• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sifat-sifat Submodul Prima dan Submodul Prima Lemah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sifat-sifat Submodul Prima dan Submodul Prima Lemah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Journal of Mathematics, Computations, and Statistics (hal. 183 โ€“ 188) Vol. 2. No. 2, Oktober 2019

http://www.ojs.unm.ac.id/jmathcos

183

Sifat-sifat Submodul Prima

dan Submodul Prima Lemah

Hisyam Ihsan

1, a)

, Muhammad Abdy

1, b)

, dan Samsu Alam.B

2, c) 1 Jurusan Matematika, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Makassar

a)[email protected] b)[email protected] c)[email protected]

Abstrak. Penelitian ini merupakan penelitian kajian pustaka yang bertujuan untuk mengkaji sifat-sifat

submodul prima dan submodul prima lemah serta hubungan antara keduanya. Kajian dimulai dari definisi submodul prima dan submodul prima lemah, selanjutnya dikaji mengenai sifat-sifat dari keduanya. Pada penelitian ini, semua ring yang diberikan adalah ring komutatif dengan unsur kesatuan dan modul yang diberikan adalah modul uniter. Sebagai hasil dari penelitian ini diperoleh beberapa pernyataan yang ekuivalen, misalkan ๐‘€ suatu ๐‘…-modul , ๐‘ submodul sejati di ๐‘€ dan (๐‘: ๐‘€) = ๐ด๐‘›๐‘›๐‘…(๐‘€/๐‘) ideal di ๐‘…,

maka ketiga pernyataan berikut ekuivalen, (1) ๐‘ merupakan submodul prima, (2) Setiap submodul tak nol dari ๐‘€/๐‘๐‘…-modul memiliki annihilator yang sama, (3) Untuk setiap submodul ๐พ di ๐‘€, subring ๐ด di ๐‘…, jika berlaku ๐ด๐พ โІ ๐‘ maka ๐พ โІ ๐‘ atau ๐ด โІ (๐‘: ๐‘€). Di lain hal, pada submodul prima lemah jika diberikan ๐‘€ suatu ๐‘…-modul, ๐‘ submodul sejati di ๐‘€, maka pernyataan berikut ekuivalen, yaitu (1) Submodul ๐‘ merupakan submodul prima lemah, (2) Untuk setiap ๐‘ฅ, ๐‘ฆ โˆˆ ๐‘€, jika (๐‘: ๐‘ฅ) โ‰  (๐‘: ๐‘ฆ) maka ๐‘ = (๐‘ + ๐‘…๐‘ฅ) โˆฉ (๐‘ + ๐‘…๐‘ฆ). Selain itu, didapatkan pula hubungan antara keduanya, yaitu setiap submodul prima merupakan submodul prima lemah.

Kata Kunci: Submodul Prima, Submodul Prima Lemah, Ideal Prima.

Abstract. This research is literature study that aims to examine the properties of prime submodules and

weakly prime submodules and the relationship between both of them. The study starts from the definition of prime submodules and weakly prime submodules, then reviewed about the properties both of them. Throughout this paper all rings are commutative with identity and all modules are unitary. As the result of this research, obtained several equivalent statements, let ๐‘€ be a ๐‘…-module, ๐‘ be a proper submodule of ๐‘€

and (๐‘: ๐‘€) = ๐ด๐‘›๐‘›๐‘…(๐‘€/๐‘) ideal of ๐‘…, then the following three statetments are equivalent, (1) ๐‘ is a prime submodule, (2) Every nonzero submodule of ๐‘€/๐‘ ๐‘…-module has the same annihilator, (3) For any submodule ๐พ of ๐‘€, subring ๐ด of ๐‘…, if ๐ด๐พ โІ ๐‘ then ๐พ โІ ๐‘ or ๐ด โІ (๐‘: ๐‘€). In other case, for weakly prime submodules, if given ๐‘€ is a unitary ๐‘…-module, ๐‘ be a proper submodule of ๐‘€, then the following statements are equivalent, (1) ๐‘ is a weakly prime submodule, (2) For any ๐‘ฅ, ๐‘ฆ โˆˆ ๐‘€, if (๐‘: ๐‘ฅ) โ‰  (๐‘: ๐‘ฆ) then ๐‘ = (๐‘ + ๐‘…๐‘ฅ) โˆฉ (๐‘ + ๐‘…๐‘ฆ). In addition, also found the relationship between both of them, i.e. any prime submodule is weakly prime submodule.

Keywords: Prime Submodules, Weakly Prime Submdules, Prime Ideal.

PENDAHULUAN

Teori ring telah memperkenalkan adanya konsep ideal prima, yaitu suatu ideal sejati ๐ผ di ring ๐‘…, dimana untuk setiap ๐‘Ž, ๐‘ โˆˆ ๐‘…, jika berlaku ๐‘Ž๐‘ โˆˆ ๐ผ maka ๐‘Ž โˆˆ ๐ผ atau ๐‘ โˆˆ ๐ผ (Khusnawati, 2017). Begitupun halnya dalam teori modul, terdapat konsep submodul prima yang merupakan

(2)

Alam, Ihsan, & Abdi

184

generalisasi dari ideal prima pada suatu ring. Lebih lanjut, generalisasi dari pendefinisian submodul prima di ๐‘€ ๐‘…-modul memotivasi munculnya definisi submodul prima lemah di suatu

๐‘€ ๐‘…-modul.

Beberapa peneliti telah mengkaji terlebih dahulu mengenai submodul prima dan submodul prima lemah (Dauns, 1978; Lu, 1984; Behboodi & Koohy, 2004; Azizi, 2006; Atani & Farzalipour, 2007; Hadi, 2009). Dauns (1978) memaparkan sifat-sifat dari submodul prima sebagai generalisasi ideal prima pada ring, sedangkan Azizi (2006) memberikan sifat-sifat dari submodul prima lemah sebagai generalisasi dari submodul prima. Namun, pembuktian sifat-sifat yang diberikan belum lengkap sehingga hal ini membuka peluang untuk mengkaji kembali sifat-sifat yang diberikan sebelumnya.

Pada penelitian ini, dibuktikan secara lebih lengkap mengenai sifat-sifat submodul prima dan submodul prima lemah yang telah dipaparkan sebelumnya oleh Dauns (1978) dan Azizi (2006). Selain itu, semua ring yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah ring komutatif dengan unsur kesatuan dan modul yang diberikan adalah modul uniter.

HASIL PENELITIAN

Definisi 1 (Azizi, 2006)

Diberikan ๐‘€ ๐‘…-modul dan submodul sejati ๐‘ di M. Submodul ๐‘ disebut submodul prima di ๐‘€

jika untuk setiap ๐‘š โˆˆ ๐‘€ dan ๐‘Ÿ โˆˆ ๐‘… dengan ๐‘Ÿ๐‘š โˆˆ ๐‘ berakibat ๐‘š โˆˆ ๐‘ atau ๐‘Ÿ โˆˆ (๐‘ โˆถ ๐‘€) dengan

(๐‘: ๐‘€) = {๐‘Ÿ โˆˆ ๐‘…|๐‘Ÿ๐‘€ โІ ๐‘}.

Teorema 1 (Dauns, 1978)

Jika ๐‘€ suatu ๐‘…-modul, ๐‘ submodul sejati di ๐‘€, dan (๐‘: ๐‘€) = ๐ด๐‘›๐‘›๐‘…(๐‘€/๐‘) ideal di ring ๐‘…, maka pernyataan-pernyataan berikut ekuivalen:

(i) Submodul ๐‘ merupakan submodul prima.

(ii) Setiap submodul tak nol di ๐‘€/๐‘ ๐‘…-modul memiliki annihilator yang sama yaitu (๐‘: ๐‘€). (iii) Untuk setiap submodul ๐พ di ๐‘€ dan subring ๐ด di ๐‘… jika ๐ด๐พ โІ ๐‘ maka ๐พ โІ ๐‘ atau ๐ด โІ

(๐‘: ๐‘€). Bukti

(i) โŸน (ii):

Misal ๐‘€ suatu ๐‘…-modul, ๐‘ submodul prima di ๐‘€, dan (๐‘: ๐‘€) = ๐ด๐‘›๐‘›๐‘…(๐‘€/๐‘) merupakan ideal di ring ๐‘…. Akan dibuktikan bahwa untuk setiap submodul tak nol di ๐‘€/๐‘ ๐‘…-modul memiliki annihilator yang sama yaitu (๐‘: ๐‘€). Diambil sebarang submodul tak nol ๐พ/๐‘ di ๐‘€/๐‘ ๐‘…-modul, kemudian diambil sebarang ๐‘Ž โˆˆ ๐ด๐‘›๐‘›๐‘…(๐‘€/๐‘), yang artinya ๐‘Ž๐‘ฬ… = 0ฬ…, โˆ€๐‘ฬ… โˆˆ (๐‘€/๐‘). Karena ๐พ/๐‘ merupakan submodul dari ๐‘€/๐‘ maka ๐พ/๐‘ โІ ๐‘€/๐‘. Hal ini berarti untuk sebarang ๐‘Žฬ… โˆˆ ๐พ/๐‘

berakibat ๐‘Ž๐‘ฬ… = 0ฬ…. Jadi ๐‘Ž โˆˆ ๐ด๐‘›๐‘›๐‘…(๐พ/๐‘). Selanjutnya, karena ๐‘ submodul prima maka untuk sebarang ๐‘š โˆˆ ๐‘€\๐‘ dan ๐‘Ÿ1โˆˆ ๐‘… jika ๐‘Ÿ1๐‘š โˆˆ ๐‘ maka ๐‘Ÿ1โˆˆ (๐‘: ๐‘€). Dengan kata lain, untuk sebarang ๐‘Ÿ โˆˆ ๐ด๐‘›๐‘›๐‘…(๐พ/๐‘) maka berlaku ๐‘Ÿ โˆˆ (๐‘: ๐‘€).

(ii) โŸน (i):

Misal ๐‘€ suatu ๐‘…-modul dan setiap submodul tak nol di ๐‘€/๐‘ ๐‘…-modul memiliki annihilator yang sama yaitu (๐‘: ๐‘€). Akan dibuktikan bahwa ๐‘ merupakan submodul prima. Diambil sebarang

๐‘š โˆˆ ๐‘€\๐‘ dengan ๐‘Ÿ๐‘š โˆˆ ๐‘ untu suatu ๐‘Ÿ โˆˆ ๐‘…. Dapat ditunjukkan bahwa himpunan โŒฉ๐‘š + ๐‘โŒช =

{๐‘Ÿ1 ๐‘š + ๐‘โ”‚๐‘Ÿ1โˆˆ ๐‘…} merupakan submodul tak nol di ๐‘€/๐‘ ๐‘…-modul. Selanjutnya, dari yang diketahui diperoleh bahwa ๐ด๐‘›๐‘›๐‘… โŒฉ๐‘š + ๐‘โŒช) = (๐‘: ๐‘€). Hal ini berarti untuk sebarang ๐‘Ÿ1โˆˆ

๐ด๐‘›๐‘›๐‘… (โŒฉ๐‘š + ๐‘โŒช) maka diperoleh ๐‘Ÿ1 โˆˆ (๐‘: ๐‘€). Karena ๐‘Ÿ๐‘š โˆˆ ๐‘ maka dapat dipahami bahwa ๐‘Ÿ โˆˆ

(3)

JMathCoS 2(2) 2019, hal. 183 - 188

185

(i) โŸน (iii):

Misal ๐‘€ suatu ๐‘…-modul dan ๐‘ merupakan submodul prima di ๐‘€. Akan dibuktikan bahwa jika untuk setiap submodul ๐พ di modul ๐‘€ dan subring ๐ด di ring ๐‘… dengan ๐ด๐พ โІ ๐‘ maka ๐พ โІ ๐‘ atau

๐ด โІ (๐‘: ๐‘€). Diambil sebarang submodul ๐พ di ๐‘€ dan subring ๐ด di ring ๐‘… dengan ๐ด๐พ โІ ๐‘, selanjutnya diambil sebarang ๐‘˜ โˆˆ ๐พ dan ๐‘Ž โˆˆ ๐ด, karena ๐พ submodul di ๐‘€ dan ๐‘Ž โˆˆ ๐‘… maka diperoleh ๐‘Ž๐‘˜ โˆˆ ๐พ, di lain pihak, ๐‘Ž๐‘˜ โˆˆ ๐ด๐พ โІ ๐‘, jadi ๐‘Ž๐‘˜ โˆˆ ๐‘. Dikarenakan ๐‘ merupakan submodul prima dan ๐‘Ž๐‘˜ โˆˆ ๐‘ maka ๐‘˜ โˆˆ ๐‘ atau ๐‘Ž โˆˆ (๐‘: ๐‘€). Karena ๐‘˜ diambil sebarang di submodul ๐พ dan ๐‘Ž diambil sebarang di subring ๐ด, ini berarti ๐พ โІ ๐‘ atau ๐ด โІ (๐‘: ๐‘€).

(iii) โŸน (i):

Misal ๐‘€ suatu ๐‘…-modul, himpunan ๐‘ merupakan submodul sejati di ๐‘€, dan untuk setiap submodul ๐พ di ๐‘€, subring ๐ด di ring ๐‘…, jika ๐ด๐พ โІ ๐‘ maka ๐พ โІ ๐‘ atau ๐ด โІ (๐‘: ๐‘€). Akan dibuktikan bahwa ๐‘ merupakan submodul prima di ๐‘€. Diambil sebarang ๐‘š โˆˆ ๐‘€ dan ๐‘Ÿ โˆˆ ๐‘…

dengan ๐‘Ÿ๐‘š โˆˆ ๐‘. Dapat ditunjukkan bahwa โŒฉ๐‘Ÿ๐‘šโŒช = {๐‘Ÿ1๐‘Ÿ๐‘šโ”‚๐‘Ÿ1โˆˆ ๐‘…} merupakan submodul di ๐‘ dan โŒฉ๐‘Ÿ๐‘šโŒช = โŒฉ๐‘ŸโŒชโŒฉ๐‘šโŒช dengan โŒฉ๐‘ŸโŒช subring di ring ๐‘… dan โŒฉ๐‘šโŒช submodul di ๐‘€. Diperhatikan bahwa

โŒฉ๐‘Ÿ๐‘šโŒช = โŒฉ๐‘ŸโŒชโŒฉ๐‘šโŒช โІ ๐‘ maka berdasarkan yang diketahui diperoleh โŒฉ๐‘šโŒช โІ ๐‘ atau โŒฉ๐‘ŸโŒช โІ (๐‘: ๐‘€)

yang artinya ๐‘š โˆˆ ๐‘ atau ๐‘Ÿ โˆˆ (๐‘: ๐‘€).

Teorema 2 (Dauns, 1978)

Misal ๐‘€ suatu ๐‘…-modul dan ๐‘ merupakan submodul prima di ๐‘€, maka pernyataan-pernyataan berikut berlaku:

(i) Didefinisikan himpunan ๐‘ฬ… = {๐‘š โˆˆ ๐‘€โ”‚๐‘…๐‘š โІ ๐‘}, jika ๐‘…๐‘€ โŠˆ ๐‘ maka ๐‘ฬ… = ๐‘.

(ii) Himpunan (๐‘: ๐‘€) merupakan ideal prima di ring ๐‘….

(iii) Didefinisikan himpunan ((๐‘: ๐‘€): ๐‘…) = {๐‘Ÿ โˆˆ ๐‘…โ”‚๐‘Ÿ๐‘… โІ (๐‘: ๐‘€) }, maka ((๐‘: ๐‘€): ๐‘…) = (๐‘: ๐‘€).

Bukti

(i) Misal ๐‘€ suatu ๐‘…-modul dan ๐‘ submodul prima di ๐‘€ dengan ๐‘…๐‘€ โŠˆ ๐‘. Akan dibuktikan bahwa ๐‘ฬ… = ๐‘. Diambil sebarang ๐‘ฅ โˆˆ ๐‘ฬ… yang artinya ๐‘ฅ โˆˆ ๐‘€ dengan ๐‘…๐‘ฅ โІ ๐‘, diperoleh

๐‘Ÿ๐‘ฅ โˆˆ ๐‘, โˆ€๐‘Ÿ โˆˆ ๐‘…. Diperhatikan bahwa ๐‘ merupakan submodul prima di ๐‘€ ๐‘…-modul

sehingga jika ๐‘Ÿ๐‘ฅ โˆˆ ๐‘ maka ๐‘ฅ โˆˆ ๐‘ atau ๐‘Ÿ โˆˆ (๐‘: ๐‘€), โˆ€๐‘Ÿ โˆˆ ๐‘…. Andaikan ๐‘Ÿ โˆˆ (๐‘: ๐‘€), โˆ€๐‘Ÿ โˆˆ ๐‘… artinya ๐‘…๐‘€ โІ ๐‘. Hal ini kontradiksi dengan pernyataan bahwa ๐‘…๐‘€ โŠˆ ๐‘. Jadi haruslah

๐‘ฅ โˆˆ ๐‘, akibatnya ๐‘ฬ… โІ ๐‘. Selanjutnya, diambil sebarang ๐‘ฅ โˆˆ ๐‘, karena ๐‘ submodul di ๐‘€

maka ๐‘ฅ โˆˆ ๐‘€ dan berlaku ๐‘Ÿ๐‘ฅ โˆˆ ๐‘, โˆ€๐‘Ÿ โˆˆ ๐‘…. Hal ini berarti ๐‘…๐‘ฅ โІ ๐‘. Jadi ๐‘ฅ โˆˆ ๐‘ฬ…, akibatnya

๐‘ โІ ๐‘ฬ….

(ii) Misal ๐‘€ suatu ๐‘…-modul dan ๐‘ submodul prima di ๐‘€. Akan dibuktikan bahwa (๐‘: ๐‘€)

ideal prima di ring ๐‘…. Jelas bahwa (๐‘: ๐‘€) โ‰  โˆ… karena 0๐‘… โˆˆ (๐‘: ๐‘€), demikian pula jelas

(๐‘: ๐‘€) โІ ๐‘…. Diambil sebarang ๐‘Ž, ๐‘ โˆˆ (๐‘: ๐‘€) yang artinya ๐‘Ž๐‘€ โІ ๐‘ dan ๐‘๐‘€ โІ ๐‘.

Karena ๐‘ submodul di ๐‘€ maka (โˆ’๐‘)๐‘€ = โˆ’(๐‘๐‘€) โІ ๐‘. Selanjutnya, diambil sebarang

๐‘ฅ โˆˆ (๐‘Ž โˆ’ ๐‘)๐‘€, maka ๐‘ฅ = (๐‘Ž โˆ’ ๐‘)๐‘š1 untuk suatu ๐‘š1โˆˆ ๐‘€. Diperhatikan bahwa elemen

๐‘ฅ = (๐‘Ž โˆ’ ๐‘)๐‘š1= ๐‘Ž๐‘š1โˆ’ ๐‘๐‘š1 โˆˆ ๐‘, diperoleh ๐‘ฅ โˆˆ ๐‘. Jadi ๐‘Ž โˆ’ ๐‘ โˆˆ (๐‘: ๐‘€). Kemudian,

diambil sebarang ๐‘Ÿ โˆˆ ๐‘…, karena ๐‘ submodul dan ๐‘Ÿ โˆˆ ๐‘… maka ๐‘Ÿ(๐‘Ž๐‘€) โІ ๐‘. Dari definisi modul diperoleh bahwa ๐‘Ÿ(๐‘Ž๐‘€) = (๐‘Ÿ๐‘Ž)๐‘€ โІ ๐‘, akibatnya ๐‘Ÿ๐‘Ž โˆˆ (๐‘: ๐‘€). Jadi (๐‘: ๐‘€) ideal di ring ๐‘….

Selanjutnya, akan ditunjukkan keprimaannya. Andaikan (๐‘: ๐‘€) = ๐‘…, karena 1๐‘… โˆˆ ๐‘… maka 1๐‘…โˆˆ (๐‘: ๐‘€). Berdasarkan definisi (๐‘: ๐‘€) diperoleh 1๐‘…๐‘€ = ๐‘€ โІ ๐‘. Hal ini kontradiksi dengan pernyataan bahwa ๐‘ merupakan submodul prima di ๐‘€. Jadi, pengandaian salah, akibatnya haruslah (๐‘: ๐‘€) โ‰  ๐‘…. Selanjutnya, diambil sebarang ๐‘Ž, ๐‘ โˆˆ ๐‘… dengan ๐‘Ž๐‘ โˆˆ (๐‘: ๐‘€). Misalkan ๐‘Ž โˆ‰ (๐‘: ๐‘€), akan ditunjukkan ๐‘ โˆˆ (๐‘: ๐‘€). Karena

(4)

Alam, Ihsan, & Abdi

186

Diperhatikan bahwa ๐‘ submodul prima, ๐‘Ž(๐‘๐‘š) โˆˆ ๐‘, dan ๐‘Ž โˆ‰ (๐‘: ๐‘€) maka ๐‘๐‘š โˆˆ ๐‘,

โˆ€๐‘š โˆˆ ๐‘€. Hal ini berarti ๐‘๐‘€ โІ ๐‘, jadi ๐‘ โˆˆ (๐‘: ๐‘€).

(iii) Misal ๐‘€ suatu ๐‘…-modul dan ๐‘ submodul prima di ๐‘€. Akan dibuktikan bahwa

((๐‘: ๐‘€): ๐‘…) = (๐‘: ๐‘€). Karena ๐‘ merupakan submodul prima di ๐‘€ maka berdasarkan

(ii) diperoleh (๐‘: ๐‘€) merupakan ideal prima di ring ๐‘…. Diambil sebarang ๐‘ฅ โˆˆ (๐‘: ๐‘€), karena (๐‘: ๐‘€) ideal di ring ๐‘… maka untuk setiap ๐‘Ÿ โˆˆ ๐‘… berlaku ๐‘Ÿ๐‘ฅ โˆˆ (๐‘: ๐‘€). Hal ini berarti ๐‘…๐‘ฅ โІ (๐‘: ๐‘€), sehingga ๐‘…๐‘ฅ = ๐‘ฅ๐‘… โІ (๐‘: ๐‘€). Jadi ๐‘ฅ โˆˆ ((๐‘: ๐‘€): ๐‘…). Selanjutnya, diambil sebarang ๐‘ฅ โˆˆ ((๐‘: ๐‘€): ๐‘…), maka ๐‘ฅ โˆˆ ๐‘… dan ๐‘ฅ๐‘… โІ (๐‘: ๐‘€) yang yang berarti ๐‘ฅ๐‘Ÿ โˆˆ (๐‘: ๐‘€), โˆ€๐‘Ÿ โˆˆ ๐‘…. Karena (๐‘: ๐‘€) ideal prima di ring ๐‘…, maka jika ๐‘ฅ๐‘Ÿ โˆˆ (๐‘: ๐‘€) berlaku

๐‘ฅ โˆˆ (๐‘: ๐‘€) atau ๐‘Ÿ โˆˆ (๐‘: ๐‘€), โˆ€๐‘Ÿ โˆˆ ๐‘…. Andaikan berlaku ๐‘Ÿ โˆˆ (๐‘: ๐‘€), โˆ€๐‘Ÿ โˆˆ ๐‘… maka diperoleh ๐‘… โІ (๐‘: ๐‘€). Hal ini kontradiksi dengan pernyatan bahwa (๐‘: ๐‘€) merupakan ideal prima di ring ๐‘…. Jadi haruslah ๐‘ฅ โˆˆ (๐‘: ๐‘€).

Definisi 2 (Azizi, 2006)

Suatu submodul sejati ๐‘ dari ๐‘€ ๐‘…-modul dikatakan submodul prima lemah jika untuk setiap submodul ๐พ dari ๐‘€, ๐‘Ž, ๐‘ โˆˆ ๐‘… dengan ๐‘Ž๐‘๐พ โІ ๐‘ berakibat ๐‘Ž๐พ โІ ๐‘ atau ๐‘๐พ โІ ๐‘.

Akibat 2.1

Suatu submodul sejati ๐‘ dari suatu ๐‘€ ๐‘…-modul dikatakan submodul prima lemah jika dan hanya jika ๐‘Ž๐‘๐‘š โˆˆ ๐‘ dimana ๐‘Ž, ๐‘ โˆˆ ๐‘…, ๐‘š โˆˆ ๐‘€ berakibat ๐‘Ž๐‘š โˆˆ ๐‘ atau ๐‘๐‘š โˆˆ ๐‘.

Bukti

(โŸน)

Misal ๐‘€ suatu ๐‘…-modul dan ๐‘ merupakan submodul prima lemah di ๐‘€. Akan dibuktikan bahwa jika ๐‘Ž๐‘๐‘š โˆˆ ๐‘ dengan ๐‘Ž, ๐‘ โˆˆ ๐‘…, ๐‘š โˆˆ ๐‘€ berakibat ๐‘Ž๐‘š โˆˆ ๐‘ atau ๐‘๐‘š โˆˆ ๐‘. Misalkan ๐‘Ž๐‘๐‘š โˆˆ ๐‘

dengan ๐‘Ž, ๐‘ โˆˆ ๐‘…, ๐‘š โˆˆ ๐‘€, karena ๐‘ submodul prima lemah maka berdasarkan yang diketahui dapat dipilih submodul ๐พ = ๐‘€, diperoleh jika ๐‘Ž๐‘๐‘€ โІ ๐‘ maka ๐‘Ž๐‘€ โІ ๐‘ atau ๐‘๐‘€ โІ ๐‘. Hal ini berarti, untuk sebarang ๐‘š โˆˆ ๐‘€ jika ๐‘Ž๐‘๐‘š โˆˆ ๐‘ maka ๐‘Ž๐‘š โˆˆ ๐‘ atau ๐‘๐‘š โˆˆ ๐‘.

(โŸธ)

Misal ๐‘€ suatu ๐‘…-modul, himpunan ๐‘ merupakan submodul sejati di ๐‘€, dan jika ๐‘Ž๐‘๐‘š โˆˆ ๐‘ dengan

๐‘Ž, ๐‘ โˆˆ ๐‘…, ๐‘š โˆˆ ๐‘€ berakibat ๐‘Ž๐‘š โˆˆ ๐‘ atau ๐‘๐‘š โˆˆ ๐‘. Akan dibuktikan bahwa ๐‘ merupakan

submodul prima lemah di ๐‘€. Diambil sebarang submodul ๐พ di ๐‘€ dengan ๐‘Ž๐‘๐พ โІ ๐‘, karena

๐‘Ž๐‘๐พ โІ ๐‘ dan ๐พ merupakan submodul di ๐‘€ maka ๐‘Ž๐‘๐‘˜ โˆˆ ๐‘, โˆ€๐‘˜ โˆˆ ๐พ โІ ๐‘€. Berdasarkan yang diketahui diperoleh ๐‘Ž๐‘˜ โˆˆ ๐‘ atau ๐‘๐‘˜ โˆˆ ๐‘, โˆ€๐‘˜ โˆˆ ๐พ. Hal ini berarti ๐‘Ž๐พ โІ ๐‘ atau ๐‘๐พ โІ ๐‘.

Lemma 1 (Azizi, 2006)

Misal ๐‘€ suatu ๐‘…-modul dan ๐‘ submodul sejati di ๐‘€. Submodul ๐‘ dikatakan submodul prima lemah jika dan hanya jika untuk setiap submodul ๐พ di ๐‘€ yang tidak termuat di ๐‘ berakibat

(๐‘: ๐พ) ideal prima di ๐‘…. Lebih jauh (๐‘: ๐‘€) merupakan ideal prima di ๐‘…. Bukti

(โŸน)

Misal ๐‘ suatu submodul prima lemah di ๐‘€๐‘…-modul. Diambil sebarang ๐พ submodul di ๐‘€ dengan

๐พ โŠˆ ๐‘, akan dibuktikan bahwa (๐‘: ๐พ) merupakan ideal prima di ring ๐‘…. Analog dengan pembuktian (๐‘: ๐‘€) ideal pada Teorema 3 (ii) maka dapat ditunjukkan (๐‘: ๐พ) ideal di ring ๐‘…. Selanjutnya, diambil sebarang ๐‘Ž, ๐‘ โˆˆ ๐‘… dengan ๐‘Ž๐‘ โˆˆ (๐‘: ๐พ), maka ๐‘Ž๐‘๐พ โІ ๐‘. Dimisalkan bahwa

(5)

JMathCoS 2(2) 2019, hal. 183 - 188

187

๐‘Ž โˆ‰ (๐‘: ๐พ) akan ditunjukkan ๐‘ โˆˆ (๐‘: ๐พ). Karena ๐‘ submodul prima lemah, ๐‘Ž โˆ‰ (๐‘: ๐พ) yang berarti ๐‘Ž๐พ โŠˆ ๐‘ diperoleh ๐‘๐พ โІ ๐‘. Jadi ๐‘ โˆˆ (๐‘: ๐พ).

Teorema 3(Azizi, 2006)

Misal ๐‘€ suatu ๐‘…-modul dan ๐‘ submodul sejati di ๐‘€, maka pernyataan-pernyataan berikut ekuivalen:

(i) Submodul ๐‘ merupakan submodul prima lemah.

(ii) Untuk setiap ๐‘ฅ, ๐‘ฆ โˆˆ ๐‘€, jika (๐‘: ๐‘ฅ) โ‰  (๐‘: ๐‘ฆ) maka ๐‘ = (๐‘ + ๐‘…๐‘ฅ) โˆฉ (๐‘ + ๐‘…๐‘ฆ) dengan

(๐‘: ๐‘ฅ) = {๐‘Ÿ โˆˆ ๐‘…โ”‚๐‘Ÿ๐‘ฅ โˆˆ ๐‘} dan (๐‘: ๐‘ฆ) = {๐‘Ÿ โˆˆ ๐‘…โ”‚๐‘Ÿ๐‘ฆ โˆˆ ๐‘}.

Bukti (i) โŸน (ii):

Misalkan ๐‘€ suatu ๐‘…-modul dan ๐‘ merupakan submodul prima lemah di ๐‘€. Akan dibuktikan bahwa untuk setiap ๐‘ฅ, ๐‘ฆ โˆˆ ๐‘€, jika (๐‘: ๐‘ฅ) โ‰  (๐‘: ๐‘ฆ) maka ๐‘ = (๐‘ + ๐‘…๐‘ฅ) โˆฉ (๐‘ + ๐‘…๐‘ฆ). Diambil sebarang ๐‘ฅ, ๐‘ฆ โˆˆ ๐‘€ dengan (๐‘: ๐‘ฅ) โ‰  (๐‘: ๐‘ฆ) dan misalkan ๐‘Ÿ โˆˆ (๐‘: ๐‘ฅ)\(๐‘: ๐‘ฆ). Karena ๐‘ submodul prima lemah dan ๐‘ฆ โˆˆ ๐‘€ maka berdasarkan Lemma 1 diperoleh (๐‘: ๐‘ฆ) merupakan ideal prima, lebih lanjut dapat pula ditunjukkan bahwa (๐‘: ๐‘ฆ) = (๐‘: ๐‘Ÿ๐‘ฆ). Kemudian, diambil sebarang ๐‘Ž โˆˆ

(๐‘ + ๐‘…๐‘ฅ) โˆฉ (๐‘ + ๐‘…๐‘ฆ) yang berarti bahwa ๐‘Ž โˆˆ (๐‘ + ๐‘…๐‘ฅ) dan ๐‘Ž โˆˆ (๐‘ + ๐‘…๐‘ฆ) sehingga diperoleh

๐‘Ž = ๐‘›1+ ๐‘Ÿ1๐‘ฅ dan ๐‘Ž = ๐‘›2+ ๐‘Ÿ2๐‘ฆ untuk suatu ๐‘›1, ๐‘›2โˆˆ ๐‘ dan ๐‘Ÿ1, ๐‘Ÿ2โˆˆ ๐‘…. Diperhatikan bahwa,

๐‘Ÿ๐‘Ž = ๐‘Ÿ(๐‘›1+ ๐‘Ÿ1๐‘ฅ) = ๐‘Ÿ๐‘›1+ ๐‘Ÿ(๐‘Ÿ1๐‘ฅ) = ๐‘Ÿ๐‘›1+ ๐‘Ÿ1(๐‘Ÿ๐‘ฅ) โˆˆ ๐‘. Di lain pihak, ๐‘Ÿ๐‘Ž = ๐‘Ÿ(๐‘›2+ ๐‘Ÿ2๐‘ฆ) =

๐‘Ÿ๐‘›2+ ๐‘Ÿ(๐‘Ÿ2๐‘ฆ) = ๐‘Ÿ๐‘›2+ ๐‘Ÿ2(๐‘Ÿ๐‘ฆ) โˆˆ ๐‘,diperoleh ๐‘Ÿ2(๐‘Ÿ๐‘ฆ) = ๐‘Ÿ๐‘Ž + (โˆ’๐‘Ÿ๐‘›2) โˆˆ ๐‘. Hal ini berarti ๐‘Ÿ2โˆˆ

(๐‘: ๐‘Ÿ๐‘ฆ) = (๐‘: ๐‘ฆ), akibatnya ๐‘Ÿ2๐‘ฆ โˆˆ ๐‘. Karena ๐‘Ÿ2๐‘ฆ โˆˆ ๐‘ maka dapat diperoleh ๐‘Ž = ๐‘›2+ ๐‘Ÿ2๐‘ฆ โˆˆ ๐‘. Jadi (๐‘ + ๐‘…๐‘ฅ) โˆฉ (๐‘ + ๐‘…๐‘ฆ) โІ ๐‘.

Selanjutnya, diambil sebarang ๐‘Ž โˆˆ ๐‘, karena 0๐‘…โˆˆ ๐‘… maka ๐‘Ž = ๐‘›1+ 0๐‘…๐‘ฅ โˆˆ (๐‘ + ๐‘…๐‘ฅ) dan juga

๐‘Ž = ๐‘›2+ 0๐‘…๐‘ฆ โˆˆ (๐‘ + ๐‘…๐‘ฆ) untuk suatu ๐‘›1, ๐‘›2โˆˆ ๐‘, sehingga diperoleh ๐‘Ž โˆˆ (๐‘ + ๐‘…๐‘ฅ) dan ๐‘Ž โˆˆ

(๐‘ + ๐‘…๐‘ฆ), akibatnya ๐‘Ž โˆˆ (๐‘ + ๐‘…๐‘ฅ) โˆฉ (๐‘ + ๐‘…๐‘ฆ). Jadi ๐‘ โІ (๐‘ + ๐‘…๐‘ฅ) โˆฉ (๐‘ + ๐‘…๐‘ฆ).

(ii) โŸน (i):

Misal ๐‘€ suatu ๐‘…-modul dan untuk setiap ๐‘ฅ, ๐‘ฆ โˆˆ ๐‘€ dengan (๐‘: ๐‘ฅ) โ‰  (๐‘: ๐‘ฆ) maka berakibat ๐‘ =

(๐‘ + ๐‘…๐‘ฅ) โˆฉ (๐‘ + ๐‘…๐‘ฆ). Akan dibuktikan ๐‘ merupakan submodul prima lemah. Diambil sebarang

๐‘Ž โˆˆ ๐‘€, ๐‘Ÿ1, ๐‘Ÿ2โˆˆ ๐‘… dengan ๐‘Ÿ1๐‘Ÿ2๐‘Ž โˆˆ ๐‘ dan ๐‘Ÿ1๐‘Ž โˆ‰ ๐‘. Karena ๐‘Ÿ1๐‘Ÿ2๐‘Ž โˆˆ ๐‘ dan ๐‘Ÿ1๐‘Ž โˆ‰ ๐‘ maka ๐‘Ÿ1โˆˆ

(๐‘: ๐‘Ÿ2๐‘Ž)\(๐‘: ๐‘Ž), jadi (๐‘: ๐‘Ÿ2๐‘Ž) โ‰  (๐‘: ๐‘Ž). Pilih ๐‘ฅ = ๐‘Ÿ2๐‘Ž dan ๐‘ฆ = ๐‘Ž, dari yang diketahui diperoleh

๐‘ = (๐‘ + ๐‘…๐‘Ÿ2๐‘Ž) โˆฉ (๐‘ + ๐‘…๐‘Ž). Selanjutnya, pilih 0๐‘ โˆˆ ๐‘, dan 1๐‘…โˆˆ ๐‘…, maka ๐‘Ÿ2๐‘Ž = 0๐‘+

1๐‘…๐‘Ÿ2๐‘Ž โˆˆ (๐‘ + ๐‘…๐‘Ÿ2๐‘Ž), pilih ๐‘Ÿ2โˆˆ ๐‘… maka ๐‘Ÿ2๐‘Ž = 0๐‘+ ๐‘Ÿ2๐‘Ž โˆˆ (๐‘ + ๐‘…๐‘Ž) diperoleh ๐‘Ÿ2๐‘Ž โˆˆ (๐‘ +

๐‘…๐‘Ÿ2๐‘Ž) dan ๐‘Ÿ2๐‘Ž โˆˆ (๐‘ + ๐‘…๐‘Ž). Jadi ๐‘Ÿ2๐‘Ž โˆˆ (๐‘ + ๐‘…๐‘Ÿ2๐‘Ž) โˆฉ (๐‘ + ๐‘…๐‘Ž) = ๐‘.

Akibat 3.1 (Azizi, 2006)

Misalkan ๐‘€ suatu ๐‘…-modul dan ๐‘ merupakan submodul prima lemah dari ๐‘€, jika ๐‘ฅ, ๐‘ฆ โˆˆ ๐‘€ dan

๐‘Ÿ โˆˆ ๐‘… dengan ๐‘Ÿ๐‘ฅ โˆˆ ๐‘, maka ๐‘ = (๐‘ + ๐‘…๐‘ฅ) โˆฉ (๐‘ + ๐‘…๐‘Ÿ๐‘ฆ).

Bukti

Diberikan suatu ๐‘€๐‘…-modul dan ๐‘ submodul prima lemah dari ๐‘€. Misalkan ๐‘ฅ, ๐‘ฆ โˆˆ ๐‘€, ๐‘Ÿ โˆˆ ๐‘…, dan

๐‘Ÿ๐‘ฅ โˆˆ ๐‘. Akan dibuktikan ๐‘ = (๐‘ + ๐‘…๐‘ฅ) โˆฉ (๐‘ + ๐‘…๐‘Ÿ๐‘ฆ). Jika ๐‘Ÿ๐‘ฆ โˆˆ ๐‘, maka jelas bahwa ๐‘ =

(๐‘ + ๐‘…๐‘ฅ) โˆฉ (๐‘ + ๐‘…๐‘Ÿ๐‘ฆ). Jika ๐‘Ÿ๐‘ฆ โˆ‰ ๐‘, maka (๐‘: ๐‘ฅ) โ‰  (๐‘: ๐‘ฆ). Diambil sebarang ๐‘Ž โˆˆ ๐‘,

perhatikan bahwa ๐‘Ž = ๐‘›1+ 0๐‘…๐‘ฅ โˆˆ (๐‘ + ๐‘…๐‘ฅ) dan ๐‘Ž = ๐‘›2+ 0๐‘…๐‘Ÿ๐‘ฆ โˆˆ (๐‘ + ๐‘…๐‘Ÿ๐‘ฆ) untuk suatu

๐‘›1, ๐‘›2โˆˆ ๐‘. Akibatnya, ๐‘Ž โˆˆ (๐‘ + ๐‘…๐‘ฅ) โˆฉ (๐‘ + ๐‘…๐‘Ÿ๐‘ฆ). Jadi ๐‘ โІ (๐‘ + ๐‘…๐‘ฅ) โˆฉ (๐‘ + ๐‘…๐‘Ÿ๐‘ฆ).

Selanjutnya, diambil sebarang ๐‘Ž โˆˆ (๐‘ + ๐‘…๐‘ฅ) โˆฉ (๐‘ + ๐‘…๐‘Ÿ๐‘ฆ) yang artinya ๐‘Ž โˆˆ (๐‘ + ๐‘…๐‘ฅ) dan juga

๐‘Ž โˆˆ (๐‘ + ๐‘…๐‘Ÿ๐‘ฆ), maka diperoleh ๐‘Ž = ๐‘›1+ ๐‘Ÿ1๐‘ฅ dan ๐‘Ž = ๐‘›2+ ๐‘Ÿ2๐‘Ÿ๐‘ฆ untuk suatu ๐‘›1, ๐‘›2โˆˆ ๐‘ dan

(6)

Alam, Ihsan, & Abdi

188

Teorema 7 diperoleh ๐‘Ž โˆˆ (๐‘ + ๐‘…๐‘ฅ) โˆฉ (๐‘ + ๐‘…๐‘Ÿ๐‘ฆ) โІ (๐‘ + ๐‘…๐‘ฅ) โˆฉ (๐‘ + ๐‘…๐‘ฆ) = ๐‘, akibatnya,

(๐‘ + ๐‘…๐‘ฅ) โˆฉ (๐‘ + ๐‘…๐‘Ÿ๐‘ฆ) โІ ๐‘.

Teorema 4

Misal ๐‘€ suatu ๐‘…-modul dan ๐‘ merupakan submodul sejati di ๐‘€, jika ๐‘ merupakan submodul prima maka ๐‘ juga merupakan submodul prima lemah.

Bukti

Misal ๐‘€ suatu ๐‘…-modul dan ๐‘ submodul prima di ๐‘€ ๐‘…-modul. Akan dibuktikan ๐‘ merupakan submodul prima lemah. Diambil sebarang submodul ๐พ di ๐‘€, ๐‘Ž, ๐‘ โˆˆ ๐‘…, dengan ๐‘Ž๐‘๐พ โІ ๐‘. Karena

๐‘Ž๐‘๐พ โІ ๐‘, diperoleh ๐‘Ž๐‘๐‘˜ โˆˆ ๐‘, โˆ€๐‘˜ โˆˆ ๐พ. Selanjutnya, karena ๐‘ submodul prima di ๐‘€ dan ๐‘Ž๐‘๐‘˜ = ๐‘Ž(๐‘๐‘˜) โˆˆ ๐‘, โˆ€๐‘˜ โˆˆ ๐พ maka ๐‘๐‘˜ โˆˆ ๐‘, โˆ€๐‘˜ โˆˆ ๐พ atau ๐‘Ž โˆˆ (๐‘: ๐‘€). Jika berlaku ๐‘๐‘˜ โˆˆ ๐‘, โˆ€๐‘˜ โˆˆ ๐พ, jelas bahwa ๐‘๐พ โІ ๐‘. Jika berlaku ๐‘Ž โˆˆ (๐‘: ๐‘€), artinya ๐‘Ž๐‘€ โІ ๐‘ sehingga diperoleh ๐‘Ž๐‘š โˆˆ ๐‘, โˆ€๐‘š โˆˆ ๐‘€. Karena ๐พ โІ ๐‘€ secara otomatis ๐‘Ž๐พ โІ ๐‘ terpenuhi

KESIMPULAN

Pada penelitan ini dibuktikan lebih lengkap tentang sifat-sifat submodul prima dan submodul prima lemah sesuai dengan yang dipaparkan terlebih dahulu oleh Dauns (1978) dan Azizi (2006). Selain itu, didapatkan pula hubungan antara keduanya, yaitu setiap submodul prima merupakan submodul prima lemah. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian yang lebih khusus, misalnya penelitian mengenai submodul prima dan submodul prima lemah dalam modul perkalian atau pun dalam modul artin dan modul noetherian.

DAFTAR PUSTAKA

Atani, S. E.& F. Farzalipour. (2007). On Weakly Prime Submodules.

Tamkang Journal

Of Mathematics, 38(3)

, 247-252.

Azizi, A. (2006). Weakly Prime Submodules and Prime Submodules.

Glasgow

Mathematical Jurnal Trust, 48

, 343-346.

Behboodi, M. & H. Koohy. (2004). Weakly Prime Modules.

Vietnam Journal of

Mathematics, 32:2

, 185-195.

Dauns, J. (1978). Prime Modules.

Journal fรผr Mathematik, 298

, 156-181.

Hadi, I. (2009). On Weakly Prime Submodules.

Ibn Al-Haitam Journal for Pure and

Applied Science, 22(3)

, 183-190.

Khusnawati, L. D. (2017). Submodul Prima, Semi Prima, dan Primer di Modul dan

Modul Fraksi.

Jurnal Gammath, 2(1)

, 1-10.

Lu, C. P. (1984). Prime Submodule of Modules.

Commentarii Mathematici

Referensi

Dokumen terkait

2 berikut menunjukkan bahwa jika suatu modul adalah small cover dari modul tersuplemen lemah, maka modul tersebut juga modul tersuplemen lemah. Jika small

1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan pembahasan skripsi ini adalah untuk mengetahui bagaimana sifat polinomial permutasi pada modulo

Parental Control System memiliki beberapa submodul yang dapat diakses oleh orang tua antara lain modul absensi anak, modul jadwal ujian sekolah, modul untuk mengetahui

Salah satu cara untuk mendapatkan bilangan prima besar yang akan digunakan pada pembangkitan kunci algoritma RSA adalah dengan mengambil acak suatu bilangan bulat

Pada artikel ini disajikan generalisasi dari submodul

Model matematika untuk permasalahan jika ditulis dalam bentuk matriks yang benar adalah .... Himpunan pasangan berurutan yang menyatakan relasi โ€œkuadrat dariโ€ dari

Metode Solovay-Strassen untuk Pengujian Bilangan Prima 90 Definisi 15 [3] Bilangan bulat positif ganjil yang memiliki minimal dua faktor prima (yaitu ) yang lulus uji persamaan

๐‘ƒ = โˆ‘ ๐‘… ๐‘ ๐‘ฅ 100 % = 75 80 ๐‘ฅ 100 % = 93,75 % Kesimpulan : Pengembangan soal untuk instrumen digital Membaca Pemahaman Berbasis Digital Dengan Model Educational Development Research