• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUTUSAN NOMOR HK.2010/15/VI/MP.12 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PUTUSAN NOMOR HK.2010/15/VI/MP.12 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

262

PUTUSAN NOMOR HK.2010/15/VI/MP.12

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN

TENTANG

KECELAKAAN KAPAL TERBAKAR KLM. FAJAR BIRA DI PERAIRAN LAUT JAWA ± 6 MIL UTARA

PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG

Pada tanggal 26 Juli 2011, pukul 06.30 WIB, kapal bertolak dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dengan tujuan Banjarmasin dengan membawa muatan genteng dan general cargo ± 300 Ton.

Setelah kapal menempuh pelayaran ± 2 (dua) jam, generator kapal tiba-tiba mati (black out) yang kemudian dilakukan pengecekan dan ternyata ada asap dan api yang kelihatan berasal dari kamar mesin. Melihat kejadian tersebut, Nakhoda perintahkan Anak Buah Kapal untuk melakukan pemadaman dengan menggunakan 4 (empat) buah tabung pemadam. Upaya tersebut tidak berhasil karena kencangnya angin di lokasi kejadian dan akhirnya kapal tenggelam, pada posisi 06º - 49’ - 34” S/ 110º - 24’ - 56” T.

Akibat peristiwa kecelakaan tersebut tidak ada korban jiwa manusia, namun kapal beserta muatan tenggelam.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut dengan suratnya Nomor KL.205/2/7/DN-11, tanggal 14 Oktober 2011, telah melimpahkan Berkas Kecelakaan Kapal kepada Mahkamah Pelayaran.

Berdasarkan Pasal 253 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008, tentang Pelayaran Juncto Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998, tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004, dan Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD), Mahkamah Pelayaran telah mengadakan Penelitian dan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kecelakaan kapal tersebut dan menentukan ada atau tidak adanya kesalahan atau kelalaian dalam Penerapan Standar Profesi Kepelautan serta menjatuhkan Sanksi Administrasi kepada Tersangkut yang terbukti bersalah atau lalai.

Berkas–berkas yang diterima oleh Mahkamah Pelayaran, antara lain berupa :

1. Laporan Kecelakaan Kapal Nomor KL.205/01/01/AD.Tg.Emas-11, dibuat oleh Nakhoda tanggal 26 Juli 2011, dan diketahui oleh Kabid Gamat Administrator Pelabuhan Tanjung Emas Semarang;

(2)

263

2. Kronologis Kecelakaan Kapal, tanggal 26 Juli 2011, dibuat oleh Nakhoda dan diketahui Agen Pelayaran PT. Pelra Alam Sejati Indah Kencana;

3. Surat Pemberitahuan Musibah Kebakaran Kapal, tanggal 26 Juli 2011, dibuat oleh Agen Pelayaran PT. Pelra Alam Sejati Indah Kencana;

4. Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), dibuat oleh Staf Bidang KPLP Kantor Administrator Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, terhadap :

a. Nakhoda, M. Tabri, KKM, Rosul, pada tanggal 27 Juli 2011;

b. Mualim I, Agus Suhanto, Masinis, Suwito, Jurumudi, Suwanto, pada tanggal 28 Juli 2011.

5. Berita Acara Pendapat (Resume), tanggal 1 Agustus 2011, dibuat oleh Kasi Kesyahbandaran, Kantor Administrator Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, dan diketahui oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Tanjung Emas Semarang;

6. Surat-Surat Kapal, terdiri dari :

a. Surat Persetujuan Berlayar Nomor N.1 /AP.1/285/VII/2011, tanggal 25 Juli 2011, diterbitkan di Semarang oleh Syahbandar Kantor Administrator Pelabuhan Tanjung Emas Semarang;

b. Surat Ukur Internasional (1966) No.516/Na, tanggal 14 Juli 2009, dikeluarkan di Banyuwangi, oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Tanjung Wangi Banyuwangi; c. Sertifikat Keselamatan Bagi Kapal Layar Motor berukuran tonase kotor sampai dengan

500 GT, Nomor PK.650/23/AD.BJM-2011, tanggal 18 Mei 2011 berlaku sampai dengan tanggal 30 Agustus 2011, oleh Administrator Pelabuhan Banjarmasin;

d. Daftar Awak Kapal KLM. Fajar Bira, tanggal 20 Juli 2011, dibuat oleh Nakhoda dan diketahui oleh Kabid Kelaiklautan Kapal Kantor Administrator Pelabuhan Tanjung Emas Semarang;

e. Surat Keterangan Susunan Perwira Nomor PK.304/03/05/AD.TG.EMAS-2011, tanggal 21 Juli 2011, dibuat oleh Kepala Kantor Administrator Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

7. Sertifikat Keahlian Pelaut terdiri dari :

Sertifikat ANT-V Nomor 6201000831N50303, tanggal 13 Pebruari 2003, atas nama Mohamad Tabri, dikeluarkan di Jakarta oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut;

Dari berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan serta keterangan lainnya dapat dikemukakan hal-hal sebagai-berikut :

(3)

264

A. Berkas dan keterangan yang diberikan dalam Pemeriksaan Pendahuluan : 1. Data Kapal

Nama : Fajar Bira

Jenis : Layar Motor Bendera / call sign : Indonesia

Pembuatan : Tahun 2006

Konstruksi : Kayu

Isi kotor : GT 225

Tenaga Penggerak Utama : Mesin Induk 150 PK

Ukuran Pokok

Panjang : 34,38 Meter Lebar : 9,36 Meter

Dalam : 3,38 Meter

Pemilik : PT. Bina Karya Segara Semarang Awak Kapal : 9 (sembilan) orang, termasuk Nakhoda

Nakhoda : Mohamad Tabri

2. Jalannya Peristiwa.

a. Pada tanggal 26 Juli 2011, pukul 06.30 WIB, KLM. Fajar Bira bertolak dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang dengan tujuan Pelabuhan Banjarmasin mengangkut genteng dan general cargo sebanyak 300 Ts.

b. Setelah menempuh 2 jam pelayarannya, terjadi korsleting listrik, tindakan semua ABK menanggulangi pemadaman, namun tidak berhasil karena angin sangat kencang dan akhirnya Nakhoda perintahkan seluruh ABK untuk meninggalkan kapalnya.

c. Dalam kondisi ABK menyelamatkan diri dengan terapung-apung pada rakit penolong, ada kapal ikan yang mendekat dan menolong seluruh ABK dan tidak lama kemudian datang pertolongan dari kapal Polisi Air, yang selanjutnya dibawa ke Pelabuhan Semarang dalam kondisi seluruh Pelayar selamat.

3. Dalam peristiwa kecelakaan ini Mahkamah Pelayaran menetapkan Tersangkut dan Saksi-saksi sebagai berikut :

a. Tersangkut : Nakhoda, M. Tabri

b. Saksi-saksi : 1) Mualim I, Agus Suhanto 2) KKM, Rosul

3) Masinis, Suwito 4) Jurumudi, Suwanto

5) Penandatangan SPB, Ferry Anggoro

(4)

265

B. Dalam upaya untuk memperoleh keterangan lebih lanjut sehubungan dengan Kecelakaan, Mahkamah Pelayaran telah memanggil secara patut kepada Tersangkut dan Saksi-saksi guna didengar keterangannya dihadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal, di Kantor Administrator Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, tanggal 27 Maret 2012. Keterangan yang diberikan dihadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal Mahkamah Pelayaran adalah sebagai berikut:

1. Tersangkut Nakhoda M. Tabri, dalam keadaan sehat, tanpa didampingi oleh penasehat ahli, memberikan keterangan sebagai berikut:

a. Lahir di : Bira

Tanggal : 30 Oktober 1956 Agama : Islam

Alamat : Jalan Kalibaru Timur Rt.06/ Rw.10, Desa Bandar Harjo, Kecamatan Semarang Utara

Pendidikan

Kepelautan: ANT–V Tahun 2003 Pengalaman berlayar :

1. Nakhoda KLM. Kabar Utama Tahun 2008;

2. Nakhoda KLM. Fajar Bira Tahun 2010 – kejadian.

b. Tanggal 26 Juli 2011, pukul 06.30 WIB, KLM. Fajar Bira bertolak dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang menuju Pelabuhan Banjarmasin, sekitar jarak 6 mil utara Pelabuhan Tanjung Emas, pukul 08.15, juruminyak Suwito melihat asap di kamar mesin, yang mana api dengan cepat semakin membesar, karena angin saat itu kencang dari arah timur, ombak sedang, arus dari belakang;

c. Api merembet dan menembus ke atas hingga menyentuh muatan gabus, upaya pemadaman telah dilakukan dengan menggunakan 1 (satu) botol alat pemadam, Mesin Induk dimatikan, pemadaman dibantu dengan cara menimba air laut, namun upaya tersebut gagal karena angin saat itu sangat kencang;

d. Tindakan semua ABK berlindung kearah bagian haluan kapal dan selanjutnya memutuskan meninggalkan kapal dengan alat penolong dari gabus yang diikat menjadi rakit;

e. Selama 30 (tiga puluh) menit ABK terapung apung di laut, ada kapal nelayan yang mendekat dan menolong yang kemudian mengantarkan ke kapal Polisi Air.

2. Saksi Mualim I, Agus Suhanto, tidak hadir dalam pemeriksaan lanjutan kecelakaan kapal, untuk selanjutnya keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) sebagai berikut:

(5)

266 a. Lahir di : Brebes

Tanggal : 6 Agustus 1983 Agama : Islam

Alamat : Jalan Siandong Larangan Rt.04 Rw.05 Brebes

Pendidikan

Kepelautan : JMPR tahun 2007

Pengalaman berlayar :

1. Kerani KLM. Handayani Setia; 2. Kerani KLM. Sejarah Setia; 3. Mualim I KLM. Fajar Bira.

b. KLM. Fajar Bira mengangkut genteng sebanyak 275 Ton, tong air 130 buah, dan gabus 200 ball;

c. Setelah 2 jam pelayarannya diketahui timbul asap dari kamar ABK, diperkirakan karena hubungan pendek listrik, ABK melakukan pemadaman api, tetapi api sudah terlanjur besar ditambah di ruangan tersebut penuh dengan muatan gabus sehingga memperburuk keadaan, api jadi cepat membesar dan membakar seluruh ruangan ABK.

3. Saksi KKM, Rosul, tidak hadir dalam pemeriksaan lanjutan kecelakaan kapal, untuk selanjutnya keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) sebagai berikut:

a. Lahir di : Brebes Tanggal : 10 Mei 1980

Agama : Islam

Alamat : Jalan Siandong Larangan Rt.04 Rw.05

Pendidikan

Kepelautan : JMPR I

Pengalaman berlayar : Masinis I

b. Terjadi hubungan pendek listrik yang menimbulkan bunga api yang mengenai gabus, selanjutnya api menjalar ke deck bawah sekitar pukul 08.00 WIB;

c. ABK yang pertama kali mengetahui adanya kebakaran adalah Juruminyak;

d. Saksi berusaha memadamkan api dengan menggunakan air laut, namun tidak berhasil dan api merambat ke kamar Nakhoda.

4. Saksi Masinis, Suwito, tidak hadir dalam pemeriksaan lanjutan kecelakaan kapal, untuk selanjutnya keterangan diambil dari BAPP sebagai berikut:

(6)

267 a. Lahir di : Brebes

Tanggal : 18 Juni 1977 Agama : Islam

Alamat : Desa Siandong Rt.08/Rw.04

Pengalaman berlayar : Masinis tahun 2011 di KLM. Fajar Bira

b. Saksi pertama kali yang melihat asap, lalu Saksi informasikan kepada ABK yang lain; c. Saksi berusaha memadamkan api dengan menggunakan air laut.

5. Saksi Jurumudi, Suwanto tidak hadir dalam pemeriksaan lanjutan kecelakaan kapal, untuk selanjutnya keterangan diambil dari Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) sebagai berikut:

a. Lahir di : Brebes Tanggal : 10 Mei 1980

Agama : Islam

Alamat : Jalan Siandong Rt.08 Rw.04 Kecamatan Larangan Brebes

Pengalaman berlayar : KLM. Nusa Bangsa tahun 2004 - 2005

b. Saksi melihat ada asap yang keluar dari atas kamar mesin, semua listrik di kapal mati karena terjadi korsleting listrik atau hubungan pendek;

c. Saksi berusaha memadamkan api dengan tabung pemadam kebakaran seadanya dibantu juga dengan ABK lainnya;

d. Saksi ditolong oleh kapal nelayan setelah ± 30 menit terapung-apung dilaut.

6. Saksi Penandatangan SPB, Ferry Anggoro Hendianto, Kantor Administrator Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, dalam keadaan sehat, dibawah sumpah memberikan keterangan sebagai berikut:

a. Lahir : Semarang Tanggal : 12 Oktober 1976 Agama : Katolik

Alamat : Pondok Permata Hijau C8, Kec. Pabelan, Kab. Semarang. Pendidikan

Umum : D IV Teknika Tahun 2000 di Semarang Teknis : ATT II Tahun 2005 di Semarang

b. Sebelum SPB diberikan, Perwira Jaga memeriksa ke kapal, antara lain cek list sailing declaration dan fisik kapal;

c. Saksi mendengar berita kecelakaan kebakaran kapal dari informasi Semarang Radio; d. Polisi …

(7)

268

d. Polisi Air bersama anggota KPLP datang ke lokasi kejadian, namun saat tiba di lokasi kapal sudah tenggelam beserta muatannya.

C. Pendapat Mahkamah Pelayaran.

Atas dasar penelitian dan pemeriksaan secara seksama terhadap berkas Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP), serta keterangan yang diberikan Tersangkut dan Saksi dihadapan Sidang Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Kapal di Kantor Administrator Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, sehubungan dengan tenggelamnya KLM. Fajar Bira, telah sampai pada pendapat sebagai berikut:

1. Tentang Kapal, Surat Kapal dan Awak Kapal. a. Kapal.

KLM. Fajar Bira adalah kapal layar motor jenis phinisi untuk angkutan barang, konstruksi kayu, berbendera Indonesia dengan isi kotor GT. 225 dan didaftarkan di Banyuwangi. Kapal di bangun pada tahun 2006 dan digerakkan dengan mesin berkekuatan 150 PK.

b. Surat Kapal.

KLM. Fajar Bira memiliki Surat ukur Internasional (1969) yang dikeluarkan oleh Administrator Pelabuhan Banyuwangi, tanggal 14 Juli 2009, dengan Nomor: 516/Na dan memiliki sertifikat keselamatan bagi Kapal Layar Motor berukuran Tonase kotor sampai dengan GT. 500 yang dikeluarkan oleh Administrator Pelabuhan Banjarmasin pada tanggal 18 Mei 2011, Nomor PK.650/23/AD.BKM-2011, dengan masa berlaku sampai dengan tanggal 30 Agustus 2011.

c. Awak Kapal.

KLM. Fajar Bira diawaki oleh 9 (sembilan) orang termasuk Nakhoda sesuai surat keterangan susunan perwira Nomor PK.304/03/05/AD.Tg. Emas-2011, tanggal 21 Juli 2011, dengan susunan perwira sebagai berikut :

BAGIAN DECK.

NAKHODA : Mohamad Tabri berijazah ANT - V Tahun 2003. MUALIM I : Agus Suhanto berijazah MPR Tk. II Tahun 2003. BAGIAN MESIN.

KKM : Rosul berijazah JMPR Tk. I Tahun 2002. MASINIS I : Yudianto berijazah JMPR Tk. II Tahun 2010.

(8)

269

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa KLM. Fajar Bira tentang Kapal, Surat Kapal dan Awak Kapal telah memenuhi persyaratan ketentuan yang berlaku. 2. Tentang Cuaca.

a. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok dengan suratnya tanggal 10 Pebruari 2012, bahwa keadaan cuaca pada tanggal 26 Juli 2011, Pukul 09.45 WIB, di wilayah tersebut adalah sebagai berikut:

Cuaca : Cerah - sebagian berawan

Arah dan Kecepatan Angin : Timur – Tenggara, 6.0 knots Arah dan Kecepatan Arus : Barat Daya -Barat 8,7 – 9,1 cm/dt Tinggi Gelombang : Timur Laut – Timur 0,2 – 0,3 M

Jarak Penglihatan : 12 - 15 Mil

b. Menurut Buku Kepanduan Bahari Indonesia jilid II, tahun 2009, bab 2, halaman 82, Musim Timur Angin darat arah timur menenggara sampai tenggara biasanya bertiup saat malam terus-menerus sampai kurang lebih jam 09.00, sesudah itu kecepatan angin berkurang dan berubah arah menurut jarum jam hingga siang hari sampai menjadi kira-kira utara timur laut, sampai jam 14.00 bertiup angin lemah dan berubah (arahnya), sesudahnya datang angin laut dengan tiupan kencang dari arah utara di kiri satu sudut (11 1/4º) yang akan mengakibatkan alu ombak, angin ini bertiup terus-menerus sampai jam 19.00-20.00, sesudahnya angin kembali lagi menjadi timur menenggara, untuk waktu pendek menjadi tidak tetap arahnya, dan sesudah jam 21.00 kembali meniup dengan kencang dari arah yang sama.

c. Menurut Keterangan Tersangkut Nakhoda dan para Saksi dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP) maupun dihadapan sidang pemeriksaan lanjutan kecelakaan kapal, tentang kondisi cuaca cerah, angin sepoi-sepoi arah timur dengan kecepatan sekitar 6,2 knot dan tinggi ombak ± 25 cm.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat, dapat menerima keterangan tersangkut Nakhoda dan para Saksi tentang keadaan cuaca dan laut pada saat kejadian. 3. Tentang Muatan dan Stabilitas Kapal

Ukuran pokok kapal sesuai Surat Ukur Internasional (1969)

L x B x H = 34,38 x 9,36 x 3,38 meter

Lambung Timbul Tropik (LT) = 60 cm = 0,60 m Sarat maksimal

H = 3,38 m

Lt = 0,60 m -

Sarat maksimal 2,78 m

(9)

270

Displacement kapal (D) = 34,38 x 9,36 x 2,78 x 0,68 x 1,025

= 623,532 Ton

Berat kapal kosong (W) = 0,30 x D

= 0,30 x 623, 532

= 187,059 Ton

Kapasitas angkut = D - W

= 623,532 - 187,059

= 436,473 Ton

Muatan kapal, genteng dan general cargo 300 Ton

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa muatan KLM. Fajar Bira tidak melebihi kapasitas angkutnya dan stabilitas baik.

4. Tentang Navigasi dan Olah Gerak.

a. Tanggal 26 Juli 2011, pukul 06.30 WIB, KLM. Fajar Bira bertolak dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang menuju Pelabuhan Banjarmasin dan dilengkapi dengan alat-alat navigasi serta bernavigasi dengan aman;

b. Setelah menempuh pelayaran selama 2 (dua) jam terjadi kebakaran di atas kapal, yang berasal dari ruangan di bawah anjungan, tepatnya di gang diantara kamar ABK, yang ditempati muatan campuran;

c. Api menjalar dengan cepat ke anjungan, sehingga anjungan tidak dapat difungsikan untuk mengolah gerak kapal dan kapal tidak lagi dapat bernavigasi.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa KLM. Fajar Bira setelah kejadian kebakaran dikapalnya yang menyambar ruang anjungan hingga kapal tidak dapat bernavigasi, dapat diterima.

5. Tentang sebab terjadinya kecelakaan.

Setelah menganalisa dari berbagai aspek yang menjadi penyebab kebakaran di atas KLM Fajar Bira, Mahkamah berpendapat bahwa :

a. Kebakaran kapal berawal dari kurangnya pemeliharaan berkait dengan instalasi listrik kapal hingga terjadi hubungan pendek saat kapal dalam pelayaran;

b. Kesalahan tehnis dalam penyusunan muatan dikapal, dimana muatan diletakkan dikamar ABK, diletakkan di gang dan di dek kapal bagian atas di atas kamar mesin; c. Faktor cuaca saat kejadian dimana angin sangat kencang, sehingga menyulitkan

pemadaman.

(10)

271

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa sebab terjadinya kecelakaan kapal terbakar dan tenggelam KLM. Fajar Bira berawal dari hubungan arus pendek listrik di kamar mesin.

6. Tentang Upaya Penyelamatan

a. Pada saat KLM. Fajar Bira mengalami kebakaran pada tanggal 26 Juli 2011, sekitar pukul 08.30 WIB, atas perintah Tersangkut Nakhoda telah dilakukan upaya pemadaman api dengan menggunakan APAR, tetapi alat pemadam tidak dapat berfungsi dengan baik sehingga api semakin tambah besar.

b. Dalam upaya lain pemadaman api dengan menggunakan media air laut yang ditimba dan disiramkan ke titik api, namun karena lokasi kebakaran pada ruang tertutup dan sulit untuk dicapai maka kebakaran api tidak dapat dipadamkan dan api semakin besar.

c. Ketika kebakaran tidak dapat diatasi dan KLM. Fajar Bira diperhitungkan tidak terselamatkan, Tersangkut Nakhoda perintahkan ABK untuk menggunakan life jacket dan meninggalkan kapal melalui haluan sebelah kiri.

d. Awak Kapal turun ke laut dengan menggunakan tali yang terjuntai dan bertahan di atas gabus dari muatan kapal sampai dengan ditolong oleh nelayan dan selanjutnya dievakuasi ke kapal milik Polisi Air, sedangkan rakit penyelamat tidak sempat diturunkan ke laut karena terbakar.

Dengan demikian Mahkamah Pelayaran berpendapat bahwa upaya penyelamatan yang dilakukan Tersangkut Nakhoda dapat diterima.

7. Tentang Kesalahan atau kelalaian

Berdasarkan hasil penelitian dan pemeriksaan terhadap berkas dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan dan hasil sidang pemeriksaan lanjutan kecelakaan kapal tentang terbakar dan tenggelamnya KLM. Fajar Bira di ± 6 mil Utara Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Tersangkut Nakhoda dapat dipersalahkan atas dasar:

a. Kurangnya perawatan instalasi listrik yang mengakibatkan terjadi hubungan pendek, api membesar dan merembet ke muatan yang ada di atasnya (general cargo dan gabus);

b. Kurangnya perawatan alat-alat pemadam hingga saat akan digunakan alat pemadam tidak berfungsi maksimal dan kurangnya perawatan radio di anjungan hingga saat kejadian tidak dapat digunakan untuk berkomunikasi;

c. Tehnis penempatan pemuatan yang kurang memadai.

Dengan demikian Mahkamah pelayaran berpendapat bahwa Tersangkut Nakhoda KLM. Fajar Bira telah bertindak tidak sesuai dengan Pasal 342 dan 343 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD).

(11)

272 D. Putusan :

Atas dasar kenyataan-kenyataan tersebut di atas berdasarkan Pasal 373 huruf (a) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dan Pasal 18 huruf (b) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal dengan mempertimbangkan hal-hal yang meringankan dan memberatkan, Mahkamah Pelayaran:

M E M U T U S K A N :

I. Menyatakan bahwa terbakar dan tenggelamnya KLM. Fajar Bira pada tanggal 26 Juli 2011, pukul 08.30 WIB di ± 6 mil utara Pelabuhan Tanjung Emas Semarang disebabkan hubungan arus pendek listrik yang mengakibatkan terbakarnya muatan dek yang berada di atas tutup kamar mesin, api dengan cepat membesar dan selanjutnya kapal tenggelam.

II. Menghukum Tersangkut Nakhoda Mohamad Tabri, memiliki Sertifikat Keahlian Pelaut ANT-V, Nomor 6201000831N50303, diterbitkan di Jakarta tanggal 13 Pebruari 2003, oleh Direktur Perkapalan dan Kepelautan DITJEN HUBLA, dengan mencabut sementara sertifikat keahlian tersebut untuk bertugas sebagai Nakhoda di atas Kapal-kapal niaga berbendera Indonesia selama jangka waktu 1 (satu) bulan.

III. Putusan ini mulai berlaku sejak Berita Acara Pelaksanaan Putusan Mahkamah Pelayaran dari Direktur Jenderal Perhubungan Laut diterima oleh Terhukum.

Demikian Putusan Mahkamah Pelayaran yang dibacakan oleh Ketua Majelis dalam sidang terbuka di Jakarta, pada hari Rabu tanggal 06 Juni 2012 dengan dihadiri oleh para Anggota Majelis dan Sekretaris Majelis, tanpa dihadiri oleh Terhukum.

Ketua : TTD Capt. Hari Suharsono

Anggota : TTD Capt. A. Utoyo Hadi, S.H., M.Si., M.Mar.

Anggota : TTD Rusman Hoesien, ATT-I, M.Sc.

Anggota : TTD Ir. Benny Haryono, M.M.

Anggota : TTD Edy Sunaryo, S.H.

Referensi

Dokumen terkait

Logo dibuat bukan sekedar sebagai merek dagang atau simbol perusahaan melainkan harus mampu mempresentasikan korporasi dan mampu memberikan kepercayaan (trust) dalam tempo

Bungkus kertas jajanan dari Sumber Hidangan pada layout poster dimaksudkan untuk menerangkan bahwa toko Sumber Hidangan adalah tempat menjual aneka macam jajan, oleh

Dalam mengatasi kesulitan mengenai keadaan barang berupa busana dan memperoleh barang-barang tersebut, orang mulai berpikir dengan cara apa busana yang dibutuhkan

Sehingga judul di atas memiliki pengertian yaitu tempat yang memiliki fungsi untuk menampung dan mempertemukan berbagai kalangan yang bergerak di bidang mode dan mampu

Namun kendala yang dialami acara “Bhinneka Tunggal Tawa” adalah kurangnya media dalam promosi event ini, promosi acara ini hanya dilakukan lewat jejaring sosial,

Teknologi merupakan salah satu penentu faktor daya saing, yang efisiensi dan efektifitasnya harus dapat diukur pada setiap periode sehingga dapat menjadi bahan evaluasi

Sekar Tanjung ingin membuktikan bahwa bisnis pengolahan susu secara modern tak hanya bisa dijalannkan oleh perusahaan susu skala besar, tetapi koperasi pun dapat

Multi Jaya Majumandiri, perusahaan yang sudah berumur hampir 20 tahun ini tidak mempunyai identitas visual yang menarik serta identitas visualnya juga tidak tetap/berubah