan
Akhir (TPA) sampah di Piyungan
dengan sistem sanitary landfill yang
baik;
3. Regenerasi pengadaan sarana dan
prasarana sampah di tiap ibukota
kecamatan;
4. Pengembangan
sistem
pelayanan
pembuangan
sampah
dari
pemukiman sampai ke TPA dengan
tetap memperhatikan kelestarian
lingkungan hidup sesuai dengan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan yang berlaku; dan
5. Penambahan
Lokasi
Instalasi
Pengolahan Sampah Terpadu (IPST)
di Setiap Kecamatan di Kawasan
Perkotaan
Yogyakarta
untuk
mengurangi beban TPA Piyungan.
KEBUTUHAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
1 2 3
4
Air Limbah
SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH
1. Kawasan permukiman dengan kepadatan yang tinggi,
pengelolaan limbah domestik dilakukan dengan
saluran yang terhubung ke fasilitas IPAL Sewon, yang
terletak di Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul.
2. Kawasan permukiman yang tidak dilayani jaringan air
limbah, system pengelolaan berupa system on-site
sanitation dengan septic tank.
3. Masyarakat yang tinggal di sekitar sungai dan belum
terjangkau oleh pelayanan perpipaan air limbah,
pengolahan limbah domestik dilakukan dengan cara
pengolahan sistem komunal. Jumlah septik-tank
komunal saat ini adalah 45 unit, yang tersebar 3
kawasan sungai di Kota Yogyakarta, yaitu Sungai
Winongo, Sungai Code, Sungai Gadjah Wong.
PROFIL IPAL SEWON
1. Kapasitas Disain IPAL Sewon 15.500 m
3/hari
untuk melayani ±25.000 SR (sambungan
rumah) pada tahun 1996.
2. Pada tahun 2013 telah tercapai SR sebanyak
17.641 SR (70%).
3. Sisa sambungan rumah yang masih belum
terlayani sebanyak 7.359 SR (30%).
LOKASI PEMBANGUNAN PIPA JARINGAN AIR LIMBAH
No Kawasan Perkotaan Yogyakarta Target SR (2009) Capaian SR (2014) 1 Kabupaten Sleman 3000 2.098 2 Kabupaten Bantul 6000 1.335 3 Yogyakarta 5000 3.292 Jumlah 14.000 6.726
Target & Capaian Sambungan Rumah Jaringan Air Limbah
Rencana Pengembangan Kawasan Perkotaan Yogyakarta
VISI / TUJUAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERKOTAAN YOGYAKARTA
BERDASARKAN DOKUMEN KEBIJAKAN
“Mewujudkan Kawasan
Perkotaan Yogyakarta sebagai Perkotaan Metoropolitan Modern* dengan fungsi sebagai Kota
Pendidikan, Pariwisata Berbasis Budaya dan Pusat Pelayanan Jasa yang Berwawasan Lingkungan dalam Kehidupan Masyarakat
KONSEP PENGEMBANGAN
KAWASAN PERKOTAAN YOGYAKARTA
Pariwisata (Tourism)
Lingkungan
(Environment)
Infrastructure
Budaya
(Culture)
PROGRAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR SEBAGAI PENGHUBUNG
ANTARA KONDISI EKSISTING (PROFIL) DENGAN KONDISI IDEAL
KONDISI
EKSISTING
KONDISI YANG
DIHARAPKAN
PROGRAM
PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR
“Mewujudkan Kawasan Metoropolitan Perkotaan Yogyakarta sebagai Kota
Pendidikan, Pariwisata Berbasis Budaya dan Pusat Pelayanan Jasa yang Berwawasan
Lingkungan dalam Kehidupan Masyarakat yang Maju, Mandiri dan Sejahtera dengan
tetap memancarkan Jatidiri Budaya Historis”
CITA CITA DAERAH
Kawasan Perkotaan Yogyakarta yang aman, aman, ramah, berbudaya luhur,
makmur dan religious
Menuju Kota metropolitan yang modern namun tetap mampu memegang
budaya dari nilai-nilai dan fungsi ruangnya, dan mampu berperan sebagai
Pusat Kegiatan Nasional dengan tetap memancarkan jatidiri budaya historis
Sumber: Rencana Restorasi Sungai & Koridor Sungai di Kawasan Perkotaan Yogyakarta
DAS SEIN
DAS SOLLEN
(Ultimate)
VISI
ANALISIS
KONSULTAN
RUMUSAN
TIM
RESTORASI
SUNGAI
FOKUS PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR
DI KAWASAN PERKOTAAN YOGYAKARTA
INFRASTRUKTUR PU-PERA BINA MARGA SUMBERDAYA
AIR CIPTA KARYA
PERUMAHAN & PERMUKIMAN F O K U S P E N G E M B A N G A N 1. Pembangunan Jaringan Jalan Bebas Hambatan dan jaringan jalan lingkar untuk meningkatkan Aksesibilitas Kota Yogyakarta dengan wilayah-wilayah di sekitarnya. 2. Pembangunan jaringan jalan baru 3. Meningkatkan peran
kereta api sebagai angkutan regional/wilayah melalui pengembangan 1. Revitalisasi dan normalisasi sungai-sungai yang merupakan media aliran lahan merapi sebagai upaya mitigasi bencana 2. Peningkatan &
Pembangunan Sistem Pengendali Banjir Lahar 3. Pembuatan
embung-embung / tandon air
Air Minum
Pembangunan jaringan air minum pada kawasan permukiman baru, dan peningkatan pelayanan jaringan pada kawasan permukiman yang telah ada. Drainase
Perbaikan dan peningkatan kapasitas saluran drainase, terutama pada daerah genangan dan rawan banjir
Normalisasi saluran drainase/sungai Persampahan
Penyediaan sarana dan prasarana persampahan untuk meningkatkan pelayanan pengelolaan persampahan di Kawasan Perkotaan Yogyakarta
Peningkatan kapasitas TPA yang melayani persampahan di Kawasan Perkotaan Yogyakarta di Desa Sitimulyo Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul
Air Limbah
Pengembangan sistem pengelolaan air limbah difokuskan pada kawasan permukiman Perkotaan Yogyakarta, termasuk kawasan permukiman kabupaten yang berada di Kawasan Perkotaan Yogyakarta.
Peningkatan kapasitas IPAL Sewon yang melayani Kawasan Perkotaan Yogyakarta.
1. Mengembangkan kawasan permukiman di luar kawasan rawan bencana 2. Merevitalisasi / relokasi kawasan permukiman kumuh di sepanjang bantaran sungai 3. Membangun rumah susun guna mengurangi kawasan permukiman kumuh
INFRASTRUKTUR NON PU-PERA ANGKUTAN MASSAL KERETA API BANDARA F O K U S P E N G E M B A N G A
N Pengembangan jaringan pelayanan transportasi
massal yang menghubungkan pusat pendidikan, kawasan pariwisata baik di dalam Kawasan
Perkotaan maupun di luar kawasan perkotaan, serta kawasan perdagangan dan jasa di Kawasan
Perkotaan Yogyakarta.
Pembangunan jaringan kereta api dan sarana pendukungnya yang menghubungkan kawasan pariwisata di bagian utara (Borobudur) dan selatan (Parangtritis) D.I Yogyakarta
Pembangunan bandara baru di Kabupaten Kulonprogo untuk mengurangi beban Bandara Adi Sucipto yang ada saat ini.
DEVELOPMENT PLAN
–
INFRASTRUKTUR BINA MARGA
Kawasan Perkotaan Yogyakarta / Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
Borobudur dsk
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Pusat Kegiatan Lokal (PKL)
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSP)
Konsep
Penguatan Konetivitas antar pusat kegiatan, dan antar
pusat kegiatan dengan kawasan pariwisata
Mendukung aksesibilitas regional, baik keluar wilayah
maupun masuk ke dalam wilayah
Peningkatan kapasitas dan kualitas jalan
Pengembangan jaringan pelayanan angkutan umum,
baik di dalam Kawasan Perkotaan maupun antar pusat
kegiatan di luar Kawasan Perkotaan.
Ke – Prigi, Blitar, Malang
Ke – Surakarta
Ke – Magelang, Semarang
Ke – Kebumen, Cilacap,
Jawa Barat
Jalan Nasional (Arteri Primer) Jalan Nasional (Kolektor Primer 1) Jalan Provinsi (Kolektor Primer - 2)
1
2
Kawasan Perkotaan Yogyakarta
Rencana Lokasi Bandara
DEVELOPMENT PLAN
–
INFRASTRUKTUR BINA MARGA
2
1
Rencana Yogyakarta Outer Ring Road
Peningkatan Jaringan Jalan Akses Bandara Alternatif – 1 Ruas Yogyakarta – Sentolo – Milir – Wates – Temon (32,19 Km)
Peningkatan Jaringan Jalan Akses Bandara Alternatif – 2 Ruas Yogyakarta – Bantul – Srandakan – Galur – Temon (45,70 Km)
2 1
Rencana Jalan Tol Ruas Yogyakarta – Bangunjiwo – Karangsari – Wates – Plumbon (30,20 Km)
Utara / Kabupaten Sleman: Ruas Klangon – Tempel – Pulowatu – Pakem – Prambanan – Piyungan
Selatan / Kabupaten Bantul: Sedayu – Pandak – Palbapang – Barongan – Imogiri – Singosaren - Sampakan
Jaringan Jalan Lintas Selatan (JJLS)
2
Rencana Jalan Tol Ruas Bawen – Yogyakarta - Solo
1
Pengembangan Jaringan Jalan Kawasan Kampus UGM
DEVELOPMENT PLAN
–
INFRASTRUKTUR SUMBERDAYA AIR
Kawasan Perkotaan Yogyakarta Revitalisasi dan Normalisasi
Sungai
Peningkatan dan Pembangunan Sistem
Pengendali Banjir Lahar
Pembuatan Embung-embung / Tandon Air
Pembuatan Embung-embung /
Tandon Air
Rencana Lokasi Rumah Susun
DEVELOPMENT PLAN
–
INFRASTRUKTUR PERUMAHAN / PERMUKIMAN
Pembangunan Rumah Susun sebagai
salah satu upaya penataan kawasan
permukiman kumuh
Penataan Kawasan Permukiman
Kumuh (Relokasi, Pemugaran,
DEVELOPMENT PLAN
–
INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA
(Air Minum)
SPAM Regional Sistem Kebonagung
1. Menggunakan sumber air baku di dekat lokasi Groundsill Kebonagung Sungai Progo, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman.
2. Rencana debit pengambilan air baku adalah sebesar 300 liter/detik.
3. Direncanakan akan melayani 120.000 penduduk di Kabupaten Bantul, Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman.
SPAM Regional Sistem Bantar
1. Menggunakan sumber air baku dari lokasi intake yang terdapat di dekat Groundsill Bantar Sungai Progo, Kabupaten Bantul.
2. Rencana debit pengambilan air baku adalah sebesar 400 liter/detik.
3. Direncanakan akan melayani 160.000 penduduk di Kabupaten Bantul, Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman.
IPA Kebonagung
IPA Bantar
ARAHAN PENGEMBANGAN PENGELOLAAN PERSAMPAHAN 1. Perluasan cakupan layanan bidang persampahan;
2. Pengembangan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah di Piyungan dengan sistem sanitary landfill yang baik; 3. Regenerasi pengadaan sarana dan prasarana sampah di tiap ibukota kecamatan;
4. Pengembangan sistem pelayanan pembuangan sampah dari pemukiman sampai ke TPA dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan
5. Penambahan Lokasi Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu (IPST) di Setiap Kecamatan di Kawasan Perkotaan Yogyakarta untuk mengurangi beban TPA Piyungan.
6. Pengembangan dan pembangunan teknologi pemilahan (dengan conveyor belt) plastik, besi, dan bahan kaca untuk didaur ulang ke Industri;
TPA Piyungan
Rencana Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu (IPST)
PETA RENCANA PEMBANGUNAN PIPA JARINGAN AIR LIMBAH
No
Kawasan
Perkotaan
Yogyakarta
Rencana
Sambungan
Rumah (KK)
1
Kabupaten Sleman
902
2
Kabupaten Bantul
4.665
3
Yogyakarta
1.708
Jumlah
7.274
Rencana Pengembangan
Jaringan Sambungan Rumah
DEVELOPMENT PLAN
–
INFRASTRUKTUR PERHUBUNGAN
2
1
Kawasan Perkotaan Yogyakarta
Rencana Lokasi Bandara
2
1
Rencana Yogyakarta Outer Ring Road
Peningkatan Jaringan Jalan Akses Bandara Alternatif – 1 Ruas Yogyakarta – Sentolo – Milir – Wates – Temon (32,19 Km) Peningkatan Jaringan Jalan Akses Bandara Alternatif – 2
Ruas Yogyakarta – Bantul – Srandakan – Galur – Temon (45,70 Km)
2 1
Rencana Jalan Tol Ruas Yogyakarta – Bangunjiwo – Karangsari – Wates – Plumbon (30,20 Km)
Utara / Kabupaten Sleman: Ruas Klangon – Tempel – Pulowatu – Pakem – Prambanan – Piyungan
Selatan / Kabupaten Bantul: Sedayu – Pandak – Palbapang – Barongan – Imogiri – Singosaren - Sampakan
Jaringan Jalan Lintas Selatan (JJLS)
2
Rencana Jalan Tol Ruas Bawen – Yogyakarta - Solo
1
Pengembangan Terminal Barang di Kec. Kalasan Pengembangan Terminal
Barang di Kec. Tempel
Pengembangan Terminal Tipe B di Kecamatan Mlati
Pengembangan Terminal Tipe B di Kecamatan Sewon Pembangunan Bandara Baru di Kulonprogo Pengembangan Terminal Penumpang Pengembangan Terminal Barang Pengembangan Jalur
Kereta Api
Parangtritis-Yogya-Borobudur
Pengembangan Jalur
Kereta Api Metropolitan
Yogyakarta - Surakarta
Rencana Pengembangan Kawasan Perkotaan Yogyakarta
4.2
KAWASAN BANTARAN SUNGAI
SUNGAI WINONGO
Peta Sebaran Sungai & Kawasan Permukiman Kumuh di Kawasan Perkotaan Yogyakarta
Sungai
Permukiman Kumuh
SK WALIKOTA YOGYAKARTA
NOMOR 393 TAHUN 2014
TENTANG
PROFIL KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH
SUNGAI WINONGO
KONSEP PENGEMBANGAN
KAWASAN PERMUKIMAN TEPI SUNGAI
M3K (Mudur Munggah Madhep Kali)
Mundur sejauh lebar ambulan
Munggah untuk menampung lebih banyak warga
Madhep Kali menjadikan sungai sebagai halaman depan
REVITALISASI SUNGAI
1. Menjadikan Sungai Sebagai HALAMAN
DEPAN Permukiman untuk Mewujudkan
BUDAYA SUNGAI BERSIH, SEHAT,
PRODUKTIF, & RAMAH LINGKUNGAN
2. Mengembalikan FUNGSI SEMPADAN SUNGAI
(Relokasi) untuk Mengembalikan Sempadan
sebagai Ruang Sungai yang berfungsi sebagai
KORIDOR PELESTARIAN LINGKUNGAN &
KERAGAMAN HAYATI
3. Mengembangkan PERMUKIMAN VERTIKAL
UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS Tinggal
Kampung Susun yang SEHAT, GUYUB,
PRODUKTIF & RAMAH LINGKUNGAN.
KONSEP
DASAR
Diintegrasikan dengan
Pengembangan Kawasan
Kumuh:
1. Pemugaran
2. Peremajaan
3. Relokasi
1. Rumah Susun
2. Ruang Terbuka Hijau
(RTH) / Taman
3. Rekreasi / Wisata
4. Penguatan Tebing Sungai
5. Sanitasi
KONSEP
RUANG
KONDISI EKSISTING SUNGAI WINONGO
Kondisi Lapangan
1. Sungai
Winongo
merupakan salah satu
sungai
penting
di
Yogyakarta.
Sungai
Winongo
memiliki
panjang sekitar 48 km
tersebut membelah Kota
Yogyakarta bagian barat.
Ironisnya kini sungai
Winongo
dapat
dikatakan
sebagai
sebuah
kawasan
di
tengah kota yang tidak
sehat, tidak touristik
dan tidak produktif
2. Beberapa titik Sungai
Winongo
mengalami
longsoran.
SUNGAI WINONGO
KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH BANTARAN SUNGAI WINONGO
Jumlah Permukiman
Kumuh
9 Kawasan
33,97
Ha
Kategori Kumuh
Berat
0,00
Ha
Sedang
2,41
Ha
Ringan
31,56
Ha
Rekomendasi
Penanganan
Relokasi
1,33
Ha
Pemugaran
32,64
Ha
Peremajaan
0,00
Ha
Rekomendasi
Prioritas Penanganan
Tinggi
2
Kawasan
Sedang
6
Kawasan
Rendah
2
Kawasan
Rencana Lokasi RTH
Di bantaran Sungai Winongo
TEGALREJO
KESEPAKATAN BERSAMA:
MASYARAKAT YANG TINGGAL DI
KAMPUNG TEGALREJO
SAMA-SAMA DIRELOKASIKAN DI
KAMPUNG PRINGGOKUSUMAN
KARENA TANAH TERSEBUT
MASIH DIBAWAH KEPEMILIKAN
KERATON ATAU SULTAN
GROUND
LOKASI SITE
Sumber: Ketua Kelompok Masyarakat Sungai Winongo
A. AREA FASILITAS SOSIAL
B. AREA RUMAH SUSUN
C. AREA KOMERSIAL
D. AREA PUBLIK & OLAH RAGA
E. AREA PERIBADATAN
F. RUANG HIJAU
A
B
C
D
E
F
F
RENCANA RUMAH SUSUN
SITE PLAN
TAMPAK DEPAN
LOKASI :
Desa Gedongan , RW.05 ,
Kec Melati , Kab Sleman.
Koordinat :
LS : 07.75’72”
BT : 110.35’68”
JENIS PEKERJAAN :
Pembongkaran Bangunan
Talang dibuat th 1942 yang
sudah tidak berfungsi.
Selokan Mataram Jln.Jambon Jemb Blambangan Jemb Bener Bendung Pleret Jemb Pingit
Jemb Saudagar W Baru
Jemb RE Martadinata
Sumber: Hasil Survey & Analisis, 2015.
PROGRAM NORMALISASI SUNGAI WINONGO
No LOKASI KEGIATAN Lintang Selatan BujurTimur Kondisi Lapangan Usulan Kegiatan
Perkiraan Dimensi ( m ) Kecamatan / Kabupaten Kelurahan / RW Lokasi P L T
1 Mlati , Sleman Gedongan , 05 Selokan Mataram 7,757236 110.356824 Talang sudah tdk berfungsi Pembongkaran Talang 40 3 6 2 Mlati , Sleman Gemuk Tempuran
, 07
Hilir Selokan Mataram
7,765773 110.352593 Tepi Kanan dan Kiri Sungai kondisi blm ada pengaman.
Pasangan Batu Bronjong 300 1 2
3 Gamping , Jogya Blambangan , 19 Hilir Jemb Blambangan
7,766609 110.352216 Tepi Kanan dan Kiri Sungai kondisi blm ada pengaman.
Pasangan Batu Bronjong 400 1 2
4 Tegal Rejo , Jogya Bener , 03 Hulu Bendung Pleret
7,772881 110.352826 Tepi Kanan dan Kiri Sungai kondisi blm ada pengaman.
Pasangan Batu Bronjong 200 1 2
5 Tegal Rejo , Jogya Kricak , 08 Hulu dan Hilir , Bend Pleret
7,776938 110.357650 Tepi Kanan dan Kiri Sungai kondisi blm ada pengaman.
Pasangan Batu Kali 80 0,8 2 Pas Batu Bronjong 40 1 2 6 Tegal Rejo , Jogya Tegal Rejo , 03 Hilir Jemb Pingit 7,787638 110.355383 Tepi Kanan dan Kiri Sungai
kondisi blm ada pengaman.
Pasangan Batu Kali 200 0,8 2
Pas Batu Bronjong 50 1 2 7 Gedong Tengah , Jogya Pringgo Kusuo , 01 Hilir Jemb Saudagar W Baru
7,794064 110.356192 Tepi Kanan dan Kiri Sungai kondisi blm ada pengaman.
Pasangan Batu Kali 100 0,8 2
8 Ngampilan , Jogya Ngampilan , 02 Hilir Jemb Saudagar W Baru
7,799967 110.356020 Terdapat tanah bekas pasangan yg menumpuk ditepi sungai
Pembuangan Bekas tanah ke luar lokasi
100 2 1
9 Ngampilan , Jogya Ngampilan , 02 Hilir Jemb Saudagar W Baru
7.803180 110.354564 Terdapat lereng yang belum ada pasangannya
KONDISI EKSISTING SUNGAI CODE
Kondisi Lapangan
1. Sungai Code merupakan
sungai yang bermata air
di kaki Gunung Merapi,
sehingga
sungai
ini
seringkali
mengalami
banjir lahar, atau lebih
dikenal dengan banjir
yang diakibatkan oleh
gugurnya atau hanyutnya
lahar
dingin
yang
mengendap
di
kubah Gunung Merapi
2. Disepanjang
sungai
merupakan
kombinasi
daerah
pemukiman
padat dan areal terbuka
hijau
SUNGAI CODE
KONDISI EKSISTING SUNGAI CODE
Kawasan Permukiman Kumuh Kel. Prawirodirjan, Kec. Gondomanan Kawasan Permukiman Kumuh Kel. Wirogunan Kec. Margasan Kawasan Permukiman Kumuh Kel. Ngupasan Kec. Gondomanan
Kawasan Permukiman Kumuh Kel. Tegal Panggung Kec. Danurjan
Kawasan Permukiman Kumuh Kel. Purwokinanti Kec. Paku Alaman Kawasan Permukiman Kumuh Kel. Terban Kec. Gondokusuman Kawasan Permukiman Kumuh Kel. Cokrodiningratan Kec. Jetis
(Rawan Banjir)
Kawasan Permukiman Kumuh Kel. Gowongan Kec. Jetis.
Rencana Lokasi Rusunawa
Visualisasi Lapangan
Rencana Lokasi Rusunawa
Visualisasi Lapangan
Rencana Lokasi Rusunawa
(Lahan Pemerintah Provinsi DIY)
Rencana Lokasi Rusunawa
J l . M o n j a l i UGM RSUP Dr. Sardjito
Rencana
Lokasi Rusunawa
Visualisasi Lapangan
Rencana Lokasi Rusunawa
(Lahan Pemerintah Provinsi DIY)
Visualisasi Lapangan
Rencana Lokasi Rusunawa
Fak. Teknik
UGM
RSUP
Dr. Sardjito
RENCANA
PENATAAN SUNGAI
RENCANA
PENATAAN SUNGAI
RENCANA
PENATAAN SUNGAI
RENCANA
PENATAAN SUNGAI
RENCANA
PENATAAN SUNGAI
RENCANA
PENATAAN SUNGAI
RENCANA
PENATAAN SUNGAI
RENCANA
PENATAAN SUNGAI
LOKASI :
Jl Sudirman / Gondolayu
Koordinat :
LS : 07.78’31”
BT : 110.37’08”
Lokasi :
Ds Gowungan , RW.11 ,
Kec Jetis , Kodya Jogya.
Koordinat :
LS : 07.78’71”
BT : 110.36’78”
Jln .Jend Sudirman Jemb Gondolayu
Rel Kereta Api
Jln.Abu Bakar
Jemb Amarta
Jln.Mas Suharto
Jemb Ledok Tukangan
Jemb Cokro Dirjan
Jemb Sayidan
Jemb Megangsam Bendung Megangsam
Sumber: Hasil Survey & Analisis, 2015.
Pekerjaan : Sendimentasi
bagian kiri P = 100 m’ , L = 2
m’ , T=1 m.
PROGRAM NORMALISASI SUNGAI CODE
No
LOKASI KEGIATAN
Lintang
Selatan
Bujur
Timur
Kondisi
Lapangan
Usulan Kegiatan
Perkiraan
Dimensi
( m )
Kecamatan /
Kab
Kelurahan /
RW
Lokasi
P
L
T
1
Jetis , Jogya
Gowungan , 11
Hilir Jemb
Gondolayu
7.787130 110.367823 Ada sedimen yang memperkecil
luas penampang Basah.
Pembersihan Sendimen
100
2
1
2
Danurejan ,
Jogya
Tegal
Panggung , 13
Hilir
Jembatan
Mas Suharto
7.800332 110.370873 Ada sedimen yang memperkecil
luas penampang Basah.
Pembersihan Sendimen
100
2
1
3
Gondomanan ,
Jogya
Ngupasan , 08
Hulu
Jembatan
Cokro
Dirjan
7.798325 110.370508 Ada sedimen yang memperkecil
luas penampang Basah.
Pembersihan Sendimen
50
2
1
4
Gondomanan ,
Jogya
Prawirodirjan ,
14
Hilir
Jembatan
Sayidan
7.80039
110.370809 Ada sedimen yang memperkecil
luas penampang Basah.
Pembersihan Sendimen
40
2
1
5
Gondomanan ,
Jogya
Prawirodirjan ,
14
Hulu
Jembatan
Megangsam
7.807745 110.375621 Ada sedimen dan belum ada
dinding pengaman lereng.
Pembersihan Sedimen
50
2
1
Pasangan Batu Kali
75
1
1
6
Gondomanan ,
Jogya
Prawirodirjan ,
15
Hilir
Bendungan
Magangsam
KONDISI EKSISTING
SUNGAI GAJAHWONG
SUNGAI GAJAH WONG
Sedimentasi di Hulu
KONDISI EKSISTING SUNGAI GAJAHWONG
“Terdapat daerah parkir air di beberapa titik di Sungai Gajah Wong
yang bisa mereduksi bahaya banjir”
Rencana
Kawasan Permukiman Kumuh Kel. Ambarukmo Kec. Depok
Kab. Sleman
Kawasan Permukiman Kumuh Kel. Muja-muju Kec. Umbulharjo,
Kota Yogyakarta
Kawasan Permukiman Kumuh Kel. Rejowinangun Kec. Kotagede
Kota Yogyakarta
Kawasan Permukiman Kumuh Kel. Pandeyan Kec. Umbulharjo,
Kota Yogyakarta
LOKASI :
BENDUNG NGEBRUK
Kel Catur Tunggal ,RW 02
Kec Depok Sleman
Koordinat :
LS : 07.78’26”
BT : 110.39’68”
Bendung Gebruk Jln.Jogya - Solo
Jemb Gajah Wong2
Bendung Mantras
Jemb Balirejo
Jemb Gajah Wong
Jln.Ki Penjawi Jemb Ki Penjawi Jln Ngeksigondo Jemb Mondorakan Jln.Tegal Gendu Jemb Sayidan
Pekerjaan :
Pas Batu Bronjong , P= 40 ,
L= 1 m , T=1.5 M.
Sendimentasi P=50 m’ , L = 2
m’ , T = 1 m’
Sumber: Hasil Survey & Analisis, 2015.
SKETSA SUNGAI GAJAH WONG
PROGRAM NORMALISASI SUNGAI GAJAHWONG
No LOKASI KEGIATAN Lintang Selatan BujurTimur Kondisi Lapangan
Usulan Kegiatan Perkiraan Dimensi ( m ) Kecamatan / Kab Kelurahan / RW Lokasi P L T
1 Depok , Sleman Catur Tunggal , 02 Hulu Bendungan Ngebruk
7.782658 110.396805 Pasangan Bronjong yg ada longsor Pekerjaan Batu Bronjong 40 1 1,5 2 Depok , Sleman Catur Tunggal , 02 Hilir Bendungan
Ngebruk
7.782658 110.396805 Ada sedimen di tengah sungai. Pembersihan Sedimen 50 2 1 3 Depok , Sleman Catur Tunggal , 04 Hilir Jemb Jln
Jogya - Solo
7.783452 110.396677 Ada Rumah berdiri di Aliran Sungai shg mengganggu Aliran Air saat banjir
Galian Tanah diatas yang ada bangunan rumah
40 6 4 4 Depok , Sleman Catur Tunggal , 04 Hilir Jemb Jln
Jogya - Solo
7.783452 110.396677 Sisi Kiri sungai belum ada pasangan untuk pengaman dinding sungai.
Pasangan Batu Bronjong. 50 1 2 5 Gondokusuman ,
Sleman
Banciro , 20 Hulu Jembatan Wong 2
7.7826953 110.393522 Ada dinding pasangan Batu bagian bawahnya sudah tergerus yg berakibatkan longsor. dipasang Pasangan Bronjong. 50 1 2 6 Gondokusuman , Sleman
Banciro , 20 Hulu Jembatan Wong 2
7.7826953 110.393522 Belum ada pasangan pengaman dinding , yang mengakibatkan dinding Longsor
Diberi dipasang Pasangan Batu Kali
100 1 2
7 Bangun Tapan , Sleman
Bangun Tapan , 2 Hulu Jembatan Wong 2
7.7826953 110.393522 Belum ada pasangan pengaman dinding , yang mengakibatkan dinding Longsor dipasang Pasangan Bronjong. 50 1 2 8 Bangun Tapan , Sleman
Bangun Tapan , 2 Hulu Jembatan Wong 2
7.7826953 110.393522 Belum ada pasangan pengaman dinding , yang mengakibatkan dinding Longsor
dipasang Pasangan Batu Kali.
100 0,8 2
9 Umbul harjo , Sleman
Muju Muju , 05 Bendung Mantras 7.792257 110.395774 Sedimentasi Hulu Bend Mantras , kalau tdk dibersihkan berakibat gerusan pondasi sisi Kiri.
Pekerjaan Pembersihan Sedimentasi.
30 8 2
10 Umbul harjo , Sleman
Muju Muju , 05 Hilir Bendung Mantras
7.792257 110.395774 Belum ada pasangan Pengaman lereng sisi Kiri dan kanan
Pemasangan Pasangan Batu Kali
100 0,8 2 11 Umbul harjo ,
Sleman
Muju Muju , 06 Hulu Jemb Belirejo
7.795704 110.396119 Belum ada pasangan Pengaman lereng sisi Kiri dan kanan
Pemasangan Pasangan Batu Kali
200 0,8 2 12 Bangun Papan ,
Sleman
Bangun Papan , 13 Hulu Jemb Gajah Wong
7.795581 110.396240 Belum ada pasangan Pengaman lereng sisi Kiri dan kanan
Pemasangan Pasangan Batu Kali
100 0,8 2 13 Bangun Papan ,
Sleman
Bangun Papan , 13 Hulu Jemb Gajah Wong
7.795581 110.396240 Belum ada pasangan Pengaman lereng sisi Kiri dan kanan
Pemasangan Pasangan Batu Kali
50 0,8 2 Sedimentasi di Tengah sungai. Pembersihan sedimentasi 40 3 1 14 Umbul harjo ,
Sleman
Pandean , 08 Hilir Jemb Kipenjawi
7.800744 110.398386 Terjadi Longsoan lereng sisi Kiri Pemasangan Pasangan Batu Kali
50 0,8 2 15 Umbul harjo , Pandean , 13 Hilir Jemb 7.820470 110.394643 Belum ada pengaman lereng sisi Kiri Pemasangan Pasangan Batu 100 0,8 2
Sungai Gajahwong
Rencana Lokasi TPS
Rencana Lokasi IPLT / IPAL
RENCANA SISTEM
PERSAMPAHAN
Sungai Gajahwong
Rencana IPAL Komunal
RENCANA SISTEM
SANITASI
KONDISI EKSISTING SUNGAI TAMBAKBAYAN
Kondisi Lapangan
1. Secara umum kondisi
Sempadan
Sungai
Tambak Bayan cukup
bagus
2. Di
sepanjang
sungai
merupakan kombinasi
daerah
pemukiman
padat dan areal terbuka
hijau
3. Di sebelah hulu terdapat
Embung Tambak Boyo
yang berfungsi sebagai
regulator pengatur air
di hilirnya
SUNGAI TAMBAKBAYAN
KONDISI EKSISTING SUNGAI TAMBAKBAYAN
Usulan Normalisasi Sungai antara Jembatan Selokan
Usulan Normalisasi Sungai antara Jembatan Selokan
Mataran hingga Jembatan Tambak Bayan
Mataran hingga Jembatan Tambak Bayan
Perpaduan antara Embung Tambak Boyo sebagai
Perpaduan antara Embung Tambak Boyo sebagai
regulator air dan Pelebaran Sungai Tambak Bayan di
regulator air dan Pelebaran Sungai Tambak Bayan di
hilirnya akan banyak mereduksi ancaman
hilirnya akan banyak mereduksi ancaman limpasan
limpasan
banjir
banjir
LOKASI :
LOKASI :
Embung
Embung T
Tambak
ambak Boyo
Boyo ..
LOKASI :
LOKASI :
Kel Condong Catur RW.15
Kel Condong Catur RW.15
Kec Depok
Kec Depok
Koordinat :
Koordinat :
LS = 07.75’96”
LS = 07.75’96”
BT =
BT = 110.41’45”
110.41’45”
Bendung Bendung Tambak Boyo Tambak Boyo Jl.Ringrood Utara Jl.Ringrood Utara Jemb Depok Jemb Depok J J ln. Saturanln. Saturan Jemb Selokan Jemb Selokan Mataram Mataram Bendung Bendung Glendongan Glendongan JJ ln. Solo - Jln. Solo - J ogyogy aa
Jemb Tambak Jemb Tambak Bayan Bayan EMBUNG EMBUNG TAMBAK BOYO TAMBAK BOYO