• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas dengan Metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process, BLOCPLAN dan CORELAP pada PT. Indojaya Agrinusa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas dengan Metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process, BLOCPLAN dan CORELAP pada PT. Indojaya Agrinusa"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Indojaya Agrinusa merupakan industri yang memproduksi pakan

ternak, seperti pakan ayam, pakan puyuh dan pakan ikan. PT. Indojaya Agrinusa

berdiri pada tanggal 26 Oktober 1995 dan merupakan join venture dengan PT. Japfa Comfeed Indonesia. Pada bulan Desember PT. Indojaya Agrinusa

mendapatkan surat akte lainnya berupa Surat Penanaman Modal Dalam Negeri SK BKPM No.671/I/PMDN/5 Desember 1995 kemudian pada bulan yang sama

perusahaan mendapatkan Izin Lokasi No.640/65/IL/XII/95 Tanggal 12 Desember 1995.

PT. Indojaya Agrinusa berdiri berdasrkan Surat Akte Notaris Nomor 131

oleh Notaris Ishara Wisnurwardani, SH dengan luas bangunan 25.807 m2 pada tanah seluas 8 Ha. Surat Akte ini tercatat dalam Tambahan Berita Negara RI

Tanggal 5 Maret 1996 Nomor 19. Pada tahun 1997, PT. Indojaya Agrinusa mendapat Izin Bangunan No.503.647/3498/BG Tanggal 21 Desember 1997, diikuti dengan adanya Izin Usaha Tetap dan Izin Gudang pada tahun 1999.

PT. Indojaya Agrinusa mendapat Izin Usaha Industri dan Tanda Daftar Perusahaan pada tahun 2002, sedangkan pada tahun 2003 perusahaan mendapat

izin Gangguan/HO No. 207/I/PENDA/V/2003 Tanggal 01 Mei 2003.

(2)

cabang dari PT. Japfa Comfeed Indonesia yang berpusat di Jakarta. Perkembangan PT. Indojaya Agrinusa ditandai dengan adanya penambahan

kapital seperti penambahan mesin dan peralatan, perluasan tanah, penambahan fasilitas-fasilitas pendukung dan kendaraan. PT. Indojaya Agrinusa juga telah mendapatkan ISO 9001:2008.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Indojaya Agrinusa adalah perusahaan yang bergerak dibidang pakan ternak (animalfeed) memproduksi jenis pakan ternak yaitu:

1. Pakan Ternak

Pakan ternak terbagi atas 2 jenis, yaitu: a. Pellet

b. Crumble

2. Pakan Puyuh

3. Pakan Ikan (aqua feed)

2.3. Lokasi Perusahaan

(3)

Dr. Mansyur

Gambar 2.1. Denah Lokasi PT. Indojaya Agrinusa

2.4. Daerah Pemasaran

PT. Indojaya Agrinusa adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur yang menghasilkan produk pakan ternak. Pakan Ternak dipandang dari sifat kebutuhannya adalah kebutuhan primer yang sangat penting untuk para

peternak seperti peternak ayam, puyuh dan ikan. Produk pakan ternak hasil olahan PT. Indojaya Agrinusa dipasarkan di wilayah Pulau Sumatera, khususnya daerah

Aceh, Sumatera Utara, dan Riau. Dalam memasarkan produknya PT. Indojaya Agrinusa menggunakan distributor dan juga menggunakan strategi promosi melalui selebaran, brosur dan kalender yang diberikan kepada pelanggan secara

(4)

2.5. Proses Produksi

Proses produksi adalah suatu proses pengubahan bahan baku menjadi

produk jadi. Sistem produksi adalah sekumpulan aktivitas untuk pembuatan suatu produk, dimana dalam pembuatan ini melibatkan tenaga kerja, bahan baku, mesin, energi, informasi, modal, dan tindakan manajemen. Proses produksi merupakan

tindakan nyata dan dapat dilihat.

Makanan ternak ayam yang disebut dengan pellet, berbentuk tabung kecil

dengan ukuran yang berbeda-beda, yang dibuat untuk memberikan gizi pada ternak ayam, sehingga pertumbuhan ternak ayam dapat berjalan optimal dan dapat dipanen tepat pada waktunya. PT. Indojaya Agrinusa terus melakukan

pengawasan terhadap mulai dari bahan baku, proses produksinya meliputi komposisi bahan campuran yang digunakan dalam proses pembuatan pakan

ternak, proses pengolahan sampai produk jadi yang dihasilkan.

2.5.1. Standard Mutu Produk

Standar mutu dari produk pakan ternak yang dihasilkan oleh PT. Indojaya Agrinusa diukur berdasarkan Standar Nasional Indonesia. Strategi yang dilakukan

(5)

2.5.2. Bahan yang digunakan

Bahan-bahan yang digunakan untuk memproduksi pakan ternak mengandung zat-zat seperti kabohidrsat protein, lemak, serat kasar, mineral dan

vitamin. Bahan-bahan yang digunakan pada PT. Indojaya Agrinusa dikelompokkan menjadi 3 bagian yaitu bahan baku, bahan penolong, dan bahan tambahan.

2.5.2.1.Bahan Baku

Bahan baku adalah semua bahan yang digunakan dalam proses produksi. Dalam proses produksi PT. Indojaya Agrinusa menggunakan bahan baku terbagi atas 3 sumber yaitu:

1. Sumber Energi a. Jagung

Jagung merupakan sumber bahan baku utama dalam produk pakan ternak karena mengandung protein dan air yang baik buat ternak. Jagung yang digunakan berasal dari jagung Lokal, PT. Indojaya Agrinusa juga

mengimpor jagung yang berasal USA, Thailand, India, dan Brazil, karena pada umumnya jagung yang berasal dari negara ini lebih lunak.

Penggunaan jagung untuk pembuatan pakan sebesar 50-60%.

b. Wheat Bran Pellet (Katul)

Wheat Bran Pellet atau kulit ari gandum merupakan hasil akhir dari

(6)

2. Sumber Protein

a. Hewani

i. Meat Bone Meal (MBM)

Tepung daging atau Meat Bone Meal (MBM), mengandung protein kasar yang tinggi dan sangat baik untuk ayam pedaging. Meat Bone

Meal diimpor langsung dari USA dan Austalia.

ii. Poultry By Product Meal (PBPM)

Poultry By Product Meal (PBPM) dipakai tidak lebih dari 10%.

iii. Hidrolisa Chicken Feather Meal (HCFM)

Hidrolisa Chicken Feather Meal (HCFM) atau dikenal dengan tepung bulu. Tepung bulu memiliki kandungan protein hewani dan kaya akan

amino esensial. Pemakaian Tepung bulu sekitar 5%. b. Nabati

i. Soya Bean Meal (SBM)

Soya Bean Meal (SBM) merupakan salah satu sumber protein nabati

untuk hewan yang berasal dari bungkil kacang kedelai. SBM biasanya

digunakan sebesar 18-38%.

ii. Corn Gluten Meal (CGM)

Corn Gluten Meal (CGM) merupakan hasil by product jagung dimana

CGM mengandung kadar protein yang tinggi. iii. DDGS

(7)

iv. Rape Seed Meal (RSM)

Rape Seed Meal (RSM) berasal dari biji bunga matahari, dimana RSM

mengandung kadar protein yang tinggi.

3. Sumber Kalsium a. Tepung Batu

Tepung batu berfungsi sebagai alat pemabntu pencernaan pada ayam dan

merupakan sumber kalsium (Ca) dan phospor (P). Tepung batu didapat dari batu-batuan yang berasal dari daerah pegunungan.

b. DicalsiumPhosphate (DCP)

Dicalsium Phosphate (DCP) merupakan bahan yang digunakan untuk

penambahan kalsium dan pospat.

c. Monocalsium Phosphate (MCP)

Monocalsium Phosphate (MCP) merupakan bahan yang digunakan untuk

penambahan kalsium dan pospat.

2.5.2.2.Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan berfungsi meningkatkan mutu produk serta merupakan bagian dari produk akhir.

Pada proses pengolahan pakan ternak di PT. Indojaya Agrinusa yaitu: 1. Karung berukuran 50 kg sebagai tempat penyimpanan produk. 2. Benang digunakan untuk menjahit kemasan.

(8)

4. PalmOlein (PO) sebagai pembantu penambah kalori juga untuk melumatkan

bahan sehingga mudah untuk diproduksi.

5. Zat Aditif digunakan untuk meningkatkan kualitas ternak. Zat aditif yang

ditambahkan pada pakan adalah DL-Metionine, L-Lysine, Rodhimet,

Rovabio, Vitamin C, Vitamin E, Premix dan lainya.

6. Garam digunakan dalam pakan ternak sebagai sumber mineral yang

mengandung Ca dan Klorida.

2.5.3. Uraian Proses Produksi

Proses produksi adalah suatu teknik atau metode untuk merubah bahan baku menjadi barang jadi, sehingga nilai dari suatu produk tersebut bertambah

dengan menggunakan faktor-faktor produksi seperti manusia, mesin dan sumber-sumber energi lainnya yang digunakan selama proses produksi

berlangsung.

PT. Indojaya Agrinusa dapat menghasilkan 4000 ton pakan ternak per harinya.

1. Penimbangan

Pengakutan bahan baku seperti jagung, SBM, katul, dan lainnya dari lokasi

pengambilan ke pabrik dengan menggunakan truk. Sebelum dilakukan penimbangan bahan yang datang harus dianalisa terlebih dahulu kualitasnya oleh bagian Quality Control (QC). Untuk bahan baku impor proses

(9)

bahan-bahan tersebut beserta truknya akan ditimbang dengan melewati

Jembatan Teledo, kemudian bahan akan di bawah masuk ke dalam Gudang Bahan Baku untuk dibongkar dan ditempatkan sesuai dengan

pengelompokkannya. Bahan yang akan dibongkar dan dikelompok harus mendapat perintah terlebih dahulu dari bagian QC, sehingga bahan yang telah di bawah ke gudang bahan baku harus menunggu selama tiga hari, sebelum

masuk ke dalam gudang bahan baku. 2. Pengeringan (Drying) dan Silo

Proses pengeringan hanya dilakukan pada bahan baku jagung, karena jagung merupakan bahan yang cepat mengalami penurunan kualitas. Dalam keadaan nomor jagung memiliki kadar air sebesar 17-25%, sedangkan jagung yang

digunakan dalam pembuatan pakan ternak harus memiliki kadar air di bawah 15% untuk itu sebelum dilakukan pengolahan pakan ternak jagung harus

dikeringkan terlebih dahulu di mesin dryer untuk mengurangi kadar airnya sesuai dengan kebutuhan produksi.

Proses pengeringan jagung dimulai dari masuknya jagung intake machine

yang diangkut dengan menggunakan conveyer dan elevator menuju ke wet silo. Kemudian jagung akan dibawah kembali menuju mesin dryer dengan

menggunakan conveyer dan elevator. Proses pengeringan di mesin dryer

terjadi karena adanya udara panas yang dikeluarkan oleh blower secara merata ke dalam mesin pengering yang semi otomatis dan terkomputerisasi sehingga

(10)

menggunakan mesin Graider untuk memisahkan benda-benda asing seperti

tongkol jagung dan benda asing lainnya. Selanjutnya jagung akan ditimbang di mesin Weighter untuk dapat diketahui berapa jumlah jagung yang akan

masuk ke dalam silo. Silo merupakan tempat penyimpanan sementara jagung yang telah dikeringkan agar kadar air tetap terjaga.

3. Penyaringan

Semua bahan yang akan digunakan akan dimasukkan ke dalam bin bahan baku. Sebelum dimasukkan ke dalam bahan baku, material yang digunakan

akan dibersihkan dengan menggunakan drum pengayak. Setelah itu di bawah

ke rotary distributor yaitu sistem penyaringan dengan mengisap kotoran debu

yang prinsip kerjanya sama dengan vacuum cleaner.

4. Penimbangan (Batching)

Penimbangan masing-masing material dilakukan dengan menggunakan alat

yang disebut dosing weigher sesuai dengan komposisi yang telah ditentukan. Proses penimbangan ini dilakukan secara otomatis (terkomputerisasi), kemudian bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam shifer untuk

memisahkan bahan yang kasar dengan bahan yang halus dengan ukuran 8-10

mesh. Shifter terdiri dari 3 lapisan, yaitu:

(11)

Bahan baku yang kasar akan digiling ke dalam mesin bin hammermill untuk

dijadikan tepung, sedangkan bahan baku yang halus akan masuk ke mixer

machine.

5. Penggilingan (Milling)

Bahan baku yang kasar dimasukkan ke dalam bin hammermill untuk digiling sesuai ukuran yang telah ditentukan dan kemudian akan masuk ke hopper.

6. Pencampuran (Mixing)

Bahan baku yang berasal dari hopper dan bahan baku yang halus akan

bercampur di mixer machine, dimana akan ditambahkan bahan lain seperti PO, vitamin dan premix. Pencampuran ini menggunakan horizontal mixer

machine. Hasil pencampuran tersebut berupa tepung, sedangkan untuk

menghasilkan produk butiran berupa pellet dan crumble, hasil pencampuran akan dibawa menuju bin sementara untuk menuggu proses selanjutnya.

7. Pemeletan (Pelleting)

Dari bin sementara, campuran akan dibawa ke mesin press, tetapi sebelumnya akan terjadi pemanasan di mixer conditioner agar memudahkan proses

pemeletan. Pada proses pemanasan terjadi proses glamitisir (proses yang berfungsi untuk meningkatkan daya ikat diantara bahan), bahan yang

dipanaskan dengan steam yang berasal dari boiler. Suhu steam yang dimasukkan ke dalam conditioner sekitar 80-850C dan digunakan sampai bin memenuhi hardness yang dibutuhkan melalui alat pengontrol, untuk

mengetahui hardness-nya, dilakukan pemeriksaan oleh quality control

(12)

bin sementara bahan akan berubah berbentuk menjadi butiran-butiran (pelet)

dan dimasukkan ke dalam cooler machine dengan bantuan blower untuk didinginkan

Terdapat dua jenis blower pada cooler machine. Blower pertama bertujuan mengalirkan udara dingin ke pelet, sedangkan blower kedua mengisap dan mengalirkan udara panas dari cooler machine ke udara bebas. Serpihan dan

debu halus yang terhisap dari pelet yang telah dingin akan diisap alat pengisap debu (cyclone) yang terdapat pada mesin pendingin dan dialirkan kembali ke

chamber pellet untuk dipress ulang. Setelah didinginkan hasil pelet dibawa ke

bin produk jadi dengan chain conveyor dan bucket elevator, jika yang diinginkan adalah produk pelet, tetapi jika diinginkan berbentuk crumble,

pelet akan dibawa ke bin sementara untuk menunggu proses selanjutnya. Pendinginan bertujuan untuk mendinginkan dan mengurangi kelembapan pada

pelet yang terjadi karena uap panas yang berasal pada chamber peilet. Pelet yang panas mengandung kadar air yang tinggi tidak dapat bertahan lama karena pelet tersebut mudah terserang jamur.

8. Proses Crumble (Crumbling)

Dari bin sementara, kemudian masuk ke mesin crumble, pada mesin ini tejadi

(13)

9. Pengayakan (Shiftering)

Butiran-butiran yang dihasilkan oleh mesin crumble akan diayak dengan menggunakan mesin pengayak yang berukuran 8 sampai 12 mesh. Kemudian

hasil pengayakan dibawa ke bin produk jadi dengan pipa gravitasi, sedangkan untuk butiran yang lebih kecil (12 mesh) dibawa kembali di-press untuk proses pembutiran.

10.Pengemasan (Packing off)

Produk jadi berupa tepung, pelet dan crumble dari bin produk jadi untuk

masing-masing produk akan dibawa ke proses pengarungan dengan pipa gravitasi. Produk jadi tersebut akan dimasukkan ke dalam karung plastic berukuran 50 kg. Proses pengemasan berlangsung secara otomatis, setelah

produk dikemas, produk tersebut dibawa ke gudang produk jadi dengan menggunakan belt conveyor.

2.6. Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan 2.6.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan gambaran mengenai pembagian tugas serta tanggung jawab kepada individu maupun bagian tertentu dari organisasi. Struktur

organisasi ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan dan memperlancar jalannya roda perusahaan. Pendistribusian tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab serta hubungan satu sama lain dapat digambarkan pada

(14)

mengetahui dengan jelas apa tugasnya dari mana ia mendapatkan perintah dan

kepada siapa ia harus bertanggung jawab.

Tipe struktur organisasi pada PT. Indojaya Agrinusa merupakan struktur

organisasi gabungan lini dan fungsional dimana kebijakan dan wewenang diberikan oleh pimpinan kepada bawahan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Pimpinan setiap departemen dapat memberikan perintah

(15)

Head of Unit

Plant Manager Purchasing Manajer Marketing Manager P & A Manager QC Manager F & A Manager

Chief Spv

(16)

2.6.2. Tugas dan Tanggung Jawab

Setiap jabatan mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing.

Pembagian tugas diberikan berdasarkan keahlian maupun spesialisasi yang dimilikinya sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancar. Uraian tugas dan tanggung jawab pada PT. Indojaya Agrinusa

1. Head of Unit

Tugas dan tanggung jawab Head of Unit adalah sebagai berikut.

a. Merencanakan dan merumuskan kebijaksanaan mengenai perbaikan dan perkembangan perusahanaan

b. Memimpin dan mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan para tugas

manager bagian

c. Kepala unit bertanggung jawab langsung kepada Presiden Drektur

2. Plant Manager

Plant Manager mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain:

a. Menyusun rencanan pengembangan kegiatan usaha baik itu sasaran

maupun tujuan perusahaan

b. Mengatur pengalokasian sumber daya produksi seperi jam kerja, mesin

jam kerja operator, pengiriman ahan baku yang berhubungan dengan proses produksi

c. Menyusun jalannya sistem pelaksanaan tugas pada perusahaan dengan

(17)

d. Mengkoordinasikan kegiatan perencanaan pengemangan fisik, perancangan pembangunan sarana/ prasaranan pada manager bagian lain

dalam perusahaan menyangkut kepentingan perusahaan

e. Membuat laporan produksi secara berkala mengenai pemakain bahan baku dan jumlah produksi

f. Bertanggung jawab kepada General Manager atas seluruh perencanaan

3. Purchasing Manager

Tugas dan tanggung jawab Purchasing Manager adalah sebagai berikut. a. Membantu kepala unit dalam merencanakan serta mengkoordinir seluruh

pengolahan yang berhubungan dengan pembelian, penyimpanan, dan

pendistribusian bahan yang digunakan perusahaan.

b. Mengadakan perencanaan sistem pengadaan dan persediaan bahan

c. Wewwnang dari manajer pembelian yaitu melakukan permintaan terhadap kebutuhan bahan dan wewenang dalam menetapkan harga standar bahan d. Manajer pembelian bertanggung jawab terhadap persediaan bahan baku

dan yang berhubungan erat dengan pembelian.

4. Marketing Manager

Tugas dan tanggung jawab Marketing Manager adalah sebagai berikut.

a. Mengkoordinasikan kegiatan pemasaran produk perusahaan, dalam rangka pencapaian target yang ditetapkan

b. Merumuskan segmentasi, targetting & positioning bagi perusahaan sesuai dengan strategi yang ditetapkan

(18)

d. Merumuskan kegiatan promosi

e. Menentukan rencana anggaran biaya pemasaran

f. Bertanggung jawab kepada Head of Unit

5. Manajer Personalia (Personal and General Affair Manager

Tugas dan tanggung jawab P & GA Manager adalah sebagai berikut.

a. Membuat anggaran kerja bagi perusahaan

b. Membuat job analysis, job description, dan job specification

c. Mengadakan seleksi penerimaan tenaga kerja d. Mengadakan peniliain kinerja karyawan

e. Meramalkan permintaan dan penawaran sumber daya manusia pada masa

yang akan datang

f. Mengatur mutasi karyawan baik vertical maupun horizontal

g. Bertanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan karyawan

6. Quality Control Manager

Tugas dan tanggung jawab Quality Control Manager adalah sebagai berikut.

a. Melakukan uji kendali mutu meliputi : TQC dan QCC b. Melakukan inovasi dan renovasi produk

c. Menyusun, merumuskan dan merevisi Sasaran Mutu Unit Kerja dan Prosedur Mutu Unit Kerja perusahaan yang telah ditetapkan dalam periode tertentu.

d. Bertanggung jawab secara langsung kepada Head of Unit mengenai

(19)

7. Manajer Akuntansi dan Keuangan (Financial & Accounting Manager)

Tugas dan tanggung jawab F & A Manager adalah sebagai berikut.

a. Melaksanakan pengawasan pemnggunaan keuangan perusahaan b. Menyusun anggaran belanja dan pendapan perusahaan

c. Memberikan laporan keuangan kepada pihak pemerintahan untuk

menetapkan besarnya pajak yang harus dibayar perusahaan

d. Bertanggung jawab kepada General Manager atas laporan berkala maupun

laporan keuangan.

8. Chief Supervisor Produksi

a. Melaksanakan kegiatan/ proses produksi untuk semua jenis produk

b. Mengeluarkan perintah kerja kepada operator setiap stasiun kerja

c. Kepala bagian produksi bertanggung jawab terhadapa kelancaran proses

produksi

9. Chief Supervisor Teknik

a. Mengadakan perawatan atas perbaikann atas kerusakan mesin yang ada

dalam pabrik dan melatih buruh yang bekerja dibagian teknik agar dapat bekerja dengan baik.

b. Mengeluarkan perintah kerja kepada operator setiap stasiun kerja

c. Kepala bagian produksi bertanggung jawab terhadapa kelancaran proses produksi

10.Chief Supervisor Gudang

a. Membuat laporan penerimaan, persediaan dan pengeluaran bahan

(20)

c. Kepala gudang bertanggung jawab atas stok material, spare part, dan lain-lain.

11.Supervisor Barang Teknik

a. Mengkoordinir seluruh barang teknik b. Melaporkan persediaan barang teknik

12.Supervisor PPC

a. Bertanggung jawab mengendalikan proses prosduksi yang berlebih

b. Bertanggung jawab langsung kepada Plant Manager

13.Supervisor Purchasing

a. Mengkoordinir seluruh pengolahan yang berhubungan dengan pembelian,

penyimpanan, dan pendistribusian bahan

b. Melaksanakan sistem pengadaan dan persediaan bahan

c. Membantu menetapkan harga standar bahan

d. Melaporkan persediaan bahan baku dan yang berhubungan erat dengan pembelian.

14.Supervisor Marketing

a. Melakukan riset pasar untuk mengetahui tingakat persaingan dan

kebutuhan pelanggan

b. Menentukan startegi pemasaran yang mencakup jumlah dan jenis produk yang akan dipasarkan, menetapkan harga, distribusi dan promosi.

15.Supervisor Marketing

(21)

b. Bertanggung kawab dalam melatih dan memberi pendidikan khusun kepada karyawan

c. Beratanggung jawab kepada P & A Manager

16.Supervisor GA

a. Melatih karyawan dalam disiplin kerja

b. Melakukan perekrutan karyawan sesuai dengan instruksi manajer administrasi, mengatur kegiatan yang berhubungan dengan karyawan.

17.Supervisor GA

a. Membantu P & A Manager untuk menyusun surat menyurat formal b. Mensahkan segala bentuk surat menyurat sebagai bentuk arsip-arsip

18.Supervisor QC In Process

a. Bertanggung jawab terhadap mutu bahan yang sedang berada dalam proses

pengolaha untuk melihat layak atau tidak produk tersebut untuk terus diproses

19.Supervisor QC Enterance

a. Bertanggung jawab untuk mengendalikan mutu bahan baku

b. Berhak untuk menolak bahan baku yang masuk bila terjadi kontaminasi

20.Supervisor ACC Feed

a. Melakukan perhitungan dan persetujuan keuangan terhadap pengendalian produksi pada produk pakan ternak

(22)

21.Supervisor ACC Trading

a. Melakukan perhitungan dan persetujuan keuangan terhadap perencanaan,

pengorganisasian terhadap jumlah produk pakan ternak b. Bertanggung jawab kepada F & A Manager

22.Supervisor ACC HO & TAX

a. Melakukan perhitungan dan persetujuan keuangan terhadap pembayaran pajak dan asuransi

b. Bertanggung jawab kepada F & A Manager

23.Supervisor ACC Farm

a. Melakukan perhitungan dan persetujuan keuangan terhadap peternakan

yang terdapat di Kabanjahe & Riau.

b. Bertanggung jawab kepada F & A Manager

24.Supervisor Finance

a. Membantu menyiapkan sumber-sumber keuangan yang ada

b. Melakukan hubungan kerja sama yang baik dengan bank atau badan-badan

lain yang berhubungan dengan aspek keuangan perusahaan. c. Bertanggung jawab kepada F & A Manager

25.Supervisor F & A Riau

a. Menyiapkan dan mengelola sumber-sumber keuangan yang ada secara efektif di Riau.

(23)

c. Melakukan hubungan kerja sama yang baik dengan bank atau badan-badan lain yang berhubungan dengan aspek keuangan perusahaan di Riau.

d. Melaporkan segala transaksi yang ada di Riau kepada F & A Manager

26.Supervisor Gudang Bahan Baku

a. Melaporkan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran barang di gudang

bahan baku

b. Melakukan perencanaan order pembelian bahan baku

c. Bertanggung jawab atas keamanan barang-barang yang ada dalam gudang bahan baku.

d. Bertanggung jawab langsung kepada Chief Supervisor Gudang

27.Supervisor Gudang Pakan Jadi

a. Melakukan penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran barang di gudang

pakan jadi

b. Bertanggung jawab atas keamanan barang-barang yang ada dalam gudang pakan jadi.

c. Bertanggung jawab langsung kepada Chief Supervisor Gudang

28.Supervisor Workshop

a. Mengkoordinir dan menjadwalkan pelaksanaan perbaikan mesin-mesin produksi dan fasilitas lainnya

b. Bertanggung jawab terhadap perbaikan mesin-mesin produksi dan fasilitas

lainnya yang rusak

(24)

29.Supervisor Maintenance

a. Mengkoordinir dan menjadwalkan pelaksanaan pemeliharaan mesin-mesin

produksi dan fasilitas lainnya

b. Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan mesin-mesin produksi dan fasilitas lainnya

c. Bertanggung jawab kepada Chief Supervisor Barang Teknik. 30.Staf

a. Bertanggung jawab untuk membantu supervisor masing-masing

b. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan tanggung jawab supervisor.

31.Shif Supervisor Produksi 1

a. Mengawasi jalannya produksi sesuai degan program produksi yang telah

ditetapkan pada shift 1

b. Bertanggung jawab kepada Chief Supervisor Produksi

32.Shif Supervisor Produksi 2

a. Mengawasi jalannya produksi sesuai degan program produksi yang telah ditetapkan pada shift 2

b. Bertanggung jawab kepada Chief Supervisor Produksi

33.Technical Sales

a. Bertugas untuk menghubungi pelanggan dan calon pelanggan untuk

(25)

34.Administrasi Marketing

a. Melakukan dokumentasi terhadap pemasaran yang dilakukan.

b. Melaporkan sehgala bentuk dokumen pemasaran terhadap Supervisor Marketing

35.Operator

a. Melaksanakan kegiatan produksi sesuai dengan instruksi Staf

b. Karyawan operasi bertanggung jawab dalam melaporkan segala kerusakan

mesin kepada Staf selama bekerja

2.6.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja

Jumlah tenaga kerja pada PT. Indojaya Agrinusa Nusantara adalah 210 orang. Pengaturan jam kerja perusahaan terbagi 2 bagian yaitu bagian kantor dan

(26)

Tabel 2.1. Perincian Tenaga Kerja PT. Indojaya Agrinusa

Departemen Jabatan Jumlah Tenaga Kerja

Kepala Kepala Unit 1

Departemen Produksi

Kepala Departemen Plant 1 Kepala Supervisor Produksi 1 Kepala Supervisor Teknik 1 Kepala Supervisor Gudang 1

Supervisor Barang Teknik 1

Supervisor PPC 1

Supervisor Workshop 1

Supervisor Maintance 1

Supervisor Gudang Bahan Baku 1

Supervisor Gudang Pakan Jadi 1

Shift Supervisor 3

Staf 6

Karyawan 116

Departemen Pembelian

Kepala Departemen Purchasing 1

Supervisor Purchasing 1

Staf 5

Departemen Pemasaran

Kepala Departemen Sales 1

Supervisor Marketing 1

Technical Sales 1

Adm. Marketing 1

Kasir 2

Departemen Personalia

Kepala Departemen P&A 1

Supervisor Personel 1

Supervisor GA 1

Supervisor Legal 1

(27)

Tabel 2.1. Perincian Tenaga Kerja PT. Indojaya Agrinusa (Lanjutan)

Departemen Jabatan Jumlah Tenaga Kerja

Departemen Pengendalian Kualitas

Kepala Departemen QC 1

Ka. Laboratorium 1

Supervisor QC Entrance 1

Supervisor QC In Process 1

Supervisor Finance 1

Supervisor Riau 1

Staf 6

Keamaan (Satpam) 8

Jumlah 201

Sumber: PT. Indojaya Agrinusa

2.6.4. Sistem Pengupahan

Kesejahteraan merupakan faktor yang ikut menunjang produktivitas

pekerja. Pemberian gaji atau upah yang memadai merupakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja. Sistem pengupahan yang ditetapkan oleh

(28)

Selain gaji pokok tersebut, perusahaan juga memberikan tunjangan lain, yaitu berupa :

1. Upah lembur

2. Tunjangan hari besar keagamaan 3. Tunjangan santunan sosial

4. Tunjangan makan 5. Tunjangan dinas

6. Tunjangan anak sekolah 7. Tunjangan pindah rumah 8. Bonus

Disamping pemberian gaji pokok dan tunjangan - tunjangan tersebut, usaha-usaha lain yang dilakukan perusaha-usahaan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja

adalah :

1. Jaminan sosial tenaga kerja 2. Cuti

3. Dispensasi

Perusahaan juga melakukan penilaian terhadap performance pekerja

mengenai kehadiran, kemampuan, produktivitas kerja dan lain-lain. Lembaran penilaian ini diisi oleh atasan dan dilakukan evaluasi tiap bulannya. Pekerja yang keterampilan kerjanya dinilai kurang akan diberikan pengarahan dan training

Gambar

Gambar 2.1. Denah Lokasi PT. Indojaya Agrinusa
Tabel 2.1. Perincian Tenaga Kerja PT. Indojaya Agrinusa
Tabel 2.1. Perincian Tenaga Kerja PT. Indojaya Agrinusa (Lanjutan)

Referensi

Dokumen terkait

Variabel linguistik sebagai faktor yang mempengaruhi tata letak, penilaian variabel ini didapat dari hasil AHP menggunakan perbandingan berpasangan antar input variabel

Pembuatan laporan tugas akhir ini merupakan langkah awal bagi penulis untuk mengenal lingkungan kerja serta menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama perkuliahan dan

Perencanaan fasilitas sebagai sarana untuk perbaikan tata letak fasilitas, yang digunakan dalam penanganan material ( material handling ), menentukan peralatan dalam

Fuzzy AHP and Fuzzy TOPSIS Integrated Multicriteria Decision Making Scheme Employing Chinese Environmental Esthetics for Facility Layout Design Evaluation.. Journal of Industrial

[r]

bahwa bobot variabel aliran bahan memiliki nilai tertinggi yaitu 0,4051, variabel peralatan sebesar 0,3173, dan variabel operator sebesar 0,2774. Bobot variabel dan

adjacency yang biasa digunakan untuk mengukur tingkat kedekatan antara departemen satu dengan departemen lainnya.. Kelemahan

Dengan Metode Craft Untuk Meminimasi Ongkos Material.. Handling (Studi Kasus Di Cv.Karya