• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP SERTA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINDAKAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWI SEMESTER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP SERTA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINDAKAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA MAHASISWI SEMESTER"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP SERTA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINDAKAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI

(SADARI) PADA MAHASISWI SEMESTER II AKBID MAKARIWO

HALMAHERA

Frengki Pontoh*, B. H. R. Kairupan**, Joice Sondakh* * Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado

** Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK

Sehat dan sakit merupakan proses yang berkaitan dengan kemampuan atau ketidakmampuan manusia beradaptasi dengan lingkungannya, baik secara biologis dan psikologis maupun sosial budaya. Menurut World Health Organization, jumlah penderita kanker di dunia setiap tahun bertambah sekitar 7 juta orang, dan dua per tiga di antaranya berada di negara-negara yang sedang berkembang. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) adalah pemeriksaan/perabaan payudara sendiri untuk menemukan ada tidaknya benjolan abnormal pada payudara. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan antara pengetahuan, sikap serta dukungan keluarga dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri pada mahasiswi semester II Akademi Kebidanan (Akbid) Makariwo Halmahera.

Metode penelitian menggunakan survei analitik melalui pendekatan cross sectional yang dilaksanakan di Akbid Makariwo Halmahera pada bulan Desember 2016-April 2017. Data primer menyangkut pengetahuan, sikap serta dukungan keluarga terhadap tindakan sadari diperoleh dengan bantuan kuesioner terhadap 54 mahasiswi semester II Akbid Makariwo Halmahera. Analisis univariat, bivariat, multivariat menggunakan uji chi square dan uji regresi logistik dengan taraf signifikan 5 % melalui bantuan program SPSS.

Hasil analisa univariat diperoleh pengetahuan responden baik (63 %), sikap responden baik (57,4 %), dukungan keluarga baik (59,3 %) dan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (50 %). Hasil analisa bivariat menunjukkan bahwa pengetahuan (0,010), sikap (0,005) dan dukungan keluarga (0,002) memiliki hubungan secara signifikan dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri pada mahasiswi semester II Akbid Makariwo Halmahera. Selanjutnya hasil analisis multivariat menunjukan bahwa dukungan keluarga merupakan variabel yang paling dominan yang berhubungan dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri pada mahasiswi semester II Akbid Makariwo Halmahera.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa baik pengetahuan dan sikap maupun dukungan keluarga memiliki hubungan secara signifikan dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri pada mahasiswi semester II Akbid Makariwo Halmahera, dimana dukungan keluarga memiliki peranan yang paling dominan terhadap tindakan pemeriksaan payudara sendiri. Untuk itu disarankan kepada pemerintah memberikan informasi edukatif tentang pemeriksaan payudara sendiri khususnya pada remaja putri dan keluarga.

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Dukungan Keluarga, Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI), Mahasiswi

ABSTRACT

The problem of healthy and sick is a process that relates to the ability or inability of humans adapt to the environment both biologically, psychological and socio cultural. According to the World Health Organization the number of cancer patients in the world each year increased approximately 7 million people, and two per three of them are located in developing countries. SADARI (breast self-examination) is an examination itself to find the emergence of abnormal lump in the breast. Based on the above background and the purpose of this research is yo examine the relationship between Knowledge, Attitudes And Family Support With Self-Breast Examination (SBE) in first semester of Akbid Makariwo Halmahera Students.

Research Method using analytically survey with cross sectional approach conducted in Akbid Makariwo Halmahera in December 2016 until April 2017 and samples in this research is all women students 54 people. Data analysis from the analysis and multivariate univariat, bivariat with see the value of the significant of 0.05.

(2)

2

The results of the study showed that the value of the significance of the Knowledge, Attitudes And Family Support with action breast self-examination (SADARI) in First Semester Akbid Makariwo Halmahera Students

The conclusion is that there is a relationship between age and the tradition by the actions of breast self-examination (SADARI) lecturer women, while health promotion and policy health agencies have relationship with action breast self-examination (SADARI) in First Semester Akbid Makariwo Halmahera Students.

Key Words: Knowledge, Attitudes, Family Support, Self-Breast Examination (SBE), Students PENDAHULUAN

Kanker merupakan penyakit dengan pravelansi cukup tinggi di dunia. Lima besar kanker di dunia adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar, kanker lambung, dan kanker hati. Secara rinci, Organisasi Kesehatan se Dunia (WHO) melaporkan bahwa prevalansi kasus kanker sebagai berikut: kanker paru 1,59 juta kasus, kanker hati 745.000 kasus, kanker perut 723.000 kasus, kanker kolorektal 694 000 kasus, kanker payudara 521.000 kasus, dan kanker esofagus 400.000 kasus. Estimasi prevalensi untuk 2012 menunjukkan bahwa ada 32,6 juta orang (di atas usia 15 tahun) hidup yang telah memiliki diagnosis kanker dalam lima tahun sebelumnya (IARC, 2013). Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya mendeteksi kanker lebih dini, untuk prognosis yang lebih baik.

Survei yang telah dilakukan WHO menyatakan bahwa 8-9 persen wanita mengalami kanker payudara. Menurut Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada

tahun 2012, sekitar 8,2 juta kematian disebabkan oleh kanker. (Anonim, 2014).

Globocan International Agency for Research on Cancer (IARC) (2012) melaporkan terdapat 14,1 juta kasus kanker baru, dimana 8,2 juta kematian akibat kanker dan 32,6 juta orang hidup dengan kanker (dalam waktu 5 tahun dari diagnosis) pada tahun 2012 di seluruh dunia. Kanker payudara merupakan kanker yang paling sering terjadi pada wanita dengan perkiraan 1,67 juta kasus kanker baru yang didiagnosis pada tahun 2012 merupakan 25 persen dari semua kanker.

Insiden kanker payudara di negara-negara Asia mencapai 20 per 100.000 penduduk (Anonim, 2002). Kanker payudara di Indonesia merupakan kanker kedua paling banyak diderita kaum wanita setelah kanker mulut/leher rahim (Mardiana, 2009). Data di Indonesia dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007 diketahui bahwa kanker payudara menempati urutan pertama pasien rawat inap sebesar 16,85% dan pasien rawat jalan 21,69%. Kanker leher rahim urutan

(3)

3 kedua pada pasien rawat inap sebesar 11,78% dan pasien rawat jalan 17,00% (Anonim, 2010). Selain itu di Indonesia sendiri pada tahun 2008 ditemukan sebanyak 39,381 kasus baru kanker payudara dan 20,052 terjadi kematian (Nugroho, 2012).

Salah satu faktor tingginya angka kejadian adalah kurangnya edukasi kanker payudara sejak remaja dalam mendeteksi dan menangani kanker payudara secara dini (Frida, 2012). Salah satunya dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri atau yang biasa disebut SADARI, ini akan menurunkan tingkat kematian akibat kanker payudara sampai 20%, namun kenyataannya wanita yang melakukan SADARI atau pemeriksaan payudara sendiri masih rendah (Sepriani & Suara, 2013). Kanker yang diketahui sejak dini memiliki kemungkinan untuk mendapatkan penanganan lebih baik. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya pencegahan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengenali gejala dan risiko penyakit kanker sehingga dapat menentukan langkah-langkah pencegahan dan deteksi dini yang tepat. Pengenalan penyakit kanker menjadi penting karena untuk menurunkan kasus baru kanker diperlukan upaya pencegahan dan deteksi dini yang akan lebih mudah

dilakukan ketika faktor risiko dan gejala kanker sudah dikenali.

Memperingati Hari Kanker Sedunia tahun 2015, Union for International Cancer Control (UICC) mengangkat tema “Not Beyond Us” yang bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan dan pengetahuan mengenai penyakit kanker, serta menggerakkan pemerintah dan individu di seluruh dunia untuk melakukan upaya pencegahan, deteksi dini dan pengobatan terhadap penyakit kanker.

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) merupakan salah satu langkah awal deteksi dini untuk menemukan kanker payudara stadium awal yang akan lebih efektif jika dilakukan sedini mungkin. Pemeriksaan payudara sendiri akan menurunkan tingkat kematian akibat kanker payudara sampai 20%, namun beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang melakukan SADARI atau pemeriksaan payudara sendiri masih rendah.

Ekanita dan Khosidah (2013), meneliti hubungan antara pengetahuan dan sikap wanita usia subur (WUS) terhadap perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Hasil penelitian didapatkan pengetahuan WUS tentang SADARI sebagian besar dengan kategori pengetahuan cukup baik yaitu sebanyak 40 responden (43%), sikap WUS dalam melakukan SADARI

(4)

4 sebagian besar dengan kategori sikap tidak baik yaitu sebanyak 59 responden (63,44%), perilaku WUS dalam melakukan SADARI sebagian besar dengan kategori tidak pernah sebanyak 46 responden (49,5%), terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap WUS dengan perilaku SADARI. Demikian juga, Pamungkas dkk (2015) yang meneliti Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Kanker Payudara Dengan Perilaku SADARI Pada Kader Posyandu Kecamatan Delanggu menyimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang kanker payudara dengan perilaku SADARI pada kader posyandu Kecamatan Delanggu.

Berdasarkan data rekam medis RSUD Tobelo Halmahera Utara tahun 2011 sampai dengan 2015 untuk kasus kanker payudara yaitu 62 orang dengan rincian 26 pasien rawat jalan dan 36 pasien rawat inap.

METODE

Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survey dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di Akbid Makariwo Halmahera Oktober 2016 – April 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi semester II Akbid Makariwo Halmahera sebanyak 132 orang. Besar sampel dalam

penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Akbid Makariwo Halmahera. Penelitian ini menggunakan analisis univariat, bivariate, dan multivariat.

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden

Distribusi karakteristik responden berdasarkan umur menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur < 20 tahun sebanyak 14 responden (25,9%), sedangkan yang berumur > tahun sebanyak 40 responden (74,1%).

Gambaran Pengetahuan

Gambaran distribusi responden berdasarkan pengetahuan menunjukkan bahwa sebagian besar responden, menjawab baik sebanyak 34 responden (63,0%), sedangkan yang menjawab kurang baik sebanyak 20 responden (37,0%). Responden sudah banyak memahami tentang deteksi dini kanker payudara metode SADARI yang meliputi pengertian dan tujuan akan tetapi masih ada beberapa responden yang kurang memahami mengenai waktu pelaksanaan, tata cara dan pentingnya melakukan SADARI. Hasil penelitian Septiani dan Suara, (2013) menunjukkan bahwa sebanyak 98% berpengetahuan baik tentang SADARI

Harnianti (2016) meneliti perilaku pemeriksan payudara sendiri (SADARI) pada mahasiswi Fakultas Kesehatan

(5)

5 Masyarakat Universitas Halu Oleo tahun 2016. Sampel pada penelitian ini yaitu mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat yang aktif pada semester ganjil 2015/2016 berjumlah 83 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan Proportionate Stratified Random Sampling. Hasil penelitian menunjukkan seluruh responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik (95,2%).

Gambaran Sikap

Gambaran distribusi responden berdasarkan sikap menunjukkan bahwa sebagian besar responden, menjawab baik sebanyak 31 responden (57,4%), sedangkan yang menjawab kurang baik sebanyak 23 responden (42,6%). Sikap baik terhadap deteksi dini kanker payudara metode SADARI memiliki arti bahwa responden cenderung akan melakukan deteksi dini untuk mengetahui secara awal jika ada kelainan pada payudara. Capaian sikap melalui penelitian Harnianti (2016) tentang perilaku pemeriksan payudara sendiri (SADARI) pada mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo tahun 2016 menunjukkan sebagian besar responden memiliki sikap yang baik yaitu sebesar 98.8%.

Gambaran Dukungan Keluarga

Gambaran distribusi responden berdasarkan dukungan keluarga menunjukkan bahwa sebagian besar responden, menjawab baik sebanyak 32 responden (59,3%), sedangkan yang menjawab kurang baik sebanyak 22 responden (40,7%). Hasil penelitian Septiani dan Suara, (2013) menunjukkan bahwa dukungan orang tua terhadap responden lebih dari setengahnya dikategorikan buruk (tidak mendukung) yakni sebanyak 62% dan selebihnya sebanyak 38% terkategorikan baik. Demikian juga Harnianti (2016) meneliti perilaku pemeriksan payudara sendiri (SADARI) pada mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo tahun 2016. Hasil penelitian menunjukkan dukungan keluarga yang baik sebesar (80,7%).

Gambaran Tindakan SADARI pada Mahasiswi Semester II Akbid Makariwo Halmahera

Gambaran distribusi responden berdasarkan Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Mahasiswi Semester II Akbid Makariwo Halmahera dapat menunjukkan bahwa yang menjawab melakukan tindakan SADARI sebanyak 27 responden (50,0%), sedangkan yang tidak melakukan tindakan SADARI sebanyak 27 responden (50,0%).

Malendes dkk (2016) dalam penelitian mereka dengan judul

(6)

6 “Hubungan Antara umur dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dosen wanita Politeknik Kesehatan Manado” menemukan sebagian besar responden menjawab tidak ada melakukan tindakan SADARI sebanyak 12 responden (18,5%), sedangkan yang menjawab melakukan sebanyak 53 responden (51,5%).

Hal ini berebda dengan Hanifah, (2015) yang meneliti tentang Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Wanita Usia Subur Dalam Melakukan Deteksi Dini Kanker Payudara Metode SADARI Di Wilayah Kerja Puskesmas Nusukan Surakarta menunjukkan responden yang tidak melakukan deteksi dini kanker payudara metode SADARI lebih banyak yaitu sebanyak 109 (74,1%) responden dan yang melakukan deteksi dini kanker payudara metode SADARI yaitu sebanyak 38 (25,9%) responden.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, responden yang melakukan SADARI masih tergolong sama, responden yang belum melakukan SADARI di dominasi responden yang sama sekali belum pernah melakukan SADARI ada juga responden yang sudah melakukan akan tetapi belum rutin melakukannya setiap bulan serta masih banyak juga yang salah dalam tata cara pelaksanaanya, sehingga banyak responden dikategorikan tidak

melakukan SADARI secara baik dan benar.

Hasil penelitian Septiani dan Suara, (2013) menunjukkan bahwa 84,3% tidak melakukan SADARI, sebanyak 98% berpengetahuan baik tentang SADARI, sedangkan untuk dukungan orang tua terhadap responden lebih dari setengahnya dikategorikan buruk (tidak mendukung) yakni sebanyak 62% dan selebihnya sebanyak 38% terkategorikan baik. Secara statistik tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan, sikap dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri, akan tetapi dukungan orang tua menunjukan terdapat hubungan yang bermakna dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri.

Baswedan dan Listiani (2014) dalam penelitian mereka menunjukkan bahwa sebagian besar responden (49,8%) memiliki perilaku yang kurang. Demikian juga Charisma dkk (2013) yang meneliti hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada 135 wanita usia subur di Posyandu Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2013 menemukan responden dengan tindakan SADARI yang baik 3% dan tindakan SADARI yang kurang baik sebesar 97%.

(7)

7 Malendes dkk (2016) dalam penelitian mereka tentang Hubungan Antara Umur, Tradisi, Promosi Kesehatan Dan Kebijakan Instansi Dengan Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Dosen Wanita Politeknik Kesehatan Manado menunjukkan bahwa dari total 65 responden, 1 responden (1,5%) melakukan tindakan SADARI kurang lengkap, sedangkan dari 64 responden (98,5%) yang berumur >35 tahun, yang menjawab tidak lengkap dalam melakukan tindakan SADARI sebanyak 59 responden (90,2%) dan yang menjawab lengkap dalam melakukan tindakan SADARI hanya sebanyak 5 responden (8,3%)

Seseorang akan berperilaku baru bila telah melewati proses-proses yang terjadi secara berurutan yaitu kesadaran (awareness), ketertarikan (interest), penilaian (evaluation), percobaan (trial), dan penyesuaian (adaptation). Notoatmodjo. (2007). Pengetahuan seseorang terhadap suatu hal akan mempengaruhi sikapnya. Sikap tersebut dapat positif (menerima) atau negatif (menolak) tergantung dari pemahaman individu tentang sesuatu hal sehingga sikap ini akan mempengaruhi perilaku. Apabila adopsi perilaku melalui proses yang didasari pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long

lasting). Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan justru diikuti dengan sikap negatif

maka perilaku tersebut tidak akan bertahan lama (Notoatmodjo. 2007).

Analisis Bivariat

Hubungan antara Pengetahuan dengan Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Mahasiswi Semester II Akbid Makariwo Halmahera

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 34 responden (63,0%) yang berpengetahuan baik, yang menjawab melakukan tindakan SADARI sebanyak 22 responden (40,7%) dan tidak melakukan tindakan SADARI sebanyak 12 responden (22,2%) sedangkan dari 20 responden (37,0%) yang berpengetahuan kurang baik, yang menjawab melakukan tindakan SADARI sebanyak 5 responden (9,3%) dan tidak melakukan tindakan SADARI sebanyak 15 responden (27,8%). Berdasarkan penelitian ini, hasil OR=5,500 dan nilai signifikansi sebesar 0,010 dengan demikian probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari 0,05 (0,010<0,05), maka H1 diterima atau terdapat hubungan

Pengetahuan dengan tindakan

pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada Mahasiswi Semester II Akbid Makariwo Halmahera.

(8)

8 Pamungkas, dkk (2015) yamg meneliti “Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Kanker Payudara Dengan Perilaku SADARI Pada Kader Posyandu Kecamatan Delanggu” menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang kanker payudara dengan perilaku SADARI pada kader posyandu Kecamatan Delanggu (p<0,0001). Charisma dkk (2013) yang meneliti hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada 135 wanita usia subur di Posyandu Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2013. Hasil penelitian menunjukkan, tingkat pengetahuan baik terhadap tindakan SADARI sebesar 7,40% dan pengetahuan kurang sebesar 92,60%, serta responden dengan tindakan SADARI yang baik sebesar 3% dan tindakan SADARI yang kurang sebesar 97%. Didapatkan adanya hubungan antara pengetahuan terhadap tindakan SADARI.

Amin (2012) meneliti Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri Pada Tenaga Kesehatan Wanita Di Puskesmas Berstandar ISO Kota Makassar Tahun 2012. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional study dengan menggunakan metode exhaustive

sampling, besar sampel sebanyak 203 orang. Hasil penelitian di enam Puskesmas kota Makassar menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan melaksanakan SADARI, hal ini berarti bahwa pengetahuan, sikap, dan motivasi mempengaruhi tindakan tenaga kesehatan wanita dalam melaksanakan tindakan SADARI.

Wahyuni, dkk. (2015) meneliti Hubungan Pengetahuan dan Sikap terhadap Pelaksanaan SADARI pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Jati. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu rumah tangga di kelurahan Jati dengan sampel sebanyak 48 orang. Berdasarkan penelitian ini didapatkan bahwa tingkat pelaksanaan SADARI cenderung dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan sikap terhadap SADARI.

Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian Septiani dan Suara, (2013) menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri. Demikian juga Abdullah dkk (2015) meneliti Hubungan Pengetahuan Tentang Kanker Payudara Dengan Cara Periksa Payudara Sendiri Pada Mahasiswi Semester IV Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dengan subjek penelitian

(9)

9 sejumlah 64 yang terdiri dari mahasiswi semester IV Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran UNSRAT. Hasil penelitian dari 64 responden menunjukkan bahwa terdapat responden dengan pengetahuan tentang kanker payudara tinggi yakni sejumlah 37 orang (57,8%), berpengetahuan rendah sejumlah 27 orang (42,2%), sedangkan responden dengan cara SADARI yang baik sejumlah 33 orang (51,6%) dan yang melakukan cara SADARI dengan tidak baik sebanyak 31 orang (48,4%). Hasil uji statistik p = 0,96 ( α = 0,05). Penelitim menyimpulkan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan tentang kanker payudara dengan cara periksa payudara sendiri.

Baswedan dan Listiowati, (2014) meneliti Tingkat Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Dengan Perilaku SADARI Pada Mahasiswi Non Kesehatan Di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Hasil menunjukkan bahwa pengetahuan mahasiswi non kesehatan tentang SADARI dan tumor payudara adalah baik. Perilaku SADARI pada mahasiswi non kesehatan adalah kurang, dan tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang SADARI dan tumor payudara dengan perilaku SADARI (p = 0,680).

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan yang baik terhadap nilai-nilai kesehatan tidaklah selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata. Hal ini biasanya disebabkan oleh pengetahuan akan sejalan dengan tindakan tergantung pada situasi saat itu, dan pengetahuan akan diikuti oleh tindakan berdasarkan pada pengalaman yang diperoleh seseorang.

Hubungan antara Sikap dengan Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Mahasiswi Semester I Akbid Makariwo Halmahera

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 31 responden (54,7%) yang bersikap baik, yang menjawab melakukan tindakan SADARI sebanyak 21 responden (39,8%) dan tidak melakukan tindakan SADARI sebanyak 10 responden 18,5%) sedangkan dari 23 responden (42,6%) yang bersikap kurang baik, yang menjawab melakukan tindakan SADARI sebanyak 7 responden (11,1%) dan tidak melakukan tindakan SADARI sebanyak 17 responden (31,5%). Berdasarkan penelitian ini, hasil OR=5,950 dan nilai signifikansi sebesar 0,005 dengan demikian probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari 0,05 (0,005<0,05), maka H1 diterima atau terdapat hubungan sikap dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada

(10)

10 Mahasiswi Semester II Akbid Makariwo Halmahera.

Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri Pada Tenaga Kesehatan Wanita Di Puskesmas Berstandar Iso Kota Makassar Tahun 2012 diteliti oleh Amin dkk (2012). Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional study dengan menggunakan metode exhaustive sampling, dengan besar sampel sebanyak 203 orang. Hasil penelitian di enam Puskesmas kota Makassar menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap dengan tindakan melaksanakan SADARI, hal ini berarti bahwa pengetahuan, sikap, dan motivasi mempengaruhi tindakan tenaga kesehatan wanita dalam melaksanakan tindakan SADARI.

Demikian juga penelitian yang dilakukan Sekeon, dkk (2015) tentang “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Dengan Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri Mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado Tahun 2013” mendapatkan terdapatnya hubungan antara sikap dengan tindakan SADARI.

Charisma dkk (2013) yang meneliti hubungan antara pengetahuan

dan sikap terhadap tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada 135 wanita usia subur di Posyandu Kelurahan Kampung Baru Kecamatan Labuhan Ratu Kota Bandar Lampung Tahun 2013 menemukan sikap responden yang baik terhadap tindakan SADARI 60,70% dan sikap kurang 39,30%. Pada analisis bivariat tidak didapatkan adanya hubungan antara sikap terhadap tindakan SADARI.

Sari (2015) melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dengan tindakan SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara pada Mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun 2015. Jenis penelitian ini adalah desain penelitian survei deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah seluruh seluruh mahasiswi di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara tahun 2015 sebanyak 84 orang. Hasil uji chi-square menunjukkan sikap berhubungan (p=0,012) dengan tindakan SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni dkk (2015) yang dilakukan pada ibu rumah tangga di Kelurahan Jati tentang pengetahuan dan sikap terhadap SADARI, dalam penelitian ini

(11)

11 menunjukan bahwa nilai p-value 0,000<0,05 sehingga dapat disimpulkan ada hubungan antara sikap dengan pelaksanaan SADARI. Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu tindakan tau objek (Notoatmodjo, 2014). Jika seseorang bereaksi atau memiliki respon yang baik maka cenderung berperilaku baik pula, begitu juga sebalikannya jika respon tidak baik akan berperilaku tidak baik pula.

Menurut WHO, sikap menggambarkan pertimbangan-pertimbangan pribadi atau hasil pemikiran seseorang terhadap objek merupakan modal awal untuk bertindak. Seseorang akan sadar dan mengerti serta mau melakukan sesuatu yang ada hubungannya dengan kesehatan bila ia memiiki pengetahuan yang baik dan pengalaman yang akan mempengaruhi saikap dalam berperilaku.

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap sesuatu stimulus atau objek, menurut Newcomb sikap adalah kesiapan atau kesediaan untuk bertindak seseorang terhadap hal tertentu kemudian dilahirkan dalam prilaku, sikap merupakan kecendrungan dalam bertingkah laku (Notoatmodjo, 2007). Sikap merupakan suatu reaksi atau respon yang mencerminkan pendapatnya, atau pendapat seseorang

yang merupakan pernyataan dari sikapnya yang mengenali jawaban-jawaban mengenai perasaan, kepercayaan, konsepsi/pendapat/ide, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2003).

Hasil penelitian Septiani dan Suara, (2013) menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri.

Tindakan SADARI merupakan salah satu dari perilaku kesehatan. Perubahan perilaku seseorang melalui beberapa tahap yaitu mulai dari pengetahuan menjadi sikap dan menjadi perilaku (Notoatmodjo, 2012). Selain itu ada juga yang disebut dengan perilaku kesehatan. Beberapa penelitian perilaku menunjukkan bahwa perilaku seseorang termasuk terjadinya perilaku kesehatan, diawali dengan pengalaman-pengalaman seseorang serta adanya faktor eksternal (Notoatmodjo, 2010). Pengalaman dan lingkungan dipersepsikan atau diyakini seseorang sehingga menimbulkan motivasi untuk bertindak yang akhirnya diwujudkan dengan perilaku, termasuk perilaku tindakan SADARI.

Hubungan antara Dukungan

Keluarga dengan Tindakan

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Mahasiswi Semester II Akbid Makariwo Halmahera

(12)

12 Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 32 responden (59,3%) yang bersikap baik, yang menjawab melakukan tindakan SADARI sebanyak 22 responden (40,7%) dan tidak melakukan tindakan SADARI sebanyak 10 responden 18,5%) sedangkan dari 22 responden (10,7%) yang bersikap kurang baik, yang menjawab melakukan tindakan SADARI sebanyak 5 responden (9,3%) dan tidak melakukan tindakan SADARI sebanyak 17 responden (31,5%). Berdasarkan penelitian ini, hasil OR=7,480dan nilai signifikansi sebesar 0,002 dengan demikian probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari 0,05 (0,002<0,05), maka H1 diterima atau terdapat hubungan dukungan keluarga dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada Mahasiswi Semester II Akbid Makariwo Halmahera.

Dukungan keluarga diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh anggota keluarga yang lain sehingga akan memberikan keyamanan fisik dan psikologi (Friedman, 2010). Keluarga merupakan orang terdekat dengan responden dalam berinteraksi dan dalam mengambil keputusan terutama dalam menentukan kemana akan mencari pertolongan atau pengobatan. Dalam penelitian keluarga yang tidak mendukung lebih banyak dibandingkan yang mendukung mengenai deteksi dini

kanker payudara SADARI sehingga hanya sedikit pula dari keseluruhan responden yang melakukan tindakan SADARI. Akan tetapi mayoritas responden yang melakukan tindakan SADARI lebih banyak mendapatkan dukungan dari keluarganya dibandingkan dengan yang tidak. Hal ini menunjukan bahwa ketika responden mendapatkan dukungan keluarga yang baik maka mereka juga akan melakukan tindakan atau berperilaku SADARI yang baik serta rutin. Oleh karena itu informasi dan pengetahuan tentang deteksi dini kanker payudara tidak hanya berfokus pada seorang wanita usia subur saja, akan tetapi anggota keluarga yang lain juga perlu mendapatkan informasi tersebut

Septiani dan Suara (2012) pada siswa SMAN 62 diperoleh hasil nilai p-value 0,029<0,05 yang berarti ada hubungan antara variabel dukungan keluarga atau orangtua dengan perilaku SADARI. Analisis hubungan antara dukungan orang tua dengan perilaku SADARI menunjukkan (76,3%) responden yang mendapatkan dukungan orang tua yang baik memiliki perilaku SADARI yang negatif, demikian pula sebanyak (93,5%) responden yang tidak mendapatkan dukungan orang tua yang baik memiliki perilaku SADARI yang negatif. Berdasarkan hasil uji statistik dapat disimpulkan bahwa terdapat

(13)

13 hubungan yang signifikan antara dukungan orang tua dengan perilaku SADARI pada siswa SMAN 62 Jakarta tahun 2012. Selain itu diperoleh nilai OR sebesar 4,50 artinya siswa yang mendapatkan dukungan orang tua yang baik memiliki peluang sebesar 4,50 kali untuk melakukan SADARI dibanding siswa yang tidak mendapatkan dukungan orang tua yang baik.

Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Hanifah (2015) tetang hubungan antara pengetahuan, sikap, dukungan keluarga dan keterpaparan informasi dengan perilaku wanita usia subur dalam melakukan deteksi dini kanker payudara metode SADARI di wilayah kerja Puskesmas Nusukan Surakarta ada hubungan antara dukungan keluarga (p-value= 0,001) dengan perilaku wanita usia subur dalam melakukan deteksi dini kanker payudara metode SADARI.

Hubungan bersama-sama antara Pengetahuan, Sikap dan Dukungan Keluarga dengan Tindakan SADARI pada Mahasiswi Semester II Akbid Makariwo Halmahera

Analisis multivariat dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik. Setelah diuji dengan anlisis bivariat, data kemudian diuji menggunakan analisis multivariat dimana uji dilakukan dengan analisis regresi logistik

menunjukan bahwa dukungan keluarga adalah variabel paling dominan dengan nilai wald 7,551dengan tindakan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada Mahasiswi Semester II Akbid Makariwo Halmahera.

Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman, 2010), sedangkan menurut Ali (2010), keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga, yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.

Dukungan keluarga merupakan suatu bentuk hubungan interpersonal yang melindungi seseorang dari efek stress yang buruk (Kaplan dan Sadock, 2002). Dukungan keluarga menurut Friedman (2010) adalah sikap, tindakan penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganya, berupa dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional. Jadi dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang meliputi sikap,

(14)

14 tindakan dan penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada yang memperhatikan.

Friedman (1998) dikutip dari Setiadi (2008) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang harus dilakukan yaitu:

a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya. Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan- perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan apa yang terjadi dan

seberapa besar perubahannya.

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan

tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dapat meminta bantuan kepada orang di lingkungan sekitar keluarga.

c. Memberikan keperawatan anggota keluarga yang sakit atau yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda. Perawatan ini dapat dilakukan di rumah apabila keluarga memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.

d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga. Keluarga memainkan peran yang bersifat mendukung anggota keluarga yang sakit. Dengan kata lain perlu adanya sesuatu kecocokan yang baik antara kebutuhan keluarga dan asupan sumber lingkungan bagi pemeliharaan kesehatan anggota keluarga.

e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada). Hubungan yang sifatnya positif akan memberi pengaruh yang baik pada keluarga mengenai fasilitas kesehatan. Diharapkan dengan hubungan yang positif terhadap

(15)

15 pelayanan kesehatan akan merubah setiap perilaku anggota keluarga mengenai sehat sakit.

KESIMPULAN

Terdapat Hubungan antara Pengetahuan dengan Tindakan SADARI pada Mahasiswi Semester II Akbid Makariwo Halmahera

1. Terdapat Hubungan Sikap Dengan Tindakan SADARI pada Mahasiswi Semester II Akbid Makariwo Halmahera

2. Terdapat Hubungan antara

Dukungan Keluarga dengan

Tindakan SADARI pada Mahasiswi Semester II Akbid Makariwo Halmahera

3.

Terdapat

Hubungan

antara

Dukungan

Keluarga

dengan

Tindakan

SADARI

pada

Mahasiswi Semester II Akbid

Makariwo Halmahera

4.

Variabel yang paling dominan

yakni dukungan keluarga yang

berhubungan dengan Tindakan

SADARI

pada

Mahasiswi

Semester II Akbid Makariwo

Halmahera

SARAN

1. Bagi intitusi dalam hal ini khususnya Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat untuk meningkatkan penyampaian materi pencegahan penyakit tidak menular khususnya tentang pencegahan kanker payudara kepada mahasiswa, agar mahasiswa lebih memahami bagaimana cara pencegahan penyakit terutama penyakit seperti kanker payudara, dan memberikan informasi yang lebih banyak tentang pentingnya melakukan pemeriksaan payudara sendiri.

2. Bagi pemerintah perlu diadakan pemberian informasi edukatif yaitu salah satunya dengan penyuluhan tentang SADARI kepada masyarakat terutam anak-anak perempuan dari usia remaja sampai kepada orang tua agar dapat melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) secara rutin dan teratur setiap bulan pada waktu seminggu setelah haid, sehingga dengan pemeriksaan payudara diharapkan bisa di deteksi secara dini kanker payudara dan prognosisnya akan lebih baik lagi jika dilakukan pengobatan lebih awal.

3. Selain itu diharapkan baik dari pihak institusi maupun profesi untuk dapat menjadi role model bagi masyarakat

(16)

16 sehingga dapat melanjutkan dan lebih meningkatkan perhatian terhadap pendidikan kesehatan khususnya tentang tumor payudara dan tindakan preventif-promotif SADARI secara lebih luas lagi tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, N., J. Tangka, dan J. Rottie. 2013. Hubungan Pengetahuan Tentang Kanker Payudara Dengan Cara Periksa Payudara Sendiri Pada Mahasiswi Semester Iv Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

Amin, R. R. 2012. Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri Pada Tenaga Kesehatan Wanita Di Puskesmas Berstandar Iso Kota Makassar Tahun 2012. Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas, Makassar

Anonimous. 2016. Profil Akademi Kebidanaan Makariwo, Halmahera

___________. 2015. Situasi Penyakit Kanker. Buletin Jendela Data

dan Informasi Kesehatan Edisi Semester I Tahun 2015 Kemenkes RI

___________. 2012. International Agency for Research on Cancer (IARC) / WHO. (2012). GLOBOCAN: Estimated cancer incidence, mortality, and prevalence worldwide in 2012. Diakses melalui http://globocan.iarc.fr/Pages/fact _sheets_population.aspx pada tanggal 16 April 2016 ___________ 2011. Breast Cancer Prevention and Control. WHO. [Online]. [cited 2016 january 28]; Available from: URL: http://www.who.int/healthinfo/g lobal_burden_disease/GBD_rep ort_2004update_full.pdf

__________. 2010. Prevention Cancer Control: Knowledge Into Action: WHO Guide For Effective Programmes: Module 2). Geneva: World Health Organization

___________2008. GLOBOCAN. Cancer Fact Sheet : Breast cancer incidence and mortality worldwide Summary [Online].2010 Available from: URL:

http://globocan.iarc.fr/factsheets /cancers/breast.asp. Diakses 23 Februari 2016.

(17)

17 __________2007. Profil kesehatan. Depkes RI. http://www.depkes.go.id/profil kesehatan 2007/. diakses 23 februari 2016

Baswedan, R. H., dan E. Listiowati. 2014. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Dengan Perilaku SADARI Pada Mahasiswi Non Kesehatan Di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Biomedika, Volume 6 Nomor 1, Februari

Friedman, M. M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC

Hanifah, A. N., B. Kirwono dan A. C. Wijayanti. 2015. Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Wanita Usia Subur Dalam Melakukan Deteksi Dini Kanker Payudara Metode SADARI Di Wilayah Kerja Puskesmas Nusukan Surakarta. Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah

SurakartaHawari, H.D. 2004. Kanker Payudara Dimensi Psikoreligi. Jakarta; FKUI. Harnianti, A. Sakka, dan S. K.

Saptaputra. 2016. Studi Perilaku

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo Tahun 2016

Malendes, K., J. Posangi, dan A. J. M. Rattu. 2016. Hubungan Antara Umur, Tradisi, Promosi Kesehatan Dan Kebijakan Instansi Dengan Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) Dosen Wanita Politeknik Kesehatan Manado. Jikmu, Vo 2, No 3

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta

_____________2010. Ilmu Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta. Jakarta.

_____________Mulyani, N. S. 2013. Kanker Payudara dan PMS Pada Kehamilan, Nuha Medika. Yogyakarta.

Pamungkas, K. S., Y. A. Romadhon, dan E. Widhiyastuti. 2015. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Tentang Kanker Payudara Dengan Perilaku SADARI Pada Kader Posyandu Kecamatan Delanggu. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015

Sekeon, dkk 2015 Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Dan Sikap

(18)

18 Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Dengan Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri Mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado Tahun 2013 Septiani, S dan M. Suara. 2013.

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) Pada Siswa SMAN 62 Jakarta 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan. Vol. 5. No. 1.Januari 2013. Wahyuni, D, Edison, Harahap, W, A.

2015. Hubungan Pengetahuan dan Sikap terhadap Pelaksanaan SADARI pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Jati. Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; (4) 1.

Referensi

Dokumen terkait

bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum jo Pasal 105 Peraturan Menteri

I 5 LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA TIDAK LULUS LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA LULUS SEMENTARA

● Pontianak berada di equator sehingga Matahari akan ada di atas kota ini tanggal Maret dan September. ● Kota lain Bonjol, dsb yang juga dekat dengan equator juga

Apabila tidak melampirkan/menunjukkan dokumen asli/foto copy , hingga batas waktu yang telah ditentukan sebagaimana disebutkan pada jadwal tersebut di atas dan atau

Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan akademik untuk meraih gelar Sarjana pada Program Studi Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Surakarta.. Ucapan terima kasih

Hasil analisis uji beda kadar gula darah puasa tikus putih jantan sprague dawley dalam tiap periode pengukuran antar kelompok perlakuan dengan uji Kruskal Wallis ...

dilakukan oleh Devien Aprianto (2013) menunjukkan bahwa Good Corporate Governance yang diproyeksikan ke dalam Variabel CGPI mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return

To ensure the conformity of the products manufactured with the sample material and/or sold we operate an effective quality assur- ance system and shall maintain it for the whole