• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab X Pendidikan dan Latihan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bab X Pendidikan dan Latihan"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

BAB X

PENDIDIKAN DAN LATIHAN.

A. Kebidjaksanaan dan rentjana..

1. Umum.

Kebidjaksanaan pendidikan negara ditudjukan pada:

a. memberi pengadjaran rendah umum bagi semua anak diantara 6-12 tahun setelah djumlah sekolah dan guru tjukup;

b. memperluas pengadjaran menengah, terutama pengadjaran menengah kedjuruan serta latihan-latihan kedjuruan;

c. mengkonsolidasi pendidikan tinggi untuk mendjamin adanja para tjerdik pandai, agar supaja pembangunan berlangsung dengan kontinu;

d. memberi pendidikan masjarakat (mass-education) sesuai dengan ladju pembangunan.

Pemberantasan buta huruf dan mengadakan kewadjiban beladjar dengan pertjuma adalah tudjuan jang esensiil dalam waktu jang tiada terlalu lama.

Keperluan-keperluan akan „skilled labour” untuk pembangunan industri dan pembangunan lainnja harus diusahakan agar dipenuhi dengan setjukupnja dengan tidak menunggu sampai saat dapat di-laksanakannja kewadjiban beladjar.

Harus didjaga, bahwa disatu pihak tekanan perhatian pada pendi-dikan kedjuruan djangan sampai menjempitkan luasnja lapangan pendidikan dan dilain pihak supaja menghindarian terlalu banjak tekanan pada pendidikan umum, sehingga menimbulkan suatu surplus "would-be white collar workers".

Prioritet utama harus diberikan kepada lapangan-lapangan pendi-dikan jang menghasilkan tenaga jang diperlukan oleh sektor-sektor jang memperoleh prioritet dalam rentjana pembangunan.

2. a. Pengadjaran Rendah Umum dan Kewadjiban Beladjar: 1) Pada tahun 1960/1961 direntjanakan supaja kewadjiban beladjar

dapat dilaksanakan.

2) Pada tahun 1960/1961 djika kewadjiban beladjar dilaksanakan dibutuhkan 54.000 S.R., dan dibutuhkan tambahan guru sebanjak 150.000 orang.

(2)

3) Kepada Balai persiapan Kewadjiban Beladjar ditugaskan: a) mempersiapkan Kewadjiban Beladjar diseluruh Indonesia; b) mengadakan penerangan-penerangan/pendjelasan;

c) menjusun statistik: — penduduk. — S.B.

— Sekolah Guru untuk S.B.

4) Mengadakan pertjobaan Kewadjiban Beladjar, dalam mana diperhatikan dua unsur jang sama penting:

a) Pengluasan sekolah, dalam mana prinsip penjelenggaraan didasarkan atas otoaktivitet masjarakat:

Tempat beladjar (sekolah dsb.) dan alat perlengkapannja (bangku dsb.) didjadikan tanggungan masjarakat (Pemerin-tah adakalanja memberi sekedar bantuan materiil/finan-siil).

b) Usaha kearah pembaruan pendidikan dan pengadjaran (batja: menghidupkan bahan-bahan peladjaran dengan menjesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan masjarakat si murid).

Prinsipnja adalah:

— swadaja murid dan daja tjipta murid-murid;

— sekolah adalah suatu bagian dari masjarakat jang mentju-kupinja;

— Sekolah Rakjat, disamping bersifat „voorbereidend” untuk sekolah landjutan, terutama ditekankan kepada pendidikan jang praktis dan bulat (afgerond), sehingga murid-murid jang tamat, siap menggunakan tenaga/fikir-annja dalam masjarakat.

Untuk melaksanakan prinsip-prinsip tersebut, diadakan usaha-usaha:

pertanian, peternakan, perkebunan, perbengkelan, pem-buatan alat-alat peraga untuk peladjaran, memelihara halaman/ruangan sekolah, kooperasi, dilapangan kese-hatan (untuk rumah, sekolah dan sekitarnja), dilapangan kesenian dan sebagainja.

c) Urusan Kewadjiban Beladjar terutama mengadakan kerdja-sama dengan:

1) Kementerian Dalam Negeri. 2) Biro P.M.D.

3) Kementerian Pertanian.

(3)

4) Kementerian Keuangan, Djawatan Perdjalanan. 5) Kementerian Sosial.

6) Kementerian Kesehatan. 7) Kementerian Perindustrian. 8) Kementerian Penerangan. 9) Kementerian Agama. 10) Kantor Pusat Statistik.

b. Sekolah-sekolah Landjutan:

1) Kebidjaksanaan Pemerintah adalah:

a) menambah banjaknja sekolah-sekolah landjutan negeri. b) menambah bantuan moril dan materiil kepada pengadjaran

partikelir.

2) Diusahakan supaja dalam djangka waktu 5 tahun dapat di-bangunkan ± 1600 Sekolah Landjutan Tingkat Pertama dan ± 200 Sekolah Landjutan Tingkat Atas dalam lingkungan Kementerian P.P. dan K.

3) Pertambahan pada pendidikan kedjuruan diusahakan setjara relatif lebih besar-pada pendidikan jang bersifat umum, ter-utama pada pendidikan tehnik.

4) Pertambahan S.G.A. sebetulnja adalah perobahan dilapangan pendidikan guru S.R., jang direntjanakan dimulai tahun 1958 dengan mengubah S.G.B. dan S.G.A. mendjadi S.G. jang lama peladjarannja 6 tahun.

5) Diharapkan bahwa pendidikan kedjuruan jang diusahakan oleh kementerian-kementerian lain akan bertambah pula dengan djumlah jang tidak sedikit.

6) Perlu ada usaha-usaha untuk menjalurkan hasrat tamatan-tamatan S.R. agar melandjutkan peladjarannja pada sekolah-sekolah kedjuruan dan perlu pula ada usaha-usaha untuk meng-hilangkan pandangan bahwa sekolah-sekolah landjutan umum mempunjai nilai jang lebih tinggi daripada sekolah-sekolah kedjuruan.

7) Perkembangan pendidikan landjutan partikelir perlu memper-oleh dorongan dalam bentuk moril dan materiil dari pemerintah. 8) Usaha-usaha partikelir ini dalam batas tertentu harus mendapat-kan pengawasan sehingga tidak mengganggu keseimbangan kebutuhan berbagai sektor pembangunan.

(4)

c. Latihan kedjuruan jang diselenggarakan oleh badan peme-rintah dan partikelir jang lain.

1) Perlu sekali diadakan koordinasi dari usaha-usaha latihan kedju-ruan ini untuk menghilangkan duplikasi dan untuk menjesuai-kan latihan-latihan ini sebagai keseluruhan supaja dapat memenuhi kebutuhan pemerintah dan lapangan partikelir. Untuk keperluan ini akan didirikan panitia chusus jang mem-punjai funksi eksekutip dan penasehat, jang dapat menentukan matjam latihan apa jang diperlukan oleh tiap-tiap Kementerian. 2) Latihan „in-plant” dan „on the job” diperuntukkan bagi para

pekerdja, dengan maksud supaja mereka dapat mengerdjakan pekerdjaannja lebih efektip dan produktip ataupun guna menji-apkan mereka untuk suatu kenaikan dalam kedudukan jang menghendaki kepandaian kedjuruan jang lebih tinggi ataupun jang memerlukan pertanggungan djawab jang lebih besar.

3) Untuk memperoleh pimpinan dan pengawasan jang lebih baik dalam perusahaan-perusahaan di Indonesia, maka diusahakan Latihan Dalam Industri (Training Within Industry = T.W.I.). 4) Untuk industri-industri jang didirikan dengan modal asing maka

harus ditentukan bahwa perusahaan tersebut akan melatih orang-orang Indonesia sehingga mereka dapat mendjalankan sendiri perusahaan-perusahaan itu didalam djangka waktu beberapa tahun.

Djuga bagi perusahaan-perusahaan jang akan didirikan oleh Pemerintah maka Pemerintah sendiri akan menjelenggarakan latihan tersebut.

Apabila perusahaan-perusahaan baru didirikan dengan modal bangsa Indonesia maka dalam perdjandjian kredit dengan badan-badan perkreditan perlu dimuat penjelenggaraan latihan-latihan.

5) Panting sekali rentjana-rentjana latihan diselenggarakan di-daerah-daerah sesuai dengan kebutuhan dari tiap daerah, biar-pun kebutuhan terutama akan tenaga-tenaga jang membiar-punjai ketjakapan chusus adalah di Djawa.

6) Sebanjak mungkin pengusaha-pengusaha partikelir harus me-nanggung biaja serta bertanggung djawab atas penjelenggaraan latihan-latihan jang diperlukan untuk perbaikan produktivitet.

d. Pendidikan Tinggi:

(5)

dan chususnja sektor-sektor jang mendapat prioritet dalam bachelors degree dan 575 orang dengan master's degree, sedang sektor partikelir membutuhkan 4000 orang tehnisi.

Djadi dibutuhkan7775 ahli tehnik.

3) Kekurangan didalam 5 tahun jang akan datang adalah 1070 orang dokter.

4) Untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga ahli, maka Kemen-terian P.P. & K. mengusahakan agar setiap fakultas menghasil-kan tenaga ahli sebanjak-banjaknja dan dalam waktu jang sesingkat-singkatnja dan mengambil sebagai pedoman:

70% untuk fakultas-fakultas inti (Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam, — Tehnik, — Kedokteran, — Pertanian dan — Kedok-teran Hewan) dan 30% untuk fakultas-fakultas lainnja.

Kebidjaksanaan lain untuk menghadapi persoalan tersebut ialah dengan mengadakan usaha-usaha perobahan „curiculum” dan persamaan „curiculum” dengan tidak mengurangi kebebas-an berkembkebebas-angnja keistimewakebebas-an masing2 universitas,

sedemi-kian rupa, sehingga dengan waktu beladjar jang sependek mungkin dapat menghasilkan tenaga sebanjak mungkin.

5) Perlu diadakan Kewadjiban Bekerdja bagi tamatan Pendidikan Tinggi selama djangka waktu tertentu bagi kepentingan sektor pemerintahan jang masih membutuhkan.

6) Agar supaja memperoleh hasil jang baik maka sebaiknja diberikan penghargaan chusus kepada tenaga ahli tamatan Pendidikan Tinggi sehingga mentjukupi keperluan hidup mereka.

7) Untuk menutupi kekurangan tenaga pengadjar dengan tenaga pengadjar bangsa asing dalam waktu djangka pendek maka kerdjasama (affiliation-programs) dengan perguruan-perguruan tinggi jang ternama diluar negeri lebih diandjurkan daripada kontrak-kontrak perseorangan, karena „affiliations-programs” ini lebih mendjamin mutu pengadjar-pengadjar bangsa asing tersebut.

(6)

9) Bantuan luar negeri terutama diusahakan mengenai alat-alat dan tenaga pengadjar.

Bantuan-bantuan tersebut diusahakan dari negara-negara manapun dan tanpa ikatan-ikatan jang merugikan.

10) Untuk masalah kongesti mahasiswa ditingkat rendah pendidik-an tinggi, perlu ditjari suatu pemetjahpendidik-an, pendidik-antara lain dengpendidik-an: a) memperbanjak penerangan beladjar bagi murid-murid

S.M.A.;

b) mempertinggi mutu peladjaran bahasa asing disekolah menengah dan perguruan tinggi;

c) bimbingan dan pengawasan lebih banjak terutama pada mahasiswa ditingkat rendah;

d) menjediakan buku-buku oleh pengadjar-pengadjar bangsa Indonesia sendiri dan mempergiat usaha penterdjemahan buku-buku pengetahuan asing.

11) Perlu dipertjepat penjelesaian Undang-undang Perguruan Tinggi.

12) Kementerian P.P.&K. berusaha menjebarkan Perguruan Tinggi setjara adil dan merata, sehingga pada suatu waktu tak ada lagi daerah jang terkebelakang djika dibandingkan dengan daerah lain.

Tudjuan adalah supaja achirnja tiap-tiap Daerah Otonomi tingkat I paling sedikit mempunjai sebuah Universitas jang sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dan keadaan daerah itu. Diusahakan pula agar setiap Universitas mempunjai Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam.

e. Beasiswa Ikatan Dinas dan Pengiriman tenaga-tenaga keluar negeri:

1) Kebidjaksanaan mengenai pemberian beasiswa Ikatan Dinas pertama-tama harus demikian rupa sehingga sesuai dengan ke-butuhan tenaga ahli dalam sektor-sektor jang mendapat prioritet dalam rentjana pembangunan.

2) Sjarat-sjarat mendapat beasiswa perlu dipertinggi sehingga ter-batas pada mereka jang benar-benar dapat diharapkan.

3) Diusahakan supaja pihak partikelir dan perusahaan-perusahaan turut serta dalam memberikan beasiswa.

4) Pengiriman keluar negeri didasarkan pada kebutuhan tenaga-tenaga ahli pada sektor jang mendapat prioritet dalam rentjana pembangunan.

(7)

latihan singkat jang biasanja hanja bertudjuan memperluas pandangan dari tenaga-tenaga jang dikirim.

6) Mengenai pengiriman dalam rangka bantuan luar negeri, peme-rintah bukan hanja mendasarkan kepada tawaran-tawaran dari luar negeri, melainkan terutama mendasarkan pada usaha setjara aktif untuk mendapatkan fellowship dan scholarship dari badan atau negara manapun.

7) Sjarat-sjarat bagi tjalon-tjalon untuk dikirim keluar negeri hendaknja sedemikian rupa, sehingga ada djaminan tentang bakat serta ketjakapan.

f. Pendidikan Masjarakat:

1) Pendidikan masjarakat meliputi antara lain usaha-usaha Pem-berantasan Buta Huruf, Kursus-kursus Pengetahuan Umum dan Pendidikan Tenaga, Kursus-kursus Kewanitaan, Kepanduan, Pemuda, Perpustakaan Rakjat dan lain-lain.

2) Masalah jang terutama dihadapi dalam pendidikan masjarakat ialah pemberantasan buta huruf.

3) Usaha-usaha pemberantasan buta huruf ini dalam waktu jang akan datang perlu digerakkan dengan lebih giat lagi dan dapat dilaksanakan dalam rangka Pembangunan Masjarakat Desa. B. B i a j a .

1. Kebutuhan devisen jang diperkirakan untuk Pendidikan adalah sebanjak Rp. 157.500.000.

2. Untuk biaja pembangunan sektor pendidikan dalam lingkungan Kementerian P.P. & K. dalam djangka waktu 5 tahun diper-kirakan:

a. 1) Pendidikan rendah Rp. 440.000.000

2) Pendidikan menengah Rp. 450.000.000

3) Pendidikan tinggi Rp. 120.000.000

4) Pendidikan masjarakat Rp. 40.000.000

Djumlah ...Rp. 1.050.000.000

b. 1) Diharapkan bahwa kira-kira dua pertiga dari djumlah biaja jang tersedia untuk pendidikan menengah akan dipakai untuk pendidikan kedjuruan dan latihan kedju-ruan.

2) Sebagian besar biaja untuk Pendidikan Masjarakat diperuntukkan bagi usaha pemberantasan buta huruf.

(8)

C. T i n g k a t p e l a k s a n a a n :

1. Pengadjaran Rendah Umum dan Kewadjiban Beladjar: SEKOLAH RAKJAT.

a. 1) Tabel 160.

Djumlah: 1955/1956 1956/1957 1957/1958

1. Sekolah 32.126 33.394 33.453

2. Guru 133.646 155.034 175.170

3. Murid 7.034.239 7.025.228 7.259.499

Sumber: Kementerian P.P. & K.

K e t e r a n g a n : Angka-angka diatas ini adalah djumlah daripada S.R. negeri, subsidi, bantuan dan partikelir.

2) Dalam djangka waktu 1955/1956 — 1957/1958:

a) telah dapat diusahakan pertambahan 1.327 buah S.R. Ini adalah lama dengan ± 3,7% dari apa jang hendak dibutuhkan dalam tahun 1960/1961, jaitu 54.000 buah S.R. Djumlah S.R. jang telah ada dalam tahun 1958 adalah sebanjak 33.454 buah, jaitu ± 62% daripada 54.000. b) guru bertambah dengan 41.524 orang, atau sama dengan

± 28% daripada jang perlu ditambah dalam djangka waktu lima tahun, jaitu 150.000 orang guru.

c) anak-anak jang bersekolah bertambah dengan 225 260. b. 1) Pertjobaan Kewadjiban Beladjar jang telah dilaksanakan

dalam djangka waktu tahun 1956 s.d. tahun 1958 adalah di: a) Kabupaten Atjeh Selatan — Atjeh

b) „ Labuhanbatu — Sumatera Utara

c) „ Lima puluh Kota — Sumatera Barat

d) „ Lampung Tengah — Sumatera Selatan

e) Kewedanan Kramatdjati — Djakarta-Raya

f) Kabupaten Sumedang — Djawa Barat

g) „ Purworedjo — Djawa Tengah

h) „ Djepara — Djawa Tengah

i) „ Pasuruan — Djawa Timur

j) Kewedanan Barabai — Kalimantan Selatan

(9)

2) Kewadjiban Beladjar jang diselenggarakan:

a) dalam rangka usaha P.M.D. (Pembangunan Masjarakat Desa) dengan sekedar bantuan Biro P.M.D., adalah di:

(1) Wurjanto

b) atas aktivitet masjarakat sendiri: (1) Klaten

(9) Musi Banju Asin.

3) Dalam Daerah Kewadjiban Beladjar rakjat dapat membuat ± 30% daripada djumlah bilik/ruangan dari gedung-gedung S.R., dan didaerah lainnja jang bukan Daerah Kewadjiban Beladjar rakjat dapat membuat ± 16% daripada djumlah bilik/ruangan dari gedung-gedung S.R.

Sebagai tjontoh dapat dikemukakan bahwa masjarakat di Kabupaten Sumedang atas kekuatan sendiri dapat mendiri-kan 409 ruangan dengan hanja mengeluarmendiri-kan biaja sebesar Rp. 3.053.925,—.

Bilamana pemerintah sendiri jang melaksanakannja maka diperlukan biaja sebesar Rp. 10.225.000,—.

Penggerak usaha ini adalah terutama Panitia-panitia Kewa-djiban Beladjar jang ada sampai ditiap-tiap desa, disamping pekerdjaannja jang penting, ialah bertanggung djawab atas masuknja anak-anak sekolah.

Dipelbagai daerah diadakan Kobajan Kewadjiban Beladjar.

(10)

2. Sekolah-sekolah Landjutan. a. Sekolah Landjutan Tingkat Pertama:

1) Singkatan nama-nama sekolah jang akan dipergunakan adalah:

(a) S.M.P. = Sekolah Menengah Umum Tingkat Pertama.

(b)S.G.B. = Sekolah Guru B. (c) S.K. = Sekolah Keradjinan.

(d)S.T. = Sekolah Teknik.

(e) S.K.P. = Sekolah Kepandaian Puteri. (f) K.D.P. = Kursus Dagang Pertama.

(g) S.M.E.P. = Sekolah Menengah Ekonomi Tingkat Pertama.

(11)

DJUMLAH SEKOLAH DAN PERTAMBAHANNJA DALAM TIAP-TIAP TAHUN.

(12)

DJUMLAH SEKOLAH DAN PERTAMBAHAN DALAM TIAP-TIAP TAHUN

a) Tabel 161.

DJENIS SEKOLAH

1955/1956 1956/1957 1957/1958

Djumlah Djumlah Pertambahan Djumlah Pertambahan

Negeri Partkelir Negeri Partkelir Negeri Partkelir Negeri Partkelir Negeri Partkelir

I. Umum:

1. S.M.P. ……….……… 326 1.535 358 2.056 + 32 + 521 422 * + 64 *

2. S.G.B. ……….. 511 95 486 231 — 25 + 136 483 * — 3 *

Djumlah Sekolah

Umum ………. 837 1.630 844 2.287 + 7 + 657 905 + 61

II. Kedjuruan:

1. S.K. ………….……… ** ** 217 3 + 217 + 3 222 * + 5 *

2. S.T. ……….. 44 10 222 4 + 178 — 6 228 * + 6 *

Djumlah Sekolah

Teknik ………. 44 10 439 7 + 395 — 3 450 + 11

3. S.K.P. 2 tahun .………

145 146 70 66 + 21 + 23 66 * — 4 *

4. S.K.P. 4 tahun .……… 96 103 97 * + 1 *

5. K.D.P. ………. 17 2 18 — + 1 — 2 18 * + 0 *

6. S.M.E.P. ……….. 97 75 116 41 + 19 — 34 126 * + 10 *

7. K.P.A. ………. ** ** 17 ** + 17 ** 30 * + 13 *

Djumlah Sekolah

Kedju-ruan lainnja ………. 259 223 317 210 + 58 — 13 337 + 20

Djumlah semua Sekolah

Kedjuruan ………... 304 233 756 217 + 453 — 16 787 + 31

III. Djumlah Sekolah

Umum dan Kedjuruan … 1.141 1.863 1.600 2.504 + 460 + 641 1.692 + 92

Sumber : Kementerian P.P. & K.

K e t e r a n g a n : * = belum ada keterangan. ** = tidak ada.

— = belum diperoleh angka.

(13)

DJUMLAH GURU DAN PERTAMBAHANNJA DALAM TIAP-TIAP TAHUN

b) Tabel 162.

DJENIS SEKOLAH

1955/1956 1956/1957 1957/1958

Djumlah Djumlah Pertambahan Djumlah Pertambahan

Negeri Partkelir Negeri Partkelir Negeri Partkelir Negeri Partkelir Negeri Partkelir

I. Umum:

1. S.M.P. ……….

……… 3.657 7.828 5.702 10.785 + 2.045 + 2.957 6.410 * + 708 *

2. S.G.B.

……….. 7.878 523 7.567 550 — 311 + 27 8.113 * + 546 *

Djumlah SekolahUmum . 11.535 8.351 13.269 11.335 + 1.734 + 2.984 14.523 + 1.254

II. Kedjuruan:

1. S.K. ………….

……..

** ** 1.676 8 + 1.676 + 8 2.142 * + 466 *

2. S.T.

……….

877 85 3.889 34 + 3.012 — 51 4.149 * + 620 *

Djumlah Sekolah Teknik. 877 85 5.565 42 + 4.688 — 43 6.291 + 726

3. S.K.P. 2 tahun .……..

1.072 966 782 + + 885 + 199 662 * — 120 *

4. S.K.P. 4 tahun .…….. 1.175 1.165 1.289 * + 114 *

5. K.D.P. ………. 143 — 203 — + 60 — — * — 203 *

6. S.M.E.P. ……….. 972 244 1.301 272 + 329 + 28 1.396 * + 95 *

7. K.P.A. ………. ** ** 135 ** + 135 ** * * — 105 *

Djumlah Sekolah

Kedju-ruan lainnja ………. 2.187 1.210 3.596 1.437 + 1.409 + 227 3.347 — 249

Djumlah semua Sekolah

Kedjuruan ………... 3.064 1.295 9.161 1.479 + 6.097 + 184 9.638 + 477

III. Djumlah Sekolah

Umum dan Kedjuruan … 14.599 9.646 22.430 12.814 + 7.831 + 3.168 24.161 + 1.731

Sumber : Kementerian P.P. & K.

K e t e r a n g a n : * = belum ada keterangan. ** = tidak ada.

— = belum diperoleh angka.

(14)

DJUMLAH MURID DAN PERTAMBAHANNJA DALAM TIAP-TIAP TAHUN

c) Tabel 163.

DJENIS SEKOLAH

1955/1956 1956/1957 1957/1958

Djumlah Djumlah Pertambahan Djumlah Pertambahan

Negeri Partkelir Negeri Partkelir Negeri Partkelir Negeri Partkelir Negeri Partkelir

I. Umum:

1. S.M.P. ……….……… 93.572 132.934 133.300 181.546 + 39.728 + 48.612 154.212 * + 20.912 *

2. S.G.B. ……….. 149.455 15.837 131.054 10.331 — 18.401 — 5.506 119.771 * — 11.283 *

Djumlah SekolahUmum . 243.027 148.771 264.354 191.877 + 21.327 + 43.106 273.983 + 9.629

II. Kedjuruan:

1. S.K. ………….…….. ** ** 14.530 291 + 14.530 + 291 20.671 * + 6.141 *

2. S.T. ………. 6.357 842 41.007 270 + 34.650 — 572 47.312 * + 6.302 *

Djumlah Sekolah Teknik. 6.357 842 55.537 561 + 49.180 — 281 67.983 + 12.446

3. S.K.P. 2 tahun .……..

13.051 10.523 2.895 2.543 + 2.883 + 2.690 2.658 * — 237 *

4. S.K.P. 4 tahun .…….. 13.039 10.070 14.567 * + 1.528 *

5. K.D.P. ………. 1.235 — 1.326 — + 91 + — — * — 1.326 *

6. S.M.E.P. ……….. 17.912 2.588 23.931 3.237 + 6.019 + 649 26.636 * + 2.705 *

7. K.P.A. ………. ** ** 1.820 ** + 1.820 + ** — * — 1.820 *

Djumlah Sekolah

Kedju-ruan lainnja ………. 32.198 13.111 43.011 16.450 + 10.813 + 3.339 43.861 + 850

Djumlah semua Sekolah

Kedjuruan ………... 38.555 13.953 98.548 17.011 + 59.993 + 3.058 111.844 + 13.296

III. Djumlah Sekolah

Umum dan Kedjuruan … 281.582 162.724 362.902 208.888 + 81.320 + 46.164 385.827 + 22.925

Sumber : Kementerian P.P. & K.

K e t e r a n g a n : * = belum ada keterangan. ** = tidak ada.

— = belum diperoleh angka.

(15)

3. a. Dalam djangka waktu 1955/1956 — 1957/1958 pertambahan dalam sektor pemerintah (Kem. P.P. dan K) adalah sebagai berikut:

(1) (a) sekolah umum bertambah 7 + 61 = 68 buah (b) sekolah teknik bertambah 395 + 11 = 406 buah (c) sekolah kedjuruan lainnja

bertambah 58 + 20 = 78 buah

djumlah sekolah jang bertambah 552 buah

(2) guru dalam:

(a) sekolah umum bertambah 1.734 + 1.254 = 2.988 orang (b) sekolah teknik bertambah 4.688 + 726 = 5.414 orang (c) sekolah kedjuruan lainnja bertambah

1.409 + (—249) = 1.160 orang

djumlah guru jang bertambah 9.562 orang

(3) murid dalam:

(a) sekolah umum bertambah 21.327 + 9.629 = 30.956 orang (b) sekolah teknik bertambah 49.180+12.446 = 61.626 orang (c) sekolah kedjuruan lainnja bertambah

10.813 + 850 = 11.663 orang

djumlah murid jang bertambah 104.245 orang

b. Dalam djangka waktu 1955/1956 — 1956/1957 pertambangan dalam sektor partikelir adalah sebagai berikut:

(1) a. sekolah umum bertambah 657 buah

b. sekolah teknik berkurang 3 buah

c. sekolah kedjuruan lainnja berkurang 13 buah

djumlah sekolah jang bertambah 641 buah

(2) guru dalam:

a. sekolah umum bertambah 2.984 orang

b. sekolah teknik berkurang 43 orang

c. sekolah kedjuruan lainnja bertambah 227 orang

djumlah guru jang bertambah 3.168 orang

Negeri Partikelir

D j u m l a h 1 9 5 7/ 1 9 5 8

Negeri Partikelir

(16)

(3) murid dalam:

a. sekolah umum bertambah 43.106 orang

b. sekolah teknik berkurang 231 orang

c. sekolah kedjuruan lainnja bertambah 3.339 orang

djumlah murid jang bertambah 46.164 orang

c. Kementerian P.P. dan K. dan sektor Partikelir bersama telah dapat mendirikan 552 + 641 = 1.193 buah sekolah.

Djumlah ini adalah sama dengan ± 76% daripada 1600, jaitu djumlah sekolah jang hendak ditjapai dalam djangka waktu lima tahun.

Dalam mendirikan sekolah, Kementerian P.P. dan K. lebih mengutamakan sekolah kedjuruan, dan jang terutama adalah sekolah teknik; sedangkan sektor Partikelir lebih banjak mendiri-kan sekolah umum.

b. Sekolah Landjutan Tingkat Atas:

1) Singkatan nama-nama sekolah jang akan dipergunakan adalah:

(a) S.M.A. = Sekolah Menengah Umum Tingkat Atas. (b) S.G.A. = Sekolah Guru A.

(c) S.GT.K. = Sekolah Guru Taman Kanak-kanak. (d) S.G.P.L.B. = Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa. (e) P.G.S.L.P. = Pendidikan Guru Sekolah Landjutan

Tingkat Pertama.

(f) S.G.P.D. = Sekolah Guru Pendidikan Djasmani. (g) S.T.M. = Sekolah Teknik Menengah.

(h) S.G.P.T. = Sekolah Guru Pendidikan Teknik. (i) K.G.S.T. = Kursus Guru Sekolah Teknik. (j) S.G.K.P. = Sekolah Guru Kepandaian Puteri. (k) T.P.G.K.P. = Training Pendidikan Guru Kepandaian

Puteri.

(l) S.M.E.A. = Sekolah Menengah Ekonomi Tingkat Atas.

(m) K.P.A.A. = Kursus Pegawai Administrasi Tingkat Atas.

(n) S.P.K. = Sekolah Pendidikan Kemasjarakatan. (o) S.M.K.A. = Sekolah Menengah Kehakiman Atas.

(17)
(18)

Sumber : Kementerian P.P. & K.

K e t e r a n g a n:  * =   belum ada keterangan. ** = tidak ada.

—  =  belum dapat diperoleh angka.

Partikelir  =  Sekolah subsidi, bantuan dan partikelir.

(19)

DJUMLAH GURU DAN PERTAMBAHANNJA DALAM TIAP-TIAP TAHUN B) Tabel 165.

Sumber : Kementerian P.P. & K.

K e t e r a n g a n:  * =   belum ada keterangan. ** = tidak ada.

(20)

DJUMLAH MURID DAN PERTAMBAHANNJA DALAM TIAP-TIAP TAHUN c) Tabel 166.

Sumber : Kementerian P.P. & K.

K e t e r a n g a n:  * =   belum ada keterangan. ** = tidak ada.

(21)

3) a. Dalam djangka waktu 1955/1956 — 1957/1958 pertam-bahan dalam sektor Pemerintah (Kem. P.P. dan K) adalah sebagai berikut:

(1) (a) sekolah umum bertambah

39 + 24 = 63 buah

(b) sekolah teknik bertambah

20 + (—8) = 12 buah

(c) sekolah kedjuruan lainnja

bertambah 10 + 5 = 15 buah

djumlah sekolah jang bertambah 90 buah (2) guru dalam:

(a) sekolah umum bertambah

780 + 398 = 1.178 orang

(b) sekolah teknik bertambah

242 + 44 = 286 orang

(c) sekolah kedjuruan lainnja

bertambah 208 + 22 = 230 orang

djumlah guru jang bertambah 1.694 orang (3) murid dalam:

(a) sekolah umum bertambah

8.595 + 51.827 = 60.422 orang

(b) sekolah teknik bertambah

1.727 + 151 = 1.878 orang

(c) sekolah kedjuruan lainnja

bertambah 2.327 + 843 = 3.170 orang

djumlah murid jang bertambah 65.470 orang

b. Dalam djangka waktu 1955/1956 — 1956/1957 pertambah-an dalam sektor Partikelir adalah sebagai berikut:

(1) (a) sekolah umum bertambah 63 buah (b) sekolah teknik bertambah 12 buah (c) sekolah kedjuruan lainnja

bertambah 6 buah

djumlah sekolah jang bertambah 81 buah

(22)

(2) guru dalam:

(a) sekolah umum berkurang 1.395 orang

(b) sekolah teknik berkurang 57 orang

(c) sekolah kedjuruan lainnja

bertambah 338 orang

djumlah guru jang berkurang 1.114 orang (3) murid dalam:

(a) sekolah umum berkurang 31.118 orang

(b) sekolah teknik berkurang 404 orang

(c) sekolah kedjuruan lainnja

bertambah 4.104 orang

djumlah murid jang berkurang 27.418 orang c. Kementerian P.P. dan K. dan sektor Partikelir bersama

telah dapat mendirikan 90 + 81 = 171 buah sekolah. Djumlah ini adalah sama dengan ± 90% daripada 200, jaitu djumlah sekolah jang hendak ditjapai dalam djangka waktu lima tahun.

Dalam mendirikan sekolah masih ternjata bahwa sekolah umum jang lebih banjak didirikan oleh Kementerian P.P. dan K.

Hal jang sama ternjata djuga disektor Partikelir.

3. Pendidikan Tinggi. Tabel 167, 168 dan 169.

b. Keadaan Pendidikan Tinggi dalam tahun 1955 adalah sebagai berikut:

Universitas Kementerian P.P. & K. berdjumlah 3 buah, jaitu Universitas Indonesia dengan 10 fakultas dan 8026 mahasiswa, Universitas Gadjah Mada dengan 12 fakultas dan 7416 siswa, Universitas Airlangga dengan 4 fakultas dan 2816 maha-siswa; dan masih ada lagi fakultas-fakultas jang belum tergabung pada sesuatu Universitas dan Perguruan-perguruan Tinggi jang diselenggarakan oleh Kementerian lain.

Djumlah mahasiswa Universitas/Perguruan Tinggi Pemerintah (semua Kementerian) dalam tahun 1955 adalah 18.913 orang. Perguruan Tinggi Partikelir ada sebanjak 24 buah dengan djumlah mahasiswa 2394 orang.

dalam tahun 1955 adalah 18.913 orang. Perguruan Tinggi Parti-kelir ada sebanjak 24 buah dengan djumlah mahasiswa 2394 orang.

(23)

DJUMLAH MAHASISWA DALAM TIAP-TIAP TAHUN.

a 1) Tabel 167.

No. U n i v e r s i t a s 1955 1956 1957 1958

1. Gadjah Mada ... 7.416 7.937 8.964 10.878

2. Indonesia ... 8.026 9.669 11.198 12.940

3. Airlangga ... 2.816 3.268 3.775 4.685

4. Andalas ... — — 690 527

5. Hasanuddin ... — — 952 1.067

6. Sumatera Utara ... — — — 1.850

7. Padjadjaran ... — — — 839

8. Fakultas Negeri jang

be-lum tergabung pada

se-suatu Universitas ... 366 1.258 2.342 —

D j u m 1 a h ... 18.624 22.132 27.921 32.786

Sumber: Kementerian P.P. & K.

K e t e r a n g a n: — = tidak ada angka tersedia.

DJUMLAH TENAGA PENGADJAR DALAM TIAP-TIAP TAHUN.

2)

Tabel 168.

No. Universitas W.N. Asing1955 W.N. Asing1956 W.N. Asing1957 W.N. Asing1958

1. Gadjah Mada ... 366 35 442 35 502 28 — —

2. Indonesia ... 592 214 1.013 172 1.016 188 1.136 122

3. Airlangga ... 110 24 202 24 245 29 254 28

4. Andalas ... — — — — 46 23 60 15

5. Hasanuddin ... — — — — 106 16 84 14

6. Sumatera Utara ... — — — — — — 84 19

7. Padjadjaran ...— — — — — — 24 3

8. Fakultas Negeri

jang belum terga-bung pada

sesua-tu Universitas ...8 8 163 43 122 13 — —

D j u m l a h ...1.076 281 1.820 274 2.037 297 1.642 201

K e te r a n g a n : — = tidak ada angka tersedia. Sumber: Kementerian P.P. & K.

(24)

DJUMLAH MAHASISWA JANG LULUS DALAM TIAP-TIAP TAHUN.

3) Tabel

169.

No. Matjam Fakultas 1956 1957 1958

1. Fakultas Kedokteran/Kedokteran Gigi 62 94 93

2. Sastra dan Kebudajaan ... 8 1 14

3. Hukum dan Pengadjaran Masjarakat 72 106 39

4. Sosial dan Politik ... 14 27 —

5. Ekonomi ... 7 248 —

6. Fakultas Pedagogik ... — — —

7. Farmasi ... 2

8. Biologi ... — — —

9. Pertanian dan Kehutanan ... 24 9 19

10. Tehnik ... 26 53 44

11. F.I.P.I.A... 18 41 29

12. Kedokteran Hewan/Peternakan ... 4 8 11

D j u m l a h 237 587 249

Sumber: Kementerian P.P. & K.

K et e r a n g a n: — = tidak ada angka tersedia.

diresmikan dua buah Universitas baru, jaitu di Makassar — Universitas Hasanuddin, dan di Bukittinggi — Universitas Andalas. Peresmian kedua Universitas baru itu sesuai dengan kebidjaksanaan Pemerintah untuk tidak memusatkan pendidikan Tinggi di Djawa sadja.

Pada tanggal 1 Nopember 1958 telah dibuka Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam Universitas Padjadjaran di Bandung. Pada tanggal 31 Djanuari 1959 Fakultas Sastra di Bali akan dioper oleh Pemerintah dari usaha Partikelir dan dimasukkan kedalam Universitas Airlangga.

Pada tanggal 1 September 1959 akan dibuka Fakultas Ekonomi di Kutaradja dalam lingkungan Universitas Sumatera Utara Medan.

Sekarang ini sedang dipersiapkan pendirian Fakultas teknik pada Universitas Hasanuddin di Makassar, pada Universitas Sumatera Utara di Medan, dan Fakultas Teknik djurusan Shipbuilding dan Marine Science di Maluku.

Selandjutnja pada Universitas Padjadjaran di Bandung sedang dipersiapkan Fakultas Pertanian.

(25)

c. Hari tahun 1956 hingga 1958, tiap-tiap tahun terdapat pertam-bahan rata-rata ± 5000 mahasiswa dalam Universitas/Perguruan Kementerian P.P. & K.

d. Pada achir tahun-tahun 1955 terdapat 1076 tenaga pendidik bangsa Indonesia dan 281 tenaga pengadjar bangsa Asing.

Pada achir tahun 1956 terdapat 1820 tenaga pendidik bangsa Indonesia dan 274 tenaga pengadjar bangsa Asing.

Pada achir tahun 1957 terdapat 2474 tenaga pendidik bangsa Indonesia dan 406 tenaga pengadjar bangsa Asing.

Pada achir tahun 1958 terdapat 1795 tenaga pendidik bangsa Indonesia dan 281 tenaga pengadjar bangsa Asing. (belum ter-hitung Universitas Gadjah Mada dan Fakultas Negeri jang belum tergabung sesuatu Universitas).

e. Kerdjasama jang telah diadakan dalam bentuk „affiliation-programs” adalah sebagai berikut:

1) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan University of California di Amerika Serikat.

2) Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia dengan University of California di Amerika Serikat.

3) Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Alam Universitas Indonesia dengan Kentucky University di Ame-rika SeAme-rikat.

4) Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran Hewan Univer-sitas Indonesia dengan Kentucky University di Amerika Serikat.

5) Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada dengan University of California di Amerika Serikat.

6) Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada dengan Wiscon-sin University di Amerika Serikat.

7) Fakultas Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada dengan John Hopkins University di Amerika Serikat.

8) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Padja-djaran dengan State University of New York di Amerika Serikat.

f. Penjusunan dan pembentukan kader-kader pendidik sekarang ini sedang giat diadakan pada fakultas-fakultas dari Universitas-universitas Negeri.

g. Bantuan-bantuan mengenai alat-alat dan tenaga pengadjar jang telah diperoleh adalah sebagai berikut:

1) dari I.C.A. berupa tenaga pengadjar dalam rangka affiliation — programs, penindjauan ke Luar Negeri dan buku-buku peladjaran.

(26)

2) dari Ford Foundation berupa tenaga pengadjar dalam rangka affilition-programs dan buku-buku peladjaran.

3) dari Asia Foundation berupa buku-buku peladjaran.

4) dari China Medical Board di Amerika Serikat berupa alat-alat kedokteran.

5) dari Pemerintah Inggris (dalam rangka Colombo Plan) berupa tenaga pengadjar dan buku-buku peladjaran.

6) dari Unesco berupa tenaga pengadjar. 7) dari W.H.O. berupa tenaga pengadjar.

8) dari Council of Economic and Cultural Affairs di Amerika Serikat berupa tenaga pengadjar.

9) dari Pemerintah New Zealand (dalam rangka Colombo Plan) berupa. Ward equipment.

h. Kementerian P.P. & K. telah mengadakan usaha-usaha untuk memperbaiki sistim pendidikan sehingga lebih sesuai dengan tuntutan pembangunan, antara lain mengusahakan sistim pendi-dikan jang terpimpin atau bebas teratur (guided study). Sistim baccalaureat seperti jang terdapat pada Universitas Gadjah Mada djuga bertudjuan kearah itu.

i. 1) Dalam djangka waktu 1956.1958 kelima fakultas inti Peme-rintah (Kementerian P.P. & K.), jaitu fakultas I.P.I.A. (terhitung djuga fakultas Farmasi), — Teknik, — Kedok-teran/Kedokteran gigi, — Pertanian dan Kehutanan, dan — Kedokteran Hewan/Peternakan, telah menghasilkan sebanjak 537 sardjana. 1956.1960, jaitu 7775 orang ahli.

3) Fakultas kedokteran/kedokteran gigi telah menghasilkan, djuga dalam djangka waktu jang sama, sebanjak 249 dokter. Ini adalah sama dengan ± 23% daripada djumlah dokter jang diharap dari fakultas ini dalam djangka waktu 1956-1960, jaitu 1070 dokter. j. Oleh Kementerian P.P. & K. sedang diusahakan mengadakan

perbaikan-perbaikan mengenai djumlah tundjangan jang diberi-kan pada mahasiswa ikatan dinas.

(27)

Beasiswa ikatan dinas dalam dan luar negeri dan pengiriman tenaga-tenaga ke Luar Negeri adalah sebagai berikut:

k. 1) 

Tabel 170.

(1) Beasiswa dengan ikatan dinas Dalam Negeri: (a) Berdasarkan P.P. 15/1954:

tahun 1956 berdjumlah : 4814 mahasiswa. tahun 1957 berdjumlah : 4975 mahasiswa. tahun 1958 berdjumlah : 5852 mahasiswa.

(b) berdasarkan P.P. 32/1949:

tahun 1956 berdjumlah : 1771 mahasiswa. tahun 1957 berdjumlah : 1278 mahasiswa. tahun 1958 berdjumlah : 925 mahasiswa.

(2) Beasiswa dengan ikatan dinas Luar Negeri: (a) Berdasarkan P.P. 15/1954:

tahun 1956 berdjumlah : 227 mahasiswa. tahun 1957 berdjumlah : 195 mahasiswa. tahun 1958 berdjumlah : 175 mahasiswa. (b) Berdasarkan P.P. 32/1949:

tahun 1956 berdjumlah : 125 mahasiswa. tahun 1957 berdjumlah : 81 mahasiswa. tahun 1958 berdjumlah 79 mahasiswa.

(3) Atas biaja sendiri keluar negeri:

tahun 1956 berdjumlah 261 mahasiswa. tahun 1957 berdjumlah : 216 mahasiswa. tahun 1958 berdjumlah : 112 mahasiswa. Sumber: Kementerian P.P. & K.

DJUMLAH TENAGA-TENAGA JANG DIKIRIM KELUAR NEGERI DALAM RANGKA BANTUAN LUAR NEGERI.

     2) Tabel 171.

Negara: 1956:

1. Australia 90

2. New Zealand 28

3. Philipina 13

(28)

4. Thailand 1

5. India 24

6. Rusia 10

7. Canada 12

8. Amerika Serikat 15

9. Inggeris 1

10. Djerman Barat 11

11. Djerman Tinmr 15

12. Polandia 13

13. Tjekoslawakia 13

Djumlah ...236

Sumber: Kementerian P.P. & K.

1. Dalam tahun-tahun 1956, 1957 dan 1958:

1) djumlah mahasiswa jang mendapat beasiswa dan beladjar dalam negeri, adalah berturut-turut 6585, 6253 dan 6777 orang.

2) djumlah mahasiswa jang mendapat beasiswa dan beladjar di luar negeri adalah berturut.turut 352, 276 dan 254 orang. 3) djumlah mahasiswa jang beladjar di luar negeri atas biaja

sendiri adalah berturut-turut 261, 216 dan 112 orang.

4) djumlah tenaga jang dikirim keluar negeri dalam rangka bantuan luar negeri, dalam tahun 1956 ada sebanjak 236 orang. Angka tahun 1957 dan 1958 belum tersedia.

m. Sampai tahun 1958, Pemerintah telah dapat mendirikan 7 bantuan materieel dari Kementerian P.P. & K.. Dalam hubung-an bhubung-antuhubung-an ini memhubung-ang shubung-angat dirasakhubung-an penting dhubung-an perlunja ditambah anggaran belandja guna bantuan kepada Perguruan perguruan Tinggi Partikelir.

o. Biro Koordinasi Perguruan Tinggi Kementerian P.P. & K. sedang mengusahakan penjempurnaan kerdjasama dengan Kementerian-kementerian jang mengadakan/menjelenggarakan

(29)

akademi-akademi/perguruan tinggi dalam

lingkungan

kemen-terian-kementerian, terutama berhubungan dengan hal-hal jang menjangkut segi-segi pendidikan, research dan ilmu pengetahuan.

4. B a n tua n L u a r N e g e r i .

bantuan diterimaTelah diterimaBelum

(I) Unesco Sumber: Kementerian P.P. & K.

2. Mengenai perintjian bantuan dari Badan/Pemerintah asing

lainnja belum dapat diperoleh angka-angka lengkap.

5. P e n d i d i k a n M a s j a r a k a t .

a. Pemberantasan Buta Huruf (P.B.H.)

1956.

Guna dapat mengedjar R.P.L.T., direntjanakan

sistim Unit Ketjamatan,

jaitu suatu sistim

dengan memberi

tanggung-djawab kepada kebulatan tenaga Panitya Pendidikan Masja-rakat, Ikatan Guru P.B.H., dan Ikatan-ikatan tenaga lainnja dalam taraf Ketjamatan. Tenaga jang dibulatkan ini akan dapat

nenggunakan keuangannja sebagai suatu

modal

menu-rut tjara jang setepat-tepatnja dan hanja terikat

oleh

waktu

(30)
(31)

1957. Rentjana dengan mempergunakan sistim Unit Ketjamatan dikeluarkan sebagai pedoman

kerdja dalam memberantas

buta huruf. Pelaksanaan baru dapat dimulai dalam perte-ngahan tahun.

Hasil dari methode ini:

1) banjak menimbulkan kesanggupan jang

besar pada

desa-desa; misalnja 30 desa dari Kabupaten Probolinggo dapat mentjetak kitab „Mari serentak membatja” 10.000 exemplaar.

2) Djumlah kursus naik.

1958. Pada achir triwulan III/1958 djumlah seluruh lulusan P.B.H. ada sebanjak 9.835.704 orang dan telah ± 400 desa habis terberantas buta-hurufnja. Djumlah orang buta huruf, jang berumur 13 tahun keatas, jang masih tersisa pada achir tri-wulan III/1958, ada sebanjak 25.140.106. Karena buku-buku Taman

Pustaka

Pengantar (T.P.P.) jang dipergunakan untuk usaha pemeliharaan orang-orang jang telah terberantas buta-hurufnja masih sedikit djumlahnja, maka beberapa Inspeksi Pendidikan Masjarakat (Ipm) Kabupaten mengeluarkan lembaran jang distensil.

Dan selandjutnja karena Djawatan Pendidikan Masjarakat memandang perlu adanja tenaga-tenaga jang mempunjai ketjakapan dan terlatih dalam soal:

— mengarang dan menilai buku-buku P.B.H. dan batjaan-batjaan untuk tamatan kursus P.B.H.

— memelihara dan mengembangkan ketjakapan membatja menulis, maka pada tanggal 20 Oktober s/d 15 Nopember 1958 diadakan latihan karang-mengarang dan penerbitan bahan-bahan batjaan bertempat di Pusat Latihan Pendi-dikan Masjarakat (P.L.P.M.) Kebondjeruk, di Kebajoran Lama, Djakarta jang di-ikuti oleh 15 orang, terdiri dari anggota-anggota Staf Pimpinan Inspeksi Pendidikan Masjarakat (Ipm). Propinsi jang mempunjai bakat dan minat dalam karang-mengarang. Tenaga-tenaga ini selan-djutnja diharapkan untuk dapat menjebarkan penge-tahuannja didaerah-daerah.

b.

Kursus Kader Orang Dewasa (K.K.O.D.).

(32)
(33)

1957. Keadaan agak merosot. Kalau dalam talon jang lampau djumlah kursus mentjapai 1000 keatas, maka dalam tahun 1957 hanja mentjapai 830 kursus. Hal ini disebahkan:

—kurangnja tenaga pengadjar.

—kurangnja modal.

—kurangnja buku tuntunan

—pengertian tentang idee K.K.O.D. pada guru dan siswa

Dengan demikian djumlah kursus jang ada tinggal 656 buah. c. Kursus Rumah Tangga (K.R.T.).

1956. Kursus ini merupakan bimbingan dalam dunia Kewanitaan; keadaannja tergantung pada aparat jang melaksanakan.

Sedjak tahun 1954, berdasarkan putusan konperensi Dja-watan, Urusan Kewanitaan tidak merupakan Bagian tehnis tersendiri, tetapi langsung dibawah Kepala Djawatan jang menempatkan pegawai-pegawai kewanitaan ditiap-tiap Bagian Tehnis di Pusat.

Akibat dari perobahan ini, Urusan Kewanitaan sampai tahun 1956 kurang mendapat perhatian setjara mendalam, sehingga hasil K.R.T.-pun kurang memuaskan.

Hal ini mendorong para petugas wanita didaerah-daerah untuk mengadakan konperensi atas biaja sendiri (Desember 19561. D a l a m konperensi tersebut dihasilkan pendapat dan usul untuk menjusun kembali Urusan Kewanitaan dalam Organisasi Djawatan Pendidikan Masjarakat.

1957. Berdasarkan putusan konperensi petugas wanita daerah, dan untuk mewudjudkan keseimbangan antara kewanitaan dan kepriaan dalam usaha-usaha Djawatan, petugas-petugas wanita di Pusat mengadakan pertemuan pada tanggal 7 Oktober 1957 dan beberapa barn berikutnja. Putusan pem-bahasan jang diambil dalam garis besarnja tidak merobah putusan konperensi tahun 1956, hanja perlu ditetapkan:

— di kantor Pusat:

1. Ditempatkan seorang wanita jang diperbantukan pada Kepala Djawatan, jang bertanggung djawab chusus tentang kewanitaan.

(34)

2. Ditiap-tiap bagian teknis ditempatkan seorang petugas teknis wanita jang bertanggung-djawab atas soal kewanitaan dalam masing-masing bagian teknis, mem-bantu Kepala Bagian.

 dikantor Propinsi dan Kabupaten:

Ditiap-tiap kantor ditempatkan seorang pegawai wanita jang bertanggung-djawab atas pelaksanaan usaha Djawat-an dalam soal kewDjawat-anitaDjawat-an, dDjawat-an jDjawat-ang membDjawat-antu kepala Ipm Propinsi/Kabupaten.

Selandjutnja usaha mengintengintensifkan usaha-usaha Kewanitaan dikuatkan dengan putusan konperensi Djawatan, bahwa soal tersebut diserahkan kepada Pusat.

Usaha K.R.T. mulai hidup kembali dan ternjata sambutan dari masjarakat wanita sangat besar, sehingga djatah jang ditentukan, oleh daerah dirasa atnat kurang.

1958.Pelaksanaan mengintensifkan kembali usaha Kewanitaan sesuai dengan konsepsi Petugas-petugas wanita Pusat jang pada prinsipnja tidak berbeda dengan usul-usul dari pada Petugas wanita daerah.

Untuk menambah bekal Para petugas Kewanitaan, maka pada tanggal 1 s/d 13 Desember 1958 bertempat di P.L.P.M. Keba-joran, diadakan Kursus Penjegaran Tugas Kewanitaan, jang di-ikuti oleh 30 orang dari Propinsi dan Pusat.

d. P e n di d i k a n Kedjuruan.

1956 Tahun ini merupakan

per mulaa n

pelaksanaan Kursus-kursus Kedjuruan.

Jang ditjapai:

—Kursus djahit-mendjabit di 4 Propinsi. Peranan Djawatan Pendidikan Masjarakat adalah penghubung antara organi-sasi/perusahaan dengan pabrik mesin djahit „Fatmah”, besar, maka dalam tahun 1957 djatah ditambah, ialah ditiap-tiap Propinsi 2 buah kursus. Kursus jang dapat diselenggara-kan adalah 16 buah.

(35)

1958. Ternjata bahwa kursus Praktek Dagang mendapat perhatian jang besar. Djumlah pengikut sampai 3 kali lipat daripada tahun 1957.

e. Pendidikan kader. (kader tenaga teknis dan kader untuk masjarakat).

1)

Kursus Kader Masjarakat (K.K.M.).

1956. Kursus ini sebelumnja bernama Kursus Pengetahuan Umum (K.P.U.). Guna menjesuaikan dengan tudjuan dan maksud kursus, maka dengan s.p. 62203/Kab. tanggal 22-12-1954 nama K.P.U. dirobah mendjadi Kursus Kader Masjarakat (K.K.M.). Perobahan tersebut dimaksud untuk mempertegas sifat-sifat. peladjaran bagi seorang kader jang akan bekerdja dan mem-bangun masjarakat.

Dalam tahun 1955 — 1956 dilaksanakan penegasan tersebut dengan membagi tingkatan K.K.M. sebagai berikut:

— K K.M./A. dimaksud mendidik kader (pionier) untuk masjarakat, jang bertempat di Ketjamatan.

— K.K.M./B mendidik kader masjarakat untuk mendjadi anggauta jang rnempunjai fungsi dalam organisasi, dan berkedudukan di Kabupaten.

— K.K.M./C mendidik kader jang bisa membantu menentu-kan program Djawatan Pendidimenentu-kan Masjarakat. Kursus. ini berkedudukan di kota-kota besar.

1957. Sesuai dengan s.p. 2347/Sek/8/57, tanggal 15-4-57, mate pela-djaran K.K.M. disesuaikan dengan pertumbuhan Masjarakat,. dengan menitik-beratkan ketjakapan praktis jang dapat digunakan untuk memberi tjontoh dalam bertugas sebagai Kader Masjarakat.

Pembagian seluruh vak praktis adalah sebagai berikut:

Pertanian 49% Keradjinan 5,5%

Memegang buku 9% Perusahaan 1,5%

Perikanan 8% Pertukangan 2,5%

Koperasi 7,5% Perkebunan 1%

Peternakan 6% Perindustrian 0,2%

Kewanitaan 6% Lain-Lain 3,8%

1958. Dalam penerimaan siswa, diambil mereka jang benar-benar sanggup memberi bimbingan atau dorongan untuk usaha pembangunan dan dalam peladjaran-peladjarannja ditekan-kan pada maksud kekaderannja, sehingga bilamana mereka tamat, maka „civiel effect” tidak akan mereka djadikan

per-soalan.

(36)

2) Kursus Pembimbing Pendidikan Masjarakat

1956. Mengingat kurangnja tenaga ahli kemasjarakatan dalam lingkungan Djawatan untuk menghadapi perkembangan usaha Pendidikan Masjarakat, maka dalam tahun 1953 dimulai membuka K. Pb.P.M. di Medan dan Makasar. Selan-djutnja dalam tahun 1955 dimulai djuga dengan K.Pb.P.M. masing-masing, ialah sebagai petugas Djawatan Pendidikan Masjarakat jang berkedudukan di Ketjamatan.

1958. Sampai achir tahun 1958 K.Pb.P.M. baru meluluskan 437 orang, sedang djumlah ketjamatan seluruh Indonesia ada ± 3000 buah.

3) Kursus Pemeriksa Pendidikan Masjarakat (K.P.P.M.).

1956. Tahun peladjaran 1955/1956 (angkatan ke V) diikuti oleh 59 siswa dan 85% adalah tamatan S.M.A.

Berbeda dengan tahun-tahun peladjaran jang lalu, dalam tahun peladjaran ini ditjantumkan mata peladjaran:

olah-raga 2 djam tiap-tiap minggu. Peladjaran ini sangat berguna bagi seorang Penilik untuk mendekati masja-rakat.

— kesenian 2 djam tiap-tiap minggu.

perekonomian Rakjat dari 2 djam dirobah mendjadi 4 djam:

strukrur dan djiwa masjarakat dalam kenjataan. Udjian terachir diikuti oleh 56 siswa; lulus 54 orang.

1957. Angkatan ke VI dibuka 1 Djuli 1957. Djumlah siswa 59 orang.

Lulus 42 orang.

1958. Berdasarkan pengalaman-pengalaman jang lalu, maka dalam penerimaan tjalon, seleksi terhadap tjalon-tjalon diadakan setjara sungguh-sungguh; tetapi ternjata perbedaan antara siswa satu dengan jang lain masih sangat besar.

(37)

Maka dalam angkatan ke VII, penerimaan tjalon dilakukan lebih teliti lagi. (Djawatan telah menentukan pedoman psychotest).

4) Pegawai Tugas Beladjar Universitas.

1956. Untuk menambah pengetahuan pada kader pimpinan teknis taraf Perguruan Tinggi, dalam tahun 1953 telah ditugaskan 15 orang untuk mengikuti kuliah-kuliah di Universitas Gadjah Mada dengan mengambil mata-peladjaran berbagai djurusan, jang dibutuhkan untuk Pendidikan Masjarakat. Mereka ini mengachiri tugasnja pada bulan Djuli 1956.

1957. Petugas-petugas tersebut diberi surat keterangan jang menje-butkan, bahwa mereka pernah mengikuti kuliah di Univer-sitas Gadjah Mada.

Selanjutnja 10 orang dari tenaga-tenaga ini ditempatkan sebagai Pimpinan Daerah; 4 orang mengepalai kursus (K.P.P.M. dan K.Pb.P.M.); 1 orang non-actief berkenaan dengan dipilihnja sebagai anggauta Konstituante.

1958. Untuk angkatan ke II, ialah tahun peladjaran 1957/1958 pengiriman petugas beladjar ini dipetjah mendjadi 2 rom-bongan:

1. 11 orang di Universitas Gadjah Mada.

2. 10 orang di Fakultas K.I.P. Universitas Padjadjaran. 5) Taman Pustaka Rakjat (T.P.R.).

1956. Berhubung kurangnja tenaga jang terlatih untuk mengurus T.P.R. di daerah-daerah, maka mulai 1 Desember 1956 dise-lenggarakan Kursus Tertulis Pembimbing Pendidikan Masjarakat Djurusan Perpustakaan. (berdasarkan s.p. 87876/8, tanggal 20-11-1956).

1957. Kalau dalam tahun-tahun jang lalu daerah-daerah masih menggunakan sistim Katamsi dalam Perpustakaan, maka dalam tahun 1957 sebagian besar telah melaksanakan sistim U.D.C.

1958. Dalam tahuu 1958 direntjanakan adanja usaha research dan tjara pertjontohan atau pilot project mengenai pekerdjaan dan mengenai tjara penjelenggaraan Perpustakaan Rakjat menurut maksud dan azas Pendidikan Masjarakat.

6) Usaha Teruna Karya.

1956. Dalam tahun ini Bagian jang mengurus usaha ini adalah Bagian Kepanduan Pemuda dan Keolah-ragaan (K.P.K.) jang usahanja:

(38)

 mengikuti gerakan dan organisasi Kepanduan, Pemuda, Keolah-ragaan dan membantu melatih tenaga-tenaga ahlinja.

 mengadakan latihan dikalangan pemuda-pemuda dan mendjadikan mereka itu kader untuk menggerakkan masjarakat pemuda.

1957. Mulai 1 September 1957 Bagian Pemuda diserahkan kepada Kementerian Petera. Meskipun demikian usaha pendidikan jang kontinu tetap dipegang oleh Djawatan Pendidikan Masjarakat dalam rangka usaha pendidikan orang dewasa. Selandjutnja menurut putusan konperensi Djawatan dalam bulan Desember 1957 jang terus disusul dengan s.p. 130433/S. tanggal 24 Desember 1957, bagian tersebut dinamakan Bagian Teruna Karya jang usahanja adalah sebagai berikut:

1. Kepanduan 2. Rekreasi 3. Keolah-ragaan

4. Kursus Pemimpin Teruna 5. Teruna Loka

6. Pendidikan Teruna 7. Karya Loka.

1958. Diadakan latihan/kursus Kader Teruna Karya untuk kaum puteri.

Kursus ini adalah jang pertama kali.

(39)

DJUMLAH KURSUS DAN GURU DALAM TIAP-TIAP TAHUN.

Kursus Guru Kursus Guru Kursus Guru

1. Pemberantasan Buta

Hu-ruf 183.107 166.334

3. Kursus Rumah Tangga 4. Kursus Praktek Dagang 5. Kursus Kader

Masjara-kat A.

6. Kursus Kader Masjara-kat B.

7. Kursus Kader Masjara-kat C.

Sumber: Kementerian P.P. & K. — Djawatan Pendidikan Masjarakat.

DJUMLAH MURID DAN MURID JANG LULUS DALAM TIAP-TIAP TAHUN.

Kursus Guru Kursus Guru Kursus Guru

1. Pemberantasan Buta

Hu-ruf 5.623.682 1.270.635

3. Kursus Rumah Tangga 4. Kursus Praktek Dagang 5. Kursus Kader

Masjara-kat A.

6. Kursus Kader Masjara-kat B.

7. Kursus Kader Masjara-kat C.

(40)

KEADAAN TAMAN-PUSTAKA DALAM TIAP-TIAP TAHUN.

Tabel 175.

TAMAN PUSTAKA 1956 1957 (s/d achir triwulan III)1958

tempat kitab pembatja tempat kitab pembatja tempat kitab pembatja

1. Pengantar 10.860 2.129.422 2.465.561 10.353 1.803.328 3.134.987 9.976 1.648.014 1.771.026 2. Rendah 1.421 426.398 135.374 1.449 336.580 93.455 1.439 323.365 99.945 3. Menengah 199 258.602 104.736 187 274.258 148.196 192 288.988 274.469 4. Tinggi 13 119.564 16.076 19 155.577 20.075 19 158.881 48.033

Sumber: Kementerian P.P. & K. Djawatan Pendidikan Masjarakat.

(41)

SEKOLAH­SEKOLAH/KURSUS­KURSUS JANG DISELENGGARA­ 

Sekolah/Kursus 1956 1957 1958

1.    Kementerian 

Pelajaran 1 1. Sekolah Latihan Laut „Sulawesi” 76 106 120 152

3.    Kementerian  Perdagangan

1 1. Kursus Kader  Kooperasi

3.096 2.015 — 4.110

4.   Kementerian 

Kader Tani 521 648 800 —

3.  Sekolah Usaha   Tani

  dan lain2

(42)

Kementerian

Beberapa 1956 1957 1958

6.    Kementerian 

Keuangan 2 1. Kursus Mantri Ukur 2. Kursus Pegawai 

5.981 5.890 4.760 3.359

Sumber : Kementerian/Djawatan jang bersangkutan K e t e r a n g a n : — = tidak ada angka tersedia

(43)

SEKOLAH­SEKOLAH/KURSUS­KURSUS JANG DISELENGGARAKAN

Pelajaran 3 1. Sekolah Pelajar­ an Menengah 2. Sekolah Radio 

nik Geologi 18 25 25 155

4.  Kementerian 

3.813 4.199 51 1.018

(44)

Kementerian

kehakiman 1 1. Kursus Menengah Kehakiman Atas  — 29 29 —

7.    Kementerian 

1.235 1.477 1.731 1.121

9.  Kementerian 

293 337 368 241

10  Kementerian 

(45)

Kementerian

Sekolah/Kursus 1956 1957 1958

13.  Kementerian 

2.435 2.225 1.969 1.504

Sumber: Kementerian/Djawatan jang bersangkutan.  K e t e   r   a   n   g   a   n :  — = tidak ada angka tersedia.

(46)

3) Tabel 178.

Agraria  351) — 1252) 50 1)  Djumlah dari pada  kursus  

166 178 225 137

4.  Kementerian 

Perindustrian 4 1. Akademi    Geo­ logi

2. Akademi Per­  tambangan dan  lain2

104 84 104 122

5.  Kementerian 

Perdagangan 2 1. Akademi Ahli Praktek  Metro­  logi

Kesehatan 2 1. Akademi Kon­ tralir Kesehatan 2. Akademi Nutri­ 

tionis

93 111 41 42

7.  Kementerian 

Sosial 2 1. Kursus Dinas Sosial Menengah  Tingkat Atas 2. Kursus Kedju­ 

ruan Sosial  Tingkat Tinggi

(47)

Kementerian

Pertanian 5 1. College Gula Negara 2. Akademi Ke­ 

Keuangan 10 1. Akademi Padjak dan Pabean 2. Kursus  Djabat­ 

152 108 155 152

10.   Kementerian 

Dalam Negeri 1 1. Kursus Dinas Ba­ gian ,,C” 21 140 189 160

11.  Kementerian 

Penerangan 1 1. Akademi Pene­ rangan Kemente­ 

rian Penerangan — — 121 11 12.  Kementerian 

Perhubungan 14 1. Akademi P.T.T. 2. Akademi Meteo­ 

540 335 325 339

13.  Kabinet Per­ 

dana Menteri 2 1. Akademi Ilmu Statistik 2. Perguruan Tinggi 

Ilmu Kepolisian

— — — —

14.  Kementerian 

Agama 2 1. Akademi Dinas Ilmu Agama  2. Perguruan Ting­

gi Agama Islam  Negeri.

— 42 — —

Sumber: Kementerian: Djawatan jang bersangkutan. 

K e t e r a  n g a n : — = Tidak ada angka tersedia. 

(48)

4) Tabel 179.

Sekolah/Kursus 1956 1957 1958

1.   Kementerian 

Sosial 9 1. Kursus A2. Kursus A.I. 

3. Kursus Tenaga 

Luar Negeri 2 1.2. Kursus ProtokolKursus  Kanse­ 

larij — — 50 157

4.  Kementerian 

Dalam Negeri 3 1. Akademi  Peme­ rintahan Dalam 

Negeri dan lain2 338 387 425 503

5.  Kementerian 

(49)

Kementerian

Pelajaran 4 1. Kursus ulangan Mualim II Pe­  lajaran Besar

(50)

Kementerian

Kesehatan 14 1. Sekolah Guru Bidang 2. Sekolah Guru 

355 1.629 22 399

12.  Kementerian 

Pertanian 12 1. Kursus Mecha­ nisasi Pertanian. 2. Kursus Aplikasi 

Perindustrian 17 1. Kursus  Peratji­  an 2. Kursus Bahan­ 

(51)

MADRASAH­MADRASAH JANG DIAWASI OLEH 

1956 1957 1958 1956 1957 1958

(52)

b. Dalam djangka waktu 1956 — 1958:

1) dari 289 djenis kursus dari tingkat rendah sampai dengan tingkat tinggi telah diperoleh 18.966 lulusan/tamatan.

2) Keadaan madrasah-madrasah jang diawasi oleh Kementerian Agama dari tahun 1956 hingga 1958 dapat dilihat pada Label 180.

7 . a . Latihan D a l a m I n d u st r i ( Tr a i ni n g Within Industry = T.W.I.). Latihan Dalam Industri jang diselenggarakan oleh Kemen-terian Perburuhan:

Dalam tahun 1958: Pengikut:

Latihan untuk Trainers : 42 orang

Latihan untuk Pengawas : 558 orang Djumlah : 600 orang Lulus:

Latihan untuk Trainers : 39 orang

Latihan untuk Pengawas : 558 orang Djumlah : 597 orang

b. Mengenai Latihan „in-plant” dan „on the job” belum dapat diperoleh keterangan-keterangan.

D. Kesulitan-kesulitan. 1. a. Umum:

Kesulitan-kesulitan jang dialami oleh sekolah-sekolah/kursus dalam lingkungan Kementerian P.P.& K. adalah terutama mengenai kekurangan alat-alat perlengkapan pengadjaran dari gedung.

b. 1) S e k o l a h Rakjat dan Unman Kewadjiban Beladjar;

Selain kesulitan umum tadi, djuga terdapat kesulitan mengenai:

a) Personalia jang chusus mengurus Kewadjiban Beladjar adalah sangat terbatas; demikian pula halnja dengan alat-alat pengangkutan (kendaraan bermotor).

b) Memindahkan guru-guru dari kota kedesa.

c) Kebiasaan dibeberapa daerah untuk mengawinkan anak perempuan dibawah umur, sehingga tak dapat masuk sekolah.

(53)

d) Orang tua jang tidak mau/mungkin mengirimkan anaknja kesekolah, karena anak-anak itu harus ikut serta dalam pentjarian nafkah hidup.

e) Pendapat umum jang kurang tepat, termasuk sebagian pedjabat Kementerian P.P. & K. sendiri bahwa biaja Kewadjiban Beladjar seluruhnja harus ditanggung oleh pemerintah, karena Pemerintah mengharuskan anak-anak beladjar.

2) Sekolah Landjutan:

Kesulitan-kesulitan seperti jang tersebut pada bagian Umum, terutama sekali dialami pada sekolah-sekolah Kedjuruan.

3) Pendidikan Tinggi:

Selain kesulitan jang umum, dialami djuga kesulitan dalam hal tenaga pengadjar.

4) Pendidikan Masjarakat:

Disamping kesulitan jang umum djuga dialami kesulitan dalam hal mentjukupi buku-buku jang dipergunakan untuk pemeliharaan ketjakapan para lulusan pemberan-tas buta huruf.

Gambar

Tabel 172aBadan
Tabel 173Tahun
Tabel 175.1956

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh rata–rata keterlambatan (delay) kedatangan oleh terbatasnya parking stand di Bandara Internasional Husein Sastranegara Bandung Bulan November 2014 sampai

Hall ini terbukti sesuai dengan kondisi dilapangan bahwa pelaku usaha belum cukup optimal menerapkan Orientasi Kwirausahaan secara maksimal terutama dalam mendeteksi pesaing

Keberagamaan seseorang sangat berpengaruh positif terhadap perilaku sehari-hari seseorang tersebut karena orang yang keberagamaannya tinggi akan senantiasa berbuat baik kepada

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kandungan fitokimia yaitu flavanoid, terpenoid, dan steroid; menganalisis kandungan total fenol, menguji aktivitas

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, rumusan masalah dari penelitian Pengaruh Substitusi Abu Sekam Padi Tanpa Treatment terhadap Semen pada

Basa mangrupa alat komunikasi pikeun rupa-rupa fungsi, pikeun: (1) ngébréhkeun informasi faktual (ngaidéntifikasi, ngalaporkeun, nanya, jeung ngoréksi); (2)

Rekomendasi untuk LPMP agar lebih aktif untuk bekerjasama dengan pihak Dinas Pendidikan, perguruan tinggi, dan satuan pendidikan dalam upaya-upaya peningkatan mutu

b) Terkait dengan fungsi pembangunan, BP Batam memiliki wewenang untuk mengelola sarana dan prasarana seperti bandara, pelabuhan laut, listrik, air minum, rumah sakit,