• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI QUICK COUNT PILPRES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODOLOGI QUICK COUNT PILPRES"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

SAIFULMUJANI RESEARCH AND CONSULTING (SMRC) –

LEMBAGA SURVEI INDONESIA (LSI)

METODOLOGI QUICK COUNT

PILPRES

METODOLOGI

Populasi Quick Count adalah seluruh suara sah dari pemilih di seluruh TPS (tempat pemungutan suara) dalam pemilihan Presiden-Wakil Presiden (pilpres) pada 9 Juli 2014. Sampel dipilih dengan metode stratified-cluster random sampling dari populasi tersebut.

Prosedur pemilihan sampel sebagai berikut. Pertama-tama, populasi pemilih yang tersebar di 478.883 TPS secara nasional dikelompokkan (stratifikasi) menurut provinsi. Selanjutnya di masing-masing provinsi dipilih TPS (sebagai cluster) secara random dengan jumlah proporsional, dan seluruh suara pemilih di TPS terpilih menjadi sample Quick Count.

Stratifikasi dilakukan untuk meningkatkan representasi sampel sehingga mengurangi error dalam simple random sampling.

Cluster digunakan untuk efisiensi karena kalau sampel ditarik dari populasi individu pemilih maka sampel akan sangat menyebar, dan juga masing-masing individu tersebut tidak punya bukti tercatat pilihan mereka dalam pilpres.

Dari 4000 TPS awal sebagai cluster atau primary sampling unit, yang direncanakan secara nasional, data yang masuk ke pusat data sebanyak 3990 TPS (99,75%). Sebanyak 0,25% TPS tidak masuk datanya karena alasan teknis di lapangan. Dari 3990 TPS, diperoleh 1.110.562 sampel suara sah.

Formula Estimasi Perolehan Suara dan Margin of Error

Perolehan suara calon dan margin of error dihitung dengan formula yang sesuai dengan metode stratified-cluster sampling sebagai berikut (Cochran 1977, Scheaffer at al. 1996):

Estimasi perolehan suara calon:

Margin of error pada tingkat kepercayaan 95%: 1

1 Bilangan 2 dalam formula (1b) digunakan sebagai pengganti z

0.025=1.96, karena estimator proporsi

suara calon tidak secara persis berdistribusi normal (Scheaffer at al. 1996).

(1a) ˆ 33 1 1 33 1 1





     h n i hi h h h n i hi h h h h x n N y n N p

(2)

Noncoverage Luar Negeri

Pemilihan presiden-wakil presiden diadakan di dalam negeri dan di luar negeri. Namun Quick Count hanya dilakukan di dalam negeri. Noncoverage luar negeri tersebut bisa menambah error Quick Count.

Besaran bias akibat noncoverage luar negeri dalam Quick Count pilpres belum bisa diketahui, karena sampai saat tulisan ini dibuat Komisi Pemilihan Umum (KPU) belum selesai melakukan rekapitulasi. Namun dari pengalaman pemilu legislatif (pileg) April 2014 yang lalu, bias Quick Count akibat noncoverange luar negeri sangat kecil.

Bias pada masing-masing partai tidak lebih 0.03%, rata-rata 0.0105%. Dan bila partai dikelompokkan ke dalam dua kelompok sesuai dukungan partai-partai tersebut terhadap calon presiden-wakil presiden, biasnya malah lebih kecil lagi, yakni 0.0068% (Tabel 1).

Tabel 1. Bias Akibat Noncoverage Luar Negeri dalam Quick Count Pileg 2014

Dalam Negeri Luar

Negeri Total Dalam Negeri Luar Negeri Total NASDEM 8,381,861 20,951 8,402,812 6.73% 4.97% 6.72% 0.01% PKB 11,271,543 27,414 11,298,957 9.05% 6.51% 9.04% 0.01% PKS 8,418,461 61,743 8,480,204 6.76% 14.66% 6.79% 0.03% PDIP 23,569,327 112,144 23,681,471 18.92% 26.63% 18.95% 0.03% GOLKAR 18,357,776 74,536 18,432,312 14.74% 17.70% 14.75% 0.01% GERINDRA 14,727,668 32,703 14,760,371 11.82% 7.76% 11.81% 0.01% DEMOKRAT 12,685,248 43,665 12,728,913 10.18% 10.37% 10.19% 0.00% PAN 9,469,342 12,279 9,481,621 7.60% 2.92% 7.59% 0.02% PPP 8,145,465 12,023 8,157,488 6.54% 2.85% 6.53% 0.01% HANURA 6,561,886 17,612 6,579,498 5.27% 4.18% 5.26% 0.00% PBB 1,822,163 3,587 1,825,750 1.46% 0.85% 1.46% 0.00% PKPI 1,140,558 2,536 1,143,094 0.92% 0.60% 0.91% 0.00% Total 124,551,298 421,193 124,972,491 100.00% 100.00% 100.00% 0.0105% PRO NO 1 73,626,123 240,536 73,866,659 59.11% 57.11% 59.11% 0.0068% PRO NO 2 50,925,175 180,657 51,105,832 40.89% 42.89% 40.89% 0.0068% RATA-RATA BIAS PARTAI

TOTAL SUARA % SUARA

BIAS ABSOLUT QUICK COUNT PILEG 2014 = (Dalam Negeri - Total) pilpres dalam sah suara total estimasi ˆ provinsi tps di sah suara jumlah = provinsi i tps di calon suara jumlah = provinsi di sampel tps banyaknya = provinsi di tps total = : mana di (1b) ) ˆ ( ) ( ˆ 1 2 2 33 1 1 2 33 1 2        



   h n i h hi h hi hi h h h hi hi h h h h h n x N X h i x h y h n h N x p y Var n n N N X SE moe

(3)

Kecilnya bias coverage pada quick count pileg disebabkan oleh ukuran populasi yang memilih secara sah di luar negeri sangat kecil (hanya 0.34% dari populasi total). Di samping itu komposisi suara partai di luar negeri juga mirip dengan komposisi suara partai di dalam negeri.

Rasio antara bias dengan standard error (SE) Quick Count SMRC dalam pileg sekitar 5%. Berdasarkan pengalaman dalam pileg tersebut, formula moe Quick Count pilpres disesuaikan dengan memasukkan komponen bias (Kish 1965):

Hasil Quick Count Pilpres 2014 Validasi Sampel

Secara umum, sampel Quick Count pilpres SMRC sangat dekat karakteristiknya dengan populasi dari KPU dilihat dari sebaran menurut wilayah (Tabel 2). Rata-rata simpangan absolut antara sampel dan populasi Daftar Pemilih Tetap (DPT) hanya 0.06%. Dengan kemiripan antara sampel dan populasi ini, hasil Quick Count diyakini bisa menjadi landasan yang kuat untuk menyimpulkan hasil pemilu secara keseluruhan.

Tabel 2. Distribusi Sampel Quick Count SMRC dan Populasi dari KPU dalam Pilpres

TOTAL % TOTAL % TOTAL % TOTAL %

NANGGROE ACEH DARUSSALAM 79 2.0 9,508 2.0 28,695 1.8 3,330,719 1.8 SUMATERA UTARA 229 5.7 27,378 5.7 82,101 5.2 9,900,202 5.3 SUMATERA BARAT 92 2.3 11,001 2.3 30,314 1.9 3,611,551 1.9 RIAU 102 2.6 12,166 2.5 35,964 2.3 4,208,306 2.2 JAMBI 63 1.6 7,523 1.6 21,662 1.4 2,480,927 1.3 SUMATERA SELATAN 137 3.4 16,361 3.4 46,493 3.0 5,865,025 3.1 BENGKULU 35 0.9 4,220 0.9 11,567 0.7 1,379,067 0.7 LAMPUNG 125 3.1 15,010 3.1 50,809 3.2 5,976,211 3.2 KEP BANGKA BELITUNG 23 0.6 2,741 0.6 8,008 0.5 924,750 0.5 KEPULAUAN RIAU 26 0.7 3,129 0.7 10,959 0.7 1,323,627 0.7 DKI JAKARTA 104 2.6 12,408 2.6 58,111 3.7 7,096,168 3.8 JAWA BARAT 628 15.7 75,151 15.7 280,869 17.9 33,045,159 17.6 JAWA TENGAH 566 14.2 67,850 14.2 225,845 14.4 27,385,210 14.5 DI YOGYAKARTA 70 1.8 8,354 1.7 22,449 1.4 2,752,275 1.5 JAWA TIMUR 635 15.9 75,979 15.9 252,932 16.1 30,639,893 16.3 BANTEN 148 3.7 17,693 3.7 68,188 4.3 7,985,601 4.2 BALI 50 1.3 5,939 1.2 24,370 1.5 2,942,282 1.6 NUSA TENGGARA BARAT 71 1.8 8,552 1.8 27,537 1.8 3,522,679 1.9 NUSA TENGGARA TIMUR 80 2.0 9,605 2.0 25,940 1.6 3,185,121 1.7 KALIMANTAN BARAT 98 2.5 11,703 2.4 29,698 1.9 3,506,277 1.9 KALIMANTAN TENGAH 49 1.2 5,856 1.2 15,239 1.0 1,819,955 1.0 KALIMANTAN SELATAN 73 1.8 8,728 1.8 22,699 1.4 2,820,304 1.5 KALIMANTAN TIMUR 71 1.8 8,549 1.8 23,513 1.5 2,925,330 1.6 SULAWESI UTARA 35 0.9 4,166 0.9 16,531 1.1 1,887,055 1.0 SULAWESI TENGAH 49 1.2 5,857 1.2 16,368 1.0 1,935,604 1.0 SULAWESI SELATAN 140 3.5 16,757 3.5 52,895 3.4 6,323,711 3.4 SULAWESI TENGGARA 41 1.0 4,849 1.0 15,131 1.0 1,798,732 1.0 GORONTALO 16 0.4 1,932 0.4 6,632 0.4 794,450 0.4 SULAWESI BARAT 23 0.6 2,767 0.6 7,237 0.5 887,577 0.5 MALUKU 27 0.7 3,251 0.7 10,663 0.7 1,216,296 0.6 MALUKU UTARA 18 0.5 2,123 0.4 8,069 0.5 840,253 0.4 PAPUA BARAT 21 0.5 2,614 0.5 6,213 0.4 713,902 0.4 PAPUA 66 1.7 9,113 1.9 29,151 1.9 3,222,426 1.7 TOTAL 3990 100.0 478,833 100.0 1,572,852 100.0 188,246,645 100.0

TOTAL TPS (KPU) SAMPEL DPT QC TOTAL DPT (KPU) PROVINSI TPS QC (1c) 0012 . 1 0012 . 1 2 ) % 5 ( 2 2 2  2  2  2        SE Bias SE SE SE moe moeadj

(4)

Perolehan Suara Calon

Dari total sampel sebanyak 1.110.562 suara sah yang diperoleh dari 3990 TPS, pasangan Jokowi-JK memperoleh suara 52.98% dan pasangan Prabowo-Hatta memperoleh suara 47.02%. (Tabel 3)

Selisih suara kedua pasangan sekitar 5.96%, sementara margin of error Quick Count yang dihitung dengan formula (1c) ialah 0.62% pada tingkat kepercayaan 95%. Karena itu, selisih suara kedua pasangan signifikan secara statistik. Dan dengan demikian, pasangan Jokowi-JK diprediksi memenangkan pemilihan presiden-wakil presiden.

Tabel 3. Hasil Quick Count Pilpres SMRC

NO 1 NO 2 SUARA SAH NO 1 NO 2

NANGGROE ACEH DARUSSALAM 79 8,339 7,546 15,885 52.50 47.50 4.41 SUMATERA UTARA 229 23,733 29,402 53,135 44.67 55.33 3.52 SUMATERA BARAT 92 14,184 4,914 19,098 74.27 25.73 3.35 RIAU 102 12,288 10,396 22,684 54.17 45.83 4.40 JAMBI 63 7,174 7,066 14,240 50.38 49.62 5.41 SUMATERA SELATAN 137 18,347 16,465 34,812 52.70 47.30 2.97 BENGKULU 35 4,191 4,222 8,413 49.82 50.18 5.30 LAMPUNG 125 17,185 19,624 36,809 46.69 53.31 3.05 KEP BANGKA BELITUNG 23 1,631 3,660 5,291 30.83 69.17 6.95 KEPULAUAN RIAU 26 2,633 4,703 7,336 35.89 64.11 7.35 DKI JAKARTA 104 20,062 24,342 44,404 45.18 54.82 2.91 JAWA BARAT 628 119,223 80,688 199,911 59.64 40.36 1.27 JAWA TENGAH 566 55,260 105,953 161,213 34.28 65.72 1.32 DI YOGYAKARTA 70 7,699 10,267 17,966 42.85 57.15 2.68 JAWA TIMUR 635 86,248 97,182 183,430 47.02 52.98 1.57 BANTEN 148 27,091 20,872 47,963 56.48 43.52 2.75 BALI 50 4,566 12,642 17,208 26.53 73.47 3.35 NUSA TENGGARA BARAT 71 14,945 5,673 20,618 72.49 27.51 2.91 NUSA TENGGARA TIMUR 80 6,420 12,571 18,991 33.81 66.19 5.54 KALIMANTAN BARAT 98 9,174 12,923 22,097 41.52 58.48 6.76 KALIMANTAN TENGAH 49 4,506 5,926 10,432 43.19 56.81 5.42 KALIMANTAN SELATAN 73 7,944 7,745 15,689 50.63 49.37 3.37 KALIMANTAN TIMUR 71 5,641 9,537 15,178 37.17 62.83 3.36 SULAWESI UTARA 35 5,113 6,228 11,341 45.08 54.92 6.46 SULAWESI TENGAH 49 5,337 6,542 11,879 44.93 55.07 5.42 SULAWESI SELATAN 140 10,726 25,387 36,113 29.70 70.30 2.83 SULAWESI TENGGARA 41 4,409 5,558 9,967 44.24 55.76 4.88 GORONTALO 16 2,664 2,141 4,805 55.44 44.56 7.93 SULAWESI BARAT 23 1,317 3,870 5,187 25.39 74.61 5.94 MALUKU 27 3,685 4,363 8,048 45.79 54.21 12.91 MALUKU UTARA 18 3,097 1,996 5,093 60.81 39.19 9.71 PAPUA BARAT 21 1,293 3,124 4,417 29.27 70.73 10.26 PAPUA 66 6,601 14,308 20,909 31.57 68.43 8.41 TOTAL 3990 522,726 587,836 1,110,562 47.02 52.98 0.62 MOE (+/-) (%) TOTAL SAMPEL SUARA % SUARA

JUMLAH TPS PROVINSI

Pengalaman pada Quick Count Pileg

Pada pileg yang lalu, SMRC melakukan quick count dengan metode stratified-cluster random sampling dengan memilih 2000 TPS secara nasional untuk memprediksi perolehan suara partai-partai. Hasil Quick Count tersebut sangat akurat. Rata-rata selisih absolut (Mean Absolut Deviation--MAD) antara hasil quick count SMRC dan rekapitulasi KPU sangat kecil, yakni 0.11% (Tabel 3b). Hasil Quick Count pileg yang tidak berbeda jauh hasil KPU tersebut menunjukkan bahwa sampel suara pemilih dari 2000 TPS secara nasional sudah sangat baik untuk memprediksi hasil pemilu.

(5)

Tabel 3b. Hasil Quick Count SMRC dalam Pileg 2014

Jumlah sampel dan cluster (TPS) Quick Count dalam pilpres 2 kali lebih banyak dibanding jumlah pada Quick Count pileg. Dengan jumlah berlipat itu, diharapkan hasil quick count pilpres bisa lebih akurat lagi.

MASALAH GRAFIK STABILITAS SUARA

Selain menghasilkan data persentase perolehan suara calon, Quick Count SMRC juga dilengkapi dengan instrumen analisis berupa grafik stabilitas suara. Grafik stabilitas suara pada dasarnya adalah catatan historis perolehan suara kumulatif calon di dalam deretan periode data masuk. Dengan grafik stabilitas, perkembangan suara calon dapat diketahui. Di samping itu, grafik stabilitas juga berguna untuk mendeteksi apakah suara calon hingga periode ke-T sudah stabil atau masih akan mengalami perubahan.

Pada saat quick count berlangsung, grafik stabilitas ternyata tidak berjalan dengan benar. Perkembangan suara calon dalam grafik stabilitas mengalami perubahan pola dari periode ke periode, sehingga membingungkan dan menimbulkan pertanyaan dari berbagai pihak.

Apa sumber masalahnya? Sumber masalahnya terletak pada kesalahan algoritma dan pemrograman di sisi IT. Dan masalah tersebut baru selesai diatasi setelah proses Quick Count berakhir.

Berikut ini penjelasan atas masalah pada grafik stabilitas dalam Quick Count SMRC-LSI.

Partai KPU SMRC SELISIH

ABSOLUT Nasdem 6.72 6.68 0.04 PKB 9.04 9.08 0.04 PKS 6.79 6.90 0.11 PDIP 18.95 18.90 0.05 Golkar 14.75 14.96 0.21 Gerindra 11.81 11.99 0.18 Demokrat 10.19 10.00 0.19 PAN 7.59 7.64 0.05 PPP 6.53 6.32 0.21 Hanura 5.26 5.13 0.13 PBB 1.46 1.43 0.03 PKPI 0.91 0.99 0.08 0.11

(6)

Formula Stabilitas Suara Dengan notasi:

Nh = Total tps di provinsi h

nth = banyaknya tps sampel dari provinsi h yang masuk hingga periode ke t

ythi = jumlah suara calon di tps i provinsi h dari data yang masuk hingga periode ke t

xthi = jumlah suara sah di tps i provinsi h dari data yang masuk hingga periode ke t

t = 1, ..., T ; di mana T adalah periode terakhir (ketika data terbaru masuk) h = 1, ..., 33

i = 1, ..., nth

Estimasi suara calon hingga periode ke t dalam proses Quick Count:

Dalam praktik pada hari-H, terdapat kesalahan algoritma dan pemrograman dalam menghitung data stabilitas suara. Secara matematis, kesalahan algoritma tersebut menyebabkan formula estimasi suara calon hingga periode ke t menjadi:

Inilah yang menyebabkan mengapa grafik perkembangan suara calon berubah-ubah pola dari periode ke periode.

Efek Kesalahan Algoritma Pada Grafik Stabilitas Suara

Berikut ini disajikan contoh proses menghitung data stabilitas suara dari beberapa data pertama yang masuk.

Tabel 4. Data Awal Quick Count PERIODE DATA

MASUK (t) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

KODE TPS PBR011 PBR009 KBR072 NTT032 SLB014 SLB011 MLU011 SLS024 PBR016

PRABOWO-HATTA 0 3 5 10 40 46 334 77 7

JOKOWI-JK 96 77 141 167 166 137 67 111 185

Keterangan data (Tabel 4):

Data pertama berasal dari TPS berkode PBR011 dengan perolehan suara Prabowo-Hatta 0, Jokowi-JK 96.

Data ke-2 berasal dari TPS berkode PBR009 dengan perolehan suara Prabowo-Hatta 3, Jokowi-JK 77. . ˆ ,..., ˆ , ˆ deretan dari disusun suara stabilitas grafik dalam Data (2) ˆ 2 1 33 1 1 33 1 1 T h n i thi th h h n i thi th h t p p p x n N y n N p th th





     (3) ˆ 33 1 1 33 1 1





     h n i thi Th h h n i thi Th h t th th x n N y n N p

(7)

Data ke-3 berasal dari TPS berkode KBR072, dengan perolehan suara Prabowo-Hatta 5, Jokowi-JK 141.

Data ke-4 berasal dari TPS berkode NTT032, dengan perolehan suara Prabowo-Hatta 10, Jokowi-JK 167.

Data ke-5 berasal dari TPS berkode SLB014 dengan perolehan suara Prabowo-Hatta 40, Jokowi-JK 166.

Data ke-6 berasal dari TPS berkode SLB011 dengan perolehan suara Prabowo-Hatta 46, Jokowi-JK 137.

Data ke-7 berasal dari TPS berkode MLU011 dengan perolehan suara Prabowo-Hatta 334, Jokowi-JK 67.

Data ke-8 berasal dari TPS berkode SLS024 dengan perolehan suara Prabowo-Hatta 77, Jokowi-JK 111.

Data ke-9 berasal dari TPS berkode PBR016 dengan perolehan suara Prabowo-Hatta 7, Jokowi-JK 185

Hasil penghitungan data stabilitas suara untuk sejumlah data awal Quick Count (semuanya dari Indonesia bagian Tengah dan Timur; hasil penghitungan di Indonesia Timur 2 jam lebih cepat dari di WIB) tersebut disajikan dalam Tabel 5 dan Tabel 6. Tabel 5 menyajikan data stabilitas yang salah, dan Tabel 6 menyajikan data stabilitas suara yang benar atau seharusnya. Penghitungan dilakukan dengan perangkat lunak R (Package Survey).

Tabel 5. Data Stabilitas Suara yang Salah: Dihitung dengan Formula (3) [menggunakan algoritma yang salah]

1 2 3 4 5 6 7 8 9 PBR011 PBR009 KBR072 NTT032 SLB014 SLB011 MLU011 SLS024 PBR016 0 3 5 10 40 46 334 77 7 96 77 141 167 166 137 67 111 185 p1 = p1T 0.00% 1.70% 3.22% 4.36% 6.40% 6.64% 19.62% 27.84% 27.59% p2 = p2T 100.00% 98.30% 96.78% 95.64% 93.60% 93.36% 80.38% 72.16% 72.41% p1t 0.00% p2t 100.00% p1t 0.00% 1.70% p2t 100.00% 98.30% p1t 0.00% 1.70% 3.22% p2t 100.00% 98.30% 96.78% p1t 0.00% 1.70% 3.22% 4.36% p2t 100.00% 98.30% 96.78% 95.64% p1t 0.00% 1.70% 3.22% 4.36% 6.40% p2t 100.00% 98.30% 96.78% 95.64% 93.60% p1t 0.00% 1.70% 3.22% 4.36% 5.45% 6.64% p2t 100.00% 98.30% 96.78% 95.64% 94.55% 93.36% p1t 0.00% 1.70% 3.22% 4.36% 5.45% 6.64% 19.62% p2t 100.00% 98.30% 96.78% 95.64% 94.55% 93.36% 80.38% p1t 0.00% 1.70% 3.22% 4.36% 5.45% 6.64% 19.62% 27.84% p2t 100.00% 98.30% 96.78% 95.64% 94.55% 93.36% 80.38% 72.16% p1t 0.00% 1.70% 3.28% 4.41% 5.52% 6.74% 19.90% 28.09% 27.59% p2t 100.00% 98.30% 96.72% 95.59% 94.48% 93.26% 80.10% 71.91% 72.41%

TERJADI PERUBAHAN KEDUA (SUMBER: MASUKNYA DATA KETIGA DARI PAPUA BARAT)

pada saat total data masuk = 4 (T=4) pada saat total data masuk = 5 (T=5)

pada saat total data masuk = 6 (T=6) pada saat total data masuk = 7 (T=7) pada saat total data masuk = 1 (T=1) pada saat total data masuk = 2 (T=2) pada saat total data masuk = 3 (T=3)

Data Stabilitas

Suara

DAN SETERUSNYA

pada saat total data masuk = 8 (T=8)

pada saat total data masuk = 9 (T=9)

PERIODE (t) KODETPS PRABOWO-HATTA JOKOWI-JK Perolehan suara kumulatif

PERUBAHAN PERTAMA (SUMBER: MASUKNYA DATA KEDUA DARI SULAWESI BARAT)

Algoritma yang salah meyebabkan data stabilitas suara tidak konsisten dengan perolehan suara kumulatif.

(8)

Tabel 6. Data Stabilitas Suara Seharusnya: Dihitung dengan Formula (2) [menggunakan algoritma yang benar]

Tabel 5 menjelaskan bahwa algoritma yang salah menyebabkan data stabilitas suara tidak konsisten dengan data perolehan suara kumulatif, sehingga grafik terus berubah pola dari periode ke periode. Pada periode-periode awal, data stabilitas suara mulai mengalami perubahan pola ketika data masuk 6 TPS. Dan kemudian berubah ke pola yang lain ketika data masuk 9 TPS. Begitu seterusnya setiap ada data yang masuk.

Perubahan-perubahan pola dalam grafik stabilitas terjadi secara berangsur-angsur, sehingga adanya masalah dalam grafik stabilitas tidak terlihat ketika data yang masuk masih sedikit. Masalah baru terlihat dengan jelas ketika data yang masuk sudah banyak, di mana grafik stabilitas menyajikan gambar yang sama sekali berbeda dengan grafik stabilitas sebelumnya.

Bila menggunakan algoritma yang benar, grafik stabilitas suara seharusnya konsisten dengan perolehan suara kumulatif. Bila menggunakan formula (2), masuknya data pada periode t tidak akan mengubah perolehan suara kumulatif pada periode t-1, t-2, ..., 1. (lihat Tabel 6)

Gambar 1 - Gambar 14 dapat memperjelas perubahan pada grafik stabilitas akibat kesalahan algoritma pada beberapa periode data masuk. Di samping itu, disajikan pula grafik stabilitas suara yang benar atau seharusnya di periode yang sama.

Dari Gambar 1 - Gambar 14 terlihat bahwa kesalahan algoritma menyebabkan data stabilitas suara tidak menggambarkan perkembangan suara calon yang sebenarnya. Pola perkembangan suara calon berubah-ubah dari periode ke periode. Perubahan mencolok terlihat ketika total data masuk lebih dari 600 TPS, di mana grafik stabilitas itu tidak menunjukkan pernah unggulnya Prabowo-Hatta di periode-periode awal, juga tidak menunjukkan adanya crossing ketika Jokowi-JK kembali unggul. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 PBR011 PBR009 KBR072 NTT032 SLB014 SLB011 MLU011 SLS024 PBR016 0 3 5 10 40 46 334 77 7 96 77 141 167 166 137 67 111 185 p1 = p1T 0.00% 1.70% 3.22% 4.36% 6.40% 6.64% 19.62% 27.84% 27.59% p2 = p2T 100.00% 98.30% 96.78% 95.64% 93.60% 93.36% 80.38% 72.16% 72.41% p1t 0.00% p2t 100.00% p1t 0.00% 1.70% p2t 100.00% 98.30% p1t 0.00% 1.70% 3.22% p2t 100.00% 98.30% 96.78% p1t 0.00% 1.70% 3.22% 4.36% p2t 100.00% 98.30% 96.78% 95.64% p1t 0.00% 1.70% 3.22% 4.36% 6.40% p2t 100.00% 98.30% 96.78% 95.64% 93.60% p1t 0.00% 1.70% 3.22% 4.36% 6.40% 6.64% p2t 100.00% 98.30% 96.78% 95.64% 93.60% 93.36% p1t 0.00% 1.70% 3.22% 4.36% 6.40% 6.64% 19.62% p2t 100.00% 98.30% 96.78% 95.64% 93.60% 93.36% 80.38% p1t 0.00% 1.70% 3.22% 4.36% 6.40% 6.64% 19.62% 27.84% p2t 100.00% 98.30% 96.78% 95.64% 93.60% 93.36% 80.38% 72.16% p1t 0.00% 1.70% 3.22% 4.36% 6.40% 6.64% 19.62% 27.84% 27.59% p2t 100.00% 98.30% 96.78% 95.64% 93.60% 93.36% 80.38% 72.16% 72.41% pada saat total data

masuk = 5 (T=5) pada saat total data masuk = 6 (T=6) pada saat total data masuk = 7 (T=7) pada saat total data masuk = 1 (T=1) pada saat total data masuk = 2 (T=2) pada saat total data masuk = 3 (T=3)

Data Stabilitas

Suara

DAN SETERUSNYA

pada saat total data masuk = 8 (T=8) pada saat total data masuk = 9 (T=9)

PERIODE (t) KODETPS PRABOWO-HATTA JOKOWI-JK Perolehan suara kumulatif

pada saat total data masuk = 4 (T=4)

Dengan algoritma yang benar, data stabilitas suara konsisten dengan perolehan suara kumulatif

(9)

Masalah pada grafik stabilitas suara semata-mata disebabkan adanya kesalahan algoritma dan pemrograman di sisi IT. Namun demikian, yang paling penting, masalah pada grafik stabilitas suara tersebut sama sekali tidak berpengaruh terhadap hasil penghitungan total perolehan suara calon maupun statistik-statistik yang lain.

Gambar 1: Perbandingan Grafik Stabilitas yang Dibuat dengan Algorima yang Salah (Formula 3) dan dengan Algoritma yang Benar (Formula 2) pada Saat Total Data Masuk = 1 TPS

(10)

Gambar 2: Perbandingan Grafik Stabilitas yang Dibuat dengan Algorima yang Salah (Formula 3) dan dengan Algoritma yang Benar (Formula 2) pada Saat Total Data Masuk = 2 TPS

(11)

Gambar 3: Perbandingan Grafik Stabilitas yang Dibuat dengan Algorima yang Salah (Formula 3) dan dengan Algoritma yang Benar (Formula 2) pada Saat Total Data Masuk = 3 TPS

(12)

Gambar 4: Perbandingan Grafik Stabilitas yang Dibuat dengan Algorima yang Salah (Formula 3) dan dengan Algoritma yang Benar (Formula 2) pada Saat Total Data Masuk = 4 TPS

(13)

Gambar 5: Perbandingan Grafik Stabilitas yang Dibuat dengan Algorima yang Salah (Formula 3) dan dengan Algoritma yang Benar (Formula 2) pada Saat Total Data Masuk = 5 TPS

(14)

Gambar 6: Perbandingan Grafik Stabilitas yang Dibuat dengan Algorima yang Salah (Formula 3) dan dengan Algoritma yang Benar (Formula 2) pada Saat Total Data Masuk = 6 TPS

T=6

“Perubahan pertama. Ketika total data masuk

6 TPS, data stabilitas di urutan ke-5 berubah”

(15)

Gambar 7: Perbandingan Grafik Stabilitas yang Dibuat dengan Algorima yang Salah (Formula 3) dan dengan Algoritma yang Benar (Formula 2) pada Saat Total Data Masuk = 7 TPS

(16)

Gambar 8: Perbandingan Grafik Stabilitas yang Dibuat dengan Algorima yang Salah (Formula 3) dan dengan Algoritma yang Benar (Formula 2) pada Saat Total Data Masuk = 8 TPS

(17)

Gambar 9: Perbandingan Grafik Stabilitas yang Dibuat dengan Algorima yang Salah (Formula 3) dan dengan Algoritma yang Benar (Formula 2) pada Saat Total Data Masuk = 9 TPS

T=9

“Perubahan kedua. Ketika total data masuk

9 TPS, data stabilitas di urutan 3 - 8 berubah”

(18)

Gambar 10: Perbandingan Grafik Stabilitas yang Dibuat dengan Algorima yang Salah (Formula 3) dan dengan Algoritma yang Benar (Formula 2) pada Saat Total Data Masuk = 300 TPS

(19)

Gambar 11: Perbandingan Grafik Stabilitas yang Dibuat dengan Algorima yang Salah (Formula 3) dan dengan Algoritma yang Benar (Formula 2) pada Saat Total Data Masuk = 600 TPS

(20)

Gambar 12: Perbandingan Grafik Stabilitas yang Dibuat dengan Algorima yang Salah (Formula 3) dan dengan Algoritma yang Benar (Formula 2) pada Saat Total Data Masuk = 900 TPS

T=900 sudah terlihat “Perubahan

mencolok: grafik stabilitas tidak lagi menunjukkan keunggulan Prabowo-Hatta di periode awal”

(21)

Gambar 13: Perbandingan Grafik Stabilitas yang Dibuat dengan Algorima yang Salah (Formula 3) dan dengan Algoritma yang Benar (Formula 2) pada Saat Total Data Masuk = 1200 TPS

(22)

Gambar 14: Perbandingan Grafik Stabilitas yang Dibuat dengan Algorima yang Salah (Formula 3) dan dengan Algoritma yang Benar (Formula 2) pada Saat Total Data Masuk = 3990 TPS

Penutup Penjelasan Masalah Stabilitas Suara

Tulisan ini secara keseluruhan menjelaskan bahwa masalah grafik stabilitas dalam Quick Count SMRC-LSI disebabkan oleh kesalahan dari sisi algoritma dan pemrograman IT, bukan karena intervensi manual. Dan yang paling penting, masalah grafik stabilitas tersebut sama sekali tidak berpengaruh terhadap proses penghitungan total perolehan suara calon maupun penghitungan statistik-statistik lainnya. Hal ini dikarenakan grafik stabilitas dibuat melalui proses yang terpisah dari penghitungan statistik yang lain.

Semoga penjelasan ini berguna bagi semua pihak yang peduli dengan masalah ini.

(23)

MANAGEMENT DAN ORGANISASI

PENANGGUNG JAWAB: Djayadi Hanan, Ph.D (Direktur Riset) MANAGER: DENI IRVANI, Msi

MAN POWER:

Enumerator: 4000 orang Spot checker: 400 orang Area coordinator: 19 orang

Asisten area coordinator: 50 orang Call center dan validator: 60 orang Statistik: 2 orang

IT: 7 orang

Tenaga lainnya: 10 orang

Total: 4548 orang

REFERENSI

Cochran, W.G. 1977. Sampling Techniques, 3rd ed. New York: Wiley.

Kish, L. 1965. Survey Sampling. New York: Wiley.

Lumley, T. 2012. survey: analysis of complex survey samples. R package version 3.28-2

Scheaffer, R.L., Mendenhall, W., and Ott, L. 1996. Elementary Survey Sampling, 5th ed. Belmont, Calif [u.a.]: Duxbury Press.

Gambar

Tabel 1. Bias Akibat Noncoverage Luar Negeri dalam Quick Count Pileg 2014
Tabel 2. Distribusi Sampel Quick Count SMRC dan Populasi dari KPU dalam Pilpres
Tabel 3. Hasil Quick Count Pilpres SMRC
Tabel 3b. Hasil Quick Count SMRC dalam Pileg 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ada beberapa hal yang perlu dikaji secara mendalam sebelum mengimplementasikan program konsorsium repositori institusional, yaitu: politik kebijakan masing-masing universitas

Pembimbing penulisan skripsi saudari Musdhalifah, NIM 07210086, Mahasiswa Fakultas Syari‟ah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, setelah

Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya sistem pengurutan dan pengelompokan divisi hasil seleksi penerimaan karyawan Tata Usaha pada SMK Negeri 7 Samarinda,

Fungsi pengangkutan ialah memindahkan barang atau orang dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan maksud untuk meningkatkan daya guna dan nilai. Di sini

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sapi Aceh yang memiliki genotype BE pada lokus BM1824, AE pada lokus SPS115, dan BG pada lokus ILSTS028 memiliki bobot badan yang

[r]

Bagaimana pengaruh pembiayaan konsumtif (murabahah), pembiayaan produtif (mudharabah), aset tetap dan aset lancar perbankan syariah terhadap Produk Domestik Bruto riil

Definisi operasional dari visi tersebut adalah bahwa Kecamatan Andir harus melaksanakan upaya-upaya pemberdayaan kelembagaan dan individual aparatur serta masyarakat