• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Penggunaan Small Bore Kateter (Pigtail kateter) Dibandingkan dengan Large-Bore Kateter Untuk Drainase Efusi Pleura Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Penggunaan Small Bore Kateter (Pigtail kateter) Dibandingkan dengan Large-Bore Kateter Untuk Drainase Efusi Pleura Chapter III V"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Rancangan penelitian

Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif yang membandingkan komplikasi yang terjadi antara pasien efusi pleura yang menggunakan small bore (pigtail) kateter dengan yang menggunakan large-bore kateter.

3.2. Waktu dan tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di instalasi rawat inap RSUP. H. Adam Malik Medan. Rencana penelitian ini akan dilaksanakan selama kurun waktu 6 bulan mulai bulan Februari s/d Juli 2016

3.3. Populasi dan subjek penelitian 3.3.1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah semua penderita efusi pleura yang dirawat inap di RSUP HAM Medan.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut

Kriteria inklusi

1. Penderita efusi pleura dengan derajat moderat sampai masif berdasarkan Foto Toraks

2. Bersedia menandatangani formulir persetujuan setelah diberikan penjelasan tentang prosedur yang akan dilaksanakan atau informed consent yang ada. Kriteria Eksklusi

1. Hemotoraks 2. Pneumotoraks

(2)

3.3.3. Besar sampel

Jumlah sampel adalah total populasi dalam interval waktu selama 6 bulan. Dengan estimasi sampel sebesar 30 - 40 orang.

3.4. Metode pengambilan sampel

Pemilihan sampel penelitian ini dilakukan dengan cara non probability sampling uji consecutive sampling di mana sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi dipilih secara berurutan.

3.5. Cara kerja penelitian

Penderita efusi pleura yang memenuhi kriteria penelitian dilakukan 1. Anamnesis tentang lama penyakit, kapan pertama kali merasakan gejala 2. Pemeriksaan fisis dan tanda vital

3. Pemeriksaan foto toraks

4. Proef punctie untuk identifikasi 5. Pemasangan selang dada

(3)

yang mendapatkan nomor genap akan dilakukan selang dada menggunakan lare bore kateter.

6. Follow up

Follow up harian pasien akan dilakukan oleh peneliti sendiri dimulai sejak pasien dilakukan pemasangan selang dada sampai selang dada dicabut.

3.6. Kerangka operasional

Gambar 3.1Kerangka operasional

Pemasangan selang dada (small bore kateter atau large bore kateter)

Data

Memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi

Follow-up

Analisis data

Meminta persetujuan Komite Etik Penelitian (Ethical Clearance)

Dinilai :

1. Re-expansion pulmonary edema 2. Rasa nyeri pada tempat pemasangan 3. Infeksi pada tempat pemasangan 4. Perdarahan

5. Kingking 6. Blockage 7. Pneumotoraks 8. Cedera organ

(4)

Identifikasi variabel Variabel bebas :

1. Small bore kateter 2. Large bore kateter Variabel terikat :

1. Usia

2. Jenis kelamin 3. Etiologi

4. Re-expansion pulmonary edema 5. Rasa nyeri pada tempat pemasangan 6. Infeksi pada tempat pemasangan 7. Perdarahan

8. Kingking 9. Blockage 10.Pneumotoraks 11.Cedera organ

12.Tercabutnya selang dada

3.7. Definisi operasional Tabel 3.1 Definisi operasional

No Variabel Definisi Cara dan alat ukur

Kategori Skala ukur 1. Efektivitas Keberhasilan

mendrainase cairan pleura tanpa diperlukan

intervensi ulang 72 jam setelah

pencabutan dan minim komplikasi

Follow up setelah selang dada dilepas

1. efektif 2.tidak efektif

Nominal

2. Usia Satuan waktu yang mengukur lama hidup seseorang

(5)

Sambungan Tabel 3.1 No Variabel Definisi Cara dan

alat ukur

Kategori Skala ukur 3. Jenis kelamin Laki-laki atau

perempuan

wawancara 1.laki-laki 2.perempuan

nominal

4. Etiologi Penyebab penyakit Pemeriksaa n

5. Re-expansion pulmonary edema

Edema paru yang terjadi akibat paru kembang tiba-tiba akibat evakuasi cairan nominal maupun udara yang terlalu cepat mengembang dan takikardi. Pada foto toraks akan tampak gambaran edema paru unilateral yang terjadi kurang dari 24 jam setelah paru kembang

Gejala klinis dan foto toraks

1.terjadi RPE 2.tidak terjadi RPE

nominal

6. Nyeri pada tempat pemasangan

Rasa nyeri yang timbul pada tempat pemasangan selama tiga hari setelah terjadi pada tempat pemasangan

2.tidak terjadi infeksi

(6)

Sambungan Tabel 3.1 No Variabel Definisi Cara dan

alat ukur

Kategori Skala ukur 8. Perdarahan Mengalirnya darah

dari luka tempat pemasangan

9. Kinking Tertekuknya selang dada

Foto toraks 1.terjadi kingking 2.tidak terjadi kingking

nominal

10 Blockage Sumbatan yang terjadi pada selang dada 2.tidak terjadi blockage

nominal

11. Pneumotoraks Adanya udara di dalam rongga 2.tidak terjadi pneumotoraks

nominal

12. Cedera organ Terjadinya cedera organ yang 2.tidak terjadi cedera organ

(7)

Sambungan Tabel 3.1 No Variabel Definisi Cara dan

alat ukur

Kategori Skala ukur 13. Tercabutnya

selang dada

Selang dada tercabut dari tubuh pasien tanpa disengaja

Pengamata n dengan meli hat selang dada tercabut dari tubuh pasien tanpa disengaja

Tercabut Tidak tercabut

nominal

3.8. Analisa Data

Data akan dianalisa secara deskriptif untuk melihat distribusi frekuensi variable berdasarkan jenis tindakan. Data akan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk melihat perbedaan proporsi variable pada kedua jenis intervensi.

3.9. Etika Penelitian

Sebelum dilakukan pengumpulan data terhadap subyek penelitian, peneliti mengajukan ethical clearance terlebih dahulu kepa Komisi Etik Penelitian Kesehatan (KEPK) Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan.

3.10. Jadwal penelitian Tabel 3.2 Jadwal penelitian

No KEGIATAN I II-III IV-V VI VII VIII

1 Persiapan

2 Pengumpulan Data

3 Pengolahan Data

(8)

3.11. Perkiraan Biaya Penelitian

a. Pengumpulan kepustakaan Rp. 500.000,- b. Pembuatan proposal Rp. 500.000,-

c. Seminar proposal Rp. 2.000.000,-

d. Pelaksanaan Rp. 10.400.000,-

e. Pembuatan dan penggandaan laporan Rp. 500.000,- f. Seminar hasil penelitian Rp. 2.000.000,- g. Tim Pendukung Penelitian Rp. 1.750.000,-

(9)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan (Februari – Juli 2016), melibatkan 32 sampel yang diambil secara consecutive. Karakteristik penelitian ini meliputi distribusi frekuensi seperti usia, jenis kelamin, dan etiologi dari efusi pleura. Dari tabel 4.1 berikut ini dapat dilihat bahwa rata-rata umur subjek pada penelitian ini adalah 60.43 tahun, dengan jumlah laki-laki 15 orang (46.8%) dan perempuan 17 orang (53.1%). Kelompok usia terbanyak adalah 51-60 tahun sebanyak 53.1%. Etiologi terbanyak dari kasus efusi pleura pada penelitian ini adalah kanker paru sebanyak 16 orang (50%) diikuti dengan TB paru 8 orang (25%), Keganasan selain kanker paru 6 orang (18.7%), pneumonia dan CHF masing-masing 1 orang (3.1%).

Tabel 4.1 karakteristik demografis pasien

Karakteristik Total Pigtail Large bore

(10)

Sambungan Tabel 4.1 Karakteristik Total Pigtail Large bore Etiologi

Kanker paru TB paru

Keganasan selain kanker paru Pneumonia

Terdapat beberapa komplikasi yang tercatat pada penelitian ini baik pada grup pigtail kateter maupun large-bore kateter. Dari tabel 4.2 dapat dilihat komplikasi paling banyak terjadi pada grup large-bore kateter sebanyak 8 kasus (72.7%) meliputi pneumotoraks 4 orang (36.3%), infeksi pada tempat pemasangan 2 kasus (18.1%), kingking dan blockage masing-masing 1 kasus (9%), sedangkan pada grup pigtail kateter hanya terjadi satu macam komplikasi yaitu tercabutnya selang dada sebanyak 3 kasus (27.2%).

Tabel 4.2 Komplikasi pada pemasangan selang dada

Komplikasi Total Pigtail Large Bore

Total 11 3 (27.2) 8 (72.7)

Reexpansion Pulmonary Edema 0 - -

Infeksi pada tempat pemasangan

Penilaian intensitas nyeri pada penelitian ini dikategorikan berdasarkan Visual Analog Scale (VAS) mulai dari VAS 1 sampai dengan VAS 10. Rata-rata

(11)

adalah VAS 4 dengan VAS tertinggi adalah VAS 6 . selain itu, tampak pada grup large-bore kateter nilai rata-rata VAS lebih tinggi yaitu VAS 5 dibandingkan

dengan grup pigtail kateter yaitu VAS 2.25 seperti pada tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3 Intensitas nyeri pada pemasangan selang dada

Nyeri Pigtail Large Bore Total

VAS 1- 2 14 - 14

VAS 3-4 2 8 10

VAS 5-6 - 8 8

VAS 7-8 - - 0

VAS 9-10 - - 0

Total 16 16 32

Min VAS 2 VAS 4

Maks VAS 4 VAS 6

Mean VAS 2.25 VAS 5

4.2.Pembahasan

Hingga saat ini belum banyak dilakukan penelitian sejenis yang membandingkan langsung antara small-bore (pigtail) kateter dengan large-bore kateter untuk drainase efusi pleura. Sejauh ini, terdapat satu penelitian yang hampir mirip dengan penelitian ini yaitu penelitian Parulekar dkk (2001).38 Sedikit berbeda dengan penelitian ini, penelitian Parulekar dkk hanya membandingkan small-bore kateter dengan large-bore kateter pada satu jenis etiologi yaitu keganasan (efusi pleura ganas), di mana pada penelitian ini etiologi dari kasus efusi pleura bervariasi mulai dari kanker paru, TB paru, Keganasan selain kanker paru, pneumonia dan CHF.

(12)

berbeda dengan penelitian Parulekar dkk yang rata-rata umur subjek penelitian adalah 65 tahun. (Parulekar W et al, 2001)

Terdapat beberapa komplikasi yang tercatat dalam penelitian ini di mana komplikasi terbanyak terdapat pada grup large-bore kateter sebanyak 8 kasus (72.7%) meliputi pneumotoraks 4 kasus (36.3%), infeksi pada tempat pemasangan 2 kasus (18.1%), blockage 1 kasus (9%) dan kingking 1 kasus (9%). Sebaliknya, pada grup pigtail kateter hanya terdapat 3 kasus (27.2%) komplikasi yaitu tercabutnya selang dada. Berbeda dari penelitian ini, penelitian Parulekar dkk, hanya terdapat tiga komplikasi yang diteliti yaitu infeksi, pneumotoraks dan kematian di mana kejadian infeksi pada grup small-bore 5 kasus (9%) dan pada grup large-bore 6 kasus (14%). Angka kejadian pneumotoraks pada grup small-bore 12 kasus (21%) dan pada grup large-small-bore 16 kasus (26%). Selain itu, tercatat

4 kasus kematian pada grup small-bore dan 3 kasus pada grup large-bore. (Parulekar W et al, 2001)

Pada kedua penelitian ini tampak bahwa angka kejadian pneumotoraks sama-sama tinggi pada grup large bore kateter. Berbeda pada grup small-bore kateter, pada penelitian Parulekar dkk angka kejadian pneumotoraks adalah 12 kasus (21%) sedangkan pada penelitian ini tidak terjadi komplikasi pneumotoraks. (Parulekar W et al, 2001) Pada tabel 4.5 berikut dapat dilihat beberapa perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian Parulekar dkk.

Tabel 4.4 Perbandingan dengan penelitian sebelumnya

Variabel yang diteliti Parulekar dkk Penelitian ini

Etiologi Keganasan  Kanker paru

 TB paru

 Keganasan selain kanker paru  Pneumonia  CHF Komplikasi Infeksi

Pneumotoraks Kematian

Reexpansion

pulmonary edema Nyeri pada tempat

(13)

Sambungan Tabel 4.4 Variabel yang diteliti Parulekar dkk Penelitian ini

Infeksi pada tempat pemasangan Perdarahan Kingking Blockage Pneumotoraks Cedera organ Tercabutnya selang

dada

Intensitas nyeri pada penelitian in dinilai menggunakan VAS. Nilai rata-rata intersitas nyeri pada grup pigtail kateter adalah VAS 2.25 sedangkan pada grup large-bore nilai rata-rata intensitas nyerinya adalah VAS %. Dapat penulis simpulkan bahwa pemasangan selang dada jenis large-bore caterer menimbulkan nyeri lebih dua kali lipat daripada jenis pigtail kateter. Hal ini dapat terjadi akibat tertekannya persarafan yang terletak pada bagian atas dari ruang interkosta oleh large-bore kateter yang mempunyai diameter yang besar. (Parulekar W et al,

2001)

Pada penelitian ini terdapat dua kasus empiema pada masing-masing grup. Namun, kejadian blockage hanya terjadi pada satu sampel yang pada grup large bore. Sedangkan pada grup pigtail kateter tidak terjadi blockage. Hal ini berbeda

dengan teori yang menyebutkan bahwa drainase cairan pleura mungkin akan terhambat atau bahkan gagal karena cairan yang kental alirannya yang lambat dan dapat membuat selang tersumbat. (Light RW, 2008)

(14)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

1. Jumlah subjek laki-laki dan perempuan pada penelitian ini hampir sebanding.

2. Rata-rata usia subjek penelitian ini adalah 54.25 tahun.

3. Etiologi terbanyak kasus efusi pleura pada penelitian ini adalah kanker paru.

4. Kejadian komplikas pada grup large-bore kateter lebih besar (73.63%) dibandingkan pada grup pigtail kateter (27.27%).

5. Komplikasi yang terjadi pada grup large-bore kateter meliputi pneumotoraks, infeksi pada tempat pemasangan, kingking dan blockage.

6. Komplikasi yang terjadi pada grup pigtail kateter hanya satu jenis yaitu tercabutnya selang dada.

7. Intensitas nyeri pada grup large-bore kateter dua kali lipat dibandingkan dengan grup pigtail kateter.

8. Dapat disimpulkan bahwa small bore (pigtail) kateter lebih efektif dibandingkan large bore-bore kateter dalam hal lebih sedikit nyeri yang dirasakan dan lebih sedikit komplikasi yang ditimbulkan.

5.2. Saran

1. Penelitian lebih lanjut berupa randomized prospective trial dapat dilakukan untuk mendapatkan nilai yang lebih akurat untuk membandingkan secara langsung pigtail dan large-bore kateter.

Gambar

Tabel 3.1 Definisi operasional
Tabel 3.2 Jadwal penelitian
Tabel 4.1 karakteristik demografis pasien
Tabel 4.2 Komplikasi pada pemasangan selang dada
+3

Referensi

Dokumen terkait

The expected levee damage from future earthquakes is calculated by integrating the probabilities of failure estimated for the various conditions asso- ciated with levee and site

This study evaluated the performance of advanced traffic control systems at signalised intersections far from adjacent intersections in a large city in a developing country that

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku merokok dengan harga diri remaja di SMA N 1 Ampel Boyolali. Hasil tersebut diperkuat

Pada beberapa tanah, kerikil batu dan batuan induk dari lapisan lapisan tanah ada juga yang mempengaruhi tekstur dan penggunaan tanah.Tekstur suatu tanah merupakan

Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam mengatasi kendala ketika menggunakan media gambar pada mata pelajaran PKn materi

Bunga Rampai ini memuat tulisan tentang; Memperkuat Kompetensi Guru untuk Pembelajaran Efektif, Guru Pembelajaran Era Pandemi, Mempersiapkan Pendidikan Madrasah untuk

Kategori kata yang dapat mengikuti kon- stituen dika pada kalimat negatif imperatif bahasa Mongondow dialek Mongondow yaitu verba, adjektiva, adverbial, dan

Tesis ini menunjukkan bahwa agama menjadi salah satu identitas sosial yang berpengaruh pada tataran individu dalam hubungannya dengan orang lain, termasuk pasangan pada