• Tidak ada hasil yang ditemukan

III SEJARAH ISLAM DAN PERADABAN ISLAM 1 (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "III SEJARAH ISLAM DAN PERADABAN ISLAM 1 (1)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

SEJARAH ISLAM DAN PERADABAN ISLAM

PRA ISLAM DAN MASA MUHAMMAD

I. Sejarah Bangsa Arab Sebelum Islam

Islam lahir di tengah-tengah tanah dan bangsa Arab. Bangsa Arab sering disebut sebagai penduduk gurun pasir yang terdiri dari bangsa Badui. Masyarakat Arab tinggal di jazirah Arab, terbagi menjadi 2 jenis masyarakat, yakni:

Pertama, suku-suku Badui di gurun Sahara Arabia memiliki gaya hidup pedesaan dan nomadik, berpindah dari suatu daerah ke daerah lain guna mencari air dan padang rumput untuk hewan gembalaan mereka, kambing dan unta. Organisasi dan identitas sosial berakar pada keanggotaan dalam suatu rentang komunitas yang luas. Kelompok beberapa keluarga membentuk kabilah (clan). Beberapa kelompok kabilah membentuk suku (tribe) dan dipimpin oleh seorang syekh. Mereka sangat menekankan hubungan kesukuan sehingga kesetiaan atau solidaritas kelompok menjadi sumber kekuatan bagi suatu kabilah. Peperangan antar suku seringkali terjadi. Sikap ini nampaknya telah menjadi watak yang mendarah daging dalam diri mereka. Dalam peperangan dan pembagian harta rampasan perang, masyarakat Arab ini hanya tunduk kepada syekh atau amir (ketua kabilah). Di luar perang, syekh atau amir tidak kuasa mengatur angota kabilahnya. Kehidupan di padang pasir memerlukan perasaan kesukuan yang sangat kuat untuk melindungi keluarga dan warganya, karena di padang pasir tidak ada pemerintah atau suatu badan resmi yang melindungi rakyat atau warganya dari penganiayaan. Kabilah atau suku merupakan suatu kesatuan yang mengikat warganya dengan ikatan darah (keturunan) atau ikatan kesukuan. Kabilah atau suku berkewajiban melindungi warganya dan melindungi orang-orang yang menggabungkan diri atau meminta perlindungan kepadanya. Dalam kultur masyarakat ini, nilai perempuan sangat rendah, dipandang sebagai masyarakat kelas dua, tidak memiliki hak kepemilikan terhadap harta, tidak memiliki kebebasan terhadap dirinya sendiri, bahkan perempuan dapat diwariskan kepada keturunan suaminya.

(2)

mengatur urusan-urusan politik dan urursan-urusan yang berhubungan dengan Ka’bah.

Setelah jalur-jalur perdagangan didominasi oleh kerajaan Romawi dan Persia, pusat perdagangan bangsa Arab beralih ke daerah Hijaz dan Mekkah menjadi kota yang masyhur dan suku Quraisy menjadi disegani.

Perkembangan peradaban menjelang datangnya Islam merupakan pengaruh dari budaya bangsa-bangsa di sekitarnya yang lebih awal maju daripada kebudayaan dan peradaban Arab. Pengaruh tersebut masuk ke Jazirah Arab melalui beberapa jalur penting, yakni melalui:

1. Hubungan perdagangan dengan bangsa lain. Bangsa Arab melakukan hubungan perdagangan dengan bangsa-bangsa Syria, Persia, Mesir dan Romawi yang semuanya telah mendapat pengaruh dari kebudayaan Hellenisme.

2. Kerajaan-kerajaan protektorat1, kerajaan Hirah (184 M – 634 M) dan kerajaan

Ghassan (210 M – 641 M). Banyak berdiri koloni-koloni tawanan perang Romawi dan Persia di Ghassan dan Hirah.

3. Masuknya Yahudi dan Kristen. Penganut agama Yahudi banyak mendirikan koloni di jazirah arab, yang terpenting di antaranya adalah Yatsrib. Penduduk koloni ini terdiri dari orang-orang Yahudi dan orang-orang Arab yang menganut agama Yahudi. Mayoritas penganut agama Yahudi pandai bercocok tanam dan membuat pandai besi, seperti perhiasaan dan persenjataan. Kelompok Kristen Nestorian2 berdiam di wilayah Hirah dan Kristen Yakobit3 di

Ghassan. Daerah Kristen terpenting adalah Najran, sebuah wilayah yang subur. Penganut Nestorian merupakan kelompok yang menjadi penghubung antara kebudayaan Yunani dan kebudayaan Arab pada masa awal kedatangan Islam. Umat Yahudi dan Kristen Arabia terbiasa menggandengkan rumah ibadah, sinagoge dan gereja, dengan kuttab dan lembaga agama, berfungsi memberikan pendidikan dasar bagi anak-anak dan menjawab pertanyaan dan menyelesaikan sengketa yang terjadi di antara umat mereka. Banyak orang Jahiliyah yang memanfaatkan kehadiran orang Yahudi dan Kristen untuk belajar tentang sejarah, nabi-nabi, dan lain-lain. Walaupun agama Yahudi dan Kristen sudah masuk ke jazirah Arab, bangsa Arab kebanyakan masih menganut agama asli mereka, yakni percaya kepada banyak dewa dalam bentuk berhala dan patung. Setiap Kabila memiliki patung dan berhalanya sendiri, sehingga tidak kurang dari 360 patung bertengger dan dipusatkan di Ka’bah. Terdapat 4 patung berhala yang terkenal, yakni Lata, Uzza, Manah4

dan Hubal milik kabilah Quraisy.5 Berhala-berhala menjadi tempat bangsa

Arab bertanya dan mengetahui nasib baik dan buruk.

1 Dalam konteks negara, menurut hukum internasional, protektorat adalah negara atau wilayah yang dikontrol, bukan dimiliki, oleh negara lain yang lebih kuat. Sebuah protektorat biasanya berstatus otonomi dan berwenang mengurus masalah dalam negeri. Pemimpin pribumi biasanya diperbolehkan untuk memegang jabatan kepala negara, walupun hanya sebatas nominal saja. Negara pengontrol mengurus hubungan luar negeri dan pertahanan protektoratnya, seperti yang tertulis dalam perjanjian. Singkat kata, protektorat merupakan salah satu jenis wilayah dependensi.

2 Nestorianisme mengajarkan bahwa terdapat 2 Pribadi yang berbeda dalam inkarnasi Kristus, yaitu Manusia dan Allah (Alan Richardson and John Bowcker, editor, The Westminster Dictionar of Christian Theology,

(Philadelphia: SCM Press, 1983), 397).

3 Gereja Yakobit merupakan gereja monofisitis. Monofisitisme mengajarkan bahwa Pribadi dari Kristus yang berinkarnasi hanya satu natur (Sincalir B. Ferguson dan David F. Wright, New Dicionary of Tehology, (Inggris: IVP, 1994), 442).

4 Tertulis dalam al Qur’an: 53, al Najm: 20-21.

(3)

II. Munculnya Islam di Tanah Arab

Munculnya Islam di tanah Arab tidak dapat dilepaskan dari kehadiran seorang yang bernama Muhammad. Muhammad dilahirkan di Mekkah pada tahun gajah6

(570 M). Muhammad adalah anggota bani Hasyim, suatu kabilah yang kurang berkuasa dalam suku Quraisy, hanya memegang jabatan siqayah7. Muhammad

lahir dari keluarga terhormat yang relatif miskin. Ayahnya bernama Abdullah anak Abdul Muthalib, seorang kepala suku Quraisy yang besar pengaruhnya. Ibunya adalah Aminah binti Wahab dari bani Zuhrah.

Muhammad lahir dalam keadaan yatim. Setelah lahir, Muhammad diasuh oleh Halimah Sa’diyyah sampai usia 4 tahun. Kemudian sekitar 2 tahun berada dalam asuhan ibu kandungnya di daerah terpencil yang jauh dari hiruk pikuk budaya jahiliyah, steril dari pengaruh-pengaruh negatif yang seringkali berdampak pada kepribadian anak dalam perkembangan hidupnya. Pada usia 6 tahun, Muhammad menjadi yatim piatu. Abdul Muthalib, kakeknya, mengambil alih tanggung jawab merawat Muhammad selama 2 tahun. Kemudian Abu Thalib, pamannya, merawat Muhammad setelah kakeknya meninggal dunia karena renta. Abu Thalib, sama seperti Abdul Muthalib, sangat disegani dan dihormati orang Quraisy dan penduduk Mekkah secara keseluruhan, walau mereka miskin. Dalam usia muda, Muhammad hidup sebagai gembala kambing keluarganya dan kambing penduduk Mekkah. Dalam tugas penggembalaannya itu, Muhammad menemukan tempat berpikir dan merenung, sehingga ia jauh dari segala pemikiran nafsu duniawi dan terhindar dari berbagai macam noda yang dapat merusak namanya, karena itu sejak muda ia sudah dijuluki al-amin8, orang yang

terpercaya.

Dalam usia 12 tahun, Muhammad ikut untuk pertama kali dalam kafilah dagang ke Syria (Syam), yang dipimpin oleh pamannya, Abu Thalib. Dalam perjalanan ini, di Bushra (selatan Syria), Muhammad bertemu dengan pendeta Kristen, Buhairah, yang melihat tanda-tanda kenabian pada Muhammad.

Pada usia ke-25, Muhammad ke Syria untuk membawa barang dagangan saudagar wanita kaya raya yang telah lama menjanda, Khadijah. Karena kejujurannya, Muhammad memperoleh laba besar. Ketertarikan Khadijah akan perangai Muhammad, membuat ia melamarnya dan perkawinan Muhammad

6 Dinamakan tahun gajah karena pada tahun itu pasukan Abrahah, gubernur kerajaan Habsy (Ethiopia), dengan menunggang gajah menyerbu Mekkah untuk menghancurkan Ka’bah (Amany Lubis, dkk, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Pusat Studi wanita UIN, 2005), 21).

7 Siqayah merupakan unit atau fungsi yang bertugas menyediakan kebutuhan air segar (air minum) karena sangat langkanya di Makkah, untuk penduduk Makkah sendiri dan persedian bagi para jama’ah haji

(http://umemsindonesia.blogspot.com/2012/06/history-of-hasyim.html).

(4)

Muhammad dikaruniai 6 orang anak, 2 putera dan 4 puteri, yakni Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayah, Ummu Kulsum dan Fatimah. Kedua puteranya meninggal waktu mereka kecil. Muhammad tidak kawin lagi sampai Khadijah meninggal ketika Muhammad berusia 50 tahun.

Jelang usia 40 tahun, Muhammad berkontemplasi ke gua Hira, beberapa kilometer di utara Mekkah. Sepanjang bulan Ramadhan setiap tahun, Muhammad bertafakur (berpikir) di sana, jauh dari kesibukan dunia, mencari hakekat kebenaran. Pada 17 Ramadhan tahun 611 M, malaikat Jibril datang dihadapannya, menyampaikan wahyu Allah yang pertama: “Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah mencipta. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu itu maha mulia. Dia telah mengajar dengan Qalam. Dia telah mengajar manusia apa yang tidak mereka ketahui” (96: 1-5). Pengalaman yang luar biasa itu membuat Muhammad kaget, kembali ke rumah menjumpai Khadijah dan minta diselimuti karena tubuhnya menggigil seperti demam. Dengan turunnya wahyu pertama ini, Muhammad telah dipilih Tuhan sebagai nabi. Wahyu yang kedua, beberapa lama kemudian di gua Hira, sebagai berikut, “Hai orang yang berselimut bangun, dan beri ingatla. Hendaklah engkau besarkan Tuhanmu, dan bersihkanlah pakaianmu, tinggalkanlah perbuatan dosa, dan janganlah engkau memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak, dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu bersabarlah” (74: 1-7). Dengan turunnya wahyu kedua ini, mulailah Muhammad berdakwah dan menjadi seorang rasul, 3 tahun setelah turunnya wahyu pertama. Sanak keluarga (Khadijah isterinya diikuti oleh putrid-putri dan seorang cucu perempuan, bibi-bibinya, Ali bin Ali bin Thalib dan sepupu-sepupunya dari garis ayah dan isteri-isteri lain, seluruhnya berjumlah 53 orang) dan kaum kerabatnya (Abu Bakar sahabat karibnya sejak kecil dan Ummu Aiman, pengasuh Muhammad). Tahun 613, Muhammad menyampaikan dakwah secara terbuka, memasukkan gagasan agama ke dalam aktifitas sosial dan kehidupan politik, baik kepada golongan bangsawan maupun hamba sahaya, mula-mula kepada penduduk Mekkah, kemudian penduduk negeri lain.

Dakwah secara terbuka menuai tantangan dari pemimpin Quraisy. Terdapat 5 faktor yang mendorong orang Quraisy menentang seruan Islam:

1. Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan. Mereka mengira bahwa tunduk kepada seruan Muhammad berarti tunduk kepada pimpinan bani Abdul Muthalib.

2. Muhammad menyerukan persamaan hak antara bangsawan dan hamba sahaya. Hal ini tidak disetujui oleh kelas bangsawan Quraisy.

3. Para pemimpin Quraisy tidak dapat menerima ajaran tentang kebangkitan kembali dan pembalasan di akhirat.

4. Taklid9 kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang berurat berakar pada

bangsa Arab.

5. Pemahat dan penjual patung memandang Islam sebagai penghalang rezeki. Berbagai cara yang dilakukan para tokokh Quraisy untuk menghalangi dakwah Muhammad, mulai dengan cara diplomasi dengan paman Muhammad, Abu Thalib, melalui bujukan, menawarkan harta, tahta dan wanita sampai kepada ancaman, tidak melemahkan semangat Muhammad.

(5)

Kekejaman penduduk Mekkah terhadap kaum muslimin itu mendorong Muhammad dan para pengikutnya mengungsi ke Habasyah (Etiopia). Di tengah meningkatnya kekejaman suku Quraisy, dua orang kuat Quraisy masuk Islam, yakni Hamzah dan Umar ibn Khattab, yang makin memperkeras reaksi suku Quraisy.

Pada tahun ke-10 kenabiannya, Abu Thalib, paman Muhammad yang merupakan pelindungnya meninggal dunia dan 3 hari setelah itu Khadijah, isterinya, meninggal pula. Pada tahun ini juga Muhammad mengalami isra’ dan mi’raj10

untuk menerima perintah shalat. Setelah peristiwa isra’ dan mi’raj, pada tahun 622 M, Muhammad dan para pengikutnya hijrah ke Yastrib berdasarkan permintaan 73 orang jama’ah haji yang datang dari Yastrib. Dengan kedatangan Muhammad ke Yastrib, maka nama Yastrib berubah menjadi Madinatun Nabi (kota Nabi) atau lebih dikenal Madinatul Munawarah (kota yang bercahaya). Di Madinah inilah, Muhammad mendirikan negara Islam dengan dirinya sebagai kepala Negara.

Dalam rangka memperkokoh masyarakat dan Negara baru itu, Muhammad segera meletakkan dasar-dasar kehidupan bermasyarakat, yang disebut Konstitusi Madinah:

1. Pembangunan masjid, selain untuk tempat shalat, juga sebagai sarana penting untuk mempersatukan kaum muslimin dan mempertalikan jiwa mereka, disamping sebagai tempat bermusyawarah merundingkan masalah-masalah yang dihadapi. Masjid pada masa Muhammad bahkan juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan.

2. Ukhuwah islamiyah, persaudaraan sesama muslim. Muhammad mempersaudarakan antara golongan Muhajirin (muslim yang hijrah dari Mekkah ke Madinah), dan Anshar (penduduk Madinah yang sudah masuk Islam dan ikut membantu kaum Muhajirin). Dengan demikian, diharapkan setiap muslim terikat dalam suatu persaudaraan dan kekeluargaan, kebijakan Muhammad ini menciptakan bentuk persaudaraan yang baru, yaitu persaudaraan seagama, menggantikan persaudaraan berdasarkan hubungan darah.

3. Hubungan persahabatan dengan pihak-pihak lain yang tidak beragama Islam. Di Madinah terdapat juga golongan masyarakat Yahudi dan orang-orang Arab yang masih menganut agama nenek moyang mereka. Agar stabilitas masyarakat dapat diwujudkan, Muhammad mengadakan ikatan perjanjian dengan mereka. Sebuah piagam yang menjamin kebebasan beragama orang-orang Yahudi sebagai suatu komunitas dikeluarkan. Setiap golongan masyarakat mempunyai hak tertentu dalam bidang politik dan keagamaan.

(6)

berkewajiban mempertahankan keamanan negeri itu dari serangan luar. Muhammad sebagai kepala pemerintahan negara baru di Madinah mengijinkan umat Islam berperang dengan 2 alasan:

1. Untuk mempertahankan diri dan melindungi hak miliknya.

2. Untuk menjaga keselamatan dalam penyebaran agama dan mempertahankannya dari orang-orang yang menghalang-halanginya.

Kehadiran Muhammad di Madinah di tahun 622 M ini memulai tahun Hijriah. Dalam periode Madinah Muhammad mayoritas mengerjakan pembinaan bagi masyarakat Islam yang baru terbentuk, dalam rangka menghasilkan masyarakat Islam yang kokoh dan kuat. Muhammad meletakkan dasar-dasar kebudayaan Islam dengan sejumlah nilai dan norma yang mengatur manusia dan masyarakat dalam hal yang berkaitan dengan peribadatan, sosial, ekonomi dan politik yang bersumber dari al Qur’an dan al Sunnah.

Lembaga utama yang dibangun dalam rangka pembinaan masyarakat Islam adalah masjid. Setelah Muhammad mendirikan masjid Quba, selang beberapa hari kemudian ia membangun masjid Nabawi setelah tiba di Yatsrib. Fungsi masjid saat itu sebagai tempat beribadah, tempat pertemuan Muhammad dengan para sahabat, tempat kaum muslimin melakukan kegiatan belajar, mengadili suatu perkara, berjual beli, bermusyawarah dalam rangka menyelesaikan persoalan-persoalan umat dan berbagai kegiatan lainnya.

Di Madinah inilah berangsur-angsur turun perintah berzakat, berpuasa, hukum yang terkait dengan pelanggaranm jinayat atau pidana, sehingga dari hari ke hari pengaruh Islam semakin kuat di kota ini.

Beberapa asas masyarakat yang ditanamkan Muhammad di Madinah ini antara lain:

1. Al-ikha (persaudaraan).

Persaudaraan merupakan salah satu asas penting masyarakat Islam yang ditanamkan Muhammad. Sejumlah ayat al Qur’an dan hadits mengajarkan bahwa persaudaraan yang hakiki adalah persaudaraan seiman dan seagama. Identitas kesukuan yang merupakan asas kehidupan sosial masyarakat Arab, ketika mereka menjadi muslim mengganti dengan identitas baru yakni islam, loyalitas kabilah ditukar dengan loyalitas islam. Demikianlah keluarga-keluarga Muhajirin (dari Mekkah) dan kaum Anshar (dari Yatsrib) dipertalikan dengan ikatan persaudaraan berdasarkan agama.

2. Al-musawah (persamaan)

Muhammad mengajarkan dengan tegas bahwa seluruh manusia adalah keturunan Adam yang diciptakan Tuhan dari tanah. Seorang Arab tidak lebih mulia dari seorang ajam (bukan Arab), demikian sebaliknya, kecuali karena ketakwaannya (al Hujurat (49): 13). Setiap orang memiliki hak kemerdekaan dan kebebasan atau al hurriyah. Dengan asas ini Muhammad mendorong para sahabatnya untuk memerdekakan hamba sahaya yang dimiliki para bangsawan Quraisy.

3. Al-tasamuh (toleransi).

(7)

perlindungan dari negara dan kebebasan melaksanakan ajaran agamanya (al Kafirun (109): 6).

4. Al-tasyawur (musyawarah) (Ali Imran (3): 159) telah dilaksanakan Muhammad dan para sahabatnya (al Syura (42): 38). Walau memiliki status yang tinggi dan terhormat dalam masyarakat, tetapi terbiasa meminta pendapat para sahabat dalam menghadapi menyelesaikan persoalan-persoalan masyarakat. Bila pandangan para sahabat baik dan benar, Muhammad akan mengikuti pendapat mereka.

5. Al-ta’awun (tolong menolong) dalam berbuat kebajikan merupakan kewajiban setiap muslim (al Maidah (5): 2).

6. Al-adalah (keadilan) berkaitan erat dengan hak dan kewajiban setiap individu dalam kehidupan masyarakat sesuai dengan posisi masing-masing sesuai dengan pedoman dalam surat al Maidah (5): 8 dan surat al Nisa (4): 58.

Referensi

Dokumen terkait

Kota terpecah merupakan ekspresi keruangan dari perkembangansuatu kota yang tidak menyatu dengankota induknya sehingga membentuk exclaves , biasanya merupakan

Peneliti memberikan tes awal yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menguasai materi operasi penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut berbeda, dan

Hal ini menunjukkan bahwa struktur ekonomi fundamental (SEF) memang memiliki pola yang mirip dengan yang terjadi di negara maju seperti Australia yaitu umumnya sebagian besar

Setelah siswa memperoleh kesimpulan dari LKS, peneliti memberikan soal latihan pada siklus I dan Siklus II pertemuan pertama yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

Disarankan bagi bidan untuk dapat meminimalisis kegagalan induksi persalinan dengan mempertimbangkan karakteristik ibu yang paling berpengaruh terhadap keberhasilan induksi

Aspek-aspek yang diamati terhadap aktivitas guru selama pembelajaran menggunakan lembar observasi pada siklus I meliputi: (1) menyajikan materi penjumlahan dan pengurangan

[r]

Certiication : a systematic process by an accredited body to evaluate whether a given election technology (which may include hardware, software, operation systems,