BAB I
PENDAHULUAN
I. 1 UMUM
Perkerasan lentur merupakan perkerasan yang terdiri dari beberapa lapisan yang menjadi satu kesatuan untuk memikul beban kendaraan yang lewat diatasnya dan bisa menyalurkan beban dari kendaraan tersebut dengan baik dari lapisan paling atas ke lapisan di bawahnya. Sebagai lapis perkerasan, struktur ini diharapkan dapat melayani lalu lintas dengan baik, aman, dan nyaman. Namun faktanya beberapa ruas jalan ada yang tidak dapat memenuhi harapan tersebut.
Margareth menyatakan kerusakan pada perkerasan dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu kerusakan struktural dan kerusakan non struktural (fungsional). Kerusakan struktural, mencakup kegagalan perkerasan atau kerusakan dari satu atau lebih komponen perkerasan yang mengakibatkan perkerasan tidak dapat lagi menanggung beban lalu lintas. Kerusakan non struktural (fungsional) adalah kerusakan yang mengakibatkan keamanan dan kenyamanan pengguna jalan menjadi terganggu tetapi tidak mengurangi kemampuan jalan untuk memikul beban yang melewatinya sehingga biaya operasi kendaran semakin meningkat.
kecenderungan yang akan mempengaruhi kondisinya di masa datang. Evaluasi jalan meliputi pertimbangan-pertimbangan geometri dan kondisi kelayakan permukaan jalan. Survei kondisi perkerasaan perlu dilakukan secara periodik baik struktural maupun non struktural untuk mengetahui tingkat pelayanan jalan yang ada. Pemeriksaan non struktural (fungsional) anatara lain bertujuan untuk memeriksa kerataan (roughness), kekasaran (texture), dan kekesatan (skid resistance). Pengukuran sifat kerataan lapis permukaan jalan ini akan bermanfaat di dalam usaha menentukan program rehabilitasi dan pemeliharaan jalan.
Tujuan dilakukannya survei kinerja perkerasan, adalah untuk menentukan perkembangan dari kerusakan perkerasan, sehingga dapat dilakukan estimasi biaya pemeliharaan. Selain itu, survei kinerja perkerasan juga berguna untuk menentukan sebab-sebab dan pengaruh dari kerusakan perkerasan tersebut. Penentuan sebab-sebab dari kerusakan harus diketahui sebelum penanganan pemeliharaan yang memadai dapat dilakukan, dengan demikian kegagalan perkerasan harus juga dapat diketahui, sehingga hal ini dapat diperhitungkan dalam perancangan di kemudian hari.
I. 2 LATAR BELAKANG
Prasarana jalan yang terbebani oleh volume lalu lintas yang tinggi dan berulang-ulang akan menyebabkan terjadinya penurunan kualitas jalan. Sebagai indikatornya dapat diketahui dari kondisi permukaan jalan, baik kondisi struktural maupun fungsionalnya yang mengalami kerusakan. Suatu penelitian tentang bagaimana kondisi permukaan jalan dan bagian jalan lainnya sangat diperlukan untuk mengetahui kondisi permukaan jalan yang mengalami kerusakan tersebut.
Kenyamanan pengemudi dipengaruhi oleh tingkat ketidakrataan permukaan jalan, sehingga perlu dilakukan pemeriksaan kondisi jalan secara berkala. Pemeriksaan tersebut dimaksudkan untuk mengukur ketidakrataan jalan yang dapat digunakan dalam program perencanaan pemeliharaan atau peningkatan jalan. Untuk mengetahui apakah suatu jalan memerlukan pemeliharaan ataupun peningkatan maka perlu diketahui besarnya nilai tingkat ketidakrataan permukaan jalan tersebut.
Untuk mengetahui tingkat kerataan permukaan jalan dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan berbagai cara/metode yang telah direkomendasikan oleh Binamarga maupun AASHTO. Metode pengukuran kerataan permukaan jalan yang dikenal pada umumnya antara lain metode NAASRA (SNI 03-3426-1994), Rolling Straight Edge, Slope Profilometer (AASHTO Road Test), CHLOE Profilometer, dan Roughmeter.
terlebih dahulu setingan jarak pada HALDA yang umunya dipakai 100 m dan sebelumnya telah dikalibrasi untuk mendapatkan kerataan jalan dalam segmen ruas jalan yang akan diteliti.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis mencoba membandingkan nilai tingkat ketidakrataan permukaan jalan (IRI) berdasarkan rentang pembacaan pada alat NAASRA yang secara umum menggunakan rentang 100 m, dengan rentang lain yang berbeda yaitu 50 m dan 200 m.
I. 3 TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah:
1. Mengetahui nilai ketidakrataan jalan menggunakan alat NAASRA pada setingan jarak 100 m.
2. Menganalisis nilai kerataan permukaan jalan (dalam profil memanjang) dengan alat ukur kerataan NAASRA pada setingan jarak HALDA 50 m, 100 m, dan 200 m pada segmentasi kondisi jalan baik, sedang, rusak ringan, dan rusak berat.
3. Mengurutkan proiritas perbaikan kerusakan perkerasan yang terjadi.
I. 4 MANFAAT PENELITIAN
I. 5PEMBATASAN MASALAH
Agar penulisan tugas akhir ini dapat terarah dan sesuai dengan tujuan maka diperlukan pembatasan masalah, yaitu :
1. Jalan yang diteliti adalah satu ruas jalan Nasional sepanjang 55 km yang dibagi dalam 1100 segmen 550 segmen dan 275 segmen yang masing-masing panjang segmen adalah 50 m, 100 m dan 200 m.
2. Penelitian tingkat kerataan jalan adalah pada jalan Nasional di Kabupaten Toba Samosir pada arah Normal.
3. Analisa dilakukan dengan menggunakan metode IRI (International Roughness Index).
4. Pengukuran tingkat permukaan kerataan jalan dilakukan dengan menggunakan alat Roughmeter NAASRA.
5. Penelitian perbandingan ketidakrataan jalan adalah pada perkerasan lentur. 6. Ruas jalan yang diteliti mewakili kondisi jalan baik, sedang, rusak ringan, dan
rusak berat.
I. 6 METODOLOGI PENELITIAN
sekunder yang kemudian dianalisis untuk mengetahui fungsi pelayanan jalan sebagai dasar evaluasi bentuk pemeliharaan.
I.6.1 Data Penelitian
- Data Primer
• Panjang Ruas Jalan • Nilai IRI
Untuk mengambil nilai International Roughness Index ( IRI ) di lapangan digunakan alat NAASRA.
- Data Sekunder
• Nama Ruas Jalan • Nomor Ruas Jalan • Status Ruas Jalan
I.6.2 Pengolahan dan Analisi Data.
- Metode IRI
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur nila IRI adalah Roughometer NAASRA yang dikombinasikan dengan peralatan lainnya yang disebut dengan PARVID (Positioning Accurated Roughness with Video). Sebelum melakukan survei ketidakrataan jalan maka harus dilakukan kalibrasi. Setelah selesai dikalibrasi maka pengukuran nilai ketidakrataan permukaan jalan dilakukan dengan kecepatan 20-40 km/jam. Hasil ketidarataan jalan didapat per segmen jalan, panjang tiap segmen jalan adalah 50 m, 100 m, dan 200 m.
Tabel 1.1 : Klasifikasi Tabel IRI
Kondisi Jalan IRI
Baik ≤ 4
Sedang 4 - 8
Rusak Ringan 8 - 12
Rusak Berat ≥ 12
Sumber : IRMS
- Analisis Data
I. 7 SISTEMATIKA PENULISAN
Untuk mencapai tujuan penulisan tugas akhir ini dilakukan beberapa tahapan yang dianggap perlu. Metode dan prosedur pelaksanaannya secara garis besar adalah sebagai berikut.
1. Bab I PENDAHULUAN
Bab ini akan mengawali penulisan dengan menguraikan latar belakang permasalahan yang akan dibahas, tujuan penelitian, ruang lingkup masalah, dan sistematika pembahasan.
2. Bab II TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini meliputi pengambilan teori dari berbagai sumber bacaan yang mendukung analisa permasalahan dalam penulisan tugas akhir.
3. Bab III METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan diuraikan tentang pendeskripsian dan langkah – langkah kerja serta tata cara yang akan dilakukan dalam mengevaluasi tingkat kerataanberdasarkan variasi rentang halda.
4. Bab IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Bab ini berisikan mengenai data – data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan metode International Roughness Index (IRI) dan metode Roughometer NAASRA) untuk diambil kesimpulan dari analisa tersebut.
5. Bab V KESIMPULAN DAN SARAN