ISSN. 2355-8911 www.jurnalsagacious.net 23
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DALAM MENGURUTKAN BENDA
DARI UKURAN TERKECIL KE TERBESAR DENGAN MEDIA GAMBAR DI KELOMPOK
A TK DEWI SARTIKA KECAMATAN PANDAWAN
Hj. Rahlini
Taman Kanak-Kanak Dewi Sartika Pandawan
Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan
ABSTRAK
Latar belakang diadakannya Penelitian Tindakan Kelas ini adalah kurangnya kemampuan anak didik
di kelompok A TK Dewi Sartika dalam mengurutkan benda dari ukuran terkecil ke terbesar. Dari 18
orang anak hanya 6 orang anak (33,3%), selebihnya terdapat 12 orang anak (66,7%) yang belum
mampu. Untuk itu sangatlah perlu media pembelajarannya yang tepat digunakan yaitu media
gambar. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana aktivitas guru dalam
meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui kegiatan mengurutkan benda dari ukuran terkecil ke
terbesar dengan media gambar di Kelompok A TK Dewi Sartika dan bagaimana hasil belajar anak
dalam meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui kegiatan mengurutkan benda dari ukuran
terkecil ke terbesar dengan media gambar di Kelompok A TK Dewi Sartika, tujuan dalam penelitian
ini adalah untuk mengetahui aktivitas guru dalam meningkatkan kemampuan mengurutkan benda
dari ukuran terkecil ke terbesar dengan media gambar di Kelompok A TK Dewi Sartika dan
mendeskripsikan hasil belajar anak dalam meningkatkan kemampuan mengurutkan benda dari
ukuran terkecil ke terbesar dengan media gambar di Kelompok A TK Dewi Sartika. Metode dalam
penelitian ini mengggunakan Penelitian Tindakan Kelas atau Action Research. Subyek dalam
penelitian ini adalah anak didik kelompok A TK Dewi Sartika yang berjumlah 18 orang. Teknik
analisis data yang digunakan adalah dengan interprestasi atau persentase keberhasilan dengan
menganalisis pembelajaran oleh guru dan hasil belajar anak Teknik pelaksanaan penelitian tindakan
kelas ini terdiri dari 2 siklus masing masing siklus 2 kali pertemuan yang terdiri dari empat tahapan
yaitu pelaksanaan, perencanaan, evaluasi, dan refleksi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa
melalui penerapan media gambar dapat mengembangkan aspek kognitif pada anak. Hal tersebut
dapat diketahui berdasarkan peningkatan kegiatan pembelajaran oleh guru yaitu Sangat Baik dan
peningkatan hasil belajar anak yaitu 100%.
Kata Kunci: Kognitif, mengurutkan, gambar.
PENDAHULUAN
Salah satu capaian yang diharapkan dalam
pembelajaran aspek pengembangan kognitif
yaitu kemampuan anak dalam mengurutkan
benda dari terkecil ke terbesar. Dengan adanya
kegiatan ini diharapkan anak dapat mengenal
ukuran secara sederhana. Pengenalan ukuran
sederhana di kelompok A TK Dewi Sartika
ditujukan agar anak dapat mengenal konsep
ukuran sederhana. Namun kenyataan yang
dihadapi selama beberapa minggu semester I
tahun pelajaran 2016/2017 sebagian besar anak
kelompok A TK Dewi Sartika masih belum
dapat mengurutkan ukuran dari terkecil ke
terbesar dengan tepat dan benar. hanya 6 anak
(33,3%) dari 18 anak yang dapat melakukannya,
sebaliknya ada 12 anak (66,7%) yang belum
dapat melakukan. Hal ini belum memenuhi
standar keberhasilan dalam belajar 80%
berkembang.
Kegiatan pengembangan kognitif dalam
mengenal konsep lambang bilangan di
kelompok A TK Dewi Sartika, selama ini guru
senantiasa
menghadapi
kendala
dalam
mengembangkannya.
Kendala
tersebut
disebabkan media pembelajaran yang kurang
menarik minat anak, kegiatan pembelajaran
berpusat pada guru dan anak hanya pasif
menyimak
penjelasan
guru
sehingga
pengembangan kognitif yang seharusnya
menyenangkan menjadi kurang menarik minat
anak.
Untuk mengatasi masalah di atas, guru
menggunakan
media
pembelajaran
yang
menarik yaitu dengan media gambar, dengan
media yang menarik juga dapat meningkatkan
semangat dan motifasi anak dalam belajar,
karena pembelajaran ini melibatkan anak dalam
melaksanakan kegiatan belajarnya, sehingga
24 www.jurnalsagacious.net ISSN. 2355-8911
tercipta suasana belajar yang nyaman dan
menumbuhkan semangat anak dalam belajar.
Berdasarkan
latar
belakang
yang
dikemukakan di atas maka rumusan masalah
adalah (1) bagaimana aktivitas guru dalam
meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam
mengurutkan benda dari ukuran terkecil ke
terbesar dengan media gambar di Kelompok A
TK Dewi Sartika Kecamatan Pandawan?; (2)
Bagaimana hasil belajar kemampuan kognitif
anak dalam mengurutkan benda dari ukuran
terkecil ke terbesar dengan media gambar di
Kelompok A TK Dewi Sartika Kecamatan
Pandawan?. Selanjutnya tujuan penelitian adalah
(1) untuk mengetahui guru dalam meningkatkan
kemampuan kognitif anak dalam mengurutkan
benda dari ukuran terkecil ke terbesar dengan
media gambar di Kelompok A TK Dewi Sartika
Kecamatan
Pandawan;
dan
(2)
untuk
mengetahui hasil belajar kemampuan kognitif
anak dalam mengurutkan benda dari ukuran
terkecil ke terbesar dengan media gambar di
Kelompok A TK Dewi Sartika Kecamatan
Pandawan
TINJAUAN PUSTAKA
Perkembangan kognitif merupakan dasar
bagi kemampuan anak untuk berpikir. Hal ini
sesuai dengan pendapat Susanto (2011:48)
bahwa kognitif adalah suatu proses berpikir,
yaitu
kemampuan
individu
untuk
menghubungkan,
menilai,
dan
mempertimbangkan suatu kejadian atau
peristiwa. Jadi proses kognitif berhubungan
dengan tingkat kecerdasan (intelegensi) yang
menandai seseorang dengan berbagai minat
terutama sekali ditujukan kepada ide-ide
belajar. Perkembangan kognitif mempunyai
peranan penting bagi keberhasilan anak dalam
belajar karena sebagian aktivitas dalam belajar
selalu berhubungan dengan masalah berpikir.
Menurut Syaodih dan Agustin (2008:20)
perkembangan
kognitif
menyangkut
perkembangan berpikir dan bagaimana kegiatan
berpikir itu bekerja.
Dalam kehidupannya, mungkin saja anak
dihadapkan pada persoalan-persoalan yang
menuntut adanya pemecahan. Menyelesaikan
suatu persoalan merupakan langkah yang lebih
kompleks pada diri anak. Sebelum anak mampu
menyelesaikan persoalan anak perlu memiliki
kemampuan
untuk
mencari
cara
penyelesaiannya. Husdarta dan Nurlan (2010:
169)
berpendapat
bahwa
perkembangan
kognitif adalah suatu proses menerus, namun
hasilnya
tidak
merupakan
sambungan
(kelanjutan) dari hasil-hasil yang telah dicapai
sebelumnya. Hasil-hasil tersebut berbeda secara
kualitatif antara yang satu dengan yang lain.
Anak
akan
melewati
tahapan-tahapan
perkembangan
kognitif
atau
periode
perkembangan. Setiap periode perkembangan,
anak berusaha mencari keseimbangan antara
struktur kognitifnya dengan
pengalaman-pengalaman
baru.
Ketidakseimbangan
memerlukan pengakomodasian baru serta
merupakan transformasi keperiode berikutnya.
Piaget dalam bukunya Psikologi Anak
mengungkapkan
bahwa
seriasi
adalah
pengurutan yang mencakup penyusunan
unsur-unsur menurut bertambah atau berkurangnya
ukuran. Saat anak berusia sekitar 1,5-2 tahun
dalam menyusun menara melalui dua-tiga balok
mainan, ia dapat melihat perbedaan dengan
mudah. Namun seiring berjalannya usianya
ketika anak harus mengurutkan beberapa objek
yang perbedaan panjangnya terlalu kecil, ia
harus
meakukan
perbandingan
secara
bersamaan.
Menurut Geist Eugene, seriasi adalah
kemampuan untuk menempatkan benda atau
kelompok dari benda berdasarkan rangkaian atau
urutan dari benda tersebut. Seriasi adalah proses
mengatur unsur-unsur menurut semakin besar
atau kecilnya unsur-unsur tersebut. Seriasi dapat
berdasarkan berat, ukuran, volume, dan lain-lain.
Seriasi merupakan kemampuan mengurutkan
susunan obyek-obyek berdasarkan karakteristik
ukurannya, misal dari yang terkecil sampai yang
terbesar, dari yang terpendek sampai yang
terpanjang.
Pemahaman anak dalam seriasi
(mengurutkan)
diantaranya
adalah
mengurutkan obyek berdasarkan pola
ukuran bentuk, pola ukuran warna,
menghitung setiap obyek hanya satu kali
secara
berurutan,
menyusun
obyek
berdasarkan ukuran panjang dan pendek
serta menyusun obyek berdasarkan ukuran
besar dan kecil. Bila anak telah dapat
membuat suatu seriasi maka ia tidak akan
mengalami kesulitan untuk membuat seriasi
selanjutnya.
Seriasi
juga
merupakan
kemampuan dasar untuk membandingkan,
memahami lambang sama dengan tidak
sama.
Oleh Hamalik (2003:15) gambar
diartikan sebagai segala sesuatu yang
ISSN. 2355-8911 www.rumahjurnal.net 25
diwujudkan secara visual dalam bentuk dua
dimensi sebagai curahan perasaan atau
pikiran, yang terdiri dari lukisan, ilustrasi,
karikatur, kartun, poster, gambar seri, potret,
dan slide. Gambar merupakan salah satu
media dalam proses pembelajaran.
Pada
hakikatnya
gambar
juga
merupakan kumpulan dari pertanyaan yang
memancing jawaban. Ada beberapa alasan
dipilihnya gambar sebagai media yang
paling efektif dan efesien dalam pengajaran
yakni sebagai berikut : 1) gambar bersifat
konkrit, 2) gambar mengatasi ruang dan
waktu, 3) gambar mengatasi daya atau panca
indera manusia, 4) dapat digunakan untuk
menjelaskan suatu masalah, karena itu
bernilai terhadap semua pelajaran di
sekolah, 5) gambar-gambar mudah didapat
dan murah 6) mudah digunakan, baik untuk
perorangan maupun kelompok (Hamalik,
2003:17).
Rohani (1997) menyatakan media
gambar sangat penting digunakan dalam usaha
memperjelas pengertian pada peserta didik
sehingga dengan menggunakan media gambar
peserta didik lebih memperhatikan terhadap
tanda benda atau hal-hal yang belum pernah
dilihatnya yang berkaitan dengan materi
pengajaran. Gambar dapat membantu guru
dalam mencapai tujuan instruksional, karena
gambar termasuk media yang mudah dan murah
serta besar artinya untuk mempertinggi nilai
pengajaran.
METODOLOGI
Metodologi yang baik hendaknya dapat
membawa peneliti ke arah untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan penelitian (Dalle &
Shiratuddin, 2009; Dalle, 2010; Dalle et al.,
2017). Penelitian ini menggunakan Penelitian
Tindakan (Action Research ) berupa Penelitian
Tindakan Kelas merupakan Penelitian tindakan
tentang berbagai Permasalahan dalam dunia
pendidikan. Dan dilaksanakan dalam kawasan
sebuah kelas, maka penelitian tindakan ini
dinamakan penelitian tindakan kelas dengan
sasaran akhir perbaikan proses pembelajaran.
Dengan kata lain penelitian tindakan kelas
adalah penelitian praktis yang dimaksudkan
untuk memperbaiki pembelajaran di kelas.
Upaya perbaikan ini dilakukan dengan
melaksanakan tindakan untuk mencari jawaban
atas pemasalahan yang diangkat dari kegiatan
tugas sehari-hari di kelas, sehingga penelitian
tindakan kelas ini memberi makna praktis dan
aplikatif
untuk
dilaksanakan
dalam
pembelajaran
menuju
perbaikan
mutu
pembelajaran dan hasil belajar.
Menurut Arikunto, (2010:03), istilah
dalam Bahasa Inggris adalah Classroom Action
Research (CAR). Dari namanya sudah
menunjukkan isi yang terkandung didalamnya,
yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan
di kelas. Dikarenakan ada tiga pengertian yang
membentuk pengertian tersebut. (1)
Penelitian:
menunjuk pada suatu kegiatan mencermati
suatu objekdengan menggunakan cara dan
aturan
metodologi
tertentu
untuk
memperoleh data atau informasi yang
bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu
hal yang menarik minat dan penting bagi
peneliti; (2) Tindakan: menunjuk pada
sesuatu gerak kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu; (3) Kelas:
dalam hal ini tidak terikat pada pengertian
ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang
lebih spesifik. Yang dimaksud dengan
istilah kelas adalah sekelompok siswa yang
dalam waktu yang sama, menerima
pelajaran yang sama dari guru yang sama
pula.
Dengan
menggabungkan
batasan
pengertian tiga kata inti, yaitu : (1) penelitian,
(2) tindakan, dan (3) kelas, segera dapat
disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas ini
merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
secara bersama. (Arikunto, 2010:2-3).
Sanjaya (2010:3) mendefinisikan PTK
sebagai berikut : PTK adalah pengkajian
masalah pembelajaran di dalam kelas melalui
refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan
masalah tersebut dengan cara melakukan
berbagai tindakan yang terencana dalam situasi
nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari
perlakuan tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan Guru
Hasil observasi aktivitas guru pada
siklus I dan siklus II dapat dilihat terjadi
peningkatan, dapat dibandingkan di mana
pada siklus I pertemuan 1 frekuensi yang
diperoleh adalah 44 atau kriteria cukup baik,
pada siklus I pertemuan 2 meningkat
26 www.jurnalsagacious.net ISSN. 2355-8911
menjadi 48 kriteria baik. Selanjutnya pada
siklus II pertemuan 1 frekuensi mencapai 55
atau kriteria baik, dan pada siklus II
pertemuan 2 mencapai frekuensi 63 atau
sangat baik
Hasil belajar anak
Hasil belajar anak pada siklus I dan II
mengalami peningkatan dapat dilihat
perbandingan tingkat keberhasilan yaitu
pada siklus I pertemuan 1 sebesar 50%, pada
siklus I pertemuan 2 sebesar 61,1%.
Kemudian pada siklus II pertemuan 1
sebesar 72,8% dan pada siklus II pertemuan
2 tingkat keberhasilan mencapai 100%
Dengan demikian berarti upaya untuk
meningkatkan kemampuan kognitif anak
dalam mengurutkan benda dari ukuran
terkecil ke terbesar dengan media gambar di
Kelompok A TK Dewi Sartika Kabupaten
Hulu Sungai Tengah dinyatakan berhasil.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan
kelas dan pembahasan pada refleksi siklus I
dan siklus II maka dapat disimpulkan bahwa
meningkatkan kemampuan kognitif dalam
mengurutkan benda dari ukuran terkecil ke
ukuran terbesar dengan media gambar di
Kelompok A TK Dewi Sartika Kecamatan
Pandawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah
berhasil, hal tersebut bisa dibuktikan
dengan:
1. Hasil observasi aktivitas guru pada
siklus I dan siklus II dapat dilihat terjadi
peningkatan, dapat dibandingkan di
mana pada siklus I pertemuan 1
frekuensi yang diperoleh adalah 44 atau
kriteria cukup baik, pada siklus I
pertemuan 2 meningkat menjadi 48
kriteria baik. Selanjutnya pada siklus II
pertemuan 1 frekuensi mencapai 55 atau
kriteria baik, dan pada siklus II
pertemuan 2 mencapai frekuensi 63 atau
sangat baik.
2. Hasil belajar anak pada siklus I dan II
mengalami peningkatan dapat dilihat
perbandingan tingkat keberhasilan yaitu
pada siklus I pertemuan 1 sebesar 50%,
pada siklus I pertemuan 2 sebesar
61,1%. Kemudian pada siklus II
pertemuan 1 sebesar 72,8% dan pada
siklus
II
pertemuan
2
tingkat
keberhasilan mencapai 100%.
Berdasarkan pembahasan pada hasil
perbaikan maka diberikan saran sebagai
berikut:
1.
Diharapkan agar para pendidik PAUD
dapat mengikuti perkembangan dengan
melakukan inovasi-inovasi dari segi
pembelajaran, agar pembelajaran yang
diberikan menjadi lebih bervariasi dan
beragam
2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut
tentang penggunaan media gambar
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian,
Jakarta: PT. Rineka Cipta
Dalle, J. (2010). The Relationship Between PU
and PEOU Towards the Behavior
Intention in New Student Placement
(NSP) System of Senior High School in
Banjarmasin,
South
Kalimantan.
International Conference on Arts, Social
Sciences, and Technology, Gurney Hotel,
Penang, Malaysia from 24th – 26th of
February 2010
,
1-13
Dalle, J., & Shiratuddin, N. (2009). Konstruk
penilaian dalaman system informasi.
Jurnal Sistem Teknik Industri. 10(3).
889-897
Dalle, J., Hadi, S., Baharuddin., & Hayati, N.
(2017). The Development of Interactive
Multimedia Learning Pyramid and Prism
for
Junior
High
School
Using
Macromedia Authorware. The Turkish
Online
Journal
of
Educational
Technology, November. 714-721.
Hamalik,
O.
(2003).
Kurikulum
dan
pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Husdarta
., & Nurlan, K. (2010). Pertumbuhan
& perkembangan peserta didik (olahraga
dan kesehatan). Bandung: Alfabeta
Patmonodewo, S. (1995). pendidikan anak
prasekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Rohani. A. (1997). Media intruksional edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta.
Suardiman, S.P. (2003). Metode pengembangan
daya pikir dan daya cipta untuk anak usia
dini. Yogyakarta: FIP UNY.
Susanto, A. (2011). Perkembangan anak usia
dini. Jakarta: PT Kharisma Utama
ISSN. 2355-8911 www.rumahjurnal.net 27