• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah PDRB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah PDRB"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

1.1.

1.1. Latar BelakangLatar Belakang

Tujuan pembangunan ekonomi (bersifat multidimensional) Tujuan pembangunan ekonomi (bersifat multidimensional) adalah menciptakan pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi, adalah menciptakan pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi, perubahan sosial, mengurangi atau menghapuskan kemiskinan, perubahan sosial, mengurangi atau menghapuskan kemiskinan, mengurangi ketimpangan (disparity), dan pengangguran (Todaro, mengurangi ketimpangan (disparity), dan pengangguran (Todaro, 2000). Sejalan dengan hal tersebut, maka pembangunan ekonomi 2000). Sejalan dengan hal tersebut, maka pembangunan ekonomi daerah menghendaki adanya kerjasama diantara pemerintah, privat daerah menghendaki adanya kerjasama diantara pemerintah, privat sektor, dan masyarakat dalam mengelola sumber daya yang dimiliki sektor, dan masyarakat dalam mengelola sumber daya yang dimiliki oleh wilayah tersebut dalam rangka meningkatkan pertumbuhan oleh wilayah tersebut dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja seluas-luasnya. Indikator keberhasilan ekonomi dan lapangan kerja seluas-luasnya. Indikator keberhasilan pembangunan ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi dan berkurangnya ketimpangan baik di dalam distribusi pendapatan berkurangnya ketimpangan baik di dalam distribusi pendapatan penduduk maupun antar wilayah. Berbagai masalah timbul dalam penduduk maupun antar wilayah. Berbagai masalah timbul dalam kaitan dengan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi wilayah, dan kaitan dengan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi wilayah, dan terus mendorong perkembangan konsep-konsep pertumbuhan terus mendorong perkembangan konsep-konsep pertumbuhan ekonomi wilayah. Dalam kenyataannya banyak fenomena tentang ekonomi wilayah. Dalam kenyataannya banyak fenomena tentang pertumbuhan ekonomi wilayah. Kesenjangan (ketimpangan) wilayah pertumbuhan ekonomi wilayah. Kesenjangan (ketimpangan) wilayah dan pemerataan pembangunan menjadi permasalahan utama dalam dan pemerataan pembangunan menjadi permasalahan utama dalam pertumbuhan wilayah, bahkan beberapa ahli berpendapat bahwa pertumbuhan wilayah, bahkan beberapa ahli berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi wilayah tidak akan bermanfaat dalam pertumbuhan ekonomi wilayah tidak akan bermanfaat dalam pemecahan masalah kemiskinan. Beberapa perbedaan antara wilayah pemecahan masalah kemiskinan. Beberapa perbedaan antara wilayah dapat dilihat dari beberapa persoalan seperti, potensi wilayah, dapat dilihat dari beberapa persoalan seperti, potensi wilayah, pertumbuhan ekonomi, investasi (domestik dan asing), luas wilayah, pertumbuhan ekonomi, investasi (domestik dan asing), luas wilayah,

(2)
(3)

konsentrasi industri, transportasi, pendidikan, budaya dan lain konsentrasi industri, transportasi, pendidikan, budaya dan lain sebagainya. Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah pertumbuhan sebagainya. Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah pertumbuhan pendapatan masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah pendapatan masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut,yaitu kenaikan seluruh nilai tambah yang terjadi.

tersebut,yaitu kenaikan seluruh nilai tambah yang terjadi.

Pertumbuhan ekonomi yang cepat akan berdampak terhadap Pertumbuhan ekonomi yang cepat akan berdampak terhadap ketimpangan dalam distribusi pendapatan. Apalagi dengan ketimpangan dalam distribusi pendapatan. Apalagi dengan diberlakukannya Undang-Undang No 32 dan 33 Tahun 2004, peranan diberlakukannya Undang-Undang No 32 dan 33 Tahun 2004, peranan pemerintah daerah sangat dominan dalam menentukan kebijakan di pemerintah daerah sangat dominan dalam menentukan kebijakan di daerahnya sehingga memungkinkan ketimpangan regional terjadi. daerahnya sehingga memungkinkan ketimpangan regional terjadi. Pertumbuhan ekonomi antara DKI Jakarta dengan daerah-daerah Pertumbuhan ekonomi antara DKI Jakarta dengan daerah-daerah sekitarnya menunjukkan perbedaan yang sangat nyata, dimana pada sekitarnya menunjukkan perbedaan yang sangat nyata, dimana pada akhir tahun 2001, sektor-sektor unggulan penyumbang Produk akhir tahun 2001, sektor-sektor unggulan penyumbang Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI Jakarta juga turut menyumbang Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI Jakarta juga turut menyumbang pada peningkatan PDRB Nasional. Perbedaan ini terjadi karena pada peningkatan PDRB Nasional. Perbedaan ini terjadi karena perbedaan sektor-sektor unggulan. Sebagai Ibukota Negara, DKI perbedaan sektor-sektor unggulan. Sebagai Ibukota Negara, DKI Jakarta memiliki berbagai macam sektor unggulan, mulai dari industri Jakarta memiliki berbagai macam sektor unggulan, mulai dari industri pengolahan, perdagangan, hotel & restoran, pengangkutan &  pengolahan, perdagangan, hotel & restoran, pengangkutan &  komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, serta jasa- jasa.

 jasa.

Setiap daerah harus mempunyai sektor yang diunggulkan, Setiap daerah harus mempunyai sektor yang diunggulkan, namun perlu didukung dengan sektor lainnya, sehingga apabila terjadi namun perlu didukung dengan sektor lainnya, sehingga apabila terjadi krisis dapat didukung oleh sektor pendukung agar perekonomian tetap krisis dapat didukung oleh sektor pendukung agar perekonomian tetap berjalan.

berjalan.

Perhitungan pendapatan regional melalui PDRB bertujuan untuk Perhitungan pendapatan regional melalui PDRB bertujuan untuk mengetahui aktivitas ekonomi suatu daerah serta mengetahui tingkat mengetahui aktivitas ekonomi suatu daerah serta mengetahui tingkat inflasi. Oleh karena itu, PDRB merupakan ukuran aktivitas ekonomi inflasi. Oleh karena itu, PDRB merupakan ukuran aktivitas ekonomi (produktivitas), bukan ukuran kemakmuran

(4)
(5)

1.2.

1.2. Identifikasi MasalahIdentifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang ingin Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang ingin dilihat dalam penulisan ini adalah :

dilihat dalam penulisan ini adalah :

1.

1. Bagaimana struktur Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB)Bagaimana struktur Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI Jakarta secara umum?

DKI Jakarta secara umum?

2.

2. Bagaimana struktur PDRB masing-masing wilayah di DKI Jakarta?Bagaimana struktur PDRB masing-masing wilayah di DKI Jakarta?

3.

3. Sektor-sektor mana yang memberikan konstribusi terbesarSektor-sektor mana yang memberikan konstribusi terbesar terhadap PDRB DKI Jakarta?

terhadap PDRB DKI Jakarta?

4.

4. Bagaimana kebijakan Pemda DKI Jakarta terhadap sektor-sektorBagaimana kebijakan Pemda DKI Jakarta terhadap sektor-sektor yang memberikan kontribusi terendah terhadap PDRB DKI

yang memberikan kontribusi terendah terhadap PDRB DKI Jakarta?Jakarta?

1.3.

1.3. Maksud dan TujuanMaksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah: Maksud dan tujuan penulisan makalah ini adalah:

1.

1. Mengetahui metode-metode perhitungan PDRB.Mengetahui metode-metode perhitungan PDRB.

2.

2. Memperkaya wawasan tentang pertumbuhan ekonomi suatuMemperkaya wawasan tentang pertumbuhan ekonomi suatu wilayah, dilihat dari konteks perkembangan PDRB wilayah tersebut. wilayah, dilihat dari konteks perkembangan PDRB wilayah tersebut.

3.

3. Mengetahui besarnya sumbangan masing-masing sektor pendukungMengetahui besarnya sumbangan masing-masing sektor pendukung PDRB pada suatu wilayah dan pola pengembangannya.

PDRB pada suatu wilayah dan pola pengembangannya.

1.4.

1.4. Sistematika PenulisanSistematika Penulisan

Sistematika penulisan makalah ini meliputi sebagai berikut: Sistematika penulisan makalah ini meliputi sebagai berikut:

(6)
(7)

1.

1. Pendahuluan yang meliputi latar belakang, identifikasi masalah,Pendahuluan yang meliputi latar belakang, identifikasi masalah, maksud dan tujuan, dan sistematika penulisan.

maksud dan tujuan, dan sistematika penulisan. 2.

2. Tinjauan teori yang meliputi pengertian Tinjauan teori yang meliputi pengertian tentang PDRB, metodetentang PDRB, metode perhitungan PDRB, dan mengukur pertumbuhan ekonomi dengan perhitungan PDRB, dan mengukur pertumbuhan ekonomi dengan PDRB.

PDRB. 3.

3. Pembahasan yang meliputi PDRB DKI Jakarta menurut jenis usaha,Pembahasan yang meliputi PDRB DKI Jakarta menurut jenis usaha, PDRB masing-masing wilayah di DKI Jakarta, dan kontribusi

PDRB masing-masing wilayah di DKI Jakarta, dan kontribusi lapangan usaha terhadap PDRB DKI Jakarta.

lapangan usaha terhadap PDRB DKI Jakarta. 4.

(8)
(9)

BAB II BAB II

TINJAUAN TEORI TINJAUAN TEORI

2.1.

2.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan perekonomian di seluruh daerah dalam tahun tertentu atau periode perekonomian di seluruh daerah dalam tahun tertentu atau periode tertentu dan biasanya satu tahun. Menurut Robinson Tarigan tertentu dan biasanya satu tahun. Menurut Robinson Tarigan (2009;18), Produk domestik regional bruto atas dasar harga pasar (2009;18), Produk domestik regional bruto atas dasar harga pasar adalah jumlah nilai tambah bruto (

adalah jumlah nilai tambah bruto (gross value added gross value added ) yang timbul dari) yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di wilayah itu. Yang dimaksud dengan seluruh sektor perekonomian di wilayah itu. Yang dimaksud dengan nilai tambah bruto adalah nilai produksi (

nilai tambah bruto adalah nilai produksi (output output ) dikurangi dengan) dikurangi dengan biaya antara (

biaya antara (intermediate cost intermediate cost ). Nilai tambah bruto mencakup). Nilai tambah bruto mencakup komponen-komponen faktor pendapatan (upah dan gaji, bunga, sewa komponen-komponen faktor pendapatan (upah dan gaji, bunga, sewa tanah dan keuntungan), penyusutan, dan pajak tidak langsung neto. tanah dan keuntungan), penyusutan, dan pajak tidak langsung neto. Jadi, dengan menghitung nilai tambah bruto dari masing-masing Jadi, dengan menghitung nilai tambah bruto dari masing-masing sector dan menjumlahkannya, akan menghasilkan produk domestic sector dan menjumlahkannya, akan menghasilkan produk domestic regional bruto atas dasar harga pasar.

regional bruto atas dasar harga pasar.

2.2.

2.2. Metode Perhitungan PDRBMetode Perhitungan PDRB

Metode perhitungan PDRB ada dua macam, yaitu atas dasar Metode perhitungan PDRB ada dua macam, yaitu atas dasar harga berlaku

harga berlaku dan atas dan atas dasar harga dasar harga konstan. konstan. PDRB atas PDRB atas dasar hargadasar harga berlaku merupakan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung berlaku merupakan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan nilai harga yang berlaku pada tahun yang menggunakan nilai harga yang berlaku pada tahun yang

(10)
(11)

dengan menggunakan dengan menggunakan harga pada tahun dengan menggunakan dengan menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai tahun dasar.

tertentu sebagai tahun dasar.

2.2.1.

2.2.1. PDRB Atas Dasar Harga BerlakuPDRB Atas Dasar Harga Berlaku

PDRB atas dasar harga berlaku dapat dihitung melalui PDRB atas dasar harga berlaku dapat dihitung melalui dua metode, yaitu:

dua metode, yaitu:

1.

1. Metode LangsungMetode Langsung adalah metode perhitungan denganadalah metode perhitungan dengan menggunakan data daerah atau data asli yang menggunakan data daerah atau data asli yang menggambarkan kondisi daerah dan digali dari sumber menggambarkan kondisi daerah dan digali dari sumber data yang ada di daerah itu sendiri. Metode langsung akan data yang ada di daerah itu sendiri. Metode langsung akan dapat memperlihatkan karakteristik sosial ekonomi setiap dapat memperlihatkan karakteristik sosial ekonomi setiap daerah. Disamping itu manfaat pemakaian data daerah daerah. Disamping itu manfaat pemakaian data daerah adalah dapat digunakan untuk menyempurnakan data adalah dapat digunakan untuk menyempurnakan data statistik daerah yang lemah.

statistik daerah yang lemah.

Metode langsung dapat dilakukan dengan menggunakan Metode langsung dapat dilakukan dengan menggunakan tiga macam cara, yaitu pendekatan produksi, pendekatan tiga macam cara, yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran.

pendapatan, dan pendekatan pengeluaran. PendekatanPendekatan Produksi

Produksi adalah perhitungan nilai tambah barang dan jasaadalah perhitungan nilai tambah barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu kegiatan/sektor ekonomi yang diproduksi oleh suatu kegiatan/sektor ekonomi dengan cara mengurangkan biaya antara dari total nilai dengan cara mengurangkan biaya antara dari total nilai total produksi bruto sektor atau sub sektor tersebut. total produksi bruto sektor atau sub sektor tersebut. Pendekatan ini banyak digunakan untuk memperkirakan Pendekatan ini banyak digunakan untuk memperkirakan nilai tambah dari sektor/kegiatan yang produksinya nilai tambah dari sektor/kegiatan yang produksinya berbentuk fisik/barang, seperti pertanian, pertambangan, berbentuk fisik/barang, seperti pertanian, pertambangan, dan industri dan sebagainya. Pendekatan ini bisa juga dan industri dan sebagainya. Pendekatan ini bisa juga disebut pendekatan nilai tambah.

(12)
(13)

Nilai tambah merupakan nilai yang ditambahkan pada Nilai tambah merupakan nilai yang ditambahkan pada barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit produksi dalam barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit produksi dalam proses produksi dari input antara yang dikeluarkan untuk proses produksi dari input antara yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang dan jasa tersebut. Nilai yang menghasilkan barang dan jasa tersebut. Nilai yang ditambahkan ini sama dengan balas jasa faktor produksi ditambahkan ini sama dengan balas jasa faktor produksi atas ikut sertanya dalam proses produksi.

atas ikut sertanya dalam proses produksi.

Dalam

Dalam pendekatan pendapatanpendekatan pendapatan ini, nilai tambah dariini, nilai tambah dari kegiatan-kegiatan ekonomi dihitung dengan cara kegiatan-kegiatan ekonomi dihitung dengan cara menjumlahkan semua balas jasa faktor produksi yaitu menjumlahkan semua balas jasa faktor produksi yaitu upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tak upah dan gaji, surplus usaha, penyusutan dan pajak tak langsung neto. Untuk sektor Pemerintahan dan usaha yang langsung neto. Untuk sektor Pemerintahan dan usaha yang sifatnya tidak mencari keuntungan, surplus usaha (bunga sifatnya tidak mencari keuntungan, surplus usaha (bunga neto, sewa tanah dan keuntungan) tidak diperhitungkan. neto, sewa tanah dan keuntungan) tidak diperhitungkan. Metode pendekatan pendapatan banyak dipakai pada Metode pendekatan pendapatan banyak dipakai pada sektor jasa, tetapi tidak dibayar setara harga pasar, sektor jasa, tetapi tidak dibayar setara harga pasar, misalnya sektor pemerintahan.

misalnya sektor pemerintahan.

Sedangkan

Sedangkan pendekatan pendekatan pengeluaranpengeluaran adalahadalah menjumlahkan nilai penggunaan akhir dari barang dan jasa menjumlahkan nilai penggunaan akhir dari barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri. Kalau dilihat dari segi yang diproduksi di dalam negeri. Kalau dilihat dari segi penggunaan, maka total penyediaan/produksi barang dan penggunaan, maka total penyediaan/produksi barang dan  jasa

 jasa itu itu digunakan digunakan untuk untuk konsumsi konsumsi rumah rumah tangga,tangga, konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung, konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto (investasi), perubahan stok dan ekspor neto. Jadi produk (investasi), perubahan stok dan ekspor neto. Jadi produk domestik regional dihitung dengan cara menghitung domestik regional dihitung dengan cara menghitung berbagai komponen pengeluaran akhir yang membentuk berbagai komponen pengeluaran akhir yang membentuk PDRB tersebut. Secara umum pendekatan pengeluaran PDRB tersebut. Secara umum pendekatan pengeluaran

(14)
(15)

dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a.

a. Metode pendekatan penawaranMetode pendekatan penawaran yang terdiri dariyang terdiri dari metode arus barang dan metode penjualan eceran.

metode arus barang dan metode penjualan eceran.

b.

b. Metode pendekatan permintaanMetode pendekatan permintaan yang terdiri dariyang terdiri dari pendekatan survei pendapatan dan pengeluaran rumah pendekatan survei pendapatan dan pengeluaran rumah tangga, metode data anggaran belanja, metode

tangga, metode data anggaran belanja, metode balancebalance sheet 

sheet dan metode statistik perdagangan luar negeri.dan metode statistik perdagangan luar negeri.

2.

2. Metode Tidak LangsungMetode Tidak Langsung adalah metode penghitunganadalah metode penghitungan dengan cara alokasi, yaitu mengalokir Produk Domestik dengan cara alokasi, yaitu mengalokir Produk Domestik Bruto Nasional menjadi PDRB Provinsi dengan Bruto Nasional menjadi PDRB Provinsi dengan menggunakan beberapa indikator dan/atau indikator menggunakan beberapa indikator dan/atau indikator lainnya

lainnya yang yang cocok cocok sebagai sebagai alokator. alokator. Alokator Alokator yangyang digunakan dapat berupa: nilai produk bruto atau neto digunakan dapat berupa: nilai produk bruto atau neto setiap sektor, jumlah produksi fisik, tenaga kerja, setiap sektor, jumlah produksi fisik, tenaga kerja, penduduk, dan alokator lainnya yang sesuai.

penduduk, dan alokator lainnya yang sesuai.

Dengan menggunakan salah satu atau kombinasi dari Dengan menggunakan salah satu atau kombinasi dari beberapa alokator tersebut dapat diperhitungkan beberapa alokator tersebut dapat diperhitungkan persentase/bagian masing-masing provinsi untuk nilai persentase/bagian masing-masing provinsi untuk nilai tambah suatu sektor atau sub sektor.

tambah suatu sektor atau sub sektor.

2.2.2.

2.2.2. PDRB Atas Dasar Harga KonstanPDRB Atas Dasar Harga Konstan

Perkembangan PDRB atas dasar harga berlaku dari Perkembangan PDRB atas dasar harga berlaku dari tahun ke tahun menggambarkan perkembangan PDRB yang tahun ke tahun menggambarkan perkembangan PDRB yang

(16)
(17)

disebabkan oleh adanya perubahan dalam volume produksi disebabkan oleh adanya perubahan dalam volume produksi barang dan jasa yang dihasilkan dan perubahan dalam tingkat barang dan jasa yang dihasilkan dan perubahan dalam tingkat harganya. Untuk dapat mengukur perubahan volume produksi harganya. Untuk dapat mengukur perubahan volume produksi atau perkembangan produksi secara nyata, faktor pengaruh atau perkembangan produksi secara nyata, faktor pengaruh harga perlu dihilangkan dengan cara menghitung PDRD atas harga perlu dihilangkan dengan cara menghitung PDRD atas dasar harga konstan.

dasar harga konstan.

Produk riil per kapita biasanya juga dipakai sebagai Produk riil per kapita biasanya juga dipakai sebagai indikator untuk menggambarkan perubahan tingkat indikator untuk menggambarkan perubahan tingkat kemakmuran ekonomi dari tahun ke tahun. Untuk kemakmuran ekonomi dari tahun ke tahun. Untuk perencanaan, proyeksi dan penentuan target, selalu bertitik perencanaan, proyeksi dan penentuan target, selalu bertitik tolak dari perhitungan atas dasar harga konstan.

tolak dari perhitungan atas dasar harga konstan.

Secara konsep nilai atas dasar konstan dapat Secara konsep nilai atas dasar konstan dapat mencerminkan kuantum produksi pada tahun yang berjalan mencerminkan kuantum produksi pada tahun yang berjalan yang dinilai atas dasar harga pada tahun dasar. Dari segi yang dinilai atas dasar harga pada tahun dasar. Dari segi metode statistiK, suatu nilai atas dasar konstan diperoleh metode statistiK, suatu nilai atas dasar konstan diperoleh dengan cara:

dengan cara:

a.

a. Revaluasi.Revaluasi. Dilakukan dengan cara mengalikan kuantumDilakukan dengan cara mengalikan kuantum pada tahun berjalan dengan harga pada tahun dasar. pada tahun berjalan dengan harga pada tahun dasar. Dalam praktek, sangat sulit melakukan revaluasi terhadap Dalam praktek, sangat sulit melakukan revaluasi terhadap biaya antara yang digunakan, karena mencakup komponen biaya antara yang digunakan, karena mencakup komponen input yang terlalu banyak disamping data harga yang input yang terlalu banyak disamping data harga yang tersedia tidak dapat memenuhi semua keperluan tersebut. tersedia tidak dapat memenuhi semua keperluan tersebut. Oleh karena itu, biaya antara atas dasar harga konstan Oleh karena itu, biaya antara atas dasar harga konstan biasanya diperoleh dari perkalian output pada biasanya diperoleh dari perkalian output pada masing-masing tahun dengan rasio tetap biaya antara terhadap masing tahun dengan rasio tetap biaya antara terhadap output pada tahun dasar.

(18)
(19)

dasar harga konstan diperoleh dengan cara mengalikan dasar harga konstan diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar dengan indeks produksi. nilai tambah pada tahun dasar dengan indeks produksi. Indeks produksi sebagai ekstrapolator dapat merupakan Indeks produksi sebagai ekstrapolator dapat merupakan indeks dari masing-masing produksi yang dihasilkan indeks dari masing-masing produksi yang dihasilkan ataupun indeks dari berbagai indicator produksi seperti ataupun indeks dari berbagai indicator produksi seperti tenaga kerja, jumlah perusahaan dan lainnya yang tenaga kerja, jumlah perusahaan dan lainnya yang dianggap cocok dengan jenis kegiatan yang diestimasi.

dianggap cocok dengan jenis kegiatan yang diestimasi.

Ekstrapolasi dilakukan terhadap perhitungan output atas Ekstrapolasi dilakukan terhadap perhitungan output atas dasar harga konstan. Dengan menggunakan rasio tetap dasar harga konstan. Dengan menggunakan rasio tetap nilai tambah terhadap nilai output akan diperoleh perkiraan nilai tambah terhadap nilai output akan diperoleh perkiraan nilai tambah atas dasar harga konstan.

nilai tambah atas dasar harga konstan.

c.

c. Deflasi.Deflasi. Nilai tambah atas dasar harga konstan diperolehNilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara membagi nilai tambah atas dasar harga dengan cara membagi nilai tambah atas dasar harga berlaku masing-masing tahun denngan indeks harga. berlaku masing-masing tahun denngan indeks harga. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator biasanya Indeks harga yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan indeks harga perdagangan besar, indeks harga merupakan indeks harga perdagangan besar, indeks harga konsumen dan sebagainya.

konsumen dan sebagainya.

d.

d. Deflasi berganda.Deflasi berganda. Dalam deflasi berganda ini yangDalam deflasi berganda ini yang dideflasi adalah output dan biaya antaranya, sedangkan dideflasi adalah output dan biaya antaranya, sedangkan nilai tambah diperoleh dari selisih antara output dan biaya nilai tambah diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara hasil deflasi tersebut. Indeks harga perdagangan antara hasil deflasi tersebut. Indeks harga perdagangan besar sesuai dengan cakupan komoditinya. Sedangkan besar sesuai dengan cakupan komoditinya. Sedangkan deflator untuk biaya antara adalah indeks harga dari deflator untuk biaya antara adalah indeks harga dari komponen input terbesar.

komponen input terbesar.

Kenyataan sangat sulit melakukan deflasi terhadap biaya Kenyataan sangat sulit melakukan deflasi terhadap biaya antara, disamping karena komponennya terlalu banyak antara, disamping karena komponennya terlalu banyak

(20)
(21)

 juga karena indeks harganya belum tersedia dengan baik.  juga karena indeks harganya belum tersedia dengan baik.

Tujuan menggunakan kedua metode tersebut adalah untuk Tujuan menggunakan kedua metode tersebut adalah untuk memperkecil resiko dan kesalahan dalam masa mendatang karena memperkecil resiko dan kesalahan dalam masa mendatang karena berbagai sebab, antara lain: ketidaktahuan, kelangkaan data, berbagai sebab, antara lain: ketidaktahuan, kelangkaan data, tersebarnya data ke berbagai negara/daerah. Secara teoritis hasil tersebarnya data ke berbagai negara/daerah. Secara teoritis hasil kedua metode tersebut harus identik.

kedua metode tersebut harus identik.

2.3.

2.3. Mengukur Pertumbuhan Ekonomi Dengan PDRBMengukur Pertumbuhan Ekonomi Dengan PDRB

Indikator yang umum digunakan untuk mengetahui Indikator yang umum digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi suatu wilayah adalah nilai Produk Domestik pertumbuhan ekonomi suatu wilayah adalah nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Selama ini perhitungan PDRB yang dilakukan Regional Bruto (PDRB). Selama ini perhitungan PDRB yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) adalah PDRB dengan pendekatan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) adalah PDRB dengan pendekatan produksi

produksi yang yang dibentuk dibentuk dari sembdari sembilan sektor ilan sektor atau atau lapangan lapangan usaha,usaha, yaitu (1) Pertanian, (2) Pertambangan dan Penggalian, (3) Industri yaitu (1) Pertanian, (2) Pertambangan dan Penggalian, (3) Industri Pengolahan, (4) Listrik, Gas dan Air Bersih, (5) Konstruksi/Bangunan, Pengolahan, (4) Listrik, Gas dan Air Bersih, (5) Konstruksi/Bangunan, (6) Pedagangan, Hotel dan Restoran, (7) Pengangkutan dan (6) Pedagangan, Hotel dan Restoran, (7) Pengangkutan dan Komunikasi, (8) Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, dan (9) Komunikasi, (8) Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, dan (9) Jasa-jasa. Sektor-sektor ini selanjutnya dikelompokan ke dalam 3 Jasa-jasa. Sektor-sektor ini selanjutnya dikelompokan ke dalam 3 sektor yaitu: Sektor Primer yaitu sektor yang tidak mengolah bahan sektor yaitu: Sektor Primer yaitu sektor yang tidak mengolah bahan mentah/baku, hanya mendayagunakan sumber daya alam, terdiri dari mentah/baku, hanya mendayagunakan sumber daya alam, terdiri dari sektor pertanian, pertambangan dan penggalian. Sektor kedua yaitu sektor pertanian, pertambangan dan penggalian. Sektor kedua yaitu Sektor Sekunder, yang mengolah bahan mentah/baku menjadi barang Sektor Sekunder, yang mengolah bahan mentah/baku menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, mencakup industri pengolahan, listrik, gas yang lebih tinggi nilainya, mencakup industri pengolahan, listrik, gas dan air bersih, dan konstruksi. Sektor ketiga adalah Sektor Tersier, dan air bersih, dan konstruksi. Sektor ketiga adalah Sektor Tersier, yang memproduksi dalam bentuk jasa mencakup perdagangan, hotel yang memproduksi dalam bentuk jasa mencakup perdagangan, hotel

(22)
(23)

dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, bank dan lembaga dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, bank dan lembaga keuangan lainnya, dan jasa-jasa.

keuangan lainnya, dan jasa-jasa.

Perhitungan pendapatan wilayah dengan PDRB dilakukan dengan Perhitungan pendapatan wilayah dengan PDRB dilakukan dengan tujuan (1) mengetahui aktivitas ekonomi di suatu daerah dengan tujuan (1) mengetahui aktivitas ekonomi di suatu daerah dengan membandingkan PDRB daerah lain, (2) mengetahui tingkat inflasi (% membandingkan PDRB daerah lain, (2) mengetahui tingkat inflasi (% perubahan Indeks Harga Implisit dua tahun yang berurutan), (3) perubahan Indeks Harga Implisit dua tahun yang berurutan), (3) gambaran struktur perekonomian yang merupakan kontribusi gambaran struktur perekonomian yang merupakan kontribusi masing-masing sektor kegiatan ekonomi terhadap pembentukan PDRB.

masing sektor kegiatan ekonomi terhadap pembentukan PDRB.

Laju pertumbuhan PDRB, atas dasar harga konstan diperoleh Laju pertumbuhan PDRB, atas dasar harga konstan diperoleh dengan me

dengan mengurangi nilai ngurangi nilai pada tahun pada tahun kedepan kedepan dengan nilai dengan nilai tahun ketahun ke n-1 dibagi dengan nilai pada tahun ke n-1 dikalikan dengan 100 n-1 dibagi dengan nilai pada tahun ke n-1 dikalikan dengan 100 persen. Laju pertumbuhan menunjukkan tingkat perkembangan persen. Laju pertumbuhan menunjukkan tingkat perkembangan agregat pendapatan untuk masing-masing tahun dibandingkan dengan agregat pendapatan untuk masing-masing tahun dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

(24)
(25)

BAB III BAB III

PEMBAHASAN PEMBAHASAN

3.1.

3.1. PDRB DKI Jakarta Menurut Jenis UsahaPDRB DKI Jakarta Menurut Jenis Usaha

Berdasarkan data BPS DKI Jakarta tahun 2011 jika dibandingkan Berdasarkan data BPS DKI Jakarta tahun 2011 jika dibandingkan tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel berikut :

tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 1. Peningkatan PDRB DKI Jakarta Menurut Lapangan Tabel 1. Peningkatan PDRB DKI Jakarta Menurut Lapangan

Usaha Berdasarkan Harga Berlaku (Jutaan Rupiah) Usaha Berdasarkan Harga Berlaku (Jutaan Rupiah)

Lapangan

Lapangan Usaha Usaha 2010 2010 20112011 %% Kenaikan Kenaikan % % Kontribusi Kontribusi Pertanian Pertanian 849.560 849.560 918.803 918.803 8.15% 8.15% 0.09%0.09% Pertambangan dan Pertambangan dan Penggalian Penggalian 3.704.281 5.139.915 3.704.281 5.139.915 38.76% 38.76% 0.52%0.52% Industri Pengolahan Industri Pengolahan 135.643.231 135.643.231 153.505.112 153.505.112 13.17% 13.17% 15.62%15.62% Listrik, Gas & Air

Listrik, Gas & Air Bersih Bersih 9.012.257 9.012.257 9.667.646 9.667.646 7.27% 7.27% 0.98%0.98% Konstruksi/Bangunan Konstruksi/Bangunan 98.424.987 98.424.987 112.810.496 112.810.496 14.62% 14.62% 11.48%11.48% Perdagangan, Hotel & 

Perdagangan, Hotel &  Restoran Restoran 178.357.449 178.357.449 204.480.250 204.480.250 14.65% 14.65% 20.81%20.81% Pengangkutan &  Pengangkutan &  Komunikasi Komunikasi 87.688.423 87.688.423 101.265.389 101.265.389 15.48% 15.48% 10.30%10.30% Keuangan, Persewaan Keuangan, Persewaan & Jasa

& Jasa PerusahaanPerusahaan

239.155.971 239.155.971 270.951.564 270.951.564 13.29% 13.29% 27.57%27.57% Jasa-jasa Jasa-jasa 109.253.577 109.253.577 124.065.602 124.065.602 13.56% 13.56% 12.62%12.62% Total Total 862.089.737 862.089.737 982.804.778982.804.778 14.00%14.00%

Sumber : BPS DKI Jakarta Sumber : BPS DKI Jakarta

(26)
(27)

Gambar 1. Persentase Per Sektor Penyumbang PDRB DKI Jakarta Gambar 1. Persentase Per Sektor Penyumbang PDRB DKI Jakarta

Tahun 2011 Tahun 2011

Peningkatan PDRB atas dasar harga berlaku, ditopang oleh tiga Peningkatan PDRB atas dasar harga berlaku, ditopang oleh tiga sektor utama yaitu keuangan, persewaan, jasa perusahaan, sektor sektor utama yaitu keuangan, persewaan, jasa perusahaan, sektor perdagangan, hotel, restoran, serta sektor

perdagangan, hotel, restoran, serta sektor industriindustri pengolahanpengolahan terhadap total perekonomian DKI Jakarta mencapai sekitar 64% pada terhadap total perekonomian DKI Jakarta mencapai sekitar 64% pada 2011. Berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku pada 2011, sektor 2011. Berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku pada 2011, sektor ekonomi yang menghasilkan nilai tambah bruto produk barang dan ekonomi yang menghasilkan nilai tambah bruto produk barang dan  jasa terbesar

 jasa terbesar adalah sektor adalah sektor keuangan, real keuangan, real estat, dan jaestat, dan jasa perusahaansa perusahaan sebesar Rp270,9 Triliun. Selanjutnya disusul oleh sektor perdagangan, sebesar Rp270,9 Triliun. Selanjutnya disusul oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran mencapai Rp204,4 Triliun, dan sektor industri hotel dan restoran mencapai Rp204,4 Triliun, dan sektor industri

0.09% 0.09% 0.52% 0.52% 15.62% 15.62% 0.98%0.98% 11.48% 11.48% 20.81% 20.81% 10.30% 10.30% 27.57% 27.57% 12.62% 12.62%

Tahun 2011

Tahun 2011

Pertanian Pertanian

Pertambangan & Penggalian Pertambangan & Penggalian

Industri Pengolahan Industri Pengolahan

Listrik, Gas dan Air Bersih Listrik, Gas dan Air Bersih

Bangunan Bangunan

Perdagangan, Hotel dan Perdagangan, Hotel dan Restoran Restoran Pengangkutan dan Pengangkutan dan Komunikasi Komunikasi

Keuangan, Persewaan dan Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Jasa Perusahaan Jasa-Jasa

(28)
(29)

tersier meliputi perdagangan, keuangan, jasa, dan pengangkutan tersier meliputi perdagangan, keuangan, jasa, dan pengangkutan mencapai 71,3%, disusul sektor sekunder yakni industri mencapai 71,3%, disusul sektor sekunder yakni industri pengolahan,

pengolahan, konstruksi,konstruksi, listrik, gas dan air bersih sebesar 28,1% sertalistrik, gas dan air bersih sebesar 28,1% serta sektor primer yaitu pertanian dan pertambangan sebesar 0,6%

sektor primer yaitu pertanian dan pertambangan sebesar 0,6%..

3.2.

3.2. PDRB Masing-Masing Wilayah Di DKI JakartaPDRB Masing-Masing Wilayah Di DKI Jakarta

PDRB DKI Jakarta merupakan akumulasi dari PDRB PDRB DKI Jakarta merupakan akumulasi dari PDRB wilayah-wilayah administratif-nya. Dari data yang dikeluarkan oleh BPS DKI wilayah administratif-nya. Dari data yang dikeluarkan oleh BPS DKI Jakarta Tahun 2012, laju pertumbuhan PDRB pada masing-masing Jakarta Tahun 2012, laju pertumbuhan PDRB pada masing-masing wilayah sepanjang Tahun 2011 relatif sama. Jumlah serta laju wilayah sepanjang Tahun 2011 relatif sama. Jumlah serta laju pertumbuhan PDRB masing-masing wilayah di DKI Jakarta Tahun 2011 pertumbuhan PDRB masing-masing wilayah di DKI Jakarta Tahun 2011 dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Masing-Masing Tabel 2. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Masing-Masing

Wilayah Serta Laju Pertumbuhannya Tahun 2011. Wilayah Serta Laju Pertumbuhannya Tahun 2011.

Wilayah PDRB Wilayah PDRB %% Kontribusi Kontribusi % Laju % Laju Pertumbuhan Pertumbuhan Kepulauan

Kepulauan Seribu Seribu 5.544.890 5.544.890 0.54 0.54 8.178.17 Jakarta

Jakarta Selatan Selatan 216.385.327 216.385.327 21.07 21.07 6.986.98 Jakarta

Jakarta Timur Timur 165.710.005 165.710.005 16.13 16.13 6.286.28 Jakarta

Jakarta Pusat Pusat 259.680.387 259.680.387 25.28 25.28 6.956.95 Jakarta

Jakarta Barat Barat 196.698.266 196.698.266 19.15 19.15 6.256.25 Jakarta

Jakarta Utara Utara 183.061.494 183.061.494 17.82 17.82 6.366.36 Total 1.027.080.369

Total 1.027.080.369

Sumber : DKI Jakarta Dalam Angka 2012. BPS DKI Jakarta Sumber : DKI Jakarta Dalam Angka 2012. BPS DKI Jakarta

(30)
(31)

Gambar 2. Besarnya PDRB Masing-Masing Wilayah Di DKI Gambar 2. Besarnya PDRB Masing-Masing Wilayah Di DKI

Jakarta Tahun 2011 Jakarta Tahun 2011

Dari Tabel 2. dan Gambar 2. di atas dapat dilihat bahwa PDRB Dari Tabel 2. dan Gambar 2. di atas dapat dilihat bahwa PDRB terbesar DKI Jakarta Tahun 2011 berasal dari wilayah Jakarta Pusat terbesar DKI Jakarta Tahun 2011 berasal dari wilayah Jakarta Pusat sebesar Rp259,7 Miliar (25.28%), disusul secara berturut-turut yaitu sebesar Rp259,7 Miliar (25.28%), disusul secara berturut-turut yaitu Jakarta Selatan sebesar Rp216,4 Miliar (21.07%), Jakarta Barat Jakarta Selatan sebesar Rp216,4 Miliar (21.07%), Jakarta Barat sebesar Rp196,7 Miliar (19.15%), Jakarta Utara sebesar Rp183 Miliar sebesar Rp196,7 Miliar (19.15%), Jakarta Utara sebesar Rp183 Miliar (17.82%), Jakarta Timur sebesar Rp165,7 Miliar (16.13%) dan (17.82%), Jakarta Timur sebesar Rp165,7 Miliar (16.13%) dan Kepulauan Seribu sebesar Rp5,5 Miliar (0.54%). Sementara persentasi Kepulauan Seribu sebesar Rp5,5 Miliar (0.54%). Sementara persentasi laju pertumbuhan PDRB tertinggi terjadi di wilayah Kepulauan Seribu, laju pertumbuhan PDRB tertinggi terjadi di wilayah Kepulauan Seribu, disusul secara berturut-turut yaitu Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, disusul secara berturut-turut yaitu Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Timur dan Jakarta Barat.

Jakarta Utara, Jakarta Timur dan Jakarta Barat.

Tingginya PDRB wilayah Jakarta Pusat (Sumber: DKI Jakarta Tingginya PDRB wilayah Jakarta Pusat (Sumber: DKI Jakarta Dalam Angka 2012. BPS DKI Jakarta) didukung oleh beberapa fakta Dalam Angka 2012. BPS DKI Jakarta) didukung oleh beberapa fakta

5,544,890 5,544,890 216,385,327 216,385,327 165,710,005 165,710,005 259,680,387 259,680,387 196,698,266 196,698,266 183,061,494 183,061,494

Tahun 2011

Tahun 2011

Kepulauan Seribu Kepulauan Seribu Jakarta Selatan Jakarta Selatan Jakarta Timur Jakarta Timur Jakarta Pusat Jakarta Pusat Jakarta Barat Jakarta Barat Jakarta Utara Jakarta Utara

(32)
(33)

dari beberapa lapangan usaha, yaitu : dari beberapa lapangan usaha, yaitu :

a.

a. Jumlah Hotel berbintang dan melati di Jakarta Pusat sebanyak 170Jumlah Hotel berbintang dan melati di Jakarta Pusat sebanyak 170 buah (45.3%) dari 375 di seluruh DKI Jakarta.

buah (45.3%) dari 375 di seluruh DKI Jakarta.

b.

b. Jumlah Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang diterbitkanJumlah Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang diterbitkan dalam Tahun 2011 kepada ketiga jenis usaha (besar, menengah, dalam Tahun 2011 kepada ketiga jenis usaha (besar, menengah, kecil) adalah sebanyak 7.702 (25.9%) dari total 29.699 lembar kecil) adalah sebanyak 7.702 (25.9%) dari total 29.699 lembar SIUP.

SIUP.

c.

c. Jumlah Pasar yang dikelola Perusahaan Daerah di Jakarta PusatJumlah Pasar yang dikelola Perusahaan Daerah di Jakarta Pusat sebanyak 28 (8.7%) dari 150 pasar.

sebanyak 28 (8.7%) dari 150 pasar.

d.

d. Jumlah pelanggan gas di Jakarta Pusat sebanyak 4.512 HHJumlah pelanggan gas di Jakarta Pusat sebanyak 4.512 HH (32.9%) dari total 13.705 HH untuk seluruh DKI Jakarta.

(32.9%) dari total 13.705 HH untuk seluruh DKI Jakarta.

e.

e. Jumlah Rumah Susun yang ada di Jakarta Pusat sebanyak 2.698Jumlah Rumah Susun yang ada di Jakarta Pusat sebanyak 2.698 unit (25.6%) dari total 10.525 unit di DKI Jakarta.

unit (25.6%) dari total 10.525 unit di DKI Jakarta.

f.

f. Jumlah Tabungan pada Bank Umum di Jakarta Pusat sebanyakJumlah Tabungan pada Bank Umum di Jakarta Pusat sebanyak Rp68,374 Miliar (27.1%) dari total Rp251,915 Miliar pada akhir Rp68,374 Miliar (27.1%) dari total Rp251,915 Miliar pada akhir Desember 2011 di seluruh DKI Jakarta.

Desember 2011 di seluruh DKI Jakarta.

3.3.

3.3. Kotribusi Lapangan Usaha Terhadap PDRB DKI JakartaKotribusi Lapangan Usaha Terhadap PDRB DKI Jakarta

Dari Tabel 1. di atas, tergambar jelas bahwa hampir seluruh Dari Tabel 1. di atas, tergambar jelas bahwa hampir seluruh lapangan usaha mengalami peningkatan di atas angka 10% kecuali lapangan usaha mengalami peningkatan di atas angka 10% kecuali Pertanian

Pertanian yang yang hanya hanya mencapai mencapai angka angka peningkatan peningkatan 8%. 8%. WalaupunWalaupun peningkatan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Pertambangan dan peningkatan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha Pertambangan dan penggalian sebesar 38.76%, namun lapangan usaha ini hanya penggalian sebesar 38.76%, namun lapangan usaha ini hanya memberikan kontribusi yang kecil terhadap PDRB DKI Jakarta yaitu memberikan kontribusi yang kecil terhadap PDRB DKI Jakarta yaitu

(34)
(35)

2011 berasal dari 3 lapangan usaha unggulan yaitu Keuangan, 2011 berasal dari 3 lapangan usaha unggulan yaitu Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan sebesar 270,9 triliun (27.57%), Persewaan & Jasa Perusahaan sebesar 270,9 triliun (27.57%), Perdagangan, Hotel & Restoran sebesar 204,5 triliun (20.81%) dan Perdagangan, Hotel & Restoran sebesar 204,5 triliun (20.81%) dan Industri Pengolahan sebesar 153,5 triliun (15.62%).

Industri Pengolahan sebesar 153,5 triliun (15.62%).

Kontribusi lapangan usaha tersebut didukung dengan kenyataan Kontribusi lapangan usaha tersebut didukung dengan kenyataan bahwa DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia, bahwa DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia, dimana terdapat berbagai fasilitas tinggal, bekerja, berinvestasi dan dimana terdapat berbagai fasilitas tinggal, bekerja, berinvestasi dan  juga

 juga sebagai sebagai tujuan tujuan kunjungan kunjungan wisatawan wisatawan asing asing maupun maupun domestik.domestik. Beberapa data di bawah ini akan menunjukkan peranan sektor-sektor Beberapa data di bawah ini akan menunjukkan peranan sektor-sektor pendukung utama PDRB DKI Jakarta, yaitu :

pendukung utama PDRB DKI Jakarta, yaitu :

a.

a. Jumlah Bank Umum, Bank Pemerintah, Bank Asing yang ada di DKIJumlah Bank Umum, Bank Pemerintah, Bank Asing yang ada di DKI Jakarta adalah sebanyak 78 Bank dengan jumlah kantor mencapai Jakarta adalah sebanyak 78 Bank dengan jumlah kantor mencapai 3.649 unit.

3.649 unit.

b.

b. Jumlah Perusahaan Industri di DKI Jakarta sebanyak 1.588 yangJumlah Perusahaan Industri di DKI Jakarta sebanyak 1.588 yang menyerap 312.571 tenaga kerja serta memiliki nilai output sebesar menyerap 312.571 tenaga kerja serta memiliki nilai output sebesar 209.723,4 triliun.

209.723,4 triliun.

c.

c. Nilai import sepanjang tahun 2011 sebesar 41,95 triliun USDollar,Nilai import sepanjang tahun 2011 sebesar 41,95 triliun USDollar, dan nilai eksport mencapai 11,04 triliun US Dollar.

dan nilai eksport mencapai 11,04 triliun US Dollar.

d.

d. Memiliki 8 objek wisata (Taman Impian Jaya Ancol, Taman MiniMemiliki 8 objek wisata (Taman Impian Jaya Ancol, Taman Mini Indonesia Indah, Kebun Binatang Ragunan, Monumen Nasional, Indonesia Indah, Kebun Binatang Ragunan, Monumen Nasional, Museum Nasional, Museum Satria Mandala, Museum Sejarah Museum Nasional, Museum Satria Mandala, Museum Sejarah Jakarta, Pelabuhan Sunda Kelapa), telah menarik wisatawan Jakarta, Pelabuhan Sunda Kelapa), telah menarik wisatawan domestik sebanyak 14.962.253 orang (data tahun 2007), dan domestik sebanyak 14.962.253 orang (data tahun 2007), dan menerima kunjungan wisatawan asing pada tahun 2011 sebanyak menerima kunjungan wisatawan asing pada tahun 2011 sebanyak 2.003.944 orang (26.20%) dari total 7.649.731 orang yang datang 2.003.944 orang (26.20%) dari total 7.649.731 orang yang datang ke Indonesia.

(36)
(37)

Lapangan usaha lain memberikan kontribusi yang tidak begitu Lapangan usaha lain memberikan kontribusi yang tidak begitu besar terhadap PDRB DKI Jakarta. Kontribusi terkecil (<1%) adalah besar terhadap PDRB DKI Jakarta. Kontribusi terkecil (<1%) adalah dari lapangan usaha Pertanian (0.09%), disusul oleh Pertambangan dari lapangan usaha Pertanian (0.09%), disusul oleh Pertambangan dan Penggalian (0.52%), Listrik, Gas & Air Bersih (0.98%).

(38)
(39)

BAB IV BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN DAN SARAN

4.1.

4.1. KesimpulanKesimpulan

Dari pembahasan di atas, beberapa hal dapat disimpulkan Dari pembahasan di atas, beberapa hal dapat disimpulkan terhadap Produk Domestik Regional Bruto DKI Jakarta, sebagai terhadap Produk Domestik Regional Bruto DKI Jakarta, sebagai berikut:

berikut:

a.

a. Urutan prioritas sektor-sektor yang memberikan kontribusi padaUrutan prioritas sektor-sektor yang memberikan kontribusi pada PDRB DKI Jakarta sebagai berikut:

PDRB DKI Jakarta sebagai berikut:

1.

1. Keuangan, Keuangan, Persewaan Persewaan dan dan Jasa Jasa PerusahaanPerusahaan

2.

2. Perdagangan, Perdagangan, Hotel Hotel dan dan RestoranRestoran

3.

3. Industri Industri PengolahanPengolahan

4. Jasa-Jasa 4. Jasa-Jasa

5. Bangunan 5. Bangunan

6.

6. Pengangkutan Pengangkutan dan dan KomunikasiKomunikasi

7.

7. Listrik, Listrik, Gas Gas dan dan Air Air BersihBersih

8.

8. Pertambangan Pertambangan & & PenggalianPenggalian

9. Pertanian 9. Pertanian

b.

b. PDRB DKI Jakarta menunjukkan peningkatan yang signifikan setiapPDRB DKI Jakarta menunjukkan peningkatan yang signifikan setiap tahunnya, yaitu dengan mengalami peningkatan rata-rata di atas tahunnya, yaitu dengan mengalami peningkatan rata-rata di atas 10%. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi perekonomian DKI 10%. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi perekonomian DKI Jakarta mengalami pertumbuhan positif setiap tahunnya. Jakarta mengalami pertumbuhan positif setiap tahunnya. Pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta ini juga berkontribusi sangat Pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta ini juga berkontribusi sangat

(40)
(41)

positif terhadap PDRB Nasional. positif terhadap PDRB Nasional.

c.

c. Lapangan usaha yang berkontribusi sangat besar terhadap PDRBLapangan usaha yang berkontribusi sangat besar terhadap PDRB DKI Jakarta adalah lapangan usaha Keuangan, Persewaan & Jasa DKI Jakarta adalah lapangan usaha Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan, lapangan usaha Perdagangan, Hotel & Restoran, dan Perusahaan, lapangan usaha Perdagangan, Hotel & Restoran, dan lapangan usaha Industri Pengolahan, yang mencapai 64% dari lapangan usaha Industri Pengolahan, yang mencapai 64% dari total PDRB DKI Jakarta.

total PDRB DKI Jakarta.

d.

d. Kontribusi terkecil terhadap PDRB DKI Jakarta berasal dariKontribusi terkecil terhadap PDRB DKI Jakarta berasal dari lapangan usaha Pertanian, lapangan usaha Pertambangan &  lapangan usaha Pertanian, lapangan usaha Pertambangan &  Penggalian, lapangan usaha Listrik, Gas & Air Bersih, yang hanya Penggalian, lapangan usaha Listrik, Gas & Air Bersih, yang hanya mencapai 1.59% dari total PDRB DKI Jakarta.

mencapai 1.59% dari total PDRB DKI Jakarta.

e.

e. Wilayah Administratif Jakarta Pusat memiliki PDRB terbesarWilayah Administratif Jakarta Pusat memiliki PDRB terbesar dibandingkan dengan wilayah lain di DKI Jakarta, dimana mencapai dibandingkan dengan wilayah lain di DKI Jakarta, dimana mencapai Rp259,7 Miliar (25.28%), walaupun dengan laju pertumbuhan Rp259,7 Miliar (25.28%), walaupun dengan laju pertumbuhan ketiga

ketiga terbesar. terbesar. Laju perLaju pertumbuhan tumbuhan terbesar terbesar terjadi terjadi di di KabupatenKabupaten Kepulauan Seribu yang mencapai 8.17%, namun Kabupaten Kepulauan Seribu yang mencapai 8.17%, namun Kabupaten Kepulauan Seribu memiliki PDRB terendah dibanding wilayah lain, Kepulauan Seribu memiliki PDRB terendah dibanding wilayah lain, yang hanya mencapai Rp5,54 Miliar (0.54%) dari total PDRB DKI yang hanya mencapai Rp5,54 Miliar (0.54%) dari total PDRB DKI Jakarta.

Jakarta.

f.

f. Jakarta Pusat memiliki PDRB terbesar didukung oleh faktor jumlahJakarta Pusat memiliki PDRB terbesar didukung oleh faktor jumlah lembaga keuangan, jumlah hotel dan restoran, pusat perdagangan lembaga keuangan, jumlah hotel dan restoran, pusat perdagangan serta hampir sebagian besar kantor pemerintahan maupun serta hampir sebagian besar kantor pemerintahan maupun perwakilan negara sahabat berada di Jakarta Pusat.

perwakilan negara sahabat berada di Jakarta Pusat.

g.

g. Kebijakan Pemda DKI Jakarta terhadap sektor-sektor yangKebijakan Pemda DKI Jakarta terhadap sektor-sektor yang menyumbang kecil bagi PDRB DKI Jakarta adalah memberikan menyumbang kecil bagi PDRB DKI Jakarta adalah memberikan keleluasaan kepada daerah-daerah sekitar untuk mengembangkan keleluasaan kepada daerah-daerah sekitar untuk mengembangkan sektor-sektor tersebut (terutama sektor primer). Hal ini mengingat sektor-sektor tersebut (terutama sektor primer). Hal ini mengingat

(42)
(43)

secara geografis DKI Jakarta yang sudah padat dengan secara geografis DKI Jakarta yang sudah padat dengan perkantoran dan hunian tidak memungkinkan untuk membuka perkantoran dan hunian tidak memungkinkan untuk membuka lahan pertanian.

lahan pertanian.

4.2.

4.2. SaranSaran

Beberapa hal yang disarankan terkait dengan PDRB DKI Jakarata Beberapa hal yang disarankan terkait dengan PDRB DKI Jakarata adalah sebagai berikut:

adalah sebagai berikut:

1.

1. Meningkatkan sektor-sektor primadona penyumbang PDRB melaluiMeningkatkan sektor-sektor primadona penyumbang PDRB melalui regulasi yang dapat meningkatkan investasi tanpa menghilangkan regulasi yang dapat meningkatkan investasi tanpa menghilangkan wibawa Pemda DKI Jakarta.

wibawa Pemda DKI Jakarta.

2.

2. Mempertahankan dan apabila memungkinkan meningkatkanMempertahankan dan apabila memungkinkan meningkatkan sektor-sektor primer dalam memberikan kontribusi pada PDRB DKI sektor-sektor primer dalam memberikan kontribusi pada PDRB DKI Jakarta.

Jakarta.

3.

3. Diperlukan kebijakan yang komprehensif (Diperlukan kebijakan yang komprehensif (grand designgrand design) agar) agar lokasi-lokasi sektor-sektor penyumbang PDRB DKI Jakarta dapat lokasi-lokasi sektor-sektor penyumbang PDRB DKI Jakarta dapat tersebar secara merata di seluruh wilayah yang ada di DKI Jakarta. tersebar secara merata di seluruh wilayah yang ada di DKI Jakarta. Dengan kebijakan ini, maka diharapkan tidak terjadi kesenjangan Dengan kebijakan ini, maka diharapkan tidak terjadi kesenjangan produktivitas ekonomi dan pembangunan yang pada akhirnya produktivitas ekonomi dan pembangunan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh di DKI Jakarta.

(44)
(45)

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, (2009), Metode Perhitungan PDRB. Metode Perhitungan PDRB Anonymous, (2009), Metode Perhitungan PDRB. Metode Perhitungan PDRB

Atas Dasar harga Berlaku, Wordpress.com (7 Desember 2009). Atas Dasar harga Berlaku, Wordpress.com (7 Desember 2009).

Tarigan, Robinson (2005), Ekonomi Regional. Teori dan Aplikasi. Edisi Revisi, Tarigan, Robinson (2005), Ekonomi Regional. Teori dan Aplikasi. Edisi Revisi,

Jakarta, Penerbit Bumi Aksara. Jakarta, Penerbit Bumi Aksara.

Badan Pusat Statistik DKI Jakarta Badan Pusat Statistik DKI Jakarta

(46)
(47)

LAMPIRAN

LAMPIRAN

(48)

Gambar

Tabel  1.  Peningkatan  PDRB  DKI  Jakarta  Menurut  LapanganTabel  1.  Peningkatan  PDRB  DKI  Jakarta  Menurut  Lapangan
Gambar 1. Persentase Per Sektor Penyumbang PDRB DKI JakartaGambar 1. Persentase Per Sektor Penyumbang PDRB DKI Jakarta
Tabel  2.  PDRB  Atas  Dasar  Harga  Berlaku  Masing-MasingTabel  2.  PDRB  Atas  Dasar  Harga  Berlaku  Masing-Masing
Gambar  2.  Besarnya  PDRB  Masing-Masing  Wilayah  Di  DKIGambar  2.  Besarnya  PDRB  Masing-Masing  Wilayah  Di  DKI

Referensi

Dokumen terkait

Dari Informasi yang diperoleh maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tumbuhan yang berkhasiat obat, bagian/organ tumbuhan yang berkhasiat obat,

[r]

Pada data penelitian yang telah diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner bahwa kecurangan ini memiliki nilai rata-rata sebesar 1,16, atau berada pada kategori

Tujuan spesifik kegiatan pengabdian ini adalah memberikan pengetahuan yang memadai kepada petani sayur mengenai bahaya pestisida kimia dan kelebihan pestisida organik serta

- Keterbatasan tingkat perkembangan biakan burung hantu di suatu lokasi umumnya disebabkan keterbatasan jumlah sarang (tempat tinggal) burung hantu baik alami maupun artifical. -

Fobia kronik ini umumnya tidak hanya ketakutan untuk berada di sekolah, tetapi sering juga takut terhadap keadaan keadaan lain, seperti takut berinteraksi dengan

Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa kontrol PT ANTAM (Persero) Tbk atas SOP, kontrol khusus dalam mencegah pelanggaran kode etik, dan kontrol atas jam kerja pegawai

Penelitian asosiatif pada penelitian ini untuk menguji pengaruh sanksi pajak dan kualitas pelayanan terhadap kepatuhan wajib pajak dengan preferensi risiko sbg