• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1. Konsep Menarche Pengertian Menarche Menarche adalah haid yang pertama terjadi yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2.1. Konsep Menarche Pengertian Menarche Menarche adalah haid yang pertama terjadi yang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Menarche

2.1.1. Pengertian Menarche

Menarche adalah haid yang pertama terjadi yang merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak hamil (Mitayani dan Sartika 2010). Biasanya menarche rata-rata terjadi pada usia 11 – 13 tahun. Namun dalam dasawarsa terakhir ini, usia menarche telah begeser ke usia yang lebih muda (Wiknjosastro, 2008)

2.1.2. Patofisiologi

Menarche yang terjadi pada perempuan dikarenakan adanya pelepasan GRH dari yang akan menstimulasi kelenjar pituitary dan akan menghasilkan FSH dan LH. Ovarium kemudian menstimulasi produksi serta estrogen dan progesterone. Kemudian estrogen mengaktifasi penebalan dinding endometrium (fase proliferasi) hingga mencapai setengah dari siklus menstruasi dengan tujuan untuk persiapan jika ada embrio yang terfertilisasi. Jika fertilisasi tidak terjadi maka terjadilah menstruasi (Perry Margaret. 2012).

2.1.3. Faktor –faktor yang mempengaruhi usia menarche

Menurut (Wiknjosastro, 2008) faktor-faktor yang mempengaruh usia menarche ada tiga yaitu sebagai berikut :

a. Faktor turunan

Saat timbulnya menarche juga kebanyakan ditentukan oleh pola dalam keluarga. Hubungan antara usia menarche sesama saudara kandung lebih erat dari pada antara ibu dan anak perempuannya.

b. Keadaan gizi

Makin baiknya nutrisi mempercepat usia menarche. Beberapa ahli mengatakan anak perempuan dengan jaringan lemak yang lebih banyak, lebih cepat mengalami menarche dari pada anak yang kurus.

c. Kesehatan umum

Badan yang lemah atau penyakit yang mendera seseorang anak gadis seperti penyakit kronis, terutama yang mempengaruhi masukan makanan dan

(2)

oksigen jaringan dapat memperlambat menarche, demikian pula dengan obat – obatan.

2.2. Konsep Remaja 2.2.1. Pengertian

Remaja berasal dari bahasa latin yaitu “edolescecnce” yang berarti tumbuh kearah pematangan, baik kematangan fisik, sosial, maupun psikologis, (Soetjiningsih, 2007). Masa remaja adalah periode peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis (Widyastuti, dkk. 2009). Batas usia remaja menurut MonksF.J. dkk 2007 adalah 12-21 tahun, dimana terbagi dalam 3 yaitu remaja awal 12-15 tahun, remaja tengah 15-18 tahun, remaja akhir 18-21 tahun pada masa remaja tersebut terjadilah suatu perubahan organ- organ fisik (organo-biologik) secara cepat dan perubahan tersebut tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan (Widyastuti, dkk, 2009).

2.2.2. Tahap-tahap remaja

Menurut Rohan dan Siyoto (2013), selain memiliki tahapan perkembangan dalam segi rohani atau kejiwaan, remaja juga melewati tahapan-tahapan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar mereka. Masa remaja dibedakan menjadi:

1. Masa remaja awal (10-13 tahun), memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Merasa lebih dekat dengan teman sebaya

b. Merasa ingin bebas

c. Lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir khayal (abstrak).

2. Masa remaja tengah (14-16 tahun) memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Mulai ingin mencari identitas diri

b. Mulai tertarik pada lawan jenis sehingga timbul perasaan cinta c. Makin berkembangnya kemampuan berpikir abstrak

d. Berkhayal tentang hal-hal yang berkaitan dengan seksual

3. Masa remaja akhir (17-19 tahun) memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Menginginkan kebebasan diri

b. Lebih selektif dalam bergaul

c. Memiliki gambaran terhadap dirinya

d. Mengungkapkan perasaan cintanya terhadap lawan jenis e. Mampu berpikir khayal atau abstrak

(3)

Pada masa remaja terjadi beberapa perkembangan pada diri remaja, baik fisik maupun psikis. Perkembangan tersebut antara lain:

1. Perkembangan fisik

Perubahan yang cepat secara fisik yang juga disertai kematangan seksual terkadang membuat remaja merasa tidak yakin akan kemampuan diri mereka sendiri. Perubahan tersebut terjadi secara cepat, baik perubahan internal (sistem sirkulasi, sistem pencernaan, dan respirasi) maupun eksternal (tinggi badan, berat badan, dan proporsi tubuh) (Episentrum, 2010 dalam Lubis, 2013). Perkembangan fisik pada remaja putri ketika memasuki usia pubertas diantaranya panggul yang membesar, payudara mulai berkembang, tumbuh rambut halus di sekitar kemaluan, tumbuh rambut di ketiak, serta terjadi menarche (Sarwono, 2012).

2. Perkembangan kognitif

Perkembangan kognitif adalah perubahan kemampuan mental seperti belajar, memori, nalar, berpikir, dan bahasa. Remaja tidak hanya melihat sesuatu dengan nyata, namun mereka juga mampu berpikir secara abstrak mengenai apa yang mereka akan alami di masa yang akan datang (Jahja, 2012). Begitu juga dengan pandangan remaja putri tentang menarche. Mereka akan membayangkan bahwa menarche merupakan sebuah pengalaman yang unik, dimana mereka akan memiliki daya tangkap yang berbeda-beda sesuai dengan perasaan mereka (Kartono, 2006).

3. Perkembangan kepribadian dan sosial

Perkembangan kepribadian adalah perubahan cara individu untuk berinteraksi dengan lingkungan dan menyatakan emosi mereka secara unik, sedangkan perkembangan sosial berarti perubahan dalam interaksi dengan orang lain (Jahja, 2012). Gejolak emosi remaja pada umumnya disebabkan karena konflik peran sosial serta tekanan, dimana mereka menjadi ambivalen, yakni di satu sisi mereka ingin bebas, namun disisi lain mereka takut dengan

(4)

tanggung jawab yang menyertai kebebasan tersebut (Sarwono, 2012; Lubis, 2013). Ketika akan mengalami menarche, beberapa remaja putri menyatakan bahwa dengan terjadinya menstruasi, maka kebebasan aktivitas sehari-hari mereka akan dibatasi (Lubis, 2013).

2.2.4. Karateristik Remaja

Menurut (Widyastuti dkk 2009). Karakteristik remaja adalah masa transisi dimana anak mulai menuju masa dewasa sehingga :

a. Sebaik apapun komunikasi pada masa kanak-kanak, remaja akan menutup, membatasi dan mendistorsi komunikasi dengan orang tuanya.

b. Sebaik apapun relasinya dengan orang tua, remaja tetap memprioritaskan kawan sebaya.

c. Sedekat apapun orang tua dengan remaja, masih lebih dekat dengan teknologi : komputer, HP, game, dll.

2.2.5. Pembahasan Pada Bio Dan Sosial a. Bio

Adalah perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat nampak pada saat masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan sosial. Diantara perubahan fisik itu, yang terbesar pengaruhnya pada perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh (badan menjadi semakin panjang dan tinggi). Selanjutnya, mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai dengan haid pada wanita dan mimpi basah pada laki-laki) dan tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh (Sarlito Wirawan Sarwono,2008).

b. Sosial

Transisi sosial adalah remaja mengalami perubahan dalam hubungan individu dengan manusia lain yaitu dalam emosi, dalam kepribadian, dan dalam peran dari konteks sosial dalam perkembangan. Membantah orang tua, serangan agresif teman sebaya terhadap perkembangan sikap asertif, kebahagiaan remaja dalam peristiwa tertentu serta peran gender dalam masyarakat merefleksikan peran proses sosial-emosional dalam perkembangan remaja. (Sarlito Wirawan Sarwono,2008).

(5)

2.3.1. Pengertian

Perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan dari pandangan biologis perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang bersangkutan. Suatu reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya. Dari batasan tersebut dapat diuraikan bahwa reaksi dapat bermacam-macam bentuk, yang pada hakekatnya digolongkan menjadi dua yaitu bentuk pasif (tanpa tindakan nyata) dan dalam bentuk aktif dengan tindakan nyata atau konkret. Perilaku adalah keteraturan tertentu dalam hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi), dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di lingkungan sekitarnya.

Dalam pengertian umum, perilaku adalah segala perbuatan tindakan yang dilakukan makhluk hidup. Perilaku adalah suatu aksi dan reaksi suatu organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terwujub bila ada suatu yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang disebut rangsangan. Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa dimulai pada dominan kognitif, dalam dalam arti subjek terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau objek di luarnya. Sehingga pengetahuan baru pada subjek tersebut, dapat menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap si subjek terhadap objek yang di ketahui itu. (Depdiknas, 2007).

2.3.2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku

Menurut (Masaroh, 2009). Faktor yang mempengaruhi perilaku terbagi menjadi dua yaitu :

a. Faktor Internal

Yaitu remaja putri saat mengahadapi menarche pasti akan timbul perasaan seperti bingung, cemas, gelisah, takut, dan rasa tidak nyaman.

b. Faktor Eksternal

Yaitu pendidikan, agama, kebudayaan, lingkungan, dan sosial, ekonomi. 2.3.3. Jenis –Jenis Perilaku

(6)

a. Perilaku Negatif

Yaitu suka membanding bandingkan, kekerasan, ancaman, suka menghina dan saling menyalahkan satu sama lain.

b. Perilaku positif

Yaitu percaya diri, bertanggung jawab, menghargai orang lain terutama pada lingkungan setempat, memiliki informasi yang tepat, orang tua, dan guru.

2.4. Sikap 2.4.1. Pengertian

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmojdo, 2008) Sedangkan sikap didefinisikan sebagai salah satu pencetus teori pengukuran modern yaitu sebagai afeksi atau perasaan terhadap sebuah rangsangan (Azwar, 2007). Adapun yang mendefenisikan sikap adalah pandangan atau perasaan terhadap objek tertentu yang disertai dengan kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap objek tertentu adalah Gerungan, 2008). Sikap sebagai suatu tingkat afeksi baik yang bersifat positif maupun negatif dalam hubungan dengan objek-objek psikologis (Azwar 2007). Sikap juga dapat diartikan sebagai kecenderungan yang relatif stabil, dimiliki seseorang dalam bereaksi (reaksi positif maupun negatif) terhadap dirinya sendiri, orang lain, benda, situasi atau kondisi sekitarnya (Mappiare, 2010). Jadi dari beberapa definisi sikap yang telah tertulis di atas dapat disimpulkan sikap adalah reaksi atau respon seseorang terhadap sesuatu stimulus atau rangsangan yang akan menimbulkan reaksi baik yang bersifat positif maupun negatif terhadap objek tertentu.

2.4.2. Komponen Sikap

Struktur sikap menurut Azwar 2007 terdiri dari tiga bagian yang saling menunjang, yaitu:

a. Komponen kognitif, yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap.

(7)

b. Komponen afektif, merupakan komponen yang berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal positif dan rasa tidak senang terhadap hal negatif, komponen ini menunjukan arah sikap yaitu postif dan negatif.

c. Komponen konatif, merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau beraksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu.

2.4.3. Sifat-Sifat Sikap

Sikap dapat bersikap positif dan dapat pula bersikap negatif (Azwar, 2007)

a. Sikap positif ditunjukkan dengan menjadi bangga atau toleran dengan tubuhnya sendiri, mempergunakan dan melindungi tubuh sendiri secara efektif disertai dengan rasa kepuasan personal, percaya diri.

b. Sikap negatif ditunjukkan dengan tidak percaya diri, malu-malu, ragu-ragu, dalam mengambil tindakan takut dan cemas.

2.4.4. Ciri-ciri sikap

Menurut Azwar (2007) ciri-ciri sikap dibagi menjadi enam, meliputi :

a. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang perkembangan hidup.

b. Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dipelajari dan sikap dapat berubah bila terdapat keadaan dan syarat tertentu.

c. Sikap berdiri sendiri, tapi senantiasa mempunyai hubungan tertentu terhadap suatu objek.

d. Objek sikap merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan kumpulan suatu hal.

e. Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan f. Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar.

2.4.5. Cara pengukuran sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai pernyataan sikap seseorang. Pernyataan sikap mungkin berisi atau mengatakan hal-hal yang positif mengenai objek sikap, yaitu kalimatnya bersifat mendukung atau memihak pada objek sikap. Pernyataan ini disebut dengan pernyataan yang favourable. Sebaliknya pernyataan sikap mungkin pula berisi hal-hal negatif mengenai objek

(8)

sikap yang bersifat tidak mendukung maupun kontra terhadap objek sikap. Pernyataan ini seperti disebut dengan pernyataan yang unfavourable. Suatu skala sikap sedapat mungkin diusahakan agar terdiri atas pernyataan favourable dan unfavourable dalam jumlah yang seimbang. Dengan demikian pernyataan yang disajikan tidak semua positif dan tidak semua negatif yang seolah-olah isi skala memihak atau tidak mendukung sama sekali objek sikap (Azwar 2007).

2.4.6. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Sikap 1. Pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat menjadi dasar pembentuk sikap, pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat karena sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.

2. Pengaruh orang lain yang dianggap penting pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang lain yang dianggap penting tersebut.

3. Pengaruh kebudayaan

Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah, masalah kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaannyalah yang memberi corak pengalaman individu - individu asuhannya.

4. Media massa

Dalam pemberitaan surat kabar, maupun media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara objektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisan, sehingga berakibat terhadap sikap konsumen.

(9)

5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menetukan sistem kepercayaan, sehingga konsep tersebut mempengaruhi sikap.

6. Faktor emosional. Suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. 2.4.7. Tingkatan Sikap

Berbagai tingkatan dalam pembentukan sikap yaitu : a. Menerima ( receiving )

Pada tingkat ini, seseorang sadar akan kehadiran sesuatu dan orang tersebut akan menjelaskan sikap seperti mendengarkan, menghindari, atau menerima keadaan tersebut.

b. Merespon ( responding )

Yaitu memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

c. Menghargai ( valuving )

Sikap individu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.

d. Bertanggung Jawab ( Responsible )

Rasa tanggung jawab dan siap menangung segalah resiko atas segala sesuatu yang telah dipilihnya (Notoatmojo, 2007 ).

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Menurunnya produksi padi di Kalimantan Barat disebabkan adanya penurunan luas panen dan produktivitas pada tahun 2015 dibandingkan tahun 2014, sementara

Skripsi yang berjudul : Pelaksanaan Strategi Tandur dalam Pembelajaran Al-Quran Hadis pada Siswa kelas V di MI Al-Muhajirin Banjarmasin, ditulis oleh Lilis Mariani,

Pada muffin dengan perlakuan kontrol (100:0:0) terdapat kandungan betakaroten dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan muffin dengan perlakuan kombinasi

Tujuan yang harus dicapai BPS Kabupaten Pakpak Bharat Tahun 2016 ada 3 (tiga), yaitu (1) Peningkatan Kualitas Data Statistik, (2) Peningkatan pelayanan prima hasil kegiatan

Bentuk tindakan preventif yang dilakukan orang tua dalam melindungi anak dilakukan dengan cara mengarahkan anak untuk memasuki jenjang pendidikan anak usia dini dan

Penelitian mengenai siklus belajar 5E dilakukan oleh Sari, dkk., (2013) dinyatakan bahwa penerapan siklus belajar 5E dengan penilaian portofolio (1) dapat meningkatkan

Sedangkan daya terima warna biskuit yang tidak disukai pada perlakuan ke empat (P3) dengan proporsi tepung terigu 55 gr dan tepung ampas tahu 45 gr.. Hal ini dikarenakan

Mengetahui perilaku creep komposit yang tersusun dari resin polyester dengan serat gelas jenis e-glass menjadiesensi dasar pada penelitian ini.. TINJAUAN