• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Kualitatif Aktivitas Komunikasi Petugas Teller Bank Bni 46 Cabang Tomang Elok Medan dalam Melayani Konsumen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Kualitatif Aktivitas Komunikasi Petugas Teller Bank Bni 46 Cabang Tomang Elok Medan dalam Melayani Konsumen"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka adalah proses pencarian data dari berbagai refrensi yang ada

mengenai objek penelitian yang akan diteliti. Menurut Conny R. Semiawan (2010),

menyatakan bahwa tinjauan pustaka atau literature review adalah bahan yang tertulis berupa buku, jurnal yang membahas tentang topik yang hendak diteliti. Secara umum

tinjauan pustaka adalah bahasan atau bahan-bahan bacaan yang terkait dengan suatu

topik atau temuan dalam penelitian atau dalam bahasa lain dapat dijabarkan bahwa

kajian pustaka merupakan sebuah uraian atau deskripsi tentang literature yang relevan dengan bidang atau topik tertentu.

2.1.1 Komunikasi

Komunikasi adalah proses sosial dimana individu-individu menggunakan

simbol-simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan

mereka (West, Turner, 2008:5). Komunikasi merupakan dasar interaksi antar

manusia. Kesepakatan atau kesepahaman dibangun melalui sesuatu yang berusaha

bisa dipahami bersama hingga interaksi bisa berjalan dengan baik. Kegiatan

komunikasi pada prinsipnya adalah aktivitas pertukaran ide dan gagasan. Secara

sederhana kegiatan komunikasi dipahami sebagai kegiatan menyampaikan dan

penerimaan pesan dari pihak satu ke pihak lain dengan tujuan mencapai kesamaan

pandangan atas ide yang ditukarkan (Fajar, 2009:30).

Adanya beberapa tujuan dari pentingnya komunikasi dalam komunikasi,

sehingga dapat diketahui untuk apa komunikasi tersebut dilakukan. Secara umum,

tujuan komunikasi menururt Effendy, (2005: 8) adalah untuk mengubah sikap (to change the attitude), mengubah opini/ pendapat/ pandangan (to change opinion), mengubah perilaku (to change the behavior), mengubah masyarakat (to change the society). Komunikasi dapat membentuk sikap seseorang serta bagaimana sikap itu dapat berubah, sebab melalui proses komunikasi dapat mempengaruhi tindakan

(2)

kepada orang tuanya, namun bisa saja anak tersebut menjadi patuh dan taat terhadap

orang tuanya, dikarenakan hasil belajar dari pengalaman dalam faktor lingkungan

yang menyebabkan si anak memiliki perubahan dalam sikapnya (Effendy, 2005: 25).

Komunikasi yang dmaksud disini adalah komunikasi manusia atau dalam

bahasa asing human communication, yang sering kali pula disebut komunikasi sosial atau social communication. Komunikasi manusia sebagai singkatan dari komunikasi antarmanusia dinamakan komunikasi sosial atau komunikasi kemasyarakatan karena

hanya pada manusia-manusia yang bermasyarakat terjadinya komunikasi (Effendy,

2004: 3-4). Komunikasi adalah proses penyampaian informasi-informasi,

pesan-pesan, gagasan-gagasan, atau pengertian-pengertian, dengan menggunakan

lambang-lambang yang mengandung arti atau makna, baik secara verbal maupun nonverbal

dari seseorang atau sekelompok orang kepada seseorang atau sekelompok orang

lainnya dengan tujuan untuk mencapai saling pengertian dan atau kesepakatan

bersama (Rudy, 2005:1). Menurut Barnhuld (1968 : 30), komunikasi timbul didorong

oleh kebutuhan-kebutuhan untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara

efektif, mempertahankan dan memperkuat ego.

Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara

sekunder (Cangara, 2006: 153):

1. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau

perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol)

sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikas

iadalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara

langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaaan komunikator

kepada komunikan.

2. Proses komunikasi secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian oleh

seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai

media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang

(3)

karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau

jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi,

film yang merupakan media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi.

Menurut Harold Laswell menjelaskan bahwa ada lima komponen yang

menyebabkan komunikasi dapat berjalan dengan baik, yaitu “siapa yang

menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui jaringan apa, kepada siapa dan apa

pengaruhnya” (Effendy, 2003:7). Kedua pengertian komunikasi tersebut menjelaskan

pengertian yang berbeda tetapi memiliki makna dan tujuan yang sama. Secara

etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu, communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang bermakna

umum atau bersama-sama (Wiryanto, 2006:5).

Gambar 2.1.1. Model Laswell

(Sumber: Cangara, 2008:22-4)

Dari berbagai penjelasan tersebut, komunikasi tidak terlepas dari kehidupan

manusia yang merupakan makhluk sosial. Manusia sebagai makhluk sosial berarti

tidak dapat hidup sendiri, harus selalu berinteraksi atau berkomunikasi dengan yang

lainnya untuk bertahan hidup. Komunikasi di dalam kehidupan sehari-hari merupakan

hal yang selalu dilakukan manusia di setiap saat, dimana saja dan kapan saja. Tidak

mungkin seseorang tidak melakukan kegiatan komunikasi dengan yang lainnya.

Semua orang memiliki kemampuan untuk berkomunikasi walaupun masing-masing

individu berbeda tingkat kemampuannya, akan tetapi setiap orang menggunakan

komunikasi sebagai wadah atau alat untuk memahami keinginan orang lain dan juga

untuk mengindari komunikasi yang tidak efektif dimana terjadi ketidaksepahaman

makna antara komunikator dan komunikan. Di tambah lagi jika hidup di lingkungan

suatu struktur kelompok seperti organisasi atau komunitas. Kemampuan atau

(4)

ketrampilan komunikasi tentu sangat dibutuhkan untuk mencapai keselarasan dengan

anggota yang lain dan dapat bekerja sama dengan baik.

Thomas M. Scheidel mengemukakan bahwa kita berkomunikasi terutama

untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak sosial

dengan orang di sekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa,

berpikir, atau berperilaku seperti yang kita inginkan. Namun menurut Scheidel tujuan

dasar kita berkomunikasi adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan

psikologis kita (Mulyana, 2010:4).

Dari berbagai definisi dan penjelasan mengenai komunikasi, maka

komunikasi yang efektif akan terjadi jika komunikasi memiliki respon atau jawaban.

Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi meliputi delapan unsur (Mulyana dan

Rakhmat, 1993:16-17), yaitu:

1. Sumber (source), adalah orang yang mempunyai suatu kebutuhan untuk berkomunikasi.

2. Penyandian (encoding), adalah suatu kegiatan internal seseorang untuk memilih dan merancang perilaku verbal dan nonverbalnya yang sesuai

dengan aturan-aturan tata bahasa dan sintaksis guna menciptakan suatu

pesan.

3. Pesan (message), pesan terdiri dari lambang-lambang verbal atau nonverbal yang mewakili perasaan dan pikiran sumber pada suatu saat dan

tempat tertentu.

4. Saluran (channel), adalah alat fisik yang menjadi penghubung antara sumber dan penerima.

5. Penerima (reciever), adalah orang yang menerima pesan dan sebagai akibatnya menjadi terhubungkan dengan sumber pesan.

6. Penyandian balik (decoding), adalah proses internal penerima dan pemberian makna kepada perilaku sumber yang mewakili perasaan dan

pikiran sumber.

(5)

respon minimum dan respon maksimum. Respon minimum adalah

keputusan penerima untuk mengabaikan pesan atau tidak berbuat apapun

setelah ia menerima pesan. Sebaliknya, respon maksimum merupakan

suatu tindakan penerima yang segera, terbuka dan mengandung kekerasan.

8. Umpan balik (feedback), adalah informasi yang tersedia bagi sumber yang memungkinkannya menilai keefektifan komunikasi yang dilakukan

untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian atau perbaikan-perbaikan

dalam komunikasi selanjutnya.

Jadi, secara garis besar dapat dipahami bahwa komunikasi merupakan

penyampaian pesan yang dilakukan oleh komunikator kepada komunikasi melalui

media yang menimbulkan efek tertentu.

Komunikasi merupakan suatu proses sosial yang sangat mendasar dan vital

dalam kehidupan manusia. Dikatakan mendasar karena setiap masyarakat manusia,

baik yang primitf maupun yang modern, berkeinginan mempertahankan suatu

persetujuan mengenai berbagai aturan sosial mealalui komunikasi. Dikatakan vital

karena setiap individu memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan

individu-individu lainnya sehingga meningkatkan kesempatan individu-individu itu untuk tetap hidup

(Rakhmat, 1998:1).

Dari defenisi – defenisi yang dikemukakan diatas, tentu belum mewakili

semua defenisi para ahli. Namun gambaran dari defenisi yang dikemukakan diatas

bahwa komunikasi dilakukan mempunyai tujuan yakni untuk mengubah dan

membentuk prilaku orang – orang lainnya yang menjadi sasaran komunikasi (Fajar,

2009: 31-33).

Disini, peneliti menggunakan teori komunikasi dimana semua masyarakat

pasti melakukan komunikasi kepada masyarakat lainnya. Begitu juga nasabah yang

(6)

2.1.1.2Komunikasi Verbal

Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu

kata atau lebih (Mulyana, 2010:260). Suatu sistem kode verbal disebut bahasa.

Bahasa dapat didefinisikan sebagai perangkat simbol, dengan aturan

mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu

kelompok. Misalnya, kelompok orang bersuku Batak tidak akan mengerti apa yang

diucapkan orang suku Bugis, begitu juga sebaliknya.

Menurut para ahli, ada tiga teori yang membicarakan sehingga orang bisa

memiliki kemampuan berbahasa. Teori pertama disebut Operant Conditioning yang dikembangkan oleh seorang ahli psikologi behavioristik yang bernama B.F. Skinner

(1957). Teori ini menekankan unsur rangsangan (stimulus) dan tanggapan (response) atau lebih dikenal dengan istilah S-R. Teori ini menyatakan bahwa, jika suatu

organisme dirangsang oleh stimuli dari luar maka orang cenderung akan memberikan

reaksi (Cangara, 2006:97). Seseorang memiliki kemampuan berbahasa karena dari

kecil diajarkan oleh orang tuanya dan guru.

Teori kedua ialah teori kognitif yang dikembangkan oleh ahli psikologi

kognitif Noam Chomsky. Teori ini menekankan kompetensi bahasa pada manusia

lebih dari apa yang ditampilkan. Bahasa memiliki kolerasi dengan pikiran. Karena itu

Chomsky menyatakan bahwa kemampuan berbahasa yang ada pada manusia adalah

pembawaan dari lahir atau biologis (Cangara, 2006:7).

Teori ketiga disebut mediating theory atau teori penengah yang dikembangkan oleh ahli psikologi behavioristik yaitu Charles Osgood. Teori ini menekankan bahwa

manusia dalam mengembangkan kemampuannya berbahasa. Tidak saja bereaksi

terhadap rangsangan dari luar, tetapi juga dipengaruhi oleh proses internal yang

terjadi dalam dirinya.

Komunikasi ini paling banyak dipakai dalam hubungan antarmanusia. Melalui

kata-kata, mereka mengungkapkan perasaan, emosi, pemikiran, gagasan, atau maksud

(7)

bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat, dan bertengkar. Dalam komunikasi

verbal itu bahasa memegang peranan penting (Hardjana, 2003:22).

Komunkasi verbal juga terdapat pada saat teller dengan nasabah melakukan transaksi pembayaran, salah satu unsur berikut yang terkait adalah respon penerima.

Bagaimana teller maupun nasabah itu sendiri merespon sebuah pesan yang mereka terima oleh satu sama lain.

2.1.1.3Komunikasi Nonverbal

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam

bentuk nonverbal, tanpa kata-kata. Dalam hidup nyata komunikasi nonverbal jauh

lebih banyak di pakai daripada komunikasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir

secara otomatis komunikasi nonverbal ikut terpakai. Karena itu, komunikasi

nonverbal bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi nonverbal lebih jujur

mengungkapkan hal yang mau diungkapkan karena spontan (Hardjana, 2003:26).

Komunikasi nonverbal digunakan untuk memastikan bahwa makna yang sebenarnya

dari pesan-pesan verbal dapat dipahami. Keduanya, komunikasi verbal dan nonverbal

dapat kurang dapat beroperasi secara terpisah, satu sama lain saling membutuhkan

guna mencapai komunikasi yang efektif.

Dalam berkomunikasi, Mark Knapp (1978) menyebutkan komunikasi

nonverbal memiliki fungsi yaitu (Cangara, 2006:100):

1. Meyakinkan apa yang diucapkan (repetition).

2. Menunjukkan perasaan dan emosi yang tidak bisa diutarakan dengan

kata-kata (substituion).

3. Menunjukkan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya (identity). 4. Menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasakan belum

sempurna.

Meskipun komunikasi verbal dan nonverbal berbeda dalam banyak hal,

namun kedua bentuk komunikasi itu sering kali bekerja sama atau dengan kata lain

komunikasi nonverbal ini mempunyai fungsi tertentu dalam komunikasi verbal.

(8)

dikatakan secara verbal, sebagai pelengkap pesan verbal, sebagai pengganti yang

dapat mewakili komunikasi verbal, memberikan penekanan pada kata-kata tertentu

(Arni, 2005:132-135).

Berbagai gerakan tubuh manusia yang berbeda-beda dapat dibuat sebagai

signal dalam komunikasi nonverbal. Gerakan tubuh yang disebut sebagai gerakan

nonverbal beraneka ragam jenisnya. Semua gerakan bagian anggota tubuh termasuk

dalam komunikasi nonverbal, bahkan bau sekalipun juga termasuk dalam komunikasi

nonverbal. Sebagai contoh, seseorang yang memakai pakaian yang mewah dan

menggunakan parfum yang mahal adalah komunikasi nonverbal yang ingin

menyiratkan kepada orang lain bahwa dia adalah orang kaya. Kode nonverbal dapat

dibagi dalam beberapa bentuk yaitu (Cangara, 2006:101):

a. Kinesics

Kode nonverbal yang ditunjukkan oleh gerakan-gerakan badan.

Gerakan-gerakan badan yang dilakukan meliputi Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh

kepala, tangan dan jari, bahkan kaki.

b. Gerakan Mata

Mata adalah indera penglihatan yang merupakan alat komunikasi yang

dapat memberikan isyarat tanpa kata. Lirikan dan kedipan mata adalah

isyarat nonverbal.

c. Sentuhan

Ada tiga bentuk sentuhan badan:

1. Kinesthetic, merupakan isyarat yang menunjukkan kemesraan, atau keakraban.

2. Sociofugal, merupakan isyarat yang menunjukkan awal mula persahabatan.

3. Thermal, merupakan isyarat awal menunjukkan persahabatan, namun lebih intim, misalnya menepuk bahu, adu tinju, dll.

(9)

Paralanguage merupakan suatu isyarat yang timbul karena adanya pemberian tekanan irama pada saat berbicara. Sehingga komunikan

memahami makna pesan tersebut.

e. Diam

Diam juga merupakan komunikasi nonverbal. Sikap diam bisa

menimbulkan banyak arti yang dimana komunikan susah untuk menebak

makna dari diam tersebut, bisa positif atau negatif.

f. Postur Tubuh

Well dan Siegel (1961) membagi postur tubuh menjadi 3 bagian, yaitu

(Cangara, 2006:106):

1. Kurus dan tinggi (ectomorphy), dilambangkan orang yang mempunyai sikap ambisius, pintar dan kritis.

2. Tegap dan atletis (mesomorphy), melambangkan orang tersebut cerdas, bersahabat, dan aktif.

3. Pendek, bulat dan gemuk (endomorphy), melambangkan pribadi yang humoris, santai, dan cerdik.

g. Kedekatan dan Ruang (proximity and spatial)

Proximity adalah komunikasi nonverbal yang menunjukkan adanya

kedekatan dua objek yang memiliki makna.

h. Artifak dan Visualisasi

Artifak dan Visualisasi adalah hasil kerajinan manusia yang

mencerminkan citra diri seseorang.

i. Warna

Warna memberikan arti pada objek. Misal warna merah adalah tanda

marah dan putih adalah suci.

j. Bunyi

Jika paralanguage merupakan bentuk tekanan pada suara, sedangkan bunyi adalah tekanan pada suatu benda yang memiliki arti. Misal, tepuk

tangan tanda apresiasi, peluit parkir tanda berhenti atau maju dan

(10)

k. Waktu

Waktu juga merupakan kode nonverbal. Dalam melakukan sesuatu,

masyarakat sering melihat dan menyesuaikan waktu, yang tentu

melambangkan suatu hal.

l. Bau

Bau-bauan adalah bentuk dari kode nonverbal yang melambangkan citra

diri atau status seseorang. Bau juga bisa digunakan sebagai penunjuk arah.

Pengertian komunikasi nonverbal atau yang juga berupa bahasa tubuh banyak

digunakan untuk bidang intelijen seperti di Amerika, dimana setiap agen FBI atau

CIA dibekali kemampuan membaca bahasa tubuh dan mutlak untuk mereka miliki.

Meskipun dalam dunia pendidikan komunikasi nonverbal belum mendapatkan

banyak perhatian dibandingkan komunikasi verbal, bagi beberapa kalangan,

mempelajari komunikasi nonverbal sangatlah penting. Dalam sebuah penelitian,

Profesor Mehrabian menyimpulkan bahwa seseorang dapat dipercaya bergantung

pada konsistensinya dalam tiga faktor komunikasi, yaitu verbal (perkataan), vokal

(nada suara), dan visual (bahasa tubuh). Masing-masing faktor mempunyai pengaruh

yang berbeda-beda. Perkataan yang diucapkan hanya merupakan 7% dari bagian

yang menjadi perhatian lawan bicara, sedangkan bahasa tubuh 55%. Hal ini

menunjukkan bahwa pesan nonverbal lebih mendapatkan perhatian lawan bicara

daripada pesan verbal yang disampaikan ( Putra, 2013: 14-15).

Salah satu Komunikasi nonverbal yang terdapat di dalam kasus penelitian

oleh peneliti ialah komunikasi nonverbal Kinesics. Seorang nabah diremehkan oleh

teller karena nasabah tersebut sudah tiga bulan tidak mencetak buku tabungan. Teller

secara berulang kali menggeleng-gelengkan kepala karena banyaknya transaksi,

sehingga membuat komputernya pun menjadi lama. Terlihat bahwa komunikasi

(11)

2.1.1.4Komunikasi Organisasi

Komunikasi adalah proses penyampaian atau pertukaran informasi kepada

orang lain secara lansung atau menggunakan media agar orang tersebut dapat

bertindak, sesuai dengan tujuan dari pemberi pesan. Komunikasi penting bagi

organisasi dan informasi penting bagi komunikasi yang efektif. Organisasi

merupakan suatu kesatuan atau perkumpulan yang terdiri atas orang-orang/

bagian-bagian yang di dalamnya terdapat aktivitas kerja sama berdasarkan pola dan

aturan-aturan untuk mencapai tujuan bersama sehingga diperlukan komunikasi yang baik di

dalamnya.

Komunikasi organisasi adalah suatu kegiatan organisasional yang

menyangkut pertukaran informasi dalam lingkungan organisasi untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi organisasi menurut Wayne adalah suatu

pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan

bagian dari suatu organisasi tertentu.

Ada beberapa definisi mengenai organisasi, diantaranya: Organisasi adalah

sekelompok orang yang terbiasa mematuhi perintah para pemimpinnya dan yang

tertarik pada kelanjutan dominasi partisipasi mereka dan keuntungan yang dihasilkan,

yang membagi diantara mereka praktek-praktek dari fungsi tersebut yang siap

melayani untuk praktek mereka (Max Weber, dalam Thoha, 1988).

a. Organisasi dapat didefiniskan sebagai struktur hubungan kekuasaan dan

kebiasaan orang-orang dalam suatu sistem administrasi (Dwight Waldo,

dalam Thoha, 1988).

b. Organisasi adalah lembaga sosial dengan ciri-ciri khusus: secara sadar

dibentuk pada suatu waktu tertentu, para pendirinya mencanangkan tujuan

yang biasanya digunakan sebagai simbol legimitasi, hubunga antara

anggotanya dan sumber kekuasaan formal ditentukan secara relatif jelas

walaupun seringkali pokok pembicaraan dan perencanaan diubah oleh

para anggota-anggotanya yang membutuhkan koordinasi atau pengawasan

(12)

Menurut pendapat para ahli yang dikutip oleh Muhammad (1995) antara lain

Schein mengatakan bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan

sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan

dan fungsi melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab. Schein juga mengatakan

bahwa organisasi mempunyai karakteristik tertentu yaitu struktur, tujuan, saling

berhubungan, satu bagian dengan bagian lain dan tergantung kepada komunikasi

manusia untuk mengkoordinasikan aktivitas dalam organisasi tersebut.

Menurut Stoner yang dikutip oleh Davis dan Newstrom (1996), unsur-unsur

dalam komunikasi terdiri dari komunikator, persepsi/interpretasi, berita dengan sandi

(encoding), pesan, saluran, menerjemahkan arti sandi (decoding), penerima, umpan-balik dan noise.

1. Komunikator

Komunikator dalam sebuah organisasi terdiri dari para manajer, bukan manajer,

departemen, atau organisasi itu sendiri. Para manajer berkomunikasi dengan manajer

yang lain, bawahan, pengawas, klien, pelanggan, dan pihak-pihak di luar organisasi.

Komunikasi dalam organisasi merupakan sarana penting untuk mengkoordinasikan

pekerjaan pada bagian-bagian yang terpisah.

2. Persepsi dan Interpretasi

Persepsi adalah kenyataan bagi seseorang, yaitu bagaimana seseorang tersebut

memandang pesan yang disampaikan. Di dalam persepsi, seseorang sering kali harus

membuat interpretasi mengenai apa yang dimaksud oleh komunikator.

3. Pengkodean (Encoding)

Dalam diri komunikator sebuah proses encoding harus berlangsung dengan menerjemahkan gagasan-gagasan komunikator ke dalam seperangkat isyarat (simbol)

(13)

4. Pesan (Message)

Pesan merupakan hasil proses encoding yaitu bentuk fisik ke dalam mana pengirim mengkodekan informasi baik berupa kata-kata maupun bukan kata-kata.

Agar efektif, sebuah pesan harus mengandung semua fakta yang dianggap perlu oleh

para komunikator untuk memperoleh dampak yang diinginkan. Oleh karena itu pesan

adalah apa yang diharapkan seseorang untuk dikomunikasikan, dan betuk yang tepat

untuk pesan itu tergantung pada media yang digunakan untuk mengirim pesan itu.

5. Saluran (Channel)

Saluran adalah pembawa pesan. Organisasi memberikan informasi kepada

anggota mereka melalui berbagai macam saluran, termasuk komunikasi dalam

pertemuan langsung, komunikasi melalui telepon, rapat kelompok, komputer,

memo, kalimat kebijakan, sistem pemberian imbalan dan lain sebagainya.

6. Penafsiran Kode (Decoding)

Penafsiran kode adalah proses dimana penerima menafsirkan pesan dan

menerjemahkannya menjadi informasi yang berarti baginya. Penafsiran kode

dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu si penerima, interpretasi pribadi terhadap

simbol atau isyarat yang digunakan, harapan, (orang cenderung mendengar apa

yang ingin ia dengarkan), serta kesamaan pengertian arti dari pengirim. Pada

umumnya, makin tepat penafsiran penerima terhadap pesan yang dimaksudkan

oleh pengirim, makin efektif komunikasi yang terjadi.

7. Gangguan (noise)

Gangguan adalah semua faktor yang mengganggu, membingungkan, atau

mengacaukan komunikasi. Gangguan dapat muncul pada setiap tahap dalam

proses komunikasi. Dorongan untuk mengartikan suatu komunikasi demikian

kuat sehingga komunikasi yang membingungkan atau bahkan tidak dapat

diartikan dapat mempunyai arti yang sangat jauh berbeda dengan pesan yang

(14)

8. Umpan-balik (Feedback)

Umpan-balik adalah pembalikan dari proses komunikasi dimana reaksi terhadap

komunikasi pengirim dinyatakan. Karena penerima telah menjadi pengirim,

umpan-balik mengalir lewat langkah yang sama seperti komunikasi semula. Umpan-umpan-balik

organisasi dapat mempunyai bermacam-macam bentuk, mulai dari umpan-balik

langsung, misalnya sekedar pemberitahuan lisan bahwa pesan telah diterima, sampai

yang tidak langsung yang dinyatakan lewat tindakan atau dokumentasi.

Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan

hierarkis antara yang satu dan lainnya dan berfungsi dalam satu lingkungan (Umar,

2002:8-9). Struktur Organisasi terjalin oleh Bank BNI 46 cabang Tomang Elok

Medan adalah formal, dimana adanya aturan dan prosedur yang ketat dalam setiap

kegiatan/ pekerjaan dalam organisasi.

Komunikasi organisasi yang dimaksud disini adalah komunikasi organisasi

yang dilakukan oleh petugas teller Bank BNI 46. Jika komunikasi organisasi yang dijalankan oleh kantor BNI 46 cabang Tomang Elok Medan tidak baik, maka

petugas-petugas yang lain di BNI 46 cabang Tomang Elok Medan juga akan bekerja

tidak baik pula. Karena, baik atau buruknya pelayanan yang dilakukan oleh para

petugas BNI 46 berasal dari komunikasi organisasi kantor itu sendiri serta struktur

organisasi yang telah ditetapkan.

2.1.2 Teller

Teller adalah petugas Bank yang pekerjaan sehari-harinya berhadapan dengan nasabah dan masyarakat umum. Bank harus menyeleksi petugas yang akan ditunjuk

sebagai teller karena cara kerja, sikap dan tindak tanduk serta cara pelayanannya kepada nasabah dan masyarakat umum, secara tidak langsung mencerminkan keadaan

dan reputasi Bank. Teller merupakan seorang petugas dari pihak bank yang berfungsi untuk melayani nasabah dalam hal transaksi keuangan perbankan kepada semua

nasabahnya

(15)

komunikasi nonverbal sangat penting bagi petugas teller untuk menjalin hubungan yang baik dengan para nasabah. Selain dituntut kerapian, mereka juga dituntut untuk

selalu ramah dan tersenyum kepada para nasabah BNI 46.

BNI 46 sebagai salah satu bank yang besar di Indonesia, memiliki banyak

nasabah yang setiap hari melakukan transaksi keuangan di BNI 46 yang dilayani oleh

kasir (teller). Teller dapat melakukan transaksi setiap harinya yang meliputi:

1. Setoran Tunai baik ke rekening sendiri ataupun ke rekeningn nasabah BNI

46 lain.

2. Penarikan Tunai.

3. Pemindahan Bukuan ke sesama rekening BNI 46.

4. Pengiriman uang ke rekening bank lain baik secara tunai ataupun non

tunai. Hal ini dilakukan dengan kliring atau RTGS.

5. Kliring cek/bilyet giro bank lain.

6. Pembukaan atau penutupan deposito.

7. Pembayaran kartu kredit BNI 46.

8. Pembayaran berbagai jenis Modul Penerimaan Negara seperti Pajak

Pertambahan Nilai, Pajak Penghasilan, Pajak Fiskal, dan Setoran Bukan

Pajak.

9. Pembayaran berbagai tagihan seperti tagihan listirk, tagihan telkom, kartu

halo, speedy, dan matrix.

10.Pembayaran uang kuliah baik universitas negeri maupun swasta yang ada

di Indonesia yang bekerjasama dengan BNI 46.

11.Pembayaran BPJS Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, Imigrasi, Fidusia,

Pesan nama PT/Yayasan, Asuransi, dan Lelang.

12.Pengiriman uang ke luar negeri/Outgoing Transfer (OTR).

13.Penerimaan kiriman uang dari luar negeri/Incoming Transfer (ITR). 14.Pertukaran Valuta Asing (Valas).

(16)

Setiap transaksi yang dilakukan oleh kasir (teller) secara sederhana dikatakan hanya terdiri dari dua hal yaitu pengkreditan uang nasabah dan pendebetan uang

nasabah. Setiap transaksi yang dilakukan oleh teller sangat membutuhkan kehati-hatian, ketelitian, dan kejujuran karena berkaitan dengan uang nasabah di mana

nasabah telah memberikan kepercayaan untuk menyimpan uangnya di bank tersebut.

SOP (Standar Operasional Prosedur) teller pada Bank BNI, haruslah berpenampilan menarik dan rapi untuk menghormati nasabahnya. Teller diwajibkan menggunakan seragam sehingga ada kesan satu kesatuan yang merupakan ciri khas

dari Bank yang bersangkutan. Teller bukan hanya mengangkat martabat dirinya di depan nasabah namun juga mengangkat martabat Bank tempat ia bekerja. Oleh

karena itu, sikap dan perilaku yang ramah, hormat dan bersahabat sangat dianjurkan.

Pelayanan kepada nasabah secara tepat dan cepat harus dilakukan oleh teller. Hal ini harus di dasarkan pada kemampuan seorang teller yang mampu mengatasi dan menjawab berbagai kebutuhan nasabah. Tidak hanya itu, seorang teller harus tahu memposisikan dirinya sebagai pegawai yang hanya bertugas melayani para nasabah

dengan sebaik-baiknya, dan menjaga rahasia bank dan nasabah.

Setiap hari, petugas teller bank menjalankan tugasnya dalam berkomunikasi dengan nasabah. Baik dari segi komunikasi verbal maupun nonverbal. Komunikasi

yang berjalan dengan efektif adalah ketika petugas teller sudah menjalankan tugas SOP yang sudah ditentukan sebelumnya. Jika komunikasi verbal serta nonverbal

yang dilakukan oleh teller sudah baik, para nasabah juga akan merasa puas dengan layanan yang mereka berikan. Tidak hanya itu, petugas teller juga dapat menjalin hubungan yang baik kepada para nasabahnya, dan mereka dapat mencerminkan

bahwa perusahaan mereka sudah baik dimata para nasabah.

Komunikasi organisasi juga sangat penting bagi para petugas teller, tidak hanya bagi teller, tetapi juga bagi costumer service, satpam (security), serta petugas kebersihan (office boy). Komunikasi organisasi berjalan dengan baik bila kepala kantor layanan juga memberikan instruksi yang baik dan juga jelas. Jika semua

terstruktur dengan baik, maka kantor juga akan berjalan dengan baik pula.

(17)

Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan

dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan

menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat penukaran uang. Sedangkan menurut undang-undang perbankan bank adalah badan usaha yang menghimpun dan dari masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit

dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BNI 46 sebagai bank terpercaya bagi rakyat Indonesia memiliki banyak

pegawai yang siap untuk membantu segala keperluan nasabah dalam transaksi

perbankan. BNI 46 juga memiliki berbagai Kantor Layanan (KLN) yang tersebar di

seluruh Indonesia. Setiap KLN ini terdiri dari kepala KLN, costumer service, kasir (teller), satpam (security) dan petugas kebersihan (offcie boy). Setiap pegawai yang ada di BNI 46 disebut sebagai Insan BNI 46 yang siap dan sigap untuk membantu

kebutuhan nasabah sesuai dengan tugas kerjanya masing-masing.

Sebagai Bank pertama yang dimiliki oleh Pemerintah Indonesia, BNI 46 yang

didirikan pada 5 Juli 1946 mengawali sejarahnya dengan menjalankan fungsi sebagai

Bank sentral. Pada tahun 1955, ketika Pemerintah Indonesia mendirikan Bank

Indonesiaa sebagai Bank sentral, BNI beroperasi sebagai Bank komersial. BNI 46

merupakan Bank BUMN (Badan Usaha Milik Negara) pertama yang menjadi

perusahaan publik setelah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa

Efek Surabaya pada tahun 1966. Peranan BNI untuk mendukung perekonomian

Indonesia semakin strategis dengan munculnya inisiatif untuk melayani seluruh

lapisan masyarakat dari Sabang sampai Marauke.

Sebagai suatu organisasi yang besar, BNI 46 memiliki struktur organisasi

yang formal. Terbukti adanya aturan dan prosedur yang ketat dalam setiap kegiatan/

pekerjaan dalam organisasi. Aturan dan prosedur tersebut dituangkan dalam buku

pedoman perusahaan secara online yang disebut e-PP sehingga setiap pegawai BNI

46 dapat mengakses ketentuan tersebut PC masing-masing. Struktur formal ini

sejalan dengan fungsi Bank sebagai lembaga kepercayaan yang harus diatur

(18)

Hubungan antara bank dan nasabah didasarkan pada dua unsur yang saling

terkait, yaitu hukum dan kepercayaan. Usaha perbankan meliputi tiga kegiatan yaitu

menghimpun dana, menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya.

Usaha-usaha yang dapat dilakukan bank meliputi:

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro,

deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang

dipersamakan dengan itu.

b. Memberikan kredit.

c. Menerbitkan surat pengakuan hutang.

d. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk

kepentingan dan atas perintah nasabahnya.

e. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan

nasabah.

f. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana

kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi

maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya.

g. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan

perhitungan dengan atau antar pihak ketiga.

h. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga.

i. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu

kontrak.

j. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam

bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek.

k. Membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal

debitor tidak memenuhi kewajiban-kewajibannya kepada bank dengan

ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya.

l. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali

amanat.

m. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai

(19)

n. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak

bertentangan dengan undang-undang dan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Dasar utama perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal menghimpun dana maupun penyaluran dana. Saling percaya antara pihak banl dan masyarakat

inilah yang membuat kegiatan dalam perbankan dapat terus berjalan. Bank harus

selalu menjaga tingkat kepercayaan dari nasabah atau masyarakat agar menyimpan

dana mereka di bank dan bank dapat menyalurkan dana tersebut untuk menggerakkan

perekonomian bangsa.

Kemauan masyarakat untuk menyimpan sebagian uangnya di bank, semata-mata

dilandasi oleh kepercayaan bahwa uangnya akan dapat diperolehnya kembali pada

waktu yang diinginkan yang disertai dengan imbalan pula. Apabila kepercayaan

nasabah penyimpanan dana terhadap suatu bank telah berkurang, tidak tertutup

kemungkinan akan terjadi keraguan terhadap dana yang disimpannya.

2.2 Pelayanan Konsumen

Menurut Groonros (Ratminto dan Winarsih, 2005:2), menytakan bahwa

pelayanan adalah suatu aktifitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba)

yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau

hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan

untuk memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan. Ivanevich dkk

(Ratminto dan Winarsih, 2005:2) menyatakan bahwa pelayanan adalah

produk-produk yang tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang melibatkan usaha-usaha

manusia dan menggunakan peralatan.

Pelayanan dapat di definisikan sebagai segala bentuk aktivitas yang diberikan

oleh suatu pihak yang lain atau konsumen dengan tujuan dapat memberikan kepuasan

kepada konsumen yang bersangkutan atas barang dan jasa yang diberikan. Menurut

Kotler (1997), salah satu cara utama suatu perusahaan untuk dapat membedakan

dirinya sendiri adalah dengan cara konsisten menyampaikan mutu pelayanan yang

(20)

Menurut Moenir (2004:16) menyatakan bahwa pelayanan adalah proses

pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain. Sedangkan menurut Simamora

(2001:172) menyatakan bahwa pelayanan adalah setiap kegiatan atau manfaat yang

ditawarkan suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan

tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia

dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun

makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Konsumen adalah semua

individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk

dikonsumsi pribadi (Kotler, 2000).

Pengertian Pelayanan pelanggan ataupun konsumen, adalah bentuk pemberian

layanan atau servis yang diberikan kepada konsumen. Persaingan yang semakin ketat

sekarang ini, dimana semakin banyak perusahaan yang terlibat dalam pemenuhan

kebutuhan dan keinginan konsumen menyebabkan setiap perusahaan harus

menempatkan orientasi kepada pemenuhan kepuasan pelanggan sebagai tugas utama.

Pelayanan kepada konsumen merupakan salah satu hal yang penting. Pelayanan

kepada konsumen bertujuan memelihara dan meningkatkan hubungan psikologis

antara perusahaan dengan konsumen serta memantau berbagai keluhan konsumen.

Sama halnya dengan teller Bank, mereka harus melakukan pelayanan atau servis yang baik kepada nasabah agar nasabah juga merasa puas. Selain menaikkan

martabat dan menjaga nama baik perusahaan, mereka juga membangun serta

meningkatkan hubungan yang baik pula kepada nasabah. Disitulah pentingnya

melakukan pelayanan konsumen/nasabah yang baik bagi para petugas teller Bank BNI 46.

2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang

(21)

mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesa (Nawawi, 2001:40). Dalam

penelitian ini, peneliti akan menjelaskan kerangka pemikirannya sebagai berikut:

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

Pada gambar diatas dijelaskan bahwa cara berkomunikasi dari petugas teller

Bank BNI 46 dalam melayani nasabah, akan mendapatkan respon dari nasabah itu

sendiri. Baik itu dari segi komunikasi verbal dan nonverbalnya. Respon tersebut

terbentuk dari kepuasan para nasabah Bank BNI 46 cabang Tomang Elok Medan.

Para nasabah menunjukkan komunikasi verbal dan nonverbal mereka pada saat

mereka melihat bagaimana pelayanan dari teller itu sendiri.

Teller Bank BNI 46 cab. Tomang Elok

Medan

Nasabah/ konsumen

Cara berkomunikasi teller terhadap nasabah (kom. Verbal)

Tingkah laku teller dengan nasabah (kom. Nonverbal)

Pelayanan Nasabah

Respon komunikasi dari teller

(kom. Verbal)

Respon dari tingkah laku teller (kom. Nonverbal)

Gambar

Gambar 2.1.1. Model Laswell
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Diharapkan pengunaan energi pada bangunan Town House ini tepat guna dan efektif, dimana pada periode pagi sampai sore hari Town House ini dapat memanfaatkan energi alami

Oleh karena itu, KOBER HUDORI yang merupakan salah satu sarana Pendidikan bagi anak- anak di wilayah Sambongpari RT 02 RW 02 Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi, saat ini

Sistem informasi sirkulasi buku pada perpustakaan sekolah berbasis web ini dikembangkan guna memudahkan bagi petugas perpustakaan untuk melakukan input transaksi

11 Perawat mampu melakukan pemberian obat yang ditentukan dokter kepada pasien dengan benar.. 12 Perawat mampu mengelola sampai tuntas pemeriksaan

Bagi guru, mengacu pada hasil penelitian terbukti bahwa prestasi belajar siswa yang mengikuti model Think Pair Square lebih tinggi dibandingkan dengan siswa

Rata-rata hasil evaluasi formatif pada siklus I (pertemuan pertama dan pertemuan kedua) menunjukkan bahwa dari 40 siswa yang menjadi subjek penelitian terdapat 35

Beberapa hal yang dapat diketahui dari persamaan regresi linier berganda tersebut adalah sebagai berikut: 1) Koefisien regresi manajemen puncak, manajemen SI dan penggunaan SI

Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa pemberian ekstrak daun Piper crocatum selama 14 hari pada mencit balb/c yang diinfeksi Salmonella typhimurium dengan dosis