• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Faktor Kelembagaan yang Mempengar (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Faktor Faktor Kelembagaan yang Mempengar (1)"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Faktor-Faktor Kelembagaan yang Mempengaruhi Kinerja Perbankan Syariah di Indonesia 2000-2011

Oleh:

R. Bambang Budhijana*) Abstract

The main objective of Islamic banking is receiving money, lend money, and help the remittance services, it is named as the intermediary function. By doing this intermediary, the bank aims to gain an advantage. The advantage of a bank will be reflected through a successful performance. In many areas of success, data and reality shows that none of the Islamic banks that get into the bank recapitalization program. This research attempted to find a different side of the institutional factors that affect directly the performance of the Bank, among others, through the institutional understanding of risk factors, bank intermediation and market share growth. This study uses various secondary data from 2000 to 2011. The purpose of this study is to examine and analyze the institutional influence on the performance and growth of Islamic banks. This research uses a model Tawhidi String Relation (TSR) which is based on Al Quran and Hadith, along with Circular Causation Analysis. The results showed that the institutional understanding of risk factors, bank intermediation and market share growth affect the increase and decline of Islamic Banking Performance in Indonesia.

Abstrak

Tujuan utama perbankan syariah adalah menerima uang, meminjamkan uang, dan membantu jasa pengiriman uang, hal ini dinamakan sebagai fungsi intermediasi. Dengan melakukan kegiatan intermediasi ini, bank bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan suatu bank akan tercermin melalui sukses kinerjanya. Dalam kesuksesannya banyak kajian, data maupun kenyataan menunjukan bahwa tidak ada satu pun dari bank-bank syariah yang masuk ke dalam program rekapitalisasi perbankan. Riset ini berusaha mencari sisi yang berbeda terhadap faktor kelembagaan yang mempengaruhi secara langsung kinerja Bank antara lain melalui kelembagaan pemahaman faktor risiko, intermediasi bank dan pertumbuhan market share. Kajian ini menggunakan berbagai data sekunder dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2011. Tujuan penelitian ini untuk meneliti dan menganalisis pengaruh kelembagaan tersebut terhadap kinerja dan pertumbuhan bank syariah. Riset ini mengg unaka n model Tawh idi Strin g Relat ion (TSR) yang didas arkan pada Al Quran dan Hadit s yang diser tai denga n Circu lar Causa tion Analy sis. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kelembagaan pemahaman faktor risiko, intermediasi bank dan pertumbuhan market share berpengaruh dalam peningkatan dan penurunan Kinerja Perbankan Syariah di Indonesia.

Keywords: Tawh idi Strin g Relat ion, Polit y Market Inter actio n, Insti tutio ns.

*)

(2)

I. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah

Tujuan utama perbankan adalah menerima uang, meminjamkan uang, dan membantu jasa pengiriman uang, hal ini dinamakan sebagai fungsi intermediasi. Dengan melakukan kegiatan intermediasi ini, bank bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Keuntungan suatu bank akan tercermin melalui kinerjanya. Suatu bank dapat tumbuh dan berkembang apabila masyarakat mau menjadi nasabahnya dan bersedia menempatkan dananya pada bank tersebut, dan juga nasabah mau memakai dana yang tersedia pada bank yang berbentuk pinjaman atau kerja sama untuk kegiatan usahanya ( Antonio dan Mahfudz, 2010).

Praktek bank konvensional dibangun dari konsep kapitalisme yang menganut paham liberalisme. Menurut paham liberalisme ini memiliki unsur-unsur seperti lembaga kepemilikan pribadi, pencarian keuntungan yang sebesar-besarnya, pasar bebas, dan akumulasi modal sebagai motor penggeraknya, dengan menyampingkan unsur agama ( Antonio dan Mahfudz, 2010).

(3)

mengalami kesengsaraan karena sistem ini tidak memperhatikan kesulitan yang dialami nasabah, sistem ini dirasakan tidak adil karena resiko bisnis sepenuhnya dipikul oleh nasabah sendiri (Thoha, 2001).

Sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia boleh dikatakan terlambat berkaitan dengan perkembangan infrastruktur ekonomi Islam. Dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia, Indonesia sangat jauh ketinggalan. Pemerintah Indonesia dahulu tampaknya kurang merespon kepentingan kaum muslim secara serius, termasuk dalam hal ini adalah aspirasi mereka untuk mendirikan sebuah bank yang diatur secara Islam (Effendy, 2009:209-210).

Di Indonesia perbankan syariah baru muncul pertama pada tahun 1991 dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (selanjutnya disebut Bank Muamalat) yang diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah serta dukungan dari Cendekiawan Muslim Indonesia dan beberapa pengusaha muslim. Pada awal pendirian Bank Muamalat, keberadaan bank syariah ini belum mendapat perhatian yang optimal dalam tatanan landasan perbankan nasional. Landasan hukum bank syariah pada saat itu hanyalah UU No. 7 tahun 1992, dimana operasi bank yang menggunakan sistem syariah tersebut dikategorikan sebagai bank dengan sistem bagi hasil. Dalam Undang-Undang No. 7 tersebut tidak terdapat hukum syariah secara terinci serta jenis-jenis usaha yang diperbolehkan.

(4)

konvensional untuk membuka unit syariah atau mengkonversi bank konvensional secara total menjadi bank syariah. Hal ini disambut antusias oleh masyarakat perbankan. Pada tahun 1999, Bank Mandiri mengkonversikan bank konvensional Bank Susila Bhakti menjadi bank syariah kedua bernama Bank Syariah Mandiri. Pada saat Indonesia dilanda krisis keuangan pada tahun 1997, banyak bank yang mengalami kesulitan bahkan terpaksa ditutup. Bank Muamalat sempat terimbas oleh krisis tersebut, namun bisa bertahan meskipun ikut mengalami kerugian. Kemudian, IDB memberikan suntikan dana sehingga pada periode 1999-2002 dapat bangkit menjadi sehat dan kembali menghasilkan laba. Pada krisis keuangan yang menimpa dunia perbankan tersebut banyak perusahaan yang tidak mampu membayar kewajiban hutangnya pada bank-bank sehingga berdampak pada cash flow atau likuiditas dari bank yang pada akhirnya mengakibatkan terjadinya kredit macet.

Saat ini, perjalanan perbankan syariah di Indonesia sudah mencapai dua dasawarsa. Secara institusional, bank-bank Islam di Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan, terutama dalam 5 tahun terakhir ini pertumbuhannya mencapai ± 40% per tahun. Namun secara nasional, pangsa pasar bank syariah ini masih kecil, dan setelah berkiprah selama 20 tahun, pangsa pasarnya secara nasional belum mencapai 5%.

(5)

konvensional jumlah tersebut masih jauh berada dibawahnya. Namun dari grafiknya DPK bank syariah mengalami lonjakan yang positif. Secara detail pertumbuhan DPK bank syariah dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1. DPK, Perbandingan Jumlah DPK Bank Konvensional dan Bank Syariah 2005-2011

Keterangan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Bank

Konvensional

1,127,937 1,287,102 1,510,834 1,753,292 1,973,042 2.338.824 2.784.912

Bank Syariah 15,584 20,672 28,012 36,852 52,271 76,036 101,804

Market Share 1,38% 1,50% 1,85% 2,10% 2,68% 3,25% 3,84%

Data BI, 2011 (diolah)

Dalam hal penyaluran dana atau pemberian pembiayaan kepada masyarakat, bank syariah mampu menyalurkannya dana secara penuh dan optimal. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai Financing to Deposit Ratio (FDR) yang mencapai rata-rata 89%-103%. Yang hal ini berarti bahwa bank syariah telah mampu memenuhi standart yang di tetapkan oleh BI dalam penyaluran dananya untuk pembiayaan. Untuk total pembiayaan yang diberikan oleh perbankan syariah dapat dilihat pada tabel berikut; Tabel 1.2. Pembiayaan, Perbandingan Penyaluran dana kepada Masyarakat. (Satuan

dalam Milliar)

Pembiayaan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Bank Konvensional 132,979 149,680 185,071 256,212 297,486 347,627 435,407

Bank Syariah 15,232 20,445 27,944 38,195 46,886 68,181 96,805

Market ShareBank Syariah 1,78% 2,03% 2,07% 2,00% 2,40% 3,86% 4,47%

Data BI, 2011 (diolah)

(6)

sedangkan LDR bank konvensional dalam angka 74,75% pada tahun 2011. Ini artinya bahwa dana yang terhimpun oleh bank syariah tidak bersifat iddle, namun kesemuanya disalurkan ke masyarakat di sektor riil. Bahkan jumlah FDR yang di atas angka 100% tersebut menandakan bahwa seluruh DPK yang terhimpun dapat disalurkan kembali.

Tabel 1.3. Financing to Deposit Ratio (FDR) bank syariah dan Lending to Deposit Ratio (LDR)di bank konvensional

FDR/LDR 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Bank Konvensional 51% 59,93% 62,37% 70,27% 69,55% 71,54% 74,75%

Bank Syariah 97,75% 98,90% 99,76% 103,65% 89,70% 89,67% 94,88%

Data BI, 2011 (diolah)

(7)

Tabel 1.4. NilaiNon-performing Financing(NPF) pada Bank Syariah dan nilai Non-performing Loan(NPL) pada Bank Umum

NPL 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

Bank UMUM 7,56% 6,07% 4,07% 3,20% 3,31% 2,56% 2,17%

Bank Syariah 2,82% 4,75% 4,05% 3,95% 4,01% 3,02% 3,12%

Data BI, 2011 (diolah)

Melihat hal tersebut, menunjukan bahwa tidak ada satu pun dari bank-bank syariah yang masuk ke dalam program rekapitalisasi perbankan. Kondisi ini menunjukkan bahwa kinerja perbankan syariah di Indonesia termasuk bank yang sehat. Melihat sukses kinerja tersebut maka perlu mencari sisi yang berbeda (second window opinion) terhadap faktor yang mempengaruhi secara langsung kinerja Bank antara lain melalui Pemahaman Faktor Risiko, pengetahuan masyarakat, Intermediasi Bank. Selain dari itu faktor yang mempengaruhi secara tidak langsung kinerja Bank antara lain kepercayaan masyarakat, peranan teknologi, serta juga peranan Sumber Daya Insani (SDI). Dalam ruang lingkup tersebut, yang menjadi pusat perhatian dibatasi pada faktor tertentu, yang mempengaruhi kinerja bank syariah dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2011.

Tujuan penelitian ini untuk meneliti dan menganalisis pengaruh kelembagaan pemahaman faktor risiko, intermediasi bank dan pertumbuhan market share terhadap kinerja dan pertumbuhan bank syariah.

II. Metoda Penelitian

(8)

memiliki/menggunakan banyak struktur variable hipotetis dan proxy. SEM memiliki kemampuan mengukur variabel laten yang tidak secara langsung dapat diukur tetapi melalui estimasi indikator atau parameternya (Raykof, 2010). Menurut Kusnendi (2008) SEM adalah pengembangan suatu model yang mempunyai justifikasi teoritis yang kuat. SEM bukanlah untuk menghasilkan kausalitas, tetapi untuk membenarkan adanya kausalitas teoritis melalui uji empirik.

Choudhury (1999), Choudhury (2002) dan Budhijana(2010) menyatakan bahwa dengan berlandaskan Al Quran dan Hadits kehadiran moral etika akan memunculkan sifat saling melengkapi (pervasive complementary), berpasangan (pairness), mutualisme (codetermination), oleh karena itu pendekatan ekonomi syariah memiliki prinsip universal saling melengkapi yang berlawanan dengan dalil substitusi marjinal yang menciptakan kompetisi (competition) yang terus menerus, kelangkaan (scarcity) dan opportunity cost. Dalil substitusi marjinal telah menanamkan dan memuaskan axioma pilihan rational dalam bentuk optimalitas baik kondisi minimizingdanmaximizing.

(9)

[φ], IB [φ],M S[φ]}; Dima na: FR= Kelembagaan Pemahaman Faktor Risiko; IB= Kelembagaan Intermediasi Bank; MS= Kelembagaan Penumbuhan Market share; K= Kinerja Bank Syariah; dan [φ]= Mora l dan Etik a. Denga n simul asi terbe ntuk fungs i-fungs i salin g keter ikat an (circu lar caus atio n) adal ah seba gai beri kut: FR [φ]= { IB[φ], MS [φ ], K [φ]}; IB [φ] = {MS[φ], FR [φ], K [φ]}; MS [φ]= { FR[φ], IB [φ], K [φ]}; dan K [φ]= {MS[φ], IB[φ], FR [φ]}.

Berdasarkan circular causation ini maka perhitungan simulasi ini akan memunculkan pasangan variable/unsur (pairness) sebagaimana tersurat dalam Az Zukhruf (43): 12 dan Yassin (36): 33-36. Dalam pendekatan ini fungsi kinerja perbankan syariah akan memiliki kemampuan pengembangan dengan dasar saling melengkapi (pervasive complementarities).

III. PEMBAHASAN

Dari hasil estimasi SEM pada model dalam penelitian ini menunjukkan bahwa data yang digunakan didukung oleh indikator convergent validity, goodness of fit, hypothesis testing dan variabel yang digunakan dalam model yakni FR, IB, dan MS memilikidirect effectdan berpengaruh langsung terhadap variabel K. Dalam estimasi SEM menghasilkan persamaan sebagai berikut:

K = 0.43 FR + 0.78 IB + 0.92 MS

(10)

Bank dan Pertumbuhan Market share berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Perbankan Nasional. Has il ini men unj uka n bah wa per ban kan sya ria h per lu men ged uka si pem aha man fak tor ris iko dal am int erm edi asi jas a ban k dan men ggi atk an pen ggu naa n aka d musyarakahdan mudharabah kar ena ked ua aka d ini din ila i leb ih men dek ati tun tun an sya ria h. Sel ain itu , pem bia yaa n ber das ark an aka d musyarakah dan mudharabah mem buk a pel uan g pem bag ian ris iko ant ara pih ak per ban kan dan nas aba h pem biay aan dap at didi stri busi kan seca ra lebi h adil . Sal ah satu lang kah yang per lu dia mbi l ber kai tan den gan ini ada lah men ing kat kan kua nti tas dan kua lit as sum ber day a ins ani per ban kan sya ria h. Sel ain hal ter seb ut has il ini men u njuk an bah wa Pemahaman Faktor Risiko; Intermediasi Bank dan Pengetahuan Masyarakat per ban kan sya ria h per lu did oro ng unt uk leb ih men gar ahk an pem bia yaan nya kep ada pen ing kat an mod al ker ja dan inv est asi . Pih ak per ban kan sya ria h dih ara pka n unt uk leb ih ber ani men ang gun g ris iko , seh ing ga tid ak sel alu ber mai n di lev el ama n. Hal ini san gat dip erl uka n unt uk mem per cep at per tum buh an sek tor rii l dan per lua san kes emp ata n ker ja.

3.4.1. AnalisaCircular Causation

Dalam Choudhury (1999); Budhijana (2010) dan Raykov (2010) analisis korelasi dapat digunakan untuk menunjukan keterhubungan(interelational)antar variabel yang ada dalam model. Dalamcircular causationketerhubungan

(11)

kelangkaan(scarcity)kemudian menghadirkan pervasive complementarityantar variabel yang terlibat.

3.4.1.1 Analisa dan kajian terhadapPolity Market Interaction(PMI)

(12)

tergantung pada dua elem en kun ci yait u repu tas i pemi njam dan kete rsed iaan aset yang cuku p untu k jami nan jika terj adi gaga l baya r ( Budh ijan a, 2012 dan Dusu ki, 2008) .

Tabel 3.1. Polity-market Interaction (PMI) untukCircular Causation FR= f { K, IB, MS}

Koefisien PMI K MS IB (i)

K 1.0000 0.1785 -0.0493 1.1292

MS 0.0350 0.9200 -0.1009 0.8541

IB -0.0640 -0.6681 1.0000 0.0379

Dalam tabel 3.1. ketergantungan pada institusi Pemahaman Faktor Risiko (FR) diperkirakan akan memiliki hubungan dalam pelemahan dan penguatan peranan faktor kelembagaan Intermediasi Perbankan (IB), Pertumbuhan Market share (MS) dan Kinerja Bank (K). Pada table 3.1 masing-masing lembaga tersebut memiliki nilai interconnectedness(i) terlemah 0.0379 dan yang terkuat 1.1292. Dari hasil penelitian ini justru telah dapat menunjukan bahwa Intermediasi Perbankan Syariah telah memiliki kemajuan yang berarti dibandingkan beberapa tahun silam. Menurut penelitian Hamidi et al. (2010) mendukung hasil ini yang menyatakan bahwa bagi masyarakat baik nasabah maupun bukan nasabah bank syariah, adalah positif terhadap bank syariah.

(13)

rad io, sur at kab ar, dan maj ala h. Keg iat an sos ial isa si ter seb ut per lu mel iba tka n seg ena p pem ang ku kep ent ing an sep ert i pem eri nta h, Bank Indo nes ia, aka dem isi , tok oh aga ma, dan pih ak per ban kan sen dir i. Sel ain hal ter seb ut dap at dik ata kan jug a bah wa ber bag ai pih ak yan g ber kep ent ing an (sta keh old er) sep ert i man aje men per ban kan sya ria h, lem bag a dik lat , lem bag a ris et dan per gur uan tin ggi per lu mem bin a nas aba h yang dib iay ai aga r usa han ya da pat ber jal an den gan lan car dan mam pu ber kem ban g den gan cep at. Keg iat an pem bin aan ter seb ut dap at dij adi kan seb aga i sal ah sat u keg iat an CSR dar i pih ak yan g ber san gku tan . Bebe rapa Bank Syar iah mem anfa atka n alok asi pend anaa n CSRn ya kear ah peng emba ngan pera n s erta / pemb erda yaan bisn is mas yara kat, prom osi kegi atan , prog ram sosi al, sam pai pad a pen erb ita n dan pen yeba ran bro sur di counter mej a kan tor unt uk mem uda hka n cal on nas aba h mem aha min ya. Bro sur ter seb ut han ya mem uat dal am tab el jum lah pem bia yaa n, jan gka wak tu pen gem bal ian dan jum lah ang sur an yan g har us dib aya rka n den gan per sya rat an pem bia yaan yan g har us dip enu hi nas aba h (Bu dhi jan a, 201 2)

Tabel 3.2. Polity-market Interaction (PMI) untuk Circular CausationIB= f { FR, MS, K}

Koefisien PMI MS FR K (i)

MS 0.4300 -0.3468 0.0730 0.1562

FR -0.0299 0.9200 0.0210 0.9111

K -0.3212 0.1071 1.0000 0.7859

(14)

Faktor Risiko (FR), Pertumbuhan Market share (MS) dan Kinerja Bank (K). Pada table 3.2 masing-masing lembaga tersebut memiliki nilai interconnectedness (i) terlemah 0.1562 dan yang terkuat 0.9111. Hasil ini Intermediasi Perbankan masih memiliki peluang pengembangan jasa Bank Syariah; juga bank syariah sebagai bagian dari kelompok lembaga keuangan memiliki pemasok dana dari berbagai sumber dan harus memampukan satu sama lain (anggota kelompoknya) yang bersifat pervasive complementarities. Melihat dariFunding/Financing Deposit Ratio (FDR) yang tinggi pada bank-bank syariah maka perlu diantisipasi secara cermat dan juga terlihat pemasokan dana perlu segera diperkuat, karena banyaknya alternatif pengganti dari sumber dana konvensional yang selama berkembang dengan insentif bunga. Menurut Hasan (2011) dalam risetnya menunjukan bahwa bagi industri financing, Aset perbankan syariah masih sangat kecil (kurang dari 5% aset`perbankan nasional), sehingga daya tawar perbankan syariah masih relatif kecil.

(15)

sum ber day a man usi a yan g dim ili ki unt uk men jal ank an aka d mud hor oba h dan mus har oka h yan g mem ili ki fak tor res iko yan g leb ih bes ar.

Tabel 3.3. Polity-market Interaction (PMI)untukCircular CausationMS= f { IB, K, FR}

Koefisien

PMI IB K FR (i)

IB 0.7800 -0.0670 -0.0440 0.6690

K -0.0516 1.000 0.0356 0.9840

FR -0.0470 0.0810 0.4300 0.4640

(16)

mas yara kat bel um mem aha mi kon sep dan aka d-aka d yan g dip rak tik kan dal am ris iko pem bia yaan . Dis amp ing itu , nam pak nya mas yar aka t jug a tid ak beg itu ped uli den gan atu ran -atu ran bin is ter seb ut. Pad a umu mny a mer eka mas ih mem and ang sam a saj a pol a sya ria h den gan pol a bun ga yan g dit era pka n per ban kan kon ven sio nal . Hal ini ant ara lai n dis eba bka n ol eh ter bat asn ya pen get ahu an nas aba h ten tan g eko nom i sya ria h dan kur ang nya pen jel asa n ole h pih ak per ban kan sya ria h kep ada nas aba h pem bia yaa n. Den gan dem iki an, sem aki n jel as bah wa sos ial isa si ten tan g pem aha man ris iko per ban kan sya ria h mem ang bel um mam pu men ja ngk au seg ena p lap isa n mas yar aka t.

(17)

IV. KES IMP ULA N

Penelitian ini menjawab factor-faktor kelembagaan yang berperan dalam peningkatan Kinerja Perbankan Syariah di Indonesia. Kelembagaan Pemahaman Faktor Risiko, Intermediasi Bank, dan Pertumbuhan Market share berpengaruh dalam peningkatan dan penurunan Kinerja Perbankan Syariah di Indonesia. Bagi kelembagaan-kelembagaan tersebut berpengaruh secara signifikan dalam peningkatan dan penurunan Kinerja Perbankan Syariah di Indonesia.

Keterpaduan dan kerjasama antar kelembagaan yang ada dengan berbasis pengetahuan Syariah akan menyatukan evolusi institusi kearah yang lebih berkembang, lebih kuat, saling melengkapi dan secara perlahan menghapuskan biaya spekulasi dan biayaopportunity. Kelembagaan dengan berbasis pengetahuan ini dapat mendorong daya guna sumber-sumber yang menghasilkan produktivitas dan pertumbuhan BUS diantaranya adalah sumber pendanaannya yang bebas dari riba.

DAFTAR PUSTAKA

Aiyub. 2007. Analisis Perilaku Masyarakat Terhadap Keinginan Menabung Dan Memperoleh Pembiayaan Pada Bank Syariah Di Nanggroe Aceh Darussalam Jurnal E-Mabis Fe-Unimal, Volume 8, Nomor 1, Januari 2007 Fakultas Ekonomi Universitas Malikussaleh.

Antonio, Muhammad Syafii Antonio dan Mahfudz Shaifurrokhman. 2010. Peluang dan Tantangan Industri Syariah di Indonesia (Diunduh dari

http ://w ww. syaf iian toni o.co m/in dex. php ?con tent =art ikel deta

it&& nid= 17)

(18)

Bank Indonesia dan Undip. 2000. Penelitian Potensi, Preferensi Dan Perilaku Masyarakat Terhadap Bank Syariah Di Wilayah Jawa Tengah Dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pusat Penelitian Kajian Pembangunan. Lemlit Undip.

Bank Indonesia dan Institut Pertanian Bogor 2004. Potensi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat Bank terhadap Syariah di Wilayah Kalimantan Selatan. Kerjasama Direktorat Perbankan Syariah - Bank Indonesia dengan Institut Pertanian Bogor

Bank Indonesia, 2011. Statistik Perbankan Syariah, Oktober 2011 Bank Indonesia, 2000-2010. Statistik Perbankan Syariah, 2000-2010 Bank Muamalat, 2009. Laporan Tahunan 2009.

Bank Indonesia, 2010. Krisis Global dan Penyelamatan Perbankan Indonesia.

http ://w ww.b i.go . id/N R/rd onl yres /24C 9500 A-COC F-4BB

3- 954D -D299 7AD8 65B3 /18 6

59/krisisglobaldanpenyelamatansistemperbankan indonesia.pdf

Budhijana.R.Bambang. 2010. Tawhidi String Relation (TSR) sebagai Solusi Penelitian Ekonomi Syariah. Universitas Azzahra, Program MEi, Jakarta.

__________________ . 2011. Economics Analysis on Impact of the Existing Shariah and Estate Crops Export as a Part of Real Economy. Jurnal Ekonomi. Universitas Tarumanegara. Jakarta.

__________________ . 2012. Mendorong Perbaikan dan Penerapan Akuntansi Sosial Ekonomi Islam Di Indonesia. Universitas Tarumanegara. Jakarta.

Choudhury, Masudul Alam, 1999.Contributions to Islamic Economic Theory. A Study in Social Economics.New York, St. Martin's Press.

______________________, 1992. Comparative DeveloMSent Studies. Saint Martin’s Press Inc. NY USA

______________________.1999. Comparative Economic Theory Occidental and Islamic Perspectives. Kluwer Academic Publisher. Boston/Dordrecht/London

(19)

Choudhury, M.A., and Harahap, S.S. (2004), "Social accounting in Islamic political economy", Harmonising DeveloMSent and Financial Instruments by Shariah Rules for Ummatic Integration, International Islamic University, Chittagong

Direktorat Perbankan Syariah - Bank Indonesia dan Institut Pertanian Bogor. 2004. Potensi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat terhadap Bank Syariah di

Wilayah Kalimantan Selatan. (Diunduh dari

http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/ODF09BE2-9FDE-49F0- 88AE-248B7B0856DD /13436/ringkasan Eks kalsel.pdf pada Desember 2010)

Dusuki, Asyraf Wajdi, 2008. "Banking for the poor: the role of Islamic banking in microfinance initiatives".Humanomics,Vol. 24 No. 1, 2008, pp. 49-66. Effendi, Ebrinda Daisy Gustiani, Ascarya, Jaenal Effendi. 2009;2010. Analisis Pengaruh Social Values Terhadap Jumlah Permintaan Uang Islam Di Indonesia. BI dan UI. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, April 2010

Hamidi, Jazim, Siti Hamidah, Sukarmi,Sihabuddin, Lucky Hendrawati, Adi Kusumaningrum, (2010) Persepsi Dan Sikap Masyarakat Santri Jawa Timur Terhadap Bank Syariah. FEUB.

Kusnendi. 2008. Model-Model Persamaan Struktural. Alfa Beta. Bandung.

Mahfudz, Ahmad Affandi dan Yulizar Djamaluddin Sandrego, 2010, "Performance Evaluation of Islamic Commercial Banks in Indonesia After the Financial Crisis", Makalah dalam The Third International Conference on Islamic Banking and Finance: Risk Management, Regulation and Supervision, Jakarta: PEBS FE UI, Bank Indonesia dan IRTI Islamic DeveloMSent Bank.

Hasan. 2011. "Membangun Sinergi Perbankan Syariah" (http://www.niriah.com /opini/2id942.htm1)

Myrdal, Gunnar. 1957. Economic Theory and Underdeveloped Regions (London Harper and Row).

(20)

Raykov, Tenko. 2010. Evaluation of Convergen and Validity with Multitrait-Multimethod Correlations. British Journal of Mathematical and Statistical Psychology. raykov@msu.edu

Stigler,G.J.1960. The Influence of Events and Policies on Economic Theory. American Economic Review. (May 1960)

Stevens, Joe B. 1993. The Economics of Collective Choice. Public Choice Series. Oregon State University. Westview Press. Colorado.

Gambar

Tabel 1.2. Pembiayaan, Perbandingan Penyaluran dana kepada Masyarakat. (Satuandalam Milliar)
Tabel 3.1. Polity-market Interaction (PMI) untuk Circular Causation FR= f { K, IB,MS}

Referensi

Dokumen terkait

Lingkungan internal yang menjadi kekuatan KRB adalah (1) pusat konservasi ex-situ , (2) panorama arsitektur lanskap yang bernuansa alami, (3) KRB memiliki aksesbilitas tinggi

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Dalam makalah ini terlebih dahulu akan menyajikan data-data jumlah perkara masuk dan jumlah perkara yang berhasil didamaikan sehingga dicabut dari tahun 2006 sampai

Data Evaluasi Tepat Dosis Penggunaan Metronidazole Tablet dan Kombinasinya Pada Pasien Diare di Instalasi Rawat Inap RSUD dr.. Untuk kemungkinan agen penyebab bakteri adalah

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TIME TOKEN PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SDi. Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu

Penyelesaian persamaan Laplace yang dilakukan untuk mendapatkan medan potensial pada penampang konduktor berbentuk bujur sangkar dilakukan secara manual, sedangkan

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang

2. Kongres Pemuda Kedua adalah kongres pergerakan pemuda Indonesia yang melahirkan keputusan yang memuat ikrar untuk mewujudkan cita-cita berdirinya negara Indonesia, yang