BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bentuk Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan
pendekatan asosiatif. . Menurut Azwar Juliandi (2013:123) pendekatan assosiatif adalah pendekatan korelasional dengan menggunakan dua atau lebih variabel guna
mengetahui hubungan atau pengaruh antara variabel satu dengan variabel lainnya.
Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel yang
terdiri dari variabel Pelatihan(X1), Pengembangan (X2), terhadap Prestasi Kerja
(Y).
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada PT. Bakrie Sumatra Plantation Tbk.
Kisaran yang beralamat diJl. Ir. H. Juanda Komplek BSP, Gambir Baru, Kota
Kisaran Timur, Kab. Asahan. Penelitian dilaksanakan dengan mengumpulkan data
melalui penyebaran kuesioner kepada karyawan divisi HRD PT. Bkarie Sumatera
Plantation Tbk. Kisaran Kab. Asahan. Waktu penelitian dilakukan dari bulan
Desember 2016 sampai dengan selesai
3.3 Populasi Dan Sampel 3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2008:115) populasi wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sebelum memulai penelitian, seorang peneliti harus mengidentifikasi populasi
seluruh karyawan yang berkerja pada divisi Human Resources Development
(HRD) Kantor Pusat PT. Bkrie Sumatera Plantation Tbk. Kisaran adalah sebanyak
38 orang.
3.3.2 Sampel
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 38 orang karyawan Divisi Human Resources Development (HRD) Kantor Pusat PT. Bkrie Sumatera Plantation. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik
nonprobability sampling dengan menggunakan sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila anggota populasi digunakan sampel (Bungin 2011:112)
3.4 Hipotesis
Menurut Ikhsan, et all (2014:73), “Hipotesis penelitian adalah jawaban
sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling
mungkin atau paling tinggi kebenarannya”. Berdasarkan masalah yang diteliti,
maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut:
1. H0:Tidak terdapat pengaruh pelatihan terhadap prestasi kerjakaryawan di PT.
Bakrie Sumatera Plantation Tbk. Kisaran.
Ha: Terdapat Pengaruh pelatihan terhadap prestasi kerjakaryawan di PT. Bakrie
Sumatera Plantation Tbk. Kisaran.
2. H0:Tidak terdapat pengaruh pengembangan terhadap prestasi kerja karyawan di
PT. Bkarie Sumatera Plantation Tbk. Kisaran.
Ha: Terdapat pengaruh pengembangan terhadap prestasi kerja karyawan di PT.
Bakrie Sumatera Plantation Tbk. Kisaran.
3. H0:Tidak terdapat pengaruh pelatihan dan pengembangan terhadap prestasi
Ha: Terdapat pengaruh pelatihan dan pengembangan terhadap prestasi kerja
karyawan di PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk. Kisaran.
3.5 Definisi Operasional
1. Pelatihan (X1)
Pelatihan merupakan kegiatan dari perusahaan yang bermaksud untuk
meningkatkan keterampilan, dan sikap yang diperlukan perusahaan dalam
mencapai tujuan karyawannya sesuai dengan keinginan dari perusahan. Adapun
indikator yang digunakan adalah Tujuan Penelitian, Materi, Metode yang
Digunakan, Kualifikasi Peserta, Kualifikasi Pelatih, Waktu (Banyaknya Sesi)
(Mangkunegara 2013:62)
2. Pengembangan (X2)
Pengembangan merupakan istilah yang berhubungan dengan usaha
berencana, melaksanakan pekerjaan khas dan pengembangan untuk meningkatkan
pengetahuan umum yang terkaitan dan pemahaman atas keseluruhan
ligkungannya, yang diselenggarakan untuk mencapai penguasaan skill,
pengetahuan, dan sikap-sikap karyawan. Adapun indikator adalah Prestasi kerja
karyawan, Kedisiplinan karyawan, Absensi karyawan, Tingkat kerusakan
produksi,alat dan mesin-mesin, Tingkat kecelakaan karyawan, Tingkat
pemborosan bahan baku, tenaga dan waktu, Tingkat kerjasama, Tingkat upah
intensif karyawan, Prakarsa karyawan, Kepemimpinan dan keputusan manajer
(Hasibuan 2000:82).
3. Prestasi Kerja (Y).
Prestasi kerja merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
Kerja, Kuantitas Kerja, Disiplin Kerja, Inisiatif, Kerjasama. Kelima inilah yang
dijadikan indikator prestasi dalam penelitian (Nasution 2000:99).
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variabel Definisi
Variabel Indikator Skala
8. Prakarsa
Sumber: Hasil penelitian (2016, diolah)
3.6Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 3.6.1 Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi 2 jenis
berdasarkan pada pengelompokannya yaitu:
1. Data Primer
Merupakan suatu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan melakukan
penelitian secara langsung ke lokasi penelitian sesuai dengan masalah yang diteliti
yang dapat dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada sampel penelitian.
Alat bantu ini digunakan untuk mendapatkan jawaban dari para responden yang
telah ditetapkan.
2. Data Sekunder
Merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan melakukan pengumpulan
data diperoleh secara tidak langsung. Peneliti memperoleh data dari studi
3.6.2 Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan informasi yang dapat mendukung penelitian ini,
maka peneliti menggunakan teknik pengambilan data sebagai berikut:
1. Kuesioner, yaitu suatu pengumpulan data dengan memberikan
daftarpernyataan kepada responden yang dijadikan sampel penelitian diisi guna
mendapatkan informasi dalam rangka memperoleh data yang dibutuhkan untuk
keperluan penelitian. Adapun responden yang akan menerima kuesioner ini yaitu
karyawan PT. Bkarie Sumatera Plantation. Tbk. Kisaran.
2. Studi kepustakaan, yaitu dilakukan dengan mempelajari sejumlah buku-buku
pendukung,penelitian terdahulu dan sumber lainnya yang relevan dengan objek
penelitian.
3.7 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Skala Likert adalah
skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi
seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu (Syofian Siregar,2013:25).
Dalam penellitian ini, skala likert yang digunakan berbentuk pernyataan positif.
Untuk bentuk pernyataan yaang diberikan dan angka 1 untuk menunjukan bahwa
responden sangat tidak mendukung terhadap pernyataan yang diberikan. Berikut
ini adalah tabel interval data dalam skala likert:
Tabel3.2
Instrumen Skala Likert
No Skala Skor
1 Sangat setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Netral (N) 3
4 Tidak Setuju (ST) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
3.8 Metode Analisis Data 3.8.1 Uji Instrumen
Data penelitian yang terkumpul akan dianilisis melalui pendekatan kuantitatif.
Sebelum melakukan pengambilan data melalui kuesioner, terlebih dahulu
dilakukan pengujian validitas dan realibitas terhadap pertanyaan yang digunakan.
3.8.1.1 Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu bentuk pengujian terhadap kualitas data primer,
dengan tujuan untuk mengukur sah tidaknya suatu pertanyaan dalam penelitian
(Hasyim dan Rina Anindita,2009:92)suatu instrumen dikatakan valid apabila
koefisien korelasi rhitung lebih besar dibandingkan koefisien korelasi r tabel pada
taraf signifikansi 1% atau 5%. Uji validitas kuisioner penelitian ini menggunakan
bantuan software statistikuntuk memperoleh hasil yang terarah.
Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuisioner adalah sebagai berikut:
1. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid.
2. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid.
3.8.1.2 Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah suatu bentuk pengujian terhadap kualitas data primer,
dengan tujuan untuk mengukur konsitstensi seluruh pertanyaan dalampenelitian
(Hasyim dan Rina Anindita, 2009:99) uji reliabilitas pengukuran dalam penelitian
ini menggunakan metode cronbach alpha. Koefisien cronbach alpha yang lebih besar dari 0,60 maka disebut reliabel. Hal ini menunjukan keandalan instrument.
Selain itu, cronbach alpha yang semakin mendekati 1 menunjukan semakin tinggi konsistensi internal reliabilitasnya.
1. Jika ralpha >rtabel, maka pertanyaan dinyatakan reliabel.
3.8.2 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji suatu model yang
termasuk atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang
digunakan dalam penelitian adalah:
3.8.2.1 Uji Normalitas
Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat apakah dalam model
regresi, variabel dependen dan independennya memiliki distribusi normal atau
tidak (Juliandi, 2013:174).Model regresi yang baik adalah distribusi data normal
atau mendekati normal.Kriteria pengambilan keputusannya adalah jika data
menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas (Juliandi, 2013:174).
3.8.2.2 Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel independen.Cara yang
digunakan untuk menilainya adalah dengan melihat nilai faktor inflasi varian
(Variance Inflasi Factor/VIF) yang tidak melebihi 4 atau 5 (Juliandi, 2013:175).Apabila variabel independen memiliki nilai VIF dalam batas toleransi
yang telah ditentukan (tidak melebihi 5), maka tidak terjadi multikolinearitas
dalam variabel independen.Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen.
3.8.2.3 Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi,
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.
disebut homokedastisitas dan jika varian berbeda disebut heterokedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
heterokedastisitas (Juliandi, 2013:176).Deteksi adanya heterokedastisitas dengan
melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik. Kriteria pengambilan
keputusannya adalah:
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point yang ada membentuk
suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka telah terjadi heterokedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
3.8.3 Analisis Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda didasarkan pada pengaruh dua atau lebih variabel
bebas terhadap variabel terikat. Berikut rumus untuk melihat analisis linier
berganda:
Y=a+b1X1+b2X2+e Dimana:
Y = Prestasi Kerja
b1 b2 = koefisien regresi
X1 = Pelatihan
X2 = Pengembangan
e = standart error 3.8.2 Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi berganda atau R-Square (R2) adalah untuk melihat bagaimana variasi nilai variabel teriakt dipengaruhi oleh variasi nilai variabel
berarti variabelindependen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen.
3.8.3 Penguji Hipotesis
Model regresi linier berganda yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik akan
digunakan untuk pengujian hipotesis dengan menggunakan uji T dan uji F.
1. Uji Parsial (T)
Untuk melihat pengaruh secara parsial masing-masing variabel bebasnya
terhadap variabel terikat. Tingkat kepercayaannya adalah 95% dan level
penguji yang digunakan α = 5% apabila nilai thitung> ttabel maka Hoditerima
dan Ha ditolak, hal ini berarti variabel bebasnya secara serempak tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya.
Sebaliknya apabila nilai thitung≤ ttabel makaHo ditolak dan Ha diterima hal ini
berarti bahwa variabel bebasnya secara parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel terkait.
H: bΌb=0 Pelatihan dan pengembangan secara parsial tidak
berpengaruhterhadap prestasi kerja pegawai di PT. Bakrie Sumatera
Plantation Tbk. Kisaran
Ha: bΌb≠0 Pelatihan dan pengembangan secara parsial dan berpengaruh
terhadap prestasi kerja pegawai di PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk.
Kisaran.
2. Uji Simultan (F)
Untuk menganalisis apakah hipotesis diterima atau ditolak, maka dapat dilihat
a. Ho: b1 b2 = 0Pelatihan dan Pengembangan secara serempak (simultan) tidak
berpengaruhterhadap prestasi kerja pegawai di PT. Bakrie Sumatera
Plantation Tbk. Kisaran
b. Ha: b1 b2≠0 Pelatihan dan Pengembangan secara serempak (simultan) dan
berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai di PT. Bakrie Sumatera
Plantation Tbk. Kisaran.
Hal ini berarti bahwa variabel bebasnya secara serempak tidak mempunyai
pengaruh terhadap variabel terkaitnya. Untuk menguji apakah hipotesis
yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik F(Ftest) jika
Fhitung<Ftabel maka Hoditerima dan Ha ditolak, sebaliknya jika mempunyai
pengaruh terhadap variabel terikatnya. Untuk menguji apakah hipotesis
yang diajukan diterima atau ditolak digunakan stastistik F(Ftest). Jika
Fhitung<Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, sebaliknaya Fhitung>Ftabel maka
Hoditolakmaka Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel bebasnya secara
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Umum Perusahaan
PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk adalah salah satu perusahaan
perkebunanan tertua, dengan sejarah sejak 1911 ketika NV Hollandsch Amerikaanse Plantage Maatschappij untuk pertama kali membuka perkebunan karet di Kisaran, Sumatera Utara. Berganti nama menjadi PT. United States
Rubber Sumatera Plantations (USRSP) pada tahun 1965. Kemudian berganti
nama menjadi PT. Uniroyal Sumatera Plantations pada tahun 1985. Tahun 1986,
perusahan ini diakuisisi oleh Bakrie and Brothers mengambil ahli kepemilikan
75% saham UNSP, dan kemudian diganti menjadi PT. United Sumatera Plantation
(UNSP). Pada tahun 1990 melakukan penawaran saham perdana melalui Bursa
Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) dengan harga nominal Rp 1.000
perlembar saham. Berganti nama menjadi PT. Bakrie Sumatera Plantation (BSP)
dan mulai memasuki bisnis kelapa sawit. Ditandai sebagai saat penting yang
bersejarah yakni dengan berhasilnya PT Bakrie Sumatera Plantations tercatat di
Bursa Efek Jakarta.
Sejak diawali sebagai perusahaan perkebunan karet, perusahaan
berkembang dan diversifikasi menjadi salah satu produsen terkemuka dari karet
alam dan CPO di Indonesia. Pada Desember 2007, perusahaan mengelola sekitar
100.000 ha perkebunan karet dan sawit. Mayoritas perkebunannya saat ini berada
Tengah sejak awal 2007 dan saat ini sedang mengembangkan perkebunan
greenfield disana.
Pada akhir tahun 2008, BSP mengelola area perkebunan dengan total luas
sekitar 90.643 hektar kelapa sawit (termasuk ARBV) dan lahan karet 18.827
hektar. Untuk menjadi perusahaan terpadu yang paling dikagumi di indonesia ,
perusahaan memiliki fasilitas produksi yang terdiri dari pabrik pengolahan kelapa
sawit dengan total kapasitas 390 ton TBS/jam (termasuk ARBV) dan pabrik
pengolahan karet dengan kapasitas gabungan sekitar 81.340 tpa. Saat ini semua
produksi kelapa sawit dan berbagai macam produk karet dari BSP diserap oleh
pasar domestik dan ekspor yang kuat. Saat ini PT. BSP menerapkan sistem
manajemen ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001 DAN SMK 3.
Jam Kerja PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk. Kisaran
Senin – Kamis : - 07.30 – 12.00
-14.00 – 16.30
Jum‟at : - 07.30 – 11.30
-13.30 – 16.30
Sabtu : - 07.30 – 12.30
4.1.2 Ruang Lingkup Bidang Usaha.
Bakrie Sumatera Plantation Tbk (UNSP) didirikan di Indonesia pada tahun
1911 dengan nama “NV Hollandsch Amerikanse Plantage Maatschappij” dan
telah beroperasi komersial sejak tahun 1911. Luas tanaman perkebunan UNSP dan
Entitas Anak adalah 124.734 hektar. UNSP berdomisili di Kisaran dengan kantor
Utara, sedangkan perkebunan serta pabriknya berlokasi di Kisaran, Kabupaten
Asahan, Sumatera Utara.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usahan
kegiatan UNSP meliputi bidang perkebunan, pengolahan, perdagangan dan
pengangkutan hasil tanaman dan produk industri, serta pabrik kertas. Saat ini,
Perusahan bergerak di bidang perkebunan, pengolahan dan perdagangan hasil
tanaman dan industri. Pada tanggal 6 Januari 1990, UNSP memperoleh ijin dari
Mentri Keuangan Republik Indonesia untuk melakukan Penawaran Umum
Perdana Saham UNSP kepada masyarakat sebanyak 11.100.000 saham dengan
nilai nominal Rp 1.000,- per saham melalui bursa saham di Indonesia dengan
harga penawaran Rp 10.700,- per saham. Pada tanggal 29 Agustus 2007,
Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas II dengan Hak Memesan Efek
Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak 1.456.875.000 lembar saham dan disertai
dengn 364.218.750 waran I yang melekat pada saham yang dikeluarkan dan yang
diberikan secara Cuma-Cuma sebagai insentif bagi pemegang saham dengan
harga pelaksanaan waran Rp 1.375,-. Harga penawaran umum terbatas II tersebut
diatas adalah sebesar Rp 1.100,- per saham.
Pada tanggal 2 Pebruari 2010, Perusahaan melakukan Penawaran Umum
Terbatas III dengan HMETD sebanyak 9.454.742.337 lembar saham dan disertai
dengan 630.316.155 waran seri II yang melekat pada saham yang dikeluarkan dan
yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham dengan
harga pelaksanaan waran Rp530,-. Harga penawaran umum terbatas III tersebut
Adapun Anak Perusahan yaitu :
1.Agri International Resources Pte. Ltd. Singapura
2.Agri Resources B.V. Amsterdam
3.PT. Agrowiyana Tanjung Jabung Barat, Jambi
4.PT. Agro Mitra Madani Tanjung Jabung Barat, Jambi
5.PT. Air Muring Bengkulu Utara, Bengkulu
6.PT. Bakrie Pasaman Plantation Pasaman Barat, Sumatera Barat
7.PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk Asahan, Sumatera Utara
8.PT. Bakrie Rekin Bio Energy Jakarta
9.PT. Bakrie Sentosa Persada Jakarta
10.BSP Finance B.V Amsterdam
11.PT. Eramita Agrolestari Sarolangun, Jambi
12.PT. Grahadura Leidongprima Labuhan Batu Utara, Sumatera Utara
13.PT. Guntung Idamannusa Indragiri Hilir, Riau
14.PT. Huma Indah Mekar Bandar Lampung, Lampung
15.PT. Jambi Agrowijaya Sarolangun, Jambi
16.PT. Menthobi Makmur Lestari Lamandau, Kalimantan Tengah
17.PT. Menthobi Mitra Lestari Lamandau, Kalimantan Tengah
18.PT. Multrada Multi Maju Lahat, Sumatera Selatan
19.PT. Nibung Arthamulia Musi Rawas, Sumatera Selatan
20.PT. Padang Bolak Jaya Lahat, Sumatera Selatan
21.PT. PT Perjapin Prima Lahat, Sumatera Selatan
22.PT. Sumbertama Nusapertiwi Muaro Jambi, Jambi
4.1.3 Visi dan Misi PT.Bakrie Sumatera Plantation 4.1.3.1 Visi
Menjadi perusahaan agrobisnis terintegrasi nomor satu dan paling dikagumi
di indonesia.
a. Nomor Satu
Mencapai posisi sebagai perusahaan terbesar di Indonesia, berdasarkan
ukurantotal pendapatan.
b. Paling Dikagumi
Menjadi perusahaan yang ingin ditiru perusahaan lain, berkembang
dengansistem dan kinerja operasional yang sempurna, serta menjadi tolok ukur
bagiindustri, yang memiliki tingkat ROE yang tinggi, Rating Perusahaan serta
PeopleManagement yang baik.
c. Terintegrasi
Memiliki lingkup usaha terbentang dari industri hulu (melalui
pengembanganriset dan pengelolaan kebun) serta industri hilir (dengan
pengembangan operasipemrosesan dasar menjadi pemrosesan lebih lanjut).
d. Sektor Agrobisnis
Ruang lingkup usaha meliputi aneka komoditas serta produk turunannya.
e. Di Indonesia
Meskipun akan tumbuh secara global, namun fokus utama adalah
untukmenjadi perusahaan nomor satu di sektor agrobisnis yang beroperasi
4.1.2.2 Misi
Mengembangkan dan menjaga kesinambungan kesejahteraan komunitas
dengan melakukan ekstraksi penciptaan nilai optimal melalui kegiatan operasional
yang ramah lingkungan dan memanfaatkan keahlian kunci dalam operasi multi
tanaman dan operasi global.
a. Mengembangkan dan Menjaga Kesinambungan
Perusahaan Bakrie membina manfaat ekonomis bagi komunitas internaldan
eksternal. Komunitas internal mencakup karyawan dan keluargamereka, serta
investor. Komunitas eksternal mencakup seluruhpemangku kepentingan yang
mengembangkan hubungan ekonomisyang saling menguntungkan dengan
Perusahaan lain.
b. Nilai Optimal
Perusahaan Bakrie memperoleh nilai tambah ekonomis dalam semuaproses
rantai nilai guna mencapai ekstraksi penciptaan nilai yangoptimal.
c. Ramah Lingkungan
Perusahaan Bakrie mematuhi best practices industri dalam hallingkungan dan sosial. Indikator yang relevan digunakan seperti ISPOdan RSPO Compliance,
CSR Rating, EHS Rating, dan ISO 14001.
d. Keahlian Kunci
Perusahaan Bakrie memiliki Sumber Daya Manusia, proses bisnis, sistemdan
teknologi yang unggul; serta terus mengadakan penelitian danpengembangan
untuk meningkatkan hasil dari kebun dan fasilitaspemrosesan yang dimiliki
e. Multi Tanaman dan Operasi Global
Perusahaan Anda mengembangkan agrobisnis multi komoditas danjuga
mengembangkan operasional global.
4.1.4 Makna Logo PT. Bakrie Sumatera Plantation
Gambar 4.1
Logo PT. Bakrie Sumatera Plantation
Sumber: PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk Tanah dan Semesta, filosofi logo Bakrie
Logo mencakup unsur-unsur alam, yakni:
a. Dua garis lengkung berwarnah merah bata (terakota) mencerminkan tanah
khas Indonesia yang subur. Bentuk ini seakan-akan terbagi dua oleh
bidang putih di tengahnya, menandakan tanah yang telah di olah/dibajak,
yang berarti akan semakin subur. Bentuk lengkung mengambil citra
permukaan bumi yang bulat.
b. Titik-titik biru diatas mencerminkan langit semesta, dengan mengambil
bentuk susunan konsultasi bintang utara (meluku), melambangkan cita-cita
yang tinggi namun tidak melupakan tempat asalnya (bentuk alat bajak
yang identik dengan tanah subur).
c. Logo tidak dibatasi dengan kotak atau lingkaran, menandakan
kedinamisan yang tidak terbatas.
d. Komposisi grafis mengambil gaya seni disain modern, dimaksudkan untuk
Dengan demikian, maka falsafah logo Bakrie dinyatakan sebagai berikut:
a. Menggapai cita setinggi mungkin adalah semagat universal. Namun
cita-cita yang tinggi patut berpijak diatas dasar yang kokoh dan memberinya
Inspirasi serta nafas kehidupannya. Cita tinggi selayaknya tidak
melupakan tempat berpijaknya.
b. Betapapun hebat, besar dan tingginya cita, Bakrie tidak akan pernah
melupakan dimana ia berpijak selamanya. Sebab pijakan itulah yang
mewarisi tradisi, kultur dan semangat usaha. Pijakan itulah yang memberi
bentuk Bakrie kini dan Bakrie masa depan.
4.1.5 Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi merupakan salah satu unsur terpenting dalam suatu
organisasi atau perusahaan. Fungsi struktur organisasi diantaranya adalah untuk
pembagian wewenang, menyusun pembagian kerja dan menghasilkan tanggung
jawab bagi tiap bagian tersebut, sehingga operasional organisasi dapat dilakukan
secara optimal dalam mencapai tujuan perusahaan. Struktur organisasi tergantung
dari besar atau kecilnya perusahaan, bidang usaha perusahaan, tujuan perusahaan,
sifat perusahaan, dan faktor-faktor lainnya. Di dalam prakteknya, struktur
organisasi suatu perusahaan pasti berbeda dengan perusahaan lainnya dan
dikarenakan adanya faktor-faktor yang menentukan struktur organisasi tersebut
maka sulit dikatakan struktur organisasi mana yang terbaik.
Dengan struktur organisasi yang baik dan efektif diperoleh pembagian yang
jelas dan terperinci mengenai semua kegiatan perusahaan, pembagian tugas,
akan memperlancar kerjasama antar bagian tersebut serta memudahkan koordinasi
dan pengawasan seluruh kegiatan perusahaan.
Berikut struktur organisasi perusahan PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Divisi
HRD Region 1 Kab. Asahan.
Gambar 4.2
Struktur Organisasi HRD (Human Resource Develpment)
Sumber: HRD PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk Kisaran
4.1.6 Deskripsi TugasPerusahaan
Berikut ini merupakan deskripsi Tugas PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk.
Dan berikut wewenang dan tanggung jawabnya (data PT. Bakrie Sumatera
Plantations Tbk. 2015):
1. Rapat Umum Pemegang Saham, yang mempunyai kekuasaan tertinggi
dalam perusahaan dan diadakan minimal satu tahun sekali, dengan
a. Menetapkan dan mengesahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Perusahaan.
b. Menerima atau menolak laporan keuangan Perusahaan yang
disampaikan oleh manajemen Perusahaan.
c. Mengangkat, menyusun, dan memberhentikan anggota Dewan
Komisaris dan Dewan Direksi Perusahaan.
2. Dewan Komisaris (Board Of Commissioners) merupakan wakil dari pemegang saham yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab antara
lain:
Dalam kaitan dengan fungsinya, Dewan Komisaris memiliki tugas untuk: a. Meneliti, menelaah dan menandatangani Laporan Tahunan;
melaksanakan pengawasan atas Anggaran Tahunan, rencana usaha,
strategi usaha, serta penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik.
b. Melaksanakan pengawasan untuk memastikan efektivitas sistem
pengendalian internal dan pelaksanaan tugas auditor internal dan
auditor eksternal.
c. Melakukan penilaian atas kinerja Direksi.
d. Memberikan usulan dalam prosedur nominasi bagi anggota Dewan
Komisaris dan Direksi kepada Pemegang Saham;
3. Direksi (Board of Directors) merupakan bagian perusahaan yang mempunyai fungsi operasional yang terdiri dari:
a. Presiden Direktur (Chief Executive Officer), yang dijabat oleh satu orang yang membawahi para Direktur Perusahaan dan merupakan
pimpinan puncak dalam manajemen Perusahaan (Top Managment)
1. Menetapkan kebijaksanaan mengenai operasional Perusahaan baik
untuk jangka panjang maupun jangka pendek.
2. Mengarahkan dan mengawasi semua kegiatan perusahaan agar
sesuai dengan target dan anggaran (budget) Perusahaan.
3. Menilai, menganalisis, mengevaluasi secara periodik kegiatan
Perusahaan dan perkembangan Perusahaan serta mengambil tindakan
perbaikan untuk mengantisipasi kelemahan yang ada.
4. Bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris Perusahaan.
b. Direktur Perusahaan (Director in Charge), yang merupakan pembantu-pembantu dari Presiden Direktur dalam melaksanakan tugasnya dalam
Perusahaan, sesuai dengan fungsi yang dipimpinnya.
4. Komite Audit, komite audit berfungsi membantu Dewan Komisaris dalam
tugas pengawasan, serta memastikan efektivitassistem pengendalian
internal dan efektivitas pelaksanaan tugas auditor internal dan eksternal.
Komite audit memiliki tugas dan wewenang yaitu:
a. Memberikan pendapatprofesional yang independen serta memberikan
laporankepada Dewan Komisaris mengenai hal-hal yangmemerlukan
perhatian khusus terkait informasikeuangan perusahaan, ketaatan
perusahaan terhadapperaturan dan perundang-undangan pasar
modal,pemeriksaan oleh auditor eksternal, serta kerahasiaan
dokumen/data/informasi perusahaan.
b. Memberikan pendapatprofesional yang independen serta memberikan
laporankepada Dewan Komisaris mengenai hal-hal yangmemerlukan
perhatian khusus terkait informasi keuangan perusahaan, ketaatan
modal,pemeriksaan oleh auditor eksternal, serta kerahasiaan
dokumen/data/informasi perusahaan.
c. Memantau efektivitas sistem pengendalian manajemen.
5. Komite Manajemen Risiko berfungsi membantu Dewan Komisaris dalam
melaksanakan tugas pengawasan terkait penerapan Manajemen Risiko di
Perusahaan Manajemen Risiko Perusahaan (ERM - Enterprise Risk Management).
Komite Manajemen Risiko memiliki tugas dan wewenang yaitu :
a. Melakukan evaluasi atas Kebijakan Manajemen Risiko dan
memberikan penilaian atas limit risiko (risk appetite &risk tolerance) yang ditetapkan Direksi.
b. Melakukan evaluasi kecukupan prasarana, sarana, sumber daya dan
kompetensi untuk penerapan ERM, serta memastikan pelaksanaan
program ERM sesuai standar internasional dalam Manajemen Risiko.
c. Memperoleh data/informasi dari auditor internal mengenai hasil audit
internal yang terkait dengan risiko usaha.
6. Komite Nominasi dan Remunerasi (Nomination and Remuneration
Committee)melaksanakan tugas pengawasan; menetapkan kriteria
pemilihan calon anggotaDewan Komisaris dan Direksi; menetapkan
kriteria pemilihan calon anggota komite-komite
Komite Nominasi dan Remunerasi memiliki tugas dan wewenang yaitu: a. Melaksanakan tugas pengawasan.
b. Menetapkan kriteria pemilihan calon anggota Dewan Komisaris dan
Direksi.
d. Difokuskan pada penerapan sistem nominasi dan remunerasi di
Perusahaan dari perumusan kriteria kompetensi, proses asesmen internal,
sistem dan proses kaderisasi, proses seleksi eksternal hingga pemantauan;
termasuk penyusunan proposal sistem remunerasi dan sistem penilaian
kinerja anggota Direksi, Dewan Komisaris dan Komite-komite
7. Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary).merupakan bahwan dari
Presiden Direktur Perusahaan, dengan wewenang dan tanggungjawab :
a. Penghubungantara Perusahaan Anda dengan otoritas pasar
modal,pemegang saham, investor dan pemangku kepentinganlainnya;
bertanggung jawab atas pengawasan dankoordinasi pelaksanaan
RUPS, kegiatan public expose,dan semua tindakan korporasi;
melakukan kegiatanfasilitasi dan dokumentasi serta
memastikanterlaksananya agenda terkait pertemuan Direksi
danpertemuan Dewan Komisaris.
b. Corporate Compliance; senantiasa menjagakepatuhan akan peraturan
dan perundangan yangberlaku, termasuk namun tidak terbatas
padaperaturan/perundangan-undangan tentangketerbukaan serta pasar
modal; menyiapkan danmendaftarkan laporan yang diwajibkan
regulator.
c. Corporate Legal; memberikan masukan,pertimbangan dan pendapat
hukum kepada Direksidan Unit Usaha, berdasarkan
perkembanganperaturan dan perundang-undangan yang
berlaku,berkaitan dengan status Perusahaan Anda sebagaiperusahaan
memastikan pelaksanaanproses, pendokumentasian dan ketersediaan
dokumen legal dan perijinan.
8. Manajer-manajer Perusahaan yang merupakan bawahan Direktur
Perusahaan dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Yang antara lain :
a. Menetapkan kebijakan operasional jangka pendek sesuai dengan
bidangnya masing-masing.
b. Mengawasi dan mengevaluasi hasil pekerjaan bidang yang dipimpin.
c. Menetapkan langkah perbaikan atas kelemahan dalam bidangnya.
4.1.7 Kebijakan Perusahaan
Pimpinan dan karyawan PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk percaya
bahwa Mutu, lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja adalah tanggung jawab
setiap orang. Sebagai satu TIM kita berusaha menjadi yang terbaik dalam hal
Mutu penyerahan untuk memenuhi kepuasan pelanggan dan secara konsisten
melakukan pengolalaan lingkungan dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam
seefisien mungkin dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dan
kecelakaan kerja dalam kegiatan operasionalnya terutama pada pemanen dan pasc
panen untuk komoditi karet dan kelapa sawit.
Kita mempunyai komitmen mematuhi peraturan perundang-undangan, dan
peraturan-peraturan lainnya yang terkai dengan produk, lingkungan, keselamatan
dan kesehatan kerja dan melaksanakan perbaikan berkelanjutan agar sistem
manajemen tersebut lebih efektif. Hhal ini akan membuat PT. Bakrie Sumatera
Plantations Tbk menjadi tokoh terdepan dalam menghasilkan karet alam dan palm
oil. Kebijakan ini wajib dipahami oleh setiap personil yang berada dilingkunga
4.2 Penyajian Data 4.2.1 Indentitas Responden
Data umum responden dimaksudkan untuk mengindentifikasi responden.
Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Bakrie
Sumatera Plantation Tbk Divisi HRD yang berjumlah 38 orang. Karakteristik
responden ini meliputi jenis kelamin, usia, lama bekerja, pendidikan terakhir,
status karyawan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Indentitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
1 Laki-laki 31 82%
2 Perempuan 7 18%
Jumlah 38 100%
Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)
Tabel 4.1 diatas mejelaskan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin
laki-laki sebanyak 31 orang atau 82%. Hal ini berarti dalam pemilihan karyawan
divisi HRD PT. Bakrie Suamtera Plantation Tbk Kisaran terlihat lebih banyak
jumlah karyawan laki-laki dbandingkan dengan jumlah karyawan perempuan
dimana terdapat perbedaan antara jumlah jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Tabel 4.2
Indentitas Responden Berdasarkan Usia
No Umur Frekuensi Persentase
1 18 – 30 tahun 5 13%
2 31 – 40 tahun 13 34%
3 41 – 50 tahun 11 29%
4 > 51 tahun 9 24%
Jumlah 38 100%
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa karyawan divisi HRD PT. PT. Bakrie
Sumatera Plantation Tbk Kisaran didominasi 18 – 30 tahun sebanyak 5 orang atau
13%, 31 – 40 tahun sebanyak 13 orang atau 34% dan 41 – 50 tahun sebanyak 11
orang atau 29% dan lebih dari 51 tahun sebanyak 9 orang atau 24%. Hal ini,
dapat disimpulkan bahwa karyawan masih produktif atas pekerjaannya. PT.
Bakrie Sumatera Plantation Tbk Kisaran memiliki karyawan yang cukup baik dari
indentitas umur karyawan diharapkan dapat bekerja produktif demi mencapai
tujuan perusahaan.
Tabel 4.3
Indentitas Responden Berdasarkan Lama Bekerja
No Lama Bekerja Frekuensi Persentase
1 1-10 Tahun 15 40%
2 11-20 Tahun 19 58%
3 21-30 Tahun 4 10%
Jumlah 38 100%
Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa karyawan divisi HRD PT. PT. Bakrie
Sumatera Plantation Tbk Kisaran didominasi lama bekerja 1-10 tahun sebanyak
15 orang atau 40%, 11 – 20 tahun sebanyak 19 orang atau 58% dan 21 – 30 tahun
sebanyak 4 orang atau 10%. Hal ini, dapat disimpulkan bahwa lama kerja
karyawan masih produktif kerja pada PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk Kisaran
memiliki karyawan yang cukup baik dapat dilihat dari lama bekerja karyawan.
Diharapkan semakin baik dari pengalaman lama bekerja demi mencapai tujuan
Tabel 4.4
Indentitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No Umur Frekuensi Persentase
1 SMP 0 0%
2 SMA/SMK 29 76%
3 Diploma 1 3%
4 S1/S2/S3 8 21%
Jumlah 38 100%
Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)
Tabel 4.4 diatas menjelaskan bahwa karyawan divisi HRD PT. Bakrie
Suamtera Plantation Tbk Kisaran di dominasi oleh tingkat pendidikan yaitu pada
tingkat SMA/SMK sebanyak 29 orang atau 76%. Dari data diatas dapat
disimpulkan, bahwa sebagian besanya karyawan PT. Bakrie Sumatera Plantation
Tbk Kisaran berpendidikan terakhir SMA/SMK. Hal ini menunjukkan bahwa
walaupun PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk Kisaran memiliki pendidikan
terakhir SMA tidak menjadi patokan dalam bekerja dan bisa dapat memenuhi
target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Tabel 4.5
Indentitas Responden Berdasarkan Status Karyawan
No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
1 Lajang 6 16%
2 Bekeluarga 32 84%
Jumlah 38 100%
Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)
Tabel 4.5 diatas menjelaskan bahwa karyawan divisi HRD PT. Bakrie
Sumatera Plantation Tbk Kisaran di dominasi oleh status karyawan yaitu status
berkeluarga sebanyak 32 orang atau 84%. Dari data diatas dapat disimpulkan,
berkeluarga. Diharapkan tidak ada hambatan untuk memenuhi target yang telah
ditetapkan oleh perusahaan.
4.2.2 Pelatihan pada PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk. Kisaran Kab. Asahan.
Dalam mengukur variabel Pelatihan (X1) di PT. Bakrie Sumatera
Plantation Tbk Kisaran peneliti menggunakan 6 (enam) indikator yaitu jenis
pelatihan, tujuan pelatihan, materi, metode yang digunakan, kualifikasi peserta,
kualifikasi pelatih, waktu (banyaknya sesi). Kemudian indikator-indikator tersebut
dikembangkan menjadi 11 (Sebelas) item pernyataan. Dari pernyataan-pernyataan
tersebut dipoeroleh jawaban seperti pada tabel-tabel di bawah ini:
1. Jenis Pelatihan
Berdasarkan 2 pernyataan mengenai indikator dimensi tingkat (jenis
pelatihan) berkaitan dengan ketika individu merasa mampu melakukannya yang di
jelaskan pada tabel-tabel berikut ini:
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden Tentang Jenis Pelatihan Yang Dilaksanakan Sesuai Dengan Kebutuhan Karyawan
No Umur Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 12 32%
2 Setuju 23 60%
3 Netral 2 5%
4 Tidak Setuju 0 0%
5 Sangat Tidak Setuju 1 3%
Jumlah 38 100%
Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)
Berdasarkan tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 60% (23 responden). Hal ini
sudah memiliki jenis pelatihan yang dibutuhkan untuk mencapi suatu hasil
ataupun tujuan yang telah ditargetkan perusahaan.
Tabel 4.7
Distribusi Jawaban Responden Tentang Jenis Pelatihan Karyawan Dapat Meningkatkan Kinerja
No Umur Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 8 21%
Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)
Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 71% (27 responden). Hal ini
menunjuukan bahwa karyawan PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk Kisaran
merasa pelatihan yang di lakukan sudah meningkatkan kinerja karyawan.
2. Tujuan Pelatihan.
Berdasarkan 2 pernyataan mengenai indikatorTujuan Pelatihan berkaitan
dengan luas bidang tingkah laku yang mana individu merasa yakin akan
kemampuannya yang di jelaskan pada tabel-tabel berikut:
Tabel 4.8
Distribusi Jawaban Responden Tentang Tercapainya Tujuan Untuk Meningkatkan Keterampilan Kerja
No Umur Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 7 18%
Berdasarkan tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 71% (27 responden). Hal ini bahwa
sudah tercapainya tujuan yang diberikan saat pelatihan karyawan PT. Bakrie
Sumatera Plantation Tbk Kisaran, merasa pelatihan dapat meningkatkan
keterampilan kerja karyawan perusahaan.
Tabel 4.9
Distribusi Jawaban Responden Tentang Tujuan Pelatiha Mampu Mencapai Kinerja
No Umur Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 10 27%
2 Setuju 23 60%
3 Netral 4 10%
4 Tidak Setuju 0 0%
5 Sangat Tidak Setuju 1 3%
Jumlah 38 100%
Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)
Berdasarkan tabel 4.9 diatas, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” sebanyak 60% (23 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa tujuan pelatihan karyawan PT. Bakrie Sumatera Plantation
Tbk Kisaran merasa sudah mampu mencapai kinerjanya dengan baik. Dengan
adanya tujuan pelatihan tersebut karyawn bisa dapat meningkatkan pemahaman
dalam pekerjaannya agar hasil yang diperoleh baik untuk perusahaan.
3. Materi
Terdapat 2 pernyataan mengenai indikator Materi, berkaitan dengan luas
bidang tingkah laku yang mana individu merasa yakin akan kemampuannya yang
Tabel 4.10
Distribusi Jawaban Responden Tentang Materi Pelatihan Sesuai Kebutuhan Karyawan
No Umur Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 7 18%
Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)
Berdasarkan tabel 4.10 diatas, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” sebanyak 63% (24 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa pemberian materi pelatihan karyawan PT. Bakrie Sumatera
Plantation Tbk Kisaran sesuai dengan yang dibutuhkan karyawan dalam
pekerjaannya.
Tabel 4.11
Distribusi Jawaban Responden Tentang Kedisplinan Setelah Diberikan Materi Pelatihan
Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)
Berdasarkan tabel 4.11 diatas, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” sebanyak 66% (25 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa pada saat setelah pemberian materi yang diberikan kepada
karyawan PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk Kisaran, karyawan merasa
4. Metode yang digunakan
Terdapat 2 pernyataan mengenai indikator Materi, berkaitan dengan luas
bidang tingkah laku yang mana individu merasa yakin akan kemampuannya yang
di jelaskan pada tabel-tabel berikut:
Tabel 4.12
Distribusi Jawaban Responden Tentang Karyawan Sesuai Dengan Metode Yang Diberikan
No Umur Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 7 18%
Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)
Berdasarkan tabel 4.12 diatas, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” sebanyak 66% (25 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa karyawan sesuai dengan pemberian metode yang digunakan.
Metode yang digunakan dapat memberikan kinerja yang baik bagi karyawan PT.
Bakrie Sumatera Plantation Tbk Kisaran.
Tabel 4.13
Distribusi Jawaban Responden Tentang Metode Yang Digunakan Membantu Karyawan
No Umur Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 9 23%
Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)
Berdasarkan tabel 4.13 diatas, menunjukkan bahwa responden terbanyak
menunjukkan bahwa metode yang digunakan sangat membantu karyawan dalam
pekerjaannya sehari-hari. Dengan diberikan metode tersebut karyawan PT. Bakrie
Sumatera Plantation Tbk Kisaran dapat meningkatkan kinerjanya dengan baik.
5. Kualifikasi Peserta
Terdapat 1 pernyataan mengenai indikator kualifikasi Peserta, berkaitan
dengan luas bidang tingkah laku yang mana individu merasa yakin akan
kemampuannya yang di jelaskan pada tabel-tabel berikut:
Tabel 4.14
Distribusi Jawaban Responden Tentang Peserta Pelatihan Adalah Karyawan PT.BSP Atau Staff Yang Direkomendasi
No Umur Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 11 28%
2 Setuju 25 66%
3 Netral 1 3%
4 Tidak Setuju 0 0%
5 Sangat Tidak Setuju 1 3%
Jumlah 38 100%
Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)
Berdasarkan tabel 4.14 diatas, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” sebanyak 66% (25 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa peserta yang mengikuti pelatihan adalah yang bekerja di PT.
Bakrie Sumatera Plantation Tbk Kisaran, karyawan tetap atau staff yang
direkomendasi. Agar peserta yang mengikuti pelatihan harus mengikuti
persyaratan yang diberikan.
6. Kualifikasi Pelatih
Terdapat 1 pernyataan mengenai indikator kualifikasi Pelatih, berkaitan
dengan luas bidang tingkah laku yang mana individu merasa yakin akan
Tabel 4.15
Distribusi Jawaban Responden Tentang Pelatih Mempunyai Pengalaman
No Umur Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 14 37%
Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)
Berdasarkan tabel 4.15 diatas, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” sebanyak 55% (21 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa Pelatih harus mempunyai pengalaman dalam memberikan
materi. Pelatih juga memiliki kemampuan untuk membangkitkan motivasi untuk
karyawan yang mengikuti pelatihan. Guna juga memberikan manfaat bagi
karyawan dalam pekerjannya di PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk Kisaran.
7. Waktu (banyaknya sesi)
Terdapat 1 pernyataan mengenai indikator waktu (banyaknya sesi), berkaitan
dengan luas bidang tingkah laku yang mana individu merasa yakin akan
kemampuannya yang di jelaskan pada tabel-tabel berikut:
Tabel 4.16
Distribusi Jawaban Responden Tentang Karyawan Rutin Mengikuti Pelatihan Sehingga Kemampuan Dan Keterampilan Meningkat
No Umur Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 10 26%
Berdasarkan tabel 4.16 diatas, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” sebanyak 63% (24 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan dan keterampilan dalam bekerja semakin
meningkat setalah rutin mengikuti pelatihan yang diselenggarakan PT. Bakrie
Sumatera Plantation Tbk Kisaran. Dengan begitu sangat bagus bagi karyawan
untuk perusahaan.
4.2.3 Pengembangan Pada PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk Kisaran Kab. Asahan
Dalam mengukur variabel pengembangan di PT. Bakrie Sumatera
Plantation Tbk Kisaran, peneliti menggunakan 9 (Sembilan) indikator yaitu
prestasi kerja karyawan, kedisplinan, absensi, tingkat kerusakan produksi alat dan
mesin-mesin, tingkat kecelakaan karyawan, tingkat pemborosan bahan baku dan
waktu, tingkat kerjasama, prakasa karyawan, kepemimpinan dan keputusan
manajer, Kemudian indikator-indikator tersebut dikembangkan menjadi 14 (empat
belas) item pernyataan. Dari pernyataan tersebut dapat diperoleh jawaban seperti
pada tabel-tabel berikut:
1. Prestasi Kerja Karyawan.
Berdasarkan 2 (dua) pernyataan mengenai indikator prstasi kerja yaitu
semakin meningkatnya prestasi kerja karyawan sesudah mengikuti pengembangan
dan tetapnya prestasi kerja karyawan sehingga pengembangan perlu diperbaikan
Tabel 4.17
Distribusi Jawaban Responden Tentang Meningkatnya Prestasi Kerja Karyawan
No Umur Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 11 29%
Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)
Berdasarkan tabel 4.17 diatas, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” sebanyak 58% (22 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa prestasi karyawan meningkat setelah mengikuti program
pengembangan yang diselenggarakan PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk
Kisaran.
Tabel 4.18
Distribusi Jawaban Responden Tentang Tetapnya Prestasi Kerja Karyawan
No Umur Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 6 16%
Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)
Berdasarkan tabel 4.18 diatas, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” sebanyak 75% (29 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa prestasi karyawan tetap sehingga perlu ditingkatkan program
pengembangan yang ada dari yang biasanya atau ditambah lagi di PT. Bakrie
2. Kedisplinan
Berdasarkan 2 (dua) pernyataan mengenai indikator kedisplinan yaitu
kedisplinan karyawan setelah mengikuti pengembangan semakin baik dan
kedisplinan karyawan sangat perlu ditingkatkan dalam perusahaan. Yang
dijelaskan pada tabel-tabel sebagai berikut:
Tabel 4.19
Distribusi Jawaban Responden Tentang Kedisplinan Semakin Baik Setelah Mengikuti Pengembangan
No Umur Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 8 21%
Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)
Berdasarkan tabel 4.19 diatas, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” sebanyak 55% (21 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa kedisplinan karyawan sudah meningkat dan baik setelah
mengikuti program yang diselenggarakan PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk
Kisaran. Karyawan mematuhui semua peraturan yang terdapat di perusahaan.
Dapat dilihat bahwa tidak sedikit karyawan yang menunda pekerjaannya.
Tabel 4.20
Distribusi Jawaban Responden Tentang Kedisplinan sangat perlu ditingkatkan
No Umur Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 11 29%
Berdasarkan tabel 4.20 diatas, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” sebanyak 50% (19 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa kedisplinan memang perlu bagi karyawan, dengan mengikuti
program pengembangan yang diselenggarakan PT. Bakrie Sumatera Plantation
Tbk Kisaran kedisplinan menjadi lebih baik dari yang baik. Perusahaan
membutuhkan karyawan yang disiplin dalam bekerja.
3. Absensi
Berdasarkan 2 (dua) pernyataan mengenai indikator kedisplinan yaitu
pengembangan yang dilaksanakan cukup baik sehingga absensi berkurang, dan
absensi tetap setelah melaksanakan pengembangan maka perlu diperbaiki. Yang
dijelaskan pada tabel-tabel sebagai berikut:
Tabel 4.21
Distribusi Jawaban Responden Tentang Pelaksanaan Cukup Baik Sehingga Absensi Berkurang
No Umur Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 12 31%
2 Setuju 22 58%
3 Netral 3 8%
4 Tidak Setuju 0 0%
5 Sangat Tidak Setuju 1 3%
Jumlah 38 100%
Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)
Berdasarkan tabel 4.21 diatas, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” sebanyak 58% (22 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa cukup baik pengembangan yang dilakukan PT. Bakrie
Sumatera Plantation Tbk Kisaran, sehingga absensi karyawan berkurang. Ini
Tabel 4.22
Distribusi Jawaban Responden Tentang Absensi Tetap
No Umur Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 9 24%
Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)
Berdasarkan tabel 4.22 diatas, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” sebanyak 60% (23 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa absensi masi tetap artinya masih ada yang absen, berarti PT.
Bakrie Sumatera Plantation Tbk perlu adanya perbaikan kembali dalam
melaksanakan pengembangan. Sehingga absensi karyawan berkurang dan
semakin baik untuk perusahaan.
4. Tingkat Kerusakan Produksi, Alat Dan Mesin-Mesin.
Berdasarkan 1 (satu) pernyataan mengenai indikator tingkat kerusakan
produksi, alat dan mesin-mesin, yaitu berkurangnya tingkat kerusakan produksi
alat dan mesin .Yang dijelaskan pada tabel-tabel sebagai berikut:
Tabel 4.23
Distribusi Jawaban Responden Tentang Tingkat Kerusakan Produksi, Alat dan Mesin berkurang
No Umur Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 7 18%
Berdasarkan tabel 4.23 diatas, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” sebanyak 66% (25 responden). Hal ini menunjuk
pengembangan sudah mempunyai dampak baik bagi karyawan PT. Bakrie
Sumatera Plantation Tbk Kisaran sehingga mampu mengurangi kerusakan yang
ada yaitu pada produksi, alat dan mesin. Perusahaan lebih baik dengan kurangnya
kerusakan-kerusakan yang ada. Karyawan juga sangat setuju dengan pelaksanaan
pengembangan yang diberikan dan bermanfaat.
5. Tingkat Kecelakaan Karyawan.
Berdasarkan 1 (satu) pernyataan mengenai indikator tingkat kecelakaan yaitu
tingkat kecelakaan harus berkurang setelah mengikuti pengembangan. Yang
dijelaskan pada tabel-tabel sebagai berikut:
Tabel 4.24
Distribusi Jawaban Responden Tentang Tingkat Kecelakaan Harus Berkurang
No Umur Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 10 27%
Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)
Berdasarkan tabel 4.24 diatas, menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” sebanyak 63% (24 responden). Hal ini menunjuk
bahwa karyawan setuju dengan tingkat kecelakaan harus berkurang, dengan itu
karyawan lebih aman dan nyaman dalam melakukan pekerjaan. PT. Bakrie
Sumatera Plantation Tbk Kisaran bisa yang mecapai target atau hasil kerja yang
sangat luar biasabila kerusakan yang ada diperusahaan berkurang. Banyak juga
6. Tingkat Pemborosan Bahan Baku Dan Waktu.
Berdasarkan 1 (satu) pernyataan mengenai indikator tingkat pemborosan bahan
baku dan waktu. yaitu tingkat pemborosan bahan baku, dan waktu berkurang dan
pengembangan yang dilakukan baik. Yang dijelaskan pada tabel-tabel sebagai
berikut:
Tabel 4.25
Distribusi Jawaban Responden Tentang Tingkat Pemborosan Harus Berkurang
No Umur Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 6 16%
2 Setuju 22 58%
3 Netral 6 15%
4 Tidak Setuju 3 8%
5 Sangat Tidak Setuju 1 3%
Jumlah 38 100%
Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)
Berdasarkan tabel 4.25 diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 58% (22 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa karyawan merasa tenang dalam bekerja karena PT. Bakrie
Sumatera Plantation Tbk Kisaran sudah dapat mengurangi tingkat pemborosan
bahan baku yang ada dan waktu tidak berkurang begitu saja. Perusahaan
menyadari bahwa bahan baku juga harus diperhatikan pemasoknya agar lebih
berhemat menggunakan bahan yang ada. Namun masih ada karyawan yang tidak
setuju dengan progrm tersebut, mungkin karyawan kurang merasa puas dengan
7. Tingkat Kerjasama.
Berdasarkan 1 (satu) pernyataan mengenai indikator tingkat kerjasama, yaitu
tingkat kerjasama akan semakin harmonis setelah mengikuti pengembangan yang
diberikan. Yang dijelaskan pada tabel-tabel sebagai berikut:
Tabel 4.26
Distribusi Jawaban Responden Tentang Tingkat Kerjasama
No Umur Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 9 24%
2 Setuju 24 63%
3 Netral 4 10%
4 Tidak Setuju 0 0%
5 Sangat Tidak Setuju 1 3%
Jumlah 38 100%
Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)
Berdasarkan tabel 4.26 diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 63% (24 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa karyawan PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk Kisaran
merasa senang dalam bekerja dengan tingkat kerjasama karyawan dilingkungan
sekitar sangat baik dan harmonis. Ini sangat baik bagi Perusahaan, dengan begitu
pekerjaan bisa sama-sama dikerjakan.
8. Prakasa Karyawan.
Berdasarkan 2(dua) pernyataan mengenai indikator Prakasa Karyawan, yaitu
karyawan dapat bekerja mandiri setelah pengembangan diberikan, karyawan dapat
Tabel 4.27
Distribusi Jawaban Responden Tentang Karyawan Dapat Bekerja Mandiri
No Umur Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 9 24%
Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)
Berdasarkan tabel 4.27 diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 60% (23 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa karyawan merasa sudah dapat bekerja dengan mandiri
karena pengembangan yang diberikan oleh PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk
Kisaran. Namun masih ada karyawan yang sangat tidak setuju dengan program
tersebut, mungkin karyawan kurang merasa percaya diri dengan hasil yang
diperoleh. Perusahaan bisa membantu karyawan agar bisa bekerja dengan mandiri
tidak bergantungan dengan yang lain.
Tabel 4.28
Distribusi Jawaban Responden Tentang Dapat Mengembangkan Kreativitas
No Umur Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 7 18%
Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)
Berdasarkan tabel 4.28 diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 71% (27 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa karyawan merasa sudah dapat mengembangkan
pekerjaan. Karena PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk sangat membutuhkan
karyawan yang mempunyai kreativitas dalam bidang bekerja,
9. Kepemimpinan dan Keputusan Manajer.
Berdasarkan 2 (satu) pernyataan mengenai indikator Kepemimpinan dan
keputusn manajer, yaitu semakin baik dalam kepemimpinan dan pengambilan
keputusan manajer, berkurangnya ketegangan pada saat kerja dan kepuasan kerja
meningkat. Yang dijelaskan pada tabel-tabel sebagai berikut:
Tabel 4.29
Distribusi Jawaban Responden Tentang Kepemimpinan Dan Pengambilan Keputusan
No Umur Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 8 21%
2 Setuju 25 66%
3 Netral 4 10%
4 Tidak Setuju 0 0%
5 Sangat Tidak Setuju 1 3%
Jumlah 38 100%
Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)
Berdasarkan tabel 4.29 diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 66% (25 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa karyawan merasa baik dalam bekerja dengan kepemimpinan
dan pengambilan keputusan oleh manajer. Karyawan PT. Bakrie Sumatera
Plantation Tbk memiliki pemimpin atau manajer yang bertanggung jawab
Tabel 4.30
Distribusi Jawaban Responden Tentang Berkurangnya Ketegangan Bekerja Dan Kepuasan Kerja Meningkat
No Umur Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 5 16%
2 Setuju 22 58%
3 Netral 7 15%
4 Tidak Setuju 3 8%
5 Sangat Tidak Setuju 1 3%
Jumlah 38 100%
Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)
Berdasarkan tabel 4.30 diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 58% (22 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa karyawan merasa sudah tidak ada ketegangan lagi dalam
bekerja sehingga kepuasan dalam bekerja membaik. Namun masih ada karyawan
yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut.Mungkin karyawan merasa
ketegangan yang diperoleh dalam bekerja tidak bekurang dan kepuasan kerja
karyawan tidak meningkat dibandingkan karyawan lainnya.
4.2.4 Prestasi Pada PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk Kisaran Kab. Asahan
Dalam mengukur variabel prestasi di PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk
Kisaran, peneliti menggunakan 5 (lima) indikator yaitu kualitas kerja, kuantitas
kerja, disiplin kerja, inisiatif, kerjasama. Kemudian indikator-indikator tersebut
dikembangkan menjadi 8 (dalapan) item pernyataan. Dari pernyataan tersebut
dapat diperoleh jawaban seperti pada tabel-tabel berikut:
1. Kualitas Kerja
Berdasarkan 2 (dua) item pernyataan mengenai indikator kualitas kerja, dapat
Meningkatnya kerapian pekerjaan dan ketepatan kerja setelah memperoleh
prestasi. Hal ini dapat dijelaskan pada tabel-tabel sebagai berikut:
Tabel 4.31
Distribusi Jawaban Responden Tentang Kualitas Kerja Semakin Baik Setelah Mendapatkan Prestasi
No Umur Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 9 24%
Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)
Berdasarkan tabel 4.31 diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 63% (24 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa karyawan merasa sudah bekerja semakin baik setelah
memperoleh prestasi. Hal itu dapat dilihat dari hasil seseorang karyawan PT.
Bakrie Sumatera Plantation Tbk Kisaran dalam bekerja.
Tabel 4.32
Distribusi Jawaban Responden Tentang Meningkatnya Kerapian dan Ketepatan Kerja
No Umur Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 10 26%
Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)
Berdasarkan tabel 4.32 diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 66% (25 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa karyawan sudah meningkatkan kerapian, ketelitian dan
karyawan PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk Kisaran tersebut. Namun masih
ada karyawan yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut.Mungkin karyawan
merasa belum ada yang diperoleh untuk dirinya dalam bekerja.
2. Kuantitas Kerja
Berdasarkan 1 (satu) item pernyataan mengenai indikator kuantitas kerja, yaitu
karyawan cepat/ulet dalam kecepata dalam melakukan pekerjaan. Hal ini dapat
dijelaskan pada tabel-tabel sebagai berikut:
Tabel 4.33
Distribusi Jawaban Responden TentangCepat/Ulet Dalam Bekerja
No Umur Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 11 29%
2 Setuju 24 63%
3 Netral 2 5%
4 Tidak Setuju 0 0%
5 Sangat Tidak Setuju 1 3%
Jumlah 38 100%
Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)
Berdasarkan tabel 4.33 diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 63% (24 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa karyawan melakukan pekerjaan dengan baik yaitu ulet/cepat,
dan tepat. Hal ini memang harus ada pada diri seorang karyawan PT. Bakrie
Sumatera Plantation Tbk Kisaran agar bisa melakukan pekerjaan tepat waktu dan
teliti.
3. Disiplin Kerja
Berdasarkan 1 (satu) item pernyataan mengenai indikator disiplin, dapat dilihat
dari ketaatan waktu hadir karyawan semakin baik setelah memperoleh prestasi.
Tabel 4.34
Distribusi Jawaban Responden Tentang Ketaatan Waktu Hadir
No Umur Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 8 21%
Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)
Berdasarkan tabel 4.34 diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 69% (26 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa ketaatan waktu hadir karyawan cukup baik, itu merupakan
kriteria untuk memperoleh prestasi yang baik pula. Perusahaan PT. Bakrie
Sumatera Plantation Tbk Kisaran sangat mengapresiasikan kepada karyawan yang
memiliki kedisplinan waktu.
4. Inisiatif
Berdasarkan 2 (dua) item pernyataan mengenai indikator inisiatif, dapat dilihat
dari karyawan selalu aktif dan semangat dalam menyelesaikan pekerjaan,
karyawan tidak pasif dalam melakukan pekerjaan. Hal ini dapat dijelaskan pada
tabel-tabel sebagai berikut:
Tabel 4.35
Distribusi Jawaban Responden Tentang Selalu Aktif dan Semangat Dalam Menyelesaikan Pekerjaan
No Umur Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 7 19%
Berdasarkan tabel 4.35 diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 60% (23 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa karyawan merasa selalu aktif dalam melakukan pekerjaan,
maupun luar dan dalam ruangan. Karyawan PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk
Kisaran semangat menyelesaikan pekerjaannya.
Tabel 4.36
Distribusi Jawaban Responden Tentang Tidak Pasif Dalam Pekerjaan
No Umur Frekuensi Persentase
1 Sangat Setuju 8 21%
2 Setuju 25 66%
3 Netral 5 13%
4 Tidak Setuju 0 0%
5 Sangat Tidak Setuju 0 0%
Jumlah 38 100%
Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)
Berdasarkan tabel 4.36 diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak
memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 66% (25 responden). Hal ini
menunjukkan bahwa karyawan tidak pasif melakukan pekerjaannya, artinya tidak
bekerja atas dorongan dari atasan perusahaan PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk
Kisaran.
5. Kerjasama
Berdasarkan 2 (dua) item pernyataan mengenai indikator kerjasama, dapat
dilihat dari kerjasama dalam memberikan masukan yang baik antar karyawan
bawahan, menengah dan atasan, kemampuan bergaul dilingkungan semakin baik.