• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN REHABILATASI DAN REKONSTRUKSI PASCABENCANA KOTA MANADO TA RELOKASI SEKTOR PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN REHABILATASI DAN REKONSTRUKSI PASCABENCANA KOTA MANADO TA RELOKASI SEKTOR PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PETUNJUK TEKNIS

PENYELENGGARAAN REHABILATASI DAN REKONSTRUKSI PASCABENCANA KOTA MANADO TA. 2015 - RELOKASI

(3)

PETUNJUK TEKNIS Page | i DAFTAR ISTILAH

APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

BA Berita Acara

BDR Bantuan Dana Rumah

BDL Bantuan Dana Lingkungan

BNPB Badan Nasional Penanggulangan Bencana

BNBA By Name By Adress

BP Bendahara Pengeluaran

BPBD Badan Penanggulangan Bencana Daerah

DTPP Dokumen Teknis Pembangunan Perumahan

HGU Hak Guna Usaha

KK Kepala Keluarga

KM Konsultan Manajemen

KORLAP Koordinator Lapangan

LPJ Laporan Pertanggung Jawaban

LPD Laporan Penggunaan Dana

PA Pengguna Anggaran

POKMAS Kelompok Masyarakat

PPK Pejabat Pembuat Komitmen

PPTK Penanggung Jawab Pelaksana Teknis Kegiatan

PP-SPM Pejabat Penerbit Surat Perintah Membayar

RAB Rencana Anggaran Biaya

RENAKSI Rencana Aksi

RPD Rencana Penggunaan Dana

RPP Rencana Pengembangan Permukiman

SK Surat Keputusan

SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah

SPM Surat Perintah Membayar

SPP Surat Permintaan Pembayaran

SPP-BDR Surat Perjanjian Pengelolaan Bantuan Dana Rumah

(4)

PETUNJUK TEKNIS Page | ii

DAFTAR ISI Petunjuk Teknis

Daftar Istilah i

Rehab – Rekon Pascabencana Banjir Manado

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang………. 1

B. Maksud dan Tujuan………. 1

C. Ruang Lingkup………. 1

D. Pengertian……… 2

BAB II STRATEGI SASARAN DAN KRITERIA a. Strategi……….. 3

b. Sasaran dan Indikator……….3

c. Kriteria Penerima Dana hibah RR……… 4

BAB III ORGANISASI PENGELOLAAN KEGIATAN 1. Pengendali dan Pengawasan ditingkat Provinsi………... 5

2. Pelaksana Kegiatan ditingkat Kota Manado………... 5

a. BPBD Kota………... 5

b. PPK………... 6

c. PPTK……….. 6

d. TPM……… 6

3. Pelaksanan ditingkat Masyarakat………. 8

a. Pokmas……….. 8

b. Fasilitator………... 8

c. Korlap………. 9

d. Konsultan Manajemen………. 10

A. Alur Struktur Organisasi Secara Umum………... 11

BAB IV MEKANISME PENYELENGGARAAN 1. Sosialisasi Tingkat Kecamatan dan Kelurahan……….. 12

2. Pelaksanaan Validasi Data BPBD Kota Manado………... 16

3. Finalisasi data Penerima Manfaat & Pembentukan Pokmas………... 17

4. Pelatihan Pokmas ……….. 17

5. Identifikasi Kebutuhan dan Survei Teknis……… 19

(5)

PETUNJUK TEKNIS Page | iii

7. Verifikasi Dokumen Teknis Pembangunan Perumahan (DTPP)………. 20

8. Pengajuan BDR Dari Kas Daerah ke Rekening Pokmas………. 20

9. Pelaksanaan Kegiatan……… 20

10. Forum Pertanggung Jawaban dan Kegiatan……….. 21

ALUR PELAKSANAAN KEGIATAN BDR REKONSTRUKSI……….. 22

BAB V Pencairan dan Penyaluran Dana A. Ketentuan Pemberian Bantuan Dana Rumah (BDR)……… 23

B. Mekanisme Pencairan dan Penyaluran Bantuan Dana Rumah (BDR)……….. 24

1. Pencairan Bantuan Dana Rumah (BDR)………. 24

a. Pengajuan Dana 40 % Tahap I………. 24

b. Pengajuan Dana 30 % Tahap II……… 25

c. Pengajuan Dana 30 % Tahap III………... 25

2. PenyaluranBantuan Dana Rumah (BDR)……… 25

BAB VI Pelaksanaan Pembangunan Sektor Perum Permukiman a. Pembangunan Huntap……… 27

1. Persiapan Pelaksanaan………... 27

2. Persiapan Konstruksi………... 27

3. Pelaksanaan Konstruksi……….. 27

b. Peyusunan Rencana Penataan Permukiman (RPP)……… 30

BAB VII Pertanggungjawaban dan Pelaporan a. Pertanggungjawaban……….. 32

b. Pelaporan………. 32

Bab VIII Pengendalian ………. 34 Lampiran

(6)

PETUNJUK TEKNIS Page | 1 BAB I

PENDAHULUAN a. Latar Belakang

Rekonstruksi pasca bencana merupakan bagian dari penyelenggaraan penanggulangan bencana yang memerlukan proses penilaian atas kerusakan dan kerugian serta kebutuhan yang bersifat komprehensif baik aspek fisik maupun aspek kemanusiaan. Seluruh upaya pemulihan rekonstruksi dilakukan dengan prinsip dasar membangun yang lebih baik (build back better) dan pengurangan resiko bencana (disaster risk reduction) sebagaimana diatur dalam Peraturan Kepala BNPB Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pedoman Umum Rekonstruksi.

Dalam rangka implementasi Rencana Aksi Rekonstruksi Pascabencana banjir bandang Manado khususnya pada sector permukiman, perlu disusun petunjuk teknis Rekonstruksi Pascabencana sektor Permukiman sebagai acuan untuk pelaksanaan para pihak yang berkepentingan, seperti masyarakat terdampak,

pemerintah daerah, maupun pihak lain yang akan membantu

terlaksananyapenyelenggaraan rekonstruksi sector permukiman.

b. Maksud dan Tujuan 1. Maksud

Penyusunan Petunjuk teknis ini dimaksudkan sebagai acuan yang dapat memberikan pemahaman dan persepsi yang sama sebagai penjabaran dari Pedoman Umum pada penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana kota Manado TA. 2015 sektor Perumahan dan Permukiman berbasis masyarakat.

2. Tujuan

Tujuan penyusunan Petunjuk Teknis ini untuk menjamin ketertiban dan kelancaran pelaksanaan kegiatan serta memastikan tercapainya tujuan kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Sektor Permukiman secara efektif, efisien, akuntabel dan sesuai dengan ketentuan / peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Ruang Lingkup

Petunjuk Teknis ini mengatur pelaksanaan kegiatan penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana kota Manado TA. 2015 sektor Perumahan dan Permukiman berbasis masyarakat yang mengacu pada Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana. Khususnya penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi dengan relokasi.

(7)

PETUNJUK TEKNIS Page | 2 d. Pengertian

Rehabilitasi dan rekonstruksi dengan relokasi adalah kegiatan

pembangunan hunian tetap dilokasi lain yang lebih aman dari bencana akibat dari resiko bencana yang akan di hadapi.

(8)

PETUNJUK TEKNIS Page | 3 BAB II

STRATEGI SASARAN DAN KRITERIA

Kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana pada prinsipnya adalah upaya mengembalikan kondisi kehidupan masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena bencana pada situasi yang lebih baik dari sebelumnya. Pemulihan sektor permukiman berupa pembangunan hunian tetap (Huntap) yang rusak karena bencana beserta prasarana lingkungannya sudah sepatutnya dijadikan prioritas.

a. Strategi

1. Penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi sektor permukiman dengan pola pemberdayaan masyarakat berbasis komunitas dirancang dengan strategi pengorganisasian masyarakat dan bertumpu pada inisiatif dan prakarsa masyarakat dengan tidak meninggalkan kearifan lokal dan gotong royong. Hal ini untuk membangun komunitas, menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat dilokasi terdampak bencana.

2. Penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi sektor permukiman yang menggunakan pendekatan pemberdayaan berbasis masyarakat, agar tetap berorientasi pada pengurangan resiko bencana, maka harus dibangun suatu system pendampingan masyarakat yang pelaksanaannya dikoordinasikan oleh BPBD kota Manado.

3. Berdasarkan dokumen rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi sektor permukiman kota manado

b. Sasaran & Indikator

Sasaran pemulihan sektor permukiman (hunian tetap dan prasarana lingkungan permukiman) adalah :

1. Terpenuhinya pelaksanaan pembangunan rumah masyarakat yang rusak akibat bencana yang memenuhi syarat konstruksi rumah yang ramah gempa.

2. Terbangunnya komunitas dilokasi sasaran yang diharapkan mampu

menyelenggrakan rehabilitasi dan rekonstruksi pembangunan hunian tetap (huntap).

3. Terciptanya proses interaksi antar warga dalam menanggulangi persoalan bersama dan menumbuh kembangkan solidaritas sosial yang kondusif dalam membangun komunitas.

4. Memperhatikan kearifan local didalam masyarakat sesuai dengan potensi budaya yang sudah ada.

Sedangkan indikator capaian adalah terbangunnya hunian tetap (huntap) dan tersusunnya dokumen RPP serta dihuni oleh masyarakat penerima BDR.

(9)

PETUNJUK TEKNIS Page | 4 c. Kriteria Penerima dana hibah RR

Dalam hal pembangunan hunian dilakukan dengan dana bantuan stimulus dari pemerintah, maka kriteria penerima dana bantuan hunian adalah sebagai berikut :

1. Rumah yang berada di bantaran sungai yang ada di Kota Manado dalam radius 15 meter dari sempadan sungai kiri-kanan, serta dibuktikan dengan surat

keterangan kepemilikan rumah yang sah.

2. Jika penerima memiliki lebih dari satu rumah, maka bantuan hanya akan di berikan untuk satu rumah.

3. Apabila kepala keluarga meninggal dunia, maka ahli waris hanya dapat menerima satu hunian, walaupun ahli waris lebih dari satu orang.

4. Apabila rumah di lokasi area terdampak telah terjadi pemindah tanganan hak kepemilikan baik hibah ataupun jual beli, maka kedua belah pihak tidak berhak mendapatkan Bantuan Dana Rumah.

5. Bantuan Dana Rumah diberikan kepada penerima bantuan yang belum dan atau tidak sedang dalam proses mendapatkan bantuan hunian dari sumber pendanaan lain berdasarkan data dari pemerintah kelurahan.

6. Peneriman Bantuan Dana Rumah wajib menunjukkan bukti identitas diri (KTP dan KK yang telah di legalisir oleh pemerintah kelurahan) serta bukti

kepemilikan (sertifikat, HGU surat keterangan dari kelurahan dan kecamatan) atau hak guna atas tanah pada lokasi lama yang terdata oleh aparat setempat. 7. Penerima Bantuan Dana Rumah bersedia menempati rumah hunian baru di

daerah relokasi dan kepemilikan atas lahan di lokasi asal masih tetap menjadi hak milik yang bersangkutan, selama bisa menunjukkan bukti kepemilikan (sertifikat), dan tidak dapat dihuni kembali.

8. Bersedia mengikuti aturan yang ditetapkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

9. Penerima BDR berdasarkan SK walikota Manado setelah dilakukan verifikasi dan valiadasi serta uji public.

(10)

PETUNJUK TEKNIS Page | 5 BAB III

ORGANISASI PENGELOLA KEGIATAN

Pengorganisasian Pengelolaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi

pembangunan sektor perumahan dan permukiman pasca banjir bandang Manado yang menggunakan dana APBN yang telah di alokasikan ke dalam kas daerah di sesuaikan dengan peran dari setiap unsur yang terkait mulai dari tingkat propinsi sampai dengan ke tingkat masyarakat.

1. Pengendali dan pengawasan ditingkat Propinsi

BPBD propinsi memiliki tugas pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi sektor permukiman yang dilaksanakan oleh Pokmas. Tugas Utama :

a. Menyediakan dan menghibahkan lahan untuk relokasi yang telah disepakati bersama BNPB, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan Pemerintah Kota Manado.

b. Memfasilitasi penyelesaian konflik sosial, dan pengaduan masyarakat, terkait penyediaan Lahan Relokasi.

c. Melakukan Monitoring dan Evaluasi penyelenggaraan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Sektor Perumahan dan Permukiman.

2. Pelaksana Kegiatan ditingkat Kota Manado

a. BPBD Kota sebagai pelaksana kegiatan Tugas Utama BPBD Kota :

1. Penyelenggaraan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Sektor Perumahan dan Permukiman yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Manado, sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan dan kegiatan ini dilaksanakan oleh BPBD melalui pihak ketiga.

2. Merencanakan dan menerapkan program penyelenggaraan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Sektor Perumahan dan Permukiman dengan melibatkan partisipasi masyarakat.

3. Menetapkan Pokmas atas nama pemerintah kota Manado

4. Memfasilitasi penyelesaian konflik sosial, dan pengaduan masyarakat yang tidak dapat diselesaikan di tingkat kecamatan dan Kelurahan.

(11)

PETUNJUK TEKNIS Page | 6

5. Melaksanakan pengendalian penyelenggaraan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Sektor Perumahan dan Permukiman.

b. PPK

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah personil pada bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kota Manado yang memiliki sertifikat Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, ditetapkan oleh Walikota Manado.

Tugas PPK adalah :

a. Melakukan proses pengadaan barang dan jasa.

b. Melakukan pengendalian konsultan manajemen Insitu dan Relokasi.

c. Menyusun Pedoman Umum serta Pedoman Teknis Pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pasca Bencana Kota Manado TA. 2015 Sektor Perumahan dan Permukiman.

d. Mengusulkan penetapan SK penerima manfaat kepada Walikota Manado berdasarkan hasil verifikasi dan validasi serta uji publik.

e. Mengusulkan penetapan SK Pokmas kepada Kepala Pelaksana BPBD Kota Manado.

f. Memastikan perencanaan pembangunan huntap (site plan) dan perencanaan

teknis prasarana lingkungan permukiman.

g. Pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi sektor perumahan dan permukiman.

c. PPTK

PPTK Sektor perumahan dan permukiman ditetapkan oleh Walikota atas usulan Kepala Pelaksana BPBD Kota Manado, dengan tugas membantu PPK secara teknis dalam pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi sektor perumahan dan permukiman.

d. TPM (Tim Pendamping Masyarakat)

TPM adalah lembaga pimpinan kolektif yang pada hakekatnya mengandung pengertian sebagai wadah masyarakat untuk bersinergi dan menjadi lembaga kepercayaan milik masyarakat, yang diakui baik oleh masyarakat sendiri maupun

(12)

PETUNJUK TEKNIS Page | 7

pihak luar. Dalam upaya kelancaran pelaksanaan rekonstruksi di tingkat desa peranan serta pimpinan tokoh masyarakat lokal, baik formal maupun informal sangat diperlukan, untuk itu perlu dibentuk TPM yang anggotanya antara lain tokoh masyarakat dan warga masyarakat setempat yang memahami masalah sosial dan teknis konstruksi bangunan rumah. TPM menpunyai tugas sebagai berikut :

a. Mendampingi masyarakat dalam melaksanakan kegiatan pembangunan rumah pasca bencana.

b. Bersama-sama dengan Fasilitator memfasilitasi pembentukan Pokmas Pembangunan Permukiman.

c. Bersama dengan Fasilitator mengajukan persetujuan pencairan dana BDR Pembangunan Permukiman bantuan Pemerintah yang diajukan Pokmas sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.

d. Melakukan pengawasan pelaksanaan pembangunan rumah yang

dilaksanakan oleh Pokmas Pembangunan Permukiman.

e. Melakukan koordinasi dengan KM dan Fasilitator untuk bersama-sama menangani penyelesaian konflik sosial, keluhan dan pengaduan masyarakat di wilayah terdampak bencana.

f. Bersama fasilitator teknik, membantu masyarakat dalam mempersiapkan pembangunan huntap, berdasarkan dana yang telah disalurkan kepada masyarakat sesuai dengan usulan yang telah disetujui.

g. Menyusun dan menyampaikan laporan kegiatan kepada PPTK.

h. Berkoordinasi rutin dengan Fasilitator, Pokmas, PPTK, PPK dan lain-lain. i. TPM dibentuk dan ditetapkan oleh BPBD Kabupaten/ Kota yang anggotanya

terdiri dari:

1 (satu) orang unsur Kecamatan. 1 (satu) orang unsur Polsek setempat. 1 (satu) orang unsur Koramil setempat

(13)

PETUNJUK TEKNIS Page | 8

3. Pelaksana ditingkat Masyarakat

a. Pokmas merupakan masyarakat penerima manfaat sekaligus pelaksana langsung kegiatan pembangunan rumah dan permukiman pascabencana yang diorganisir dalam kelompok masyarakat yang bekerja secara sukarela, dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Anggota Pokmas 15 - 20 KK diusahakan masih satu Lingkungan, bila tidak

mencukupi minimal 15 KK, boleh diambil dari KK Lingkungan lain terdekat.

b. Pokmas yang terbentuk ditetapkan oleh kepala Pelaksana BPBD Kota atas

nama pemerintah kota Manado.

c. Keanggotaan Pokmas terdiri dari Ketua sekaligus berperan sebagai

koordinator, Sekretaris, Bendahara dan Anggota Pokmas atas persetujuan dari semua anggota dalam pertemuan pembentukan Pokmas.

d. Pokmas menyusun usulan prioritas pelaksanaan pembangunan huntap,

baik dalam pemilihan prioritas anggota Pokmas, jenis kegiatan maupun pelaksanaannya.

e. Pokmas melakukan fasilitasi terjadinya forum musyawarah warga,

sosialisasi, pelatihan-pelatihan bagi warga dalam rangka pelaksanaan pembangunan rumah pasca bencana.

f. Pokmas berkomitmen menjalankan amanah untuk mengelola Bantuan

Dana Rumah dengan menerapkan prinsip transparansi dan akuntabilitas.

g. Pokmas menjamin implementasi pembangunan rumah sesuai dengan

persyaratan yang telah ditetapkan.

h. Pokmas mengadakan pertemuan rutin anggota Pokmas untuk semua

permasalahan yang berhubungan dengan proses pembangunan rumah.

i. Pokmas membuat pelaporan pemanfaatan dana kepada TPM.

j. Pokmas berkoordinasi dengan TPM, Fasilitator, dll.

b. Fasilitator

Fasilitator adalah pendamping pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi sektor perumahan dan permukiman. Fasilitator direkrut oleh Konsultan Manajemen dan ditetapkan oleh PPK

(14)

PETUNJUK TEKNIS Page | 9

berdasarkan kontrak Manajemen guna melaksanakan kegiatan pendampingan Pokmas di tingkat kelurahan. TIM Fasilitator terdiri dari :

 Senior Fasilitator, 1 orang  Fasilitator Teknik, 2 orang  Fasilitator Sosial, 1 orang

 Fasilitator Ekonomi/Administrasi, 1 orang

 Pengendali Mutu, 2 orang.

TIM Fasilitator mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Mendampingi7 - 10 Pokmas.

b. Melakukan pendampingan kegiatan teknis pembangunan termasuk pengendalian mutu, administrasi/keuangan dan social kemasyarakatan.

c. Melakukan pendampingan masyarakat dengan menerapkan pola

pemberdayaan masyarakat.

d. Berkoordinasi rutin dengan Pokmas dan TPM.

e. Memfasilitasi proses penyelesaian masalah tingkat Pokmas terkait dengan huntap.

f. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan, dokumentasi dan perkembangan

pekerjaan mingguan dan bulanan berupa laporan manual, aplikasi dan SIM.

c. Kordinator Lapangan ( Korlap)

Merupakan bagian dari konsultan manajemen yang bertanggungjawab langsung kepada Team Leader.

Tugas Koordinator Lapangan adalah :

a. Melakukan persiapan, perencanaan, pelaksanaan, koordinasi, monitoring, supervisi dan pelaporan seluruh kegiatan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi sector perumahan dan pemukiman.

(15)

PETUNJUK TEKNIS Page | 10

c. Sebagai pelaksana lapangan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi di wilayah dampingan (Relokasi).

d. Menjamin realisasi pemberdayaan masyarakat dilakukan secara tepat melalui manajemen dan fasilitasi yang benar kepada Tim fasilitator.

e. Menjamin visi, misi, tujuan, strategi, sasaran dan pendekatan rehabilitasi dan rekonstruksi dapat dilaksanakan secara konsisten sesuai ketentuan yang berlaku.

f. Mengkondisikan masyarakat, kelompok-kelompok masyarakat serta kekuatan-kekuatan sosial yang ada, termasuk di dalamnya perangkat pemerintah kota, agar memahami esensi dan substansi kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi sehingga dapat memberikan dukungan maupun kontrol yang memadai.

g. Menjamin Sistem Informasi Manajemen (SIM) di tingkat konsultan maupun tingkat Pemerintah kota dapat berfungsi dengan baik, melalui pengelolaan dan penyediaan input data yang akurat.

d. Konsultan Management (KM)

Konsultan Manajemen adalah penyedia jasa yang ditugaskan untuk

menyelenggarakan rehabilitasi dan rekonstruksi sektor perumahan dan

permukiman kota manado.

Tugas Konsultan Manajemen, adalah sebagai berikut :

a. Berkoordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Sektor Perumahan dan Permukiman;

b. Mengidentifikasi dan merumuskan kegiatan dalam penyelenggaraan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Sektor Perumahan dan Permukiman.

c. Menyusun Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis dalam penyelenggaraan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Sektor Perumahan dan Permukiman.

d. Melaksanakan dan mengendalikan seluruh pelaksanaan kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Sektor perumahan dan Permukiman.

e. Mengidentifikasi dan memfasilitasi penyelesaian masalah. f. Menyiapkan Siteplan inisiatif.

(16)

PETUNJUK TEKNIS Page | 11

e. Membuat laporan perkembangan hasil tugas-tugas kordinator lapangan secara berkala.

A. ALUR STRUKTUR ORGANISASI SECARA UMUM

Alur kordinasi penanggung jawab pelaksanaan kegiatan dengan pembangunan huntap khususnya melalui pemberdayaan masyarakat digambarkan sebagaimana terdapat pada gambar dibawah ini :

(17)

PETUNJUK TEKNIS Page | 12 BAB IV

MEKANISME PENYELENGGARAAN

Mekanisme penyelenggaraan bantuan dana hibah rehabilitasi dan rekonstruksi sektor perumahan dan permukiman dengan pola pemberdayaan masyarakat (berbasis komunitas) pascabencana banjir bandang Manado terdiri dari beberapa tahapan kegiatan pokok.

1. Sosialisasi tingkat Kecamatan dan Kelurahan

Sosialisasi tingkat Kecamatan dan kelurahan merupakan kegiatan oleh fasilitator dan TPM untuk memperkenalkan program atau kegiatan yang akan di danai melalui Dana hibah dari pemerintah ke pemerintah daerah dalam rangka bantuan pendanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana.

Sosialisasi Kecamatan merupakan pertemuan antar Kelurahan untuk sosialisasi awal tentang tujuan, prinsip, kebijakan, prosedur maupun hal-hal lain yang

berkaitan dengan Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi serta untuk menentukan kesepakatan-kesepakatan antar Kelurahan dalam melaksanakan Kegiatan

Rehabilitasi dan Rekonstruksi di masing masing Kelurahan.

Tujuan : a. Mendiseminasikan informasi pokok Kegiatan Rehabilitasi

dan Rekonstruksi meliputi tujuan, prinsip-prinsip, kebijakan,

pendanaan, organisasi, proses dan prosedur yang

dilakukan,

b. Menginformasikan rencana program atau proyek dari Kota Manado yang benar-benar akan dilaksanakan di kecamatan,

c. Menginformasikan pelaku-pelaku Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi di tingkat Kelurahan dan antar Kelurahan seperti TPM, dan POKMAS

Waktu : Sebelum pelaksanaan Sosialisasi atau selambat-lambatnya dua

minggu setelah fasilitator pertama kali ditugaskan di kecamatan tersebut.

Tempat : Kantor Kecamatan atau Balai Pertemuan di Kecamatan, atau

tempat lain yang memungkinkan untuk penyelenggaraan pertemuan.

Peserta :  TPM

 Pemanfaat BDR

 LPM atau sebutan lainnya,

 Tokoh masyarakat, tokoh agama,

(18)

PETUNJUK TEKNIS Page | 13

Pemandu : Fasilitator Kecamatan dan PPTK di bantu Korlap

Metode : Ceramah, curah pendapat

Materi :  Petunjuk Teknis Operasional Kegiatan Rehabilitasi dan

Rekonstruksi tentang Sosialisasi,

 Mengenai Tugas, Tanggung jawab Pelaku Kegiatan

Rehabilitasi dan Rekonstruksi PerKelurahanian. Pemilihan dan Pengurus POKMAS

Alat :  Daftar hadir,

 Daftar Penerima BDR

Persiapan : ,

1. PPTK bersama Fasilitator Kecamatan membuat surat undangan yang ditandatangani oleh Camat. Seminggu sebelum pelaksanaan, undangan sudah disebarkan luaskan kepada wakil-wakil Kelurahan dan masyarakat umum melalui papan informasi dan pertemuan-pertemuan informal yang ada di Kelurahan

2. Undangan harus memuat: waktu dan tempat

pertemuan, tujuan dan agenda pertemuan dan Nama Nama Pemanfaat BDR Yang wajib hadir ,Dalam undangan juga disebutkan bahwa terbuka kesempatan bagi masyarakat lainnya yang berminat untuk hadir dalam Sosialisasi,

3. PPTK bersama Fasilitator Kecamatan menyiapkan materi yang akan disampaikan, alat dan tempat yang akan digunakan. Usahakan tempat duduk ditata menjadi setengah lingkaran atau seperti huruf ”U”.

Proses Sosialisasi

1. PPTK memberikan pengantar untuk menjelaskan maksud dan tujuan musyawarah,

2. Pembukaan oleh Camat atau yang mewakilinya, 3. PPTK menjelaskan agenda pertemuan musyawarah,

4. Penyampaian informasi Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi

PerKelurahanian oleh Fasilitator

5. Tanya jawab dan klarifikasi terhadap hal-hal yang dianggap masih belum jelas oleh peserta,

6. PPTK bersama Fasilitator Kecamatan membacakan kembali hasil pertemuan, 7. PPTK bersama Fasilitator Kecamatan membuat Berita Acara Sosialisasi,

(Lihat Lampiran Berita Acara Musyawarah/ Forum Pertemuan  Form.1 )

(19)

PETUNJUK TEKNIS Page | 14 Hal–hal yang harus Diperhatikan

 Pastikan kehadiran seluruh Penerima BDR dari masing masing

Kelurahan dalam mengikuti pertemuan Sosialisasi,

 Persiapkan secara baik dan lengkap media atau alat bantu serta materi

tulis di kertas lebar dengan huruf besar dan mudah dibaca oleh banyak orang dari jarak yang relatif jauh guna memudahkan peserta pertemuan sosialisasi memahami tujuan dan proses pelaksanaan Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi

 Atur ruangan pertemuan sehingga memungkinkan peserta pertemuan

untuk berinteraksi secara aktif dan demokratis,

 Hindari hal–hal yang bersifat dominasi terhadap proses pertemuan dari

dan oleh siapapun juga,

 Fasilitator Kecamatan jangan memaksakan diri untuk menjawab

pertanyaan yang belum diketahui persis kepastiannya, apalagi yang berkaitan dengan kebijakan Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi ,

 Dokumentasikan secara baik proses dan hasil pertemuan sosialisasi

dan disebarluaskan kepada masyarakat melalui papan-papan informasi yang tersedia,Di Kantor KORLAP

 Dipastikan bahwa semua Penerima BDR sudah memahami betul

tentang Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi PerKelurahanian, .

 Hindari penggunaan bahasa asing, pergunakan bahasa dan kebiasaan

lokal.

Sosialisasi di tingkat Kelurahan merupakan sosialisasi yang dilaksanakan segera setelah sosialisasi di tingkat kecamatan Sosialisasi ini juga masih bagian dari kegiatan sosialisasi Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi di Kelurahani

Tujuan : a. Memperkenalkan Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi

kepada LPM, aparat pemerintah Kelurahani, tokoh masyarakat dan masyarakat umum di Kelurahan

b. Menyampaikan hasil Musyawarah Sosialisasi kecamatan c. Memilih dan menyepakati Pengurus dan Anggota POKMAS

yang akan bertugas hingga akhir Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi

d. Menyepakati dan menetapkan Jadwal Kegiatan POKMAS e. Menyepakati dan menetapkan jadwal Pelaksanaan kegiatan

(20)

PETUNJUK TEKNIS Page | 15

Waktu : Setelah pelaksanaan sosialisasi Kecamatan

Tempat : Balai Kelurahan atau tempat pertemuan yang lazim dipakai.

Peserta :  Kepala Kelurahan dan aparat Kelurahan

 LPM atau sebutan lainnya,

 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM),  Wakil RTM Kelurahani,

 Wakil perempuan,  LSM/ormas,

 Tokoh masyarakat, tokoh agama,

 Anggota masyarakat lainnya yang berminat untuk hadir.

Pemandu : Fasilitator Kecamatan dan PPTK

Metode : Ceramah, curah pendapat dan diskusi.

Materi :  Petunjuk Teknis Operasional Kegiatan Rehabilitasi dan

Rekonstruksi

 Menjelaskan mengenai Tugas, Tanggung jawab dan Proses

Pemilihan POKMAS Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Alat  Daftar hadir

 Bahan-bahan untuk melakukan pemungutan suara tertutup

(kertas dan alat tulis,dll).

Persiapan : 1. PPTK bersama Fasilitator Kecamatan memastikan kembali

jadwal dan tempat pelaksanaan Sosialisasi dengan Kepala Kelurahan yang bersangkutan.

2. PPTK bersama Fasilitator Kecamatan memastikan calon-calon pengurus POKMAS hasil identifikasi sebelumnya dapat hadir di musyawarah sosialisasi.

3. PPTK bersama Fasilitator Kecamatan memastikan informasi pelaksanaan sosialisasi telah tersebar di masyarakat, baik melalui papan-papan informasi atau media pertemuan– pertemuan yang ada di Kelurahan

4. PPTK bersama Fasilitator Kecamatan menyiapkan materi yang akan disampaikan, alat dan tempat yang akan digunakan. Usahakan tempat duduk ditata menjadi setengah lingkaran atau seperti huruf “U”.

5. Fasilitator Kecamatan memastikan tempat pertemuan dan peralatan lainnya yang memungkinkan terselenggaranya pertemuan secara efektif.

6. Fasilitator Kecamatan menyiapkan agenda pertemuan, notulen pertemuan dan daftar hadir.

(21)

PETUNJUK TEKNIS Page | 16

Proses Sosialisasi Kelurahan

1. Sambutan oleh Kepala Kelurahan yang sekaligus menjelaskan maksud dan tujuan pertemuan,

2. Penjelasan tentang Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi PerKelurahanian oleh PPTK bersama Fasilitator Kecamatan dengan materi yang sudah dipersiapkan sebelumnya termasuk hasil-hasil Sosialisasi Kecamatan

3. PPTK bersama Fasilitator Kecamatan menjelaskan tentang Tidak adanya dana operasional POKMAS dalam kegiatan Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi

4. Tanya jawab dan klarifikasi terhadap hal-hal yang dianggap masih belum jelas oleh peserta,

5. Memilih serta menetapkan Pengurus POKMAS

6. Fasilitator Kecamatan dan PPTK melanjutkan pertemuan dengan

menjelaskan: Proses pemilihan dan penetapan Pengurus POKMAS

7. Menyampaikan rencana kegiatan selanjutnya sekaligus menutup acara pertemuan,

8. Membuat Berita Acara Musdes Sosialisasi.

Hal–hal yang harus Diperhatikan

 Persiapkan materi (tulis di kertas lebar dengan huruf besar dan mudah dibaca oleh banyak orang dari jarak yang relatif jauh).

 Gunakan media, alat bantu yang telah tersedia seefektif mungkin agar masyarakat mudah memahami penjelasan tentang pelaksanaan Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi PerKelurahanian.

 Hindari penggunaan bahasa asing yang akan menyulitkan masyarakat

dalam memahaminya.

 Pastikan masyarakat yang paling miskin dan perempuan ikut dalam

pertemuan.

2. Pelaksanaan Validasi data BPBD Kota Manado

Kegiatan validasi data dari BPBD kota manado dilakukan dengan melakukan penyesuaian atau pencocokan data di masing-masing kelurahan terdampak bencana untuk mendapatkan data penerima manfaat yang akan direlokasi.

(22)

PETUNJUK TEKNIS Page | 17 3. Finalisasi Data Penerima manfaat & Pembentukan Pokmas

Kegiatan ini terbagi menjadi dua kegiatan :

- Pelaksanaan Validasi data Penerima manfaat

Pelaksanaan validasi data penerima manfaat merupakan kegiatan oleh

fasilitator dalam rangka validasi dan uji publik data penerima manfaat terhadap data yang telah di tetapkan melalui Surat Keputusan Walikota.

- Pembentukan Pokmas

Dalam penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi sektor perumahan dan permukiman ditingkat masyarakat sebagai penerima manfaat harus dibentuk kelompok penerima manfaat sebagai pelaksana langsung kegiatan

pembangunan rumah pascabencana melalui proses pengorganisasian warga bersama lurah dibentuk Pokmas pembangunan pemukiman.

4. Pelatihan Pokmas

Pelatihan merupakan bagian tak terpisahkan dari seluruh rangkaian kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pada setiap tahapan pelaksanaan akan terjadi proses transfer pengetahuan dan ketrampilan antar pelaku program dan masyarakat, sehingga terjadi proses pembelajaran. Pendekatan pelatihan dalam Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi menggunakan pola pembelajaran andragogi (pembelajaran orang dewasa) dengan metode yang partisipatif. Untuk meningkatkan kualitas pelaku kegiatan , ada dua jenis strategi pelatihan yang akan digunakan yaitu:

(a) Pelatihan Pra Tugas

Para pelaku kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi di masyarakat seperti: POKMAS , dan Tukang sebelum menjalankan tugasnya akan mendapat pelatihan terlebih dahulu. Pelatihan kepada mereka ini lebih banyak akan dipandu dan diberikan oleh Fasilitator dan Koordinator Lapangan Dengan demikian Fasilitator dan Koordinator Lapangan harus mempunyai kompetensi atau pengetahuan dan ketrampilan sebagai seorang pelatih.

(b) Pelatihan Lanjutan

Sebagai bentuk pendampingan dan dukungan teknis di lapangan, Fasilitator dan Konsultan perlu memberikan tambahan pengetahuan dan ketrampilan serta pengembangannya kepada POKMAS dan Tukang. Tambahan pengetahuan dan ketrampilan ini dapat diberikan melalui pelatihan lanjutan dengan menggunakan beberapa metode seperti dengan OJT (on-the-job-

training), IST (in-service-training), kaji silang, asistensi, focus group disscussion (FGD), pembimbingan individu untuk penanganan masalah,

curah pendapat, simulasi. Model Pelatihan Lanjutan diberikan POKMAS dan Tukang sambil menjalankan tugas-tugasnya. Pelatihan ini dilakukan secara rutin sesuai dengan kebutuhan dengan waktu dan materi yang sangat

(23)

PETUNJUK TEKNIS Page | 18

bervariasi Dengan demikian dituntut bagi Fasilitator dan konsultan dapat memperkirakan kebutuhan materi apa yang perlu disampaikan dalam pelatihan lanjutan kepada POKMAS dan Tukang.

Kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan kapasitas dan fasilitasi di lokasi sasaran, terdiri atas :

1. Komponen Kegiatan Sosialisasi :

a. Workshop Orientasi Kajian Kawasan;

b. Workshop Penyunan Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Kota/Kabupaten;

c. Workshop Penguatan Kapasitas BPBD

d. Workshop Pelembagaan Tanggap Bencana Daerah

e. Kegiatan FGD Tematik sesuai Kebutuhan;

2. Komponen Kegiatan Pelatihan :

a. Pelatihan Protap dan Rencana Aksi RRPB (Rehabilitasi dan

Rekontruksi Pasca Bencana);

b. Pelatihan Manajemen Konstruksi;

c. Pelatihan Rumah Tahan Gempa;

d. Pelatihan Operasi dan Pemeliharaan (O/P);

e. OJT untuk Tim Fasilitator sesuai kebutuhan lapang;

f. OJT Tukang sesuai kebutuhan lapang.

METODE PELATIHAN LANJUTAN

1. In-Service Training (IST)

In-Service Training adalah pelatihan yang diselenggarakan pada seluruh kesempatan untuk melatih se-kelompok peserta selama pelaksanaan tugas. Kesempatan utama terjadi pada setiap rapat bulanan. Bisa juga termasuk kesempatan untuk memanggil seluruh orang untuk diberi sedikit pelajaran tambahan – misalnya cara mengisi format evaluasi. Untuk In-Service Training, konsultan seharusnya menyiapkan rencana pelajaran seperti untuk pelatihan resmi yang lain, tidak hanya sekedar bertanya “mau belajar apa?” Semua aturan pelatihan berlaku: partisipasi peserta, cara menggunaan pertanyaan, kualitas alat peraga, kualitas suara, kendala ruangan, kualitas bahan, kesempatan praktek, pemberian umpan balik, sikap positif, pemberian contoh, dan lain-lain.

2. On-the-Job-Training (OJT)

OJT dilaksanakan di tempat kerja, dan biasanya dilakukan untuk tim kecil atau untuk masyarakat setempat. OJT dilakukan pada saat kunjungan kerja berdasarkan kebutuhan lokal, sehingga tidak selalu tahu OJT mana akan diberikan. Lebih sering OJT dilakukan apabila dinilai ada kegiatan yang belum dikerjakan dengan baik, misalnya pemasangan batu pengunci untuk jalan Telford.

Process OJT cukup sederhana, terdiri dari empat langah: 1. Siapkan orang yang mau dilatih (agar mau belajar) 2. Sampaikan kegiatan (pelatih memberi contoh) 3. Coba dilakukan sendiri oleh pekerja (sampai mampu) 4. Tindak lanjut (umpan balik dan pembimbingan, bila perlu)

Tentu saja, sebelum pelatihan dimulai pelatih telah memikirkan urutan pekerjaan, hal-hal yang harus diperhatikan, dan cara mengukur keberhasilan.

(24)

PETUNJUK TEKNIS Page | 19 5. Identifikasi kebutuhan dan survei Teknis

Kegiatan identifikasi kebutuhan dan survei teknis sangat penting dilakukan terhadap lahan relokasi,agar didapat informasi yang lebih lengkap terhadap lokasi yang akan menjadi tempat pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi , sehingga kegiatan ini lebih diarahkan kepada :

1. Penetapan lokasi relokasi

2. Batas lahan relokasi yang berbatasan langsung dengan lahan pihak lain di ke empat sisi yaitu, Utara, Selatan, Barat, Timur

3. Sumber Air

4. Jalan Akses ke lokasi Relokasi 5. Survey topografi

6. Penyusunan Siteplan defenitif 7. Ketersediaan material local

6. Penyusunan Dokumen Teknis Pembangunan Perumahan (DTPP)

Dokumen Teknis Pembangunan Perumahan (DTPP) merupakan suatu dokumen yang disusun oleh Pokmas, isi dari dokumen tersebut terdiri dari 2 (dua) bagian pokok yaitu dokumen adminstrasi dan dokumen Detail Engineering Design (DED). Dalam penyusunan DTPP, Pokmas dibantu dan di dampingi langsung oleh

fasilitator, dimana isi dari DTPP terdiri dari : 1. Siteplan huntap

2. Model hunian tetap (huntap), beserta tahapan pelaksanaan yang dilakukan secara partisipatif.

3. Rencana Anggaran Biaya pembangunan huntap sehingga tersusun RAB yang efisien dan benar.

4. Rencana kerja pelaksanaan pembangunan huntap termasuk rencana pengadaan bahan.

Persyaratan Administrasi berupa :

1. Berita acara pembentukan Pokmas

2. SK Pembentukan Pokmas

3. Identitas anggota Pokmas

4. Surat Kepemilikan / keterangan atas tanah dan bangunan

5. Berita acara penetapan harga satuan bahan dan upah

6. Foto progress 0%

7. Rencana tapak (site plan)

Masing-masing anggota Pokmas membuat pernyataan kesanggupan

(25)

PETUNJUK TEKNIS Page | 20 7. Verifikasi Dokumen Teknis Pembangunan Perumahan (DTPP)

Penilaian kelayakan Dokumen Teknis Pembangunan Perumahan (DTPP)

a. Tim fasilitator memverifikasi keabsahan DTPP termasuk daftar usulan penerima dana dan selanjutnya diserahkan kepada Korlap. Korlap mengesahkan DTPP yang dinilai layak dengan menandatanganinya, kemudian Korlap mengajukan DTPP yang telah disahkan kepada PPTK.

b. Satu Salinan DTPP yang telah disahkan Korlap diteruskan kepada PPTK untuk pembuatan Surat Perjanjian Pengelolaan BDR (SPP-BDR) antara Pokmas dengan PPTK.

8. Pengajuan BDR dari Kas Daerah ke Rekening Pokmas

Untuk Pengajuan penyaluran Bantuan Dana Rumah dari Kas Daerah ke Rekening Masyarakat harus memenuhi syarat-syarat, yaitu :

 Menandatangani SPP-BDR (Surat Perjanjian Pengelolaan Bantuan Dana

Rumah) dengan melampirkan :

a. Daftar Nominatif Anggota Kelompok Masyarakat b. Rekening Pokmas

c. Dokumen Teknis Pembangunan Perumahan (DTPP)

d. Administrasi (Berita Acara Pembentukan Pokmas, SK Pembentukan POKMAS,Identitas anggota POKMAS, Surat Kepemilikan Tanah, Berita Acara penetapan harga satuan, foto 0%, site plan)

e. Rencana Penggunaan Bantuan Dana Rumah

f. Surat Pernyataan Kesanggupan Penyelesaian Pembangunan Hunian Tetap masing-masing anggota Kelompok Masyarakat.

g. Berita Acara Pembayaran Dana antara PPTK dan Kelompok Masyarakat h. Kwitansi Tanda Terima Bantuan Dana Rumah Kelompok Masyarakat.

9. Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksanaan pembangunan sektor perumahan dan permukiman terdiri dari pembangunan hunian tetap dan prasarana lingkungan.

a. Pembangunan hunian tetap (huntap) terdiri dari : - Sosialisasi dan Pelatihan

- Persiapan Konstruksi - Pelaksanaan Konstruksi

b. Pembangunan prasarana Lingkungan dilaksanakan secara kontraktual oleh BPBD.

(26)

PETUNJUK TEKNIS Page | 21 10. Forum Pertanggung jawaban & Kegiatan

Dalam melakukan Pertanggungjawaban Kegiatan termasuk Pelaporan keuangan POKMAS harus dapat memenuhi syarat sebagai transparansi dan akuntabilitas

(27)

PETUNJUK TEKNIS Page | 22

TAHAP PELAKSANAAN

ALUR PELAKSANAAN KEGIATAN BDR RELOKASI

Kegiatan Survey swadaya Pengajuan usulan prototype rumah tipe 36 Pembuatan DED Penyiapan Dokumen Administrasi Verifikasi Dokumen Proposal Pembuatan Rekening POKMAS Kegiatan Pelatihan POKMAS dan Tukang Pelatihan Administrasi & Pelaporan Pencairan Tahap I 40 % Pelaksanaan Konstruksi Tahap I LPJ Tahap I Tidak YA Tidak YA Pencairan Tahap II 40 % Pelaksanaan Konstruksi Tahap II LPJ Tahap II Tidak

Ya Pencairan Tahap III 20 %

Pelaksanaan Konstruksi Tahap III

LPJ Tahap III

Ya

Tidak

Serah Terima Kunci Kepada Penerima

Hibah

OJT

OJT

OJT

 Survey Harga Material

 Survey Ketersediaan tenaga

 Survey Ketersediaan Material lokal Sosialisasi tingkat Kecamatan Musyawarah Kegiatan Validasi Data Uji Publik Tidak YA Musyawarah Pembentukan POKMAS

TAHAP PERSIAPAN

(28)

PETUNJUK TEKNIS Page | 23 BAB V

PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA

Mekanisme pencairan dan penyaluran hibah dari pemerintah ke pemerintah daerah dalam rangka bantuan pendanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana mengikuti mekanisme Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 tahun 2006, tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah.

Bantuan Dana Rumah (BDR) dilaksanakan dengan memakai pola pemberdayaan masyarakat melalui Pokmas dan didampingi oleh Tim Fasilitator dan TPM.

A. Ketentuan pemberian Bantuan Dana Rumah (BDR)

1) POKMAS diwajibkan membuka rekening pada BANK BRI berdasarkan

surat rekomendasi dari PPK dengan 3 (tiga) spesimen tanda tangan, yaitu Ketua, Bendahara dan Sekretaris Pokmas.

2) Proses pencairan BDR dari rekening Pokmas harus ditandatangani secara

bersama oleh 2 (dua) orang pengurus Pokmas.

3) Proses pengajuan BDR harus dilengkapi dengan Dokumen Teknis

Pembangunan Perumahan (DTPP) yang telah diverifikasi dan disetujui oleh Tim Fasilitator dan Korlap.

4) Dalam BDR tidak dialokasikan dana untuk biaya operasional POKMAS, apabila dalam pelaksanaan BDR tersebut dibutuhkan biaya operasional maka dialokasikan dengan dana swadaya.

5) Pencairan BDR dari Kas Daerah ke Rekening Pokmas dilakukan dalam 3 (tiga) tahap, yaitu Tahap I sebesar 40%, Tahap II sebesar 30% dan Tahap III sebesar 30% dengan persyaratan sebagai berikut:

TAHAP

PENCAIRAN PERSYARATAN

TAHAP I : 40%

Kemajuan fisik 0%, dengan :

 Lokasi sudah jelas, lahan sudah dibersihkan (land

clearing) sesuai dengan nama penempatan huntap

 Masing-masing anggota POKMAS membuat pernyataan

kesanggupan pembangunan huntap dari dana BDR yang diterima bermaterai 6000

(29)

PETUNJUK TEKNIS Page | 24

TAHAP II : 30%

Kemajuan fisik terpasang minimal 20% atau penyerapan dana sebesar 80% dari Tahap I yang telah diperiksa oleh Fasilitator, TPM dan disetujui oleh PPTK dengan dibuktikan dengan BA. kemajuan fisik di lapangan.

TAHAP III : 30%

Kemajuan fisik terpasang minimal 60 % atau penyerapan dana sebesar 80% dari Tahap I dan Tahap II yang telah diperiksa oleh fasilitator, TPM dan disetujui oleh PPTK dibuktikan dengan BA. kemajuan fisik di lapangan

B. Mekanisme Pencairan dan Penyaluran Bantuan Dana Rumah (BDR)

1. Pencairan Bantuan Dana Rumah (BDR)

Pencairan BDR dilakukan dari Kas Daerah ke rekening kolektif yang ada di POKMAS dengan nama ”Rekening Pokmas BDR RELOKASI” pada BANK BRI. Pencairan BDR dari kas daerah ke rekening Pokmas dilakukan dalam 3 (tiga) tahap, yakni : tahap I 40%; tahap II 30% ; tahap III 30%.

Pokmas membuka rekening dengan nama ”Rekening Bantuan Dana

Rumah RELOKASI ……” pada BANK BRI dengan lokasi pelaksanaan

kegiatan sesuai kesepakatan yang akan digunakan untuk menampung BDR. PPTK mengirimkan nama dan contoh tanda tangan Pengurus Pokmas dan unsur Fasilitator yang berwenang menandatangani SPP-BDR kepada Bank Pembayar di wilayah masing-masing. Pembukaan rekening kolektif Pokmas sebaiknya dilakukan sebelum penandatanganan SPP-BDR.

Syarat dan Dokumen yang harus disiapkan dalam proses pengajuan pencairan dana BDR dari POKMAS ke PPTK, adalah sebagai berikut :

1.1. Pengajuan Dana 40% Tahap I :

1. Lembar Verifikasi Dokumen Pengajuan Dana [Form 1] 2. Surat Permohonan Pengajuan Pencairan Dana[Form 2] 3. SK Walikota, perihal : Penetapan Penerima BDR

4. SK Kepala Pelaksana BPBD, Perihal : Penetapan Pokmas; 5. DTPP (Dokumen Teknis Pembangunan Perumahan)

6. Rencana Penggunaan Dana Tahap I[Form 3]

7. Surat Perjanjian Pengelolaan - Bantuan Dana Rumah SPP-BDR [Form 4]

8. Daftar Nominatif Anggota POKMAS [Form 5 dan 6] 9. Kuitansi Tanda Terima BDR POKMAS [Form 7]

(30)

PETUNJUK TEKNIS Page | 25

1.2. Pengajuan Dana 30% Tahap II :

1. Lembar Verifikasi Dokumen Pengajuan Dana [Form 1.] 2. Surat Permohonan Pengajuan Pencairan Dana[Form 2]

3. Progres Fisik Minimal 20% terpasang dari target 100% [Form 8] 4. Penyerapan dana, minimal 80% dari tahap I dibuktikan dengan Copy

Print out Rekening Koran Pokmas.

5. Kwitansi Penerimaan BDR Tahap I per Anggota [Form 9] 6. Laporan Penggunaan Dana[Form 10]

7. Nota Pembelian / Pembayaran Tahap I (Asli) 8. Rencana Penggunaan Dana Tahap II [Form 3] 9. Kuitansi Tanda Terima BDR Pokmas (Asli)

1.3. Pengajuan Dana 30% Tahap III :

1. Lembar VerifikasiDokumen Pengajuan Dana [Form 1] 2. Surat Permohonan Pengajuan Pencairan Dana[Form 2]

3. Progres Fisik minimal 50% terpasang dari target 100% [Form 8] 4. Penyerapan dana, minimal 80% dari tahap I dan II dibuktikan

dengan Copy Print out rekening koran Pokmas

5. Kwitansi Penerimaan BDR Tahap II per Anggota (Asli) 6. Laporan Penggunaan Dana[Form 10]

7. Nota Pembelian / Pembayaran Tahap II (Asli) 8. Rencana Penggunaan Dana Tahap III[Form 3] 9. Kuitansi Tanda Terima BDR Pokmas (Asli)

2. PenyaluranBantuan Dana Rumah (BDR)

Penyaluran bantuan dana rumah(BDR) adalah aliran dana kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi sektor perumahan dan permukiman berbasis masyarakat dilokasi asal(Insitu) dari rekening kolektif POKMAS kepada setiap anggota pokmas.Pada prinsipnya penyaluran BDR dilakukan sesuai dengan kebutuhan pembangunan Rumah dalam jangka waktu tertentu yang dituangkan dalam Rencana Penggunaan Dana (RPD) yang dibuat oleh Pokmas dan telah diverifikasi oleh Fasilitator Teknik, dan disetujui oleh Korlap. Namun untuk tertibnya penarikan dana dari rekening pokmas, maka tahapan dan persyaratan administrasinya diatur sebagai berikut :

(31)

PETUNJUK TEKNIS Page | 26 TAHAP

PENYALURAN PERSYARATAN

Tahap I : 40% - Rencana Penggunaan Dana (RPD) I dibuat oleh

Pokmas,diverifikasi oleh FT dan TPM serta disetujui oleh Korlap

- Foto 0%.

- Daftar Prioritas unit rumah yang akan dibangun berdasarkan kesepakatan Pokmas.

Tahap II : 30% - Kemajuan Fisik terpasang minimal 20% dari

target 100%

- Penyerapan dana minimal 90% dari dana tahap I

- Rencana Penggunaan Dana (RPD) II dibuat oleh Pokmas, diverifikasi oleh FT dan TPM serta disetujui oleh Korlap

- BA & Daftar Hadir Forum Pertanggungjawaban dana Thp I

- LPD Tahap I & lampirannya (Pembukuan dan

bukti-bukti transaksi yg sah serta foto

dokumentasi) yang dibuat Pokmas, diverifikasi Fasilitator dan salah satu unsur TPM

- Kwitansi tanda terima BDR tahap I dari Pengurus Pokmas kepada anggota pokmas.

Tahap III : 30% - Kemajuan Fisik terpasang minimal 60% dari

target 100%

- Penyerapan dana minimal 90% dari dana tahap I & II

- BA & Daftar Hadir Forum Pertanggungjawaban dana Thp II

- Rencana Penggunaan Dana (RPD) III dibuat oleh Pokmas, diverifikasi Fasilitator dan TPM serta , disetujui oleh Korlap.

- Laporan Penggunaan Dana & lampirannya (Pembukuan dan bukti-bukti transaksi yg sah serta foto dokumentasi) yang dibuat Pokmas, diverifikasi Fasilitator dan TPM serta disetujui oleh korlap.

- Kwitansi tanda terima BDR tahap II dari Pengurus Pokmas kepada anggota pokmas.

(32)

PETUNJUK TEKNIS Page | 27 BAB VI

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN SEKTOR PEMUKIMAN

Pelaksanaan pembangunan sektor permukiman terdiri dari pembangunan huntap dan prasarana lingkungan.

1. Pembangunan Huntap

Sebelum pelaksanaan kegiatan pembangunan sektor permukiman, Tim fasilitator bersama dengan Tim Pengendali Masyarakat (TPM) terlebih dahulu melaksanakan sosialisasi pengenalan terhadap program kepada kelompok masyarakat terdampak bencana di tingkat kecamatan. Sosialisasi ini di hadiri oleh perwakilan dari masing masing kelurahan di setiap kecamatan terdampak bencana.

Maksud sosialisasi ditingkat kecamatan adalah :

1) Memberikan informasi kepada warga mengenai rencana pelaksanaan

pembangunan sektor permukiman yang mencakup rencana pelaksanaan kegiatan, baik kegiatan perencanaan, pelaksanaan konstruksi maupun pasca konstruksi.

2) Mendorong peran aktif warga dalam pelaksanaan kegiatan, sehingga

warga mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang rencana pelaksanaan pembangunan sektor permukiman.

1. Persiapan Pelaksanaan

Kegiatan dilakukan ditingkat Kelurahan meliputi :

1) Musyawarah kegiatan pembentukan Pokmas dan juga memberikan pemahaman kepada Pokmas ketika terbentuk akan tugas, fungsi dan tanggung jawabnyanya di dalam program ini.

2) Menyepakati bersama rencana pembangunanan, sehingga warga diharapkan akan mendukung dan berperan aktif dalam proses pelaksanaan pembangunan sektor permukiman.

a. Pelatihan

1) Pelatihan terhadap fasilitator baik fasilitator teknik maupun non teknis dilakukan oleh KM, yang sebelumnya dilakukan pembekalan oleh BPBD kota (Pasca Rekrutmen)

2) Pelatihan Prosedur Tetap (Protap) untuk fasilitator.

3) Pelatihan untuk fasilitator teknis antara mengenai:

a. Konstruksi rumah yang lebih aman / tahan gempa

b. Gambar rencana dan standar / spesifikasi teknis, RAB dan rencana kerja.

c. Teknik fasilitasi pendampingan Pokmas. d. Teknik pendistribusian barang.

(33)

PETUNJUK TEKNIS Page | 28

4) Pelatihan untuk fasilitator non teknis antara lain mengenai :

a. Administrasi keuangan.

b. Teknik fasilitasi pendampingan Pokmas c. Teknik pengumpulan dan pengelolaan data. d. Teknik penyusunan laporan.

2. Persiapan Konstruksi.

Persiapan pelaksanaan konstruksi pada prinsipnya mengacu pada DTPP (Dokumen Teknis Perencanaan Pemukiman) dan beberapa tambahan serta perubahan bila dibutuhkan termasuk ketentuan teknis lainnya yang berlaku.

a. Cakupan pelaksanaan kegiatan Huntap (Non kontraktual), meliputi : 1). Metode pelaksanaan konstruksi untuk sektor permukiman

ditetapkan bersama Pokmas, Tim fasilitator dan Konsultan Manajemen.

2). Pelaksanaan konstruksi pembangunan sektor permukiman dilakukan secara swakelola dan gotong royong.

3). Pelaksanaan pengawasan kualitas teknis rumah aman gempa (quality assurance)

b. Survey, dengan ruang lingkup:

 Mengukur dan mempertegas batas-batas kavling dan mengukur

luas kavling.

 Menentukan tipe dan jenis model rumah yang paling memberikan

manfaat diharapkan dan sesuai keinginan calon penghuni.

 Menetapkan arah posisi rumah dan mengukur tapak rencana

bangunan.

 Dari hasil survey harus tidak mempunyai masalah teknis yang

berat untuk pelaksanaan pembangunan konstruksinya.

 Tipe dan jenis model rumah dapat dipilih dari beberapa gambar

desain yang ditawarkan, warga dapat mengadakan perubahan –

perubahan desain, dengan syarat tetap memenuhi kaidah teknis rumah sederhana, sehat dengan struktur tahan gempa.

c. Desain Teknis Detail dengan ruang lingkup pekerjaan :

1). Penyiapan gambar-gambar desain (denah tampak, potongan dan detail)

2). Penetapan spesifikasi teknis dan administrasi

3). Penetapan metode kerja berdasarkan kondisi lapangan.

4). Gambar, RAB dan Spesifikasi teknis harus diajukan pada PPTK. 5). Butir 1 s/d 4 termasuk pengembangan terkait dengan dana swadaya.

(34)

PETUNJUK TEKNIS Page | 29 3. Pelaksanaan Konstruksi

Pelaksanaan konstruksi Huntap dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pemilihan Prototype rumah

Pokmas memilih beberapa prototype Rumah dengan dibantu Tim fasilitator dan tenaga ahli dari Konsultan manajemen untuk memperoleh rumah tipe 36 yang lebih aman gempa, lingkungan yang nyaman, tentram dan sehat.

b. Spesifikasi teknis.

Spesifikasi teknis umum yang harus dipenuhi dalam pembangunan sektor permukiman :

1. Pembangunan pondasi rumah diatas tanah yang stabil, diusahakan

tidak pada tanah urugan. Jika berada diatas tanah urugan harus dipadatkan terlebih dahulu dan dilakukan pengecekan kestabilan dan kekuatan tanah.

2. Galian tanah pondasi sampai tanah keras sesuai dengan spesifikasi

teknis.

3. Melapisi pondasi dengan pasir urug.

4. Membuat pondasi menggunakan batu pecah / batu setempat yang

memenuhi persyaratan teknis dengan campuran spesi 1 : 4

5. Untuk pondasi kamar mandi, wc dan dapur disediakan lubang pada

pondasi untuk pipa pembuangan air kotor.

6. Besi beton untuk struktur minimal diameter 12 mm dan besi untuk sengkang / beugel minimal diameter 8 mm. sesuai dengan spesifikasi teknis perencanaan.

7. Tulangan kolom harus menerus sampai pondasi.

8. Sloof di angkur ke pondasi memakai besi beton 12 mm.

9. Dipasang ring balk (balok ring) yang diikat kaku dengan kolom.

10. Seluruh kerangka bangunan harus terikat secara kokoh dan kaku. 11. Dinding pasangan batu batako dipasang angkur setiap jarak vertical

30 cm yang dijangkarkan ke kolom.

12. Setiap luasan dinding 12 m2 harus dipasang kolom praktis/pakai balok pinggang sesuai dengan aturan bangunan ramah gempa. 13. Rangka kuda-kuda gantung, pada titik simpul sambungan kayu

diberi baut dan plat pengikat.

14. Bahan adukan/spesi campuran 1 : 4 , untuk beton bertulang campuran 1:2:3 dan beton rabat 1:3:5.

15. Material kayu yang digunakan untuk pembangunan rumah harus kayu yang sudah kering klas II setara dengan meranti, serta kayu yang digunakan atau jika menggunakan kayu lokal harus mempunyai perijinan dari instansi terkait.

(35)

PETUNJUK TEKNIS Page | 30

16. Asbes / dana atau bahan material yang mengandung asbes dilarang di gunakan dalam pembangunan rumah.

B. Penyusunan Rencana Penataan Permukiman (RPP)

Rencana Pembangunan Permukiman (RPP) atau Community Settlement Plan (CSP) adalah rencana pembangunan di tingkat kelurahan untuk kurun waktu 5 tahun yang disusun berdasarkan aspirasi, kebutuhan dan cita-cita masyarakat untuk memperbaiki kondisi lingkungan permukimannya serta mendukung kesiap-siagaan masyarakat terhadap bencana.

RPP berupa dokumen perencanaan yang dilengkapi dengan peta berskala 1 : 1.000 atau 1 : 5.000 dari suatu kelurahan.

RPP harus disusun dan disepakati oleh warga masyarakat dan kesepakatan tersebut disyahkan oleh TPM, Fasilitator RPP, serta Korlap. Sebelum disahkan oleh ketiga pihak tersebut, RPP perlu dikonsultasikan dengan Bappeda dan dinas / instansi terkait untuk memastikan bahwa RPP tersebut telah selaras dan terintegrasi dengan rencana tata ruang dan rencana pembangunan kota secara keseluruhan dan untuk mengelola lingkungan secara baik. RPP disusun sebelum dimulainya konstruksi pembangunan fisik dan setelah dilakukannya pemetaan swadaya (Community-Self Survey). RPP berisi peta kondisi eksisting, peta kerusakan, analisis isu-isu kerusakan lingkungan dan sosial, peta rencana peruntukan lahan, rencana infrastruktur, rencana fasilitas dan utilitas permukiman, Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Sosial (RPLS), aturan-aturan dan kesepakatan-kesepakatan tentang pembangunan kawasan relokasi, program-program pembangunan kawasan relokasi dan rencana tindak untuk setiap program prioritas yang diantaranya akan diusulkan untuk mendapatkan BDL. RPP merupakan pedoman dan alat kontrol / pengawasan pembangunan kawasan relokasi bagi masyarakat, pemerintah, swasta, LSM dan donor yang ingin berpartisipasi dalam pembangunan permukiman di tingkat kelurahan. Dinas terkait (seperti: Dinas Tata Kota, Dinas Lingkungan Hidup/ BAPPEDALDA, BAPPEDA, dsb) yang bertanggung jawab untuk pengembangan dan pengelolaan utilitas kota memberikan arahan dan masukan agar RPP dapat menghasilkan perencanaan tata ruang kelurahan yang terintegrasi dan berkesinambungan dengan sistem pengembangan infrastruktur atau jaringan utilitas kota secara keseluruhan.

Penyusunan RPP secara Partisipatif

a. Penyusunan RPP (Rencana Pembangunan Permukiman) akan dilakukan secara partisipatif artinya melibatkan unsur masyarakat dan unsur pemerintah dalam proses pengambilan keputusan, khususnya memberikan peran yang lebih kepada unsur masyarakat yang untuk siapa pembangunan dilakukan.

(36)

PETUNJUK TEKNIS Page | 31

b. Proses pelaksanaan adalah segala konsep dan penyiapan kegiatan dirumuskan oleh masyarakat dan selanjutnya akan melakukakn dialog interaktif dengan mengundang unsur pemerintah dan sektor usaha.

Syarat – syarat Penyusunan RPP

a. Ada Kemauan masyarakat untuk membangun kawasannya secara lebih terencana, memliki tata ruang yang tanggap bencana dan lebih baik dari sebelumnya.

b. Tersedianya atau dapat diadakan peta topografi dan penggunaan taah yang berskala 1 : 1.000 atau 1 : 5.000

Tahapan Penyusunan RPP antara lain:

1. Sosialisasi ditingkat kelurahan. 2. Penyiapan Peta dasar

3. Tinjauan terhadap dokumen 4. Pemetaan swadaya

5. Analisa resiko bencana

(37)

PETUNJUK TEKNIS Page | 32 BAB VII

PERTANGGUNGJAWABAN DAN PELAPORAN

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah no.8 tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah. Pemerintah provinsi / kabupaten / kota penerima dana bantuan dari APBN wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan dan kinerja. Bentuk lampiran pertanggungjawaban dan pelaporan mengacu kepada Peraturan Kepala BNPB nomor 3 tahun 2013 tentang petunjuk teknis Pelaksanaan Anggaran Kegiatan Rekonstruksi Wilayah Pascabencana .

A. Pertanggungjawaban

Pokmas wajib menyelenggarakan pembukuan terhadap seluruh transaksi baik penerimaan dana, pengeluaran dana Rekonstruksi yang di kelolanya.

Pembukuan yang disusun oleh Pokmas terdiri dari, Buku Kas Umum, Buku Bank, buku material.

Pencatatan transaksi keuangan dilakukan kedalam Buku kas Umum terlebih dahulu, baru kemudian dicatat kedalam buku-buku pembantu terkait sesuai dengan jenis taransaksi keuangan yang terjadi, yaitu : Buku pembantu bank, buku material, dan lainnya.

Pembukuan yang dilaksanakan oleh Pokmas kedalam Buku Kas Umum dan buku-buku pembantunya menjadi sumber data untuk menyusun LPJ (Laporan Pertanggung Jawaban), LPJ dibuat dan di sampaikan kepada fasilitator setiap akhir bulan dengan melampirkan seluruh dokumen yang terkait seperti kutipan Buku Kas Umum, buku-buku pembantu, print out rekening koran.

Bukti-bukti pengeluaran tetap disimpan oleh Pokmas, sebagai bahan pemeriksaan oleh instansi yang terkait.

B. Pelaporan

Pelaporan dilakukan secara berkala dan berjenjang terdiri dari laporan periodic dan laporan akhir, yaitu :

1. Laporan Harian

Laporan yang berisi tentang kegiatan harian yang menyangkut kemajuan pekerjaan teknis dan non teknis berupa laporan tertulis dari Pokmas, sesuai dengan instruksi harian dari fasilitator, serta laporan cuaca.

(38)

PETUNJUK TEKNIS Page | 33

2. Laporan Mingguan

Laporan yang berisikan kumpulan kegiatan harian yang dibuat dalm satu format yang telah disediakan untuk dijadikan pedoman kegiatan / monitoring kegiatan yang belum terlaksana.

3. Laporan Bulanan

Laporan yang berisikan tentang kegiatan bulanan yang terdiri dari kemajuan kegiatan fisik dan realisasi keuangan, foto-foto pelaksanaan pekerjajaan dan kumpulan aktiftas pekerjaan dari awal bulan sampai akhir bulan (Laporan harian).

4. Laporan Akhir disusun setelah pekerjaan selesai 100 % dan sisa dana di setor ke Kas Negara.

(39)

PETUNJUK TEKNIS Page | 34 BAB VII

PENGENDALIAN

Pengendalian Rehabilitasi dan Rekonstruksi Sektor Perumahan dan pemukiman pascabencana banjir Manado 2104 dilakukan melalui kegiatan pemantauan, pengawasan, evaluasi, dan pelaporan terhadap pelaksanaan kegiatan serta tindak lanjutnya

Dalam pelaksanaannya kegiatan Rekonstruksi Pascabencana Banjir Manado melibatkan banyak personil/unsur, mencakup banyak aspek kegiatan dengan durasi waktu yang telah ditetapkan, menggunakan banyak peralatan dan instrumen (format isian). Terkait dengan hal tersebut maka diperlukan suatu sistem pengendalian yang teratur. Salah satu instrumen amat penting dalam sistem pengendalian tersebut adalah pelaporan yang efektif, efisien, namun cukup sederhana, sehingga bisa dijalankan oleh para pelaku pelaksana kegiatan hingga ke pelaku tingkat komunitas. Pelaporan semacam ini mesyaratkan pendokumentasian dan penyimpanan dokumen yang rapi dan tertib.

Tujuan proses pengendalian adalah untuk menjamin bahwa seluruh tahapan pelaksanaan kegiatan terdokumentasikan dan tersimpan secara tertib dan lengkap, dan terlaporkan secara berjenjang ke atas, sehingga dapat menjadi instrumen pengendalian secara keseluruhan.

Dalam konteks pengendalian dan pendokumentasian, seluruh kegiatan yang telah dilakukan dapat dibedakan menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu :

1. Kegiatan Tahapan Persiapan, yang meliputi kegiatan-kegiatan : a. Validasi data,

b. Sosialisasi tingkat kecamatan/kelurahan, dan c. Pembentukan POKMAS;

2. Kegiatan Tahapan Pelaksanaan, yang meliputi kegiatan-kegiatan : a. Pengajuan usulan prototype rumah,

b. Penyiapan dokumen administrasi, c. Verifikasi dokumen,

d. Pembukaan rekening POKMAS, e. Pelatihan POKMAS dan Tukang,

(40)

PETUNJUK TEKNIS Page | 35

f. Pelatihan adminstrasi pelaporan, g. Proses pencairan dana Tahap I,

h. Proses pelaksanaan konstruksi pemanfaatan dana Tahap I, i. Penyusunan LPJ Tahap I,

j. Proses pencairan dana Tahap II,

k. Proses pelaksanaan konstruksi pemanfaatan dana Tahap II, l. Penyusunan LPJ Tahap II,

m. Proses pencairan dana Tahap III,

n. Proses pelaksanaan konstruksi pemanfaatan dana Tahap III, o. Penyusunan LPJ Tahap III, dan

p. Proses serah terima kunci.

Secara sistematis, proses pengendalian pelaksanaan Rekonstruksi

Pascabencana Banjir Manado adalah sebagai berikut.

Proses Pengendalian Instrumen Yang Diperlukan dan

Indikator 1. Pengendalian Kualitas Persiapan

 Validasi data  Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis

Pelaksanaan Kegiatan

 Format-format validasi data dan orientasi awal

 Sosialisasi tingkat kecamatan/kelurahan

 Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis

Pelaksanaan Kegiatan

 Format-format BA Sosialisasi

 Pembentukan POKMAS  Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis

Pelaksanaan Kegiatan

 Format-format BA Pembentukan

POKMAS

2. Pengendalian Kualitas Perencanaan

 Pengajuan usulan prototipe rumah  Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis

Pelaksanaan Kegiatan

 Format-format penyusunan proposal

 Penyiapan dokumen administrasi  Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis

Pelaksanaan Kegiatan

 Format-format kelengkapan

administrasi

 Verifikasi dokumen  Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis

(41)

PETUNJUK TEKNIS Page | 36

 Format-format verifikasi dokumen

3. Pengendalian Kualitas POKMAS dan Tukang

 Kualitas POKMAS  Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis

Pelaksanaan Kegiatan

 Pelatihan POKMAS

 Pemahaman terhadap materi

pelatihan

 Tata cara pembukaan rekening

 Tata cara pencairan dan pemanfaatan

dana

 Tata cara penyusunan Laporan

Pertanggungjawaban pemanfaatan dana (manajemen keuangan)

 Kualitas Tukang  Pedoman Umum dan Petunjuk Teknis

Pelaksanaan Kegiatan

 Pelatihan Tukang

 Pemahaman terhadap materi

pelatihan

 Tata cara pembangunan rumah

sederhana tahan gempa

 Tata cara pemahaman kualitas

material bangunan

 Tata cara penyusunan Laporan

Pekerjaan Konstruksi (Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan)

 Tata cara pelaksanaan pembangunan

secara tepat kualitas, tepat biaya, dan tepat waktu

 Tata cara memahami kualitas material

bangunan, meliputi : sistem pengadaan material, sistem

pembayaran, sistem penyimpanan material, dan sistem pendistribusian

 Tata cara memahami kebutuhan

peralatan

4. Pengendalian Pengorganisasian Sosial

 Masyarakat dan unsur-unsur terkait

lainnya

 Keterlibatan aktif seluruh unsur komunitas dalam menjalankan peran dan tanggungjawabnya dalam

kegiatan rekonstruksi sesuai definisi peran masing-masing dan sejalan dengan rencana yang telah disepakati

(42)

PETUNJUK TEKNIS Page | 37

 Informasi secara transparan mengenai perkembangan proses rekonstruksi (kemajuan pekerjaan konstruksi) dan pemanfaatan dana melalui pengaktifan papan-papan informasi dan forum-forum rapat di tingkat kecamatan/kelurahan

5. Pengendalian Mitigasi Struktural Hunian Tahan Gempa

 Upaya untuk mengurangi

kerentanan terhadap bencana dengan cara rekayasa teknis bangunan tahan bencana (gempa)

 Kualitas bahan bangunan yang baik

 Keberadaan dan dimensi struktur

yang sesuai

 Seluruh elemen struktur utama

tersambung dengan baik

 Struktur utama meliputi : kuda-kuda kayu, balok keliling/ring dari beton bertulang, ikatan angin, bingkai beton bertulang, gunung-gunung dari

pasangan bata, kolom beton

bertulang, dan balok pengikat sloop dari beton bertulang

 Mutu pekerjaan yang baik

6. Pengendalian Kesesuaian Pemanfaatan Lahan

 Kajian Kawasan  Kesesuaian dengan Rencana Pola

Ruang dan Guna Lahan dalam RTRW Provinsi Sulawesi Utara

 Kesesuaian dengan Rencana Pola

Ruang dan Guna Lahan dalam RTRW Kota Manado

(43)

PETUNJUK TEKNIS REKONSTRUKSI PASCABENCANA BANJIR BANDANG MANADO LEMBAR VERIFIKASI

DOKUMEN PENCAIRAN BDR TAHAP I (40%) Nama Pokmas : ... Kelurahan : ... Kecamatan : ... Propinsi : ...

A. Verifikasi dan Kelengkapan Kebenaran Dokumen

NO Jenis Dokumen Kelengkapan

Kebenaran Pengisian

Data Ada Tidak Benar Salah

1 Surat Permohonan Pengajuan Pencairan

Dana

2 SK Kepala Badan BPBD Kota Manado,

perihal : Penetapan Pokmas

3

Surat Pernyataan (Surat Kesanggupan Melaksanakan dan Menyelesaikan Pekerjaan)

4 DTPP (Dokumen Teknis Pembangunan

Perumahan)

5 Surat Perjanjian Pengelolaan–Bantuan

Dana Rumah (SPP-BDR)

6 Daftar Nomatif Anggota Pokmas

7 Photocopy Rekening POKMAS

B. Verifikasi Verifikator

No Level Nama / NIP

Tanda tangan/Cap Lembaga Instansi Tanggal Tanda Tangan 1 TPM 2 Fasilitator 3 KorLap 4 PPTK (...) NIP... 5 PPK (...) NIP...

(44)

PETUNJUK TEKNIS REKONSTRUKSI PASCABENCANA BANJIR BANDANG MANADO

Form 1a

LEMBAR VERIFIKASI

DOKUMEN PENCAIRAN BDR TAHAP II (30%) Nama Pokmas : ... Kelurahan : ... Kecamatan : ... Propinsi : ... A. Verifikasi dan Kelengkapan Kebenaran Dokumen

NO Jenis Dokumen Kelengkapan

Kebenaran Pengisian

Data Ada Tidak Benar Salah

1 Surat Permohonan Pengajuan Pencairan

Dana

2 Laporan Penggunaan Dana Tahap I (Fisik

20% dan Dana 80%)

3 Progress Fisik 20 %

4 Photo Progress 20 %

5 Berita Acara Laporan Pertanggungjawaban

Tahap I

6 Photocopy Rekening POKMAS

B. Verifikasi Verifikator

No Level Nama / NIP

Tanda tangan/Cap Lembaga Instansi Tanggal Tanda Tangan 1 TPM 2 Fasilitator 3 KorLap 4 PPTK (...) NIP... 5 PPK (...) NIP...

Referensi

Dokumen terkait

Penemuan isolat bakteri endofit yang cocok untuk perlakuan benih bawang merah dalam mengendalikan Xaa penyebab penyakit hawar daun bakteri dan informasi mengenai respon

Pendampingan Supervisi Kunjungan Kelas Hasil penelitian tindakan sekolah menunjukkan bahwa melalui supervisi kunjungan kelas dapat meningkatan kompetensi pembelajaran

Sekolah Tinggi Teknologi Jawa Barat Yayasan Pendidikan Al-Aitaam Bandung.. No Perguruan

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Brian Tristiadi, menyatakan bahwa skripsi dengan judul : ANALISIS PERBEDAAN PENGARUH INFORMASI LABA DAN RUGI TERHADAP KOEFISIEN

Fungsi hati yang lain diantaranya hati merupakan tempat penyimpanan vitamin, hati sebagai tempat menyimpan besi dalam bentuk feritin, hati membentuk zat-zat yang

Kemampuan memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan dan metodologi dengan lebih dari satu kriteria untuk menentukan kualitas tertentu dan dapat menjelaskan keterkaitan

[r]

Berdasarkan informasi yang diberikan oleh pihak manajemen PT. SAK, paket proyek konstruksi jalan PT. Dari hasil evaluasi yang dilakukan, lima dari enam proyek