• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir Siswa Pada Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Tik)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir Siswa Pada Pembelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Tik)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN STRA TEG I PEM BELAJARAN PENING KATAN KEM AM PUAN BERFIK IR SISW A PADA PEM BELAJARAN

TEKNO LO G I INFO R M ASI DAN KO M UNIKA SI (T IK ) Oieh:

_______ Holin Sultstiyo________________________ Abstrak

Siswa dapat meningkatkan kemampuan berfikir melalui implementasi strategi, metode, dan modei pembelajaran yang terintegrasi secara sistematis dan komprehensif. Strategi, pendekatan, dan model pem belajaran adalah berbeda dalam berbagai dimensi, dimana strategi pem belajaran merupakan sebuah prosedur pem belajaran yang dijalankan oleh guru secara bersam a-sam a dengan siswa, sedangkan model pembelajaran lebih menitikberatkan pada pola yang digunakan untuk membentuk, merancang dan membimbing pem belajaran di dalam kelas. Dengan penerapan strategi pem he!ajaran yang benar diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi kemampuan dan prestasi siswa khususnya bagi siswa yang belajar teknologi informasi dan komunikasi (TIK ) di sekolah dasar dan m enengah.

Kata Kunci: Strategi Pem belajaran, Kem am puan B erfikir, Teknologi Inform asi.

A, Latar Belakang

Landasan Filosofis Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir (SPPKB) adalah kontruktivisme. Menurut kontruktivisme pengetahuan itu terbentuk bukan hanya dari obyek saja, tetapi bagaimana kemampuan individu sebagai obyek menangkap setiap obyek yang diamati, menurut kontrukivisme, pengetahuan memang berasal dari luar, tetapi dibangun lagi oleh dan dari dalam diri individu. Hakikat pengetahuan menurut filsafat kontruktivisme yang dikemukakan Sanjaya (2009: 227) adalah sebagai: (1) Pengetahuan bukanlah merupakan gambaran dunia kenyataan belaka, tetapi selalu merupakan kontraksi kenaytaan melalui subyek; (2) Subyek membentuk skema kognitif, kategori, konsep, dan struktur yang perlu untuk pengetahuan; (3) Pengetahuan dibentuk oleh struktur konsepsi seseorang.

Dalam proses pembelajaran tidak hanya sekedar memindahkan pengetahuan dari guru kepada siswa, tetapi pengetahuan diperoleh melalui interaksi mereka dengan obyek, pengalaman dan lingkungan yang ada disekitar mereka. Menurut aliran kontruktivisme pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja

(2)

kepada orang lain, tetapi harus diartikan sendiri oleh setiap individu. Oleh sebab itu, pembelajaran berpikir menekankan kepada aktivitas siswa untuk mencari pemahaman akan obyek, menganalisis, dan mengkontruksinya sehingga terbentuk penegtahauan baru dalam diri individu.

Landasan Psikologis Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir adalah aliran psikologi kognitif. Menurut aliran kognitif, belajar pada hakikatnya adalah peristiwa mental, bukan peristiwa behavioral (Sanjaya, 2009: 227). Sebagai peristiwa mental perilaku manusia bukan hanya gerakan fisik saja, tetapi yang terpenting adalah adanya faktor pendorong yang menggerakan fisik tersebuthal ini disebabkan karena manusia memiliki kebutuhan yang melekat dalam dirinya, kemampuan itulah yang membuat manusia untuk berperilaku.Piaget dalam Sanjaya (2009:227) menyatakan

'...c h ild re n have a buHt-in desire to le a m ’. hal inilah yang melatar belakangi Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir. B. Landasan Teori

Istilah strategi pertama kali digunakan dalam dunai militer yang berarti cara bagaimana menggunakan kekuatan untuk menengakan perang. Sekarang ini dalam pembelajaran istilah strategi pun digunakan Kemp dalam Sanjaya (2009 :124) menjelaskan bahwa “Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efesien". Sejalan dengan pandangan tersebut, Dick dan Carey dalam Sanjaya (2009 : 124) juga menyebutkan bahwa “strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersam-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa”. Berdasarkan kedua pendapat tersebut, bisa disimpulkan bahwa strategi pembelajaran digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran pada Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB).

Menurut Reason dalam Sanjaya (2009:228) bahwa: “berpikir

(thingking) dalam proses m ental yang lebih dari seked ar mengingat

(rem em bering) dan memahami (com prehending)". Berpikir menyebabkan seseorang mencari informasi diluar yang didengarnya, misalnya kemampuan berpikir seseorang dalam menemukakan jalan keluar terhadap masalah yang dihadapinya.

(3)

C. Karakteristik Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan

Berfikir

Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir merupakan strategi pembelajaran yang diarahkan untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa yang memiliki beberapa karakteristik.Ada tiga karakteristik utama yang dimiiki oleh Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir, seperti yang diungkapkan oleh Sanjaya {2009:229) berikut in i:

a. Proses pembelajaran melalui Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir menekankan kepada proses mental siswa secara maksimal. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir bukan mode! pembelajaran yang hanya menuntut siswa sekedar mendengar dan mencacat, tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berpikir.

b. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir dibangun dalam nuansa dialogis dan proses tanya jawab secara terus menerus proses pembelajaran melalui dialogis dan tanya jawab itu diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berpikir itu dapat membantu siswa memperoleh pengetahuan yang mereka kontruksi sendiri.

c. Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir adalah model pembelajaran yang menyandangkan kepada kedua sisi yang sam pentingnya, yaitu sisi proses dan hasil belajar. Proses belajar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir, proses sisi hasil belajar diarahkan untuk menakontruksi penegtahuan atau penugasan pembelajaran baru

Berdasarkan karakteristik yang dikemukakan diatas, maka Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir menghendaki siswa harus aktif dalam proses pembelajaran, tidak hanya sekedar mendengar dan mencatat apa yang diberikan oleh guru, selain itu siswa juga harus mampu dalam mengkontruksi dan membangun pengetahuan baru.

Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir menekankan kepada keterlibatan dan kearifan siswa secara penuh dalm pembelajaran, Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir memiliki enam tahap. Sanjaya (2009 : 232) menjelaskan setiap tahapannya sebagai berikut:

(4)

1. Tahapan Orientasi

Pada tahap ini guru mengkondisikan siswa pada posisi siap untuk melakukan pembelajarannya. Tahap oreniasi dilakukan dengann, pertama, penjelasan tujuan yang harus dicapai baik tujuan yang berhubungan dengan penguasaan materi pelajaran yang harus dicapai, maupun tujuan yang berhubungan dengan proses pembelajaran atau kemampuan berpikir yang harus dimiliki siswa. Kedua, penjelasan proses pembelajaran yang harus dicapai siswa dalam setiap tahapan proses pembelajaran. 2. Tahapan Pelacakan

Tahap pelacakan adalah tahapan penjajakan untuk memahami pengalaman dan kemampuan dasar ssiwa sesuai dengan tema atau pokok persoalan yang akan dibicarakan.melalui tahapan inilah guru mengembangkan dialog dan tanya jawab untuk mengungkapkan pengalamna apa saja yang telah dimiliki siswa yang dianggap relevan dengan tema yang bakan dikaji.

3. Tahapan Konfrontasi

Tapa konfrontasi adalah tahapan penyajian persoalan yang harus dipecahkan sesuai dengan tingkat kemampuan dan pengalaman siswa. Untuk merangsang peningkatan kemampuan siswa pada tahap ini guru dapat memberikan persoalan yang dilematis yang memerlukan jawaban atau jalan keluar.

4. Tahap inkuiri

Tahap inkuiri adalah tahapan terpenting dalam Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir. Pada tahap inilah siswa belajar yang sesungguhnya .melalui tahapan inkuiri, siswa diajak untuk memecahkan persoalan yang dihadapi

5. Tahap Akomodasi

Tahap akomodasi adalah tahapan pembentukan pengetahuan baru melalui proses penyimpangan. Pada tahap ini siswa dituntut untuk dapat menemukan kata-kata kunci sesuai dengan topik atau tema pembelajaran.

6. Tahap Transfer

Tahap transfer adalah tahapan penyajian masalah baru yang sepadan dengan masalah yang disajikan .tahap trasfer dimaksudkan sebagai tahapan agar siswa mampu mentransfer kemampuan berpikir setiap siswa untuk memecahkan masalah- masalah baru. Pada tahap ini guru dapat memberikan tugas- tugas yang sesuai dengan topik pembahasan.

(5)

Berdasarkan tahapan-tahapan yang telah dijelaskan, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar Strategi Pembelajaran

Peningkatan Kemampuan Berfikir dapat berhasil dengan sempurna khususnya bagi guru. Hal tersebut dikemukan Sanjaya (2009:234) sebagai berikut

1) Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir adalah model pembelajaran yang bersifat demokrasi, oleh sebab itu guru hanjs mampu menciftakan suasana yang terbuka dan saling menghargai, sehingga setiap siswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam menyampaikan pengalaman dan gagasan. 2) Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir dibangun

dalam suasan tanya jawab, oleh sebab itu guru dituntut untuk

dapat mengembangkan kemampuan bertanya, misalnya

kemampuan bertanya untuk melacak, kemampuan bertanya untuk memancing, bertanya induktif-dedukfif, dan mengembangkan pertanyaan terbuka dan tertutup.

3) Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir juga merupakan model pembelajaran yang dikemukan dalam suasana dialogis, karena itu guru harus mampu merangsang dan membangkitkan keberanian siswa untuk menjawan pertanyaan, menjelaskan, dan membuktikan.

D. Perbedaan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir dengan Pembelajaran Konvensional

Menurut Sanjaya (2009:231) ada beberapa perbedaan pokok Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir dengan pembelajaran yang selama ini banyak dilakukan guru yaitu: (a) Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir menempatkan peserta didik sebagai obyek belajar; (b) Dalam Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir, pembelajarannya dikaitkan dengan kehidupan nyata melalui penggalian pengalanam setiap siswa, sedangkan dalam pembelajaran konvensional pembelajaran bersifat teoritis dan abstrak; (c) Dalam Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir, perilaku dibangun atas kesadaran sendiri, sedangkan dalam pembelajaran konvensional perilaku dibangun atas proses kebiasaan; (d) Dalam Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir, kemampuan didasarkan atas penggalian pengalaman, sedangkan dalam pembelajaran konvensional kemampuan diperoleh melalui

(6)

latihan-latihan; (e) Tujuan akhir dari proses pembelajaran melalui Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir adalah kemampuan berpikir melalui proses menghubungkan antara pengalaman dengan kenyataan, sedangkan dalam pembelajaran konvensional tujuan akhir adalah penguasaan materi pembelajaran; (f) Dalam Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir, tindakan atau perilaku dibangun atas kesadaran diri sendiri, misalnya individu tidak melakukan perilaku tertentu karena ia menyadari bahw3 perilaku itu merugikan dan tidak bermanfaat, sedangkan dalam pembelajaran konvensional tindakan atau perilaku individu dalam pembelajaran konvensional tindakan atau perilaku individu didasarkan oleh faktor dari luar dirinya,misalnya individu tidak melakukan sesuatu disebabkan takut hukuman; (g) Dalam Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir, pengetahuan yang dimiliki setiap individu selalu berkemabng sesuai dengan pengalaman yang dialaminya, oleh sebab itu setiap peserta didik bisa terjadi perbedaan dalam memaknai hakikat pengetahuan yang dimilikinya dalam pembelajaran konvensional, ha! ini tidak mungkin terjadi. Kebenaran yang dimiliki bersifat absolut dan final, oleh karena pengetahuan dikontruksikan oleh orang lain; (h) Tujuan yang ingin dicapai oleh Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir adalah kemampuan siswa dalam proses berpikir untuk memperoleh pengetahuan.

E. Hasil Belajar Siswa

Pendapat lain tenteng hasil belajar dikemukan oleh Syamsudin (1983:43) bahwa: “Hasil belajar adalah kecakapan nyata (actual ahility) yang menuniukan kepada aspek kecakapan yang segera dapat didemonstrasikan dan diuji sekarang juga, karena merupakan hasil usaha dalam belajar yang bersangkutan dengan cara, bahan, dan dalam hal tertentu yang telah dialaminya”.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengalami belajar dalam waktu tertentu yang berupa nilai atau angka.

Hasil belajar dapat pula berupa kemampuan ranah kognitif. Kemampuan kognitif merupakan salah satu bagian dari hasil belajar. Menurut sulaeman (1984:36) bahwa'hasil belajar siswa adalah hasil- hasil yang dicapai ssiwa dalam suatu periode tertentu setelah dinilai oleh guru yang ditunjukan dalam bentuk angka-angka (nilai-nilai).

(7)

Menurut Bloon, dkk dalam Arifin (2009:21) "hasil belajar dapat dikelompokan kedalam tiga domiain, yaitu kognitif,afektif dan

psikomotor^. Setiap domain disusun mulai dan yang sederhana sampai dengan hal yang komplek, dari yang mudah samapai yang sulrt dan dari yang kongkrit sampai dengan hal yang abstrak.dalam penelitian ini hasil belajar dibatasi pada domain kognitif saja. Bloom dalam Arifin (2009:21) menjelaskan domain kognitif sebagai berikut: Domain kognitif (cognitive domain) memiliki enam jenjang kemampuan, yaitu:

a. Pengetahuan (knowledge), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat mengenali atau mengethaui adanya konsef, prinsip, fakta atau istilah tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya.

b. Pemahaman (compfehension), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk memahami atau mengerti tentang materi pelajaran yang disampaikan guru dan dapat memanfaatkannya tanpa harus menghubungkannya dengan hal- ha! lain.

c. Penerapan (Application), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode, prinsip, teori-teori dalam situasi baru dan konkrit.

d. Analisi (analysis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen pembentukannya. e. Sintesis (synthesis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut

peserta didik untuk dapat mengevaluasi suatu situasi, keadaan, pernyataan atau konsep berdasarkan kriteria tertentu.

f. Evaluasi (evaluation), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat mengevaluasi suatu situ a si, keadaan pernyataan atau konsep berdasarkan kriteria tertentu.

F. Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan disekolah yang mana pada hakikatnya kurikulum TIK menyiapkan siswa agar terlibat pada perubahan yang pesat dalam dunia kerja maupun kegiatan lainnya yang mengalami penambahan perubahan dalam variasi penggunaan teknologi (http://www.puskur.net).

(8)

Setiap mata pelajaran memiliki ciri khas atau karakteristik nya masing-masing .begitu juga dengan mata pelajaran TIK .adapun karakteristik mata pelajaran TIK adalah sebagai berikut;

1. Teknologi Informasi dan komunikasi merupakan keterampilan menggunakan komputer meliputi perangkat keras dan perangkat lunak. Namun demikian Teknologi Informasi dan Komunikasi tidak sekedar terampil, tetapi lebih memerlukan kemampuan intelektual. 2. Materi Teknologi Informasi dan komunikasi berupa tema-tema

esensial, aktual serta global yang berkembang dalam kemujuan teknologi pada masa kini, sehingga mata pelajaran yang dapat mewarnai perkembangan perkemabangan perilaku dalam kehidupan.

3. Tema-tema esensial dalam Teknologi informasi dan Komunikasi

merupakan perpaduan dari cabang-cabang Ilmu

Komputer,Matematik, Teknik Elektro, Teknik Elektronika, Telekomunikasi, Sibemetika dan Informatika itu sendiri. Tema- tema esensial tersebut berkaitan dengan kebutuhan pokok akan informasi sebagai ciri abad 21 seperti pengolah kata, spreadsheet, presentasi, basis data, internet dan e-mail.

4. Materi Teknologi Informasi dan komunikasi dikembangkan dengan pendekatan interdisiplier dan multidimentasional.dikatakan interdisipliner karena melibatkan berbagai disiplin ilmu, dan dikatakan multidimensional karena mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat, (http://www.lpmpiabar.qo.id).

G. Kesimpulan

Penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (SPPKB) dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa secara signifikan pada mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) siswa di sekolah. Penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa pada aspek pengetahuan secara signifikan pada mata pelajaran TIK. Hal ini disebabkan karena Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir menuntut siswa untuk aktif dalam pembelajaran, sehingga pengetahuan yang diperoleh dapat disergap dengan baik. Penerapan Strategi Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berfikir dalam pembelajaran, juga meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa dalam aspek pemahaman secara signifikan pada mata pelajaran TIK di sekolah.

(9)

Daftar Pustaka

Aiifin, Zainal, (2009). Evaluasi Pembelajaran. Bandung. Penerbit Remaja Rosdakarya

Djamarah, S. Bahri. (2002). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Hamalik, Oemar, (2003). Proses Belajar Mengajar.Jakarta:PT.Bumi Aksara

Pandia, H. (2004). Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta: Erlangga

Rusman, (2008). Manajemen Sekolah Bermutu. Bandung: Mulia Mandiri Press.

Sagala, Syaeful, (2006).Konsep dan Makna Pemeblajaran .Bandung:Alfabeta.

Ssnjaya, W. (2009). Strategi Pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Media Grup

Sukmadinata,N.Syaodin.(2Q06).Kunkulum dan

Pembelajaran.Bandung.Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan FIP UPI.

Zain. Aswin. (2002). Stratgei Belajar Mengajar. Jakarta. PT. Rineka Cipta

http://www.puskur.net http://www.lpmpiabar.qo.id

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui gambaran awal mengenai penelitian Ornamen Masjid Agung Sang Cipta Rasa (Analisis Visual dan Makna Ornamen pada Bangunan Utama Masjid Agung Sang

Kendala yang dihadapi adalah minimnya staf yang mengurusi izin belajar di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar, sedangkan banyak pemohon

Selain itu, inovasi olahan pangan dari mocaf dan ikan nila dapat menjadi referensi wisata kuliner yang mampu meningkatkan daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke

[r]

Kesimpulan dari penelitian ini adalah majalah Annisa sebagai majalah muslimah yang memiliki rubrik fashion, dalam menyajikan foto-foto yang dimuat dengan tema

pada bagian persediaan produksi kain jadi maupun pihak lain yang mungkin dapat. bermanfaat diantaranya sebagai

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN LEPAS DARI SEGALA TUNTUTAN (ONSLAG VAN VALLE RECHT VEVOLGING) DALAM TINDAK PIDANA PERSETUBUHAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pendokumentasian lembar partograf dalam memonitor persalinan yang dilakukan oleh bidan di RSUD Kota Surakarta selama ini masih