• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PRAKTIKUM METODE SURVEY CEPAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL PRAKTIKUM METODE SURVEY CEPAT"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PRAKTIKUM

METODE SURVEY CEPAT

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

KALIMANTAN TIMUR

(2)

ii

VISI, MISI DAN TUJUAN PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN

MASYARAKAT

A. VISI

“Pada Tahun 2037, menjadi Program Studi Kesehatan Masyarakat yang islami berbasis teknologi informasi yang unggul di bidang pemberdayaan masyarakat dan berkonstribusi terhadap penyelesaian masalah sosial dan lingkungan”

B. MISI

1. Menyelenggarakan pendidikan kesehatan masyarakat yang islami berbasis teknologi informasi yang peka terhadap kesehatan di masyarakat.

2. Mengembangkan riset dibidang kesehatan masyarakat untuk berkonstribusi dalam penyelesaian masalah sosial dan lingkungan. 3. Menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan masyarakat

dalam bentuk pengabdian dan pemberdayaan masyarakat untuk menjadi solusi masalah sosial khususnya pengangguran, kemiskinan dan lingkungan.

4. Mengembangkan kerjasama dibidang kesehatan masyarakat dengan berbagai pihak yang saling menguntungkan baik di dalam ataupun luar negeri.

C. TUJUAN

1. Menghasilkan lulusan tenaga kesehatan masyarakat yang berkarakter, berwawasan dan berkemajuan yang berpijak pada nilai – nilai keislaman dan mampu memanfaatkan teknologi informasi yang berkontribusi terhadap pembangunan dan menjadi solusi masalah sosial dan lingkungan.

2. Menghasilkan produk penelitian IPTEKS kesehatan masyarakat yang berbasis teknologi informasi dan ramah lingkungan.

(3)

iii

3. Melaksanakan pengabdian dan pemberdayaan masyarakat untuk menjadi solusi masalah sosial khususnya pengangguran, kemiskinan dan lingkungan.

4. Menghasilkan kerjasama dalam bidang Catur Dharma Perguruan Tinggi yang produktif dan saling menguntungkan baik dalam dan luar negeri

D. SASARAN

1. Peningkatan mutu pembelajaran dan lulusan

2. Pengembangan SDM dosen dan tenaga kependidikan 3. Pengembangan wahana pendidikan

4. Pengembangan program studi baru

5. Peningkatan penelitian dan publikasi ilmiah

6. Optimalisasi pengabdian masyarakat yang diprioritaskan pada upaya mengatasi masalah sosial, pengangguran dan lingkungan

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan Modul Praktikum Metode Survey Cepat.

Kami berharap dengan adanya modul praktikum ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca khusunya mahasiswa kesehtaan masyarakat. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan modul ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi penyempurnaan modul berikutnya.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Samarinda, Agustus 2019

(5)

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

VISI, MISI DAN TUJUAN... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3

A. Menentukan Masalah ... 3

B. Menentukan Besar Sampel ... 9

C. Mengembangkan Instrument Survey ... 12

D. Pelaksanaan dan Pengorganisasian Survey ... 18

E. Analisis, Interpretasi dan Laporan ... 30

BAB III PENUTUP ... 38

A. Kesimpulan ... 38

B. Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 40

(6)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Survei cepat datang sebagai salah satu bentuk survai alternatif yang banyak digunakan karena timbulnya pertanyaan mendasar di lapangan yang perlu jawaban segera namun tetap mempunyai validitas yang tinggi. Untuk maksud ini sistem survailans yang ada terkadang tidak dapat memberikan jawaban terhadap keinginan untuk menyusun suatu perencanaan yang memerlukan informasi yang akurat. Pertanyaan– pertanyaan seperti berapa banyak episode diare per bulan di suatu kabupaten, berapa besar penurunan kesakitan akibat vaksinasi campak, berapa besar cakupan imunisasi hepatitis yang telah dilakukan, berapa besar bayi dengan ASI ekslusif merupakan pertanyaan yang biasanya diajukan untuk mendapat jawaban instant dan Survai Cepat menjadi alternatif utama untuk menjawabnya.

Kelemahan dari survailans yang ada sehingga diperlukannya Survai Cepat dapat disebabkan oleh karena pencatatan routine yang dilakukan itu:

1. Ketidaklengkapan cakupan data, tidak mencakup aspek yang menginginkan jawaban

2. Kekurang akurasi data yang ada , kualitas data yang rendah 3. Tidak menggambarkan keadaan masyarakat secara keseluruhan 4. Data hanya mencakup keadaan dari institusi pemerintah

Melihat keadaan pencatatan rutin di atas maka dirasa perlunya suatu teknik pengumpulan data yang dapat menggambarkan keadaan kesehatan dimasyarakat dan dapat digunakan sebagai penunjang dari sistem informasi yang telah ada. Umumnya untuk mengumpulkan data dari masyarakat dan untuk mengumpulkan data yang tidak ada dalam sistem pencatatan dan pelaporan rutin digunakan survey. Salah satu teknik

(7)

2

survey yang mudah, murah dan cepat tetapi tetap memberikan hasil yang akurat adalah Survey Cepat (Rapid Survey).

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui penentuan masalah dalam metode survey cepat. 2. Untuk mengetahui penentuan besar sampel dalam metode survey

cepat.

3. Untuk mengetahui pengembangan instrument survey dalam metode survey cepat.

4. Untuk mengetahui pelaksanaan dan pengorganisasian survey dalam metode survey cepat.

5. Untuk mengetahui analisis, interpretasi dan laporan dalam metode survey cepat.

(8)

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Menentukan Masalah

1. Langkah-Langkah Sebelum Penentuan Masalah

Masalah merupakan suatu kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dan apa yang aktual terjadi (observed). Idealnya semua permasalahan yang timbul harus dicari jalan keluarnya. Namun, karena keterbatasan sumber daya, dana, dan waktu menyebabkan tidak semua permasalahan dapat dipecahkan sekaligus, untuk itu perlu ditentukan masalah yang menjadi prioritas. Setelah merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan menetapkan prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan dari data atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya pengetahuan yang cukup.

Penetapan prioritas dinilai oleh sebagian besar manager sebagai inti proses perencanaan. Langkah yang mengarah pada titik ini, dapat dikatakan sebagai suatu persiapan untuk keputusan penting dalam penetapan prioritas. Dalam penentuan prioritas, aspek penilaian dan kebijaksanaan banyak diperlukan bersama-sama dengan kecakapan unik untuk mensintesis berbagai rincian yang relevan. Hal ini merupakan bagian dari proses perencanaan yang biasanya dikatakan paling naluriah. Namun, penetapan prioritas mungkin dapat jauh lebih bermanfaat dibandingkan dengan langkah-langkah lain bila dibuat eksplisit dan menjadi tindakan yang ditentukan secara jelas.

(9)

4 2. Analisis Situasi

Dalam melakukan analisis situasi, kita akan dihadapkan dengan informasi yang akan mencerminkan dari masalah-masalah yang berada di lapangan. Masalah yang kerap terjadi disini adalah orang terbiasa dengan informasi rutin untuk pelaporan. Mereka biasa memahami maksud dari data selain berkaitan dengan target kegiatan. Data terbiasa dipakai untuk mengukur hasil. Padahal data bisa digunakan untuk memahami lebih jauh tentang apa yang tidak beres dengan program.

Data tentang proses dalam program itu tidak tersedia sehingga seorang menjadi tumpul. Manajer kesehatan memasukkan informasi yang mereka miliki kedalam tabel. Jika tidak ada data, mereka diminta memasukkan indikator yang biasa mencerminkan kegiatan atau hasil dari elemen program kesehatan. Yang penting adalah manager kesehatan bisa memilah-milah mana yang harus ia masukkan kedalam kolom status kesehatan, pelayanan kesehatan, dan masyarakat.

3. Identifikasi Masalah

Suatu perencanaan pada dasarnya merupakan bentuk rancangan pemecahan masalah. Oleh karena itu langkah selanjutnya dalam perencanaan kesehatan adalah mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan. Sumber masalah kesehatan masyarakat dapat diperoleh dari berbagai cara antara lain laporan-laporan kegiatan dari program-program kesehatan yang ada, surveilans epidemiologi atau pemantauan penyebaran penyakit, survey kesehatan yang khusus diadakan untuk memperoleh masukan perencanaan kesehatan, dan hasil kunjungan lapangan supervisi.

Dalam menemukan masalah kesehatan diperlukan ukuran-ukuran. Ukuran-ukuran yang paling lazim dipakai adalah angka kematian (mortalitas) dan angka kesakitan (morbiditas). Masalah kesehatan harus diukur karena terbatasnya sumber daya yang tersedia sehingga sumber daya yang ada betul-betul dipergunakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang penting dan memang bisa diatasi.

(10)

5 4. Langkah-Langkah Menentukan Masalah

Penentuan terhadap masalah yang akan diteliti merupakan tahap yang penting dalam melakukan penelitian, karena pada hakikatnya seluruh proses penelitian yang dijalankan adalah untuk menjawab pertanyaan yang sudah ditentukan sebelumnya. Menentukan masalah juga merupakan hal yang tidak mudah karena tidak adanya panduan yang baku. Meskipun demikian, dengan latihan dan kepekaan ilmiah, penentuan masalah utama yang harus segera diatasi dapat dilakukan dengan tepat. Kriteria berikut ini akan mempermudah kita menemukan masalah:

a) Masalah sebaiknya merumuskan setidak-tidaknya hubungan antar dua variable atau lebih

b) Masalah harus dinyatakan secara jelas dan tidak bermakna ganda dan pada umumnya diformulasikan dalam bentuk kalimat tanya. c) Masalah harus dapat diuji dengan menggunakan metode

empiris, yaitu dimungkinkan adanya pengumpulan data yang akan digunakan sebagai bahan untuk menjawab masalah yang sedang dikaji.

d) Masalah tidak boleh merepresentasikan masalah posisi moral dan etika.

5. Metode Menentukan Prioritas Masalah

Banyak cara dapat dilakukan untuk menetapkan prioritas masalah. Untuk menentukan masalah prioritas tentunya perlu diketahui faktor yang menyebabkan suatu masalah adalah masalah prioritas. Beberapa faktor perlu dipertimbangkan untuk menentukan masalah prioritas. Diantara faktor tersebut adalah pertama, kemudahan penanganan. Faktor kedua adalah seberapa besar urgency dari masalah tersebut. Faktor ketiga adalah pertumbuhan dari masalah itu sendiri. Faktor lainnya adalah keseriusan masalah tersebut. Untuk lebih mudah kita menganalisis permasalahan yang menjadi prioritas, terdapat beberapa alat analisis yang dapat digunakan. Diantaranya adalah

(11)

6

dengan metode kualitatif atau dengan metode kuantitatif (Symod, 2013). Beberapa alat analisis yang dapat digunakan, antara lain : a) Metode Brainwriting

1) Peserta 6-8 orang dengan keahlian dan latar belakang pendidikan dan pengalaman yang relatif sama atau setara. 2) Pimpinan diskusi mengajukan masalah pada secarik kertas dan

diletakkan di atas kertas.

3) Semua peserta membacanya kemudian menuliskan pendapatnya pada pada kertas-kertas yang ada. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai lengkap.

4) Kertas-kertas dibagikan lagi, kemudian peserta menambah atau mengurangi pendapatnya.

5) Semua pendapat ditulis di kertas atau di papan tulis kemudian didiskusikan untuk dicari pendapat yang terbanyak.

b) Metode CARL

Metode CARL adalah suatu teknik atau cara yang digunakan untuk menentukan prioritas masalah jika data yang tersedia adalah data kualitatif. Metode ini dilakukan dengan menentukan skor atas kriteria tertentu, seperti kemampuan (capability), kemudahan (accessibility), kesiapan (readiness), serta pengungkit (leverage). Pemberian skor adalah dari 0 – 10. Semakin besar skor semakin besar masalahnya untuk diatasi, sehingga semakin tinggi letaknya pada urutan prioritas. Kriteria CARL tersebut memiliki arti :

1) C = Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana dan prasarana )

2) A = Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi atau tidak. Kemudahan dapat didasarkan pada ketersediaan metode/cara/teknologi serta penunjang pelaksanaan seperti peraturan.

(12)

7

3) R = Readiness yaitu kesiapan diri tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran, seperti keahlian atau kemampuan dan motivasi.

4) L = Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam pemecahan masalah yang dibahas. Setelah masalah atau alternative pemecahan masalah diidentifikasi, kemudian dibuat tebl kriteria CARL dan diisi skornya. Bila ada beberapa pendapat tentang nilai skor yang diambil adalah rerata. Nilai total merupakan hasil perkalian :

C x A x R x L

c) Metode Bryan

Metode Bryant juga menggunakan skoring yang didasarkan pada kriteria:

1) P = Prevalence atau besar masalah yaitu jumlah atau kelompok masyarakat yang terkena masalah.

2) S = Seriousness atau kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas atau mortalitas serta kecenderungannya.

3) C = Community concern yaitu perhatian atau kepentingan masyarakat dan pemerintah atau instansi terkait terhadap masalah tersebut.

4) M = Managebility yaitu ketersediaan sumber daya (tenaga, dana, sarana dan metode/cara) Skor masing-masing kriteria berkisar 1-5.

d) Metode PAHO

PAHO yaitu singkatan dari Pan American Health

Organization, karena digunakan dan dikembangkan di wilayah

Amerika Latin. Dalam metoda ini dipergunakan beberapa kriteria untuk menentukan prioritas masalah kesehatan disuatu wilayah berdasarkan:

(13)

8

1) Luasnya masalah (Magnitude)

Magnitude masalah, menunjukkan berapa banvak penduduk

yang terkena masalah atau penyakit tersebut. Ini ditunjukan oleh angka prevalensi atau insiden penyakit. Makin luas atau banyak penduduk terkena atau semakin tinggi prevalen, maka semakin tinggi prioritas yang diberikan pada penyakit tersebut. 2) Beratnya kerugian yang timbul (Severity)

Severity adalah besar kerugian yang ditimbulkan. Pada

masa lalu yang dipakai sebagai ukuran severity adalah Case

Fatality Rate (CFR) masing-masing penyakit.

3) Tersedianya sumberdaya untuk mengatasi masalah kesehatan

tersebut (Vulnerability)

Vulnerability menunjukan sejauh mana tersedia teknologi

atau obat yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut. Tersedianya vaksin cacar yang sangat efektif misalnya, merupakan alasan kuat kenapa penyakit cacar mendapat prioritas tinggi pada masa lalu. Vulnerability juga bisa dinilai dari tersedianya infrastruktur untuk melaksanakan program seperti misalnya ketersediaan tenaga dan peralatan.

4) Kepedulian/dukungan politis dan dukungan masyarakat

(Community andpolitical concern)

e) Metode USG

Menggunakan metode USG dimana dalam metode ini didasarkan pada serangkaian kriteria yang diberi skor 1 sampai dengan 5.

Keterangan:

1) U = Urgent atau seberapa mendesaknya masalah tersebut 2) S = Seriousness atau kegawatan yaitu tingginya angka

(14)

9

3) G = Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni Apakah masalah tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah

B. Menentukan Besar Sampel 1. Populasa dan Sampel

Populasi adalah kumpulan elemen / indvidu yang ingin diketahui karakteristiknya. Populasi dapat berupa kumpulan orang / individu atau barang, tetapi pada penelitian di bidang kesehatan masyarakat, populasi umumnya merupakan kumpulan individu / orang. Sebagai contoh, populasi dapat berupa semua balita yang ada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota, semua ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas.

Sebelum satu survey dilakukan, peneliti harus menentukan dahulu secara pasti dan jelas populasi sasaran dari survei yang akan dilakukan. Definisi populasi harus mencakup siapa yang akan disurvey, dan pengukuran apa yang akan dilakukan. Atas dasar pemahaman ini, populasi untuk pengkajian perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), adalah seluruh rumah tangga yang ada di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota.

Secara ideal, survey harus mencakup semua orang yang termasuk dalam populasi. Jika semua orang yang termasuk dalam populasi dapat diwawancarai, maka dapat diukur cakupan program kesehatan secara akurat. Tetapi melakukan wawancara pada semua orang yang termasuk dalam populasi sangat memakan waktu, biaya dan sumber daya. Jadi perlu diambil contoh beberapa orang saja yang dapat mewakili semua orang yang ada dipopulasi. Contoh beberapa orang yang diambil dari satu populasi ini dinamakan sampel.

(15)

10

Orang / individu / rumah tangga yang diambil sebagai contoh harus dapat mewakili populasi. Agar kondisi ini bisa tercapai, maka setiap orang yang ada di populasi harus memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Jika sampel tidak mewakili populasi, akan diperoleh hasil yang bias, yaitu cakupan yang dihasilkan dari sampel berbeda dengan cakupan yang ada dipopulasi.

Perbedaan antara cakupan yang sebenarnya dipopulasi dan cakupan yang diperoleh dari sampel disebut sebagai sampling error. Kesalahan ini selalu terjadi pada survey yang tidak mengikutsertakan seluruh populasi. Namun kesalahan ini dapat diperkecil dengan cara memilih sampel secara tidak bias dan memilih sampel yang cukup besar. Memilih sampel secara tidak bias, harus didasarkan probabilitas. Sampel berdasarkan probabilitas akan memastikan semua orang yang ada dipopulasi memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Agar dapat memilih sampel secara probabilitas, harus dibuat terlebih dahulu kerangka sampel. Kerangka sampel adalah daftar semua unit (kabupaten, kecamatan, desa, rumah tangga, orang) yang ada dalam satu populasi sasaran. Di negara berkembang, seperti Indonesia akan sulit sekali untuk mendapatkan daftar penduduk atau rumah tangga secara lengkap, sehingga seringkali digunakan kerangka sampel dari unit yang lebih tinggi, seperti desa atau kecamatan.

Jumlah sampel yang dibutuhkan pada satu survey tergantung dari tujuan survei tersebut. Survey dapat dilakukan untuk mengukur satu parameter tertentu pada populasi, seperti : cakupan imunisasi DPT-1, cakupan pemeriksaan antenatal, cakupan K-1, cakupan K / S, cakupan rumahtangga sehat, dan sebagainya. Survei juga dapat dilakukan untuk melihat hasil satu intervensi. Untuk tujuan ini survei dapat dilakukan sebelum dan sesudah intervensi atau di dua daerah yang dilakukan intervensi yang berbeda. Pada tujuan kedua ini, survei dilakukan untuk menguji satu hipotesis, apakah intervensi telah membawa dampak pada

(16)

11

masyarakat. Dua tujuan survey tersebut memiliki cara yang berbeda untuk menghitung besar sampel yang diperlukan.

Pada survey cepat, umumnya tujuan survey dilakukan untuk melihat cakupan satu program. Ada formula khusus yang digunakan untuk menghitung jumlah sampel yang memadai pada survei cepat. Secara praktis dapat dikatakan bahwa jumlah sampel sebanyak 30 x 7 orang (30 kluster / desa, 7 orang tiap kluster / desa) sudah mencukupi untuk melihat cakupan kasus–kasus yang sering terjadi (proporsi kejadian 15%–85%). Jadi saudara dapat selalu menggunakan jumlah sampel 210 orang (30 x 7 orang), kecuali untuk kasus yang jarang terjadi (seperti HIV/AIDS, Kusta, Tuberkulosis) dan untuk uji hipotesis.

2. Cara Menentukan Besar Sampel

Pada survai cepat cara pengambilan sampel terdiri atas dua tahap yaitu: a) Pemilihan 30 klaster

b) Pemilihan responden

Cluster Sampling adalah proses penarikan sampel secara acak

pada kelompok individu dalam populasi yang terjadi secara alamiah, misalkan berdasarkan wilayah (kodya, kecamatan, desa , dan seterusnya). Cara ini sangat efisien bila populasi tersebar sangat luas sehingga tidak mungkin untuk membuat daftar untuk seluruh tersebut.

Pada survei komunitas sering dilakukan two stage claster

sampling seperti contoh berikut: Misalnya kita ingin meneliti karies

dentis pada anak sekolah di Makassar, dibutuhkan 6000 subjek yang diharapkan mewakili seluruh anak di Makassar, dari daftar sekolah di Depdikbud Makassar diambil secara random misalnya 100 sekolah. Dari keseratus sekolah tersebut masing-masing diambil sebanyak 60 orang dari tiap anak secara random sampling.

(17)

12 C. Mengembangkan Instrument Survey

1. Pengertian Instrument Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto, instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam melakukan kegiatan untuk mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.

Sedangkan menurut Ibnu Hajar, instrumen penelitian merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variabel yang berkarakter dan objektif.Adapun jenis data yang dimaksud diantaranya:

a) Data Kuantitatif

Merupakan jenis data yang berkaitan dengan jumlah atau kuantitas yang dapat dihitung atau disimbolkan dengan ukuran-ukuran kuantitas.

b) Data Kualitatif

Merupakan jenis data yang berkaitan dengan nilai kualitas seperti sangat baik, baik, sedang, cukup, kurang dan lain-lain.

Instrumen mudah untuk dibayangkan jika apa yang diukur bersifat tangible (jelas). Dan sulit dibayangkan jika apa yang diukur bersifat intangible (tidak jelas). Instrumen yang baik harus bersifat valid dan reliabel (dapat dipercaya).

Instrumen valid ialah instrumen yang dengan tepat mengukur apa yang harus diukur. Instrumen reliabel jika hasil pengukurannya bersifat ajeg atau konsisten. Instrumen sebagai alat pengumpul data berperan sangat penting dalam sebuah penelitian. Karena tanpa instrumen yang baik, maka tidak mungkin akan memperoleh data yang betul-betul bisa dipercaya, sehingga dapat mengakibatkan kesimpulan yang salah.

(18)

13

Oleh karenanya instrumen penelitian harus ditetapkan secara tepat sehingga dapat menjawab permasalahan dalam penelitian dan menguji hipotesis

2. Jenis-Jenis Instrument Penelitian

a) Instrumen Penelitian Untuk Penelitian Kualitatif

Dalam instrumen yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai instrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap melakukan penelitian yang selanjutnya terjun kelapangan. Validasi terhadap peneliti sebagai instrumen meliputi validitas terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian, baik secara akademik maupun logistiknya. Yang melakukan validitas adalah peneliti sendiri, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan.

Peneliti kualitatif sebagai “human instrument” berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya. b) Instrumen Penelitian Untuk Penelitian Kuantitatif

Dalam penelitian kuantitatif kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan pengumpulan data berkenaan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan data. Instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa:

(19)

14

1) Tes

Tes adalah suatu teknik pengukuran yang didalamnya terdapat berbagai pernyataan, pertanyaan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden.

Ditinjau dari bentuk jawaban responden, maka tes dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tes lisan, tes tertulis, dan tes perbuatan. Tes tertulis adalah tes yang menuntut jawaban responden dalam bentuk tertulis. Tes tertulis ada dua bentuk yaitu bentuk uraian dan bentuk objektif.

Setiap jenis atau bentuk tes tentu mempunyai tujuan dan fungsi masing-masing. Salah satu bentuk tes yang banyak digunakan dalam penelitian adalah tes objektif karena jawabannya antara benar atau salah.

Tes objektif menuntut responden untuk memilih jawaban yang benar diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberikan jawaban singkat, dan melengkapi pertanyaan dan pernyataan yang belum sempurna.

2) Angket (quesioner)

Angket adalah instrumen penelitian yang berisi serangkaian pertanyaan atau pernyataan untuk menjaring data atau informasi yang harus dijawab oleh responden. Angket mempunyai kesamaan dengan wawancara kecuali implementasinya, dimana angket dilaksanakan secara tertulis. Keuntungan angket, antara lain responden dapat menjawab dengan bebas tanpa dipengaruhi oleh hubungan dengan peneliti, dan waktu relatif lama, sehingga objektifitas dapat terjamin, dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari responden yang jumlahnya cukup banyak. Angket terdiri dari beberapa bentuk, yaitu:

a) Angket berstruktur, yaitu angket yang menyediakan beberapa kemungkinan jawaban

(20)

15

b) Angket tak berstruktur, yaitu bentuk angket yang memberikan jawaban secara terbuka dimana responden secara bebas menjawab pertanyaan tersebut.

3) Observasi

Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.

4) Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan atau tanya jawab baik langsung maupun tidak langsung untuk mencapai tujuan tertentu.

3. Pengembangan Instrument

Instrumen yang akan digunakan untuk mengambil data pada subjek penelitian terlebih dahulu dilakukan uji coba pada kelas yang bukan subjek penelitian, kemudian dilakukan analisis data meliputi daya pembeda, tingkat kesukaran, validitas butir soal dan reliabilitas. Butir soal tersebut dianalisis menggunakan program software Anates versi 4.0.5 (Karno & Wibisono, 2004) program pilihan ganda dan uraian. Uji coba ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan instrumen untuk digunakan pada saat penelitian.

a) Pengembangan Instrumen Penelitian Bentuk Tes Pengembangan instrumen tes tertulis berupa soal pilihan ganda dan soal uraian untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang berhubungan dengan kegiatan praktikum:

1) Melakukan judgement instrumen kepada dosen ahli. 2) Melakukan uji coba instrumen.

3) Melakukan analisis butir soal.

4) Melakukan seleksi soal yang memiliki karakter soal yang kurang baik.

5) Melakukan revisi untuk soal-soal yang belum memenuhi syarat soal yang layak atau syarat soal yang belum baik.

(21)

16

b) Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran menunjukan sukar tidaknya suatu soal. Soal yang sukar akan memiliki indeks yang kecil, sedangkan soal yang mudah akan memiliki indeks yang besar. Rentang indeks tersebut dimulai dari 0,00 sampai 1,00. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini :

P =

Keterangan:

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa yang mengikuti tes

c) Validitas Butir Soal

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. Suatu tes dikatakan sahih apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2012). Validitas butir soal dapat dihitung dengan rumus korelasi product moment. (∑ ) ∑ ∑ √* ∑ (∑ )+ * ∑ (∑ )+ Keterangan : r = Koefisien korelasi n = Jumlah responden ∑ = Jumlah responden

∑ = Jumlah seluruh pertanyaan d) Realibilitas Suatu Tes

Reliabilitas dapat dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product moment Pearson dan Rumus Spearman-Brown. 1) Rumus korelasi product moment pearson

(∑ ) ∑ ∑

(22)

17

Keterangan :

r = Koefisien korelasi n = Jumlah responden ∑ = Jumlah responden

∑ = Jumlah seluruh pertanyaan 2) Rumus Spearman-Brown

( )

( ( ) Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variable X dan variabel Y

4. Langkah-Langkah Menyusun Instrument

Jika instrumen dibuat atau dikembangkan sendiri, maka ada beberapa langkah yang dapat dilakukan, yaitu:

a) Merumuskan masalah penelitian, b) Menemukan variabel penelitian,

c) Menentukan instrumen yang akan digunakan, d) Menjabarkan konstruksi setiap variabel, e) Menyusun kisi-kisi instrumen setiap variabel, f) Menyusun butir-butir instrumen,

g) Kaji ulang butir-butir instrumen, h) Menyusun perangkat sementara, i) Uji coba perangkat instrumen, j) Perbaikan instrumen,

k) Penataan perangkat instrumen akhir.

Langkah penting dalam penyusunan instrumen sendiri adalah melakukan uji coba perangkat instrumen. Langkah uji coba ini sangat besar manfaatnya dan yaitu untuk mengetahui:

a) Apakah instrumen itu dapat di administrasikan dengan mudah, hal ini dapat dilakukan dengan observasi.

(23)

18

c) Ketepatan instrumen, baik butir instrumen maupun perangkat instrumen secara keseluruhan.

d) Ketetapan (reliabilitas) instrument.

D. Pelaksanaan dan Pengorganisasian Survey 1. Konsep Penelitian Survey

a) Pengertian Metode Survey

Metode Survey ialah metode yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan dalam pengamatan langsung terhadap suatu gejala dalam populasi besar atau kecil. Proses penelitian survey merupakan suatu fenomena social dalam bidang pendidikan yang menarik perhatian peneliti. Penelitian survey menggambarkan proses transformasi komponen informasi ilmiah.

Menurut (Bambang Prasetyo), Penelitian survey adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur / sistematis yang sama kepada banyak orang, untuk kemudian semua jawaban yang diperoleh peneliti dicatat, diolah, dan dianalisis. Pertanyaan yang terstruktur biasanya disebut quesioner. Quesioner berisi pertanyaan-pertanyaan yang akan ditanyakan kepada responden untuk mengukur variabel-variabel, berhubungan di antara variabel yang ada, atau bisa juga pengalaman dan opini dari responden.

Penelitian survey merupakan kegiatan penelitian yang data pada saat tertentu denga tiga fungsi metode Survey menurut de Vauess (1991:5-6):

Pertama; Menggambarkan karakteristik data. Survey dapat

digunakan untuk memberikan gambaran tentang data dan kecenderungan yang ada. Dalam hal ini, survey dapat menjelaskan berapa jumlah responden yang terlibat dalam penelitian, bagaimana karakteristik mereka, berapa porsen yang berpendidikan sarjana, dan sebagainya. Dalam jajak pendapat, survey dapat

(24)

19

menggambarkan kecenderungan sikap publik terhadap suatu isu tertentu.

Kedua; Menjelaskan adanya penyebab sebuah gejala atau

kecenderungan tertentu dari suatu fenomena. Survey dapat dimanfaatkan untuk memahami penyebab sebuah gejala melalui perbandingan kasus-kasus. Contoh: Peneliti dapat melihat bagaimana kecenderungan pendidikan responden dengan kemampuan mengakses internet, mengindentifikasi kecenderungan sikap dengan latar belakang identitas responden.

Ketiga; Mengesplorasi relasi antarvariabel. Survey dapat

digunakan untuk menganalisis relasi sebab akibat. Sebagai contoh: survey dapat digunakan untuk membuat prediksi mengenai pengaruh tingkat pendidikan pada kemampuan mengakses internet. Namun, meski dapat mengeksplorasi relasi tersebut, survey memiliki sejumlah keterbatasan, di antaranya tidak cukup mampu menjelaskan kompleksitas fenomena relasi sebab akibat secara komprehensif atau membahas secara kontekstual munculnya problem tertentu.

Secara sederhana penelitian survey merupakan cara untuk mengumpulkan informasidengan menggunakan isntrumen penelitian (pedoman wawancara atau angket) yang diajukan kepada responden yang bertujuan untuk meneliti karakteristik atau sebab akibat antar variabel tanpa adanya campur tangan peneliti.

b) Tujuan Penelitian Survey

Penelitian Survei bertujuan untuk :

1) Menghasilkan deskripsi beberapa aspek dari populasi dan memerlukan informasi dari subjek yang di pelajari.

2) Menggali dan mencari informasi faktual secara mendetail atas apa yang sedang menggejala

(25)

20

4) Mengetahui hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang yang menjadi sasaran penelitian dalam memecahkan massalah. 5) Mengumpulkan informasi tentang variabel dari sekelompok

objek atau populasi.

6) Exploration atau penjajagan bersifat terbuka masih mencari-cari. Pengetahuan peneliti tentang masalah yang akan diteliti masih terlalu tipis untuk dapat melakukan studi diskriptif

7) Evaluasi yakni mengevaluasi sampai seberapa jauh tujuan yang digariskan pada awal program tercapai atau mempunyai tanda-tanda akan tercapai.

8) Explanation atau penjelasan yakni untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesis.

9) Prediksi atau meramalkan kejadian tertentu di masa yang akan datang.

Sedangkan Masri Singarimbun mengungkapkan tujuan dari penelitian survei adalahsebagai berikut :

1) Penjajagan 2) Deskriptif 3) Penjelasan 4) Evaluasi 5) Prediksi 6) Penelitian Operasional

7) Pengembangan indikator-indikator sosial

c) Unsur-Unsur Penelitian Survey

Sebagai suatu metode penelitian ilmiah yang telah berkembang, penelitian survei memiliki dasar pemikiran, prosedur dan teknik-teknik khusus yang membedakannya dari metode lainnya. Walaupun demikian, secara umum tetap sama dengan metode penelitian lainya.

(26)

21

Point pembeda tersebut adalah unsur-unsur ilmu yang digunakan dalam penelitian survey. Unsur-unsur yang ini adalah: konsep, preposisi, teori, variable, hipotesa dan definisi operasional.

d) Karakteristik Penelitian Survey

Adapun karakteristik dari penelitian survey, yaitu:

1) Tujuan utama survey adalah untuk menghasilkan statistik, deskriptif kuantitatif, atau deskripsi dalam angka tentang berbagai aspek populasi yang diteliti.

2) Cara utama dalam pengumpulan informasi adalah dengan mengajukan pertanyaan kepada orang yang jawabannya kemudian merupakan daya yang akan dianalisis.

3) Biasanya informasi itu dikumpulkan dari sebagian saja dari populasi atau sampel, bukan dari seluruh subyek yang menjadi anggota populasi.

e) Ciri-ciri penelitian Survey

1) Memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena 2) Menerangkan hubungan (korelasi)

3) Menguji hipotesis yang diajukan 4) Membuat prediksi (forcase) kejadian

5) Memberikan arti atau makna atau implikasi pada suatu masalah yang diteliti. Jadi penelitian deskripsi mempunyai cakupan yang lebih luas.

2. Macam-Macam Pendekatan Survey

Dikatakan oleh Van Dalen bahwa studi survei merupakan bagian dari studi deskriptif dan meliputi :

a) School Survey yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektifitas pendidikan. Masalahnya berhubungan dengan situasi belajar, proses belajar mengajar, ciri-ciri personalia pendidikan, keadaan murid dan hal-hal yang menunjang proses belajar mengajar.

(27)

22

b) Job Analysis yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai tugas-tugas umum dan tanggung jawab para karyawan, aktifitas khusus yang dibutuhkan, keterlibatan, dan fungsi anggota organisasi, kondisi kerjanya dan fasilitas.

c) Analysis Dokumen. Istilah lain adalah analisis isi (content analysis), analisis aktivitas atau analisis informasi. Contoh kegiatannya: meneliti dokumen, menganalisis peraturan, hukum, keputusan-keputusan. Analisis dokumen juga dapat dilakukan untuk menganalisis isi buku dengan menghitung istilah, konsep, diagram, tabel, gambar, dan sebagainya untuk mengetahui klasifikasi buku-buku tersebut.

d) Public Opinion Surveys. Survey ini bertujuan untuk mengetahui pendapat umum tentang suatu hal misalnya tentang rehabilitasi suatu bangunan bersejarah, tentang jalan satu jurusan, pemasangan lampu lalu lintas, dan sebagainya.

e) Community Surveys. Survey ini juga disebut “social surveys” atau “field surveys” karena di dalam survey ini peneliti bertujuan mencari informasi tentang aspek kehidupan secara luas dan mendalam. Walaupun kelihatannya survey ini menyangkut masyarakat, namun sangat erat hubungannya dengan survey sekolah. Dalam hal ini sekolah dapat menggali data di masyarakat yang biasa membantu lancarnya roda persekolahan.

3. Langkah-Langkah Penelitian Survey

Dalam melakukan sebuah penelitian tentu ada langkah-langkah yang harus ditempuh untuk bisa mendapatkan data yang dicari dengan menggunakan berbagi teknik pengumpulan data untuk mencapai apa yang menjadi tujuan peneliti melakukan penelitian. Para ahli berbeda-beda dalam menetapakan langkah dalam penelitian survei mulai dari yang sangat simpel sampai yang terperinci. Ada tiga langkah terpenting yang menentukan keberhasilan penelitian survei (Babbie,

(28)

23

1982), yaitu: 1) mengembangkan atau membuat angket, 2) memilih sampel, dan 3) mengumpulkan data dengan wawancara atau angket.

Menurut tokoh lain, penelitian survey ada beberapa langkah yang harus ditempuh terutama yang menggunakan jasa pos (McMillan & Schumacher, 2001), antara lain:

a) Merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus. Langkah yang harus dilakukan peneliti pertama kali sebelum melakukan penelitian survey adalah merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum merupakan rumusan yang bersifat umum tentang apa yang ingin dicapai dengan penelitian yang dilakukan, sedangkan tujuan khusus adalah rumusan tentang sasaran-sarasan yang lebih spesifik yang ingin dicapai.

b) Memilih sumber dan populasi target. Langkah selanjutnya adalah menentukan populasi target yang akan dicapai.keluasan wilayah, penyebaran populasi, dan besarnya populasi akan memengaruhi waktu, dana, dan jumlah personil yang diperlukan. Beberapa sumber daya ini harus ditentukan bersamaan dengan penentuan populasi target.

c) Pemilihan teknik dan pengembangan instrumen pengumpulan data. Untuk mengumpulkan data yang objektif dan akurat diperlukan instrumen yang valid, yakni mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkan. Ada dua jenis teknik pengumpulan data dalam penelitian survei pada umumnya, yaitu dengan menggunakan pedoman wawancara dan angket. Pedoman wawancara biasanya digunakan jika survei dilakukan melalui wawancara (langsung), adapun angket digunakan ketika pengumpulan data dilakukan secara tidak langsung. Pedoman wawancara dan angket dalam penelitian survei biasanya bersifat tertutup, atau telah disediakan alternatif jawabannya.

(29)

24

d) Petunjuk pengisian. Petunjuk pengisisn sangat diperlukan dalam penelitian surver dikarenakan penelitian survei bisanya dilakukan tanpa kehadiran peneliti atau responden mengisi angket sesuai penafsirannya sendiri. Petunuju ini harus jelas apa yang dimaksud dengan edaran angket tersebut dan bagaimana pengisisnnya.

e) Penentuan sampel. Pemilihan sampel merupakan langkah yang penting dalam penelitian survei. Sampel harus mewakili populasi baik dari segi jumlah dan karakteristiknya. Kemampuan responden dalam menjawab angket juga harus menjadi pertimbangan dalam hal ini.

f) Pembuatan alamat. Pengumpulan data yang menggunakan jasa pos harus mencantumkan alamat dengan terang dan jelas, dan mudah untuk dijangkau, baik alamat responden maupun alamat peneliti. g) Uji coba. Pedoman wawancada dan angket sebaiknya dilakukan uji

coba terlebih dahhulu terhadap sekelompok orang dari populasi target yang tidak termasuk sampel yang akan mengisi instrumen pada penelitian yang sebenarnya.

h) Tidak lengkap dan tidak mengembalikan. Pelaksanaan penelitian survei dengan menggunakan jasa pos sering kali kembali dengan jawaban yang kurang lengkap (semua), mininal 70% merupakan rata-rata rate yang terjawab lengkap berarti angket tersebut cukup baik. Jika terjadi hal seperti ini, maka harus ada pengiriman lanjutan pada sampel lainnya.

i) Tindak lanjut. Apabila angket yang kembali kembali kurang dari 70% terutama yang dilakukan melalui via pos, maka harus dilakukan harus dilanjutkan kegiatan tindak lanjut. Responden yang dikirimkan bisa saja dari yang lama dan bisa juga respnden yang baru dengan jarak waktu tenggang satu sampai dua minggu dari pengiriman pertama.

(30)

25

Ada juga pendapat lain mengenai langkah-langkah melakukan penelitian survei menurut Rea dan Parker. Antara lain: (1) identifikasi fokus kajian dan metode penelitian; (2) membuat anggaran dan jadwal penelitian; (3) membentuk kerangka teori dan hipotesis; (4) menetukan teknik samling; (5) menetapkan ukuran dan pemilihan sampel; (6) mendesain instrumen penelitian survei; (7) menguji instrumen penelitian survei; (8) memilih dan melatih pewawancara; (9) implementasi penelitian survei; (10) mengumpulkan jawaban angket yang lengkap dan memasukkan data ke komputer; (11) analisis data dan laporan terakhir.

Seluruh langkah-langkah sebagaiman di atas walaupun berbeda-beda antara satu tokoh dengan tokoh lainnya tidak membuat tujuan penelitian itu berubah. Langkah-langkah yang ada hanya sebagai penuntun agar apa yagn menjadi tujuan dari penelitian survei ini tercapai sesuai dengan prosedur penelitian yang benar.

4. Pengumpuan Data Survey a) Proses Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap petanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris, dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas sekumpulan unit analisis sebagai sasaran penelitian.

Variabel-variabel yang diteliti terdapat pada unit analisis yang bersangkutan dalam sampel penelitian. Data yang dikumpulkan dari setiap variabel ditentukan oleh definisi operasional variabel yang bersangkutan. Definisi operasional itu

(31)

26

menunjuk pada dua hal yang penting dalam hubungannya dengan pengumpulan data, yaitu indikator empiris dan pengukuran.

b) Instrumen Pengumpulan data

Dalam Penelitian survei ada 3 instrumen umum guna membantu pengumpulan data yakni :

1) Quesioner, guna memperoleh data-data factual.

2) Skala, data yang diperoleh nantinya akan berisifat konseptual. 3) Tes, Dalam penggunaan alat ini, pertanyaan yang di ajukan

sudah memiliki standardisasi dan norma yang berlaku terhadap jenis tes yang di gunakan sebagai alat tes.

Penelitian survey mempunyai banyak variasi dalam pelaksanaannya. Dibidang pendidikan dan tingkah laku penelitian survei minimal dapat dikelompokkan menjadi lima macam bentuk, yaitu, survey catatan, survey menggunakan angket dengan memanfaatkan jasa pos, survey melalui telepon, survey dengan wawancara kelompok, dan wawancara individual.

5. Analisis Data Dalam Penelitian Survey a) Metode Pengumpulan Data

Data merupakan hal utama yang akan diproses dan dianalisis dalam penelitian survei. Menurut Jogiyanto (2014) terdapat bermacam-macam teknik pengumpulan data diantaranya adalah sebagai berikut Mail Survey, Personal Interviews,

Telephone Interviews, Internet Interview, Focus Groups Discussion.

b) Instrumen Penelitian Survei

Instrumen merupakan salah satu hal yang tidak bisa dilepaskan dari sebuah penelitian. Instrumen memiliki peranan penting dalam penelitian sebagai alat pengumpul data. Adapun yang menjadi instrumen penelitian survey dapat dilihat pada bagan dibawah ini.

(32)

27

Gambar 2.1 Bagan Instrument Penelitian Survey

6. Tahapan Pelaksanaan Survey

Pada survey fisik lahan, surveyor dituntut untuk mengumpulkan informasi karakteritik fisik lahan tertentu dimana informasinya diperoleh melalui observasi lapangan, pengambilan sampel fisik, ataupun pengukuran di lapangan. Untuk jenis pengukurannya sendiri bervariasi, ada pengukuran lereng, ketinggian, kerapatan, suhu, dll. Semuanya bergantung pada fokus dan tujuan survey itu sendiri. Berbeda dengan survey fisik, survey sosial biasanya dilakukan dengan melakukan interview beberapa atau seluruh masyarakat tertentu yang termasuk dalam kriteria kajian. Keduanya memiliki kesamaan yaitu dilengkapi dengan form kuisioner survei. Jika survey fisik biasanya diisi oleh surveyor, jika survey sosial biasanya diisi oleh surveyor atau boleh diisi langsung pihak narasumber.

Alat survei

Kuesioner

Open ended And close ended

Alat tes Skala Yes-no Pilihan ganda Likert-type scale Forced Choice personality Achevments test Aptitude test

(33)

28

Tahapan dalam melakukan survey pemetaan harus dicermati baik – baik. Pasalnya pada setiap survey yang berkaitan dengan pemetaan terdiri dari 3 tahap dasar yaitu pra survey, field survey, dan pasca survey.

a) Pra survey

Pada tahap ini dilakukan perencanaan sebelum survey. Perencanaan meliputi penentuan metode untuk mencapai hasil, penentuan sampel (metode sampling, jumlah dan sebaran

sample), penentuan metode pengambilan data, persiapan alat

survey dan personil, hingga estimasi waktu dan pembiayaan. Tahap ini harus diteliti prosesnya karena kesalahan dalam persiapan akan sangat berpengaruh terhadap kelancaran saat survey dilakukan.

Dalam proses pemetaan, pre processing cukup memiliki andil yang besar. Beberapa survey membutuhkan data sekunder untuk acuan saat pengambilan data primer berlangsung. Misalnya dalam arahan penggunaan lahan, penentuan faktor fisik hingga pengolahan data medan harus dilakukan sebelum terjun ke lapangan. Hal ini diharapkan agar saat pengambilan data di lapangan optimal yakni seluruh data yang tidak dapat diperoleh melalui data sekunder maka akan diambil saat survey lapangan. Sehingga bisa terjadi kemungkinan saat survey lebih dari satu jenis data yang akan diambil.

Kasus lainnya pada perencanaan survey sosial, biasanya tahap pra lapangan menghasilkan target sampel dan sebaran hingga rute yang akan dilalui nantinya. Proses perencanaan ini penting karena jika semuanya berjalan lancar, maka perhitungan cost pun akan semakin akurat.

(34)

29

b) Survey lapangan

Pada tahap ini sudah termasuk dalam proses pengambilan data. Surveyor yang bekerja di lapangan akan mengikuti prosedur untuk melakukan pengmbilan data berdasarkan titik–titik sampel yang telah ditentukan. Survey lapangan bertujuan untuk memperoleh data primer yang merupakan data utama dalam suatu informasi yang akan di petakan atau diproses ataupun data untuk melakukan uji akurasi atau validasi hasil pemprosesan pada tahap pra survey.

Survey sendiri merupakan tahap dimana cost yang dikeluarkan paling besar, oleh karena itu pada tahap ini surveyor harus bisa berjalan sesuai target untuk mengejar waktu dan data yang dibutuhkan.

c) Pasca survey

Tahapan terakhir ini merupakan pengolahan data hasil survey dan finishing. Tahapan ini bisa menjadi tahapan tersulit jika data survey dan pra survey memiliki anomaly sehingga kesimpulan akan sulit diputuskan. Namun sebaliknya, jika semuanya sesuai dengan perencanaan bahkan hasil survey lapangan juga menunjukkan hasil yang baik, biasanya akan terlewati dengan mudah. Hanya saja proses pada tahap pasca survey biasanya lebih lama karena finishing dan evaluasi diperlukan pada tahap ini.

Untuk menghasilkan peta yang baik, maka setiap prosesnya juga harus dikerjakan dengan saksama dan teliti. Perlu jam terbang yang banyak untuk menghasilkan tangan–tangan profesional. Karena itulah banyak pihak yang lebih memilih untuk menggunakan jasa survey dibandingkan melakukannya sendiri.

(35)

30 E. Analisis, Interpretasi dan Laporan

1. Metode Pengumpulan Data

Data merupakan hal utama yang akan diproses dan dianalisis dalam penelitian survei. Menurut Jogiyanto (2014) terdapat bermacam-macam teknik pengumpulan data diantaranya adalah sebagai berikut.

a) Mail Survey

Mail survey merupakan salah satu metode pengumpulan

data yang cukup praktis karena peneliti hanya perlu mengirimkan kuesioner kepada responden melalui email. Peneliti tentunya harus memilih responden yang mampu mengoperasikan internet dengan cangkupan jaringan yang cukup luas. Kelebihan dari teknik ini adalah cepat dan nyaman; mengurangi kemungkinan interviewer bias; baik untuk menangani topik-topik pribadi / sensitif. Adapun kekurangannya adalah kuesioner harus benar-benar jelas; response bias (representativitas sampel terancam karena ga semua responden menyelesaikan survei, sebagian besar disebabkan response rate rendah).

b) Personal Interviews

Wawancara pribadi merupakan teknik yang melibatkan peneliti secara langsung terjun ke lapangan. Peneliti melakukan wawancara secara langsung menggunakan pedoman wawancara yang telah dibuat sebelumnya. Kelebihan dari teknik wawancara pribadi adalah kontrol peneliti lebih besar. Sedangkan kekurangannya kemungkinan response rate rendah; interviewer bias; mahal; butuh waktu banyak.

c) Telephone Interviews

Wawancara melalui telepon memungkinkan peneliti untuk mendapatkan respon secara langsung dalam waktu yang cepat karena wawancara dilakukan secara langsung melalui telepon. Tentunya peneliti harus mempertimbangkan soal biaya tagihan telepon. Kelebihan dari teknik ini adalah lebih murah, cepat, dan

(36)

31

memberi akses lebih luas dan baik dari personal interview. Adapun kekurangannya adalah kerangka sampling responden-responden potensial terbatas; kemungkinan response rate rendah.

d) Internet Interviews

Di zaman yang serba digital ini hampir setiap orang mampu mengakses internet. Kini survei semakin populer melalui media internet. Biasanya kuesioner berbentuk link form yang mampu diakses oleh siapa saja. Adapun instrumen survei online yang penah penulis temukan adalah seperti google forms, typeform.com, monkey survey, Client Heartbeat, Zoho Survey, Suvey Gizmo, dan Survey Planet. Kelebihan dari internet

interviews yaitu murah dan efisien untuk mendapatkan respons survei dari sampel-sampel yang sangat besar, secara potensial sangat beragam, dan under-represented; hemat waktu, tenaga, dan sumber daya alam; membuka berbagai kemungkinan penelitian lingkungan budaya, namun memiliki kekurangan yaitu sample, response (response rate internet interview lebih rendah dari telepon [Kraun et al., 2004; Skitka & Sargis, 2005]), dan selection bias; tidak ada cara untuk menghasilkan random sampling (Kraut et al., 2004); kontrol peneliti kurang.

e) Focus Groups Discussion

Yang lebih terkenal dengan singkatannya FGD merupakan salah satu metode riset kualitatif yang paling terkenal selain teknik wawancara. FGD adalah diskusi terfokus dari suatu group untuk membahas suatu masalah tertentu, dalam suasana informal dan santai. Kelebihannya membuat orang berbicara tentang sikap dan persepsi mereka, informasi mendalam, dapat menggunakan sumber yang berbeda-beda, baik untuk riset kualitatif. Kekurangannya tidak efisien; sampel sedikit, harus memiliki moderator yang baik, sulit dilakukan untuk topik sensitif.

(37)

32 2. Instrumen Penelitian Survei

Instrumen merupakan salah satu hal yang tidak bisa dilepaskan dari sebuah penelitian. Instrumen memiliki peranan penting dalam penelitian sebagai alat pengumpul data. Adapun yang menjadi instrumen penelitian survey dapat dilihat pada bagan dibawah ini.

Gambar 2.2 Bagan Instrument Penelitian Survey

a) Kuesioner sebagai instrumen utama dari penelitian survey memiliki kelebihan yaitu peneliti akan banyak mendapatkan data secara faktual. Adapun peran penting kuesioner adalah sebagai berikut (Jogiyanto, 2014).

1) Kebanyakan survey mengandalkan kuesioner untuk mengukur berbagai variabel.

2) Variabel-variabel demografis mendeskripsikan karakteristik orang-orang yang disurvey.

Alat survei

Kuesioner

Open ended And close ended

Alat tes Skala Yes-no Pilihan ganda Likert-type scale Forced Choice personality Achevments test Aptitude test

(38)

33

3) Peneliti perlu hati-hati dan ahli untuk membuat akurasi dan presisi kuesinoer.

4) Skala-skala laporan-diri digunakan untuk meng-assess preferensi dan sikap orang-orang.

b) Mengonstruksikan Kuesioner

1) Melibatkan pengambilan keputusan tentang informasi apa yang mestinya dicari dan tipe kuesioner, menulis draf kuosioner, mempreteskan kuesioner, dan menyimpulkan dan menetapkan prosedur penggunaannya.

2) Susunan kata harus jelas, spesifik, dengan penggunaan kata yang sederhana, langsung, dan umum.

3) Urutan-urutan pertanyaan harus dipertimbangkan secara serius

karena dapat mempengaruhi jawaban responden. alat survei kuesioner open-ended and close-ended, forced-choice, yes-no, pilihan ganda skala Likert-Type Scale, alat tes aptitude test

achievementtest personality.

c) Langkah-Langkah Mempersiapkan Kuesioner 1) Tetapkan informasi apa yang seharusnya dicari 2) Tetapkan tipe kuesioner yang seharusnya digunakan 3) Tulis draf pertama kuesioner itu

4) Periksa ulang dan revisi 5) Lakukan pretest

6) Edit kuesionernya dan tetapkan prosedur penggunaannya d) Jenis Kuesioner Terdapat beberapa jenis dari kuesioner seperti

open-ended question, close ended question, forced choice, yes-no question, dan pilihan berganda. Adapun penjelasan dari kelima

jenis kuesioner tersebut adalah sebagai berikut.

1) Open-ended Question

Open ended question adalah sebuah pertanyaan yang

memiliki lebih dari astu jawaban yang benar dan memiliki lebih dari satu strategi untuk mendapatkan jawaban.

(39)

34

2) Close-ended Question

Close-ended question memungkinkan pewawancara lebih

mudah mengontrol yang diwawancarai, karena apa yang akan ditanyakan sudah pasti dan menghindari yang diwawancarai menjawab bebas.

3) Forced Choice

Forced choice adalah pertanyaan yang memaksa kita untuk

menjawab walaupun pilihannya tidak begitu sesuai dengan keadaan kita (jadi, kita memilih pilihan yang paling mendekati dengan keadaan kita). Contoh: Saat berlibur saya lebih suka pergi ke pantai atau mall

4) Yes-No Question

Kuesioner dengan bentuk pilihan ya atau tidak setidaknya mendorong responden untuk lebih tegas dalam memilih jawaban dari pertanyaan yang diajukan pada kuesioner.

5) Pilihan Berganda

Kuesioner tipe pilihan berganda menyajikan pertanyaan dengan beberapa pilihan mulai dari pilihan a sampai dengan c, maupun pilihan a sampai dengan e, tergantung dari kebutuhan penelitian itu sendiri.

e) Skala

Penggunaan skala dalam angket memungkinkan jawaban-jawaban dari subjek akan lebih bersifat konseptual sesuai dengan

self-concept masing-masing individu, adanya peran interpretasi

dalam menjawab pertanyaan. f) Alat Tes

Penggunaan alat tes yang berupa pertanyaan yang diajukan sudah memiliki standarisasi dan norma yang berlaku terhadap jenis tes yang digunakan sebagai alat tes. Alat tes seperti aptitude

test, achievement test, dan personality test bentuk pertanyaannya

(40)

35

semacam ini adalah untuk penelitian survey yang berkaitan dengan personalitas.

3. Kategori Error Pada Survey

Terdapat beberapa kategori error pada survey yang menyebabkan data menjadi bias atau menyimpang. Dibawah ini merupakan bagan kategori error pada survey (Jogiyanto, 2014).

a) Random Sampling Error: Fluktuasi statistik yang terjadi karena perubahan variasi pada elemen yang terpilih menjadi sampel b) Systematic Error : Muncul karena desain riset kurang sempurna,

atau kesalahan eksekusi

c) Respondent Error

d) Non-Response Error : Responden yang berpartisipasi kurang dari yang diharapkan

e) Response Bias

f) Acquiescence : Responden cenderung setuju dengan sebagian besar pertanyaan

g) Extremity : Kecenderungan responden untuk bersikap ekstrim dalam menjawab

h) Interviewer Bias

i) Auspices Bias : Bias yang dialami responden karena terpengaruh oleh nama pihak yang mengadakan survey

j) Social Desirability k) Administrative Error

l) Data Processing Error: Error pada saat menganalisis

m) Sample Selection Error: Desain sampel tidak pas, atau kesalahan pada eksekusi sampel

n) Interviewer Error and Cheating

4. Jenis-Jenis Data Penelitian

Data penelitian yang dikumpulkan tentunya beragam, adapun macam-macam data penelitian menurut Nasution (2003) adalah sebagai berikut.

(41)

36

a) Nominal: Adalah ukuran yang paling sederhana, dimana angka yang diberikan kepada objek mempunyai arti sebagai label saja dan tidak menunjukkan tingkatan apapun

b) Ordinal: Data ini selain memiliki nama juga memiliki peringkat atau urutan. Digunakan untuk mengurutkan objek yang paling rendah sampai yang paling tinggi atau sebaliknya

c) Interval: Pemberian angka kepada set dari objek yang mempunyai sifat-sifat ukuran ordinal dan ditambah satu sifat lain yakni, jarak yang sama pada pengukuran. Data ini memperlihatkan jarak yang sama dari ciri atau sifat objek yang diukur. Akan tetapi ukuran interval tidak memberikan jumlah yang absolut dari objek yang diukur

d) Rasio: Ukuran yang meliputi semua ukuran di atas ditambah dengan satu sifat yang lain , yakni ukuran yang memberikan keterangan tentang nilai absolut dari objek yang diukur.

5. Analisis Data

a) Korelasi dan Kausalitas

1) Bila hubungan di antara dua variabel dapat dijelaskan oleh variabel ketiga, hubungan itu disebut spurious (semu).

2) Bukti korelasional yang dikombinasikan dengan pendekatan multimetode dapat membantu peneliti mengidentifikasi penyebab-penyebab potensial perilaku.

3) Contoh Penelitian Survey: Pengaruh Reputasi dan PopularitasSekolah terhadap Minat Pendidikan dalam Masyarakat

4) Rumusan Masalah:

a) Apakah ada pengaruh antara reputasi sekolah terhadap minat pendidikan dalam masyarakat?

b) Apakah ada pengaruh antara popularitas sekolah terhadap minat pendidikan dalam masyarakat?

(42)

37

c) Apakah ada pengaruh antara reputasi sekolah dan popularitas sekolah terhadap minat pendidikan dalam masyarakat?

5) Uji Korelasi (hubungan) dan Regresi (pengaruh)

Uji korelasi bisa menggunakan teknik Pearson Correlation, Kendall’s tau-b, dan Spearman Correlation dan SEM.

(43)

38

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Menentukan Masalah

Menentukan masalah kesehatan yang menjadi prioritas di kabupaten / kota, dan menentukan tujuan pelaksanaan survei secara jelas dan rinci. Pengelola program kesehatan di kabupaten / kota tentu mempunyai prioritas masalah yang akan ditanggulangi Besarnya masalah seperti rendahnya pencapaian target satu program atau kendala yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan dapat diketahui dari laporan bulanan, pertemuan rutin atau melakukan kajian dari sumber 9 sumber informasi yang relevan.dari penentuan masalah yang akan menjadi prioritas tersebut perludi deskripsikan tujuan pelasanaan survei secara jelas dan rinci. Semakin rinci tujuan akan semakin mudah mengembangkan kuesioner survei cepat dan melakukan analisis data. 2. Menentukan Besar Sampel

Umumnya untuk mengumpulkan data dari masyarakat dan untuk mengumpulkan data yang tidak ada dalam sistem pencatatan dan pelaporan rutin digunakan survai. Salah satu teknik survai yang mudah, murah dan cepat tetapi tetap memberikan hasil yang akurat adalah Survey Cepat (Rapid Survey).

3. Mengembangkan Instrument Survey

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam melakukan kegiatan untuk mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.

Jenis-jenis instrument penelitian ada dua yaitu instrument penelitian untuk penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa tes, angket, wawancara dan observasi.

(44)

39

Salah satu langkah penting dalam penyusunan instrumen sendiri adalah melakukan uji coba perangkat instrumen. Dan syarat pokok suatu instrumen penelitian adalah validitas dan reliabilitas.

4. Pelaksanaan dan Pengorganisasian Survey

Tahapan dalam melakukan survey pemetaan harus dicermati baik-baik. Pasalnya pada setiap survey yang berkaitan dengan pemetaan terdiri dari 3 tahap dasar yaitu pra survey, field survey, dan pasca survey.

5. Analisis, Interpretasi dan Laporan

Analisis data adalah suatu tahap mengorganisir data sesuai dengan pola, kategori, dan unit-unit deskriptif tertentu. Sedangkan interpretasi adalah proses memberi arti dan signifikansi terhadap analisis yang dilakukan, menjelaskan pola-pola deskriptif, mencari hubungan dan keterkaitan antar deskripsi-deskripsi data yang ada.

B. Saran

Sebaiknya didalam pelaksanaan praktikum ini waktu yang digunakan dengan baik agar praktikum berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Dan juga praktikum harus sesuai dengan prosedur agar tidak terjadi kesalahan.

(45)

40

DAFTAR PUSTAKA

Ariawan, I. 1996. Tinjauan Statistik Metode Survei Cepat. Jakarta : FKM-UI dan Pusdakes Depkes RI.

Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan.Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Arikunto S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka

Cipta.

Bennett, S., Woods, T., Liyanage, W.M., dan Smith, D.L. 1991. A Simplified

General Method For Cluster-Sample Surveis Of Health In Developing Countries, World Health Statistics Quarterly. 44(3) : 98-106.

Departemen Kesehatan RI. 1998. Modul Metode Survei Cepat untuk Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kotamadya (Edisi kedua). Jakarta : Pusat Data

Kesehatan.

Janti S. 2014. Analisis Validitas dan Reliabilitas Dengan Skala Likert Terhadap

Pengembangan SI/TI Dalam Penentuan Pengambilan Keputusan

Penerapan Strategi Planning Pada Industri Garmen. Pros Semin Nas Apl Sains Teknol. Yogyakarta.

Jogiyanto. 2014. Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Edisi ke 10). Yogyakarta :BPFE.

Karno To & Wibisono, Y. 2004. Analisis Butir Soal dengan menggunakan

Software Anates V4.

Nangi, Moh.Guntur. 2010. Problem Solving Kesehatan Masyarakat. Available from : Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi Ketiga. Jakarta.

McMillan, J.H. and Schumacher, S. 2001. Research in Education. New York: Longman, Inc.

(46)

41

Reinke, William A. 1994. Perencanaan Kesehatan Untuk Meningkatkan

Efektifitas Manajemen. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Bandung: Alfabeta Bandung.

Syaodih, Nana. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Symod, D. 2013. Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan dan Prioritas Jenis

(47)

42 Formulir Penilaian Praktik Mandiri Metode Survey Cepat

No. Aspek yang Dinilai Bobot

Nilai

YA TIDAK

1. Menentukan Masalah 20 2. Menentukan Besar Sampel 20 3. Mengembangkan Instrumen Survey 20 4. Pelaksanaan dan Pengorganisasian Survey 20 5. Analisis, Interpretasi dan Laporan 20

Gambar

Gambar 2.2 Bagan Instrument Penelitian Survey

Referensi

Dokumen terkait

Pengambilan data dilakukan secara langsung dengan mengadakan wawancara langsung terhadap pemilik warung, untuk menambah pengumpulan data, metode kepustakaan juga digunakan dengan

alat pengumpulan data dalam bentuk test, angket, untuk pedoman wawancara atau observasi. Pengumpulan data dilakukan pada obyek tertentu baik berupa populasi maupun sampel,

43 Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dal am proses penelitian, ada beberapa teknik yang digunakan untuk pengumpulan data, yaitu angket, wawancara,

Dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dilakukan melalui 4 tahapan yakni wawancara, observasi, dokumentasi serta angket alat ukur yang digunakan untuk menunjukkan

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer yang dilakukan melalui wawancara langsung dengan pihak-pihak yang berkaitan

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini adalah teknik wawancara dan kuesioner atau daftar pertanyaan.Dalam teknik wawancara ini digunakan sebuah

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Metode angket merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

3.6 Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuesioner, angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan