BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Mioma uteri merupakan tumor jinak yang struktur yang utamanya adalah otot polos rahim. Mioma uteri juga dikenali sebagai leiomioma uteri dan fibromioma uteri dan bisa didefinisikan sebagai neoplasma jinak klonal yang timbul dari sel-sel otot polos di dinding rahim. Strukturnya mengandung peningkatan dalam jumlah kolagen dan elastin ekstraseluler. Sebuah psedokapsul tipis terdiri dari jaringan areole dan serat otot terkompresi mengelilingi tumor. Mioma uteri dapat memperbesar dan menyebabkan distorsi yang signifikan dari permukaan uterus. Mioma uteri biasanya kurang dari 15cm dalam ukuran tetapi pada kasus yang jarang dapat mencapai proporsi yang sangat besar, dengan berat lebih 45kg. Penyebab mioma uteri belum dikenal pasti. Glucose-6-Phosphate studi menunjukkan bahwa setiap individu adalah uniseluler berasal(monoclonal) (Alan DeCherney, 2006).
Mioma uteri terjadi pada 20% - 25% perempuan di usia reproduktif tetapi oleh faktor yang tidak diketahui secara pasti. Insidensinya 3-9 kali lebih banyak pada ras kulit berwarna dibandingkan dengan ras berkulit putih. Selama 5 dekade, ditemukan 50% kasus mioma uteri terjadi pada ras kulit berwarna. Data statistik menunjukkan 60% mioma uteri terjadi pada wanita yang tidak pernah hamil ataupun hamil hanya satu kali. Kejadian mioma uteri sebesar 20% - 40% ditemukan pada wanita yang mencecah usia 35 tahun (Pasinggi, 2013).
Di Indonesia, kejadian mioma uteri ditemukan 2.39% - 11.7% pada semua penderita ginekologi yang dirawat di RSUD, sering ditemukan pada wanita nulipara ataupun pada wanita kurang subur (Baziad, 2003). Prevalensi mioma uteri di Surabaya dan Riau masing-masing 10.03% dan 8.03% dari semua pasien ginekologi yang dirawat (Ita Rahmi, 2012). Menurut Dinas Kesehatan Republik Indonesia, angka kejadian mioma uteri dari 2010-2011 mengalami penurunan yaitu pada tahun 2010 penderita mioma uteri 68 orang dan pada tahun 2011 penderita mioma uteri menurun sehingga 42 orang. Penelitian yang dilakukan Lisdauli di RSUP H.Adam Malik Medan tahun 2000-2004 terdapat 224 kasus mioma uteri daripada 912 kasus ginekologi dengan proporsi 24.6% (A.Artifasari, 2014).
Perdarahan menjadi gejala klinis yang paling sering dan hal ini terjadi pada 30% penderita mioma uteri. Pengobatan mioma uteri dengan gejala klinik umumnya adalah tindakan histerektomi(pengangkatan rahim). Sekitar 40% operasi pengangkatan rahim dilakukan atas indikasi adanya mioma uteri(Artifasari, 2014). Di United Kingdom (UK) pengangkatan rahim dilakukan sekitar 60.000 setiap tahun (Lilyani, 2012).
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimanakah karakteristik penderita mioma uteri di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2014?
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui karakteristik penderita mioma uteri di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2014.
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui angka kejadian tumor jinak uteri di RSUP H.Adam Malik Medan pada tahun 2014.
2. Untuk mengetahui karakteristik penderita mioma uteri berdasarkan umur, usia menarche, paritas dan jenisnya di RSUP H. Adam Malik Medan.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Menyumbang dalam pengembangan ilmu kedokteran dan memberikan informasi data yang lebih jelas bagi peneliti lain mengenai karakteristik penderita mioma uteri.
2. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat umum mengenai gejala mioma uteri yang bisa dihadapi oleh wanita.
3. Menjadi sumber data informasi dan bahan masukan bagi rumah sakit iaitu karakteristik penderita mioma uteri yang pernah dirawat di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2014.
4. Menjadi pedoman untuk pihak pelayanan kesehatan dalam menangani kendala pasien mioma uteri di RSUP H. Adam Malik dan secepatnya melakukan rencana terapi yang sesuai sekaligus mengurangi resiko terjadi komplikasi pada pasien.
5. Menambah wawasan peneliti terhadap karakteristik penderita mioma uteri dan komplikasi yang dapat ditimbulkan sekaligus informasi penting dalam aspek penanganan di rumah sakit.