• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Chapter III V"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan

pendekatan asosiatif. . Menurut Azwar Juliandi (2013:123) pendekatan assosiatif adalah pendekatan korelasional dengan menggunakan dua atau lebih variabel guna

mengetahui hubungan atau pengaruh antara variabel satu dengan variabel lainnya.

Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel yang

terdiri dari variabel Pelatihan(X1), Pengembangan (X2), terhadap Prestasi Kerja

(Y).

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada PT. Bakrie Sumatra Plantation Tbk.

Kisaran yang beralamat diJl. Ir. H. Juanda Komplek BSP, Gambir Baru, Kota

Kisaran Timur, Kab. Asahan. Penelitian dilaksanakan dengan mengumpulkan data

melalui penyebaran kuesioner kepada karyawan divisi HRD PT. Bkarie Sumatera

Plantation Tbk. Kisaran Kab. Asahan. Waktu penelitian dilakukan dari bulan

Desember 2016 sampai dengan selesai

3.3 Populasi Dan Sampel 3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2008:115) populasi wilayah generalisasi yang terdiri

atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Sebelum memulai penelitian, seorang peneliti harus mengidentifikasi populasi

(2)

seluruh karyawan yang berkerja pada divisi Human Resources Development

(HRD) Kantor Pusat PT. Bkrie Sumatera Plantation Tbk. Kisaran adalah sebanyak

38 orang.

3.3.2 Sampel

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 38 orang karyawan Divisi Human Resources Development (HRD) Kantor Pusat PT. Bkrie Sumatera Plantation. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik

nonprobability sampling dengan menggunakan sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila anggota populasi digunakan sampel (Bungin 2011:112)

3.4 Hipotesis

Menurut Ikhsan, et all (2014:73), “Hipotesis penelitian adalah jawaban

sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling

mungkin atau paling tinggi kebenarannya”. Berdasarkan masalah yang diteliti,

maka penulis membuat hipotesis sebagai berikut:

1. H0:Tidak terdapat pengaruh pelatihan terhadap prestasi kerjakaryawan di PT.

Bakrie Sumatera Plantation Tbk. Kisaran.

Ha: Terdapat Pengaruh pelatihan terhadap prestasi kerjakaryawan di PT. Bakrie

Sumatera Plantation Tbk. Kisaran.

2. H0:Tidak terdapat pengaruh pengembangan terhadap prestasi kerja karyawan di

PT. Bkarie Sumatera Plantation Tbk. Kisaran.

Ha: Terdapat pengaruh pengembangan terhadap prestasi kerja karyawan di PT.

Bakrie Sumatera Plantation Tbk. Kisaran.

3. H0:Tidak terdapat pengaruh pelatihan dan pengembangan terhadap prestasi

(3)

Ha: Terdapat pengaruh pelatihan dan pengembangan terhadap prestasi kerja

karyawan di PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk. Kisaran.

3.5 Definisi Operasional

1. Pelatihan (X1)

Pelatihan merupakan kegiatan dari perusahaan yang bermaksud untuk

meningkatkan keterampilan, dan sikap yang diperlukan perusahaan dalam

mencapai tujuan karyawannya sesuai dengan keinginan dari perusahan. Adapun

indikator yang digunakan adalah Tujuan Penelitian, Materi, Metode yang

Digunakan, Kualifikasi Peserta, Kualifikasi Pelatih, Waktu (Banyaknya Sesi)

(Mangkunegara 2013:62)

2. Pengembangan (X2)

Pengembangan merupakan istilah yang berhubungan dengan usaha

berencana, melaksanakan pekerjaan khas dan pengembangan untuk meningkatkan

pengetahuan umum yang terkaitan dan pemahaman atas keseluruhan

ligkungannya, yang diselenggarakan untuk mencapai penguasaan skill,

pengetahuan, dan sikap-sikap karyawan. Adapun indikator adalah Prestasi kerja

karyawan, Kedisiplinan karyawan, Absensi karyawan, Tingkat kerusakan

produksi,alat dan mesin-mesin, Tingkat kecelakaan karyawan, Tingkat

pemborosan bahan baku, tenaga dan waktu, Tingkat kerjasama, Tingkat upah

intensif karyawan, Prakarsa karyawan, Kepemimpinan dan keputusan manajer

(Hasibuan 2000:82).

3. Prestasi Kerja (Y).

Prestasi kerja merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam

(4)

Kerja, Kuantitas Kerja, Disiplin Kerja, Inisiatif, Kerjasama. Kelima inilah yang

dijadikan indikator prestasi dalam penelitian (Nasution 2000:99).

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi

Variabel Indikator Skala

(5)

8. Prakarsa

Sumber: Hasil penelitian (2016, diolah)

3.6Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 3.6.1 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi 2 jenis

berdasarkan pada pengelompokannya yaitu:

1. Data Primer

Merupakan suatu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan melakukan

penelitian secara langsung ke lokasi penelitian sesuai dengan masalah yang diteliti

yang dapat dilakukan dengan penyebaran kuesioner kepada sampel penelitian.

Alat bantu ini digunakan untuk mendapatkan jawaban dari para responden yang

telah ditetapkan.

2. Data Sekunder

Merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan melakukan pengumpulan

data diperoleh secara tidak langsung. Peneliti memperoleh data dari studi

(6)

3.6.2 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data dan informasi yang dapat mendukung penelitian ini,

maka peneliti menggunakan teknik pengambilan data sebagai berikut:

1. Kuesioner, yaitu suatu pengumpulan data dengan memberikan

daftarpernyataan kepada responden yang dijadikan sampel penelitian diisi guna

mendapatkan informasi dalam rangka memperoleh data yang dibutuhkan untuk

keperluan penelitian. Adapun responden yang akan menerima kuesioner ini yaitu

karyawan PT. Bkarie Sumatera Plantation. Tbk. Kisaran.

2. Studi kepustakaan, yaitu dilakukan dengan mempelajari sejumlah buku-buku

pendukung,penelitian terdahulu dan sumber lainnya yang relevan dengan objek

penelitian.

3.7 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Skala Likert adalah

skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu (Syofian Siregar,2013:25).

Dalam penellitian ini, skala likert yang digunakan berbentuk pernyataan positif.

Untuk bentuk pernyataan yaang diberikan dan angka 1 untuk menunjukan bahwa

responden sangat tidak mendukung terhadap pernyataan yang diberikan. Berikut

ini adalah tabel interval data dalam skala likert:

Tabel3.2

Instrumen Skala Likert

No Skala Skor

1 Sangat setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Netral (N) 3

4 Tidak Setuju (ST) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1

(7)

3.8 Metode Analisis Data 3.8.1 Uji Instrumen

Data penelitian yang terkumpul akan dianilisis melalui pendekatan kuantitatif.

Sebelum melakukan pengambilan data melalui kuesioner, terlebih dahulu

dilakukan pengujian validitas dan realibitas terhadap pertanyaan yang digunakan.

3.8.1.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu bentuk pengujian terhadap kualitas data primer,

dengan tujuan untuk mengukur sah tidaknya suatu pertanyaan dalam penelitian

(Hasyim dan Rina Anindita,2009:92)suatu instrumen dikatakan valid apabila

koefisien korelasi rhitung lebih besar dibandingkan koefisien korelasi r tabel pada

taraf signifikansi 1% atau 5%. Uji validitas kuisioner penelitian ini menggunakan

bantuan software statistikuntuk memperoleh hasil yang terarah.

Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuisioner adalah sebagai berikut:

1. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan tersebut valid.

2. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid.

3.8.1.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah suatu bentuk pengujian terhadap kualitas data primer,

dengan tujuan untuk mengukur konsitstensi seluruh pertanyaan dalampenelitian

(Hasyim dan Rina Anindita, 2009:99) uji reliabilitas pengukuran dalam penelitian

ini menggunakan metode cronbach alpha. Koefisien cronbach alpha yang lebih besar dari 0,60 maka disebut reliabel. Hal ini menunjukan keandalan instrument.

Selain itu, cronbach alpha yang semakin mendekati 1 menunjukan semakin tinggi konsistensi internal reliabilitasnya.

1. Jika ralpha >rtabel, maka pertanyaan dinyatakan reliabel.

(8)

3.8.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji suatu model yang

termasuk atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang

digunakan dalam penelitian adalah:

3.8.2.1 Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat apakah dalam model

regresi, variabel dependen dan independennya memiliki distribusi normal atau

tidak (Juliandi, 2013:174).Model regresi yang baik adalah distribusi data normal

atau mendekati normal.Kriteria pengambilan keputusannya adalah jika data

menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka

model regresi memenuhi asumsi normalitas (Juliandi, 2013:174).

3.8.2.2 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi

ditemukan adanya korelasi yang kuat antar variabel independen.Cara yang

digunakan untuk menilainya adalah dengan melihat nilai faktor inflasi varian

(Variance Inflasi Factor/VIF) yang tidak melebihi 4 atau 5 (Juliandi, 2013:175).Apabila variabel independen memiliki nilai VIF dalam batas toleransi

yang telah ditentukan (tidak melebihi 5), maka tidak terjadi multikolinearitas

dalam variabel independen.Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi di antara variabel independen.

3.8.2.3 Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi,

terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.

(9)

disebut homokedastisitas dan jika varian berbeda disebut heterokedastisitas.

Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi

heterokedastisitas (Juliandi, 2013:176).Deteksi adanya heterokedastisitas dengan

melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik. Kriteria pengambilan

keputusannya adalah:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik (point-point yang ada membentuk

suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

menyempit), maka telah terjadi heterokedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3.8.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Regresi linier berganda didasarkan pada pengaruh dua atau lebih variabel

bebas terhadap variabel terikat. Berikut rumus untuk melihat analisis linier

berganda:

Y=a+b1X1+b2X2+e Dimana:

Y = Prestasi Kerja

b1 b2 = koefisien regresi

X1 = Pelatihan

X2 = Pengembangan

e = standart error 3.8.2 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi berganda atau R-Square (R2) adalah untuk melihat bagaimana variasi nilai variabel teriakt dipengaruhi oleh variasi nilai variabel

(10)

berarti variabelindependen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan

untuk memprediksi variasi variabel dependen.

3.8.3 Penguji Hipotesis

Model regresi linier berganda yang sudah memenuhi syarat asumsi klasik akan

digunakan untuk pengujian hipotesis dengan menggunakan uji T dan uji F.

1. Uji Parsial (T)

Untuk melihat pengaruh secara parsial masing-masing variabel bebasnya

terhadap variabel terikat. Tingkat kepercayaannya adalah 95% dan level

penguji yang digunakan α = 5% apabila nilai thitung> ttabel maka Hoditerima

dan Ha ditolak, hal ini berarti variabel bebasnya secara serempak tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya.

Sebaliknya apabila nilai thitung≤ ttabel makaHo ditolak dan Ha diterima hal ini

berarti bahwa variabel bebasnya secara parsial mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap variabel terkait.

H΋: bΌb΍=0 Pelatihan dan pengembangan secara parsial tidak

berpengaruhterhadap prestasi kerja pegawai di PT. Bakrie Sumatera

Plantation Tbk. Kisaran

Ha: bΌb΍≠0 Pelatihan dan pengembangan secara parsial dan berpengaruh

terhadap prestasi kerja pegawai di PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk.

Kisaran.

2. Uji Simultan (F)

Untuk menganalisis apakah hipotesis diterima atau ditolak, maka dapat dilihat

(11)

a. Ho: b1 b2 = 0Pelatihan dan Pengembangan secara serempak (simultan) tidak

berpengaruhterhadap prestasi kerja pegawai di PT. Bakrie Sumatera

Plantation Tbk. Kisaran

b. Ha: b1 b2≠0 Pelatihan dan Pengembangan secara serempak (simultan) dan

berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai di PT. Bakrie Sumatera

Plantation Tbk. Kisaran.

Hal ini berarti bahwa variabel bebasnya secara serempak tidak mempunyai

pengaruh terhadap variabel terkaitnya. Untuk menguji apakah hipotesis

yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistik F(Ftest) jika

Fhitung<Ftabel maka Hoditerima dan Ha ditolak, sebaliknya jika mempunyai

pengaruh terhadap variabel terikatnya. Untuk menguji apakah hipotesis

yang diajukan diterima atau ditolak digunakan stastistik F(Ftest). Jika

Fhitung<Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, sebaliknaya Fhitung>Ftabel maka

Hoditolakmaka Ha diterima. Hal ini berarti bahwa variabel bebasnya secara

(12)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Umum Perusahaan

PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk adalah salah satu perusahaan

perkebunanan tertua, dengan sejarah sejak 1911 ketika NV Hollandsch Amerikaanse Plantage Maatschappij untuk pertama kali membuka perkebunan karet di Kisaran, Sumatera Utara. Berganti nama menjadi PT. United States

Rubber Sumatera Plantations (USRSP) pada tahun 1965. Kemudian berganti

nama menjadi PT. Uniroyal Sumatera Plantations pada tahun 1985. Tahun 1986,

perusahan ini diakuisisi oleh Bakrie and Brothers mengambil ahli kepemilikan

75% saham UNSP, dan kemudian diganti menjadi PT. United Sumatera Plantation

(UNSP). Pada tahun 1990 melakukan penawaran saham perdana melalui Bursa

Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) dengan harga nominal Rp 1.000

perlembar saham. Berganti nama menjadi PT. Bakrie Sumatera Plantation (BSP)

dan mulai memasuki bisnis kelapa sawit. Ditandai sebagai saat penting yang

bersejarah yakni dengan berhasilnya PT Bakrie Sumatera Plantations tercatat di

Bursa Efek Jakarta.

Sejak diawali sebagai perusahaan perkebunan karet, perusahaan

berkembang dan diversifikasi menjadi salah satu produsen terkemuka dari karet

alam dan CPO di Indonesia. Pada Desember 2007, perusahaan mengelola sekitar

100.000 ha perkebunan karet dan sawit. Mayoritas perkebunannya saat ini berada

(13)

Tengah sejak awal 2007 dan saat ini sedang mengembangkan perkebunan

greenfield disana.

Pada akhir tahun 2008, BSP mengelola area perkebunan dengan total luas

sekitar 90.643 hektar kelapa sawit (termasuk ARBV) dan lahan karet 18.827

hektar. Untuk menjadi perusahaan terpadu yang paling dikagumi di indonesia ,

perusahaan memiliki fasilitas produksi yang terdiri dari pabrik pengolahan kelapa

sawit dengan total kapasitas 390 ton TBS/jam (termasuk ARBV) dan pabrik

pengolahan karet dengan kapasitas gabungan sekitar 81.340 tpa. Saat ini semua

produksi kelapa sawit dan berbagai macam produk karet dari BSP diserap oleh

pasar domestik dan ekspor yang kuat. Saat ini PT. BSP menerapkan sistem

manajemen ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001 DAN SMK 3.

Jam Kerja PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk. Kisaran

Senin – Kamis : - 07.30 – 12.00

-14.00 – 16.30

Jum‟at : - 07.30 – 11.30

-13.30 – 16.30

Sabtu : - 07.30 – 12.30

4.1.2 Ruang Lingkup Bidang Usaha.

Bakrie Sumatera Plantation Tbk (UNSP) didirikan di Indonesia pada tahun

1911 dengan nama “NV Hollandsch Amerikanse Plantage Maatschappij” dan

telah beroperasi komersial sejak tahun 1911. Luas tanaman perkebunan UNSP dan

Entitas Anak adalah 124.734 hektar. UNSP berdomisili di Kisaran dengan kantor

(14)

Utara, sedangkan perkebunan serta pabriknya berlokasi di Kisaran, Kabupaten

Asahan, Sumatera Utara.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usahan

kegiatan UNSP meliputi bidang perkebunan, pengolahan, perdagangan dan

pengangkutan hasil tanaman dan produk industri, serta pabrik kertas. Saat ini,

Perusahan bergerak di bidang perkebunan, pengolahan dan perdagangan hasil

tanaman dan industri. Pada tanggal 6 Januari 1990, UNSP memperoleh ijin dari

Mentri Keuangan Republik Indonesia untuk melakukan Penawaran Umum

Perdana Saham UNSP kepada masyarakat sebanyak 11.100.000 saham dengan

nilai nominal Rp 1.000,- per saham melalui bursa saham di Indonesia dengan

harga penawaran Rp 10.700,- per saham. Pada tanggal 29 Agustus 2007,

Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas II dengan Hak Memesan Efek

Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak 1.456.875.000 lembar saham dan disertai

dengn 364.218.750 waran I yang melekat pada saham yang dikeluarkan dan yang

diberikan secara Cuma-Cuma sebagai insentif bagi pemegang saham dengan

harga pelaksanaan waran Rp 1.375,-. Harga penawaran umum terbatas II tersebut

diatas adalah sebesar Rp 1.100,- per saham.

Pada tanggal 2 Pebruari 2010, Perusahaan melakukan Penawaran Umum

Terbatas III dengan HMETD sebanyak 9.454.742.337 lembar saham dan disertai

dengan 630.316.155 waran seri II yang melekat pada saham yang dikeluarkan dan

yang diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham dengan

harga pelaksanaan waran Rp530,-. Harga penawaran umum terbatas III tersebut

(15)

Adapun Anak Perusahan yaitu :

1.Agri International Resources Pte. Ltd. Singapura

2.Agri Resources B.V. Amsterdam

3.PT. Agrowiyana Tanjung Jabung Barat, Jambi

4.PT. Agro Mitra Madani Tanjung Jabung Barat, Jambi

5.PT. Air Muring Bengkulu Utara, Bengkulu

6.PT. Bakrie Pasaman Plantation Pasaman Barat, Sumatera Barat

7.PT. Bakrie Sumatera Plantation, Tbk Asahan, Sumatera Utara

8.PT. Bakrie Rekin Bio Energy Jakarta

9.PT. Bakrie Sentosa Persada Jakarta

10.BSP Finance B.V Amsterdam

11.PT. Eramita Agrolestari Sarolangun, Jambi

12.PT. Grahadura Leidongprima Labuhan Batu Utara, Sumatera Utara

13.PT. Guntung Idamannusa Indragiri Hilir, Riau

14.PT. Huma Indah Mekar Bandar Lampung, Lampung

15.PT. Jambi Agrowijaya Sarolangun, Jambi

16.PT. Menthobi Makmur Lestari Lamandau, Kalimantan Tengah

17.PT. Menthobi Mitra Lestari Lamandau, Kalimantan Tengah

18.PT. Multrada Multi Maju Lahat, Sumatera Selatan

19.PT. Nibung Arthamulia Musi Rawas, Sumatera Selatan

20.PT. Padang Bolak Jaya Lahat, Sumatera Selatan

21.PT. PT Perjapin Prima Lahat, Sumatera Selatan

22.PT. Sumbertama Nusapertiwi Muaro Jambi, Jambi

(16)

4.1.3 Visi dan Misi PT.Bakrie Sumatera Plantation 4.1.3.1 Visi

Menjadi perusahaan agrobisnis terintegrasi nomor satu dan paling dikagumi

di indonesia.

a. Nomor Satu

Mencapai posisi sebagai perusahaan terbesar di Indonesia, berdasarkan

ukurantotal pendapatan.

b. Paling Dikagumi

Menjadi perusahaan yang ingin ditiru perusahaan lain, berkembang

dengansistem dan kinerja operasional yang sempurna, serta menjadi tolok ukur

bagiindustri, yang memiliki tingkat ROE yang tinggi, Rating Perusahaan serta

PeopleManagement yang baik.

c. Terintegrasi

Memiliki lingkup usaha terbentang dari industri hulu (melalui

pengembanganriset dan pengelolaan kebun) serta industri hilir (dengan

pengembangan operasipemrosesan dasar menjadi pemrosesan lebih lanjut).

d. Sektor Agrobisnis

Ruang lingkup usaha meliputi aneka komoditas serta produk turunannya.

e. Di Indonesia

Meskipun akan tumbuh secara global, namun fokus utama adalah

untukmenjadi perusahaan nomor satu di sektor agrobisnis yang beroperasi

(17)

4.1.2.2 Misi

Mengembangkan dan menjaga kesinambungan kesejahteraan komunitas

dengan melakukan ekstraksi penciptaan nilai optimal melalui kegiatan operasional

yang ramah lingkungan dan memanfaatkan keahlian kunci dalam operasi multi

tanaman dan operasi global.

a. Mengembangkan dan Menjaga Kesinambungan

Perusahaan Bakrie membina manfaat ekonomis bagi komunitas internaldan

eksternal. Komunitas internal mencakup karyawan dan keluargamereka, serta

investor. Komunitas eksternal mencakup seluruhpemangku kepentingan yang

mengembangkan hubungan ekonomisyang saling menguntungkan dengan

Perusahaan lain.

b. Nilai Optimal

Perusahaan Bakrie memperoleh nilai tambah ekonomis dalam semuaproses

rantai nilai guna mencapai ekstraksi penciptaan nilai yangoptimal.

c. Ramah Lingkungan

Perusahaan Bakrie mematuhi best practices industri dalam hallingkungan dan sosial. Indikator yang relevan digunakan seperti ISPOdan RSPO Compliance,

CSR Rating, EHS Rating, dan ISO 14001.

d. Keahlian Kunci

Perusahaan Bakrie memiliki Sumber Daya Manusia, proses bisnis, sistemdan

teknologi yang unggul; serta terus mengadakan penelitian danpengembangan

untuk meningkatkan hasil dari kebun dan fasilitaspemrosesan yang dimiliki

(18)

e. Multi Tanaman dan Operasi Global

Perusahaan Anda mengembangkan agrobisnis multi komoditas danjuga

mengembangkan operasional global.

4.1.4 Makna Logo PT. Bakrie Sumatera Plantation

Gambar 4.1

Logo PT. Bakrie Sumatera Plantation

Sumber: PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk Tanah dan Semesta, filosofi logo Bakrie

Logo mencakup unsur-unsur alam, yakni:

a. Dua garis lengkung berwarnah merah bata (terakota) mencerminkan tanah

khas Indonesia yang subur. Bentuk ini seakan-akan terbagi dua oleh

bidang putih di tengahnya, menandakan tanah yang telah di olah/dibajak,

yang berarti akan semakin subur. Bentuk lengkung mengambil citra

permukaan bumi yang bulat.

b. Titik-titik biru diatas mencerminkan langit semesta, dengan mengambil

bentuk susunan konsultasi bintang utara (meluku), melambangkan cita-cita

yang tinggi namun tidak melupakan tempat asalnya (bentuk alat bajak

yang identik dengan tanah subur).

c. Logo tidak dibatasi dengan kotak atau lingkaran, menandakan

kedinamisan yang tidak terbatas.

d. Komposisi grafis mengambil gaya seni disain modern, dimaksudkan untuk

(19)

Dengan demikian, maka falsafah logo Bakrie dinyatakan sebagai berikut:

a. Menggapai cita setinggi mungkin adalah semagat universal. Namun

cita-cita yang tinggi patut berpijak diatas dasar yang kokoh dan memberinya

Inspirasi serta nafas kehidupannya. Cita tinggi selayaknya tidak

melupakan tempat berpijaknya.

b. Betapapun hebat, besar dan tingginya cita, Bakrie tidak akan pernah

melupakan dimana ia berpijak selamanya. Sebab pijakan itulah yang

mewarisi tradisi, kultur dan semangat usaha. Pijakan itulah yang memberi

bentuk Bakrie kini dan Bakrie masa depan.

4.1.5 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan salah satu unsur terpenting dalam suatu

organisasi atau perusahaan. Fungsi struktur organisasi diantaranya adalah untuk

pembagian wewenang, menyusun pembagian kerja dan menghasilkan tanggung

jawab bagi tiap bagian tersebut, sehingga operasional organisasi dapat dilakukan

secara optimal dalam mencapai tujuan perusahaan. Struktur organisasi tergantung

dari besar atau kecilnya perusahaan, bidang usaha perusahaan, tujuan perusahaan,

sifat perusahaan, dan faktor-faktor lainnya. Di dalam prakteknya, struktur

organisasi suatu perusahaan pasti berbeda dengan perusahaan lainnya dan

dikarenakan adanya faktor-faktor yang menentukan struktur organisasi tersebut

maka sulit dikatakan struktur organisasi mana yang terbaik.

Dengan struktur organisasi yang baik dan efektif diperoleh pembagian yang

jelas dan terperinci mengenai semua kegiatan perusahaan, pembagian tugas,

(20)

akan memperlancar kerjasama antar bagian tersebut serta memudahkan koordinasi

dan pengawasan seluruh kegiatan perusahaan.

Berikut struktur organisasi perusahan PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk, Divisi

HRD Region 1 Kab. Asahan.

Gambar 4.2

Struktur Organisasi HRD (Human Resource Develpment)

Sumber: HRD PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk Kisaran

4.1.6 Deskripsi TugasPerusahaan

Berikut ini merupakan deskripsi Tugas PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk.

Dan berikut wewenang dan tanggung jawabnya (data PT. Bakrie Sumatera

Plantations Tbk. 2015):

1. Rapat Umum Pemegang Saham, yang mempunyai kekuasaan tertinggi

dalam perusahaan dan diadakan minimal satu tahun sekali, dengan

(21)

a. Menetapkan dan mengesahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah

Tangga Perusahaan.

b. Menerima atau menolak laporan keuangan Perusahaan yang

disampaikan oleh manajemen Perusahaan.

c. Mengangkat, menyusun, dan memberhentikan anggota Dewan

Komisaris dan Dewan Direksi Perusahaan.

2. Dewan Komisaris (Board Of Commissioners) merupakan wakil dari pemegang saham yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab antara

lain:

Dalam kaitan dengan fungsinya, Dewan Komisaris memiliki tugas untuk: a. Meneliti, menelaah dan menandatangani Laporan Tahunan;

melaksanakan pengawasan atas Anggaran Tahunan, rencana usaha,

strategi usaha, serta penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik.

b. Melaksanakan pengawasan untuk memastikan efektivitas sistem

pengendalian internal dan pelaksanaan tugas auditor internal dan

auditor eksternal.

c. Melakukan penilaian atas kinerja Direksi.

d. Memberikan usulan dalam prosedur nominasi bagi anggota Dewan

Komisaris dan Direksi kepada Pemegang Saham;

3. Direksi (Board of Directors) merupakan bagian perusahaan yang mempunyai fungsi operasional yang terdiri dari:

a. Presiden Direktur (Chief Executive Officer), yang dijabat oleh satu orang yang membawahi para Direktur Perusahaan dan merupakan

pimpinan puncak dalam manajemen Perusahaan (Top Managment)

(22)

1. Menetapkan kebijaksanaan mengenai operasional Perusahaan baik

untuk jangka panjang maupun jangka pendek.

2. Mengarahkan dan mengawasi semua kegiatan perusahaan agar

sesuai dengan target dan anggaran (budget) Perusahaan.

3. Menilai, menganalisis, mengevaluasi secara periodik kegiatan

Perusahaan dan perkembangan Perusahaan serta mengambil tindakan

perbaikan untuk mengantisipasi kelemahan yang ada.

4. Bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris Perusahaan.

b. Direktur Perusahaan (Director in Charge), yang merupakan pembantu-pembantu dari Presiden Direktur dalam melaksanakan tugasnya dalam

Perusahaan, sesuai dengan fungsi yang dipimpinnya.

4. Komite Audit, komite audit berfungsi membantu Dewan Komisaris dalam

tugas pengawasan, serta memastikan efektivitassistem pengendalian

internal dan efektivitas pelaksanaan tugas auditor internal dan eksternal.

Komite audit memiliki tugas dan wewenang yaitu:

a. Memberikan pendapatprofesional yang independen serta memberikan

laporankepada Dewan Komisaris mengenai hal-hal yangmemerlukan

perhatian khusus terkait informasikeuangan perusahaan, ketaatan

perusahaan terhadapperaturan dan perundang-undangan pasar

modal,pemeriksaan oleh auditor eksternal, serta kerahasiaan

dokumen/data/informasi perusahaan.

b. Memberikan pendapatprofesional yang independen serta memberikan

laporankepada Dewan Komisaris mengenai hal-hal yangmemerlukan

perhatian khusus terkait informasi keuangan perusahaan, ketaatan

(23)

modal,pemeriksaan oleh auditor eksternal, serta kerahasiaan

dokumen/data/informasi perusahaan.

c. Memantau efektivitas sistem pengendalian manajemen.

5. Komite Manajemen Risiko berfungsi membantu Dewan Komisaris dalam

melaksanakan tugas pengawasan terkait penerapan Manajemen Risiko di

Perusahaan Manajemen Risiko Perusahaan (ERM - Enterprise Risk Management).

Komite Manajemen Risiko memiliki tugas dan wewenang yaitu :

a. Melakukan evaluasi atas Kebijakan Manajemen Risiko dan

memberikan penilaian atas limit risiko (risk appetite &risk tolerance) yang ditetapkan Direksi.

b. Melakukan evaluasi kecukupan prasarana, sarana, sumber daya dan

kompetensi untuk penerapan ERM, serta memastikan pelaksanaan

program ERM sesuai standar internasional dalam Manajemen Risiko.

c. Memperoleh data/informasi dari auditor internal mengenai hasil audit

internal yang terkait dengan risiko usaha.

6. Komite Nominasi dan Remunerasi (Nomination and Remuneration

Committee)melaksanakan tugas pengawasan; menetapkan kriteria

pemilihan calon anggotaDewan Komisaris dan Direksi; menetapkan

kriteria pemilihan calon anggota komite-komite

Komite Nominasi dan Remunerasi memiliki tugas dan wewenang yaitu: a. Melaksanakan tugas pengawasan.

b. Menetapkan kriteria pemilihan calon anggota Dewan Komisaris dan

Direksi.

(24)

d. Difokuskan pada penerapan sistem nominasi dan remunerasi di

Perusahaan dari perumusan kriteria kompetensi, proses asesmen internal,

sistem dan proses kaderisasi, proses seleksi eksternal hingga pemantauan;

termasuk penyusunan proposal sistem remunerasi dan sistem penilaian

kinerja anggota Direksi, Dewan Komisaris dan Komite-komite

7. Sekretaris Perusahaan (Corporate Secretary).merupakan bahwan dari

Presiden Direktur Perusahaan, dengan wewenang dan tanggungjawab :

a. Penghubungantara Perusahaan Anda dengan otoritas pasar

modal,pemegang saham, investor dan pemangku kepentinganlainnya;

bertanggung jawab atas pengawasan dankoordinasi pelaksanaan

RUPS, kegiatan public expose,dan semua tindakan korporasi;

melakukan kegiatanfasilitasi dan dokumentasi serta

memastikanterlaksananya agenda terkait pertemuan Direksi

danpertemuan Dewan Komisaris.

b. Corporate Compliance; senantiasa menjagakepatuhan akan peraturan

dan perundangan yangberlaku, termasuk namun tidak terbatas

padaperaturan/perundangan-undangan tentangketerbukaan serta pasar

modal; menyiapkan danmendaftarkan laporan yang diwajibkan

regulator.

c. Corporate Legal; memberikan masukan,pertimbangan dan pendapat

hukum kepada Direksidan Unit Usaha, berdasarkan

perkembanganperaturan dan perundang-undangan yang

berlaku,berkaitan dengan status Perusahaan Anda sebagaiperusahaan

(25)

memastikan pelaksanaanproses, pendokumentasian dan ketersediaan

dokumen legal dan perijinan.

8. Manajer-manajer Perusahaan yang merupakan bawahan Direktur

Perusahaan dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Yang antara lain :

a. Menetapkan kebijakan operasional jangka pendek sesuai dengan

bidangnya masing-masing.

b. Mengawasi dan mengevaluasi hasil pekerjaan bidang yang dipimpin.

c. Menetapkan langkah perbaikan atas kelemahan dalam bidangnya.

4.1.7 Kebijakan Perusahaan

Pimpinan dan karyawan PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk percaya

bahwa Mutu, lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja adalah tanggung jawab

setiap orang. Sebagai satu TIM kita berusaha menjadi yang terbaik dalam hal

Mutu penyerahan untuk memenuhi kepuasan pelanggan dan secara konsisten

melakukan pengolalaan lingkungan dengan memanfaatkan Sumber Daya Alam

seefisien mungkin dan mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dan

kecelakaan kerja dalam kegiatan operasionalnya terutama pada pemanen dan pasc

panen untuk komoditi karet dan kelapa sawit.

Kita mempunyai komitmen mematuhi peraturan perundang-undangan, dan

peraturan-peraturan lainnya yang terkai dengan produk, lingkungan, keselamatan

dan kesehatan kerja dan melaksanakan perbaikan berkelanjutan agar sistem

manajemen tersebut lebih efektif. Hhal ini akan membuat PT. Bakrie Sumatera

Plantations Tbk menjadi tokoh terdepan dalam menghasilkan karet alam dan palm

oil. Kebijakan ini wajib dipahami oleh setiap personil yang berada dilingkunga

(26)

4.2 Penyajian Data 4.2.1 Indentitas Responden

Data umum responden dimaksudkan untuk mengindentifikasi responden.

Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Bakrie

Sumatera Plantation Tbk Divisi HRD yang berjumlah 38 orang. Karakteristik

responden ini meliputi jenis kelamin, usia, lama bekerja, pendidikan terakhir,

status karyawan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Indentitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Laki-laki 31 82%

2 Perempuan 7 18%

Jumlah 38 100%

Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)

Tabel 4.1 diatas mejelaskan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin

laki-laki sebanyak 31 orang atau 82%. Hal ini berarti dalam pemilihan karyawan

divisi HRD PT. Bakrie Suamtera Plantation Tbk Kisaran terlihat lebih banyak

jumlah karyawan laki-laki dbandingkan dengan jumlah karyawan perempuan

dimana terdapat perbedaan antara jumlah jenis kelamin laki-laki dan perempuan.

Tabel 4.2

Indentitas Responden Berdasarkan Usia

No Umur Frekuensi Persentase

1 18 – 30 tahun 5 13%

2 31 – 40 tahun 13 34%

3 41 – 50 tahun 11 29%

4 > 51 tahun 9 24%

Jumlah 38 100%

(27)

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa karyawan divisi HRD PT. PT. Bakrie

Sumatera Plantation Tbk Kisaran didominasi 18 – 30 tahun sebanyak 5 orang atau

13%, 31 – 40 tahun sebanyak 13 orang atau 34% dan 41 – 50 tahun sebanyak 11

orang atau 29% dan lebih dari 51 tahun sebanyak 9 orang atau 24%. Hal ini,

dapat disimpulkan bahwa karyawan masih produktif atas pekerjaannya. PT.

Bakrie Sumatera Plantation Tbk Kisaran memiliki karyawan yang cukup baik dari

indentitas umur karyawan diharapkan dapat bekerja produktif demi mencapai

tujuan perusahaan.

Tabel 4.3

Indentitas Responden Berdasarkan Lama Bekerja

No Lama Bekerja Frekuensi Persentase

1 1-10 Tahun 15 40%

2 11-20 Tahun 19 58%

3 21-30 Tahun 4 10%

Jumlah 38 100%

Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa karyawan divisi HRD PT. PT. Bakrie

Sumatera Plantation Tbk Kisaran didominasi lama bekerja 1-10 tahun sebanyak

15 orang atau 40%, 11 – 20 tahun sebanyak 19 orang atau 58% dan 21 – 30 tahun

sebanyak 4 orang atau 10%. Hal ini, dapat disimpulkan bahwa lama kerja

karyawan masih produktif kerja pada PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk Kisaran

memiliki karyawan yang cukup baik dapat dilihat dari lama bekerja karyawan.

Diharapkan semakin baik dari pengalaman lama bekerja demi mencapai tujuan

(28)

Tabel 4.4

Indentitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No Umur Frekuensi Persentase

1 SMP 0 0%

2 SMA/SMK 29 76%

3 Diploma 1 3%

4 S1/S2/S3 8 21%

Jumlah 38 100%

Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)

Tabel 4.4 diatas menjelaskan bahwa karyawan divisi HRD PT. Bakrie

Suamtera Plantation Tbk Kisaran di dominasi oleh tingkat pendidikan yaitu pada

tingkat SMA/SMK sebanyak 29 orang atau 76%. Dari data diatas dapat

disimpulkan, bahwa sebagian besanya karyawan PT. Bakrie Sumatera Plantation

Tbk Kisaran berpendidikan terakhir SMA/SMK. Hal ini menunjukkan bahwa

walaupun PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk Kisaran memiliki pendidikan

terakhir SMA tidak menjadi patokan dalam bekerja dan bisa dapat memenuhi

target yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Tabel 4.5

Indentitas Responden Berdasarkan Status Karyawan

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Lajang 6 16%

2 Bekeluarga 32 84%

Jumlah 38 100%

Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)

Tabel 4.5 diatas menjelaskan bahwa karyawan divisi HRD PT. Bakrie

Sumatera Plantation Tbk Kisaran di dominasi oleh status karyawan yaitu status

berkeluarga sebanyak 32 orang atau 84%. Dari data diatas dapat disimpulkan,

(29)

berkeluarga. Diharapkan tidak ada hambatan untuk memenuhi target yang telah

ditetapkan oleh perusahaan.

4.2.2 Pelatihan pada PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk. Kisaran Kab. Asahan.

Dalam mengukur variabel Pelatihan (X1) di PT. Bakrie Sumatera

Plantation Tbk Kisaran peneliti menggunakan 6 (enam) indikator yaitu jenis

pelatihan, tujuan pelatihan, materi, metode yang digunakan, kualifikasi peserta,

kualifikasi pelatih, waktu (banyaknya sesi). Kemudian indikator-indikator tersebut

dikembangkan menjadi 11 (Sebelas) item pernyataan. Dari pernyataan-pernyataan

tersebut dipoeroleh jawaban seperti pada tabel-tabel di bawah ini:

1. Jenis Pelatihan

Berdasarkan 2 pernyataan mengenai indikator dimensi tingkat (jenis

pelatihan) berkaitan dengan ketika individu merasa mampu melakukannya yang di

jelaskan pada tabel-tabel berikut ini:

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Tentang Jenis Pelatihan Yang Dilaksanakan Sesuai Dengan Kebutuhan Karyawan

No Umur Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 12 32%

2 Setuju 23 60%

3 Netral 2 5%

4 Tidak Setuju 0 0%

5 Sangat Tidak Setuju 1 3%

Jumlah 38 100%

Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)

Berdasarkan tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 60% (23 responden). Hal ini

(30)

sudah memiliki jenis pelatihan yang dibutuhkan untuk mencapi suatu hasil

ataupun tujuan yang telah ditargetkan perusahaan.

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Tentang Jenis Pelatihan Karyawan Dapat Meningkatkan Kinerja

No Umur Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 8 21%

Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)

Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 71% (27 responden). Hal ini

menunjuukan bahwa karyawan PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk Kisaran

merasa pelatihan yang di lakukan sudah meningkatkan kinerja karyawan.

2. Tujuan Pelatihan.

Berdasarkan 2 pernyataan mengenai indikatorTujuan Pelatihan berkaitan

dengan luas bidang tingkah laku yang mana individu merasa yakin akan

kemampuannya yang di jelaskan pada tabel-tabel berikut:

Tabel 4.8

Distribusi Jawaban Responden Tentang Tercapainya Tujuan Untuk Meningkatkan Keterampilan Kerja

No Umur Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 7 18%

(31)

Berdasarkan tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 71% (27 responden). Hal ini bahwa

sudah tercapainya tujuan yang diberikan saat pelatihan karyawan PT. Bakrie

Sumatera Plantation Tbk Kisaran, merasa pelatihan dapat meningkatkan

keterampilan kerja karyawan perusahaan.

Tabel 4.9

Distribusi Jawaban Responden Tentang Tujuan Pelatiha Mampu Mencapai Kinerja

No Umur Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 10 27%

2 Setuju 23 60%

3 Netral 4 10%

4 Tidak Setuju 0 0%

5 Sangat Tidak Setuju 1 3%

Jumlah 38 100%

Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)

Berdasarkan tabel 4.9 diatas, menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” sebanyak 60% (23 responden). Hal ini

menunjukkan bahwa tujuan pelatihan karyawan PT. Bakrie Sumatera Plantation

Tbk Kisaran merasa sudah mampu mencapai kinerjanya dengan baik. Dengan

adanya tujuan pelatihan tersebut karyawn bisa dapat meningkatkan pemahaman

dalam pekerjaannya agar hasil yang diperoleh baik untuk perusahaan.

3. Materi

Terdapat 2 pernyataan mengenai indikator Materi, berkaitan dengan luas

bidang tingkah laku yang mana individu merasa yakin akan kemampuannya yang

(32)

Tabel 4.10

Distribusi Jawaban Responden Tentang Materi Pelatihan Sesuai Kebutuhan Karyawan

No Umur Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 7 18%

Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)

Berdasarkan tabel 4.10 diatas, menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” sebanyak 63% (24 responden). Hal ini

menunjukkan bahwa pemberian materi pelatihan karyawan PT. Bakrie Sumatera

Plantation Tbk Kisaran sesuai dengan yang dibutuhkan karyawan dalam

pekerjaannya.

Tabel 4.11

Distribusi Jawaban Responden Tentang Kedisplinan Setelah Diberikan Materi Pelatihan

Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)

Berdasarkan tabel 4.11 diatas, menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” sebanyak 66% (25 responden). Hal ini

menunjukkan bahwa pada saat setelah pemberian materi yang diberikan kepada

karyawan PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk Kisaran, karyawan merasa

(33)

4. Metode yang digunakan

Terdapat 2 pernyataan mengenai indikator Materi, berkaitan dengan luas

bidang tingkah laku yang mana individu merasa yakin akan kemampuannya yang

di jelaskan pada tabel-tabel berikut:

Tabel 4.12

Distribusi Jawaban Responden Tentang Karyawan Sesuai Dengan Metode Yang Diberikan

No Umur Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 7 18%

Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)

Berdasarkan tabel 4.12 diatas, menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” sebanyak 66% (25 responden). Hal ini

menunjukkan bahwa karyawan sesuai dengan pemberian metode yang digunakan.

Metode yang digunakan dapat memberikan kinerja yang baik bagi karyawan PT.

Bakrie Sumatera Plantation Tbk Kisaran.

Tabel 4.13

Distribusi Jawaban Responden Tentang Metode Yang Digunakan Membantu Karyawan

No Umur Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 9 23%

Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)

Berdasarkan tabel 4.13 diatas, menunjukkan bahwa responden terbanyak

(34)

menunjukkan bahwa metode yang digunakan sangat membantu karyawan dalam

pekerjaannya sehari-hari. Dengan diberikan metode tersebut karyawan PT. Bakrie

Sumatera Plantation Tbk Kisaran dapat meningkatkan kinerjanya dengan baik.

5. Kualifikasi Peserta

Terdapat 1 pernyataan mengenai indikator kualifikasi Peserta, berkaitan

dengan luas bidang tingkah laku yang mana individu merasa yakin akan

kemampuannya yang di jelaskan pada tabel-tabel berikut:

Tabel 4.14

Distribusi Jawaban Responden Tentang Peserta Pelatihan Adalah Karyawan PT.BSP Atau Staff Yang Direkomendasi

No Umur Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 11 28%

2 Setuju 25 66%

3 Netral 1 3%

4 Tidak Setuju 0 0%

5 Sangat Tidak Setuju 1 3%

Jumlah 38 100%

Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)

Berdasarkan tabel 4.14 diatas, menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” sebanyak 66% (25 responden). Hal ini

menunjukkan bahwa peserta yang mengikuti pelatihan adalah yang bekerja di PT.

Bakrie Sumatera Plantation Tbk Kisaran, karyawan tetap atau staff yang

direkomendasi. Agar peserta yang mengikuti pelatihan harus mengikuti

persyaratan yang diberikan.

6. Kualifikasi Pelatih

Terdapat 1 pernyataan mengenai indikator kualifikasi Pelatih, berkaitan

dengan luas bidang tingkah laku yang mana individu merasa yakin akan

(35)

Tabel 4.15

Distribusi Jawaban Responden Tentang Pelatih Mempunyai Pengalaman

No Umur Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 14 37%

Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)

Berdasarkan tabel 4.15 diatas, menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” sebanyak 55% (21 responden). Hal ini

menunjukkan bahwa Pelatih harus mempunyai pengalaman dalam memberikan

materi. Pelatih juga memiliki kemampuan untuk membangkitkan motivasi untuk

karyawan yang mengikuti pelatihan. Guna juga memberikan manfaat bagi

karyawan dalam pekerjannya di PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk Kisaran.

7. Waktu (banyaknya sesi)

Terdapat 1 pernyataan mengenai indikator waktu (banyaknya sesi), berkaitan

dengan luas bidang tingkah laku yang mana individu merasa yakin akan

kemampuannya yang di jelaskan pada tabel-tabel berikut:

Tabel 4.16

Distribusi Jawaban Responden Tentang Karyawan Rutin Mengikuti Pelatihan Sehingga Kemampuan Dan Keterampilan Meningkat

No Umur Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 10 26%

(36)

Berdasarkan tabel 4.16 diatas, menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” sebanyak 63% (24 responden). Hal ini

menunjukkan bahwa kemampuan dan keterampilan dalam bekerja semakin

meningkat setalah rutin mengikuti pelatihan yang diselenggarakan PT. Bakrie

Sumatera Plantation Tbk Kisaran. Dengan begitu sangat bagus bagi karyawan

untuk perusahaan.

4.2.3 Pengembangan Pada PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk Kisaran Kab. Asahan

Dalam mengukur variabel pengembangan di PT. Bakrie Sumatera

Plantation Tbk Kisaran, peneliti menggunakan 9 (Sembilan) indikator yaitu

prestasi kerja karyawan, kedisplinan, absensi, tingkat kerusakan produksi alat dan

mesin-mesin, tingkat kecelakaan karyawan, tingkat pemborosan bahan baku dan

waktu, tingkat kerjasama, prakasa karyawan, kepemimpinan dan keputusan

manajer, Kemudian indikator-indikator tersebut dikembangkan menjadi 14 (empat

belas) item pernyataan. Dari pernyataan tersebut dapat diperoleh jawaban seperti

pada tabel-tabel berikut:

1. Prestasi Kerja Karyawan.

Berdasarkan 2 (dua) pernyataan mengenai indikator prstasi kerja yaitu

semakin meningkatnya prestasi kerja karyawan sesudah mengikuti pengembangan

dan tetapnya prestasi kerja karyawan sehingga pengembangan perlu diperbaikan

(37)

Tabel 4.17

Distribusi Jawaban Responden Tentang Meningkatnya Prestasi Kerja Karyawan

No Umur Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 11 29%

Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)

Berdasarkan tabel 4.17 diatas, menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” sebanyak 58% (22 responden). Hal ini

menunjukkan bahwa prestasi karyawan meningkat setelah mengikuti program

pengembangan yang diselenggarakan PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk

Kisaran.

Tabel 4.18

Distribusi Jawaban Responden Tentang Tetapnya Prestasi Kerja Karyawan

No Umur Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 6 16%

Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)

Berdasarkan tabel 4.18 diatas, menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” sebanyak 75% (29 responden). Hal ini

menunjukkan bahwa prestasi karyawan tetap sehingga perlu ditingkatkan program

pengembangan yang ada dari yang biasanya atau ditambah lagi di PT. Bakrie

(38)

2. Kedisplinan

Berdasarkan 2 (dua) pernyataan mengenai indikator kedisplinan yaitu

kedisplinan karyawan setelah mengikuti pengembangan semakin baik dan

kedisplinan karyawan sangat perlu ditingkatkan dalam perusahaan. Yang

dijelaskan pada tabel-tabel sebagai berikut:

Tabel 4.19

Distribusi Jawaban Responden Tentang Kedisplinan Semakin Baik Setelah Mengikuti Pengembangan

No Umur Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 8 21%

Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)

Berdasarkan tabel 4.19 diatas, menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” sebanyak 55% (21 responden). Hal ini

menunjukkan bahwa kedisplinan karyawan sudah meningkat dan baik setelah

mengikuti program yang diselenggarakan PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk

Kisaran. Karyawan mematuhui semua peraturan yang terdapat di perusahaan.

Dapat dilihat bahwa tidak sedikit karyawan yang menunda pekerjaannya.

Tabel 4.20

Distribusi Jawaban Responden Tentang Kedisplinan sangat perlu ditingkatkan

No Umur Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 11 29%

(39)

Berdasarkan tabel 4.20 diatas, menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” sebanyak 50% (19 responden). Hal ini

menunjukkan bahwa kedisplinan memang perlu bagi karyawan, dengan mengikuti

program pengembangan yang diselenggarakan PT. Bakrie Sumatera Plantation

Tbk Kisaran kedisplinan menjadi lebih baik dari yang baik. Perusahaan

membutuhkan karyawan yang disiplin dalam bekerja.

3. Absensi

Berdasarkan 2 (dua) pernyataan mengenai indikator kedisplinan yaitu

pengembangan yang dilaksanakan cukup baik sehingga absensi berkurang, dan

absensi tetap setelah melaksanakan pengembangan maka perlu diperbaiki. Yang

dijelaskan pada tabel-tabel sebagai berikut:

Tabel 4.21

Distribusi Jawaban Responden Tentang Pelaksanaan Cukup Baik Sehingga Absensi Berkurang

No Umur Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 12 31%

2 Setuju 22 58%

3 Netral 3 8%

4 Tidak Setuju 0 0%

5 Sangat Tidak Setuju 1 3%

Jumlah 38 100%

Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)

Berdasarkan tabel 4.21 diatas, menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” sebanyak 58% (22 responden). Hal ini

menunjukkan bahwa cukup baik pengembangan yang dilakukan PT. Bakrie

Sumatera Plantation Tbk Kisaran, sehingga absensi karyawan berkurang. Ini

(40)

Tabel 4.22

Distribusi Jawaban Responden Tentang Absensi Tetap

No Umur Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 9 24%

Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)

Berdasarkan tabel 4.22 diatas, menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” sebanyak 60% (23 responden). Hal ini

menunjukkan bahwa absensi masi tetap artinya masih ada yang absen, berarti PT.

Bakrie Sumatera Plantation Tbk perlu adanya perbaikan kembali dalam

melaksanakan pengembangan. Sehingga absensi karyawan berkurang dan

semakin baik untuk perusahaan.

4. Tingkat Kerusakan Produksi, Alat Dan Mesin-Mesin.

Berdasarkan 1 (satu) pernyataan mengenai indikator tingkat kerusakan

produksi, alat dan mesin-mesin, yaitu berkurangnya tingkat kerusakan produksi

alat dan mesin .Yang dijelaskan pada tabel-tabel sebagai berikut:

Tabel 4.23

Distribusi Jawaban Responden Tentang Tingkat Kerusakan Produksi, Alat dan Mesin berkurang

No Umur Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 7 18%

(41)

Berdasarkan tabel 4.23 diatas, menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” sebanyak 66% (25 responden). Hal ini menunjuk

pengembangan sudah mempunyai dampak baik bagi karyawan PT. Bakrie

Sumatera Plantation Tbk Kisaran sehingga mampu mengurangi kerusakan yang

ada yaitu pada produksi, alat dan mesin. Perusahaan lebih baik dengan kurangnya

kerusakan-kerusakan yang ada. Karyawan juga sangat setuju dengan pelaksanaan

pengembangan yang diberikan dan bermanfaat.

5. Tingkat Kecelakaan Karyawan.

Berdasarkan 1 (satu) pernyataan mengenai indikator tingkat kecelakaan yaitu

tingkat kecelakaan harus berkurang setelah mengikuti pengembangan. Yang

dijelaskan pada tabel-tabel sebagai berikut:

Tabel 4.24

Distribusi Jawaban Responden Tentang Tingkat Kecelakaan Harus Berkurang

No Umur Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 10 27%

Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)

Berdasarkan tabel 4.24 diatas, menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” sebanyak 63% (24 responden). Hal ini menunjuk

bahwa karyawan setuju dengan tingkat kecelakaan harus berkurang, dengan itu

karyawan lebih aman dan nyaman dalam melakukan pekerjaan. PT. Bakrie

Sumatera Plantation Tbk Kisaran bisa yang mecapai target atau hasil kerja yang

sangat luar biasabila kerusakan yang ada diperusahaan berkurang. Banyak juga

(42)

6. Tingkat Pemborosan Bahan Baku Dan Waktu.

Berdasarkan 1 (satu) pernyataan mengenai indikator tingkat pemborosan bahan

baku dan waktu. yaitu tingkat pemborosan bahan baku, dan waktu berkurang dan

pengembangan yang dilakukan baik. Yang dijelaskan pada tabel-tabel sebagai

berikut:

Tabel 4.25

Distribusi Jawaban Responden Tentang Tingkat Pemborosan Harus Berkurang

No Umur Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 6 16%

2 Setuju 22 58%

3 Netral 6 15%

4 Tidak Setuju 3 8%

5 Sangat Tidak Setuju 1 3%

Jumlah 38 100%

Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)

Berdasarkan tabel 4.25 diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 58% (22 responden). Hal ini

menunjukkan bahwa karyawan merasa tenang dalam bekerja karena PT. Bakrie

Sumatera Plantation Tbk Kisaran sudah dapat mengurangi tingkat pemborosan

bahan baku yang ada dan waktu tidak berkurang begitu saja. Perusahaan

menyadari bahwa bahan baku juga harus diperhatikan pemasoknya agar lebih

berhemat menggunakan bahan yang ada. Namun masih ada karyawan yang tidak

setuju dengan progrm tersebut, mungkin karyawan kurang merasa puas dengan

(43)

7. Tingkat Kerjasama.

Berdasarkan 1 (satu) pernyataan mengenai indikator tingkat kerjasama, yaitu

tingkat kerjasama akan semakin harmonis setelah mengikuti pengembangan yang

diberikan. Yang dijelaskan pada tabel-tabel sebagai berikut:

Tabel 4.26

Distribusi Jawaban Responden Tentang Tingkat Kerjasama

No Umur Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 9 24%

2 Setuju 24 63%

3 Netral 4 10%

4 Tidak Setuju 0 0%

5 Sangat Tidak Setuju 1 3%

Jumlah 38 100%

Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)

Berdasarkan tabel 4.26 diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 63% (24 responden). Hal ini

menunjukkan bahwa karyawan PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk Kisaran

merasa senang dalam bekerja dengan tingkat kerjasama karyawan dilingkungan

sekitar sangat baik dan harmonis. Ini sangat baik bagi Perusahaan, dengan begitu

pekerjaan bisa sama-sama dikerjakan.

8. Prakasa Karyawan.

Berdasarkan 2(dua) pernyataan mengenai indikator Prakasa Karyawan, yaitu

karyawan dapat bekerja mandiri setelah pengembangan diberikan, karyawan dapat

(44)

Tabel 4.27

Distribusi Jawaban Responden Tentang Karyawan Dapat Bekerja Mandiri

No Umur Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 9 24%

Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)

Berdasarkan tabel 4.27 diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 60% (23 responden). Hal ini

menunjukkan bahwa karyawan merasa sudah dapat bekerja dengan mandiri

karena pengembangan yang diberikan oleh PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk

Kisaran. Namun masih ada karyawan yang sangat tidak setuju dengan program

tersebut, mungkin karyawan kurang merasa percaya diri dengan hasil yang

diperoleh. Perusahaan bisa membantu karyawan agar bisa bekerja dengan mandiri

tidak bergantungan dengan yang lain.

Tabel 4.28

Distribusi Jawaban Responden Tentang Dapat Mengembangkan Kreativitas

No Umur Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 7 18%

Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)

Berdasarkan tabel 4.28 diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 71% (27 responden). Hal ini

menunjukkan bahwa karyawan merasa sudah dapat mengembangkan

(45)

pekerjaan. Karena PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk sangat membutuhkan

karyawan yang mempunyai kreativitas dalam bidang bekerja,

9. Kepemimpinan dan Keputusan Manajer.

Berdasarkan 2 (satu) pernyataan mengenai indikator Kepemimpinan dan

keputusn manajer, yaitu semakin baik dalam kepemimpinan dan pengambilan

keputusan manajer, berkurangnya ketegangan pada saat kerja dan kepuasan kerja

meningkat. Yang dijelaskan pada tabel-tabel sebagai berikut:

Tabel 4.29

Distribusi Jawaban Responden Tentang Kepemimpinan Dan Pengambilan Keputusan

No Umur Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 8 21%

2 Setuju 25 66%

3 Netral 4 10%

4 Tidak Setuju 0 0%

5 Sangat Tidak Setuju 1 3%

Jumlah 38 100%

Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)

Berdasarkan tabel 4.29 diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 66% (25 responden). Hal ini

menunjukkan bahwa karyawan merasa baik dalam bekerja dengan kepemimpinan

dan pengambilan keputusan oleh manajer. Karyawan PT. Bakrie Sumatera

Plantation Tbk memiliki pemimpin atau manajer yang bertanggung jawab

(46)

Tabel 4.30

Distribusi Jawaban Responden Tentang Berkurangnya Ketegangan Bekerja Dan Kepuasan Kerja Meningkat

No Umur Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 5 16%

2 Setuju 22 58%

3 Netral 7 15%

4 Tidak Setuju 3 8%

5 Sangat Tidak Setuju 1 3%

Jumlah 38 100%

Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)

Berdasarkan tabel 4.30 diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 58% (22 responden). Hal ini

menunjukkan bahwa karyawan merasa sudah tidak ada ketegangan lagi dalam

bekerja sehingga kepuasan dalam bekerja membaik. Namun masih ada karyawan

yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut.Mungkin karyawan merasa

ketegangan yang diperoleh dalam bekerja tidak bekurang dan kepuasan kerja

karyawan tidak meningkat dibandingkan karyawan lainnya.

4.2.4 Prestasi Pada PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk Kisaran Kab. Asahan

Dalam mengukur variabel prestasi di PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk

Kisaran, peneliti menggunakan 5 (lima) indikator yaitu kualitas kerja, kuantitas

kerja, disiplin kerja, inisiatif, kerjasama. Kemudian indikator-indikator tersebut

dikembangkan menjadi 8 (dalapan) item pernyataan. Dari pernyataan tersebut

dapat diperoleh jawaban seperti pada tabel-tabel berikut:

1. Kualitas Kerja

Berdasarkan 2 (dua) item pernyataan mengenai indikator kualitas kerja, dapat

(47)

Meningkatnya kerapian pekerjaan dan ketepatan kerja setelah memperoleh

prestasi. Hal ini dapat dijelaskan pada tabel-tabel sebagai berikut:

Tabel 4.31

Distribusi Jawaban Responden Tentang Kualitas Kerja Semakin Baik Setelah Mendapatkan Prestasi

No Umur Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 9 24%

Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)

Berdasarkan tabel 4.31 diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 63% (24 responden). Hal ini

menunjukkan bahwa karyawan merasa sudah bekerja semakin baik setelah

memperoleh prestasi. Hal itu dapat dilihat dari hasil seseorang karyawan PT.

Bakrie Sumatera Plantation Tbk Kisaran dalam bekerja.

Tabel 4.32

Distribusi Jawaban Responden Tentang Meningkatnya Kerapian dan Ketepatan Kerja

No Umur Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 10 26%

Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)

Berdasarkan tabel 4.32 diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 66% (25 responden). Hal ini

menunjukkan bahwa karyawan sudah meningkatkan kerapian, ketelitian dan

(48)

karyawan PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk Kisaran tersebut. Namun masih

ada karyawan yang tidak setuju dengan pernyataan tersebut.Mungkin karyawan

merasa belum ada yang diperoleh untuk dirinya dalam bekerja.

2. Kuantitas Kerja

Berdasarkan 1 (satu) item pernyataan mengenai indikator kuantitas kerja, yaitu

karyawan cepat/ulet dalam kecepata dalam melakukan pekerjaan. Hal ini dapat

dijelaskan pada tabel-tabel sebagai berikut:

Tabel 4.33

Distribusi Jawaban Responden TentangCepat/Ulet Dalam Bekerja

No Umur Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 11 29%

2 Setuju 24 63%

3 Netral 2 5%

4 Tidak Setuju 0 0%

5 Sangat Tidak Setuju 1 3%

Jumlah 38 100%

Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)

Berdasarkan tabel 4.33 diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 63% (24 responden). Hal ini

menunjukkan bahwa karyawan melakukan pekerjaan dengan baik yaitu ulet/cepat,

dan tepat. Hal ini memang harus ada pada diri seorang karyawan PT. Bakrie

Sumatera Plantation Tbk Kisaran agar bisa melakukan pekerjaan tepat waktu dan

teliti.

3. Disiplin Kerja

Berdasarkan 1 (satu) item pernyataan mengenai indikator disiplin, dapat dilihat

dari ketaatan waktu hadir karyawan semakin baik setelah memperoleh prestasi.

(49)

Tabel 4.34

Distribusi Jawaban Responden Tentang Ketaatan Waktu Hadir

No Umur Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 8 21%

Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)

Berdasarkan tabel 4.34 diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 69% (26 responden). Hal ini

menunjukkan bahwa ketaatan waktu hadir karyawan cukup baik, itu merupakan

kriteria untuk memperoleh prestasi yang baik pula. Perusahaan PT. Bakrie

Sumatera Plantation Tbk Kisaran sangat mengapresiasikan kepada karyawan yang

memiliki kedisplinan waktu.

4. Inisiatif

Berdasarkan 2 (dua) item pernyataan mengenai indikator inisiatif, dapat dilihat

dari karyawan selalu aktif dan semangat dalam menyelesaikan pekerjaan,

karyawan tidak pasif dalam melakukan pekerjaan. Hal ini dapat dijelaskan pada

tabel-tabel sebagai berikut:

Tabel 4.35

Distribusi Jawaban Responden Tentang Selalu Aktif dan Semangat Dalam Menyelesaikan Pekerjaan

No Umur Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 7 19%

(50)

Berdasarkan tabel 4.35 diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 60% (23 responden). Hal ini

menunjukkan bahwa karyawan merasa selalu aktif dalam melakukan pekerjaan,

maupun luar dan dalam ruangan. Karyawan PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk

Kisaran semangat menyelesaikan pekerjaannya.

Tabel 4.36

Distribusi Jawaban Responden Tentang Tidak Pasif Dalam Pekerjaan

No Umur Frekuensi Persentase

1 Sangat Setuju 8 21%

2 Setuju 25 66%

3 Netral 5 13%

4 Tidak Setuju 0 0%

5 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 38 100%

Sumber: Hasil penelitian (2017, diolah)

Berdasarkan tabel 4.36 diatas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 66% (25 responden). Hal ini

menunjukkan bahwa karyawan tidak pasif melakukan pekerjaannya, artinya tidak

bekerja atas dorongan dari atasan perusahaan PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk

Kisaran.

5. Kerjasama

Berdasarkan 2 (dua) item pernyataan mengenai indikator kerjasama, dapat

dilihat dari kerjasama dalam memberikan masukan yang baik antar karyawan

bawahan, menengah dan atasan, kemampuan bergaul dilingkungan semakin baik.

Gambar

Tabel 3.1 Definisi Operasional
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.5 Indentitas Responden Berdasarkan Status Karyawan
+7

Referensi

Dokumen terkait

When more water is added, the fresh density is less which creates pores in the hardened matrix due to water evaporation and bleeding, and hence increasing

Hanya saja dalam pelaksanaan pelayanan, UPT.TIK harus mengukur dirinya sendiri guna mengetahui apakah layanan yang diberikan telah sesuai dan tepat diberikan

Analisa Penjadwalan Proyek dengan Metode PERT di PT.HASANA DAMAI PUTRA Yogyakarta Pada Proyek Perumahan Tirta Sana,.. Jurnal BENTANG

The relationship between the simulated gradation curves of the chord length index and the air void content was then analyzed while varying parameters such as the air void

Table entry for z is the area under the standard normal curve. to the left of

Jagung merupakan sumber bahan baku utama dalam produk pakan ternak karena mengandung protein dan air yang baik buat ternak.. Jagung yang digunakan berasal dari jagung

says and we don’t need to analyze the words or sentences to know the meaning2. whereas non-literal meaning isn’t properly meaning and we need to

Pelajaran IPA jenjang Sekolah Dasar hendakanya dapat memberikan rasa keingintahuan siswa yang tinggi agar siswa mampu meningkatkan keterampilan bertanya membantu mereka