• Tidak ada hasil yang ditemukan

Volume 3 Nomor 2 Desember 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Volume 3 Nomor 2 Desember 2017"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 3 Nomor 2 Desember 2017 Amri

Analisis Perilaku Konsumen Maskapai

Penerbangan Dalam Melakukan Pembelian Tiket Pesawat Melalui E-Commerce

Adinda Chandralela dan Ahmad Yani Hazir Pengaruh Komunikasi, Kepemimpinan, dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai

Alam Surya Wijaya

Luas Tanah, Jenis Bibit, Pemupukan, Pemiliharan Kebun dan Harga Kelapa Sawit Mempengaruhi Kondisi Kesejahteraan Petani Sawit

Hamdan dan Afrizal

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi Serta Dampaknya pada Pengangguran Dan Kemiskinan di Kota Pangkalpinang

Suhardi

Telaah Kepemilikan Kebenaran Ilmiah Pada Pengembangan Pengetahuan Akuntansi

Oktarina

Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru

Teguh Afrianto, Chandra Suwondo dan Wargianto

Pengaruh Motivasi, Disiplin dan Komitmen Pegawai terhadap Prestasi Kerja pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Bangka Belitung Eka Rafida dan Adrian Radiansyah

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Budaya Organisasi, Lingkungan kerja, dan Keterlibatan Karyawan terhadap Organizational

citizenship behavior (OCB) yang Berdampak

Terhadap kinerja pelayanan publik di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bangka Tengah

(2)

ISSN: 2443-2164 dan e-ISSN 2621-2358

DIPUBLIKASIKAN OLEH

PASCA SARJANA MAGISTER MANAJEMEN STIE PERTIBA PANGKALPINANG

JEM Jurnal Ekonomi dan Keuangan terbit sebagai media komunikasi dan informasi ilmiah ekonomi dan manajemen, yang memuat tentang hasil ringkasan penelitian, survei dan tulisan ilmiah populer eknomi dan manajemen. Redaksi menerima sumbangan tulisan para ahli, staf pengajar perguruan tinggi, praktisi, mahasiswa yang peduli terhadap pembangunan ekonomi. Redaksi dapat menyingkat atau memperbaiki tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah maksud dan isinya.

DEWAN REDAKSI JURNAL JEM Editor in Chief

Dr. Hamdan, S.Pd.,M.M

Editor

Juhari

Reviewer

Dr. Mohamad Makrus, SE., M.Acc

STIE Pertiba Pangkalpinang

Ahmad Yani, SE, M.Si, Ph.D

STIE Pertiba Pangkalpinang

Dr. Andy Yusfany, SE, M.Si

STIE Pertiba Pangkalpinang

Erwin, SE.,M.M., Ph.D

Universitas Bangka Belitung

Dr. Yolanda, S.E.,M.M

Universitas Borobudur

Dr. Pudji Astuty, SE.,MM

Universitas Borobudur

Dr. David Oktaviandi, M.Si

Bappelitbangda Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Dr. Adrian Radiansyah, SE,M.M

Econom Bank BTN Dr. Amri., MM

STIE Pertiba Pangkalpinang Dr. Afrizal, MM STIE Pertiba Pangkalpinang Redaksi:

STIE Pertiba Pangkalpinang

Jl. Adyaksa 9 Kacang Pedang Pangkalpinang,

(3)

ISSN: 2443-2164 dan e-ISSN 2621-2358

DAFTAR ISI

Analisis Perilaku Konsumen Maskapai Penerbangan dalam Melakukan Pembelian Tiket Pesawat Melalui E-Commerce

Amri ... 1-15

Pengaruh Komunikasi, Kepemimpinan, dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai

Adinda Chandralela dan Ahmad Yani Hazir ... 16-36

Luas Tanah, Jenis Bibit, Pemupukan, Pemiliharan Kebun dan Harga Kelapa Sawit Mempengaruhi Kondisi Kesejahteraan Petani Sawit

Alam Surya Wijaya ... 37-48

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi Serta Dampaknya pada Pengangguran Dan Kemiskinan di Kota Pangkalpinang

Hamdan dan Afrizal ... 49-67

Telaah Kepemilikan Kebenaran Ilmiah Pada Pengembangan Pengetahuan Akuntansi

Suhardi ... 68-79

Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Mengajar Guru

Oktarina ... 80-93

Pengaruh Motivasi, Disiplin dan Komitmen Pegawai terhadap Prestasi Kerja pada PT. Jasa Raharja (Persero) Cabang Bangka Belitung

Teguh Afrianto, Chandra Suwondo dan Wargianto ... 94-105

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Budaya Organisasi, Lingkungan kerja, dan Keterlibatan Karyawan terhadap Organizational citizenship behavior (OCB) yang Berdampak Terhadap kinerja pelayanan publik di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bangka Tengah

(4)

ISSN: 2443-2164

1

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN MASKAPAI PENERBANGAN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN TIKET PESAWAT MELALUI E-COMMERCE

Amri

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pertiba Pangkalpinang

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis terhadap perilaku konsumen maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce. Populasi dalam penelitian ini merupakan pelanggan maskapai penerbangan Lion Air yang pernah melakukan pembelian e-tiket di Wilayah Pulau Bangka yang berjumlah 250 responden. Pengujian hipotesis dilakukan dengan metoda regresi berganda.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis berpengaruh signifikan dan positif terhadap perilaku konsumen maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce, variabel budaya terbukti mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap perilaku konsumen maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce, variabel sosial terbukti mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap perilaku konsumen maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce

Keywords: e-Commerce, cultur, social, personal and psychology

1.1 Latar Belakang Masalah

Internet sebagai suatu teknologi komunikasi dan informasi adalah suatu yang menyempurnakan platform perusahaan di dalam industri untuk membawa informasi tentang produk atau jasa kepada pelanggan di seluruh penjuru dunia secara langsung yang menjadikan waktu lebih efektif dan berbiaya rendah.

Gagasan “One Stop Shopping” dalam suatu industri atau penyelenggara bisnis merupakan respon terhadap kecenderungan perilaku manusia (human psychology) dalam melakukan pembelian. Meneliti berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku pelanggan akan dapat mendukung gagasan tersebut. Perubahan atau pengembangan sistem layanan bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan, khususnya mengupayakan pelayanan terbaik agar konsumen dapat melakukan transaksi perdagangan dengan nyaman, aman dan efisien. Perubahan perilaku konsumen dalam melakukan transaksi pembelian harus dapat disikapi dengan baik. Analisis mengenai hal ini sangat penting terutama bagi perusahaan yang ingin tetap eksis dalam iklim persaingan yang ada. Perubahan perilaku yang salah satunya dibentuk oleh lingkungan sosial budaya ini akan mempengaruhi paradigma penepatan, perumusan, dan implementasi strategi bersaing.

Perilaku manusia terjadi apabila berinteraksi dengan lingkungannya dapat bersifat komplek atau sederhana. Oleh karena itu munculnya pengaruh individu satu terhadap individu lainnya, salah satu faktor yang mempengaruhi tindakan dan perilaku konsumen dalam memutuskan untuk membeli dan mengkonsumsi sebuah produk atau jasa adalah perubahan lingkungan sosial budaya yang dapat membentuk perilaku konsumen. Analisa mengenai hal ini sangat penting terutama bagi perusahaan yang ingin melakukan ekspansi. Lingkungan sosial budaya ini akan membentuk perilaku konsumen, termasuk didalamnya budaya daerah, personal value, demografi, dan kepedulian konsumen yang semakin meningkat terhadap manfaat sosial.

Menurut Beurekat, (2005 Vol. 03 No.02, hal. 59-68), perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh sikap konsumen. Apabila konsumen memiliki sikap positif terhadap suatu produk atau jasa maka konsumen akan berupaya membeli atau menggunakan jasa

(5)

JEM: Jurnal Ekonomi dan Manajemen STIE Pertiba Pangkalpinang, Vol 3, No. 2, Edisi Desember 2017, hal 1-15

2 tersebut. Dengan kata lain berdasarkan pendapat di atas bahwa proses keputusan pembelian yang dilakukan konsumen secara langsung maupun tidak langsung akan dipengaruhi oleh faktor sosial budaya masyarakat secara luas dan konsumen biasanya bertindak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku di masyarakat. Dengan melakukan identifikasi dan eksplorasi karakteristik dari target market melalui proses segmentasi yang sesuai dapat membantu perusahaan menghadapi persaingan bisnis yang selalu mengalami perubahan.

Dalam konteks bisnis, banyak faktor mengapa perusahaan melakukan migrasi ke media on-line diantaranya adalah untuk memenuhi ekspektasi customer based dan perubahan lingkungan baik teknologi maupun lingkungan industri (Purbo, 2001, h. 23). Agar proses migrasi dapat berjalan baik, setidaknya terdapat beberapa hal yang harus mendapat pertimbangan perusahaan diantaranya membangun knowledge dalam upaya menciptakan awareness kepada setiap penggunanya baik itu penguna internal maupun eksternal.

Upaya membangun pengetahuan atau mengedukasikan konsumen terdapat beberapa faktor yang berperan diantaranya kepribadian, kondisi sosial ekonomi dan kebebasan dalam memperoleh informasi (Assael, 1995, h. 46). Kombinasi faktor tersebut akan sangat berperan dalam membangun knowledge dan terciptanya awareness, sebagai contoh pada faktor kebiasaan. Pelanggan yang sudah terbiasa memperoleh informasi melalui media internet kemungkinan besar akan dengan mudah menyesuaikan diri dengan mekanisme pembelian secara online, sehingga upaya meningkatkan kesadaran (awareness) konsumen dalam penggunaan on-line bahwa penggunaan

e-commerce membuat waktu berbelanja menjadi singkat, tidak lagi berlama-lama

mengunjungi lokasi untuk mencapai atau memesan barang/jasa yang diinginkan, akan menjadi lebih mudah jika dibandingkan dengan konsumen yang tidak terbiasa berhubungan dengan teknologi informasi.

Menurut Kotler yang diterjemah oleh Benyamin Molan (2001, h.144), dalam memahami perilaku konsumen perlu dipahami siapa konsumen, sebab dalam suatu lingkungan yang berbeda akan memiliki penelitian, kebutuhan, pendapat, sikap dan selera yang berbeda. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Sebagian faktor-faktor tersebut tidak diperhatikan oleh pemasar tetapi sebenarnya harus diperhitungkan untuk mengetahui seberapa jauh faktor-faktor perilaku konsumen tersebut mempengaruhi pembelian konsumen.

Dari uraian diatas jelas bahwa faktor-faktor tersebut seperti faktor budaya, faktor pribadi, faktor sosial dan faktor psikologis memiliki peran terhadap pembentukan preferensi konsumen terhadap pembelian secara online. Semakin mapan kondisi ekonomi pelanggan biasanya akan cenderung mencari kemudahan dalam melakukan berbagai transaksi, dan transaksi online yang memiliki keunggulan khususnya efisiensi dan efektivitas penggunaan waktu, tentu menjadi pilihan terbaik jika dibandingkan dengan cara konvensional. Secara keseluruhan memang masih dapat dikatakan bahwa infrastruktur untuk melaksanakan perdagangan di internet relatif baru dikenal oleh masyarakat Indonesia dan frekuensi pemakainya pun belum terlalu banyak. Namun perkembangan pelanggan dan pengguna internet di Indonesia telah menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan.

Jika dibandingkan dengan negara-negara Asia yang lebih maju, seperti Singapura, Taiwan dan Hongkong, Indonesia masih ketinggalan jauh. Indikasi yang kuat adalah masih terbatasnya jumlah pelanggan internet yaitu baru sebesar 2.000.000 pelanggan

(6)

Analisis Perilaku Konsumen Maskapai Penerbangan Dalam Melakukan Pembelian Tiket Pesawat Melalui E-Commerce

3 pada tahun 2007 (APJII) atau tidak lebih 13 persen dari total jumlah rumah tangga di perkotaan. Dibandingkan dengan negara-negara Asia seperti Singapore memiliki pelanggan sebanyak 47,4 persen, Taiwan 40 persen, dan Hongkong 26,7 persen dari jumlah rumah tangga, maka kondisi pasar intenet di Indonesia masih ketinggalan jauh (Newbyte, 2001, 42). Ditinjau dari gambaran statistik diatas maka tidak berlebihan jika dikatakan bahwa masyrakat pengguna internet di Indonesia masih baru taraf pengenalan atau masih merupakan pasar baru muncul (mulai), (Purbo, 2001, h. 59).

Pengembangan layanan maskapai penerbangan Lion Air guna meningkatkan layanan kepada para pelanggan pada bulan September tahun 2009 membangun website Lion Air yang juga digunakan sebagai media komunikasi dan informasi tentang jasa yang ditawarkan oleh Lion Air berdampak cukup signifikan. Hal ini terlihat dari tendensi kenaikan jumlah transaksi pembelian e-tiket secara online, bahwa sejak diberlakukannya penjualan e-tiket pada bulan September 2009 hingga bulan Mei 2010 tranksaksi e-tiket terus mengalami peningkatan, peningkatan tertinggi terjadi pada bulan Desember 2009 yaitu meningkat sebesar 2.790,57 % jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya peningkatan yang sangat signifikan ini disebabkan oleh hari libur lebaran Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru pada bulan yang sama. Pada bulan Oktober 2009 dimana transaksi e-tiket meningkat sebesar 1.359,26 % jika dibandingkan pada awal diberlakukannya e-tiket. Tendensi kenaikan transaksi e-tiket di atas mengindikasikan bahwa respon pelanggan maskapai pernerbangan Lion Air terhadap transaksi online sangat positif.

Adanya kecenderungan pelanggan maskapai penerbangan Lion Air memanfaatkan fasilitas transaksi online disamping karena faktor kemudahan, dan juga harga yang lebih murah jika dibandingkan dengan pelanggan yang melakukan pembelian secara langsung diloket penjualan tiket Lion Air. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis terhadap perilaku konsumen maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce.

II. TEORI DAN HIPOTESIS 2.1. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen menyangkut masalah keputusan yang diambil seseorang dalam persaingannya dan penentuan untuk mendapatkan dan mempergunakan barang dan jasa. Perilaku konsumen dapat juga diartikan tindakan-tindakan dan hubungan sosial yang dilakukan oleh konsumen perorangan, kelompok maupun organisasi untuk menilai, memperoleh dan menggunakan barang-barang serta jasa melalui proses pertukaran atau pembelian yang diawali dengan proses pengambilan keputusan yang menentukan tindakan-tindakan tersebut.

Konsumen mengambil banyak macam keputusan membeli setiap hari. Kebanyakan perusahaan besar meneliti keputusan membeli konsumen secara amat rinci untuk menjawab pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak mereka membeli, serta mengapa mereka membeli. Pemasar dapat mempelajari apa yang dibeli konsumen untuk mencari jawaban atas pertanyaan mengenai apa yang mereka beli, dimana dan berapa banyak, tetapi mempelajari mengenai alasan tingkah laku konsumen bukan hal yang mudah, jawabannya seringkali tersembunyi jauh dalam benak konsumen.

Pengertian perilaku konsumen seperti diungkapkan oleh Mowen (2002) mengatakan: “Studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan, barang, jasa, pengalaman serta

(7)

ide-JEM: Jurnal Ekonomi dan Manajemen STIE Pertiba Pangkalpinang, Vol 3, No. 2, Edisi Desember 2017, hal 1-15

4 ide”. Engel et. Al (1994) mengatakan tindakan yang langsung terlibat dalam perolehan, pemakaian dan pengaturan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.

2.1.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

Dalam memahami perilaku konsumen perlu dipahami siapa konsumen, sebab dalam suatu lingkungan yang berbeda akan memiliki penelitian, kebutuhan, pendapat, sikap dan selera yang berbeda.

Menurut Kotler, Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah kebudayaan, faktor sosial, pribadi, psikologis. Sebagian faktor-faktor tersebut tidak diperhatikan oleh pemasar tetapi sebenarnya harus diperhitungkan untuk mengetahui seberapa jauh faktor-faktor perilaku konsumen tersebut mempengaruhi pembelian konsumen.

Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar untuk mendapatkan nilai, persepsi, preferensi dan perilaku dari lembaga-lembaga penting lainnya. Faktor kebudayaan memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada tingkah laku konsumen. Pemasar harus mengetahui peran yang dimainkan oleh Budaya, sub Budaya dan kelas sosial.

Kelas sosial merupakan Pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan dan variabel lain. Dalam beberapa sistem sosial, anggota dari kelas yang berbeda memelihara peran tertentu dan tidak dapat mengubah posisi sosial mereka. Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, yaitu Kelompok, keluarga serta peran dan status.

Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan. Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu usia dan tahap daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi dan gaya hidup, kepribadian dan konsep diri. Sedangkan Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh dimasa lampau atau antisipasinya pada waktu yang akan datang. Pilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh faktor psikologi yang penting adalah motivasi, persepsi, pengetahuan dan keyakinan dan sikap

2.2. Electronic Commerce

Internet merupaka jaringan raksasa yang menghubungkan semua komputer diseluruh dunia. Kemunculan Internet diawali pada 1969, ketika ARPA (Advance Research

Project Agency), Departemen Pertahanan Amerika, memperkenalkan ARPAnet.

ARPAnet merupakan jaringan riset dan pertahanan yang dibuat untuk riset jaringan dan komunikasi, yang pada waktu itu diadakan riset untuk menghubungkan sejumlah komputer sehingga membentuk jaringan organik. Kehadiran Internet membuat perubahan yang asngat besar terhadap lingkungan, ketika pada 1991, Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah antara satu kompuer dengan komputer lainnya yang membentuk jaringan tersebut. Program inilah yang disebut World Wide Web (WWW). Dibandingkan dengan media penyebaran informasi

(8)

Analisis Perilaku Konsumen Maskapai Penerbangan Dalam Melakukan Pembelian Tiket Pesawat Melalui E-Commerce

5 lainnya. Internet dan WWW memperlihatkan waktu yang paling cepat untuk menyebarkan 10 juta konsumen (Turban, 2000).

Berkembangnya Internet serta ditemukannya Web telah mendorong berkembangnya bisnis melalui Internet. Berbagai macam istilah baru bermunculan sebagai perwujudan munculnya model-model bisnis baru dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi ini. E-commerce, business, government,

e-publish, m-commerce, dan masih banyak istilah lain yang terus bermunculan.

Lebih lanjut, transaksi melalui internet bisa di klasifikasikan berdasarkan karakteristik transaksi menjadi enam jenis (Turban, Et al, 2000), yaitu: B2B (Business

to Business), meliputi transaksi pasar elektronik (electronic market transactions) antar

organisasi. Tipe-tipe IOS antara lain berupa EDI, extranets, electronic funds transfer,

electronic forms, intergrated messaging, shared databases, dan supply chain management. Hingga saat ini tipe B2B adalah yang paling dominant dalam praktek

e-business; B2C (Business to Customer), yaitu transaksi ritel dengan pembeli individual; C2C (Customer to Customer), dimana konsumen menjual produk secara langsung kepada konsumen lainnya. Biasanya individu mengiklankan produk, jasa, pengetahuan, maupun keahliannya disalah satu situs lelang atau classified ads; C2B (Customer to

Business), meliputi individu yang menjual produk atau jasa kepada organisasi, serta

individu yang mencari penjual, bertransaksi dengan penjual tersebut, dan melakukan transaksi. Non-Business electronic Commerce: terdiri dari institusi non bisnis seperti lembaga pendidikan, organisasi nirlaba, organisasi keagamaan, organisasi sosial, dan instansi pemerintah.

E-commerce telah menjadi bagian yang penting dari sektor bisnis khusus

(private) dan umum (public) (Purbo, 2001). E-commerce sebagai bagian model bisnis baru dengan menggunakan teknoogi informasi dan telekomunikasi telah memberikan pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan tata social dan ekonomi masyarakat. Dijelaskan juga bahwa e-commerce secara umum menunjukkan seluruh bentuk transaksi yang berhubungan dengan aktifitas-aktifitas perdagangan, termasuk organisasi dan perorangan yang berdasarkan pada pemosesan dan transmisi data digital termasuk teks, suara, dan gambar-gambar visual (OECD, 1997). Definisi e-commerce bisa ditinjau dari lima perspektif, yaitu: on-line, purchasing, digital communication, service,

business process, dan market of one perspective (Chandra, 2001). 3.1. Hipotesis

1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis secara simultan terhadap perilaku konsumen maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce.

2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor budaya terhadap perilaku konsumen maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce.

3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor sosial terhadap perilaku konsumen maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce.

4. Terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor pribadi terhadap perilaku konsumen maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce.

(9)

JEM: Jurnal Ekonomi dan Manajemen STIE Pertiba Pangkalpinang, Vol 3, No. 2, Edisi Desember 2017, hal 1-15

6 5. Terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor psikologis terhadap perilaku konsumen maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce .

III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Populasi, Sampel dan Sampling

Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah pelanggan maskapai penerbangan Lion Air yang pernah melakukan pembelian e-tiket di Wilayah Bangka Belitung. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006:131). Untuk menentukan besarnya sampel yang digunakan, peneliti menggunakan rumus dari Paul Leedy karena peneliti tidak mengetahui secara pasti jumlah populasi pelanggan maskapai penerbangan Lion Air yang pernah melakukan pembelian e-tiket di Wilayah Bangka Belitung.

Berdasarkan pertimbangan peneliti mengambil sejumlah 250 orang atau pelanggan maskapai penerbangan Lion Air yang pernah melakukan pembelian e-tiket di Wilayah Bangka Belitung yang dijadikan sebagai responden dan dianggap representatif atau mewakili seluruh populasi penelitian.

1.2. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis membuat penelitian dengan menggunakan empat variabel bebas (independent variable) yaitu budaya(X1), sosial (X2), pribadi (X3) dan psikologis

(X4) dan satu variabel terikat (dependent variable) yaitu Perilaku Konsumen(Y).

1.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini penyebaran kuesioner melalui email yang ditujukan kepada sebagian pengguna jasa Lion Air yang melakukan transaksi pembelian tiket melalui internet. Cara pengumpulan data dilakukan dengan drop-off survey yaitu kuesioner dikirim via email kepada responden untuk di isi, kemudian setelah responden memberikan jawaban, responden akan mengirim kembali dan peneliti akan memeriksa emal secara berkala untuk mengambil kuesioner yang telah diisi oleh responden. Waktu pengumpulan data dilakukaj peneliti pada bulan Oktober-Desember 2017.

1.4. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Sumber Informasi dalam teknik ini adalah orang-orang yang biasa disebut responden. Peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan tertulis yang bertujuan menggali informasi.

Dalam penelitian ini penyebaran kuesioner melalui email yang ditujukan kepada sebagian pengguna jasa Lion Air yang melakukan transaksi pembelian tiket melalui internet. Cara pengumpulan data dilakukan dengan drop-off survey yaitu kuesioner dikirim via email kepada responden untuk di isi, kemudian setelah responden memberikan jawaban, responden akan mengirim kembali dan peneliti akan memeriksa emal secara berkala untuk mengambil kuesioner yang telah diisi oleh responden.

1.5. Teknik Analisis Data 1. Uji Validitas

Uji validitas diperlukan untuk mengukur seberapa valid atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi, uji validitas menunjukkan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur (Jogiyanto, 2004). Rumus yang digunakan dalam uji validitas ini adalah Korelasi

(10)

Analisis Perilaku Konsumen Maskapai Penerbangan Dalam Melakukan Pembelian Tiket Pesawat Melalui E-Commerce

7 Pearson (pearson correlation) dengan cara mengkorelasikan jawaban pada setiap butir pertanyaan dengan skor total. Kriteria penilaian uji validitas adalah:

a. Apabila r hitung > r tabel (pada taraf signifikansi 5 %), maka dapat dikatakan item kuesioner tersebut valid.

b. Apabila r hitung < r tabel (pada taraf signifikansi 5 %), maka dapat dikatakan item kuesioner tersebut tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah menguji apakah hasil kuesioner dapat dipercaya atau tidak. Pengujian reliabilitas instrument dapat dilakukan secara internal maupun eksternal. Secara internal reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi butir- butir yang ada pada instrument dengan teknik tertentu. Secara eksternal dapat dilakukan dengan test retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Perhitungan uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan analisis yang dikembangkan oleh Alpha Cronbach. Instrumen memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi jika nilai koefisien yang diperoleh >0,60 (Imam Ghozali, 2009).

3. Uji Asumsi Klasik

Bagian penting dari prosedur statistik mengenai model dari data adalah menetapkan seberapa baik model tersebut secara nyata cocok (goodness of fit), sekaligus mendeteksi kemungkinan penyimpangan asumsi yang diperlukan dalam data yang dianalisis. Untuk itu, dalam penelitian ini ada tiga formula yang dipergunakan (Data diolah dengan menggunakan program SPSS versi 17), yaitu:

a. Uji Normalitas Data

Untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau mendekati normal bisa dilakukan dengan melihat grafik normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Sedangkan jika terlihat titik-titik menyebar jauh disekitar garis diagonal, maka data tidak memenuhi asumsi normalitas (Imam Ghozali, 2009).

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas berarti adanya hubungan linier yang sangat kuat antara variabel bebas dalam regresi. Model regresi mengasumsikan tidak adanya multikolinearitas atau tidak adanya hubungan (korelasi) yang sempurna antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang lain. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilakukan dengan cara melihat nilai koefisien korelasi antara variabel bebas, dimana terdapat nilai korelasi yang sangat kuat (r > 0,9), maka terdapat gejala multikolinearitas dalam model regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan cara melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) pada masing- masing variabel bebas. Nilai VIF lebih kecil dari 10, maka dalam model regresi tidak terdapat gejala multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Masalah serius lain yang mungkin timbul dalam analisa regresi berganda adalah heterokedastisitas (heteroscedasticity).Hal ini timbul pada saat asumsi bahwa varians dari faktor galat adalah konstan untuk semua variabel bebas yang tidak terpenuhi. Jika varians tidak sama, dikatakan terjadi heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dalam model regresi dapat juga digunakan analisis residual berupa

(11)

JEM: Jurnal Ekonomi dan Manajemen STIE Pertiba Pangkalpinang, Vol 3, No. 2, Edisi Desember 2017, hal 1-15

8 grafik dengan dasar pengambilan keputusan jika pola tertentu seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur, maka terjadilah heterokedastisitas atau sebaliknya (Imam Ghozali, 2009, h. 38).

4. Analisis Regresi Berganda

Data-data yang telah ada dianalisis secara kuantitatif menggunakan sistem model statistik dalam program komputer (SPSS Versi 17.0) dengan metode analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Analisis regresi berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel bebas yang terdiri dari budaya (X1), sosial(X2), pribadi

(X3) dan psikologis (X4) terhadap variabel terikat yaitu perilaku konsumen (Y). Persamaan model analisis regresi berganda dalam penelitian ini dapat dirumuskan:

Yi= b0 +b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Dimana: Yi = Prilaku Konsumen X1 = Budaya X2 = Sosial X3 = Pribadi X4 = Psikologis b0 = Konstanta

b1- b4 = Koefisien regresi untuk X1- X4

e = error term (kesalahan estimasi)

5. Uji Hipotesis

Untuk membuktikan hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini dilakukan dengan uji serempak (uji F) dan uji parsial (uji t). Dalam penelitian ini ditetapkan tingkat signifikansi (significance level) = 95% (α = 0,05)

a. Uji Serempak (Uji F)

Pengujian terhadap model regresi menggunakan uji serempak (uji F), dimana tingkat signifikansi (significance level) yang dipilih adalah tingkat keyakinan 95% (α = 0,05) dan mendukung suatu hipotesis dan menggunakan probabilitas kesalahan sebesar 5%. Langkah-langkah pengujian hipotesis:

H0= b1, b1 ≠ 0 (Ada pengaruh yang signifikan antara budaya (X1), sosial(X2), pribadi

(X3) dan psikologis (X4) secara simultan (serempak) terhadap perilaku konsumen (Y). Untuk menguji hipotesis apakah diterima atau ditolak yaitu dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel.

1) Jika F hitung > F tabel atau probabilitas < 5% maka H0 ditolak dan H1 diterima,

artinya variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

2) Jika F hitung < F tabel atau probabilitas kesalahan > 5% maka H0 diterima dan H1

ditolak, artinya variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

b. Uji t

Uji digunakan untuk menguji keberartian pengaruh masing- masing variabel bebas (secara parsial) terhadap variabel terikat

Kriteria pengujian dinyatakan dengan:

H0: b1 = 0 (Tidak ada pengaruh yang signifikan antara budaya (X1), sosial(X2), pribadi

(X3) dan psikologis (X4) secara parsial terhadap perilaku konsumen (Y))

H0: b1 ≠ 0 (ada pengaruh yang signifikan antara budaya (X1), sosial(X2), pribadi (X3)

(12)

Analisis Perilaku Konsumen Maskapai Penerbangan Dalam Melakukan Pembelian Tiket Pesawat Melalui E-Commerce

9 Untuk menguji hipotesis apakah diterima atau ditolak yaitu dengan membandingkan nilai t hitung dengan t tabel.

1) Jika t hitung > t tabel atau probalitas < 5% maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya

secara parsial variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. 2) Jika t hitung < t tabel atau probalitas kesalahan > 5% maka H0 diterima dan H1

ditolak, artinya secara parsial variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Hubungan Budaya Terhadap Perilaku Konsumen

Berdasarkan hasil analisis data hubungan budaya terhadap perilaku konsumen seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 4.7 Uji korelasi 1

Dari tabel di atas dapat di lihat hasil koefisien korelasi antara variabel budaya (X1)

dengan variabel perilaku konsumen(Y) sebesar 0,568. Hal ini berarti bahwa budaya (X1) mempunyai pengaruh yang cukup kuat dan positif terhadap perilaku konsumen(Y)

maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce. Sedangkan berdasarkan uji determinasi (R2) didapatkan besarnya pengaruh variabel budaya(X1) terhadap variabel perilaku konsumen (Y) sebesar 32,26%.

B. Hubungan Sosial Terhadap Perilaku Konsumen

Berdasarkan hasil analisis data pengaruh sosial terhadap perilaku konsumen seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 4.8. Uji korelasi 2

Correlations X2 PK X2 Pearson Correlation 1 .639** Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 PK Pearson Correlation .639** 1 Sig. (2-tailed) .000 N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari tabel di atas dapat di lihat hasil koefisien korelasi antara variabel sosial (X2)

dengan variabel perilaku konsumen(Y) sebesar 0,639. Hal ini berarti bahwa sosial (X2)

mempunyai pengaruh terhadap perilaku konsumen(Y) maskapai penerbangan Lion Air

Correlations X1 PK X1 Pearson Correlation 1 .568** Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 PK Pearson Correlation .568** 1 Sig. (2-tailed) .000 N 100 100

(13)

JEM: Jurnal Ekonomi dan Manajemen STIE Pertiba Pangkalpinang, Vol 3, No. 2, Edisi Desember 2017, hal 1-15

10 dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce. Sedangkan berdasarkan uji determinasi (R2) didapatkan besarnya pengaruh variabel sosial (X2) terhadap variabel perilaku konsumen (Y) maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce sebesar 40,83 %.

C. Hubungan Pribadi Terhadap Perilaku Konsumen

Berdasarkan hasil analisis data pengaruh pribadi terhadap perilaku konsumen seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 4.9. Uji korelasi 3

Correlations X3 PK X3 Pearson Correlation 1 .498** Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 PK Pearson Correlation .498** 1 Sig. (2-tailed) .000 N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari tabel di atas dapat di lihat hasil koefisien korelasi antara variabel pribadi (X3) dengan variabel perilaku konsumen(Y) sebesar 0,498. Hal ini berarti bahwa pribadi (X3) mempunyai pengaruh terhadap perilaku konsumen(Y) maskapai

penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce. Sedangkan berdasarkan uji determinasi (R2) didapatkan besarnya pengaruh variabel pribadi (X3) terhadap variabel perilaku konsumen (Y) maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce sebesar 24,80 %.

D. Hubungan Psikologis Terhadap Perilaku Konsumen

Berdasarkan hasil analisis data pengaruh psikologis terhadap perilaku konsumen seperti pada tabel berikut ini:

Tabel 4.10. Uji korelasi 4

Correlations X4 PK X4 Pearson Correlation 1 .556** Sig. (2-tailed) .000 N 100 100 PK Pearson Correlation .556** 1 Sig. (2-tailed) .000 N 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Dari tabel di atas dapat di lihat hasil koefisien korelasi antara variabel psikologis(X4) dengan variabel perilaku konsumen(Y) sebesar 0,556. Hal ini berarti bahwa psikologis (X4) mempunyai pengaruh terhadap perilaku konsumen(Y) maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce. Sedangkan berdasarkan uji determinasi (R2) didapatkan besarnya pengaruh variabel psikologis (X4) terhadap variabel perilaku konsumen (Y) maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce sebesar 30,91 %.

(14)

Analisis Perilaku Konsumen Maskapai Penerbangan Dalam Melakukan Pembelian Tiket Pesawat Melalui E-Commerce

11

E. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengukur pengaruh antara variabel budaya, sosial, pribadi dan psikologis dengan perilaku konsumen. Dari pengujian diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.12 Analisis Regresi Berganda

MODEL UNSTANDARDIZED COEFFICIENTS

B Std. Error Constant 0,950 0,969 Budaya 0,160 0,046 Sosial 0,266 0,052 Pribadi 0.166 0,065 Psikologis 0,130 0,064

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disusun persamaan regresi berganda sebagai berikut:

Yi= 0,950 + 0,160X1 + 0,266X2 + 0,166 X3 + 0,130 X4 + e

Persamaan diatas menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara variabel budaya, sosial, pribadi dan psikologis terhadap perilaku konsumen maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce.

H. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Analisis koefisien determinasi digunakan untuk menunjukkan proporsi variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen. R2 mampu memberikan informasi mengenai variasi nilai variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh model regresi yang digunakan. Apabila R2 mendekati angka satu berarti terdapat hubungan yang kuat. Nilai R2 yang diperoleh dijelaskan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.13. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .759a .576 .558 .876 a. Predictors: (Constant), X4, X3, X1, X2 b. Dependent Variable: PK

Tabel diatas menunjukkan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,576 artinya bahwa 57,6% variasi dari variabel perilaku konsumen dapat dijelaskan oleh variabel budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Sedangkan 42,4% lainnya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model penelitian ini.

I. Uji F

1. Uji F. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui adanya pengaruh budaya, sosial, pribadi dan psikologis secara simultan terhadap perilaku konsumen maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce. Hasil pengujian F dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.14 Nilai F- Hitung

Model Sum of squares Df Mean Squares F Sig Regression Residual Total 99.264 72.976 172,240 4 95 99 24.816 0.768 32.306 .000a

(15)

JEM: Jurnal Ekonomi dan Manajemen STIE Pertiba Pangkalpinang, Vol 3, No. 2, Edisi Desember 2017, hal 1-15

12 Tabel di atas menunjukkan bahwa secara keseluruhan nilai F hitung sebesar 32,306 Sedangkan F tabel pada taraf signifikan α= 5%, derajat pembilang (k-1, 5-1=4), derajat penyebut (n-k, 100-4=96), maka didapat F tabel sebesar 2,37 dan F hitung > F Tabel Atau pada tabel ANOVA terlihat nilai signifikansi 0,000 untuk seluruh variabel, sehingga Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan

bahwa secara bersama-sama ada pengaruh antara budaya, sosial, pribadi dan psikologis terhadap perilaku konsumen maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce.

2. Uji t

Uji t ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh budaya, sosial, pribadi dan psikologis secara parsial terhadap perilaku konsumen maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce. Hasil uji parsial dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.15. Uji t Model Unstandaridized Coefficients t Sig. B Std. Error (Constant) 0.950 0.969 0.981 0.019 Budaya 0.160 0.046 3.468 0.001 Sosial 0.266 0.052 5.146 0.000 Pribadi 0.166 0.065 2.565 0.012 Psikologis 0.130 0.064 2.473 0.028

a) Pengaruh Variabel budaya terhadap perilaku konsumen

Berdasarkan hasil regresi pada tabel 4.15 di atas diperoleh nilai t-hitung variabel budaya (3,468) > nilai t tabel (1,985) atau signifikansi 0,001 < 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima. Berarti variabel budaya terbukti mempunyai pengaruh signifikan dan positif secara parsial terhadap perilaku konsumen maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce.

b) Pengaruh Variabel sosial terhadap perilaku konsumen

Berdasarkan hasil regresi pada tabel 4.15 di atas diperoleh nilai t-hitung variabel sosial (5,146) > nilai t tabel (1,985) atau signifikansi 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak dan H1diterima. Berarti variabel sosial terbukti mempunyai pengaruh signifikan dan positif secara parsial terhadap perilaku konsumen maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce.

c) Pengaruh Variabel pribadi terhadap perilaku konsumen

Berdasarkan hasil regresi pada tabel 4.15 di atas diperoleh nilai t-hitung variabel pribadi (2.565) > nilai t tabel (1,985) atau signifikansi 0,012 < 0,05, maka Ho ditolak dan H1diterima. Berarti variabel pribadi terbukti mempunyai pengaruh signifikan dan positif secara parsial terhadap perilaku konsumen maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce.

d) Pengaruh Variabel psikologis terhadap perilaku konsumen

Berdasarkan hasil regresi pada tabel 4.15 di atas diperoleh nilai t-hitung variabel psikologis (2.473) > nilai t tabel (1,985) atau signifikansi 0,028 < 0,05, maka Ho ditolak dan H1diterima. Berarti variabel psikologis terbukti mempunyai pengaruh signifikan dan positif secara parsial terhadap perilaku konsumen maskapai

(16)

Analisis Perilaku Konsumen Maskapai Penerbangan Dalam Melakukan Pembelian Tiket Pesawat Melalui E-Commerce

13 penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce.

J. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data, dapat dilihat bahwa pencarian sampel responden untuk memperoleh informasi tentang pengaruh budaya, sosial, pribadi dan psikologis terhadap perilaku konsumen maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce dapat memenuhi persyaratan data yang akurat dan valid.

Hasil pengujian pada instrumen penelitian menunjukkan bahwa butir pertanyaan 100% valid dan pertanyaan pada tiap variabel menunjukkan pertanyaan yang reliabel (handal), instrumen sah untuk dilakukan dalam analisis berikutnya.

Dari hasil analisis regresi berganda Yi= 0,950 + 0,160X1 + 0,266X2 + 0,166 X3 +

0,130 X4 + e, bahwa budaya, sosial, pribadi dan psikologis mempunyai pengaruh positif

terhadap perilaku konsumen maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce.

Dari hasil analisis secara simultan, bahwa variabel budaya, sosial, pribadi dan psikologis mempunyai pengaruh positif terhadap perilaku konsumen maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce. Hal ini, sesuai dengan pendapat Heri Kurniawan (2006) yang menyatakan secara simultan bahwa variabel budaya, sosial, pribadi dan psikologis mempunyai pengaruh positif terhadap perilaku konsumen. Sedangkan dari hasil analisis secara parsial, bahwa variabel budaya terbukti mempunyai pengaruh positif terhadap perilaku konsumen maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce. Hal ini, sesuai dengan pendapat Heri Kurniawan (2006) yang menyatakan secara parsial variabel budaya mempunyai pengaruh positif terhadap perilaku konsumen.

Secara parsial, variabel sosial terbukti mempunyai pengaruh positif terhadap perilaku konsumen maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce. Hal ini, sesuai dengan pendapat Heri Kurniawan (2006) yang menyatakan secara parsial variabel sosial mempunyai pengaruh positif terhadap perilaku konsumen. Secara parsial, variabel pribadi terbukti mempunyai pengaruh positif terhadap perilaku konsumen maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce. Hal ini, sesuai dengan pendapat Heri Kurniawan (2006) yang menyatakan secara parsial variabel pribadi mempunyai pengaruh positif terhadap perilaku konsumen.

Secara parsial, variabel psikologis terbukti mempunyai pengaruh positif terhadap perilaku konsumen maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce. Hal ini, sesuai dengan pendapat Heri Kurniawan (2006) yang menyatakan secara parsial variabel psikologis mempunyai pengaruh positif terhadap perilaku konsumen.

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi diketahui bahwa koefisien determinasi (R2) sebesar 0,576 artinya bahwa 57,6% variasi dari variabel perilaku konsumen dapat dijelaskan oleh variabel budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Sedangkan 42,4% lainnya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model penelitian ini. Berdasarkan uji determinasi variabel yang dominan mempengaruhi perilaku konsumen adalah variabel sosial. Hal ini, menunjukkan bahwa pengaruh lingkungan, pengalaman dari anggota keluarga dan mengikuti teman dianggap penting dalam

(17)

JEM: Jurnal Ekonomi dan Manajemen STIE Pertiba Pangkalpinang, Vol 3, No. 2, Edisi Desember 2017, hal 1-15

14 menentukan perilaku konsumen maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil pengujian diperoleh hasil bahwa faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap perilaku konsumen maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce, variabel budaya terbukti mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap perilaku konsumen maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce, variabel sosial terbukti mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap perilaku konsumen maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce.

Berdasarkan hasil analisis secara parsial didapatkan bahwa variabel pribadi terbukti mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap perilaku konsumen maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce, variabel psikologis terbukti mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap perilaku konsumen maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce.

Bebererapa saran yang dapat dikemukakan berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, diantaranya untuk melihat perilaku konsumen maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce, maka perlu diperhatikan faktor psikologis dari pembeli yaitu: motivasi, persepsi dan pengetahuan dari pembeli, karena pengaruhnya lebih kecil dari variabel sosial, pribadi dan budaya., kepada pihak Penerbangan Lion Air diharapkan untuk menyediakan perangkat atau sistem yang lebih mudah lagi bagi konsumen untuk melakukan transaksi secara e-commerce sehingga dapat memacu minat konsumen untuk melakukan transaksi yang lebih intensif, perlunya kajian atau penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi perilaku konsumen maskapai penerbangan Lion Air dalam melakukan pembelian tiket pesawat melalui e-Commerce.

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, I (1985). “From intentions to actions: a theory of planned behavior”, in Kuhl, J and Beckman, J. (Eds), Action-Control: From Cognition Behavior, Springer, Heidelberg, pp. 11-39

Anoraga, Pandji, (2000), Manajemen Bisnis, Rineka Cipta, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Assael, H (1995), “Costumer Behavior and marketing action”. International Thompson Publising, Cincinnati Ohio.

Assauri, Sofjan. 1999. Manajemen Pemasaran. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada Jakarta.

Battacherjee, A. (2000), “Acceptance of e-commerce services: the case of electronic

brokerages”, IEEE Transaction on Systems, and Cybernetics-Part A: System and

Humans, Vol. 30 No.4, pp.411-20.

Better Business Bureau (2001), “Third-party assurance boosts online

(18)

Analisis Perilaku Konsumen Maskapai Penerbangan Dalam Melakukan Pembelian Tiket Pesawat Melalui E-Commerce

15 Beurekat, (2005), Faktor Lingkungan Sebagai Penentu Perilaku Konsumen, Jurnal

Ilmiah Manajemen dan Bisnis, Vol. 03 No.02, pp. 59-68.

Engel, James F.,dkk, (1994), Perilaku Konsumen, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta. Ghozali, Imam. 2009. Ekonometrika: Teori, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS 17.

Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

Green, H. (2002), “Lessons of the cyber survivor”, Business Week, April 22, p. 42. Harrison, D.A., Mykytyn, P.P. and Riemenshneider, C.K. (1997), “Executive decisions

about adoption of information technology in small business: theory and empirical tests”, Information Systems Research, Vol. 8 No.2, pp. 171-95.

Horrigan, J.B. (2002), “Getting serious online”, Pew Internet & American Life Project, available at: www.pewinternet.org

Husaini, Usman., (2004), Metodologi Penelitian Sosial, Cetakan Kelima, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.

Jarvenpaa, S.L. and Todd, P.A. (1997), “Is there a future for retailing on the Internet” , in Peterson, R.A. (Ed.), Electronic Marketing and the Consumer, Sage, Thousand Oaks, CA, pp. 139-54

Jogiyanto. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman. Yoyakarta: BPFE.

Jupiter Research (2003), “online retail spending to soar in the US”, available at: www.nua.net

Kotler, Philip, Killer. 2007. Manajemen Pemasaran. Diterjemah oleh Benyamin Molan. Editor oleh: Bambang Sarwiji. Edisi 12. Jakarta: PT. Index.

Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran. Jilid 2. Bumi Aksara. Jakarta.

Kurniawan, Heri. 2006. Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian Produk Mie Sedap. Tesis. Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka. Malang.

Purbo, Onno W., Wahyudi, Aang Arif. (2001). Mengenal e Commerce. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Rakmat, Jallaluddin., (1999), Metode Penelitian Komunikasi, PT Remaja Rosdakarya, Cetakan Ketujuh, Bandung.

Suhardi dan Darus Altin. 2013. Analisis Kinerja Keuangan Bank BPR Konvensional di Indonesia Periode 2009 sampai 2012. Pekbis Jurnal. Vol. 5, No.2, Juli 2013: 101-110.

Tjiptono, Fandy. 2002. Strategi Pemasaran. Edisi Kedua. Cetakan Ke enam. Penerbit. Andy. Yogyakarta.

Turban, Efraim., Lee, Jae., King, David., and Chung, Michael H. (2000). Electronic Commerce A Managerial Perspective. New Jersey: Prentice Hall International Promasanti, Ira. 2001. “One-Stop Surfing Yogyakarta Dot Com Virtual Enterprise.” Seminar Nasional E-Business: Application and Strategy form Small and Medium Business, 5 Mei 2001 dilaksanakan oleh Magister Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta

Wicaksana, I Wayan S., dan Wiryana, I Made, (1999). Web Sebagai Media Marketing. [on-line]. Available: http://www.ngelmu.dhs.org

(19)

ISSN: 2443-2164

16

PENGARUH KOMUNIKASI, KEPEMIMPINAN,

DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI Adinda Chandralela

DPPKAD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Ahmad Yani Hazir

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pertiba Pangkalpinang

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan adalah untuk menganalisis pengaruh komunikasi, kepemimpinan, dan budaya organisasi terhadap kinerja Pegawai Negeri Sipil Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Populasi yang dijadikan sampel yang digunakan adalah sebanyak 117 Pegawai Negeri Sipil Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner, yang disusun dalam skala 1-5, skor 1 untuk tanggapan yang sangat tidak setuju dan skor 5 untuk tanggapan yang sangat setuju. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji validitas, uji reabilitas, uji normalitas, dan pengujian hipotesis.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi dan kepemimipinan berkontribusi secara simultan dan signifikan terhadap budaya organisasi serta kepemimpinan dan budaya organisasi juga berkontribusi dan simultan terhadap kinerja pegawai.

Keywords: komunikasi, kepemimpinan, budaya organisasi, kinerja pegawai

1.1. Latar Belakang

Pesatnya perkembangan teknologi informasi sejak tahun 1980-an memiliki pengaruh yang sangat dominan terhadap perubahan manajemen pemerintahan. Akibatnya, birokrasi pemerintahan kekurangan sumber daya manusia yang berkualitas, baik dari segi kepemimpinan, manajemen, kemampuan, maupun keterampilan teknis yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Pembagian tugas yang tidak jelas menyebabkan ketidak-efisienan penggunaan Sumber Daya Manusia dan hanya penumpukan pegawai dalam satu unit kerja atau instansi (Sundarso, 2007).

Suatu organisasi terdiri atas bagian atau departemen yang saling bekerja sama dan tergantung satu sama lain (Sunyoto, 2011). Secara umum, semakin besar organisasi, semakin besar kebutuhan untuk desentralisasi pengambilan keputusan. Hal ini terjadi karena pertanyaan kompleks yang harus dijawab paling baik diatasi oleh beragam orang dengan area keahlian yang berbeda. (Bessie, 2010). Oleh karena itu, komunikasi sangat penting untuk keberhasilan kepemimpinan dan manajemen. Seorang pemimpin mempunyai kewenangan dan tanggung jawab formal untuk berkomunikasi dengan banyak orang dalam organisasi. Keragaman budaya dan teknologi komunikasi yang berkembang dengan pesat juga menambah kompleksitas komunikasi dalam organisasi ini. Karena kompleksitas ini, pemimpin harus memahami setiap situasi unik dengan cukup baik agar dapat memilih jaringan atau saluran komunikasi internal yang paling tepat. (Bessie, 2010)

Dalam lingkungan instansi pemerintah, dikenal adanya budaya kerja aparatur negara. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2012 tanggal 09 Juli 2002 tentang Pedoman Pengembangan Budaya Kerja, budaya organisai adalah sistem nilai bersama dalam suatu organisasi yang menjadi acuan bagaimana para pegawai melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan atau cita-cita organisasi. Hal ini biasanya dinyatakan sebagai visi, misi, dan tujuan organisasi. Budaya organisasi dikembangkan dari kumpulan norma, nilai, keyakinan, harapan, asumsi, dan filsafat orang di dalamnya.

(20)

Pengaruh Komunikasi, Kepemimpinan, Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai

17 Oleh karena itu, budaya organisasi budaya organisasi juga menjadi dasar praktik di dalam organisasi.

Deal dan Kennedy (1950) mengatakan bahwa untuk menciptakan organisasi yang memiliki kinerja tinggi, perlu dibangun budaya yang kuat dan terpadu dalam berbagai cara agar tercipta hasil yang luar biasa (Romli, 2012). Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Prov. Kep. Bangka Belitung, yaitu sebuah instansi pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang meliputi bidang Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah yang keseluruhan aktivitas bisnisnya sangat mengandalkan manusia. Kegiatan organisasi mencakup aktivitas tujuh inti, yaitu sekretariat, pajak, anggaran, akuntansi dan pelaporan, perbendaharaan dan verifikasi, retribusi dan pendapatan lain-lain, serta asset daerah.Hingga saat ini sebagian besar masih mengandalkan otak dan tenaga manusia. Karena karakteristik semacam ini, pengelolaan organisasi haruslah sejauh mungkin memperhatikan aspek manusia. Banyak kendala yang dihadapi oleh DPPKAD Prov. Kep. Bangka Belitung dalam upaya untuk menciptakan kinerja pegawai yang efektif.

Dari pengamatan peneliti, terdapat indikator penurunan kinerja pegawai DPPKAD Provinsi Kep. Bangka Belitung. Hal ini diindikasikan dengan masih ada pegawai yang datang terlambat ikut apel pagi dan sore. Padahal, kepala dinas menghimbau agar para pimpinan memantau kehadiran apel pagi dan sore setiap harinya. Sanksi pun sudah ditetapkan bagi yang tidak mentaati peraturan tersebut. Selain itu, masih banyak karyawan yang sering meninggalkan tempat pada jam kerja untuk kegiatan di luar kantor. Tingkat kedisiplinan menurun terutama setelah istirahat makan siang, masih banyak pegawai yang belum berada di tempat untuk kembali bekerja. Belum terpenuhinya target kinerja yang ditetapkan oleh bidang pada organisasi, seperti pembuatan laporan kerja bulanan yang tidak tepat waktu. Indikator tersebut berkaitan dengan komunikasi dalam organisasi, kepemimpinan, dan budaya organisasi, dan hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

Berdasarkan tabel 1.1 dan tabel 1.2, dapat dilihat bahwa kehadiran pegawai untuk mengikuti apel pagi dan apel sore belum maksimal. Padahal, baik apel pagi maupun sore, diwajibkan bagi pegawai negeri sipil daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, termasuk pada DPPKAD Prov. Kep. Bangka Belitung, yang diatur dalam Peraturan Gubernur No. 3 Tahun 2012 tanggal 20 Januari 2012 tentang Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun Anggaran 2012. Pada pasal 3, dinyatakan bahwa bagi pegawai yang tidak melaksanakan apel pagi dan apel sore tanpa ada pemberitahuan, baik lisan maupun tulisan kepada atasan, diadakan pemotongan 2,5% per hari yang didasarkan pada daftar kehadiran apel. Secara langsung atau tidak langsung, terbentuk suatu budaya dengan menumbuhkan rasa tanggung jawab pegawai untuk mengikuti apel. Dalam hal ini, apel dapat menjadi ajang komunikasi dan interaksi, baik antar pimpinan dengan pegawai maupun sebaliknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalis pengaruh komunikasi dan kepemimpinan terhadap budaya organisasi.

II. TEORI DAN HIPOTESIS

2.1.1. Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen merupakan suatu proses yang kompleks, menantang dan menarik. Perubahan yang cepat dalam lingkungan usaha dewasa ini mengharuskan manajer untuk

(21)

JEM: Jurnal Ekonomi dan Manajemen STIE Pertiba Pangkalpinang, Vol 3, No. 2, Edisi Desember 2017, hal 16-36

18 mengikuti kesempatan bisnis dan tren yang terjadi. Griffin (2004) menjelaskan bahwa manajemen (management) adalah sebagai suatu rangkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan pengambilan keputusan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian) yang diarahkan pada sumber daya organisasi (manusia, finansial, fisik dan informasi) dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Efisien (efficient) berarti menggunakan berbagai sumber daya secara bijaksana dan dengan cara yang hemat biaya sedangkan efektif (effective) berarti membuat keputusan yang tepat dan mengimplementasikannya dengan sukses. Daft (2003) mendefinisikan manajemen (management) sebagai suatu pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif dan efisien melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian sumber daya organisasi. Terdapat dua ide penting dalam definisi di atas: (1) keempat fungsi, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian, serta (2) pencapaian tujuan organisasi dengan cara yang efektif dan efisien. Manajer menggunakan berbagai keterampilan untuk melakukan fungsi ini.

Manajemen sumber daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai, baik tujuan individu maupun organisasi. Menurut Flippo dalam Hasibuan (1980), pengertian manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pelepasan sumber daya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi masyarakat. Menurut Hasibuan (2005), manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya perusahaan, karyawan dan masyarakat. Fungsi manajemen sumber daya manusia terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengembangan kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan dan pemberhentian. Dalam manajemen sumber daya manusia, fokus kajian dalam hal ini adalah tenaga kerja manusia yang diatur menurut urutan fungsinya, agar efektif dan efisien dalam mewujudkan tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

2.1.3. Kinerja Pegawai

Menurut Iswanto (2005), kinerja didefinisikan sebagai catatan outcomes yang dihasilkan pada fungsi atau aktivitas pekerjaan tertentu (Bernardin dan Russel, 1998). Menurut Bernadin dan Russel (1998), ada enam kriteria untuk menilai suatu kinerja, yaitu (Iswanto, 2005): 1) Kualitas, Tingkat seberapa sempurna suatu proses atau hasil dari melaksanakan suatu pendekatan baik itu berkaitan dengan penyesuaian terhadap suatu cara pelaksanaan aktivitas yang ideal atau memenuhi tujuan aktivitas yang diharapkan, 2) Kuantitas, Jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah sejumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan, 3) Ketepatan batas waktu, Tingkat seberapa sempurna atau lengkap suatu aktivitas diselesaikan atau menghasilkan produk pada waktu tercepat dari waktu yang diinginkan, baik dilihat dari koordinasi dengan keluaran lain maupun dari maksimisasi waktu yang tersedia bagi aktivitas lain 4) Keefektifan biaya, Tingkat seberapa maksimum penggunaan sumber daya organisasi (manusia, uang, teknologi, dan material) dalam kaitannya untuk mencapai keuntungan paling tinggi atau mengurangi kerugian pada setiap unit atau instansi yang menggunakan sumber daya, 5) Kebutuhan terhadap supervise, Tingkat seberapa perlu pegawai yang dinilai tersebut terhadap bantuan atau intervensi supervisor dalam melaksanakan fungsi pekerjaannya, dan 6) Dampak interpersonal, Tingkat seberapa meningkat perasaan percaya diri, nama

(22)

Pengaruh Komunikasi, Kepemimpinan, Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai

19 baik, dan kekooperatifan di antara mitra kerja dan bawahan sehingga pegawai mempunyai komitmen kerja dengan perusahaan dan tanggung jawab kerja dengan perusahaan.

2.1.4. Komunikasi dalam Organisasi dan Kinerja Pegawai

Komunikasi merupakan perpindahan dan pemahaman makna (Robbins, 2010). Hal ini berarti bahwa jika informasi atau ide belum disampaikan, komunikasi belum dilakukan. Komunikasi antara para atasan dan para pegawai adalah penting karena komunikasi memberikan informasi yang diperlukan untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dalam organisasi.

Komunikasi merupakan salah satu elemen penting dalam kehdupan organisasi. Fungsi manajemen mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, sampai dengan pengawasan, semuanya melibatkan komunikasi. Komunikasi membantu para anggota organisasi untuk mencapai tujuan individu dan tujuan organisasi, merespons dan mengimplementasikan perubahan organisasi, mengoordinasikan aktivitas organisasi, serta ikut berperan dalam semua tindakan organisasi yang relevan. Komunikasi efektif juga membantu organisasi dalam mencapai sasaran atau tujuannya (Sunyoto, 2011). Menurut Sunyoto (2011), elemen dasar yang membentuk komunikasi terdiri dari komunikator, pengkodean, pesan, media perantara, pengurai-pesan, umpan balik, dan noise yang dijelaskan sebagai berikut (lvancevich, et. al., 2007; Kreitner dan Kinicki, 2005).

2.1.5. Kepemimpinan dan Kinerja Pegawai

Kepemimpinan yang mendukung menghasilkan kinerja pegawai dan tingkat kepuasan yang tinggi ketika bawahan mengerjakan pekerjaan terstruktur. Dalam situasi ini, pemimpin hanya perlu mendukung bawahannya, bukan memerintahkan apa yang harus dilakukan (Robbins, 2010). Mengapa bawahan harus mempercayai pemimpinnya? Penelitian telah membuktikan bahwa rasa percaya di dalam kepemimpinan itu sangat berhubungan dengan hasil kerja yang positif, termasuk kinerja, perilaku anggota organisasi, kepuasan kerja dan komitmen terhadap organisasi (Robbins, 2010).

Kepercayaan sangat terkait dengan konsep kredibilitas, bahkan, kedua terminologi ini dapat saling bertukar fungsi. Rasa percaya (trust) didefinisikan sebagai keyakinan di dalam integritas, karakter, dan kemampuan seorang pemimpin. Bawahan yang mempercayai pemimpinnya bersedia menerima perbuatan pemimpin karena mereka yakin bahwa hak dan kepentingan mereka tidak akan disalahgunakan. Penelitian telah mengidentifikasi lima dimensi yang mendasari konsep rasa percaya (Robbins, 2010): Integritas-kejujuran dan kebenaran; Kompetensi-pengetahuan dan keahlian teknis serta keahlian interpersonal; Konsistensi-dapat diandalkan, dapat diprediksi, dan penilaian yang baik dalam menangani situasi; Loyalitas-kemauan untuk melindungi seseorang, baik secara fisik maupun emosi; dan Keterbukaan-kemauan untuk berbagi ide dan informasi. Dari lima dimensi tersebut, integritas merupakan hal yang sangat penting di saat seseorang menilai hal yang dapat dipercaya dari orang lain.

Perubahan tempat kerja telah memperkuat mengapa kualitas kepemimpinan tersebut sangat penting. Sebagai contoh, kecenderungan terhadap pemberdayaan dan kelompok kerja yang dikelola sendiri telah mengurangi jumlah mekanisme kendali tradisional yang digunakan dalam mengawasi para pegawai. Jika kelompok kerja itu bebas membuat jadwal kerjanya sendiri, mengevaluasi kinerjanya sendiri, dan bahkan

(23)

JEM: Jurnal Ekonomi dan Manajemen STIE Pertiba Pangkalpinang, Vol 3, No. 2, Edisi Desember 2017, hal 16-36

20 membuat keputusan atas perekrutan diri mereka sendiri, rasa percaya menjadi aspek yang sangat penting. Pegawai harus percaya bahwa pimpinan akan memperlakukan mereka dengan adil, dan pimpinan juga harus percaya bahwa pegawai dapat memenuhi tanggung jawabnya.

2.1.6. Budaya Organisasi

Robbins dan Judge mendefinisikan budaya organisasi sebagai sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota organisasi yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi yang lain. (Sunyoto, 2012). Para peneliti berusaha untuk mengidentifikasi berbagai tipe budaya organisasi dengan tujuan untuk mempelajari hubungan antara tipe efektivitas budaya dan organisasi. Pencarian ini didorong oleh adanya anggapan bahwa budaya tertentu lebih efektif daripada budaya yang lain (Sunyoto, 2012).

Menurut Robbins, (2000) mengajukan sepuluh karakteristik budaya organisasi yang meliputi dimensi struktural dan perilaku, yaitu meliputi:

a. Inisiatif individual; tingkat tanggung jawab, kebebasan, dan independensi yang dimiliki individu.

b. Toleransi terhadap tindakan berisiko; sejauh mana para anggota dianjurkan untuk -bertindak agresif, inovatif, dan berani mengambil risiko.

c. Arah; sejauh mana organisasi tersebut menciptakan sasaran dan harapan mengenai prestasi dengan jelas.

d. Integrasi; sejauh mana unit-unit dalam organisasi didorong untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi.

e. Dukungan dari manajemen; sejauh mana para manajer dapat berkomunikasi dengan jelas, memberi bantuan serta dukungan terhadap bawahan mereka.

f. Kontrol; sejumlah peraturan dan pengawasan langsung yang digunakan untuk mengawasi dan mengendalikan perilaku anggota.

g. Identitas; sejauh mana para anggota mengidentifikasi dirinya secara keseluruhan dengan organisasimya ketimbang dengan kelompok kerja tertentu atau dengan bidang keahlian profesional.

h. Sistem imbalan; sejauh mana alokasi imbalan (seperti kenaikan gaji dan promosi) didasarkan atas kriteria prestasi pegawai sebagai kebalikan dan senioritas, sikap pilih kasih dan sebagainya.

i. Toleransi terhadap konflik; sejauh mana para pegawai didorong untuk mengemukakan konflik dan kritik secara terbuka.

j. Pola komunikasi; sejauh mana komunikasi organisasi dibatasi oleh hierarki kewenangan formal.

2.1.7. Komunikasi dalam Organisasi dan Budaya Organisasi

Robbins dan Judge mendefinisikan budaya organisasi sebagai sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para anggota organisasi yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi yang lain. (Sunyoto, 2012). Para peneliti berusaha untuk mengidentifikasi berbagai tipe budaya organisasi dengan tujuan untuk mempelajari hubungan antara tipe efektivitas budaya dan organisasi. Pencarian ini didorong oleh adanya anggapan bahwa budaya tertentu lebih efektif daripada budaya yang lain (Sunyoto, 2012)

Budaya organisasi adalah sistem simbol dan interaksi unik pada setiap organisasi. Ini adalah cara berpikir, berperilaku, berkeyakinan yang sama-sama dimiliki

Gambar

Tabel 4.7 Uji korelasi 1
Tabel 4.9. Uji korelasi 3
Tabel 4.14 Nilai F- Hitung
Tabel 4.15. Uji t  Model  Unstandaridized  Coefficients  t  Sig.  B  Std. Error  (Constant)  0.950  0.969  0.981  0.019  Budaya  0.160  0.046  3.468  0.001  Sosial  0.266  0.052  5.146  0.000  Pribadi  0.166  0.065  2.565  0.012  Psikologis  0.130  0.064
+7

Referensi

Dokumen terkait

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Perubahan Atas Keputusan Bupati Bantul Nomor 22A Tahun 2009

Universitas Negeri

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Penerima Penghargaan (reward) Bantuan Haji

Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana tanda-tanda penggambaran identitas perempuan muslim pada tokoh Hanum dalam film Bulan Terbelah di Langit Amerika I (BTDLA

Unauthorized access to the administrative console can be used to send commands over the management VLAN or compromised home network that modify IPTV usage information stored in the

Hasil dari penelitian ini adalah produk bakso baru yang berbahan dasar ikan mayus dan disajikan dengan cara digoreng saja tanpa menggunakan kuah kaldu. Saran untuk bentuk dapat

Tempat tinggal adalah tempat perlindung dari pengaruh cuaca alam, tempat untuk menikmati kehidupan yang nyaman, tempat untuk beristirahat dan tempat berkumpulnya

Semuanya mengetahui bahwa ada suatu jenis kesenian yang dinamakan Dagelan Mataram, 40 % dari mereka pernah nonton, 93 % pernah mendengarkan lewat radio atau