• Tidak ada hasil yang ditemukan

AGRO7. Memelihara Progresivitas Karet

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "AGRO7. Memelihara Progresivitas Karet"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

No. 69/April 2020 Media Agro 7

1

Menjalankan usaha perkebunan karet, kelapa sawit, teh, dan tebu dengan menggunakan teknologi budi daya dan proses pengolahan yang efektif serta ramah lingkungan.

baku dan bahan jadi untuk industri yang bermutu tinggi untuk pasar domestik dan pasar ekspor. Mewujudkan daya saing produk yang dihasilkan melalui tata kelola

menumbuhkembangkan perusahaan. Mengembangkan usaha insdustri yang terintegrasi dengan bisnis inti (karet, kelapa sawit, teh, dan tebu) dengan menggunakan

Melakukan pengembangan bisnis berdasarakan potensi sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Memelihara keseimbangan kepentingan stakeholders un-tuk menciptakan lingkungan

Menjadi perusahaan agribisnis yang tangguh de ngan tata kelola yang V I S I M I S I

Visi dan Misi

7

AGRO

MediA

Majalah PTPN VII No. 69/AprIl 2020

Para karyawan penyadap PTPN VII Unit Bergen sedang mengantre menaikkan hasil sadapannya di stasiun lateks (STL) Afdeling I, akhir April 2020. Pada periode 1 Januari—30 April 2020, PTPN VII mencatat progresivitas produksi sehingga menempati posisi teratas dari 9 PTPN yang membudi dayakan komoditas karet di PTPN Grup. (FOTO: HUMAS PTPN VII)

MeMelihara

(2)

2

indeks

4

Mencari

Format

Kinerja

Terbaik

pT BCN

Fasilitasi Desa

penyangga

26

22

pTpN VII Angkat

Dua pejabat Baru

AGRO

MediA

7

redaksi

Penerbit

PT Perkebunan Nusantara VII

Pembina

Direksi PT Perkebunan Nusantara VII

Pemimpin Redaksi

Okta Kurniawan

Wakil Pemimpin Redaksi

Arif Syaifudin Zuhri

Sekretaris Redaksi

Andi Firmansyah

Biro-Biro

Kantor Direksi: Marhaidi Effendi, Wilayah Lampung:

Ferdinandus MP., Distrik Bungamayang: Azwar Hakim,

Kantor Perwakilan Sumatera Selatan: Acep Sudiar, Distrik Cinta Manis: Domu Junifer S.,

Kantor Perwakilan Bengkulu: Riski M.

distribusi Ja’far Staf Redaksi Sasmika D.S. Willy Mulyawan Bambang Sutedjo Andrie Noviar Edi Agustar Risang Pradana Nurjanah Ratna Septiawati Achmad Mawardi Alamat Redaksi

Kantor Direksi PTPN VII:

Jalan Teuku Umar No. 300, Kedaton, Bandar Lampung,

Telepon: (0721) 702233, Faksimile: (0721) 702775, E-mail: humas@ptpn7.com dan media.agro7@gmail.com, Twitter: @ptpn_7, Instagram: @ptpn7official, Facebook: @ptpn7 (fanpage)

(3)

3

AGRO

MediA

7

Assalamualaikum wr. wb.

Dear Sahabat N 7,

Berdasarkan SK RUPS

Perumnas tanggal 6 Mei

2020, dimana saya diberi

amanah sebagai Direktur

Keuangan Perumnas,

maka tugas saya sebagai

Direktur Utama PTPN VII

secara definitif berakhir.

Dengan ini saya menghaturkan

terima kasih atas kerja

sama dan silaturahmi yang

berjalan baik selama ini.

Pada kesempatan ini juga

saya memohon maaf atas

segala khilaf dan salah

yang disengaja maupun

tidak disengaja. Semoga ke

depan PTPN 7 bangkit dan

jaya kembali. Jaga selalu

kekompakan, soliditas dan

mengedepankan kepentingan

N7. Keep silaturahmi &

friendship never dies.

Salam hormat,

M. Hanugroho (Oho)

(4)

4

WARtA utAMA

pTpN VII mulai menemukan format terbaiknya untuk mengakselerasi

kinerja produksi karet. Manajemen mendorong semua unsur pimpinan

yang langsung berhadapan dengan pekerja untuk melakukan

pembinaan dengan pendekatan tanggung jawab.

PRODUKTIVITAS KARET

MeNCArI

FoRMAt KineRjA

(5)

No. 69/April 2020 Media Agro 7

5

WARtA utAMA

D

i rumahnya di bilangan Desa Tamansari, Gedongtataan, Pesawaran, Marsito (64) begitu bergairah ketika menceritakan pengalamannya saat menjadi karyawan penyadap karet di PTPN VII Unit Way Berulu. Padahal, ia sudah hampir 10 tahun pensiun. Namun, ingatannya tentang teknis penyadapan dan trik menghasilkan produksi terbanyak seperti tak akan pernah ia lupakan.

“Saya bersyukur sekali. Walaupun hanya sekolah SD, saya bisa menjadi karyawan PTP (PTPN VII) dan dapat gaji bulanan untuk menghidupi istri dan empat anak. Makanya, saya kerja serius supaya rezeki saya cukup, halal, dan berkah,” kata lelaki kelahiran 1956 ini.

Kunjungan Media Agro 7 ke rumahnya sebenarnya bukan untuk menemui kakek sembilan cucu ini. Kebetulan saja, ia tinggal bersama anak bungsunya, Sugi Wihardi, yang juga menjadi karyawan penyadap di PTPN VII saat ini.

Tampaknya, Marsito memang menurunkan sifat tekun, kerja keras, rajin, dan disiplin itu kepada Sugi Wihardi. Dua orang dari dua generasi

ini sama-sama mendapat penghargaan sebagai penyadap dengan produktivitas terbanyak pada zamannya masing-masing.

Marsito mengatakan, sejak mulai bekerja di PTPN VII tahun 1981, ia menerapkan disiplin tinggi untuk pekerjaannya. Awalnya, kedisiplinan itu bukan sekadar untuk menggali produksi sebanyak-banyaknya, tetapi lebih agar selesai lebih cepat. Harapannya, dengan lebih cepat selesai, ia bisa mengerjakan pekerjaan lain di rumah maupun menggarap sawah.

Tentang keteladanan Marsito diakui oleh Sugi Wihardi. Sebagai anak, ia mengaku sejak masih bujang sering membantu pekerjaan bapaknya di kebun karet milik perusahaan. Tak heran jika ketika diterima bekerja di PTPN VII, ia sudah sangat mahir dan tahu persis seluk-beluk menggali produksi.

“Dari dulu bapak saya itu langsung berangkat kerja setelah salat subuh. Dia selalu lebih dulu datangnya dari pada orang lain. Dengan begitu, kerjaan cepet selesai, hasilnya lebih banyak, dan kebunnya juga terawat. Sebab, waktu nunggu siang sampai

Pekerja di PTPN VII Unit Beringin sedang menimbang karet. Produksi karet dari kebun PTPN VII terus mengalami peningkatan

(6)

6

WARtA utAMA

pungut, kami membersihkan rumput, memperbaiki mangkok, dan lainnya. Kalo bersih, kan kerjanya jadi enak,” kata Sugi.

Terangi Pohon untuk Disadap

Menuruni pola kerja bapaknya, Sugi juga menjadi karyawan dengan produktivitas

tertinggi di Unit Way Berulu. Satu yang mungkin menjadi pembeda cara kerja Sugi dari yang lain dia sampaikan dalam satu kalimat “sadap terang pohon menjadi terangi pohon untuk disadap.”

Kalimat yang membalikkan norma sadap dari perusahaan itu menurut Sugi memiliki peran kenaikan produksi yang sangat signifikan. Ia tidak mengetahui kajian analisisnya, tetapi Sugi menilai masa derasnya getah karet menetes itu pada sebelum matahari terbit.

Menjemput getah lebih pagi, kata Sugi, akan memperpanjang waktu mengalirnya getah sampai pada waktu pungut sekitar pukul 11.00 setiap hari. Dengan demikian, kata dia, jumlah getah yang keluar dari setiap pohon otomatis akan lebih banyak dibandingkan dengan yang disadap sudah kesiangan.

“Kalau menurut saya, produksi saya bisa lebih banyak dari teman-teman lain hanya karena saya lebih pagi. Kalau selisih satu jam, misalnya. Kalau istilah kasarnya satu menit dua tetes, sudah lebih banyak 120 tetes,” kata dia.

Selain lebih awal, Sugi juga setiap hari mengulangi rute tempat kerjanya selepas selesai menyadap. Menurut dia, menyadap pada saat masih gelap tidak memungkinkan merapikan jalur dan kondisi pohon. Padahal, jika jalur yang setiap pagi dilewati untuk menyadap

banyak rumput, ranting patah, dan rintangan lain akan memperlambat pekerjaan.

“Selesai nyadap, kebun sudah terang. Istirahat sebentar, lalu saya patroli ke setiap pohon. Apakah ada ranting atau rumput yang mengganggu, mangkok miring atau tumpah, sadapan kurang rapi, atau yang lainnya saya kontrol. Kalau nggak dikontrol, nanti kita sendiri yang susah,” kata dia.

Norma Sadap

Pola kerja yang dilakukan Sugi Wihardi kepada tanaman karet yang menjadi sumber rezekinya adalah norma dasar bagi seorang penyadap. Namun, Manajer PTPN VII Unit Way Berulu Sugeng Budi Prasongko mengatakan, model-model keteladanan seperti yang ada pada Marsito dan Sugi Wihardi tidak semua pekerja mengikuti.

“Memang ada banyak faktor yang membuat penyadap itu disiplin dengan norma sadap atau tidak. Faktor utamanya ada pada sikap pribadi masing-masing. Makanya, sekarang kita terus kampanye dan pembinaan untuk memperbaiki sikap mental dengan berbagai cara agar menjadi budaya kerja bersama,” kata dia.

Senada, Manajer PTPN VII Unit Bergen Ahmad Nurwibowo yang juga membudi dayakan karet mengatakan perbaikan sikap mental membutuhkan waktu lama dan kasadaran bersama. Ia mengaku, sikap baik itu harus diawali dari unsur pimpinan yang mempunyai komitmen tinggi.

“Kita harus komitmen bersama. Diawali dari unsur pimpinan, dari direktur sampai para mandor yang langsung berhadapan dengan pekerja. Alhamdulillah, sekarang sudah terasa. Dibalik kesulitan yang terjadi para perusahaan kita, ternyata ada hikmahnya. Semua kita menyadari bahwa semua lini kurang disiplin,” Ahmad Nurwibowo.

Masa krisis yang terjadi pada PTPN VII beberapa tahun terakhir sudah mulai

RANKING PRODUKTIVITAS KARET PTPN GRUP

Periode : 01 Januari – 29 April 2020

Produktivitas Karet PTPN VII s.d 29 April 2020 adalah 485 Kg/Ha dan berada di urutan pertama PTPN Grup.

Seorang penyadap mempertontonkan bidang sadap di pohon karet yang dikelolanya. Dengan perlakuan yang baik sesuai norma, produktivitas akan

(7)

7

Faktor utamanya

tetap kepada

disiplin dan

tanggung jawab,

tetapi model

pendekatannya

menggunakan rasa.

WARtA utAMA menemukan solusi perbaikannya. Semua

proses manajemen dan produksi sudah menunjukkan grafik positif dengan sikap mental individu pada setiap level yang berorientasi kepada hasil.

“Ada benarnya juga kalau ada orang yang ngomong: ‘pada situasi tertentu, kadang kita butuh musibah’. Nah, kesulitan keuangan perusahaan kita ternyata hikmahnya besar. Kita jadi lebih disiplin dan tanggung jawab. Saya yakin kita segera bangkit,” kata manajer senior ini.

Pendekatan Tanggung jawab

Budidaya tanaman karet bagi PTPN VII ibarat gerakan instinktif penari sirkus; sudah mendarah-daging. Sebab, perusahaan ini dinasionalisasi dari perkebunan Zaman Belanda dengan komoditas yang belum berubah. Pengalaman amat panjang di karet sudah di luar kepala.

Lalu, apa yang berubah sehingga fluktuasi produksinya bisa sangat tinggi? Faktor yang paling dominan dalam hal ini adalah pada

manajemen sumber daya manusia. “Kalau komoditas, iklim, unsur tanah, teknologi, dan faktor lainnya relatif tidak besar perubahannya. Yang berubah itu adalah perilaku manusianya. Ya, kita semua. Bukan hanya penyadap, tetapi mungkin juga saya yang terlambat mengantisipasi perubahan,” kata Wiyoso, Kepala Bagian Tanaman PTPN VII.

Wiyoso mengatakan, PTPN VII memiliki sejarah panjang dalam hal manajemen SDM. Pada zaman kolonial, pekerja dijadikan objek sehingga apa yang diinginkan pimpinan (saat itu penjajah), maka mereka akan lakukan. Apapun risikonya.

Ketika Orde Baru, pola pembinaan sumber daya manusia mengalami perubahan. PTPN VII yang mendapat mandat dari pemerintah untuk membuka dan mengembangkan pusat-pusat ekonomi baru, membuka isolasi wilayah, dan menyerap tenaga kerja lokal menempatkan karyawan sebagai subjek dan cenderung longgar. Misi ini menjadikan perusahaan sebagai agen pembangunan (agent of development).

Di era moder n, B U M N dituntut lebih kompetitif dengan keuntungan sebagai tujuan sambil

menjalankan fungsi sosial di masyarakat. Seiring dengan itu, p o l a p e m b i n a a n k e p a d a p e k e r j a juga berubah, yakni kompetitif dan terukur. Sebab, dunia usaha sudah begitu terbuka dengan kompetitor yang sangat ekspansif karena sektor swasta begitu fully profitable motivated.

Kondisi ini menjadi tantangan besar bagi PTPN VII di tengah kompetisi pasar komoditas yang sangat ketat. Tak pelak, untuk memenangkan persaingan, atau minimal tidak tertinggal, manajemen terus mencari format terbaik agar tenaga kerja yang jumlahnya cukup besar ini bisa efektif.

“Fak tor utamanya tetap kepada disiplin dan tanggung jawab, tetapi

model pendekatannya menggunakan rasa. Pimpinan tidak boleh semena-mena memberi perintah. Intinya, tegas tetapi tidak harus keras apalagi arogan. Siapapun kita, sama-sama manusia yang punya perasaan dan harga diri. Jadi, kita harus nguwongke uwong, memanusiakan manusia,” kat Wiyoso.

T id a k mud a h memaduk a n p o la manajemen sumber daya manusia yang bertumpu kepada profesionalitas pada satu sisi, tetapi dengan pendekatan kemanusiaan di sisi lain. Namun, ini harus bisa dilakukan mengingat zaman sudah berubah, iklim demokrasi begitu terbuka, saluran informasi demikian massif.

Catatan pencapaian produksi dan produktivitas budi daya komoditas yang dirilis PTPN Holding bisa menjadi cermin. Di lingkungan PTPN VII, ada fenomena menarik yang dicatatkan oleh Unit Bergen di Lampung yang pada laporan Bulan Mei 2020 melampaui banyak unit lain yang selama ini selalu menjadi kampiun. Dalam lima tahun terakhir, unit yang hanya ada kebun karet itu tak pernah masuk nominasi, bahkan hampir selalu di nomor

buncit.

“Saya kira, fenomena Unit Kebun Karet Bergen bisa menjadi model yang patut ditelisik rahasianya. Belum a d a c e r i t a n y a kebun ini dapat ranking, bahkan mengalahkan Unit W a y B e r u l u d a n Kedaton. Tetapi tahun ini mereka berjaya. Mari kita lihat apa yang berubah,” kata Wiyoso.

Sumbangsih kinerja Unit Bergen menjadi salah satu yang menempatkan PTPN VII berada pada posisi teratas di lingkungan PTPN Grup pada periode 1 Januari—30 April 2020. Dengan luas lahan 22.673 hektare (urutan kedua setelah PTPN III) dari sembilan PTPN yang berbudi daya karet, PTPN VII membukukan produktivitas 485 kg/hektare. (HUMAS PTPN VII/LB)

Sugi Wihardi, salah satu penyadap dengan produktivitas terbaik dari PTPN VII Unit Way Berulu,

(8)

8

WARtA utAMA

M

atahari mulai terasa menyengat ketika Ahmad Nurwibowo, Manajer PTPN VII Unit Bergen singgah di STL (Stasiun lateks) Afdeling I, Jumat awal Mei lalu. Didampingi Ferdinandus, Asisten SDM dan beberapa asisten lain, ia biasa bercengkerama dengan para penyadap di lokasi titik kumpul pekerja pas jadwal setor hasil sadapan.

Ia sengaja datang untuk menjaga ritme kerja agar tetap konsisten. Laporan evaluasi kinerja yang dikeluarkan Kantor Direksi pada awal bulan itu mendudukkan Unit Bergen sebagai pioner produksi harus dipertahankan. Padahal, kebun yang berada di wilayah Kecamatan Tanjungbintang itu selalu paling kedodoran dibanding Unit lain.

Dengan wajah sumehnya, lelaki tinggi besar ini tampak akrab dengan setiap pekerja. Saat Anto, salah satu penyadap

sampai ke lokasi STL dengan sepeda motor bututnya, manajer ramah itu menyapa dengan guyonan.

“Mbok motormu itu sekali-kali dicuci, to To!,” tegur Pak Nur, sapaan akrabnya.

Anto tak kalah mbanyol. Dengan kalimat lugasnya, karyawan borong prestasi itu menjawab; “Ora sempet, Pak. Ngejar produksi, hahaha....!” kata dia.

“Walah...gayamu. Produksi yo produksi, tetapi kebersihan itu penting dan pantes!” kata Nurwibowo.

“Siap, Pak! Laksanakan,” kata Anto dengan tersenyum.

Dialog Anto dan Ahmad Nurwibowo memang sekadar pengisi kata sembari beraktivitas. Sambil menjawab pertanyaan-pertanyaan tak penting itu, Anto membuka tali pengikat ember yang nangkring di jok sepeda motornya. Ember kaleng ukuran besar itu berisi plastik bening berisi cairan

lateks yang akan disetor ke pabrik dan dikumpulkan di STL.

Lelaki ini segera menggotong ember bertangkai itu ke petugas penimbang. Hari itu, ia pantas berbangga karena perolehan sadapannya cukup banyak. Plastik yang berisi lateks itu sampai menyembul melebihi kapasitas ember. Dan, kepada bosnya yang saat itu menginspeksi, dia melanjutkan candaannya lagi.

“Produksiku naik iki, Pak! Kapan bagi bonus!...hahaha,” canda dia.

Mendengar itu, Ahmad Nurwibowo hanya tersenyum. Lalu, kepada semua penyadap yang sudah berdatangan mengantre setor, dia menyampaikan rasa terima kasihnya.

“Bapak-bapak sekalian. Alhamdulillah, bulan ini produksi kita di Bergen sangat baik. Kita berhasil menduduki peringkat tertinggi di PTPN VII. PTPN VII juga ranking tertinggi di Grup Holding. Kita bersyukur

BERGEN

MeNgAKSelerASI

proDuKSI

Motivasi kerja dengan penuh tanggung jawab dan kebersamaan dapat dibentuk dari kedekatan emosional pekerja dengan manajemen. Tampak para penyadap PTPN VII Unit Bergen berfoto bersama manajer.

(9)

9

WARtA utAMA

dan saya menyampaikan terima kasih kepada bapak-bapak semua,” kata manajer senior ini.

Mendengar itu, semua penyadap menyambutnya dengan rasa syukur seraya mengucap Alhamdulillah. Beberapa diantaranya langsung berseru dengan kata tanya: “Tinggal nunggu bonusnya, ya Pak Manajer!”

Menjawab celetukan itu, Nurwibowo tidak segera membuat statemen. Serasa berat, ia mengatakan rasa prihatinnya. Sebab, produksi di masa pandemi corona saat ini belum memberi nilai tambah berarti bagi perusahaan. Selain harga jual komoditas rendah, buyer atau pembeli di pasar internasional juga sedang menunda pembelian.

“Kita harus bersabar dengan kondisi ini. Bisa bertahan dengan keadaan perusahaan seperti ini saja sudah syukur. Banyak saudara-saudara kita yang kerja di perusahaan swasta kurang seberuntung kita. Mudah-mudahan setelah wabah corona ini berakhir, ada perbaikan,” kata Ahmad Nurwibowo.

Format Kinerja Terbaik

Kabar mengenai kinerja terbaik di PTPN VII menjadi energi baru bagi PTPN VII Unit Bergen. Ahmad Nurwibowo mengakui, pencapaian Unit Bergen pada periode ini merupakan yang terbaik. Sebab, sebelumnya unit ini selalu menjadi yang

terbelakang dari sisi produksinya. Lantas, apa yang menjadi format kerja sehingga sukses?

“Kuncinya adalah disiplin dan tanggung jawab. Untuk menerapkan disiplin, kita harus kuatkan dulu rasa tanggung jawab. Seorang manajer apa tugasnya dan apa tanggung jawabnya. Demikian juga penyadap, apa tugasnya, lalu tegaskan apa tanggung jawabnya. Sebab, setelah menjalankan tugas dengan tanggung jawab, di situlah ada hak yang akan didapat,” kata dia.

Sinkronisasi antara tugas, tanggung jawab, dan hak itu menurut Ahmad Nurwibowo memang tidak mudah. Untuk membentuknya, membutuhkan kesamaan pandangan tentang apa itu bekerja mencari rezeki halal. Kesadaran itu akan menghasilkan bentuk atau format kerja yang ideal.

“Alhamdulillah di sini kita kompak sehingga bisa mencapai apa yang menjadi tujuan. Awalnya memang harus dipaksa. Setelah cukup lama konsisten, maka akan menjadi biasa dan kebiasaan. Intinya, apa yang kami raih saat ini adalah hasil kerja bersama, bukan karya dari individu, siapapun itu,” kata dia.

apresiasi untuk BKO

Seorang personel TNI AL dari Kesatuan Marinir mengenakan kaos ketat saat menyambangi stasiun lateks (STL) Afdeling I PTPN VII Unit Kebun Karet Bergen, awal Mei lalu. Bintara yang diperbantukan untuk mengamankan objek vital milik negara itu tidak seperti tentara yang sedang bertugas. Sebaliknya, ia justru memegang lembaran kertas LHS (laporan harian sadap) para pekerja di kebun.

Ia bersama beberapa serdadu Marinir mendapat tugas BKO untuk membantu pengamanan aset dan produksi PTPN VII di Unit Bergen. Kesatuannya mengirimnya karena PTPN VII adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang merupakan salah satu objek vital.

Kehadiran prajurit BKO diakui Ahmad Nurwibowo telah mewarnai sikap dasar tentang nasionalisme. Sikap prajurit yang seratus persen Merah-Putih secara perlahan meresap dan menjadi sikap kolektif hampir seluruh pekerja di PTPN VII Unit Bergen.

Faktor utamanya

tetap kepada

disiplin dan

tanggung jawab,

tetapi model

pendekatannya

menggunakan rasa.

(10)

10

WARtA utAMA

“Saya sangat berterima kasih kepada Prajurit BKO, terutama dari Marinir. Dari mereka kami mendapat pelajaran tentang jiwa merah-putih, sikap nasionalisme di mana kepentingan negara dan bangsa menjadi nomor satu,” kata dia.

Para prajurit itu tidak selalu menyandang senjata dengan pakaian perangnya, tetapi juga ikut memastikan proses penggalian produksi dan perawatan tanaman berjalan dengan baik. Kertas LHS yang dipegang itu adalah panduan untuk mendukung upaya manajemen untuk meningkat kinerja produksi.

Ahmad Nurwibowo mengakui faktor utama kejeblokan produktivitas Unit Bergen selama bertahun-tahun adalah soal keamanan. Dan itu menjadi alasan manajemen meminta bantuan BKO dari TNI, khususnya Marinir untuk menghentikan kegiatan ekonomi kriminal yang dilakukan banyak orang di sekitar perusahaan.

Asisten SDM dan Umum PTPN VII Unit Bergen Ferdinandus Silalahi mengatakan, Bergen adalah Unit Kebun Karet yang mengelola 4.500 hektare tanaman karet dalam lima afdeling. Sebanyak 3.775 hektare ada di wilayah Kecamatan Lampung Selatan dan satu afdeling seluas 820 haktere berada di Kecamatan Kalianda, Lampung Selatan.

Dengan areal yang cukup luas, Bergen adalah salah satu lumbung karet di PTPN VII. Dari komposisi tanamanya juga cukup baik di mana ada sekitar 35 persen karet sangat produktif (remaja). Sedangkan lainnya masih cukup produktif (dewasa), dan sebagian lagi non produktif.

Namun demikian, buruknya kinerja produksi selama ini di Unit Bergen bukan karena pohon tidak produktif, tetapi justru karena produksinya hilang dicuri. Ferdi, sapaan akrab Ferdinandus, mengatakan, sebelumnya pihaknya mengidentifikasi ada 14 lapak pengepul pembeli karet yang melakukan praktik kriminal. Mereka, kata dia, selain membeli karet dari petani juga menampung karet hasil curian dari PTPN VII.

Para pelapak nakal itu bukan hanya menampung hasil curian, tetapi juga

memberikan fasilitas atau memberi utangan uang kepada para pencuri. Selain itu, mereka juga memberi perlindungan melalui kedekatan dengan oknum-oknum aparat keamanan.

“Ini kan bukan kasus baru, tetapi kebiasaan yang sudah turun temurun. Kami juga selalu menemukan fakta-fakta ini di lapangan ketika menangkap pencuri yang kepergok. Lalu, kami melakukan penyelidikan untuk mengecek kebenarannya. Dan itu fakta yang sudah kami buktikan,” kata dia yang didampingi Abi Nurahman, Aditya Kirana, Tangkasen Pinem, A Muluk (Asisten Tanaman), dan Wawan Ruhyawan (Kepala TU).

Ferdi mengatakan, unsur utama dari apa yang dicapai oleh Unit Bergen dalam

menggali produksi adalah faktor sinergi dan integritas. Bahwa yang muncul di permukaan adalah unsur keamanan dari hilanganya produksi, Ferdi mengakuinya. Namun, lebih dari sekadar keamanan, kerja sama dari unsur-unsur penggerak dalam menciptakan keamanan itu sangat dominan.

humanisme Dalam Tugas

Di lapangan, fakta sinergi itu terlihat ketika Media Agro 7 menemui seorang personel Marinir yang diperbantukan mengamankan PTPN VII sebagai objek vital milik negara. Anggota TNI itu, selain bertugas mengamankan aset dan produksi, dia juga ikut memastikan produksi dan produksi di lapangan berjalan sesuai norma.

Selain itu, relasi antara pimpinan, BKO

Para pekerja PTPN VII Unit Bergen sedang menaikkan lateks untuk dimasukkan ke tanki di stasiun lateks (STL) Afdeling I. Mereka kompak menggali produksi

(11)

11

WARtA utAMA (TNI dan Polri), dengan karyawan

penyadap juga tidak sebatas di lingkup pekerjaan. Tak jarang, manajer dan unsur pimpinan di unit kerja ini rela mengunjungi rumah-rumah karyawan untuk sekadar silaturahmi.

Dalam jalinan humanis ini, pekerja akan merasakan sentuhan kemanusiaan dan secara moral terdongkrak untuk lebih bertanggung jawab terhadap pekerjaan. Mereka juga tak segan untuk menceritakan suka-duka kehidupan dengan segala problematikanya.

“Saya sangat apresiasi kepada para bapak-bapak BKO. Jiwa mereka benar-benar merah putih untuk bangsa dan negara ini. Mereka b u k a n h a n y a m e n g a m a n k a n produksi, tetapi juga membantu teknis menaikkan produksi. Mencari dan menyelesaikan akar masalah keamanan dengan mengejar 480 (pasal 480 KUHAP; penadah) sampai mereka benar-benar tutup,” kata Ahmad Nurwibowo.

Di luar gelanggang, para prajurit Marinir BKO itu juga tampil sangat humanis di depan masyarakat. Mereka sangat hormat, sopan, dan mudah bergaul dalam suasana

masyarakat kecil manapun. Bahkan, mereka juga tak segan membantu dan mengadvokasi masyarakat secara personal jika mendapat berbagai kesulitan dalam berbagai urusan.

“Para prajurit BKO Marinir ini sangat ramah dan mudah bergaul. Jadi, ada urusan apa saja, dia bisa bantu. Bahkan, misalnya ada sepeda motor penyadap ditangkap polisi, misalnya, mereka bantu komunikasikan. Ya, biasa kan penyadap nggak bawa SIM karena mau ke kebun. Mereka membantu memastikan bahwa motor itu untuk kerja di kebun,” kata dia.

Secara keseluruhan, Nurwibowo mengaku semua pencapaian di Unit Bergen ini adalah hasil kerja tim secara simultan. Apa yang dikerjasamakan dalam konteks ini, kata dia, adalah dalam membangun kedisiplinan, rasa tanggung jawab, komitmen kepada tujuan, perasaan sama dalam nasib, dan kepedulian di luar maupun di dalam.

“Kuncinya kompak di luar dan di dalam. Baik teknis maupun kemanusiaan. Siapapun itu, apakah manajer, asisten, mandor, BKO, dan seluruh karyawan,” kata dia. (HUMAS PTPN VII/LB)

(12)

12

PRoFil unit

M

encari Desa Makartitama, Kecamatan Lahat, Kabupaten Lahat, Sumsel yang berada di Km-12 Jalan Manggul— Senabing, tempat berkantornya PTPN VII Unit Senabing tidak mudah. Perusahaan BUMN yang membudi dayakan karet dan kelapa sawit itu memang berada di lipatan wilayah cukup jauh dari keramaian. Menyusuri jalan berbatu, lokasi ini melewati kebun-kebun yang terdapat sumur-sumur minyak Pertamina.

Diantara 25 unit kerja di PTPN VII, Unit Senabing menjadi satu-satunya yang mengelola dua komoditas. Itu karena Senabing yang pada sejarahnya adalah proyek perluasan kebun karet dari PTP XI itu digabung dengan Unit Sungai Berau yang mengelola kebun karet. Padahal, Unit Sungai Berau berjarak 90 kilo meter dari Senabing.

“Kebun kami yang Sungai Berau itu bukan hanya jauh, tetapi sudah beda kabupaten. Kalau Senabing masuk

Kabupaten Lahat, Sungai Berau di Tebingtinggi, masuk Kabupaten Empat L awang. Ar tinya, kami juga harus kordinasi terus dengan dua Pemkab, dua Polres, dan seterusnya,” kata Wilson Sinaga, Manajer PTPN VII Unit Senabing.

Tentang kinerja perusahaan, Manajer yang diangkat sejak September 2019 itu mengaku terus membaik. Komoditas karet di Unit Senabing, kata Wilson, secara kualitas tanamannya lebih baik dari beberapa kebun lain di PTPN VII. Namun, karena dalam beberapa tahun terakhir kurang perawatan dan pemupukan, produktivitasnya sempat kurang maksimal. Selain itu, produksinya sering dicuri orang.

“Tetapi sekarang sudah kondusif. Keamanan sudah baik karena kita sudah bikin kanal untuk membatasi dengan kebun warga. Selain itu juga ada BKO dari TNI maupun Polri yang bekerja maksimal. Produktivitasnya juga lebih baik,” kata mantan Asisten Kepala di PTPN VII Unit

Kedaton Afdeling Trikora ini.

Berada di lingkungan eks. transmigrasi membuat PTPN VII Unit Senabing cukup kondusif. Keberadaan perusahaan ini sangat berarti bagi kehidupan masyarakat sekitar dengan tersedianya lapangan kerja. Sebab, bekerja sebagai penyadap di perusahaan ini cukup menarik.

“Sekarang potensi produksi karet kita cukup bagus. Setiap hari produktivitas setiap penyadap rata-rata di atas 25 kg. Hitungan kasarnya, setiap hari para penyadap itu gajian di atas Rp100 ribu. Sayangnya, kebun kita yang produktif hanya sekitar 535 hektare dari 981 hektare lahan secara keseluruhan,” kata dia.

Komoditas Kelapa Sawit

Ada kendala rentang kendali di komoditas kelapa sawit di Unit Senabing. Lokasi kebun eks. Sungai Berau yang jauh menjadi salah satu masalah yang menyebabkan pengelolaannya kurang maksimal. Dalam beberapa tahun terakhir, ketika kinerja

Dikenal sebagai unit kecil dengan kinerja tidak

maksimal, pTpN VII unit Senabing seperti

menjerit. Dengan kekuatan 160 karyawan, unit

yang bermarkas di lahat itu

mengakselerasi menjadi unit

unggulan di pTpN VII.

Senabing

Makin

Bersaing

WIlSON SINAGA

(13)

13

PRoFil unit

keuangan perusahaan melambat, kebun seluas 1.182 hektare ini kurang mendapat perawatan.

“Beberapa tahun lalu tanaman tidak dapat jatah pupuk dan perawatan lainnya. Ditambah lagi kemarau panjang tahun 2019 lalu, membuat kondisi tanaman rusak. Tetapi, mulai 2019 sudah dipupuk dan ada biaya perawatan. Dan sekarang sedang dalam masa pemulihan,” kata Wilson.

Manajer yang masuk ke PTPN VII melalui PTP XI itu mengatakan, selain kendala pengelolaan, aset kebun Sungai Berau juga kerap diganggu parapihak. Beberapa tahun lalu, kata dia, ada dua kelompok warga yang mempermasalahkan HGU (Hak Guna Usaha) PTPN VII dan mengklaim lahan seluas 1.200 hektare adalah milik

mereka.

“Kami hanya punya lahan sesuai HGU 1.182 hektare, tetapi mereka menuntut 1.200 hektare. Akhirnya kami berperkara di Pengadilan dan PTPN VII dinyatakan sah sebagai pemilik HGU,” kata dia.

Masih belum puas, satu kelompok masyarakat yang menamakan diri Saung Naga juga mengklaim lahan Sungai Berau seluas 570 hektare. Mereka mengaku, pada pembebasan lahan dulu, pemilik lahan 570 hektare tersebut tidak menerima pembayaran.

“Akhirnya kami bongkar dokumen arsip dan kami cross check nama-namanya. Setelah lengkap, kami datangi kelompok itu dan kami tunjukkan bukti tanda terima dana. Akhirnya mereka urung. Tetapi intinya, oknum-oknum itu mencari celah

untuk negosiasi. Tetapi kami punya bukti kuat,” kata dia.

Secara umum, produksi dan produktivitas kelapa sawit di Unit Senabing yang sudah berumur tertua 20 tahun dan termuda 9 tahun ini sedang memulai babak baru. Cuaca dan curah hujan yang cukup baik tahun 2020 dan perlakuan pemupukan sudah menunjukkan pemulihan tanaman. Namun demikian, produksi untuk tahun 2020 ini diperkirakan masih belum maksimal.

“Untuk kelapa sawit, proses pemulihan akibat tidak dipupuk dan kekeringan bisa dua-tiga tahun. Kami perkirakan, pada 2021 baru mulai pulih,” kata dia.

Seperti juga di Unit lain, faktor keamanan juga menjadi kendala. Namun, dengan dukungan prajurit TNI dan Polri yang di

Tahun

Tanam

luas

(ha)

jumlah

Pohon

Per ha

Pohon

Produksi (KG)

Prosentase (%)

RKaP

Realisasi

Estimasi

8 Bulan

RKaP

BI

S/D

BI

S/D

BI

S/D

2011

300 150.071

500 51.847 169.184 31.563 149.344 392.943

61

88

2012

233 114.686

492 33.243 108.477 20.121

98.210 255.444

61

91

jumlah

533 264757

497 85.090 277.661 51.684 247.554 648.387

61

89

Catatan: Realisai produksi sd tanggal 22 April 2020.

REKAPITUlASI MONITORING PRODUKSI KARET PERTAHUN TANAM

Bulan : April 2020

Karyawan PTPN VII Unit Senabing foto bersama di depan kantor.

(14)

14

BKO-kan ke Unit Senabing, secara perlahan persoalan keamanan sudah kondusif.

Wilso mengatakan, model untuk memecahkan masalah keamanan ini dilakukan secara sistematis. Pihaknya bersama tim BKO, selain mengamankan aset dengan menjaga dari pencuri, tetapi juga menyambangi para tengkulak yang diindikasi kerap menampung sawit curian dari PTPN VII.

“Kami tegaskan kepada para tengkulak yang terindikasi, jangan ada lagi yang berani menampung hasil curian, terutama

dari PTPN VII. Dan itu menjadi peringatan terakhir. Jika kemudian hari masih terjadi, tidak ada kompromi apapun. Dan hasilnya kami sekarang kondusif,” kata dia.

Kinerja Umum

Situasi kinerja PTPN VII Unit Senabing secara umum berjalan dengan kondusif. Wilson Sinaga menyebut, perlambatan kinerja keuangan PTPN VII beberapa tahun terakhir yang sempat membuat proses produksi dan manajemen mengalami shocked ada hikmahnya. Ini terbukti

dengan kesadaran dan cara pandang setiap karyawan kepada perusahaan berubah drastis.

Rasa sulit bersama akibat gaji terlambat, premi berkurang, dan hak-hak normatif kar yawan sempat terganggu telah mengundang empati. Tak heran, saat ini, dengan berbagai upaya mendongkrak moral melalui gerakan dan kampanye perbaikan budaya kerja, seluruh karyawan bersatu untuk memperbaiki diri.

“Kalau dulu, waktu jaya, kita nggak pernah tahu dan nggak mau tahu kondisi

REKAPITUlASI MONITORING PRODUKSI K. SAWIT PERTAHUN TANAM

Bulan : April 2020 Tahun Tanam luas ha jumlah Pohon Pohon Per ha Produksi KG PROSENTaSE (%) RKaP Realisasi Estimasi

8 Bulan RKaP BI S/D BI S/D BI S/D 2000 263 33.493 127 223.264 855.846 106.456 403.970 1.177.253 48 47 2001 217 21.248 98 157.448 603.550 101.230 369.800 993.133 64 61 2002 182 18.032 99 143.868 551.494 83.220 400.590 1.206.424 58 73 2003 111 12.028 108 113.917 436.682 72.134 214.550 673.122 63 49 2006 40 4.742 119 45.504 174.432 27.590 65.520 2.743.110 61 38 2009 164 22.004 134 217.871 835.172 100.560 311.330 921.213 46 37 2011 204 29.007 142 323.575 1.240.371 203.450 519.420 1.423.000 63 42 jumlah 1.182 140.554 119 1.225.447 4.697.547 694.640 2.285.180 9.137.255 57 49

Medan jalan produksi yang rusak mengharuskan kerja keras bergotong royong membuat jembatan agar bisa mengeluarkan produksi.

(15)

15

perusahaan, yang penting gaji lancar. Nah, sekarang ketika perusahaan kesulitan, kita menyadari bahwa perusahaan ini begitu berharga. Manajemen terbuka kepada karyawan tentang kondisinya. Maka, sekarang karyawan lebih peduli. Sebab, perusahaan ini adalah ladang rezeki dan masa depan bersama,” kata dia.

Situasi kerja di Unit Senabing juga semakin baik. Setiap karyawan memiliki komitmen dan tanggung jawab terhadap tugasnya dengan lebih baik. Kerja sama antar karyawan untuk saling membantu dalam rangka meningkatkan kinerja dan menggali produksi sudah cukup solid.

“Untuk saat ini, kendala kami adalah jalan produksi yang buruk. Kami setiap Sabtu-Minggu gotong royong memperbaiki jalan dengan kayu, bambu, atau apa saja supaya produksi bisa terangkut. Kami paham kondisi perusahaan belum memungkinkan untuk membiayai perbaikan jalan, maka kami kerjakan bersama walaupun sementara,” kata Wilson.

Ditanya tentang prospek Unit Senabing, Wilson Sinaga mengaku sangat optimistis bisa masuk tiga besar di PTPN VII. Dia juga optimistis pada 2020 ini akan mampu menembus angka RKAP.

“Kami optimistis Unit Senabing menjadi salah satu unit unggulan di PTPN VII. Dan kami juga sangat yakin, PTPN VII segera bangkit!” kata dia. (HUMAS PTPN VII/LB)

Manajer PTPN VII Unit Senabing Wilson Sinaga (baju biru) memotivasi para pekerja penyadap usai meninjau lokasi.

Salah satu jalan produksi di Unit Senabing.

(16)

16

WARtA

H

ampir setiap siang, ketika bayangan tubuh terinjak kaki, serombongan polisi lalu lintas itu memasuki lorong Emplasemen PTPN VII di Jalan Teuku Umar, Kedaton, Bandar Lampung. Petugas jaga di Pos Satpam perusahaan itu melambaikan tangan seraya tersenyum untuk mempersilakan alat negara berompi kuning kilat itu masuk Kompleks. Mereka adalah “jemaah tetap” Masjid Baitunnabat yang berada di Kompleks PTPN VII.

Masjid sederhana itu berada sekira 200 meter dari Jalan Raya. Meskipun dibuka untuk umum, keberadaan rumah ibadah yang berada dalam kluster perumahan karyawan itu memang lebih tenang. Tak heran, para polisi yang bertugas mengatur lalu lintas di seputaran fly over MBK itu lebih nyaman menggunakan fasilitas itu.

“Tempatnya enak, adem, tidak bising, dan bersih. Sebelum dan abis salat, kami bisa rebahan dulu beberapa saat,” kata Anton, salah satu personel Polresta Bandar Lampung ketika ditemui di masjid itu, beberapa waktu lalu.

Penampilan dan arsitektur Masjid Baitunnabat terlihat sederhana. Didominasi warna hijau, rumah Alloh dengan bangunan induk ukuran 12x12 meter itu tampil bersahaja. Tujuh unit alat pendingin udara yang terpasang di ruang salat itu membuat suasana khusuk dan syahdu lebih terasa.

Keberadaan serambi lebar terbuka yang mengelilingi tiga sisi seperti mengundang jemaah untuk singgah di sini. Lantai keramik yang selalu terjaga kebersihannya menjadikan serambi ini sebagai lapak-lapak kelompok diskusi antarpengunjung sambil menunggu azan atau setelah salat.

Rehat Sesaat

di Masjid Baitunnabat

Masjid Baitunnabat di Kompleks emplasemen pTpN VII ini didedikasikan sebagai

tempat rehat karyawan menemukan Tuhannya. Namun, kesejukan dan keasriannya

mengundang orang luar untuk ikut iktikaf.

Halaman Masjid Baitunnabat berupa lapangan sepak bola menjadi tempat salat Id.

(17)

17

WARtA Keberadaan lapangan sepak bola medium

di bagian depan-samping dan lapangan tenis di belakang, tetumbuhan pohon mangga dan mahoni menjadi peneduh yang menyejukkan mata. Sepoi angin dari arah tanah lapang itu melamunkan jemaah yang melepas lelah di seputaran masjid.

“Masjid ini dibangun oleh perusahaan (PTPN VII) untuk warga kompleks dan karyawan yang sedang bekerja. Tetapi, sekarang banyak juga jemaah dari luar, terutama kalau pas salat Jumat. Yang rutin, terutama saat waktu salat zuhur dan asyar, itu bapak-bapak polisi lalu lintas salatnya di sini. Banyak juga orang luar, bahkan pejabat kalau pas lewat waktu salat, dia milih ke sini,” kata Kamrus Yasin (64), marbut masjid Baitunnabat.

Pada sisi utara, bilik-bilik bersuci siaga menyemburkan air suci di tempat yang bersih. Ada empat bilik peturasan, dua ruang berwudhu dengan belasan keran, dan sabun cuci tangan yang selalu terisi.

Berada di antara tempat wudhu dan bangunan utama masjid, ada ruang longkang yang terpasang meja besar dan kursi panjang. Tempat ini adalah ruang transit bagi jemaah yang disediakan pengelola untuk menunggu. Ada disediakan dispenser berisi minuman ringan kopi panas dan teh manis pada setiap Jumat. Jemaah bisa menikmatinya secara cuma-cuma.

ladang amal

Di balik perawatan untuk tetap bersih, ada sosok Kamrus yang sangat aktif menjaga murwah masjid ini. Karyawan PTPN VII yang sudah hampir 10 tahun pensiun itu diminta pengurus untuk menjadi marbut. Tak pelak, hampir setiap waktu salat, pria asli Lampung yang ramah ini selalu ada di masjid ini.

Pilihan pengurus kepada Kamrus memang bukan tanpa alasan. Suaranya memang sudah tidak merdu lagi untuk mengumandangkan azan yang indah, tetapi pengetahuan dan pengalamannya dalam menjalankan ibadah cukup bisa diandalkan. Ketika imam masjid berhalangan atau khotib jumat tak datang, misalnya, Kamrus dengan cekatan menjalankan peran pengganti.

“Kalau azan, saya sering minta anak-anak muda yang datang ke masjid untuk mengumandangkan. Tetapi kalau membersihkan masjid, menggantikan imam ataupun khotib, saya yang sering. Ya, maklumlah...sudah tua,” kata dia sambil tertawa renyah.

Menjadi marbut sejak lima tahun lalu, Kamrus mengaku tidak meminta imbalan. Namun, pengurus mengalokasikan dana kas untuk memberinya insentif setiap bulan.

“Saya alhamdulillah di masa pensiun, masa tua dipercaya mengurus masjid. Ini adalah ladang ibadah saya. Oleh karena itu, saya sebenarnya tidak mengharapkan imbalan materi, tetapi pengurus ngasih saya. Alhamdulillah,” kata dia.

Sosok Kamrus terlihat amat sederhana dan lebih banyak senyumnya. Ia menyebut, mengurus masjid adalah cita-cita bagi seorang hamba di masa tuanya. Itu sebabnya, kepada jemaah yang kadang hampir seribu orang ketika salat jumat, ia tak pernah marah atau menegur ketika ada yang kemudian menjadikan kotor atau rusak.

“Di masjid ini nggak ada larangan yang aneh-aneh. Juga nggak ada aliran tertentu. Umum saja ikut apa kata pemerintah. Nggak ada larangan tidur atau apapun, karena memang ini disediakan untuk istirahat karyawan,” kata pria ramah yang telah menunaikan ibadah haji pada 1995 ini.

Pengalaman mengurus masjid ini, Kamrus mengaku pernah ada jemaah ibu-ibu yang membawa balitanya. Anak kecil itu lari-lari dan kencing di karpet masjid. Apakah Kamrus marah?

“Enggaklah...ya, namanya anak-anak. Tinggal saya gulung karpetnya, saya cuci. Memang, sih itu baunya sampai seminggu dijemur. Tapi, itulah ladang amal saya. Kotor, ya disapu, dipel. Banyak sampah, ya dibersihin. Gitu aja. Tapi, nggak ada yang sengaja nyampah,” kata bapak lima anak yang semuanya sudah mapan dan berkeluarga itu.

Di masjid ini, selain digunakan untuk salat berjemaah juga dipakai beberapa majelis taklim. Dua pekan sekali, ibu-ibu Ikatan Kekeluargaan Istri (IKI) keryawan PTPN VII mengadakan pengajian. Di pekan lainnya, majelis taklim dari ibu-ibu kompleks juga menggelar pengajian. (HUMAS PTPN VII/LB)

Haji Kamrus Yasin, marbot Masjid Baitunnabat yang selalu siaga menyambut jemaah dengan senyumnya.

(18)

18

18

WARtA

W

abah virus corona 19 (Covid 19) di Provinsi Bengkulu masih relatif sedikit dibanding daerah lain, tetapi antisipasi Pemerintah sangat serius. Menggandeng Badan Usaha Milik Negara (BUMN), termasuk PTPN VII, yang beroperasi di wilayah itu, Bengkulu terus menggerakkan setiap potensi untuk menghindar dari bencana.

“PTPN VII punya beberapa unit kerja di Provinsi Bengkulu. Ada Kantor Perwakilan PTPN VII di Kota Bengkulu, ada kebun

dan pabrik karet di Padang Pelawi dan Ketahun. Juga ada pabrik kelapa sawit di Talopino. Kami menyerap tenaga kerja cukup banyak. Oleh karena itu, kami sangat berkepentingan dengan pencegahan Covid 19 ini,” kata Panji Budi Hudaya, Kepala Kantor Perwakilan (Kaper) PTPN VII Bengkulu, Senin (13/4/20).

Panji mengatakan, selain melaksanakan prosedur standar pemberantasan virus

corona di lingkungan kerja, pihaknya sangat aktif berkordinasi dengan Pemprov Bengkulu. Pada awal merebaknya virus di Indonesia, pihaknya langsung menetapkan tanggap darurat lingkungan.

Mulai 26 Maret 2020, kata Panji, pihaknya sudah memasang wastafel lengkap dengan sabun di teras kantor, melakukan disinfeksi di semua ruangan, termasuk mess, rumah dinas, musala, dan fasilitas lain di dalam kompleks. Seluruh karyawan dan tamu yang akan masuk kantor, selain wajib cuci tangan

dengan sabun juga diukur suhu tubuhnya. “Minggu kedua, sesuai arahan Direksi, kami mulai work from home atau bekerja dari rumah. Kantor tetap beroperasi tetapi hanya 30% yang standby di kantor. Lainnya bekerja dari rumah masing-masing dengan fasilitas internet. Terus minggu ketiga kami wajib pakai masker,” kata dia.

Dalam waktu bersamaan, Kementerian BUMN membentuk Gugus Tugas Covid 19

secara nasional dan di Provinsi Bengkulu memberi mandat kepada PT Pelindo II untuk menjadi kordinator Satgas Covid 19. Di bawah kordinasi BUMN Pelabuhan itu, seluruh potensi BUMN digerakkan untuk mendukung program penanganan Covid 19 yang dijalankan pemprov Bengkulu.

“Awal April lalu kami seluruh BUMN diundang Gubernur Bungkulu untuk rapat kordinasi. Pak Gubernur Rohidin Mersyah meminta peran serta BUMN di Bengkulu. Dan kami terus mendukung setiap program

yang dijalankan Pemprov melalui BPDB, Dinas Kesehatan, Pori, TNI, dan semua lembaga dalam penanggulangan Covid 19 ini,” kata Panji.

Pada Jumat pekan lalu, Kementerian BUMN juga menggelar rapat kordinasi via daring (video conference) untuk BUMN yang berada di Provinsi Bengkulu. Dipimpin Arya Sinulingga, Staf Khusus Menteri BUMN, rakor yang khusus membahas peran BUMN

WASPADA COVID-19

pTpN VII Kaper Bengkulu

Sinergi Program Pemprov

Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah (berpeci) menerima jajaran PTPN VII Kantor Perwakilan Bengkulu yang dipimpin Panji Budi Hudaya.

(19)

19

WARtA

menghadapi Covid 19 ini sangat dinamis. Arya mengatakan, untuk daerah yang masih cukup aman dari corona seperti Bengkulu, Menteri BUMN memerintahkan, selain melakukan standar pengendalian internal, BUMN diminta untuk mensupport program yang dilaksanakan Pemprov.

“Kami minta seluruh BUMN di Provinsi Bengkulu untuk serius menghadapi bencana ini. Lakukan SOP pengendalian di internal dengan ketat, lalu dukung Pemerintah Provinsi dengan program-programnya. Saya yakin Pemprov sudah punya outline yang tegas dan terukur. Kita dukung terus mereka,” kata mantan jurnalis di MNC

Group ini.

Pandangan Kementerian BUMN untuk mendukung program yang dijalankan Pemprov sangat beralasan. Arya menyebut, Pemprov memiliki instrumen yang lengkap dengan hirarki yang terstruktur untuk menghadapi situasi darurat sekalipun.

“Untuk daerah yang masih relatif aman atau zona hijau seerti Bengkulu ini, kita back up saja Pemprov. Mereka punya instrumen dan struktur yang mapan. Kita tinggal support dengan sekuat potensi supaya penanganannya fokus,” kata Arya Sinulingga.

Untuk internal PTPN VII, Panji Budi Hudaya mengatakan, selain mendukung program

Pemprov, unit kerja PTPN VII yang mengelola kebun dan pabrik juga langsung menyentuh ke masyarakat sekitar. Kebun dan pabrik di Padang Pelawi, Ketahun, dan Talopino, misalnya, selain mengamankan fasilitas perusahaan, juga membantu masyarakat sekitar untuk antisipasi.

“Kalau unit kerja yang ada kebun dan pabrik, PTPN VII juga langsung menyentuh masyarakat. Kami kerja sama dengan pihak Kecamatan dan Desa untuk sosialisasi, pemberian bantuan disinfektan, sabun, dan fasilitas lain. Ini sebagai antisipasi dan kepedulain kami agar kita selamat bersama,” kata dia. (HUMAS PTPN VII/LB)

(20)

20

P

rinsip bekerja yang lebih berkeadilan mulai diterapkan PTPN VII Unit Sungai Lengi (Suli), Muaraenim, Sumatera Selatan. Sebanyak 95 karyawan pemanen kelapa sawit di PTPN VII Unit Sungai Lengi menanda tangani kontrak kerja dengan perusahaan, Jumat (3/4/20). Pekerja yang semula diikat dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT), untuk enam bulan ke depan diubah menjadi Perjanjian Kerja Borong Prestasi.

Asisten SDM dan Umum PTPN VII Unit Suli Oki Dimas Saputra mengatakan, s e mul a p a r a k a r y aw a n m e n o l a k

perubahan sistem perjanjian baru ini. Mereka sempat melakukan aksi dan meminta perusahaan menerbitkan surat PHK (pemutusan hubungan kerja) dengan konsekuensi memberikan pesangon.

“Para karyawan ILA (PKWT) semula menolak, minta di PHK dan diberikan pesangon. Tetapi setelah kami jelaskan duduk persoalan dan kalkulasi untung ruginya, akhirnya kami sepakat dengan perjanjian kerja borong prestasi. Alhamdulillah semua bisa kita musyawarahkan secara kondusif,” kata Oki.

Tentang perubahan sistem dan status,

Sekretaris Perusahaan PTPN VII Okta Kurniawan menjelaskan, secara umum tidak akan merugikan karyawan. Menurut Okta, perubahan ini adalah langkah manajemen dan merupakan amanat dari rapat umum pemegang saham (RUPS) untuk menyelamatkan perusahaan. Dan rekomendasi RUPS itu setelah melakukan kajian mendalam dalam rangka meningkatkan kinerja dengan asas keadilan.

“Kebijakan ini adalah rekomendasi dari RUPS. Dan itu sudah dikaji mendalam dengan asas fairness atau berkeadilan. Di mana letak fairness-nya, yaitu di sistem berbasis kinerja. Dengan sistem borong prestasi, siapa yang paling produktif akan mendapatkan income lebih baik. Dan sebaliknya,” kata dia.

Okta menerangkan, pelaksanaan kebijakan dengan sistem borong prestasi di beberapa Unit Kerja di awal 2020

KONTRAK KERJA

Borong Prestasi di Unit Suli

Sistem borong prestasi tidak akan mengurangi pendapatan

bagi pekerja yang rajin dan bekerja keras. Bahkan, mereka

berkesempatan mendapatkan lebih banyak. Tentu, jika ada

pekerja yang kurang maksimal tetapi memang karena kondisi

fisiknya, maka yang terjadi di lapangan adalah solidaritas.

(21)

21

ini menunjukkan tren positif. Kinerja karyawan untuk berprestasi menggali produksi meningkat signifikan dibanding sebelumnya.

“Evaluasi kuar tal I /2020 dengan pemberlakuan borong prestasi di beberapa unit menunjukkan hasil positif. Pekerja mandapat hasil dari apa yang dikerjakan. Kebijakan ini memacu pekerja berkompetisi secara sehat. Dan ini sangat baik,” kata dia.

Sistem borong prestasi juga telah menghilangkan rasa saling tidak percaya diantara sesama pekerja. Jika sebelumnya ada berbagai perasaan negatif seperti cemburu, iri, dan lainnya karena hasil kerja yang berbeda tetapi pendapatan dasarnya sama, dengan sistem borong ini lebih transparan.

Okta menjelaskan, perasaan saling kurang percaya diantara sesama pekerja akan berpengaruh sangat buruk kepada kinerja secara keseluruhan. Sebab, secara fitrahnya, sesuangguhnya setiap orang memiliki kemampuan, kelebihan, dan kekurangannya masing-masing.

“Sistem borong prestasi tidak akan

mengurangi pendapatan bagi pekerja yang rajin dan bekerja keras. Bahkan, mereka berkesempatan mendapatkan lebih banyak. Tentu, jika ada pekerja yang kurang maksimal tetapi memang karena kondisi fisiknya, maka yang terjadi di

lapangan adalah solidaritas. Yaitu, yang kuat membantu yang lemah agar bisa sama-sama maju,” kata dia.

Tentang hak-hak normatif karyawan dengan perubahan sistem ini, Okta menyebut secara legal formal tidak ada perubahan. Pihaknya sebagai pemberi kerja tetap memberikan jaminan BPJS

Kesehatan, BPJS Ketenaga Kerjaan, dan hak normatif lainnya.

“Kalau hak normatifnya tidak berubah. Yang dipacu adalah kinerjanya secara individual. Jadi, pendapatan pekerja borong prestasi berbanding lurus dengan hasil kerjanya. Dan fakta di lapangan di unit yang sudah lebih dulu menerapkan ini, pendapatan mereka jauh lebih besar dari sebelumnya,” kata dia.

Menanggapi adanya karyawan PKWT yang tidak mau menandatangani kontrak baru dengan sistem borong, Ok ta menjelaskan bahwa manajemen sudah mengatur mekanismenya. Peraturan yang diberlakukan, kata dia, mengacu kepada Undang-Undang Ketenaga Kerjaan.

“Aturannya sudah jelas dan itu harus kita laksanakan. Soal tuntutan karyawan di Unit Suli, kebijakan manajemen sama dengan di Unit Lain. Yakinlah, kalau kebijakan ini dijalankan dengan sungguh-sungguh, tidak ada pihak yang merasa dirugikan. Ini kebijakan berbasis kinerja. Jadi, siapa yang rajin dan produktif, akan mendapatkan haknya lebih dari sebelumnya,” kata dia. (HUMAS PTPN VII/LB)

Kalau hak

normatifnya tidak

berubah. Yang

dipacu adalah

kinerjanya secara

individual.

WARtA

(22)

22

WARtA

P

idato Presiden Joko Widodo y a n g d i d a m p i n g i M e n t e r i Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan sudah adanya kasus virus corona 19 di Indonesia pada awal Maret 2020 langsung ditindak lanjuti semua kalangan. Di lokasi perkebunan tebu PT Buma Cima Nusantara (BCN) Unit Bungamayang, misalnya, mobil tanki pemadam kebakaran yang biasanya untuk menyemprot api atau lahan, hari-hari itu mondar-mandir menyemprot jalan. Bedanya, semprotannya terlihat seperti bunga air, bukan gelegak air segar.

Ya, hari-hari awal pandemi Covid-19 itu ditingkahi perusahaan BUMN anak perusahaan PTPN VII itu untuk antisipasi penyebaran virus. Mereka mengerahkan semua fasilitas yang berkaitan dengan diinfeksi sehingga fasilitas perusahaan, dari kebun, pabrik, perumahan karyawan, mess, hingga fasilitas pendukung. Tak kurang, mereka juga merambah jalan-jalan kampung, fasilitas umum masyarakat seperti masjid, puskesmas, sekolah, kantor desa, kantor camat, dan lainnya.

PT Buma Cima Nusantara (BCN) yang mengelola dua kebun tebu dan pabrik

gula (Bungamayang dan Cintamanis) menfasilitasi warga sekitar dalam mengantisipasi Covid-19. Di dua industri gula itu, anak perusahaan PTPN VII ini langsung bergerak sesuai instruksi direksi PTPN VII tentang pengendalian dan pencegahan Covid-19.

“Begitu Pak Presiden mengumumkan kasus pertama dan memberi arahan, kami langsung bergerak. Kami berkordinasi dengan pihak kecamatan sekitar dan besoknya langsung memberikan bantuan

tempat cuci tangan, disinfektan, sabun, tandon air, dan sedikit dana untuk operasional petugas,” kata Putu Sukarmen, Direktur Utama PT BCN, Kamis (9/4/20).

Eskalasi penyebaran virus terus diikuti kebijakan cepat pemerintah dengan membentuk Gugus Tugas Covid-19. Hal ini juga diikuti PT BCN dengan membentuk Satgas Covid-19 PT BCN yang diketuai Tri Widiyanto. Pembentukan Satgas ini, kata Putu, untuk mendelegasikan secara khusus kepada tim agar segera menyusun rencana

PEDULI COVID-19

PT BCN Fasilitasi Desa Penyangga

(23)

23

WARtA kerja tanggap darurat Covid-19.

Di bawah kendali Satgas ini, kata Putu, pihaknya terus bergerak melakukan indetifikasi masalah dan lanagsung mengeksekusi kebijakan. Satgas diberi kewenangan untuk melakukan langkah cepat

yang terukur agar lingkungan perusahaan dan desa-desa sekitar perusahaan dapat mengantisipasi penyebaran virus corona.

“Atas arahan Direksi PTPN VII, kami langsung bentuk Satgas Covid-19 di PT

BCN dan langsung bekerja. Tim kami beri mandat untuk mengambil keputusan cepat dan terukur. Sebab, virus ini sangat cepat penyebarannya. Lengah sedikit, bisa runyam,” kata Putu.

Instruksi dari manajemen juga langsung direspons oleh PG Bungamayang. General Manager PT BCN Unit Bungamayang Bambang Hartawan juga langsung bergerak ketika wabah dunia itu diumumkan Presiden.

“Sehari setelah pengumuman presiden itu, k ami langsung diperint ahk an manajemen mengambil langkah. Dan alhamdulillah, kami langsung kordinasi dengan Pihak Kecamatan Bungamayang untuk mengambil langkah cepat. Besoknya, kami bawa bantuan wastafel untuk tiga desa, lengkap dengan tandon air, sabun, disinfektan, dan lainnya,” kata Bambang didampingi Azwar, Asisten SDM dan Umum Unit Bungamayang.

Kegiatan yang mengambil tagline “PT BCN-PTPN 7 Peduli” ini, selain melakukan pencegahan di lingkungan perusahaan (pabrik dan perumahan karyawan), juga di masyarakat sekitar. Mulai dari menyemprotan disinfektan di sepanjang jalan utama Bungamayang, lingkungan perusahan, desa penyangga, dan bantuan fasilitas kesehatan yang kemudian dikordinasikan desa. Selain itu, ada bantuan dana Rp10 juta.

Kegiatan digelar sejak akhir Maret

dan terus dipantau di beberapa desa di Kecamatan Bungamayang, antara lain Desa Tulangbawang baru, Sukadana Udik, Kota Napal, Tanah Abang, Kota Negara Udik, dan Kota Negara Ilir. Bambang Hartawan menjelaskan aksi cepat tanggap ini adalah wujud kepedulian sekaligus upaya penyelamatan secara menyeluruh.

“Ini kepedulian kami, sebenarnya bukan hanya untuk warga desa sekitar, tetapi untuk kami juga. Sebab, kalau warga ada yang kena, bisa sangat berbahaya bagi kami di sini. Jadi, intinya adalah tanggung jawab bersama untuk kemaslahatan kita juga,” kata dia.

Penyemprotan disinfektan dilakukan pada fasilitas umum seperti seperti kantor desa, puskesmas, masjid, gereja, pasar, dan lainnya. Sedangkan untuk rumah warga diberikan cairan biang disinfektan yang bisa diperbanyak dengan campur air untuk kemudian diaplikasikan oleh masing-masing.

Camat Bungamayang Ediyansyah didampingi Anggota DRPD Lampung Utara Ali Darmawan menyambut baik dengan kepedulian anak perusahaan PTPN VII ini. Ia mengatakan, langkah cepat dari perusahaan sangat diapresiasi.

“Kami menyampaikan terima kasih. Memang, soal virus corona ini harus cepat karena penyebarannya sangat cepat. Alhamdulilah PTPN VII cepat bergerak,” kata Ediyansyah. (HUMAS PTPN VII)

(24)

24

WARtA

S

etelah tiga pekan bekerja dengan shifting work from home sejak 24 Maret 2020, PTPN VII menggelar seremoni simpel di Ruang Rapat Utama Kantor Direksi, Selasa (14/4/20). Agenda penanda tanganan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara VII dengan Manajemen PTPN VII ini dinilai sangat penting dan dirasa tidak cukup dilakukan dengan video conference. Tak heran, prosesi hanya diikuti 18 peserta dari kedua belah pihak dengan formasi teater.

Meskipun sederhana dan terkesan kaku karena physical distancing dan semua mengenakan masker, sejumlah poin krusial disepakati dalam rangka penyelamatan

perusahaan. Yakni, penguatan komitmen bersama untuk bekerja lebih dan ekstra dari biasanya karena perusahaan sedang membutuhkan pengorbanan semua karyawan.

Diawali dengan doa bersama, acara dilanjutkan dengan penanda tanganan naskah kerja sama yang berisi 96 pasal dalam 24 bab. Hadir, Direktur Utama PTPN VII Muhammad Hanugroho, Direktur Operasional Husairi, Sekretaris Perusahaan Okta Kurniawan, dan beberapa Kabag. Dari SPPN VII, hadir Ketua Umum Moehammad Baasith, Sekretaris Jenderal Sasmika Dwi Suryanto, dan beberapa pengurus inti.

Dalam sambutannya, Ketua SPPN VII Moehammad Baasith mengatakan, pihaknya

memaklumi keterlambatan penanda tanganan ini karena situasi global dan nasional yang tengah genting oleh wabah corona.

“Tetapi, saya mewakili seluruh karyawan menyampaikan apresiasi kepada manajemen, terutama kepada Pak Dirut, alhamdulillah kita masih bisa gajian tepat waktu. Dalam situasi dan kondisi force majure seperti ini, kita harus saling dukung dan menjadi maklum. Dan mudah-mudahan perusahaan tetap kuat menghadapi tantangan ini,” kata Plt. Kabag Manajemen Kinerja Korporasi (MKK) PTPN VII itu.

Baasith menyatakan mendukung setiap kebijakan manajemen pada masa wabah ini. Namun demikian,ia berpesan agar setiap kebijakan, terutama yang menyentuh

hak-PKB SPPN—PTPN VII

‘Business Unusual’

Di Masa ‘recovery’

(25)

25

hak normatif karyawan untuk dibicarakan dengan serikat.

Sementara itu, Muhammad Hanugroho menyampaikan sambutan cukup panjang. Ia mengatakan terima kasih atas pengertian karyawan yang diwakili SPPN VII yang mengambil sikap amat bijak mendukung kebijakan manajemen. Dalam situasi negara yang tidak normal akibat wabah corona ini, kata dia, hambatan ddi semua lini bisnis mengalami guncangan amat dahsyat.

“Kita masih agak beruntung karena bergerak di bidang agro yang secara operasional di kebun masih bisa berjalan. Pada sektor industri jasa, sekarang banyak yang sudah lumpuh. Namun demikian, efek dominonya tetap sangat besar kepada kita. Oleh karena itu, kita harus menjalankan business unusual, tidak seperti biasanya,” kata dia.

Dalam konteks ini, Oho meminta setiap potensi yang ada, terutama yang ada dan melekat pada setiap insan PTPN VII untuk berani berkorban. Sebab, kata dia, situasi

darurat ini telah menghilangkan banyak kesempatan dan potensi ekternal.

“Saya minta kita jangan terlalu hitung-hitungan. Saya bekerja sampai jam dua malam untuk memecahkan masalah besar, tetapi ikhlas tidak meminta insentif lebih. Demikian juga dengan karyawan lain. Para pimpinan harus kreatif menciptakan peluang kepada karyawan agar ikut menyumbangkan potensinya dalam situasi ini. Misalnya, tambahkan satu jam kerja agar produksi lebih banyak,” kata dia.

Lebih teknis, Oho menyebut bulan depan perusahaan harus membayar gaji plus THR. Sementara, kondisi cash flow cukup berat karena pengaruh global dari wabah ini. Sebab, kata dia, produk yang dihasilkan perusahaan tidak langsung mendapat pembeli. Oleh karena itu, ia meminta kesadaran karyawan dan memahami kondisi ini.

“Kita berdoa semoga kondisi ini segera berlalu. Tentang hak-hak karyawan tidak akan hilang, tetapi mungkin bisa tertunda. BOD (direksi) sedang berpikir keras melewati

kondisi ini,” kata dia.

Hanugroho mengatakan, opsi prospek yang bisa mengisi cash flow paling dekat adalah dari komoditas gula. Oleh karena itu, Oho meminta seluruh potensi untuk memastikan seluruh aspek yang mendukung produksi gula dari dua pabrik yang ada pada posisi siap.

“Kita siapkan BCN (anak perusahaan PTPN VII yang mengelola PG Bungamayang dan Cintamanis) sebaik-baiknya. Kita antisipasi semua kemungkinan kendala, seperti mobilitasi tenaga tebang yang massif. Ini harus segera dicari alternatifnya. Apakah kita pakai harvester, harus dihitung,” kata dia.

Tentang mekanisme kerja setelah pemberlakuan kerja dari rumah (WFH, work from home), Oho meminta semua tetap produktif. Ia menyebut, untuk berkordinasi dan melaporkan progress pekerjaan tidak harus video cenference dan sejenisnya. Demikian juga dengan keberadaan fisik, kata dia, tidak terlalu penting untuk dilaporkan. (HUMAS PTPN VII/LB)

(26)

26

D

ua staf senior di Lingkungan PTPN VII mendapat promosi jabatan. M. Syafi’i Ritonga yang sebelumnya memimpin tim di Pabrik Karet Unit Pematang Kiwah (Pewa, Natar) dipromosikan menjadi Manajer Unit Talopino, Bengkulu. Sedangkan Moehammad Baasith yang sebelumnya pelaksana tugas (Plt.) Kabag. Manajemen Kinerja Korporasi (MKK) di Kantor Direksi mengisi jabatan yang ditinggalkan Syafi’i di Pewa.

Rotasi ini dilakukan karena Unit Talopino yang mengelola kebun dan pabrik kelapa sawit ditinggalkan Yarnis Alisyahbana sebagai manajer yang memasuki masa

pensiun sejak 1 April 2020. Padahal, Unit Talopino yang mengoperasikan pabrik bekerja sama (KSO) dengan pihak swasta membutuhkan perhatian khusus.

Pengangkatan pejabat baru ini dipimpin Direktur Utama PTPN VII Muhammad Hanugroho di Ruang Rapat Utama Kantor Direksi, Rabu (15/4/20). Hadir, Direktur Operasional Husairi, Sekretaris Perusahaan Okta Kurniawan, Kabag Satuan Pengawas Internal (SPI) Agus Faroni, dan Kabag SDM Muhammad Audy Temata. Pelantikan juga dilanjutkan dengan acara serah terima jabatan.

Dalam pengarahannya, Direktur Utama Muhammad Hanugroho mengatakan,

dalam situasi kerja tidak normal akibat Covid 19, keberadaan person in charge (PIC) pada semua jabatan sangat urgen. Ia menyebut, situasi ini mengharuskan setiap kebijakan tidak boleh ada hambatan, apalagi hanya karena birokrasi.

“Kondisi saat ini yang dibutuhkan adalah kecepatan mengambil sikap. Sebab, jika terlambat sedikit, efek dominonya akan sangat panjang. Oleh karena itu, semua jabatan harus segera terisi dan on the spot, berada pada posisi dan siap dengan segala tugasnya,” kata dia.

Meskipun demikian, Husairi mengatakan untuk mengangkat dan menempatkan pejabat baru tetap mempertimbangkan

PROMOSI

PTPN VII

angkat

Dua

Pejabat

Baru

Kondisi saat ini yang

dibutuhkan adalah

kecepatan mengambil

sikap. Sebab, jika

terlambat sedikit, efek

dominonya akan sangat

panjang. oleh karena

itu, semua jabatan

harus segera terisi dan

on the spot.

(27)

27

kemampuannya. Pada level manajer dimana jumlah karyawan yang akan dipimpin cukup banyak, kata dia, kompetensi teknis pada satu bidang saja belum cukup.

“Seorang pimpinan unit dengan beberapa bidang teknis di bawahnya harus kuat di unsur manajerial. Kompetensi teknis satu bidang saja tidak cukup, sebab ia akan memimpin satu tim besar dengan multi bidang. Dan saya yakin, Pak Syafi’i dan Pak Baasith mempunyai kapasitas leadership itu,” kata Oho, sapaan akrabnya.

Lebih teknis, Oho meminta pejabat yang dilantik segera bekerja untuk mengakselerasi kinerja perusahaan. Lebih khusus untuk Manajer Talopino, Dirut mengingatkan untuk menjalankan tugas dengan profesional dan terukur. Pihak ketiga dalam KSO di Talopino, kata dia, membutuhkan kepiawaian manajerial dan komunikasi internal dan eksternal.

“Di Unit Talopino ini kan pabrik kita KSO dengan swasta. Jadi, pastikan semua berjalan sesuai kesepakatan dan jalin komunikasi yang akan saling menguatkan kepercayaan. Sebab, bahan bakunya dari pembelian TBS (tandan buah segar kelapa sawit) dari masyarakat. Jadi, harus sangat teliti,” kata dia.

Lebih dari itu, Oho mengingatkan agar lahan kebun kelapa sawit di Unit Talopino yang hanya sekitar 500 hektare tetap digali

produksinya. Lahan yang tidak luas, kata dia, dengan perawatan intensif akan jauh lebih produktif dari pada yang luas. Kita harus optimalkan,” tambah pria kelahiran Gisting itu.

Kepada Yarnis Alisyahbana yang memasuki masa bebas tugas (MBT ), Hanugroho mengucapkan terima kasih atas pengabdiannya di PTPN VII. Sebelumnya, perempuan kelahiran Bengkulu ini pernah menjabat sebagai sekretaris perusahaan PTPN VII. Lalu, menjadi Kepala Kantor PTPN VII Perwakilan Bengkulu, dan mengakhiri tugas sebagai Manajer di Unit Talopino.

Sementara itu, Direktur Operasional Husairi memberi arahan agar dua unit kerja

yang hari ini diisi jabatan pimpinannya bisa mencetak kinerja terbaik. Ia mengatakan, KSO Pabrik Kelapa Sawit Talopino cukup berhasil dan menjadi model kerja sama yang bisa dipakai di unit lain. Demikian juga dengan Pabrik Karet Pewa yang tidak punya kebun karet, tetapi memiliki kinerja yang baik.

“Dua unit ini adalah model bisnis di korporasi yang kompetitif. Dua-duanya punya pabrik tapi tidak punya kebun. Dua-duanya mengandalkan pembelian. Oleh k arena itu, keberhasilannya sangat ditentukan dari kinerjanya. Terus berkreasi dan berinovasi, serta tingkatkan kedispilinan karyawan,” kata Husairi. (HUMAS PTPN VII/LB)

WARtA

Dirut PTPN VII M. Hanugroho menyerahkan SK promosi kepada M. Syafe’i Ritonga.

(28)

28

D

i tengah pandemi virus corona, PTPN VII terus melakukan upaya-upaya meringankan dampak s o s i a l n y a k e m a s y a r a k a t kecil. Bekerja sama dengan Pemerintah

maupun swakarsa, BUMN Perkebunan ini memberikan bantuan, terutama kepada warga yang tinggal di sekitar perusahaan.

Sekretaris perusahaan Okta Kurniawan mengatakan, meskipun dalam kondisi

keterbatasan, pihaknya terus berupaya menyisihkan anggaran untuk bantuan sosial. Ia menyebut, pihaknya berpartisipasi dalam program pasar murah yang dihelat Pemprov Lampung dengan menyumbang 3,75 ton gula pasir. Pihaknya juga meramaikan pasar murah yang diselenggarakan Pemkab dengan menjual 2,5 ton gula pasir harga subsidi di Pasar Natar dan Pasar Tamin beberapa waktu lalu.

“Untuk pelaksanaan pasar murah, PTPN

PTPN VII PEDULI COVID-19

Dari Nasi Bungkus

hingga Sembako

program nasi bungkus ini sifatnya menolong

darurat. Tujuannya agar saudara-saudara kita itu

terhindar dari kelaparan yang mungkin saja bisa

menimbulkan niat lain.

WARtA

(29)

29

VII hanya menyiapkan stok gula putih saja. Pelaksanaannya oleh Tim Satgas pangan,” kata Okta.

Untuk masyarakat urban di Kota Bandar Lampung, PTPN VII juga berprakarsa berbagi Seribu Nasi Bungkus. Makanan siap santap ini dibagikan kepada orang-orang yang bekerja nonformal dan berada di jalanan atau tempat-tempat keramaian.

“Program nasi bungkus ini sifatnya menolong darurat. Tujuannya agar saudara-saudara kita itu terhindar dari kelaparan yang mungkin saja bisa menimbulkan niat lain. Pemberiannya juga bertahap dan berpindah-pindah,” kata dia.

Langkah yang sama dilakukan oleh PTPN VII di Unit-Unit kerja yang berada di Lampung, Sumsel, dan Bengkulu dengan berbagai format. Okta menambahkan, Direksi telah memerintahkan semua unit untuk melakukan protokol kesehatan antisipasi penyebaran virus corona di unitnya masing-masing. Lebih dari itu, manajemen juga meminta semua unit kerja untuk berkordinasi dengan pemerintahan setempat.

“Semua unit kerja kami menjalankan protokol covid-19. Mereka juga berkordinasi dengan kepala desa, camat, Puskes setempat. Lalu memberikan bantuan tempat cuci tangan di fasilitas umum, bahan disinfektan, hand sprayer, sabun, masker, dan lainnya. Itu serentak di semua unit,” kata dia.

Pandemi corona yang berlangsung ber tepatan dengan datangnya Bulan Romadhon juga menggerakkan PTPN VII di semua unit. Para manajer berinisiatif menggalang dana sosial untuk dibelikan sembako dan dibagikan kepada warga sekitar.

Demikian juga PT Buma Cima Nusantara (BCN), anak perusahaan PTPN VII yang mengelola dua industri gula. Yakni, kebun tebu dan pabrik gula Bungamayang (Lampung Utara) dan Cintamanis (Ogan Ilir, Sumsel). Pada 24—28 April 2020, PT BCN telah menyalurkan 835 paket sembako. Paket yang berisi 5 kg beras, 1 kg gula pasir, 1 botol sirup dan 1 kg minyak goreng itu dibagikan

kepada masyarakat kurang mampu di sekitar PG Bungamayang dan PG Cinta Manis.

“Paket sembako yang dibagikan merupakan sumbangan dari seluruh karyawan yang ada di Bungamayang dan Cintamanis,” kata Direktur Utama PT BCN Putu Sukarmen.

Tak kalah peka, Ikatan Kekeluargaan Istri (IKI) karyawan PTPN VII juga ambil bagian. Pada awal Ramadhan lalu, mereka membagikan puluhan paket sembako untuk warga sekitar dan karyawan golongan I.

“Kami seluruh elemen di PTPN VII bergerak bersama untuk membantu saudara-saudara kita yang kekurangan. Kita berdoa wabah ini segera berakhir sehingga kehidupan masyarakat kita bisa normal kembali,” kata Okta Kurniawan. (HUMAS PTPN VII/LB)

paket sembako

yang dibagikan

merupakan

sumbangan dari

seluruh karyawan

yang ada di

Bungamayang dan

Cintamanis

WARtA

Gambar

Foto bersama Direktur Komersil Ahmad Sudarto.

Referensi

Dokumen terkait

I, August 2006 Centre fo r Indonesian Accounting and Management Research Postgraduate Program, Brawijaya University.. I, August 2006.. © Centre fo r Indonesian Accounting

3.1Pemeriksaan gambar kunci asli, yang menunjukkan masalah atau kesalahan dengan orang yang relevan, dilakukan.. 3.2 Semua pecahan animasi pada camera sheet, yang menunjukkan

Untuk mendapatkan data primer maka digunakan instrument penelitian, yaitu menyebarkan kuesioner berupa daftar pertanyaan yang berkaitan dengan kepuasan mahasiswa

Analisis terhadap data yang menjawab permasalahan penelitian ini menghasilkan lima makna yang berbeda terhadap identitas laki-laki yang menggunakan produk kosmetik yaitu makna

Konsumen dikatakan puas terhadap dimensi responsiveness yaitu ketika konsumen Toko Model “X” mempunyai harapan bahwa Toko Model “X memiliki kesediaan untuk

ROLE BASED ACCESS CONTROL SISTEM PENILAIAN AKADEMIK ONLINE BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK CODEIGNITER PADA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN ”VETERAN”

Ujian korelasi Spearman pula menunjukkan bahawa tidak terdapat sebarang perkaitan yang signifikan di antara pengalaman pelajar menggunakan komputer sebagai sumber pembelajaran

Penelitian ini diharapkan untuk menjadi fokus perusahaan dalam pengelolaan yang lebih baik agar tidak memiliki keadaan yang serupa dengan beberapa perusahaan yang