• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISA. Ciliwung Daerah DKI Jakarta pada beberapa stasiun pengamatan, maka datadata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISA. Ciliwung Daerah DKI Jakarta pada beberapa stasiun pengamatan, maka datadata"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISA

4.1. Pendahuluan

Setelah dilakukan kajian terhadap curah hujan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung Daerah DKI Jakarta pada beberapa stasiun pengamatan, maka data-data hasil kajian tersebut disajikan dalam bentuk tabel, grafik dan rangkuman hasil analisa.

Data yang diperoleh dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) berupa data curah hujan meliputi stasiun hujan berikut :

a. Stasiun Tanjung Priok b. Stasiun Ciledug c. Stasiun Pakubuwono d. Stasiun Citeko e. Stasiun Cengkareng f. Stasiun Gunung Mas g. Stasiun Tambun h. Stasiun Kedoya i. Stasiun Pasar Minggu j. Stasiun Tangerang

(2)

Sedangkan hasil pengamatan terhadap curah hujan Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung Daerah DKI Jakarta pada tugas akhir ini adalah data hujan yang berasal dari pos penakar di stasiun hujan berikut :

a. Stasiun Tanjung Priok b. Stasiun Pakubuwono c. Stasiun Cengkareng d. Stasiun Kedoya e. Stasiun Pasar Minggu

Adapun lamanya pengamatan yang digunakan pada masing-masing pos penakar adalah 10 tahun terakhir, dimulai pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2011. Data curah hujan ini merupakan hasil catatan yang diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatoogi dan Geofisika (BMKG), yang terletak di jalan Angkasa 1 No.2 Kemayoran Jakarta 10720, bagian base data / manajemen data.

4.2 Pengolahan Data

Pengolahan data hujan yang digunakan merupakan data hujan harian di setiap stasiun hujan yang disajikan dalam format tabel dengan menggunakan Microsoft Excel.

(3)

a. Stasiun Tanjung Priok

DATA CURAH HUJAN 10 TAHUN

( dalam mm) Nama Stasiun : TANJUNG PRIOK

Tabel 4.2.11. Data Curah Hujan Harian Tanjung Priok, 2002-2011

TAHUN

Priok

2002 116.1 2003 290.1 2004 132.4 2005 110.0 2006 112.0 2007 181.2 2008 60.0 2009 149.0 2010 88.0 2011 85.0 TOTAL 1323.8 Rata-rata 132.4

Hujan Min Harian 60.0

Hujan Max Harian 290.1

BMKG (Badan Meteorologi,Klimatologi dan Geofisika), 2013

Pada periode tahun 2002-2011, stasiun hujan Tanjung Priok, Jakarta memiliki rata-rata curah hujan harian sebesar 132.4 mm. Dengan hujan maximum 290.1 mm yang terjadi pada tahun 2003. Untuk data yang lebih jelas dan lengkap dapat dilihat dalam lampiran data curah hujan harian pada lembar lampiran.

(4)

b. Stasiun Pakubuwono

DATA CURAH HUJAN 10 TAHUN

( dalam mm) Nama Stasiun : PAKUBUWONO

Tabel 4.2.22. Data Curah Hujan Harian Pakubuwono, 2002-2011

TAHUN PAKUBUWONO 2002 100.0 2003 122.0 2004 154.0 2005 100.0 2006 63.2 2007 198.0 2008 90.0 2009 77.0 2010 119.0 2011 125.0 TOTAL 1148.2 Rata-rata 114.8

Hujan Min Harian 63.2

Hujan Max Harian 198.0

BMKG (Badan Meteorologi,Klimatologi dan Geofisika), 2013

Pada periode tahun 2002-2011, stasiun hujan Pakubuono, Jakarta memiliki rata-rata curah hujan harian sebesar 114.8 mm. Dengan hujan maximum 198 mm yang terjadi pada tahun 2007. Untuk data yang lebih jelas dan lengkap dapat dilihat dalam lampiran data curah hujan harian pada lembar lampiran.

(5)

c. Stasiun Cengkareng

DATA CURAH HUJAN 10 TAHUN

( dalam mm) Nama Stasiun : CENGKARENG

Tabel 4.2.33. Data Curah Hujan Harian Cengkareng, 2002-2011

TAHUN

Priok

2002 145.0 2003 134.0 2004 158.0 2005 158.1 2006 88.0 2007 185.0 2008 317.0 2009 150.0 2010 102.0 2011 86.0 TOTAL 1523.1 Rata-rata 152.3

Hujan Min Harian 86.0

Hujan Max Harian 317.0

BMKG (Badan Meteorologi,Klimatologi dan Geofisika), 2013

Pada periode tahun 2002-2011, stasiun hujan Cengkareng, Jakarta memiliki rata-rata curah hujan harian sebesar 152.3 mm. Dengan hujan maximum 317 mm yang terjadi pada tahun 2008. Untuk data yang lebih jelas dan lengkap dapat dilihat dalam lampiran data curah hujan harian pada lembar lampiran.

(6)

d. Stasiun Kedoya

DATA CURAH HUJAN 10 TAHUN

( dalam mm) Nama Stasiun : KEDOYA

Tabel 4.2.44. Data Curah Hujan Harian Kedoya, 2002-2011

TAHUN KEDOYA 2002 92.7 2003 110.0 2004 110.0 2005 176.0 2006 66.0 2007 87.0 2008 157.2 2009 77.0 2010 119.0 2011 125.0 TOTAL 1119.9 Rata-rata 112.0

Hujan Min Harian 66.0

Hujan Max Harian 176.0

BMKG (Badan Meteorologi,Klimatologi dan Geofisika), 2013

Pada periode tahun 2002-2011, stasiun hujan Kedoya, Jakarta memiliki rata-rata curah hujan harian sebesar 112 mm. Dengan hujan maximum 176 mm yang terjadi pada tahun 2005. Untuk data yang lebih jelas dan lengkap dapat dilihat dalam lampiran data curah hujan harian pada lembar lampiran.

(7)

e. Stasiun Pasar Minggu

DATA CURAH HUJAN 10 TAHUN

( dalam mm) Nama Stasiun : PASAR MINGGU

Tabel 4.2.55. Data Curah Hujan Harian Pasar Minggu, 2002-2011

TAHUN P.Minggu 2002 158.0 2003 177.0 2004 158.0 2005 116.0 2006 124.0 2007 91.0 2008 263.5 2009 86.0 2010 103.0 2011 168.0 TOTAL 1444.5 Rata-rata 144.5

Hujan Min Harian 86.0

Hujan Max Harian 263.5

BMKG (Badan Meteorologi,Klimatologi dan Geofisika), 2013

Pada periode tahun 2002-2011, stasiun hujan Pasar MInggu, Jakarta memiliki rata-rata curah hujan harian sebesar 144.5 mm. Dengan hujan maximum 263.5 mm yang terjadi pada tahun 2008. Untuk data yang lebih jelas dan lengkap dapat dilihat dalam lampiran data curah hujan harian pada lembar lampiran.

(8)

Rekapan stasiun hujan yang ada:

DATA CURAH HUJAN 10 TAHUN

( dalam mm)

Tabel 4.2.56. Data Curah Hujan Harian Selama 10 Tahun Terakhir DAS Ciliwung, 2002-2011

TAHUN Priok P. Buwono Cengkareng kedoya P.Minggu

Rata-rata 132.4 114.8 152.3 114.1 144.5

Hujan Min Harian 60 63.2 86 66 86

Hujan Max Harian 290.1 198.0 317.0 197.5 263.5

BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika), 2013

Dari tabel rekapan stasiun hujan yang ada, didapatkan ada dua daerah yang memiliki curah hujan yang hampir sama. Yaitu Stasiun hujan Pakubuwono dan Kedoya dengan nilai 198 dan 197.5 mm. Curah hujan tertinggi tercatat pada stasiun hujan Cengkareng dengan nilai 317 mm. Dengan demikian nilai curah hujan rata dan curah hujan tertinggi yang telah diketahui, kita dapat memanfaatkannya untuk mengetahui pola persebaran hujan yang terjadi. Kita dapat mengetahui daerah-daerah yang memiliki potensi hujan tinggi sehingga dapat diantisipasi dalam proses perencanaan bangunan air yang hendak dibangun.

(9)

yang sudah disebutkan diatas. Umumnya data aliran berupa data hujan di Indonesia masih sangat jarang, belum tentu lengkap atau bahkan belum tentu ada karena keterbatasan ruang dan waktu. Untuk memenuhi kebutuhan ini maka dibuatlah peta isohyet.

(10)

4.4. Aplikasi Dari Peta Isohyet

Peta Isohyet digunakan untuk mengetahui besarnya tinggi curah hujan di suatu lokasi. Besarnya nilai curah hujan sesuai dengan garis yang melewatinya. Jika letak dari suatu lokasi berada diantara 2 garis yang melewatinya, maka besarnya nilai curah hujan dapat dicari dengan merata-ratakan besarnya kedua garis tersebut. Dapat dimengerti bahwa mempekirakan besarnya curah hujan dengan peta isohyet ini diasumsikan kalau daerah-daerah yang bersangkutan tidak berbeda dengan keadaan disekitarnya.

Misalkan ingin diketahui data hujan dari suatu tempat A yang tidak memiliki data-data hujan, maka kita bisa menentukan curah hujan yang terjadi dengan menggunakan peta isohyet. Jika A terletak diantara dua garis kontur isohyet (garis kontur 1 dan garis kontur 2, misalnya 60 mm dan 40 mm), maka bisa ditentukan curah hujan pada tempat A adalah jumlah rata- rata dari kedua nilai tersebut yaitu : ( ) = 55mm.

Gambar

Tabel 4.2.11. Data Curah Hujan Harian Tanjung Priok, 2002-2011
Tabel 4.2.22. Data Curah Hujan Harian Pakubuwono, 2002-2011
Tabel 4.2.33. Data Curah Hujan Harian Cengkareng, 2002-2011
Tabel 4.2.44. Data Curah Hujan Harian Kedoya, 2002-2011
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada kasus curah hujan, adanya korelasi data curah hujan antar lokasi stasiun curah hujan dalam suatu wilayah mengakibatkan pemodelan tidak dapat dilakukan dengan model

3 Penelitian oleh Bhat menunjukkan bahwa laju alir saliva terstimulasi pada kelompok menopause lebih rendah yaitu 4 ml/menit dibandingkan kelompok normal yaitu

24 Pengaruh dalam penelitian ini maksudnya adalah pengaruh motivasi belajar dan kemandirian belajar selama masa pandemi Covid–19 terhadap hasil belajar siswa kelas XII

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa atas limpahan rahmat, karunia, dan bimbingan-Nya dalam penyusunan buku panduan penggunaan Aplikasi Pengelola

Adanya sengketa tanah pusako tinggi yang terjadi di kenagarian Talang Maur payakumbuh, penulis ingin melaksanakan penelitian pada Kerapatan Adat Nagari (KAN)

Kebijakan kredit tersebut antara lain kredit diberikan untuk pembiayaan mobil baru dan bekas, jumlah kredit yang diberikan yaitu Rp 10 Juta sampai dengan Rp 200

Dengan alat ukur yang disusun dan dirancang dengan mengunakan sensor arus dan sensor tegangan yang dihubungkan langsung dengan Arduino, maka nilai dari beberapa besaran

Hasil belajar Matematika pada saat pelaksanaan siklus III materi bangun ruang bola setelah dilakukan tes oleh guru kelas dan observer, diperoleh hanya 3 siswa atau 9.4%