BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif. Menurut (Sinulingga, Metode Penelitian , 2011) penelitian deskriptif
ialah suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk mencandra atau mendeskripsikan
secara sistematik, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat suatu objek
atau populasi tertentu.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univesrsitas
Sumatera Utara dan Politeknik Negeri Medan mulai Desember 2016 sampai
dengan Februari 2017.
3.3 Batasan Operasional
Batasan operasional digunakan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam
membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian. Adapun batasan
operasional penelitian ini adalah dosen tetap yang mengajar di Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Politeknik Negeri Medan dengan
tujuan untuk mengetahui pengaruh financial satisfaction, financial knowledge,
dan demographic terhadap best practice Financial behavior.
3.4 Definisi Operasional Variabel
Dalam suatu penelitian diperlukan definisi operasional variabel dari
dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian ini. Defenisi
operasional varianbel adalah unsur penelitian yang memberitahu bagaimana cara
mengukur suatu variabel. Defenisi operasional variabel memberikan tuntutan
dalam memenuhi unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara
mengukur suatu variabel. Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti dibagi
menjadi dua kelompok yaitu:
3.4.1 Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi dan menjadi
sebab timbulnya variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel independen
yaitu sebagai berikut:
1. Financial satisfaction adalah kepuasan sesorang terhadap kondisi keuangan pribadi.
2. Financial knowledge, yaitu kemampuan untuk memahami dan mengelola keuangan untuk membuat suatu keputusan keuangan yang tepat agar tehindar
dari masalah keuangan
3. Demographic adalah bagian yang melekat pada individu yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam mengambil keputusan untuk
mengelola perilaku keuangan, yang meliputi:
a. Gender (jenis kelamin), yaitu perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan apabila dilihat dari nilai dan tingkah laku. Gender dapat
dilihat dengan menggunakan metode dummy dengan memberikan kode 0
untuk laki-laki dan kode 1 untuk perempuan.
kondisi fisik seseorang.
c. Income (pendapatan), yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh yang digunakan untuk konsumsi atau
menambah kekayaan.
3.4.2 Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya varibel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah best practice financial behavior. Best practice financial behavior
diidentifikasi dengan maksud memilih praktek-praktek yang paling dekat
berhubungan dengan pengetahuan keuangan. Praktik dipilih untuk penerapan
mereka ke daerah-daerah utama perencanaan keuangan yaitu dasar keungan
pribadi, pinjaman, tabungan/investasi, dan perlindungan.
Variabel-variabel penelitian dan indikator serta operasional varibel ynng
digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Variabel Indikator Skala
Ukur Financial
Satisfaction
(X1
Financial satisfaction adalah tingkat kepuasan mahasiswa
3. Terpenuhinya kebutuhan bulanan
4. Terpenuhinya barang-barang yang diinginkan 5. Terjadinya kesenjangan
keuangan.
6. Munculnya isu-isu manajemen resiko.
1. Memhami cara mengatur
pendapatan dan pengeluaran
2. Memahami konsep dasar keuangan
3. Tingkat pengembalian
Lanjutan Tabel 3.1
Variabel Definisi Variabel Indikator Skala
Ukur
5. Pertimbangan pajak 6. Likuiditas
7. Keamanan 8.
Pembatasan-pembatasan dan fee 9. Pengetahuan asuransi 10. Produk Asuransi 11. Instrumen Investasi 12. Suku Bunga Pasar
Likert
Gender
(X3
Sifat fisik maupun psikis yang membedakan antara pria dan wanita.
Batasan atau tingkat ukuran hidup seseorang yang diterima oleh guru secara rutin setiap bulan. sumber daya keuangan yang ada padanya
1. Membuat anggaran pengeluaran dan belanja
2. Menilai pembelian berdasarkan kebutuhan
3. Membayar tagihan tepat waktu
4. Membandingkan harga 5. Menyisihkan uang untuk
ditabung
6. Menggunakan kartu kredit sesuai kebutuhan
Likert
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel dependen dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau seklompok orang tentang fenomenal sosial
dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan
lima tingkatan jawaban sebagai berikut:
Tabel 3.2
Instrumen Skala Likert untuk Variabel
No Skala Skor
1. Sangat Setuju (SS) 5
2. Setuju (S) 4
3. Kurang Setuju (KS) 3
4. Tidak Setuju (TS) 2
5. Sangat Tidak Setuju (STD) 1
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian 3.6.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, Metode
Penelitian Administrasi, 2013)
Populasi dalam penelitian ini adalah dosen tetap Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara yaitu berjumlah 30 orang dan 30 orang dosen
tetap Politeknik Negeri Medan.
3.6.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, 2013). Jumlah
sampel keseluruhan dalam penelitian ini adalah 30 dosen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Sumatera Utara dan 30 dosen Politeknik Negeri Medan.
3.7 Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini berbentuk Kuantitatif. Sumber data yang
atau kuesioner.
Menurut (Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, 2012) kuesioner
adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat
pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner
dalam penelitian ini berisi daftar pertanyaan kepada responden mengenai
kompetensi auditor serta pertimbangan profesional auditor internal,
responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon
sesuai dengan persepsinya.
3.8 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitaian ini adalah
sebagai berikut:
a. Pembagian Angket (Questionare)
Menurut (Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, 2012) kuesioner adalah
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat
pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Kuesioner dalam penelitian ini berisi daftar pertanyaan kepada responden
mengenai kompetensi auditor serta pertimbangan profesional auditor internal,
responden mempunyai kebebasan untuk memberikan jawaban atau respon
sesuai dengan persepsinya.
b. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu mengadakan pencatatan dan mempelajari
literatur-literatur yang berhubungan dengan maslah yang sedang diteliti baik untuk
3.9 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 3.9.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk mengukur data yang telah
didapat setelah penelitian yang merupakan data yang valid dengan alat ukur yang
digunakan yaitu kuesioner. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, Memahami Penelitian
Kualitatif, 2012).
Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian validitas data instrumen
adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai rhitung> rtabel
b. Jika nilai r
maka pernyataan tersebut dinyatakan valid.
hitung< rtabel
Uji validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (untuk setiap butir dapat dilihat pada kolom correcteditem-totalcorrelations) dengan r tabel untuk
degreeof freedom(df)= n-k, dalam hal ini n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah item. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan pada Dosen di
Politeknik Negeri Medan dengan jumlah 30 responden.
maka pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid.
3.9.2 Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuisioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan
reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu. Menurut (Lufti, 2014), pengujian reliabilitas berguna
untuk mengetahui apakah instrument yang dalam hal ini kuesioner dapat di
variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai α>0,6 yaitu bila dilakukan
penelitian ulang dengan waktu dan dimensi yang berbeda akan menghasilkan
kesimpulan yang sama. Tetapi sebaliknya bila alpha (α) < 0,6 maka dainggap
kurang handal, artinya bila variabel-variabel tersebut dilakukan penelitian ulang
dengan waktu yang berbeda akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda.
3.10 Uji Asumsi Klasik
Menurut (Lufti, 2014) Agar didapat perkiraan regresi yang tidak bias dan efisiensi
maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Ada beberapa kriteria persyaratan
asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:
3.10.1 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah
data terdistribusi normal atau tidak.Uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan pendekatan Kolmogrov-Smirnov.Dengan menggunakan tingkat
signifikan 5% maka jika nilai Asymp.sig.(2-tailed) diatas nilai signifikan 5%
artinya variabel residual berdistribusi normal.
3.10.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastitas menyatakan bahwa uji ini pada prinsipnya ingin
menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama diantara anggota grup
tersebut. Jika varians sama, dan ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada
homoskedastitas. Sedangkan jika varians tidak sama dikatakan terjadi
3.10.3 Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas artinya variabel independen yang satu dengan yang lain
dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna atau
mendekati sempurna. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel bebas (tidak terjadi multikolonieritas). Untuk mengetahui ada
tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan
VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Nilai umum yang biasa
dipakai adalah nilai Tolerance > 0,1 atau nilai VIF < 10 maka tidak terjadi
multikolinearitas. Dimana :
a. Tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinearitas
b. Tolerance value > 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinearitas
3.11 Uji Analisis Regresi Berganda
Metode analisis regresi linear berganda yang digunakan oleh peneliti adalah
untuk mengetahui berapa besar pengaruh variabel bebas (kreativitas dan motivasi)
terhadap variabel terikat (keberhasilan usaha). Untuk mempeoleh hasil yang lebih terarah,
peneliti menggunakan bantuan SPSS. Menurut (Sugiyono, Memahami Penelitian
Kualitatif, 2012) model Regresi Linear Berganda yang digunakan adalah
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5
Keterangan:
+ ε
Y : best practice financial behavior
X1 X
: financial satisfaction
2 X
: financial knowledge
β1,2,3,4,5
ε : standar error
: koefisien regresi linier berganda
3.12 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y), dan untuk menguji
digunakan hipotesis nol (H0) yang menyatakan bahwa varibel bebas tidak
signifikan terhadap variabel independen dan hipotesis alternatif (Ha
3.12.1 Uji Serempak (Uji F)
) yang
menyatakan bahwa variabel bebas signifikan terhadap varibel terikat.
Uji f menunjukkan apakah semua variabel independen (variabel bebas)
yang ada dalam model pada penelitian ini mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen (variabel terikat). Hipotesis untuk F-test dalam
penelitian ini adalah dengan menggunakan nilai signifikan 0,05 (α=5%). Adapun
untuk ketentuan penerimaan atau penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0
b. Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka H
diterima, artinya secara bersamaan
kelima variabel independen tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadapat variabel dependen.
a diterima, artinya secara bersamaan kelima variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
dependen yang ditimbulkan oleh variabel-variabel independen terhadap
3.12.2 Uji Parsial (Uji t)
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh yang diberikan
satu variabel independen (variabel bebas) secara individu dalam menjelaskan
variabel dependen (variabel terikat). Uji t dalam penelitian ini menggunakan
signifikansi 0,05 (α=5%). Adapun ketentuan mengenai penerimaan atau
penolakan hipotesis adalah sebagai berikut:
a. Jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0
b. Jika nilai signifikansi ≤ 0,05 maka H
diteima. Ini berarti bahwa secara
parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen.
a
3.12.3 Uji Koefisien Determinasi (R
diterima. Ini berari bahwa secara
parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen.
2
Pengujian dengan menggunakan uji koefisien determinasi (R²), yaitu untuk
melihat besranya pengaruh variabel bebas.R-squareatau nilai determinan (R²) mendekati satu berarti pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
kuat.Identifikasi determinan (R²) berfungsi untuk mengetahui signifikansi variabel
maka harus dicari koefisien determinasi (R²).Koefisien determinan menunujukkan
besarnya kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen.Semakin
besar nilai koefisien determinasi, maka semakin baik kemampuan variabel
independen menerangkan variabel dependen.Jika determinasi (R²) semakin besar
(mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel independen
adalah besar terhadap variabel dependen.Hal ini berarti, model yang digunakan
semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel independen yang diteliti
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Responden
Responden dalam penelitian ini adalah dosen tetap pada Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Politeknik Negeri Medan yang
masing-masing fakultas sebanyak 30 orang dengan total responden keseluruhan
sebanyak 60 orang.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 4.2.1.1 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS for windows
dengan kriteria sebagai berikut:
a. Jika r hitung ≥ r tabel
b. Jika r
maka pertanyaan di nyatakan valid.
hitung ≥ r tabel
c. Nilai r
maka pertanyaan di nyatakan tidak valid.
hitung
d. Nilai r
dapat dilihat pada Corrected Item Total Correlation.
tabel dengan ketentuan N = jumlah responden = 30 dan tingkat signifikansi sebesar 5% maka anagka yang diperoleh 0,361 (r tabel
Pada uji validitas dan reabilitas, penyebaran kuesioner diberikan kepada 30
responden diluar sampel yaitu di Politeknik Negeri Medan. Nilai r )
tabel
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa seluruh butir pernyataan valid karena nilai
Corrected Item-Total Correlation di atas 0,361. Dengan demikian kuesioner dengan
ketentuan df=jumlah kasus=30 dan tingkat signifikansi sebesar 30% maka angka
dilanjutkan pada tahap pengujian reabilitas.
Berikut hasil dari uji validitas terhadap butir-butir pertanyaan dari variabel
financial satisfaction dan best practice financial behavior.
Tabel 4.1
Sumber: Hasil pengolahan SPSS for windows (2017)
4.2.1.2 Uji Reliabilitas
Menurut (Lufti, 2014) suatu konstruk atau variabel dinyatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,80. Pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS for Windows.
Tabel 4.2 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.920 15
Sumber: Hasil Output SPSS
Pada 15 pernyataan dengan tingkat signifikansi 5% diketahui bahwa
sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut telah reliabel dan dapat
disebarkan kepada responden untuk dijadikan instrumen penelitian.
4.3 Analisis Statistik Deskriptif
Hasil analisis statistik deskriptif variabel penelitian dapat dilihat dari
distribusi frekuensi dan persentase, dari financial satisfaction, financial knowledge, best practice financial behavior, gender, age dan income
Tabel 4.3
Distribusi jawaban responden untuk Financial Satisfaction
Pertanyaan STP STP TP TP KP KP P P SP SP Total Total
F % f % F % F % f % F %
x11 0.00 0.00 2.00 3.33 5.00 8.33 34.00 56.67 19.00 31.67 60.00 100.00
x12 0.00 0.00 2.00 3.33 10.00 16.67 30.00 50.00 18.00 30.00 60.00 100.00
x13 0.00 0.00 3.00 5.00 12.00 20.00 32.00 53.33 13.00 21.67 60.00 100.00
x14 0.00 0.00 4.00 6.67 13.00 21.67 26.00 43.33 17.00 28.33 60.00 100.00
x15 0.00 0.00 1.00 1.67 1.00 1.67 32.00 53.33 26.00 43.33 60.00 100.00
Sumber : Hasil Penelitian (2017)
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa:
1. Untuk pertanyaan 1 “Anggaran pribadi saya”, sebanyak 34 responden atau
56,67% paling dominan menyatakan puas.
2. Untuk pertanyaan 2 “Kondisi keuangan saya saat ini”, sebanyak 30 responden
atau 50% paling dominan menyatakan puas.
3. Untuk pertanyaan 3 “Aset saya saat ini”, sebanyak 32 responden atau 53,33%
paling dominan menyatakan puas.
4. Untuk pertanyaan 4 “Tabungan yang saya miliki saat ini”, sebanyak 26
responden atau 43,33% paling dominan menyatakan puas.
5. Untuk pertanyaan 5 “Tidak memiliki hutang”, sebanyak 32 responden atau
Tabel 4.4
Distribusi jawaban responden untuk Financial Knowledge Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Sumber : Hasil Penelitian (2017)
Berdasarkan Tabel 4.4 yang mempunyai nilai 5 sebesar 1 orang dengan
persentase (1,7%), yang mempunyai nilai 8 sebanyak 7 orang dengan persentase
(11,7%), yang mempunyai nilai 9 sebanyak 24 orang dengan persentase (40%),
yang mempunyai nilai 10 sebanyak 28 orang dengan persentase (46,7%).
Tabel 4.5
Distribusi jawaban responden untuk Best Practice Financial Behavior
Pertanyaan STS STS TS TS KS KS S S SS SS Total Total
Sumber : Hasil Penelitian (2017)
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:
1. Untuk pertanyaan 1 “Saya mengikuti berita tentang perekonomian keuangan
Indonesia”, sebanyak 36 responden atau 60% paling dominan
2. Untuk pertanyaan 2 “Saya melakukan anggaran bulanan pribadi”, sebanyak
31 responden atau 51,67% paling dominan menyatakan setuju.
3. Untuk pertanyaan 3 “Saya membayar tagihan kartu kredit setiap bulan”,
sebanyak 30 responden atau 50% paling dominan menyatakan setuju.
4. Untuk pertanyaan 4 “Saya mencatat pengeluaran (harian, mingguan, dan
bulanan)”, sebanyak 30 responden atau 50% paling dominan menyatakan setuju.
5. Untuk pertanyaan 5 “Saya menyisihkan dana buat keadaan darurat”,
sebanyak 32 responden atau 53,33% paling dominan menyatakan setuju.
6. Untuk pertanyaan 6 “Saya mengecek laporan hutang saya”, sebanyak 31
responden atau 51,67% paling dominan menyatakan setuju.
7. Untuk pertanyaan 7 “Saya membayar tagihan hutang dengan tepat waktu”,
sebanyak 33 responden atau 55% paling dominan menyatakan setuju.
8. Untuk pertanyaan 8 “Saya menyiapkan dana buat pensiun”, sebanyak 30
responden atau 50% paling dominan menyatakan setuju.
9. Untuk pertanyaan 9 “Saya memiliki asuransi kesehatan”, sebanyak 28
responden atau 46,67% masing-masing menjawab menyatakan setuju dan
sangat setuju.
10. Untuk pertanyaan 10 “Saya membayar asuransi tepat waktu”, sebanyak 31
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Institusi
Sumber : Hasil Penelitian (2017)
Berdasarkan Tabel 4.6, diketahui dari 25 responden dengan jenis kelamin
laki-laki, 12 (48%) responden berasal dari Universitas Sumatera Utara, sementara
13 (52%) berasal dari Politeknik Negeri Medan. Dari 35 responden dengan jenis
kelamin perempuan, 18 (51,4%) responden berasal dari Universitas Sumatera
Utara, sementara 17 (48,6%) berasal dari Politeknik Negeri Medan.
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Institusi
Sumber : Hasil Penelitian (2017)
Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui dari 32 responden dengan usia 30-50
tahun, 19 (59,4%) responden berasal dari Universitas Sumatera Utara, sementara
13 (40,6%) berasal dari Politeknik Negeri Medan. Diketahui dari 28 responden
Utara, sementara 17 (60,7%) berasal dari Politeknik Negeri Medan.
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendapatan
Pendapatan * Institusi Crosstabulation
Institusi
Total Universitas
Sumatera Utara
Politeknik Negeri Medan
Pendapatan 3-5 Juta Count 2 15 17
% within Pendapatan 11.8% 88.2% 100.0%
>5 Juta Count 28 15 43
% within Pendapatan 65.1% 34.9% 100.0%
Total Count 30 30 60
% within Pendapatan 50.0% 50.0% 100.0%
Sumber: Hasil Penelitian (2017)
Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui dari 17 responden dengan pendapatan 3-5
juta, 2 (11,8%) responden berasal dari Universitas Sumatera Utara, sementara 15
(88,2%) berasal dari Politeknik Negeri Medan. Dari 43 responden dengan
pendapatan > 5 juta, 28 (65,1%) responden berasal dari Universitas Sumatera
Utara, sementara 15 (34,9%) berasal dari Politeknik Negeri Medan.
4.4 Uji Asumsi Klasik 4.4.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah nilai residual berdistribusi normal atau tidak, yang dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan yaitu:
1. Pendekatan Histogram
Pada grafik histogram, dikatakan variabel berdistribusi normal pada grafik
histogram yang berbentuk lonceng apabila distribusi data tersebut tidak menceng
Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows (2017)
Gambar 4.1
Pengujian Histogram Normalitas
Pada grafik histogram terlihat bahwa variabel berdistribusi normal hal ini
ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng
ke kanan.
2. Pendekatan Grafik
Cara lainnya melihat uji normalitas dengan pendekatan grafik. PP plot
akan membentuk plot antara nilai-nilai teoritis (sumbu X) melawan nilai-nilai
yang didapat dari sampel (sumbu Y). Apabila plot keduanya berbentuk linier
(dapat didekati oleh garis lurus), maka hal ini merupakan indikasi bahwa residual
Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows (2017)
Gambar 4.2
Pendekatan Grafik Normalitas
Pada Gambar 4.2 scatter plot terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini berarti data berdistribusi normal.
3. Pendekatan Kolmogrov-Smirnov
Dasar pengambilan keputusan untuk Kolmogorov Smirnov yaitu apabila
nilai value pada kolom Asymp. Sig lebih besar dari level of significant (α = 5%), maka tidak mengalami gangguan distribusi normal serta nilai Kolmogorov
Tabel 4.9
Uji Normalitas Pendekatan Kolmogorov Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 60
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation 3.69634519 Most Extreme Differences Absolute .092
Positive .089
Negative -.092
Kolmogorov-Smirnov Z .709
Asymp. Sig. (2-tailed) .696
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber:Hasil pengolahan SPSS for Windows (2017)
Menurut (Lufti, 2014) bahwa, apabila pada hasil uji
Kolmogorov-Smirnov, nilai Asymp Sig (2-tailed) lebih besar dari nilai signifikan 0,05, dan nilai Kolmogorov-Smirnov Z lebih kecil dari 1,97 maka data dikatakan normal. Pada Tabel 4.9 terlihat bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0,696 dan diatas nilai signifikan (0,05). Dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal.
Nilai Kolmogorov-Smirnov Z dari Tabel 4.9 yaitu 0,709 dan lebih kecil dari 1,97
berarti tidak ada perbedaan antara distribusi teoritik dan distribusi empirik atau
dengan kata lain data dikatakan normal.
4.4.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varians dari suatu variabel pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas, yaitu:
1. Pendekatan Grafik
Heterokedastisitas dapat dilihat melalui gambar scatter plot. Gambar
scatter plot dapat mengindikasi ada atau tidaknya gejala heterokedastisitas. Apabila grafik tidak membentuk pola yang jelas maka tidak mengalami gangguan
heteroskedastisitas.
Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows (2017
Gambar 4.3
Pendekatan Grafik Heteroskedastisitas
Berdasarkan Gambar 4.3 dapat terlihat dari grafik Scatterplot yang disajikan, terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola
tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada
sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi,
4.4.3 Uji Multikolinearitas
Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari
besarnya nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang bisa dipakai adalah nilai
Tolerance > 0,1 atau nilai VIF< 5, maka tidak terjadi multikolinearitas. Pengujian multikoliniearitasdapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.10 a. Dependent Variable: Financial Behaviour
Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows (2017)
Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa:
a. Nilai VIF dari Financial Satisfaction adalah 1,400 lebih kecil atau dibawah 5 (VIF< 5), ini berarti tidak terkena multikolinieritas antara variabel independen dalam model regresi.
c. Nilai VIF dari Financial Knowledge adalah 1,355 lebih kecil atau dibawah 5 (VIF< 5), ini berarti tidak terkena multikolinieritas antara variabel independen dalam model regresi.
d. Nilai Tolerance dari Financial Knowledge adalah 0,738 lebih besar dari 0,1 (Tolerance > 0,1), ini berarti tidak terdapat multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.
e. Nilai VIF dari Jenis Kelamin adalah 1,067 lebih kecil atau dibawah 5 (VIF< 5), ini berarti tidak terkena multikolinieritas antara variabel independen dalam
model regresi.
f. Nilai Tolerance dari Jenis Kelamin adalah 0,937 lebih besar dari 0,1 (Tolerance > 0,1), ini berarti tidak terdapat multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.
g. Nilai VIF dari Usia adalah 1,272 lebih kecil atau dibawah 5 (VIF< 5), ini berarti tidak terkena multikolinieritas antara variabel independen dalam
model regresi.
h. Nilai Tolerance dari Usia adalah 0,786 lebih besar dari 0,1 (Tolerance > 0,1), ini berarti tidak terdapat multikolinieritas antar variabel independen dalam
model regresi.
i. Nilai VIF dari Pendapatan adalah 1,256 lebih kecil atau dibawah 5 (VIF< 5), ini berarti tidak terkena multikolinieritas antara variabel independen dalam
model regresi.
j. Nilai Tolerance dari Pendapatan adalah 0,796 lebih besar dari 0,1 (Tolerance
dalam model regresi.
4.5 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis Regresi Linear Berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini Analisis
Regresi Linear Berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh financial satisfaction dan financial knowledge secara simultan maupun parsial terhadap best practice financial behavior. Pada Tabel 4.11 berikut dapat dilihat hasil perhitungan koefisen regresi linear berganda masing-masing variabel independen
terhadap variabel dependen.
Tabel 4.11
Koefisien Regresi Linier Berganda Coefficientsa a. Dependent Variable: Financial Behaviour
Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows(2017)
Berdasarkan Tabel 4.11 Koefisien Regresi Linier Berganda, diperoleh
persamaan sebagai berikut:
Y = 20,375 + 0,538 X1 + 1,332 X2 + -1,771 X3 + -0,395 X4 + 0,398 X
Dimana:
Y = Best Practice Financial Behavior
α = Konstanta
β1,2,3,4,5
X
= Koefisien Linear Berganda
1
1. Nilai konstanta sebesar 20,375 Artinya, jika nilai Financial Satisfaction, Financial Knowledge, Jenis Kelamin, Usia, Pendapatan = 0 maka Best Practice Financial Behavior (Y) akan tetap sebesar 20,375.
Berdasarkan persamaan tersebut dapat diketahui bahwa:
2. Dari persamaan regresi ini menunjukkan bahwa financial satisfaction
berpengaruh positif terhadap Best Practice financial behavior.
3. Dari persamaan regresi ini menunjukkan bahwa financial knowledge
berpengaruh positif terhadap Best Practice financial behavior.
4. Dari persamaan regresi ini menunjukkan bahwa jenis kelamin berpengaruh
negatif terhadap Best Practice financial behavior.
5. Dari persamaan regresi ini menunjukkan bahwa usia berpengaruh negatif
terhadap Best Practice financial behavior.
6. Dari persamaan regresi ini menunjukkan bahwa pendapatan berpengaruh
4.6 Pengujian Hipotesis
4.6.1 Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Uji signifikan simultan (Uji F) bertujuan untuk mengetahui pengaruh
variabel independen (financial satisfaction dan financial knowledge) secara bersama-sama terhadap variabel best practice financial behavior. Hasil Uji signifikan simultan (Uji F) dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12
Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) ANOVA
Model
a
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 434.468 5 86.894 5.821 .000b
Residual 806.115 54 14.928
Total 1240.583 59
a. Dependent Variable: Financial Behaviour
b. Predictors: (Constant), Financial Knowledge, Pendapatan, Jenis Kelamin, Usia, Financial
Satisfaction
Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows(2017)
Berdasarkan Tabel 4.12 terlihat bahwa nilai Fhitung adalah sebesar 5,821 >
Ftabel (2,386) dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05. Dengan
demikian, maka Ha diterima atau H0
4.6.2 Uji Signifikan Parsial (Uji t)
ditolak. Artinya, Financial Satisfaction,
Financial Knowledge, jenis kelamin, usia dan pendapatan secara bersama-sama berpengaruh positif signifikan terhadap Best Practice Financial Behavior.
Uji Signifikansi Parsial (Uji t) bertujuan untuk mengetahui pengaruh
masing-masing variabel independen secara parsial atau individual terhadap
Tabel 4.13 berikut: a. Dependent Variable: Best Practice Financial Behaviour (Y)
Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows(2017)
Berdasarkan Tabel 4.13 diketahui:
1. Financial Satisfaction (X1) memiliki nilai thitung sebesar 2,173>ttabel (2,004) dengan tingkat signifikansi sebesar 0,034<0,05. Dengan demikian, maka Ha
diterima atau H0
2. Financial knowledge (X
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa financial satisfaction
berpengaruh signifikan terhadap best practice financial behavior.
2) memiliki nilai thitung sebesar 2,528>ttabel (2,004)
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,014<0,05. Dengan demikian, maka Ha
diterima atau H0
3. Jenis kelamin (X
ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa financial knowledge
berpengaruh signifikan terhadap best practice financial behavior.
3) memiliki nilai thitung -1,695< ttabel (2,004) dengan tingkat signifikansi sebesar 0,096>0,05. Dengan demikian, maka Ha ditolak atau H0
signifikan terhadap best practice financial behavior.
4. Usia (X4) memiliki nilai thitung -0,350< ttabel (2,004) dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,728>0,05. Dengan demikian, maka Ha ditolak atau H0
5. Pendapatan (X
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa usia tidak berpengaruh signifikan
terhadap best practice financial behavior.
5) memiliki nilai thitung 0,321< ttabel (2,004) dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,749>0,05. Dengan demikian, maka Ha ditolak atau H0
4.6.3 Paired Sample t –Test
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan tidak berpengaruh
signifikan terhadap best practice financial behavior.
Tabel 4.14
Uji Beda Rata-Rata Untuk Financial Satisfaction dan Financial Knowledge Group Statistics
Universitas Sumatera Utara 30 20.30 2.292 .418 Politeknik Negeri Medan 30 20.63 2.539 .464 Financial
Knowledge (X2)
Universitas Sumatera Utara 30 9.13 1.167 .213 Politeknik Negeri Medan 30 9.13 1.074 .196
Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows(2017)
Berdasarkan Tabel 4.14 diketahui:
1. Secara rata-rata, best practice financial behavior pada Politeknik Negeri Medan (43,37) lebih baik dibandingkan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara (41,47).
Utara (20,30).
3. Secara rata-rata, financial knowledge pada Politeknik Negeri Medan sama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yakni 9,13.
Tabel 4.15
Uji Beda Rata-Rata Dua Sampel Independen (T-Test)
Variabel Sig. (2-tailed)
Best Practice Financial Behavior (Y) .109 Financial Satisfaction (X1) .596
Financial Knowledge (X2) 1.000
Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows(2017)
Berdasarkan Tabel 4.15 diketahui seluruh nilai (Sig.) > 0,05, maka secara rata-rata, terdapat perbedaan yang signifikan ditinjau dari best practice financial
behavior, financial satisfaction, dan financial knowledge, antara Politeknik Negeri
Medan dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yakni 9,13.
Tabel 4.16
Uji Beda Rata-Rata Untuk Jenis Kelamin Descriptive Statistics
Dependent Variable:Best Practice Financial Behavior (Y)
Institusi Jenis Kelamin Mean Std. Deviation N
Universitas Sumatera Utara Laki-Laki 42.83 3.243 12
Perempuan 40.56 4.514 18
Total 41.47 4.150 30
Politeknik Negeri Medan Laki-Laki 44.92 1.605 13
Perempuan 42.18 6.126 17
Total 43.37 4.867 30
Total Laki-Laki 43.92 2.691 25
Perempuan 41.34 5.341 35
Total 42.42 4.586 60
Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows(2017)
Berdasarkan tabel 4.16 diketahui:
Secara rata-rata, dosen berjenis kelamin laki-laki pada Universitas
bandingkan dengan dosen berjenis kelamin perempuan.
Tabel 4.17
Uji Beda Rata-Rata Untuk Usia Descriptive Statistics
Dependent Variable:Best Practice Financial Behavior (Y)
Institusi Usia Mean Std. Deviation N
Universitas Sumatera Utara 30-50 Tahun 41.58 4.114 19
> 50 Tahun 41.27 4.407 11
Total 41.47 4.150 30
Politeknik Negeri Medan 30-50 Tahun 42.62 7.194 13 > 50 Tahun 43.94 1.819 17
Total 43.37 4.867 30
Total 30-50 Tahun 42.00 5.489 32
> 50 Tahun 42.89 3.304 28
Total 42.42 4.586 60
Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows (2017)
Berdasarkan tabel 4.17 diketahui:
Secara rata-rata, dosen yang berusia 30-50 tahun pada Universitas
Sumatera Utara lebih lebih baik perilaku keuangannya di bandingkan dengan
dosen berusia >50 tahun. Namun, pada Politeknik Negeri Medan dosen berusia
>50 tahun lebih baik perilaku keuangannya dari pada dosen berusia 30-50 tahun.
Tabel 4.18
Uji Beda Rata-Rata Untuk Pendapatan Descriptive Statistics
Dependent Variable:Best Practice Financial Behavior (Y)
Institusi Pendapatan Mean Std. Deviation N
Universitas Sumatera Utara 3-5 Juta 40.00 1.414 2
>5 Juta 41.57 4.272 28
Berdasarkan tabel 4.18 diketahui:
Secara rata-rata, dosen yang mempunyai pendapatan >5 juta pada
Universitas Sumatera Utara dan Politeknik Negeri Medan lebih baik perilaku
keuangannya di bandingkan dengan dosen yang mempunyai pendapatan 3-5 juta.
4.6.4 Uji Koefisien Determinasi (R2
Koefisien Determinasi (R
)
2
) digunakan untuk mengukur seberapa besar
kontribusi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Jika Koefisien
Determinasi (R2) semakin besar (mendekati satu) menunjukkan semakin baik
kemampuan variabel X menerangkan variabel Y dimana 0 < R2< 1. Sebaliknya,
jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka akan dapat dikatakan bahwa
pengaruh variabel bebas adalah kecil terhadap variabel terikat. Hal ini berarti
model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas
yang diteliti terhadap variabel terikat. Derajat pengaruh variabel X1, X2, X3, X4,
X5
Tabel 4.19
terhadap variabel Y dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Uji Koefisien Determinasi (R2 Model Summary
a. Predictors: (Constant), Financial Knowledge, Pendapatan, Jenis Kelamin, Usia,
Financial Satisfaction
b. Dependent Variable: Financial Behaviour
Sumber: Hasil pengolahan SPSS for Windows(2017)
Berdasarkan Tabel 4.19 nilai koefisien determinasi �2 terletak pada kolom
tersebut berarti seluruh variabel bebas, yakni financial satisfaction, financial knowledge, jenis kelamin, usia, dan pendapatan, secara simultan mempengaruhi variabel best practice financial behavior sebesar 35%, sisanya sebesar 65% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
4.7 Pembahasan
Berdasarkan pengujian secara signifikan simultan diketahui bahwa nilai
Fhitung 5,821 > Ftabel
Berdasarkan pengujian secara parsial diketahui pengaruh dari masing
-masing variabel independen terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut: (2,386) dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 maka
secara serempak financial satisfaction, financial knowledge, jenis kelamin, usia, dan pendapatan berpengaruh positif signifikan terhadap best practice financial behavior.
4.7.1 Pengaruh Financial Satisfaction terhadap Best Practice Financial Behavior
Berdasarkan pengujian secara parsial diperoleh bahwa variabel financial
satisfaction berpengaruh positif signifikan terhadap best practice financial behavior. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,034 < 0,05 dan nilai thitung sebesar 2,173 > ttabel
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang menyatakan bahwa 2,004. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi keuangan
seseorang yang baik serta orang tersebut merasa bahagia dan bebas dari rasa
khawatir terhadap kondisi keuangan pribadi. Semakin besar puas seseorang
terhadap kondisi keuangan pribadi, maka orang tersebut akan semakin puas
Rabb dan Woodyard (2011) perilaku keuangan memiliki efek yang signifikan dan
langsung pada kepuasan keuangan dari tingkat pendapatan rumah tangga dan
faktor demografi lainnya.
4.7.2 Pengaruh Financial Knowledge terhadap Best Practice Financial Behavior
Berdasarkan pengujian secara parsial diketahuidiperoleh bahwa variabel
financial knowledge berpengaruh positif signifikan terhadap best practice financial behavior. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,014 < 0,05 dan nilai thitung sebesar 2,528 > ttabel
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Andrew dan Linawati (2014)
yang menyatakan bahwa orang yang dengan pengetahuan keuangan yang lebih
tinggi cenderung lebih bijak dalam perilaku keuangannya bila dibandingkan
dengan orang yang memiliki pengetahuan yang lebih rendah.
2,004. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan
keuangan yang mencukupi akan memberikan pengaruh positif terhadap financial
behavior seseorang. Dengan kata lain, perilaku keuangan yang positif akan
meningkatkan tingkat keuangan kesejahteraan dan sebaliknya.
4.7.3 Pengaruh jenis kelamin terhadap Best Practice Financial Behavior
Berdasarkan pengujian secara parsial diketahui bahwa variabel jenis
kelamin berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap best practice financial
behavior. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi 0,096 < 0,05 dan nilai thitung
sebesar -1,695 > ttabel
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Andrew dan Linawati,
demografi (jenis kelamin dan pendapatan) dengan perilaku keuangan.
4.7.4 Pengaruh Usia terhadap Best Practice Financial Behavior
Berdasarkan pengujian secara parsial diketahui bahwa variabel usia
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap best practice financial behavior. Hal
ini terlihat dari nilai signifikansi 0,728 < 0,05 dan nilai thitung sebesar -0,350 >
ttabel
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Lawrence dan Shaub,
1997) yang menyatakan bahwa seseorang yang memilki umur yang lebih tua akan
mempunyai perilaku dan nilai-nilai etis yang lebih tinggi di banding yang usianya
jauh lebih muda. 2,004.
4.7.5 Pengaruh pendapatan terhadap Best Practice Financial Behavior
Berdasarkan pengujian secara parsialdiketahui bahwa variabel pendapatan
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap best practice financial behavior. Hal
ini terlihat dari nilai signifikansi 0,749 < 0,05 dan nilai thitung sebesar 0,321 >
ttabel
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Andrew dan Linawati,
2014) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor
demografi (jenis kelamin dan pendapatan) dengan perilaku keuangan. 2,016.
Berdasarkan pengujian uji beda rata-rata dua sampel independen
diketahui bahwa
Universitas Sumatera Utara (41,47).
2. Secara rata-rata, financial satisfaction pada Politeknik Negeri Medan (20,63) lebih baik dibandingkan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara (20,30).
3. Secara rata-rata, financial knowledge pada Politeknik Negeri Medan sama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yakni 9,13.
4. Secara rata-rata, dosen berjenis kelamin laki-laki pada Universitas Sumatera
Utara dan Politeknik Negeri Medan, lebih baik perilaku keuangannya di
bandingkan dengan dosen berjenis kelamin perempuan. Hal itu karena
laki-laki cenderung memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengambil
keputusan keuangan karena memiliki pengetahuan yang lebih luas.
5. Secara rata-rata, dosen yang berusia 30-50 tahun pada Universitas Sumatera
Utara lebih lebih baik perilaku keuangannya di bandingkan dengan dosen
berusia >50 tahun. Namun, pada Politeknik Negeri Medan dosen berusia >50
tahun lebih baik perilaku keuangannya dari pada dosen berusia 30-50 tahun.
Hal itu karena semakin bertambah usia seseorang atau semakin dewasa
seseorang maka mereka akan cenderung lebih memperhatikan hal-hal penting
mengenai kebutuhan apa saja yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.
6. Secara rata-rata, dosen yang mempunyai pendapatan >Rp 5.000.000 pada
Universitas Sumatera Utara dan Politeknik Negeri Medan lebih baik perilaku
keuangannya di bandingkan dengan dosen yang mempunyai pendapatan Rp
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis deskriptif dan regresi linier berganda serta
pembahasan yang dilakukan peneliti, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut:
1. Secara serempak Financial Satisfaction, Financial Knowledge, jenis kelamin, usia dan pendapatan secara bersama-sama berpengaruh positif
signifikan terhadap Best Practice Financial Behavior
2. Secara parsial menunjukkan financial satisfaction dan financial knowledge
berpengaruh positif signifikan terhadap best practice financial behavior
sedangkan jenis kelamin, usia dan pendapatan berpengaruh negatif tidak
seignifikan terhadap best practice financial behavior.
3. Pada uji beda, secara rata-rata financial behavior dan financial satisfaction
Politeknik Negeri Medan lebih baik dari pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara namun financial knowledge Politeknik Negeri Medan sama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
Utara.
4. Secara rata-rata, dosen berjenis kelamin laki-laki pada Universitas Sumatera
Utara dan Politeknik Negeri Medan, lebih baik perilaku keuangannya di
bandingkan dengan dosen berjenis kelamin perempuan
Utara lebih lebih baik perilaku keuangannya di bandingkan dengan dosen
berusia >50 tahun. Namun, pada Politeknik Negeri Medan dosen berusia
>50 tahun lebih baik perilaku keuangannya dari pada dosen berusia 30-50
tahun.
6. Secara rata-rata, dosen yang berusia 30-50 tahun pada Universitas Sumatera
Utara lebih lebih baik perilaku keuangannya di bandingkan dengan dosen
berusia >50 tahun.
7. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2
5.2 Saran
) menunjukkan bahwa �2 = 0,350.
Nilai tersebut berarti seluruh variabel bebas, yakni financial satisfaction,
financial knowledge, jenis kelamin, usia, dan pendapatan, secara simultan mempengaruhi variabel best practice financial behavior sebesar 35%,sisanya sebesar 65% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.
Variabel penelitian yang diteliti dalam penelitian ini hanya mencakup
faktor demografi yang terdiri dari gender, age, dan income. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan indikator lain seperti ras, agama,
locus of control, dan nilai budaya. Selain itu, dalam mendesain kuesioner disarankan untuk menggunakan lebih banyak pertanyaan untuk mengukur tingkat