• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Perencanaan Struktur Portal Komposit Pada Gedung Penunjang Medis RSUD dr. Djatikusumo Kabupaten Bojonegoro

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Studi Perencanaan Struktur Portal Komposit Pada Gedung Penunjang Medis RSUD dr. Djatikusumo Kabupaten Bojonegoro"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI PERENCANAAN STRUKTUR PORTAL KOMPOSIT

PADA GEDUNG PENUNJANG MEDIS RSUD dr. DJATIKUSUMO

KABUPATEN BOJONEGORO

Andriani

1)

, Bambang Suprapto

2)

, Anang Bakhtiar

3)

1)Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Islam Malang,email : andriani871@gmail.com

2) Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Islam Malang, email:

bambang.suprapto@unisma.ac.id

3)Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Islam Malang,email

:anang.bakhtiar@unisma.ac.id

ABSTRAKSI

Perkembangan dunia konstruksi termasuk Indonesia semakin berkembang pesat seiring dengan meningkatnya akan kebutuhan sarana dan prasarana infrastruktur serta fasilitas lain demi menunjang aktifitas penduduk di Indonesia, hal ini juga mendorong para perencana untuk mendesain bangunan yang lebih aman. Sesuai dengan kegunaannya maka akan lebih baik jika proses pembuatannya semakin cepat, oleh karena itu dicoba direncanakan konstruksi dengan menggunakan sistem struktur baja komposit. Struktur komposit merupakan suatu konstruksi yang terdiri dari dua material yang saling berlainan jenis atau mutunya seperti beton dan baja, yag bekerja sama menjadi satu kesatuan konstruksi (monolid) yang dihubungkan oleh penyambung geser (shear connector) sehingga mampu menahan geseran horizontal yang terjadi. Peraturan yang digunakan untuk baja mengikuti acuan SNI 1729-2015 dan menggunakan metode LRFD. Studi perencanaan ini dilakukan di RSUD dr. Djatikusumo Jl. Veteran Kabupaten Bojonegoro. Adapun langkah studi dalam pengerjaan skripsi ini sebagai berikut : Perencanaan tebal dan tulangan plat, perhitungan balok baja komposit, perhitungan kolom baja komposit, dan perhitungan sambungan. Dari hasil perhitungan struktur plat lantai tebal plat 140 mm didapat tulangan Ø12-250 untuk daerah tumpuan dan lapangan serta digunakan tulangan bagi Ø8-150. Untuk perhitungan tebal plat atap diperoleh 130 mm didapat tulangan Ø10-200 untuk daerah tumpuan dan lapangan serta digunakan tulangan bagi Ø8-100. Perencanaan struktur komposit menggunakan balok anak profil WF 350.350.13.13 dengan tulangan Ø12-200 dan balok induk profi WF 400.300.10.16 dengan tulangan Ø12-200. Kolom komposit menggunakan profil WF 400.400.45.70 dimensi selubung beton 600/600 dengan tulangan sengkang Ø10-350 dan tulangan longitudinal 4Ø140.

Kata Kunci : RSUD dr. Djatikusumo, Struktur Komposit, LRFD

PENDAHULUAN

Perkembangan dunia konstruksi termasuk Indonesia semakin berkembang pesat seiring dengan meningkatnya akan kebutuhan sarana dan prasarana

Pada Gedung RSUD dr. Djatikusumo direncanakan menggunakan struktur beton bertulang biasa (konvensional). Pada dasarnya struktur beton bertulang jika berbentang panjang maka akan

(2)

Karena dimensi yang besar bukan berarti bangunan tersebut kuat. Sehingga akan menghasilkan struktur yang tidak hemat.

Sesuai kegunaan dari gedung tersebut yaitu sebagai sarana dan prasarana penunjang kesehatan masyarakat maka akan lebih baik jika proses pembuatannya semakin cepat, oleh karena itu dicoba direncanakan konstruksi dengan menggunakan sistem struktur baja komposit sebagai alternatif bagi perencana. Struktur Komposit

Suatu konstruksi yang terdiri dari dua material yang saling berlainan jenis atau mutunya seperti beton dan baja, yang bekerja sama menjadi satu kesatuan konstruksi (monolid) yang dihubungkan oleh penyambung geser (shear connector) sehingga mampu menahan geseran horizontal yang terjadi.

Balok Komposit :

Sebuah balok yang kekuatannya bergantung pada interaksi mekanis diantara dua atau lebih bahan.

Macam Balok Komposit :

Gambar 1. a) Balok komposit dengan selubung beton, (b) Balok Komposit dengan steel deck, (c) Balok Komposit dengan Penghubung Geser

Kolom Komposit :

Kolom komposit didefinisikan sebagai “kolom baja yang dibuat dari potongan baja giling (rolled) built-up dan di cor di dalam beton struktural atau terbuat dari tabung atau pipa baja dan diisi dengan beton struktural (Salmon & Jonson, 1996). Macam Kolom Komposit :

Gambar 2. (a) Profil Baja dibungkus Beton, (b) Pipa Baja O diisi Beton

METODE PERENCANAAN

Tahapan kegiatan perencanaan secara berurutan dilakukan sebagai berikut :

1. Deskripsi Daerah Studi Data-data yang diperlukan :

• Data lokasi bangunan

• Wilayah gempa dimana bangunan berada

• Data pembebanan

• Data tanah berdasarkan hasil penyelidikan tanah

• Mutu bahan yang digunakan Perencanaan Struktur

(3)

PEMBAHASAN

Perencanaan Plat Lantai

Tabel 1. Analisa Momen Yang Bekerja Pada Struktur Plat Lantai

Rumus perhitungan Hasil

Mlx 0,001 . wu . Lx² . x 0,001 x 904,00 x 4² x 55 795,52 kg/m² Mly 0,001 . wu . Lx² . x 0,001 x 904,00 x 4² x 37 535,17 kg/m² Mtx(−) -0,001 . wu . Lx² . x - 0,001 x 904,00 x 4² x 55 -795,52 kgm Mty(−) -0,001 . wu . Lx² . x - 0,001 x 904,00 x 4² x 37 -535,17 kgm Dari hasil tabel pembebanan pada tabel 1, plat lantai direncanakan tebal 140 mm dan plat atap 130 mm, serta pertimbangan momen tumpuan dan lapangan arah X dan Y serta tulangan bagi. Untuk keseluruan plat ditabelkan sebagai berikut :

TaTabel 2. Hasil Penulangan Plat Ara h Tum p Lap Tulangan Tump Lap Atap X 778, 62 778, 62 Ø 10-200 Ø 10-200 Y 523, 80 523, 80 Ø 10-200 Ø 10-200 lanta i X 795, 52 795, 52 Ø 12-250 Ø 12-250 Y 535, 17 535, 17 Ø 12-275 Ø 12-275 Perencanaan Struktur Komposit

(4)

Gambar 3. Desain Struktur Komposit Balok BJ 50 : fy = 290 Mpa = 2900 kg/cm² fu = 500 Mpa = 5000 kg/cm² fc’ = 35 Mpa = 350 kg/cm² Kontrol Kestabilan Profil :

Balo k Profil ℎ 𝑡𝑤 3,76 √𝑓𝑦𝐸 Penampa ng BA WF350. 350.13.1 3 31, 2 98,74 KOMPAK BI WF300. 400.10.1 6 35, 8 98,74 KOMPAK Kontrol Geser : Balo k Profil ℎ 𝑡𝑤 1,1 √kn.Efy Kontro l BA WF350.35 0.13.13 31,2 64,9 OK BI WF300.40 0.10.16 35,8 64,9 OK Kontrol Lendutan : Balo k Profil Δ (cm) ∆̅ (cm) Kontro l BA WF350. 350.13. 13 0,223 1,667 OK BI WF300. 400.10. 16 0,180 1,667 OK 1. Balok Anak

Balok anak menggunakan profil baja WF 350.350.13.13 dengan tulangan Ø12-200 dan penghubung geser (shear connector) tipe stud Ø19 mm.

Gambar 4. Desain Struktur Balok Anak Komposit

2. Balok induk

Balok induk menggunakan profil baja WF 300.400.10.16 dengan tulangan Ø12-200 dan penghubung geser (shear connector) tipe stud Ø19 mm.

Gambar 4. Desain Struktur Balok Induk Komposit Kolom fc’ Kolom = 35 Mpa = 350 kg/cm² fyr = 320 Mpa = 3200 kg/cm² fy Profil = 290 Mpa = 2900 kg/cm Modulus Elastisitas :

(5)

Ec = 0,043 . 𝑊1,5 . √𝑓𝑐

= 0,043 . 24001,5 . √35

= 2,991 Mpa = 2,991 . 10³ kg/cm² Kuat tekan lentur :

Nu = 137756,42 kg Nn = 1907800,35 kg Nu Øc Nn = 136400,59 0,85 .1907800,35 = 0,08 ≤ 0,2 Karena Nu

Øc Nn kurang dari 0,2 maka

digunakan rumus : Nu Øc Nn + ( Mux ∅b Mnx+ Muy ∅b Mny) ≤ 1,0 47528,73 2.0,85 .1907800,35+ ( 41684 5486242,19+ 253 5941434,34 ) = 0,015 + 0,0085 = 0,023 ≤ 1,0 → Ok! Kuat rencana kolom :

Pn = Nn = 1907800,35 ØPn = 0,85 . 1907800,35

= 1621630,29 kg Kekuatan aksial profil :

ØPns = 0,85 . As . fy = 0,85 . 496 . 2900 = 1222640 kg

Beban tekan aksial pada beton yang harus ditransfer melalui tumpuan langsung pada sambungan :

ØPnc = ØPn – ØPns

= 1621630,29 – 1222640 = 398990,29 kg

Luas beton penumpu : (SNI 03-1729-2002:84)

ØPnc ≤ 1,7 . Øc . fc’.Ab→Øc = 0,60 Ab ≥ 1,7 . ØPncØc. 𝑓𝑐

= 1,7 .0,60 .350398990,29 = 11,18 cm² Ok!

1. Kolom menggunakan profil baja WF 400.400.45.70 dengan selubung beton 600/600 tulangan sengkang Ø10-350 dan tulangan longitudinal 4Ø14.

Gambar 5. Desain Kolom Komposit Sambungan

1. Sambungan balok dan kolom menggunakan las fillet/sudut dengan tebal 2 cm dan baut mutu tinggi A325 Ø3/4 = 1,91 cm dengan jumlah 6 buah.

(6)

2. Sambungan balok anak dengan balok induk menggunakan las fillet/sudut dengan tebal 2 cm dan baut mutu tinggi A325 Ø3/4 = 1,91 cm dengan jumlah 2 buah.

Gambar 6. Sambungan balok anak dengan balok induk

3. Plat dasar kolom didapatkan dimensi plat dasar kolom 62/62 cm, menggunakan baut angkur Ø3/4 = 1,905 dengan jumlah 4 buah, tebal las 1,347 cm.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Perencanaan plat lantai dipakai tebal 14 cm dan digunakan tulangan Ø12-275 serta Ø10-250 untuk tulangan bagi. Perencanaan plat atap dipakai tebal 13 cm dan digunakan tulangan Ø10-200 serta Ø8-200 untuk tulangan bagi.

2. Perencanaan balok anak baja komposit dipakai profil WF 350.350.13.13 meggunakan tulangan Ø12-200 dengan penghubung geser antara plat combideck dan balok digunakan shear connector tipe stud Ø19 mm dengan jarak stud untuk setiap bentang yaitu 3 cm dan 11 cm. Perencanaan balok induk baja komposit dipakai profil WF 400.300.10.16 meggunakan tulangan Ø12-200 dengan penghubung geser antara plat combideck dan balok digunakan shear connector tipe stud Ø19 mm dengan jarak stud untuk setiap bentang yaitu 3 cm, 7 cm, dan 11 cm.

3. Perencanaan kolom dengan dimensi 60/60 cm dengan inti baja profil WF 400.400.45.70 dan tulangan longitudinal 4Ø14, tulangan sengkang Ø10 – 350.

Saran

1. Pada perencanaan struktur dengan sistem baja-beton komposit ini dapat dilanjutkan untuk analisa struktur bawah (pondasi).

(7)

2. Perencanaan struktur dengan sistem baja-beton komposit dapat dilakukan dengan metode lain selain pada perencanaan metode LRFD ini.

DAFTAR PUSTAKA

Agus Setiawan. 2008. Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD (Berdasarkan SNI 03-1729-2002). Jakarta : Erlangga

Charles G. Salmon dan John E. Johnson. 1991. Struktur Baja Desain dan Perilaku Edisi Ketiga. Diterjemahkan oleh : Wira, Jakarta : Erlangga

Charles G. Salmon dan John E. Johnson. 1994. Struktur Baja Desain dan Perilaku Edisi Ketiga. Diterjemahkan oleh : Wira, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Charles G. Salmon dan John E. Johnson.

1996. Struktur Baja Desain dan Perilaku Edisi Ketiga. Diterjemahkan oleh : Wira, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama Charles G. Salmon dan John E.Johnson,

Chu-Kia Wang. 1994. Disain Beton Bertulang Edisi Keempat. Diterjemahkan oleh : Binsar Hariandja, Jakarta : Erlangga Dipohusodo Istimawan, 1991 Struktur

Beton Bertulang Berdasarkan SK.SNI T-15-1991-03. Depatemen Pekerjaan Umum RI

Gideon H. Kusuma, M. Eng. 1993. Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang. Jakarta : Erlangga

Rene Amon, Bruce Knobloch, dan Atanu Mazumder. 1999. Perencanaan

Konstruksi Baja, Jakarta : Pradnya Paramitha

SNI-03-1726-2012, Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung, Jakarta : Badan Standarisasi Nasional

SNI-03-1729-2002, Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural, Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum

SNI-03-1729-2015, Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung, Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum

SNI-2847-2013, Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung, Jakarta: Badan Standarisasi Nasional

Gambar

Tabel 1. Analisa Momen Yang Bekerja Pada  Struktur Plat Lantai
Gambar 4. Desain Struktur Balok Anak  Komposit
Gambar 5. Desain Kolom Komposit  Sambungan
Gambar 6. Sambungan balok anak dengan  balok induk

Referensi

Dokumen terkait

Oleh yang demikian, penyelidik ingin mengenal pasti adakah pembinaan Modul Pengajaran Kendiri (MPK) Pendimensian dan Teks berpandukan Model Teras-Cabang (Shaharom Noordin,

TAHAPAN PENGEMBANGAN APLIKASI Pengguna aplikasi identifikasi penyakit balita terdiri dari dua aktor, yaitu admin yang berugas untuk mengelola data penyakit beserta

Hal ini merupakan tugas dan tanggung jawab dari Program Studi Pendidikan Biologi untuk dapat menghasilkan lulusan yang mempunyai empat kompetensi sebagai guru

Strategi yang digunakan oleh guru SMA Negeri 1 Wonosari dalam penanaman wawasan kebangsaan dan patriotisme adalah dengan menerapkan pembelajaran aktif, menggunakan

Suku bunga adalah harga atau sewa dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu, yang telah ditetapkan sekarang untuk diberlakukan atas simpanan yang akan dilakukan

Berdasarkan kerangka konsep penelitian diatas menggambarkan bahwa yang akan diteliti adalah gambaran perilaku tentang label informasi nilai gizi pada siswa/siswi yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Kontribusi pemberian kredit terhadap tingkat pendapatan UKM di Kota Madiun. 2) Kontribusi kemampuan manajerial terhadap

Kandungan serat kasar dalam ransum yang semakin tinggi menyebabkan kecernaan serat kasar yang semakin rendah begitu juga sebaliknya, karena pakan yang mengandung