• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSENTRASI STRONTIUM-90 P ADA BEBERAP A JENIS SA YURAN DI JAW A TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONSENTRASI STRONTIUM-90 P ADA BEBERAP A JENIS SA YURAN DI JAW A TIMUR"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

.Penelilian dan Pengembangan Ap/ikasi 15010p dan Radiasi, 1998

KONSENTRASI STRONTIUM-90 P ADA BEBERAP A JENIS

SA YURAN DI JAW A TIMUR

ElnIinarti, Tutik Indiyati, dan Minami Affandi

Pusat Standardisasi dan Penelitian Keselamatan Radiasi

ABSTRAK

KONSENTRASI STRONTIUM-90 P ADA BEBERAP A JENIS SA YURAN DI JAW A TIMUR. Dalam

rangka memperoleh data dasar sebaran radionuklida di seluruh Indonesia, khususnya di Jawa Timur, mala telah dilakukan analisis kandungan radionuklida Strontium -90 pada beberapa jenis sayuran seperti : bayam, kacang panjang, buncis, wortel, kol, ken tang, care dan bawang. Contoh diambil dari daerah Surabaya, Malang, Probolinggo, Situbondo dan Jember. Semua contoh diabukan sampai berwama putih kemudian baru dilakukan analisis dengan menggunakan metode HNO3 berasap. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan pencacah berlatar belakang sangat rendah (LBC) sistem alfa/beta (Tennelec LB-5100). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa konsentrasi 9OSr di dalam contoh bervariasi mulai dari tidal terdeteksi sampai (10,86 :I: 5,58) x 10 -3 Bq/kg pada contoh bayam yang berasal dari daerah sekitar Situbondo. Bila dibandingkan dengan jenis sayuran yang sarna yang berasal dari beberapa daerah di Jawa Tengah, hasil ini relatif tidal berbeda.

ABSTRACT

CONCENTRATION OF STRONTIUM-90 IN SEVERAL VEGETABLES IN EAST JAVA. In order

to collect data base of radionuclides distribution in Indonesia, particularly in East Java, analysis of strontium-90 concentration in vegetables samples such as : spinach, stringbean, green peas, carrot, cabbage, potato, chilli, and onion collected from Surabaya, Malang, Probolinggo, Situbondo and Jember had been carried out. All the samples were ashed and analyzed using fuming HNO3 method. The activity of strontium-90 in the samples were measured using alpha/beta Low Background Counter system (T ennelec LB-51 00). The results showed 90Sr concentrations in the samples varied from undetectable to (10.86 .!: 5.58) x 10 -3 Bq/kg in spinach samples from Situbondo area. Compared with similar foodstuffs collected from several places in Central Java, these results are relatively not different.

PENDAHULUAN

Pacta penelitian terdahulu telah dilakukan

pengambilan contoh yang sarna di 11 daernh di Jawa Tengah daD 4 daerah di bagian barat Jawa Timur [3,4]. Pernantauan

ini bertujuan untuk memperoleh data dasar sebaran radionuklida di seluruh Indonesia.

Pada penelitian ini dilakukan pengukuran konsentrasi strontium-90 di dalam beberapa tanaman palIgan (jellis sayuran) yaitu baYalu, kacalIg panjang, buncis, wortel, kol, kentang, care daD bawang yang berasal dari beberapa daerah di Jawa Timur [5].

Radionuklida 90 Sr ini merupakan salah satu radionuklida basil belah inti bahan bakar nuklir uranium.

Waktu paro 9OSr sekitar 28 tahun daD besifat toksik karena memancarkan radiasi beta. Radionuklida 90Sr yang mencemari tanarnan dapat sampai kepada manusia hila mengkonsumsi tanaman (sayuran) tersebut, atau melalui rantai makanan daD akan terakumulasi dalam tulang karena bersifat seperti kalsium.

Radiasi latar (background radiation) yang terdapat dalam suatu lingkungan bersumber dari paparan sinar matahari, peluruhan (decay) zat radioaktifyang terdapatdi sekitarnya yang berasal daTi kosmis daD unsur-unsur radioaktif alamiah yang terdapat di dalam bumi. Dengan delnikian semua organisme hidup selalu menerima paparaIl radiasi latar yang berasal daTi alamo Besarnya radiasi latar ini bervariasi daD bergantung pada tempat dan ketinggian. Semakin tinggi suatu tempat , semakin besar pula peranan radiasi kOSlniS (1].

Tidak semua bahaya daTi suatu radiasi disebabkan oleh efek langsung radiasi itu sendiri. Adanya kemungkinan pembuangan sampah radioaktifyang kurang lmti-hati atau kecelakaan daTi suatu fasilitas nuklir dapat pula merusak organisme di dalam suatu lingkungan yang selanjutnya dapat

mengakibatkan kemsakan ekosistem di lingkungan (2]. Bila pacta suatu lokasi akan dibangun instalasi nuklir, maka data dasar (base-line data) radiasi latar di tempat tersebut perlu diketahui yang berguna untuk mengetahui tingkat paparan radiasi latar sebelmll dibangun fasilitas tenaga nuklir. Data ini akan memberikan petunjuk apakah fasilitas nuklir yang dibangun nanti akan menyebabkan peningkatan radiasi latar di daerah tersebut. Survei radiasi latar dilakukan terlmdap confab-confab di lingkungan seperti tanah, air, udara, tanaman dan lain-lain.

TATA KERJA

Pengambilan daD Persiapan Contoh

Pengambilan

contoh dilakukan pada 5 daerah di

Propinsi Jawa Timur yaitu sekitar Surabaya,

Probolinggo,

daD Situbondo untukdaerah dataran rendah, Malang, daD

Jember untuk daerah dataran tinggi (pada gambar

terlampir). Untuk tiap daerah diambil contoh tanaman

(2)

Pene/itian don Pengembangan Ap/ikasi Isotop don Radiasi, /998

(sayuran)

yang tumbuh di daerah tersebut

seperti : bayam,

kacang panjang, buncis, wortel, kol, kentang, cabe dan

bawang. Setiap

jenis contoh diambil di pasar sebanyak

5

-10 kg be rat segar. Semua contoh dibersihkan dati kotoran

daD dicuci, lalu dikeringkan dalam oven, daD diabukan

dalam tanur pada suhu :t 800°C hingga abu berwarna putih

(be bas dari karbon) daD selanjutnya dianalisis secara

radiokimia.

A90 = Sf

ao::t.J

(Co + CJ / t

E. R .F, .~ .WF2

dimana

A = Aktivitas konsentrasi 9OSr (Bq/kg)

ac = laju cacah contoh yang telah dikoreksi dengan laju cacah Jatar (cps)

Cc = laju cacah contoh (cps) Cb = laju cacah Jatar (cps) t = waktu pencacahan (detik) E = efisiensi pencacahan (%)

R = faktor kedapatulangan pada proses analisis (%) F I = faktor pertumbuhan 90y

F 2 = faktor peluruhan 9Oy W = berat contoh (kg)

BASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengukuran konsentrasi 9OSr pacta beberapa jenis sayuran yang berasal dari beberapa daerah di Jawa

Timur ditunjukkan pacta Tabel 1.

Data konsentrasi 9OSr yang diperoleh dari basil penelitian ini bervariasi mulai dari tidak terdeteksi sampai yang tertinggi dijumpai pada contoh bayam yang berasal dari daerah Situbondo yaitu ( 10,86 :t 5,58) x 10 -3 Bq/kg danjugakacang panjang yaitu (10,54 :t2,56) x 10 -3 Bq/kg. Untuk contoh buncis, wortel, kol dan kentang , konsentrasi 90 Sr tertinggi ditemui pada contoh yang berasal dari Probolinggo yaitu masing-masing: (5,16:t 2,56 ) x 10-3 Bq/kg ; (9,55 :t 2,54 ) x 10-3 Bq/kg ; ( 2,23 :t 1,13 ) x 10-3 Bq/kg daD (8,31 :t 2,52 ) x 10.3 Bq/kg, sedangkan untuk contoh care yaitu ( 9,41 :t 4,51) x 10-3 Bq/kg yang berasal dari daerah Jember. Untuk contoh bawang , konsentrasi 90 Sr yangtertinggi dijumpai pacta contoh yang berasal dari Surabaya yaitu ( 9,28 :t 3,24 ) x 10-3 Bq/kg.

Umumnya konsentrasi 9OSryang tertinggi dijumpai dalmn sayuran yang berasal dari Surabaya, Probolinggo daD Situbondo ( daerah dataran rendah ) seperti bawang , buncis, bayam daD kacang panjang, sedangkan untuk daerah dataran tinggi Malang daD Jember aktivitas ooSr dalam ken tang daD cabe cukup tinggi. Hal ini dapat terjadi kemungkinan disebabkan oleh adanya petbedaanjenis tanah tempat tumbuh tanaman daD faktor transfer tanaman-tanaman tersebut. Pada tanah yang banyak mengandung mineral daD relatif sedikit zat-zat organik, 9OSr akan susah atau sedikit sekali yang dapat diserap oleh tanaman. Sebaliknya pacta tanah dengan kandungan mineral sedikit dan banyak mengandung zat organik, 9OSr akan lebih mudah daD lebih bebas untuk diserap oleh tanaman. Jadi sifat fisika daD kimia tanah sangat berpengaruh dalam penyerapan 90Sr [2]. Selain itu sebaran jatuhan zat radioaktif dari atmosfer ke bumi akan selalu berubah karena keadaan meteorologi

[8].

Analisis 9OSr daD Pengukuran

Dari setiap abu yang terbentuk diambil sebanyak :t 50 gram untuk dianalisis, kemudian dibasahi dengan air suling, ditambah 50 mg pengemban Sr, dilindi dengan asam nitrat (HNO)) pekat dan disaring. Ke dalam filtrat ditambahkan asam fosfat pekat daD amoniak untuk mengendapkan unsur-unsur golongan II (Ca, Sf, Ba, dll.). Endapan yang diperoleh dilarutkan dengan sedikit HNO) dan kemudian ditambah HNO) berasap untuk memisahkan Ca sehingga diperoleh 90Sr dan Ba dalam endapan. Barium dipisahkan daTi 90Sr dengan cara pengendapan dengan NaCrO 4 Pada larutan 9OSr ditamballkan pengemban ytrium daD didiamkan selama :t 2 minggu untuk mencapai kesetimbangan sekuler antara 9OSr dan 90y. Pada saat kesetimbangan tercapai, perbandingan antara aktivitas induk (90Sr) datI aDak luruhnya (90Y) yang mempunyai waktu paro 64,1 jam mendekati I, jadi aktivitas induk daD aDak luruhnya dapat dikatakan sarna. Kemudian pada larutan ditambahkan asam oksalat 8N untuk mendapatkan endapan ytrium oksalat lalu disaring, endapan dikeringkan daD siap untuk dicacah. Aktivitas 90Sr didalam contoh ditentukan berdasarkan anak lurulmya yaitu ytrium oksalat.

Pengukuran menggunakan alat cacah berlatar belakang sangat rendah (Low Background Counter) sistem alfa/beta model LB-5100 (Tepnelec) seri 17472 dengan detektor proporsional. Pencacahan dilakukan satu kali untuk masing-masing contoh dengan waktu cacah 60 menit tiap contoh, dan untuk cacah latar dilakukan pengukuran benilang kali dengan waktu cacah sarna dengan waktu cacah

contoh [6].

Untuk mengoreksi kesalalIan yang dilakukan pada tahap-tahap analisis contoh karena tak dapat dihindari adanya kehilangan sejumlah tertentu unsur yang akan

ditentukan, maka dilakukan juga penghitungan kedapatulangan (recovery) dengan perlakuan sarna seperti pada contoh sayuran, tetapi pada analisis ini ditamballkan

larutc1n standar 90Sr yang diketahui aktivitasnya.

Aktivitas yang didapatkan

R = ': X 100%

Aktivitas standar yang ditambahkan

Dalam penelitian ini dilakukan ulangan sebanyak

3 kali

dengan basil rata-rata = 65 %.

Kesalalmn

pengukuran

dinyatakan

oleh simpangan

baku (standar deviasi) basil pencacahan

dengan bentuk

persamaan

sebagai

berikut [7] :

Bila basil penelitian ini dibandingkan dengan data basil penelitian sebelurnnya di 11 daerah di Jawa Tengah daD 4 daerah di Jawa Tirnur bagian barat, ternyata hasilnya harnpir sarna yaitu konsentrasi 9OSr yang tertinggi seperti terlihat pada Tabel 2 (3,4].

Sd =" (C + C ) / t

c b

Konsentrasi 90Sr dalam setiap contoh dapat

(3)

Pene/i/ion don Pengembongon Ap/ikasi ISOIOp don Rodiasi. 1998

Data tersebut jika dibandingkan dengan nilai barns radioaktivitas yang diijinkan di lingkungan yaitu untuk konsentrasi 9OSr dalarn air 4 Bq/l, rnaka hasil tersebut rnasih lebih rendah [9). Bila dibandingkan dengan hasil pengukuran konsentrasi 9OSr yang tertinggi di Jepang untuk contoh yang sarna, rnaka basil yang didapatkan dari penelitian inijuga lebih kecil [10,11). Hal ini dapat terjadi karena Jepang berada pada belahan bUlni Utara dimana banyak dilakukan percobaan senjata nuklir oleh negara-negara maju, terjadinya pemboman kola Hirosinta daD Nagasaki, daD juga Jepang mempunyai banyak PL TN yang sedang beroperasi, sedangkan Pulau Jawa berada pada belahan burni Selatan daD belurn mernpunyai Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PL TN).

3. EMLINARTI, SUTARMAN, ACHMAD CH, daD

TUTIK INDIY A TI, Konsentrasi Sr-90 di dalam

sayuran di beberapa daerah di Jawa Tengah,

Presentasi Ilmiah Keselamatan Radiasi daD

Lingkungan, PSPKR-BATAN. Jakarta (1994).

4. EMLINARTI, MINARNI, TUTIK INDIYATI, daD

YURFIDA, Penentuan

konsentrasi Cs-137 daD

Sr-90 dalam tanaman pangan daTi beberapa

daerah di

Jawa Timur, Presentasi

Iln1iah Keselarnatn

Radiasi

daD Lingkungan, PSPKR-BATAN. Jakarta (1996).

5. ANONIM, Produksi Tanaman Sayuran di Jawa, BPS,

Jakarta (1988).

6. ANONIM, Penentuan Konsentrasi Cemaran Sr-90 daD Cs-137 Dalam AirdanMakanan,PSPKR-BATAN, Jakarta (1993).

KESIMPULAN

Dari basil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : Konsentrasi 90Sr dalam berbagai jenis sayuran bervariasi mulai dari tidak terdeteksi sampai yang tertinggi yang dijumpai pada contoh bayam dari Situbondo yaitu (10,86 :t 5,58) x 10-3 Bq/kg .Nilai tersebutjauh lebih kecil dari nilai barns radioaktivitas di lingkungan yaitu 4 Bq/l untuk konsentrasi 9OSr dalam air.

7. ANONYMOUS, Measurement

of Radionuclides

in food

and the Envirolllnental, IAEA Technical Report

Series,

No.295, lAEA, Vienna (1988).

8. SUT ARMAN, BAMBANG PRIW ANTO, TUTIK

INDIY ATI, daD YURFIDA,Aspek meteorologi

terhadap

distribusi debu radioaktif di atmosfir dan

lingkungan, Seminar Nasional Sains Atmosfir daD

Meteorologi, Aula Timur-Im, 12 Sept.(1995).

DAFTARPUSTAKA

I. ANNALIAH ISMONO, Radiasi Lingkungan, Diktat Latilmn Kealllian Penentuan CemaraJl Sr-90 dan Cs-137 dalam Air dan Makanan. PUSDIKLAT BATAN,Jakarta (1989).

9. BATAN, Baku tingkat radioaktivitas di lingkungan , Keputusan Dirjen BATAN No.293/DJ/VII/1995,

Jakarta,

(1995).

10. ANONYMOUS, Radioactivity Survey Data in Japan

Part 2, NIRS,Chiba No. 103, September

(1994).

2. SOEWONDO, dan DJOJOSOEBAGIO, Polusi

Radioaktivitas terhadap Flora dan Fauna, IPB,

Bogor, (1976).

11. ANONYMOUS, Radioactivity Survey Data in Japan

(4)

rene/irian don Pengembangan Ap/ikasi lsolop don Radiasi, J 1/98

Tabel

Konsentrasi 90 Sr di dalam beberapa jenis sayuran di Jawa Timur bagian Timur

Konsentrasi 90 Sr x 10-3 Bq /kg

Jenis contoh

Surabaya

Malang

Probolinggo

Situbondo

Jember

Bayam

K.panjang

Buncis

Wortel

Kol

Kentang

Care

Bawang

2,96 :tl,56

4,73 :t 2,04

5,26 :t 3,30

9,28 :t 3,24

9,

3, 7,. 7,03.i: 5,62

*

5,16.i:2,65 9,55.i:2,54 2,23.i: 1,13 8,31 .i: 2,52

*

9,24 .i: 3,62

10,86:t5,58

10,54 :t 2,56

3,01 :t 2,41

4,14:t 1,35

.

3,56 :t2,84

-2,371: 1,89

5,921:3,38

9,41 :t 4,51

Keterangan

* = tidak terdeteksi ( ~ limit deteksi = 4,76 x 10 -3 Bq )

-= tidak ada contoh

Tabel 2. Konsentrasi tertinggi 9OSr didalam beberapa tanaman pangan di P.Jawa daD Jepang (Juni -Desember 1992)

Konsentrasi 9OSr x 10-3 Bq/kg

Jenis contoh

Jawa Tengah (3]

Jawa Timur bagian barat (4)

Jepang [9,10)

Bayam

Kacang panjang

Buncis

Wortel

Kol

Kentang

Cabe

Bawang

14,72

11,42

6,96

10,91

12,85

9,56

18,40

5,37

10,27

3,69

740

-6,54

3,01

10,40

7,76

-190

69 ~

33J

~55 J ~

48J

~ ~

.

c 3,

.

: 2,

.

: 2,

..

36

62

38

(5)

'-~

-...

-

.-~

(6)

Penelitian don Pengembangan Aplikasi Isotop don Radiasi, 1998

DISKUSI

YUMIARTI

SUWIRMA S.

Sebelum dilakukan penlisallaD a~ tidak sebaiknya dilakukaIl pengukllfan, gros /3 terlebih dallulu, jadi sekiranya aktivitas grosnya sarna background, rnaka tidak perlu dilakukan pernisahan '?

Kami menyarallkan

agar basil konsentrasi Sr-90

dalam sayuran dibandingkan dengan basil sayuran yang

sudah di anomitor?

EMLINARTI

EMLINARTI

Hasil konsentrasi Sr-90 yang didapatkan pada

penelitian ini relatif harnpir sarna dengan penelitian

sebelurnnya

untuk beberapa

daerah di Jawa Tengah.

Pengukuran gros fj akan memberikan aktivitas dari semua pemancar radiasi fj tennasuk K -40 yang berasal dari alam sedangkan pada penelitian ini tujuan untuk melnantau Sr-90 yang berasal daTi produk fisi yang berguna untuk data dasar (awal) sebelum instalasi nuklir di Bogor, di Jawa Tengah.

Gambar

Tabel 2.  Konsentrasi  tertinggi  9OSr didalam beberapa tanaman pangan di P.Jawa daD Jepang (Juni -Desember  1992)

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja terhadap Kinerja PNS pada BAPPEDA Kota Malang.. Wirjana dan Susilo

Dilihat dari fenomena aliran fluida yang terjadi di sekeliling bodi mobil Antawirya terdahulu maupun desain mobil Antawirya konsep 1 di setiap masing-masing

Sedangkan konsep customer capital (CC) adalah.. pengetahuan yang melekat dalam marketing channels dan customer relationship dimana suatu perusahaan mengembangkannya

Menurut Moeller (2005), proses pelaporan audit internal dimulai dengan mengidentifikasi temuan-temuan, menyiapkan draf laporan untuk mendiskusikan temuan- temuan dan

Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif yang berbentuk basil, ada yang individu (monobasil), saling berpasangan (diplobasil) atau berkoloni membentuk rantai pendek

Pompa merupakan suatu mesin yang berfungsi untuk memindahkan fluida dengan cara merubah energi mekanis menjadi energi fluida dan tekanan, lalu mengangkut fluida

Melakukan penataan surat/ dokumen sesuai dengan system yang berlaku Sistem Kearsipan  Pengertian s istem Kearsipan  Jenis-jenis filing sistem  System

Baik El atau Elohim yang dikenal oleh bangsa di luar Israel sejatinya adalah YHWH yang menyatakan diri secara pribadi kepada Israel dan mengikat sebuah relasi Allah dan