1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seiring perkembangan zaman, serta tuntutan masyarakat dan pemerintah yang mengharapkan generasi muda memperoleh standar pendidikan yang tinggi sehingga mereka menjadi manusia yang mampu menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan yang disebabkan oleh adanya perkembangan teknologi yang pesat dan global. Untuk menghadapi dinamika demikian peserta didik perlu dibekali ilmu pengetahuan profesionalitas dan keterampilan yang diperlukan agar dapat berperan serta secara efektif di tengah-tengah masyarakat, bangsa dan negara. Sesuai dengan apa yang dikemukakan Depdiknas (2002: 1)
Kurikulum perlu memasukkan unsur keterampilan hidup agar siswa memiliki keterampilan, sikap dan perilaku adaptif, kooperatif, dan kompetitif dalam menghadapi tantangan dan tuntutan kehidupan sehari-hari secara efektif. Kurikulum juga perlu mengintegrasikan unsur-unsur penting yang menunjang kemampuan untuk bertahan hidup.
Tuntutan dan harapan yang ada pada masyarakat maupun pemerintah dapat terwujud jika semua terlibat di dalam kegiatan pendidikan bersama-sama memikirkan masalah tersebut. Salah satu upaya pemerintah, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional telah secara serentak memberlakukan kurikulum yang disebut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Sejalan dengan kenyataan di atas, maka para guru khususnya guru Bahasa Inggris hendaknya menguasai berbagai pendekatan pembelajaran dan
2
mampu memilih di antara pendekatan tersebut yang tepat dan sesuai sehingga mendukung peserta didik untuk berpikir lebih kritis, menggunakan nalar secara efektif dan efisien serta menanam benih sikap ilmiah, disiplin, bertanggung jawab, keteladanan dan rasa percaya diri disertai dengan iman dan taqwa.
Nurhadi dan Agus Gerrad Senduk (2003: 28) menyatakan :
Salah satu peran guru adalah menyediakan jalan bagi siswa untuk memperoleh pelayanan pendidikan sebaik-baiknya. Untuk mencapai tujuan semacam itu guru harus mengingat bahwa perbedaan nilai dan sikap budaya yang dipegang oleh siswa akan dipengaruhi oleh situasi pembelajaran di dalam kelas. Pilihan guru mengenai konteks belajar yang sesuai, guru harus mendorong siswa untuk maju meningkatkan pengetahuannya sehari-hari ke arah yang lebih luas dan mendalam. Berangkat dari pemikiran di atas, guru harus memiliki kemampuan memilih metode, teknik model, pendekatan yang sesuai dengan kepentingan tujuan pendidikan saat ini, khususnya pendidikan Pendidikan Ekonomi. Berdasarkan pendapat tersebut, guru harus memilih konteks belajar yang sesuai agar semua pesaerta didik berhasil mencapai tujuan pembelajaran.
Gagalnya peserta didik untuk memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang dimungkinkan sebagai akibat pembelajaran yang dilaksanakan selama ini seperti di SMA XI khususnya pelajaran Bahasa Inggris menggunakan strategi belajar mengajar dengan cara klasikal. Pada saat proses pembelajaran berlangsung aktifitas pembelajaran di dominasi oleh guru. Guru Bahasa Inggris mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilannya dalam menyelesaikan latihan soal-soal tanpa melibatkan peserta didik. Peserta didik pasif hanya mencatat apa yang dituliskan guru di
3
papan tulis atau mencatat apa yang diperintahkan oleh guru. Kondisi ini mengakibatkan hasil belajar peserta didik masih jauh dari target Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk SMA target KKM pelajaran Pendidikan Ekonomi adalah 75,00.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Rendahnya hasil belajar siswa pada pelajaran Bahasa Inggris 2. Masih banyak siswa yang tidak memperhatikan guru
3. Masih banyak siswa yang mengobrol atau bermain pada saat proses belajar mengajar berlangsung
4. Metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar kurang bervariasi Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan pembatasan masalah, penulis tertarik untuk melakukan tinjauan ilmiah dengan judul: “Pemberdayaan Tutor Sebaya dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pelajaran Bahasa Inggris”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: “Apakah peranan model tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Bahasa Inggris?”
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan model tutor sebaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Bahasa Inggris
4 D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoretis
a. Memberikan penjelasan mengenai pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar;
b. Sebagai bahan informasi mengenai penggunaan model pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar siswa; dan
c. Menciptakan proses pembelajaran yang kreatif dan terampil sehingga dapat menjadi salah satu solusi bagi perkembangan dunia pendidikan. 2. Kegunaan Praktis
a. Bagi guru
1) Memberikan sumbangan pemikiran, pengetahuan, dan informasi untuk mencoba menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan terutama dalam pelajaran Bahasa Inggris; dan
2) Memberikan gambaran tentang penggunaan model pembelajaran dengan pendekatan tutor sebaya.
b. Bagi siswa
1) Menumbuhkan dan mengembangkan motivasi belajar siswa dalam mempelajari Bahasa Inggris; dan
2) Dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris.
c. Bagi sekolah
1) Memberikan masukan kepada sekolah untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan mencoba menggunakan model pembelajaran yang bervariasi; dan
5
2) Membantu sekolah dalam menemukan model-model pembelajaran baru yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
6 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Tutor Sebaya
1. Pengertian Model Pembelajaran Tutor Sebaya
Tutor sebaya menurut Ishak dan Warji dalam mulyanto (2005) adalah pemberian bantuan perbaikan kepada siswa yang menemui kesulitan belajar oleh teman-teman mereka sekelas yang mempunyai teman sebaya. Pengertian model tutorial menurut Martinis Yamin (2007:153) merupakan cara penyampaian bahan pelajaran yang telah dikembangkan dalam bentuk modul untuk dipelajari siswa secara mandiri.
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti menyimpulkan defenisi model tutor sebaya adalah, dengan model yang diterapkan dalam proses pembelajaran, dengan menunjuk siswa sebagai tutor yang bertugas memberikan pemahaman kepada siswa lainya dalam proses pembelajaran. Salah seorang atau beberapa orang yang pantas ditunjuk, dan ditegaskan membantu siswa tertentu yang mengalami kesulitan dalam belajar. Dalam hal ini fungsi tutor hanyalah membantu guru dan bekerja sesuai dengan petunjuk yang diberikan, ia bukanlah guru atau pengganti guru.
Arikunto (1986: 77) menyatakan bahwa tutor sebaya adalah seseorang atau beberapa orang siswa yang ditunjuk oleh guru sebagai pembantu guru dalam melakukan bimbingan terhadap kawan sekelas. Untuk menentukan seorang tutor ada beberapa kriteria yang harus dimiliki
7
oleh seorang siswa yaitu siswa yang dipilih nilai prestasi belajar Pendidikan Ekonominya lebih besar atau sama degan delapan, dapat memberikan bimbingan dan penjelasan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar dan memiliki kesabaran serta kemampuan memotivasi siswa dalam belajar.
Arikunto (1986: 62) mengemukakan bahwa dalam memilih tutor perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Tutor dapat diterima (disetujui) oleh siswa yang mendapat program perbaikan sehingga siswa tidak mempunyai rasa takut atau enggan untuk bertanya kepadanya.
b. Tutor dapat menerangkan bahan perbaikan yang dibutuhkan oleh siswa yang menerima program perbaikan.
c. Tutor tidak tinggi hati, kejam atau keras hati terhadap sesama kawan. d. Tutor mempunyai daya kreativitas yang cukup untuk memberikan
bimbingan, yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawannya. 2. Tahap-tahapan Tutor Sebaya
Menurut Hamalik (1998:163) tahap-tahap kegiatan pembelajaran di kelas dengan menggunakan pendekatan tutor sebaya adalah sebagai berikut:
a. Tahap persiapan
1) Guru membuat program pengajaran satu pokok bahasan yang dirancang dalam bentuk penggalan-penggalan sub pokok bahasan. Setiap penggalan satu pertemuan yang didalamnya mencakup judul penggalan tujuan pembelajaran, khususnya petunjuk pelaksanaan tugas-tugas yang harus diselesaikan.
8
tutor sebaya. Jumlah tutor sebaya yang di tunjuk disesuaikan dengan jumlah kelompok yang dibentuk.
3) Mengadakan latihan bagi para tutor. Dalam pelaksanaan tutorial atau bimbingan ini, siswa yang menjadi tutor bertindak sebagai guru. Sehingga latihan yang diadakan oleh guru merupakan semacam pendidikan guru atau siswa itu. Latihan di adakan dengan dua cara yaitu melalui latihan kelompok kecil dimana dalam hal ini yang mendapatkan latihan hanya siswa yang akan menjadi tutor, dan melalui latihan klasikal, dimana siswa seluruh kelas dilatih bagaimana proses pembimbingan ini berlangsung.
4) Pengelompokan siswa dalam kelompok-kelompok kecil yang yang terdiri atas 4-6 orang. Kelompok ini disusun berdasarkan variasi tingkat kecerdasan siswa. Kemudian tutor sebaya yang telah ditunjuk di sebar pada masing-masing kelompok yang telah ditentukan. b. Tahap pelaksanaan
1) Setiap pertemuan guru memberikan penjelasan terlebih dahulu tentang materi yang di ajarkan.
2) Siswa belajar dalam kelompoknya sendiri. Tutor sebaya menanyai anggota kelompoknya secara bergantian akan hal-hal yang belum dimengerti, demikian pula halnya dengan menyelesaikan tugas. Jika ada masalah yang tidak diselesaikan barulah tutor meminta bantuan guru.
3) Guru mengawasi jalannya proses belajar, guru berpindah-pindah dari satu kelompok ke kelompok yang lain untuk memberikan bantuan jika ada masalah yang tidak dapat diselesaikan dalam kelompoknya. c. Tahap evaluasi
1) Sebelum kegiatan pembelajaran berakhir, guru memberikan soal-soal latihan kepada anggota kelompok (selain tutor) untuk mengetahui apakah tutor sudah menjelaskan tugasnya atau belum. 2) mengingatkan siswa untuk mempelajari sub pokok bahasan
sebelumnya di rumah. B. Hasil Belajar Siswa
Menurut Nana Sudjana (2005: 3) hakikat hasil belajar adalah perubahan tingkah laku individu yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Nana Sudjana (1989: 38-40) hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang
9
dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis.
Hasil belajar merupakan segala upaya yang menyangkut aktivitas otak (proses berfikir) terutama dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Proses berfikir ini ada enam jenjang, mulai dari yang terendah sampai dengan jenjang tertinggi (Suharsimi Arikunto, 2003: 114-115). Keenam jenjang tersebut adalah: (1) Pengetahuan (knowledge) yaitu kemampuan seseorang untuk mengingat kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan lain sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. (2) Pemahaman (comprehension) yakni kemampuan seseorang untuk memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat melalui penjelasan dari kata- katanya sendiri. (3) Penerapan (application) yaitu kesanggupan seseorang untuk menggunakan ide- ide umum, tata cara atau metode- metode, prinsip- prinsip, rumus- rumus, teori- teori, dan lain sebagainya dalam situasi yang baru dan kongkret. (4) Analisis (analysis) yakni kemampuan seseorang untuk menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian- bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian- bagian tersebut. (5) Sintesis (synthesis) adalah kemampuan berfikir memadukan bagian- bagian atau unsur- unsur secara logis, sehingga menjadi suatu pola yang
10
baru dan terstruktur. (6) Evaluasi (evaluation) yang merupakan jenjang berfikir paling tinggi dalam ranah kognitif menurut Taksonomi Bloom. Penelitian disini adalah kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide, atas beberapa pilihan kemudian menentukan pilihan nilai atau ide yang tepat sesuai kriteria yang ada (Anas Sudijono, 2005: 50- 52).
11 BAB III PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan pendahuluan merupakan sebuah kegiatan yang dilaksanakan sebelum penelitian tindakan kelas dimulai. Pra siklus ini dilaksanakan pada minggu pertama bulan April 2019. Pada proses pembelajarannya dilakukan sesuai dengan yang biasanya dilaksanakan. Kegiatan pra siklus ini bertujuan untuk mengetahui hasil awal dari kemampuan siswa dalam belajar. Sehingga dalam pra siklus ini dilakukan tes sebagai evaluasi hasil belajar siswa. Dan hasilnya dijadikan acuan untuk pelaksanaa peneliatian. Berikut hasil belajar siswa yang dilaksanakan kegiatan tutor sebaya:
Hasil Belajar Siswa
No Subjek Nilai Keterangan
1 Acep Rifat Rahmatuloh 55 BELUM TUNTAS
2 Arini Nopiana 53 BELUM TUNTAS
3 Asep Hidayat 50 BELUM TUNTAS
4 Elsa Syifa Fauziah 70 TUNTAS
5 Fahmy Raihan Muzaky 55 BELUM TUNTAS
6 Galih Wijaya Suparman 72 TUNTAS
7 Gin gin Ginanjar 55 BELUM TUNTAS
8 Hera Febriani 55 BELUM TUNTAS
12
No Subjek Nilai Keterangan
10 Mesa Trimulya 72 TUNTAS
11 Mia Nurul Silmi 50 BELUM TUNTAS
12 Milda Musyafa 50 BELUM TUNTAS
13 Mochamad Luthfi A 55 BELUM TUNTAS
14 Neng Eva Siti Fatimah 70 TUNTAS
15 Nina Inarotul Huda 50 BELUM TUNTAS
16 Nuriatul Idharia 55 BELUM TUNTAS
17 Oki Kurniawan 83 TUNTAS
18 Renaldi Saputra 55 BELUM TUNTAS
19 Resti Herdianti 50 BELUM TUNTAS
20 Risma Nuraeni 50 BELUM TUNTAS
21 Rizal Agustin 55 BELUM TUNTAS
22 Salma Nabila Mawarni 50 BELUM TUNTAS
23 Salman Alfarizi 55 BELUM TUNTAS
24 Samrotul Fu”adah 73 TUNTAS
25 Sangki Irmansyah 55 BELUM TUNTAS
26 Siti Nurhafidiah 55 BELUM TUNTAS
27 Siti Robiah Adawiyah 50 BELUM TUNTAS
28 Syifa Nurafifah 75 TUNTAS
29 Syahiidah Ees Saepudin 88 TUNTAS
30 Tina Agustina 84 TUNTAS
31 Titin Mustikawati 80 TUNTAS
Jumlah 1905
Rata-Rata 61,5
Terkecil 50
13
Dari tabel di atas, diperoleh hasil belajar siswa yang mendapat sekor nilai paling kecil 50, sedangkan sekor nilai yang paling besar 88. Siswa yang tuntas dari KKM hanya berjumlah 11 orang, sedangkan siswa siswa yang belum tuntas dari KKM sebanyak 20 orang. Dan nilai rata-rata dari seluruh hasil belajar siswa sebesar 61,5.
Berdasarkan data dari grafik hasil belajar siswa pada data diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Ini terlihat dari persentase hasil belajar siswa, siswa yang belum tuntas lebih besar dibandingkan dengan siswa yang sudah tuntas. Dimana siswa yang tuntas hanya mencapai 35,5%. Sedangkan siswa yang belum tuntas dari KKM pada mata pelajaran Pendidikan Ekonomi lebih tinggi yaitu mencapai 64,5%.
Dengan demikian, dapat disimpulkan pula bahwa permasalahan yang dihadapi siswa selama pembelajaran adalah rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran karena guru cenderung menggunakan metode ceramah dan menyuruh siswa untuk menulis materi terlebih dahulu hal ini menyebabkan siswa merasa jenuh dalam belajar dan tidak adanya penugasan yang diberikan guru kepada siswa.
Hal-hal yang dipersiapkan dalam tahap perencaaan antara lain membuat silabus, RPP dengan menggunakan model pembelajaran tutor sebaya, pedoman lembar kerja siswa, mempersiapkan absensi siswa dan mempersiapkan alat evaluasi.
14
Berdasarkan kegiatan pembelajaran pada data di atas dengan menggunakan model pembelajaran Tutor Sebaya dinilai sudah cukup baik dari pada proses pembelajaran dengan tidak menggunakan model pembelajaran Tutor Sebaya, hanya dalam pelaksanaan pembelajarannya masih terdapat indikator-indikator yang harus diperbaiki. Hal ini terlihat pada proses pembelajaran yang berlangsung pada tindakan siklus I siswa dalam belajar kurang efektif. Kekurangan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Tutor Sebaya dapat dilihat pada beberapa indikator seperti: kurangnya motivasi siswa dalam belajar, sehingga banyak siswa tidak sungguh-sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran, siswa kurang aktif di dalam pembelajaran. Kemudian kemampuan siswa sangat rendah, hal ini di karenakan oleh kurangnnya penugasan yang diberikan kepada siswa..
Hasil Pengamatan Aktifitas Guru Pada penerapan model pembelajaran Tutor Sebaya
No. Aspek yang Diamati Penilaian
Baik Cukup kurang 1. Pendahuluan
a. Memberikan motivasi
b. Memberikan acuan belajar yang akan dibserikan
c. Mengadakan apersepsi
2. Kegiatan Inti
a. Penyajian bahan sesuai indikator b. Bahan-bahan pelajaran disesuaikan
dengan pengalaman belajar yang direncanakan
15 bahasan
d. Kesesuaian penggunaan strategi atau metode dengan materi pembelajarn
e. Kejelasan dalam menerangkan dan memberi contoh
f. Mengaktifkan siswa dalam diskusi
kelompok
g. Ketepatan dalam menggunakan
media
h. Membantu meningkatkan proses
pembelajaran siswa
3. Penutup
a. Evaluasi sesuai dengan indikator b. Penilaian sesuai dengan yang
direncanakan c. Menginformasikan materi selanjutnya 4. Refleksi
Di akhir kegiatan guru memberi penguatan konsep-konsep yang ditemukan siswa
Berdasarkan hasil observasi pada tabel di atas menunjukan hal-hal sebagai berikut:
a. Proses pembelajaran yang sudah dikategorikan baik dalam pelaksanaanya adalah:
1) Memberikan acuan belajar yang akan dibserikan. 2) Penyajian bahan sesuai indikator.
3) Bahan-bahan pelajaran disesuaikan dengan pengalaman belajar yang direncanakan.
4) Kesesuaian penggunaan strategi atau metode dengan materi pembelajaran.
16
6) Ketepatan dalam menggunakan media. 7) Evaluasi sesuai dengan indikator.
8) Penilaian sesuai dengan yang direncanakan.
b. Proses pembelajaran yang sudah dikategorikan cukup dan masih perlu ditingkatkan lagi pada penerapan model pembelajaran Tutor Sebaya adalah sebagai berikut:
1) Mengadakan apersepsi.
2) Menampakan kedalam pokok bahasan. 3) Menginformasikan materi selanjutnya.
4) Mengaktifkan siswa dalam diskusi kelompok.
c. Proses pembelajaran yang masih kurang dan perlu diperbaiki lagi pada melalui penerapan model pembelajaran Tutor Sebaya berikut:
1) Memberikan motivasi.
2) Membantu meningkatkan proses pembelajaran siswa. 3) Konsep-konsep yang ditemukan siswa harus diperjelas lagi. 3. Refleksi Tindakan
Penulis refleksikan hasil pembelajaran pada siklus I ini sebagai berikut.
a. Guru kurang dalam memotivasi belajar siswa, sehingga sebagian siswa dalam mengikuti pembelajaran kurang begitu aktif.
b. Siswa yang tidak aktif dalam pembelajaran maka siswa tersebut tidak serius dalam pembelajaran.
17
c. Dalam proses diskusi, masih ada siswa yang tidak mau dan tidak serius dalam mengerjakan tugas diskusi.
d. Dalam proses diskusi, guru tidak bisa mengaktifkan proses diskusi siswa dalam kelompok.
Dengan adanya berbagai kekurangan-kekurangan tersebut, maka perlu adanya perbaikan-perbaikan dalam kegiatan belajar mengajar melalui penerapan model pembelajaran Tutor Sebaya, perbaikan itu dengan cara lebih banyak melibatkan siswa dalam pembelajaran berlangsung dan memberi penugasan terhadap siswa itu sendiri.
Setelah berakhirnya pelaksanaan tindakan melalui penerapan model pembelajaran Tutor Sebaya dengan diakhiri dengan evaluasi untuk mengetahui perkembangan Bahasa Inggris hasil belajar siswa pada mata pelajaran, maka diketahui hasil belajar pada tindakan melalui penerapan model pembelajaran Tutor Sebaya adalah sebagai berikut:
Hasil Belajar Siswa melalui penerapan model pembelajaran Tutor Sebaya
No Subjek Nilai Keterangan
1 Acep Rifat Rahmatuloh 70 TUNTAS
2 Arini Nopiana 75 TUNTAS
3 Asep Hidayat 75 TUNTAS
4 Elsa Syifa Fauziah 80 TUNTAS
5 Fahmy Raihan Muzaky 75 TUNTAS
6 Galih Wijaya Suparman 80 TUNTAS
7 Gin gin Ginanjar 75 TUNTAS
18
No Subjek Nilai Keterangan
9 Laeli Pauziah Muchsin 90 TUNTAS
10 Mesa Trimulya 100 TUNTAS
11 Mia Nurul Silmi 60 TUNTAS
12 Milda Musyafa 60 TUNTAS
13 Mochamad Luthfi A 65 TUNTAS
14 Neng Eva Siti Fatimah 85 TUNTAS
15 Nina Inarotul Huda 85 TUNTAS
16 Nuriatul Idharia 60 TUNTAS
17 Oki Kurniawan 100 TUNTAS
18 Renaldi Saputra 60 TUNTAS
19 Resti Herdianti 60 TUNTAS
20 Risma Nuraeni 65 TUNTAS
21 Rizal Agustin 75 TUNTAS
22 Salma Nabila Mawarni 60 TUNTAS
23 Salman Alfarizi 75 TUNTAS
24 Samrotul Fu”adah 90 TUNTAS
25 Sangki Irmansyah 65 TUNTAS
26 Siti Nurhafidiah 75 TUNTAS
27 Siti Robiah Adawiyah 75 TUNTAS
28 Syifa Nurafifah 90 TUNTAS
29 Syahiidah Ees Saepudin 100 TUNTAS
30 Tina Agustina 100 TUNTAS
31 Titin Mustikawati 100 TUNTAS
Jumlah 2395
Rata-Rata 77,6
Terkecil 60
19
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui hasil belajar siswa dengan hasil nilai terkecil yang peroleh siswa yaitu 60 sedangkan untuk nilai terbesar yang diperoleh siswa yaitu 100. Dari jumlah siswa dalam satu kelas yaitu 31 siswa, diperoleh siswa yang sudah mencapai ketuntasan KKM sebanyak 31 siswa, sedangkan tidak ada siswa yang belum mencapai ketuntasa KKM pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Dengan demikian dalam proses pembelajaran pada tindakan siklus II semuanya dinyatakan tuntas dengan nilai rata-rata 77,6 atau mengalami peningkatan dari nilai rata-rata tindakan siklus I yaitu sebesar 10.
Berdasarkan data grafik di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar pada tindakan siklus II dilihat dari nilai rata-rata hasil belajar siswa yaitu 77,3, sudah mengalami peningkatan yang begitu besar bila dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada tindakan siklus I dan pelaksanaan dalam proses pembelajaran sudah optimal. Dengan demikian hasil belajar pada siklus II sudah memuaskan, karena semua siswa yang sudah mencapai ketuntasan dari KKM pada mata pelajaran Bahasa Inggris.
Hasil observasi keaktifan siswa pada siklus II ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Keaktifan Siswa dalam Proses
Pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran Tutor Sebaya
No. Nama Siswa
Keaktifan
Baik cukup kurang 1 Acep Rifat Rahmatuloh
20
3 Asep Hidayat
4 Elsa Syifa Fauziah
5 Fahmy Raihan Muzaky 6 Galih Wijaya Suparman
7 Gin gin Ginanjar
8 Hera Febriani
9 Laeli Pauziah Muchsin
10 Mesa Trimulya
11 Mia Nurul Silmi
12 Milda Musyafa
13 Mochamad Luthfi A
14 Neng Eva Siti Fatimah
15 Nina Inarotul Huda
16 Nuriatul Idharia 17 Oki Kurniawan 18 Renaldi Saputra 19 Resti Herdianti 20 Risma Nuraeni 21 Rizal Agustin
22 Salma Nabila Mawarni
23 Salman Alfarizi
24 Samrotul Fu”adah
25 Sangki Irmansyah
26 Siti Nurhafidiah
27 Siti Robiah Adawiyah
28 Syifa Nurafifah
29 Syahiidah Ees Saepudin
21
31 Titin Mustikawati
Jumlah 19 12 0
Persentase 61.3 38.7 0
Guru terlihat dapat mengelola diskusi dengan baik, sehingga tidak terlihat lagi siswa yang asyik ngobrol dengan temannya. Guru berhasil mengatur dalam diskusi sehingga siswa bekerja sama dengan kelompoknya. Pada tindakan ini guru lebih bisa dalam mengatur waktu . berikut aktivitas guru pada melalui penerapan model pembelajaran Tutor Sebaya.
Data Aktivitas Guru Pada penerapan model pembelajaran Tutor Sebaya
No. Aspek yang Diamati Penilaian
Baik Cukup kurang 1. Pendahuluan
Memberikan motivasi
Memberikan acuan belajar yang akan diberikan
Mengadakan apersepsi
2. Kegiatan Inti
Penyajian bahan sesuai indikator Bahan-bahan pelajaran disesuaikan
dengan pengalaman belajar yang direncanakan
Menampakan kedalam pokok bahasan Kesesuaian penggunaan strategi atau
metode dengan materi pembelajarn
Kejelasan dalam menerangkan dan
memberi contoh
Mengaktifkan siswa dalam diskusi
kelompok
Ketepatan dalam menggunakan media Membantu meningkatkan proses
pembelajaran siswa
3. Penutup
22
Evaluasi sesuai dengan indicator Penilaian sesuai dengan yang
direncanakan
Menginformasikan materi selanjutnya 4. Refleksi
Di akhir kegiatan gutu member penguatan konsep-konsep yang ditemukan siswa
Berdasarkan hasil observasi pada tabel di atas menunjukan bahwa guru sudah baik dalam melakukan pembelajaran. Hal ini terlihat saat guru memberikan motivasi kepada siswa sehinga siswa semakin giat belajar, memberikan acuan belajar yang harus dicapai maka siswa akan mengetahui hal yang harus dicapai dalam pembelajaran. Dalam melakukan apersepsi dan memberikan materi dengan metode yang digunakan guru sudah bisa dikategorikan baik begitupun dalam membantu meningkatkan proses pembelajaran mengaktifkan siswa dalam diskusi.
Dengan demikian proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Tutor Sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Inggris dan sudah berjalan dengan apa yang diharapkan dan sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya. Terbukti hasil belajar yang cukup signifikan dan banyaknya siswa yang aktif dalam proses pembelajaran.
B. Pembahasan Hasil Pengamatan 1. Keaktifan Siswa
23
Meningkatnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan model pembelajaran Tutor Sebaya, peningkatan hasilnya belajar siswa dapat dilihat dengan cara membandingkan jumlah keaktifan siswa pada tindakan melalui penerapan model pembelajaran Tutor Sebaya hasil belajar sebelumnya. Berikut dibawah ini merupakan tabel perbandingan keaktifan siswa pada penelitian:
Perbandingan Keaktifan Siswa Pada Hasil Pengamatan melalui penerapan model pembelajaran Tutor Sebaya
No. Keaktifan Jumlah Siswa
I II
1 Baik 7 19
2 Cukup 13 12
3 Kurang 11 0
Jumlah 31 31
Berdasarkan tabel tersebut di atas, peningkatan keaktifan siswa terlihat dari meningkatnya jumlah siswa yang aktif dan menurunnya jumlah siswa yang tidak aktif dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajara Tutor Sebaya. Peningkatan pada penerapan model pembelajaran Tutor Sebaya memperhatikan kekurangan-kekurangan pada hasil belajar sebelumnya.
2. Hasil Belajar Siswa
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Inggris dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini terlihat
24
dari hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan, dan peningkatan hasil belajar ini terlihat dari mulai dilaksankannya penelitian sampai berakhirnya penelitian. Berikut merupakan rekapitulasi perbandingan hasil belajar siswa pada pelajaran Bahasa Inggris melalui penerapan model pembelajaran Tutor Sebaya yang dituangkan dalam tabel dibawah ini: Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa melalui penerapan model pembelajaran
Tutor Sebaya
No. Nama Siswa Nilai
Pra Test TK Post Test
1 Acep Rifat Rahmatuloh 55 65 70
2 Arini Nopiana 53 60 75
3 Asep Hidayat 50 65 75
4 Elsa Syifa Fauziah 70 75 80
5 Fahmy Raihan Muzaky 55 60 75
6 Galih Wijaya Suparman 72 75 80
7 Gin gin Ginanjar 55 60 75
8 Hera Febriani 55 55 70
9 Laeli Pauziah Muchsin 80 85 90
10 Mesa Trimulya 72 80 100
11 Mia Nurul Silmi 50 55 60
12 Milda Musyafa 50 50 60
13 Mochamad Luthfi A 55 55 65
14 Neng Eva Siti Fatimah 70 75 85
15 Nina Inarotul Huda 50 55 85
16 Nuriatul Idharia 55 55 60 17 Oki Kurniawan 83 90 100 18 Renaldi Saputra 55 55 60 19 Resti Herdianti 50 55 60 20 Risma Nuraeni 50 60 65 21 Rizal Agustin 55 65 75
22 Salma Nabila Mawarni 50 55 60
23 Salman Alfarizi 55 65 75
24 Samrotul Fu”adah 73 80 90
25 Sangki Irmansyah 55 60 65
25
27 Siti Robiah Adawiyah 50 65 75
28 Syifa Nurafifah 75 85 90
29 Syahiidah Ees Saepudin 88 90 100
30 Tina Agustina 84 90 100 31 Titin Mustikawati 80 85 100 Jumlah 1905 2085 2395 Rata-rata 61,5 67,3 77,6 Terkecil 50 50 60 Terbesar 88 90 100
Dari tabel di atas dapat diketahui secara keseluruhan rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Pada melalui penerapan model pembelajaran Tutor Sebaya rata-rata hasil belajar siswa hanya sebesar 61,5, pada siklus I meningkat menjadi 67,3, dan pada siklus II meningkat lagi menjadi 77,6. Dengan meningkanya hasil rata-rata dari pra siklus sampai dengan siklus II maka jumlah ketuntasan pada hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan dan siswa yang tidak tuntas mengalami penurunan.
26 BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis data dan hasil penelitan yang disajikan pada bagian sebelumnya, penulis mngambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Penerapan model pembelajaran Tutor Sebaya telah terbukti efektif diterapkan dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Keefektifan tersebut terlihat dengan meningkatnya partisipasi siswa yang lebih aktif dalam proses pembelajaran
2. Besarnya peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran Tutor Sebaya di kelas XI IPS-1 SMA Negeri 1 Karangnunggal diketahui dari peningkatan nilai ketuntasan belajar siswa. Hasil belajar melalui penerapan model pembelajaran Tutor Sebaya lebih baik atau ada peningkatan bila dibandingkan dengan hasil belajar sebelumnya
B. Saran
Saran-saran yang berkenaan dengan penelitian ini dapat penulis sampaikan sebagai berikut.
1. Bagi Siswa
Kesiapan siswa diperlukan pada saat akan melakukan penelitian. Kesiapan siswa dalam bentuk membaca materi terlebih dahulu, mengakaji materi sebelumnya, melengkapi dengan berbagai sumber, dan sebagainya. Siswa
27
bisa melakukan kerja sama untuk memecahkan masalah pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran Bahasa Inggris.
2. Bagi Guru
a. Guru harus bisa mengembangkan dan memakai berbagai macam model, yang sesuai dengan tingkat pengetahuan siswa sehingga siswa tidak bosan dan menerima pelajaran sebagai mestinya.
b. Dalam pemberian tugas guru haruslah pandai-pandai mencari variasi dalam memberikan tugas kepada siswa, sehingga diharapkan siswa dalam mengerjakan tugasnya bias bersemangat dan dapat memahami maksud dan tujuan dari tugas tersebut.
3. Bagi Sekolah
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk melakukan penelitian dan penulisan laporan Penelitian Tindakan Kelas.
b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan rujukan dan kekayaan intelektual sekolah.
c. Sekolah bisa membuat sebuah kebijakan dalam hal membina guru-guru mengenai model-model mengajar yang baik dan efisien
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini menyediakan data sekunder bagi penelitian berikutnya. Penelitian ini dapat diperluas dari segi populasi, jenis penelitian, dan ruang lingkup kajiannya.
28
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Arikunto, Suharsimi. (2011). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi). Jakarta: PT. Rineka Cipta
Djahiri. 1994. Strategi Pembelajaran Berorientasi Proses Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prima.
Djamarah, S.B. Zain, A. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Herawan, Dedi. (2006). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Tasikmalaya:
Universitas Siliwangi
Ibrahim, Muslimin dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA-University Press.
Komalasari, Kokom. (2010). Pembelajaran Kontekstual. Bandung. : PT Reflika Aditama
Lie, Anita. (2008). Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta
Sudjana, Nana.(2009). Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensido.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suprijono, Agus. (2011). Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja