• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN TEORI"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Sistem Pakar

Sistem pakar merupakan salah satu bidang teknik kecerdasan buatan yang cukup diminati karena penerapannya di berbagai bidang, baik bidang ilmu pengetahuan maupun bisnis yang terbukti sangat membantu dalam mengambil keputusan dan sangat luas penerapannya. Sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang dirancang agar dapat melakukan penalaran seperti layaknya seorang pakar pada suatu bidang keahlian tertentu (Setiawan, 1993).

Sistem pakar dibuat pada wilayah pengetahuan tertentu untuk suatu kepakaran tertentu yang mendekati kemampuan manusia di salah satu bidang. Sistem pakar mencoba mencari solusi yang memuaskan sebagaimana yang dilakukan oleh seorang pakar. Selain itu sistem pakar juga dapat memberikan penjelasan terhadap langkah yang diambil dan memberikan alasan atas saran atau kesimpulan yang ditemukannya.

2.1.1 Ciri-Ciri Sistem Pakar

Sistem pakar merupakan program-program praktis yang menggunakan strategi heuristik yang dikembangkan oleh manusia untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang spesifik (M.Arhami, 2005).

Oleh karena keheuristikannya dan sifatnya yang berdasarkan pada pengetahuan, maka pada umumnya sistem pakar memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Kusrini, 2006):

(2)

1. Terbatas pada bidang yang spesifik.

2. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak lengkap atau

tidak pasti.

3. Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikannya dengan cara yang dapat dipahami.

4. Berdasarkan pada rule atau kaidah tertentu.

5. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap. 6. Outputnya bersifat nasihat atau anjuran.

7. Output tergantung dari dialog dengan user. 8. Knowledge base dan inference engine terpisah.

2.1.2 Keuntungan Sistem Pakar

Sistem pakar merupakan paket perangkat lunak atau paket program komputer yang ditujukan sebagai penyedia nasihat dan sarana bantu dalam memecahkan masalah di bidang-bidang spesialisasi tertentu seperti sains, perekayasaan, matematika, kedokteran, pendidikan, dan sebagainya. Sistem pakar merupakan subset dari artificial

intelligence.

Ada banyak keuntungan bila menggunakan sistem pakar, di antaranya adalah (M.Arhami, 2005):

1. Menjadikan pengetahuan dan nasihat lebih mudah didapat. 2. Meningkatkan output dan produktivitas.

3. Menyimpan kemampuan dan keahlian pakar.

4. Meningkatkan penyelesaian masalah – menerusi panduan pakar, penerangan, sistem pakar khas.

5. Meningkatkan reliabilitas.

6. Memberikan respons (jawaban) yang cepat. 7. Merupakan panduan yang intelligence (cerdas).

8. Dapat bekerja dengan informasi yang kurang lengkap dan mengandung ketidakpastian.

(3)

9. Intelligence database (basis data cerdas), bahwa sistem pakar dapat

digunakan untuk mengakses basis data dengan cara cerdas.

2.1.3 Arsitektur Sistem Pakar

Sistem pakar memiliki beberapa komponen utama, yaitu antarmuka pengguna (user

interface), basis data sistem pakar (expert system database), fasilitas akuisisi

pengetahuan (knowledge acquisition facility), dan mekanisme inferensi (inference

mechanism). Selain itu ada satu komponen yang hanya ada pada beberapa sistem

pakar, yaitu fasilitas penjelasan (explanation facility) (Martin dan Oxman, 1988).

Antarmuka pengguna adalah perangkat lunak yang menyediakan media komunikasi antara pengguna dengan sistem.

Basis data sistem pakar berisi pengetahuan setingkat pakar pada subyek tertentu. Berisi pengetahuan yang dibutuhkan untuk memahami, merumuskan, dan menyelesaikan masalah. Basis data ini terdiri dari 2 elemen dasar yakni :

1. Fakta, situasi masalah dan teori terkait.

2. Heuristik khusus atau rules, yang langsung menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah khusus.

Pengetahuan ini dapat berasal dari pakar, jurnal, majalah, dan sumber pengetahuan lain.

Fasilitas akuisisi pengetahuan merupakan perangkat lunak yang menyediakan fasilitas dialog antara pakar dengan sistem. Fasilitas akuisisi ini digunakan untuk memasukkan fakta-fakta dan kaidah-kaidah sesuai dengan perkembangan ilmu. Fasilitas ini meliputi proses pengumpulan, pemindahan, dan perubahan dari kemampuan pemecahan masalah seorang pakar atau sumber pengetahuan terdokumentasi (buku, jurnal, dll.) ke program komputer, yang bertujuan untuk memperbaiki dan atau mengembangkan basis pengetahuan (knowledge-base).

(4)

Mekanisme inferensi merupakan perangkat lunak yang melakukan penalaran dengan menggunakan pengetahuan yang ada untuk menghasilkan suatu kesimpulan atau hasil akhir. Dalam komponen ini dilakukan pemodelan proses berpikir manusia.

Fasilitas penjelasan berguna dalam memberikan penjelasan kepada pengguna mengapa komputer meminta suatu informasi tertentu dari pengguna dan dasar apa yang digunakan komputer sehingga dapat menyimpulkan suatu kondisi.

Ada empat tipe penjelasan yang digunakan dalam sistem pakar, yaitu (Schnupp, 1989):

1. Penjelasan mengenai jejak aturan yang menunjukkan status konsultasi. 2. Penjelasan mengenai bagaimana sebuah keputusan diperoleh.

3. Penjelasan mengapa sistem menanyakan suatu pertanyaan.

4. Penjelasan mengapa sistem tidak memberikan keputusan seperti yang dikehendaki pengguna.

Arsitektur dasar dari sistem pakar dapat dilihat pada Gambar 2.1 (Giarrantano dan Riley, 1994).

Gambar 2.1 Arsitektur Sistem Pakar Sumber : (Giarrantano dan Riley, 1994)

BASIS PENGETAHUAN MESIN MEMORI KERJA AGENDA FASILITAS AKUISISI FASILITAS PENJELASAN ANTARMUKA PENGGUNA

(5)

Memori kerja dalam arsitektur sistem pakar merupakan bagian dari sistem pakar yang berisi fakte-fakta masalah yang ditemukan dalam suatu sesi, berisi fakta-fakta tentang suatu masalah yang ditemukan dalam proses konsultasi.

2.1.4 Representasi Pengetahuan

Representasi pengetahuan adalah metode yang digunakan untuk mengodekan pengetahuan dalam sebuah sistem pakar yang berbasis pengetahuan. Perepresentasian ini dimaksudkan untuk menangkap sifat-sifat penting problema dan membuat informasi itu dapat diakses oleh prosedur pemecahan problema.

Pengetahuan dapat direpresentasikan dalam bentuk yang sederhana atau kompleks, tergantung dari masalahnya (Schnupp, 1989). Beberapa model representasi pengetahuan yang penting adalah (Kusrini, 2006):

1. Logika (logic)

2. Jaringan semantik (semantic nets) 3. Object-Atribute-Value (OAV)

4. Bingkai (frame)

5. Kaidah produksi (production rule)

2.1.4.1 Kaidah Produksi

Kaidah merupakan cara formal untuk merepresentasikan rekomendasi, arahan, atau strategi. Kaidah produksi dituliskan dalam bentuk jika-maka (if-theni). Kaidah if-then menghubungkan anteseden dengan konskuensi yang diakibatkannya. Berbagai struktur kaidah if-then yang menghubungkan obyek atau atribut adalah sebagai berikut:

JIKA premis MAKA konklusi JIKA masukan MAKA keluaran JIKA kondisi MAKA tindakan

(6)

JIKA anteseden MAKA konsekuen JIKA data MAKA hasil

JIKA tindakan MAKA tujuan

2.1.5 Metode Inferensi

Ketika representasi pengetahuan pada bagian knowledge base telah lengkap, atau paling tidak telah berada pada level yang cukup akurat, maka representasi pengetahuan tersebut telah siap digunakan. Inference engine merupakan modul yang berisi program tentang bagaiman mengendalikan proses reasoning. Ada dua metode inferensi yang penting dalam sistem pakar, yaitu runut maju (forward chaining) dan runut balik (backward chaining).

2.1.5.1 Runut Maju (Forward Chaining)

Suatu perkalian inferensi yang menghubungkan suatu permasalahan dengan solusinya disebut rantai (chain). Suatu rantai yang dicari atau dilewati/dilintasi dari suatu permasalahan untuk memperoleh solusinya disebut dengan forward chaining. Cara lain menggambarkan forward chaining ini adalah dengan penalaran dari fakta menuju konklusi yang terdapat dari fakta. Suatu rantai yang dilintasi dari suatu hipotesa kembali ke fakta yang mendukung hipotesa tersebut adalah backward chaining. Cara lain menggambarkan backward chaining adalah dalam hal tujuan yang dapat dipenuhi dengan pemenuhan sub tujuannya.

Chaining dapat dengan mudah diekspresikan dalam inferensi. Sebagai contoh,

anggaplah sistem memiliki kaidah dari modus ponens berikut ini.

p→q p

΅ q

(7)

gajah(x) → mamalia(x) mamalia(x) → binatang(x)

Kaidah ini digunakan dalam rantai sebab-akibat dari inferensi forward yang menarik kesimpulan bahwa Clyde adalah binatang yang memperlihatkan juga bahwa Clyde adalah seekor gajah. Rantai inferensi tersebut diilustrasikan dalam Gambar 2.2 berikut.

Gambar 2.2 Forward Chaining Sumber: (M. Arhami, 2004)

2.1.5.2 Runut Mundur (Backward Chaining)

Backward chaining adalah proses kebalikan dari forward chaining. Pokok

permasalahan backward chaining adalah untuk mendapatkan suatu rantai yang menghubungkan fakta-fakta ke hipotesis. Fakta gajah (clyde) disebut sebagai evidence (fakta) dalam backward chaining untuk menunjukkan fakta tersebut digunakan untuk mendukung hipotesis. Analoginya, cara tersebut digunakan untuk mendukung hipotesis. Gajah (Clyde) Gajah (x) Mamalia (x) Mamalia (x) Binatang (Clyde) Binatang (x)

(8)

Secara khusus penjelasan (explanation) dimudahkan dalam backward chaining karena sistem ini dapat dengan mudah menjelaskan secara tepat tujuan apa yang dicoba untuk dipenuhi. Dalam forward chaining penjelasan tidak dimudahkan karena subtujuannya tidak secara eksplisit diketahui sehingga ditemukan. Ringkasan beberapa karakteristik umum dari forward chaining dan backward chaining disajikan dalam bentuk tabel berikut ini.

Forward Cahining Backward Chaining

Perencanaan, monitoring, kontrol Diagnosis

Disajikan untuk masa depan Disajikan untuk masa lalu Antecedent ke konsekuen Konsekuen ke antecedent Data memandu, penalaran dari bawah ke

atas

Tujuan memandu, penalaran dari atas ke bawah

Bekerja ke depan untuk mendapatkan solusi apa yang mengikuti fakta

Bekerja ke belakang untuk mendapatkan fakta yang mendukung hipotesis

Breadth first search dimudahkan Depth first search dimudahkan Antecedent menentukan pencarian Konsequent menentukan pencarian

Penjelasan tidak difasilitasi Penjelasan difasilitasi

Tabel 2.1 Karakteristik Forward dan Backward Chaining Sumber : (M. Arhami, 2005)

Ringkasan ini hanya merupakan panduan untuk karakteristik dari kedua metode tersebut. Hal ini tentu saja memungkinkan untuk melakukan diagnosis dalam sistem

forward chaining dan perencanaan dalam backward chaining.

2.2 Algoritma Generate-and-Test

Algoritma Generate-and-Test adalah prosedur DFS (Depth First Search) karena solusi harus dibangkitkan secara lengkap sebelum dilakukan test. Algoritma ini berbentuk sistematis, pencarian sederhana yang mendalam dari ruang permasalahan.

(9)

Generate-and-Test juga dapat dilakukan dengan pembangkitan solusi secara acak, tetapi tidak

ada jaminan solusinya akan ditemukan. Algoritma Generate-and-Test merupakan algoritma yang paling sederhana dari algoritma heuristik lainnya.

Langkah-langkah melakukan pendekatan dengan algoritma

Generate-and-Test antara lain sebagai berikut.

1. Buatlah/bangkitkan sebuah solusi yang memungkinkan. Untuk sebuah problema hal ini dapat berarti pembuatan sebuah titik khusus dalam ruang problema.

2. Lakukan pengujian untuk melihat apakah solusi yang dibuat benar- benar merupakan sebuah solusi, dengan cara membandingkan titik khusus tersebut dengan goal-nya (solusi).

3. Jika telah diperoleh sebuah solusi, langkah–langkah tersebut dapat dihentikan. Jika belum, kembalilah ke langkah pertama.

Jika pembangkitan atau pembuatan solusi–solusi yang dimungkinkan dapat dilakukan secara sistematis, maka algoritma ini akan dapat segera menemukan solusinya (bila ada). Namun, jika ruang problema sangat besar, maka algoritma ini akan membutuhkan waktu yang lama.

2.3 Penyakit-Penyakit pada Hewan Ternak Unggas

Untuk sukses dalam usaha peternakan, mengenal gejala masing-masing penyakit ternak, mengetahui sumber penyebabnya, dan dapat melakukan pencegahan penyakit merupakan salah satu bekal yang penting. Berikut ini akan dijelaskan secara singkat mengenai jenis-jenis penyakit yang sering menyerang unggas secara umum.

2.3.1 Newcastle Disease (ND)

Newcastle disease disebabkan oleh virus golongan paramyxo yang mempunyai

(10)

darah merah (haemagglutinasi). Newcastle disease dapat menular secara langsung yakni langsung dari unggas yang sakit atau melalui alat-alat yang tercemar bibit penyakit, melalui udara, manusia, binatang peliharaan serta hewan liar.

Gejala-gejala yang tampak: 1. Kaki lumpuh. 2. Lehernya terpuntir. 3. Berjalan berputar-putar. 4. Diare. 5. Sulit bernafas. 6. Batuk. 7. Ngorok.

8. Nafsu makan hilang.

9. Sering berkumpul pada tempat yang hangat. 10. Jalan menyeret.

Pengobatan:

Belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit newcastle

disease.

Pencegahan:

1. Melakukan revaksinasi dengan vaksin Delvax ND Clone LZ 58 dengan cara spray, tetes mata atau suntikan.

2. Memberikan Vita Stress dalam air minum.

3. Memberi vaksin Boster pada umur 21 hari, 60 hari, 120 hari dan selanjutnya tetap diulang tiap 3-4 bulan.

2.3.2 Flu Burung (Avian Influence)

Flu burung merupakan jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza yang ditularkan oleh unggas.

(11)

Gejala-gejala yang tampak:

1. Keluar cairan dari hidung dan mata.

2. Jengger, pial, serta kulit perut yang tidak ditumbuhi bulu berwarna biru keunguan.

3. Terjadi pembengkakan disekitar kepala dan muka. 4. Batuk, bersin dan ngorok.

5. Diare.

6. Pendarahan titik (plechie) pada daerah dada, kaki dan telapak kaki. 7. Pendarahan dibawah kulit.

Pengobatan:

Hingga saat ini penyakit flu buurung belum ditemukan obatnya.

Pencegahan:

1. Melakukan penyemprotan disinfektan terhadap kandang unggas untuk mencegah serangan flu burung.

2. Model kandang unggas harus memiliki sirkulasi udara yang baik untuk mengurangi resiko penyebaran penyakit flu burung.

3. Melakukan proses pemusnahan unggas yang diduga telah terjangkit virus penyakit flu burung. Pemusnahan dapat dilakukan dengan cara membakar unggas atau dengan mengubur unggas hingga kedalaman minimal 15 meter.

2.3.3 Gumboro

Penyakit gumboro disebabkan oleh virus golongan Reovirus dan mempunyai struktur RNA (Reoxiribo Nukleat Acid). Pada umumnya penyakit gumboro menular secara langsung dari tinja atau bahan-bahan muntahan yang mengandung virus aktif. Penularan secara tidak langsung dapat melalui makanan, minuman atau peralatan kandang yang tercemar.

(12)

Gejala-gejala yang tampak:

1. Nafsu makan hilang.

2. Bulu suram.

3. Diare berwarna keputih-putihan. 4. Bulu berdiri.

5. Suka mengantuk. 6. Malas bergerak. 7. Kelihatan lesu.

8. Sering duduk membungkuk. 9. Mudah terkejut.

Pengobatan:

Tidak ada pengobatan efektif terhadap penyakit Gumboro.

Pencegahan:

1. Pemberian vitamin elektrolit seperti Elektrostress.

2. Pemberian air gula + garam untuk mengatasi kelemahan dan dehidrasi. 3. Pemberian disinfektan dengan penyemprotan untuk membunuh virus

yang dilaksanakan secara teratur.

4. Pemberian vaksin Delvax Gomboro diberikan pada unggas yang berumur

3 minggu.

2.3.4 Fowl Fox

Fowl Pox adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus yang dapat menimbulkan

jejas-jejas dalam ruang mulut, sekitar lubang hidung, dan disekitar mulut. Fowl Pox dapat mengakibatkan unggas mengalami kesulitan bernafas.

Gejala-gejala yang tampak:

1. Terdapat bungkul-bungkul kecil yang biasanya tampak jelas pada bagian kulit yang tidak berbulu seperti pial, pangkal paruh, dan kulit disekitar bola mata.

(13)

2. Sesak nafas.

3. Mata membengkak dan berisi pus yang telah mengkeju.

Pengobatan:

Praktis tidak ada pengobatan yang tepat, jejas-jejas diptheri dapat diobati dengan iodium.

Pencegahan:

1. Pemberian vitamin A untuk meningkatkan daya tahan tubuh. 2. Pemberian multivitamin Electrostress atau Spiravit secara teratur.

3. Pemberian vaksin cacar terhadap unggas yang berumur dibawah 1 bulan dengan tusuk sayap.

2.3.5 Marek’s Disease

Penyakit marek disebabkan oleh herpes virus yang mempunyai struktur DNA (Deoxiribo Nukleat Acid).

Gejala-gejala yang tampak:

1. Salah satu kaki pada unggas mengalami kelumpuhan sehingga tidak mampu berdiri dan hanya terbaring dengan salah satu kaki, sedang salah satu kaki terjulur ke depan.

2. Sayap pada unggas terkulai. 3. Sulit bernafas.

4. Lumpuh didaerah leher yang mengakibatkan leher terpuntir.

Pengobatan:

Praktis tidak ada pengobatan yang efektif untuk penyakit ini.

Pencegahan:

1. Pemberian vaksinasi marek pada unggas umur 1 hari.

(14)

2.3.6 Infectious Coryza

Infectious coryza disebabkan oleh bakteri Hemophilus gallinarum. Bakteri ini mudah

mati terhadap keadaan diluar tubuh induk semang.

Gejala-gejala yang tampak:

1. Bengkak pada muka terutama disekitar mata.

2. Jika diraba pada daerah muka akan terasa lunak seprti spons dan keluar cairan melalui mata.

3. Sesak nafas dan sering bernafas melalui mulut.

4. Dari lubang hidung keluar lendir yang mula-mula berwarna kuning dan encer yang lambat laun berubah menjadi kental, bernanah dan bau.

5. Kerdil dan kurus.

6. Nafsu makan berkurang

7. Kelopak mata membengkak dan mata nyaris tertutup. 8. Diare berwarna hijau.

Pengobatan:

Pemberian obat-obatan yang mengandung sulfa seperti Ipertrim, Ipancoxin, Sulfamix, Trymexzyn, Medoxy, serta memberi Vita Stress selama 5-7 hari setelah pengobatan selesai.

Pencegahan:

1. Melakukan sanitasi kandang dan lingkungan termasuk mencegah hewan liar masuk kandang.

2. Memberikan suasana yang nyaman bagi unggas termasuk melakukan perluasan terhadap kandang dan memberikan ventilasi yang cukup pada kandang unggas.

(15)

2.3.7 Pullorum

Pullorum disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum yaitu bakteri gram negatif ,

berbentuk batang, dan tidak membentuk spora.

Gejala-gejala yang tampak:

1. Diare dengan tinja berwarna keputih-putihan yang mengeras seperti kapur.

2. Jengger pucat. 3. Nafsu makan hilang. 4. Sulit bernafas.

5. Persendian kaki membengkak disertai berak darah.

6. Mengantuk.

7. Kepalanya selalu menunduk.

Pengobatan:

Tidak ada obat yang memuaskan, tetapi pemberian obat membantu mengurangi kematian. Therapy, Medoxy, Sulfamix, Koleridin, Tetra-Chlor, Trimezyn merupakan pilihan obat yang dapat menekan kematian akibat pullorum serta pemberian Vita Stress 4-5 hari untuk membantu proses penyembuhan penyakit.

Pencegahan:

1. Melakukan sanitasi kandang dan mencegah banyak hewan liar masuk

kandang.

2. Memberikan ventilasi kandang yang cukup. 3. Melakukan perluasan pada kandang.

(16)

2.3.8 Colibacillosis

Colibacillosis adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Coliform. Coliform

merupakan bakteri yang normal hidup pada saluran pencernaan dan umumnya terdapat banyak di peternakan unggas tepatnya peternakan ayam.

Gejala-gejala yang tampak: 1. Sulit bernafas.

2. Lesu.

3. Malas berpindah tempat/bergerak.

4. Diare mengeluarkan lendir bercampur darah.

Pengobatan:

Pemberian Tetra-Chlor, Medoxy, Sulfamix, Trimezyn, serta Vita Stress 4-5 hari setelah pengobatan selesai.

Pencegahan:

1. Melakukan sanitasi kandang dan lingkungan termasuk mencegah banyak hewan liar masuk kedalam kandang.

2. Melakukan perluasan kandang antara lain jumlah unggas didalam kandang tidak terlalu padat.

3. Melakukan vaksinasi secara teratur sesuai dengan anjuran.

2.3.9 Fowl Cholera

Fowl Cholera disebabkan oleh Pasteurella multocida, Pasteurella aviseptica atau Pasteurella gallinarum. Secara normal bakteri tersebut terdapat di saluran pernafasan

unggas.

Gejala-gejala yang tampak:

1. Bengkak pada jengger dan pial yang berisi cairan oedem/ massa perkejuan.

(17)

2. Keluarnya kotoran dari mata. 3. Sulit bernafas.

4. Diare berwarna hijau kekuning-kuningan.

5. Lumpuh akibat adanya radang pada sendi tarsus pada daerah kaki dan sayap.

6. Nafsu makan hilang.

7. Depresi.

8. Ngorok dan mengeluarkan cairan/ lendir yang berlebihan pada mulut dan hidung.

Pengobatan:

Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan yang mengandung antibiotik yang sensitif terhadap kuman pasteurella seperti Ipervator, Ipermycine, Ipercillin, atau pemberian obat yang mengandung prefarat sulfa seperti Ipancocxin, Ipertrim, dimana hasil obat-obat ini akan sangat memuaskan bila dipakai sesuai dengan anjuran.

Pencegahan:

Pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian vaksin non aktif yang pada umumnya dilakukan dua kali yakni pada umur 4 dan 8 minggu.

2.3.10 Aspergillosis

Aspergillosis adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur Aspergillus sp yang

menimbulkan gangguan terutama pada saluran pernafasan. Aspergillosis dapat menyebabkan kelumpuhan, gangguan saraf serta infeksi pada mata yang dapat mengakibatkan mata tertutup oleh cairan kental berwarna kuning.

Gejala-gejala yang tampak:

1. Nafsu makan hilang.

2. Mengantuk.

(18)

4. kejang-kejang.

5. Lumpuh.

6. Mata tertutup oleh cairan kental berwarna kuning.

7. Batuk.

8. Kurus.

Pengobatan:

Tidak ada pengobatan yang efektif untuk penyakit ini. Namun, infeksi lokal jamur pada kulit tubuh unggas dapat diobati dengan mengoleskan Mold Stop.

Pencegahan:

1. Unggas yang sakit harus dijauhkan dari unggas yang sehat. 2. Makanan unggas harus dijaga jangan sampai berjamur.

3. Tidak memberikan antibiotik melebihi jangka waktu yang ditentukan. 4. Kandang unggas harus difumigasikan sebelum digunakan.

2.3.11 Candidiosis

Candidiosis merupakan sebuah penyakit akibat makanan yang menyerang ayam,

kalkun, dan kadang-kadang sejenis burung lainnya. Penyakit ini secara khusus mengakibatkan kerusakan pada unggas dibagian usus, kloaka, proventriculus (kadang-kadang) yang pada akhirnya akan mengakibatkan terkikisnya tembolok pada unggas.

Gejala-gejala yang tampak:

1. Mulut unggas sering mengeluarkan cairan (lendir) berwarna putih. 2. Stress.

3. Penurunan berat badan. 4. Kurus.

Pengobatan:

Pemberian obat-obatan yang mengandung sulfa seperti Ipertrim, Ipancoxin yang efektif menyembuhkan penyakit ini. Untuk mempercepat pemulihan dapat

(19)

diberikan vitamin elektrolit seperti Elektrostress kedalam air minum selama 5-7 hari berturut-turut sampai gejala stress hilang.

Pencegahan:

1. Kandang harus selalu dalam keadaan kering dan tidak lembab. 2. Ventilasi udara dan sinar matahari harus cukup.

3. Tinja unggas didalam kandang harus segera dibersihkan agar tidak dimakan kembali oleh unggas yang lain.

2.3.12 Coccidiosis

Coccidiosis atau sering disebut juga dengan berak darah adalah penyakit parasiter

yang menimbulkan gangguan terutama pada saluran pencernaan bagian aborsal (usus).

Gejala-gejala yang tampak:

1. Tinja mengandung darah.

2. Mengantuk.

3. Jengger dan pial tampak pucat dan mengecil. 4. Nafsu makan hilang.

5. Banyak minum.

6. Kurus.

7. Depresi.

8. Bulu kusut dan pucat.

Pengobatan:

Pemberian obat-obatan khusus untuk berak darah seperti Ipancoxin Sol, dengan dosis 5 g/1 liter air minum dengan sistem 3-2-3 (3 hari pengobatan, 2 hari air putih, 3 hari pengobatan.

Pencegahan:

1. Kandang harus selalu dalam keadaan kering dan tidak lembab. 2. Ventilasi udara dan sinar matahari harus cukup.

(20)

3. Tinja unggas didalam kandang harus segera dibersihkan agar tidak dimakan kembali oleh unggas yang lain.

2.3.13 Cryptosporidiosis

Cryptosporidiosis lebih dikenal dengan radang usus menular. Penyebab dari penyakit

ini adalah Protozoa. Infeksi cryptosporidiosis dapat disebabkan oleh air dan makanan yang tercemar oleh tinja.

Gejala-gejala yang tampak:

1. Diare.

2. Demam.

3. Nafsu makan hilang.

4. Dehidrasi.

Pengobatan:

Pemberian obat-obatan yang mengandung sulfa seperti Ipertrim, Ipancoxin yang efektif menyembuhkan penyakit ini. Untuk mempercepat pemulihan dapat diberikan vitamin elektrolit seperti Elektrostress kedalam air minum.

Pencegahan:

1. Memisahkan kandang unggas yang sakit dengan unggas yang sehat. 2. Menjaga kebersihan kandang dari kotoran dan sisa makanan unggas. 3. Tidak membiarkan kandang dalam keadaan lembab.

2.3.14 Histomoniasis

Histomoniasis pada unggas disebabkan oleh Histomonas melagridis yakni sejenis

protozoa yang bersifat parasit yang mengakibatkan kondisi dimana unggas mengalami bintik-bintik hitam.

(21)

Gejala-gejala yang tampak:

1. Tubuh unggas terdapat bintik-bintik hitam.

2. Depresi.

3. Tidak nafsu makan.

4. Pertumbuhan unggas sangat lambat. 5. Diare (mencret).

6. Berak darah

7. Kurus

Pengobatan:

Tidak ada pengobatan yang efektif untuk mengatasi penyakit ini. Namun untuk menekan angka kematian unggas dapat dilakukan pengobatan dengan pemberian obat-obatan khusus untuk berak darah seperti Ipancoxin Sol, dengan dosis 5 g/1 liter air minum dengan sistem 3-2-3 (3 hari pengobatan, 2 hari air putih, 3 hari pengobatan).

Pencegahan:

1. Melakukan penyemprotan desinfektan terhadap kandang unggas. 2. Kandang harus selalu dalam keadaan kering dan tidak lembab. 3. Ventilasi udara dan sinar matahari harus cukup.

4. Tinja unggas didalam kandang harus segera dibersihkan agar tidak dimakan kembali oleh unggas yang lain.

2.3.15 Trichomoniasis

Trichomoniasis pada unggas disebabkan oleh Trichomonas gallinae yakni sejenis

protozoa yang bersifat parasit yang sering menyerang burung merpati dan ayam.

Gejala-gejala yang tampak:

1. Mulut terbuka.

2. Mengeluarkan banyak air liur.

(22)

4. Kondisi tubuh lemah.

5. Unggas sering mengeluarkan airmata. 6. Unggas gampang terkejut (gugup).

Pengobatan:

Tidak ada pengobatan yang efektif untuk mengatasi penyakit ini.

Pencegahan:

1. Melakukan penyemprotan desinfektan terhadap kandang unggas. 2. Kandang harus selalu dalam keadaan kering dan tidak lembab. 3. Ventilasi udara dan sinar matahari harus cukup.

4. Tidak membiarkan sisa-sisa makanan unggas selama berhari-hari didalam kandang.

2.3.16 Limfoid Leukosis

Limfoid leukosis disebabkan oleh virus yang termasuk Retrovirus, golongan Oncorna C yang bersifat menggertak pembentukan tumor (onkogenik).

Gejala-gejala yang tampak:

1. Kurus.

2. Pucat dan tidak berkembang. 3. Nafsu makan menurun.

4. Jengger mengecil (atropi). 5. Tidak mampu berdiri.

6. Jengger berwarna pucat hingga kebiruan.

7. Bulu tampak kotor karna asam urat atau zat warna empedu.

Pengobatan:

Hingga saat ini belum ditemukan adanya vaksin yang mampu mengobati penyakit ini.

(23)

Pencegahan:

1. Pembelian bibit unggas yang telah memperoleh breeding farm.

2. Melakukan pemisahan kandang menurut kelompok umur masing-masing

unggas.

3. Memberikan multivitamin seperti Spiravit, Electrostress, atau Staregg secara teratur dan sesuai anjuran.

2.3.17 Chronic Respiratory Disease

Chronic respiratory disease disebabkan oleh bakteri Mycoplasma galisepticum. Chronic respiratory disease merupakan penyakit saluran pernafasan ringan, namun

bila disertai dengan faktor komplikasi lain akan berakibat kematian pada unggas.

Gejala-gejala yang tampak:

1. Mengeluarkan ingus dan airmata.

2. Sukar bernafas yang ditandai dengan adanya suara saat bernafas.

3. Ngorok.

4. Pembengkakan pada muka karna terjadinga timbunan cairan. 5. Diare berwarna hijau, kuning keputih-putihan.

Pengobatan:

Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian Ipermed, Ipevet, atau Ipertrim melalui air minum atau makanan. Dilakukan juga pemberian vitamin Electrostress atau Spiravit untuk menambah daya tahan tubuh dan mempercepat pemulihan kondisi seperti semula.

Pencegahan:

1. Melakukan penyemprotan desinfektan terhadap kandang unggas. 2. Kandang harus selalu dalam keadaan kering dan tidak lembab. 3. Ventilasi udara dan sinar matahari harus cukup.

(24)

4. Tinja unggas didalam kandang harus segera dibersihkan agar tidak dimakan kembali oleh unggas yang lain.

2.3.18 Dilatasi Esofagus

Dilatasi esofagus disebabkan oleh unggas yang sering menelan makanan yang terlalu keras. Untuk mencegah penyakit ini, peternak dapat memberikan makanan encer pada ternak unggasnya. Selain itu para peternak juga harus memperhatikan posisi tempat pakan unggas, diharapkan tempat pakan unggas setinggi kepala sehinga unggas tidak perlu menunduk dan muntah.

Gejala-gejala yang tampak:

1. Sulit menelan makanan. 2. Sering memuntahkan makanan. 3. Sering menunduk.

4. Tidak nafsu makan.

5. Kurus.

Pengobatan:

Pemberian obat-obatan yang mengandung sulfa seperti Ipertrim, Ipancoxin yang efektif menyembuhkan penyakit ini. Untuk mempercepat pemulihan dapat diberikan vitamin elektrolit seperti Elektrostress kedalam air minum selama 5-7 hari berturut-turut sampai gejala stress hilang.

Pencegahan:

1. Peternak dapat memberikan makanan encer pada ternak unggasnya. 2. Peternak juga harus memperhatikan posisi tempat pakan unggas,

diharapkan tempat pakan unggas setinggi kepala sehinga unggas tidak perlu menunduk dan muntah.

(25)

2.3.19 Infectious Bronchitis

Infectious Bronchitis disebabkan oleh virus. Penyakit ini menimbulkan gangguan

terutama pada saluran pernafasan unggas.

Gejala-gejala yang tampak:

1. Sukar bernafas sehingga bila menarik nafas akan memanjangkan leher dan membuka paruh lebar-lebar.

2. Ngorok.

3. Bersin dan mengluarkan cairan ingus kental dari hidung. 4. Nafsu makan hilang.

5. Mata tampak selalu basah. 6. Tidak mau minum.

7. Mata merah.

8. Diare dengan tinja berwarna hijau bercampur kuning keputih-putihan.

Pengobatan:

Praktis tidak ada pengobatan yang efektif karena penyakit ini disebabkan oleh virus. Pemberian antibiotik yang peka untuk penyakit-penyakit saluran pernafasan seperti Ipermed, Ipervet, atau Ipertrim perlu diberikan untuk mengatasi infeksi sekunder yang menyertainya.

Pencegahan:

Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi. Vaksinasi dapat dilakukan pada umur 4 minggu dengan H120 kemudian dilanjutkan pada umur 8 minggu, dan H52 pada umur 14 minggu.

2.3.20 Infectious Laryngotracheitis

Infctious laryngotracheitis merupakan penyakit menular pada unggas yang

(26)

mengakibatkan kematian, dikarenakan oleh tersumbatnya saluran pernafasan (aspeksia).

Gejala-gejala yang tampak:

1. Bulu secara mendadak rontok.

2. Ngorok.

3. Batuk disertai bersin.

4. Sulit bernafas sehingga sebentar-sebantar lehernya dijulurkan. 5. Keluarnya lendir bercampur darah dari mata dan lubang hidung.

6. Pada saat batuk terkadang mengeluarkan cairan berwarna putih kekuning-kuningan yang terkadang bercampur darah.

Pengobatan:

Tidak ada pengobatan yang efektif untuk penyakit ini. Pemberian antibiotik yang peka untuk penyakit-penyakit saluran pernafasan seperti Ipermed, Ipervet, atau Ipertrim perlu diberikan untuk mengatasi infeksi sekunder yang menyertainya.

Pencegahan:

1. Melakukan vaksinasi dengan vaksin ILT yang dilakukan pada umur 10 dan 20 minggu.

2. Pemberian vaksin melalui tetes mata merupakan cara yang paling baik dan memiliki tingkat kekebalan tubuh yang paling tinggi dibandingkan dengan cara yang lain.

2.3.21 Koliseptikemia

Koliseptikemia terjadi karena adanya Eschericia coli serotype patogen dalam jumlah besar menyebar melalui darah dan menginvasi serta menimbulkan kerusakan pada berbagai jaringan.

Gejala-gejala yang tampak:

(27)

2. Tidak ada nafsu makan. 3. Sesak nafas.

4. Mengantuk.

5. Kurus.

Pengobatan:

Pemberian Tetra-Chlor, Medoxy, Sulfamix, Trimezyn, serta Vita Stress 4-5 hari setelah pengobatan selesai.

Pencegahan:

1. Melakukan sanitasi kandang dan lingkungan termasuk mencegah banyak hewan liar masuk kedalam kandang.

2. Melakukan perluasan kandang antara lain jumlah unggas didalam kandang tidak terlalu padat.

3. Melakukan vaksinasi secara teratur sesuai dengan anjuran.

4. Tinja unggas didalam kandang harus segera dibersihkan agar tidak dimakan kembali oleh unggas yang lain.

5. Melakukan penyemprotan desinfektan terhadap kandang unggas.

2.3.22 Neoplasia Akibat Infeksi Spirocercalupi

Cacing Spirocerca lupi ditemukan didalam tumor kerongkongan, lambung dan aorta unggas. Unggas yang terjangkit penyakit ini bila dipotong maka akan ditemukan cacing pada usus, usus yang menebal, beradang, berdarah dan kadang-kadang terjadi perobekan dinding usus.

Gejala-gejala yang tampak:

1. Kurus.

2. Pucat.

(28)

Pengobatan:

Obat cacing yang mengandung Tetramisol HCL seperti Ipermisol dapat membunuh cacing dan larva cacing dari berbagai jenis cacing baik yang berada di jaringan maupun yang berada di lumen usus. Obat-obat cacing yang mengandung Piperazine dapat juga untuk mengatasi cacing-cacing yang berada di usus walaupun tidak membunuh melainkan hanya melumpuhkan syaraf-syaraf cacing yang bersifat sementara.

Pencegahan:

1. Menjaga lingkungan dan kandang harus selalu bersih dan kering.

2. Kandang unggas harus memiliki ventilasi udara dan sinar matahari yang cukup sehingga kandang menjadi tidak lembab dan kotor.

3. Pemberian obat cacing tiap 3-6 bulan sekali dapat dilakukan terutama pada unggas-unggas yang memiliki kandang yang tidak bersih.

Gambar

Gambar 2.1  Arsitektur Sistem Pakar  Sumber : (Giarrantano dan Riley, 1994)
Tabel 2.1 Karakteristik Forward dan Backward Chaining  Sumber : (M. Arhami, 2005)

Referensi

Dokumen terkait

Antibiotika terhadap kuman Salmonella segera diberikan disertai obat- obatan lainnya untuk mengurangi keluhan penderita, misalnya antikejang (Soedarto, 2007). Antibiotik yang

Oleh karena itu, obat-obatan perlu dilakukan kontrol kualitas secara rutin yang melibatkan analisis kimia dan mikrobiologi untuk memastikan bahwa obat-obatan

Prinsip pengobatan TBC anak adalah OAT diberikan dalam bentuk kombinasi minimal tiga macam obat untuk mencegah terjadinya resistensi obat dan untuk membunuh kuman

Mengenai pendapat tentang keharaman menggunakan alkohol dalam pengobatan tersebut. Ibnu Baz ketika ditanya tentang obat- obatan yang sebagianya mengandung bahan

Obat-obatan yang diketahui dapat menginhibisi infeksi dari H.pylori merupakan penyebab hasil yang false- negatif atau equifocal termasuk didalamnya antibiotik, bismuth, proton

Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang obat-obatan dan pemberian cairan yang digunakan dalam praktik kebidanan... 2. Mahasiswa mampu menjelaskan persiapan pemberian

Selain antibiotik, pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengurangi gejala contohnya adalah penurun demam jika diperlukan.3 Obat-obatan lain yang pada orang dewasa digunakan

Metode ini dapat dilakukan untuk memperkirakan potensi antibiotik dalam sampel dan kerentanan mikroorganisme dengan menggunakan organisme uji standar yang tepat dan sampel