• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eksplorasi dan Karakterisasi Azotobacter Indigenous untuk Pengembangan Pupuk Hayati Tanaman Padi Gogo Lokal di Lahan Marjinal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Eksplorasi dan Karakterisasi Azotobacter Indigenous untuk Pengembangan Pupuk Hayati Tanaman Padi Gogo Lokal di Lahan Marjinal"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL AGROTEKNOS Juli 2014 Vol. 4 No. 2. Hal 128-134

ISSN: 2087-7706

EKSPLORASI DAN KARAKTERISASI AZOTOBACTER

INDIGENOUS

UNTUK PENGEMBANGAN PUPUK HAYATI TANAMAN PADI GOGO

LOKAL DI LAHAN MARJINAL

Exploration and Characterization of Indigenous Azotobacter for

biofertilizer Development of Local Upland Rice of Marginal Land

ANDI NURMAS*), NOFIANTI, ABDUL RAHMAN, DAN ANDI KHAERUNI Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo, Kendari

ABSTRACT

Azotobacter is bacterium that has the ability to fix nitrogen and produce hormone IAA, thus potentially acts as biofertilizer agent. There are differences in chemical, biological and other characters of Azotobacter strains. Some strains have higher ability to fix nitrogen than the others. Exploration and characterization are important to be done because the bacteria that provide nutrients and live free rhizosphere regions, possible have different abilities. In addition to N2 fixing, growth hormone production, phosphate dissolving, they are also tolerant to a certain temperature and pH. The purpose of the research was to obtain information and the latest data on indigenous Azotobacter that potential as a source of biofertilizer, and triggering factor for upland rice growth on marginal lands in Southeast Sulawesi. Exploration from several locations has selected 21 Azotobacter isolates. The test results indicated that the 21 Azotobacter isolates have the ability to produce IAA, dissolve phosphate and stable at pH 5.0-7.0. All 21 isolates tested had the ability to survive at 40oC, eight isolates i.e. LT2D1, LT2d2, LU2c, RG4c, MP1f, LT2d3, ML1j, and RR8awere able to survive at a temperature of 45o C, and LT2d1 isolate survived at temperatures 50oC. The results of the evaluation of the wet weight of upland rice seedlings selected 10 isolates that were: KU6e, MS3e, RG4c, RR8b1, LU2c, RB4b, MS3f, LU2c1, RJ5e, RR8b2 and evaluation of seedling dry weight selected 5 isolates that were: RB4b, LU2c, RJ5e, RR8b2, LT2d1.

Keyw or ds: explor ation, char acter ization, indigenous Azotobacter , local upland r ice

1

PENDAHULUAN

Pengembangan sektor per tanian khususnya tanaman pangan di Sulawesi Tenggar a ser ingkali menghadapi masalah akibat keter sediaan lahan subur yang ter batas, kar ena lahan-lahan pengembangan tanaman pangan di wilayah ter sebut mer upakan lahan mar jinal Ultisol yang memiliki daya dukung yang sangat r endah kar ena miskin unsur har a. Rendahnya daya dukung kesubur an tanah dan tingkat agr egat oleh bahan induk tanah yang ber sifat masam, miskin unsur har a dan pr oses pelapukan yang intensif. Fenomena seper ti ini diper par ah dengan aplikasi pemupukan ditingkat petani yang r endah akibat tidak

*)Alamat kor espondensi:

Email : nur mas_aksa@yahoo.co.id

ter jangkaunya har ga dan kelangkaan pupuk kimia di pasar an menyebabkan pr oduksi dan pr oduktivitas tanaman pangan pada lahan-lahan mar jinal di Sulawesi Tenggar a masih r endah dibandingkan dengan pr oduksi r ata-r ata nasional. Sementaata-r a potensi lahan di w ilayah ter sebut sangat besar .

Ultisol ter golong tanah mar jinal, yaitu tanah dengan faktor pembatas. Hal ini menyebabkan munculnya masalah dalam pemanfaatannya ter utama sebagai lahan per tanian tanaman pangan. Ditinjau dar i luasnya, tanah Ultisol mempunyai potensi yang tinggi untuk pengembangan per tanian lahan ker ing. Namun demikian, pemanfaatan tanah ini menghadapi kendala kar akter istik tanah yang dapat menghambat per tumbuhan tanaman ter utama tanaman pangan bila tidak dikelola dengan baik. Beber apa kendala yang

(2)

umum pada tanah Ultisol adalah r endahnya kesubur an tanah seper ti kemasaman tanah yang tinggi, pH r ata-r ata < 4,50, Kejenuhan Al tinggi, kandungan har a makr o ter utama P, K, Ca dan Mg r endah, kandungan bahan or ganik yang r endah, kelar utan Fe dan Mn yang cukup tinggi yang akan ber sifat r acun, dapat menyebabkan unsur Fosfor (P) kur ang ter sedia bagi tanaman kar ena ter fiksasi oleh ion Al dan Fe, akibatnya tanaman ser ing menunjukkan kekur angan unsur P, ser ta sifat fisik dan biologi tanah yang kur ang mendukung per tumbuhan tanaman. Hal ini tentunya akan ber pengar uh ter hadap pr oduktivitas tanah. Rendahnya kandungan har a pada tanah Ultisol umumnya kar ena pencucian basa ber langsung intensif, sedangkan kandungan bahan or ganik r endah kar ena pr oses dekomposisi ber jalan cepat .

Jutaan mikroorganismeyang dikandung oleh tanah dan lebih dar i 85% adalah penting bagi kehidupan tanaman dan member ikan kehidupan yang ber har ga untuk sistem tanahnya. Selain itu, mikr oor ganisme tanah yang ter kait er at dengan akar memainkan per an penting dalam mer angsang per tumbuhan tanaman (Aly et al., 2012) dan efeknya dapat dimediasi oleh mekanisme langsung atau tidak langsung. Efek langsung paling ser ing dihubungkan dengan penyediaan nitr ogen biologis, pr oduksi hor mon tanaman seper ti auksin, giber elin dan sitokin (Ahmadet al., 2005; Babalola, 2010) dan mekanisme tidak langsung ter masuk penekanan patogen dengan mempr oduksi antibiotik (Mahmoud et al., 2004). Mikr oor ganisme tanah dapat meningkatkan keter sediaan har a, per kecambahan biji dan aktivitas metabolik (Adesemoye dan Kloepper , 2009). Azotobacter hidup bebas sebagai sapr ofit di tanah, air taw ar , lingkungan laut dan habitat alam lainnya dan telah digunakan sebagai inokulum efektif untuk meningkatkan per tumbuhan tanaman dan pengendalian hama (Aquilanti et al., 2004).

Penggunaan mikr oba seper ti bakter i indigenous yang ber manfaat (beneficial microbe) sebagai pupuk hayati sekaligus ber per an sebagai pemacu per tumbuhan tanaman mer upakan salah satu upaya untuk meningkatkan daya dukung tanah Ultisol sehingga pr oduktivitas tanah ter sebut dapat meningkat. Penggunaan pupuk hayati sebagai penyuplai har a bagi tanaman mer upakan

salah alter natif untuk mensubstitusi penggunaan pupuk anor ganik yang ber lebihan. Penggunaan pupuk anor ganik secar a ter us mener us dan ber lebihan dapat menyebabkan penur unan kesubur an tanah.

Penelitian ini ber tujuan untuk mendapatkaan infor masi dan data ter bar u tentang Azotobacter indigenousyang memiliki kar akter fisiologi sebagai pupuk hayati dan mampu ber adaptasi di lahan mar jinal di Sulawesi Tenggar a untuk dimanfaatkan sebagai biofer tilizer sumber nitr ogen dan fosfor sekaligus sebagai pemacu per tumbuhan tanaman (PGPR).

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat. Kegiatan penelitian

ini ter dir i dar i isolasi dan kar akter isasi fisiologi Azotobacter yang dilaksanakan di Labor ator ium Agr oteknologi dan Labor ator ium IHPT Fakultas Per tanian UHO Kendar i.Pengambilan sampel tanah dilakukan di beber apa daer ah di Konaw e Selatan, dengan fokus pengambilan sampel pada tanah Ultisol yang ditanami tanaman pangan, hor tikultur a, tanaman per kebunan dan r umput liar .

Bahan dan Alat. Bahan utama yang

digunakan dalam penelitian ini adalah isolat Azotobacter indigenous, Media Jensen’s, Media Asbhy’s, benih padi gogo lokal dan ar ang sekam. Alat yang digunakan adalah petr idish, spektr ofotometer , tabung r eaksi, pipet mikr o beser ta tipnya, Beaker glass, Er lenmeyer , jar um ose, r ak test tube, lampu UV, lampu bunsen, hand spr ayer , batang pengaduk, magnetik stir er , botol scot, eppendor f, r ak eppendor f, ker anjang plastik, dan bak per kecambahan (tray).

Isolasi Bakteri Azotobacter spp. Bakter i

penambat nitr ogen (Azotobacter spp.) diisolasi dar i sampel tanah dengan car a memasukkan suspensi tanah ke dalam media Jensen’s (mengandung Sukr osa, K2HPO4, MgSO4, NaCl, K2SO4, Na2MoO4, dengan pH 6,9, lalu diinkubasi selama satu minggu (Ponmur ugan et al., 2012). Setelah per iode inkubasi, bakter i yang tumbuh di kultur pada media Ashby’s dan diinkubasi selama satu minggu dan dilakukan kar akter isasi mor fologi secar a langsung pada medium ter sebut.

(3)

130 NURMASET AL. J. AGROTEKNOS

Karakterisasi Fisiologi Azotobacter spp.

Isolat Azotobacter disubkultur pada media Jensen’s untuk pengujian fisiologi, sementar a untuk penyimpanan jangka panjang disimpan dalam lar utan gliser ol 15% pada suhu -70oC. Sedangkan kar akter isasi fisiologi yang ber hubungan dengan kemampuan sebagai pupuk hayati dan pemacu per tumbuhan tanaman dilakukan sebagai ber ikut: (a) Kemampuan menghasilkan Indole Asetate Acid (IAA), (b) kemampuan melar utkan fosfat, dan (c) toler ansi ter hadap suhu tinggi dan pH r endah.

Uji kesesuaian inang isolat Azotobacter

sp. pada kultivar padi gogo lokal. Pengujian

ini dilakukan dengan biopr iming benih dengan Azotobacter dar i 21 isolat hasil seleksi pada pengujian I. Biopr iming dilakukan ter hadap 50 benih padi gogo dir endam selama 24 jam dalam suspensi isolat mur ni Azotobacter yang ter seleksi (umur 48 jam) dengan konsentr asi 108-109 cfu mL-1 aguades ster il. setiap isolat diulang sebanyak dua kali. Benih disemai pada bak plastik ber ukur an 30 cm x 20 cm x 10 cm yang ber isi media sekam ster il. Pada pengujian ini dilakukan pengamatan pengar uh biopr iming Azotobacter spp. ter hadap: (a). ber at basah dan (b). ber at ker ing kecambah

nor mal. Pengamatan dilakukan pada har i ke-14. Selur uh kecambah nor mal dicabut, kemudian ditimbang untuk menentukan ber at basah. Sedangkan ber at ker ing dilakukan dengan membungkus selur uh kecambah nor mal dengan aluminium foil dan diker ingkan dalam oven pada suhu 65o C selama 72 jam.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Isolasi dan seleksi Azotobacter. Isolasi

Azotobacter indigenous penambat nitr ogen bebas dar i atmosfir dilakukan dengan menggunakan media selekstif yaitu media Jensen’s. Dar i hasil seleksi pada medium Asbhy diper oleh 135 isolat yang tumbuh dan diduga mer upakan bakter i penambat N dar i kelompok Azotobacter sp. dengan kar akter mor fologi ber bentuk bulat, cembung dan ber w ar na putih ker uh. Selanjutnya dilakukan pengukur an Optical Density (OD) pada panjang gelobang 550 nm menggunakan spektr ofotometer . Semakin tinggi nilai OD diduga semakin tinggi populasi bakter i dalam medium. Hal ter sebut mengindikasikan kemampuan isolat azotobacter semakin tinggi dalam menambat nitr ogen dar i udar a bebas.

.

Tabel 1. Isolasi Azotobacter indigenous nilai Optical Density, pr oduksi IAA, dan Diamet er zona halo (cm) dar i 21 Isolat

Rizosfer Tanaman

Kode isolat Nilai OD Pr oduksi IAA Diameter Zona Halo (cm)

Padi Gogo MP3c 0,222 + 0,8 (+)

Padi Sawah KP6d 0,166 + 0,8 (+)

Tebu I LT2d1 1,542 + 0,8 (+)

Ubi kayu I LU2c1 0,169 + 0,8 (+)

K.Buncis RB4c 0,169 + 0,8 (+) Jagung I LJ5e 0,347 + 0,8 (+) Padi gogo LP3c 0,152 + 0,8 (+) Sor gum II MS3f 0,128 + 0,8 (+) Tebu LT2d 0,122 + 0,8 (+) Tebu III LT2d3 0,111 + 0,8 (+)

Ubi kayu LU2c 0,190 + 0,8 (+)

Rumput liar I RR8b1 0,121 + 0,8 (+) Gambas I RG4c 0,191 + 0,8 (+) Padi gogo I MP1f 0.142 + 0,8 (+) Rumput liar II RR8b2 0,153 + 0,8 (+) Tebu II LT2b2 0,132 + 0,8 (+) Lada ML1j 0,919 + 0,8 (+)

Padi Sawah LP7a 0,661 + 1,2(++)

Sor gum MS3e 0,566 + 0,8 (+)

Rumput liar RR8a 0,174 + 0,8 (+)

(4)

gelombang 550 nm ter pilih 21 isolat yang memiliki nilai OD˃ 0,1 ke-21 isolat ter sebut beser ta asal geogr afis dan tanaman inangnya disajikan pada Tabel 1

Karakterisasi Fisiologi Azotobacter. Uji

kemampuan menghasilkan IAA. Hasil pengujian menunjukkan bahw a ke-21 isolat Azotobacter Indigenous yang diuji positif menghasilkan IAA (Tabel 1.). Dar i hasil evaluasi beber apa tahapan uji kemampuan menghasilkan IAA secar a in vitr o menunjukkan bahw a ke-21 isolat Azotobacter yang diuji memiliki kemampuan menghasilkan IAA.

Uji Kemampuan Melarutkan Fosfat.

Untuk menguji kemampuan bakter i r izosfer dalam melar utkan fosfat digunakan media uji Pikovskaya’s agar dengan penambahan tri-calsium phosfate (TCP) sebagai sumber fosfat (Thakur iaet al., 2004). Media uji dituang ke dalam caw an petr i dan dibuat lubang dengan pelubang gabus ber diameter 6 mm dan diisi dengan suspensi isolat bakter i r izosfer yang diuji. Media uji diinkubasi selama 3 har i dalam r uang inkubasi pada suhu 28o C. Kemampuan melar utkan fosfat setiap isolat dievaluasi secar a kualitatif ber dasar kan ter bentuknya halo di sekitar lubang yang ber isi suspensi isolat uji. Hasil yang diper oleh menunjukkan bahw a isolat-isolat Azotobacter

potensial sebagai pupuk hayati kar ena memiliki keampuan melar utkan fospat yang ditandai dengan ter bentuknya halo. Namun halo yang ter bentuk memiliki ukur an yang ber beda ter gantung dar i isolat Azotobacter

yang diuji (Tabel 1.).

Uji Toleransi terhadap Suhu dan pH.

Hasil pengujian menunjukkan bahw a semua isolat Azotobacter indigenous toler an ter hadap suhu 400C. Pengujian pada suhu 45o C ter dapat 7 isolat yang masih dapat ber tahan dalam kondisi suhu 45oC dan pada suhu 50oC hanya satu isolat yang mampu untuk ber tahan hidup dan uji kestabilan pH. Isolat-isolat ter sebut ditunjukkan pada Tabel 2.

Dar i ke-21 isolat Azotobacter indigenous potensial memiliki kar akter fisiologi sebagai pupuk hayati yang mampu ber adaptasi di lahan mar jinal. Hal ter sebut ditunjukkan pada kemampuan hidup pada suhu ekstr im secar a in vitr o. Pengamatan ter hadap suhu ekstr im

isolat ter sebut mampu hidup pada suhu 40 C, ter dapat 8 isolat yang mampu hidup pada suhu 45o C, yaitu isolat LT2d1, LT2d2, LU2c, RG4e, MP1f, ML1j, RR8a, dan hanya isolat LT2d1 yang mampu hidup pada suhu 50oC. Tabel 2. Isolat Azotobacter yang hidup pada suhu

ekstr im. (40, 45 dan 500C) Rizosfer tanaman Kode isolate Suhu (0C) 40 45 50 Padi Gogo MP3c + - -Padi Sawah KP6d + - -Tebu I LT2d1 + + +

Ubi kayu I LU2c1 + -

-K.Buncis RB4c + - -Jagung I LJ5e + - -Padi gogo LP3c + - -Sor gum II MS3f + - -Tebu LT2d + - -Tebu III LT2d3 + +

-Ubi kayu LU2c + +

-Rumput liar I RR8b1 + - -Gambas I RG4c + + -Padi gogo I MP1f + + -Rumput liar II RR8b2 + _ -Tebu II LT2b2 + + -Lada ML1j + +

-Padi Sawah LP7a + -

-Sor gum MS3e + -

-Rumput liar RR8a + +

-Ubi jalar KU6e + -

-Tabel 3. Isolat-isolat Azotobacter yang stabil pada kondisi pH 5, 6 dan 7

Rizosfer tanaman

Kode isolat Kestabilan pH

5 6 7

Padi Gogo MP3c + + +

Padi Sawah KP6d + + +

Tebu I LT2d1 + + +

Ubi kayu I LU2c1 + + +

K.Buncis RB4c + + + Jagung I LJ5e + + + Padi gogo LP3c + + + Sor gum II MS3f + + + Tebu LT2d + + + Tebu III LT2d3 + + +

Ubi kayu LU2c + + +

Rumput liar I RR8b1 + + + Gambas I RG4c + + + Padi gogo I MP1f + + + Rumput liar II RR8b2 + + + Tebu II LT2b2 + + + Lada ML1j + + +

Padi Sawah LP7a + + +

Sor gum MS3e + + +

Rumput liar RR8a + + +

Ubi jalar KU6e + + +

Berat basah kecambah padi gogo (g).

Pengujian ber at basah kecambah nor mal dilakukan pada pengamatan har i ke-14.

(5)

132 NURMASET AL. J. AGROTEKNOS Selur uh kecambah nor mal dicabut, kemudian

ditimbang untuk menentukan ber at basah kecambah. Bedasar kan hasil evaluasi ber at basah kecambah kultivar padi gogo lokal ter seleksi 10 isolat Azotobacer sp., yaitu: KU6e, MS3e, RG4e, RR8b1, LU2c, RB4b, MG3f, LU2c1, RJ5e, dan RR8b2.

Berat kering kecambah padi gogo (g).

Pengujian ber at ker ing kecambah padi gogo dilakukan dengan membungkus selur uh kecambah nor mal dengan aluminium foil dan diker ingkan dalam oven pada suhu 65o C selama 72 jam. Ber dasar kan hasil evaluasi ter hadap ber at ker ing kecambah nor mal kultivar padi gogo lokal ter seleksi 5 isolat Azotobacter sp., yaitu: RB4b, LU2c, RJ5e, RR8b1, dan LT2d1.

Ber dasar kan hasil uji BNT0,05 ter hadap ber at basah dan ber at ker ing kecambah nor mal. Ke-21 isolat Azotobacter sp. menunjukkan per bedaan pengar uh isolat antar a per lakuan isolat ter hadap kontr ol. Adanya per bedaan pengar uh ter sebut membuktikan bahw a ke-21 isolat yang diuji memiliki kemampuan untuk hidup pada kondisi lingkungan dan inang ter tentu ser ta kemampuan isolat untuk memfiksasi nitr ogen dar i atmosfir . Oleh kar ena itu, isolat

Azotobacter sp. member ikan r espon yang ber beda ter hadap per tumbuhan kecambah padi gogo pada media ar ang sekam ster il.

Azotobacter adalah spesies r izobakter i yang telah dikenal sebagai agen biologis penambat N2 diazotr of, yang menkonver si dinitr ogen ke amonium melalui r eduksi elektr on dan pr otonasi gas dinitr ogen. Unsur har a yang membatasi pr oduktivitas tanaman adalah nitr ogen sehingga pupuk nitr ogen selalu ditambahkan sebagai input dalam pr oduksi tanaman. Untuk menghindar i penur unan kesehatan tanaman akibat adanya input bahan kimia, diper lukan input biologis ber upa r izobakter i. Salah satu inokulan bakter i yang penting untuk meningkatkan keter sediaan nitr ogen tanah, dan peningkatan hasil adalah Azotobacter (Hendar sih dan Simar mata, 2004). Azotobacter vinelandii

adalah bakter i gr am-negatif yang mengikat nitor gen menggunakan nitr ogenase holoenzyme yang memiliki kofaktor klaster molibdenum besi sulfat (FeMoCo) sebagai lokasi aktif (Chiuet al., 2001).

Hasil penelitian Hamastuti et al. (2012) menunjukkan bahwa mikr oor ganisme

A.chroococcum, P. fluorescens dan Aspergillus nigerdapat meningkatkan kadar nitr ogen dan fosfat pada limbah sludgeindustr i pengolahan susu. Var iabel ter baik ialahA.chroococcum1% v/ w : A. niger 0,5% v/ w dengan kadar N 1,37%, P 0,89% dan K 0,83% ser ta r asio C/ N 22,03. Hal ini juga ditunjukkan dengan per tambahan tinggi tanaman ter ong 12,2% dan cabai 21,6% ser ta kapasitas panen ter ong 44,2 g tanaman-1 dan cabai 11 g tanaman-1.

Tanah Ultisol, w alaupun dikenal sebagai lahan mar ginal yang miskin har a, namun tetap ber peluang diper oleh isolat-isolat mikr oba potensial sebagai bahan aktif dalam pengembangan pupuk hayati. Isolat yang ber asal dar i lahan ekstr im, seper ti tanah Ultisol, justr u memiliki kelebihan dalam adaptasi di lingkungan bar unya, apalagi jika diintr oduksikan pada lahan yang sejenis dar i asalnya. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Khaer uni et al. (2010) yang telah mengisolasi sejumlah isolat r izobakter i dar i lahan mar jinal di Sulaw esi Selatan dan Sulaw esi Tenggar a, isolat-isolat yang dikoleksi ter sebut memiliki kemampuan dalam melar utkan fosfat (tri-calsiumphosphate) secar a in-vitr o, kemampuan mempr oduksi hor mon per tumbuhan seper ti Indole Acetic Acid (IAA) dan kemampuan menfiksasi N secar a bebas dar i lingkungan sekitar nya ser ta dapat menghambat per kembangan cendaw an patogen seper ti Fusarium oxysporum, Rhizoctonia solani, Sclerotium rolfsii dan Phytopthtora capsici secar a in-vitro, sehingga ber peluang dikembangkan sebagai pupuk hayati dan agens hayati patogen tanaman.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Widiastuti et al. (2010), menunjukkan bahwa semua isolat Azotobacter sp. yang diisolasi dar i beber apa habitat mampu mempr oduksi IAA. Isolat yng mampu menghasilkan IAA di atas 2 µM setelah 3 har i inkubasi ber jumlah 13 isolat, sedangkan 20 isolat mampu menghasilkan IAA di atas 2 µM setelah 6 har i inkubasi. Di antar a 20 isolat ter sebut, 11 diantar anya mengalami peningkatan sintesis IAA dan sembilan isolat lainnya mengalami peningkatan sintesis IAA pada har i ke-6 inkubasi menjadi lebih dar i 2µM. Dar i 44 isolat

Azotobacter sp. yang diuji sebanyak enam isolat mengalami penur unan IAA pada har i ke-6. Hal ini menunjukkan bahw a sintesis IAA dipengar uhi oleh galur dan umur kultur .

(6)

Bakter i pelar ut fosfat ubiquitous

(Gyaneshw ar et al., 2002). Bacillus, Enter obacter , Er w inia dan Pseudomonas spp. adalah str ain potensial. Bakter i pelar ut fosfat ter dapat pada r izosfer tanaman pangan, beber apa contoh hubungan yang menguntungkan PGPR pelar ut fosfat dan tanaman yaitu: Azotobacter chroococcum

dengan gandum (Kumar dan Nar ula, 1999),

Bacillus circulans dengan gandum (Singh dan Kapoor , 1998), Enterobacter agglomerans

dengan tomat (Kim et al., 1998), P. Chlororaphis atau P. Putida dengan kedelai (Cattelan et al., 1999). Kemampuan PGPR pelar ut fosfat di habitat alami ter gantung pada nutr isi yang ter sedia, sumber kar bon, nitr ogen dan ion logam (Kimet al., 1998).

SIMPULAN

Ber dasar kan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahw a: 1. Ter seleksi 21 isolat Azotobacter

Indigenous yang diisolasi dar i 135 sampel tanah dar i daer ah r izosfer tanaman pangan, hor tikultur a, tanaman per kebunan dan r umput liar yang ber potensi untuk dikembangkan sebagai pupuk hayati. Hasil pengujian kar akter isasi fisiologi menunjukkan bahw a ke-21 isolat-isolat Azotobacter ter sebut memiliki kemampuan menghasilkan IAA, melar utkan posfat dan stabil pada pH 5, 6 dan 7.

2. Ke-21 isolat yang diuji secar a in-vitro

memiliki kemampuan ber tahan hidup pada suhu 40oC, 8 isolat mampu ber tahan hidup pada suhu 45o C, yaitu LT2d1, LT2d2, LU2c, RG4c, LT2d2, ML1j, RR8a, dan hanya isolat LT2d1 yang mampu ber tahan hidup pada suhu 50oC.

3. Hasil evaluasi ber at basah kecambah padi gogo lokal ter seleksi 10 isolat yaitu: KU6e, MS3e, RG4c, RR8b1, LU2c, RD4b, MS3f, LU2c1, RJ5e, RR8b2, dan ber at ker ing kecambah padi gogo lokal ter seleksi 5 isolat yaitu: RB4b, LU2c, RJ5e, RR8b2, LT2D1.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyampaikan ucapkan ter ima kasih yang sebesar -besar nya kepada DIKTI DIPA UHO yang telah membiayai penelitian i ni

dengan Nomor kontr ak: 097/ PPK/ UHO/ V/ 2013, Tanggal 21 Mei 2013.

DAFTAR PUSTAKA

Adesemoye AO, Kloepper JW. 2009. Plant– micr obes inter actions in enhanced fer tilizer -use efficiency. Appl. Micr obiol. Biotechnol. 85: 1-12. Ahmad F, Ahmad M, Khan S. 2005. Indole Acetic

Acid pr oduction by the indigenous isolates of Azotobacter and Pseudomonas fluor escent in the pr esence and absence of tr yptophan. Tur k. J. Biol. 29: 29-34.

Aly MM, El-Sayed A, El-Sayed H, Jastaniah S.D. 2012. Syner gistic effect betw een Azotobacter vinelandii and Str eptomyces sp. isolated fr om saline soil on seed ger mination and gr ow th of w heat plant. J. Am Sci. 8(5):667-676.

Aquilanti L, Favilli F, Clementi F. 2004. Compar ison of differ ent str ategies for isolation and pr eliminar y identification of Azotobacter fr om soil samples. Soil Biol. Biochem. 36: 1475-1483. Babalola OO. 2010. Beneficial bacter ia of

agr icultur al impor tance. Biotechnol. Lett.32(11):1559-15570. DOI:10.1007/ s10529-010-0347-0.

Cattelan AJ, Har tel PG, Fuhr mann JJ. 1999. Scr eening for plant gr ow th-pr omoting r hizobacter ia to pr omote ear ly soybean gr ow th. Soil Sci. Soc. Am. J. 63:1670-1680.

Chiu H, Peter s JW, Lanzilotta WN, Ryle MJ, Seefeldt LC, How ar d JB, Rees DS. 2001. MgATP-bound and nucleotide-fr ee-str uctur e of a nitr ogenase pr otein complex betw een the leu 127 delta-Fe-pr otein and the MoFe-delta-Fe-pr otein. Biochemistr y 40:641-650.

Gyaneshw ar P, Kumar GN, Par ekh LJ, Poole PS. 2002. Role of soil mocr oor ganism in impr oving P nutr ition of plants. Plant Soil 245:85-9

Hamastuti HO, Dew i E, Juliastuti SR, Hendr ianie N. 2012. Per an mikr oor ganisme A. chr oococcum, P.fluor escens, dan Asper gillus niger pada pembuatan kompos limbah sludge industr i pengolahan susu. Jur nal Teknik POMTS.1(1):1-5 Hinder sah R, Simar mata T. 2004. Potensi r izobakter i azotobacter dalam meningkatkan kesehatan tanah. Jur nal Natur Indonesia 5(2):127-133.

Khaer uni A, Sutar iati GAK, Wahyuni S. 2010. Kar akter isasi dan uji aktivitas bakter i r izosfer lahan ultisol sebagai pemacu per tumbuhan dan agensia hayati cendaw an pathogen tular tanah secar a in-vitr o. J. Hama dan Penyakit Tumbuhan Tr opika 10(2):123-130.

Kim KY, Jor dan D, McDonald GA. 1998. Effect of phosphatesolubilizing bacter ia and vesicular -ar buscul-ar mycor r hizae on tomato gr ow th and soil micr obial activity. Biol. Fer t. Soils 26:79-87.

(7)

134 NURMASET AL. J. AGROTEKNOS Kumar V, Nar ula N. 1999. Solubilization of

inor ganic phosphates by Azotobacter chroococcummutants and their effect on seed emer gence of w heat. Biol. Fer til. Soil. 28: 301– 305.

Mahmoud YA, Ebr ahium MK, Aly MM. 2004. Influence of some plant extr acts and micr obioagents on some physiological tr aits of Faba bean infected w ithBotrytis faba. Tur kish J. of Botany. 7: 21-30.

Ponmur ugan K, Sankar anar ayanan A, Al-Dhar bi NA. 2012. Biological activities of plant gr ow th pr omotingAzotobactersp. isolat fr om vegetable

cr ops r hizospher e soil. Jour nal of Pur e and Applied Micr obiology 6(4): 1-10.

Widiastuti H, Sisw anto, Suhar yanto. 2010. Kar akter isasi dan seleksi beber apa isolat Azotobacter sp. untuk meningkatkan per kecambahan benih dan per tumbuhan tanaman. Buletin Plasma Nutfah 16(2)2: 160-167.

Thakur ia D, Talukdar NC, Gosw aw anni C, Hasar ika S, Bor o RC, Khan MR. 2004. Char acter ization and scr eening of bacter ia fr om r hizospher e of r ice gr ow n in acidic soil of Assam. Cur r . Sci. 86:978-985.

Gambar

Tabel 1. Isolasi Azotobacter indigenous nilai Optical Density, pr oduksi IAA, dan Diamet er  zona halo (cm) dar i 21 Isolat
Tabel 3. Isolat-isolat Azotobacter yang stabil pada kondisi pH 5, 6 dan 7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan penelitian melalui metode Systematic Layout Planning untuk melakukan re- layout perbaikan tata letak fasilitas agar setiap proses produksi berjalan lebih baik untuk

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang berjudul “Hasil Belajar Keterampilan Menulis Melalui Pendekatan Scientific Siswa Kelas X MIA 3 SMAN 1

Suatu kantor hukum merupakan suatu bentuk permitraan yang digunakan dalam bidang komersial, dimana dalam hal ini adalah suatu usaha pelayanan/jasa yang didirikan

Pola distribusi dari volume air yang tertampung tidak merata terlihat pada grafik profil siraman horizontal siang hari, di jarak 7,5 m lebih dominan volume 38 ml di

il uji paired t-test diperoleh nilai p sebesar 0.000 (p&lt;0.05) yang berarti bahwa ada perbedaan rata-rata kualitas tidur responden yang signifikan sebelum dan

Berbagai macam infeksi oportunistik dapat muncul pada pasien koinfeksi TB-HIV, terutama kandidiasis oral pada pasien yang belum mendapat terapi ARV berkaitan dengan

mendukung (100%) dari rekan kerja responden lebih besar untuk melakukan perilaku seks berisiko HIV/AIDS dibandingkan dengan kategori tidak mendukung (72,4%) dan

Tonggeret hidup di daerah beriklim sedang hingga tropis dan sangat mudah dikenali di antara serangga lainnya, terutama karena tubuhnya yang besar