LAMPIRAN
I. Gambar Alat-alat Pembuatan Keramik
1. Butsir Kawat (wire modeling tools)
2. Butsir kayu (wood modelling tools)
4. Pisau pemotong (felting knife)
5. Potter rib/throwing ribs/rubber palletes/steel palletes
7. Jarum (needles)
8. Kaliper (caliper)
9. Rol kayu
11.Whirler/Banding wheel
12.Hand extruder
II. Jenis-jenis Keramik
ABSTRAK
Jepang adalah negara yang tidak terkenal dalam bidang teknologi bahkan
Jepang terkenal memiliki nilai seni yang tinggi. Salah satu hasil seni yang tinggi
tersebut adalah sebuah hasil karya keramik yang sangat menakjubkan. Keramik
berasal dari bahasa Yunani yaitu keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah
liat yang telah mengalami proses pembakaran. Keramik merupakan kerajinan
tangan yang memerlukan teknik, kreasi, dan imajinasi dalam pembuatannya.
Tahap-tahap dalam pembuatan keramik memerlukan tahap yang panjang, yaitu
tahap pemilihan dan pengolahan bahan, tahap pembentukkan, tahap pengeringan,
tahap pembakaran dan tahap pengglasiran.
Kesenian Keramik Jepang berawal pada periode Jomon. Saat itu
masyarakatnya masih mengenal budaya bercocok tanam, namun sudah bisa
membuat barang-barang berupa keramik maupun tembikar. Barang-barang
tembikar pada periode Jomon mempunyai dekorasi bentuk yang langsing dan
ornamennya bebas dan tegas, namun sedikit lebih kasar. Penemuan barang-barang
tembikar pada masa ini terdapat di daerah pegunungan sekitar Honshu Tengah,
tepatnya di prefektur Nagano dan Yamaguchi.
Setelah periode Jomon usai, Jepang memasuki periode Yayoi sekitar 400
bercocok tanam. Barang-barang tembikar pada periode Yayoi mengandalkan
bentuk daripada dekorasi.
Kemudian sejarah keramik Jepang memasuki periode Nara. Seni keramik
pada periode ini dipengaruhi oleh kebudayaan Cina dan agama Budha yang
dibawa masuk oleh Cina. Para pengrajin Jepang pergi Cina mempelajari
teknik-teknik pembuatan keramik. Sehingga pada periode ini ditemukan pembuatan
keramik dengan penggunaan glasir dan pembakaran suhu rendah.
Selanjutnya pada periode Muromachi pada tahun 1334-1573, mulai masuk
ajaran Budha Zen yaitu ajaran yang berisi perjamuan minum tea (Cha no yu).
Ajaran cha no yu membawa pengaruh besar pada kesenian keramik. Para ahli atau
guru pada upacara minum tea ingin peralatan mereka juga mengekspresikan
semangat Zen, yaitu nilai estetika keindahan yang alami dan sederhana. Contoh
keramik untuk upacara minum tea (cha no yu) yaitu keramik Hagi yang berupa
mangkok.
Keramik diklasifikasikan atas dua jenis yaitu :
1. Keramik Tradisional, yang termasuk dalam keramik ini adalah
barang pecah belah (dinnerware), keperluan rumah tangga (tile,
bricks dan untuk industri (refractory).
2. Keramik Halus, yang termasuk dalam keramik ini yakni keramik
modern atau yang biasa disebut dengan keramik teknik.
lemari. Dan bagi masyarakat Jepang juga keramik memiliki nilai seni yang sangat
tinggi dan yakin dari setiap corak keramik yang ada memilki arti makna yang
dapat menggambarkan ekspresi dari pengrajin keramik tersebut. Pada umumnya
peminat dari keramik Jepang ini ialah wanita. Bukan hanya wanita Jepang saja
yang menyukai seni keramik Jepang, wanita di Indonesia pun sangat menyukai
seni keramik. Sama halnya dengan masyarakat Jepang, wanita Indonesia lebih
menyukai seni keramik karena dapat dijadikan sebagai peralatan rumah tangga,
sebagai hiasan dalam lemari hias dan sebagai wadah untuk seni merangkai bunga
(ikebana). Karena mereka menganggap mencintai seni memilki keunikan dan